SPM rev

13
PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa untuk kemudahan dalam melaksanakan ketentuan tentang Pedoman Peny usunan Sta nda r Pel ayan an Minima l Rumah Sakit yang waj ib dilaksanakan Dae rah, dipandang  perlu menjabarkan lebih lanjut ketentuan-ketentuan teknis  berupa Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang wajib dilak sanakan sesu ai dengan Kep utusa n Menter i Kesehat an dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor 1747 / Menkes – Kesos / SK / XII / 20 00;  b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka perlu diter bitka n Peratur an Wali kota Semarang te ntang Standa r Pela ya nan Mi ni ma l Ruma h Sa ki t Umum Daer ah Kota Semarang. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembar an Negara Republ ik Indones ia Nomor 3495); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Peri mbangan Ke uangan anta ra Peme ri nt ah Pusat da n Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Ta hun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Ne ga ra Republik Indinesia Nomor 4438); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta hun 2004 Nomor 125, Ta mbahan Le mb aran Nega ra Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Unda ng-Undang No mor 8 Tahun 2005 te nt ang Peneta pan Perat uran Pemeri ntah penggan ti Undang- Undang  Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menj adi Undan g- Undang (Lembaran Negara Republ ik 

Transcript of SPM rev

Page 1: SPM rev

7/23/2019 SPM rev

http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 1/12

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

NOMOR 

TENTANG

STANDAR PELAYANAN MINIMAL

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG

WALIKOTA SEMARANG,

Menimbang : a. bahwa untuk kemudahan dalam melaksanakan ketentuan

tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal

Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan Daerah, dipandang perlu menjabarkan lebih lanjut ketentuan-ketentuan teknis

 berupa Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang wajib

dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatandan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor 1747 /

Menkes – Kesos / SK / XII / 2000;

 b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka perlu

diterbitkan Peraturan Walikota Semarang tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Semarang.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan

Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DaerahIstimewa Yogyakarta;

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang

Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara

Republik Indinesia Nomor 4438);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentangPenetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang

 Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik 

Page 2: SPM rev

7/23/2019 SPM rev

http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 2/12

Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran

 Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentangPerluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran

 Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentangPembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten Daerah-

daerah Tingkat II Purbalinnga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan

Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah KotamadyaDaerah Tingkat II Semarang dalam Wilayah Propinsi Daerah

Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1992 Nomor 89);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagaiDaerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran

 Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang

Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150):

10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40

Tahun 2001 tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan

Rumah Sakit Daerah;

11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b / Menkes / SK / Per / II / 1998 tentang Rumah Sakit;

12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 

749a / Menkes / SK / XII / 1999 tentang Rekam Medis /

Medical Record;

13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13333 / Menkes / SK / XII / 1999 tentang Standar 

Pelayanan Rumah Sakit;

14. Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial

Republik Indonesia Nomor 1747 / Menkes-Kesos / SK / XII /2000 tentang Pedoman Penetapan Standar Pelayanan Minimal

Dalam Bidang Kesehatan di Kabupaten / Kota;

15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

 Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Departemen Kesehatan;16. Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun

2002 tentang Pedoman Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Rumah Sakit Daerah;

17. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 200

tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan (Lembaran Daerah

Kota Semarang Tahun 2000 Nomor 26 Seri D)

Page 3: SPM rev

7/23/2019 SPM rev

http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 3/12

18. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2006

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah SakitUmum Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota

Semarang Tahun 2006 Nomor 3 Seri D).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

PERTAMA : Peraturan Walikota Semarang tentang Standar Pelayanan Minimal

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang.

KEDUA : Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud dalam Diktum

PERTAMA wajib dilaksanakan dan tercantum dalam Lampiran

Keputusan ini sebagai bagian yang tidak terpisahkan.

