STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT...

16
28 6. Siswa DO a. SD/MI L P b. SMP/MTs L P c. SMA/MA/SMK L P …………………… Penyelenggara, …………………….. * (Coret salah satu) STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014

Transcript of STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT...

Page 1: STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)bangsabrie.com/wp-content/uploads/2016/05/STANDAN-PKBM-TAHUN-2014.pdfyang harus terus menerus dibenahi. Kemajuan PKBM terlihat dari

28

6. Siswa DO

a. SD/MI L

P

b. SMP/MTs L

P

c. SMA/MA/SMK L

P

…………………… Penyelenggara, ……………………..

* (Coret salah satu)

STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT

(PKBM)

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2014

Page 2: STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)bangsabrie.com/wp-content/uploads/2016/05/STANDAN-PKBM-TAHUN-2014.pdfyang harus terus menerus dibenahi. Kemajuan PKBM terlihat dari

27

G. Format Data Penduduk Menurut Usia Sekolah, Lembaga Pendidikan Formal dan Nonformal

Provinsi : ………………………………………….. Kabupaten/Kota* : ………………………………………….. Kecamatan : ………………………………………….. Kelurahan/Desa* : …………………………………………..

No Indikator Komponen Indikator Jumlah Keterangan a. Usia : 0 - 3 Tahun L

P b. Usia : 4 - 6 Tahun L

P c. Usia : 7 - 14 Tahun L

P d. Usia : 15 - Tahun

ke atas L P

2. Jumlah buta aksara L P

3. Jumlah Lembaga Pendidikan Formal

TK L… ; P …. SD L…. ; P …. SMP/Sederajat L…. ; P …. SMA/Sederajat L… ; P ….

4. Program pendidikan kesetaraan

Paket A …. klp Jumlah … Paket B …. klp Jumlah … Paket C ….klp Jumlah …

5. Program pendidikan keaksaraan

Keaksaraan fungsional ….klp Jumlah ……

Page 3: STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)bangsabrie.com/wp-content/uploads/2016/05/STANDAN-PKBM-TAHUN-2014.pdfyang harus terus menerus dibenahi. Kemajuan PKBM terlihat dari

26

F. Format Data Jenis Usaha Provinsi : ………………………………………….. Kabupaten/Kota* : ………………………………………….. Kecamatan : ………………………………………….. Kelurahan/Desa* : ………………………………………….. PKBM : …………………………………………..

No. Jenis Usaha

Tahun Mulai Berjalan

Target Pemasaran

Volume penjualanseTahun

(rata2), Rp

Status (Aktif/Tdk) Ket.

…………………… Penyelenggara, ……………………..

* (Coret salah satu)

i

KATA PENGANTAR

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal PAUDNI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam tugas dan fungsinya, melaksanakan pembinaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai salah satu satuan pendidikan nonformal.

PKBM yang dirintis sejak Tahun 1998 dalam perkembangannya telah menunjukkan kemajuan-kemajuan, meskipun diakui masih terdapat beberapa keterbatasan yang harus terus menerus dibenahi. Kemajuan PKBM terlihat dari peningkatan jumlahnya, yang pada awal rintisan hanya terdapat 50 PKBM, dewasa ini telah berkembang menjadi sekitar 9000 PKBM (2013). Keberadaan PKBM makin kuat ketika diterbitkannya UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan PKBM sebagai salah satu satuan pendidikan nonformal. Keberadaan PKBM dalam konstitusi diharapkan mampu mengakomodasi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak mungkin dapat terpenuhi melalui satuan-satuan pendidikan lainnya.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat berupaya meningkatkan peran PKBM melalui penerbitan buku NSPK Standar PKBM. Buku ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi pembina, pengelola, dan pihak lainnya yang berkepentingan bagi pembinaan dan pengembangan PKBM di seluruh tanah air.

Akhirnya saya sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak atas kontribusi dan perannya dalam penyusunan buku ini. Semoga Tuhan YME memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Jakarta, April 2014 Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Dr. Wartanto. NIP 196310091989031001

Page 4: STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)bangsabrie.com/wp-content/uploads/2016/05/STANDAN-PKBM-TAHUN-2014.pdfyang harus terus menerus dibenahi. Kemajuan PKBM terlihat dari

ii

DAFTAR ISI

Kata pengantar .............................................................................................. i Daftar isi ...................................................................................................... ii Bab IPendahuluan ........................................................................................ 1

a. Latar Belakang ................................................................................. 1 b. Dasar Hukum ................................................................................... 4 c. Maksud dan Tujuan .......................................................................... 4

