Standar Pelayanan Dokter Keluarga
-
Upload
nurrahma-putrie-hapsari -
Category
Documents
-
view
189 -
download
25
description
Transcript of Standar Pelayanan Dokter Keluarga
STANDAR PELAYANAN DOKTER KELUARGAOleh : dr. Laksomono Pratignjo, SE, M.Kes
Pelayanan Dokter Keluarga ( DK ) merupakan salah satu bentuk pelayanan medik
di Indonesia. Untuk mencapai mutu pelayanan medik yang baik perlu disusun
standar-standar agar DK dapat melaksanakan pelayanannya dengan baik. Standar
pelayanan DK ini disusun sekaligus untuk menjelaskan pelayanan dokter
berkualitas di strata pertama sesuai dengan harapan masyarakat.
A. Pelayanan Dokter Keluarga Dalam SKN
1. Kedudukan Pelayanan DK Menurut Keterkaitannya Dengan SKN, Sistem
Kesehatan Kabupaten/Kota dan Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
a. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan praktik DK dalam SKN adalah sebagai institusi pelayanan kesehatan
yang berada di tingkat primer dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan
kesehatan tingkat pertama. Institusi ini bersifat Upaya Kesehatan Perorangan
yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran keluarga paripurna kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan praktik dokter keluarga dalam sistem kesehatan kabupaten/kota
adalah sebagai unit pelaksana teknis yang bertanggung-jawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan tingkat primer di bawah binaan organisasi profesi
dan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota. Praktik dokter keluarga ini dapat
diselenggarakan melalui praktik mandiri oleh masyarakat, swasta maupun oleh
pemerintah melalui puskesmas di daerah terpencil.
c. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Kedudukan praktik DK antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama adalah
sebagai mitra dalam memelihara dan meningkatkan produktivitas dan kualitas
hidup masyarakat.
2. Gambaran DK Dalam Mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010.
a. DK berperan sebagai ujung tombak dalam sistem pelayanan kesehatan nasional
yang berhadapan langsung dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan
kesehatan tingkat pertama.
b. DK ikut dalam program pemerintah dan berperan pada pelayanan tingkat primer
dan rujukan terutama dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan anak serta
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
c. DK memiliki kemampuan dan karakter ” FIVE STAR DOCTOR ”, yaitu care
provider, decision maker, communicator, community leader dan manajer.
d. DK secara teratur mengikuti program CME/CPD melalui jurnal, website,
seminar dan pelatihan yang diselenggarakan oleh profesinya.
e. DK dapat menerima pembayaran secara kapitasi dari pasien yang sudah menjadi
peserta (kapitasi perbulan per peserta atau fee for service).
f. DK bekerja dalam tim dan dapat bergabung dengan beberapa dokter keluarga
untuk membangun klinik dokter keluarga yang memberikan pelayanan dengan
pendekatan kedokteran keluarga serta dikelola berdasarkan prinsip manajemen
yang mantap. Klinik ini harus memenuhi standar perizinan dan menjadi bagian
dari jejaring pelayanan rujukan.
g. DK dapat menjalankan profesinya di rumah sakit yang menerapkan prinsip
dokter keluarga dengan berperan sebagai TRIAGE.
h. DK diberi wewenang untuk merawat pasiennya di rumah sakit sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
i..DK mendapat penghargaan (recognition) dari profesinya atas jerih payahnya
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terbaik dengan biaya
terjangkau bagi pasiennya dan atas usahanya memajukan profesi dokter
keluarga.
j. Klinik DK mengikuti akreditasi yang menjadi syarat menentukan kualitas
pelayanan.
B. Latar Belakang Penyusunan Standar Pelayanan DK
- Tahun 1994 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) telah menyusun buku
Pedoman Praktik Dokter Umum sebagai pegangan bagi para dokter praktik.
- Bulan Maret 1994 IDI dengan Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat
(BINKESMAS) Departemen Kesehatan melakukan upaya bersama menyusun sistem
pembinaan bagi praktik dokter dan menyusun Pedoman Praktik Dokter yang selesai
pada tahun 2001.
- Tahun 2004, sebagai bagian dan program kerjanya, Pengurus Pusat Perhimpunan DK
Indonesia (PDKI) bersepakat untuk menuntaskan Pedoman Praktik menjadi Standar
Praktik DK.
