SPM rev
-
Upload
renny-sigit-safitri -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
Transcript of SPM rev
7/23/2019 SPM rev
http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 1/12
PERATURAN WALIKOTA SEMARANG
NOMOR
TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG
WALIKOTA SEMARANG,
Menimbang : a. bahwa untuk kemudahan dalam melaksanakan ketentuan
tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan Daerah, dipandang perlu menjabarkan lebih lanjut ketentuan-ketentuan teknis
berupa Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang wajib
dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatandan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor 1747 /
Menkes – Kesos / SK / XII / 2000;
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka perlu
diterbitkan Peraturan Walikota Semarang tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Semarang.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DaerahIstimewa Yogyakarta;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indinesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentangPenetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
7/23/2019 SPM rev
http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 2/12
Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentangPerluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentangPembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten Daerah-
daerah Tingkat II Purbalinnga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan
Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah KotamadyaDaerah Tingkat II Semarang dalam Wilayah Propinsi Daerah
Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 89);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagaiDaerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150):
10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2001 tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan
Rumah Sakit Daerah;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b / Menkes / SK / Per / II / 1998 tentang Rumah Sakit;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
749a / Menkes / SK / XII / 1999 tentang Rekam Medis /
Medical Record;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13333 / Menkes / SK / XII / 1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit;
14. Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
Republik Indonesia Nomor 1747 / Menkes-Kesos / SK / XII /2000 tentang Pedoman Penetapan Standar Pelayanan Minimal
Dalam Bidang Kesehatan di Kabupaten / Kota;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan;16. Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun
2002 tentang Pedoman Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Daerah;
17. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 200
tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan (Lembaran Daerah
Kota Semarang Tahun 2000 Nomor 26 Seri D)
7/23/2019 SPM rev
http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 3/12
18. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2006
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah SakitUmum Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota
Semarang Tahun 2006 Nomor 3 Seri D).
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERTAMA : Peraturan Walikota Semarang tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang.
KEDUA : Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA wajib dilaksanakan dan tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini sebagai bagian yang tidak terpisahkan.
KETIGA : Peeraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Semarang
pada tanggal
WALIKOTA SEMARANG
H. SUKAWI SUTARIP
SALINAN disampaikan kepada Yth:1. Wakil Walikota Semarang;
2. Sekretaris Daerah Kota Semarang;
3. Asisten Tata Praja Sekda Kota Semarang;4. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Kota Semarang;
5. Asisten Administrasi Sekda Kota Semarang;
6. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang;7. Kepala Bagian Hukum Setda Kota Semarang.
7/23/2019 SPM rev
http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 4/12
LAMPIRAN KEPUTUSAN WALIKOTA
SEMARANG
NOMOR :
TANGGAL :
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG
A. PENDAHULUAN
1. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
kesehatan merupakan salah satu bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh
Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. Ini berarti bahwa dalam rangka Otonomi
Daerah, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota bertanggung jawab sepenuhnyadalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di wilayahnya. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatanyang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang
sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai
dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
2. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 menyatakan bahwa kewenangan
yang telah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota merupakan
pelayanan minimal yang sesuai standar dalam bidang-bidang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat 2 Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, yang dalam pelaksanaan harus disesuaikan. Pelayanan Minimal yang dilaksanakan ini harus
disesuaikan dengan standar yang ditentukan oleh propinsi berdasarkan pedoman yang
ditetapkan oleh pemerintah.
3. Bahwa Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Dalam Bidang KesehatanYang Wajib Dilaksanakan di Kabupaten/Kota telah dibuat berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor
1747/Menkes-Kesos/SK/XII/2000 . Dengan demikian maka mempertimbangkan bahwa pokok-pokok yang tertera pada lampiran Keputusan Menteri tersebut,
khususnya untuk Rumah Sakit, dipandang perlu untuk lebih memberikan panduan
yang berupa pedoman standar pelayanan minimal rumah sakit yang wajib
dilaksanakan4. Penetapan angka standar oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang,
berdasarkan kemampuan sarana yang dimiliki, kemampuan masyarakat serta
kemampuan pembiayaannya.
5. Departemen Kesehatan telah menekankan hal-hal yang terkait dengan pembangunankesehatan yaitu prioritas pembangunan kesehatan perlu lebih dipertajam dengan
paradigma sehat dengan memberikan perhatian khusus pada masyarakat yang kurang
mampu.
