Spm Maternal-fetal Medicine Rsup Dr.sardjito
-
Upload
fitria-candrasekar -
Category
Documents
-
view
24 -
download
2
description
Transcript of Spm Maternal-fetal Medicine Rsup Dr.sardjito
SPM MATERNAL-FETAL MEDICINE
SPM MATERNAL-FETAL MEDICINERS DR. SARDJITO
1. PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBATDefinisi
Keadaan janin dengan ukuran lingkar perut janin kurang dari 2 simpang baku atau di bawah 10 persentil dari umur kehamilan yang seharusnya
Prinsip Dasar
Faktor risiko yang mempengaruhi pertumbuhan janin terbagi atas:
1. Faktor ibu : infeksi viral prenatal, penyakit hipertensi, penyakit paru kronis, anemia berat, penyakit jantung sianotik, gagal ginjal kronik, DM dengan lesi vaskuler, merokok, penggunaan obat-obatan jangka panjang, penyalahgunaan obat bius. Alkohol
2. Faktor plasenta: insufisiensi plasenta, plasentasi abnormal, vilitis kronis, hemangioma3. Faktor janin: kelainan gen dan kromosom, infeksi intrauterina, kehamilan multipelDiagnosis
Pada anamnesis ditemukan riwayat/faktor risiko pada ibu dan janinPada pemeriksaan fisik didapatkan TFU menetap pada dua kali pemeriksaan atau menurun di bawah 10 persentil, ditemukan BB yang menetap setelah dua
Pemeriksaan USG serial: biometri janin, penetapan usia kehamilan dan taksiran berat badan janin, skor biofisik janin, keadaan air ketuban, mencermati kelainan kongenitalPemeriksaan penunjang lainnya: NST
Manajemen
Terapi kausal terhadap penyebab atau penyulit yang mendasarinya.
Pada kasus preterm dengan pertumbuhan janin terhambat lakukan pematangan paru dan asupan nutrisi tinggi kalori mudah cerna, dan banyak istirahat.
Pada kehamilan 35 minggu tanpa terlihat pertumbuhan janin dapat dilakukan pengakhiran kehamilan.
Jika terdapat oligohidramnion berat disarankan untuk persalinan abdominal.
Pada kehamilan aterm tergantung kondisi janin jika memungkinkan dapat dicoba persalinanPrognosis
Ibu umumnya baik janin bergantung keadannya
2. HIPERTENSI, PREEKLAMSIA RINGAN, DAN PREEKLAMSIA BERAT Hipertensi dalam kehamilan
Definisi dan DiagnosisDijumpainya tekanan darah > 140/90 mmHg sejak sebelum kehamilan.
Prinsip Dasar
Mencari kelainan yang mendasari hipertensi
Diagnosis
Pengukuran TD pada lengan kiri kanan (Waspada Takayashu aneurisma aorta)
ECG, Ureum-kreatinin, urinalisa, pelacakan retina
Manajemen
Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal, kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calcium channel blocker
Monitor proteinuria
Persalinan dan kelahiran sesuai indikasi obstetrik kecuali terjadi krisis hipertensi
Prognosis
Pada umumnya baik
Preeklampsia Ringan
Definisi dan DiagnosisDijumpainya tekanan darah > 140/90 mmHg atau peningkatan diastolik > dengan proteinuria kurang dari 3g/24 jam.
Prinsip Dasar
Sudah terjadi disfungsi endothel
Diagnosis
Pengukuran TD pada lengan kiri kanan (Waspada Takayashu aneurisma aorta)
ECG, Ureum-kreatinin, urinalisa, pelacakan retina
Manajemen
Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal
Banyak istirahat/tirah baring
Monitor proteinuria
Persalinan dan kelahiran diupayakan pada umur kehamilan 37 minggu kecuali ada indikasi obstetrilk untuk mengakhiri kehamilanPrognosis
Pada umumnya baik
Preeklamsia Berat
Definisi dan DiagnosisPada kehamilan lebih dari 22 minggu dijumpai :
Tekanan darah sistolik > 160 mmhg, diastolik > 110 mmhg
Proteinuri lebih dari 5 gram /24 jam
Gangguan selebral atau visual
Edema pulmonum
Nyeri epigastrik atau kwadran atas kanan
Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas
Adanya sindroma HELLP (Hemolysis, elevated liver enzymes, low platelet count)
Pertumbuhan janin terhambat
Peningkatan serum kreatinin disertai penurunan produksi urine kurang dari 500 ml/24 jamPrinsip Dasar
Sudah terjadi endotel berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ.
