Spesifikasi Teknis Jaringan Irigasi

15
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN 1. 2. 3. 4. LINGKUP PEKERJAAN a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan – bahan, tenaga kerja dan peralatan sebagai alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. b) Pekerjaan persiapan yang dimaksud adalah seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan didalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Teknis. c) Kontraktor wajib memeriksa terhadap kemungkinan kesalahan/ketidakcocokan pada gambar – gambar rencana baik dari besaran volume, system pelaksanaan dll yang dapat mempengaruhi pekerjaan tersebut. Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian secara teknis maupun fisik maka hal ini harus disampaikan secara tertulis atau berupa gambar pada waktu penjelasan tender/aanwijzing, hal tersebut akan dilakukan perubahan dilapangan oleh Direksi Teknis, hal ini akan dicatat didalam risalah rapat dan termasuk didalam dokumen kontrak. Seluruh biaya yang disebabkan perubahan/perbaikan tersebut harus sudah tercakup pada unit dari item pekerjaan saat Kontraktor mengajukan penawaran. PEKERJAAN PAPAN PENGENAL PROYEK a) Kontraktor wajib papan nama proyek dengan isi/tulisan sesuai format yang telah ditentukan, papan nama proyek harus dipasang pada lokasi yang mudah terlihat oleh masyarakat. b) Papan nama proyek berukuran 80x120 cm yang terbuat dari plywood dengan ketebalan 12 mm dan dipasang pada tonggak kayu dan ditanam kuat kedalam tanah PEKERJAAN PEMBERSIHAN a) Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memelihara Pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggal dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh Direksi Tekni. b) Pembersihan Selama Pelaksanaan 1) Kontraktor harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat. 2) Kontraktor harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari kotoran dan bahan yang lepas dan berada dalam kondisi operasional pada setiap saat 3) Kontraktor harus menjamin bahwa tanda-tanda untuk fasilitas umum dan sejenisnya dibersihkan secara teratur agar bebas dari kotoran dan bahan lainnya. 4) Kontraktor haruis menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang. 5) Kontraktor harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku. 6) Kontraktor tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi proyek tanpa persetujuan dari Direksi Tekni. 7) Kontraktor tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti cairan kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada. 8) Kontraktor tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam sungai atau saluran air. 9) Bilamana Kontraktor menemukan bahwa saluran drainase samping atau bagian lain dari sistem drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap jenis bahan selain dari pengaliran air permukaan, baik oleh pekerja Kontraktor maupun pihak lain, maka Kontraktor harus segera melaporkan kejadian tersebut kepada Direksi Tekni, dan segera mengambil tindakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknis untuk mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut. BOUWPLANK/UITZET a) Semua papan dasar bangunan (bouwplank) menggunakan kayu klas II berukuran 2,5/25 cm b) Semua patok – patok kayu menggunakan kayu klas II berukuran 5/5 cm c) Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank dilaksanakan setelah pekerjaan perataan dan peninggian tanah selesai dilaksanakan. Permukaan atas papan dasar bangunan (bouwplank) harus diserut rata dan dipasang waterpass pada peil + 1,50 m, setiap jarak 2,00 m papan dasar diperkuat dengan patok – patok kayu, papan dasar tersebut dipasang minimum berjarak 2,00 m dari garis terluar bangunan.

description

ok

Transcript of Spesifikasi Teknis Jaringan Irigasi

  • SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN

    1.

    2.

    3.

    4.

    LINGKUP PEKERJAAN a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan bahan, tenaga kerja dan peralatan sebagai alat bantu yang

    dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. b) Pekerjaan persiapan yang dimaksud adalah seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan didalam gambar

    atau sesuai petunjuk Direksi Teknis. c) Kontraktor wajib memeriksa terhadap kemungkinan kesalahan/ketidakcocokan pada gambar gambar

    rencana baik dari besaran volume, system pelaksanaan dll yang dapat mempengaruhi pekerjaan tersebut. Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian secara teknis maupun fisik maka hal ini harus disampaikan secara tertulis atau berupa gambar pada waktu penjelasan tender/aanwijzing, hal tersebut akan dilakukan perubahan dilapangan oleh Direksi Teknis, hal ini akan dicatat didalam risalah rapat dan termasuk didalam dokumen kontrak. Seluruh biaya yang disebabkan perubahan/perbaikan tersebut harus sudah tercakup pada unit dari item pekerjaan saat Kontraktor mengajukan penawaran.

    PEKERJAAN PAPAN PENGENAL PROYEK a) Kontraktor wajib papan nama proyek dengan isi/tulisan sesuai format yang telah ditentukan, papan nama

    proyek harus dipasang pada lokasi yang mudah terlihat oleh masyarakat. b) Papan nama proyek berukuran 80x120 cm yang terbuat dari plywood dengan ketebalan 12 mm dan

    dipasang pada tonggak kayu dan ditanam kuat kedalam tanah PEKERJAAN PEMBERSIHAN a) Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memelihara Pekerjaan bebas dari akumulasi sisa

    bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggal dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh Direksi Tekni.

    b) Pembersihan Selama Pelaksanaan 1) Kontraktor harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur,

    kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.

    2) Kontraktor harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari kotoran dan bahan yang lepas dan berada dalam kondisi operasional pada setiap saat

    3) Kontraktor harus menjamin bahwa tanda-tanda untuk fasilitas umum dan sejenisnya dibersihkan secara teratur agar bebas dari kotoran dan bahan lainnya.

    4) Kontraktor haruis menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.

    5) Kontraktor harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.

    6) Kontraktor tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi proyek tanpa persetujuan dari Direksi Tekni.

    7) Kontraktor tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti cairan kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.

    8) Kontraktor tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam sungai atau saluran air. 9) Bilamana Kontraktor menemukan bahwa saluran drainase samping atau bagian lain dari sistem drainase

    yang dipakai untuk pembuangan setiap jenis bahan selain dari pengaliran air permukaan, baik oleh pekerja Kontraktor maupun pihak lain, maka Kontraktor harus segera melaporkan kejadian tersebut kepada Direksi Tekni, dan segera mengambil tindakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknis untuk mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut.