6. Dalam melaksankannya profesionalisme pelaksanaan pelayanan kesehatan dituntutuntuk menjamin peningkatan mutu pelayanan yang lebih terbuka (transparan) dan
lebih bertanggung jawab (akuntabel).
7. Kewenangan yang diberikan kepada RSUD, mengandung maksud bahwa RSUD
bertanggungjawab pula atas kelancaran, pengelolaan, pembiayaan dan kontrolnya.Hal ini semata untuk kesejahteraan rakyat.
7/23/2019 SPM rev
http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 5/12
B. DASAR HUKUM
3. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah KotaBesar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah
Istimewa Yogyakarta;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun
1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan AntaraPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3848);
6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4548);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya DaerahTingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di
Wilayah Kabupaten Daerah-daerah Tingkat II Purbalinnga, Cilacap, Wonogiri, Jeparadan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Semarang dalam Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 89);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah danKewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3952);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150):
13. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman
Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b / Menkes / SK / Per /
II / 1998 tentang Rumah Sakit;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 749a / Menkes / SK / XII /1999 tentang Rekam Medis / Medical Record;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13333 / Menkes / SK /
XII / 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
17. Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor 1747 / Menkes-Kesos / SK / XII / 2000 tentang Pedoman Penetapan Standar
Pelayanan Minimal Dalam Bidang Kesehatan di Kabupaten / Kota;
7/23/2019 SPM rev
http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 6/12
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;
19. Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun 2002 tentang Pedoman Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah;
20. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang (LembaranDaerah Kota Semarang Tahun 2006 Nomor 3 Seri D).
U. PENGERTIAN
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang adalah standar
pelayanan berdasarkan kewenangan yang telah diserahkan, yang harus dilaksanakan
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang untuk meningkatkan mutu pelayanan yangdapat dijangkau oleh masyarakat yang sekaligus merupakan akuntabilitas pemerintah
Kota Semarang dalam penyelenggaraan pemerintahan kota serta sebagai instrumen
pembinaan dan pengawasan Pemerintah Kota Semarang kepada Rumah Sakit UmumDaerah Kota Semarang.
V. RUANG LINGKUP
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
228/MENKES//SK/III/2002 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan RumahSakit yang wajib dilaksanakan di Daerah, maka ruang lingkup Standar Pelayanan
Minimal ini adalah RSUD Kota Semarang.
W. FALSAFAH
1. Kesehatan adalah Hak Warga Negara, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Kesehatan adalah investasi Sumber Daya Manusia.
3. Kesehatan adalah tanggungjawab bersama antara Pemerintah dan Masyarakat.
4. Upaya kesehatan berdasarkan perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan
dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa.
5. Dalam Pembangunan Kesehatan setiap orang mempunyai hak yang sama dalammemperoleh pelayanan kesehatan yang optimal, bermutu, efisien dan merata, tanpa
memandang suku dan golongan.
X. VISI
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang yang Profesional, Mandiri dan Berdayasaing.
Y. MISI
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan paripurna yang profesional dan terjangkau
2. Mewujudkan kemandirian rumah sakit dengan prinsip otonomi dalam pengelolaan
keuangan dan Sumber Daya Manusia.
3. Mewujudkan peningkatan kepercayaan masyarakat melalui pelaksanaan layanan
unggulan.
7/23/2019 SPM rev
http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 7/12
Z. NILAI-NILAI RUMAH SAKIT
1. Kebersamaan
2. Profesionalisme
3. Kejujuran
4. Keterbukaan
5. Disiplin
AA. MOTTO : MELAYANI DENGAN IKHLAS
BB. TUJUAN
1. Mewujudkan RSUD Kota Semarang menjadi Badan Layanan Umum dalam rangkakemandirian pengelolaan keuangan dan sumber daya manusia.
2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk dapat memberikan layanan
paripurna.
3. Meningkatkan pemberdayaan Sumber Daya Manusia untuk dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan.
4. Meningkatkan sarana dan prasarana Rumah Sakit Type B untuk dapat memberikan
peningkatan pelayanan kesehatan.