KETIGA : Peeraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Semarang

 pada tanggal

WALIKOTA SEMARANG

H. SUKAWI SUTARIP

SALINAN disampaikan kepada Yth:1. Wakil Walikota Semarang;

2. Sekretaris Daerah Kota Semarang;

3. Asisten Tata Praja Sekda Kota Semarang;4. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Kota Semarang;

5. Asisten Administrasi Sekda Kota Semarang;

6. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang;7. Kepala Bagian Hukum Setda Kota Semarang. 

Page 4: SPM rev

7/23/2019 SPM rev

http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 4/12

LAMPIRAN KEPUTUSAN WALIKOTA

SEMARANG

 NOMOR :

TANGGAL :

STANDAR PELAYANAN MINIMAL

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG

A. PENDAHULUAN

1. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

kesehatan merupakan salah satu bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh

Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. Ini berarti bahwa dalam rangka Otonomi

Daerah, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota bertanggung jawab sepenuhnyadalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat di wilayahnya. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatanyang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang

sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh

karena itu Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai

dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

2. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 menyatakan bahwa kewenangan

yang telah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota merupakan

 pelayanan minimal yang sesuai standar dalam bidang-bidang sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 11 ayat 2 Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, yang dalam pelaksanaan harus disesuaikan. Pelayanan Minimal yang dilaksanakan ini harus

disesuaikan dengan standar yang ditentukan oleh propinsi berdasarkan pedoman yang

ditetapkan oleh pemerintah.

3. Bahwa Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Dalam Bidang KesehatanYang Wajib Dilaksanakan di Kabupaten/Kota telah dibuat berdasarkan Keputusan

Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor 

1747/Menkes-Kesos/SK/XII/2000 . Dengan demikian maka mempertimbangkan bahwa pokok-pokok yang tertera pada lampiran Keputusan Menteri tersebut,

khususnya untuk Rumah Sakit, dipandang perlu untuk lebih memberikan panduan

yang berupa pedoman standar pelayanan minimal rumah sakit yang wajib

dilaksanakan4. Penetapan angka standar oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang,

 berdasarkan kemampuan sarana yang dimiliki, kemampuan masyarakat serta

kemampuan pembiayaannya.

5. Departemen Kesehatan telah menekankan hal-hal yang terkait dengan pembangunankesehatan yaitu prioritas pembangunan kesehatan perlu lebih dipertajam dengan

 paradigma sehat dengan memberikan perhatian khusus pada masyarakat yang kurang

mampu.

6. Dalam melaksankannya profesionalisme pelaksanaan pelayanan kesehatan dituntutuntuk menjamin peningkatan mutu pelayanan yang lebih terbuka (transparan) dan

lebih bertanggung jawab (akuntabel).

7. Kewenangan yang diberikan kepada RSUD, mengandung maksud bahwa RSUD

 bertanggungjawab pula atas kelancaran, pengelolaan, pembiayaan dan kontrolnya.Hal ini semata untuk kesejahteraan rakyat.

Page 5: SPM rev

7/23/2019 SPM rev

http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 5/12

B. DASAR HUKUM

3. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah KotaBesar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah

Istimewa Yogyakarta;

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun

1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan AntaraPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1992 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 

3848);

6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

 Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran

 Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4548);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya DaerahTingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di

Wilayah Kabupaten Daerah-daerah Tingkat II Purbalinnga, Cilacap, Wonogiri, Jeparadan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II

Semarang dalam Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 89);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah danKewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 

3952);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Penyusunan dan Penerapan

Standar Pelayanan Minimal. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150):

13. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman

Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah;

14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b / Menkes / SK / Per /

II / 1998 tentang Rumah Sakit;

15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 749a / Menkes / SK / XII /1999 tentang Rekam Medis / Medical Record;

16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13333 / Menkes / SK /

XII / 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;

17. Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor 1747 / Menkes-Kesos / SK / XII / 2000 tentang Pedoman Penetapan Standar 

Pelayanan Minimal Dalam Bidang Kesehatan di Kabupaten / Kota;

Page 6: SPM rev

7/23/2019 SPM rev

http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 6/12

18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;

19. Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun 2002 tentang Pedoman Struktur 

Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah;

20. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang (LembaranDaerah Kota Semarang Tahun 2006 Nomor 3 Seri D).