Bab II Konsep Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ....................................... 6 a. Pengertian PKBM ............................................................................ 6 b. Prinsip PKBM .................................................................................. 7 c. Pemangku Kepentingan PKBM ...................................................... 11 d. Komunitas Layanan ........................................................................ 13

Bab III Standar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat .................................... 14

Bab III Penutup ........................................................................................ 18 lampiran .................................................................................................... 19

25

E. Format Data Narasumber Teknis Provinsi : ………………………………………….. Kabupaten/Kota* : ………………………………………….. Kecamatan : ………………………………………….. Kelurahan/Desa* : ………………………………………….. PKBM : ………………………………………….. Tutor : Keaksaraan/Paket A/Paket B/Paket C

No. Nama L/P Pendidikan Terakhir

Status Kepegawaian Jabatan Domisili Sertifikat&P

enghargaan

…………………… Penyelenggara, ……………………..

* (Coret salah satu)

Page 5: STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)bangsabrie.com/wp-content/uploads/2016/05/STANDAN-PKBM-TAHUN-2014.pdfyang harus terus menerus dibenahi. Kemajuan PKBM terlihat dari

24

D. Format Data Tutor Provinsi : ………………………………………….. Kabupaten/Kota* : ………………………………………….. Kecamatan : ………………………………………….. Kelurahan/Desa* : ………………………………………….. PKBM : ………………………………………….. Tutor : Keaksaraan/Paket A/Paket B/Paket C

No. Nama L/P Pendidikan Terakhir

Status Kepegawaian Jabatan Domisili Sertifikat&P

enghargaan

…………………… Penyelenggara, ……………………..

* (Coret salah satu)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Pendidikan Nonformal (PNF) pada hakikatnya merupakan pendidikan

yang diselenggarakan di luar jalur sekolah (pendidikan formal), baik yang

berjenjang maupun tidak berjenjang, dilembagakan ataupun belum

dilembagakan, berkesinambungan ataupun tidak berkesinambungan yang

berlangsung sepanjang hayat.

Salah satu ciri yang membedakan dengan pendidikan formal adalah

fleksibilitas dalam hal usia peserta didik, kualifikasi pendidik, waktu belajar

dan tempat pembelajaran. PKBM sebagai salah satu satuan pendidikan

nonformal awalnya dirancang sebagai pusat, tempat dan/atau ajang belajar

masyarakat sehingga terbentuk masyarakat pembelajar (learning society).

Oleh karena itu agar PKBM benar-benar dapat menumbuhkembangkan

masyarakat pembelajar, sangat diperlukan adanya penguatan kelembagaan,

peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan, peningkatan

kelayakan sarana dan prasarana, penyelenggaraan keuangan yang transparan

dan akuntabel. Buku NSPK penyelenggaraan PKBM ini dimaksudkan

sebagai acuan bagi peningkatan kinerja PKBM.

PKBM yang baik akan lebih responsif dan berdaya dalam melaksanakan

fungsinya secara optimal, fleksibel, dan netral. Fleksibel dalam arti memberi

peluang bagi masyarakat untuk belajar apa saja sesuai dengan kebutuhan

mereka; sedangkan yang dimaksud netral adalah memberikan kesempatan

bagi semua warga masyarakat tanpa membedakan strata sosial, agama,

budaya, gender, dan lainnya untuk memperoleh layanan pendidikan di

PKBM. Untuk mengakomodir berbagai keragaman yang ada, serta

Page 6: STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)bangsabrie.com/wp-content/uploads/2016/05/STANDAN-PKBM-TAHUN-2014.pdfyang harus terus menerus dibenahi. Kemajuan PKBM terlihat dari

2

meningkatkan kualitas layanan pendidikan pada masyarakat, PKBM harus

dapat merancang standar kebutuhan belajar yang diinginkan secara

demokratis, efektif, efisien, dan bermutu. Hal ini perlu dilakukan PKBM

karena tuntutan perubahan pendidikan masa depan mengarah pada konsep

pembelajaran berbasis kebutuhan masyarakat. Sejatinya PKBM saat ini tidak

hanya sebagai tempat pembelajaran tetapi juga sebagai pusat informasi dan

kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Dalam peraturan dan perundangan yang berlaku terkait dengan

pelaksanaan otonomi daerah, kewenangan pemerintah pusat (urusan

pendidikan) pada penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria;

monitoring dan evaluasi; supervisi; fasilitasi; dan urusan-urusan

pemerintahan yang berhubungan dengan eksternalitas nasional.