Manajemen
Rawat Rumah Sakit
Periksa laboratorium sesuai kemampuan RS
Berikan MgSO4
Berikan obat anti hipertensi, nifedipin obat terpilih
Terminasi kehamilan adalah: terapi definitif, kemampuan perawatan maternal intensif dan kemampuan perawatan perinatal untuk merawat janin kurang bulan merupakan pertimbangan untuk pengambilan keputusan terminasi kehamilanPrognosis
Tergantung kondisi pasien pada saat masuk rumah sakit3. INFEKSI TORCH DALAM KEHAMILAN Pencegahan Toksoplasmosis Kongenital
Definisi
Suatu upaya untuk mencegah terjadinya infeksi primer toksoplasmosis dan reaktivasi pada ibu hamil sehingga tidak terjadi transmisi vertikal
Prinsip Dasar
Pada dasarnya manusia resisten terhadap infeksi toksoplasma gondii kecuali pada penurunan kekebalan (infeksi HIV dsb) dan pada kehamilan
Semakin muda usia kehamilan pada saat infeksi primer maka semakin kecil kemungkinan transmisi vertikal namun semakin besar defek dan sebaliknya semakin tua usia kehamilan maka semakin besar transmisi namun semakin kecil defek bahkan mungkin subklinis
Dari penelitian yang dikerjakan Foulon di Belgia ternyata kampanye pendidikan masyarakat yang intensif dapat mengurangi 63% angka serokonversi. Adapun pendidikan pada masyarakat ini adalah:
1. Tidak makan daging kecuali matang. Tidak minum susu kecuali telah dipasteurisasi.
2. Hindari menyentuh mata, mulut pada saat mengolah daging mentah. Setelah mengolah daging mentah maka wajib melakukan cuci tangan dengan sabun
3. Hindari kontak dengan kotoran kucing atau kontaminannya (misalnya saat berkebun).
Diagnosis
Umumnya menggunakan tes serologi (hanya berlaku pada ibu hamil dengan imunokompeten)
Infeksi primer: terdapat serokonversi tes serologi
Reaktivasi: bila terdapat peningkatan IgG dua kali lipat pada pemeriksaan serologi dengan jarak 4 minggu
Infeksi strain lain bila ditemukan perbedaan beberapa band IgG pada immunoblotting
Janin dikatakan terinfeksi bila pemeriksaan PCR, inokulasi cairan amnion pada mencit (dari amniosintesis pada kehamilan 16 20 minggu) menunjukan hasil +
Manajemen
Spiramycin 3MIU : 3 X 1 setiap hari atau
Azitromycin 1 X 500 mg, atau 5 hari perminggu, 4 minggu per bulan
Clindamycin 3 X 300 mg 5 hari perminggu, 4 minggu per bulan sejak ditegakkan infeksi; diteruskan hingga akhir kehamilan bila janin terbukti terinfeksi.
Dapat pula diberikan pyrimetamine sejak amniosintesis memberi hasil positif:
Pirimetamin (50 mg/kg/hari) + sulfadiazine (3g/hari) + kalsium folinat (50 mg/minggu)
Pirimetamin (2 kali mg/hari) + sulfadoksin (500 mg/minggu) + kalsium folinat (50 mg/minggu)
Bila infeksi janin (-) pengobatan dihentikan
Janin yang terinfeksi, pada masa neonatus hingga 1 tahun pertama pengobatan diteruskan dengan pyrimetamine
Janin yang terinfeksi, pada masa bayinya di follow up untuk kemungkinan retinitis, hepatitis, carditis dan hidrocephalus
Prognosis
Sangat bervariasi
Pencegahan Rubella kongenital
Definisi
Suatu upaya untuk mencegah terjadinya infeksi primer Rubella pada ibu hamil sehingga tidak terjadi transmisi vertikal
Prinsip Dasar
Manusia adalah satu satunya host untuk virus rubella.
