TK1 Jaringan Irigasi

45
JARINGAN IRIGASI MK. PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III ( HSKB 733 ) DOSEN : M. Azhari Noor, M.Eng. OLEH : KELOMPOK SULISTYAWATI AKHMAD KHOLID MUHAMMAD ERFANIE HARI SANDI HANDOYO YUSRI ALI EKO SEPTIANTO RAKHMAN AL KAHFI DAMAN GURITNO H1A112209 H1A112055 H1A112066 H1A112088 H1A112218 H1A112219 H1A112222 H1A114609

description

tugas pbrs 3

Transcript of TK1 Jaringan Irigasi

Page 1: TK1 Jaringan Irigasi

JARINGAN IRIGASI

MK PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL III( HSKB 733 )

DOSEN

M Azhari Noor MEng

OLEH

KELOMPOKSULISTYAWATIAKHMAD KHOLIDMUHAMMAD ERFANIEHARI SANDI HANDOYO YUSRI ALIEKO SEPTIANTORAKHMAN AL KAHFIDAMAN GURITNO

H1A112209H1A112055H1A112066H1A112088H1A112218H1A112219H1A112222H1A114609

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BANJARMASIN2015

JARINGAN IRIGASI

Bangunan Utama

Bangunan utama (head works) dapat didefinisikan sebagai kompleks

bangunan yang direncanakan di dan sepanjang sungai atau aliran air untuk

membelokkan air ke dalam jaringan saluran agar dapat dipakai untuk keperluan

irigasi Bangunan utama bisa mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan

serta mengukur banyaknya air yang masuk

Bangunan utama terdiri dari

- Bangunan bendung

a Bendung Bendung Gerak

Bendung (weir) atau bendung gerak (barrage) dipakai untuk meninggikan

muka air di sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat

dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier Bendung gerak adalah bangunan

yang dilengkapi dengan pintu yang dapat dibuka untuk mengalirkan air pada

waktu terjadi banjir besar dan ditutup apabila aliran kecil

b Bendung karet

Bendung karet berfungsi meninggikan muka air dengan cara

mengembangkan tubuh bendung dan menurunkan muka air dengan cara

mengempiskan tubuh bendung yang terbuat dari tabung karet dapat diisi dengan

udara atau air

c Pengambilan bebas

Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat di tepi sungai yang

mengalirkan air sungai ke dalam jaringan irigasi tanpa mengatur tinggi muka air

di sungai

d Pengambilan dari Waduk

Waduk (reservoir) digunakan untuk menampung air irigasi pada waktu

terjadi surplus air di sungai agar dapat dipakai sewaktu-waktu terjadi kekurangan

air Jadi fungsi utama waduk adalah untuk mengatur aliran sungai

e Stasiun pompa

lrigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan apabila pengambilan secara

gravitasi teryata tidak layak dilihat dari segi teknis maupun ekonomis

Lokasi bangunan bendung dan pemilihan tipe yang paling cocok

dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu

- Tipe bentuk dan morfologi sungai

- Kondisi hidrolis anatara lain elevasi yang diperlukan untuk irigasi

- Topografi pada lokasi yang direncanakan

- Kondisi geologi teknik pada lokasi

- Metode pelaksanaan

- Aksesibilitas dan tingkat pelayanan

Rekomendasi syarat pemilihan lokasi bendung sebagai berikut

1 Topografi dipilih lembah sempit dan tidak terlalu dalam dengan

mempetimbangkan topografi di daerah tangkapan air maupun daerah layanan

irigasi

2 Geoteknik dipilih dasar sungai yang mempunyai daya dukung kuat

stratigrafi lapisan batuan miring ke arah hulu tidak ada sesar aktif tidak ada

erosi buluh dan dasar sungai hilir bendung tahan terhadap gerusan air

Disamping itu diusahakan keadaan batuan tebing kanan dan kiri bendung

cukup kuat dan stabil serta relatif tidak terdapat bocoran samping

3 Hidraulik dipilih bagian sungai yang lurus Jika bagian sungai lurus tidak

didapatkan lokasi bendung ditolerir pada belokan sungai dengan syarat

posisi bangunan intake harus terletak pada tikungan luar dan terdapat bagian

sungai yang lurus di hulu bendung Kalau yang terakhir inipun tidak

terpenuhi perlu dipertimbangkan pembuatan bendung di kopur atau dilakukan

rekayasa perbaikan sungai (river training)

4 Regime sungai Hindari lokasi bendung pada bagian sungai dimana terjadi

perubahan kemiringan sungai secara mendadak dan hindari bagian sungai

dengan belokan tajam Pilih bagian sungai yang lurus mempunyai kemiringan

relatif tetap sepanjang penggal tertentu

5 Saluran induk Pilih lokasi bendung sedemikian sehingga pembangunan

saluran induk dekat bendung tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mahal

Hindari trace saluran menyusuri tebing terjal apalagi berbatu Usahakan

ketinggian galian tebing pada saluran induk kurang dari 8 m dan ketinggian

timbunan kurang dari 6 m

6 Ruang untuk bangunan pelengkap Lokasi bendung harus dapat menyediakan

ruangan untuk bangunan pelengkap bendung utamanya untuk kolam

pengendap dan saluran penguras dengan panjang dan lebar masing-masing

kurang lebih 300 ndash 500 m dan 40 ndash 60 m

7 Luas layanan irigasi Lokasi bendung harus sedemikian sehingga dapat

memberikan luas layanan yang memadai terkait dengan kelayakan sistem

irigasi Elaborasi tinggi bendung (yang dibatasi sampai dengan 6 ndash 7 m)

menggeser lokasi bendung ke hulu atau ke hilir serta luas layanan irigasi

harus dilakukan untuk menemukan kombinasi yang paling optimal

8 Luas daerah tangkapan air Lokasi bendung harus dipilih dengan

mempertimbangkan luas daerah tangkapan terkait dengan debit andalan yang

didapat dan debit banjir yang mungkin terjadi menghantam bendung Hal ini

harus dikaitkan dengan luas layanan yang didapat dan ketinggian lantai

layanan dan pembangunan bangunan melintang anak sungai (kalau ada)

9 Pencapaian mudah Lokasi bendung harus refatip mudah dicapai untuk

keperluan mobilisasi alat dan bahan saat pembangunan fisik maupun operasi

dan pemeliharaan Kemudahan melakukan inspeksi oleh aparat pemerintah

juga harus dipertimbangkan masak-masak

10 Biaya pembangunan yang efisien dari berbagai alternatif lokasi bendung

dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang dominan akhirnya dipilih

lokasi bendung yang beaya konstruksinya minimal tetapi memberikan ouput

yang optimal

11 Kesepakatan stakeholder apapun keputusannya yang penting adalah

kesepakatan antar pemangku kepentingan lewat konsultasi publik Untuk itu

direkomendasikan melakukan sosialisasi pemilihan lokasi bendung

Data Untuk Perencanaan Bangunan Utama

Data-data yang dibutuhkan untuk sutau perencanaan bangunan utama adalah

sebagai berikut

1) Data Topografi yaitu data-data yang berupa peta yang didalamnya terdapat

elevasi atau ketinggian dan situasi dari daerah calon pembangunan bangunan

utama meliputi

Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Skala 1 50000

Peta situasi sungai Skala 1 2000 dengan jarak plusmn 1 Km dari calon

bangunan utama baik hulu maupun hilir data melebar sungai plusmn 250 m dari

as sungai ke sisi samping kiri dan kanan sungai

Gambar-gambar potongan memanjang sungai dan melintang sungai yang

lengkap dengan dimensi di sebelah hulu maupun hilir dari calon bangunan

utama

2) Data Hidrologi yaitu data-data yang menyangkut kondisi hidrologi dan

klimatologi dari daerah aliran sungai calon pembangunan bangunan utama

dan dari daerah lain yang berdekatan dan mempunyai pengaruh terhadap

daerah aliran tersebut Data-data tesebut antara lain data-data untuk

menghitung berbagai harga debit banjir rencana dengan periode ulang 1

tahun 2 tahun 5 tahun 25 tahun 50 tahun 100 tahun dan 1000 tahunan

Data untuk perencanaan bangunan pengelak (bendung) periode ulang

rencana 1000 tahunan

Data untuk perencanaan tanggul hilir periode ulang rencana 5 ndash 25

tahunan

Data Debit Andalan yaitu data-data yang diperlukan untuk mengetahui

besarnya debit pada sumber air dengan kemungkinan terpenuhi 80 atau

tertentu misal 1 kali dalam 5 tahun terpenuhi hal ini dibutuhkan untuk

mengetahui besarnya luas daerah potensial yang dapat diairi Debit

andalan ditentukan dengan pertimbangan

minus Debit andalan ditentukan untuk periode tengah bulanan

minus Besarnya periode ulang 5 tahunan

minus Kemungkinan terpenuhi 80 dan debit sungai lebih rendah dari debit

andalan adalah 20

Data untuk perhitungan kesimbangan air (water balance) antara air yang

dapat ditampung dan dialirkan oleh bangunan utama (inflow) dengan

besarnya pemakaian air untuk irigasi dan kehilangan aliran total (outflow)

3) Data Morfologi yaitu data-data yang meliputi

Kandungan sedimen dasar (bed load)

Kandungan sedimen laying (suspend load)

Perubahan-perubahan yang terjadi pada dasar sungai baik secara horizontal

maupun vertikal

4) Data Geologi yaitu data-data yang meliputi

Kondisi umum permukaan tanah

Keadaaan geologi lapangan

Kedalaman setiap jenis lapisan tanah

5) Data Mekanika Tanah yaitu data-data yang berkaitan dengan perhitungan

stabilitas bangunan utama seperti permeabilitas berat jenis sudut geser tanah

dan lain-lain

Contoh Perencanaan Hidrolis Bendung Pelimpah

a) Lebar Bendung

Lebar bendung yaitu jarak antara pangkal- pangkalnya (abutment) sebaiknya sama

dengan lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil Lebar maksimum bendung

sebaiknya tidak lebih dari 12 kali lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil

Lebar efektif mercu (Be) adalah lebar manfaat dari mercu yang mengalirkan debit

lebar ini merupakan lebar mercu total dikurangi dengan lebar dari setiap pilar

dengan persamaan matematik sebagai berikut

Be = B - 2 (n Kp + Ka) H1

B = 12 x Bn

Keterangan

Be = Lebar efektif mercu (m)

B = 12 x Lebar rata ndash rata sungai pada bagian ruas sungai yang stabil (m)

n = Jumlah pilar (buah)

Kp = Koefisien kontraksi pilar (tabel 11)

Ka = Koefsien pangkal bendung (tabel 11)

H1 = Tinggi energi (m)

Bn = Lebar rata-rata sungai

Hal ndash hal yang perlu diperhatikan dalama penentuan lebar bendung adalah sebagai

berikut

Agar tidak mengganggu aliran sungai setelah ada bendung lebar bendung

adalah sama dengan lebar normal sungai

Apabila B = Bn akan mengakibatkan tingginya air diatas mercu tinggi sekali

ambil B = 65 x Bn

Jika B terlalu kecil tinggi air diatas mercu (H1) akan membesar maka luas

genangan dihulu bendung bertambah

Jika B terlalu besar pasangan pada tubuh bendung menjadi besar karena

adanya pelebaran sungai dari profil normalnya maka akan terjadi

pengendapan didepan bendung dan berakibat terjadinya aliran melintang

yang tidak dikehendaki

Tabel 11 Harga-harga koefisien kontraksi

Bentuk Pilar Kp

Untuk pilar berujung segi empat dengan sudut-sudut yang dibulatkan pada jari-jari yang hampir sama dengan 01 dari tebal pilarUntuk pilar berujung bulatUntuk pilar berujung runcing

002

001000

Bentuk Pangkal Tembok Ka

Untuk pangkal tembok segi empat dengan tembok hulu pada 900ke arah aliran

Untuk pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 900 ke arah aliran dengan 05 H1 gt r gt 015 H1Untuk pangkal tembok bulat di mana r gt 05 H1 dan tembok hulu

tidak lebih dari 450 ke arah aliran

020

010

000

Dalam memperhitungkan lebar efektif lebar pembilas yang sebenarnya

(dengan bagian depan terbuka) sebaiknya diambil 80 dari lebar rencana untuk

mengkompensasi perbedaan koefisiensi debit dibandingkan dengan mercu

bendung itu sendiri

Gambar 11 Lebar rata-rata sungai

Penentuan Suatu Lebar Bendung dilakukan dengan langkah sebagai berikut

1 Pengukuran topografi pada lokasi bendung

2 Plot potongan melintang sungai (100 m)

3 Tentukan kemiringan rata-rata sungai I = Σ(H1 ndash H2)Σ(L1 ndash L2)

4 Tentukan debit banjir (Q1tahun)

5 Tentukan elevasi air disetiap potongan melintang (pakai rumus strickler K =

35)

6 Tentukan lebar permukaan air untuk b0 di setiap potongan

7 Ambil lebar rata-rata sungai sama dengan lebar bendung

P1 = 8100m P2 = 8150m P3 = 6600m P4 = 6900m P5 = 6200m P6 =

6900m dan B = Bn = Brerata = 7142m

Catatan Untuk alur sungai yang lebih rendah ambil lebar rata-rataselama debit

setinggi tanggul

b) Pemilihan Tipe Bendung

Lebar bendung antara tumpu-tumpunya harus sama dengan lebar rata-rata

sungai selama debit setinggi tinggi tanggul atau selama Q1 Lebar bendung

ditentukan 7140 m Kemingan sungai adalah sedemikian rupa sehingga selama

banjir sungai tersebut mengangkut bahan-bahan kasar dan berangkal

Tipe bendung harus berupa tipe pelimpah dari pasangan batu kokoh dengan

bak tenggelam karena selama banjir sungai mengangkut batu-batu bongkah Agar

batu-batu bongkah ini dapat terangkut lewat di atas bendung maka dipakai muka

hulu yang miring Untuk mencegah kerusakan pada pintu bangunan pembilas

diperlukan bangunan pembilas dengan bagian depan tertutup

c) Tinggi Bendung

Yang dimaksud tinggi bendung disini adalah jarak antara lantai muka

bendung sampai puncak bendung (p) Ketentuan tinggi bendung secara tegas

belum ada tetapi berdasarkan segi stabilitas bendung p lt 40 m dengan nilai

minimum p = 050 H1

Contoh

Elevasi peil mercu = 1670 m

Elevasi dasar sungai hilir = 1260 m

Direncanakan elevasi dasar hulu bendung = 1520 m

Misalkan kedalaman air di atas mercu H1 = 340 m

Elevasi muka air banjir = 1670 m + 340 m = 2010 m

Maka tinggi bendung = Elevasi peil mercu ndash Elevasi dasar lantai hulu bendung

= 1670 m ndash 1520 m = 150 mm

Kontrol 05 x 030 le p le 400 (OKE)

d) Perencanaan Lebar Pembilas Dan Lebar Efektif Pada Bendung

Ketentuan-ketentuan yang ada pada penentuan lebar bendung

Agar tidak mengganggu aliran sungai setelah ada bendung lebar bendung

adalah sama dengan lebar normal sungai (B = Bn)

Apabila dengan B = Bn akan mengakibatkan tingginya air diatas mercu tinggi

sekali ambil B = 65 Bn

Jika B Terlalu kecil tinggi air diatas mercu (H1) akan membesar maka luas

genangan dihulu bendung bertambah

Jika B terlalu besar pasangan untuk tubuh bendung menjadi besar karena

adanya pelebaran sungai dari profil normalnya maka akan terjadi

pengendapan di depan bendung dan berakibat terjadinya aliran melintang

yang tidak dikehendaki

e) Lebar Pintu Pembilas

Lebar pintu pembilas atau penguras disungai berfungsi untuk membilas atau

menguras material atau bahan-bahan endapan sungai mak pintunya harus mudah

diangkat dan ditutup

Waktu pembilasan dilakukan pada saat banjir atau debit sungai besar hal ini

diperkirakan terjadi pada saat muka air sungai (H1) berkisar antara 150 m ndash

350 m diatas mercu bendung

Lebar bangunan pembilas dan pintu pembilas yang meliputi lebar pintu dan

tebal pilar pembaginya ditetapkan harganya terletak antara 110 L ndash 16L

(Lebar bendung) atau lebar pembilas = 060 x lebar total pengambilan

Contoh

Lebar Bendung total = 7140 m

110 Lebar bendung = 7140 m

16 lebar bendung = 1190 m

Direncanakan

Bangunan pembilas

bull Lebar bersih pintu pembilas (Bp) = 170 m

bull Tebal pilar (t) = 100 m

bull Jumlah buah pintu terpakai = 3 Buah

bull Tebal pilar bendung = 150 m

Bp = (3 x 170 m) + (2 x 170) + 150 m

= 860 m helliphelliphellip714 m le Bp le 1190 m

helliphelliphellip714 m le 860 m le 1190 m (OKE)

Atau

Bp = 060 x Lebar total pengambilan

Misal lebar total pengambilan = 750 m dengan

bull Lebar bersih = 150 m (5 Buah Pintu)

bull Tebal pilar = 100 m (4 Buah Pilar)

Bp = 060 x (( 5 x 150 m) + (4 x 100m)

= 690 m

Diambil Bp = 710 m

f) Lebar Efektif Bendung

Tidak seluruh lebar bendung akan bermanfaat untuk melewatkan debit oleh

karena kemungkinan adanya pilar dan pintu-pintu penguras Lebar efektif

bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan debit untuk

menentukan lebar hirdrolis bendung adalah sebagai berikut

Be = B ndash n(Kp+Ka) H1

B = Lebar total bendung

Kp = Koefisien kontraksi pilar (tabel Kp dan Ka)

H1 = Tinggi Energi (m)

n = Jumlah pilar

Contoh

B = 7140 m

Kp = 001 (Tabel 13)

Ka = 010 (tabel 13)

H1 = 340 m

Be = 7140 ndash 2 (2 x 001 + 010) H1

= 7140 m ndash 024 H1

g) Perencanaan Mercu

Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung

pelimpah tipe Ogee dan tipe bulat Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai

baik untuk konstruksi beton maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari

keduanya

Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini

berkemiringan 1 banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertikal mungkin

menguntungkan jika bahan pondasinya dibuat dari batu keras dan tidak diperlukan

kolam olak

Gambar 12 Bentuk-bentuk mercu

h) Penentuan Elevasi Peil Mercu

Cara 1

Elevasi peil mercu bendung ditentukan oleh beberapa factor antara lain

elevasi sawah tertinggi yang akan diairi tingginya air di sawah kehilangan

tekanan pada pemasukan saluran-saluran pada bangunan-bangunan lain yang

terdapat dalam saluran

Contoh

a) Elevasi sawah tertinggi = X m

b) Tingginya air di sawah = 010 m

c) Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 010 m

d) Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 010 m

e) Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer = 020 m

h) Persediaan tekanan karena eksploitasi = 010 m

i) Persediaan untuk lain-lain bangunan = 025 m

Elevasi peil mercu = X + 150 m

Cara 2

Elevasi peil mercu bendung ditentukan dengan muka air rencana pada

bangunan sadap BG1 (Letak Saluran Primer)

1048766 Kehilangan Tinggi Energi

minus Alat ukur

minus Pengambilan Saluran Primer Pada Kantong Lumpur

minus Pengambilan

minus Keamananan Sebesar 005 ndash 010

minus Kemiringan saluran antara Bbi dan pengambilan saluran primer

Contoh

a) Muka air rencana BG1 (hasil perhitungan) = 1587 m

b) Kehilangan energi pada alat ukur = 040 m

c) Kehilangan energi pada pengambilan saluran primer = 010 m

d) Kehilangan tinggi energi pada pengambilan = 018 m

(V = 15 mdtk)

e) Kemiringan = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kemiringan saluran primer ke pengambilan L x I = 020 m

Elevasi Peil Mercu Bendung = 1670 m

i) Pelimpah gigi gergaji

Pada beberapa lokasi rencana pembuatan bendung didapatkan sungai yang

mempunyai karakteristik lebar sungai kecil debit cukup besar dengan fluktuasi

antara debit rendah dan debit tinggi yang tidak terlalu jauh dan tidak membawa

material bawaan yang besar (besarnya sungai di daerah hilir) Untuk karakteristik

sungai yang demikian jika dibangun bendung dengan pelimpah alinyemen lurus

akan memerlukan panjang pelimpah yang besar sehingga perlu area yang besar

dan biaya yang mahal

Dari hasil beberapa penelitian untuk sungai dengan karakteristik di atas

lebih sesuai digunakan pelimpah dengan alinyemen berbentuk gigi gergaji karena

dengan bentuk seperti itu pada bentang sungai yang sama mempunyai panjang

pelimpah yang lebih besar

Parameter yang harus diperhatikan sebelum merencanakan type ini adalah

a) Lokasi tinggi mercu debit banjir rencana dan stabilitas perlu didesain dengan

mengacu pada acuan yang ada pada pelimpah ambang tetap biasa

b) Bendung tipe gigi gergaji kurang sesuai untuk dibangun pada sungai dengan

angkutan material dasar sungai batu gelinding sungai yang membawa

hanyutan batang-batang pohon dalam jumlah yang besar sehingga akan

menimbulkan benturan yang dapat merusak tubuh bendung atau tumpukan

sampah yang dapat mengakibatkan penurunan kapasitas pelimpahan bendung

c) Radius atau jari-jari mercu perlu diambil lebih besar atau sama dengan 010

m

j) Tata letak dan bentuk gigi gergaji

a) Pelimpah dengan bentuk dasar segitiga menghasilkan kapasitas pelimpahan

terbesar tetapi jarak antara dinding-dinding pelimpah bagian ujung udik dan

hilir pada bentuk segitiga sangat dekat Keadaan ini mengakibatkan pelimpah

bentuk segitiga sangat peka terhadap akibat perubahan muka air hilir dan

mudah terjadi kehilangan aerasi akibat tumbukan aliran air menyilang yang

jatuh dari dinding-dinding pelimpah

b) Pada pelimpah dengan bentuk dasar persegi panjang terjadi

pengkonsentrasian aliran menuju pelimpah Keadaan ini menimbulkan

penurunan muka air diatas pelimpah dan mengakibatkan penurunan kapasitas

pelimpah

c) Bentuk dasar trapezium memberikan efektifitas pelimpahan yang terbaik

d) Bentuk mercu pelimpah sangat berpengaruh terhadap kapasitas pelimpahan

bentuk mercu setengah lingkaran mempunyai koefisien pelimpahan (c) yang

lebih besar daripada koefisien pelimpahan mercu dengan bentuk tajam (ct)

Jika kapasitas pelimpahan bendung tipe gergaji dengan besar pelipatan

panjang mercu blg dan nilai koefisien pelimpahan ct adalah sebesar Qt kapasitas

pelimpahan bendung gergaji dengan blg yang sama tetapi dengan koefisien

pelimpahan c adalah Qg = ci c x Qt

k) Perencanaan Pangkal Bendung

Pangkal-pangkal bendung (abutment) menghubungkan bendung dengan

tanggul-tanggul sungai dan tanggul-tanggul banjir Pangkal bendung harus

mengarahkan aliran air dengan tenang di sepanjang permukaannya dan tidak

menimbulkan turbulensi memberikan dimensi-dimensi yang dianjurkan untuk

pangkal bendung dan peralihan (transisi)

Gambar 13 Pangkal bendung

Elevasi pangkal bendung di sisi hulu bendung sebaiknya lebih tinggi

daipada elevasi air yang terbendung selama terjadi debit rencana (Q100TH)

Tinggi jagaan yang harus diberikan adalah 075m sampai 150 m tergantung pada

kurva debit datar 075 m akan cukup sedang untuk kurva debit yang curam akan

diperlukan 150 m untuk memberikan tingkat keamanan yang sama

l) Perencanaan Peredam Energi

Aliran air di atas bendung disungai dapat menunjukan berbagai perilaku di

sebelah hulu bendung akibat kedalaman air yang ada H2 menyajikan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari pola aliran di atas bendung

m) Debit Rencana

Untuk menemukan debit yang akan memberikan keadaan terbaik untuk

peredam energi semua debit harus dicek dengan muka air hilirnya Jika degradasi

mungkin terjadi maka harus dibuat perhitungan dengan muka air hilir terendah

yang mungkin terjadi untuk mencek apakah degradasi mungkin terjadi degradasi

harus dicek jika

a) Bendung dibangun pada sudetan (Kopur)

b) Sungai itu sungai alluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi

c) Terdapat waduk dihulu bangunan utama

Bila degradasi sangat mungkin terjadi tetapi tidak ada data pasti tersedia

maka sembarang degradasi 2 m harus digunakan untuk perencanaan kolam olak

Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk memberikan kemungkinan pelaksanaan

guna memperbaiki degradasi di masa mendatang yang ternyata melebihi perkiraan

semula

n) Kolam Loncat Air

Dari q versus H1 dan tinggi jatuh Kecepatan (V1) awal loncatan dapat

ditrentukan dari

V1 = radic (2g (05H1 + Z))

Dimana

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan gravitasi (mdtk2)

H1 = Tinggi energi diatas ambang

Z = Tinggi jatuh (m)

Dengan q = V1 x Y1 dan rumus untuk kedalaman konjugasi loncat air

adalah

Y2Yu = 050 (radic(1 + 8Fr2 ndash 1))

Dimana

Fr = V1 radic(gYu)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang ujung (m)

Yu = Kedalaman air diawal loncatan air (m)

Fr = Bilangan Froude

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan Gravitasi

Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot Untuk

menjaga agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan di lantai

maka lantai harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya

sama dengan kedalaman konjugasi

Untuk aliran tenggelam yakni jika muka air hilir (H2) lebih besar dari 23

H1 di atas mercu maka tidak diperlukan kolam olak

Y2 ge 23 H1 Tidak perlu kolam olak

o) Panjang Kolam (Lj)

Panjang kolam loncat air dibelakang Hu biasanya kurang dari panjang bebas

loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill) Ambang yang berfungsi

untuk memantapkan ali4ran ini umumnya ditempatkan pada jarak

Lj = 5 (n + Y2)

Dimana

Lj = Panjang kolam (m)

n = Tinggi ambang ujung (m)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang

p) Bentuk-Bentuk Peredam Energi

Sebelum aliran air yang melintas di atas mercu bendung masuk ke sungai

lagi maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super kritis harus

diperlambat dan dirubah menjadi kondisi sub kritis Dengan demikian kandungan

energi dengan daya penggerus yang sangat kuat yang timbul dalam aliran tersebut

harus diredam hingga mencapai tingkat yang normal kembali aliran tersebut tidak

membahayakan kestabilan alur sungai yang berada di bagian hilir bendung Guna

meredam energi yang terdapat didalam aliran tersebut maka diujung hilir

peluncur harus dibuatkan suatu bangunan yatldisebut dengan peredam energi

(Stiling Basin)

Ditinjau dari bentuk dan konstruksinya bangunan peredam energi

dibedakan menjadi beberapa macam antara lain

1 Peredam energi type loncatan

Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang

dangkal dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman

loncatan hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi Pada

dasarnya peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang

mempunyai dasar sangat kokoh

2 Peredam energi type kolam olakan

Pada prinsipnya peredam energi type olakan ini sebagian besar terjadi akibat

proses gesekan diantara molekul-molekul air sehingga menimbulkan olakan-

olakan di dalam kolam

Berdasarkan bilangan Froude peredam energi type kolam olak ini

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

a Kolam Olak Type Vlugter

Kolam olak type ini dikembangkan hanya untuk bangunan-bangunan

yang mempunyai beda tinggi energi tidak terlalu besar Biasanya diterapkan

pada bangunan-bangunan kecil pada saluran irigasi

b Kolam Olak Datar Type I

Kolam olak type ini digunakan hanya untuk mengalirkan debit sungai

yang relatif kecil dengan kapasitas peredam energi juga kecil dan biasanya

dibangun pada sungai yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibuat

perlengkapan-perlengkapan kolam olak

c Kolam Olak Datar Type II

Kolam olak type ini merupakan kolam olak datar yang pada bagian

dasar hulu kolam olak diberi gigi-gigi pemancar dari blok baton yang

berfungsi untuk meningkatkan efektifitas peredaman energi sedangkan

bagian hilirnya diberi ambang bergerigi yang berfungsi untuk menstabilkan

loncatan hidrolis yang terjadi dibagian hilir kolam olak Di dalam

penggunaannya kolam olak type ini cocok untuk aliran yang mempunyai

tekanan hidrostatis tinggi dengan debit persatuan lebar (q) gt 45 m3 serta

mempunyai bilangan froud gt 450

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 2: TK1 Jaringan Irigasi

JARINGAN IRIGASI

Bangunan Utama

Bangunan utama (head works) dapat didefinisikan sebagai kompleks

bangunan yang direncanakan di dan sepanjang sungai atau aliran air untuk

membelokkan air ke dalam jaringan saluran agar dapat dipakai untuk keperluan

irigasi Bangunan utama bisa mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan

serta mengukur banyaknya air yang masuk

Bangunan utama terdiri dari

- Bangunan bendung

a Bendung Bendung Gerak

Bendung (weir) atau bendung gerak (barrage) dipakai untuk meninggikan

muka air di sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat

dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier Bendung gerak adalah bangunan

yang dilengkapi dengan pintu yang dapat dibuka untuk mengalirkan air pada

waktu terjadi banjir besar dan ditutup apabila aliran kecil

b Bendung karet

Bendung karet berfungsi meninggikan muka air dengan cara

mengembangkan tubuh bendung dan menurunkan muka air dengan cara

mengempiskan tubuh bendung yang terbuat dari tabung karet dapat diisi dengan

udara atau air

c Pengambilan bebas

Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat di tepi sungai yang

mengalirkan air sungai ke dalam jaringan irigasi tanpa mengatur tinggi muka air

di sungai

d Pengambilan dari Waduk

Waduk (reservoir) digunakan untuk menampung air irigasi pada waktu

terjadi surplus air di sungai agar dapat dipakai sewaktu-waktu terjadi kekurangan

air Jadi fungsi utama waduk adalah untuk mengatur aliran sungai

e Stasiun pompa

lrigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan apabila pengambilan secara

gravitasi teryata tidak layak dilihat dari segi teknis maupun ekonomis

Lokasi bangunan bendung dan pemilihan tipe yang paling cocok

dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu

- Tipe bentuk dan morfologi sungai

- Kondisi hidrolis anatara lain elevasi yang diperlukan untuk irigasi

- Topografi pada lokasi yang direncanakan

- Kondisi geologi teknik pada lokasi

- Metode pelaksanaan

- Aksesibilitas dan tingkat pelayanan

Rekomendasi syarat pemilihan lokasi bendung sebagai berikut

1 Topografi dipilih lembah sempit dan tidak terlalu dalam dengan

mempetimbangkan topografi di daerah tangkapan air maupun daerah layanan

irigasi

2 Geoteknik dipilih dasar sungai yang mempunyai daya dukung kuat

stratigrafi lapisan batuan miring ke arah hulu tidak ada sesar aktif tidak ada

erosi buluh dan dasar sungai hilir bendung tahan terhadap gerusan air

Disamping itu diusahakan keadaan batuan tebing kanan dan kiri bendung

cukup kuat dan stabil serta relatif tidak terdapat bocoran samping

3 Hidraulik dipilih bagian sungai yang lurus Jika bagian sungai lurus tidak

didapatkan lokasi bendung ditolerir pada belokan sungai dengan syarat

posisi bangunan intake harus terletak pada tikungan luar dan terdapat bagian

sungai yang lurus di hulu bendung Kalau yang terakhir inipun tidak

terpenuhi perlu dipertimbangkan pembuatan bendung di kopur atau dilakukan

rekayasa perbaikan sungai (river training)

4 Regime sungai Hindari lokasi bendung pada bagian sungai dimana terjadi

perubahan kemiringan sungai secara mendadak dan hindari bagian sungai

dengan belokan tajam Pilih bagian sungai yang lurus mempunyai kemiringan

relatif tetap sepanjang penggal tertentu

5 Saluran induk Pilih lokasi bendung sedemikian sehingga pembangunan

saluran induk dekat bendung tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mahal

Hindari trace saluran menyusuri tebing terjal apalagi berbatu Usahakan

ketinggian galian tebing pada saluran induk kurang dari 8 m dan ketinggian

timbunan kurang dari 6 m

6 Ruang untuk bangunan pelengkap Lokasi bendung harus dapat menyediakan

ruangan untuk bangunan pelengkap bendung utamanya untuk kolam

pengendap dan saluran penguras dengan panjang dan lebar masing-masing

kurang lebih 300 ndash 500 m dan 40 ndash 60 m

7 Luas layanan irigasi Lokasi bendung harus sedemikian sehingga dapat

memberikan luas layanan yang memadai terkait dengan kelayakan sistem

irigasi Elaborasi tinggi bendung (yang dibatasi sampai dengan 6 ndash 7 m)

menggeser lokasi bendung ke hulu atau ke hilir serta luas layanan irigasi

harus dilakukan untuk menemukan kombinasi yang paling optimal

8 Luas daerah tangkapan air Lokasi bendung harus dipilih dengan

mempertimbangkan luas daerah tangkapan terkait dengan debit andalan yang

didapat dan debit banjir yang mungkin terjadi menghantam bendung Hal ini

harus dikaitkan dengan luas layanan yang didapat dan ketinggian lantai

layanan dan pembangunan bangunan melintang anak sungai (kalau ada)

9 Pencapaian mudah Lokasi bendung harus refatip mudah dicapai untuk

keperluan mobilisasi alat dan bahan saat pembangunan fisik maupun operasi

dan pemeliharaan Kemudahan melakukan inspeksi oleh aparat pemerintah

juga harus dipertimbangkan masak-masak

10 Biaya pembangunan yang efisien dari berbagai alternatif lokasi bendung

dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang dominan akhirnya dipilih

lokasi bendung yang beaya konstruksinya minimal tetapi memberikan ouput

yang optimal

11 Kesepakatan stakeholder apapun keputusannya yang penting adalah

kesepakatan antar pemangku kepentingan lewat konsultasi publik Untuk itu

direkomendasikan melakukan sosialisasi pemilihan lokasi bendung

Data Untuk Perencanaan Bangunan Utama

Data-data yang dibutuhkan untuk sutau perencanaan bangunan utama adalah

sebagai berikut

1) Data Topografi yaitu data-data yang berupa peta yang didalamnya terdapat

elevasi atau ketinggian dan situasi dari daerah calon pembangunan bangunan

utama meliputi

Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Skala 1 50000

Peta situasi sungai Skala 1 2000 dengan jarak plusmn 1 Km dari calon

bangunan utama baik hulu maupun hilir data melebar sungai plusmn 250 m dari

as sungai ke sisi samping kiri dan kanan sungai

Gambar-gambar potongan memanjang sungai dan melintang sungai yang

lengkap dengan dimensi di sebelah hulu maupun hilir dari calon bangunan

utama

2) Data Hidrologi yaitu data-data yang menyangkut kondisi hidrologi dan

klimatologi dari daerah aliran sungai calon pembangunan bangunan utama

dan dari daerah lain yang berdekatan dan mempunyai pengaruh terhadap

daerah aliran tersebut Data-data tesebut antara lain data-data untuk

menghitung berbagai harga debit banjir rencana dengan periode ulang 1

tahun 2 tahun 5 tahun 25 tahun 50 tahun 100 tahun dan 1000 tahunan

Data untuk perencanaan bangunan pengelak (bendung) periode ulang

rencana 1000 tahunan

Data untuk perencanaan tanggul hilir periode ulang rencana 5 ndash 25

tahunan

Data Debit Andalan yaitu data-data yang diperlukan untuk mengetahui

besarnya debit pada sumber air dengan kemungkinan terpenuhi 80 atau

tertentu misal 1 kali dalam 5 tahun terpenuhi hal ini dibutuhkan untuk

mengetahui besarnya luas daerah potensial yang dapat diairi Debit

andalan ditentukan dengan pertimbangan

minus Debit andalan ditentukan untuk periode tengah bulanan

minus Besarnya periode ulang 5 tahunan

minus Kemungkinan terpenuhi 80 dan debit sungai lebih rendah dari debit

andalan adalah 20

Data untuk perhitungan kesimbangan air (water balance) antara air yang

dapat ditampung dan dialirkan oleh bangunan utama (inflow) dengan

besarnya pemakaian air untuk irigasi dan kehilangan aliran total (outflow)