Pengembangan NSPK PKBM ini disusun dengan mempertimbangkan

berbagai peraturan dan perundang-undangan yang terkait dan telah

dikeluarkan oleh pemerintah dan terkait dengan penyelenggaraan PKBM.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan yang diperbaharui melalui PP Nomor 32 Tahun 2013 telah

mengatur delapan standar nasional pendidikan, yang terdiri dari: standar isi,

standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga

kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar penyelenggaraan, standar

pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Menurut PP No. 19 tersebut,

yang dimaksud Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal

tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Fungsi Standar Nasional Pendidikan adalah sebagai

dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam

rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. SNP bertujuan

menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan

23

C. Contoh Format Data Peserta Didik Provinsi : ………………………………………….. Kabupaten/Kota : ………………………………………….. Kecamatan : ………………………………………….. Kelurahan/Desa : ………………………………………….. PKBM : ………………………………………….. Program : Keaksaraan/Kesetaraan Jenjang : Paket A/Paket B/Paket C

No. Nama L/P SatusPekerjaan

(BelajaratauBekerja*) Tempat/tgl. lahir

1. 2. 3. 4. 5. *) Bila bekerja sebutkan jenisnya, misalnya bekerja sebagai petani, pedagang, buruh, TKI Luar Negeri, Asisten Rumah Tangga, dsb

…………………… Penyelenggara, ……………………..

Page 7: STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)bangsabrie.com/wp-content/uploads/2016/05/STANDAN-PKBM-TAHUN-2014.pdfyang harus terus menerus dibenahi. Kemajuan PKBM terlihat dari

22

Penjelasan 1. Jadwal pembelajaran terkait dengan program/kegiatan di PKBM

wajib dibuat oleh pengelola PKBM. 2. Papan jadwal pembelajaran diletakkan didepan kantor atau tempat

strategis yang mudah diketahui masyarakat.

3

bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Ketentuan tentang masing-masing standard selanjutnya ditetapkan dengan

Peraturan Menteri. Satuan pendidikan nonformal, termasuk PKBM

diperlukan suatu standar PKBM yang diatur dalam Peraturan Menteri.

NPSK yang disusun dalam buku ini merujuk kepada

Permendiknas/Permendikbud yang sudah ada dilengkapi dengan pengaturan

beberapa aspek atau sumberdaya pendidikan lainnya yang belum diatur

dengan peraturan Menteri, yang dibuat fleksibel dengan memperhatikan

karaktersitik dan kondisi yang ada di lingkungan pendidikan nonformal.

NSPK menjadi acuan dalam memberikan layanan pendidikan nonformal yang

bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang

Pemerintahan Daerah Pasal 9 ayat 1 dijelaskan pengertian NSPK: (a) Norma

adalah aturan atau ketentuan yang dipakai sebagai tatanan untuk

penyelenggaraan pemerintah daerah; (b) Standar adalah acuan yang dipakai

sebagai patokan dalam penyelenggaraan pemerintah daerah; (c) Prosedur

adalah metode atau tata cara untuk penyelenggaraan pemerintah daerah; dan

(d) Kriteria adalah ukuran yang dipergunakan menjadi dasar dalam

penyelenggaraan pemerintah daerah. Adapun komponen yang menjadi acuan

standarisasu PKBM mencakup sembilan komponen, yaitu : legalitas, status

kelembagaan, pengurus kelembagaan, fasilitas kelembagaan, program

minimal yang dilaksanakan, dokumen dan kelengakapan kelembagaan,

pendanaan, jaringan/mitra kerja kelembagaan, dan pengendalian mutu.

Rincian lebih lanjut dari kesembilan aspek tersebut di paparkan pada Bab III.

Page 8: STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)bangsabrie.com/wp-content/uploads/2016/05/STANDAN-PKBM-TAHUN-2014.pdfyang harus terus menerus dibenahi. Kemajuan PKBM terlihat dari

4

B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan dan Penyelenggaraan Pendidikan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan

Standar Nasional Pendidikan;

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49 Tahun 2007

tentang Standar Penyelenggaraan Pendidikan oleh Satuan

Pendidikan Nonformal;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun

2012 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Buku ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman bagi pembina dan

pengelola dalam penyelenggaraan PKBM. Adapun tujuan pedoman ini

adalah untuk:

1. Menjelaskan norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK)

pembinaan dan penyelenggaran PKBM;

21

B. Contoh Papan Nama PKBM Penjelasan 1. Logo sebelah kanan logo Dikbud tanpa ada tulisan Dinas Pendidikan

Kab/Kota 2. Sebelah kiri logo PKBM 3. Nama ditulis dengan huruf kapital besar secara proporsional 4. Pada papan nama dicantumkan akta pendirian, izin operasional dan