Vaksinasi masa kanak-kanak dan pada masa remaja serta pra nikah adalah pencegahan yang ideal karena imunitas akibat vaksinasi dapat bertahan hingga 10 tahun
Tidak ada obat untuk rubella
Cacat yang ditimbulkan oleh rubella adalah definitif, maka pada infeksi primer rubella pada kehamilan muda harus diberikan konselling yang mendalam
Diagnosis
Klinis: demam, ruam, dipastikan dengan serologi
Manajemen
Tidak ada obat untuk rubella
Prognosis
Pada inefksi trimester 1 umumnya fatal, trimester 2 cukup berat dan setelah 20 minggu biasanya ringan
Pencegahan CMV kongenital
Definisi
Suatu upaya untuk mencegah terjadinya infeksi primer CMV pada ibu hamil sehingga tidak terjadi transmisi vertikal
Prinsip Dasar
Manusia adalah satu satunya host untuk virus rubella.
Diagnosis
Klinis; demam, ruam, dipastikan dengan serologi
Manajemen
Tidak ada obat untuk CMV pada kehamilan karena efek toksis yang diakibatkannya
Prognosis
Pada inefksi trimester 1 umumnya fatal, trimester 2 cukup berat dan setelah 20 minggu biasanya ringan
4. POLIHIDRAMNIONDefinisi
Suatu kondisi kehamilan dimana volume cairan amnion lebih dari 2000 ml.
Prinsip Dasar
Penyebab utama adalah adanya defek pada sirkulasi cairan amnion feto-maternal.
Terdapat defek pada plasenta, terutama bila plasenta besar dan edema.
Ketidak mampuan janin untuk menelan cairan, bila terdapat anomali gastrointestinal dimana cairan tidak dapat masuk ke dalam traktus intestinal, atau kerusakan otak dimana terjadi gangguan menyerap cairan pada sistem absorpsi feto-maternal.
Keadaan dimana reaksi miometrium lebih relaks dan berkurangnya tekanan cairan amnion yang disebabkan berkurangnya tension otot uterus
Anensefalus, harus dicurigai pada hidrosefalus.
Faktor predisposisi meningkatnya cairan amnion adalah diabetes melitus, preeklampsia, eristoblastosis, plecentachorioadenoma, dan kehamilan gemeli monozigot.
Kematian perinatal cukup tinggi (50%) karena berhubungan dengan prematuritas dan kelainan congenital.
DiagnosisUSG untuk mendeteksi adanya abnormalitas janin (20-40%)
Manajemen
Bila keadaan pasien sesak dapat dilakukan abdominal parasintesis, tidak lebih dari 500 cc/hari.
Faktor predisposisi yang ada harus diterapi seperti diabetes, preeklampsia, eritroblastosis dan lain-lain.
Adanya polihidramnion yang disertai adanya kelainan kongenital harus segera diterminasi dengan cara konservatif.
Mencegah komplikasi yang mungkin ditemukan seperti solusio plasenta, fisfungsi uterus, perdarahan post partum.
Bila janin normal dapat lahir spontan.
Amnion secara perlahan-lahan merupakan metode efektif untuk induksi persalinan.
Penilaian secara seksama terhadap janin, plasenta dan tali pusat untuk menyingkirkan adanya anomali.
Prognosis
Untuk ibu baik
Untuk janin, tergantung pada kelainan kongenital yang ada serta onset hidramnion, makin dini makin buruk prognosis
5. OLIGOHIDRAMNION Definisi
Suatu kondisi kehamilan dimana volum cairan amnion di bawah normal.