5. Memajukan RSUD Kota Semarang dengan memanfatan komitmen dan dukungan
stakeholder.
6. Meningkatkan kesejahteraan Sumber Daya Manusia yang optimal guna memberikan
peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit.
CC. MANFAAT STANDAR PELAYANAN MINIMAL:
1. Bagi masyarakat:
a. Tersedia pelayanan yang terjangkau dan berkesinambungan.
b. Pelayanan bermutu, efisien dan sesuai standar.
c. Meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat.
d. Melindungi hak asasi masyarakat dibidang kesehatan.
2. Bagi Rumah Sakita. Akuntabilitas rumah sakit kepada pemerintah daerah.
b. Pemacu untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja rumah sakit.
c. Memudahkan rumah sakit untuk menentukan strategi.
d. Dapat dijadikan salah satu dasar untuk menghitung besarnya subsidi kepada
rumah sakit oleh pemerintah kota untuk pelayanan masyarakat.
3. Bagi Pemerintah Kota
a. Adanya akuntabilitas pelayanan kesehatan.
b. Merupakan rujukan dalam rangka melakukan pembinaan kesehatandiwilayahnya.
c. Mengetahui hal-hal yang harus di fasilitasi oleh Kabupaten/Kota .
d. Mengetahui ruang kewenangan dalam bidang kesehatan daerah Kabupaten
Kota.
7/23/2019 SPM rev
http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 8/12
e. Merupakan acuan yang dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pembinaan.
STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA
SEMARANG.
1. Standar Pelayanan Rumah Sakit Daerah adalah penyelenggaraan pelayanan manajemenrumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan baik
rawat inap maupun rawat jalan yang minimal harus diselenggarakan oleh rumah sakit.
2. Indikator .Merupakan variabel ukuran atau tolok ukur yang dapat menunjukkan indikasi-
indikasi terjadinya perubahan tertentu. Untuk mengukur kinerja rumah sakit ada beberapaindikator, yaitu:
a. Input, yang dapat mengukur bahan alat sistem prosedur atau orang yang
memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur tetap dan
lain-lain.
b. Proses, yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan misalnya kecepatan pelayanan, ketepatan pelayanan, pelayanan yang ramah dan lain-lain.
c. Output, yang dapat menjadi tolok ukur hasil yang dicapai, misalnya jumlah yang
dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan.
d. Outcome, yang menjadi tolok ukur dan merupakan dampak dari hasil pelayananmisalnya keluhan pasien yang merasa tidak puas terhadap pelayanan dan lain-lain.
e. Benefit, adalah tolok ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah sakit
maupun penerima pelayanan atau pasien, misal biaya pelayanan yang lebih murah,
peningkatan pendapatan rumah sakit.
f. Impact, adalah tolok ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas misalnyaangka kematian ibu dan bayi yang menurun, meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat, meningkatnya kesejahteraan karyawan.
3. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan dalam
melakukan kegiatan. Standar ini dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan sesuai denganevidence base.
4. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang sesuai tuntutan kewenangan wajib yang
harus dilaksanakan olehnya, maka harus memberikan pelayanan untuk keluarga miskin
dengan biaya ditanggung oleh Pemerintah.
5. Secara khusus selain pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat wilayahsetempat maka rumah sakit juga harus meningkatkan manajemen di dalam rumah sakit
yaitu meliputi:
a. Manajemen Sumberdaya Manusia.
b. Manajemen Keuangan.
c. Manajemen Sistem Informasi Rumah Sakit, ke dalam dan keluar rumah sakit.
d. Sarana prasarana.
e. Mutu Pelayanan.