C. Landasan Hukum Pelayanan DK
Landasan peraturan perundang-undangan RI yang dipergunakan adalah :
1. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
3. Keputusan Presiden tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
2005.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 131/II/2004 tentang Sistem Kesehatan
Nasional.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Praktek Dokter dan Dokter Gigi.
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 920/Menkes/Per/XII/1986 tentang Upaya
Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medis.
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 585/1989 tentang Persetujuan Tindakan
Medis.
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 789/1989 tentang Rekam Medik.
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 916/Menkes/Per/VIII/1997 tentang Ijin Praktik
Tenaga Medis.
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1170 A/Menkes/Per/SK/1999 tentang Masa
Bakti Tenaga Medis.
Sedangkan landasan ketentuan dan keputusan IDI yang dipergunakan adalah :
1. AD dan ART IDI. Kode Etik Kedokteran Indonesia.
2. Keputusan Muktamar XXII IDI tahun 1994 di Ujung Pandang.
3. Keputusan Muktamar XXIII IDI tahun 1997 di Padang.
4. Keputusan Muktamar XXIV IDI tahun 2000 di Malang.
5. Keputusan Muktamar XXV IDI tahun 2003 di Balikpapan.
D. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik ( Standards of Clinical Care )
1. Standar Pelayanan Paripurna
Pelayanan yang disediakan DK adalah pelayanan medis strata pertama untuk semua
orang yang bersifat paripurna (comprehensive) , yaitu termasuk pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan (promotive) , pencegahan penyakit dan proteksi khusus
(preventive & spesific protection) , pemulihan kesehatan (curative) , pencegahan
kecacatan (disability limitation),dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan
memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etika
kedokteran.
a. Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
c. Pencegahan penyakit proteksi khusus
d. Deteksi dini
e. Kuratif medik
f. Rehabilitasi medik dan sosial
g. Kemampuan sosial keluarga
h. Etik medikolegal
2. Standar Pelayanan Medis (Standard of Medical Care)
Pelayanan yang disediakan DK merupakan pelayanan medis yang melaksanakan
pelayanan kedokteran secara lege artis.
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik dan penunjang
c. Penegakan diagnosa dan diagnosa banding
d. Prognosis
e. Konseling
f. Konsultasi
g. Rujukan
h. Tindak lanjut
i. Tindakan
j. Pengobatan rasional
k. Pembinaan keluarga
3. Standar Pelayanan Menyeluruh (Standard of Holistic of care)
Pelayanan yang disediakan DK menyeluruh, yaitu peduli bahwa pasien adalah
seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, social, dan spiritual, serta
berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.
a. Pasien adalah manusia seutuhnya
b. Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
c. Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya
BATASAN :
Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah mobilisasi semua sumber daya (Lee,
1961)
Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah berorientasi kepada keluarga (Ferrara,
1968)
Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan yang tidak mengenal batas-
batas (Goldston, 1956 )
Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah integrasi dari pelayanan peningkatan
derajat kesehatan (Bodenheimer, 1969)
Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah totalitas dari semua pelayanan kesehatan
yang diinginkan (Somers dan Somers)
Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pendekatan total yang dilakukan oleh
seorang dokter terhadap pasiennya (Somers dan Somers )
KARAKTERISTIK PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH :
a. Jenis pelayanan yang diselenggarakan :
1 . Ditinjau dari kedudukannya dalam sistem kesehatan :
- Primary medical care
- Secondary medical care
- Tertiary medical care
2 . Ditinjau dari peranannya dalam mencegah penyakit (Leavel dan Clark, 1953)
- Health promotion
- Specific protection
- Early diagnosis and promt treatment
- Disability limitation
- Rehabilitation
b. Tata cara pelayanan : fragmented, integrated, continous
1 . Berksinambungan dalam arti pemenuhan kebutuhan pasien
2 . Berkesinambungan dalam arti waktu penyelenggaraan
3 . Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan
c. Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan
- Comprehensive approach
- Holistic approach