Prinsip Dasar
Kejadian oligohidramnion lebih dini berakibat lebih berat terhadap janin. Adhesi antara amnion dan janin menyebabkan pertumbuhan janin terjadi dan abnormalitas cukup serius.
Bila diketahui pada kehamilan muda, efek terhadap janin lebih disebabkan akibat efek penekanan seperti deformitas janin dan amputasi ekstremitas.
Berhubungan dengan adanya abnormalitas traktus genitourinaria, seperti agenesis ginjal, obstruksi traktus urinarius. Insufisiensi plasenta dapat merupakan faktor predisposisi.
Dapat menyebabkan hipoplasi pulmoner, karena kompresi akibat tidak ada cairan, terjadi inhalasi cairan yang menghambat pertumbuhan paru-paru dan terjadi defek paru intrinsik.
Sering ditemukan janin dengan presentasi bokong, dengan posisi fleksi ekstrim dan rapat.
Sering menyebabkan persalinan prematur.
Diagnosis
Ultrasonografi: Oligohidramnion berat bila indeks cairan amnion < 5 cm
Manajemen
Jika tanpa kelainan kongenital mayor dapat dicoba amnio infusi Pada umumnya persalinan tidak berbeda bila janin dalam keadaan normal
Seksio sesarea atas indikasi obstetri atau deselerasi berulang setelah amnioinfusi
Resusitasi jantung pulmoner untuk kemungkinan hipoplasia paru
Bila terdapat kelainan kongenital upayakan lahir pervaginam
Prognosis
Untuk ibu baik
Untuk bayi buruk
6. DIABETES DALAM KEHAMILANDefinisi
Kehamilan menginduksi diabetes (Gestational Diabetes Melitus/GDM) Dijumpainya kadar gula darah pada tes pembebanan 75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140 200 mg/dl
Diabetes melitus dengan kehamilan: dijumpainya kadar gula darah baik dalam kehamilan maupun diluar kehamilan > 200 mg/dl
Prinsip Dasar
Kadar gula darah yang melebihi ambang batas normal dapat menyebabkan:
induksi proliferasi sel sehingga memungkinkan terjadinya makrosomia.
toksik terhadap sel endotel sehingga terjadi kerusakan sel endotel dan terjadi hipoperfusi yang mengakibatkan terjadinya pertumbuhan terhambat, preeklampsia, IUFD.
toksik terhadap sel-sel germinal sehingga jika terjadi pada masa konsepsi dan embriogensis dapat mengakibatkan kelainan kongenital.
Kadar gula darah yang berfluktuasi tajam dapat mengakibatkan terjadinya ketoasidosis pada janin yang dapat menyebabkan kematian janin.
Kadar gula yang terkontrol dalam batas normal (80 120 mg) memberikan hasil yang sama dengan populasi normal. Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus sesegera mungkin baik dengan diit maupun insulin.
Diagnosis
Kadar Gula darah
Tes toleransi glukosa beban 75 g
Kurva darah harian
HbA1C
Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin
Fungsi kardiovaskular
Toleransi feto maternal
Manajemen
Upayakan kadar gula darah antara 80 120 mg%, dan kadar HbA1C < 5,5% baik dengan maupun tanpa insulin
Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu kecuali dijumpai:
PJT
Preeklampsia
Kelainan kongenital
Ketoasidosis
Penentuan persalinan pervaginam ataupun perabdominam tergantung kondisi janin maupun ibunya.
Prognosis
Tergantung terkontrolnya kadar gula darah
7. PENYAKIT JANTUNG DALAM KEHAMILANDefinisi
Kehamilan dengan riwayat penyakit jantung sebelumnya atau dengan gejala-gejala penyakit jantung yang terjadi antepartum, intrapartum, maupun postpartum.
