Spekteknis Kandang

25
P E S I F I K A S I T E K N I S 1. PEKERJAAN PERSIAPAN A. Lingkup Pekerjaan 1 Pembongkaran 2 Pembersihan Lapangan 3 Pasang bouwplank & Pengukuran 4 Direksi keet, Gudang dan Barak Kerja 5 Air Kerja 6 Keamanan 7 Penerangan Listrik 8 Mobilisasi dan Demolibisasi 9 Pagar Proyek 1. Pembongkaran Pekerjaan ini meliputi Pembongkaran Lantai dan Bangunan kandang Ular. Untuk membangun kandang ular baru sesuai dengan gambar rencana. 2. Pembersihan Lapangan Sebelum memulai pekerjaan tanah, galian dan urungan, pemborong harus membersihkan tempat pekerjaan dari semua sampah-sampah dan lain-lain, dan meneliti ketentuan tinggi permukaan lantai yang tercantum dalam gambar. 3. Pasang Bouwplank & Pengukuran a. Pekerjaan Bouwplank 1. Bouwplank dipasang pada patok kayu kelas III berukuran 5/7, tertancap ditanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 1.50 m satu dengan yang lainnya. 2. Bouwplank dibuat dari papan dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar 25 cm dipasang lurus dan diserut rata pada sisi atasnya. Tinggi sisi atas papan harus sama satu dengan yang lainnya dan rata/waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Pengawas. 3. Bouwplank dipasang mininium sejarak 2 m dari as pondasi terluar. Apabila kondisi lapangan tidak memungkinkan, bouwplank di letakkkan sesuai dengan petunjuk Pengawas. 4. Setelah selesai pemasangan bouwplank, Pemborong harus melaporkan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dan harus menjaga serta memelihara

description

spesifikasi, teknis

Transcript of Spekteknis Kandang

Page 1: Spekteknis Kandang

P E S I F I K A S I T E K N I S

1. PEKERJAAN PERSIAPAN

A. Lingkup Pekerjaan1 Pembongkaran2 Pembersihan Lapangan3 Pasang bouwplank & Pengukuran4 Direksi keet, Gudang dan Barak Kerja5 Air Kerja6 Keamanan7 Penerangan Listrik8 Mobilisasi dan Demolibisasi9 Pagar Proyek

1. Pembongkaran Pekerjaan ini meliputi Pembongkaran Lantai dan Bangunan kandang Ular. Untuk membangun kandang ular baru sesuai dengan gambar rencana.

2. Pembersihan Lapangan Sebelum memulai pekerjaan tanah, galian dan urungan, pemborong harus membersihkan tempat pekerjaan dari semua sampah-sampah dan lain-lain, dan meneliti ketentuan tinggi permukaan lantai yang tercantum dalam gambar.

3. Pasang Bouwplank & Pengukuran a. Pekerjaan Bouwplank

1. Bouwplank dipasang pada patok kayu kelas III berukuran 5/7, tertancap ditanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 1.50 m satu dengan yang lainnya.

2. Bouwplank dibuat dari papan dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar 25 cm dipasang lurus dan diserut rata pada sisi atasnya. Tinggi sisi atas papan harus sama satu dengan yang lainnya dan rata/waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Pengawas.

3. Bouwplank dipasang mininium sejarak 2 m dari as pondasi terluar. Apabila kondisi lapangan tidak memungkinkan, bouwplank di letakkkan sesuai dengan petunjuk Pengawas.

4. Setelah selesai pemasangan bouwplank, Pemborong harus melaporkan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dan harus menjaga serta memelihara keutuhan dan ketetapan letak bouwplank selama pembangunan, sampai dinyatakan tidak diperlukan lagi oleh Pengawas.

b. Pekerjaan Pengukuran1. Sebelum memulai pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mempelajari dengan

seksama rencana tapak dan titik mulai awal pembangunan dan referensi koordinat, pengukuran sesuai dengan petunjuk konsultan seperti yang tercantum dalam gambar kerja.

2. Bila ada ketidaksesuaian ukuran di lapangan terhadap gambar kerja, Pemborong diwajibkan memberitahukan hal tersebut kepada Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan cara penyelesaian yang terbaik.