    BOUWPLANK/UITZET a) Semua papan dasar bangunan (bouwplank) menggunakan kayu klas II berukuran 2,5/25 cm b) Semua patok patok kayu menggunakan kayu klas II berukuran 5/5 cm c) Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank dilaksanakan setelah pekerjaan perataan dan

    peninggian tanah selesai dilaksanakan. Permukaan atas papan dasar bangunan (bouwplank) harus diserut rata dan dipasang waterpass pada peil + 1,50 m, setiap jarak 2,00 m papan dasar diperkuat dengan patok patok kayu, papan dasar tersebut dipasang minimum berjarak 2,00 m dari garis terluar bangunan.

  • d) Sebelum memulai pekerjaan pemasangan bouwplank, Kontraktor harus yakin bahwa semua permukaan tanah baik pada kenyataanya maupun pada garis transisi dalam gambar rencana adalah benar. Jika Kontraktor ragu dengan ketelitian permukaan tanah tidak sesuai dengan garis transisi dalam gambar rencana, Kontraktor harus melaporkan secara tertulis kepada Direksi Teknis yang selanjutnya akan dipertimbangkan dan diselesaikan bersama.

    e) Jika didalam pengukuran kembali terdapat perbedaan antara gambar dengan keadaan dilapangan yang sebenarnya, maka Direksi Teknis akan mengeluarkan keputusan tentang hal tersebut, serta Kontraktor wajib melakukan penggambaran kembali tapak proyek, lengkap dengan keterangan mengenai ketinggian tanah, batas batas, letak pohon pohon dan sebagainya.

    f) Ukuran ukuran pokok dari pekerjaan dapat dilihat dalam gambar, apabila ukuran ukuran pada gambar tidak tercamtum atau tidak jelas atau saling berbeda, harus segala dilaporkan kepada Direksi Teknis, apabila dianggap perlu maka Direksi Teknis berhak merubah ketinggian, letak atau ukuran suatu bagian pekerjaan.

    g) Semua ketetapan pekerjaan pengukuran dan sudut siku siku harus terjamin keakuratannya. Pengukuran sudut dengan benang atau prisma hanya diperkenankan untuk bagian bagian kecil yang telah disetujui Direksi Teknis. Hasil pengambilan dan pemakaian ukuran ukuran yang keliru menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

    h) Kontraktor harus membuat patok tetap/BM (Bench Mark), hasil pengukuran dilapangan harus dikaitkan dengan BM yang telah ada menurut petunjuk Direksi Teknis, jika diperlukan Kontraktor harus memasang patok patok pembantu untuk menentukan ketinggian dan koordinat lokal, yang harus dijaga keutuhan letak dan ketinggiannya selama pekerjaan berlangsung.

    i) Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran tapak proyek dengan teliti dan harus disaksikan oleh Direksi Teknis, untuk mengetahui batas batas tapak, elevasi tanah, letak pohon pohon dsb. Pengukuran tersebut harus menggunakan peralatan yang memadai seperti water pass, theodolith yang kesemuanya peralatan tersebut harus disediakan oleh Kontraktor.

    j) Kontraktor harus membuat patok referensi ketinggian terhadap datum untuk titik tertentu, Kontraktor harus mengikuti petunjuk dari peta kunci koordinat yang terdapat pada gambar kerja. Penentuan patok patok bouwplank dan patok patok lainnya harus dilakukan dengan theodolith/water pass yang sebelumnya sudah disetujui dan diperiksa oleh Direksi Teknis. Sebelum pekerjaan selanjutnya dimulai patok patok pembantu/bouwplank harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknis.

    k) Titik-titik duga/pokok tersebut tidak boleh dipindahkan tanpa persetujuan Direksi Teknis. l) Pemasangan patok-patok ataupun titik-titik duga yang telah terpasang maupun bouwnplank, jika Direksi

    menilai/mempertimbangkan merasa perlu merobah bouwnplank dapat diubah. m) Apabila ada patok yang rusak, harus segera diganti dengan yang baru dan pemasangannya diketahui dan

    disetujui oleh Direksi Teknis.

    5.

    6.

    TEMPAT PENIMBUNAN BAHAN DAN PERALATAN a) Umum

    Pekerjaan ini berupa penyediaan tempat sementara guna keperluan penimbunan bahan - bahan bangunan dan penyimpanan alat alat untuk keperluan proyek. Lokasi untuk keperluan ini harus dipilih sedemikian rupa sehingga aman dari pengaruh alam dan manusia serta harus mudah pencapaiannya.

    b) Pelaksanaan pekerjaan : 1. Lokasi tempat penimbunan akan ditentukan oleh Direksi Teknis 2. Lokasi harus bebas dari banjir. 3. Setelah selesai pelaksanaan pekerjaan, lokasi harus dibersihkan kembali.

    AIR KERJA

    a)

    Untuk pelaksanaan kegiatan pekerjaan Kontraktor harus menyediakan air kerja yang bersih dan memenuhi persyaratan persyaratan teknis PUBI-1982 pasal 9, tidak berbau, tidak mengandung kotoran, Lumpur, atau bahan organis lainnya. Air dapat diperoleh langsung dilapangan atau bila tidak memungkinkan dapat didatangkan dari luar proyek.

    b) Kontraktor harus menyediakan bak penampungan air yang dapat mencukupi kebutuhan proyek. c) Direksi Teknis berhak menolak air kerja yang tidak memenuhi persyaratan diatas.

    7.

    MOBILSASI PERALATAN a) Mobilisasi peralatan adalah mendatangkan peralatan peralatan yang diperlukan untuk menunjang

    pelaksanaan pekerjaan yang telah disetujui oleh Direksi Teknis. b) Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan.

    Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang didasarkan atas peralatan yang diserahkan dalam penawaran dari suatu lokasi tertentu atau dari pelabuhan bongkar di Indonesia ke tempat yang digunakan sesuai

    c)

    ketentuan Kontrak. Pembangunan dan pemeliharaan pangkalan, termasuk kantor-kantor, tempat tinggal, bengkel-bengkel, gudanggudang dan sebagainya. Bangunan ini akan tetap menjadi milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan proyek selesai.

