3 Perencanaan Jaringan Irigasi

15
1. Prinsip Teknik Irigasi, pemisahan : jaringan saluran pembawa/irigasi jaringan saluran pembuang Saluran pembawa / irigasi Mengalirkan air dari sumber air sampai ke lahan sawah Saluran pembuang Mengalirkan kelebihan air dari sawah ke selokan pembuang atau sungai yang selanjutnya dan berakhir di laut

description

irigasi

Transcript of 3 Perencanaan Jaringan Irigasi

Page 1: 3 Perencanaan Jaringan Irigasi

1. Prinsip Teknik Irigasi, pemisahan : jaringan saluran pembawa/irigasi jaringan saluran pembuang

Saluran pembawa / irigasi Mengalirkan air dari sumber air sampai ke

lahan sawahSaluran pembuang

Mengalirkan kelebihan air dari sawah ke selokan pembuang atau sungai yang selanjutnya dan berakhir di laut

Page 2: 3 Perencanaan Jaringan Irigasi

Saluran Irigasi harus :› lebih tinggi dari lahan yang akan dialiri dan diupayakan

dapat menjangkau areal sawah seluas-luasnya› Diupayakan sependek mungkin, hal ini akan mencegah

berkurangnya tekanan atau energi dan biaya pembangunan

› Mengikuti garis kontur agar tetap memperoleh ketinggian

Saluran tersier harus mampu :› Mengalirkan air ke petak-petak tersier sehingga dapat

menggenangi persawahan

Saluran Pembuang harus mampu :› Menampung dan menyalurkan kelebihan air dari petak

persawahan dengan lancar, termasuk air hujan

Page 3: 3 Perencanaan Jaringan Irigasi

Bangunan Irigasi dibagi menjadi :

a. Bangunan Utama

b. Jaringan Irigasi :

Page 4: 3 Perencanaan Jaringan Irigasi

Saluran Primer

Sal

uran

sek

unde

r

Bangunan bagi dengan pintu sadap

Bangunan sadap

bendung

Intake In take

Lay out jaringan irigasi

Page 5: 3 Perencanaan Jaringan Irigasi

a. Penarikan trase saluran, diusahakan :

› dalam perencanaan Saluran diperlukan peta topografi berskala 1 : 25.000 dan 1 : 50.000, kemiringan medan harus tergambar jelas

› Menentukan elevasi muka air saluran, › Muka air rencana sama atau dibawah

elevasi tanah. Hal ini untuk menghindari pencurian air atau penyadapan liar dan menghemat biaya

› Elevasi muka air harus cukup tinggi, agar dapat mengaliri sawah-sawah yang paling tinggi pada petak-petak tersier

Page 6: 3 Perencanaan Jaringan Irigasi

b. Letak bangunan sadap› Batas-batas petak tersier ditetapkan

berdasarkan peta topografi skala 1 : 5.000 dengan luas rata-rata 50 – 100 Ha

› Kemudian ditentukan lokasi bangunan sadap sedemikian rupa sehingga mampu mengaliri petak tersier.

c. Ketinggian muka air di bangunan sadap› Tinggi muka air di bangunan Sadap

tersier pada saluran Primer atau Sekunder dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Page 7: 3 Perencanaan Jaringan Irigasi

– P = elevasi muka air di saluran primer atau sekunder

– A = elevasi lahan sawah

– a = lapisan genangan air di sawah ( 10 cm )

– b = kehilangan tinggi energi disaluran kuarter ke sawah ( 5 cm )

– c = kehilangan tinggi energi di boks bagi kuarter ( 5 cm )

– d = kehilangan tinggi energi selama pengaliran di saluran irigasi

– e = kehilangan tinggi energi di boks bagi

– f = kehilangan tinggi energi di gorong-gorong

– g = kehilangan tinggi energi di bangunan sadap

h = variasi tinggi muka air

– z = kehilangan tinggi energi di bangunan tersier lain

Keterangan :

Page 8: 3 Perencanaan Jaringan Irigasi

d. Menentukan kemiringan saluran di lapangan,kemiringan saluran mengikuti kemiringan medan pada peta topografi (kontur). Cara terbaik adalah memplot elevasi pada titik potong trase saluran dengan garis kontur

14.00

14.0

0

13.5

0

13.0

0

12.5

0

12.0

0

11.0

0

11.5

0

13.00

12.00

11.0010.00

10.5

0

0.0 9.00 15.00 25.00

Page 9: 3 Perencanaan Jaringan Irigasi

e. Kemiringan Medan ( Io )