3. Jumlah BM/patok ukur yang harus dibuat oleh Pemborong minimum 2 (dua) buah, lokasi penanaman sesuai petunjuk Pengawas sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu dan atau terganggu selama pembangunan berlangsung.

4. Patok ukur dibuat tertancap kuat ditanah dengan bagian yang muncul diatas muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil P 0.00 sesuai dengan

Page 2: Spekteknis Kandang

gambar kerja. Diatasnya dicantumkan indikasi peil P +/- 0.00 sesuai dengan petunjuk Pengawas.

5. Untuk daerah yang mempunyai perbedaan elevasi sangat tajam, diperlukan patok ukur tambahan yang dapat dipakai sebagai patokan elevasi - elevasi di daerah tersebut.

6. Patok ukur dibuat permanen, tidak. dapat diubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai pembangunan selesai. Pembongkaran hanya dapat dilakukan bila ada instruksi tertulis dari Pengawas.

4. Direksi Keet, Gudang dan Barak Kerja a. Pemborong harus membuat Direksi Keet untuk Pemborong, Pengawas dan gudang

material yang dapat dikunci diatas tapak pekerjaan dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan.

b. Pemborong harus membuat barak untuk tempat tinggal pekerja yang dilengkapi dengan wc

c. Lokasi / tempat gudang penyimpanan / material, harus sedemikian rupa sehingga mudah dicapai untuk truck pengangkut/material dari luar lokasi dan tidak menganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan.

d. Setelah selesai pembangunan Direksi Keet, barak dan gudang penyimpanan material harus dibongkar dan disingkirkan keluar lokasi kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas/ Pengawas

5. Air Kerja a. Air untuk bekerja harus disediakan Pernborong dengan mengambil sumber dari

sumur yang ada di lokasi proyek atau dari luar lokasi atau mengambil sumber dari instalasi yang ada dengan persetujuan pihak Pemberi Tugas/ Pengawas.

b. Apabila sumber air yang ada tidak dapat menjamin kelancaran catu air, Pernborong harus membuat bak pcnampungan air/reservoir dengan kapasitas yang mencukupi untuk air kerja, dibuat dari drum-drum atau sesuai dengan petunjuk Pengawas.

6. Keamanan Pemborong harus menempatkan personil satuan pengaman (Satpam) untuk kepentingan Pemborong sendiri dilokasi pekerjaan dengan persetujuan pihak Pemberi Tugas/Pengawas sampai pembangunan selesai.

7. Penerangan Listrik Listrik untuk bekerja harus disediakan Pemborong dengan menggunakan diesel pernbangkit tenaga listrik / arus dari PLN dengan kapasitas daya mencukupi untuk keperluan kerja dan semua pembiayaan menjadi tanggung jawab pemborong.

8. Mobilisasi dan Demobilisasi Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus mengadakan mobilisasi peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menunjang jalannnya pekerjaan. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah Surat Perintah Kerja (SPK) diterima oleh Pemborong. Demobilisasi dilaksanakan, apabila pekerjaan dianggap telah selesai dan dengan persetujuan Pemberi Tugas/ Pengawas.

9. Pagar Proyek Pemborong diwajibkan membuat pagar proyek untuk membatasi antara lokasi kerja dengan lokasi sekitarnya. Pagar proyek ini berfungsi juga sebagai pengaman agar bahan – bahan dan pekerjaan dapat terlindung dari pengaruh luar atau disekitarnya yang bersifat merusak.

2. PEKERJAAN TANAH

A. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah seperti tercantum dalam gambar

Page 3: Spekteknis Kandang

B. Persyaratan Pelaksanaan 1. Sebelum memulai pekerjaan perbaikan tanah, galian dan urungan, pemborong harus

membersihkan tempat pekerjaan dari semua sampah-sampah dan lain-lain, dan meneliti ketentuan tinggi permukaan lantai yang terdantum dalam gambar

2. Pemborong diwajibkan membuat saluran-saluran sementara diatas tapak dan atau mengalihkan saluran-saluran yang telah ada diatas tapak sehingga tidak menggangu jalannya pekerjaan dan tapak dapat bebas dari genangan-genangan air.

3. Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yang telah direncanakan, pengalian pada bagian harus dilakukan sedemikian rupa dan tanah kelebihan harus digunakan untuk pengurngan atau dibuang kecuali ditentukan lain oleh Pengawas.