3) Data Morfologi yaitu data-data yang meliputi

Kandungan sedimen dasar (bed load)

Kandungan sedimen laying (suspend load)

Perubahan-perubahan yang terjadi pada dasar sungai baik secara horizontal

maupun vertikal

4) Data Geologi yaitu data-data yang meliputi

Kondisi umum permukaan tanah

Keadaaan geologi lapangan

Kedalaman setiap jenis lapisan tanah

5) Data Mekanika Tanah yaitu data-data yang berkaitan dengan perhitungan

stabilitas bangunan utama seperti permeabilitas berat jenis sudut geser tanah

dan lain-lain

Contoh Perencanaan Hidrolis Bendung Pelimpah

a) Lebar Bendung

Lebar bendung yaitu jarak antara pangkal- pangkalnya (abutment) sebaiknya sama

dengan lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil Lebar maksimum bendung

sebaiknya tidak lebih dari 12 kali lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil

Lebar efektif mercu (Be) adalah lebar manfaat dari mercu yang mengalirkan debit

lebar ini merupakan lebar mercu total dikurangi dengan lebar dari setiap pilar

dengan persamaan matematik sebagai berikut

Be = B - 2 (n Kp + Ka) H1

B = 12 x Bn

Keterangan

Be = Lebar efektif mercu (m)

B = 12 x Lebar rata ndash rata sungai pada bagian ruas sungai yang stabil (m)

n = Jumlah pilar (buah)

Kp = Koefisien kontraksi pilar (tabel 11)

Ka = Koefsien pangkal bendung (tabel 11)

H1 = Tinggi energi (m)

Bn = Lebar rata-rata sungai

Hal ndash hal yang perlu diperhatikan dalama penentuan lebar bendung adalah sebagai

berikut

Agar tidak mengganggu aliran sungai setelah ada bendung lebar bendung

adalah sama dengan lebar normal sungai

Apabila B = Bn akan mengakibatkan tingginya air diatas mercu tinggi sekali

ambil B = 65 x Bn

Jika B terlalu kecil tinggi air diatas mercu (H1) akan membesar maka luas

genangan dihulu bendung bertambah

Jika B terlalu besar pasangan pada tubuh bendung menjadi besar karena

adanya pelebaran sungai dari profil normalnya maka akan terjadi

pengendapan didepan bendung dan berakibat terjadinya aliran melintang

yang tidak dikehendaki

Tabel 11 Harga-harga koefisien kontraksi

Bentuk Pilar Kp

Untuk pilar berujung segi empat dengan sudut-sudut yang dibulatkan pada jari-jari yang hampir sama dengan 01 dari tebal pilarUntuk pilar berujung bulatUntuk pilar berujung runcing

002

001000

Bentuk Pangkal Tembok Ka

Untuk pangkal tembok segi empat dengan tembok hulu pada 900ke arah aliran

Untuk pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 900 ke arah aliran dengan 05 H1 gt r gt 015 H1Untuk pangkal tembok bulat di mana r gt 05 H1 dan tembok hulu

tidak lebih dari 450 ke arah aliran

020

010

000

Dalam memperhitungkan lebar efektif lebar pembilas yang sebenarnya

(dengan bagian depan terbuka) sebaiknya diambil 80 dari lebar rencana untuk

mengkompensasi perbedaan koefisiensi debit dibandingkan dengan mercu

bendung itu sendiri

Gambar 11 Lebar rata-rata sungai

Penentuan Suatu Lebar Bendung dilakukan dengan langkah sebagai berikut

1 Pengukuran topografi pada lokasi bendung

2 Plot potongan melintang sungai (100 m)

3 Tentukan kemiringan rata-rata sungai I = Σ(H1 ndash H2)Σ(L1 ndash L2)

4 Tentukan debit banjir (Q1tahun)

5 Tentukan elevasi air disetiap potongan melintang (pakai rumus strickler K =

35)

6 Tentukan lebar permukaan air untuk b0 di setiap potongan

7 Ambil lebar rata-rata sungai sama dengan lebar bendung

P1 = 8100m P2 = 8150m P3 = 6600m P4 = 6900m P5 = 6200m P6 =

6900m dan B = Bn = Brerata = 7142m

Catatan Untuk alur sungai yang lebih rendah ambil lebar rata-rataselama debit

setinggi tanggul

b) Pemilihan Tipe Bendung

Lebar bendung antara tumpu-tumpunya harus sama dengan lebar rata-rata

sungai selama debit setinggi tinggi tanggul atau selama Q1 Lebar bendung

ditentukan 7140 m Kemingan sungai adalah sedemikian rupa sehingga selama

banjir sungai tersebut mengangkut bahan-bahan kasar dan berangkal

Tipe bendung harus berupa tipe pelimpah dari pasangan batu kokoh dengan

bak tenggelam karena selama banjir sungai mengangkut batu-batu bongkah Agar

batu-batu bongkah ini dapat terangkut lewat di atas bendung maka dipakai muka

hulu yang miring Untuk mencegah kerusakan pada pintu bangunan pembilas

diperlukan bangunan pembilas dengan bagian depan tertutup

c) Tinggi Bendung

Yang dimaksud tinggi bendung disini adalah jarak antara lantai muka

bendung sampai puncak bendung (p) Ketentuan tinggi bendung secara tegas

belum ada tetapi berdasarkan segi stabilitas bendung p lt 40 m dengan nilai

minimum p = 050 H1

Contoh

Elevasi peil mercu = 1670 m

Elevasi dasar sungai hilir = 1260 m

Direncanakan elevasi dasar hulu bendung = 1520 m

Misalkan kedalaman air di atas mercu H1 = 340 m

Elevasi muka air banjir = 1670 m + 340 m = 2010 m

Maka tinggi bendung = Elevasi peil mercu ndash Elevasi dasar lantai hulu bendung

= 1670 m ndash 1520 m = 150 mm

Kontrol 05 x 030 le p le 400 (OKE)

d) Perencanaan Lebar Pembilas Dan Lebar Efektif Pada Bendung

Ketentuan-ketentuan yang ada pada penentuan lebar bendung

Agar tidak mengganggu aliran sungai setelah ada bendung lebar bendung

adalah sama dengan lebar normal sungai (B = Bn)

Apabila dengan B = Bn akan mengakibatkan tingginya air diatas mercu tinggi

sekali ambil B = 65 Bn

Jika B Terlalu kecil tinggi air diatas mercu (H1) akan membesar maka luas

genangan dihulu bendung bertambah

Jika B terlalu besar pasangan untuk tubuh bendung menjadi besar karena

adanya pelebaran sungai dari profil normalnya maka akan terjadi

pengendapan di depan bendung dan berakibat terjadinya aliran melintang

yang tidak dikehendaki

e) Lebar Pintu Pembilas

Lebar pintu pembilas atau penguras disungai berfungsi untuk membilas atau

menguras material atau bahan-bahan endapan sungai mak pintunya harus mudah

diangkat dan ditutup

Waktu pembilasan dilakukan pada saat banjir atau debit sungai besar hal ini

diperkirakan terjadi pada saat muka air sungai (H1) berkisar antara 150 m ndash

350 m diatas mercu bendung

Lebar bangunan pembilas dan pintu pembilas yang meliputi lebar pintu dan

tebal pilar pembaginya ditetapkan harganya terletak antara 110 L ndash 16L

(Lebar bendung) atau lebar pembilas = 060 x lebar total pengambilan

Contoh

Lebar Bendung total = 7140 m

110 Lebar bendung = 7140 m

16 lebar bendung = 1190 m

Direncanakan

Bangunan pembilas

bull Lebar bersih pintu pembilas (Bp) = 170 m

bull Tebal pilar (t) = 100 m

bull Jumlah buah pintu terpakai = 3 Buah

bull Tebal pilar bendung = 150 m

Bp = (3 x 170 m) + (2 x 170) + 150 m

= 860 m helliphelliphellip714 m le Bp le 1190 m

helliphelliphellip714 m le 860 m le 1190 m (OKE)

Atau

Bp = 060 x Lebar total pengambilan

Misal lebar total pengambilan = 750 m dengan

bull Lebar bersih = 150 m (5 Buah Pintu)

bull Tebal pilar = 100 m (4 Buah Pilar)

Bp = 060 x (( 5 x 150 m) + (4 x 100m)

= 690 m

Diambil Bp = 710 m

f) Lebar Efektif Bendung

Tidak seluruh lebar bendung akan bermanfaat untuk melewatkan debit oleh

karena kemungkinan adanya pilar dan pintu-pintu penguras Lebar efektif

bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan debit untuk

menentukan lebar hirdrolis bendung adalah sebagai berikut

Be = B ndash n(Kp+Ka) H1

B = Lebar total bendung

Kp = Koefisien kontraksi pilar (tabel Kp dan Ka)

H1 = Tinggi Energi (m)

n = Jumlah pilar

Contoh

B = 7140 m

Kp = 001 (Tabel 13)

Ka = 010 (tabel 13)

H1 = 340 m

Be = 7140 ndash 2 (2 x 001 + 010) H1

= 7140 m ndash 024 H1

g) Perencanaan Mercu

Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung

pelimpah tipe Ogee dan tipe bulat Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai

baik untuk konstruksi beton maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari

keduanya

Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini

berkemiringan 1 banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertikal mungkin

menguntungkan jika bahan pondasinya dibuat dari batu keras dan tidak diperlukan

kolam olak

Gambar 12 Bentuk-bentuk mercu

h) Penentuan Elevasi Peil Mercu

Cara 1

Elevasi peil mercu bendung ditentukan oleh beberapa factor antara lain

elevasi sawah tertinggi yang akan diairi tingginya air di sawah kehilangan

tekanan pada pemasukan saluran-saluran pada bangunan-bangunan lain yang

terdapat dalam saluran

Contoh

a) Elevasi sawah tertinggi = X m

b) Tingginya air di sawah = 010 m

c) Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 010 m

d) Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 010 m

e) Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer = 020 m

h) Persediaan tekanan karena eksploitasi = 010 m

i) Persediaan untuk lain-lain bangunan = 025 m

Elevasi peil mercu = X + 150 m

Cara 2

Elevasi peil mercu bendung ditentukan dengan muka air rencana pada

bangunan sadap BG1 (Letak Saluran Primer)

1048766 Kehilangan Tinggi Energi

minus Alat ukur

minus Pengambilan Saluran Primer Pada Kantong Lumpur

minus Pengambilan

minus Keamananan Sebesar 005 ndash 010

minus Kemiringan saluran antara Bbi dan pengambilan saluran primer

Contoh

a) Muka air rencana BG1 (hasil perhitungan) = 1587 m

b) Kehilangan energi pada alat ukur = 040 m

c) Kehilangan energi pada pengambilan saluran primer = 010 m

d) Kehilangan tinggi energi pada pengambilan = 018 m

(V = 15 mdtk)

e) Kemiringan = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kemiringan saluran primer ke pengambilan L x I = 020 m

Elevasi Peil Mercu Bendung = 1670 m

i) Pelimpah gigi gergaji

Pada beberapa lokasi rencana pembuatan bendung didapatkan sungai yang

mempunyai karakteristik lebar sungai kecil debit cukup besar dengan fluktuasi

antara debit rendah dan debit tinggi yang tidak terlalu jauh dan tidak membawa

material bawaan yang besar (besarnya sungai di daerah hilir) Untuk karakteristik

sungai yang demikian jika dibangun bendung dengan pelimpah alinyemen lurus

akan memerlukan panjang pelimpah yang besar sehingga perlu area yang besar

dan biaya yang mahal

Dari hasil beberapa penelitian untuk sungai dengan karakteristik di atas

lebih sesuai digunakan pelimpah dengan alinyemen berbentuk gigi gergaji karena

dengan bentuk seperti itu pada bentang sungai yang sama mempunyai panjang

pelimpah yang lebih besar

Parameter yang harus diperhatikan sebelum merencanakan type ini adalah

a) Lokasi tinggi mercu debit banjir rencana dan stabilitas perlu didesain dengan

mengacu pada acuan yang ada pada pelimpah ambang tetap biasa

b) Bendung tipe gigi gergaji kurang sesuai untuk dibangun pada sungai dengan

angkutan material dasar sungai batu gelinding sungai yang membawa

hanyutan batang-batang pohon dalam jumlah yang besar sehingga akan

menimbulkan benturan yang dapat merusak tubuh bendung atau tumpukan

sampah yang dapat mengakibatkan penurunan kapasitas pelimpahan bendung

c) Radius atau jari-jari mercu perlu diambil lebih besar atau sama dengan 010

m

j) Tata letak dan bentuk gigi gergaji

a) Pelimpah dengan bentuk dasar segitiga menghasilkan kapasitas pelimpahan

terbesar tetapi jarak antara dinding-dinding pelimpah bagian ujung udik dan

hilir pada bentuk segitiga sangat dekat Keadaan ini mengakibatkan pelimpah

bentuk segitiga sangat peka terhadap akibat perubahan muka air hilir dan

mudah terjadi kehilangan aerasi akibat tumbukan aliran air menyilang yang

jatuh dari dinding-dinding pelimpah

b) Pada pelimpah dengan bentuk dasar persegi panjang terjadi

pengkonsentrasian aliran menuju pelimpah Keadaan ini menimbulkan

penurunan muka air diatas pelimpah dan mengakibatkan penurunan kapasitas

pelimpah

c) Bentuk dasar trapezium memberikan efektifitas pelimpahan yang terbaik

d) Bentuk mercu pelimpah sangat berpengaruh terhadap kapasitas pelimpahan

bentuk mercu setengah lingkaran mempunyai koefisien pelimpahan (c) yang

lebih besar daripada koefisien pelimpahan mercu dengan bentuk tajam (ct)

Jika kapasitas pelimpahan bendung tipe gergaji dengan besar pelipatan

panjang mercu blg dan nilai koefisien pelimpahan ct adalah sebesar Qt kapasitas

pelimpahan bendung gergaji dengan blg yang sama tetapi dengan koefisien

pelimpahan c adalah Qg = ci c x Qt

k) Perencanaan Pangkal Bendung

Pangkal-pangkal bendung (abutment) menghubungkan bendung dengan

tanggul-tanggul sungai dan tanggul-tanggul banjir Pangkal bendung harus

mengarahkan aliran air dengan tenang di sepanjang permukaannya dan tidak

menimbulkan turbulensi memberikan dimensi-dimensi yang dianjurkan untuk

pangkal bendung dan peralihan (transisi)

Gambar 13 Pangkal bendung

Elevasi pangkal bendung di sisi hulu bendung sebaiknya lebih tinggi

daipada elevasi air yang terbendung selama terjadi debit rencana (Q100TH)

Tinggi jagaan yang harus diberikan adalah 075m sampai 150 m tergantung pada

kurva debit datar 075 m akan cukup sedang untuk kurva debit yang curam akan

diperlukan 150 m untuk memberikan tingkat keamanan yang sama

l) Perencanaan Peredam Energi

Aliran air di atas bendung disungai dapat menunjukan berbagai perilaku di

sebelah hulu bendung akibat kedalaman air yang ada H2 menyajikan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari pola aliran di atas bendung

m) Debit Rencana

Untuk menemukan debit yang akan memberikan keadaan terbaik untuk

peredam energi semua debit harus dicek dengan muka air hilirnya Jika degradasi

mungkin terjadi maka harus dibuat perhitungan dengan muka air hilir terendah

yang mungkin terjadi untuk mencek apakah degradasi mungkin terjadi degradasi

harus dicek jika

a) Bendung dibangun pada sudetan (Kopur)

b) Sungai itu sungai alluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi

c) Terdapat waduk dihulu bangunan utama

Bila degradasi sangat mungkin terjadi tetapi tidak ada data pasti tersedia

maka sembarang degradasi 2 m harus digunakan untuk perencanaan kolam olak

Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk memberikan kemungkinan pelaksanaan

guna memperbaiki degradasi di masa mendatang yang ternyata melebihi perkiraan

semula

n) Kolam Loncat Air

Dari q versus H1 dan tinggi jatuh Kecepatan (V1) awal loncatan dapat

ditrentukan dari

V1 = radic (2g (05H1 + Z))

Dimana

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan gravitasi (mdtk2)

H1 = Tinggi energi diatas ambang

Z = Tinggi jatuh (m)

Dengan q = V1 x Y1 dan rumus untuk kedalaman konjugasi loncat air

adalah

Y2Yu = 050 (radic(1 + 8Fr2 ndash 1))

Dimana

Fr = V1 radic(gYu)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang ujung (m)

Yu = Kedalaman air diawal loncatan air (m)

Fr = Bilangan Froude

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan Gravitasi

Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot Untuk

menjaga agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan di lantai

maka lantai harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya

sama dengan kedalaman konjugasi

Untuk aliran tenggelam yakni jika muka air hilir (H2) lebih besar dari 23

H1 di atas mercu maka tidak diperlukan kolam olak

Y2 ge 23 H1 Tidak perlu kolam olak

o) Panjang Kolam (Lj)

Panjang kolam loncat air dibelakang Hu biasanya kurang dari panjang bebas

loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill) Ambang yang berfungsi

untuk memantapkan ali4ran ini umumnya ditempatkan pada jarak

Lj = 5 (n + Y2)

Dimana

Lj = Panjang kolam (m)

n = Tinggi ambang ujung (m)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang

p) Bentuk-Bentuk Peredam Energi

Sebelum aliran air yang melintas di atas mercu bendung masuk ke sungai

lagi maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super kritis harus

diperlambat dan dirubah menjadi kondisi sub kritis Dengan demikian kandungan

energi dengan daya penggerus yang sangat kuat yang timbul dalam aliran tersebut

harus diredam hingga mencapai tingkat yang normal kembali aliran tersebut tidak

membahayakan kestabilan alur sungai yang berada di bagian hilir bendung Guna

meredam energi yang terdapat didalam aliran tersebut maka diujung hilir

peluncur harus dibuatkan suatu bangunan yatldisebut dengan peredam energi

(Stiling Basin)

Ditinjau dari bentuk dan konstruksinya bangunan peredam energi

dibedakan menjadi beberapa macam antara lain

1 Peredam energi type loncatan

Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang

dangkal dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman

loncatan hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi Pada

dasarnya peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang

mempunyai dasar sangat kokoh

2 Peredam energi type kolam olakan

Pada prinsipnya peredam energi type olakan ini sebagian besar terjadi akibat

proses gesekan diantara molekul-molekul air sehingga menimbulkan olakan-

olakan di dalam kolam

Berdasarkan bilangan Froude peredam energi type kolam olak ini

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

a Kolam Olak Type Vlugter

Kolam olak type ini dikembangkan hanya untuk bangunan-bangunan

yang mempunyai beda tinggi energi tidak terlalu besar Biasanya diterapkan

pada bangunan-bangunan kecil pada saluran irigasi

b Kolam Olak Datar Type I

Kolam olak type ini digunakan hanya untuk mengalirkan debit sungai

yang relatif kecil dengan kapasitas peredam energi juga kecil dan biasanya

dibangun pada sungai yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibuat

perlengkapan-perlengkapan kolam olak

c Kolam Olak Datar Type II

Kolam olak type ini merupakan kolam olak datar yang pada bagian

dasar hulu kolam olak diberi gigi-gigi pemancar dari blok baton yang

berfungsi untuk meningkatkan efektifitas peredaman energi sedangkan

bagian hilirnya diberi ambang bergerigi yang berfungsi untuk menstabilkan

loncatan hidrolis yang terjadi dibagian hilir kolam olak Di dalam

penggunaannya kolam olak type ini cocok untuk aliran yang mempunyai

tekanan hidrostatis tinggi dengan debit persatuan lebar (q) gt 45 m3 serta

mempunyai bilangan froud gt 450

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 3: TK1 Jaringan Irigasi

e Stasiun pompa

lrigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan apabila pengambilan secara

gravitasi teryata tidak layak dilihat dari segi teknis maupun ekonomis

Lokasi bangunan bendung dan pemilihan tipe yang paling cocok

dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu

- Tipe bentuk dan morfologi sungai

- Kondisi hidrolis anatara lain elevasi yang diperlukan untuk irigasi

- Topografi pada lokasi yang direncanakan

- Kondisi geologi teknik pada lokasi

- Metode pelaksanaan

- Aksesibilitas dan tingkat pelayanan

Rekomendasi syarat pemilihan lokasi bendung sebagai berikut

1 Topografi dipilih lembah sempit dan tidak terlalu dalam dengan

mempetimbangkan topografi di daerah tangkapan air maupun daerah layanan

irigasi

2 Geoteknik dipilih dasar sungai yang mempunyai daya dukung kuat

stratigrafi lapisan batuan miring ke arah hulu tidak ada sesar aktif tidak ada

erosi buluh dan dasar sungai hilir bendung tahan terhadap gerusan air

Disamping itu diusahakan keadaan batuan tebing kanan dan kiri bendung

cukup kuat dan stabil serta relatif tidak terdapat bocoran samping

3 Hidraulik dipilih bagian sungai yang lurus Jika bagian sungai lurus tidak

didapatkan lokasi bendung ditolerir pada belokan sungai dengan syarat

posisi bangunan intake harus terletak pada tikungan luar dan terdapat bagian

sungai yang lurus di hulu bendung Kalau yang terakhir inipun tidak

terpenuhi perlu dipertimbangkan pembuatan bendung di kopur atau dilakukan

rekayasa perbaikan sungai (river training)

4 Regime sungai Hindari lokasi bendung pada bagian sungai dimana terjadi

perubahan kemiringan sungai secara mendadak dan hindari bagian sungai

dengan belokan tajam Pilih bagian sungai yang lurus mempunyai kemiringan

relatif tetap sepanjang penggal tertentu

5 Saluran induk Pilih lokasi bendung sedemikian sehingga pembangunan

saluran induk dekat bendung tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mahal

Hindari trace saluran menyusuri tebing terjal apalagi berbatu Usahakan

ketinggian galian tebing pada saluran induk kurang dari 8 m dan ketinggian

timbunan kurang dari 6 m

6 Ruang untuk bangunan pelengkap Lokasi bendung harus dapat menyediakan

ruangan untuk bangunan pelengkap bendung utamanya untuk kolam

pengendap dan saluran penguras dengan panjang dan lebar masing-masing

kurang lebih 300 ndash 500 m dan 40 ndash 60 m

7 Luas layanan irigasi Lokasi bendung harus sedemikian sehingga dapat

memberikan luas layanan yang memadai terkait dengan kelayakan sistem

irigasi Elaborasi tinggi bendung (yang dibatasi sampai dengan 6 ndash 7 m)

menggeser lokasi bendung ke hulu atau ke hilir serta luas layanan irigasi

harus dilakukan untuk menemukan kombinasi yang paling optimal

8 Luas daerah tangkapan air Lokasi bendung harus dipilih dengan

mempertimbangkan luas daerah tangkapan terkait dengan debit andalan yang

didapat dan debit banjir yang mungkin terjadi menghantam bendung Hal ini

harus dikaitkan dengan luas layanan yang didapat dan ketinggian lantai

layanan dan pembangunan bangunan melintang anak sungai (kalau ada)

9 Pencapaian mudah Lokasi bendung harus refatip mudah dicapai untuk

keperluan mobilisasi alat dan bahan saat pembangunan fisik maupun operasi

dan pemeliharaan Kemudahan melakukan inspeksi oleh aparat pemerintah

juga harus dipertimbangkan masak-masak

10 Biaya pembangunan yang efisien dari berbagai alternatif lokasi bendung

dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang dominan akhirnya dipilih

lokasi bendung yang beaya konstruksinya minimal tetapi memberikan ouput

yang optimal

11 Kesepakatan stakeholder apapun keputusannya yang penting adalah

kesepakatan antar pemangku kepentingan lewat konsultasi publik Untuk itu

direkomendasikan melakukan sosialisasi pemilihan lokasi bendung

Data Untuk Perencanaan Bangunan Utama

Data-data yang dibutuhkan untuk sutau perencanaan bangunan utama adalah

sebagai berikut

1) Data Topografi yaitu data-data yang berupa peta yang didalamnya terdapat

elevasi atau ketinggian dan situasi dari daerah calon pembangunan bangunan

utama meliputi

Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Skala 1 50000

Peta situasi sungai Skala 1 2000 dengan jarak plusmn 1 Km dari calon

bangunan utama baik hulu maupun hilir data melebar sungai plusmn 250 m dari

as sungai ke sisi samping kiri dan kanan sungai

Gambar-gambar potongan memanjang sungai dan melintang sungai yang

lengkap dengan dimensi di sebelah hulu maupun hilir dari calon bangunan

utama

2) Data Hidrologi yaitu data-data yang menyangkut kondisi hidrologi dan

klimatologi dari daerah aliran sungai calon pembangunan bangunan utama

dan dari daerah lain yang berdekatan dan mempunyai pengaruh terhadap

daerah aliran tersebut Data-data tesebut antara lain data-data untuk

menghitung berbagai harga debit banjir rencana dengan periode ulang 1

tahun 2 tahun 5 tahun 25 tahun 50 tahun 100 tahun dan 1000 tahunan

Data untuk perencanaan bangunan pengelak (bendung) periode ulang

rencana 1000 tahunan

Data untuk perencanaan tanggul hilir periode ulang rencana 5 ndash 25

tahunan

Data Debit Andalan yaitu data-data yang diperlukan untuk mengetahui

besarnya debit pada sumber air dengan kemungkinan terpenuhi 80 atau

tertentu misal 1 kali dalam 5 tahun terpenuhi hal ini dibutuhkan untuk

mengetahui besarnya luas daerah potensial yang dapat diairi Debit

andalan ditentukan dengan pertimbangan

minus Debit andalan ditentukan untuk periode tengah bulanan

minus Besarnya periode ulang 5 tahunan

minus Kemungkinan terpenuhi 80 dan debit sungai lebih rendah dari debit

andalan adalah 20

Data untuk perhitungan kesimbangan air (water balance) antara air yang

dapat ditampung dan dialirkan oleh bangunan utama (inflow) dengan

besarnya pemakaian air untuk irigasi dan kehilangan aliran total (outflow)

3) Data Morfologi yaitu data-data yang meliputi

Kandungan sedimen dasar (bed load)

Kandungan sedimen laying (suspend load)

Perubahan-perubahan yang terjadi pada dasar sungai baik secara horizontal

maupun vertikal

4) Data Geologi yaitu data-data yang meliputi

Kondisi umum permukaan tanah

Keadaaan geologi lapangan

Kedalaman setiap jenis lapisan tanah

5) Data Mekanika Tanah yaitu data-data yang berkaitan dengan perhitungan

stabilitas bangunan utama seperti permeabilitas berat jenis sudut geser tanah

dan lain-lain

Contoh Perencanaan Hidrolis Bendung Pelimpah

a) Lebar Bendung

Lebar bendung yaitu jarak antara pangkal- pangkalnya (abutment) sebaiknya sama

dengan lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil Lebar maksimum bendung

sebaiknya tidak lebih dari 12 kali lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil

Lebar efektif mercu (Be) adalah lebar manfaat dari mercu yang mengalirkan debit

lebar ini merupakan lebar mercu total dikurangi dengan lebar dari setiap pilar

dengan persamaan matematik sebagai berikut

Be = B - 2 (n Kp + Ka) H1

B = 12 x Bn

Keterangan

Be = Lebar efektif mercu (m)

B = 12 x Lebar rata ndash rata sungai pada bagian ruas sungai yang stabil (m)

n = Jumlah pilar (buah)

Kp = Koefisien kontraksi pilar (tabel 11)

Ka = Koefsien pangkal bendung (tabel 11)

H1 = Tinggi energi (m)

Bn = Lebar rata-rata sungai

Hal ndash hal yang perlu diperhatikan dalama penentuan lebar bendung adalah sebagai

berikut

Agar tidak mengganggu aliran sungai setelah ada bendung lebar bendung

adalah sama dengan lebar normal sungai

Apabila B = Bn akan mengakibatkan tingginya air diatas mercu tinggi sekali

ambil B = 65 x Bn

Jika B terlalu kecil tinggi air diatas mercu (H1) akan membesar maka luas

genangan dihulu bendung bertambah

Jika B terlalu besar pasangan pada tubuh bendung menjadi besar karena

adanya pelebaran sungai dari profil normalnya maka akan terjadi

pengendapan didepan bendung dan berakibat terjadinya aliran melintang

yang tidak dikehendaki

Tabel 11 Harga-harga koefisien kontraksi

Bentuk Pilar Kp

Untuk pilar berujung segi empat dengan sudut-sudut yang dibulatkan pada jari-jari yang hampir sama dengan 01 dari tebal pilarUntuk pilar berujung bulatUntuk pilar berujung runcing

002

001000

Bentuk Pangkal Tembok Ka

Untuk pangkal tembok segi empat dengan tembok hulu pada 900ke arah aliran

Untuk pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 900 ke arah aliran dengan 05 H1 gt r gt 015 H1Untuk pangkal tembok bulat di mana r gt 05 H1 dan tembok hulu

tidak lebih dari 450 ke arah aliran

020

010

000

Dalam memperhitungkan lebar efektif lebar pembilas yang sebenarnya

(dengan bagian depan terbuka) sebaiknya diambil 80 dari lebar rencana untuk

mengkompensasi perbedaan koefisiensi debit dibandingkan dengan mercu

bendung itu sendiri

Gambar 11 Lebar rata-rata sungai

Penentuan Suatu Lebar Bendung dilakukan dengan langkah sebagai berikut

1 Pengukuran topografi pada lokasi bendung

2 Plot potongan melintang sungai (100 m)

3 Tentukan kemiringan rata-rata sungai I = Σ(H1 ndash H2)Σ(L1 ndash L2)

4 Tentukan debit banjir (Q1tahun)

5 Tentukan elevasi air disetiap potongan melintang (pakai rumus strickler K =

35)

6 Tentukan lebar permukaan air untuk b0 di setiap potongan

7 Ambil lebar rata-rata sungai sama dengan lebar bendung

P1 = 8100m P2 = 8150m P3 = 6600m P4 = 6900m P5 = 6200m P6 =

6900m dan B = Bn = Brerata = 7142m

Catatan Untuk alur sungai yang lebih rendah ambil lebar rata-rataselama debit

setinggi tanggul

b) Pemilihan Tipe Bendung

Lebar bendung antara tumpu-tumpunya harus sama dengan lebar rata-rata

sungai selama debit setinggi tinggi tanggul atau selama Q1 Lebar bendung

ditentukan 7140 m Kemingan sungai adalah sedemikian rupa sehingga selama

banjir sungai tersebut mengangkut bahan-bahan kasar dan berangkal

Tipe bendung harus berupa tipe pelimpah dari pasangan batu kokoh dengan

bak tenggelam karena selama banjir sungai mengangkut batu-batu bongkah Agar

batu-batu bongkah ini dapat terangkut lewat di atas bendung maka dipakai muka

hulu yang miring Untuk mencegah kerusakan pada pintu bangunan pembilas

diperlukan bangunan pembilas dengan bagian depan tertutup

c) Tinggi Bendung

Yang dimaksud tinggi bendung disini adalah jarak antara lantai muka

bendung sampai puncak bendung (p) Ketentuan tinggi bendung secara tegas

belum ada tetapi berdasarkan segi stabilitas bendung p lt 40 m dengan nilai

minimum p = 050 H1

Contoh

Elevasi peil mercu = 1670 m

Elevasi dasar sungai hilir = 1260 m

Direncanakan elevasi dasar hulu bendung = 1520 m

Misalkan kedalaman air di atas mercu H1 = 340 m

Elevasi muka air banjir = 1670 m + 340 m = 2010 m

Maka tinggi bendung = Elevasi peil mercu ndash Elevasi dasar lantai hulu bendung

= 1670 m ndash 1520 m = 150 mm

Kontrol 05 x 030 le p le 400 (OKE)

d) Perencanaan Lebar Pembilas Dan Lebar Efektif Pada Bendung

Ketentuan-ketentuan yang ada pada penentuan lebar bendung

Agar tidak mengganggu aliran sungai setelah ada bendung lebar bendung

adalah sama dengan lebar normal sungai (B = Bn)

Apabila dengan B = Bn akan mengakibatkan tingginya air diatas mercu tinggi

sekali ambil B = 65 Bn

Jika B Terlalu kecil tinggi air diatas mercu (H1) akan membesar maka luas

genangan dihulu bendung bertambah

Jika B terlalu besar pasangan untuk tubuh bendung menjadi besar karena

adanya pelebaran sungai dari profil normalnya maka akan terjadi

pengendapan di depan bendung dan berakibat terjadinya aliran melintang

yang tidak dikehendaki

e) Lebar Pintu Pembilas

Lebar pintu pembilas atau penguras disungai berfungsi untuk membilas atau

menguras material atau bahan-bahan endapan sungai mak pintunya harus mudah

diangkat dan ditutup

Waktu pembilasan dilakukan pada saat banjir atau debit sungai besar hal ini

diperkirakan terjadi pada saat muka air sungai (H1) berkisar antara 150 m ndash

350 m diatas mercu bendung

Lebar bangunan pembilas dan pintu pembilas yang meliputi lebar pintu dan

tebal pilar pembaginya ditetapkan harganya terletak antara 110 L ndash 16L

(Lebar bendung) atau lebar pembilas = 060 x lebar total pengambilan

Contoh

Lebar Bendung total = 7140 m

110 Lebar bendung = 7140 m

16 lebar bendung = 1190 m

Direncanakan

Bangunan pembilas

bull Lebar bersih pintu pembilas (Bp) = 170 m

bull Tebal pilar (t) = 100 m

bull Jumlah buah pintu terpakai = 3 Buah

bull Tebal pilar bendung = 150 m

Bp = (3 x 170 m) + (2 x 170) + 150 m

= 860 m helliphelliphellip714 m le Bp le 1190 m

helliphelliphellip714 m le 860 m le 1190 m (OKE)

Atau

Bp = 060 x Lebar total pengambilan

Misal lebar total pengambilan = 750 m dengan

bull Lebar bersih = 150 m (5 Buah Pintu)

bull Tebal pilar = 100 m (4 Buah Pilar)

Bp = 060 x (( 5 x 150 m) + (4 x 100m)

= 690 m

Diambil Bp = 710 m

f) Lebar Efektif Bendung

Tidak seluruh lebar bendung akan bermanfaat untuk melewatkan debit oleh

karena kemungkinan adanya pilar dan pintu-pintu penguras Lebar efektif

bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan debit untuk

menentukan lebar hirdrolis bendung adalah sebagai berikut

Be = B ndash n(Kp+Ka) H1

B = Lebar total bendung

Kp = Koefisien kontraksi pilar (tabel Kp dan Ka)

