Static Routing

9
DANIEL ANGGRAITO / 71130059 Preview 4 - RRD Static Routing Static Routing ialah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table (tabe; routing) dengan konfigurasi manual. Static router (yang menggunakan solusi static route) haruslah dikonfigurasi secara manual dan di-maintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router-router lainnya. Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang mana dikonfigurasi secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada default route atau default gateway agar cocok dengan IP address dari interface local router, di mana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket. Static route terdiri dari perintah-perintah konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route kepada router. Sebuah router hanya akan meneruskan paket kepada subnet-subnet yang hanya ada pada routing table. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepadanya keluar dari interface router yang mempunyai status “up and up” pada line interface dan protokolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat diberitahukan ke mana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung kepadanya. Router tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Seorang administrator harus meng-update route static ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Oleh karena itu routing static biasanya digunakan untuk membangun jaringan yang berskala kecil. Ciri-ciri routing statis adalah sebagai berikut: Jalur spesifik ditentukan oleh admin jaringan Pengisian tabel routing dilakukan secara manual oleh admin jaringan Biasanya digunakan untuk jaringan berskala kecil

description

mengenai jaringan

Transcript of Static Routing

Page 1: Static Routing

DANIEL ANGGRAITO / 71130059

Preview 4 - RRD

Static Routing

Static Routing ialah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table

(tabe; routing) dengan konfigurasi manual. Static router (yang menggunakan solusi static route)

haruslah dikonfigurasi secara manual dan di-maintain secara terpisah karena tidak melakukan

pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router-router lainnya.

Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk

setiap jaringan di dalam internetwork yang mana dikonfigurasi secara manual oleh

administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada

default route atau default gateway agar cocok dengan IP address dari interface local router, di

mana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk

meneruskan paket.

Static route terdiri dari perintah-perintah konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route

kepada router. Sebuah router hanya akan meneruskan paket kepada subnet-subnet yang hanya

ada pada routing table. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung

kepadanya keluar dari interface router yang mempunyai status “up and up” pada line interface

dan protokolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat diberitahukan ke

mana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung

kepadanya.

Router tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Seorang administrator harus

meng-update route static ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan

(internetwork). Oleh karena itu routing static biasanya digunakan untuk membangun jaringan

yang berskala kecil.

Ciri-ciri routing statis adalah sebagai berikut:

Jalur spesifik ditentukan oleh admin jaringan

Pengisian tabel routing dilakukan secara manual oleh admin jaringan

Biasanya digunakan untuk jaringan berskala kecil

Page 2: Static Routing

DANIEL ANGGRAITO / 71130059

Cara kerja routing statis ada 3 bagian yaitu:

Konfigurasi router yang dilakukan oleh admin jaringan

Router melakukan routing berdasarkan informasi yang diterima dari tabel routing

Admin Jaringan menggunakan perintah ip route secara manual untuk konfigurasi

router dengan routing statis dan routing statis berguna untuk melewatkan paket data

yang ada pada jaringan.

Tabel Routing Tabel routing (routing table) terdiri atas entri-entri rute dan setiap entri rute terdiri dari

IP Address. Berikut adalah field dari tabel routing IPv4.

1. Destination

Dapat berupa alamat IPv4 atau prefix alamat IPv4. Dalam Windows, kolom ini

dinamakan Network Destination dalam display perintah route print.

2. Network Mask

Subnet mask digunakan untuk menyesuaikan tujuan alamat IPv4 dari nilai paket

yang dikirim dari field destination. Pada windows, kolom ini dinamakan Netmask.

3. Next-Hop

Alamat IPv4 yang dilewati. Pada tabel router di Windows, kolom ini dinamakan

Gateway.

4. Interface

Interface jaringan yang digunakan untuk mengirim kembali paket IPv4. Dalam

Windows, kolom ini berisi alamat IPv4 yang ditugaskan sebagai interface.

5. Metric

Merupakan angka yang digunakan sebagai indikasi penggunaan route sehingga

menjadi route yang terbaik di antara banyak route dengan tujuan yang sama bisa

dipilih. Metric dapat menunjuk pada banyak links di jalan ke tujuan atau rute yang

diinginkan untuk digunakan, tergantung banyak link.

Keuntungan menggunakan Routing static

1. Meringankan kinerja processor router

2. Tidak ada bandwidth yang diguanakn untuk pertukaran informasi dari tabel isi

routing pada saat pengiriman paket

3. Routing statis lebih aman dibandingkan routing dinamis

Page 3: Static Routing

DANIEL ANGGRAITO / 71130059

4. Routing Statis kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof dengan tujuan

membajak traffic

Kelemahan Menggunakan routing static

1. Administrator jaringan harus mengetahui semua informasi dari masing-masing

router yang digunakan

2. Hanya dapat digunakan untuk jaringan berskala kecil

3. Admisnistrasinya cukup rumit dibanding routing dinamis, terlebih jika banyak

router yang harus dikonfigurasi secara manual

4. Rentan terhadap kesalahan saat entri data routing statis yang dilakukan secara

manual.