Prinsip Dasar
Efek kehamilan terhadap penyakit jantung adalah: Pada usia kehamilan 28-32 minggu terjadi perubahan besar pada sistem hemodinamik sehingga penambahan beban jantung
Pada persalinan, kontraksi uterus dan mengejan menyebabkan peningkatan beban jantung
Segera setelah kala II, terjadi peningkatan aliran darah besar-besaran dari ekstremitas bawah ke jantung sehingga beban jantung bertambah
Efek penyakit jantung terhadap kehamilan adalah:
Janin tumbuh lambat
Persalinan prematur
Diagnosis
Anamnesis: riwayat demam rematik, dispneu saat melakukan kegiatan atau istirahat, dispneu paroksismal nokturnal, angina atau sinkop saat melakukan kegiatan, hemoptisis.Pada pemeriksaan jantung didapatkan kardiomegali, murmur, kelainan irama jantung. Adanya sianosis dan clubbing pada ekstremitas.
Pemeriksaan penunjang seperti foto thoraks, elektrokardiografi dan ekokardiografi menunjukkan hasil patologis.Manajemen
Konsultasi dan rawat bersama dengan bagian kardiologi.Pada umur kehamilan 28-32 minggu dilakukan evaluasi ulang keadaan maternal, fetal survey, NST dan USG serial.
Terminasi kehamilan atas indikasi obstetrik atau terjadi peningkatan klasifikasi penyakit jantung maternal.
Kala I membutuhkan pemantauan ketat bagian OBGIN dan kardiologi, bila perlu beri digitalis profilaksis dan antibiotika, beri oksigen.
Kala II dan III ibu mengedan seringan mungkin, pemberian oksitosin 10 IU dan furosemide profilaksis segera setelah janin lahir. Pergunakan karung pasir yang ditempat di bawah perut ibu setelah plasenta lahir. Jangan mempergunakan ergometrin.
Prognosis
Tergantung pengawasan antenatal, intrapartum dan postpartumnya.Tergantung klasifikasi penyakit jantungnya
8. TB PARU DALAM KEHAMILANDefinisi
TB paru adalah penyakit parenkim paru yang disebabkan Mycobacterium tuberculose.
Diagnosis
Anamnesis: kontak dengan penderita, batuk kronis, batuk darah, nyeri dada, keringat malam, berat badan menurun dan demam.
Pemeriksaan laboratorium: pemeriksaan BTA dan kultur, LED sangat tinggi.
Manajemen
Rawat bersama dengan penyakit dalam
Bila BTA dan pemeriksaan kultur positif diberikan:
Rifampisin 450-600 mg/hari selama 1 bulan, dilanjutkan 600 mg 2x seminggu selama 5-8 bulan
INH 400 mg/hari selama 1 bulan, dilanjutkan 700 mg 2x seminggu selama 5-8 bulan
Etambutol 1000mg/hari selama 1 bulan
Pemeriksaan USG serial pada umur kehamilan 28-32 minggu untuk fetal survey dan skor profil biofisik.
Bila TB aktif setelah lahir bayi harus dipisahkan dari ibu dan baru dapat menyusui paling cepat setelah mendapat antituberkulosis selama 3 bulan. Pada bayi dilakukan vaksinasi BCG dan INH profilaksis.
9. ASMA BRONKIALE DALAM KEHAMILANDefinisi
Asma bronchial adalah penyakit paru obstruktif yang melibatkan saluran pernafasan besar atau kecil.
Prinsip Dasar
Adanya bronkospasme yang diakibatkan oleh allergen spesifik, faktor intrinsic, kelelahan fisik, atau komplikasi faktor-faktor tersebut.
Diagnosis
Anamnesis: riwayat asma sebelumnya, riwayat atopi keluarga, serangan sesak tiba-tiba tanpa gejala dekompensasi jantung.
Ekspirasi memanjang disertai wheezing.
Pemeriksaan laboratorium: Ig E meningkat, eosinofil meningkat.
ManajemenMencegah kontak dengan zat alergen, terapi sinusitis dan infeksi, terapi prednison jangka pendek 30-50mg/hari selama 4-7 hari profilaksi bila terjadi ISPA.
Status asmatikus: berikan oksigen 6-7 L/menit, analisis gas darah. Koreksi dehidrasi dan keseimbangan elektrolit, berikan aminofilin 0,25-0,5 g dalam 30 mL NaCl bolus iv perlahan, dilanjutkan dengan tetes aminofilin 0,9 mg/kg/jam, berikan hidrokortison suksinat 100-200 mg iv setiap 2-4 jam.