  • d) Pengadaan dan pemeliharaan peralatan lapangan seperti tercantum spesifikasi ini. Peralatan ini akan tetap menjadi milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan proyek selesai. Pekerjaan harus termasuk pula pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja yang dilaksanakan oleh pihak Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instalasi-instalasi, peralatan dari tanah milik Pemerintah, dan pihak Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja, sehingga kondisinya sama dengan keadaan sebelum pekerjaan dimulai.

    e) Dalam pelaksanaan mobilsasi peralatan tersebut diatas, Kontarktor harus memenuhi persyaratan persyaratan dibawah ini : 1. Kontraktor terlebih dahulu mengajukan dan memberi tahu jenis peralatan yang akan digunakan untuk

    pekerjaan tertentu kepada Direksi Teknis untuk disetujui. 2. Kontraktor terlebih dahulu menyerahkan rencana operasi peralatan tersebut (equipment schedule)

    kepada Direksi Teknis untuk disetujui. 3. Segala kecelakaan, kerusakan, kehilangan alat dan lain lain yang menyebabkan kerugian pada pihak

    Kontraktor, proyek maupun pihak ketiga (pihak lain) selama mendatangkan, pengoperasian, atau mengembalikan peralatan adalah tanggung jawab Kontraktor.

    4. Kontraktor harus dapat menjaga dan bertanggung jawab atas pengoperasian peralatan tersebut jangan sampai merusak jalan, saluran dan fasilitas umum yang sudah ada maupun proyek yang sudah dinyatakan selesai.

    f)

    Waktu Mobilisasi Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan di atas harus diselesaikan dalam jangka waktu pekerjaan. Dalam hal dimana pihak Kontraktor tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan batas waktu yang ditentukan atau kalau menurut pendapat Direksi, ternyata pelaksanaan mobilisasi tidak lancar sesuai program mobilisasi yang telah disepakati bersama, maka dalam hal ini Direksi Teknis berhak untuk menempuh kebijaksanaan yaitu mengeluarkan berita acara pembayaran pendahuluan, dengan nilai pembayaran untuk mobilisasi diambil setinggitingginya 70% dari ketentuan di atas. Sisanya akan ditahan dan berita acara pembayarannya baru dikeluarkan setelah Pihak Kontraktor berhasil menyelesaikan sisa bagian pekerjaan mobilisasi dalam jangka waktu Masa Pelaksanaan.

    8. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR a) Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat-cacat dikarenakan jeleknya

    penanganan atau gagalnya kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi, harus diperbaiki oleh kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknis tanpa ada biaya tambahan.

    b) Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh akibat yang ditimbulkan oleh pekerjaan ini selama masa pelaksanaan, pemeliharaan dan oleh pemeriksa fungsional lainnya dalam hal kualitas dan kuantitasnya.

    c) Seluruh pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan ketentuan serta petunjuk petunjuk dari Direksi Teknis.

    d) Adanya kehadiran Direksi Teknis selaku wakil dari Pemberi Tugas sejauh mungkin untuk melihat/mengawasi/menegur atau memberi petunjuk dan nasihat, tidaklah mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap seluruh pekerjaan tersebut diatas.

    9. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN

    Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis.

  • PEKERJAAN GALIAN MANUAL

    1.

    2.

    3.

    4.

    LINGKUP PEKERJAAN a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja dan peralatan sebagai alat bantu yang dibutuhkan dalam

    terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. b) Pekerjaan galian yang dimaksud adalah seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan didalam gambar atau

    sesuai petunjuk Direksi Teknis. c) Kontraktor wajib memeriksa terhadap kemungkinan kesalahan/ketidakcocokan pada gambar gambar

    rencana baik dari besaran volume, system pelaksanaan dll yang dapat mempengaruhi pekerjaan tersebut. Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian secara teknis maupun fisik maka hal ini harus disampaikan secara tertulis atau berupa gambar pada waktu penjelasan tender/aanwijzing, hal tersebut akan dilakukan perubahan dilapangan oleh Direksi Teknis, hal ini akan dicatat didalam risalah rapat dan termasuk didalam dokumen kontrak. Seluruh biaya yang disebabkan perubahan/perbaikan tersebut harus sudah tercakup pada unit dari item pekerjaan saat Kontraktor mengajukan penawaran.

    PELAKSANAAN a) Kontraktor harus mengajukan/mengusulkan peralatan, tenaga dan cara pelaksanaan pekerjaan yang akan

    dilaksanakan kepada Direksi Teknis untuk disetujui. b) Kontraktor harus melakukan pengukuran dan menentukan lokasi dan elevasi untuk seluruh galian yang akan

    dilaksanakan. Hasil pengukuran harus diajukan kepada Direksi Teknis sebelum melaksanakan pekerjaan galian atau galian selanjutnya.

    c) Penggalian dilaksanakan secara terus menerus hingga mencapai elevasi yang ditentukan. d) Jika pada pekerjaan galian tanah ditemukan akar-akar kayu, bekas pondasi lama, kotoran-kotoran atau

    bagian bagian tanah yang longsor dan tidak padat, bagian ini harus dikeluarkan seperlunya dan lubang tersebut diisi dengan pasir, lapisan demi lapisan disiram air beberapa kali serta dipadatkan dengan kepadatan 90% dari tanah asal sehingga mencapai permukaan yang ditentukan.

    e) Lubang galian untuk pemasangan suatu konstruksi harus dibersihkan dari segala sisa sisa galian dan lumpur, lubang galian harus senantiasa dalam keadaan bersih. Kontraktor harus menjaga agar galian tidak digenangi air dengan cara menimba, memompa, membuat kisdam atau cara lain yang dianggap baik dan seluruh beban akibat pekerjaan tersebut menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.

    f) Lubang galian untuk pemasangan suatu konstruksi tidak boleh dibiarkan terlalu lama, setelah mendapat persetujuan dari Direksi Teknis maka pekerjaaan selanjutnya harus segera dilaksanakan.

    g) Penggalian yang berada didalam atau didekat suatu bangunan/konstruksi yang sudah ada harus dipasang penyangga/pengaman pada pinggiran galian.

    h) Kontraktor bertanggung jawab penuh bilamana pekerjaan tersebut harus melewati/melalui atau mengganggu saluran, kabel kabel bawah tanah, jembatan, sungai dll, maka harus dilakukan tindakan seperti pembuatan sodetan sungai, perlindungan atau pekerjaan lainnya yang dianggap baik untuk menghindari kejadian kejadian yang tidak diinginkan. Seluruh beban akibat pekerjaan tersebut menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.