H1 = Tinggi Energi (m)

n = Jumlah pilar

Contoh

B = 7140 m

Kp = 001 (Tabel 13)

Ka = 010 (tabel 13)

H1 = 340 m

Be = 7140 ndash 2 (2 x 001 + 010) H1

= 7140 m ndash 024 H1

g) Perencanaan Mercu

Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung

pelimpah tipe Ogee dan tipe bulat Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai

baik untuk konstruksi beton maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari

keduanya

Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini

berkemiringan 1 banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertikal mungkin

menguntungkan jika bahan pondasinya dibuat dari batu keras dan tidak diperlukan

kolam olak

Gambar 12 Bentuk-bentuk mercu

h) Penentuan Elevasi Peil Mercu

Cara 1

Elevasi peil mercu bendung ditentukan oleh beberapa factor antara lain

elevasi sawah tertinggi yang akan diairi tingginya air di sawah kehilangan

tekanan pada pemasukan saluran-saluran pada bangunan-bangunan lain yang

terdapat dalam saluran

Contoh

a) Elevasi sawah tertinggi = X m

b) Tingginya air di sawah = 010 m

c) Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 010 m

d) Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 010 m

e) Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer = 020 m

h) Persediaan tekanan karena eksploitasi = 010 m

i) Persediaan untuk lain-lain bangunan = 025 m

Elevasi peil mercu = X + 150 m

Cara 2

Elevasi peil mercu bendung ditentukan dengan muka air rencana pada

bangunan sadap BG1 (Letak Saluran Primer)

1048766 Kehilangan Tinggi Energi

minus Alat ukur

minus Pengambilan Saluran Primer Pada Kantong Lumpur

minus Pengambilan

minus Keamananan Sebesar 005 ndash 010

minus Kemiringan saluran antara Bbi dan pengambilan saluran primer

Contoh

a) Muka air rencana BG1 (hasil perhitungan) = 1587 m

b) Kehilangan energi pada alat ukur = 040 m

c) Kehilangan energi pada pengambilan saluran primer = 010 m

d) Kehilangan tinggi energi pada pengambilan = 018 m

(V = 15 mdtk)

e) Kemiringan = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kemiringan saluran primer ke pengambilan L x I = 020 m

Elevasi Peil Mercu Bendung = 1670 m

i) Pelimpah gigi gergaji

Pada beberapa lokasi rencana pembuatan bendung didapatkan sungai yang

mempunyai karakteristik lebar sungai kecil debit cukup besar dengan fluktuasi

antara debit rendah dan debit tinggi yang tidak terlalu jauh dan tidak membawa

material bawaan yang besar (besarnya sungai di daerah hilir) Untuk karakteristik

sungai yang demikian jika dibangun bendung dengan pelimpah alinyemen lurus

akan memerlukan panjang pelimpah yang besar sehingga perlu area yang besar

dan biaya yang mahal

Dari hasil beberapa penelitian untuk sungai dengan karakteristik di atas

lebih sesuai digunakan pelimpah dengan alinyemen berbentuk gigi gergaji karena

dengan bentuk seperti itu pada bentang sungai yang sama mempunyai panjang

pelimpah yang lebih besar

Parameter yang harus diperhatikan sebelum merencanakan type ini adalah

a) Lokasi tinggi mercu debit banjir rencana dan stabilitas perlu didesain dengan

mengacu pada acuan yang ada pada pelimpah ambang tetap biasa

b) Bendung tipe gigi gergaji kurang sesuai untuk dibangun pada sungai dengan

angkutan material dasar sungai batu gelinding sungai yang membawa

hanyutan batang-batang pohon dalam jumlah yang besar sehingga akan

menimbulkan benturan yang dapat merusak tubuh bendung atau tumpukan

sampah yang dapat mengakibatkan penurunan kapasitas pelimpahan bendung

c) Radius atau jari-jari mercu perlu diambil lebih besar atau sama dengan 010

m

j) Tata letak dan bentuk gigi gergaji

a) Pelimpah dengan bentuk dasar segitiga menghasilkan kapasitas pelimpahan

terbesar tetapi jarak antara dinding-dinding pelimpah bagian ujung udik dan

hilir pada bentuk segitiga sangat dekat Keadaan ini mengakibatkan pelimpah

bentuk segitiga sangat peka terhadap akibat perubahan muka air hilir dan

mudah terjadi kehilangan aerasi akibat tumbukan aliran air menyilang yang

jatuh dari dinding-dinding pelimpah

b) Pada pelimpah dengan bentuk dasar persegi panjang terjadi

pengkonsentrasian aliran menuju pelimpah Keadaan ini menimbulkan

penurunan muka air diatas pelimpah dan mengakibatkan penurunan kapasitas

pelimpah

c) Bentuk dasar trapezium memberikan efektifitas pelimpahan yang terbaik

d) Bentuk mercu pelimpah sangat berpengaruh terhadap kapasitas pelimpahan

bentuk mercu setengah lingkaran mempunyai koefisien pelimpahan (c) yang

lebih besar daripada koefisien pelimpahan mercu dengan bentuk tajam (ct)

Jika kapasitas pelimpahan bendung tipe gergaji dengan besar pelipatan

panjang mercu blg dan nilai koefisien pelimpahan ct adalah sebesar Qt kapasitas

pelimpahan bendung gergaji dengan blg yang sama tetapi dengan koefisien

pelimpahan c adalah Qg = ci c x Qt

k) Perencanaan Pangkal Bendung

Pangkal-pangkal bendung (abutment) menghubungkan bendung dengan

tanggul-tanggul sungai dan tanggul-tanggul banjir Pangkal bendung harus

mengarahkan aliran air dengan tenang di sepanjang permukaannya dan tidak

menimbulkan turbulensi memberikan dimensi-dimensi yang dianjurkan untuk

pangkal bendung dan peralihan (transisi)

Gambar 13 Pangkal bendung

Elevasi pangkal bendung di sisi hulu bendung sebaiknya lebih tinggi

daipada elevasi air yang terbendung selama terjadi debit rencana (Q100TH)

Tinggi jagaan yang harus diberikan adalah 075m sampai 150 m tergantung pada

kurva debit datar 075 m akan cukup sedang untuk kurva debit yang curam akan

diperlukan 150 m untuk memberikan tingkat keamanan yang sama

l) Perencanaan Peredam Energi

Aliran air di atas bendung disungai dapat menunjukan berbagai perilaku di

sebelah hulu bendung akibat kedalaman air yang ada H2 menyajikan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari pola aliran di atas bendung

m) Debit Rencana

Untuk menemukan debit yang akan memberikan keadaan terbaik untuk

peredam energi semua debit harus dicek dengan muka air hilirnya Jika degradasi

mungkin terjadi maka harus dibuat perhitungan dengan muka air hilir terendah

yang mungkin terjadi untuk mencek apakah degradasi mungkin terjadi degradasi

harus dicek jika

a) Bendung dibangun pada sudetan (Kopur)

b) Sungai itu sungai alluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi

c) Terdapat waduk dihulu bangunan utama

Bila degradasi sangat mungkin terjadi tetapi tidak ada data pasti tersedia

maka sembarang degradasi 2 m harus digunakan untuk perencanaan kolam olak

Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk memberikan kemungkinan pelaksanaan

guna memperbaiki degradasi di masa mendatang yang ternyata melebihi perkiraan

semula

n) Kolam Loncat Air

Dari q versus H1 dan tinggi jatuh Kecepatan (V1) awal loncatan dapat

ditrentukan dari

V1 = radic (2g (05H1 + Z))

Dimana

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan gravitasi (mdtk2)

H1 = Tinggi energi diatas ambang

Z = Tinggi jatuh (m)

Dengan q = V1 x Y1 dan rumus untuk kedalaman konjugasi loncat air

adalah

Y2Yu = 050 (radic(1 + 8Fr2 ndash 1))

Dimana

Fr = V1 radic(gYu)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang ujung (m)

Yu = Kedalaman air diawal loncatan air (m)

Fr = Bilangan Froude

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan Gravitasi

Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot Untuk

menjaga agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan di lantai

maka lantai harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya

sama dengan kedalaman konjugasi

Untuk aliran tenggelam yakni jika muka air hilir (H2) lebih besar dari 23

H1 di atas mercu maka tidak diperlukan kolam olak

Y2 ge 23 H1 Tidak perlu kolam olak

o) Panjang Kolam (Lj)

Panjang kolam loncat air dibelakang Hu biasanya kurang dari panjang bebas

loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill) Ambang yang berfungsi

untuk memantapkan ali4ran ini umumnya ditempatkan pada jarak

Lj = 5 (n + Y2)

Dimana

Lj = Panjang kolam (m)

n = Tinggi ambang ujung (m)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang

p) Bentuk-Bentuk Peredam Energi

Sebelum aliran air yang melintas di atas mercu bendung masuk ke sungai

lagi maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super kritis harus

diperlambat dan dirubah menjadi kondisi sub kritis Dengan demikian kandungan

energi dengan daya penggerus yang sangat kuat yang timbul dalam aliran tersebut

harus diredam hingga mencapai tingkat yang normal kembali aliran tersebut tidak

membahayakan kestabilan alur sungai yang berada di bagian hilir bendung Guna

meredam energi yang terdapat didalam aliran tersebut maka diujung hilir

peluncur harus dibuatkan suatu bangunan yatldisebut dengan peredam energi

(Stiling Basin)

Ditinjau dari bentuk dan konstruksinya bangunan peredam energi

dibedakan menjadi beberapa macam antara lain

1 Peredam energi type loncatan

Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang

dangkal dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman

loncatan hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi Pada

dasarnya peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang

mempunyai dasar sangat kokoh

2 Peredam energi type kolam olakan

Pada prinsipnya peredam energi type olakan ini sebagian besar terjadi akibat

proses gesekan diantara molekul-molekul air sehingga menimbulkan olakan-

olakan di dalam kolam

Berdasarkan bilangan Froude peredam energi type kolam olak ini

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

a Kolam Olak Type Vlugter

Kolam olak type ini dikembangkan hanya untuk bangunan-bangunan

yang mempunyai beda tinggi energi tidak terlalu besar Biasanya diterapkan

pada bangunan-bangunan kecil pada saluran irigasi

b Kolam Olak Datar Type I

Kolam olak type ini digunakan hanya untuk mengalirkan debit sungai

yang relatif kecil dengan kapasitas peredam energi juga kecil dan biasanya

dibangun pada sungai yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibuat

perlengkapan-perlengkapan kolam olak

c Kolam Olak Datar Type II

Kolam olak type ini merupakan kolam olak datar yang pada bagian

dasar hulu kolam olak diberi gigi-gigi pemancar dari blok baton yang

berfungsi untuk meningkatkan efektifitas peredaman energi sedangkan

bagian hilirnya diberi ambang bergerigi yang berfungsi untuk menstabilkan

loncatan hidrolis yang terjadi dibagian hilir kolam olak Di dalam

penggunaannya kolam olak type ini cocok untuk aliran yang mempunyai

tekanan hidrostatis tinggi dengan debit persatuan lebar (q) gt 45 m3 serta

mempunyai bilangan froud gt 450

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 4: TK1 Jaringan Irigasi

5 Saluran induk Pilih lokasi bendung sedemikian sehingga pembangunan

saluran induk dekat bendung tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mahal

Hindari trace saluran menyusuri tebing terjal apalagi berbatu Usahakan

ketinggian galian tebing pada saluran induk kurang dari 8 m dan ketinggian

timbunan kurang dari 6 m

6 Ruang untuk bangunan pelengkap Lokasi bendung harus dapat menyediakan

ruangan untuk bangunan pelengkap bendung utamanya untuk kolam

pengendap dan saluran penguras dengan panjang dan lebar masing-masing

kurang lebih 300 ndash 500 m dan 40 ndash 60 m

7 Luas layanan irigasi Lokasi bendung harus sedemikian sehingga dapat

memberikan luas layanan yang memadai terkait dengan kelayakan sistem

irigasi Elaborasi tinggi bendung (yang dibatasi sampai dengan 6 ndash 7 m)

menggeser lokasi bendung ke hulu atau ke hilir serta luas layanan irigasi

harus dilakukan untuk menemukan kombinasi yang paling optimal

8 Luas daerah tangkapan air Lokasi bendung harus dipilih dengan

mempertimbangkan luas daerah tangkapan terkait dengan debit andalan yang

didapat dan debit banjir yang mungkin terjadi menghantam bendung Hal ini

harus dikaitkan dengan luas layanan yang didapat dan ketinggian lantai

layanan dan pembangunan bangunan melintang anak sungai (kalau ada)

9 Pencapaian mudah Lokasi bendung harus refatip mudah dicapai untuk

keperluan mobilisasi alat dan bahan saat pembangunan fisik maupun operasi

dan pemeliharaan Kemudahan melakukan inspeksi oleh aparat pemerintah

juga harus dipertimbangkan masak-masak

10 Biaya pembangunan yang efisien dari berbagai alternatif lokasi bendung

dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang dominan akhirnya dipilih

lokasi bendung yang beaya konstruksinya minimal tetapi memberikan ouput

yang optimal

11 Kesepakatan stakeholder apapun keputusannya yang penting adalah

kesepakatan antar pemangku kepentingan lewat konsultasi publik Untuk itu

direkomendasikan melakukan sosialisasi pemilihan lokasi bendung

Data Untuk Perencanaan Bangunan Utama

Data-data yang dibutuhkan untuk sutau perencanaan bangunan utama adalah

sebagai berikut

1) Data Topografi yaitu data-data yang berupa peta yang didalamnya terdapat

elevasi atau ketinggian dan situasi dari daerah calon pembangunan bangunan

utama meliputi

Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Skala 1 50000

Peta situasi sungai Skala 1 2000 dengan jarak plusmn 1 Km dari calon

bangunan utama baik hulu maupun hilir data melebar sungai plusmn 250 m dari

as sungai ke sisi samping kiri dan kanan sungai

Gambar-gambar potongan memanjang sungai dan melintang sungai yang

lengkap dengan dimensi di sebelah hulu maupun hilir dari calon bangunan

utama

2) Data Hidrologi yaitu data-data yang menyangkut kondisi hidrologi dan

klimatologi dari daerah aliran sungai calon pembangunan bangunan utama

dan dari daerah lain yang berdekatan dan mempunyai pengaruh terhadap

daerah aliran tersebut Data-data tesebut antara lain data-data untuk

menghitung berbagai harga debit banjir rencana dengan periode ulang 1

tahun 2 tahun 5 tahun 25 tahun 50 tahun 100 tahun dan 1000 tahunan

Data untuk perencanaan bangunan pengelak (bendung) periode ulang

rencana 1000 tahunan

Data untuk perencanaan tanggul hilir periode ulang rencana 5 ndash 25

tahunan

Data Debit Andalan yaitu data-data yang diperlukan untuk mengetahui

besarnya debit pada sumber air dengan kemungkinan terpenuhi 80 atau

tertentu misal 1 kali dalam 5 tahun terpenuhi hal ini dibutuhkan untuk

mengetahui besarnya luas daerah potensial yang dapat diairi Debit

andalan ditentukan dengan pertimbangan

minus Debit andalan ditentukan untuk periode tengah bulanan

minus Besarnya periode ulang 5 tahunan

minus Kemungkinan terpenuhi 80 dan debit sungai lebih rendah dari debit

andalan adalah 20

Data untuk perhitungan kesimbangan air (water balance) antara air yang

dapat ditampung dan dialirkan oleh bangunan utama (inflow) dengan

besarnya pemakaian air untuk irigasi dan kehilangan aliran total (outflow)

3) Data Morfologi yaitu data-data yang meliputi

Kandungan sedimen dasar (bed load)

Kandungan sedimen laying (suspend load)

Perubahan-perubahan yang terjadi pada dasar sungai baik secara horizontal

maupun vertikal

4) Data Geologi yaitu data-data yang meliputi

Kondisi umum permukaan tanah

Keadaaan geologi lapangan

Kedalaman setiap jenis lapisan tanah

5) Data Mekanika Tanah yaitu data-data yang berkaitan dengan perhitungan

stabilitas bangunan utama seperti permeabilitas berat jenis sudut geser tanah

dan lain-lain

Contoh Perencanaan Hidrolis Bendung Pelimpah

a) Lebar Bendung

Lebar bendung yaitu jarak antara pangkal- pangkalnya (abutment) sebaiknya sama

dengan lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil Lebar maksimum bendung

sebaiknya tidak lebih dari 12 kali lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil

Lebar efektif mercu (Be) adalah lebar manfaat dari mercu yang mengalirkan debit

lebar ini merupakan lebar mercu total dikurangi dengan lebar dari setiap pilar

dengan persamaan matematik sebagai berikut

Be = B - 2 (n Kp + Ka) H1

B = 12 x Bn

Keterangan

Be = Lebar efektif mercu (m)

B = 12 x Lebar rata ndash rata sungai pada bagian ruas sungai yang stabil (m)

n = Jumlah pilar (buah)

Kp = Koefisien kontraksi pilar (tabel 11)

Ka = Koefsien pangkal bendung (tabel 11)

H1 = Tinggi energi (m)

Bn = Lebar rata-rata sungai

Hal ndash hal yang perlu diperhatikan dalama penentuan lebar bendung adalah sebagai

berikut

Agar tidak mengganggu aliran sungai setelah ada bendung lebar bendung

adalah sama dengan lebar normal sungai

Apabila B = Bn akan mengakibatkan tingginya air diatas mercu tinggi sekali

ambil B = 65 x Bn

Jika B terlalu kecil tinggi air diatas mercu (H1) akan membesar maka luas

genangan dihulu bendung bertambah

Jika B terlalu besar pasangan pada tubuh bendung menjadi besar karena

adanya pelebaran sungai dari profil normalnya maka akan terjadi

pengendapan didepan bendung dan berakibat terjadinya aliran melintang

yang tidak dikehendaki

Tabel 11 Harga-harga koefisien kontraksi

Bentuk Pilar Kp

Untuk pilar berujung segi empat dengan sudut-sudut yang dibulatkan pada jari-jari yang hampir sama dengan 01 dari tebal pilarUntuk pilar berujung bulatUntuk pilar berujung runcing

002

001000

Bentuk Pangkal Tembok Ka

Untuk pangkal tembok segi empat dengan tembok hulu pada 900ke arah aliran

Untuk pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 900 ke arah aliran dengan 05 H1 gt r gt 015 H1Untuk pangkal tembok bulat di mana r gt 05 H1 dan tembok hulu

tidak lebih dari 450 ke arah aliran

020

010

000

Dalam memperhitungkan lebar efektif lebar pembilas yang sebenarnya

(dengan bagian depan terbuka) sebaiknya diambil 80 dari lebar rencana untuk

mengkompensasi perbedaan koefisiensi debit dibandingkan dengan mercu

bendung itu sendiri

Gambar 11 Lebar rata-rata sungai

Penentuan Suatu Lebar Bendung dilakukan dengan langkah sebagai berikut

1 Pengukuran topografi pada lokasi bendung

2 Plot potongan melintang sungai (100 m)

3 Tentukan kemiringan rata-rata sungai I = Σ(H1 ndash H2)Σ(L1 ndash L2)

4 Tentukan debit banjir (Q1tahun)

5 Tentukan elevasi air disetiap potongan melintang (pakai rumus strickler K =

35)

6 Tentukan lebar permukaan air untuk b0 di setiap potongan

7 Ambil lebar rata-rata sungai sama dengan lebar bendung

P1 = 8100m P2 = 8150m P3 = 6600m P4 = 6900m P5 = 6200m P6 =

6900m dan B = Bn = Brerata = 7142m

Catatan Untuk alur sungai yang lebih rendah ambil lebar rata-rataselama debit

setinggi tanggul

b) Pemilihan Tipe Bendung

Lebar bendung antara tumpu-tumpunya harus sama dengan lebar rata-rata

sungai selama debit setinggi tinggi tanggul atau selama Q1 Lebar bendung

ditentukan 7140 m Kemingan sungai adalah sedemikian rupa sehingga selama

banjir sungai tersebut mengangkut bahan-bahan kasar dan berangkal

Tipe bendung harus berupa tipe pelimpah dari pasangan batu kokoh dengan

bak tenggelam karena selama banjir sungai mengangkut batu-batu bongkah Agar

batu-batu bongkah ini dapat terangkut lewat di atas bendung maka dipakai muka

hulu yang miring Untuk mencegah kerusakan pada pintu bangunan pembilas

diperlukan bangunan pembilas dengan bagian depan tertutup

c) Tinggi Bendung

Yang dimaksud tinggi bendung disini adalah jarak antara lantai muka

bendung sampai puncak bendung (p) Ketentuan tinggi bendung secara tegas

belum ada tetapi berdasarkan segi stabilitas bendung p lt 40 m dengan nilai

minimum p = 050 H1

Contoh

Elevasi peil mercu = 1670 m

Elevasi dasar sungai hilir = 1260 m

Direncanakan elevasi dasar hulu bendung = 1520 m

Misalkan kedalaman air di atas mercu H1 = 340 m

Elevasi muka air banjir = 1670 m + 340 m = 2010 m

Maka tinggi bendung = Elevasi peil mercu ndash Elevasi dasar lantai hulu bendung

= 1670 m ndash 1520 m = 150 mm

Kontrol 05 x 030 le p le 400 (OKE)

d) Perencanaan Lebar Pembilas Dan Lebar Efektif Pada Bendung

Ketentuan-ketentuan yang ada pada penentuan lebar bendung

Agar tidak mengganggu aliran sungai setelah ada bendung lebar bendung

adalah sama dengan lebar normal sungai (B = Bn)

Apabila dengan B = Bn akan mengakibatkan tingginya air diatas mercu tinggi

sekali ambil B = 65 Bn

Jika B Terlalu kecil tinggi air diatas mercu (H1) akan membesar maka luas

genangan dihulu bendung bertambah

Jika B terlalu besar pasangan untuk tubuh bendung menjadi besar karena

adanya pelebaran sungai dari profil normalnya maka akan terjadi

pengendapan di depan bendung dan berakibat terjadinya aliran melintang

yang tidak dikehendaki

e) Lebar Pintu Pembilas

Lebar pintu pembilas atau penguras disungai berfungsi untuk membilas atau

menguras material atau bahan-bahan endapan sungai mak pintunya harus mudah

diangkat dan ditutup

Waktu pembilasan dilakukan pada saat banjir atau debit sungai besar hal ini

diperkirakan terjadi pada saat muka air sungai (H1) berkisar antara 150 m ndash

350 m diatas mercu bendung

Lebar bangunan pembilas dan pintu pembilas yang meliputi lebar pintu dan

tebal pilar pembaginya ditetapkan harganya terletak antara 110 L ndash 16L

(Lebar bendung) atau lebar pembilas = 060 x lebar total pengambilan

Contoh

Lebar Bendung total = 7140 m

110 Lebar bendung = 7140 m

16 lebar bendung = 1190 m

Direncanakan

Bangunan pembilas

bull Lebar bersih pintu pembilas (Bp) = 170 m

bull Tebal pilar (t) = 100 m

bull Jumlah buah pintu terpakai = 3 Buah

bull Tebal pilar bendung = 150 m

Bp = (3 x 170 m) + (2 x 170) + 150 m

= 860 m helliphelliphellip714 m le Bp le 1190 m

helliphelliphellip714 m le 860 m le 1190 m (OKE)

Atau

Bp = 060 x Lebar total pengambilan

Misal lebar total pengambilan = 750 m dengan

bull Lebar bersih = 150 m (5 Buah Pintu)

bull Tebal pilar = 100 m (4 Buah Pilar)

Bp = 060 x (( 5 x 150 m) + (4 x 100m)

= 690 m

Diambil Bp = 710 m

f) Lebar Efektif Bendung

Tidak seluruh lebar bendung akan bermanfaat untuk melewatkan debit oleh

karena kemungkinan adanya pilar dan pintu-pintu penguras Lebar efektif

bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan debit untuk

menentukan lebar hirdrolis bendung adalah sebagai berikut

Be = B ndash n(Kp+Ka) H1

B = Lebar total bendung

Kp = Koefisien kontraksi pilar (tabel Kp dan Ka)

H1 = Tinggi Energi (m)

n = Jumlah pilar

Contoh

B = 7140 m

Kp = 001 (Tabel 13)

Ka = 010 (tabel 13)

H1 = 340 m

Be = 7140 ndash 2 (2 x 001 + 010) H1

= 7140 m ndash 024 H1

g) Perencanaan Mercu

Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung

pelimpah tipe Ogee dan tipe bulat Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai

baik untuk konstruksi beton maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari

keduanya

Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini

berkemiringan 1 banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertikal mungkin

menguntungkan jika bahan pondasinya dibuat dari batu keras dan tidak diperlukan

kolam olak

Gambar 12 Bentuk-bentuk mercu

h) Penentuan Elevasi Peil Mercu

Cara 1

Elevasi peil mercu bendung ditentukan oleh beberapa factor antara lain

elevasi sawah tertinggi yang akan diairi tingginya air di sawah kehilangan

tekanan pada pemasukan saluran-saluran pada bangunan-bangunan lain yang

terdapat dalam saluran

Contoh

a) Elevasi sawah tertinggi = X m

b) Tingginya air di sawah = 010 m

c) Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 010 m

d) Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 010 m

e) Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer = 020 m

h) Persediaan tekanan karena eksploitasi = 010 m

i) Persediaan untuk lain-lain bangunan = 025 m

Elevasi peil mercu = X + 150 m

Cara 2

Elevasi peil mercu bendung ditentukan dengan muka air rencana pada

bangunan sadap BG1 (Letak Saluran Primer)

1048766 Kehilangan Tinggi Energi

minus Alat ukur

minus Pengambilan Saluran Primer Pada Kantong Lumpur

minus Pengambilan

minus Keamananan Sebesar 005 ndash 010

minus Kemiringan saluran antara Bbi dan pengambilan saluran primer

Contoh

a) Muka air rencana BG1 (hasil perhitungan) = 1587 m

b) Kehilangan energi pada alat ukur = 040 m

c) Kehilangan energi pada pengambilan saluran primer = 010 m

d) Kehilangan tinggi energi pada pengambilan = 018 m

(V = 15 mdtk)

e) Kemiringan = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kemiringan saluran primer ke pengambilan L x I = 020 m

Elevasi Peil Mercu Bendung = 1670 m

i) Pelimpah gigi gergaji

Pada beberapa lokasi rencana pembuatan bendung didapatkan sungai yang

mempunyai karakteristik lebar sungai kecil debit cukup besar dengan fluktuasi

antara debit rendah dan debit tinggi yang tidak terlalu jauh dan tidak membawa

material bawaan yang besar (besarnya sungai di daerah hilir) Untuk karakteristik

sungai yang demikian jika dibangun bendung dengan pelimpah alinyemen lurus

akan memerlukan panjang pelimpah yang besar sehingga perlu area yang besar

dan biaya yang mahal

Dari hasil beberapa penelitian untuk sungai dengan karakteristik di atas

lebih sesuai digunakan pelimpah dengan alinyemen berbentuk gigi gergaji karena

dengan bentuk seperti itu pada bentang sungai yang sama mempunyai panjang

pelimpah yang lebih besar

Parameter yang harus diperhatikan sebelum merencanakan type ini adalah

a) Lokasi tinggi mercu debit banjir rencana dan stabilitas perlu didesain dengan

mengacu pada acuan yang ada pada pelimpah ambang tetap biasa

b) Bendung tipe gigi gergaji kurang sesuai untuk dibangun pada sungai dengan

angkutan material dasar sungai batu gelinding sungai yang membawa

hanyutan batang-batang pohon dalam jumlah yang besar sehingga akan

menimbulkan benturan yang dapat merusak tubuh bendung atau tumpukan

sampah yang dapat mengakibatkan penurunan kapasitas pelimpahan bendung

c) Radius atau jari-jari mercu perlu diambil lebih besar atau sama dengan 010

m

j) Tata letak dan bentuk gigi gergaji

a) Pelimpah dengan bentuk dasar segitiga menghasilkan kapasitas pelimpahan

terbesar tetapi jarak antara dinding-dinding pelimpah bagian ujung udik dan

hilir pada bentuk segitiga sangat dekat Keadaan ini mengakibatkan pelimpah

bentuk segitiga sangat peka terhadap akibat perubahan muka air hilir dan

mudah terjadi kehilangan aerasi akibat tumbukan aliran air menyilang yang

jatuh dari dinding-dinding pelimpah

b) Pada pelimpah dengan bentuk dasar persegi panjang terjadi

pengkonsentrasian aliran menuju pelimpah Keadaan ini menimbulkan

penurunan muka air diatas pelimpah dan mengakibatkan penurunan kapasitas

pelimpah

c) Bentuk dasar trapezium memberikan efektifitas pelimpahan yang terbaik

d) Bentuk mercu pelimpah sangat berpengaruh terhadap kapasitas pelimpahan

bentuk mercu setengah lingkaran mempunyai koefisien pelimpahan (c) yang

lebih besar daripada koefisien pelimpahan mercu dengan bentuk tajam (ct)

Jika kapasitas pelimpahan bendung tipe gergaji dengan besar pelipatan

panjang mercu blg dan nilai koefisien pelimpahan ct adalah sebesar Qt kapasitas

pelimpahan bendung gergaji dengan blg yang sama tetapi dengan koefisien

pelimpahan c adalah Qg = ci c x Qt

k) Perencanaan Pangkal Bendung

Pangkal-pangkal bendung (abutment) menghubungkan bendung dengan

tanggul-tanggul sungai dan tanggul-tanggul banjir Pangkal bendung harus

mengarahkan aliran air dengan tenang di sepanjang permukaannya dan tidak

menimbulkan turbulensi memberikan dimensi-dimensi yang dianjurkan untuk

pangkal bendung dan peralihan (transisi)

Gambar 13 Pangkal bendung

Elevasi pangkal bendung di sisi hulu bendung sebaiknya lebih tinggi

daipada elevasi air yang terbendung selama terjadi debit rencana (Q100TH)

Tinggi jagaan yang harus diberikan adalah 075m sampai 150 m tergantung pada

kurva debit datar 075 m akan cukup sedang untuk kurva debit yang curam akan

diperlukan 150 m untuk memberikan tingkat keamanan yang sama

l) Perencanaan Peredam Energi

Aliran air di atas bendung disungai dapat menunjukan berbagai perilaku di

sebelah hulu bendung akibat kedalaman air yang ada H2 menyajikan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari pola aliran di atas bendung

m) Debit Rencana

Untuk menemukan debit yang akan memberikan keadaan terbaik untuk

peredam energi semua debit harus dicek dengan muka air hilirnya Jika degradasi

mungkin terjadi maka harus dibuat perhitungan dengan muka air hilir terendah

yang mungkin terjadi untuk mencek apakah degradasi mungkin terjadi degradasi

harus dicek jika

a) Bendung dibangun pada sudetan (Kopur)

b) Sungai itu sungai alluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi

c) Terdapat waduk dihulu bangunan utama

Bila degradasi sangat mungkin terjadi tetapi tidak ada data pasti tersedia

maka sembarang degradasi 2 m harus digunakan untuk perencanaan kolam olak

Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk memberikan kemungkinan pelaksanaan

guna memperbaiki degradasi di masa mendatang yang ternyata melebihi perkiraan

semula

n) Kolam Loncat Air

Dari q versus H1 dan tinggi jatuh Kecepatan (V1) awal loncatan dapat

ditrentukan dari

V1 = radic (2g (05H1 + Z))

Dimana

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan gravitasi (mdtk2)

H1 = Tinggi energi diatas ambang

Z = Tinggi jatuh (m)

Dengan q = V1 x Y1 dan rumus untuk kedalaman konjugasi loncat air

adalah

Y2Yu = 050 (radic(1 + 8Fr2 ndash 1))

Dimana

Fr = V1 radic(gYu)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang ujung (m)

Yu = Kedalaman air diawal loncatan air (m)

Fr = Bilangan Froude

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan Gravitasi

Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot Untuk

menjaga agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan di lantai

maka lantai harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya

sama dengan kedalaman konjugasi

Untuk aliran tenggelam yakni jika muka air hilir (H2) lebih besar dari 23

H1 di atas mercu maka tidak diperlukan kolam olak

Y2 ge 23 H1 Tidak perlu kolam olak

o) Panjang Kolam (Lj)

Panjang kolam loncat air dibelakang Hu biasanya kurang dari panjang bebas

loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill) Ambang yang berfungsi

untuk memantapkan ali4ran ini umumnya ditempatkan pada jarak

Lj = 5 (n + Y2)

Dimana

Lj = Panjang kolam (m)

n = Tinggi ambang ujung (m)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang

p) Bentuk-Bentuk Peredam Energi

Sebelum aliran air yang melintas di atas mercu bendung masuk ke sungai

lagi maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super kritis harus

diperlambat dan dirubah menjadi kondisi sub kritis Dengan demikian kandungan

energi dengan daya penggerus yang sangat kuat yang timbul dalam aliran tersebut

harus diredam hingga mencapai tingkat yang normal kembali aliran tersebut tidak

membahayakan kestabilan alur sungai yang berada di bagian hilir bendung Guna

meredam energi yang terdapat didalam aliran tersebut maka diujung hilir

peluncur harus dibuatkan suatu bangunan yatldisebut dengan peredam energi

(Stiling Basin)

