Spiro Metri

7

Click here to load reader

Transcript of Spiro Metri

Page 1: Spiro Metri

SPIROMETRI

Spirometri adalah alat untuk mengukur volume udara yang dihirup dan

dihembuskan; alat ini terdiri dari sebuah tong berisi udara yang terapung pada sebuah

wadah berisi air. Sewaktu seseorang menghirup dan meghembuskan udara keluar-

masuk tong melalui sebuah selang penghubung, tong akan naik atau turun yang

kemudian dicatat sebagai suatu spirogram. Pencatatan tersebut dikalibrasika ke besaranya

perubahan volume (Sheerwood,

2001).

Spirometri adalah tes fisiologis yang mengukur bagaimana seseoranng

mengembuskan napas atau menghirup udara sebagai fungsi waktu. Sinyal utama diukur

dalam spirometri mungkin volume atau aliran. Spirometri sangat berharga sebagai

tes skrining umum pernafasan kesehatan dengan cara yang sama dengan tekanan darah

yang memberikan informasi penting tentang kardiovaskular kesehatan (Guyton, 2007).

Salah satu metode untuk melakukan pengukuran volume dan kapasitas dinamis paru

adalah dengan spirometri. Tujuannya adalah untuk mengukur efektivitas dan kecepatan

paru dalam mengisi dan mengosongkan udara. Spirometri adalah suatu teknik

pemeriksaan untuk mengetahui fungsi/faal paru, di mana pasien diminta untuk meniup

sekuat-kuatnya melalui suatu alat yang dihubungkan dengan mesin spirometer yang

secara otomatis akan menghitung kekuatan, kecepatan dan volume udara yang

dikeluarkan, sehingga dengan demikian dapat diketahui kondisi faal paru pasien.

Pemeriksaan spirometri digunakan untuk mengetahui adanya gangguan di paru dan

saluran pernapasan. Alat ini sekaligus digunakan untuk mengukur fungsi paru. Pasien

yang dianjutkan untuk melakuakan pemeriksaan ini antara lain pasien yang mengeluh

sesak napas, pemeriksaan berkala bagi pekerja pabrik, penderita PPOK, penyandang

asma, dan perokok (Baharudin, 2010).

Indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan spirometri:

Tabel 1: Indikasi dan kontraindikasi penggunaan spirometri

INDIKASI KONTRA INDIKASI

Deteksi penyakit paru Hemoptisis

Riwayat penyakit paru Pneumotoraks

Sakit dada atau ortopneu Status kardiovaskuler tidakstabil

Kelainan dinding dada Infark miokard

Page 2: Spiro Metri

Sianosis Emboli paru

Clubbing finger Aneurisma serebri

Page 3: Spiro Metri

Penderita batuk kronik danproduktif

Pasca bedah mata

Evaluasi perokok >40 tahun Aneurisma toraks

Penderajatan asma akut Kecemasan (mual, muntah,vertigo)

Pasien yang akan menjalanipembedahan

Pemeriksaan berkala untukprogresivitas penyakit

Pasien yang akan melakukanreseksi paru

HASIL SPIROMETRI

Minimal terdapat 3 hasil acceptable

- Inspirasi penuh sebelum pemeriksaan dimulai

- Memenuhi syarat awal ekspirasi yaitu dengan usaha maksimal dan tidak ragu-ragu

- Tidak batuk atau glottis menutup selama detik pertama

- Memenuhi lama pemeriksaan yaitu minimal 6 detik atau sampai 15 detik pada subjek dengan

kelainan

   obstruksi

- Tidak terjadi kebocoran

- Tidak terjadi obstruksi pada mouthpiece

Hasil yang reproducible

- Nilai KVP dan VEP1, diambil dua nilai terbesar dengan perbedaan diantaranya kurang dari

5%

   atau 0,1 liter

- Jika tidak memenuhi kriteria ulangi pemeriksaan

- Jika tidak didapat setelah 8 kali pemeriksaan maka pemeriksaan dihentikan dan interpretasi

hasil 

   yang didapat dengan menggunakan 3 hasil terbaik yang acceptable

Seleksi nilai untuk interpretasi

- Pilih hasil yang acceptable dan reproducible

- Pilih nilai KVP dan VEP1 yang terbesar tanpa memperhatikan pemeriksaan yang digunakan

- Untuk indeks rerata kecepatan aliran menggunakan nilai pemeriksaan dengan nilai terbesar

   kombinasi KVP dan VEP1 (Subagyo, 2013).

Page 4: Spiro Metri

Gambar 1. Nilai normal spirometri

Pada individu normal terjadi perubahan (nilai) fungsi paru secara fisiologis sesuai dengan

perkembangan umur dan pertumbuhan parunya (lung growth). Gangguan fungsi ventilasi

paru menyebabkan jumlah udara yang masuk ke dalam paru- paru akan berkurang dari normal.

Gangguan fungsi ventilasi paru yang utama adalah :

1) Restriksi, yaitu penyempitan saluran paru-paru yang diakibatkan oleh bahan yang

bersifat alergen seperti debu, spora jamur, dan sebagainya, yang mengganggu saluran

pernapasan.

2) Obstruksi, yaitu penurunan kapasitas fungsi paru yang diakibatkan oleh penimbunan

debu-debu sehingga menyebabkan penurunan kapasitas fungsi paru.

3) Kombinasi obstruksi dan restriksi (mixed), yaitu terjadi juga karena proses patologi

yang mengurangi volume paru, kapasitas vital dan aliran udara, yang juga melibatkan saluran

napas. Rendahnya FEVl/FVC (%) merupakan suatu indikasi obstruktif saluran napas

dan kecilnya volume paru merupakan suatu restriktif (Yulaekah, 2007).

Page 5: Spiro Metri

Baharudin, Syamsurrijal. 2010. Analisis Hasil Spirometri Karyawan Pt. X yang Terpajan

Debu di Area Penambangan dan Pemrosesan Nikel, http://mru.fk.ui.ac.id, diakses

tanggal 1 April 2012.

Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Penerbit EGC . Jakarta.

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Kedokteran : Dari Sel ke Sistem, 2nd ed. EGC : Jakarta.

Yulaekah, Siti. 2007. Paparan Debu & Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Industri

Batu

Kapur. Available from http://eprints.undip.ac.id/18220/1/SITI_YULAEKAH.pdf,

di akses tanggal 6 April 2012.

Subagyo, Ahmad. 2013. Spirometri. Available at

http://www.klikparu.com/2013/01/spirometri.html, diakses tanggal 12 Maret 2013.

Page 6: Spiro Metri