    PENGANGKUTAN TANAH SISA GALIAN KELUAR PROYEK a) Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan, dan apabila tidak bisa dibuang

    secara langsung , maka untuk sementara dapat diletakan didaerah sekitar galian. b) Penempatan hasil Galian tersebut jangan sampai menggangu sekitarnya. c) Walapupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibenarkan berada pada tempat tersebut

    sampai 1 (satu hari ) d) Seluruh hasil material bekas galian harus dibuang dan tempat bekas penempatan sementara hasi galian,

    ditinggalkan dalam keadaan rapih dan bersih. e) Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalh Dump Truk dengan kapasitas

    muat 5 m f) Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi Teknis setiap kali akan mengadakan pengangkutan material

    sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa m volume dari material yang diangkut setiap ada pekerjaan pengankutan

    TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

    a)

    Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat-cacat dikarenakan jeleknya penanganan atau gagalnya kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi, harus diperbaiki oleh kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknis tanpa ada biaya tambahan.

  • b) Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh akibat yang ditimbulkan oleh pekerjaan ini selama masa

    pelaksanaan, pemeliharaan dan oleh pemeriksa fungsional lainnya dalam hal kualitas dan kuantitasnya. c) Seluruh pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan ketentuan serta petunjuk petunjuk dari

    Direksi Teknis. d) Adanya kehadiran Direksi Teknis selaku wakil dari Pemberi Tugas sejauh mungkin untuk

    melihat/mengawasi/menegur atau memberi petunjuk dan nasihat, tidaklah mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap seluruh pekerjaan tersebut diatas.

    5. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan

    telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis

  • PEKERJAAN STRUKTUR BETON

    1.

    2.

    LINGKUP PEKERJAAN a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan bahan, tenaga kerja dan peralatan sebagai alat bantu yang

    dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. b) Pekerjaan struktur beton yang dimaksud adalah seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan didalam

    gambar atau sesuai petunjuk Direksi Teknis. c) Untuk penggunaan bahan, system dan lain lain yang menyangkut pekerjaan ini seperti hak paten dan lain

    lain maka Pemberi Tugas/Konsultan Perencana/Direksi Teknis bebas terhadap hal hal tersebut dan hal ini menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.

    d) Kontraktor wajib memeriksa terhadap kemungkinan kesalahan/ketidakcocokan pada gambar gambar rencana baik dari besaran volume, spesifikasi, system pelaksanaan dll yang dapat mempengaruhi pekerjaan tersebut. Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian secara teknis maupun fisik maka hal ini harus disampaikan secara tertulis atau berupa gambar pada waktu penjelasan tender/aanwijzing, hal tersebut akan dilakukan perubahan dilapangan oleh Direksi Teknis, hal ini akan dicatat didalam risalah rapat dan termasuk didalam dokumen kontrak. Seluruh biaya yang disebabkan perubahan/perbaikan tersebut harus sudah tercakup pada unit dari item pekerjaan saat Kontraktor mengajukan penawaran.

    BAHAN a) Penyimpanan/penimbunan agregat halus dengan agregat kasar harus dipisahkan sehingga kedua agregat

    tersebut tidak bercampur dan penyimpanan/penimbunan harus diatas lantai kerja sehingga bahan tersebut dijamin tidak bercampur dengan tanah yang dapat mengakibatkan kurang atau turunnya mutu beton.

    b) Semen yang dipakai adalah Porland Cemet, merk yang telah disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan standart Portland Cemet Kelas I-475;

    c) Umur semen tidak boleh melebihi dari 3 (tiga) bulan sejak diproduksi, harus baik, belum terdapat butir- butiran membeku tertutup rapat, semen yang terdapat menggumpal atau tertutup rapat, semen yang terdapat menggumpal atau mengeras/membantu tidak dapat dipergunakan;

    d) Pengangkutan semen harus terhindar dari cuaca lembab dan kalau disimpan dalam gudang, harus cukup mempunyai ventilasi, terhindar dari kelembaban dan bahan-bahan yang dianggap merusak;

    e) Penumpukan semen harus mempunyai jarak minimum 30 cm diatas lantai gudang dengan mengunakan alas dari kayu sehinga pada bagian bawah ada sirkulasi udara;

    f) Penumpukan zak-zak semen digunakan tidak boleh ditumpuk lebih dari 2 meter tingginya dan tiap penerimaan yang baru harus dipisahkan dan diberikan tanda serta dipisahkan dari yang lama dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut pengirimannya kelokasi pekerjaanya;

    g) Agregate Halus (pasir) harus terdiri dari butir-butir yang keras kekal dan tajam sebagai hasil disitegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir batuan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu;

    h)

    i)

    j) k)

    Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5-% (ditentukan terhadap berat kering) dan kalau melebihi harus dicuci; Tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak yang dibuktikan dengan percobaan warna Abram-Harder (degan larutan NaOH); Pasir tidak mengandung garam; Susunan butir-butirnya harus beraneka ragam besarnya dan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

  • l) Agregate kasar harus terdiri dari butir-butir keras tidak berpori bersifat kekal sebagai hasil disintegrasi alami batu-batuan atau berupa batuan/batu pecah yang diperoleh dari pecahan batu;

    m) Agregate kasar yang mengandung butiran-butiran pipih hanya dapat dipakai bila jumlah butir-butir tersebut tidak melampaui 20-% dari berat aggregate seluruhnya;

    n) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1-% dan apabila mengandung lumpur lebih dari 1 % Agregate tersebut harus dicuci;

    o) Agregate kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak batu ataupun baja tulangan dan beton; p) Kekerasan dari butir-butir Agregate kasar jika diperiksa dengan bejana penguji dari Rudolf Beban Penguji

    20 t, harus memenuhi syarat sbb :

    1. Tidak terjadi perubahan sampai fraksi 9,5 -19 mm lebih dari 24 %berat; 2. Tidak terjadi perubahan sampai fraksi 19 30 mm lebih dari 22 %berat; 3. Penguji dapat dilakukan dengan mesin Pengauslos Angelos dengan mana tidak boleh terjadi kehilangan

    berat lebih dari 50 %; 4. Susunan butir-butirnya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

    Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas syarat ayakan yang berurutan adalah maksimum 60-% dan minimum 10-% berat;

    q) r)

    s)

    t)

    u)

    5. Besar butir agregate kasar maksimum tidak boleh lebih dari 1/5 (seperlima) jarak keci bidang-bidang

    samping dari cetakan sepertiga dari tebal plat atau tiga perempat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas tukang sehinga adanya rongga-rongga atau sarana-sarana kerikil pada pengecoran;

    Persyaratan campuran untuk agregat halus dengan agregat kasar mengikuti ketentuan dalam PBI 2003. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam alkalit, garam, bahan- bahan organis atau bahan-bahan lainnya yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini yang dapat dipakai adalah air bersih yang dapat diminum; Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air maka kirimkan contoh air tersebut kelembaga Pemeriksaan Bahan yang diakui untuk menyelidiki sampai seberapa jauh air itu mengadung zat-zat yang dapat merusak, dengan biaya ditanggung oleh pemborong; Apabila pemeriksaan contoh air ini tidak dapat dilakukan, maka dalam hal ini adanya keragu-raguan air suling. Air tersebut diangap dapat dipakai apabila kekuatan tekanan mortar dengan memakai air itu pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90% dari kekuatan tekanan mortar dengan memakai air suling pada umur yang sama; Apabila bahan bahan yang didatangkan Kontraktor dianggap tidak memenuhi persyaratan maka Direksi Teknik berhak menolak dan meminta menggantinya sesuai dengan yang dipersyaratkan.

    3.

    4.

    SHOP DRAWING a) Kontraktor wajib membuat shop drawing serta memeriksa/membandingkan kecocokan antara masing

    masing gambar yang akan dibuat shop drwaingnya. Shop drawing harus dibuat dengan benar dan dengan ketelitian yang menunjukkan seluruh potongan potongan, penampang penampang dan ukuran ukuran yang pasti.

    b) Kontraktor bertanggung jawab atas semua ukuran ukuran yang dicamtumkan pada shop drawing. c) Shop drawing harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis terlebih dahulu sebelum pelaksanaan

    pekerjaan. MUTU BETON

    a)

    Mutu beton yang dipergunakan dalam pekerjaan struktur adalah K 225

    b) Mutu beton yang dipergunakan dalam pekerjaan kolom praktis dan ring balok adalah K 175 c) Mutu beton yang dipergunakan dalam pekerjaan lantai kerja adalah K 75 d) Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai, campuran dinyatakan dengan perbandingan berat. e) Dalam hal Kontraktor akan merubah nilai slump untuk memudahkan pelaksanaan, maka Kontarktor harus

    5. CACAT CACAT PADA BETON Meskipun hasil pengujian silinder/kubus memuaskan tetapi Direksi Teknis mempunyai wewenang untuk menolak struktur beton yang cacat seperti :

    Struktur beton sangat kropos

  • Struktur beton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana. Struktur beton tidak tegak lurus atau rata seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana. Struktur beton berisikan kotoran, kayu atau benda benda lainnya.

    6.

    PELAKSANAAN

    a)

    b)

    c)

    d)

    e)

    f)

    g)

    h)

    i)

    j)

    k)

    l)

    m)

    n)

    Pengadukan yang dianjurkan dilakukan dengan mesin pengaduk sejenis Batching Plan yang dilengkapi dengan alat penimbang yang mana alat tersebut dapat digunakan untuk menimbang bahan untuk campuran beton seperti semen, pasir, kerikil/batu pecah dan air sehingga perbandingan/komposisi campuran masing masing bahan benar benar tepat dan akurat. Pengadukan dilokasi lokasi dan kondisi tertentu yang tidak ada mesin pengaduk sejenis Batching Plan maka pengadukan dilaksanakan dengan menggunakan mesin pengaduk sejenis Concrete Mixer dengan kapasitas sekali adukan 0,25 m3 untuk campuran beton seperti semen, pasir, kerikil/batu pecah dan air tetap mempergunakan perbandingan berat sehingga perbandingan/komposisi campuran masing masing bahan benar benar tepat dan akurat. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa yang disetujui oleh Direksi Teknis agar tidak terjadi pemisahan maupun kehilangan bahan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam SNI-03-2847-2002. Sebelum melakukan kegiatan pengecoran Kontraktor harus meminta persetujuan kepada Direksi Teknis. Setiap kegiatan pengecoran harus diketahui dan disetujui oleh Direksi Teknis secara tertulis. Semua lubang lubang sparing harus telah disiapkan pada kedudukan sesuai dengan ketentuan pada Gambar Rencana maupun Gambar Rencana Elektrikal/Mekanikal. Semua stek untuk kolom praktis maupun gantungan plafon juga harus sudah terpasang termasuk bagian bagian lain yang tertanam pada beton. Pengecoran tidak diperkenankan pada waktu hujan kecuali Kontraktor mengambil tindakan pengamanan/pencegahan kerusakan atau pelindung yang telah disetujui oleh Direksi Teknis. Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum campuran mulai mengental yang dalam keadaan normal tidak lebih dari 30 menit. Selama pengecoran, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar (concrete vibrator) Untuk menjaga kelancaran/kecepatan dalam melaksanakan. Untuk pengangkeran dinding pada sambungan vertikal dari kolom dengan dinding harus diberi batang tulangan dari baja lunak dengan diameter 8 mm dan panjang 50 cm 100 cm, ujung tulangan yang masuk kedalam beton dibengkokkan dan ujung yang akan masuk kedalam dinding dibiarkan menjorok keluar sepanjang 30 cm 80 cm. Pengecoran beton dianjurkan menggunakan concrete pump, untuk kondisi dan lokasi yang tidak memungkinkan harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa yang disetujui oleh Direksi Teknis. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti, tidak boleh terputus putus tanpa persetujuan dari Direksi Teknis. Tempat pemberhentian pengecoran/lokasi siar siar harus berpedoman pada SNI-03-2847-2002. Pada waktu pengecoran pondasi. Pile cap dan sloof, lubang galian harus betul betul bersih dan sudah diberi lantai kerja dan bebas dari genangan air serta lumpur. Pada waktu pengecoran kolom, harus dilakukan tahap demi tahap dengan tinggi jatuh pengecoran tidak lebih dari 200 cm, hal ini untuk mempermudah memasukkan campuaran dan mencegah segregasi. Dalam hal pengecoran beton untuk kolom menerus yang lebih tinggi dari 200 cm harus digunakan pipa tremie. Pengecoran pelat lantai dan balok harus sedemikian rupa sehingga didapat permukaan lantai/peil lantai yang benar benar rata. Pengecoran pelat lantai yang memerlukan kemiringan, maka kemiringan harus sudah dibentuk/dimiringkan sekaligus pada saat pengecoran berlangsung dan untuk arah kemiringan lihat pada gambar atau sesuai dengan petunjuk dari Direksi Teknik.