Catatan

Penggunaan static route ini sebaiknya digunakan pada jaringan sederhana saja karena

jika jaringannya rumit, maka akan susah membuat static route-nya. Dalam melakukan entri

data, administrator diharap lebih hati-hati dan teliti, karena dalam pengentrian data dengan

static route rentan terjadi kesalahan.

Contoh praktik

Fery, Kurniawan, Saputra PC terhubung fastethernet0/0 ke PC1, PC2, PC3

Fery – Kurniawan = Serial 2/0

Kurniawan – Saputra = Serial 3/0

Page 4: Static Routing

DANIEL ANGGRAITO / 71130059

Setting Fastethernet dan serial dengan cara CLI :

Router A : Fastethernet 0/0 :

Router#en

Router#conf t

Router(config)#int f0/0

Router(config-if)#ip add 192.1.1.1 255.255.255.0

Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#ex

Router B : Fastethernet 0/0 :

Router#en

Router#conf t

Router(config)#int f0/0

Router(config-if)#ip add 193.1.1.1 255.255.255.0

Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#ex

Router C : Fastethernet 0/0 :

Router#en

Router#conf t

Router(config)#int f0/0

Router(config-if)#ip add 194.1.1.1 255.255.255.0

Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#ex

Router A : Serial 2/0 :

Router#en

Router#conf t

Router(config)#int s2/0

Router(config-if)#ip add 10.1.1.1 255.0.0.0

Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#ex

Router B : Serial 2/0 :

Router#en

Router#conf t

Router(config)#int s2/0

Router(config-if)#ip add 10.1.1.2 255.0.0.0

Page 5: Static Routing

DANIEL ANGGRAITO / 71130059

Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#ex

Router B : Serial 3/0 :

Router#en

Router#conf t

Router(config)#int s3/0

Router(config-if)#ip add 11.1.1.1 255.0.0.0

Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#ex

Router C : Serial 3/0 :

Router#en

Router#conf t

Router(config)#int s3/0

Router(config-if)#ip add 11.1.1.2 255.0.0.0

Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#ex

Pada saat menghubungkan serial, router fery dengan serial 2/0 dan kurniawan serial

2/0, hal ini harus 1 Jaringan namun harus berbeda hostnya dengan catatan harus

membedakan IP kelasnya. Saya setting seperti diatas agar mudah mengingatnya.

Setelah selesai setting Router, Kini setting PC1, PC2, dan PC 3

Fastethernet ( Default Gateway) pada PC 1 Harus diisi dengan IP Fastethernet

Router Fery karena PC 1 Terhubung secara langsung ke Router Fery. Begitupun PC

2 dengan Kurniawan, PC3 dengan Saputra.

Setting IP : PC 1

Page 6: Static Routing

DANIEL ANGGRAITO / 71130059

PC 2

PC 3

Page 7: Static Routing

DANIEL ANGGRAITO / 71130059

Setelah selesai, kini tinggal Setting IP Route (STATIC)

Pada pemasangan ini dibutuhkan ketilitian anda. Catatan :

Network diisi dengan IP TUJUAN dengan Host Terkecil yaitu diisi dengan 0

Contohnya Menuju Router Saputra, Router Saputra memiliki IP Fastethernet :

194.1.1.1, Jadi Penulisannya : 194.1.1.0

Netmask diisi mengikuti Network Apabila Kelas C diisi dengan 255.255.255.0

Next Hop diisi dengan serial terdekat dari Router itu sendiri ( Serial yang Pertama

dilewati setelah keluar dari router itu sendiri)

Setelah itu kini kita setting IP Route Statis :

Page 8: Static Routing

DANIEL ANGGRAITO / 71130059

Setting IP Route A :

Router(config)#ip route 193.1.1.0 255.255.255.0 10.1.1.2

Router(config)#ip route 194.1.1.0 255.255.255.0 10.1.1.2

Setting IP Route B :

Router(config)#ip route 192.1.1.0 255.255.255.0 10.1.1.1

Router(config)#ip route 194.1.1.0 255.255.255.0 11.1.1.2

Setting IP Route C :

Router(config)#ip route 192.1.1.0 255.255.255.0 11.1.1.1

Router(config)#ip route 194.1.1.0 255.255.255.0 11.1.1.1

Setelah selesai kita coba tes dengan ping di PC. Kita ambil PC1 mengeping IP

Fastethernet pada PC 2, dan PC 3.

Page 9: Static Routing

DANIEL ANGGRAITO / 71130059

Sumber :

http://tutorial-mj.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-kelemahan-dan-kelebihan.html

http://dicqyharrysandy.blogspot.co.id/2013/01/static-routing.html

http://siiferysaputra.blogspot.co.id/2014/09/cara-setting-static-routing-di-cisco.html