Stabilitas Obat

87
INTERPRETASI DATA KINETIK Dra. Mimiek Murukmihadi, S.U., Apt

description

belajar stabilitas obat

Transcript of Stabilitas Obat

  • INTERPRETASI DATA KINETIKDra. Mimiek Murukmihadi, S.U., Apt

  • DATA KINETIKApa yang terjadi pada proses kinetik?

  • TEORI TRANSISI

    Tiga Asumsi Dasar K (Kecepatan Reaksi)1.

    A dan B untuk menjadi P harus melewati M

    yang mempunyai energi transisi yang > dari keadaan awal & akhir

    2.

    Mol keadaan transisi

    mol keadaan awal3.

    K proposional dengan konsentrasi

    reaktan

    A + B

    P

    A + B

    M

    Produk

  • k = Kons Boltzman= 1,38 x 10-6

    erg/detH

    = Konstanta Plank

    T = Temp. Abs

    Energi aktivasi = Energi Pengahalang = Energi bebas keadaan transisi

    k

    T KhK =

    G1

    = Ea

  • EKIVALENSI KINETIK

    Suatu reaksi sebetulnya berbeda tapi secara kinetik sama

    (HA)

    H+

    + A- Ka =(H+)(A-)(HA)

    (HA) =(H+)(A-)

    KaV = k (HA) ----------

    1

    V = K1 (H+)(A-) ----------

    2

    V = (H+)(A-)kKa

    1 secara kinetika ekivalen 2

  • Efek media

    = dengan teori keadaan transisi

    suatuprediksi pengaruh polaritas mediaterhadap K secara kualitatif dapatdilaksanakan

    1.

    A dan B M yang bagaimana? polaritas media dapat diprediksi

    2.

    Bentuk yang bermuatan berpengaruh pada polaritas solvent karena adanya ikatan elektrostatik / polaritas solvent berpengaruh pada degradasi (kemampuan untuk melarutkan)

  • Contoh solvent yang sering dipakai karena mempunyai polaritas tinggi

    Pelarut

    Konstanta dielektrikAseton

    20,7

    Etanol

    24,3Metanol

    32,6

    Etilen Glikol

    37Air

    78,5

    Misalnya : Pelarut air + NaCl

    polaritas

    Menambah polaritas solvent

  • Teori Transisi :Kecepatan reaksi ditentukan kons keadaan transisi dikontrol oleh adanya keseimbangan keadaan awal & transisi (K)

    A + B

    M

    Pengaruh media dapat dilihat pada molekul transisi :Bila keadaan transisi kurang polar dibandingkan dengan reaktan polaritas solvent energi penghalang VBila mol transisi lebih polar daripada mol reaktan, polaritas solvent keadaan transisi stabil energi penghalang V

    K

  • Aplikasi

    : pada beberapa reaksi bimolekuler

    Reaktan nonpolar netral

    produk nonpolar netral

    perkiraan : keadaan transisi non polar

    berefek kecil pada K

    Reaktan netral produk bermuatan keadaan transisi lebih polar daripada reaktan karena terbentuk muatan partikel pada keadaan transisi

    K

    Polaritas sovent

    Polaritas sovent

  • Reaktan mol netral dan ionpolaritas transisi lebih rendah dibanding reaktan (muatan reaktan disebarkan pada keadaan transisi polaritas)polaritas solvent V

    Reaktan ion+ dan ion-

    keadaan transisi kurang atau tidak bermuatan

    bentuk keadaan transisi kurang

    kurang polar daripada reaktanpolaritas solvent V karena G1

    Reaktan ion+

    dan ion-

    atau

    polaritas solvention-

    dan ion-V

  • KATALISISSubstansi, ikut bereaksi, kalau reaksi selesai keluar (dilepas)Menambah konstanta kecepatan reaksiTidak merubah konstanta keseimbanganMenurunkan energi aktivasi karena entropi menjadi lebih besar

  • Katalisa memberikan efeknya karena dia dapat berinteraksi baik secara kovalen atau non kovalen

    dengan reaktan

    Lebih lambat

    Lebih cepat

  • MACAM KATALISA1.

    Katalisa asam spesifik :Dapat terjadi kalau pelarutnya asamcontoh : katalisa oleh proton yang tersolvasi

    H3

    O+

    2.

    Katalisa basa spesifik :Katalisa OH-

    dalam larutan3.

    Katalisa asam umum :Katalisa oleh asam proton selain H3

    O+

    jadi suatu asam bronsted (asam yang dapat menghasilkan proton/donor proton)misal : larutan dapar

  • 4.

    Katalisis basa umum :Katalisa oleh basa Bronsted, selain OH-

    sebagai

    penerima proton yaitu dengan berbagai pasangan elektron dengan protonMis : larutan dapar

    5.

    Katalisa Nukleofilik (Bermuatan negatif)Katalisis oleh suatu basa (nukleofil) yang berlaku sebagai katalisa dengan berbagai suatu pasangan elektron dengan atom (biasanya atom karbon) selain proton

    6.

