SPO Komunikasi via Telepon

download SPO Komunikasi via Telepon

of 12

Transcript of SPO Komunikasi via Telepon

ADMINISTRASI

R S A BOJONEGOROPROSEDURKOMUNIKASI VIA TELEPON ANTAR PARA PEMBERI LAYANAN (DOKTER & PERAWAT)

Nomer DokumenSPO A/TKPRS-08/2013Revisi ke : 0Halaman1/1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL(S P O)Tgl diterbitkan :10 Desember 2013Direktur RSA Bojonegoro

(dr. H. SUDJARWANTO)

PengertianKomunikasi efektif melalui telepon yang dilakukan oleh perawat untuk melaporkan segala bentuk keluhan, keadaan dan permasalahan pasien kepada dokter yang merawat secara tepat waktu, lengkap, akurat , jelas dan dipahami oleh kedua belah pihak.

Tujuan1. Untuk menjalin kerjasama dokter & perawat.2. Mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien.3. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/20112. SK Direktur tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur1. Identifikasi pasien secara langsung dengan tanya nama pasien atau keluarga bila pasien tidak sadar, melihat gelang identifikasi dan siapkan status pasien.2. Verifikasi identitas pasien sesuai antara gelang pasien, status pasien dan nama pasien, siapkan lembar konsul pertelpon.3. Tekan nomor ekstensi dokter yang merawat pasien4. Setelah terdengar nada sambung ucapkan salam5. Laporkan identitas pasien meliputi nama, jenis kelamin, umur, keluhan, hasil pemeriksaan dan pengamatan serta obat-obatan bila ada.6. Tanyakan tindak lanjut pengobatan kepada dokter yang merawat.7. Catat secara lengkap perintah dari dokter yang merawat pada form yang telah disediakan.8. Konfirmasi apa yang sudah dituliskan dan bacakan ulang kepada pemberi perintah (dokter ).9. Eja ulang obat-obat yang diberikan secara perlahan-lahan terutama untuk obat-obatan yang termasuk dalam golongan NORUM ( Nama obat rupa obat mirip ),untuk konsultasi pertelpon yang nama obat mirip, blangko terlampir untuk obat-obat yang nama mirip.10. Cantumkan tanda cawang pada kolom membaca ulang isi laporan bila sudah dibacakan ulang.11. Telpon ulang pemberi perintah bila laporan belum dibacakan ulang,dan konfirmasikan ulang isi perintah.12. Cantumkan nama lengkap dan tanda tangan pelapor pada form yang telah disediakan.13. Cantumkan tandatangan saksi yang ikut mendengarkan saat menelpon dokter (bisa keluarga pasien, perawat jaga, pasien sendiri ,dokter jaga,dokter yang merawat sebelumnya )14. Ucapkan terima kasih dan salam.15. Mintakan tanda tangan saat dokter visite.

Unit Terkait1. UGD2. Ruang Rawat Inap Keperawatan3. Unit bedah sentral4. Unit Care Intensive5. Unit Rawat Jalan6. Unit penunjang medik

R S ABOJONEGOROPROSEDURKOMUNIKASI VIA TELEPON ANTAR PARA PEMBERI LAYANAN (PERAWAT & PETUGAS LAB)

Nomer DokumenSPO A/TKPRS-/2013Revisi ke : 0Halaman1/1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL(S P O)Tgl diterbitkan :10 Desember 2013Direktur RSA Bojonegoro

(dr. H. SUDJARWANTO)

PengertianKomunikasi efektif melalui telepon yang dilakukan oleh perawat untuk menanyakan hasil pemeriksaan laboratorium pada petugas laboratorium dan dicatat oleh perawat secara lengkap , akurat dan jelas.

Tujuan1. Sebagai acuan untuk melaporkan hasil pemeriksaan laboratorium klinis.2. Terjalinnya kelancaran komunikasi antar perawat dan petugas laboratorium.3. Mengurangi kesalahan / kekeliruan hasil pelaporan pemeriksaan laboratorium .4. Mengurangi kesalahan / kekeliruan dalam pemberian terapi.5. Meningkatkan keselamatan pasien.6. Terpeliharanya mutu pelayanan.