NILEM 5. Pada bagian bawah dicantumkan alamat PKBM 6. Apabila PKBM bermitra dengan lembaga/instansi lain maka logo

instansi/lembaga mitra dapat dicantumkan di bagian bawah 7. Luas papan nama PKBM 120 cm x 90 cm 8. Pemasangan papan nama diletakkan ditempat strategis yang mudah

dilihat oleh masyarakat. 9. Apabila kantor PKBM berada di jalan yang agak masuk maka dari

jalan raya dibuat papan penunjuk ke arah kantor PKBM

Page 9: STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)bangsabrie.com/wp-content/uploads/2016/05/STANDAN-PKBM-TAHUN-2014.pdfyang harus terus menerus dibenahi. Kemajuan PKBM terlihat dari

20

FORMAT ADMINISTRASI ORGANISASI DAN KEGIATAN

A. Contoh Format Struktur Organisasi PKBM Ketua

BendaharaSekretaris

Bidang Pendidikan

Bidang Wirausaha & Pemasaran

Bidang Kemitraan

Satuan Program Yang Diselenggarakan

Koordinator

PAUDKoordinatorPendidikan Keaksaraan

KoordinatorPendidikan Kesetaraan

KoordinatorPendidikan

Keterampilan

PESERTA DIDIK / WARGA BELAJAR SASARAN PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT

Lembaga Mitra

Perusahaan /DUDI

5

2. Memberikan panduan dalam melaksanakan koordinasi dan

konsolidasi bagi para pembina dan pengelola PKBM dalam rangka

peningkatan mutu satuan dan program;

3. Memberikan panduan dalam melakukan evaluasi satuan dan

program PKBM;

4. Memberikan panduan dalam menidaklanjuti hasil evaluasi dan

penjaminan mutu PKBM.

Page 10: STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)bangsabrie.com/wp-content/uploads/2016/05/STANDAN-PKBM-TAHUN-2014.pdfyang harus terus menerus dibenahi. Kemajuan PKBM terlihat dari

6

BAB II KONSEP PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT

A. PENGERTIAN PKBM

PKBM sebagai akronim dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat,

yang mempunyai makna yang strategis. Berbagai simbolis makna dari

akronim PKBM dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Pusat, yang berarti bahwa penyelenggaraan PKBM haruslah terpusat

dalam penyelenggaraannya dan terlembagakan dengan baik. Hal ini

sangat penting untuk efektivitas pencapaian tujuan, pengendalian

mutu penyelenggaraan program-program, efisiensi pemanfaatan

sumber-sumber, sinergitas antar berbagai program dan keberlanjutan

keberadaan PKBM itu sendiri. Hal ini juga berkaitan dengan

kemudahan untuk dikenali dan diakses oleh seluruh anggota

masyarakat untuk berkomunikasi, berkoordinasi, dan bekerjasama

dengan berbagai pihak baik yang berada di wilayah keberadaan

PKBM tersebut, maupun dengan berbagai pihak di luar wilayah

tersebut misalnya pemerintah, lembaga swasta, lembaga mitra dan

pihak-pihak terkait lainnya.

2. Kegiatan, berarti bahwa di PKBM diselenggarakan berbagai

kegiatan pembelajaran yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat

setempat, yang selalu dinamis, kreatif dan produktif dengan

mencermati sumber-sumber daya dan kearifan lokal.

3. Belajar, berarti bahwa berbagai kegiatan yang diselenggarakan di

PKBM harus merupakan kegiatan yang mampu memberikan dan

menciptakan proses transformasi peningkatan kapasitas peserta didik,

19

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 11: STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)bangsabrie.com/wp-content/uploads/2016/05/STANDAN-PKBM-TAHUN-2014.pdfyang harus terus menerus dibenahi. Kemajuan PKBM terlihat dari

18

BAB IV PENUTUP

PKBM merupakan salah satu satuan pendidikan nonformal yang

menjadi wadah kegiatan pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat

dengan prinsip penyelenggaraan dari, oleh dan untuk masyarakat.

Keberadaan PKBM dewasa ini demikian masif, dan hampir

merata diseluruh Indonesia. Dalam rangka pembinaan PKBM diperlukan

adanya regulasi yang mengatur keberadaan PKBM agar lebih tertib,

berdaya saing, dan bertanggungjawab. Sehubungan dengan hal tersebut

maka diperlukan adanya buku acuan standar PKBM.

Buku standar PKBM ini diharapkan menjadi acuan bagi

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Dinas Pendidikan Provinsi,

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, UPT P2-PNFI, BP-PNFI, UPTD

BPKB, SKB, dan semua pihak yang terkait dalam melakukan monitoring,

supervisi, dan penilaian penyelenggaraan PKBM.