MANFAAT PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH :
a. Terpenuhinya berbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan
b. Memudahkan pemanfaatan pelayanan kesehatan (departement store)
c. Biaya kesehatan akan lebih terkendali
d. Mutu pelayanan akan lebih meningkat (patient satisfaction)
FAKTOR PENGHAMBAT PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH :
a. Terkotak-kotaknya pelayanan kedokteran ( Somers dan Somers, 1970)
b. Mahalnya biaya pelayanan kesehatan (Cambridge Research Institute, 1976,
Sorkin, 1975 dan Feldstein, 1988)
c. Peraturan perundang-undangan
d. Sikap dan kemampuan dokter sebagai penyelenggara pelayanan
e. Sikap dan perilaku pasien sebagai pemakai jasa pelayanan
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KEDOKTERAN MENYELURUH :
a. Menerapkan pendekatan institusi
1 . Memerlukan biaya yang sangat mahal
2 . Keterbatasan kemampuan
b. Menerapkan pendekatan sistem
1 . Menetapkan stratifikasi pelayanan kesehatan
- Primary health institution
- Secondary health institution
- Tertiary health institution
2 . Menetapkan tanggung-jawab dan wewenang tiap strata
3 . Menetapkan mekanisme kerja sama antara strata pelayanan (consultation)
Pelayanan yang disediakan DK merupakan pelayanan bersinambung, y SYARAT
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KEDOKTERAN
MENYELURUH :
a. Membina hubungan dokter-pasienyang baik (doctor-patient relationship)
b. Memahami berbagai sumber kesehatan yang tersedia di masyarakat (health
Resources)
c. Minat terhadap perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran
- pre-payment system
- curative services
- health promotion
- preventive services
4. Standar Pelayanan Terpadu (Standard of Integrationof Care)
Pelayanan yang disediakan DK bersifat terpadu, selain merupakan kemitraan antara
dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga merupakan
kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan
kedokteran, baik dari formal maupun informal.
a. Koordinator penatalaksanaan pasien
b. Mitra dokter pasien
c. Mitra lintas sektoral medik
d. Mitra lintas sektoral alternatif dan komplementer
5. Standar Pelayanan Bersinambung (Standard of Continuum Care)
melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif, efisien, proaktif dan terus-
menerus demi kesehatan pasien.
a. Pelayanan proaktif
b. Rekam medik bersinambung
c. Pelayanan efektif dan efisien
d. Pendampingan
E. Standar Perilaku dalam Praktek (Standards of Behaviour in Practise
1. Standar perilaku terhadap pasien (patient physician relationship standard)
Pelayanan DK menyediakan kesempatan bagi pasien untuk menyampaikan
kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan kesempatan kepada
pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat memutuskan
pemilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakannya.
a. Informasi memperoleh pelayanan
b. Masa konsultasi
c. Informasi medik menyeluruh
d. Komunikasi efektif
e. Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter
2. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (standard of partners relationship in
Practice
Pelayanan DK mempunyai seorang DK sebagai pimpinan manajemen untuk
mengelola klinik secara profesional.
a. Hubungan profesional dalam klinik
b. Bekerja dalam tim
c. Pemimpin klinik
3. Standar perilaku dengan sejawat/kolega (standard of working with collagues)
Pelayanan DK menghormati dan menghargai pengetahuan, ketrampilan dan
kontribusi kolega lain dalam pelayanan kesehatan dan menjaga hubungan baik
secara professional.
a. Hubungan professional antar profesi
b. Hubungan baik sesama dokter
c. Perkumpulan profesi
4. Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik (standard of knowledge and
skill development)
Pelayanan DK selalu berusaha mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah guna
memelihara dan menambah ketrampilan praktik serta meluaskan wawasan
pengetahuan kedokteran sepanjang hayatnya.
a. Mengikuti kegiatan ilmiah (misalnya : seminar, pelatihan)
b. Program jaga mutu
c. Partisipasi dalam kegiatan pendidikan
d. Penelitian dalam praktek
e. Penulisan ilmiah
5. Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan (standard of
community leader)
Pelayanan DK selalu berusaha berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan
peningkatan kesehatan di sekitarnya dan siap memberikan pendapatnya pada setiap
kondisi kesehatan di daerahnya
a. Menjadi anggota perkumpulan sosial
b. Partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat
c. Partisipasi dalam penanggulangan wabah dan bencana di sekitarnya.