U. PENGERTIAN

Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang adalah standar 

 pelayanan berdasarkan kewenangan yang telah diserahkan, yang harus dilaksanakan

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang untuk meningkatkan mutu pelayanan yangdapat dijangkau oleh masyarakat yang sekaligus merupakan akuntabilitas pemerintah

Kota Semarang dalam penyelenggaraan pemerintahan kota serta sebagai instrumen

 pembinaan dan pengawasan Pemerintah Kota Semarang kepada Rumah Sakit UmumDaerah Kota Semarang.

V. RUANG LINGKUP

 

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 

228/MENKES//SK/III/2002 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan RumahSakit yang wajib dilaksanakan di Daerah, maka ruang lingkup Standar Pelayanan

Minimal ini adalah RSUD Kota Semarang.

W. FALSAFAH

1. Kesehatan adalah Hak Warga Negara, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

2. Kesehatan adalah investasi Sumber Daya Manusia.

3. Kesehatan adalah tanggungjawab bersama antara Pemerintah dan Masyarakat.

4. Upaya kesehatan berdasarkan perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan

dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa.

5. Dalam Pembangunan Kesehatan setiap orang mempunyai hak yang sama dalammemperoleh pelayanan kesehatan yang optimal, bermutu, efisien dan merata, tanpa

memandang suku dan golongan.

X. VISI

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang yang Profesional, Mandiri dan Berdayasaing.

Y. MISI

1. Mewujudkan pelayanan kesehatan paripurna yang profesional dan terjangkau

2. Mewujudkan kemandirian rumah sakit dengan prinsip otonomi dalam pengelolaan

keuangan dan Sumber Daya Manusia.

3. Mewujudkan peningkatan kepercayaan masyarakat melalui pelaksanaan layanan

unggulan.

Page 7: SPM rev

7/23/2019 SPM rev

http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 7/12

Z. NILAI-NILAI RUMAH SAKIT

1. Kebersamaan

2. Profesionalisme

3. Kejujuran

4. Keterbukaan

5. Disiplin

AA. MOTTO : MELAYANI DENGAN IKHLAS

BB. TUJUAN

1. Mewujudkan RSUD Kota Semarang menjadi Badan Layanan Umum dalam rangkakemandirian pengelolaan keuangan dan sumber daya manusia.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk dapat memberikan layanan

 paripurna.

3. Meningkatkan pemberdayaan Sumber Daya Manusia untuk dapat meningkatkan

kepuasan pelanggan.

4. Meningkatkan sarana dan prasarana Rumah Sakit Type B untuk dapat memberikan

 peningkatan pelayanan kesehatan.

5. Memajukan RSUD Kota Semarang dengan memanfatan komitmen dan dukungan

stakeholder.

6. Meningkatkan kesejahteraan Sumber Daya Manusia yang optimal guna memberikan

 peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit.

CC. MANFAAT STANDAR PELAYANAN MINIMAL:

1. Bagi masyarakat:

a. Tersedia pelayanan yang terjangkau dan berkesinambungan.

 b. Pelayanan bermutu, efisien dan sesuai standar.

c. Meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat.

d. Melindungi hak asasi masyarakat dibidang kesehatan.

2. Bagi Rumah Sakita. Akuntabilitas rumah sakit kepada pemerintah daerah.

 b. Pemacu untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja rumah sakit.

c. Memudahkan rumah sakit untuk menentukan strategi.

d. Dapat dijadikan salah satu dasar untuk menghitung besarnya subsidi kepada

rumah sakit oleh pemerintah kota untuk pelayanan masyarakat.