Selain buku ini, ada beberapa buku acuan PKBM lainnya untuk di

telaah dan diimplementasikan dalam penyelenggaraan PKBM. Semoga

dengan adanya acuan-acuan ini keberadaan PKBM makin terbina lebih

baik.

7

baik pengetahuan, keterampilan dan sikap yang lebih positif,

konstruktif dan berdaya guna. Belajar dapat dilakukan oleh setiap

orang sepanjang hayatnya di setiap kesempatan yang dapat dilakukan

dalam berbagai dimensi kehidupan. Belajar dapat dilakukan dalam

lingkungan masyarakat, keluarga, kelompok belajar, kursus, dan

PKBM. Dengan demikian, PKBM merupakan suatu institusi yang

berada di tengah-tengah masyarakat yang mengelola kegiatan belajar

sepanjang hayat menuju terwujudnya masyarakat pembelajar

(learning society).

4. Masyarakat, berarti bahwa PKBM adalah usaha bersama masyarakat

untuk memberdayakan dirinya sendiri (self help). Peranan pemerintah

dan lembaga lain sifatnya pendukung keberadaan PKBM, tetapi

inisiatif untuk maju harus tumbuh dari dalam masyarakat,

B. PRINSIP PKBM

Dalam penyelenggaraan PKBM perlu memperhatikan prinsip-prinsip

dalam penyelenggaraan PKBM, yaitu: berbasis masyarakat: dari, oleh, dan

untuk masyarakat; pembelajaran sepanjang hayat; partisipatif; kearifan lokal;

pemberdayaan masyarakat; keluwesan; pemecahan masalah;

kebersamaan/gotong royong; dan otpimalisasi sumberdaya. Penjelasan

masing-masing prinsip PKBM adalah sebagai berikut ini.

1. Berbasis Masyarakat: dari, oleh, dan untuk masyarakat

Prinsip ini menegaskan bahwa keberadaan PKBM tumbuh dan didirikan

atas inisiatif dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk memenuhi

kebutuhan belajar masyarakat. Peran pemerintah dan pihak luar hanya

bersifat pendukungan. Makin kuat dukungan dari masyarakat terhadap

Page 12: STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)bangsabrie.com/wp-content/uploads/2016/05/STANDAN-PKBM-TAHUN-2014.pdfyang harus terus menerus dibenahi. Kemajuan PKBM terlihat dari

8

PKBM, maka PKBM tersebut makin mandiri dan berdaya. Ini berarti

bahwa keberadaan PKBM juga bukan berbasis keluarga dan

kekerabatan, yang memiliki kepentingan tertentu terhadap

perkembangan PKBM. Hal ini hendaknya dihindari, supayaa tidak

timbul prasangka yang kurang baik, dan ini akan berdampak

berkurangnya kepedulian dan keterlibatan anggota masyarakat lainnya.

2. Pembelajaran sepanjang hayat

Sepanjang kehidupan manusia akan selalu menghadapi tantangan,

masalah dan kebutuhannya agar meningkat kualitas kehidupannya.

Untuk mencapai kualitas kehidupannya yang lebih baik, manusia

dituntut untuk belajar sepanjang hayatnya, melalui berbagai upaya agar

meningkat pengetahuan, keterampilan dan sikapnya sesuai dengan

tuntutan dunia kerja, maupun untuk menjadi pribadi yang lebih baik,

atau insan kamil.

3. Partisipatif

Prinsip ini mengandung makna bahwa dalam penyelenggaraan PKBM

harus melibatkan secara aktif unsur kepengurusan, adanya pembagian

tugas yang jelas, peran yang setara antar pengurus, dan pengambilan

keputusan yang partisipatif (tidak otoriter). Masa kerja kepengurusan

PKBM hendaknya disepakati, sebaiknya masa kerja pengurus tidak

lebih dari tiga tahun, tetapi doronglah pengurus lain untuk tampil. Hal

ini menjadi salah satu indikator keberhasilan partisipasi antar pengurus.

Di pihak lain keberadaan PKBM perlu memberi ruang bagi partisipasi

pihak luar yang mendukung perkembangan PKBM. Jangan sampai

terkesan keberadaan PKBM tertutup bagi keterlibatan pihak luar untuk

mengembangkan PKBM.