4. Pemborong harus mencegah genangan air dalam galian yang dibabkan oleh hujan, rembesan air dengan jalan memompa atau menyalurkan keselokan atau tempat lain sesuai petunjuk pengawas, bila diperlukan untuk mencegah kelongsoran maka dapat digunakan penyangahan pada galian.

5. Apabila ada kesalahan penggalian/galian lebih dalam yang dikehendaki atau posisinya berlainan dengan tertera dalam gambar maka pemborong harus mengisi kelebihan kedalam tersebut dengan pasir atau bahan lain yang disetujui Pengawas atas biaya pemborong tanpa penggantian biaya dari pemberi tugas.

6. Tanah yang akan diurug dan tanah urungannya harus bebas dari segala bahan-bahan yang dapat membusuk atau dapat mempengaruhi kepadatan urungan yang akan dilaksanakan.

7. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik 8. Bila permukaan tanah tidak mencapai kepadatan yang dipersyaratkan, maka pemborong

wajib melakukan perbaikan mutu tanah tersebut dengan mengganti tanah urug yang dapat mencapai kepadatan yang dipersyaratkan atas biaya pemborong.

9. Pekerjaan galian tanah untuk semua lubang yang diperlukan, baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank selesai terpasang lengkap dengan penandaan sumbu. Ketinggian serta bentuk galian harus diperiksa dan disetujui oleh Pengawas.

10. Pengalian harus disesuaikan dengan gambar kerja, dasar galin dikerjakan dengan teliti dan datar, harus bersih dari tanah urug bekas sisa-sisa bahan bangunan/ kotoran.

11. Kelebihan tanah bekas galian harus dibuang ke tempat yang telah ditentukan oleh Pengawas. Antara papan patok ukur (bouwplank) dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.

12. Apabila permukaan air tanah tinggi, Pernborong harus menyediakan pornpa air secukupnya untuk mengeringkan air yang menggenangi aliran. Diisyaratkan bahwa seluruh permukaan galian, terutama lantai galian harus kering untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan selanjutnya.

13. Galian yang akan diurug dan tanah urugannya harus bebas segala bahan bahan yang dapat membusuk atau mernpengaruhi kepadatan urugan yang akan dilaksanakan.

14. Bahan-bahan bekas bongkaran bangunan sama sekali tidak boleh dipergunakan sebagai bahan urugan. Tanah urugan dapat diarnbil dari bekas galian, atau tanah yang didatangkan dari luar yang tidak mengandung bahan galian seperti diatas dan atau telah disetujui oleh Pengawas

15. Pemadatan harus dilakukan dengan pemadat, mesin/ vibrator kompaktor.16. Pasir yang mengandung lumpur lebih dari 20 % sama sekali tidak boleh dipakai untuk

mengurug.

3. PEKERJAAN PONDASI

A. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan pondasi meliputi penyelidikan lapangan, penentuan as-as kolom dan

pondasi, peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan ini terdiri (yang meliputi seluruh detail yang disebutkan /ditunjuk dalam gambar)

Page 4: Spekteknis Kandang

1. Pondasi pasangan batu kali untuk semua dinding yang berada diluar jalur sloof struktur utama

2. Pondasi Plat khusus untuk Kandang Siamang. Pekerjaan pondasi ini terdiri dari pekerjaan permulaan, galian tanah pondasi dan

pasangan bouwplank. Pondasi Plat terdiri dari Galian tanah pondasi, lantai kerja, pondasi beton

bertulang dan urugan tanah.B. As- as Kolom dan Pondasi.

Pemborong supaya menentukan as-as kolom dengan teliti dan dibawah pengawasan seorang ahli ukur.

C. Penyelidikan Lapangan1. Sebelum mengajukan penawaran, Pemborong dianggap telah mengunjungi dan

mempelajari keadaan lokasi pekerjaan sebaik-baiknya sesuai berita acara penjelasan pekerjaan, termasuk yang tidak disebutkan secara khusus dalam gambar struktural.

2. Jika Pemborong ingin melakukan penyelidikan tambahan yang menyangkut galian, sondir dan sebagainya, sebelum mengajukan penawaran, hal ini dapat dilakukan atas tanggungan biaya Pemborong tersebut. Ijin masuk lapangan dapat diatur kemudian.