6. Indikator Kinerja
7/23/2019 SPM rev
http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 9/12
NO UNIT INDIKATOR TARGET
INTERNAL
1 SUMBER DAYA
MANUSIA
Kenaikan pangkat tepat waktu 100%
Kenaikan gaji berkala tepat waktu 100%Pemeriksaan kesehatan karyawan berisikodilakukan secara berkala 1 tahun 1 kali
100%
Cakupan karyawan yang mendapat pelatihanmasing masing komponen (medis, paramedis,
administrasi, managemen)
> 20%
7/23/2019 SPM rev
http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 10/12
2 KEUANGAN Terselesainya pengajuan klaim pada pihak ke
3 tepat waktu
100%
Pembayaran tunjangan kesejahteraan pegawaisetiap bulan
< tgl 30
3 SARANA
PRASARANA
Respon time pelayanan pemeliharaan sarana
prasarana < 1 hari
100%
Cakupan pemeliharaan sarana prasarana > 80%
4 K3 Penanganan limbah cair sesuai ketentuan
standar
100%
Pengangkutan sampah ruangan ke TPS setiap
hari
100%
Pelaksanaan PES CONTROL setiap tahun 50%
Terlaksananya kegiatan preventif pasien
safety
> 50%
5 PERENCANAAN Tersusunnya rencana kerja tahunan dan
renstra lima tahun tepat waktu
100%
Tersajinya informasi yang diperlukan
pelanggan
> 60%
Respon terhadap keluhan pelanggan < 1 mgg
6 MUTU Terealisasinya standarisasi 16 Pelayanan 16 Pokja 100%
7 SIM Cakupan Penyediaan data / informasi melaluiSIM
> 10%
EKSTERNAL
8 KEUANGAN Waktu tunggu pembayaran pasien rawat inap
pulang dikasir
< 30 menit
9 PENGEMBANGA N
Respon terhadap keluhan pelanngan < 1 mggu
10 LABORATORIUM Hasil pemeriksaan Hematologi dan GDS Cito < 30 menit
11 REKAM MEDIS Pendistribusian dokumen rekam medis rawat
jalan
100% sesuai
tujuan Poli
Pengembalian dokumen rekam medis rawat
inap
50% kembali
lengkap 3 x 24 jam
12 ANESTESI Angka tindakan anestesi yang ditunda oleh
karena alasan non medis
< 5%
13 ICU Waktu tanggap pelayanan pasien < 15 menit
14 KAMAR
BERSALIN
Angka kematian ibu melahirkan <
0,307/100000KH
15 RAWAT INAP Angka Pulang pasien atas permintaan sendiri
(APS)
< 1%
7/23/2019 SPM rev
http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 11/12
DD. MONITORING DAN EVALUASI
1. Standar pelayanan minimal ini wajib dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum DaerahKota Semarang
2. Untuk pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Pemerintah
Kota dan DPRD
3. Pembinaan dilakukan oleh pemerintah kota .
4. Evaluasi internal dilakukan oleh Komite Medik, Wadir Pelayanan dan SPI Rumah
Sakit.
EE. PENUTUP
1. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang dalam menyelenggarakan fungsinya
diharapkan dapat menjalankan pelayanan yang terjangkau dan merata, sertamengutamakan kepedulian kepada masyarakat yang tidak mampu.
2. Pedoman ini disusun dan diterbitkan sebagai acuan di Rumah Sakit Umum DaerahKota Semarang dalam melaksanakan Pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan
sesuai dengan otonomi bidang kesehatan.
3. Pedoman ini dibuat dengan mempertimbangkan kemampuan Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Semarang.
16 RAWAT JALAN Waktu tunggu poliklinik rawat jalan < 1 jam
17 GAWAT
DARURAT
Emergency respon time < 5 menit
18 RADIOLOGI Waktu tunggu pemeriksaan < 30 menit
19 REHABILITASI
MEDIK
Waktu tunggu tindakan < 2 jam
20 GIZI Penyajian makan tepat waktu ( jam makan ) 100%
21 PEMULASARANJENAZAH
Pelayanan perawatan jenazah < 3 jam setelahdi kamar jenazah
90%
22 HEMODIALISA Waktu tunggu tindakan hemodialisa < 30 menit
23 KEPERAWATAN Angka infeksi karena jarum infus, iv cateter < 2%
Angka pasien dengan decubitus < 2%
24 CSSD &
LOUNDRY
Angka sterilisasi alat kesehatan 100%
25 FARMASI Pelayanan rawat jalan
Pelayanan rawat inap
< 1 jam
< 1 jam
26 BEDAH
SENTRAL
Angka Operasi elektif yang ditunda ok non
medis
< 5%
27 KEPERAWATAN Pasien dengan dekubitus
Pasien dengan phlebitis
< 2 %
< 2 %
7/23/2019 SPM rev
http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 12/12
WALIKOTA SEMARANG
H. SUKAWI SUTARIP