    7.

    PENYAMBUNGAN BETON/CONSTRUCTION JOINT

    a)

    Bidang bidang beton lama yang akan berhubungan dengan beton baru dan bila perlu juga bidang bidang akhir dari beton dan dari siar pelaksanaan, harus cukup dikasarkan, kemudian bidang tersebut harus dibersihkan dari segala macam kotoran dan benda benda lepas, setelah itu harus dibasahi dengan air sampai jenuh.

    b) Saat beton yang baru akan dicor, bidang bidang yang tadi harus disapu dengan spesi mortar dengan susunan yang sama seperti yang terdapat pada beton tersebut dan sesuai dengan ketentuan PBI-2003 dan SNI-03-2847-2002.

    8.

    PERLINDUNGAN PENGECORAN a) Untuk melindungi beton beton yang baru dicor dari cari cahaya matahari, angin dan hujan sampai beton itu

    mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat maka setelah pengecoran beton harus dibasahi secara terus menerus selam 14 hari berturut turut.

    b) Khusus harus diperhatikan bahwa pada permukaan permukaan pelat lantai, pembasahan terus menerus harus dilakukan dengan karung karung basah atau cara lain yang sesuai.

  • c)

    Dilarang untuk menaruh bahan bahan diatas lantai atau mempergunakan sebagai jalan untuk mengangkut bahan bahan yang menurut Direksi Teknis belum cukup mengeras.

    9.

    TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

    a)

    Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat-cacat dikarenakan jeleknya penanganan atau gagalnya kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi, harus diperbaiki oleh kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknis tanpa ada biaya tambahan.

    b) Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh akibat yang ditimbulkan oleh pekerjaan ini selama masa pelaksanaan, pemeliharaan dan oleh pemeriksa fungsional lainnya dalam hal kualitas dan kuantitasnya.

    c) Seluruh pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan ketentuan serta petunjuk petunjuk dari Direksi Teknis.

    d) Adanya kehadiran Direksi Teknis selaku wakil dari Pemberi Tugas sejauh mungkin untuk melihat/mengawasi/menegur atau memberi petunjuk dan nasihat, tidaklah mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap seluruh pekerjaan tersebut diatas.

    10. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN

    Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis.

  • PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

    1.

    2.

    LINGKUP PEKERJAAN a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan bahan, tenaga kerja dan peralatan sebagai alat bantu yang

    dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. b) Pekerjaan pemasangan batu belah yang dimaksud adalah seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan

    didalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Teknis. c) Kontraktor wajib memeriksa terhadap kemungkinan kesalahan/ketidakcocokan pada gambar gambar

    rencana baik dari besaran volume, spesifikasi, system pelaksanaan dll yang dapat mempengaruhi pekerjaan tersebut. Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian secara teknis maupun fisik maka hal ini harus disampaikan secara tertulis atau berupa gambar pada waktu penjelasan tender/aanwijzing, hal tersebut akan dilakukan perubahan dilapangan oleh Direksi Teknis, hal ini akan dicatat didalam risalah rapat dan termasuk didalam dokumen kontrak. Seluruh biaya yang disebabkan perubahan/perbaikan tersebut harus sudah tercakup pada unit dari item pekerjaan saat Kontraktor mengajukan penawaran.

    BAHAN a) Batu belah yang dipakai adalah batu sungai atau batu gunung yang dibelah, keras tidak poreus, bersih dan

    besarnya tidak lebih dari 30 cm. Tidak diperkenankan memakai batu yang berbentuk bulat atau batu endapan.Jika dilakukan pembelahan ditempat maka harus dilakukan diluar daerah pekerjaan atau diluar bouwplank. Semen, pasir (agregat halus) dan air yang digunakan harus mengikuti ketentuan dalam pasal pekerjaan beton.

    b) Kwalitas, jenis dan ukuran batu belah yang dipakai sesuai dengan persyaratan PUBI 1972 yang telah disetujui oleh Direksi Teknis.

    c) Pasir yang dipakai sebagai campuran adukan perekat harus sesuai dengan yang diisyaratkan PNI-1971 dan NI-3 pasal 14 ayat 2. Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 % dan bebas dari bahan organik lainnya.

    d)

    e)

    f)

    g)

    Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam alkalit, garam, bahan- bahan organis atau bahan-bahan lainnya yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini yang dapat dipakai adalah air bersih yang dapat diminum; Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air maka kirimkan contoh air tersebut kelembaga Pemeriksaan Bahan yang diakui untuk menyelidiki sampai seberapa jauh air itu mengadung zat-zat yang dapat merusak, dengan biaya ditanggung oleh pemborong; Apabila pemeriksaan contoh air ini tidak dapat dilakukan, maka dalam hal ini adanya keragu-raguan air suling. Air tersebut diangap dapat dipakai apabila kekuatan tekanan mortar dengan memakai air itu pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90% dari kekuatan tekanan mortar dengan memakai air suling pada umur yang sama; Apabila bahan bahan yang didatangkan Kontraktor dianggap tidak memenuhi persyaratan maka Direksi Teknis berhak menolak dan meminta menggantinya sesuai dengan yang dipersyaratkan.

  • 3.