    Katalisa elektrofilik (bermuatan positif)Katalisa oleh asam lewis (asam penerima elektron), seperti ion logam, yang berlaku sebagai katalisa dengan cara menerima pasangan elektron

  • EFEK pH

    Kecepatan reaksi seringkali sangat tergantung pada pH (-

    log H+) larutan sebagai proses katalitik

    katalisis asam spesifikDalam percobaan : data K+

    dapat diperoleh pada berbagai pH, faktor lain dijaga konstant (T, kekuatan ion, komposisi solven)

    Bila pH dikontrol dengan buffer ada kemungkinan buffer dapat berlaku sebagai katalisator

    Percobaan : pH sama, buffer berbeda-beda diplotkan

  • Data percobaan diplotkan sebagai plot antara :K vs pH

    k vs kadar buffer

    log k vs pH

    log k vs kadar buffer

    Profil pH

    kecepatan(pH-Rate Profil)

  • Macam profil pH kecepatan :1.

    Bentuk VBila obat sebagai reaktan (obat ini misalnya tidak terionkan), obat itu disebut substrat (S),S dapat menjalankan reaksi : tidak terkatalisa, terkatalisa asam spesifik, terkatalisa basa spesifik

    K1

    (H+)

    S K2

    PRODUK

    K3

    (OH-)

    Tidak terkatalis(murni terhidroliskarena air)

  • Persamaan Hipotesis dari reaksi degradasi obat yang mengalami 3 rute :

    V = K1

    (H+)n

    (S) + K2

    (OH-)m

    (S)

    V

    = kecepatan degradasi(S)= kadar SK

    = konstanta kecepatan degradasi

    Untuk suatu percobaan, pers kecepatan reaksi eksperimental dapat ditulis :

    karena hanya pada pH tertentu kV = k (S)

    yang diperoleh dari percobaan k terobservasi (kobs)

  • K(s)

    = K1

    (H+)n(S) + K2

    (S) + K3(OH)m

    (S)K = K1

    (H+)n

    + K2

    + K3

    (OH-)m

    K = K1

    (H+)n + K2

    + K3

    Kw = (OH-)(H+)

    (OH-)

    = Suhu 24oC Kw = 14

    KW(H+)m

    KW(H+)

  • Pada pH rendah:

    K1

    (H+) > K2

    + K3

    K = K1

    (H+)n

    Log K = log K1

    n pH

    garis lurus

    Log K = log K

    n pH

    Log K = log k1

    + n Log (H+)

    Plot log K vs pH menghasilkan garis lurus dengan slope = -n (orde reaksi ion hidrogen/katalis hidrogen) pH = 1 slope = -1

    KWm

    (H+)m

  • Pada pH tinggi :

    K3

    (OH-) > K2

    + K1

    (H+)K = K3

    (OH-)m

    K = K3

    =

    Log K = log K3

    + m pH

    log K = K3

    m log (H+)

    Plot log K vs pH slope = +m diketahui orde reaksigaris lurus

    ion OH-

    Slope pH rendah = -

    1

    Slope pH tinggi

    = +1

    Persamaan profilnya:

    K = K1

    (H+) + K3

    (OH-)

    KW(H+)m

    K3(H+)m

    Sehingga pers reaksi/kecepatan reaksi berisi orde satu untuk (H+)

    dan (OH-)

  • Contoh :Reaksi dengan Streptovitacin A

    pada pH = 4 paling stabilO

    H3C

    HO CH3

    H2C

    HH2C NH

    O

    O

    O

    H3C

    HO CH3

    CH

    H2C NH

    O

    O

    OHLEPAS

  • 2.

    Kurva Sigmoidbentuk ini bisanya akibat adanya disosiasi suatu mol asam atau basa (asam atau basa ini adalah reaktannya)

    HA

    H+

    + A-

    Ka =

    Konstanta reaktan total = St (substrat total)

    St = (HA)+(A-)Fraksi asam konjugat = FHA FHA

    =

    Fraksi basa konjugat = FA-

    FA-

    =

    (H+)(A-)

    (HA)

    (HA)St

    (A-)St

  • FHA = FA-

    =

    Fraksi baik bentuk asam maupun basa konjugat diplotkan sbg fungsi pH, maka plot suatu asam yg mempunyai pKa = 4,0 spt di bawah ini

    titik infleksi = titik dimanamol terdisosiasi setengahnyapH < 4 bentuk tdk terionpH > 4 bentuk terion

    H+

    (H+) + Ka

    Ka(H+) + Ka

    Fraksi yg tdk terion Fraksi yg terion

  • Contoh :a.