Ditinjau dari bentuk dan konstruksinya bangunan peredam energi

dibedakan menjadi beberapa macam antara lain

1 Peredam energi type loncatan

Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang

dangkal dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman

loncatan hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi Pada

dasarnya peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang

mempunyai dasar sangat kokoh

2 Peredam energi type kolam olakan

Pada prinsipnya peredam energi type olakan ini sebagian besar terjadi akibat

proses gesekan diantara molekul-molekul air sehingga menimbulkan olakan-

olakan di dalam kolam

Berdasarkan bilangan Froude peredam energi type kolam olak ini

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

a Kolam Olak Type Vlugter

Kolam olak type ini dikembangkan hanya untuk bangunan-bangunan

yang mempunyai beda tinggi energi tidak terlalu besar Biasanya diterapkan

pada bangunan-bangunan kecil pada saluran irigasi

b Kolam Olak Datar Type I

Kolam olak type ini digunakan hanya untuk mengalirkan debit sungai

yang relatif kecil dengan kapasitas peredam energi juga kecil dan biasanya

dibangun pada sungai yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibuat

perlengkapan-perlengkapan kolam olak

c Kolam Olak Datar Type II

Kolam olak type ini merupakan kolam olak datar yang pada bagian

dasar hulu kolam olak diberi gigi-gigi pemancar dari blok baton yang

berfungsi untuk meningkatkan efektifitas peredaman energi sedangkan

bagian hilirnya diberi ambang bergerigi yang berfungsi untuk menstabilkan

loncatan hidrolis yang terjadi dibagian hilir kolam olak Di dalam

penggunaannya kolam olak type ini cocok untuk aliran yang mempunyai

tekanan hidrostatis tinggi dengan debit persatuan lebar (q) gt 45 m3 serta

mempunyai bilangan froud gt 450

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 5: TK1 Jaringan Irigasi

Data Untuk Perencanaan Bangunan Utama

Data-data yang dibutuhkan untuk sutau perencanaan bangunan utama adalah

sebagai berikut

1) Data Topografi yaitu data-data yang berupa peta yang didalamnya terdapat

elevasi atau ketinggian dan situasi dari daerah calon pembangunan bangunan

utama meliputi

Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Skala 1 50000

Peta situasi sungai Skala 1 2000 dengan jarak plusmn 1 Km dari calon

bangunan utama baik hulu maupun hilir data melebar sungai plusmn 250 m dari

as sungai ke sisi samping kiri dan kanan sungai

Gambar-gambar potongan memanjang sungai dan melintang sungai yang

lengkap dengan dimensi di sebelah hulu maupun hilir dari calon bangunan

utama

2) Data Hidrologi yaitu data-data yang menyangkut kondisi hidrologi dan

klimatologi dari daerah aliran sungai calon pembangunan bangunan utama

dan dari daerah lain yang berdekatan dan mempunyai pengaruh terhadap

daerah aliran tersebut Data-data tesebut antara lain data-data untuk

menghitung berbagai harga debit banjir rencana dengan periode ulang 1

tahun 2 tahun 5 tahun 25 tahun 50 tahun 100 tahun dan 1000 tahunan

Data untuk perencanaan bangunan pengelak (bendung) periode ulang

rencana 1000 tahunan

Data untuk perencanaan tanggul hilir periode ulang rencana 5 ndash 25

tahunan

Data Debit Andalan yaitu data-data yang diperlukan untuk mengetahui

besarnya debit pada sumber air dengan kemungkinan terpenuhi 80 atau

tertentu misal 1 kali dalam 5 tahun terpenuhi hal ini dibutuhkan untuk

mengetahui besarnya luas daerah potensial yang dapat diairi Debit

andalan ditentukan dengan pertimbangan

minus Debit andalan ditentukan untuk periode tengah bulanan

minus Besarnya periode ulang 5 tahunan

minus Kemungkinan terpenuhi 80 dan debit sungai lebih rendah dari debit

andalan adalah 20

Data untuk perhitungan kesimbangan air (water balance) antara air yang

dapat ditampung dan dialirkan oleh bangunan utama (inflow) dengan

besarnya pemakaian air untuk irigasi dan kehilangan aliran total (outflow)

3) Data Morfologi yaitu data-data yang meliputi

Kandungan sedimen dasar (bed load)

Kandungan sedimen laying (suspend load)

Perubahan-perubahan yang terjadi pada dasar sungai baik secara horizontal

maupun vertikal

4) Data Geologi yaitu data-data yang meliputi

Kondisi umum permukaan tanah

Keadaaan geologi lapangan

Kedalaman setiap jenis lapisan tanah

5) Data Mekanika Tanah yaitu data-data yang berkaitan dengan perhitungan

stabilitas bangunan utama seperti permeabilitas berat jenis sudut geser tanah

dan lain-lain

Contoh Perencanaan Hidrolis Bendung Pelimpah

a) Lebar Bendung

Lebar bendung yaitu jarak antara pangkal- pangkalnya (abutment) sebaiknya sama

dengan lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil Lebar maksimum bendung

sebaiknya tidak lebih dari 12 kali lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil

Lebar efektif mercu (Be) adalah lebar manfaat dari mercu yang mengalirkan debit

lebar ini merupakan lebar mercu total dikurangi dengan lebar dari setiap pilar

dengan persamaan matematik sebagai berikut

Be = B - 2 (n Kp + Ka) H1

B = 12 x Bn

Keterangan

Be = Lebar efektif mercu (m)

B = 12 x Lebar rata ndash rata sungai pada bagian ruas sungai yang stabil (m)

n = Jumlah pilar (buah)

Kp = Koefisien kontraksi pilar (tabel 11)

Ka = Koefsien pangkal bendung (tabel 11)

H1 = Tinggi energi (m)

Bn = Lebar rata-rata sungai

Hal ndash hal yang perlu diperhatikan dalama penentuan lebar bendung adalah sebagai

berikut

Agar tidak mengganggu aliran sungai setelah ada bendung lebar bendung

adalah sama dengan lebar normal sungai

Apabila B = Bn akan mengakibatkan tingginya air diatas mercu tinggi sekali

ambil B = 65 x Bn

Jika B terlalu kecil tinggi air diatas mercu (H1) akan membesar maka luas

genangan dihulu bendung bertambah

Jika B terlalu besar pasangan pada tubuh bendung menjadi besar karena

adanya pelebaran sungai dari profil normalnya maka akan terjadi

pengendapan didepan bendung dan berakibat terjadinya aliran melintang

yang tidak dikehendaki

Tabel 11 Harga-harga koefisien kontraksi

Bentuk Pilar Kp

Untuk pilar berujung segi empat dengan sudut-sudut yang dibulatkan pada jari-jari yang hampir sama dengan 01 dari tebal pilarUntuk pilar berujung bulatUntuk pilar berujung runcing

002

001000

Bentuk Pangkal Tembok Ka

Untuk pangkal tembok segi empat dengan tembok hulu pada 900ke arah aliran

Untuk pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 900 ke arah aliran dengan 05 H1 gt r gt 015 H1Untuk pangkal tembok bulat di mana r gt 05 H1 dan tembok hulu

tidak lebih dari 450 ke arah aliran

020

010

000

Dalam memperhitungkan lebar efektif lebar pembilas yang sebenarnya

(dengan bagian depan terbuka) sebaiknya diambil 80 dari lebar rencana untuk

mengkompensasi perbedaan koefisiensi debit dibandingkan dengan mercu

bendung itu sendiri

Gambar 11 Lebar rata-rata sungai

Penentuan Suatu Lebar Bendung dilakukan dengan langkah sebagai berikut

1 Pengukuran topografi pada lokasi bendung

2 Plot potongan melintang sungai (100 m)

3 Tentukan kemiringan rata-rata sungai I = Σ(H1 ndash H2)Σ(L1 ndash L2)

4 Tentukan debit banjir (Q1tahun)

5 Tentukan elevasi air disetiap potongan melintang (pakai rumus strickler K =

35)

6 Tentukan lebar permukaan air untuk b0 di setiap potongan

7 Ambil lebar rata-rata sungai sama dengan lebar bendung

P1 = 8100m P2 = 8150m P3 = 6600m P4 = 6900m P5 = 6200m P6 =

6900m dan B = Bn = Brerata = 7142m

Catatan Untuk alur sungai yang lebih rendah ambil lebar rata-rataselama debit

setinggi tanggul

b) Pemilihan Tipe Bendung

Lebar bendung antara tumpu-tumpunya harus sama dengan lebar rata-rata

sungai selama debit setinggi tinggi tanggul atau selama Q1 Lebar bendung

ditentukan 7140 m Kemingan sungai adalah sedemikian rupa sehingga selama

banjir sungai tersebut mengangkut bahan-bahan kasar dan berangkal

Tipe bendung harus berupa tipe pelimpah dari pasangan batu kokoh dengan

bak tenggelam karena selama banjir sungai mengangkut batu-batu bongkah Agar

batu-batu bongkah ini dapat terangkut lewat di atas bendung maka dipakai muka

hulu yang miring Untuk mencegah kerusakan pada pintu bangunan pembilas

diperlukan bangunan pembilas dengan bagian depan tertutup

c) Tinggi Bendung

Yang dimaksud tinggi bendung disini adalah jarak antara lantai muka

bendung sampai puncak bendung (p) Ketentuan tinggi bendung secara tegas

belum ada tetapi berdasarkan segi stabilitas bendung p lt 40 m dengan nilai

minimum p = 050 H1

Contoh

Elevasi peil mercu = 1670 m

Elevasi dasar sungai hilir = 1260 m

Direncanakan elevasi dasar hulu bendung = 1520 m

Misalkan kedalaman air di atas mercu H1 = 340 m

Elevasi muka air banjir = 1670 m + 340 m = 2010 m

Maka tinggi bendung = Elevasi peil mercu ndash Elevasi dasar lantai hulu bendung

= 1670 m ndash 1520 m = 150 mm

Kontrol 05 x 030 le p le 400 (OKE)

d) Perencanaan Lebar Pembilas Dan Lebar Efektif Pada Bendung

Ketentuan-ketentuan yang ada pada penentuan lebar bendung

Agar tidak mengganggu aliran sungai setelah ada bendung lebar bendung

adalah sama dengan lebar normal sungai (B = Bn)

Apabila dengan B = Bn akan mengakibatkan tingginya air diatas mercu tinggi

sekali ambil B = 65 Bn

Jika B Terlalu kecil tinggi air diatas mercu (H1) akan membesar maka luas

genangan dihulu bendung bertambah

Jika B terlalu besar pasangan untuk tubuh bendung menjadi besar karena

adanya pelebaran sungai dari profil normalnya maka akan terjadi

pengendapan di depan bendung dan berakibat terjadinya aliran melintang

yang tidak dikehendaki

e) Lebar Pintu Pembilas

Lebar pintu pembilas atau penguras disungai berfungsi untuk membilas atau

menguras material atau bahan-bahan endapan sungai mak pintunya harus mudah

diangkat dan ditutup

Waktu pembilasan dilakukan pada saat banjir atau debit sungai besar hal ini

diperkirakan terjadi pada saat muka air sungai (H1) berkisar antara 150 m ndash

350 m diatas mercu bendung

Lebar bangunan pembilas dan pintu pembilas yang meliputi lebar pintu dan

tebal pilar pembaginya ditetapkan harganya terletak antara 110 L ndash 16L

(Lebar bendung) atau lebar pembilas = 060 x lebar total pengambilan

Contoh

Lebar Bendung total = 7140 m

110 Lebar bendung = 7140 m

16 lebar bendung = 1190 m

Direncanakan

Bangunan pembilas

bull Lebar bersih pintu pembilas (Bp) = 170 m

bull Tebal pilar (t) = 100 m

bull Jumlah buah pintu terpakai = 3 Buah

bull Tebal pilar bendung = 150 m

Bp = (3 x 170 m) + (2 x 170) + 150 m

= 860 m helliphelliphellip714 m le Bp le 1190 m

helliphelliphellip714 m le 860 m le 1190 m (OKE)

Atau

Bp = 060 x Lebar total pengambilan

Misal lebar total pengambilan = 750 m dengan

bull Lebar bersih = 150 m (5 Buah Pintu)

bull Tebal pilar = 100 m (4 Buah Pilar)

Bp = 060 x (( 5 x 150 m) + (4 x 100m)

= 690 m

Diambil Bp = 710 m

f) Lebar Efektif Bendung

Tidak seluruh lebar bendung akan bermanfaat untuk melewatkan debit oleh

karena kemungkinan adanya pilar dan pintu-pintu penguras Lebar efektif

bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan debit untuk

menentukan lebar hirdrolis bendung adalah sebagai berikut

Be = B ndash n(Kp+Ka) H1

B = Lebar total bendung

Kp = Koefisien kontraksi pilar (tabel Kp dan Ka)

H1 = Tinggi Energi (m)

n = Jumlah pilar

Contoh

B = 7140 m

Kp = 001 (Tabel 13)

Ka = 010 (tabel 13)

H1 = 340 m

Be = 7140 ndash 2 (2 x 001 + 010) H1

= 7140 m ndash 024 H1

g) Perencanaan Mercu

Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung

pelimpah tipe Ogee dan tipe bulat Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai

baik untuk konstruksi beton maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari

keduanya

Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini

berkemiringan 1 banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertikal mungkin

menguntungkan jika bahan pondasinya dibuat dari batu keras dan tidak diperlukan

kolam olak

Gambar 12 Bentuk-bentuk mercu

h) Penentuan Elevasi Peil Mercu

Cara 1

Elevasi peil mercu bendung ditentukan oleh beberapa factor antara lain

elevasi sawah tertinggi yang akan diairi tingginya air di sawah kehilangan

tekanan pada pemasukan saluran-saluran pada bangunan-bangunan lain yang

terdapat dalam saluran

Contoh

a) Elevasi sawah tertinggi = X m

b) Tingginya air di sawah = 010 m

c) Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 010 m

d) Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 010 m

e) Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer = 020 m

h) Persediaan tekanan karena eksploitasi = 010 m

i) Persediaan untuk lain-lain bangunan = 025 m

Elevasi peil mercu = X + 150 m

Cara 2

Elevasi peil mercu bendung ditentukan dengan muka air rencana pada

bangunan sadap BG1 (Letak Saluran Primer)

1048766 Kehilangan Tinggi Energi

minus Alat ukur

minus Pengambilan Saluran Primer Pada Kantong Lumpur

minus Pengambilan

minus Keamananan Sebesar 005 ndash 010

minus Kemiringan saluran antara Bbi dan pengambilan saluran primer

Contoh

a) Muka air rencana BG1 (hasil perhitungan) = 1587 m

b) Kehilangan energi pada alat ukur = 040 m

c) Kehilangan energi pada pengambilan saluran primer = 010 m

d) Kehilangan tinggi energi pada pengambilan = 018 m

(V = 15 mdtk)

e) Kemiringan = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kemiringan saluran primer ke pengambilan L x I = 020 m

Elevasi Peil Mercu Bendung = 1670 m

i) Pelimpah gigi gergaji

Pada beberapa lokasi rencana pembuatan bendung didapatkan sungai yang

mempunyai karakteristik lebar sungai kecil debit cukup besar dengan fluktuasi

antara debit rendah dan debit tinggi yang tidak terlalu jauh dan tidak membawa

material bawaan yang besar (besarnya sungai di daerah hilir) Untuk karakteristik

sungai yang demikian jika dibangun bendung dengan pelimpah alinyemen lurus

akan memerlukan panjang pelimpah yang besar sehingga perlu area yang besar

dan biaya yang mahal

Dari hasil beberapa penelitian untuk sungai dengan karakteristik di atas

lebih sesuai digunakan pelimpah dengan alinyemen berbentuk gigi gergaji karena

dengan bentuk seperti itu pada bentang sungai yang sama mempunyai panjang

pelimpah yang lebih besar

Parameter yang harus diperhatikan sebelum merencanakan type ini adalah

a) Lokasi tinggi mercu debit banjir rencana dan stabilitas perlu didesain dengan

mengacu pada acuan yang ada pada pelimpah ambang tetap biasa

b) Bendung tipe gigi gergaji kurang sesuai untuk dibangun pada sungai dengan

angkutan material dasar sungai batu gelinding sungai yang membawa

hanyutan batang-batang pohon dalam jumlah yang besar sehingga akan

menimbulkan benturan yang dapat merusak tubuh bendung atau tumpukan

sampah yang dapat mengakibatkan penurunan kapasitas pelimpahan bendung

c) Radius atau jari-jari mercu perlu diambil lebih besar atau sama dengan 010

m

j) Tata letak dan bentuk gigi gergaji

a) Pelimpah dengan bentuk dasar segitiga menghasilkan kapasitas pelimpahan

terbesar tetapi jarak antara dinding-dinding pelimpah bagian ujung udik dan

hilir pada bentuk segitiga sangat dekat Keadaan ini mengakibatkan pelimpah

bentuk segitiga sangat peka terhadap akibat perubahan muka air hilir dan

mudah terjadi kehilangan aerasi akibat tumbukan aliran air menyilang yang

jatuh dari dinding-dinding pelimpah

b) Pada pelimpah dengan bentuk dasar persegi panjang terjadi

pengkonsentrasian aliran menuju pelimpah Keadaan ini menimbulkan

penurunan muka air diatas pelimpah dan mengakibatkan penurunan kapasitas

pelimpah

c) Bentuk dasar trapezium memberikan efektifitas pelimpahan yang terbaik

d) Bentuk mercu pelimpah sangat berpengaruh terhadap kapasitas pelimpahan

bentuk mercu setengah lingkaran mempunyai koefisien pelimpahan (c) yang

lebih besar daripada koefisien pelimpahan mercu dengan bentuk tajam (ct)

Jika kapasitas pelimpahan bendung tipe gergaji dengan besar pelipatan

panjang mercu blg dan nilai koefisien pelimpahan ct adalah sebesar Qt kapasitas

pelimpahan bendung gergaji dengan blg yang sama tetapi dengan koefisien

pelimpahan c adalah Qg = ci c x Qt

k) Perencanaan Pangkal Bendung

Pangkal-pangkal bendung (abutment) menghubungkan bendung dengan

tanggul-tanggul sungai dan tanggul-tanggul banjir Pangkal bendung harus

mengarahkan aliran air dengan tenang di sepanjang permukaannya dan tidak

menimbulkan turbulensi memberikan dimensi-dimensi yang dianjurkan untuk

pangkal bendung dan peralihan (transisi)

Gambar 13 Pangkal bendung

Elevasi pangkal bendung di sisi hulu bendung sebaiknya lebih tinggi

daipada elevasi air yang terbendung selama terjadi debit rencana (Q100TH)

Tinggi jagaan yang harus diberikan adalah 075m sampai 150 m tergantung pada

kurva debit datar 075 m akan cukup sedang untuk kurva debit yang curam akan

diperlukan 150 m untuk memberikan tingkat keamanan yang sama

l) Perencanaan Peredam Energi

Aliran air di atas bendung disungai dapat menunjukan berbagai perilaku di

sebelah hulu bendung akibat kedalaman air yang ada H2 menyajikan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari pola aliran di atas bendung

m) Debit Rencana

Untuk menemukan debit yang akan memberikan keadaan terbaik untuk

peredam energi semua debit harus dicek dengan muka air hilirnya Jika degradasi

mungkin terjadi maka harus dibuat perhitungan dengan muka air hilir terendah

yang mungkin terjadi untuk mencek apakah degradasi mungkin terjadi degradasi

harus dicek jika

a) Bendung dibangun pada sudetan (Kopur)

b) Sungai itu sungai alluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi

c) Terdapat waduk dihulu bangunan utama

Bila degradasi sangat mungkin terjadi tetapi tidak ada data pasti tersedia

maka sembarang degradasi 2 m harus digunakan untuk perencanaan kolam olak

Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk memberikan kemungkinan pelaksanaan

guna memperbaiki degradasi di masa mendatang yang ternyata melebihi perkiraan

semula

n) Kolam Loncat Air

Dari q versus H1 dan tinggi jatuh Kecepatan (V1) awal loncatan dapat

ditrentukan dari

V1 = radic (2g (05H1 + Z))

Dimana

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan gravitasi (mdtk2)

H1 = Tinggi energi diatas ambang

Z = Tinggi jatuh (m)

Dengan q = V1 x Y1 dan rumus untuk kedalaman konjugasi loncat air

adalah

Y2Yu = 050 (radic(1 + 8Fr2 ndash 1))

Dimana

Fr = V1 radic(gYu)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang ujung (m)

Yu = Kedalaman air diawal loncatan air (m)

Fr = Bilangan Froude

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan Gravitasi

Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot Untuk

menjaga agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan di lantai

maka lantai harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya

sama dengan kedalaman konjugasi

Untuk aliran tenggelam yakni jika muka air hilir (H2) lebih besar dari 23

H1 di atas mercu maka tidak diperlukan kolam olak

Y2 ge 23 H1 Tidak perlu kolam olak

o) Panjang Kolam (Lj)

Panjang kolam loncat air dibelakang Hu biasanya kurang dari panjang bebas

loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill) Ambang yang berfungsi

untuk memantapkan ali4ran ini umumnya ditempatkan pada jarak

Lj = 5 (n + Y2)

Dimana

Lj = Panjang kolam (m)

n = Tinggi ambang ujung (m)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang

p) Bentuk-Bentuk Peredam Energi

Sebelum aliran air yang melintas di atas mercu bendung masuk ke sungai

lagi maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super kritis harus

diperlambat dan dirubah menjadi kondisi sub kritis Dengan demikian kandungan

energi dengan daya penggerus yang sangat kuat yang timbul dalam aliran tersebut

harus diredam hingga mencapai tingkat yang normal kembali aliran tersebut tidak

membahayakan kestabilan alur sungai yang berada di bagian hilir bendung Guna

meredam energi yang terdapat didalam aliran tersebut maka diujung hilir

peluncur harus dibuatkan suatu bangunan yatldisebut dengan peredam energi

(Stiling Basin)

Ditinjau dari bentuk dan konstruksinya bangunan peredam energi

dibedakan menjadi beberapa macam antara lain

1 Peredam energi type loncatan

Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang

dangkal dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman

loncatan hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi Pada

dasarnya peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang

mempunyai dasar sangat kokoh

2 Peredam energi type kolam olakan

Pada prinsipnya peredam energi type olakan ini sebagian besar terjadi akibat

proses gesekan diantara molekul-molekul air sehingga menimbulkan olakan-

olakan di dalam kolam

Berdasarkan bilangan Froude peredam energi type kolam olak ini

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

a Kolam Olak Type Vlugter

Kolam olak type ini dikembangkan hanya untuk bangunan-bangunan

yang mempunyai beda tinggi energi tidak terlalu besar Biasanya diterapkan

pada bangunan-bangunan kecil pada saluran irigasi

b Kolam Olak Datar Type I

Kolam olak type ini digunakan hanya untuk mengalirkan debit sungai

yang relatif kecil dengan kapasitas peredam energi juga kecil dan biasanya

dibangun pada sungai yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibuat

perlengkapan-perlengkapan kolam olak

c Kolam Olak Datar Type II

Kolam olak type ini merupakan kolam olak datar yang pada bagian

dasar hulu kolam olak diberi gigi-gigi pemancar dari blok baton yang

berfungsi untuk meningkatkan efektifitas peredaman energi sedangkan

bagian hilirnya diberi ambang bergerigi yang berfungsi untuk menstabilkan

loncatan hidrolis yang terjadi dibagian hilir kolam olak Di dalam

penggunaannya kolam olak type ini cocok untuk aliran yang mempunyai

tekanan hidrostatis tinggi dengan debit persatuan lebar (q) gt 45 m3 serta

mempunyai bilangan froud gt 450

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 6: TK1 Jaringan Irigasi

Data untuk perhitungan kesimbangan air (water balance) antara air yang

dapat ditampung dan dialirkan oleh bangunan utama (inflow) dengan

besarnya pemakaian air untuk irigasi dan kehilangan aliran total (outflow)

3) Data Morfologi yaitu data-data yang meliputi

Kandungan sedimen dasar (bed load)

Kandungan sedimen laying (suspend load)

Perubahan-perubahan yang terjadi pada dasar sungai baik secara horizontal

maupun vertikal

4) Data Geologi yaitu data-data yang meliputi

Kondisi umum permukaan tanah

Keadaaan geologi lapangan

Kedalaman setiap jenis lapisan tanah

5) Data Mekanika Tanah yaitu data-data yang berkaitan dengan perhitungan

stabilitas bangunan utama seperti permeabilitas berat jenis sudut geser tanah

dan lain-lain

Contoh Perencanaan Hidrolis Bendung Pelimpah

a) Lebar Bendung

Lebar bendung yaitu jarak antara pangkal- pangkalnya (abutment) sebaiknya sama

dengan lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil Lebar maksimum bendung

sebaiknya tidak lebih dari 12 kali lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil

Lebar efektif mercu (Be) adalah lebar manfaat dari mercu yang mengalirkan debit

lebar ini merupakan lebar mercu total dikurangi dengan lebar dari setiap pilar

dengan persamaan matematik sebagai berikut

Be = B - 2 (n Kp + Ka) H1

B = 12 x Bn

Keterangan

Be = Lebar efektif mercu (m)

B = 12 x Lebar rata ndash rata sungai pada bagian ruas sungai yang stabil (m)

n = Jumlah pilar (buah)

Kp = Koefisien kontraksi pilar (tabel 11)

Ka = Koefsien pangkal bendung (tabel 11)

H1 = Tinggi energi (m)

Bn = Lebar rata-rata sungai

Hal ndash hal yang perlu diperhatikan dalama penentuan lebar bendung adalah sebagai

berikut

Agar tidak mengganggu aliran sungai setelah ada bendung lebar bendung

adalah sama dengan lebar normal sungai

Apabila B = Bn akan mengakibatkan tingginya air diatas mercu tinggi sekali

ambil B = 65 x Bn

Jika B terlalu kecil tinggi air diatas mercu (H1) akan membesar maka luas

genangan dihulu bendung bertambah

Jika B terlalu besar pasangan pada tubuh bendung menjadi besar karena

adanya pelebaran sungai dari profil normalnya maka akan terjadi

pengendapan didepan bendung dan berakibat terjadinya aliran melintang

yang tidak dikehendaki

Tabel 11 Harga-harga koefisien kontraksi

Bentuk Pilar Kp

Untuk pilar berujung segi empat dengan sudut-sudut yang dibulatkan pada jari-jari yang hampir sama dengan 01 dari tebal pilarUntuk pilar berujung bulatUntuk pilar berujung runcing

002

001000

Bentuk Pangkal Tembok Ka

Untuk pangkal tembok segi empat dengan tembok hulu pada 900ke arah aliran

Untuk pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 900 ke arah aliran dengan 05 H1 gt r gt 015 H1Untuk pangkal tembok bulat di mana r gt 05 H1 dan tembok hulu

tidak lebih dari 450 ke arah aliran

020

010

000

Dalam memperhitungkan lebar efektif lebar pembilas yang sebenarnya

(dengan bagian depan terbuka) sebaiknya diambil 80 dari lebar rencana untuk

mengkompensasi perbedaan koefisiensi debit dibandingkan dengan mercu

bendung itu sendiri

Gambar 11 Lebar rata-rata sungai

Penentuan Suatu Lebar Bendung dilakukan dengan langkah sebagai berikut

1 Pengukuran topografi pada lokasi bendung

2 Plot potongan melintang sungai (100 m)

3 Tentukan kemiringan rata-rata sungai I = Σ(H1 ndash H2)Σ(L1 ndash L2)

4 Tentukan debit banjir (Q1tahun)

5 Tentukan elevasi air disetiap potongan melintang (pakai rumus strickler K =

35)

6 Tentukan lebar permukaan air untuk b0 di setiap potongan

7 Ambil lebar rata-rata sungai sama dengan lebar bendung

P1 = 8100m P2 = 8150m P3 = 6600m P4 = 6900m P5 = 6200m P6 =

6900m dan B = Bn = Brerata = 7142m

Catatan Untuk alur sungai yang lebih rendah ambil lebar rata-rataselama debit

setinggi tanggul

b) Pemilihan Tipe Bendung

Lebar bendung antara tumpu-tumpunya harus sama dengan lebar rata-rata

sungai selama debit setinggi tinggi tanggul atau selama Q1 Lebar bendung

ditentukan 7140 m Kemingan sungai adalah sedemikian rupa sehingga selama

banjir sungai tersebut mengangkut bahan-bahan kasar dan berangkal

Tipe bendung harus berupa tipe pelimpah dari pasangan batu kokoh dengan

bak tenggelam karena selama banjir sungai mengangkut batu-batu bongkah Agar

batu-batu bongkah ini dapat terangkut lewat di atas bendung maka dipakai muka

hulu yang miring Untuk mencegah kerusakan pada pintu bangunan pembilas

diperlukan bangunan pembilas dengan bagian depan tertutup

c) Tinggi Bendung

Yang dimaksud tinggi bendung disini adalah jarak antara lantai muka

bendung sampai puncak bendung (p) Ketentuan tinggi bendung secara tegas

belum ada tetapi berdasarkan segi stabilitas bendung p lt 40 m dengan nilai

minimum p = 050 H1

Contoh

Elevasi peil mercu = 1670 m

Elevasi dasar sungai hilir = 1260 m

Direncanakan elevasi dasar hulu bendung = 1520 m

Misalkan kedalaman air di atas mercu H1 = 340 m

Elevasi muka air banjir = 1670 m + 340 m = 2010 m

Maka tinggi bendung = Elevasi peil mercu ndash Elevasi dasar lantai hulu bendung

= 1670 m ndash 1520 m = 150 mm

Kontrol 05 x 030 le p le 400 (OKE)

d) Perencanaan Lebar Pembilas Dan Lebar Efektif Pada Bendung

Ketentuan-ketentuan yang ada pada penentuan lebar bendung

Agar tidak mengganggu aliran sungai setelah ada bendung lebar bendung

adalah sama dengan lebar normal sungai (B = Bn)

Apabila dengan B = Bn akan mengakibatkan tingginya air diatas mercu tinggi

sekali ambil B = 65 Bn

Jika B Terlalu kecil tinggi air diatas mercu (H1) akan membesar maka luas

genangan dihulu bendung bertambah

Jika B terlalu besar pasangan untuk tubuh bendung menjadi besar karena

adanya pelebaran sungai dari profil normalnya maka akan terjadi

pengendapan di depan bendung dan berakibat terjadinya aliran melintang

yang tidak dikehendaki

e) Lebar Pintu Pembilas

Lebar pintu pembilas atau penguras disungai berfungsi untuk membilas atau

menguras material atau bahan-bahan endapan sungai mak pintunya harus mudah

diangkat dan ditutup

Waktu pembilasan dilakukan pada saat banjir atau debit sungai besar hal ini

diperkirakan terjadi pada saat muka air sungai (H1) berkisar antara 150 m ndash

350 m diatas mercu bendung

Lebar bangunan pembilas dan pintu pembilas yang meliputi lebar pintu dan

tebal pilar pembaginya ditetapkan harganya terletak antara 110 L ndash 16L

(Lebar bendung) atau lebar pembilas = 060 x lebar total pengambilan

Contoh

Lebar Bendung total = 7140 m

110 Lebar bendung = 7140 m

16 lebar bendung = 1190 m

Direncanakan

Bangunan pembilas

bull Lebar bersih pintu pembilas (Bp) = 170 m

bull Tebal pilar (t) = 100 m

bull Jumlah buah pintu terpakai = 3 Buah

bull Tebal pilar bendung = 150 m

Bp = (3 x 170 m) + (2 x 170) + 150 m

= 860 m helliphelliphellip714 m le Bp le 1190 m

helliphelliphellip714 m le 860 m le 1190 m (OKE)

Atau

Bp = 060 x Lebar total pengambilan

Misal lebar total pengambilan = 750 m dengan

bull Lebar bersih = 150 m (5 Buah Pintu)

bull Tebal pilar = 100 m (4 Buah Pilar)

Bp = 060 x (( 5 x 150 m) + (4 x 100m)

= 690 m

Diambil Bp = 710 m

f) Lebar Efektif Bendung

Tidak seluruh lebar bendung akan bermanfaat untuk melewatkan debit oleh

karena kemungkinan adanya pilar dan pintu-pintu penguras Lebar efektif

bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan debit untuk

menentukan lebar hirdrolis bendung adalah sebagai berikut

Be = B ndash n(Kp+Ka) H1

B = Lebar total bendung

Kp = Koefisien kontraksi pilar (tabel Kp dan Ka)

H1 = Tinggi Energi (m)

n = Jumlah pilar

Contoh

B = 7140 m

Kp = 001 (Tabel 13)

Ka = 010 (tabel 13)

H1 = 340 m

Be = 7140 ndash 2 (2 x 001 + 010) H1

= 7140 m ndash 024 H1

g) Perencanaan Mercu

Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung

pelimpah tipe Ogee dan tipe bulat Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai

baik untuk konstruksi beton maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari

keduanya

Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini

berkemiringan 1 banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertikal mungkin

menguntungkan jika bahan pondasinya dibuat dari batu keras dan tidak diperlukan

kolam olak

Gambar 12 Bentuk-bentuk mercu

h) Penentuan Elevasi Peil Mercu

Cara 1

Elevasi peil mercu bendung ditentukan oleh beberapa factor antara lain

elevasi sawah tertinggi yang akan diairi tingginya air di sawah kehilangan

tekanan pada pemasukan saluran-saluran pada bangunan-bangunan lain yang

terdapat dalam saluran

Contoh

a) Elevasi sawah tertinggi = X m

b) Tingginya air di sawah = 010 m

c) Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 010 m

d) Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 010 m

e) Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer = 020 m

h) Persediaan tekanan karena eksploitasi = 010 m

i) Persediaan untuk lain-lain bangunan = 025 m

Elevasi peil mercu = X + 150 m

Cara 2

Elevasi peil mercu bendung ditentukan dengan muka air rencana pada

bangunan sadap BG1 (Letak Saluran Primer)

1048766 Kehilangan Tinggi Energi

minus Alat ukur

minus Pengambilan Saluran Primer Pada Kantong Lumpur

minus Pengambilan

minus Keamananan Sebesar 005 ndash 010

minus Kemiringan saluran antara Bbi dan pengambilan saluran primer

Contoh

a) Muka air rencana BG1 (hasil perhitungan) = 1587 m

b) Kehilangan energi pada alat ukur = 040 m

c) Kehilangan energi pada pengambilan saluran primer = 010 m

d) Kehilangan tinggi energi pada pengambilan = 018 m

(V = 15 mdtk)

e) Kemiringan = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kemiringan saluran primer ke pengambilan L x I = 020 m

Elevasi Peil Mercu Bendung = 1670 m

i) Pelimpah gigi gergaji

Pada beberapa lokasi rencana pembuatan bendung didapatkan sungai yang

mempunyai karakteristik lebar sungai kecil debit cukup besar dengan fluktuasi

antara debit rendah dan debit tinggi yang tidak terlalu jauh dan tidak membawa

material bawaan yang besar (besarnya sungai di daerah hilir) Untuk karakteristik

sungai yang demikian jika dibangun bendung dengan pelimpah alinyemen lurus

akan memerlukan panjang pelimpah yang besar sehingga perlu area yang besar

dan biaya yang mahal

Dari hasil beberapa penelitian untuk sungai dengan karakteristik di atas

lebih sesuai digunakan pelimpah dengan alinyemen berbentuk gigi gergaji karena

dengan bentuk seperti itu pada bentang sungai yang sama mempunyai panjang

pelimpah yang lebih besar

Parameter yang harus diperhatikan sebelum merencanakan type ini adalah

a) Lokasi tinggi mercu debit banjir rencana dan stabilitas perlu didesain dengan

mengacu pada acuan yang ada pada pelimpah ambang tetap biasa

b) Bendung tipe gigi gergaji kurang sesuai untuk dibangun pada sungai dengan

angkutan material dasar sungai batu gelinding sungai yang membawa

hanyutan batang-batang pohon dalam jumlah yang besar sehingga akan

menimbulkan benturan yang dapat merusak tubuh bendung atau tumpukan

sampah yang dapat mengakibatkan penurunan kapasitas pelimpahan bendung

c) Radius atau jari-jari mercu perlu diambil lebih besar atau sama dengan 010

m

j) Tata letak dan bentuk gigi gergaji

a) Pelimpah dengan bentuk dasar segitiga menghasilkan kapasitas pelimpahan

terbesar tetapi jarak antara dinding-dinding pelimpah bagian ujung udik dan

hilir pada bentuk segitiga sangat dekat Keadaan ini mengakibatkan pelimpah

bentuk segitiga sangat peka terhadap akibat perubahan muka air hilir dan

mudah terjadi kehilangan aerasi akibat tumbukan aliran air menyilang yang

jatuh dari dinding-dinding pelimpah

b) Pada pelimpah dengan bentuk dasar persegi panjang terjadi

pengkonsentrasian aliran menuju pelimpah Keadaan ini menimbulkan

penurunan muka air diatas pelimpah dan mengakibatkan penurunan kapasitas

pelimpah

c) Bentuk dasar trapezium memberikan efektifitas pelimpahan yang terbaik

d) Bentuk mercu pelimpah sangat berpengaruh terhadap kapasitas pelimpahan

bentuk mercu setengah lingkaran mempunyai koefisien pelimpahan (c) yang

lebih besar daripada koefisien pelimpahan mercu dengan bentuk tajam (ct)