D. Peralatan dan Tenaga Kerja1. Semua Kerja, peralatan, pengangkutan dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk

pondasi pada posisinya yang permanen menjadi tanggung jawab Pemborong. Sebelum mulai dilapangan dengan pekerjaan pondasi yang sesungguhnya, Pemborong supaya memberikan detail lengkap mengenai program kerja, jumlah dan type peralatan, organisasi dan personalia dilapangan dan sebagainya kepada Pengawas.

2. Pengawas akan minta penggantian peralatan, dan personalia bilamana hal ini dianggap tidak cocok.

E. Pekerjaan Pondasi

1. Pekerjaan Pondasi Batu Kali

a. Syarat - syarat Pelaksanaan1. Batu kali yang digunakan untuk pondasi harus batu pecah, sudut runcing,

berwarna abu-abu hitam, keras, tidak perous.2. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari

kayu pada setiap pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan gambar penampang pondasi.

3. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimum 10 cm, disiram dan diratakan, dan diatasnya diberi aanstampang batu kali pecah yang dipasang sesuai dengan gambar

4. Pondasi batu kali menggunakan adukan dengan campuran 1 pc : 4 pasir pasang. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air campuran 1 pc : 2 pasir setinggi 20 cm, dihitung dari permukaan atas pondasi ke bawah.

5. Adukan harus mengisi rongga diatara batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian pondasi yang berongga / tidak padat.

6. Untuk sloof dibagian atas pondasi batu kali dibuat stek- stek sedalam 50 cm, tiap 1 m dengan diameter besi minimum 12 mm

b. Contoh Bahan1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh –

contoh material : batu kali, pasir untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas.

2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan dipakai sebagai standar / pedoman untuk memeriksa / menerima material yang dikirim oleh Pemborong ke lapangan.

3. Pemborong diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui di Bangsal Pengawas atas biaya Pemborong.

c. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.

Page 5: Spekteknis Kandang

1. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalarn keadaan utuh dan tidak cacat.

2. Bahan harus disimpan di tempat yang telah ditentukan / disetujui oleh Pengawas.

3. Ternpat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.

d. Syarat Pengaman Pekerjaan1. Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka sedikitnya 3 hari setelah

pelaksanaan pekerjaan, pondasi harus dilindungi dari benturan keras dan tidak dibebani.

2. Pemborong diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan - pekerjaan lain.

3. Bila terjadi kerusakan, Pemborong diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu, pekerjaan. Segala biaya perbaikan menjadi tanggungan Pemborong.

4. PEKERJAAN BETON

A. Lingkup Pekerjaan

1. Beton bertulang dengan mutu beton 1:2:3 digunakan untuk :a. Sloof beton b. Kolom c. Balok

2. Khusus Kandang Siamang dan Ular pada Dinding, Kolom dan Balok dibuat relief motif sesuai gambar.

3. Semua pekerjaan beton harus berdasarkan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, Pemborong harus mempelajari terlebih dahulu metoda kerja dari pekerjaan beton ini, dengan mengacu pada peraturan tersebut dan spesifikasi ini. Kegagalan pekerjaan beton yang terjadi akibat menyimpangan dari spesifikasi ini harus diperbaiki dan seluruh biayanya menjadi tanggung jawab Pemborong.

4. Secara umum, elevasi dari permukaan lantai beton adalah 5 cm dibawah elevasi arsitektur, kecuali pada pekerjaan - pekerjaan lain yang tidak menggunakan finishing arsitektur, elevasi struktur adalah sama dengan elevasi arsitektur.