17

8 JARINGAN /

MITRA

KERJA

LEMBAGA

8.1. Memiliki kerjasama dengan

mitra kerja

8.2. Memiliki kejelasan posisi dan

bentuk kerjasama di lembaga

Kerjasama minimal dengan 3

mitra kerja (pemerintah,

organisasi profesi mitra

PAUDNI, Dunia

Usaha/Industri)

Adanya MoU atau dokumen

tertulis lainnya

9. PENGENDAL

IAN MUTU

10.1. Memiliki tim khusus

pengendali mutu

10.2. Tim melakukan monitoring,

evaluasi, dan melakukan

supervise pelaksanaan

program

Memiliki pengawas internal

Laporan seupervisi dibuat

minimal setiap 3 bulan

Memiliki buku catatan

supervise dan tindak lanjutnya

10. PRESTASI

LEMBAGA

(KALAU

ADA)

Apabila ada akan memiliki nilai

plus:

Hasil lomba kelembagaan

Penghargaan dari pihak

terkait kelembagaan

Prestasi lembaga dari pihak

yang merasakan manfaat dari

PKBM

Melaksanakan program sosial

atau CSR

Page 13: STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)bangsabrie.com/wp-content/uploads/2016/05/STANDAN-PKBM-TAHUN-2014.pdfyang harus terus menerus dibenahi. Kemajuan PKBM terlihat dari

16

5 PROGRAM

MINIMAL

YANG

DILAKSANA

KAN

5.1. Menyelenggarakan minimal 2

program utama PAUD dan

PNFI secara regular

5.2. Menyelenggarakan minimal 1

program pendukung

5.3. Memiliki minimal satu desa/

komunitas binaan khusus

yang disetujui oleh kepala

desa yang bersangkutan

Pilihan program utama yaitu:

pendidikan keaksaraan,

pendidikan kesetaraan, Kursus-

kursus, dan PAUD.

Pilihan program pendukung

misalnya usaha produktif,

TBM, PUG dan program

lainnya sesuai kebutuhan

masyarakat

6 DOKUMEN

DAN

KELENGKAP

AN

KELEMBAGA

AN

6.1. Memiliki Rencana Strategis

lembaga

6.2. Memiliki rencana kerja

Tahunan

6.3. Menyampaikan laporan

pelaksanaan program kepada

dinas terkait minimal 3 bulan

sekali

6.4. Memiliki buku administrasi

kelembagaan

6.5 Papan nama lembaga jelas dan

permanen

6.6. Papan petunjuk ruangan dan

program

6.7. Bahan/alat sosialisasi

(brosur/poster/spanduk,)

6.8. Data, grafik, foto kegiatan.

6.9. Rekening Bank lembaga

6.10. NPWP atas nama lembaga

Rencana strategis minimal

memiliki Visi, Misi, strategi

dan nilai, serta sasaran dan

target.

Rencana kerja Tahunan dibuat

untuk setiap program

Buku administrasi minimal:

buku induk pendidik dan

pengelola program, buku

kegiatan, buku inventaris, buku

keuangan, buku tamu, buku

kehadiran pendidik/pengurus,

buku nilai, buku rapat

(notulensi).

7 PENDANAAN 7.1. Memiliki sumber pendanaan

mandiri lembaga

7.2. Memiliki buku bukti

penyelenggaraan sumber dan

penggunaan dana

Tersedia buku kas umum

(BKU)

9

4. Kearifan lokal

Makna kearifan lokal adalah bahwa dalam pengembangan PKBM perlu

mencermati kearifan-kearifan lokal yang hidup dan berkembang di

masyarakat. Beberapa bentuk kearifan lokal tersebut antara lain kearifan

terhadap adat istiadat, seni, budaya, bahasa, artefak-artefak, sistem

pengambilan keputusan, kekerabatan, agama dan kepercayaan,

perayaan, maupun bentuk-bentuk kearifan lokal lainnya. Pentingnya

mencermati kearifan lokal agar dalam pengembangan PKBM tidak

tercerabut dari akarnya dimana PKBM itu berada, yaitu komunitas

masyarakat yang dilayani. Dapat dipastikan bahwa PKBM yang kurang

mencermati kearifan lokal akan di tinggalkan masyarakat setempat,

5. Pemberdayaan masyarakat

Tujuan akhir dari semua layanan program pendidikan non formal di

PKBM tiada lain adalah agar masyarakat menjadi berdaya. Makna

masyarakat yang berdaya adalah memiliki kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan kehidupannya, berupaya meningkatkan kualitas

hidup dan kehidupannya, serta dorongan untuk membantu sesama untuk

saling memberdayakan. Jadi layanan utama PKBM adalah

pemberdayaan masyarakat, bukan untuk pemberdayaan sekelompok

orang, apalagi pemberdayaan pengurus.