Persalinan dilakukan seperti persalinan vaginal normal dengan usaha memperpendek kala II. Seksio sesaria hanya dilakukan atas indikasi obstetri.
10. KANKER DALAM KEHAMILAN
Batasan
Setiap neoplasma ganas terjadi pada kehamilan.
Prinsip Dasar
Kemoterapi dan KehamilanPada awal 2 minggu pasca konsepsi, dapat mengakibatkan abortus spontan
Pada trimester pertama dapat mengakibatkan kelainan kongenital Pemberian kemoterapi pada kehamilan sedapat mungkin ditunda setelah trimester pertama.
Radiasi dan Kehamilan Dosis 10cGy terpapar ke uterus mengakibatkan abortus
Terapi radiasi pada kehamilan harus ditunda setelah pertengahan trimester kedua (15 minggu), untuk mengurangi efek pada fetus.
KANKER SERVIKS DALAM KEHAMILAN
Prinsip Dasar
Satu persen kanker serviks terjadi pada kehamilan.
Kehamilan mengalami komplikasi akibat kanker serviks terjadi pada 1 dari 2000 3000 kehamilan.
Secara umum masalahnya tidak berbeda dengan kanker serviks pada umumnya.
Kehamilan dapat mempengaruhi tampilan sitologi,karena itu harus diwaspadai.
Prognosisnya tergantung perluasan (stadium) kanker serviks, bukan karena ada atau tidaknya kehamilan.
Spesimen untuk diagnosis sangat penting :
Bila ada kecurigaan pada lesi yang mencurigakan, indikasi untuk dilakukan biopsi, walaupun hasil sitologi negatif.
Bila hasil biopsi menunjukkan karsinoma in situ, maka konisasi perlu dipertimbangkan.
Pilihan terapi individualis tergantung pada stadium, ukuran lesi, keinginan pasien akan kehamilan.
Manajemen
Pengobatan pembedahan
Tergantung pada usia kehamilan dan stadium.
Pada Stadium O , stadium I a1
Dapat dilakukan konisasi (perhatikan risiko partus prematurus)
atau histerektomi total.
Pada Stadium Ia2 , Ib, IIa ,
Pada trimester I dan awal II : pembedahan histerektomi radikal dan
limfadenektomi dengan janin in-utero atau radiasi.
Pada trimester II lanjut atau trimester III: tunggu sampai janin viable: seksio sesarea klasik dilanjutkan histerektomi radikal dan limfadenektomi atau radiasi.
Pada Stadium IIb atau lebih:
Pada trimester I , II awal: radiasi / histerotomi dulu dan radiasi atau
sisa radiasi diberikan post abortum.
Pada trimester II lanjut, atau III, tunggu sampai janin viable, lakukan seksio sesarea klasik , dilanjutkan radiasi atau histerektomi radikal pada stadium yang masih memungkinkan.
Postpartum: histerektomi radikal dan limfadenektomi.
Radiasi
Janin non-viable pada trimester I dan II :
Radiasi dilakukan sebagaimana pada keadaan tidak hamil.
Perlu siap-siap dilakukan kuretase bila terjadi abortus inkomplit.
Janin viable pada trimester III, dilakukan seksio sesarea dilanjutkan
radiasi .
Postpartum dilakukan radiasi seperti pada keadaan tidak hamil.
KANKER OVARIUM DALAM KEHAMILAN
Batasan
Kanker ovarium yang didiagnosis pada waktu hamil.
Prinsip Dasar
Kejadian 1 dari 18.000 kehamilan.
Kejadian neoplasma ovarium ganas pada kehamilan lebih sedikit 2 5 % dibanding 18 20% diantara populasi yang tidak hamil.
Bila dalam pengamatan, kista mengecil, waspadai kemungkinan hanya kista fungsional. Namun bila kista tetap >= 5 sm, perlu dipertimbangkan untuk diangkat pada kehamilan 16 minggu.