B. Bahan yang digunakan

1. Semen

Selain yang dispesifikasi khusus, semen harus memenuhi kriteria Peraturan Portland Cement Indonesia. Sebelum menggunakan semen. Pemborong harus menyerahkan sertifikat pengujian semen dan produsen kepada Pengawas, Pengawas dapat meminta pengetesan semen yang berada di lapangan apabila dianggap perlu . Semua biaya pengetesan ini adalah tanggung jawab Pemborong.Semen harus dikirim ke tempat pekerjaan dalarn keadaan tertutup rapat dalam kemasan aslinya dari pabrik, sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pengawas. Semen harus diletakkan dalam silo atau ruangan, sehingga tidak mendapat pengaruh langsung dari perubahan cuaca dan kelembaban. Gudang penyimpanan semen harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan penyimpanan pada saat pengiriman maupun pengambilan pada saat pemakaian. Semen yang digunakan harus dalam keadaan fresh (belum mengeras).Semen yang sudah mengalami perubahan akibat cuaca maupun kelembaban tidak diperkenankan untuk dipakai. Semen yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan, dengan sepengetahuan Pernberi Tugas/ Pengawas.

Page 6: Spekteknis Kandang

2. Aggregat

a. Aggregat yang digunakan harus sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. Pemborong harus mengajukan sample dan hasil test aggregat yang akan digunakan sebelum aggregat tersebut dikirim ketempat pekerjaan.

b. Aggregat kasar adalah aggregat yang tertahan pada ayakan no. 5, aggregat halus adalah aggregat yang dapat melewati ayakan no. 5. Kedua jenis aggregat ini harus dikombinasikan dalam suatu proporsi yang baik, sehingga menghasilkan beton dengan mutu terbaik.

c. Aggregat kasar harus bersih dari lumpur dan bahan- bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton, memiliki ukuran yang beragam, keras dan memiliki bentuk yang baik.

d. Aggregat halus yang dimaksud adalah pasir yang bersih, bebas dari segala jenis kerang, silk, clay, garam dan bahan - bahan lain. Apabila kadar lumpur aggregat halus melebihi 5% dari aggregat kasar melebihi 1% maka aggregat harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan. Sesuai trail mix yang dilakukan, aggregat yang digunakan untuk campuran beton harus berasal dari satu sumber, yang telah disetujui oleh Pengawas.

e. Aggregat harus disimpan dalam keadaan terpisah satu sama lain berdasarkan ukurannya diatas permukaan yang keras. Sehingga terhindar dari kemungkinan tercampur dengan lumpur maupun tanah. Harus dibuatkan pula saluran air disekitar penyimpanan agar kadar air dari aggregat tidak berubah terlalu banyak.

f. Pemborong harus melakukan pengujian laboratorium dari aggregat yang akan digunakan, dari sumber yang telah disetujui. Penggujian dilakukan oleh badan yang independen. Test periodik dapat dilakukan terhadap permintaan Pengawas untuk melakukan cek terhadap kadar air dari aggregat. Seluruh biaya pengetesan ini adalah tanggungjawab Pemborong.

3. Air

a. Air yang digunakan adalah air yang jernih, tidak mengandung bahan kimia maupun bahan – bahan organik yang dapat merusak beton dan atau baja tulangan.

b. Air yang dapat digunakan adalah air PAM maupun air yang berasal dari sumber lain yang telah ditest dan disetujui Pemberi Tugas/ Pengawas.

c. Test terhadap ini harus mengacu pada peraturan beton bertulang Indonesia 1971 Apabila dianggap perlu air dapat ditampung ditempat kerja tetapi harus terjaga dari pencemaran

d. Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan biaya pemeriksaan dilaboraturium menjadi tanggung jawab pemborong.

4. Bahan Tambahan

a. Bahan Tarnbahan Campuran beton harus digunakan sesuai dengan petunjuk dari produsen bahan tersebut.

b. Apabila Pemborong menganggap perlu menggunakan bahan tambahan campuran beton, Pemborong harus meminta persetujuan Pemberi Tugas /Pengawas. Metoda pemakaian, jumlah yang akan digunakan dan jenis bahan tambahan carnpuran beton harus diajukan oleh Pemborong oleh Pengawas sebelum dilaksanakan.

5. Besi Tulangan

a. Semua besi beton/tulangan yang digunakan untuk penulangan struktur bangunan sesuai dengan gambar yaitu mutu baja U-24. Besi tulangan yang digunakan tidak boleh ditekuk dan memiliki ukuran yang penuh, sesuai dengan gambar. Besi tulangan ini bebas dari karat, lemak- nabati maupun hewani

C. Campuran Beton

Page 7: Spekteknis Kandang

1. Campuran beton yang digunakan adalah beton dengan kekuatan karekteristik BO untuk pekerjaan beton tumbuk lantai kerja. Mutu beton 1:2:3 digunakan untuk semua beton struktur bangunan seperti tersebut pada ayat A diatas. kckuatan karakteristik yang dimaksud adalah sesuai dengan ketentuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.