    SUSUNAN SPESI/ADUKAN a) Adukan harus mengikuti persyaratan dan sifat sifat seperti disebutkan dalam PUBI NI-3 1956. b) Pencampuran dianjurkan menggunakan concrete mixer kapasitas 0,25 m3 dengan lama pengadukan 3 menit

    5 menit, semen dan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis.

    c) Adukan untuk pasangan kedap air atau untuk kepala pondasi setinggi 20 cm dihitung dari permukaan tanah digunakan campuran 1Pc : 2 Psr kecuali ditentukan lain.

    d) Adukan untuk pasangan biasa digunakan campuran 1Pc : 4 Psr kecuali ditentukan lain. Sebelum pekerjaan siaran dimulai, sambungan sambungan dari semua permukaan batu belah harus digaruk atau dibersihkan dengan sikat kawat dan dibasahi atau dipahat (untuk batu yang sudah lama) sebelum spesi/adukan dipasang.

    e) Diusahakan adukan perekat selalu dalam keadaan segar/belum mengeras. Diperkirakan jarak waktu pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air.

    f) Pekerjaan siar dapat berupa : Siar terbenam (pengisi sambungan) dengan tebal rata rata 1 cm dari permukaan batu. Siar rata, siaran diratakan dengan permukaan batu. Siar timbul, siaran setebal 1 cm, tidak lebih dari 2 cm 4. PELAKSANAAN a) Semua pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk dari Direksi Teknis. b) Sebelum pemasangan batu belah dipasang terlebih dahulu dibuat profil profil dari bambu atau kayu pada

    setiap pokok galian yang bentuk dan ukurannya sama dengan ukuran penampang pasangan batu belah. c) Semua pasangan termasuk siar harus dirawat (cured) dengan air atau cara cara lain yang dapat diterima

    atau disetujui oleh Direksi Teknik. Jika curing dilaksanakan dengan air, pasangan harus dijaga agar tetap basah minimal 14 hari jika tidak ada ketentuan lain dengan menutupnya dengan bahan bahan yang direndam air, atau cara yang disetujui yang menyebabkan permukaan yang dirawat selalu basah. Air yang dipakai untuk curing harus memenuhi ketentuan ketentuan persyaratan PUBI-1982 pasal 9.

    d) Untuk pemasangan pondasi maka seluruh dasar lubang galian pondasi harus diberi alas dengan pasir urug, dengan ketebalan sesuai dengan ukuran ukuran yang tertera dalam gambar rencana.

    e) Untuk pemasangan dinding penahan tanah ( turap ) harus diberi suling suling berdiameter minimal 3 cm dari bambu atau bahan lainnya dengan jarak 150 cm untuk arah horisontal dan 100 cm untuk arah vertikal.

    f) Untuk pasangan batu belah aanstamping dipasang sesuai dengan gambar rencana dan bagian antara batu belah diisi dengan pasir urug sedemikian rupa sehingga terisi padat seluruhnya.

    g) Batu belah di pasang diatas adukan yang cukup dan sebelum dipasang batu belah harus dibasahi terlebih dahulu dan dibersihkan dari kotoran kotoran.

    h) Pasangan batu belah harus disusun dengan baik, padat dan tidak diperkenankan saling bertumpukan atau terjadi rongga rongga seluruhnya harus dibatasi/diisi dengan adukan.

    i) Pada pondasi untuk kolom kolom beton harus disediakan stek stek tulangan kolom yang tertanam pada pondasi batu belah dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok dari kolom tersebut.

    j) Penyambungan besi beton dari pondasi kolom ke kolom harus disediakan, stek sepanjang 1.00m (satu meter) atau minimal 60 kali diameter besi beton tulangan utama kolom, yang tersebar dari batas pengecoran terakhir sampai ujung besi. Ukuran besi dan ukuran pondasi disesuaikan dengan gambar dan peraturan berlaku. k) Pada pondasi untuk sloof beton harus disediakan stek stek tulangan yang tertanam minimal sama dengan tinggi sloof pada pondasi batu belah dengan diameter yang sama dengan diameter terbesar dari tulangan sloof tersebut, jarak setiap stek stek tidak lebih dari 200 cm. 5. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

    a)

    Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat-cacat dikarenakan jeleknya penanganan atau gagalnya kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi, harus diperbaiki oleh kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknis tanpa ada biaya tambahan.

    b) Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh akibat yang ditimbulkan oleh pekerjaan ini selama masa pelaksanaan, pemeliharaan dan oleh pemeriksa fungsional lainnya dalam hal kualitas dan kuantitasnya.

    c) Seluruh pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan ketentuan serta petunjuk petunjuk dari Direksi Teknis.

    d) Adanya kehadiran Direksi Teknis selaku wakil dari Pemberi Tugas sejauh mungkin untuk melihat/mengawasi/menegur atau memberi petunjuk dan nasihat, tidaklah mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap seluruh pekerjaan tersebut diatas.

  • 6.

    PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN b) Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh akibat yang ditimbulkan oleh pekerjaan ini selama masa

    pelaksanaan, pemeliharaan dan oleh pemeriksa fungsional lainnya dalam hal kualitas dan kuantitasnya. c) Seluruh pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan ketentuan serta petunjuk petunjuk dari

    Direksi Teknis. d) Adanya kehadiran Direksi Teknis selaku wakil dari Pemberi Tugas sejauh mungkin untuk

    melihat/mengawasi/menegur atau memberi petunjuk dan nasihat, tidaklah mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap seluruh pekerjaan tersebut diatas.

  • 1.

    2.

    PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

    LINGKUP PEKERJAAN a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan bahan, tenaga kerja dan peralatan sebagai alat bantu yang

    dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. b) Pekerjaan plesteran dan acian yang dimaksud adalah seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan didalam

    gambar atau sesuai petunjuk Direksi Teknis. c) Kontraktor wajib memeriksa terhadap kemungkinan kesalahan/ketidakcocokan pada gambar gambar

    rencana baik dari besaran volume, spesifikasi, system pelaksanaan dll yang dapat mempengaruhi pekerjaan tersebut. Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian secara teknis maupun fisik maka hal ini harus disampaikan secara tertulis atau berupa gambar pada waktu penjelasan tender/aanwijzing, hal tersebut akan dilakukan perubahan dilapangan oleh Direksi Teknis, hal ini akan dicatat didalam risalah rapat dan termasuk didalam dokumen kontrak. Seluruh biaya yang disebabkan perubahan/perbaikan tersebut harus sudah tercakup pada unit dari item pekerjaan saat Kontraktor mengajukan penawaran.