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/20112. SK Direktur tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur1. Identifikasi pasien sebelum menelpon ruang laboratorium dengan mencocokkan kebenaran identitas pasien2. Tanya nama pasien atau keluarga pasien, lihat gelang identifikasi, siapkan status pasien.3. Bila antara pertanyaan, gelang identifikasi dan status pasien sudah sesuai hubungi no unit laboratorium.4. Tekan nomor ekstensi ruang laboratorium.5. Setelah terdengar nada sambung ucapkan salam.6. Sebutkan identitas diri / ruangan perawatan.7. Siapkan lembar status pasien.8. Sebutkan nama / nomor rekam medis / alamat pasien yang dimaksud.9. Catat hasil pelaporan dari petugas laboratorium pada status pasien10. Bacakan kembali hasil pelaporan secara lengkap, akurat dan jelas pada petugas laboratorium11. Telpon ulang petugas laboratorium bila hasil laborat belum dikonfirmasikan ke petugas laborat.12. Cantumkan nama lengkap dan tanda tangan pelapor pada form yang disediakan.13. Cantumkan tandatangan saksi yang mendengarkan saat menanyakan hasil laborat (keluarga pasien, pasien atau perawat jaga ,dokter jaga, dokter yang merawat )14. Ucapkan terima kasih dan salam.

Unit Terkait1. UGD2. Ruang Rawat Inap Keperawatan3. Unit bedah sentral4. Unit Care Intensive5. Unit Rawat Jalan6. Unit Laboratorium

R S ABOJONEGOROPROSEDURIDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM PEMBERIAN OBAT PARENTERAL,ORAL,SUPPOSITORIA

Nomer DokumenSPO A/TKPRS-04/2013

Revisi ke : 0Halaman1/1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL(S P O)Tgl diterbitkan : 1 Nofember 2013Direktur RSA Bojonegoro

(dr. H.Sudjarwanto)

PengertianMerupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum memberikan obat parenteral, oral, suppositoria kepada pasien

Tujuan1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien.2. Sebagai acuan dalam pemberian pengobatan secara parenteral, oral, suppositoria3. Terpeliharanya mutu pelayanan4. Terjaganya keselamatan pasien

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/20112. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur1. Siapkan status pasien2. Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )3. Lihat gelang Identifikasi yang terpasang4. Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan gelang identifikasi yang terpasang.5. Lakukan pemberian obat sesuai advis bila status pasien, nama yang disebut dan gelang identifikasi sudah sesuai6. Identifikasi ulang pasien bila tidak ada kesesuaian identitas kepada rekam medis7. Dokumentasikan pemberian obat distatus pasien

Unit Terkait1. UGD2. Ruang Rawat Inap Keperawatan3. Unit bedah sentral4. Unit Care Intensive5. Unit Rawat Jalan

R S ABOJONEGOROPROSEDURIDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM PEMBERIAN DARAH/PRODUK DARAH

Nomer DokumenSPO A/TKPRS-05/2013

Revisi ke : 0Halaman1/1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL(S P O)Tgl diterbitkan : 1 Nofember 2013Direktur RSA Bojonegoro

(dr. H.Sudjarwanto)

PengertianMerupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum memberikan darah atau produk darah yang lain

Tujuan1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien.2. Sebagai acuan dalam pemberian darah dan produk darah3. Terpeliharanya mutu pelayanan4. Terjaganya keselamatan pasien

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/20112. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur1. Siapkan status pasien2. Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )3. Lihat gelang Identifikasi yang terpasang4. Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan gelang identifikasi yang terpasang.5. Siapkan darah / produk darah yang akan dimasukkan6. Lakukan verifikasi ulang pada darah / produk darah yang ada, meliputi nama pasien, golongan darah, jenis darah yang akan dimasukkan .7. Setelah verifikasi pada identitas sesuai , dan produk darah yang ada sesuai dengan identitas pasien masukkan darah / produk darah sesuai advis dokter.8. Klarifikasi ulang pada rekam medis bila ada ketidak sesuaian identitas9. Dokumentasikan pemberian darah atau produk darah distatus pasien

Unit Terkait1. UGD2. Ruang Rawat Inap Keperawatan3. Unit bedah sentral4. Unit Care Intensive

R S ABOJONEGOROPROSEDURIDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM PENGAMBILAN DARAH DAN SPECIMEN LAIN

Nomer DokumenSPO A/TKPRS-06/2013

Revisi ke : 0Halaman1/1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL(S P O) Tgl diterbitkan : 1 Nofember 2013Direktur RSA Bojonegoro