3. Bagi Pemerintah Kota

a. Adanya akuntabilitas pelayanan kesehatan.

 b. Merupakan rujukan dalam rangka melakukan pembinaan kesehatandiwilayahnya.

c. Mengetahui hal-hal yang harus di fasilitasi oleh Kabupaten/Kota .

d. Mengetahui ruang kewenangan dalam bidang kesehatan daerah Kabupaten

Kota.

Page 8: SPM rev

7/23/2019 SPM rev

http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 8/12

e. Merupakan acuan yang dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pembinaan.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA

SEMARANG.

1. Standar Pelayanan Rumah Sakit Daerah adalah penyelenggaraan pelayanan manajemenrumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan baik 

rawat inap maupun rawat jalan yang minimal harus diselenggarakan oleh rumah sakit.

2. Indikator .Merupakan variabel ukuran atau tolok ukur yang dapat menunjukkan indikasi-

indikasi terjadinya perubahan tertentu. Untuk mengukur kinerja rumah sakit ada beberapaindikator, yaitu:

a. Input, yang dapat mengukur bahan alat sistem prosedur atau orang yang

memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur tetap dan

lain-lain.

 b. Proses, yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan misalnya kecepatan pelayanan, ketepatan pelayanan, pelayanan yang ramah dan lain-lain.

c. Output, yang dapat menjadi tolok ukur hasil yang dicapai, misalnya jumlah yang

dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan.

d. Outcome, yang menjadi tolok ukur dan merupakan dampak dari hasil pelayananmisalnya keluhan pasien yang merasa tidak puas terhadap pelayanan dan lain-lain.

e. Benefit, adalah tolok ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah sakit

maupun penerima pelayanan atau pasien, misal biaya pelayanan yang lebih murah,

 peningkatan pendapatan rumah sakit.

f. Impact, adalah tolok ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas misalnyaangka kematian ibu dan bayi yang menurun, meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat, meningkatnya kesejahteraan karyawan.

3. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan dalam

melakukan kegiatan. Standar ini dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan sesuai denganevidence base.

4. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang sesuai tuntutan kewenangan wajib yang

harus dilaksanakan olehnya, maka harus memberikan pelayanan untuk keluarga miskin

dengan biaya ditanggung oleh Pemerintah.

5. Secara khusus selain pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat wilayahsetempat maka rumah sakit juga harus meningkatkan manajemen di dalam rumah sakit

yaitu meliputi:

a. Manajemen Sumberdaya Manusia.

 b. Manajemen Keuangan.

c. Manajemen Sistem Informasi Rumah Sakit, ke dalam dan keluar rumah sakit.

d. Sarana prasarana.

e. Mutu Pelayanan.

6. Indikator Kinerja

Page 9: SPM rev

7/23/2019 SPM rev

http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 9/12

NO UNIT INDIKATOR TARGET

INTERNAL

1 SUMBER DAYA

MANUSIA

Kenaikan pangkat tepat waktu 100%

Kenaikan gaji berkala tepat waktu 100%Pemeriksaan kesehatan karyawan berisikodilakukan secara berkala 1 tahun 1 kali

100%

Cakupan karyawan yang mendapat pelatihanmasing masing komponen (medis, paramedis,

administrasi, managemen)