6. Keluwesan

Makna keluwesan sebagai prinsip dalam penyelenggaraan PKBM lebih

menekankan pada keluwesan pada layanan program-program yang

selalu mengikuti perkembangan dan tuntutan kebutuhan belajar

masyarakat, atau tidak kaku. PKBM hendaknya peka terhadap

Page 14: STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)bangsabrie.com/wp-content/uploads/2016/05/STANDAN-PKBM-TAHUN-2014.pdfyang harus terus menerus dibenahi. Kemajuan PKBM terlihat dari

10

perkembangan keilmuan dan teknologi, yang kemudian untuk

disesuaikan dengan program yang diayani.

7. Pemecahan masalah

Makna prinsip pemecahan masalah adalah bahwa layanan program-

program yang diselenggarakan PKBM selayaknya memberikan

kontribusi atau solusi bagi pemecahan masalah yang dihadapi peserta

didik dan masyarakat. Misalnya bagaimana PKBM menangani

pengangguran dengan membuka program kursus keterampilan,

mengatasi warga masyarakat yang drop out SD/MI, SMP/MTs dan

SMA/MA dengan menyelenggarakan program Paket A, Paket B dan

Paket C, dan mengatasi anak-anak usia dini yang belum terlayani

pendidikan dengan menyelenggarakan Kelompok Bermain, Taman

Pengasuhan Anak atau Paud sejenis, dan program-program lainnya.

8. Kebersamaan/gotong royong

Makna prinsip kebersamaan/gotong royong adalah bahwa dalam

penyelenggaraan PKBM menuntut adanya kebersamaan/gotong royong

dalam semua aspek dan tahapan penyelenggaraan. Yaitu kebersamaan

antara penyelenggara, pengurus, pendidik, tenaga kependidikan, peserta

didik, mitra kerja dan masyarakat. Sebagai inisiator dapat muncul dari

mana saja, tetapi tidak perlu mendominasi dalam penyelenggaraan

PKBM, karena tujuan akhirnya adalah mewujudkan

kebersamaan/gotong royong dalam penyelenggaraan PKBM.

15

milik publik/masyakat, bukan

milik pribadi.

yang tertuang dalam akta

notaris bahwa PKBM adalah

milik publik/masyarakat

3 PENGURUS

KELEMBAGA

AN

3.1. Memiliki personil

kepengurusan yang tertuang

dalam akta notaris

3.2. Memiliki struktur pengurus

PKBM terdiri dari minimal

(ketua, sekretaris, bendahara

dan 3 orang seksi program)

yang diterbitkan oleh pendiri

dan disahkan oleh dinas

terkait.

3.3. Para pengelola paham akan

tugasnya dan dapat

melaksanakan tugas

3.4. Memiliki tenaga khusus yang

bekerja harian di kantor

Personil pengurus PKBM tidak

boleh memiliki ikatan keluarga

inti.

4 FASILITAS

KELEMBAGA

AN

4.1.Memiliki ruang kantor lengkap

dengan meubeler, jaringan

komunikasi, dan peralatan

kantor

4.2. Memiliki minimal 3 ruang

belajar dengan ukuran

minimal 4 x 5 m2 lengkap

dengan meubeler dan sarana

pembelajaran.

4.3. Alat komunikasi: web, email,

telp, faksimili

4.4. Status sarana dan prasarana

minimal memiliki jaminan

penggunaan selama 5 tahun

Ruang kantor dengan

meubeler, komputer kerja,

penerangan, jaringan

komunikasi, dan peralatan

kantor

Ruang belajar dengan ukuran

minimal 4x 5 m2 lengkap

dengan meubeler dan sarana

pembelajaran

Page 15: STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)bangsabrie.com/wp-content/uploads/2016/05/STANDAN-PKBM-TAHUN-2014.pdfyang harus terus menerus dibenahi. Kemajuan PKBM terlihat dari

14

BAB III STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT

Standar PKBM pada hakikatnya merupakan acuan yang dipakai

sebagai patokan dalam penyelenggaraan PKBM sebagai satuan pendidikan

nonformal. Berikut ini uraian standar yang dimaksud:

Tabel 1

STANDAR PKBM SEBAGAI SATUAN PNF

NO KOMPONEN DESKRIPSI KETERANGAN

1 LEGALITAS 1.1. Memiliki dokumen pendirian

lembaga yang sah (Akta

Notaris/ Surat Keputusan/

dokumen sesuai dengan

hukum yang belaku)