Komplikasi akut yang dapat terjadi adalah : torsi, ruptur, perdarahan atau infeksi. Dapat terjadi abdomen akut , bahkan syok.
Manajemen
Obati sebagaimana dalam kondisi tidak hamil.
Perhatikan juga usia kehamilan, khususnya bila dilakukan pembedahan konservatif (uterus dan ovarium kontra lateral ditinggal) serta akan dilanjutkan kemoterapi.
Bila neoplasma ovarium low malignant, lakukan konservasi genitalia .
Bila proses kanker ovarium telah keluar dari ovarium, lakukan ooforektomi bilateral dan histerektomi, salpingoooforektomi bilateral, dilanjutkan dengan kemoterapi.
KANKER PAYUDARA DALAM KEHAMILAN
Definisi
Kanker di payudara yang didiagnosis pada kehamilan.
Prinsip Dasar
Terjadi pada 1 dalam 3200 kehamilan.
Diperkirakan 50% adalah pengaruh hormonal.
Peningkatan vaskularisasi dan hipertropi payudara, menjadikan palpasi pada kehamilan sulit menemukan nodul tumor.
Pada kehamilan ditemukan nodul positif lebih tinggi.
Manajemen
Obati sebagaimana tidak hamil.
Terapi mastektomi total atau BCT (Breast Concerving Treatment (termasuk lumpektomi kelenjar aksila dan radiasi) atau mastektomi radikal dimodifikasi tergantung pada stadium.
Kehamilan tidak menjadi penghalang dilakukannya pembedahan.
Kehamilan berikut sebaiknya terjadi setelah 2 tahun terapi komplet. Karena pada masa ini akan muncul progresifitas atau nyata remisi.
Ooforektomi sebagai upaya profilaksis, belum jelas perannya. Kecuali ada metastasis ke kelenjar getah bening.
LEUKEMIA DALAM KEHAMILAN
Leukemia Akut
Prinsip Dasar
Kejadiannya 2 kasus dalam 75.000 persalinan.
Dari semua leukemia 415 adalah leukemia akut, dengan usia rata-rata 28 tahun.
Survival tanpa pengobatan adalah 2 bulan. Sementara survival dengan pengobatan adalah 6 bulan.
Jenis leukemia yang terjadi : leukemia limfoblastik akut (LLA) dan leukemia mielogenous akut (LMA). LMA lebih sering terjadi pada kehamilan.
Persalinan prematur dapat dicegah separuhnya dengan pengobatan.
Perdarahan post partum terjadi 15% dari kasus.
Sering terjadi hipofibrinogenemia.
Transmisi fetomaternal sangat jarang terjadi.
Kadang terjadi remisi temporer selama kehamilan.
Manajemen
Untuk orang dewasa dengan LLA , terapi standar adalah Prednison, Vincristine, dan Daunorubisin.
Semua regimen ini telah pernah diberikan pada kehamilan, tanpa
catatan peningkatan malformasi kongenital, kecuali peningkatan efek
kelahiran prematur.
Untuk LMA, terapi induksi adalah Daunorubisin dan Cytarabin.. Pemberian terapi ini pada trimester pertama menunjukkan efek teratogenik yang bermakna. Karena itu sangat direkomendasikan pemberian kemoterapi ini sebaiknya setelah trimester pertama.
Leukemia Kronik
Prinsip Dasar
Biasanya pada usia yang lebih tua, jadi lebih jarang terjadi pada perempuan hamil.
Kehamilan tidak memperburuk kondisi leukemia mieloblastik kronik, sehingga acapkali pengobatan dapat ditunda setelah persalinan.
Manajemen
Pednison tunggal berperan dalam mengontrol penyakit hingga kehamilan aterm.
Pilihan lain adalah Cyclophosphamid pada trimester dua dan tiga.
Keadaan leukositosis, membutuhkan terapi mielosupresif, antara lain dengan hydroxyurea , lebih aman setelah trimester dua dan tiga.