> 20%

Page 10: SPM rev

7/23/2019 SPM rev

http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 10/12

2 KEUANGAN Terselesainya pengajuan klaim pada pihak ke

3 tepat waktu

100%

Pembayaran tunjangan kesejahteraan pegawaisetiap bulan

< tgl 30

3 SARANA

PRASARANA

Respon time pelayanan pemeliharaan sarana

 prasarana < 1 hari

100%

Cakupan pemeliharaan sarana prasarana > 80%

4 K3 Penanganan limbah cair sesuai ketentuan

standar 

100%

Pengangkutan sampah ruangan ke TPS setiap

hari

100%

Pelaksanaan PES CONTROL setiap tahun 50%

Terlaksananya kegiatan preventif pasien

safety

> 50%

5 PERENCANAAN Tersusunnya rencana kerja tahunan dan

renstra lima tahun tepat waktu

100%

Tersajinya informasi yang diperlukan

 pelanggan

> 60%

Respon terhadap keluhan pelanggan < 1 mgg

6 MUTU Terealisasinya standarisasi 16 Pelayanan 16 Pokja 100%

7 SIM Cakupan Penyediaan data / informasi melaluiSIM

> 10%

EKSTERNAL

8 KEUANGAN Waktu tunggu pembayaran pasien rawat inap

 pulang dikasir 

< 30 menit

9 PENGEMBANGA N

Respon terhadap keluhan pelanngan < 1 mggu

10 LABORATORIUM Hasil pemeriksaan Hematologi dan GDS Cito < 30 menit

11 REKAM MEDIS Pendistribusian dokumen rekam medis rawat

 jalan

100% sesuai

tujuan Poli

Pengembalian dokumen rekam medis rawat

inap

50% kembali

lengkap 3 x 24 jam

12 ANESTESI Angka tindakan anestesi yang ditunda oleh

karena alasan non medis

< 5%

13 ICU Waktu tanggap pelayanan pasien < 15 menit

14 KAMAR  

BERSALIN

Angka kematian ibu melahirkan <

0,307/100000KH

15 RAWAT INAP Angka Pulang pasien atas permintaan sendiri

(APS)

< 1%

Page 11: SPM rev

7/23/2019 SPM rev

http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 11/12

DD. MONITORING DAN EVALUASI

1. Standar pelayanan minimal ini wajib dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum DaerahKota Semarang

2. Untuk pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Pemerintah

Kota dan DPRD

3. Pembinaan dilakukan oleh pemerintah kota .

4. Evaluasi internal dilakukan oleh Komite Medik, Wadir Pelayanan dan SPI Rumah

Sakit.

EE. PENUTUP

1. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang dalam menyelenggarakan fungsinya

diharapkan dapat menjalankan pelayanan yang terjangkau dan merata, sertamengutamakan kepedulian kepada masyarakat yang tidak mampu.

2. Pedoman ini disusun dan diterbitkan sebagai acuan di Rumah Sakit Umum DaerahKota Semarang dalam melaksanakan Pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan

sesuai dengan otonomi bidang kesehatan.

3. Pedoman ini dibuat dengan mempertimbangkan kemampuan Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Semarang.

16 RAWAT JALAN Waktu tunggu poliklinik rawat jalan < 1 jam

17 GAWAT

DARURAT

Emergency respon time < 5 menit

18 RADIOLOGI Waktu tunggu pemeriksaan < 30 menit

19 REHABILITASI

MEDIK 

Waktu tunggu tindakan < 2 jam

20 GIZI Penyajian makan tepat waktu ( jam makan ) 100%

21 PEMULASARANJENAZAH

Pelayanan perawatan jenazah < 3 jam setelahdi kamar jenazah

90%

22 HEMODIALISA Waktu tunggu tindakan hemodialisa < 30 menit

23 KEPERAWATAN Angka infeksi karena jarum infus, iv cateter < 2%

Angka pasien dengan decubitus < 2%

24 CSSD &

LOUNDRY

Angka sterilisasi alat kesehatan 100%

25 FARMASI Pelayanan rawat jalan

Pelayanan rawat inap

< 1 jam

< 1 jam

26 BEDAH

SENTRAL

Angka Operasi elektif yang ditunda ok non

medis

< 5%

27 KEPERAWATAN Pasien dengan dekubitus

Pasien dengan phlebitis

< 2 %

< 2 %

Page 12: SPM rev

7/23/2019 SPM rev

http://slidepdf.com/reader/full/spm-rev 12/12

WALIKOTA SEMARANG

H. SUKAWI SUTARIP