2. Dalam menentukan campuran beton, terutama gradasi aggregat dan kekentalannya yang perlu diperhatikan pula peruntukan beton tersebut dan ukuran potongan beton yang akan dicor, agar beton dapat dipadatkan dengan baik, dan tidak terjadi pemisahan aggregat.

3. Beton juga harus diperhitungkan untuk tidak mengalarni pengendapan selama pengangkutan dan pengecorannya. Beton yang mudah mengendap tidak diperkenankan dipergunakan.

4. Ukuran maksimum aggregat untuk beton struktur adalah 2 cm. Untuk struktur dengan penampang tipis, ukuran aggregat maksimum yang dipakai adalah 1 cm.

5. Setelah Pernborong mendapat persetujuan dari Pengawas tentang campuran beton akan dipakai, serta bahan- bahan yang akan digunakan dalam campuran beton tersebut. Pemborong harus tetap menggunakan carnpuran serta bahan – bahan tadi selama pekerjaan beton, kecuali apabila dilakukan trial mix yang baru dan mendapat peresetujuan dari Pengawas.

D. Campuran Beton yang dilakukan di Lapangan

1. Dalam melakukan pencampuran beton, baik semen, aggregat, maupun air harus dicampur dengan perbandingan berat. Apabila akan dilakukan dengan perbandingan volume. Pemborong harus mengajukan metoda dan alat penakar kepada Pengawas untuk disetujui.

2. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (Molen), type dan kapasitasnya harus mendapat persetujuan dari Pengawas. Metoda pengadukan, kecepatan pengadukan harus disesuaikan dengan rekomendasi dari pabrik pembuat mesin tersebut. Kapasitas mesin pengaduk tidak boleh dilampaui.

E. Pengecoran Beton

1. Pengecoran beton tidak dibenarkan dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa dan mendapat persetujuan dari Pengawas.

2. Sebelum pengecoran dimulai, semua pekerjaan acuan (bekisting) baja-baja tulangan, tarik pipa-pipa instalasi air dan listrik serta angkur- angkur yang harus ditanam dalam beton, harus sudah selesai terpasang dan mendapat persetujuan dari Pengawas. Tempat- tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.

3. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan rnenuangkan adukan dengan nenjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan mengakibatkan pengendapan aggregat.

4. Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak dicor dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton dan juga adukan yang tumpah dalam pengangkutan tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.

5. Pada pengecoran lanjutan (sambungan antar beton lama dan beton baru), maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan menyikat sampai aggregat kasar tampak, kemudian disiram dengan air semen. Lokasi dari Construction joint ini harus disetujui oleh Pengawas.

6. Beton tidak diperkenankan dicor dalam keadaan hujan. Pemborong harus menyediakan pelindung atau metoda lain pada saat hujan.

F. Pemeliharaan Beton ( Curing)

a. Beton harus dilindungi selama berlangsung proses pengerasan terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.

Page 8: Spekteknis Kandang

b. Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah, selama 24 hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut ataupun dengan menutupi dengan karung goni basah.

c. Metode pemeliharaan beton harus diajukan oleh Pemborong pada Pengawas untuk disetujui. Selain menggunakan air, apabila diperlukan pemeliharaan beton dapat dilakukan dengan campuran kimia untuk pemeliharaan beton. Campuran kimia ini harus benar- benar telah dibersihkan pada saat pekerjaan finishing dimulai.