    Hidrolisis asam sitrat anhidrat mempunyai profil pH kecepatan sigmoid

    Daerah terdisosiasi

  • K

    = 68 x 10-3

    det-1

    K

    = 18 x 10-3

    det-1

    yang tidak terionkan

    lebihreaktif karena mempunyai Kyang lbh besar dibandingbentuk terionkan

    mudah mengalami hidrolisa

    H2C

    C

    C

    CH2

    CHO

    COOH

    O

    O

    O

    H2C

    C

    COOH

    H2C

    HO COOH

    COOH

    H2O

    As. Sitrat Anhidrat

  • b.

    Hidrolisa aspirin (asetosal) pada 25C pH kecepatan profil bentuk sigmoid dan bentuk V

    asetosal awalnya mempunyai bentuk V karena adanya ionisasi terjadi juga bentuk sigmoid

  • C

    O OH

    O C

    O

    CH3

    C

    O OH

    OH

    H3OCOOH+

    H2O+

    C

    O O-

    OH

  • Asetosal mengalami degradasi melalui 4 rute :

    RCOOH + H+

    PRODUK

    RCOOH + OH-

    PRODUK

    RCOOH

    PRODUK

    RCOO-

    PRODUK

    V = K

    (H+)(RCOOH) + K

    (RCOOH) + k

    (RCOO-) +K3 (OH-)(RCOO-)

    K1H2

    O

    K3H2

    O

    KH2

    O

    KH2

    O

  • 3.

    Kurva Bentuk LoncengBentuk lonceng ini terjadi karena adanya 2 titik enfleksi yang berarti asam/basa berdisosiasi 2 kali sebagai reaktan

    H2

    A H+

    + HA-

    H+

    + A-

    Kurva lonceng mempunyai maksimal karena :HA-

    merupakan reaktan yang paling reaktif

    Konsentrasinya naik sampai pada pH maksimum

    pH max

    =

    k1 k2

    pKa1

    + pKa22

  • Bentuk lonceng dapat juga terjadi karena reaksi antara asam (HA) dan basa (B) ada 2 titik infleksi dari 2 mol yang berbeda

    (paling tidak stabil)paling rekatif

    Bag HA-

  • Profil bentuk lonceng : karena reaksi kimia dua step

    A B C

    H2

    A H+

    + HA-

    H+

    + A-

    Penggunaan profil pH kecepatan :1. Membuat sediaan harus mengetahui profil pH

    kecepatan untuk mengetahui stabilitasnya2. Kalau sudah ada penelitian yang menghasilkan profil

    pH kecepatan untuk penelitian t, kinetika orde, t90

    k1 k2

  • Contoh :1. Profil ampisilina (35C) mengalami hidrolisa

    H2C C

    HN

    NH2

    O

    N

    S

    COOHO

    H2C C

    HN

    NH3+

    O

    COOH

    H2C C

    HN

    NH2

    O

    NH

    COOH

    HS

    COO-

    NH

    S COO-

    HC

    NH3+

    N

    N

    S

    COOH

    HOOC

    ampisilina

    H+ OH-

    +

    Asam

    Amino Bensil Penilat

    Asam

    Amino Bensil Maldat Asam

    Amino Bensil Peniloat

  • Reakasi orde 1 karena satuan det-1 pH = 6,5 ampisilina paling stabilKurva paling rendah

    t

    ?t90

    ?

    Pada pH stabil

  • Pada pH stabil = 6,5 -log K = 6,7 k = 2,0 x 10-7

    det-1

    t

    = det = det

    = 3,5 x 105

    det = 40 hari

    t

    = det = det

    = 5,3

    x 105

    det = 61

    hari

    Waktu kadaluarsa 6 hari maka dalam perdangan tidak ada dalam bentuk larutan

    0,693

    k0,693

    2 x 10-2

    0,105

    k0,105

    2 x 10-2

  • 2. Gunakan profil pH

    kecepatan hidrolisa aspirina.

    Berapakah kira-kira waktu kadaluwarsa larutan aspirin yang dibuffer pada pH = 7Jawab :pada pH = 7 k aspirin dilihat di kurva :-

    log k = 5,45 k = 3,5 x 10-6

    det-1

    (25C)

    t90

    = =

    = 2,9 x 10-4

    det= 8,1 jam

    b.

    Berapakah waktu paro dan waktu kadaluwarsa aspirin pada pH dimana larutan aspirin berada paling stabil?Jawab :dilihat dari profil paling stabil pada pH = 2,5-log k = 6,2 k = 1 x 10-6

    det-1

    t

    =

    det = 6,93 x 105

    det = 8 hari

    t90

    =

    det = 1,0 x 105

    det = 1,2 hari

    0,105

    k

    0,105

    3,5 x 10-6

    0,6931 x 10-6

    0,1051 x 10-6

  • 3. Hidrolisa Pilokarpin

    OO

    HC2H5 CH2H

    N

    N

    CH3

    PILOKARPIN

    OHO

    HC2H5 CH2H

    N

    N

    CH3

    OH

    AS. PILOKARPIN

    H2O

  • Bila digunakan t90 = 4 bulan, pada pH berapa larutan pilokarpin dibuat ?Jawab :

    t90

    = 4 bulan =

    k =

    k

    =

    = 1 x 10 -8

    det-1

    Kemudian dilihat dikurva, harga k diplotkanlog k = 8 dipotongkan pd grafik didapatkan p H = 3,5 dan 6,5

    pH = 3,5

    6,5 paling stabil selama 4 bulan

    0,105

    k0,105

    2 x 10-2 det

    0,1054 bulan

  • HIDROLISA DAN ASIL TRANSFER

    degradasi senyawa karena air

    Kategori Hidrolisa :1.