    BAHAN a) Semen yang dipakai adalah Porland Cemet, merk yang telah disetujui oleh badan yang berwenang dan

    memenuhi persyaratan standart Portland Cemet Kelas I-475; b) Umur semen tidak boleh melebihi dari 3 (tiga) bulan sejak diproduksi, harus baik, belum terdapat butir-

    butiran membeku tertutup rapat, semen yang terdapat menggumpal atau tertutup rapat, semen yang terdapat menggumpal atau mengeras/membantu tidak dapat dipergunakan;

    c) Pengangkutan semen harus terhindar dari cuaca lembab dan kalau disimpan dalam gudang, harus cukup mempunyai ventilasi, terhindar dari kelembaban dan bahan-bahan yang dianggap merusak;

    d) Penumpukan semen harus mempunyai jarak minimum 30 cm diatas lantai gudang dengan mengunakan alas dari kayu sehinga pada bagian bawah ada sirkulasi udara;

    e) Penumpukan zak-zak semen digunakan tidak boleh ditumpuk lebih dari 2 meter tingginya dan tiap penerimaan yang baru harus dipisahkan dan diberikan tanda serta dipisahkan dari yang lama dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut pengirimannya kelokasi pekerjaanya;

    f) Pasir yang dipakai sebagai campuran adukan perekat harus sesuai dengan yang diisyaratkan PNI-1971 dan NI-3 pasal 14 ayat 2. Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 % dan bebas dari bahan organik lainnya.

    g) Air yang dipakai sebagai bahan pencampur harus bersih dari bahan minyak, asam alkali, garam dan bahan organik lainnya dan sesuai dengan persyaratan PUBI-1982 pasal 9 .

    h) Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air maka kirimkan contoh air tersebut kelembaga Pemeriksaan Bahan yang diakui untuk menyelidiki sampai seberapa jauh air itu mengadung zat-zat yang dapat merusak, dengan biaya ditanggung oleh pemborong;

    i) Apabila pemeriksaan contoh air ini tidak dapat dilakukan, maka dalam hal ini adanya keragu-raguan air suling. Air tersebut diangap dapat dipakai apabila kekuatan tekanan mortar dengan memakai air itu pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90% dari kekuatan tekanan mortar dengan memakai air suling pada umur yang sama j) Apabila bahan bahan yang didatangkan Kontraktor dianggap tidak memenuhi persyaratan maka Direksi Teknis berhak menolak dan meminta menggantinya sesuai dengan yang dipersyaratkan. 3. SUSUNAN ADUKAN a) Adukan harus mengikuti persyaratan dan sifat sifat seperti disebutkan dalam PUBI NI-3 1956. b) Pencampuran dianjurkan menggunakan concrete mixer kapasitas 0,25 m3 dengan lama pengadukan 3 menit

    5 menit semen dan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis.

    c) Adukan 1 Pc : 2 Psr digunakan untuk semua bidang kedap air, dari permukaan sloof sampai dengan 30 cm dari permukaan lantai, bidang didaerah basah setinggi 210 cm atau setinggi pintu dari permukaan lantai dan semua bidang yang digambar menggunakan symbol aduk kedap air kecuali ditentukan lain.

    d) Adukan 1 Pc : 3 Psr digunakan untuk semua bidang beton yang tidak kedap air dan linggir atau sponingan kecuali ditentukan lain.

    e) Adukan 1 Pc : 5 Psr digunakan untuk semua bidang pasangan dinding yang tidak kedap air baik bagian dalam maupun bagian luar kecuali ditentukan lain.

    f) Adukan Pc + Air digunakan untuk semua bidang acian. g) Diusahakan adukan perekat selalu dalam keadaan segar/belum mengeras. Diperkirakan jarak waktu

    pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air.

  • 4. PELAKSANAAN

    PLESTERAN a) Pekerjaan plesteran dilaksanakan menurut standart spesifikasi dari bahan yang digunakan dan sesuai

    dengan petunjuk serta persetujuan dari Direksi Teknis. b) Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan pasangan batu kali/belah atau beton yang

    berhubungan dengan pekerjaan plesteran selesai dikerjakan dan telah disetujui oleh Direksi Teknis. c) Sebelum melaksanakan pekerjaan plesteran, seluruh bidang yang akan dikerjakan harus dibasahi

    secara merata 12 jam sebelumnya dan saat akan melaksanakan kembali dibasahi ulang secara merata. d) Sebelum melaksanakan pekerjaan plesteran beton, permukaannya harus dibersihkan dari sisa sisa

    bekesting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang lubang bekas bekesting atau form tie harus tertutup aduk plester.

    e) Permukaan plesteran harus dibuat benar benar rata, kemudian dikasarkan dengan mistar/jidar dari kayu atau aluminium untuk memperoleh lekatan acian.

    f) Ketebalan adukan plesteran harus sama tebal dan tidak melebihi 10 mm. g) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan harus berlangsung wajar tidak terlalu tiba

    tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap hari selama 7 hari berturut turut serta melindunginya dari terik panas matahari langsung. Jika terjadi keretakan akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran tersebut harus dibongkar dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Teknis.

    ACIAN a) Sebelum melaksanakan pekerjaan acian, permukaan plesteran harus disiram minimal 12 jam

    sebelumnya dan pada saat pekerjaan acian akan dilaksanakan disiram kembali untuk menjaga kelembaban dari permukaan plesteran.

    b) Pelaksanaan pekerjaan acian dilakukan setelah pasangan plesteran berumur minimal 14 hari setelah pekerjaan plesteran diterima dan disetujui oleh Direksi Teknis..

    5.

    6.

    TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR a) Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat-cacat dikarenakan jeleknya

    penanganan atau gagalnya kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi, harus diperbaiki oleh kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknis tanpa ada biaya tambahan.

    b) Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh akibat yang ditimbulkan oleh pekerjaan ini selama masa pelaksanaan, pemeliharaan dan oleh pemeriksa fungsional lainnya dalam hal kualitas dan kuantitasnya.

    c) Seluruh pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan ketentuan serta petunjuk petunjuk dari Direksi Teknis.

    d) Adanya kehadiran Direksi Teknis selaku wakil dari Pemberi Tugas sejauh mungkin untuk melihat/mengawasi/menegur atau memberi petunjuk dan nasihat, tidaklah mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap seluruh pekerjaan tersebut diatas.

    PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis.

  • i)

    j)