(dr.H. sudjarwanto)

PengertianMerupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum pemgambilan darah dan specimen lain

Tujuan1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien.2. Sebagai acuan dalam pemberian pengobatan dan tindakan atau prosedur pemeriksaan.3. Terpeliharanya mutu pelayanan4. Menjaga keselamatan pasien

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/20112. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur1. Siapkan status pasien2. Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )3. Lihat gelang Identifikasi yang terpasang4. Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan gelang identifikasi yang terpasang.5. Lakukan pengambilan darah atau specimen lain sesuai advis bila status pasien, nama yang disebut dan gelang identifikasi sesuai.6. Identifikasi ulang pasien bila tidak ada kesesuaian identitas kepada rekam medis7. Dokumentasikan pengambilan darah dan specimen lain distatus pasien

Unit Terkait1. UGD2. Ruang Rawat Inap Keperawatan3. Unit bedah sentral4. Unit Care Intensive5. Unit Rawat Jalan

R S ABOJONEGOROPROSEDURIDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM TINDAKAN ECG/RONTGEN FOTO/USG/CT SCAN/EEG

Nomer DokumenSPO A/TKPRS-07/2013

Revisi ke : 0Halaman1/1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL(S P O)Tgl diterbitkan : 1 Nofember 2013Direktur RSA Bojonegoro

(dr. Sudjarwanto)

PengertianMerupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum melakukan tindakan penunjang medis

Tujuan1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien.2. Sebagai acuan dalam pemberian pengobatan dan tindakan atau prosedur.3. Terpeliharanya mutu pelayanan4. Menjaga keselamatan pasien

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/20112. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur1. Siapkan status pasien2. Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )3. Lihat gelang Identifikasi yang terpasang4. Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan gelang identifikasi yang terpasang.5. Siapkan blangko pemeriksaan yang diminta.6. Bila proses verifikasi identitas sudah sesuai antar pasien ketempat pemeriksaan7. Identifikasi ulang pasien bila tidak ada kesesuaian identitas kepada rekam medis8. Dokumentasikan proses tindakan yang dilakukan dalam tatus pasien.

1. UGD2. Ruang Rawat Inap Keperawatan3. Unit bedah sentral4. Unit Care Intensive5. Unit Rawat Jalan

R S ABOJONEGOROPROSEDURIDENTIFIKASI KESELAMATAN PASIEN SEBELUM PEMBEDAHAN

Nomer Dokumen

SPO A/TKPRS-01/2013Revisi ke : 0Halaman1/1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL(S P O)Tgl diterbitkan : 1 Nofember 2013Direktur RSA Bojonegoro

(dr. Sudjarwanto)

PengertianMerupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum melakukan tindakan pembedahan dari ruang rawat inap, rawat jalan, UGD ke kamar operasi.

Tujuan1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien.2. Sebagai proses verifikasi sebelum pindah keruang operasi.3. Terpeliharanya mutu pelayanan4. Menjaga keselamatan pasien5. Menghindari salah pasien saat operasi.

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/20112. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur1. Siapkan status pasien2. Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )3. Lihat Identifikasi yang terpasang4. Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan gelang identifikasi yang terpasang.5. Siapkan penunjang medis pasien yang diperlukan di ruang operasi6. Cocokkan penunjang medis pasien dengan identifikasi pasien.7. Laporkan dokter yang akan melakukan tindakan dan minta untuk diberi tanda daerah area operasi (Marking Area Operasi )8. Identifikasi ulang dan libatkan pasien dalam pencocokkan daerah mana yang akan dioperasi sebelum diantar ke ruang operasi9. Laporkan pada dokter anasthesi.10. Bila ada darah yang harus dibawa kekamar operasi jumlah darah, jenis darah, golongan darah harus diidentifikasi secara benar.11. Siapkan form timbang terima keselamatan pembedahan dan isi sesuai kriteria yang ada di form pada kolom pertama12. Bila sudah sesuai antara identifikasi pasien, penunjang medis,marking area sudah sesuai ,antar pasien keruang operasi.13. Lakukan timbang terima antara perawat rawat inap/ruang asal pasien dengan perawat ruang operasi untuk melakukan verifikasi ulang pada pasien dengan penandatanganan form timbang terima keselamatan pembedahan antara petugas pengantar pasien ke OK dan petugas penerima dikamar OK, pada form kolom pertama.14. Beri tandatangan antara perawat pengantar dari ruang asal dengan petugas OK.