Jika kapasitas pelimpahan bendung tipe gergaji dengan besar pelipatan

panjang mercu blg dan nilai koefisien pelimpahan ct adalah sebesar Qt kapasitas

pelimpahan bendung gergaji dengan blg yang sama tetapi dengan koefisien

pelimpahan c adalah Qg = ci c x Qt

k) Perencanaan Pangkal Bendung

Pangkal-pangkal bendung (abutment) menghubungkan bendung dengan

tanggul-tanggul sungai dan tanggul-tanggul banjir Pangkal bendung harus

mengarahkan aliran air dengan tenang di sepanjang permukaannya dan tidak

menimbulkan turbulensi memberikan dimensi-dimensi yang dianjurkan untuk

pangkal bendung dan peralihan (transisi)

Gambar 13 Pangkal bendung

Elevasi pangkal bendung di sisi hulu bendung sebaiknya lebih tinggi

daipada elevasi air yang terbendung selama terjadi debit rencana (Q100TH)

Tinggi jagaan yang harus diberikan adalah 075m sampai 150 m tergantung pada

kurva debit datar 075 m akan cukup sedang untuk kurva debit yang curam akan

diperlukan 150 m untuk memberikan tingkat keamanan yang sama

l) Perencanaan Peredam Energi

Aliran air di atas bendung disungai dapat menunjukan berbagai perilaku di

sebelah hulu bendung akibat kedalaman air yang ada H2 menyajikan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari pola aliran di atas bendung

m) Debit Rencana

Untuk menemukan debit yang akan memberikan keadaan terbaik untuk

peredam energi semua debit harus dicek dengan muka air hilirnya Jika degradasi

mungkin terjadi maka harus dibuat perhitungan dengan muka air hilir terendah

yang mungkin terjadi untuk mencek apakah degradasi mungkin terjadi degradasi

harus dicek jika

a) Bendung dibangun pada sudetan (Kopur)

b) Sungai itu sungai alluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi

c) Terdapat waduk dihulu bangunan utama

Bila degradasi sangat mungkin terjadi tetapi tidak ada data pasti tersedia

maka sembarang degradasi 2 m harus digunakan untuk perencanaan kolam olak

Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk memberikan kemungkinan pelaksanaan

guna memperbaiki degradasi di masa mendatang yang ternyata melebihi perkiraan

semula

n) Kolam Loncat Air

Dari q versus H1 dan tinggi jatuh Kecepatan (V1) awal loncatan dapat

ditrentukan dari

V1 = radic (2g (05H1 + Z))

Dimana

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan gravitasi (mdtk2)

H1 = Tinggi energi diatas ambang

Z = Tinggi jatuh (m)

Dengan q = V1 x Y1 dan rumus untuk kedalaman konjugasi loncat air

adalah

Y2Yu = 050 (radic(1 + 8Fr2 ndash 1))

Dimana

Fr = V1 radic(gYu)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang ujung (m)

Yu = Kedalaman air diawal loncatan air (m)

Fr = Bilangan Froude

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan Gravitasi

Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot Untuk

menjaga agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan di lantai

maka lantai harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya

sama dengan kedalaman konjugasi

Untuk aliran tenggelam yakni jika muka air hilir (H2) lebih besar dari 23

H1 di atas mercu maka tidak diperlukan kolam olak

Y2 ge 23 H1 Tidak perlu kolam olak

o) Panjang Kolam (Lj)

Panjang kolam loncat air dibelakang Hu biasanya kurang dari panjang bebas

loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill) Ambang yang berfungsi

untuk memantapkan ali4ran ini umumnya ditempatkan pada jarak

Lj = 5 (n + Y2)

Dimana

Lj = Panjang kolam (m)

n = Tinggi ambang ujung (m)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang

p) Bentuk-Bentuk Peredam Energi

Sebelum aliran air yang melintas di atas mercu bendung masuk ke sungai

lagi maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super kritis harus

diperlambat dan dirubah menjadi kondisi sub kritis Dengan demikian kandungan

energi dengan daya penggerus yang sangat kuat yang timbul dalam aliran tersebut

harus diredam hingga mencapai tingkat yang normal kembali aliran tersebut tidak

membahayakan kestabilan alur sungai yang berada di bagian hilir bendung Guna

meredam energi yang terdapat didalam aliran tersebut maka diujung hilir

peluncur harus dibuatkan suatu bangunan yatldisebut dengan peredam energi

(Stiling Basin)

Ditinjau dari bentuk dan konstruksinya bangunan peredam energi

dibedakan menjadi beberapa macam antara lain

1 Peredam energi type loncatan

Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang

dangkal dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman

loncatan hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi Pada

dasarnya peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang

mempunyai dasar sangat kokoh

2 Peredam energi type kolam olakan

Pada prinsipnya peredam energi type olakan ini sebagian besar terjadi akibat

proses gesekan diantara molekul-molekul air sehingga menimbulkan olakan-

olakan di dalam kolam

Berdasarkan bilangan Froude peredam energi type kolam olak ini

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

a Kolam Olak Type Vlugter

Kolam olak type ini dikembangkan hanya untuk bangunan-bangunan

yang mempunyai beda tinggi energi tidak terlalu besar Biasanya diterapkan

pada bangunan-bangunan kecil pada saluran irigasi

b Kolam Olak Datar Type I

Kolam olak type ini digunakan hanya untuk mengalirkan debit sungai

yang relatif kecil dengan kapasitas peredam energi juga kecil dan biasanya

dibangun pada sungai yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibuat

perlengkapan-perlengkapan kolam olak

c Kolam Olak Datar Type II

Kolam olak type ini merupakan kolam olak datar yang pada bagian

dasar hulu kolam olak diberi gigi-gigi pemancar dari blok baton yang

berfungsi untuk meningkatkan efektifitas peredaman energi sedangkan

bagian hilirnya diberi ambang bergerigi yang berfungsi untuk menstabilkan

loncatan hidrolis yang terjadi dibagian hilir kolam olak Di dalam

penggunaannya kolam olak type ini cocok untuk aliran yang mempunyai

tekanan hidrostatis tinggi dengan debit persatuan lebar (q) gt 45 m3 serta

mempunyai bilangan froud gt 450

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 7: TK1 Jaringan Irigasi

Kp = Koefisien kontraksi pilar (tabel 11)

Ka = Koefsien pangkal bendung (tabel 11)

H1 = Tinggi energi (m)

Bn = Lebar rata-rata sungai

Hal ndash hal yang perlu diperhatikan dalama penentuan lebar bendung adalah sebagai

berikut

Agar tidak mengganggu aliran sungai setelah ada bendung lebar bendung

adalah sama dengan lebar normal sungai

Apabila B = Bn akan mengakibatkan tingginya air diatas mercu tinggi sekali

ambil B = 65 x Bn

Jika B terlalu kecil tinggi air diatas mercu (H1) akan membesar maka luas

genangan dihulu bendung bertambah

Jika B terlalu besar pasangan pada tubuh bendung menjadi besar karena

adanya pelebaran sungai dari profil normalnya maka akan terjadi

pengendapan didepan bendung dan berakibat terjadinya aliran melintang

yang tidak dikehendaki

Tabel 11 Harga-harga koefisien kontraksi

Bentuk Pilar Kp

Untuk pilar berujung segi empat dengan sudut-sudut yang dibulatkan pada jari-jari yang hampir sama dengan 01 dari tebal pilarUntuk pilar berujung bulatUntuk pilar berujung runcing

002

001000

Bentuk Pangkal Tembok Ka

Untuk pangkal tembok segi empat dengan tembok hulu pada 900ke arah aliran

Untuk pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 900 ke arah aliran dengan 05 H1 gt r gt 015 H1Untuk pangkal tembok bulat di mana r gt 05 H1 dan tembok hulu

tidak lebih dari 450 ke arah aliran

020

010

000

Dalam memperhitungkan lebar efektif lebar pembilas yang sebenarnya

(dengan bagian depan terbuka) sebaiknya diambil 80 dari lebar rencana untuk

mengkompensasi perbedaan koefisiensi debit dibandingkan dengan mercu

bendung itu sendiri

Gambar 11 Lebar rata-rata sungai

Penentuan Suatu Lebar Bendung dilakukan dengan langkah sebagai berikut

1 Pengukuran topografi pada lokasi bendung

2 Plot potongan melintang sungai (100 m)

3 Tentukan kemiringan rata-rata sungai I = Σ(H1 ndash H2)Σ(L1 ndash L2)

4 Tentukan debit banjir (Q1tahun)

5 Tentukan elevasi air disetiap potongan melintang (pakai rumus strickler K =

35)

6 Tentukan lebar permukaan air untuk b0 di setiap potongan

7 Ambil lebar rata-rata sungai sama dengan lebar bendung

P1 = 8100m P2 = 8150m P3 = 6600m P4 = 6900m P5 = 6200m P6 =

6900m dan B = Bn = Brerata = 7142m

Catatan Untuk alur sungai yang lebih rendah ambil lebar rata-rataselama debit

setinggi tanggul

b) Pemilihan Tipe Bendung

Lebar bendung antara tumpu-tumpunya harus sama dengan lebar rata-rata

sungai selama debit setinggi tinggi tanggul atau selama Q1 Lebar bendung

ditentukan 7140 m Kemingan sungai adalah sedemikian rupa sehingga selama

banjir sungai tersebut mengangkut bahan-bahan kasar dan berangkal

Tipe bendung harus berupa tipe pelimpah dari pasangan batu kokoh dengan

bak tenggelam karena selama banjir sungai mengangkut batu-batu bongkah Agar

batu-batu bongkah ini dapat terangkut lewat di atas bendung maka dipakai muka

hulu yang miring Untuk mencegah kerusakan pada pintu bangunan pembilas

diperlukan bangunan pembilas dengan bagian depan tertutup

c) Tinggi Bendung

Yang dimaksud tinggi bendung disini adalah jarak antara lantai muka

bendung sampai puncak bendung (p) Ketentuan tinggi bendung secara tegas

belum ada tetapi berdasarkan segi stabilitas bendung p lt 40 m dengan nilai

minimum p = 050 H1

Contoh

Elevasi peil mercu = 1670 m

Elevasi dasar sungai hilir = 1260 m

Direncanakan elevasi dasar hulu bendung = 1520 m

Misalkan kedalaman air di atas mercu H1 = 340 m

Elevasi muka air banjir = 1670 m + 340 m = 2010 m

Maka tinggi bendung = Elevasi peil mercu ndash Elevasi dasar lantai hulu bendung

= 1670 m ndash 1520 m = 150 mm

Kontrol 05 x 030 le p le 400 (OKE)

d) Perencanaan Lebar Pembilas Dan Lebar Efektif Pada Bendung

Ketentuan-ketentuan yang ada pada penentuan lebar bendung

Agar tidak mengganggu aliran sungai setelah ada bendung lebar bendung

adalah sama dengan lebar normal sungai (B = Bn)

Apabila dengan B = Bn akan mengakibatkan tingginya air diatas mercu tinggi

sekali ambil B = 65 Bn

Jika B Terlalu kecil tinggi air diatas mercu (H1) akan membesar maka luas

genangan dihulu bendung bertambah

Jika B terlalu besar pasangan untuk tubuh bendung menjadi besar karena

adanya pelebaran sungai dari profil normalnya maka akan terjadi

pengendapan di depan bendung dan berakibat terjadinya aliran melintang

yang tidak dikehendaki

e) Lebar Pintu Pembilas

Lebar pintu pembilas atau penguras disungai berfungsi untuk membilas atau

menguras material atau bahan-bahan endapan sungai mak pintunya harus mudah

diangkat dan ditutup

Waktu pembilasan dilakukan pada saat banjir atau debit sungai besar hal ini

diperkirakan terjadi pada saat muka air sungai (H1) berkisar antara 150 m ndash

350 m diatas mercu bendung

Lebar bangunan pembilas dan pintu pembilas yang meliputi lebar pintu dan

tebal pilar pembaginya ditetapkan harganya terletak antara 110 L ndash 16L

(Lebar bendung) atau lebar pembilas = 060 x lebar total pengambilan

Contoh

Lebar Bendung total = 7140 m

110 Lebar bendung = 7140 m

16 lebar bendung = 1190 m

Direncanakan

Bangunan pembilas

bull Lebar bersih pintu pembilas (Bp) = 170 m

bull Tebal pilar (t) = 100 m

bull Jumlah buah pintu terpakai = 3 Buah

bull Tebal pilar bendung = 150 m

Bp = (3 x 170 m) + (2 x 170) + 150 m

= 860 m helliphelliphellip714 m le Bp le 1190 m

helliphelliphellip714 m le 860 m le 1190 m (OKE)

Atau

Bp = 060 x Lebar total pengambilan

Misal lebar total pengambilan = 750 m dengan

bull Lebar bersih = 150 m (5 Buah Pintu)

bull Tebal pilar = 100 m (4 Buah Pilar)

Bp = 060 x (( 5 x 150 m) + (4 x 100m)

= 690 m

Diambil Bp = 710 m

f) Lebar Efektif Bendung

Tidak seluruh lebar bendung akan bermanfaat untuk melewatkan debit oleh

karena kemungkinan adanya pilar dan pintu-pintu penguras Lebar efektif

bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan debit untuk

menentukan lebar hirdrolis bendung adalah sebagai berikut

Be = B ndash n(Kp+Ka) H1

B = Lebar total bendung

Kp = Koefisien kontraksi pilar (tabel Kp dan Ka)

H1 = Tinggi Energi (m)

n = Jumlah pilar

Contoh

B = 7140 m

Kp = 001 (Tabel 13)

Ka = 010 (tabel 13)

H1 = 340 m

Be = 7140 ndash 2 (2 x 001 + 010) H1

= 7140 m ndash 024 H1

g) Perencanaan Mercu

Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung

pelimpah tipe Ogee dan tipe bulat Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai

baik untuk konstruksi beton maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari

keduanya

Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini

berkemiringan 1 banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertikal mungkin

menguntungkan jika bahan pondasinya dibuat dari batu keras dan tidak diperlukan

kolam olak

Gambar 12 Bentuk-bentuk mercu

h) Penentuan Elevasi Peil Mercu

Cara 1

Elevasi peil mercu bendung ditentukan oleh beberapa factor antara lain

elevasi sawah tertinggi yang akan diairi tingginya air di sawah kehilangan

tekanan pada pemasukan saluran-saluran pada bangunan-bangunan lain yang

terdapat dalam saluran

Contoh

a) Elevasi sawah tertinggi = X m

b) Tingginya air di sawah = 010 m

c) Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 010 m

d) Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 010 m

e) Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer = 020 m

h) Persediaan tekanan karena eksploitasi = 010 m

i) Persediaan untuk lain-lain bangunan = 025 m

Elevasi peil mercu = X + 150 m

Cara 2

Elevasi peil mercu bendung ditentukan dengan muka air rencana pada

bangunan sadap BG1 (Letak Saluran Primer)

1048766 Kehilangan Tinggi Energi

minus Alat ukur

minus Pengambilan Saluran Primer Pada Kantong Lumpur

minus Pengambilan

minus Keamananan Sebesar 005 ndash 010

minus Kemiringan saluran antara Bbi dan pengambilan saluran primer

Contoh

a) Muka air rencana BG1 (hasil perhitungan) = 1587 m

b) Kehilangan energi pada alat ukur = 040 m

c) Kehilangan energi pada pengambilan saluran primer = 010 m

d) Kehilangan tinggi energi pada pengambilan = 018 m

(V = 15 mdtk)

e) Kemiringan = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kemiringan saluran primer ke pengambilan L x I = 020 m

Elevasi Peil Mercu Bendung = 1670 m

i) Pelimpah gigi gergaji

Pada beberapa lokasi rencana pembuatan bendung didapatkan sungai yang

mempunyai karakteristik lebar sungai kecil debit cukup besar dengan fluktuasi

antara debit rendah dan debit tinggi yang tidak terlalu jauh dan tidak membawa

material bawaan yang besar (besarnya sungai di daerah hilir) Untuk karakteristik

sungai yang demikian jika dibangun bendung dengan pelimpah alinyemen lurus

akan memerlukan panjang pelimpah yang besar sehingga perlu area yang besar

dan biaya yang mahal

Dari hasil beberapa penelitian untuk sungai dengan karakteristik di atas

lebih sesuai digunakan pelimpah dengan alinyemen berbentuk gigi gergaji karena

dengan bentuk seperti itu pada bentang sungai yang sama mempunyai panjang

pelimpah yang lebih besar

Parameter yang harus diperhatikan sebelum merencanakan type ini adalah

a) Lokasi tinggi mercu debit banjir rencana dan stabilitas perlu didesain dengan

mengacu pada acuan yang ada pada pelimpah ambang tetap biasa

b) Bendung tipe gigi gergaji kurang sesuai untuk dibangun pada sungai dengan

angkutan material dasar sungai batu gelinding sungai yang membawa

hanyutan batang-batang pohon dalam jumlah yang besar sehingga akan

menimbulkan benturan yang dapat merusak tubuh bendung atau tumpukan

sampah yang dapat mengakibatkan penurunan kapasitas pelimpahan bendung

c) Radius atau jari-jari mercu perlu diambil lebih besar atau sama dengan 010

m

j) Tata letak dan bentuk gigi gergaji

a) Pelimpah dengan bentuk dasar segitiga menghasilkan kapasitas pelimpahan

terbesar tetapi jarak antara dinding-dinding pelimpah bagian ujung udik dan

hilir pada bentuk segitiga sangat dekat Keadaan ini mengakibatkan pelimpah

bentuk segitiga sangat peka terhadap akibat perubahan muka air hilir dan

mudah terjadi kehilangan aerasi akibat tumbukan aliran air menyilang yang

jatuh dari dinding-dinding pelimpah

b) Pada pelimpah dengan bentuk dasar persegi panjang terjadi

pengkonsentrasian aliran menuju pelimpah Keadaan ini menimbulkan

penurunan muka air diatas pelimpah dan mengakibatkan penurunan kapasitas

pelimpah

c) Bentuk dasar trapezium memberikan efektifitas pelimpahan yang terbaik

d) Bentuk mercu pelimpah sangat berpengaruh terhadap kapasitas pelimpahan

bentuk mercu setengah lingkaran mempunyai koefisien pelimpahan (c) yang

lebih besar daripada koefisien pelimpahan mercu dengan bentuk tajam (ct)

Jika kapasitas pelimpahan bendung tipe gergaji dengan besar pelipatan

panjang mercu blg dan nilai koefisien pelimpahan ct adalah sebesar Qt kapasitas

pelimpahan bendung gergaji dengan blg yang sama tetapi dengan koefisien

pelimpahan c adalah Qg = ci c x Qt

k) Perencanaan Pangkal Bendung

Pangkal-pangkal bendung (abutment) menghubungkan bendung dengan

tanggul-tanggul sungai dan tanggul-tanggul banjir Pangkal bendung harus

mengarahkan aliran air dengan tenang di sepanjang permukaannya dan tidak

menimbulkan turbulensi memberikan dimensi-dimensi yang dianjurkan untuk

pangkal bendung dan peralihan (transisi)

Gambar 13 Pangkal bendung

Elevasi pangkal bendung di sisi hulu bendung sebaiknya lebih tinggi

daipada elevasi air yang terbendung selama terjadi debit rencana (Q100TH)

Tinggi jagaan yang harus diberikan adalah 075m sampai 150 m tergantung pada

kurva debit datar 075 m akan cukup sedang untuk kurva debit yang curam akan

diperlukan 150 m untuk memberikan tingkat keamanan yang sama

l) Perencanaan Peredam Energi

Aliran air di atas bendung disungai dapat menunjukan berbagai perilaku di

sebelah hulu bendung akibat kedalaman air yang ada H2 menyajikan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari pola aliran di atas bendung

m) Debit Rencana

Untuk menemukan debit yang akan memberikan keadaan terbaik untuk

peredam energi semua debit harus dicek dengan muka air hilirnya Jika degradasi

mungkin terjadi maka harus dibuat perhitungan dengan muka air hilir terendah

yang mungkin terjadi untuk mencek apakah degradasi mungkin terjadi degradasi

harus dicek jika

a) Bendung dibangun pada sudetan (Kopur)

b) Sungai itu sungai alluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi

c) Terdapat waduk dihulu bangunan utama

Bila degradasi sangat mungkin terjadi tetapi tidak ada data pasti tersedia

maka sembarang degradasi 2 m harus digunakan untuk perencanaan kolam olak

Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk memberikan kemungkinan pelaksanaan

guna memperbaiki degradasi di masa mendatang yang ternyata melebihi perkiraan

semula

n) Kolam Loncat Air

Dari q versus H1 dan tinggi jatuh Kecepatan (V1) awal loncatan dapat

ditrentukan dari

V1 = radic (2g (05H1 + Z))

Dimana

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan gravitasi (mdtk2)

H1 = Tinggi energi diatas ambang

Z = Tinggi jatuh (m)

Dengan q = V1 x Y1 dan rumus untuk kedalaman konjugasi loncat air

adalah

Y2Yu = 050 (radic(1 + 8Fr2 ndash 1))

Dimana

Fr = V1 radic(gYu)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang ujung (m)

Yu = Kedalaman air diawal loncatan air (m)

Fr = Bilangan Froude

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan Gravitasi

Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot Untuk

menjaga agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan di lantai

maka lantai harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya

sama dengan kedalaman konjugasi

Untuk aliran tenggelam yakni jika muka air hilir (H2) lebih besar dari 23

H1 di atas mercu maka tidak diperlukan kolam olak

Y2 ge 23 H1 Tidak perlu kolam olak

o) Panjang Kolam (Lj)

Panjang kolam loncat air dibelakang Hu biasanya kurang dari panjang bebas

loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill) Ambang yang berfungsi

untuk memantapkan ali4ran ini umumnya ditempatkan pada jarak

Lj = 5 (n + Y2)

Dimana

Lj = Panjang kolam (m)

n = Tinggi ambang ujung (m)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang

p) Bentuk-Bentuk Peredam Energi

Sebelum aliran air yang melintas di atas mercu bendung masuk ke sungai

lagi maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super kritis harus

diperlambat dan dirubah menjadi kondisi sub kritis Dengan demikian kandungan

energi dengan daya penggerus yang sangat kuat yang timbul dalam aliran tersebut

harus diredam hingga mencapai tingkat yang normal kembali aliran tersebut tidak

membahayakan kestabilan alur sungai yang berada di bagian hilir bendung Guna

meredam energi yang terdapat didalam aliran tersebut maka diujung hilir

peluncur harus dibuatkan suatu bangunan yatldisebut dengan peredam energi

(Stiling Basin)

Ditinjau dari bentuk dan konstruksinya bangunan peredam energi

dibedakan menjadi beberapa macam antara lain

1 Peredam energi type loncatan

Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang

dangkal dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman

loncatan hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi Pada

dasarnya peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang

mempunyai dasar sangat kokoh

2 Peredam energi type kolam olakan

Pada prinsipnya peredam energi type olakan ini sebagian besar terjadi akibat

proses gesekan diantara molekul-molekul air sehingga menimbulkan olakan-

olakan di dalam kolam

Berdasarkan bilangan Froude peredam energi type kolam olak ini

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

a Kolam Olak Type Vlugter

Kolam olak type ini dikembangkan hanya untuk bangunan-bangunan

yang mempunyai beda tinggi energi tidak terlalu besar Biasanya diterapkan

pada bangunan-bangunan kecil pada saluran irigasi

b Kolam Olak Datar Type I

Kolam olak type ini digunakan hanya untuk mengalirkan debit sungai

yang relatif kecil dengan kapasitas peredam energi juga kecil dan biasanya

dibangun pada sungai yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibuat

perlengkapan-perlengkapan kolam olak

c Kolam Olak Datar Type II

Kolam olak type ini merupakan kolam olak datar yang pada bagian

dasar hulu kolam olak diberi gigi-gigi pemancar dari blok baton yang

berfungsi untuk meningkatkan efektifitas peredaman energi sedangkan

bagian hilirnya diberi ambang bergerigi yang berfungsi untuk menstabilkan

loncatan hidrolis yang terjadi dibagian hilir kolam olak Di dalam

penggunaannya kolam olak type ini cocok untuk aliran yang mempunyai

tekanan hidrostatis tinggi dengan debit persatuan lebar (q) gt 45 m3 serta

mempunyai bilangan froud gt 450

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 8: TK1 Jaringan Irigasi

mengkompensasi perbedaan koefisiensi debit dibandingkan dengan mercu

bendung itu sendiri

Gambar 11 Lebar rata-rata sungai

Penentuan Suatu Lebar Bendung dilakukan dengan langkah sebagai berikut

1 Pengukuran topografi pada lokasi bendung

2 Plot potongan melintang sungai (100 m)

3 Tentukan kemiringan rata-rata sungai I = Σ(H1 ndash H2)Σ(L1 ndash L2)

4 Tentukan debit banjir (Q1tahun)

5 Tentukan elevasi air disetiap potongan melintang (pakai rumus strickler K =

35)

6 Tentukan lebar permukaan air untuk b0 di setiap potongan

7 Ambil lebar rata-rata sungai sama dengan lebar bendung

P1 = 8100m P2 = 8150m P3 = 6600m P4 = 6900m P5 = 6200m P6 =

6900m dan B = Bn = Brerata = 7142m

Catatan Untuk alur sungai yang lebih rendah ambil lebar rata-rataselama debit

setinggi tanggul

b) Pemilihan Tipe Bendung

Lebar bendung antara tumpu-tumpunya harus sama dengan lebar rata-rata

sungai selama debit setinggi tinggi tanggul atau selama Q1 Lebar bendung

ditentukan 7140 m Kemingan sungai adalah sedemikian rupa sehingga selama

banjir sungai tersebut mengangkut bahan-bahan kasar dan berangkal

Tipe bendung harus berupa tipe pelimpah dari pasangan batu kokoh dengan

bak tenggelam karena selama banjir sungai mengangkut batu-batu bongkah Agar

batu-batu bongkah ini dapat terangkut lewat di atas bendung maka dipakai muka

hulu yang miring Untuk mencegah kerusakan pada pintu bangunan pembilas

diperlukan bangunan pembilas dengan bagian depan tertutup

c) Tinggi Bendung

Yang dimaksud tinggi bendung disini adalah jarak antara lantai muka

bendung sampai puncak bendung (p) Ketentuan tinggi bendung secara tegas

belum ada tetapi berdasarkan segi stabilitas bendung p lt 40 m dengan nilai

minimum p = 050 H1

Contoh

Elevasi peil mercu = 1670 m

Elevasi dasar sungai hilir = 1260 m

Direncanakan elevasi dasar hulu bendung = 1520 m

Misalkan kedalaman air di atas mercu H1 = 340 m

Elevasi muka air banjir = 1670 m + 340 m = 2010 m

Maka tinggi bendung = Elevasi peil mercu ndash Elevasi dasar lantai hulu bendung

= 1670 m ndash 1520 m = 150 mm

Kontrol 05 x 030 le p le 400 (OKE)

d) Perencanaan Lebar Pembilas Dan Lebar Efektif Pada Bendung

Ketentuan-ketentuan yang ada pada penentuan lebar bendung

Agar tidak mengganggu aliran sungai setelah ada bendung lebar bendung

adalah sama dengan lebar normal sungai (B = Bn)

Apabila dengan B = Bn akan mengakibatkan tingginya air diatas mercu tinggi

sekali ambil B = 65 Bn

Jika B Terlalu kecil tinggi air diatas mercu (H1) akan membesar maka luas

genangan dihulu bendung bertambah

Jika B terlalu besar pasangan untuk tubuh bendung menjadi besar karena

adanya pelebaran sungai dari profil normalnya maka akan terjadi

pengendapan di depan bendung dan berakibat terjadinya aliran melintang

yang tidak dikehendaki

e) Lebar Pintu Pembilas

Lebar pintu pembilas atau penguras disungai berfungsi untuk membilas atau

menguras material atau bahan-bahan endapan sungai mak pintunya harus mudah

diangkat dan ditutup

Waktu pembilasan dilakukan pada saat banjir atau debit sungai besar hal ini

diperkirakan terjadi pada saat muka air sungai (H1) berkisar antara 150 m ndash

350 m diatas mercu bendung

Lebar bangunan pembilas dan pintu pembilas yang meliputi lebar pintu dan

tebal pilar pembaginya ditetapkan harganya terletak antara 110 L ndash 16L

(Lebar bendung) atau lebar pembilas = 060 x lebar total pengambilan

Contoh

Lebar Bendung total = 7140 m

110 Lebar bendung = 7140 m

16 lebar bendung = 1190 m

Direncanakan

Bangunan pembilas

bull Lebar bersih pintu pembilas (Bp) = 170 m

bull Tebal pilar (t) = 100 m

bull Jumlah buah pintu terpakai = 3 Buah

bull Tebal pilar bendung = 150 m

Bp = (3 x 170 m) + (2 x 170) + 150 m

= 860 m helliphelliphellip714 m le Bp le 1190 m

helliphelliphellip714 m le 860 m le 1190 m (OKE)

Atau

Bp = 060 x Lebar total pengambilan

Misal lebar total pengambilan = 750 m dengan

bull Lebar bersih = 150 m (5 Buah Pintu)

bull Tebal pilar = 100 m (4 Buah Pilar)

Bp = 060 x (( 5 x 150 m) + (4 x 100m)

= 690 m

Diambil Bp = 710 m

f) Lebar Efektif Bendung

Tidak seluruh lebar bendung akan bermanfaat untuk melewatkan debit oleh

karena kemungkinan adanya pilar dan pintu-pintu penguras Lebar efektif

bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan debit untuk

menentukan lebar hirdrolis bendung adalah sebagai berikut

Be = B ndash n(Kp+Ka) H1

B = Lebar total bendung

Kp = Koefisien kontraksi pilar (tabel Kp dan Ka)

H1 = Tinggi Energi (m)

n = Jumlah pilar

Contoh

B = 7140 m

Kp = 001 (Tabel 13)

Ka = 010 (tabel 13)

H1 = 340 m

Be = 7140 ndash 2 (2 x 001 + 010) H1

= 7140 m ndash 024 H1

g) Perencanaan Mercu

Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung

pelimpah tipe Ogee dan tipe bulat Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai

baik untuk konstruksi beton maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari

keduanya

Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini

berkemiringan 1 banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertikal mungkin

menguntungkan jika bahan pondasinya dibuat dari batu keras dan tidak diperlukan

kolam olak

Gambar 12 Bentuk-bentuk mercu

h) Penentuan Elevasi Peil Mercu

Cara 1

Elevasi peil mercu bendung ditentukan oleh beberapa factor antara lain

elevasi sawah tertinggi yang akan diairi tingginya air di sawah kehilangan

tekanan pada pemasukan saluran-saluran pada bangunan-bangunan lain yang

terdapat dalam saluran

Contoh

a) Elevasi sawah tertinggi = X m

b) Tingginya air di sawah = 010 m

c) Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 010 m

d) Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 010 m

e) Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer = 020 m

h) Persediaan tekanan karena eksploitasi = 010 m

i) Persediaan untuk lain-lain bangunan = 025 m

Elevasi peil mercu = X + 150 m

Cara 2

Elevasi peil mercu bendung ditentukan dengan muka air rencana pada

bangunan sadap BG1 (Letak Saluran Primer)

1048766 Kehilangan Tinggi Energi

minus Alat ukur

minus Pengambilan Saluran Primer Pada Kantong Lumpur

minus Pengambilan

minus Keamananan Sebesar 005 ndash 010

minus Kemiringan saluran antara Bbi dan pengambilan saluran primer

Contoh

a) Muka air rencana BG1 (hasil perhitungan) = 1587 m

b) Kehilangan energi pada alat ukur = 040 m

c) Kehilangan energi pada pengambilan saluran primer = 010 m

d) Kehilangan tinggi energi pada pengambilan = 018 m

(V = 15 mdtk)

e) Kemiringan = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kemiringan saluran primer ke pengambilan L x I = 020 m

Elevasi Peil Mercu Bendung = 1670 m

i) Pelimpah gigi gergaji

Pada beberapa lokasi rencana pembuatan bendung didapatkan sungai yang

mempunyai karakteristik lebar sungai kecil debit cukup besar dengan fluktuasi

antara debit rendah dan debit tinggi yang tidak terlalu jauh dan tidak membawa

material bawaan yang besar (besarnya sungai di daerah hilir) Untuk karakteristik

sungai yang demikian jika dibangun bendung dengan pelimpah alinyemen lurus

akan memerlukan panjang pelimpah yang besar sehingga perlu area yang besar

dan biaya yang mahal

Dari hasil beberapa penelitian untuk sungai dengan karakteristik di atas

lebih sesuai digunakan pelimpah dengan alinyemen berbentuk gigi gergaji karena

dengan bentuk seperti itu pada bentang sungai yang sama mempunyai panjang

pelimpah yang lebih besar

Parameter yang harus diperhatikan sebelum merencanakan type ini adalah

a) Lokasi tinggi mercu debit banjir rencana dan stabilitas perlu didesain dengan

mengacu pada acuan yang ada pada pelimpah ambang tetap biasa

b) Bendung tipe gigi gergaji kurang sesuai untuk dibangun pada sungai dengan

angkutan material dasar sungai batu gelinding sungai yang membawa

hanyutan batang-batang pohon dalam jumlah yang besar sehingga akan

menimbulkan benturan yang dapat merusak tubuh bendung atau tumpukan

sampah yang dapat mengakibatkan penurunan kapasitas pelimpahan bendung

c) Radius atau jari-jari mercu perlu diambil lebih besar atau sama dengan 010

m

j) Tata letak dan bentuk gigi gergaji

a) Pelimpah dengan bentuk dasar segitiga menghasilkan kapasitas pelimpahan

terbesar tetapi jarak antara dinding-dinding pelimpah bagian ujung udik dan

hilir pada bentuk segitiga sangat dekat Keadaan ini mengakibatkan pelimpah

bentuk segitiga sangat peka terhadap akibat perubahan muka air hilir dan

mudah terjadi kehilangan aerasi akibat tumbukan aliran air menyilang yang

jatuh dari dinding-dinding pelimpah

b) Pada pelimpah dengan bentuk dasar persegi panjang terjadi

pengkonsentrasian aliran menuju pelimpah Keadaan ini menimbulkan

penurunan muka air diatas pelimpah dan mengakibatkan penurunan kapasitas

pelimpah

c) Bentuk dasar trapezium memberikan efektifitas pelimpahan yang terbaik

d) Bentuk mercu pelimpah sangat berpengaruh terhadap kapasitas pelimpahan

bentuk mercu setengah lingkaran mempunyai koefisien pelimpahan (c) yang

lebih besar daripada koefisien pelimpahan mercu dengan bentuk tajam (ct)

Jika kapasitas pelimpahan bendung tipe gergaji dengan besar pelipatan

panjang mercu blg dan nilai koefisien pelimpahan ct adalah sebesar Qt kapasitas

pelimpahan bendung gergaji dengan blg yang sama tetapi dengan koefisien

pelimpahan c adalah Qg = ci c x Qt

k) Perencanaan Pangkal Bendung

Pangkal-pangkal bendung (abutment) menghubungkan bendung dengan

tanggul-tanggul sungai dan tanggul-tanggul banjir Pangkal bendung harus

mengarahkan aliran air dengan tenang di sepanjang permukaannya dan tidak

menimbulkan turbulensi memberikan dimensi-dimensi yang dianjurkan untuk

pangkal bendung dan peralihan (transisi)