    Hidrolisa turunan karboksilat (senyawa karboksil)Contoh : Ester

    2.

    SubstitusiContoh : Kloramfenikol mengalami hidrolisis

    substitusi OH pada Cl

  • O2N CH

    OHHC

    CH2OH

    HN C

    O

    CHCl2 + H2O

    O2N CH

    OHHC

    CH2OH

    HN C

    O

    CH

    OH

    OH

    + HCl

    2O

    KLORAMFENIKOL

  • 3. Kebalikan reaksi kondensasikarbonil dengan amin N mengganti O dan keluar air

    4. Air dapat beradisi pada ikatan rangkap disebut hidrasi (penambahan air)

    Hidrasi terjadi adisi (bukan pecah)Hidrolisa pecah (penguraian)

    C

    NH

    H3C CH3 H2O+ C

    NH

    H3C CH3 + NH3HIDROLISIS

    KONDENSASI

    H COOH

    HOOC H

    H2O+

    H2C

    C

    COOH

    HHO

    COOH

    AS. FUMARAT AS. MALAT

  • Prinsip reaksi untuk terjadinya reaksi hidrolisis :

    Grup asil

    tergantung grup / atomlain (X)

    Gugus

    gugus senyawa asil (turunan karboksilat / senyawa karboksil) yang mengalami hidrolisa jika ada air

    asam karboksilat

    O

    C XR

    O

    C OHR

  • O

    C ORR

    O

    C NHR

    R'

    O

    C SR'R

    O

    C ClR

    O

    C

    O

    C

    O

    R R'

    O

    C

    O

    C

    NH

    R R'

    ester amidaester tiol

    klorida asam anhidrida asam imida

  • KATALISIS BASA UMUM

    KATALISIS NUKLEOFILIK

    O

    CR OR

    O

    H H

    OH

    CR OR

    OH

    + HB+

    : B (mempunyai lone pair elektron)

    ESTER + AIR(MIS : ASETOSAL)

    O

    CH3C OC

    O

    CH3

    N

    NC

    O

    H3C + CH3COO-

    BASA BRONSTED CH3COOH +

    HN

    H2O

  • INTRA MOLEKULAR NUKLEOPHILIC CATALYSIS

    MONOMALEAT ESTER

    C

    C

    O

    OO-

    RO

    - RO-

    O

    O

    O

    H2O

    COOH

    COOH

    Mol. menyerang bagianmol itu sendiri

    RHC

    (CH2)n

    C

    NH

    O

    RHC

    (CH2)n

    C

    O

    O

    LAKTAM

    LAKTON

  • O

    C OR'R

    O

    C OR'R

    OH-

    O-

    C OR'R

    OH

    O

    C OHR + R'O-C O-R

    O

    + R'OH + H2O

    O HH

    O

    C SR'R

    NH3

    O-

    C SR'R

    NH3+

    O

    C SR'R

    NH2

    H

    OH+

    C NH2R + RS-

    O

    C NH2R + RSH

    Mekanisme hidrolisa suatu ester

  • SENYAWA KARBONIL DAN KARBOKSIL

    Senyawa karbonil

    ikatan C-X kuat

    Keton

    Aldehid

    Reaksi dengan karbonil adisi pada

    O

    C XR

    CO

    RR C

    O

    HR

    C O

  • Senyawa KarboksilIkatan C-X putus akibat serangan nukleofil

    Reaksi ini disebut Transfer AsilGrup X disebut leaving group

    Hidrolisis :

    O

    C XR + Y-

    O

    C YR + X-

    O

    C XR + H2O

    O

    C OHR + HX

    X = OR', NHR, SR', ,CL dllO C R'

    O

  • Alkoholisis

    Aminolisis

    O

    C OR'R + R"OH

    O

    C OR"R + R'OH

    ALKOHOL

    O

    C OR'R + NH3

    O

    C NH2R + R'OH

    AMIDA

  • Katalisis (Hidrolisa)

    Katalisis terjadi dengan mekanisme nukleofilik atau basa umum

    Senyawa karboksil (turunan asam karboksilat) mudah diserang oleh nukleofilik, misal : air

    Nukleofil dari basa dapat berlaku sebagai katalisator transfer asil

    Contoh katalisis nukleofilik : hidrolisa p-nitrofenil asetat yang dikatalisis oleh imidazol

