STANDRAT OPERASIONAL PRESEDUR

6
STANDRAT OPERASIONAL PRESEDUR PEMERIKSAAN BODY OF SYSTEM (B3 Braind) Pengertian Untuk menilai tingkat kesadaran dapat digunakan suatu skala pengkuran yang disebut dengan Glasgow Coma Scale (GCS). Tujuan GCS memungkinkan untuk menilai secara objektif; respon pasien terhadap lingkungan. Komponen yang dinilai Eye (respon membuka mata) ,Verbal (respon verbal) ,Motor (respon motorik). Kebijakan Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran. Prosedur Pemeriksaan B3 Persiapan A. Alat 1. Hansdcon 2. penligh 3. lembar dokumentasi 4. garputala 5. kartu E B. Pasien 1. Menberi salam dan memperkenalkan diri 2. Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan 3. Bila perlu menggunakan lembar persetujuan pasien C. Pelaksanaan 1. Pemeriksaan GCS Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata , bicara dan motorik. Hasil pemeriksaan

Transcript of STANDRAT OPERASIONAL PRESEDUR

Page 1: STANDRAT OPERASIONAL PRESEDUR

STANDRAT OPERASIONAL PRESEDUR

PEMERIKSAAN BODY OF SYSTEM (B3 Braind)

Pengertian Untuk menilai tingkat kesadaran dapat digunakan suatu skala pengkuran

yang disebut dengan Glasgow Coma Scale (GCS).

Tujuan GCS memungkinkan untuk menilai secara objektif; respon pasien terhadap lingkungan. Komponen yang dinilai Eye (respon membuka mata) ,Verbal (respon verbal) ,Motor (respon motorik).

Kebijakan Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang

terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran.

Prosedur Pemeriksaan B3

Persiapan

A. Alat

1. Hansdcon

2. penligh

3. lembar dokumentasi

4. garputala

5. kartu E

B. Pasien

1. Menberi salam dan memperkenalkan diri

2. Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan

dilakukan

3. Bila perlu menggunakan lembar persetujuan pasien

C. Pelaksanaan

1. Pemeriksaan GCSRespon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata , bicara dan motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1 – 6 tergantung responnya.a. Eye (respon membuka mata) : 1. spontan 2. dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata). 3. dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari) 4. tidak ada respon

b. Verbal (respon verbal) : 1.orientasi baik 2.bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang- ulang) disorientasi tempat dan waktu.

Page 2: STANDRAT OPERASIONAL PRESEDUR

3.kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas namun tidak dalam satu kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”) 4.suara tanpa arti (mengerang) 5.tidak ada respon c. Motor (respon motorik) : 1.mengikuti perintah 2. melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri) 3. withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri) 4. flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri). 5. extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri). 6.tidak ada respon

Hasil pemeriksaan kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E…V…M…Selanjutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6 dan terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.

2.Refleks pupil - Reaksi terhadap cahaya (kanan dan kiri)  - Ukuran pupil (kanan dan kiri; 2-6mm)  - Dilatasi pupil dapat disebabkan oleh : stress/takut, cedera neurologi penggunaan atropta, adrenalin, dan kokain. Dilatasi pupil pada pasien yang menggunakan respirator dapat terjadi akibat hipoksia cerebral.  Kontraksi pupil dapat disebabkan oleh kerusakan batang otak, penggunaan narkotik, heroin.3.Pemeriksaan TDD4.Pemeriksaan TDL

Indikator

pencapaian

1.Pasien kooperatif

2.Pemeriksaan dapat terukur

Page 3: STANDRAT OPERASIONAL PRESEDUR

STANDRAT OPERASIONAL PRESEDUR

PEMERIKSAAN BODY OF SYSTEM (B4 Blader)

Pengertian Pemeriksaan blader adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan di daerah

sistem perkemihan meliputi otot spinter bleder orettra urine ginjal dll.

Tujuan Untuk mengetahui kelainan pada sistem perkemihan

kebijakan

Prosedur Pemeriksaan B4

Persiapan

A. Alat

1. Handscon

2. Bengkok

3. Botol Urin

4. Kateter, Urobag jika diperlukan

B. Pasien

1. Memberikan salam dan memperkenalkan diri

2. Menjelaskan maksut dan tujuan dilakukannya pemeriksaan

blader

3. Menayakan apakah pasien belom atau sudah buang air kecil

atau (BAK)

C. Pelaksanaan

Inspeksi

a. Kaji kebiasaan pola BAK, output/jumlah urine 24 jam, warna,

kekeruhan dan ada/tidaknya sedimen.

b. Kaji keluhan gangguan frekuensi BAK, adanya dysuria dan

hematuria, serta riwayat infeksi saluran kemih.

c. Inspeksi penggunaan condom catheter, folleys catheter, silikon

kateter atau urostomy atau supra pubik kateter.

d. Kaji kembali riwayat pengobatan dan pengkajian diagnostik

yang terkait dengan sistem perkemihan.

Palpasi

a. Palpasi adanya distesi bladder (kandung kemih)

b. Untuk melakukan palpasi Ginjal Kanan: Posisi di sebelah kanan

Page 4: STANDRAT OPERASIONAL PRESEDUR

pasien. Tangan kiri diletakkan di belakang penderita, paralel pada

costa ke-12, ujung cari menyentuh sudut costovertebral (angkat

untuk mendorong ginjal ke depan). Tangan kanan diletakkan

dengan lembut pada kuadran kanan atas di lateral otot rectus,

minta pasien menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi tekan

tangan kanan dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap

ginjal di antar kedua tangan (tentukan ukuran, nyeri tekan ga).

Pasien diminta membuang nafas dan berhenti napas, lepaskan

tangan kanan, dan rasakan bagaimana ginjal kembali waktu

ekspirasi.

c. Dilanjutkan dengan palpasi Ginjal Kiri : Pindah di sebelah kiri

penderita, Tangan kanan untuk menyangga dan mengangkat dari

belakan. Tangan kiri diletakkan dengan lembut pada kuadran kiri

atas di lateral otot rectus, minta pasien menarik nafas dalam, pada

puncak inspirasi tekan tangan kiri dalam-dalam di bawah arcus

aorta untuk menangkap ginjal di antar kedua tangan (normalnya

jarang teraba).

Perkusi

Untuk pemeriksaan ketok ginjal prosedur tambahannya dengan

mempersilahkan penderita untuk duduk menghadap ke salah satu

sisi, dan pemeriksa berdiri di belakang penderita. Satu tangan

diletakkan pada sudut kostovertebra kanan setinggi vertebra

torakalis 12 dan lumbal 1 dan memukul dengan sisi ulnar dengan

kepalan tangan (ginjal kanan). Satu tangan diletakkan pada sudut

kostovertebra kanan setinggi vertebra torakalis 12 dan lumbal 1

dan memukul dengan sisi ulnar dengan kepalan tangan (ginjal

kiri). Penderita diminta untuk memberiksan respons terhadap

pemeriksaan bila ada rasa sakit.

Indikator

pencapaian

1.untuk menegahui adanya penyimpangan pada kandung kemih.