Gambar 13 Pangkal bendung

Elevasi pangkal bendung di sisi hulu bendung sebaiknya lebih tinggi

daipada elevasi air yang terbendung selama terjadi debit rencana (Q100TH)

Tinggi jagaan yang harus diberikan adalah 075m sampai 150 m tergantung pada

kurva debit datar 075 m akan cukup sedang untuk kurva debit yang curam akan

diperlukan 150 m untuk memberikan tingkat keamanan yang sama

l) Perencanaan Peredam Energi

Aliran air di atas bendung disungai dapat menunjukan berbagai perilaku di

sebelah hulu bendung akibat kedalaman air yang ada H2 menyajikan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari pola aliran di atas bendung

m) Debit Rencana

Untuk menemukan debit yang akan memberikan keadaan terbaik untuk

peredam energi semua debit harus dicek dengan muka air hilirnya Jika degradasi

mungkin terjadi maka harus dibuat perhitungan dengan muka air hilir terendah

yang mungkin terjadi untuk mencek apakah degradasi mungkin terjadi degradasi

harus dicek jika

a) Bendung dibangun pada sudetan (Kopur)

b) Sungai itu sungai alluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi

c) Terdapat waduk dihulu bangunan utama

Bila degradasi sangat mungkin terjadi tetapi tidak ada data pasti tersedia

maka sembarang degradasi 2 m harus digunakan untuk perencanaan kolam olak

Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk memberikan kemungkinan pelaksanaan

guna memperbaiki degradasi di masa mendatang yang ternyata melebihi perkiraan

semula

n) Kolam Loncat Air

Dari q versus H1 dan tinggi jatuh Kecepatan (V1) awal loncatan dapat

ditrentukan dari

V1 = radic (2g (05H1 + Z))

Dimana

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan gravitasi (mdtk2)

H1 = Tinggi energi diatas ambang

Z = Tinggi jatuh (m)

Dengan q = V1 x Y1 dan rumus untuk kedalaman konjugasi loncat air

adalah

Y2Yu = 050 (radic(1 + 8Fr2 ndash 1))

Dimana

Fr = V1 radic(gYu)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang ujung (m)

Yu = Kedalaman air diawal loncatan air (m)

Fr = Bilangan Froude

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan Gravitasi

Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot Untuk

menjaga agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan di lantai

maka lantai harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya

sama dengan kedalaman konjugasi

Untuk aliran tenggelam yakni jika muka air hilir (H2) lebih besar dari 23

H1 di atas mercu maka tidak diperlukan kolam olak

Y2 ge 23 H1 Tidak perlu kolam olak

o) Panjang Kolam (Lj)

Panjang kolam loncat air dibelakang Hu biasanya kurang dari panjang bebas

loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill) Ambang yang berfungsi

untuk memantapkan ali4ran ini umumnya ditempatkan pada jarak

Lj = 5 (n + Y2)

Dimana

Lj = Panjang kolam (m)

n = Tinggi ambang ujung (m)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang

p) Bentuk-Bentuk Peredam Energi

Sebelum aliran air yang melintas di atas mercu bendung masuk ke sungai

lagi maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super kritis harus

diperlambat dan dirubah menjadi kondisi sub kritis Dengan demikian kandungan

energi dengan daya penggerus yang sangat kuat yang timbul dalam aliran tersebut

harus diredam hingga mencapai tingkat yang normal kembali aliran tersebut tidak

membahayakan kestabilan alur sungai yang berada di bagian hilir bendung Guna

meredam energi yang terdapat didalam aliran tersebut maka diujung hilir

peluncur harus dibuatkan suatu bangunan yatldisebut dengan peredam energi

(Stiling Basin)

Ditinjau dari bentuk dan konstruksinya bangunan peredam energi

dibedakan menjadi beberapa macam antara lain

1 Peredam energi type loncatan

Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang

dangkal dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman

loncatan hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi Pada

dasarnya peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang

mempunyai dasar sangat kokoh

2 Peredam energi type kolam olakan

Pada prinsipnya peredam energi type olakan ini sebagian besar terjadi akibat

proses gesekan diantara molekul-molekul air sehingga menimbulkan olakan-

olakan di dalam kolam

Berdasarkan bilangan Froude peredam energi type kolam olak ini

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

a Kolam Olak Type Vlugter

Kolam olak type ini dikembangkan hanya untuk bangunan-bangunan

yang mempunyai beda tinggi energi tidak terlalu besar Biasanya diterapkan

pada bangunan-bangunan kecil pada saluran irigasi

b Kolam Olak Datar Type I

Kolam olak type ini digunakan hanya untuk mengalirkan debit sungai

yang relatif kecil dengan kapasitas peredam energi juga kecil dan biasanya

dibangun pada sungai yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibuat

perlengkapan-perlengkapan kolam olak

c Kolam Olak Datar Type II

Kolam olak type ini merupakan kolam olak datar yang pada bagian

dasar hulu kolam olak diberi gigi-gigi pemancar dari blok baton yang

berfungsi untuk meningkatkan efektifitas peredaman energi sedangkan

bagian hilirnya diberi ambang bergerigi yang berfungsi untuk menstabilkan

loncatan hidrolis yang terjadi dibagian hilir kolam olak Di dalam

penggunaannya kolam olak type ini cocok untuk aliran yang mempunyai

tekanan hidrostatis tinggi dengan debit persatuan lebar (q) gt 45 m3 serta

mempunyai bilangan froud gt 450

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 9: TK1 Jaringan Irigasi

Tipe bendung harus berupa tipe pelimpah dari pasangan batu kokoh dengan

bak tenggelam karena selama banjir sungai mengangkut batu-batu bongkah Agar

batu-batu bongkah ini dapat terangkut lewat di atas bendung maka dipakai muka

hulu yang miring Untuk mencegah kerusakan pada pintu bangunan pembilas

diperlukan bangunan pembilas dengan bagian depan tertutup

c) Tinggi Bendung

Yang dimaksud tinggi bendung disini adalah jarak antara lantai muka

bendung sampai puncak bendung (p) Ketentuan tinggi bendung secara tegas

belum ada tetapi berdasarkan segi stabilitas bendung p lt 40 m dengan nilai

minimum p = 050 H1

Contoh

Elevasi peil mercu = 1670 m

Elevasi dasar sungai hilir = 1260 m

Direncanakan elevasi dasar hulu bendung = 1520 m

Misalkan kedalaman air di atas mercu H1 = 340 m

Elevasi muka air banjir = 1670 m + 340 m = 2010 m

Maka tinggi bendung = Elevasi peil mercu ndash Elevasi dasar lantai hulu bendung

= 1670 m ndash 1520 m = 150 mm

Kontrol 05 x 030 le p le 400 (OKE)

d) Perencanaan Lebar Pembilas Dan Lebar Efektif Pada Bendung

Ketentuan-ketentuan yang ada pada penentuan lebar bendung

Agar tidak mengganggu aliran sungai setelah ada bendung lebar bendung

adalah sama dengan lebar normal sungai (B = Bn)

Apabila dengan B = Bn akan mengakibatkan tingginya air diatas mercu tinggi

sekali ambil B = 65 Bn

Jika B Terlalu kecil tinggi air diatas mercu (H1) akan membesar maka luas

genangan dihulu bendung bertambah

Jika B terlalu besar pasangan untuk tubuh bendung menjadi besar karena

adanya pelebaran sungai dari profil normalnya maka akan terjadi

pengendapan di depan bendung dan berakibat terjadinya aliran melintang

yang tidak dikehendaki

e) Lebar Pintu Pembilas

Lebar pintu pembilas atau penguras disungai berfungsi untuk membilas atau

menguras material atau bahan-bahan endapan sungai mak pintunya harus mudah

diangkat dan ditutup

Waktu pembilasan dilakukan pada saat banjir atau debit sungai besar hal ini

diperkirakan terjadi pada saat muka air sungai (H1) berkisar antara 150 m ndash

350 m diatas mercu bendung

Lebar bangunan pembilas dan pintu pembilas yang meliputi lebar pintu dan

tebal pilar pembaginya ditetapkan harganya terletak antara 110 L ndash 16L

(Lebar bendung) atau lebar pembilas = 060 x lebar total pengambilan

Contoh

Lebar Bendung total = 7140 m

110 Lebar bendung = 7140 m

16 lebar bendung = 1190 m

Direncanakan

Bangunan pembilas

bull Lebar bersih pintu pembilas (Bp) = 170 m

bull Tebal pilar (t) = 100 m

bull Jumlah buah pintu terpakai = 3 Buah

bull Tebal pilar bendung = 150 m

Bp = (3 x 170 m) + (2 x 170) + 150 m

= 860 m helliphelliphellip714 m le Bp le 1190 m

helliphelliphellip714 m le 860 m le 1190 m (OKE)

Atau

Bp = 060 x Lebar total pengambilan

Misal lebar total pengambilan = 750 m dengan

bull Lebar bersih = 150 m (5 Buah Pintu)

bull Tebal pilar = 100 m (4 Buah Pilar)

Bp = 060 x (( 5 x 150 m) + (4 x 100m)

= 690 m

Diambil Bp = 710 m

f) Lebar Efektif Bendung

Tidak seluruh lebar bendung akan bermanfaat untuk melewatkan debit oleh

karena kemungkinan adanya pilar dan pintu-pintu penguras Lebar efektif

bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan debit untuk

menentukan lebar hirdrolis bendung adalah sebagai berikut

Be = B ndash n(Kp+Ka) H1

B = Lebar total bendung

Kp = Koefisien kontraksi pilar (tabel Kp dan Ka)

H1 = Tinggi Energi (m)

n = Jumlah pilar

Contoh

B = 7140 m

Kp = 001 (Tabel 13)

Ka = 010 (tabel 13)

H1 = 340 m

Be = 7140 ndash 2 (2 x 001 + 010) H1

= 7140 m ndash 024 H1

g) Perencanaan Mercu

Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung

pelimpah tipe Ogee dan tipe bulat Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai

baik untuk konstruksi beton maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari

keduanya

Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini

berkemiringan 1 banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertikal mungkin

menguntungkan jika bahan pondasinya dibuat dari batu keras dan tidak diperlukan

kolam olak

Gambar 12 Bentuk-bentuk mercu

h) Penentuan Elevasi Peil Mercu

Cara 1

Elevasi peil mercu bendung ditentukan oleh beberapa factor antara lain

elevasi sawah tertinggi yang akan diairi tingginya air di sawah kehilangan

tekanan pada pemasukan saluran-saluran pada bangunan-bangunan lain yang

terdapat dalam saluran

Contoh

a) Elevasi sawah tertinggi = X m

b) Tingginya air di sawah = 010 m

c) Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 010 m

d) Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 010 m

e) Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer = 020 m

h) Persediaan tekanan karena eksploitasi = 010 m

i) Persediaan untuk lain-lain bangunan = 025 m

Elevasi peil mercu = X + 150 m

Cara 2

Elevasi peil mercu bendung ditentukan dengan muka air rencana pada

bangunan sadap BG1 (Letak Saluran Primer)

1048766 Kehilangan Tinggi Energi

minus Alat ukur

minus Pengambilan Saluran Primer Pada Kantong Lumpur

minus Pengambilan

minus Keamananan Sebesar 005 ndash 010

minus Kemiringan saluran antara Bbi dan pengambilan saluran primer

Contoh

a) Muka air rencana BG1 (hasil perhitungan) = 1587 m

b) Kehilangan energi pada alat ukur = 040 m

c) Kehilangan energi pada pengambilan saluran primer = 010 m

d) Kehilangan tinggi energi pada pengambilan = 018 m

(V = 15 mdtk)

e) Kemiringan = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kemiringan saluran primer ke pengambilan L x I = 020 m

Elevasi Peil Mercu Bendung = 1670 m

i) Pelimpah gigi gergaji

Pada beberapa lokasi rencana pembuatan bendung didapatkan sungai yang

mempunyai karakteristik lebar sungai kecil debit cukup besar dengan fluktuasi

antara debit rendah dan debit tinggi yang tidak terlalu jauh dan tidak membawa

material bawaan yang besar (besarnya sungai di daerah hilir) Untuk karakteristik

sungai yang demikian jika dibangun bendung dengan pelimpah alinyemen lurus

akan memerlukan panjang pelimpah yang besar sehingga perlu area yang besar

dan biaya yang mahal

Dari hasil beberapa penelitian untuk sungai dengan karakteristik di atas

lebih sesuai digunakan pelimpah dengan alinyemen berbentuk gigi gergaji karena

dengan bentuk seperti itu pada bentang sungai yang sama mempunyai panjang

pelimpah yang lebih besar

Parameter yang harus diperhatikan sebelum merencanakan type ini adalah

a) Lokasi tinggi mercu debit banjir rencana dan stabilitas perlu didesain dengan

mengacu pada acuan yang ada pada pelimpah ambang tetap biasa

b) Bendung tipe gigi gergaji kurang sesuai untuk dibangun pada sungai dengan

angkutan material dasar sungai batu gelinding sungai yang membawa

hanyutan batang-batang pohon dalam jumlah yang besar sehingga akan

menimbulkan benturan yang dapat merusak tubuh bendung atau tumpukan

sampah yang dapat mengakibatkan penurunan kapasitas pelimpahan bendung

c) Radius atau jari-jari mercu perlu diambil lebih besar atau sama dengan 010

m

j) Tata letak dan bentuk gigi gergaji

a) Pelimpah dengan bentuk dasar segitiga menghasilkan kapasitas pelimpahan

terbesar tetapi jarak antara dinding-dinding pelimpah bagian ujung udik dan

hilir pada bentuk segitiga sangat dekat Keadaan ini mengakibatkan pelimpah

bentuk segitiga sangat peka terhadap akibat perubahan muka air hilir dan

mudah terjadi kehilangan aerasi akibat tumbukan aliran air menyilang yang

jatuh dari dinding-dinding pelimpah

b) Pada pelimpah dengan bentuk dasar persegi panjang terjadi

pengkonsentrasian aliran menuju pelimpah Keadaan ini menimbulkan

penurunan muka air diatas pelimpah dan mengakibatkan penurunan kapasitas

pelimpah

c) Bentuk dasar trapezium memberikan efektifitas pelimpahan yang terbaik

d) Bentuk mercu pelimpah sangat berpengaruh terhadap kapasitas pelimpahan

bentuk mercu setengah lingkaran mempunyai koefisien pelimpahan (c) yang

lebih besar daripada koefisien pelimpahan mercu dengan bentuk tajam (ct)

Jika kapasitas pelimpahan bendung tipe gergaji dengan besar pelipatan

panjang mercu blg dan nilai koefisien pelimpahan ct adalah sebesar Qt kapasitas

pelimpahan bendung gergaji dengan blg yang sama tetapi dengan koefisien

pelimpahan c adalah Qg = ci c x Qt

k) Perencanaan Pangkal Bendung

Pangkal-pangkal bendung (abutment) menghubungkan bendung dengan

tanggul-tanggul sungai dan tanggul-tanggul banjir Pangkal bendung harus

mengarahkan aliran air dengan tenang di sepanjang permukaannya dan tidak

menimbulkan turbulensi memberikan dimensi-dimensi yang dianjurkan untuk

pangkal bendung dan peralihan (transisi)

Gambar 13 Pangkal bendung

Elevasi pangkal bendung di sisi hulu bendung sebaiknya lebih tinggi

daipada elevasi air yang terbendung selama terjadi debit rencana (Q100TH)

Tinggi jagaan yang harus diberikan adalah 075m sampai 150 m tergantung pada

kurva debit datar 075 m akan cukup sedang untuk kurva debit yang curam akan

diperlukan 150 m untuk memberikan tingkat keamanan yang sama

l) Perencanaan Peredam Energi

Aliran air di atas bendung disungai dapat menunjukan berbagai perilaku di

sebelah hulu bendung akibat kedalaman air yang ada H2 menyajikan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari pola aliran di atas bendung

m) Debit Rencana

Untuk menemukan debit yang akan memberikan keadaan terbaik untuk

peredam energi semua debit harus dicek dengan muka air hilirnya Jika degradasi

mungkin terjadi maka harus dibuat perhitungan dengan muka air hilir terendah

yang mungkin terjadi untuk mencek apakah degradasi mungkin terjadi degradasi

harus dicek jika

a) Bendung dibangun pada sudetan (Kopur)

b) Sungai itu sungai alluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi

c) Terdapat waduk dihulu bangunan utama

Bila degradasi sangat mungkin terjadi tetapi tidak ada data pasti tersedia

maka sembarang degradasi 2 m harus digunakan untuk perencanaan kolam olak

Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk memberikan kemungkinan pelaksanaan

guna memperbaiki degradasi di masa mendatang yang ternyata melebihi perkiraan

semula

n) Kolam Loncat Air

Dari q versus H1 dan tinggi jatuh Kecepatan (V1) awal loncatan dapat

ditrentukan dari

V1 = radic (2g (05H1 + Z))

Dimana

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan gravitasi (mdtk2)

H1 = Tinggi energi diatas ambang

Z = Tinggi jatuh (m)

Dengan q = V1 x Y1 dan rumus untuk kedalaman konjugasi loncat air

adalah

Y2Yu = 050 (radic(1 + 8Fr2 ndash 1))

Dimana

Fr = V1 radic(gYu)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang ujung (m)

Yu = Kedalaman air diawal loncatan air (m)

Fr = Bilangan Froude

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan Gravitasi

Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot Untuk

menjaga agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan di lantai

maka lantai harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya

sama dengan kedalaman konjugasi

Untuk aliran tenggelam yakni jika muka air hilir (H2) lebih besar dari 23

H1 di atas mercu maka tidak diperlukan kolam olak

Y2 ge 23 H1 Tidak perlu kolam olak

o) Panjang Kolam (Lj)

Panjang kolam loncat air dibelakang Hu biasanya kurang dari panjang bebas

loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill) Ambang yang berfungsi

untuk memantapkan ali4ran ini umumnya ditempatkan pada jarak

Lj = 5 (n + Y2)

Dimana

Lj = Panjang kolam (m)

n = Tinggi ambang ujung (m)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang

p) Bentuk-Bentuk Peredam Energi

Sebelum aliran air yang melintas di atas mercu bendung masuk ke sungai

lagi maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super kritis harus

diperlambat dan dirubah menjadi kondisi sub kritis Dengan demikian kandungan

energi dengan daya penggerus yang sangat kuat yang timbul dalam aliran tersebut

harus diredam hingga mencapai tingkat yang normal kembali aliran tersebut tidak

membahayakan kestabilan alur sungai yang berada di bagian hilir bendung Guna

meredam energi yang terdapat didalam aliran tersebut maka diujung hilir

peluncur harus dibuatkan suatu bangunan yatldisebut dengan peredam energi

(Stiling Basin)

Ditinjau dari bentuk dan konstruksinya bangunan peredam energi

dibedakan menjadi beberapa macam antara lain

1 Peredam energi type loncatan

Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang

dangkal dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman

loncatan hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi Pada

dasarnya peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang

mempunyai dasar sangat kokoh

2 Peredam energi type kolam olakan

Pada prinsipnya peredam energi type olakan ini sebagian besar terjadi akibat

proses gesekan diantara molekul-molekul air sehingga menimbulkan olakan-

olakan di dalam kolam

Berdasarkan bilangan Froude peredam energi type kolam olak ini

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

a Kolam Olak Type Vlugter

Kolam olak type ini dikembangkan hanya untuk bangunan-bangunan

yang mempunyai beda tinggi energi tidak terlalu besar Biasanya diterapkan

pada bangunan-bangunan kecil pada saluran irigasi

b Kolam Olak Datar Type I

Kolam olak type ini digunakan hanya untuk mengalirkan debit sungai

yang relatif kecil dengan kapasitas peredam energi juga kecil dan biasanya

dibangun pada sungai yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibuat

perlengkapan-perlengkapan kolam olak

c Kolam Olak Datar Type II

Kolam olak type ini merupakan kolam olak datar yang pada bagian

dasar hulu kolam olak diberi gigi-gigi pemancar dari blok baton yang

berfungsi untuk meningkatkan efektifitas peredaman energi sedangkan

bagian hilirnya diberi ambang bergerigi yang berfungsi untuk menstabilkan

loncatan hidrolis yang terjadi dibagian hilir kolam olak Di dalam

penggunaannya kolam olak type ini cocok untuk aliran yang mempunyai

tekanan hidrostatis tinggi dengan debit persatuan lebar (q) gt 45 m3 serta

mempunyai bilangan froud gt 450

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 10: TK1 Jaringan Irigasi

e) Lebar Pintu Pembilas

Lebar pintu pembilas atau penguras disungai berfungsi untuk membilas atau

menguras material atau bahan-bahan endapan sungai mak pintunya harus mudah

diangkat dan ditutup

Waktu pembilasan dilakukan pada saat banjir atau debit sungai besar hal ini

diperkirakan terjadi pada saat muka air sungai (H1) berkisar antara 150 m ndash

350 m diatas mercu bendung

Lebar bangunan pembilas dan pintu pembilas yang meliputi lebar pintu dan

tebal pilar pembaginya ditetapkan harganya terletak antara 110 L ndash 16L

(Lebar bendung) atau lebar pembilas = 060 x lebar total pengambilan

Contoh

Lebar Bendung total = 7140 m

110 Lebar bendung = 7140 m

16 lebar bendung = 1190 m

Direncanakan

Bangunan pembilas

bull Lebar bersih pintu pembilas (Bp) = 170 m

bull Tebal pilar (t) = 100 m

bull Jumlah buah pintu terpakai = 3 Buah

bull Tebal pilar bendung = 150 m

Bp = (3 x 170 m) + (2 x 170) + 150 m

= 860 m helliphelliphellip714 m le Bp le 1190 m

helliphelliphellip714 m le 860 m le 1190 m (OKE)

Atau

Bp = 060 x Lebar total pengambilan

Misal lebar total pengambilan = 750 m dengan

bull Lebar bersih = 150 m (5 Buah Pintu)

bull Tebal pilar = 100 m (4 Buah Pilar)

Bp = 060 x (( 5 x 150 m) + (4 x 100m)

= 690 m

Diambil Bp = 710 m

f) Lebar Efektif Bendung

Tidak seluruh lebar bendung akan bermanfaat untuk melewatkan debit oleh

karena kemungkinan adanya pilar dan pintu-pintu penguras Lebar efektif

bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan debit untuk

menentukan lebar hirdrolis bendung adalah sebagai berikut

Be = B ndash n(Kp+Ka) H1

B = Lebar total bendung

Kp = Koefisien kontraksi pilar (tabel Kp dan Ka)

H1 = Tinggi Energi (m)

n = Jumlah pilar

Contoh

B = 7140 m

Kp = 001 (Tabel 13)

Ka = 010 (tabel 13)

H1 = 340 m

Be = 7140 ndash 2 (2 x 001 + 010) H1

= 7140 m ndash 024 H1

g) Perencanaan Mercu

Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung

pelimpah tipe Ogee dan tipe bulat Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai

baik untuk konstruksi beton maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari

keduanya

Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini

berkemiringan 1 banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertikal mungkin

menguntungkan jika bahan pondasinya dibuat dari batu keras dan tidak diperlukan

kolam olak

Gambar 12 Bentuk-bentuk mercu

h) Penentuan Elevasi Peil Mercu

Cara 1

Elevasi peil mercu bendung ditentukan oleh beberapa factor antara lain

elevasi sawah tertinggi yang akan diairi tingginya air di sawah kehilangan

tekanan pada pemasukan saluran-saluran pada bangunan-bangunan lain yang

terdapat dalam saluran

Contoh

a) Elevasi sawah tertinggi = X m

b) Tingginya air di sawah = 010 m

c) Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 010 m

d) Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 010 m

e) Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer = 020 m

h) Persediaan tekanan karena eksploitasi = 010 m

i) Persediaan untuk lain-lain bangunan = 025 m

Elevasi peil mercu = X + 150 m

Cara 2

Elevasi peil mercu bendung ditentukan dengan muka air rencana pada

bangunan sadap BG1 (Letak Saluran Primer)

1048766 Kehilangan Tinggi Energi

minus Alat ukur

minus Pengambilan Saluran Primer Pada Kantong Lumpur

minus Pengambilan

minus Keamananan Sebesar 005 ndash 010

minus Kemiringan saluran antara Bbi dan pengambilan saluran primer

Contoh

a) Muka air rencana BG1 (hasil perhitungan) = 1587 m

b) Kehilangan energi pada alat ukur = 040 m

c) Kehilangan energi pada pengambilan saluran primer = 010 m

d) Kehilangan tinggi energi pada pengambilan = 018 m

(V = 15 mdtk)

e) Kemiringan = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kemiringan saluran primer ke pengambilan L x I = 020 m

Elevasi Peil Mercu Bendung = 1670 m

i) Pelimpah gigi gergaji

Pada beberapa lokasi rencana pembuatan bendung didapatkan sungai yang

mempunyai karakteristik lebar sungai kecil debit cukup besar dengan fluktuasi

antara debit rendah dan debit tinggi yang tidak terlalu jauh dan tidak membawa

material bawaan yang besar (besarnya sungai di daerah hilir) Untuk karakteristik

sungai yang demikian jika dibangun bendung dengan pelimpah alinyemen lurus

akan memerlukan panjang pelimpah yang besar sehingga perlu area yang besar

dan biaya yang mahal

Dari hasil beberapa penelitian untuk sungai dengan karakteristik di atas

lebih sesuai digunakan pelimpah dengan alinyemen berbentuk gigi gergaji karena

dengan bentuk seperti itu pada bentang sungai yang sama mempunyai panjang

pelimpah yang lebih besar

Parameter yang harus diperhatikan sebelum merencanakan type ini adalah

a) Lokasi tinggi mercu debit banjir rencana dan stabilitas perlu didesain dengan

mengacu pada acuan yang ada pada pelimpah ambang tetap biasa

b) Bendung tipe gigi gergaji kurang sesuai untuk dibangun pada sungai dengan

angkutan material dasar sungai batu gelinding sungai yang membawa

hanyutan batang-batang pohon dalam jumlah yang besar sehingga akan

menimbulkan benturan yang dapat merusak tubuh bendung atau tumpukan

sampah yang dapat mengakibatkan penurunan kapasitas pelimpahan bendung

c) Radius atau jari-jari mercu perlu diambil lebih besar atau sama dengan 010

m

j) Tata letak dan bentuk gigi gergaji

a) Pelimpah dengan bentuk dasar segitiga menghasilkan kapasitas pelimpahan

terbesar tetapi jarak antara dinding-dinding pelimpah bagian ujung udik dan

hilir pada bentuk segitiga sangat dekat Keadaan ini mengakibatkan pelimpah

bentuk segitiga sangat peka terhadap akibat perubahan muka air hilir dan

mudah terjadi kehilangan aerasi akibat tumbukan aliran air menyilang yang

jatuh dari dinding-dinding pelimpah

b) Pada pelimpah dengan bentuk dasar persegi panjang terjadi

pengkonsentrasian aliran menuju pelimpah Keadaan ini menimbulkan

penurunan muka air diatas pelimpah dan mengakibatkan penurunan kapasitas

pelimpah

c) Bentuk dasar trapezium memberikan efektifitas pelimpahan yang terbaik

d) Bentuk mercu pelimpah sangat berpengaruh terhadap kapasitas pelimpahan

bentuk mercu setengah lingkaran mempunyai koefisien pelimpahan (c) yang

lebih besar daripada koefisien pelimpahan mercu dengan bentuk tajam (ct)

Jika kapasitas pelimpahan bendung tipe gergaji dengan besar pelipatan

panjang mercu blg dan nilai koefisien pelimpahan ct adalah sebesar Qt kapasitas

pelimpahan bendung gergaji dengan blg yang sama tetapi dengan koefisien

pelimpahan c adalah Qg = ci c x Qt

k) Perencanaan Pangkal Bendung

Pangkal-pangkal bendung (abutment) menghubungkan bendung dengan

tanggul-tanggul sungai dan tanggul-tanggul banjir Pangkal bendung harus

mengarahkan aliran air dengan tenang di sepanjang permukaannya dan tidak

menimbulkan turbulensi memberikan dimensi-dimensi yang dianjurkan untuk

pangkal bendung dan peralihan (transisi)

Gambar 13 Pangkal bendung

Elevasi pangkal bendung di sisi hulu bendung sebaiknya lebih tinggi

daipada elevasi air yang terbendung selama terjadi debit rencana (Q100TH)

Tinggi jagaan yang harus diberikan adalah 075m sampai 150 m tergantung pada

kurva debit datar 075 m akan cukup sedang untuk kurva debit yang curam akan

diperlukan 150 m untuk memberikan tingkat keamanan yang sama

l) Perencanaan Peredam Energi

Aliran air di atas bendung disungai dapat menunjukan berbagai perilaku di

sebelah hulu bendung akibat kedalaman air yang ada H2 menyajikan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari pola aliran di atas bendung

m) Debit Rencana

Untuk menemukan debit yang akan memberikan keadaan terbaik untuk

peredam energi semua debit harus dicek dengan muka air hilirnya Jika degradasi

mungkin terjadi maka harus dibuat perhitungan dengan muka air hilir terendah

yang mungkin terjadi untuk mencek apakah degradasi mungkin terjadi degradasi

harus dicek jika

a) Bendung dibangun pada sudetan (Kopur)

b) Sungai itu sungai alluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi

c) Terdapat waduk dihulu bangunan utama

Bila degradasi sangat mungkin terjadi tetapi tidak ada data pasti tersedia

maka sembarang degradasi 2 m harus digunakan untuk perencanaan kolam olak

Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk memberikan kemungkinan pelaksanaan

guna memperbaiki degradasi di masa mendatang yang ternyata melebihi perkiraan

semula

n) Kolam Loncat Air

Dari q versus H1 dan tinggi jatuh Kecepatan (V1) awal loncatan dapat

ditrentukan dari

V1 = radic (2g (05H1 + Z))

Dimana

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan gravitasi (mdtk2)

H1 = Tinggi energi diatas ambang

Z = Tinggi jatuh (m)

Dengan q = V1 x Y1 dan rumus untuk kedalaman konjugasi loncat air

adalah

Y2Yu = 050 (radic(1 + 8Fr2 ndash 1))

Dimana

Fr = V1 radic(gYu)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang ujung (m)

Yu = Kedalaman air diawal loncatan air (m)

Fr = Bilangan Froude

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan Gravitasi

Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot Untuk

menjaga agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan di lantai

maka lantai harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya

sama dengan kedalaman konjugasi

Untuk aliran tenggelam yakni jika muka air hilir (H2) lebih besar dari 23

H1 di atas mercu maka tidak diperlukan kolam olak

Y2 ge 23 H1 Tidak perlu kolam olak

o) Panjang Kolam (Lj)

Panjang kolam loncat air dibelakang Hu biasanya kurang dari panjang bebas

loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill) Ambang yang berfungsi

untuk memantapkan ali4ran ini umumnya ditempatkan pada jarak

Lj = 5 (n + Y2)

Dimana

Lj = Panjang kolam (m)

n = Tinggi ambang ujung (m)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang

p) Bentuk-Bentuk Peredam Energi

Sebelum aliran air yang melintas di atas mercu bendung masuk ke sungai

lagi maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super kritis harus

diperlambat dan dirubah menjadi kondisi sub kritis Dengan demikian kandungan

energi dengan daya penggerus yang sangat kuat yang timbul dalam aliran tersebut

harus diredam hingga mencapai tingkat yang normal kembali aliran tersebut tidak

membahayakan kestabilan alur sungai yang berada di bagian hilir bendung Guna

meredam energi yang terdapat didalam aliran tersebut maka diujung hilir

peluncur harus dibuatkan suatu bangunan yatldisebut dengan peredam energi

(Stiling Basin)

Ditinjau dari bentuk dan konstruksinya bangunan peredam energi

dibedakan menjadi beberapa macam antara lain

1 Peredam energi type loncatan

Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang

dangkal dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman

loncatan hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi Pada

dasarnya peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang

mempunyai dasar sangat kokoh

2 Peredam energi type kolam olakan

Pada prinsipnya peredam energi type olakan ini sebagian besar terjadi akibat

proses gesekan diantara molekul-molekul air sehingga menimbulkan olakan-

olakan di dalam kolam

Berdasarkan bilangan Froude peredam energi type kolam olak ini

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

a Kolam Olak Type Vlugter

Kolam olak type ini dikembangkan hanya untuk bangunan-bangunan

yang mempunyai beda tinggi energi tidak terlalu besar Biasanya diterapkan

pada bangunan-bangunan kecil pada saluran irigasi

b Kolam Olak Datar Type I

Kolam olak type ini digunakan hanya untuk mengalirkan debit sungai

yang relatif kecil dengan kapasitas peredam energi juga kecil dan biasanya

dibangun pada sungai yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibuat

perlengkapan-perlengkapan kolam olak

c Kolam Olak Datar Type II

Kolam olak type ini merupakan kolam olak datar yang pada bagian

dasar hulu kolam olak diberi gigi-gigi pemancar dari blok baton yang

berfungsi untuk meningkatkan efektifitas peredaman energi sedangkan

bagian hilirnya diberi ambang bergerigi yang berfungsi untuk menstabilkan

loncatan hidrolis yang terjadi dibagian hilir kolam olak Di dalam

penggunaannya kolam olak type ini cocok untuk aliran yang mempunyai

tekanan hidrostatis tinggi dengan debit persatuan lebar (q) gt 45 m3 serta

mempunyai bilangan froud gt 450

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 11: TK1 Jaringan Irigasi

bull Lebar bersih = 150 m (5 Buah Pintu)

bull Tebal pilar = 100 m (4 Buah Pilar)

Bp = 060 x (( 5 x 150 m) + (4 x 100m)

= 690 m

Diambil Bp = 710 m

f) Lebar Efektif Bendung

Tidak seluruh lebar bendung akan bermanfaat untuk melewatkan debit oleh

karena kemungkinan adanya pilar dan pintu-pintu penguras Lebar efektif

bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan debit untuk

menentukan lebar hirdrolis bendung adalah sebagai berikut

Be = B ndash n(Kp+Ka) H1

B = Lebar total bendung

Kp = Koefisien kontraksi pilar (tabel Kp dan Ka)

H1 = Tinggi Energi (m)

n = Jumlah pilar

Contoh

B = 7140 m

Kp = 001 (Tabel 13)

Ka = 010 (tabel 13)

H1 = 340 m

Be = 7140 ndash 2 (2 x 001 + 010) H1

= 7140 m ndash 024 H1

g) Perencanaan Mercu

Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung

pelimpah tipe Ogee dan tipe bulat Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai

baik untuk konstruksi beton maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari

keduanya

Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini

berkemiringan 1 banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertikal mungkin

menguntungkan jika bahan pondasinya dibuat dari batu keras dan tidak diperlukan

kolam olak

Gambar 12 Bentuk-bentuk mercu

h) Penentuan Elevasi Peil Mercu

Cara 1

Elevasi peil mercu bendung ditentukan oleh beberapa factor antara lain

elevasi sawah tertinggi yang akan diairi tingginya air di sawah kehilangan

tekanan pada pemasukan saluran-saluran pada bangunan-bangunan lain yang

terdapat dalam saluran

Contoh

a) Elevasi sawah tertinggi = X m

b) Tingginya air di sawah = 010 m

c) Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 010 m

d) Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 010 m

e) Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer = 020 m

h) Persediaan tekanan karena eksploitasi = 010 m

i) Persediaan untuk lain-lain bangunan = 025 m

Elevasi peil mercu = X + 150 m

Cara 2

Elevasi peil mercu bendung ditentukan dengan muka air rencana pada

bangunan sadap BG1 (Letak Saluran Primer)