    O

    CH3C O NO2

    HN N

    O-

    CH3C O NO2

    N+

    IMIDAZOL

    P-NITROFENIL ASETATNH

  • O

    CH3C N+

    NH

    + -O NO2

    HN NH+ + CH3COH

    CEPATH2O

  • Contoh katalisis basa umum : hidrolisa etil asetat yang dikatalisis imidazol

    O

    CH3C OC2H5

    O

    H H

    HN N

    O-

    CH3C O

    OH

    C2H5 + HN N+

    C

    O

    OH

    H3C C2H5OH+

    AIR (H2O) : NUKLEOFIL

    IMIDAZOL : BASA UMUM

  • Faktor-faktor yang menentukan mekanisme katalitik :Katalitik nukleofilik intra molekuler :

    Menyerang dirinya sendiri

    Katalisis basa umum intramolekuler :

    C

    C NH3+

    O-

    O

    O

    -NH3C

    C

    O

    O

    O

    C

    C

    O

    O

    OH

    OH

    ASAM PHATALAMAT ANHIDRAT DIKARBOKSILAT

    HIDROLISIS

    C

    O

    O

    O-

    C

    O

    CH3

    OH

    H

    C

    O

    O

    C

    O-

    CH3

    OH

    OHC

    O-

    O

    OH

    + CH3COOH

    C

    OH

    O

    O-ASETOSAL

  • Katalisis oleh asam

    Lebih membuat polar grup karboksil

    Membantu terjadinya penyerangan oleh nukleofilik pada karbon asil

    O

    CR OR' + H+

    +O

    CR OR'

    O H

    H

    H O

    CR OR'

    OH2+

    H

    O

    CRH+O

    OH2+

    H

    R'

    +O

    CR OH

    H

    + ROH

    O

    CR OH + H+

  • Struktur dan ReaktifitasDalam reaksi transfer asil reaktifitas / konstante kecepatan (k) ditentukan oleh terjadinya ikatan C dan Y dan pemutusan ikatan C dan X

    O

    CR X + Y-

    O

    CR X

    O

    CR Y + X-

    grup yang menyerang

    sebagai leaving groupyang baiki sehingga ikatannyamenjadi rusak

  • Hidrolisa Ester

    1.

    R dan R

    yang mempunyai electron with-drawing

    group

    akan menaikkan kecepatan hidrolisa ester dengan membantu penyerangan oleh OH-.

    Efek ini lebih besar jika group itu dalam R daripada dalam R

    electron donating

    dalam R dan R

    akan menghambat reaksi

    O

    CR OH- + OH-

    O-

    CR X

    O

    CR O- + R'OH

    OH

  • Tabel K hidrolisa ester benzoat dalam alkali (25C)

    -Z C

    O

    O R' + OH- -Z C

    O

    O- + R'OH

    +

    -

    Mempunyai partikel positif kalau diserang oleh R

    maka partikel positifnya lebih besar

  • Tabel K hidrolisa ester benzoat dalam alkali (25C)

    Z R 102

    KOH

    (M-1S-1)

    H Metil (-CH3

    ) 6.08

    H Etil (-C2

    H5

    ) 1.98

    H n-propil (-C3

    H7

    )n 1.67

    H Monokloretil 12.4

    H Dikloretil (-CH2

    CHCl2

    ) 31.9

    H Trikloretil (-CH2

    CCl) 57.8

    NO2 Metil 276

    NO2 Etil 98.8

    NO2 n-propil 76.0

  • Etil mempunyai elektron donating lebih besar dan lebih banyak sehingga steriknya juga bertambah

    KOH

    nya < daripada KOH

    metal

    Pada monokloretil Cl bersifat menarik elektron (elektron with drawing) yang lebih besar sehingga lebih mengakomodasikan OH-

    sehingga lebih

    reaktif KOH

    lebih besar (12,4) kurang stabil

    Dengan adanya NO2 partikel positif menjadi besar

    sehingga lebih reaktif

    Pada ester

    gugus karbonilnya sebagai pusat serangan

    C

    O

    ORC

    O

    O

  • 2. Group R dan R

    yang bulky

    akan mengurangi reaktifitas, karena faktor sterik yang mempengaruhi proses pendekatan nukleofilik.

    3. Lebih stabilnya leaving group

    yang diukur dari pKa asam konjugatnya akan memperbesar kecepatan hidrolisa. Ini berhubungan dengan proses pemutusan ikatan C dengan X.

    Semakin besar kekuatan X dalam menarik elektron semakin memperbesar kecepatan reaksi.

    Kekuatan asam yang lebih besar (pKa kecil) mempercepat hidrolisa ester semakin kecil pKa-nya

    semakin tidak stabil.