Kemiringan medan tiap ruas dapat ditentukan dengan persanaan :

L

HRWLRWLI du 0

0

Keterangan :RWLu = Tinggi muka air yang diperlukan pada bangunan sadap di huluRWLd = Tinggi muka air yang diperlukan pada bangunan sadap di hilirH0 = Jumlah perkiraan kehilangan tinggi pada bangunan dan saluranL = Panjang ruas

Page 10: 3 Perencanaan Jaringan Irigasi

1. Daerah Irigasi M yang terdiri dari 7 petak tersier dengan skema seperti pada gambar dibawah

B1B2

B5

B3B4

Page 11: 3 Perencanaan Jaringan Irigasi

Untuk masa tanam pada musim kemarau ( awal ) pada periode 1 direncanakan budidaya tanaman sebagai berikut :

Kebutuhan air di tetapkan : Padi = 1.00 l/det/haTebu = 0.50 l/det/haPalawija = 0.25 l/det/haKehilangan air di jaringan primer dan sekunder = 15 %, dan di jaringan tersier = 25 %Debit yang tersedia di bendung = 406 l/det

Jenis tanaman Petak I Petak 2 Petak 3 Petak 4 Petak 5 Petak 6 Petak 7Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha

Padi 28 18 41 37 27 49 31Tebu 8 6 15 12 8 16 9Palawija 18 14 27 23 22 26 20JUMLAH 54 38 83 72 57 91 60

Page 12: 3 Perencanaan Jaringan Irigasi

Perhitungan kebutuhan air di pintu tersier sbb:

Petak 1 = 100%/(100%-25%) x (28x1 + 8x0.5 + 18x0.25) = 48.67 l/det

Petak 2 = 100%/(100%-25%) x (18x1 + 6x0.5 + 14x0.25) = 33.67 l/det

Petak 3 = 100%/(100%-25%) x (41x1 + 15x0.5 + 27x0.25) = 73.67 l/det Petak 4 = 100%/(100%-25%) x (37x1 + 12x0.5 + 23x0.25) = 65.00 l/det

Petak 5 = 100%/(100%-25%) x (27x1 + 8x0.5 + 22x0.25) = 48.67 l/det Petak 6 = 100%/(100%-25%) x (49x1 + 16x0.5 + 26x0.25) = 84.67 l/det Petak 7 = 100%/(100%-25%) x (31x1 + 9x0.5 + 20x0.25) = 54.00 l/det

JUMLAH = 408.35 l/det

Page 13: 3 Perencanaan Jaringan Irigasi

Kehilangan air di saluran primer dan sekunder = 0.15 x 408.35) = 61.25 l/det

Kebutuhan air di bendung = 408.35 + 61.25 = 469.6 l/det

Faktor keamanan (k) air = 406 / 469.6 = 0.86Agar pembagian air adil tiap petak dikalikan dengan angka keamanan (k)

tersebut Debit (Q) yang diperlukan di pintu Pengambilan

Qd = kebutuhan air di bangunan pengambilan = Qf = kebutuhan air di sawah

L = Prosentase kehilangan air

di pintu B2 =(100%/(100%-15%) x (0.86)(38+91+60))= 191.22 l/det

Di pintu B4 = (100%/(100%-15%) x (0.86)(72+57)) = 130.52 l/det

L

QQ fd

1

Page 14: 3 Perencanaan Jaringan Irigasi

2. Tentukan dimensi saluran kuarter b2 yang melayani areal 10.4 ha, jika kebutuhan air 1.4 l/det/ha, kemiringan I = 0.002, Rumus Strickler :

hmhbImhb

hmhbkQ

mhbp

hmhbA

PAR

IRkvAvQ

).(.12

)(.

12

)(

/

...

21

32

21

32

2

2

V = Kecepatan aliran (m/det)k = koefesien kekasaran Strickler pasangan batu = 60 beton = 70 tanah = 35 – 45R = Jari-jari hidrolis (m) = A/pA = luas penampang basah (m2)p = keliling basah (m)I = kemiringan saluranm = kemiringan talud saluran

w

h

bm

Page 15: 3 Perencanaan Jaringan Irigasi

Kebutuhan air (Q) = 10.4 x 1.4 = 15.6 l/det

b diambil = 0.30 m tinggi saluran basah ( h ) = 0.14 m, tinggi jagaan (w) = 0.20 m, kemiringan talud sal. (m) = 1