.

Unit Terkait1. UGD2. Ruang Rawat Inap Keperawatan3. Unit bedah sentral4. Unit Care Intensive5. Unit Rawat Jalan

R S ABOJONEGOROPROSEDURIDENTIFIKASI KESELAMATAN PASIEN SESUDAH PEMBEDAHAN

Nomer Dokumen

SPO A/TKPRS-02/2013Revisi ke : 0Halaman1/1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL(S P O)Tgl diterbitkan : 1 Nofember 2013Direktur RSA Bojonegoro

(dr. Sudjarwanto)

PengertianMerupakan proses verifikasi identitas pasien sesudah pembedahan dari kamar operasi kembali keruang rawat inap, rawat jalan, ICU.

Tujuan1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien.2. Sebagai proses verifikasi sebelum pindah keruang ICU / ruang perawatan/ rawat jalan3. Terpeliharanya mutu pelayanan4. Menjaga keselamatan pasien sesudah operasi

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/20112. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur1. Siapkan status pasien2. Pastikan kondisi pasien sudah sadar3. Lihat Identifikasi yang terpasang4. Siapkan penunjang medis pasien yang ada dan siapkan untuk dikembalikan ke pasien atau ke perawat yang mengambil pasien5. Siapkan form timbang terima keselamatan pembedahan dan isi sesuai kriteria yang ada di form kolom kedua untuk pasca pembedahan.6. Siapkan specimen PA bila harus PA dan blangko PA7. Lakukan verifikasi ulang saat menyerahkan specimen PA dan pastikan antara nama yang ada di wadah specimen yang ada, dengan identifikasi pasien, dan blangko sudah sesuai8. Dokumentasikan proses timbang terima dengan petugas OK dengan petugas ruang / keluarga pasien pada form keselamatan pembedahan dikolom kedua.9. Beri tandatangan pada form tandatangan antara petugas kamar operasi dengan petugas ruangan pengambil pasien , atau keluarga pasien.

.

Unit Terkait1. UGD2. Ruang Rawat Inap Keperawatan3. Unit bedah sentral4. Unit Care Intensive5. Unit Rawat Jalan

R S ABOJONEGOROPROSEDURIDENTIFIKASI KESELAMATAN PASIENSAAT TIMBANG TERIMA ANTAR RUANG

Nomer Dokumen

SPO A/TKPRS-03/2013Revisi ke : 0Halaman1/1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL(S P O)Tgl diterbitkan : 1 Nofember 2013Direktur RSA Bojonegoro

(dr. Sudjarwanto)

PengertianMerupakan proses verifikasi identitas pasien saat timbang terima pemindahan pasien dari unit asal ke unit yang akan ditempati pasien

Tujuan1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien.2. Sebagai proses verifikasi identitas pasien saat timbang terima antar ruang3. Terpeliharanya mutu pelayanan4. Menjaga keselamatan pasien .

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/20112. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur1. Siapkan status pasien2. Tanyakan nama pasien bila pasien dalam kondisi sadar, bila tidak tanyakan pada keluarga atau perawat yang mengantar3. Lihat Identifikasi yang terpasang4. Bila sudah sesuai terima pasien dan status pasien , perhatikan form timbang terima yang ada.5. Bila sudah sesuai beri tandatangan perawat pengantar asal dengan perawat ruang penerima.

.

Unit Terkait1. UGD2. Ruang Rawat Inap Keperawatan3. Unit Care Intensive4. Unit Rawat Jalan

R S ABOJONEGOROPROSEDUR

PENCEGAHAN RESIKO PASIEN JATUH

Nomer Dokumen

SPO A/TKPRS-09/2014Revisi ke : 0Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL(S P O)Tgl diterbitkan : 1 Maret 2014Direktur RSA Bojonegoro

(dr. Sudjarwanto)

PengertianMerupakan proses pencegahan pasien jatuh selama dalam masa perawatan di rumah sakit.

Tujuan1. Sebagai acuan dalam mengevaluasi resiko pasien jatuh2. Mengambil tindakan untuk mengurangi resiko cidera bila sampai jatuh3. Terpeliharanya mutu pelayanan4. Menjaga keselamatan pasien .