    C

    O

    O CH2CH2CH3

    C

    O

    O CH

    CH3

    CH3

    Normal Propil Benzoat

    Iso Propel Benzoat

    R C XO

  • Menurut besarnya reaksi

    4. Leaving group tendency kekuatan asamnya :HCl > RCOOH > ROH > RNH2

    Contoh terjadinya degradasi obat karena hidrolisa :1. Hidrolisa prokain

    R C Cl

    O

    R C O C R

    O O

    R C OR

    O

    R C NHR

    O

    > >>ACID CHLORIDE

    pKa rendah sekaliANHIDRIDA

    pKa = 4,7ESTER

    pKa = 10AMIDA

    pKa = 14

    H2N C

    O

    O CH2CH2N(C2H5)2H2O

    H2N C

    O

    OH

    HOCH2CH2N(C2H5)2

    +ESTER PUSAT REAKSI

  • 2. Hidrolisa Atropin

    3. Hidrolisa Asetosal

    Dalam pH netral hidrolisa dipercepat oleh katalisa intramolekuler

    Asetosal dapat mengalami transfer asil dengan nukleofil yang lain seperti senyawa amin dan grup hidroksil.

    ON CH3 C

    O

    CH

    CH2OH

    C6H5

    H2OOHN CH3 HO C

    O CH2OH

    C6H5

    +

    PUSAT REAKSI

    O

    COOH

    C

    O

    CH3H2O

    OH

    COOH

    CH3COOH+

  • 4. Hidrolisa Nikotinamid

    5. Hidrolisa Kloramfenikol

    H2ON

    C

    O

    NH2

    PUSAT REAKSI

    N

    COOHNH3+

    O2NHC

    OH

    HC

    CH2OH

    HN C

    O

    CHCl2

    PUSAT REAKSI

    H2O

    O2NHC

    OH

    HC

    CH2OH

    NH2 Cl2CHCOOH+

  • 6. Hidrolisa turunan asam barbiturat

    NH

    NH

    C6H5

    C6H5

    O

    OC

    H2C NH2

    HN COOH

    O

    C

    C OH

    HN NH2

    O

    O

    - CO2

    H2O

    GUGUS IMIDAPUSAT REAKSI

  • CARA MENSTABILKAN OBAT (ESTER)1.

    Membatasi kemungkinan obat berhubungan dengan airAsetosal dibuat tablet (bukan larutan)

    2.

    Mengontrol pH larutanDengan menggunakan

    3.

    Penurunan temperatur mengurangi kecepatan degradasiContoh : enzim

    4.

    Mengganti media (komposisi solven)Misal : untuk mengurangi hidrolisa, media air diganti etanol, kemungkinan terjadi alkoholisis

    5.

    Bila didalam formula kemungkinan terjadi transfer asil antara obat dengan obat atau bahan lain

    dipisah

  • OKSIDASIReaksi Oksidasi : berlangsung melalui reaksi radikal bebas

    H

    C

    H

    HH

    H

    C

    H

    OHH C OH

    HH C

    O

    HO C O

    Metana Metanol Metanon Metaldehid Meton

    oksidasi

    reduksi

    Reaksi oksidasi Partner : reduksi

    redoks

    Merupakan proses transfer elektron

  • Bentuk tereduksi bentuk teroksidasi+ n e-

    e-

    = elektronn

    = jumlah elektron

    Dalam groung state

    oksigen mempunyai konfigurasi diradikal, untuk itu oksigen dapat menerima dua elektron dari molekul donor, dan dapat menimbulkan radikal bebas pada mol donor

    Minyak goreng mempunyai ikatan rangkap mudah mengalami oksidasi tengik (rancid)

    HO OH O O + 2H+ + 2e-

    .. ..OO: ::.. .. Diradikal energinya tinggiSehingga tidak tenang

  • O2NHC

    HC

    H2C

    HN C CHCl2

    O

    OH CH2OH

    KLORAMFENIKOL (NETRAL)

    O2NHC

    HC

    H2C NH3+

    OH CH2OH

    + Cl2CHOO-

    (SEMI POLAR)air + propilenglikol

    H3O+

    Menyerang disini

    Campuran ini menyebabkanpolaritasnya turun karena +

    propilenglikolmempercepat reaksi karena

    hidrolisis menjadi naik

    Kalau PE + air(dalam media)

    polaritas solvent

    hidrolisa V

  • Contoh reaksi oksidasi obat1. Epinefrin

    HO

    HO

    NCH3

    H

    OHO2

    O

    O

    NCH3H

    OHO

    -O N+

    CH3H

    OH

    N+

    O

    OCH3

    H

    - H2O

    Epinefrin Epinefrina kuinon

    (Merah) adenokrom

  • 2. Oksidasi Morfin

    HOO

    OH

    HN

    H3C

    O-O

    + HOO-

    RADIKAL BEBAS DIMORFIN

  • Penghambatan Oksidasi1.

    Eksklusi OksigenOksigen dikelurkan dari wadahContoh : -

    obat suntik hilangkan oksigen diganti gas inert

    -

    Kapsul/tablet dimasukkan dalam strip yang kedap O2

    2.

