Stainless Steel Crown sebagai Restorasi Tetap Pada Anak

5
LO 1 Metode menjelaskan, memperagakan dan melakukan (Tell Show do) Tell show do merupakan salah satu metode yang dapay menunjang tingkat kekooperatifan pasien. Metode ini bertujuan untuk tidak membuat anak merasa kaget atau bahkan timbul rasa takut oleh tindakan perawatan anak yang akan dilakukan oleh dokter gigi. Metode ini menjadi solusi yangsangat baik karena pada masa anak- anak, tingkat ingin tau pasien sangatlah tinggi. Misalkan pada tindakan akan melakukan anestesi, sebelum mlakukan tindakan, dokter gigi hendaknya menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Dalam penjelasan serta pemeragakan, juga turut disertai adanya penciptaan motivasi bagi anak agar menerima perawatan dokter gigi. LO 2 B Indikasi Restorasi Tetap Stainless Steel Crown’s 1. Restorasi gigi sulung atau permanen muda dengan lesi karies. Yang meliputi noda yang meluas, lesi luas/lesi pada permukaan yang multiple. 2. Gigi dengan kasus hipoplasia enamel gigi.

description

Prosedur

Transcript of Stainless Steel Crown sebagai Restorasi Tetap Pada Anak

LO 1

Metode menjelaskan, memperagakan dan melakukan (Tell Show do)

Tell show do merupakan salah satu metode yang dapay menunjang tingkat kekooperatifan pasien. Metode ini bertujuan untuk tidak membuat anak merasa kaget atau bahkan timbul rasa takut oleh tindakan perawatan anak yang akan dilakukan oleh dokter gigi. Metode ini menjadi solusi yangsangat baik karena pada masa anak-anak, tingkat ingin tau pasien sangatlah tinggi. Misalkan pada tindakan akan melakukan anestesi, sebelum mlakukan tindakan, dokter gigi hendaknya menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Dalam penjelasan serta pemeragakan, juga turut disertai adanya penciptaan motivasi bagi anak agar menerima perawatan dokter gigi.

LO 2 B

Indikasi Restorasi Tetap Stainless Steel Crowns

1. Restorasi gigi sulung atau permanen muda dengan lesi karies. Yang meliputi noda yang meluas, lesi luas/lesi pada permukaan yang multiple.

2. Gigi dengan kasus hipoplasia enamel gigi.

3. Restorasi setelah prosedur pulpotomi dan pulpektomi.

4. Restorasi gigi dengan kelainan kongenital seperti dentinogenesis imperfecta, amelogenesis imperfecta.

5. Sebagai penyangga dari space maintainer atau aplikasi prosthetic.

6. Kegagalan restorasi lain : amalgam, Glass Ionomer, Composite.

7. Fraktur mahkota.ss

LO 2 C

Prosedur :

1. Evaluasi oklusi pre-operative. Mencatat midline gigi geligi dan hubungan cusp to fossa secara bilateral.

2. Pemberian local anesthesia, memastikan seluruh jaringan lunak disekitar gigi yang akan dipreparasi telah teranestesi dengan baik dan memasang rubber dam.

3. Reduksi permukaan oklusal dengan menggunkana tapper fissure atau round bur dengan highspeed-handpiece. Membuat kedalaman 1 sampai 1,5 mm serta diperpanjang ke arah bukal - lingual dan proximal. Kemudian menggerakkan bur dari groove satu ke groove yang lain untuk mereduksi jaringan yang masih tersisa sehingga kedalaman menjadi 1,5 mm dengan mempertimbangkan inklinasi tonjol gigi.

4. Lesi karies jika masih ada di eliminasi dengan round bur atau excavator.

5. Reduksi proximal.

Untuk mereduksi area proximal dapt menggunakan tapered fissue bur. Pada reduksi proximal operator tetap mempertahankan dinding vertical dengan konvergensi dalam arah oklusal.

6. Membulatkan seluruh line angle.

7. Seleksi mahkota kemudian prosedur trial dan error.

Ukuran yang sering digunakan untuk gigi molar adalah nomor 4. Mahkota yng telah diseleksi dicobakan dengan menempatkan bagian lingual terlebih dahulu dan memberikan sedikit tekanan pada pemasangan bagian bukal sehingga mahkota menyelungkup dengan baik dari permukaan bukal sampai sulcus gingival.

8. Membuat kontur SSCs serta memastikan selungkup SSCs presisi dengan bidang preparasi.

Alat untuk membuat kontur Stailess steel crowns meliputi Tang pliers no.114 dn utuk final crimping menggunakan pliers no.800-417

9. Pelepasan Rubber dam sehingga oklusi dapat dievaluasi dengan SSCs yang sudah presisi dengan bidang preparasi.

10. Penghalusan terakhir final smoothing dan polishing batas mahkota seharusnya dilakukan sebelum sementasi.

11. Mengeringkan mahkota pada bagin dalam dan luar serta dipersiapkan untuk prosedur sementasi.

12. Mengeringkan gigi dengan semprotan udara dan menginsersikan mahkota semen harus mengalir pada seluruh permukaan margin.

13. Semen harus dapat dihilangkan dari sulcus gingival .

14. Pengujian oklusi, artikulasi dan jaringan lunak.

Adair, M. Steven DDS,MS., et al. Pediatric Dentistry: Infancy Through Adolescence, 4th Ed. ISBN 0-7216-0312-2 St.louis Missouri: Elsevier