F. Standar Pengelolaan Praktek (standard of practice management)
1. Standar sumber daya manusia (standard of human resources).
Dalam pelayanan DK, selain DK juga terdapat petugas kesehatan dan pegawai
lainnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau pelatihannya.
a. Tenaga medis : family doctor physician (solo practice, group practice)
b. Tenaga paramedis : bidan, perawat
c. Tenaga non medis yang diperlukan : administrator klinik
2. Standar managemen keuangan (standard of finance management)
Pelayanan DK mengelola keuangannya dengan manajemen keuangan profesional
a. Pencatatan keuangan
b. Jenis sistem pembiayaan praktek
3. Standar manajemen klinik (standard management of clinic for practice)
Pelayanan DK dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang disebut klinik
dengan manajemen yang profesional.
a. Pembagian kerja
b. Program pelatihan
c. Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
d. Pembahasan administrasi klinik
4. Standar sarana dan prasarana (standards of facilities)
a. Standar fasilitas praktik (standard of practice facilities)
Pelayanan DK memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama yang
lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat sekitarnya.
1). Fasilitas untuk praktik
2). Kerahasiaan dan privasi
3). Bangunan dan interior
4). Alat komunikasi
5). Papan nama
b. Standar pelayanan klinik (standard of practice equipments)
Pelayanan DK memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan fasilitas
pelayanannya, yaitu pelayanan kedokteran di strata pertama ( tingkat primer ).
1). Peralatan medis : dikemukakan oleh Djati Pratignyo (1983), peralatan medis
yang tersedia di suatu klinik DK cukup lengkap. Peralatan tersebut meliputi
lab. Klinis, foto Ro, ECG, minor surgery set, sigmoiskop, audiometer,
otoskop, visual chart, tonometer, dan opthalmoskop.
2). Peralatan penunjang medis
3). Peralatan non medis. The American Academy of general Practice (1960) :
oleh Clark sangat dianjurkan pelayanan dengan perjanjian (appoinment
system) maka perlu pula disediakan alat komunikasi seperti telpon atau HP.
c. Standar proses-proses penunjang praktik (standard of clinical supports process)
Pelayanan DK memiliki panduan proses-proses yang menunjang kegiatan
pelayanan DK.
1). Pengelolaan rekam medis
2). Pengelolaan rantai dingin
3). Pengelolaan pencegahan infeksi
4). Pengelolaan limbah
5). Pengelolaan air bersih
6). Pengelolaan obat
PRAKTEK DK :
- Di banyak negara, praktek DK (family practice) telah lama dikenal. Malah di AS,
seperti yang dikemukakan oleh Geyman (1971), telah dikenal sejak tahun 1969,
yaitu bersamaan dengan didirikannya American Board of Family Practice
- Pada tahun 1969 tersebut praktik DK telah diakui sebagai salah satu praktek
spesialis yang kedudukannya setara dengan berbagai praktik dokter spesialis
lainnya. Di negara tersebut DK (family physician) yang terdaftar sebagai spesialis
yang ke-20, memang dibedakan dengan dokter umum (general practitioners).
KEDUDUKAN DAN PERANAN PRAKTEK DK :
- Ada 4 macam (menurut Geyman, 1971) :
1. Praktik DK sama dengan praktik DU : oleh Royal College of general
Practitioners (1972)
2. Praktik DK adalah praktik spesialistis (departement of family practice) : oleh
Geyman (1971) sejak tahun 1969, bersamaan dengan didirikannya The
American Board of Family Practice.
3. Praktik DK menunjuk kepada tata cara pelayanan yang diselenggarakan
(Williard, 1970)
4. Praktik DK tidak sama dengan praktik DU, tetapi antara keduanya terdapat
banyak kesamaan.
BENTUK PRAKTIK DK :
- Ada 3 macam :
1. Pelayanan DK sebagai bagian dari pelayanan RS (hospital based)
2. Pelayanan DK dilaksanakan oleh klinik DK (family clinic) :
Beberapa keuntungannya sebagai berikut (Clark, 1971) :
a. Pelayanan DK yang diselenggarakan akan lebih bermutu
b. Pelayanan DK yang diselenggarakan akan lebih terjangkau
3. Pelayanan DK dilaksanakan melalui praktik DK :
a. Solo practice
b. Group practice
- Pelayanan pada praktik DK :
1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan
2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan penderita
di rumah (home care)
3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan penderita
di rumah, serta pelayanan rawat inap di RS.