    Pengubahan pH larutanContoh : obat-obat asam (vit C, Fenol) mudah teroksidasi dalam suasana netral sampai alkali, untuk menghambat oksidasi pH dibuat 3-4 fenotiazina (prometazina) lebih stabil pada pH rendah (< 1)

  • 3. Dihindarkan dari cahayaCahaya (sinar UV) merupakan energi tinggi obat ditaruh dalam wadah berwarna.

    4. Penggunaan chelating agent dan antioksidanBahan-bahan penghambat oksidasi

    a. bersifat chelat

    untuk ion logam inisiator oksidasib. bahan pereduksi ---

    Na thiosulfatAsam askorbat

    c. bahan yang mudah teroksidasi daripada bahan obat

    yang ingin dilindungi

    d. bahan penangkap radikal bebas, bahan yang dapat bereaksi dengan radikal dalam larutan

  • Ad. 1 Bahan ChelatReaksi oksidasi sering diinisiasi oleh ion-ion logam (Fe, Cu, Co, Ni, Mn)Berlaku sebagai inisiator (sebagai radikal) mempunyai elektron ganjil (perlu tambahan suatu e-

    untuk mebawa pasangan e-)Bahan chelat mengikat ion logam

    Asam etilen diamin tetraasetat (EDTA)

    Asam sitrat

    -OOCH2CN

    -OOCH2C

    H2C

    H2C N

    CH2COO-

    CH2COO-

    CH2COO-

    CCOO-

    CH2COO-HO

  • Ad. 3. Bahan yang lebih mudah teroksidasi

    Ad. 4. Bahn penangkap radikal bebas (chain terminator)

    BHA : (Butylated Hydroxy Anisole)

    BHT : (Butylated Hydroxy Toluent)

    Propyl galate

    SO3 + 1/2 O2 SO42- 2-

    OH

    OCH3

    OCH3HO OH

    OH

    COOC3H7

    Mis : minyak supaya tidakTengik diberi terminator yangLarut dalam lipida

  • FOTOLISASuatu mol A A* mol dlm keadaan tidak stabil

    (tereksitasi)

    Karena adanya absorpsi atau energi radiasi

    A

    A*

    A*

    A + hv

    A*

    A + panas

    A* + A ZA

    A*

    produk lain

    -hv

    hv

    K1

    K2

    K3

    K4

  • Hukum Stark-EinsteinAbsorpsi suatu quantum radiasi menyebabkan terbentuknya satu mol tereksitasi dalam berbagai proses fotokimia mol tereksitasi ambil bagian

    Quantum Yield () =

    Reaksi fotokimia murni = 0 -1

    A* merupakan radikal bebas terjadi reaksi radikal bebas absorpsi energi menyebabkan reaksi > 1

    # mol yang berprosesJumlah quanta diabsorpsi

  • hv

    = energih

    = konstanta plank (6,63 x 10-27

    erg.s)V

    = frekuensi radiasi dalam Hz (det-1)

    semakin pendek v energi terabsorpsi menjadi naik

    Urutan berkurangnya energiUV (50-400 nm) < visible (400-750 nm) < infra red (750-10.000 nm)

    Contoh reaksi fotolisa pada obat1.

    COOHH

    H

    HH

    COOHhv

    Trans. Asam sinamat Cis. Asam sinamat

    Terjadi krn

    e-

    tereksitasi

    Antibonding orbital

    rotasi

  • 2.

    Pencegahan fotolisis wadah berwarnafilter

    N

    N

    N

    N

    CH2

    NC

    CH3

    HN CH

    (CH2)2COOH

    COOHH2N

    NH2

    N

    N

    N

    NH2N

    NH2

    O

    H

    hv

    Metotreksat

  • DEKOMPOSISI PADATAN1.

    Obat MurniPenentuan & interpretasi dekomposisi padat sulit (banyak faktor / variabel)-

    ukuran partikel

    -

    bentuk kristal-

    banyaknya titik lemah kristal

    -

    ketidak murnian-

    polimorfi

    -

    titik lebur2.

    Interaksi obat-bahan penolong dan obat-obat-

    mekanisme dekomposisi belum dipahami

    sulit ditafsirkan data stabilitasnya

  • Efek T pada stabilitas sediaan padat kompleks, bila :1.

    Kelembaban tidak dikendalikan2.

    Salah satu bahan (obat, bahan penolong, mempunyai titik lebur rendah)

    3.

    Salah satu bahan kehilangan ikatan dengan air (bahan penolong mengikat air)

    4.

    Salah satu bahan berada dalam bentuk solvat / hidrat

    menyerahkan pelarut pada bahan penolong5.