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/20112. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

ProsedurA. Persiapan Alat1. Status Rekam Medis Pasien2. Tanda resiko pasien jatuh (gelang kuning )3. Form pengkajian resiko jatuh (skala jatuh morse )4. Form pengkajian Humpty Dumpty untuk anak-anak5. Form dokumentasi informasi pasien jatuhB. Pelaksanaan TindakanI. Tindakan pencegahan umum (untuk semua pasien rawat inap )1. Ucapkan salam2. Sebutkan nama dan peran anda3. Informasikan pada pasien /keluarga pasien tentang kegiatan pengkajian resiko jatuh yang akan dilakukan beserta tujuannya.4. Kaji tingkat resiko pasien jatuh sesuai format pengkajian resiko jatuh .5. Tentukan tingkat resiko pasien jatuh ringan, sedang, tinggi6. Informasikan pada pasien /keluarga pasien tentang tindakan yang dilakukan untuk mencegah resiko jatuh sesuai format dokumentasi pemberian informasi resiko pasien jatuh7. Orientasikan pasien dan keluarga terhadap lingkungan ruang perawatan dan petugas yang merawat.8. Atur posisi tempat tidur senyaman mungkin9. Pasang pengaman tempat tidur dikedua sisi terutama untuk pasien resiko sedang dan tinggi10. Kunci roda tempat tidur (sesuaikan fasilitas tempat tidur )11. Dekatkan semua kebutuhan pasien (bel, dan barang-barang yang dibutuhkan oleh pasien )12. Berikan pencahayaan yang kuat sesuai dengan kebutuhan pasien13. Lakukan pemantauan terhadap obat-obat yang digunakan14. Berikan edukasi pada pasien dan keluarga .15. Ucapkan terimakasih setelah selesai melakukan kegiatan pencegahan dan sampaikan semoga lekas sembuh.II. Untuk pasien yang beresiko jatuh (risiko sedang dan tinggi )1. Lakukan semua pencegahan umum2. Pasang tanda risiko pasien jatuh (gelang kuning )3. Libatkan pasien dan keluarga dalam pencegahan risiko jatuh4. Berikan informasi risiko jatuh pada pasien dan keluarga5. Dokumentasikan pemberian informasi pada formulir dokumentasi informasi pasien jatuh.6. Beritahu pasien untuk meminta bantuan saat ambulasi7. Observasi secara teratur kenyamanan pasien8. Kaji ulang risiko jatuh tiap shift9. Komunikasikan risiko pasien jatuh saat timbang terima pasien antar shift10. Dokumentasikan semua kegiatan pencegahan risiko jatuh pada catatan kegiatan.III. Untuk pasien setelah kejadian jatuh1. Perawat segera memeriksa pasien2. Laporkan dokter jaga untuk menentukan evaluasi lebih lanjut3. Perawat melaksanakan terapi dari dokter jaga4. Jika ada gangguan kognitif beritahukan keluarga untuk menekan alarm /bel yang tersedia, jika tidak ada bel anjurkan untuk segera melaporkan ke perawat.5. Dilakukan pemeriksaan neurologi dan tanda-tanda vital.6. Pasien diperbolehkan turun dari tempat tidur dengan seijin perawat dan didampingi oleh keluarga untuk 24 jam pertama kemudian dilakukan asessmen ulang.7. Beritahu keluarga bahwa pasien telah mengalami kejadian jatuh dan kemungkinan cedera yang mungkin timbul8. Catat kejadian jatuh di Tim keselamatan Pasien Rumah Sakit 9. Keluarga atau orang yang mengetahui kejadian jatuh mengisi laporan kejadian dan memberikan kepada perawat dan meneruskan ke Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit.10. Perawat melengkapi formulir jatuh dan menyertakan ke laporan kejadian.11. Berikan edukasi mengenai risiko jatuh dan pencegahan kepada pasien dan keluarga.12. Resiko jatuh pasien akan dinilai ulang dengan menggunakan Assesmen Risiko Jatuh Harian kemudian ditentukan intervensi dan pemilihan alat pengaman yang sesuai.

Unit Terkait1. UGD2. Ruang Rawat Inap Keperawatan3. Unit Care Intensive4. Unit Rawat Jalan