Kunjungan rumah adalah kedatangan petugas kesehatan ke rumah pasien untuk
lebih mengenal kehidupan pasien dan atau memberikan pertolongan kedokteran
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien.
Perawatan pasien di rumah adalah apabila pertolongan kedokteran yang
dilakukan di rumah tersebut telah tidak termasuk lagi dalam kelompok pelayanan
rawat jalan (ambulatory services), melainkan dalam kelompok rawat inap
(hospitalization).
Alasan kunjungan dan perawatan di rumah :
1. Untuk lebih mengenal kehidupan pasien
2. Untuk melakukan pertolongan kedokteran
Manfaat kunjungan dan perawatan pasien di rumah :
1. Meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien
2. Meningkatkan hubungan dokter-pasien
3. Menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien
4. Dapat lebih meningkatkan kepuasan pasien
Masalah kunjungan dan perawatan pasien di rumah :
1. Terbatasnya pertolongan kedokteran yang dapat dilakukan
2. Panggilan kunjungan rumah yang tidak diperlukan
3. Ketergantungan pasien atau keluarga yang berlebihan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan dan perawatan pasien di rumah :
1. Makin mudahnya sistem komunikasi
2. Makin majunya ilmu dan teknologi kedokteran
3. Penggunaan pelbagai alat kedokteran canggih
4. Sikap dan perilaku dokter
5. Makin meningkatnya usia hidup rata-rata anggota masyarakat
6. Makin meningkatnya biaya pelayanan rawat inap di rumah sakit
7. Karena desakan program asuransi kesehatan
Tata cara kunjungan dan perawatan pasien di rumah :
1. Untuk mengumpulkan data tentang pasien
Mempersiapkan daftar nama keluarga :
a. Yang akan dikunjungi
b. Mengatur jadwal kunjungan
c. Mempersiapkan macam data yang akan dikumpulkan
d. Melakukan pengumpulan data
e. Melakukan pencatatan data
f. Menyampaikan nasehat dan atau penyuluhan kesehatan
2. Untuk memberikan pertolongan kedokteran atas inisiatif DK :
a. Mempersiapkan jadwal kunjungan
b. Menyampaikan jadwal kunjungan yang telah disusun kepada pasien
c. Mempersiapkan keperluan kunjungan
d. Melakukan kunjungan dan pertolongan kedokteran
e. Mengisi rekam medis keluarga
f. Menyusun rencana tindak lanjut
3. Untuk memberikan pertolongan kedokteran atas inisiatif pasien/pihak
keluarga :
a. Menanyakan selengkapnya tentang keadaan pasien
b. Mempersiapkan keperluan kunjungan
c. Melakukan kunjungan serta pertolongan kedokteran
d. Mengisi rekam medis keluarga
e. Menyusun rencana tindak lanjut
- Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktik DK pada umumnya :
1. Lebih aktif dan bertanggung-jawab
2. Lebih lengkap dan bervariasi
3. Menangani penyakit pada stadium awal
Oleh Malerich (1970), praktik DK memang sesuai untuk penyakit-penyakit yang
masih dalam stadium dini atau yang bersifat umum saja ( The family doctor cannot be
expected to treat all problems as best possible, but he can be expected to treat all common
diseases as best possible ).
PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN DALAM
PRAKTIK :
1. Pengetahuan :
DK bekerja di beberapa komunitas yang memerlukan 3 tipe pengetahuan :
a. Pengetahuan klinis dasar
Ini merupakan area yang sangat esensial dan mempunyai 3 elemen luas :
1). Riwayat alami penyakit:
Bagian dari ini dapat ditemui dalam konteks RS, bagian awal dari riwayat
alami penyakit mungkin sering kelihatan hanya dalam klinik DK.
2). Perkembangan manusia :
Suatu pengetahuan penting untuk membedakan antara perkembangan
normal dan abnormal.
3). Perilaku manusia :
Beberapa pengetahuan perilaku manusia tercakup/dilindungi dalam
sosiologi medis/medikal sosiologis dan ilmu kedokteran psikologik. Pada
praktek umum, dokter menemui contoh-contoh perilaku sakit manusia
yang spesifik pada praktek umum.
b. Pengetahuan komunitas pasien dan tren perubahan mengetahui
komunitas/masyarakat adalah perilaku masyarakat yang mempunyai budaya,
etnik, dan ekonomi yang mungkin relevan dalam praktek.