    Wadah untuk menyimpan berbedaterbuka / tertutup -----

    permeabel / kedapMetode stabilisasi

    Mengubah sifat-sifat obat solvolitik dipisah

    memperkecil kontak

    Higroskopik modifikasi krisal / pembuatan garam

    Kepekaan thd pH pengaturan menggunakan dapar jika tidak timbul masalah

    Peka thd O2 / cahaya bentuk salut, wadah kedap

  • STABILISASI SEDIAAN FARMASIMembatasi keberadaan airaspirin tidak mungkinPengendalian pH dengan profil pH-kecepatanberhubungan dengan kelarutan dibatasi pH sehingga dilak. pH kompromi / pH yang diterima oleh fisiologi tubuh

    Penurunan suhuformula / sediaan obat tidak boleh membeku rusak

    Perubahan komposisi pelarut sulit dilakukan mengurangi kec. hidrolisis ganti air dg alkohol alkoholisis

    Pemisahan antar bahanpemindahan asil antar komponen

    eseter aromatik + bahan nukleofil (amina)

    misaspirin (lrt) + senyawa amina / alkhol

  • DEKOMPOSISI KIMIAWI PADA OBATLarutan orde satuSuspeni orde nolObat padat terutama terjadi pada fase larutan larutan solven

    yang melapisi zat padat

    Sumber solven berasal :1.

    Lelehan obat atau zat lain yang bertitik lebur rendah2.

    Sisi lembab atau solven dari granulasi basah3.

    Lembab yang diabsorpsi oleh eksipien seperti amilum, laktosa dll

    4.

    Adsorpsi lembab udara5.

    Solvan atau hidrat yang kehilangan solven

    Obat (tablet) hanya sebagian berada dalam solventorde nol

  • Dekomposisi kimiawi obat padatan1.

    Solvolisis

    hidrolisa, dekarboksilasi

    2.

    Oksidasi

    misalnya pada kristal3.

    Fotolisa

    terjadi pada tablet (< 0,3 mm) Vit A

    4.

    Pirolisa

    terputusnya ikatan kimia karena panas (asam p-amino salisilat) 70-80

    C

    SigmidNg :

    = K

    1-p

    (1 -

    ) 1-pdxdt

    ddt

  • = kecepatan dekomposisiK = konstanta kecepatanp & q = parameter yang berhubungan dengan

    mekanisme reaksi (0-1)

    = dekomposisi fraksional

    p = 0 1-0

    = rate proporsional dengan P = 1 1-1

    = 1 rate tidak proporsional dengan

    Jika p dan q = 1

    = k

    kinetika orde nol

    Jika p = 0 ; q = 1

    = k kinetika eksponensial

    Jika p = 0 ; q = 0

    = k

    (1-

    ) sigmoidal

    ddt

    ddtddt

    ddt

  • Contoh dekomposisi obat padatVit A

    Turunan asam benzoateAs. P-amino salisilat (PAS) terdekarboksilasi

    Asetosal asam salisilat + asam asetat pH rendah mempercepat degradasi

    CH2OH

    NH2

    COOHOH

    NH2

    OH

    + CO2

  • Eksipient dpt berpengaruh pada stabilitas obat dg cara :1.

    Sebagai katalisator permukaan

    2.

    Mengubah pH lapisan lembab3.

    Bereaksi langsung dengan obat

    Metode stabilisasi :1.

    Penambahan sifat obat

    2.

    Meminimkan jumlah air dalam formulasi3.

    Pemberian buffer

    4.

    Degradasi karena sinar / oksidsasi coating tabletkemasan baik

  • Selamat belajar

    INTERPRETASI DATA KINETIKDATA KINETIKTEORI TRANSISISlide Number 4EKIVALENSI KINETIKSlide Number 6Slide Number 7Slide Number 8Slide Number 9Slide Number 10Slide Number 11Slide Number 12Slide Number 13Slide Number 14Slide Number 15Slide Number 16Slide Number 17Slide Number 18Slide Number 19Slide Number 20Slide Number 21Slide Number 22Slide Number 23Slide Number 24Slide Number 25Slide Number 26Slide Number 27Slide Number 28Slide Number 29Slide Number 30Slide Number 31Slide Number 32Slide Number 33Slide Number 34Slide Number 35Slide Number 36Slide Number 37Slide Number 38HIDROLISA DAN ASIL TRANSFERSlide Number 40Slide Number 41Slide Number 42Slide Number 43Slide Number 44INTRA MOLEKULAR NUKLEOPHILIC CATALYSISSlide Number 46SENYAWA KARBONIL DAN KARBOKSILSlide Number 48Slide Number 49Slide Number 50Slide Number 51Slide Number 52Slide Number 53Slide Number 54Slide Number 55Slide Number 56Slide Number 57Tabel K hidrolisa ester benzoat dalam alkali (25C)Slide Number 59Slide Number 60Slide Number 61Slide Number 62Slide Number 63Slide Number 64Slide Number 65Slide Number 66Slide Number 67Slide Number 68Slide Number 69Slide Number 70Slide Number 71Slide Number 72Slide Number 73Slide Number 74Slide Number 75Slide Number 76Slide Number 77Slide Number 78DEKOMPOSISI PADATANSlide Number 80Slide Number 81Slide Number 82Slide Number 83Slide Number 84Slide Number 85Slide Number 86Slide Number 87