1.2. Memiliki izin pendirian

lembaga di dinasterkait

1.3. Memiliki Nomor induk

lembaga (NILEM) dari Dinas

Provinsi/ Ditbindikmas

Akta Notaris untuk PKBM

yang berbentuk yayasan wajib

melampirkan SK dari

Kemenkumham

Akta notaris untuk PKBM yang

berbentuk Badan Hukum

Perkumpulan wajib

melampirkan surat keterangan

telah terdaftar di pengadilan

negeri setempat

Untuk PKBM yang didirikan

oleh pemerintah setempat wajib

melampirkan SK pembentukan

PKBM dari Pejabat yang

berwenang

2 STATUS

KELEMBAGA

AN

2.1. Status sebagai PKBM (tidak

sebagai lembaga lain/ tidak

memiliki status ganda)

2.2. PKBM merupakan lembaga

Satuan PKBM tidak merangkap

sebagai satuan PNF lain di satu

lokasi yang sama.

Adanya pernyataan tertulis

11

9. Optimalisasi sumberdaya.

Optimalisasi sumberdaya mengandung makna bahwa dalam

penyelenggaraan PKBM perlu mengoptimalisasi sumber-sumber daya

yang dapat diraih dan didayagunakan yang ada di masyarakat,

pemerintah maupun swasta untuk perkembangan PKBM. Bentuk-bentuk

sumberdaya tersebut antara lain sumber daya dana, fasilitas, peralatan,

gedung, tanah, tanaga ahli, tenaga sukarela, jaringan, alam, letak

geografis, dan akses sumber-sumber daya. Dalam kaitan ini, maka

penyelenggara dan pengelola atau pengurus dituntut kemampuannya

untuk meraih dan mendayagunakan sumber-sumber daya yang ada

tersebut, tetapi tetap mengindahkan etika, tata cara dan regulasi yang

benar dan sesuai dengan aturan, terutama dalam mengakses dana

bantuan sosial.

C. PEMANGKU KEPENTINGAN PKBM

Pemangku kepentingan dalam pengertian ini adalah pihak-pihak yang

terlibat dan berperanserta dalam penyelenggaraan PKBM, yang mencakup:

komunitas masyarakat, peserta didik, pendidik, pengelola dan mitra.

1. Komunitas masyarakat

Setiap PKBM memiliki komunitas masyarakat yang menjadi tujuan

atau sasaran pembelajaran. Komunitas mencakup: letak geografis,

adat istiadat, budaya, sosial ekonomi, keagamaan, dan komunitas

khusus (misalnya: anak jalanan, TKI, daerah konflik, daerah

terpencil/terdalam/terluar dan lembaga pemasyarakatan/rumah

tahanan)

Page 16: STANDAR PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)bangsabrie.com/wp-content/uploads/2016/05/STANDAN-PKBM-TAHUN-2014.pdfyang harus terus menerus dibenahi. Kemajuan PKBM terlihat dari

12

2. Peserta Didik/Warga Belajar

Peserta didik/warga belajar adalah bagian dari komunitas

masyarakat yang berkeinginan meningkatkan kemampuannya

dengan mengikuti program pembelajaran yang diselenggarakan

PKBM.

3. Pendidik

Pendidik/tutor/instruktur/narasumber teknis adalah sebagian dari

warga komunitas masyarakat yang memiliki tugas memfasilitasi

proses pembelajaran atau pemberdayaan masyarakat di PKBM.

4. Pengelola/ Tenaga Kependidikan

Pengelola PKBM adalah sebagian dari warga komunitas yang

memiliki tugas melakukan penyelenggaraan (perencanaan,

pelaksanaan, penilaian dan pengembangan) program di PKBM

serta bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan program dan

harta kekayaan lembaga.

5. Mitra (pemerintah, dunia industri, lembaga swadaya masyarakat,

dan pihak terkait lainnya)

Mitra PKBM adalah pihak-pihak dari luar komunitas masyarakat,

apakah berupa lembaga atau individu yang dengan kesadaran dan

kerelaan turut berpartisipasi dan berkontribusi bagi keberlangsungan

dan pengembangan PKBM. Jika digambarkan konsep PKBM adalah

sebagai berikut.

13

Gambar Sinergi Masyarakat dengan PKBM

D. KOMUNITAS LAYANAN

Komunitas layanan PKBM adalah komunitas masyarakat yang

menjadi sasaran pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat.

Komunitas layanan dapat dilihat dari letak geografis (desa-kota, daerah

terluar, terdalam, terasing), adat istiadat, sosial budaya, mata

pencaharian dan latar belakang pekerjaan, keagamaan dan kepercayaan,

situasi kedaruratan (bencana), dan komunitas khusus (anak jalanan, TKI,

daerah konflik).