Perubahan demografi dihubungkan dengan kebutuhan pelayan kesehatan baru
dan prioritas. Dengan membuka wawasan dan kesehatan yang lebih baik, ada
peningkatan permintaan untuk partisipasi pasien dalam membuat keputusan
medis (decision making).
c. Pengetahuan profesional Komunitas dan tren perubahannya
Praktik medis/pengobatan memerlukan dukungan dari bermacam-macam
pelayanan dari tim kesehatan. Dokter dalam prakteknya harus tahu pelayanan
yang dapat diberikan untuk pasiennya. Beberapa pelayanan mungkin berubah
sesuai dengan perubahan teknologi medical. Contoh :
1). Pengetahuan yang ada dan pelayanan baru yang diberikan (misalnya di
RS) adalah laboratorium, bedah sentral, pusat onkologi, pusat dialisis.
2). Pengetahuan fasilitas komunitas darurat, seperti pusat pelayanan orang tua,
dan hospice.
3). Pengetahuan pelayanan fisioterapis, dietisien
2. Ketrampilan :
Dokter memerlukan 4 tipe ketrampilan untuk menjadi dokter keluarga yang efektif
a. Ketrampilan klinik umum, praktis dan prosedural.
Ketrampilan klinik umum (riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan
laboratorium sederhana) merupakan ketrampilan yang dipelajari setelah di RS.
Ketrampilan praktis dan prosedural (ketrampilan operasi, ortopaedi, dll)
dipelajari selama latihan di S1 dan S2.
b. Ketrampilan klinik khusus
Ada sejumlah ketrampilan khusus yang penting pada praktek umum, yaitu :
1). Hubungan baik dokter-pasien
2). Komunikasi, pandangan dan perhatian
3). Konseling dan pendidikan kesehatan
4). Ketrampilan dalam mengelola gejala khusus pasien, pasien dengan problem
kronis, sakit terminal, pasien yang bed rest total, pasien dengan problem
mata pencaharian, dan anggota keluarga pasien yang beresiko.
5). Solusi problem yang tidak bisa dibedakan : perawatan yang berkelanjutan,
penggunaan waktu yang tepat dan rujukan.
6). Identifikasi gejala penyakit : berat badan menurun, pucat, warna kulit
Berubah
c. Ketrampilan dalam manajemen pengeluaran biaya.
DK harus mampu membatasi MRS, resep obat dan rujukan ke dokter spesialis
agar pengeluaran pasien bisa dibatasi.
d. Ketrampilan manajemen praktis
Dokter keluarga adalah manager di kliniknya, oleh karena itu perlu dilatih
untuk menjadi manager yang profesional.
MERANCANG KLINIK DK :
Praktek DK secara umum dapat dibedakan atas 4 macam, yakni (Geyman, 1971) :
1. Praktek DK sama dengan praktek DU
2. Praktek DK adalah praktek spesialistis
3. Praktek DK menunjuk kepada tata cara pelayanan yang diselenggarakan
4. Praktek DK tidak sam dengan praktek DU, tetapi antara keduanya terdapat
banyak kesamaan.
Pelayanan DK oleh klinik DK (family clinic) :
Pelayanan DK dalam bentuk ini adalah suatu klinik yang didirikan secara khusus
yang disebut dengan nama klinik DK. Pada dasarnya klinik DK ini ada 2 macam :
1. Klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic)
2. Merupakan bagian dari RS tetapi didirikan di luar kompleks RS (satelite family
clinic). Di luar negeri klinik DK bentuk satelit ini mulai banyak didirikan. Salah
tujuannya adalah untuk menopang pelayanan dan juga penghasilan RS.
Jika bentuk praktek berkelompok yang dipilih, maka akan diperoleh keuntungan
sebagai berikut (Clark, 1971) :
1. Pelayanan DK yang diselenggarakan akan lebih bermutu
2. Pelayanan DK yang diselenggarakan akan lebih terjangkau
Tata cara mendirikan klinik DK :
Untuk mendirikan sebuah klinik DK diperlukan studi kelayakan :
1. Letak
2. Pasar
3. Sarana dan prasarana
4. Peralatan : medis dan non medis
5. Personalia : tenaga medis, paramedis dan non-medis.