1048766 Kehilangan Tinggi Energi

minus Alat ukur

minus Pengambilan Saluran Primer Pada Kantong Lumpur

minus Pengambilan

minus Keamananan Sebesar 005 ndash 010

minus Kemiringan saluran antara Bbi dan pengambilan saluran primer

Contoh

a) Muka air rencana BG1 (hasil perhitungan) = 1587 m

b) Kehilangan energi pada alat ukur = 040 m

c) Kehilangan energi pada pengambilan saluran primer = 010 m

d) Kehilangan tinggi energi pada pengambilan = 018 m

(V = 15 mdtk)

e) Kemiringan = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kemiringan saluran primer ke pengambilan L x I = 020 m

Elevasi Peil Mercu Bendung = 1670 m

i) Pelimpah gigi gergaji

Pada beberapa lokasi rencana pembuatan bendung didapatkan sungai yang

mempunyai karakteristik lebar sungai kecil debit cukup besar dengan fluktuasi

antara debit rendah dan debit tinggi yang tidak terlalu jauh dan tidak membawa

material bawaan yang besar (besarnya sungai di daerah hilir) Untuk karakteristik

sungai yang demikian jika dibangun bendung dengan pelimpah alinyemen lurus

akan memerlukan panjang pelimpah yang besar sehingga perlu area yang besar

dan biaya yang mahal

Dari hasil beberapa penelitian untuk sungai dengan karakteristik di atas

lebih sesuai digunakan pelimpah dengan alinyemen berbentuk gigi gergaji karena

dengan bentuk seperti itu pada bentang sungai yang sama mempunyai panjang

pelimpah yang lebih besar

Parameter yang harus diperhatikan sebelum merencanakan type ini adalah

a) Lokasi tinggi mercu debit banjir rencana dan stabilitas perlu didesain dengan

mengacu pada acuan yang ada pada pelimpah ambang tetap biasa

b) Bendung tipe gigi gergaji kurang sesuai untuk dibangun pada sungai dengan

angkutan material dasar sungai batu gelinding sungai yang membawa

hanyutan batang-batang pohon dalam jumlah yang besar sehingga akan

menimbulkan benturan yang dapat merusak tubuh bendung atau tumpukan

sampah yang dapat mengakibatkan penurunan kapasitas pelimpahan bendung

c) Radius atau jari-jari mercu perlu diambil lebih besar atau sama dengan 010

m

j) Tata letak dan bentuk gigi gergaji

a) Pelimpah dengan bentuk dasar segitiga menghasilkan kapasitas pelimpahan

terbesar tetapi jarak antara dinding-dinding pelimpah bagian ujung udik dan

hilir pada bentuk segitiga sangat dekat Keadaan ini mengakibatkan pelimpah

bentuk segitiga sangat peka terhadap akibat perubahan muka air hilir dan

mudah terjadi kehilangan aerasi akibat tumbukan aliran air menyilang yang

jatuh dari dinding-dinding pelimpah

b) Pada pelimpah dengan bentuk dasar persegi panjang terjadi

pengkonsentrasian aliran menuju pelimpah Keadaan ini menimbulkan

penurunan muka air diatas pelimpah dan mengakibatkan penurunan kapasitas

pelimpah

c) Bentuk dasar trapezium memberikan efektifitas pelimpahan yang terbaik

d) Bentuk mercu pelimpah sangat berpengaruh terhadap kapasitas pelimpahan

bentuk mercu setengah lingkaran mempunyai koefisien pelimpahan (c) yang

lebih besar daripada koefisien pelimpahan mercu dengan bentuk tajam (ct)

Jika kapasitas pelimpahan bendung tipe gergaji dengan besar pelipatan

panjang mercu blg dan nilai koefisien pelimpahan ct adalah sebesar Qt kapasitas

pelimpahan bendung gergaji dengan blg yang sama tetapi dengan koefisien

pelimpahan c adalah Qg = ci c x Qt

k) Perencanaan Pangkal Bendung

Pangkal-pangkal bendung (abutment) menghubungkan bendung dengan

tanggul-tanggul sungai dan tanggul-tanggul banjir Pangkal bendung harus

mengarahkan aliran air dengan tenang di sepanjang permukaannya dan tidak

menimbulkan turbulensi memberikan dimensi-dimensi yang dianjurkan untuk

pangkal bendung dan peralihan (transisi)

Gambar 13 Pangkal bendung

Elevasi pangkal bendung di sisi hulu bendung sebaiknya lebih tinggi

daipada elevasi air yang terbendung selama terjadi debit rencana (Q100TH)

Tinggi jagaan yang harus diberikan adalah 075m sampai 150 m tergantung pada

kurva debit datar 075 m akan cukup sedang untuk kurva debit yang curam akan

diperlukan 150 m untuk memberikan tingkat keamanan yang sama

l) Perencanaan Peredam Energi

Aliran air di atas bendung disungai dapat menunjukan berbagai perilaku di

sebelah hulu bendung akibat kedalaman air yang ada H2 menyajikan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari pola aliran di atas bendung

m) Debit Rencana

Untuk menemukan debit yang akan memberikan keadaan terbaik untuk

peredam energi semua debit harus dicek dengan muka air hilirnya Jika degradasi

mungkin terjadi maka harus dibuat perhitungan dengan muka air hilir terendah

yang mungkin terjadi untuk mencek apakah degradasi mungkin terjadi degradasi

harus dicek jika

a) Bendung dibangun pada sudetan (Kopur)

b) Sungai itu sungai alluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi

c) Terdapat waduk dihulu bangunan utama

Bila degradasi sangat mungkin terjadi tetapi tidak ada data pasti tersedia

maka sembarang degradasi 2 m harus digunakan untuk perencanaan kolam olak

Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk memberikan kemungkinan pelaksanaan

guna memperbaiki degradasi di masa mendatang yang ternyata melebihi perkiraan

semula

n) Kolam Loncat Air

Dari q versus H1 dan tinggi jatuh Kecepatan (V1) awal loncatan dapat

ditrentukan dari

V1 = radic (2g (05H1 + Z))

Dimana

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan gravitasi (mdtk2)

H1 = Tinggi energi diatas ambang

Z = Tinggi jatuh (m)

Dengan q = V1 x Y1 dan rumus untuk kedalaman konjugasi loncat air

adalah

Y2Yu = 050 (radic(1 + 8Fr2 ndash 1))

Dimana

Fr = V1 radic(gYu)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang ujung (m)

Yu = Kedalaman air diawal loncatan air (m)

Fr = Bilangan Froude

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan Gravitasi

Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot Untuk

menjaga agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan di lantai

maka lantai harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya

sama dengan kedalaman konjugasi

Untuk aliran tenggelam yakni jika muka air hilir (H2) lebih besar dari 23

H1 di atas mercu maka tidak diperlukan kolam olak

Y2 ge 23 H1 Tidak perlu kolam olak

o) Panjang Kolam (Lj)

Panjang kolam loncat air dibelakang Hu biasanya kurang dari panjang bebas

loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill) Ambang yang berfungsi

untuk memantapkan ali4ran ini umumnya ditempatkan pada jarak

Lj = 5 (n + Y2)

Dimana

Lj = Panjang kolam (m)

n = Tinggi ambang ujung (m)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang

p) Bentuk-Bentuk Peredam Energi

Sebelum aliran air yang melintas di atas mercu bendung masuk ke sungai

lagi maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super kritis harus

diperlambat dan dirubah menjadi kondisi sub kritis Dengan demikian kandungan

energi dengan daya penggerus yang sangat kuat yang timbul dalam aliran tersebut

harus diredam hingga mencapai tingkat yang normal kembali aliran tersebut tidak

membahayakan kestabilan alur sungai yang berada di bagian hilir bendung Guna

meredam energi yang terdapat didalam aliran tersebut maka diujung hilir

peluncur harus dibuatkan suatu bangunan yatldisebut dengan peredam energi

(Stiling Basin)

Ditinjau dari bentuk dan konstruksinya bangunan peredam energi

dibedakan menjadi beberapa macam antara lain

1 Peredam energi type loncatan

Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang

dangkal dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman

loncatan hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi Pada

dasarnya peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang

mempunyai dasar sangat kokoh

2 Peredam energi type kolam olakan

Pada prinsipnya peredam energi type olakan ini sebagian besar terjadi akibat

proses gesekan diantara molekul-molekul air sehingga menimbulkan olakan-

olakan di dalam kolam

Berdasarkan bilangan Froude peredam energi type kolam olak ini

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

a Kolam Olak Type Vlugter

Kolam olak type ini dikembangkan hanya untuk bangunan-bangunan

yang mempunyai beda tinggi energi tidak terlalu besar Biasanya diterapkan

pada bangunan-bangunan kecil pada saluran irigasi

b Kolam Olak Datar Type I

Kolam olak type ini digunakan hanya untuk mengalirkan debit sungai

yang relatif kecil dengan kapasitas peredam energi juga kecil dan biasanya

dibangun pada sungai yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibuat

perlengkapan-perlengkapan kolam olak

c Kolam Olak Datar Type II

Kolam olak type ini merupakan kolam olak datar yang pada bagian

dasar hulu kolam olak diberi gigi-gigi pemancar dari blok baton yang

berfungsi untuk meningkatkan efektifitas peredaman energi sedangkan

bagian hilirnya diberi ambang bergerigi yang berfungsi untuk menstabilkan

loncatan hidrolis yang terjadi dibagian hilir kolam olak Di dalam

penggunaannya kolam olak type ini cocok untuk aliran yang mempunyai

tekanan hidrostatis tinggi dengan debit persatuan lebar (q) gt 45 m3 serta

mempunyai bilangan froud gt 450

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 12: TK1 Jaringan Irigasi

Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini

berkemiringan 1 banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertikal mungkin

menguntungkan jika bahan pondasinya dibuat dari batu keras dan tidak diperlukan

kolam olak

Gambar 12 Bentuk-bentuk mercu

h) Penentuan Elevasi Peil Mercu

Cara 1

Elevasi peil mercu bendung ditentukan oleh beberapa factor antara lain

elevasi sawah tertinggi yang akan diairi tingginya air di sawah kehilangan

tekanan pada pemasukan saluran-saluran pada bangunan-bangunan lain yang

terdapat dalam saluran

Contoh

a) Elevasi sawah tertinggi = X m

b) Tingginya air di sawah = 010 m

c) Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 010 m

d) Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 010 m

e) Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer = 020 m

h) Persediaan tekanan karena eksploitasi = 010 m

i) Persediaan untuk lain-lain bangunan = 025 m

Elevasi peil mercu = X + 150 m

Cara 2

Elevasi peil mercu bendung ditentukan dengan muka air rencana pada

bangunan sadap BG1 (Letak Saluran Primer)

1048766 Kehilangan Tinggi Energi

minus Alat ukur

minus Pengambilan Saluran Primer Pada Kantong Lumpur

minus Pengambilan

minus Keamananan Sebesar 005 ndash 010

minus Kemiringan saluran antara Bbi dan pengambilan saluran primer

Contoh

a) Muka air rencana BG1 (hasil perhitungan) = 1587 m

b) Kehilangan energi pada alat ukur = 040 m

c) Kehilangan energi pada pengambilan saluran primer = 010 m

d) Kehilangan tinggi energi pada pengambilan = 018 m

(V = 15 mdtk)

e) Kemiringan = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kemiringan saluran primer ke pengambilan L x I = 020 m

Elevasi Peil Mercu Bendung = 1670 m

i) Pelimpah gigi gergaji

Pada beberapa lokasi rencana pembuatan bendung didapatkan sungai yang

mempunyai karakteristik lebar sungai kecil debit cukup besar dengan fluktuasi

antara debit rendah dan debit tinggi yang tidak terlalu jauh dan tidak membawa

material bawaan yang besar (besarnya sungai di daerah hilir) Untuk karakteristik

sungai yang demikian jika dibangun bendung dengan pelimpah alinyemen lurus

akan memerlukan panjang pelimpah yang besar sehingga perlu area yang besar

dan biaya yang mahal

Dari hasil beberapa penelitian untuk sungai dengan karakteristik di atas

lebih sesuai digunakan pelimpah dengan alinyemen berbentuk gigi gergaji karena

dengan bentuk seperti itu pada bentang sungai yang sama mempunyai panjang

pelimpah yang lebih besar

Parameter yang harus diperhatikan sebelum merencanakan type ini adalah

a) Lokasi tinggi mercu debit banjir rencana dan stabilitas perlu didesain dengan

mengacu pada acuan yang ada pada pelimpah ambang tetap biasa

b) Bendung tipe gigi gergaji kurang sesuai untuk dibangun pada sungai dengan

angkutan material dasar sungai batu gelinding sungai yang membawa

hanyutan batang-batang pohon dalam jumlah yang besar sehingga akan

menimbulkan benturan yang dapat merusak tubuh bendung atau tumpukan

sampah yang dapat mengakibatkan penurunan kapasitas pelimpahan bendung

c) Radius atau jari-jari mercu perlu diambil lebih besar atau sama dengan 010

m

j) Tata letak dan bentuk gigi gergaji

a) Pelimpah dengan bentuk dasar segitiga menghasilkan kapasitas pelimpahan

terbesar tetapi jarak antara dinding-dinding pelimpah bagian ujung udik dan

hilir pada bentuk segitiga sangat dekat Keadaan ini mengakibatkan pelimpah

bentuk segitiga sangat peka terhadap akibat perubahan muka air hilir dan

mudah terjadi kehilangan aerasi akibat tumbukan aliran air menyilang yang

jatuh dari dinding-dinding pelimpah

b) Pada pelimpah dengan bentuk dasar persegi panjang terjadi

pengkonsentrasian aliran menuju pelimpah Keadaan ini menimbulkan

penurunan muka air diatas pelimpah dan mengakibatkan penurunan kapasitas

pelimpah

c) Bentuk dasar trapezium memberikan efektifitas pelimpahan yang terbaik

d) Bentuk mercu pelimpah sangat berpengaruh terhadap kapasitas pelimpahan

bentuk mercu setengah lingkaran mempunyai koefisien pelimpahan (c) yang

lebih besar daripada koefisien pelimpahan mercu dengan bentuk tajam (ct)

Jika kapasitas pelimpahan bendung tipe gergaji dengan besar pelipatan

panjang mercu blg dan nilai koefisien pelimpahan ct adalah sebesar Qt kapasitas

pelimpahan bendung gergaji dengan blg yang sama tetapi dengan koefisien

pelimpahan c adalah Qg = ci c x Qt

k) Perencanaan Pangkal Bendung

Pangkal-pangkal bendung (abutment) menghubungkan bendung dengan

tanggul-tanggul sungai dan tanggul-tanggul banjir Pangkal bendung harus

mengarahkan aliran air dengan tenang di sepanjang permukaannya dan tidak

menimbulkan turbulensi memberikan dimensi-dimensi yang dianjurkan untuk

pangkal bendung dan peralihan (transisi)

Gambar 13 Pangkal bendung

Elevasi pangkal bendung di sisi hulu bendung sebaiknya lebih tinggi

daipada elevasi air yang terbendung selama terjadi debit rencana (Q100TH)

Tinggi jagaan yang harus diberikan adalah 075m sampai 150 m tergantung pada

kurva debit datar 075 m akan cukup sedang untuk kurva debit yang curam akan

diperlukan 150 m untuk memberikan tingkat keamanan yang sama

l) Perencanaan Peredam Energi

Aliran air di atas bendung disungai dapat menunjukan berbagai perilaku di

sebelah hulu bendung akibat kedalaman air yang ada H2 menyajikan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari pola aliran di atas bendung

m) Debit Rencana

Untuk menemukan debit yang akan memberikan keadaan terbaik untuk

peredam energi semua debit harus dicek dengan muka air hilirnya Jika degradasi

mungkin terjadi maka harus dibuat perhitungan dengan muka air hilir terendah

yang mungkin terjadi untuk mencek apakah degradasi mungkin terjadi degradasi

harus dicek jika

a) Bendung dibangun pada sudetan (Kopur)

b) Sungai itu sungai alluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi

c) Terdapat waduk dihulu bangunan utama

Bila degradasi sangat mungkin terjadi tetapi tidak ada data pasti tersedia

maka sembarang degradasi 2 m harus digunakan untuk perencanaan kolam olak

Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk memberikan kemungkinan pelaksanaan

guna memperbaiki degradasi di masa mendatang yang ternyata melebihi perkiraan

semula

n) Kolam Loncat Air

Dari q versus H1 dan tinggi jatuh Kecepatan (V1) awal loncatan dapat

ditrentukan dari

V1 = radic (2g (05H1 + Z))

Dimana

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan gravitasi (mdtk2)

H1 = Tinggi energi diatas ambang

Z = Tinggi jatuh (m)

Dengan q = V1 x Y1 dan rumus untuk kedalaman konjugasi loncat air

adalah

Y2Yu = 050 (radic(1 + 8Fr2 ndash 1))

Dimana

Fr = V1 radic(gYu)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang ujung (m)

Yu = Kedalaman air diawal loncatan air (m)

Fr = Bilangan Froude

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan Gravitasi

Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot Untuk

menjaga agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan di lantai

maka lantai harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya

sama dengan kedalaman konjugasi

Untuk aliran tenggelam yakni jika muka air hilir (H2) lebih besar dari 23

H1 di atas mercu maka tidak diperlukan kolam olak

Y2 ge 23 H1 Tidak perlu kolam olak

o) Panjang Kolam (Lj)

Panjang kolam loncat air dibelakang Hu biasanya kurang dari panjang bebas

loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill) Ambang yang berfungsi

untuk memantapkan ali4ran ini umumnya ditempatkan pada jarak

Lj = 5 (n + Y2)

Dimana

Lj = Panjang kolam (m)

n = Tinggi ambang ujung (m)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang

p) Bentuk-Bentuk Peredam Energi

Sebelum aliran air yang melintas di atas mercu bendung masuk ke sungai

lagi maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super kritis harus

diperlambat dan dirubah menjadi kondisi sub kritis Dengan demikian kandungan

energi dengan daya penggerus yang sangat kuat yang timbul dalam aliran tersebut

harus diredam hingga mencapai tingkat yang normal kembali aliran tersebut tidak

membahayakan kestabilan alur sungai yang berada di bagian hilir bendung Guna

meredam energi yang terdapat didalam aliran tersebut maka diujung hilir

peluncur harus dibuatkan suatu bangunan yatldisebut dengan peredam energi

(Stiling Basin)

Ditinjau dari bentuk dan konstruksinya bangunan peredam energi

dibedakan menjadi beberapa macam antara lain

1 Peredam energi type loncatan

Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang

dangkal dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman

loncatan hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi Pada

dasarnya peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang

mempunyai dasar sangat kokoh

2 Peredam energi type kolam olakan

Pada prinsipnya peredam energi type olakan ini sebagian besar terjadi akibat

proses gesekan diantara molekul-molekul air sehingga menimbulkan olakan-

olakan di dalam kolam

Berdasarkan bilangan Froude peredam energi type kolam olak ini

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

a Kolam Olak Type Vlugter

Kolam olak type ini dikembangkan hanya untuk bangunan-bangunan

yang mempunyai beda tinggi energi tidak terlalu besar Biasanya diterapkan

pada bangunan-bangunan kecil pada saluran irigasi

b Kolam Olak Datar Type I

Kolam olak type ini digunakan hanya untuk mengalirkan debit sungai

yang relatif kecil dengan kapasitas peredam energi juga kecil dan biasanya

dibangun pada sungai yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibuat

perlengkapan-perlengkapan kolam olak

c Kolam Olak Datar Type II

Kolam olak type ini merupakan kolam olak datar yang pada bagian

dasar hulu kolam olak diberi gigi-gigi pemancar dari blok baton yang

berfungsi untuk meningkatkan efektifitas peredaman energi sedangkan

bagian hilirnya diberi ambang bergerigi yang berfungsi untuk menstabilkan

loncatan hidrolis yang terjadi dibagian hilir kolam olak Di dalam

penggunaannya kolam olak type ini cocok untuk aliran yang mempunyai

tekanan hidrostatis tinggi dengan debit persatuan lebar (q) gt 45 m3 serta

mempunyai bilangan froud gt 450

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 13: TK1 Jaringan Irigasi

1048766 Kehilangan Tinggi Energi

minus Alat ukur

minus Pengambilan Saluran Primer Pada Kantong Lumpur

minus Pengambilan

minus Keamananan Sebesar 005 ndash 010

minus Kemiringan saluran antara Bbi dan pengambilan saluran primer

Contoh

a) Muka air rencana BG1 (hasil perhitungan) = 1587 m

b) Kehilangan energi pada alat ukur = 040 m

c) Kehilangan energi pada pengambilan saluran primer = 010 m

d) Kehilangan tinggi energi pada pengambilan = 018 m

(V = 15 mdtk)

e) Kemiringan = 015 m

f) Kehilangan tekanan di alat ukur = 040 m

g) Kemiringan saluran primer ke pengambilan L x I = 020 m

Elevasi Peil Mercu Bendung = 1670 m

i) Pelimpah gigi gergaji

Pada beberapa lokasi rencana pembuatan bendung didapatkan sungai yang

mempunyai karakteristik lebar sungai kecil debit cukup besar dengan fluktuasi

antara debit rendah dan debit tinggi yang tidak terlalu jauh dan tidak membawa

material bawaan yang besar (besarnya sungai di daerah hilir) Untuk karakteristik

sungai yang demikian jika dibangun bendung dengan pelimpah alinyemen lurus

akan memerlukan panjang pelimpah yang besar sehingga perlu area yang besar

dan biaya yang mahal

Dari hasil beberapa penelitian untuk sungai dengan karakteristik di atas

lebih sesuai digunakan pelimpah dengan alinyemen berbentuk gigi gergaji karena

dengan bentuk seperti itu pada bentang sungai yang sama mempunyai panjang

pelimpah yang lebih besar

Parameter yang harus diperhatikan sebelum merencanakan type ini adalah

a) Lokasi tinggi mercu debit banjir rencana dan stabilitas perlu didesain dengan

mengacu pada acuan yang ada pada pelimpah ambang tetap biasa

b) Bendung tipe gigi gergaji kurang sesuai untuk dibangun pada sungai dengan

angkutan material dasar sungai batu gelinding sungai yang membawa

hanyutan batang-batang pohon dalam jumlah yang besar sehingga akan

menimbulkan benturan yang dapat merusak tubuh bendung atau tumpukan

sampah yang dapat mengakibatkan penurunan kapasitas pelimpahan bendung

c) Radius atau jari-jari mercu perlu diambil lebih besar atau sama dengan 010

m

j) Tata letak dan bentuk gigi gergaji

a) Pelimpah dengan bentuk dasar segitiga menghasilkan kapasitas pelimpahan

terbesar tetapi jarak antara dinding-dinding pelimpah bagian ujung udik dan

hilir pada bentuk segitiga sangat dekat Keadaan ini mengakibatkan pelimpah

bentuk segitiga sangat peka terhadap akibat perubahan muka air hilir dan

mudah terjadi kehilangan aerasi akibat tumbukan aliran air menyilang yang

jatuh dari dinding-dinding pelimpah

b) Pada pelimpah dengan bentuk dasar persegi panjang terjadi

pengkonsentrasian aliran menuju pelimpah Keadaan ini menimbulkan

penurunan muka air diatas pelimpah dan mengakibatkan penurunan kapasitas

pelimpah

c) Bentuk dasar trapezium memberikan efektifitas pelimpahan yang terbaik

d) Bentuk mercu pelimpah sangat berpengaruh terhadap kapasitas pelimpahan

bentuk mercu setengah lingkaran mempunyai koefisien pelimpahan (c) yang

lebih besar daripada koefisien pelimpahan mercu dengan bentuk tajam (ct)

Jika kapasitas pelimpahan bendung tipe gergaji dengan besar pelipatan

panjang mercu blg dan nilai koefisien pelimpahan ct adalah sebesar Qt kapasitas

pelimpahan bendung gergaji dengan blg yang sama tetapi dengan koefisien

pelimpahan c adalah Qg = ci c x Qt

k) Perencanaan Pangkal Bendung

Pangkal-pangkal bendung (abutment) menghubungkan bendung dengan

tanggul-tanggul sungai dan tanggul-tanggul banjir Pangkal bendung harus

mengarahkan aliran air dengan tenang di sepanjang permukaannya dan tidak

menimbulkan turbulensi memberikan dimensi-dimensi yang dianjurkan untuk

pangkal bendung dan peralihan (transisi)

Gambar 13 Pangkal bendung

Elevasi pangkal bendung di sisi hulu bendung sebaiknya lebih tinggi

daipada elevasi air yang terbendung selama terjadi debit rencana (Q100TH)

Tinggi jagaan yang harus diberikan adalah 075m sampai 150 m tergantung pada

kurva debit datar 075 m akan cukup sedang untuk kurva debit yang curam akan

diperlukan 150 m untuk memberikan tingkat keamanan yang sama

l) Perencanaan Peredam Energi

Aliran air di atas bendung disungai dapat menunjukan berbagai perilaku di

sebelah hulu bendung akibat kedalaman air yang ada H2 menyajikan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari pola aliran di atas bendung

m) Debit Rencana

Untuk menemukan debit yang akan memberikan keadaan terbaik untuk

peredam energi semua debit harus dicek dengan muka air hilirnya Jika degradasi

mungkin terjadi maka harus dibuat perhitungan dengan muka air hilir terendah

yang mungkin terjadi untuk mencek apakah degradasi mungkin terjadi degradasi

harus dicek jika

a) Bendung dibangun pada sudetan (Kopur)

b) Sungai itu sungai alluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi

c) Terdapat waduk dihulu bangunan utama

Bila degradasi sangat mungkin terjadi tetapi tidak ada data pasti tersedia

maka sembarang degradasi 2 m harus digunakan untuk perencanaan kolam olak

Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk memberikan kemungkinan pelaksanaan

guna memperbaiki degradasi di masa mendatang yang ternyata melebihi perkiraan

semula

n) Kolam Loncat Air

Dari q versus H1 dan tinggi jatuh Kecepatan (V1) awal loncatan dapat

ditrentukan dari

V1 = radic (2g (05H1 + Z))

Dimana

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan gravitasi (mdtk2)

H1 = Tinggi energi diatas ambang

Z = Tinggi jatuh (m)

Dengan q = V1 x Y1 dan rumus untuk kedalaman konjugasi loncat air

adalah

Y2Yu = 050 (radic(1 + 8Fr2 ndash 1))

Dimana

Fr = V1 radic(gYu)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang ujung (m)

Yu = Kedalaman air diawal loncatan air (m)

Fr = Bilangan Froude

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan Gravitasi

Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot Untuk

menjaga agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan di lantai

maka lantai harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya

sama dengan kedalaman konjugasi

Untuk aliran tenggelam yakni jika muka air hilir (H2) lebih besar dari 23

H1 di atas mercu maka tidak diperlukan kolam olak

Y2 ge 23 H1 Tidak perlu kolam olak

o) Panjang Kolam (Lj)

Panjang kolam loncat air dibelakang Hu biasanya kurang dari panjang bebas

loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill) Ambang yang berfungsi

untuk memantapkan ali4ran ini umumnya ditempatkan pada jarak

Lj = 5 (n + Y2)

Dimana

Lj = Panjang kolam (m)

n = Tinggi ambang ujung (m)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang

p) Bentuk-Bentuk Peredam Energi

Sebelum aliran air yang melintas di atas mercu bendung masuk ke sungai

lagi maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super kritis harus

diperlambat dan dirubah menjadi kondisi sub kritis Dengan demikian kandungan

energi dengan daya penggerus yang sangat kuat yang timbul dalam aliran tersebut

harus diredam hingga mencapai tingkat yang normal kembali aliran tersebut tidak

membahayakan kestabilan alur sungai yang berada di bagian hilir bendung Guna

meredam energi yang terdapat didalam aliran tersebut maka diujung hilir

peluncur harus dibuatkan suatu bangunan yatldisebut dengan peredam energi

(Stiling Basin)

Ditinjau dari bentuk dan konstruksinya bangunan peredam energi

dibedakan menjadi beberapa macam antara lain

1 Peredam energi type loncatan

Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang

dangkal dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman

loncatan hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi Pada

dasarnya peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang

mempunyai dasar sangat kokoh

2 Peredam energi type kolam olakan

Pada prinsipnya peredam energi type olakan ini sebagian besar terjadi akibat

proses gesekan diantara molekul-molekul air sehingga menimbulkan olakan-

olakan di dalam kolam

Berdasarkan bilangan Froude peredam energi type kolam olak ini

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

a Kolam Olak Type Vlugter

Kolam olak type ini dikembangkan hanya untuk bangunan-bangunan

yang mempunyai beda tinggi energi tidak terlalu besar Biasanya diterapkan

pada bangunan-bangunan kecil pada saluran irigasi

b Kolam Olak Datar Type I

Kolam olak type ini digunakan hanya untuk mengalirkan debit sungai

yang relatif kecil dengan kapasitas peredam energi juga kecil dan biasanya

dibangun pada sungai yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibuat

perlengkapan-perlengkapan kolam olak

c Kolam Olak Datar Type II

Kolam olak type ini merupakan kolam olak datar yang pada bagian

dasar hulu kolam olak diberi gigi-gigi pemancar dari blok baton yang

berfungsi untuk meningkatkan efektifitas peredaman energi sedangkan

bagian hilirnya diberi ambang bergerigi yang berfungsi untuk menstabilkan

loncatan hidrolis yang terjadi dibagian hilir kolam olak Di dalam

penggunaannya kolam olak type ini cocok untuk aliran yang mempunyai

tekanan hidrostatis tinggi dengan debit persatuan lebar (q) gt 45 m3 serta

mempunyai bilangan froud gt 450

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 14: TK1 Jaringan Irigasi

a) Lokasi tinggi mercu debit banjir rencana dan stabilitas perlu didesain dengan

mengacu pada acuan yang ada pada pelimpah ambang tetap biasa

b) Bendung tipe gigi gergaji kurang sesuai untuk dibangun pada sungai dengan

angkutan material dasar sungai batu gelinding sungai yang membawa

hanyutan batang-batang pohon dalam jumlah yang besar sehingga akan

menimbulkan benturan yang dapat merusak tubuh bendung atau tumpukan

sampah yang dapat mengakibatkan penurunan kapasitas pelimpahan bendung

c) Radius atau jari-jari mercu perlu diambil lebih besar atau sama dengan 010

m

j) Tata letak dan bentuk gigi gergaji

a) Pelimpah dengan bentuk dasar segitiga menghasilkan kapasitas pelimpahan

terbesar tetapi jarak antara dinding-dinding pelimpah bagian ujung udik dan

hilir pada bentuk segitiga sangat dekat Keadaan ini mengakibatkan pelimpah

bentuk segitiga sangat peka terhadap akibat perubahan muka air hilir dan

mudah terjadi kehilangan aerasi akibat tumbukan aliran air menyilang yang

jatuh dari dinding-dinding pelimpah

b) Pada pelimpah dengan bentuk dasar persegi panjang terjadi

pengkonsentrasian aliran menuju pelimpah Keadaan ini menimbulkan

penurunan muka air diatas pelimpah dan mengakibatkan penurunan kapasitas

pelimpah

c) Bentuk dasar trapezium memberikan efektifitas pelimpahan yang terbaik

d) Bentuk mercu pelimpah sangat berpengaruh terhadap kapasitas pelimpahan

bentuk mercu setengah lingkaran mempunyai koefisien pelimpahan (c) yang

lebih besar daripada koefisien pelimpahan mercu dengan bentuk tajam (ct)

Jika kapasitas pelimpahan bendung tipe gergaji dengan besar pelipatan

panjang mercu blg dan nilai koefisien pelimpahan ct adalah sebesar Qt kapasitas

pelimpahan bendung gergaji dengan blg yang sama tetapi dengan koefisien

pelimpahan c adalah Qg = ci c x Qt

k) Perencanaan Pangkal Bendung

Pangkal-pangkal bendung (abutment) menghubungkan bendung dengan

tanggul-tanggul sungai dan tanggul-tanggul banjir Pangkal bendung harus

mengarahkan aliran air dengan tenang di sepanjang permukaannya dan tidak

menimbulkan turbulensi memberikan dimensi-dimensi yang dianjurkan untuk

pangkal bendung dan peralihan (transisi)

Gambar 13 Pangkal bendung

Elevasi pangkal bendung di sisi hulu bendung sebaiknya lebih tinggi

daipada elevasi air yang terbendung selama terjadi debit rencana (Q100TH)

Tinggi jagaan yang harus diberikan adalah 075m sampai 150 m tergantung pada

kurva debit datar 075 m akan cukup sedang untuk kurva debit yang curam akan

diperlukan 150 m untuk memberikan tingkat keamanan yang sama

l) Perencanaan Peredam Energi

Aliran air di atas bendung disungai dapat menunjukan berbagai perilaku di

sebelah hulu bendung akibat kedalaman air yang ada H2 menyajikan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari pola aliran di atas bendung

m) Debit Rencana

Untuk menemukan debit yang akan memberikan keadaan terbaik untuk

peredam energi semua debit harus dicek dengan muka air hilirnya Jika degradasi

mungkin terjadi maka harus dibuat perhitungan dengan muka air hilir terendah

yang mungkin terjadi untuk mencek apakah degradasi mungkin terjadi degradasi

harus dicek jika

a) Bendung dibangun pada sudetan (Kopur)

b) Sungai itu sungai alluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi

c) Terdapat waduk dihulu bangunan utama

Bila degradasi sangat mungkin terjadi tetapi tidak ada data pasti tersedia

maka sembarang degradasi 2 m harus digunakan untuk perencanaan kolam olak

Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk memberikan kemungkinan pelaksanaan

guna memperbaiki degradasi di masa mendatang yang ternyata melebihi perkiraan

semula

n) Kolam Loncat Air

Dari q versus H1 dan tinggi jatuh Kecepatan (V1) awal loncatan dapat

ditrentukan dari

V1 = radic (2g (05H1 + Z))

Dimana

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan gravitasi (mdtk2)

H1 = Tinggi energi diatas ambang

Z = Tinggi jatuh (m)

Dengan q = V1 x Y1 dan rumus untuk kedalaman konjugasi loncat air

adalah

Y2Yu = 050 (radic(1 + 8Fr2 ndash 1))

Dimana

Fr = V1 radic(gYu)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang ujung (m)

Yu = Kedalaman air diawal loncatan air (m)

Fr = Bilangan Froude

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan Gravitasi

Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot Untuk

menjaga agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan di lantai

maka lantai harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya

sama dengan kedalaman konjugasi

Untuk aliran tenggelam yakni jika muka air hilir (H2) lebih besar dari 23

H1 di atas mercu maka tidak diperlukan kolam olak

Y2 ge 23 H1 Tidak perlu kolam olak

o) Panjang Kolam (Lj)

Panjang kolam loncat air dibelakang Hu biasanya kurang dari panjang bebas

loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill) Ambang yang berfungsi

untuk memantapkan ali4ran ini umumnya ditempatkan pada jarak

Lj = 5 (n + Y2)

Dimana

Lj = Panjang kolam (m)

n = Tinggi ambang ujung (m)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang

p) Bentuk-Bentuk Peredam Energi

Sebelum aliran air yang melintas di atas mercu bendung masuk ke sungai

lagi maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super kritis harus

diperlambat dan dirubah menjadi kondisi sub kritis Dengan demikian kandungan

energi dengan daya penggerus yang sangat kuat yang timbul dalam aliran tersebut

harus diredam hingga mencapai tingkat yang normal kembali aliran tersebut tidak

membahayakan kestabilan alur sungai yang berada di bagian hilir bendung Guna

meredam energi yang terdapat didalam aliran tersebut maka diujung hilir

peluncur harus dibuatkan suatu bangunan yatldisebut dengan peredam energi

(Stiling Basin)

Ditinjau dari bentuk dan konstruksinya bangunan peredam energi

dibedakan menjadi beberapa macam antara lain

1 Peredam energi type loncatan

Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang

dangkal dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman

loncatan hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi Pada

dasarnya peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang

mempunyai dasar sangat kokoh

2 Peredam energi type kolam olakan

Pada prinsipnya peredam energi type olakan ini sebagian besar terjadi akibat

proses gesekan diantara molekul-molekul air sehingga menimbulkan olakan-

olakan di dalam kolam

Berdasarkan bilangan Froude peredam energi type kolam olak ini

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

a Kolam Olak Type Vlugter

Kolam olak type ini dikembangkan hanya untuk bangunan-bangunan

yang mempunyai beda tinggi energi tidak terlalu besar Biasanya diterapkan

pada bangunan-bangunan kecil pada saluran irigasi

b Kolam Olak Datar Type I

Kolam olak type ini digunakan hanya untuk mengalirkan debit sungai

yang relatif kecil dengan kapasitas peredam energi juga kecil dan biasanya

dibangun pada sungai yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibuat

perlengkapan-perlengkapan kolam olak

c Kolam Olak Datar Type II

Kolam olak type ini merupakan kolam olak datar yang pada bagian

dasar hulu kolam olak diberi gigi-gigi pemancar dari blok baton yang

berfungsi untuk meningkatkan efektifitas peredaman energi sedangkan

bagian hilirnya diberi ambang bergerigi yang berfungsi untuk menstabilkan

loncatan hidrolis yang terjadi dibagian hilir kolam olak Di dalam

penggunaannya kolam olak type ini cocok untuk aliran yang mempunyai

tekanan hidrostatis tinggi dengan debit persatuan lebar (q) gt 45 m3 serta

mempunyai bilangan froud gt 450

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 15: TK1 Jaringan Irigasi

k) Perencanaan Pangkal Bendung

Pangkal-pangkal bendung (abutment) menghubungkan bendung dengan

tanggul-tanggul sungai dan tanggul-tanggul banjir Pangkal bendung harus

mengarahkan aliran air dengan tenang di sepanjang permukaannya dan tidak

menimbulkan turbulensi memberikan dimensi-dimensi yang dianjurkan untuk

pangkal bendung dan peralihan (transisi)

Gambar 13 Pangkal bendung

Elevasi pangkal bendung di sisi hulu bendung sebaiknya lebih tinggi

daipada elevasi air yang terbendung selama terjadi debit rencana (Q100TH)

Tinggi jagaan yang harus diberikan adalah 075m sampai 150 m tergantung pada

kurva debit datar 075 m akan cukup sedang untuk kurva debit yang curam akan

diperlukan 150 m untuk memberikan tingkat keamanan yang sama

l) Perencanaan Peredam Energi

Aliran air di atas bendung disungai dapat menunjukan berbagai perilaku di

sebelah hulu bendung akibat kedalaman air yang ada H2 menyajikan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dari pola aliran di atas bendung

m) Debit Rencana

Untuk menemukan debit yang akan memberikan keadaan terbaik untuk

peredam energi semua debit harus dicek dengan muka air hilirnya Jika degradasi

mungkin terjadi maka harus dibuat perhitungan dengan muka air hilir terendah

yang mungkin terjadi untuk mencek apakah degradasi mungkin terjadi degradasi

harus dicek jika

a) Bendung dibangun pada sudetan (Kopur)

b) Sungai itu sungai alluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi

c) Terdapat waduk dihulu bangunan utama

Bila degradasi sangat mungkin terjadi tetapi tidak ada data pasti tersedia

maka sembarang degradasi 2 m harus digunakan untuk perencanaan kolam olak

Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk memberikan kemungkinan pelaksanaan

guna memperbaiki degradasi di masa mendatang yang ternyata melebihi perkiraan

semula

n) Kolam Loncat Air

Dari q versus H1 dan tinggi jatuh Kecepatan (V1) awal loncatan dapat

ditrentukan dari

V1 = radic (2g (05H1 + Z))

Dimana

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan gravitasi (mdtk2)

H1 = Tinggi energi diatas ambang

Z = Tinggi jatuh (m)

Dengan q = V1 x Y1 dan rumus untuk kedalaman konjugasi loncat air

adalah

Y2Yu = 050 (radic(1 + 8Fr2 ndash 1))

Dimana

Fr = V1 radic(gYu)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang ujung (m)

Yu = Kedalaman air diawal loncatan air (m)

Fr = Bilangan Froude

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan Gravitasi

Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot Untuk

menjaga agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan di lantai

maka lantai harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya

sama dengan kedalaman konjugasi

Untuk aliran tenggelam yakni jika muka air hilir (H2) lebih besar dari 23

H1 di atas mercu maka tidak diperlukan kolam olak

Y2 ge 23 H1 Tidak perlu kolam olak

o) Panjang Kolam (Lj)

Panjang kolam loncat air dibelakang Hu biasanya kurang dari panjang bebas

loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill) Ambang yang berfungsi

untuk memantapkan ali4ran ini umumnya ditempatkan pada jarak

Lj = 5 (n + Y2)

Dimana

Lj = Panjang kolam (m)

n = Tinggi ambang ujung (m)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang

p) Bentuk-Bentuk Peredam Energi

Sebelum aliran air yang melintas di atas mercu bendung masuk ke sungai

lagi maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super kritis harus

diperlambat dan dirubah menjadi kondisi sub kritis Dengan demikian kandungan

energi dengan daya penggerus yang sangat kuat yang timbul dalam aliran tersebut

harus diredam hingga mencapai tingkat yang normal kembali aliran tersebut tidak

membahayakan kestabilan alur sungai yang berada di bagian hilir bendung Guna

meredam energi yang terdapat didalam aliran tersebut maka diujung hilir

peluncur harus dibuatkan suatu bangunan yatldisebut dengan peredam energi

(Stiling Basin)

Ditinjau dari bentuk dan konstruksinya bangunan peredam energi

dibedakan menjadi beberapa macam antara lain

1 Peredam energi type loncatan

Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang

dangkal dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman

loncatan hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi Pada

dasarnya peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang

mempunyai dasar sangat kokoh

2 Peredam energi type kolam olakan

Pada prinsipnya peredam energi type olakan ini sebagian besar terjadi akibat

proses gesekan diantara molekul-molekul air sehingga menimbulkan olakan-

olakan di dalam kolam

Berdasarkan bilangan Froude peredam energi type kolam olak ini

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

a Kolam Olak Type Vlugter

Kolam olak type ini dikembangkan hanya untuk bangunan-bangunan

yang mempunyai beda tinggi energi tidak terlalu besar Biasanya diterapkan

pada bangunan-bangunan kecil pada saluran irigasi

b Kolam Olak Datar Type I

Kolam olak type ini digunakan hanya untuk mengalirkan debit sungai

yang relatif kecil dengan kapasitas peredam energi juga kecil dan biasanya

dibangun pada sungai yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibuat

perlengkapan-perlengkapan kolam olak

c Kolam Olak Datar Type II

Kolam olak type ini merupakan kolam olak datar yang pada bagian

dasar hulu kolam olak diberi gigi-gigi pemancar dari blok baton yang

berfungsi untuk meningkatkan efektifitas peredaman energi sedangkan

bagian hilirnya diberi ambang bergerigi yang berfungsi untuk menstabilkan

loncatan hidrolis yang terjadi dibagian hilir kolam olak Di dalam

penggunaannya kolam olak type ini cocok untuk aliran yang mempunyai

tekanan hidrostatis tinggi dengan debit persatuan lebar (q) gt 45 m3 serta

mempunyai bilangan froud gt 450

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 16: TK1 Jaringan Irigasi

a) Bendung dibangun pada sudetan (Kopur)

b) Sungai itu sungai alluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi

c) Terdapat waduk dihulu bangunan utama

Bila degradasi sangat mungkin terjadi tetapi tidak ada data pasti tersedia

maka sembarang degradasi 2 m harus digunakan untuk perencanaan kolam olak

Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk memberikan kemungkinan pelaksanaan

guna memperbaiki degradasi di masa mendatang yang ternyata melebihi perkiraan

semula

n) Kolam Loncat Air

Dari q versus H1 dan tinggi jatuh Kecepatan (V1) awal loncatan dapat

ditrentukan dari

V1 = radic (2g (05H1 + Z))

Dimana

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan gravitasi (mdtk2)

H1 = Tinggi energi diatas ambang

Z = Tinggi jatuh (m)

Dengan q = V1 x Y1 dan rumus untuk kedalaman konjugasi loncat air

adalah

Y2Yu = 050 (radic(1 + 8Fr2 ndash 1))

Dimana

Fr = V1 radic(gYu)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang ujung (m)

Yu = Kedalaman air diawal loncatan air (m)

Fr = Bilangan Froude

V1 = Kecepatan awal loncatan (mDtk)

g = Percepatan Gravitasi

Kedalaman konjugasi untuk setiap q dapat ditemukan dan diplot Untuk

menjaga agar loncatan tetap dekat dengan muka miring bendung dan di lantai

maka lantai harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya

sama dengan kedalaman konjugasi

Untuk aliran tenggelam yakni jika muka air hilir (H2) lebih besar dari 23

H1 di atas mercu maka tidak diperlukan kolam olak

Y2 ge 23 H1 Tidak perlu kolam olak

o) Panjang Kolam (Lj)

Panjang kolam loncat air dibelakang Hu biasanya kurang dari panjang bebas

loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill) Ambang yang berfungsi

untuk memantapkan ali4ran ini umumnya ditempatkan pada jarak

Lj = 5 (n + Y2)

Dimana

Lj = Panjang kolam (m)

n = Tinggi ambang ujung (m)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang

p) Bentuk-Bentuk Peredam Energi

Sebelum aliran air yang melintas di atas mercu bendung masuk ke sungai

lagi maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super kritis harus

diperlambat dan dirubah menjadi kondisi sub kritis Dengan demikian kandungan

energi dengan daya penggerus yang sangat kuat yang timbul dalam aliran tersebut

harus diredam hingga mencapai tingkat yang normal kembali aliran tersebut tidak

membahayakan kestabilan alur sungai yang berada di bagian hilir bendung Guna

meredam energi yang terdapat didalam aliran tersebut maka diujung hilir

peluncur harus dibuatkan suatu bangunan yatldisebut dengan peredam energi

(Stiling Basin)

Ditinjau dari bentuk dan konstruksinya bangunan peredam energi

dibedakan menjadi beberapa macam antara lain

1 Peredam energi type loncatan

Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang

dangkal dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman

loncatan hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi Pada

dasarnya peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang

mempunyai dasar sangat kokoh

2 Peredam energi type kolam olakan

Pada prinsipnya peredam energi type olakan ini sebagian besar terjadi akibat

proses gesekan diantara molekul-molekul air sehingga menimbulkan olakan-

olakan di dalam kolam

Berdasarkan bilangan Froude peredam energi type kolam olak ini

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

a Kolam Olak Type Vlugter

Kolam olak type ini dikembangkan hanya untuk bangunan-bangunan

yang mempunyai beda tinggi energi tidak terlalu besar Biasanya diterapkan

pada bangunan-bangunan kecil pada saluran irigasi

b Kolam Olak Datar Type I

Kolam olak type ini digunakan hanya untuk mengalirkan debit sungai

yang relatif kecil dengan kapasitas peredam energi juga kecil dan biasanya

dibangun pada sungai yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibuat

perlengkapan-perlengkapan kolam olak

c Kolam Olak Datar Type II

Kolam olak type ini merupakan kolam olak datar yang pada bagian

dasar hulu kolam olak diberi gigi-gigi pemancar dari blok baton yang

berfungsi untuk meningkatkan efektifitas peredaman energi sedangkan

bagian hilirnya diberi ambang bergerigi yang berfungsi untuk menstabilkan

loncatan hidrolis yang terjadi dibagian hilir kolam olak Di dalam

penggunaannya kolam olak type ini cocok untuk aliran yang mempunyai

tekanan hidrostatis tinggi dengan debit persatuan lebar (q) gt 45 m3 serta

mempunyai bilangan froud gt 450

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 17: TK1 Jaringan Irigasi

maka lantai harus diturunkan hingga kedalaman air hilir sekurang-kurangnya

sama dengan kedalaman konjugasi

Untuk aliran tenggelam yakni jika muka air hilir (H2) lebih besar dari 23

H1 di atas mercu maka tidak diperlukan kolam olak

Y2 ge 23 H1 Tidak perlu kolam olak

o) Panjang Kolam (Lj)

Panjang kolam loncat air dibelakang Hu biasanya kurang dari panjang bebas

loncatan tersebut karena adanya ambang ujung (end sill) Ambang yang berfungsi

untuk memantapkan ali4ran ini umumnya ditempatkan pada jarak

Lj = 5 (n + Y2)

Dimana

Lj = Panjang kolam (m)

n = Tinggi ambang ujung (m)

Y2 = Kedalaman air diatas ambang

p) Bentuk-Bentuk Peredam Energi

Sebelum aliran air yang melintas di atas mercu bendung masuk ke sungai

lagi maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super kritis harus

diperlambat dan dirubah menjadi kondisi sub kritis Dengan demikian kandungan

energi dengan daya penggerus yang sangat kuat yang timbul dalam aliran tersebut

harus diredam hingga mencapai tingkat yang normal kembali aliran tersebut tidak

membahayakan kestabilan alur sungai yang berada di bagian hilir bendung Guna

meredam energi yang terdapat didalam aliran tersebut maka diujung hilir

peluncur harus dibuatkan suatu bangunan yatldisebut dengan peredam energi

(Stiling Basin)

Ditinjau dari bentuk dan konstruksinya bangunan peredam energi

dibedakan menjadi beberapa macam antara lain

1 Peredam energi type loncatan

Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang

dangkal dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman

loncatan hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi Pada

dasarnya peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang

mempunyai dasar sangat kokoh

2 Peredam energi type kolam olakan

Pada prinsipnya peredam energi type olakan ini sebagian besar terjadi akibat

proses gesekan diantara molekul-molekul air sehingga menimbulkan olakan-

olakan di dalam kolam

Berdasarkan bilangan Froude peredam energi type kolam olak ini

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

a Kolam Olak Type Vlugter

Kolam olak type ini dikembangkan hanya untuk bangunan-bangunan

yang mempunyai beda tinggi energi tidak terlalu besar Biasanya diterapkan

pada bangunan-bangunan kecil pada saluran irigasi

b Kolam Olak Datar Type I

Kolam olak type ini digunakan hanya untuk mengalirkan debit sungai

yang relatif kecil dengan kapasitas peredam energi juga kecil dan biasanya

dibangun pada sungai yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibuat

perlengkapan-perlengkapan kolam olak

c Kolam Olak Datar Type II

Kolam olak type ini merupakan kolam olak datar yang pada bagian

dasar hulu kolam olak diberi gigi-gigi pemancar dari blok baton yang

berfungsi untuk meningkatkan efektifitas peredaman energi sedangkan

bagian hilirnya diberi ambang bergerigi yang berfungsi untuk menstabilkan

loncatan hidrolis yang terjadi dibagian hilir kolam olak Di dalam

penggunaannya kolam olak type ini cocok untuk aliran yang mempunyai

tekanan hidrostatis tinggi dengan debit persatuan lebar (q) gt 45 m3 serta

mempunyai bilangan froud gt 450

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 18: TK1 Jaringan Irigasi

Peredam energi type ini biasanya digunakan pada sungai-sungai yang

dangkal dengan kedalaman yang relatif kecil dibandingkan dengan kedalaman

loncatan hidrolis aliran yang ada diujung hulu bangunan peredam energi Pada

dasarnya peredam energi type ini hanya cocok untuk sungai-sungai yang

mempunyai dasar sangat kokoh

2 Peredam energi type kolam olakan

Pada prinsipnya peredam energi type olakan ini sebagian besar terjadi akibat

proses gesekan diantara molekul-molekul air sehingga menimbulkan olakan-

olakan di dalam kolam

Berdasarkan bilangan Froude peredam energi type kolam olak ini

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu

a Kolam Olak Type Vlugter

Kolam olak type ini dikembangkan hanya untuk bangunan-bangunan

yang mempunyai beda tinggi energi tidak terlalu besar Biasanya diterapkan

pada bangunan-bangunan kecil pada saluran irigasi

b Kolam Olak Datar Type I

Kolam olak type ini digunakan hanya untuk mengalirkan debit sungai

yang relatif kecil dengan kapasitas peredam energi juga kecil dan biasanya

dibangun pada sungai yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibuat

perlengkapan-perlengkapan kolam olak

c Kolam Olak Datar Type II

Kolam olak type ini merupakan kolam olak datar yang pada bagian

dasar hulu kolam olak diberi gigi-gigi pemancar dari blok baton yang

berfungsi untuk meningkatkan efektifitas peredaman energi sedangkan

bagian hilirnya diberi ambang bergerigi yang berfungsi untuk menstabilkan

loncatan hidrolis yang terjadi dibagian hilir kolam olak Di dalam

penggunaannya kolam olak type ini cocok untuk aliran yang mempunyai

tekanan hidrostatis tinggi dengan debit persatuan lebar (q) gt 45 m3 serta

mempunyai bilangan froud gt 450

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 19: TK1 Jaringan Irigasi

d Kolam Olak Datar Type III

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type III ini sama

dengan kolam olak datar type II perbedaanya untuk kolam olak type ini di

tengah-tengah pada dasar kolam dilengkapi dengan blok halang dari baton

yang berfungsi untuk menghadang aliran Kolam olak type ini relatif Iebih

pendek dibanding dengan kolam olak datar type II hal ini dikarenakan

penggunaanya hanya untuk bendung-bendung rendah yang mengalirkan air

dengan tekanan hidrostatis rendah serta memiliki debit persatuan lebar (q) lt

1850 m3

e Kolam Olak Datar Type IV

Pada hakekatnya prinsip kerja kolam olak datar type IV ini sama

dengan kolam olak datar type III perbedaanya hanya terletak pada

penggunaanya dimana untuk kolam olak type ini penggunaanya hanya

untuk bendung-bendung yang sangat rendah yang mengalirkan air dengan

tekanan hidrostatis rendah serta memiliki bilangan Froude antara 25 sampai

dengan 45

q) Pemilihan Kolam Olak

Terlepas dari kodisi hidrolis yang dapat dijelaskan dengan bilangan Froude

dan kedalaman muka air hilir kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang

diangkut memainkan peranan penting dalam pemilahan tipe kolam olak

a) Bendung di sungai mengangkut bongkah-bongkah atau batu-batu besar

dengan dasar relatif tahan gerusan biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak

tenggelam

b) Bendung di sungai yang mengangkut batu-batu besar tctapi sungai itu

mengandung bahan aluvial dengan dasar tahan gerusan akan mcnggunakan

kolam loncat air tanpa blok-blok halang atau tipe bak tenggelam peredam energi

c) Bendung sungai yang hanya mengangkut bahan-bahan sedimen halus

dapat direncanakan dengan kolam loncat air yang diperpendek dengan

menggunakan blok-blok haling

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 20: TK1 Jaringan Irigasi

Untuk tipe kolam olak yang terakhir daya gerus sedimen yang terangkut

harus dipertimbangkan dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk

membuat blok

- Bangunan pengambilan

Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air Air irigasi

dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini Pertimbangan utama dalam

merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan

sedimen

- Bangunan pembilas (penguras)

Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan dibuat bangunan pembilas

guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi

Pembilas dapat direncanakan sebagai

(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan

(2) pembilas bawah (undersluice)

(3) shunt undersluice

(4) pembilas bawah tipe boks

- Kantong lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari

fraksi pasir halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir

berukuran 0088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir

pengambilan Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong

lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah Bahan

yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara berkala

Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras

untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai Dalam hal-hal

tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain yaitu dengan jalan

mengeruknya atau dilakukan dengan tangan

- Perkuatan sungai

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 21: TK1 Jaringan Irigasi

Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama

untuk menjaga agar bangunan tetap berfungsi dengan baik terdiri dari

1) Bangunan perkuatan sungai guna melindungi bangunan terhadap

kerusakan akibat penggerusan dan sedimentasi Pekerjaan-pekerjaan ini

umumnya berupa krib matras batu pasangan batu kosong danatau

dinding pengarah

2) Tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap

genangan akibat banjir

3) Saringan bongkah untuk melindungi pengambilan atau pembilas agar

bongkah tidak menyumbah bangunan selama terjadi banjir

4) Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila bangunan

bendung dibuat di kopur untuk mengelakkan sungai melalui bangunan

tersebut

- Bangunan-bangunan pelengkap

Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke

bangunan utama diperlukan keperluan

1) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran

2) Rumah untuk opreasi pintu

3) Peralatan komunikasi tempat teduh serta perumahan untuk tenaga

operasional gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan

pemeliharaan

4) jembatan di atas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah di

jangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum

5) instalasi tenaga air mikro atau mini tergantung pada hasil evaluasi

ekonomi serta kemungkinan hidrolik Instalasi ini bisa dibangun di dalam

bangunan bendung atau di ujung kantong lumpur atau di awal saluran

6) bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang

senyatanya perlu dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga

kehidupan biota tidak terganggu Pada lokasi diluar pertimbangan

tersebut tidak diperlukan tangga ikan

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 22: TK1 Jaringan Irigasi

Gambar Bangunan Utama

Jaringan Irigasi

a Saluran irigasi

a1 Jaringan irigasi utama

Saluran primer membawa air dari bendung ke saluran sekunder dan ke

petak-petak tersier yang diairi Batas ujung saluran primer adalah pada

bangunan bagi yang terakhir

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 23: TK1 Jaringan Irigasi

Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier

yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut Batas ujung saluran ini adalah

pada bangunan sadap terakhir

Saluran pembawa membawa air irigasi dari sumber air lain (bukan sumber

yang memberi air pada bangunan utama proyek) ke jaringan irigasi primer

Saluran muka tersier membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak

tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya

a2 Jaringan saluran irigasi tersier

Saluran tersier membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama

ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter Batas ujung saluran ini adalah

boks bagi kuarter yang terakhir

Saluran kuarter membawa air dari boks bagi kuarter melalui bangunan sadap

tersier atau parit sawah ke sawah-sawah

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter

b Saluran Pembuang

b1 Jaringan saluran pembuang tersier

Saluran pembuang kuarter terletak di dalam satu petak tersier menampung

air langsung dari sawah dan membuang air tersebut ke dalam saluran

pembuang tersier

Saluran pembuang tersier terletak di dan antara petak-petak tersier yang

termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan menampung air baik

dari pembuang kuarter maupun dari sawah-sawah Air tersebut dibuang ke

dalam jaringan pembuang sekunder

b2 Jaringan saluran pembuang utama

Saluran pembuang sekunder menampung air dari jaringan pembuang tersier

dan membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan

pembuang alamiah dan ke luar daerah irigasi

Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang

sekunder ke luar daerah irigasi Pembuang primer sering berupa saluran

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 24: TK1 Jaringan Irigasi

pembuang alamiah yang mengalirkan kelebihan air tersebut ke sungai anak

sungai atau ke laut

Bangunan Bagi dan Sadap

Bangunan bagi dan sadap pada irigasi teknis dilengkapi dengan pintu dan

alat pengukur debit untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sesuai jumlah dan pada

waktu tertentu

Namun dalam keadaan tertentu sering dijumpai kesulitan-kesulitan dalam

operasi dan pemeliharaan sehingga muncul usulan sistem proporsional Yaitu

bangunan bagi dan sadap tanpa pintu dan alat ukur tetapi dengan syarat-syarat

sebagai berikut

1 Elevasi ambang ke semua arah harus sama

2 Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit sama

3 Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah yang diairi

Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik

cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih

Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke

saluran tersier penerima Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi

satu rangkaian bangunan Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk

dua saluran atau lebih (tersier subtersier danatau kuarter)

Bangunanndashbangunan Pengukur dan Pengatur

Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer di cabang saluran jaringan

primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier Bangunan ukur dapat

dibedakan menjadi bangunan ukur aliran atas bebas (free overflow) dan bangunan

ukur alirah bawah (underflow) Beberapa dari bangunan pengukur dapat juga

dipakai untuk mengatur aliran air

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 25: TK1 Jaringan Irigasi

Tipe Mengukur dengan Mengatur

Bangunan ukur Ambang lebar

Bangunan ukur Parshall

Bangunan ukur Cipoletti

Bangunan ukur Romijn

Bangunan ukur Crump-de Gruyter

Bangunan sadap Pipa sederhana

Constant-Head Orifice (CHO)

Cut Throat Flume

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Atas

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Bawah

Aliran Atas

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Peralatan berikut dianjurkan pemakaiannya

di hulu saluran primer

Untuk aliran besar alat ukur ambang lebar dipakai untuk pengukuran dan

pintu sorong atau radial untuk pengatur

di bangunan bagi bangunan sadap sekunder

Pintu Romijn dan pintu Crump-de Gruyter dipakai untuk mengukur dan

mengatur aliran Bila debit terlalu besar maka alat ukur ambang lebar dengan

pintu sorong atau radial bisa dipakai seperti untuk saluran primer

bangunan sadap tersier

Untuk mengatur dan mengukur aliran dipakai alat ukur Romijn atau jika

fluktuasi di saluran besar dapat dipakai alat ukur Crump-de Gruyter Di petak-

petak tersier kecil di sepanjang saluran primer dengan tinggi muka air yang

bervariasi dapat dipertimbangkan untuk memakai bangunan sadap pipa sederhana

di lokasi yang petani tidak bisa menerima bentuk ambang sebaiknya dipasang alat

ukur parshall atau cut throat flume Alat ukur parshall memerlukan ruangan yang

panjang presisi yang tinggi dan sulit pembacaannya alat ukur cut throat flume

lebih pendek dan mudah pembacaannya

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 26: TK1 Jaringan Irigasi

Bangunan Pengatur Muka Air

Bangunan-bangunan pengatur muka air mengaturmengontrol muka air di

jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat

memberikan debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier

Bangunan pengatur mempunyai potongan pengontrol aliran yang dapat

distel atau tetap Untuk bangunan-bangunan pengatur yang dapat disetel

dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong) radial atau lainnya

Bangunan-bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat di mana tinggi

muka air di saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute)

Untuk mencegah meninggi atau menurunnya muka air di saluran dipakai mercu

tetap atau celah kontrol trapesium (trapezoidal notch)

Bangunan Pembawa

Bangunan-bangunan pembawa membawa air dari ruas hulu ke ruas hilir

saluran Aliran yang melalui bangunan ini bisa superkritis atau subkritis

a bangunan pembawa dengan aliran superkritis

Bangunan pembawa dengan aliran tempat di mana lereng medannya

maksimum saluran Superkritis diperlukan di tempat lebih curam daripada

kemiringan maksimal saluran (Jika di tempat dimana kemiringan medannya lebih

curam daripada kemiringan dasar saluran maka bisa terjadi aliran superkritis yang

akan dapat merusak saluran Untuk itu diperlukan bangunan peredam)

a 1 Bangunan terjun

Dengan bangunan terjun menurunnya muka air (dan tinggi energi)

dipusatkan di satu tempat Bangunan terjun bisa memiliki terjun tegak atau terjun

miring Jika perbedaan tinggi energi mencapai beberapa meter maka konstruksi

got miring perlu dipertimbangkan

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 27: TK1 Jaringan Irigasi

a 2 Got miring

Daerah got miring dibuat apabila trase saluran rnelewati ruas medan dengan

kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar Got

miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran

superkritis dan umurnnya mengikuti kemiringan medan alamiah

b Bangunan pembawa dengan aliran subkritis (bangunan silang)

b 1 Gorong-gorong

Gorong-gorong dipasang di tempat-tempat di mana saluran lewat di bawah

bangunan (jalan rel kereta api) atau apabila pembuang lewat di bawah saluran

Aliran di dalam gorong-gorong umumnya aliran bebas

b 2 Talang

Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat di atas saluran lainnya

saluran pembuang alamiah atau cekungan dan lembah-lembah Aliran di dalam

talang adalah aliran bebas

b 3 Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi

di bawah saluran pembuang cekungan anak sungai atau sungai Sipon juga

dipakai untuk melewatkan air di bawah jalan jalan kereta api atau bangunan-

bangunan yang lain Sipon merupakan saluran tertutup yang direncanakan untuk

mengalirkan air secara penuh dan sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan

b 4 Jembatan sipon

Jembatan sipon adalah saluran tertutup yang bekerja atas dasar tinggi tekan

dan dipakai untuk mengurangi ketinggian bangunan pendukung di atas lembah

yang dalam

b 5 Flum (Flume)

Ada beberapa tipe flum yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi melalui

situasi-situasi medan tertentu misalnya

flum tumpu (bench flume) untuk mengalirkan air di sepanjang lereng bukit

yang curam

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 28: TK1 Jaringan Irigasi

flum elevasi (elevated flume) untuk menyeberangkan air irigasi lewat di

atas saluran pembuang atau jalan air lainnya

flum dipakai apabila batas pembebasan tanah (right of way) terbatas atau

jika bahan tanah tidak cocok untuk membuat potongan melintang saluran

trapesium biasa

Flum mempunyai potongan melintang berbentuk segi empat atau setengah

bulat Aliran dalam flum adalah aliran bebas

b 6 Saluran tertutup

Saluran tertutup dibuat apabila trase saluran terbuka melewati suatu daerah

di mana potongan melintang harus dibuat pada galian yang dalam dengan lereng-

Iereng tinggi yang tidak stabil Saluran tertutup juga dibangun di daerah-daerah

permukiman dan di daerah-daerah pinggiran sungai yang terkena luapan banjir

Bentuk potongan melintang saluran tertutup atau saluran gali dan timbun adalah

segi empat atau bulat Biasanya aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran

bebas

b 7 Terowongan

Terowongan dibangun apabila keadaan ekonomianggaran memungkinkan

untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati bukit-bukit dan medan yang

tinggi Biasanya aliran di dalam terowongan adalah aliran bebas

Bangunan Lindung

Diperlukan untuk melindungi saluran baik dari dalam maupun dari luar

Dari luar bangunan itu memberikan perlindungan terhadap limpasan air buangan

yang berlebihan dan dari dalam terhadap aliran saluran yang berlebihan akibat

kesalahan eksploitasi atau akibat masuknya air dan luar saluran

a Bangunan Pembuang Silang

Gorong-gorong adalah bangunan pembuang silang yang paling umum

digunakan sebagai lindungan-luar lihat juga pasal mengenai bangunan pembawa

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 29: TK1 Jaringan Irigasi

Sipon dipakai jika saluran irigasi kecil melintas saluran pembuang yang

besar Dalam hal ini biasanya lebih aman dan ekonomis untuk membawa air

irigasi dengan sipon lewat di bawah saluran pembuang tersebut

Overchute akan direncana jika elevasi dasar saluran pembuang di sebelah

hulu saluran irigasi lebih besar daripada permukaan air normal di saluran

b Pelimpah (Spillway)

Ada tiga tipe lindungan-dalam yang umum dipakai yaitu saluran pelimpah

sipon pelimpah dan pintu pelimpah otomatis Pengatur pelimpah diperlukan tepat

di hulu bangunan bagi di ujung hilir saluran primer atau sekunder dan di tempat-

tempat lain yang dianggap perlu demi keamanan jaringan Bangunan pelimpah

bekerja otomatis dengan naiknya muka air

c Bangunan Penggelontor Sedimen (Sediment Excluder)

Bangunan ini dimaksudkan untuk mengeluarkan endapan sedimen

sepanjang saluran primer dan sekunder pada lokasi persilangan dengan sungai

Pada ruas saluran ini sedimen diijinkan mengendap dan dikuras melewati pintu

secara periodik

d Bangunan Penguras (Wasteway)

Bangunan penguras biasanya dengan pintu yang dioperasikan dengan

tangan dipakai untuk mengosongkan seluruh ruas saluran bila diperlukan Untuk

mengurangi tingginya biaya bangunan ini dapat digabung dengan bangunan

pelimpah

e Saluran Pembuang Samping

Aliran buangan biasanya ditampung di saluran pembuang terbuka yang

mengalir pararel di sebelah atas saluran irigasi Saluran-saluran ini membawa air

ke bangunan pembuang silang atau jika debit relatif kecil dibanding aliran air

irigasi ke dalam saluran irigasi itu melalui lubang pembuang

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 30: TK1 Jaringan Irigasi

f Saluran Gendong

Saluran gendong adalah saluran drainase yang sejajar dengan saluran irigasi

berfungsi mencegah aliran permukaan (run off) dari luar areal irigasi yang masuk

ke dalam saluran irigasi Air yang masuk saluran gendong dialirkan keluar ke

saluran alam atau drainase yang terdekat

Jalan dan Jembatan

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi eksploitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi dan pembuang oleh Dinas Pengairan Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja

Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasipembuang atau

untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum

Perlu dilengkapi jalan petani ditingkat jaringan tersier dan kuarter sepanjang

itu memang diperlukan oleh petani setempat dan dengan persetujuan petani

setempat pula karena banyak ditemukan di lapangan jalan petani yang rusak atau

tidak ada sama sekali sehingga akses petani dari dan ke sawah menjadi terhambat

terutama untuk petak sawah yang paling ujung

Bangunan Pelengkap

Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir

yang berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar Pada umumnya

tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di sepanjang

saluran primer

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake

Page 31: TK1 Jaringan Irigasi

Fasilitas-fasilitas operasional diperlukan untuk operasi jaringan irigasi

secara efektif dan aman Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi antara lain

kantor-kantor di lapangan bengkel perumahan untuk staf irigasi jaringan

komunikasi patok hektometer papan eksploitasi papan duga dan sebagainya

Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat di dan sepanjang saluran

meliputi

Pagar rel pengaman dan sebagainya guna memberikan pengaman sewaktu

terjadi keadaan-keadaan gawat

Tempat-tempat cuci tempat mandi ternak dan sebagainya untuk

memberikan sarana untuk mencapai air di saluran tanpa merusak lereng

Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan (sipon dan

gorong-gorong panjang) oleh benda-benda yang hanyut

Jembatan-jembatan untuk keperluan penyeberangan bagi penduduk

Sanggar tani sebagai sarana untuk interaksi antar petani dan antara petani

dan petugas irigasi dalam rangka memudahkan penyelesaianpermasalahan

yang terjadi di lapangan Pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi petani setempat serta letaknya di setiap bangunan sadapofftake