G. Test Material

1. Beton a. Test mutu beton rnaupun, material - material beton harus dilaksanakan oleh

laboratorium independen yang telah disetujui oleh Pengawas.b. Pengujian slump dan kubus beton harus memenuhi syarat Peraturan Beton

Bertulang Indonesia 1971.c. Untuk pengujian mutu beton di lapangan digunakan pengujian slump dengan

menggunakan kerucut Abrams. Selain pelaksanaan harus ada pengujian slump, ketinggian slump yang diisyaratkan oleh Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 berkisar antara 7,5 cm sampai dengan 15 cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut : adukan beton diambil saat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (bekisting), cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat baja. Masukan adukan beton ke dalam. cetakan dalam 3 lapis yang kira- kira sama tebalnya . Setiap lapis dipadatkan dengan menusuk- nusuk tongkat pemadat d. 16 mm panjang 60 cm dengan ujungnya yang bulat ( seperti peluru ) masing -masing 25 kali . Ratakan permukaan adukan beton dan biarkan selama 30 detik. Selain waki menunggu ini cetakan dan plat slump dibcrsihkan dari adukan beton yang berjatuhan. Angkat cetakan perlahan-lahan . Dalam pengangkatan posisi cetakan harus dijaga tetap dalam keadaan vertikal . Ukur penurunan dan adukan beton ( slump.), pengukuran dilakukan pada 4 titik, yang nilai penurunan diambil harga rata-rata.

d. Sedangkan pengujian mutu beton di laboratorium digunakan test kuat tekan yang berbentuk kubus dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm.

e. Pengambilan adukan beton, pencetakan dan curingnya harus dibawah Pengawas. Prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.

f. Pengambilan beton kubus uji dilakukan sedekat mungkin pada lokasi yang akan dicor, untuk menggunakan concrate pump, kubus diambil setelah beton pompa.

g. Untuk pembuatan campuran beton dilapangan, maka pengambilan kubus uji sebagai berikut: 3 kubus uji harus diambil dari setiap 5 meter kubik beton yang dicor, serta 1 slump test untuk setiap sample test . Jumlah minimal kubus coba yang harus diambil adalah 20 buah. Kubus itu dipergunakan untuk test kekuatan 3,7 dan 28 hari.

h. Pengawas berhak meminta setiap saat kepada Pemborong untuk membuat uji coba dari adukan yang dibuat.

i. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi tanggung jawab Pemborong.

j. Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu kode yang ada menunjukkan tanggal pengecoran, pembuatan adukan bagian struktur yang bersangkutan dan lain - lain setelah selesai percobaan.

k. Cara pembuatan kubus beton adalah sebagai berikut : Isi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, setiap lapis diisi kira- kira 1/3 isi cetakan. Masing- inasing lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali secara merata. Kemudian ratakan permukaan beton. Biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan letakan pada tempat yang bebas getaran. Setelah waktu 24 jam keluarkan benda uji dari cetakan dan rendam benda uji kedalam bak yang berisi air, agar

Page 9: Spekteknis Kandang

proses pemotongan (curing) beton berlangsung dengan baik, maka perendam dilakukan sampai batas pengujian kuat tekan.

2. Core Test a. Apabila temyata hasil test 28 hari tidak memenuhi syarat kekuatan, Pengawas

berhak meminta core test untuk struktur - stuktur beton yang tidak memenuhi syarat- syarat tersebut. Peralatan coring dan metoda - metodanya harus disetujui oleh Pengawas.

b. Seluruh biaya pengambilan sample untuk core test dan biaya pengetesannya menjadi tanggung jawab Pemborong

3. Evaluasi hasil test a. Apabila ternyata hasil test 28 hari tidak memenuhi syarat, Pemborong dapat

membongkar dan mengganti seluruh volume beton yang dicor dan segala biaya yang menjadi konsekwensinya adalah tanggung jawab Pemborong.

b. Sebelum melakukan pembongkaran struktur, Pemborong dapat mengusulkan untuk melakukan core test pada struktur - struktur yang sudah selesai di cor.

c. Pemborong juga dapat mengusulkan untuk melaksanakan loading test pada struktur tertentu. Metoda pelaksanaan loading test harus terlebih dahulu disetujui oleh Pengawas.

d. Semua biaya pengetesan, pembongkaran maupun pengecoran kembali menjadi tanggung jawab Pemborong.

H. Pembengkokan dan Pemasangan Besi Tulangan

1. Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, tepat pada ukuran posisi pembengkokan sesuai dengan gambar dan tidak menyimpang dari Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.

2. Pembengkokan itu dilakukan tenaga yang ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat , patah, retak- retak dan sebagainya.

3. Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai. Pemborong harus membuat rencana kerja pemotongan dan pembengkokan. baja tulangan (bar cutter dan bar bending schedulle), yang sebelumnya harus diserahkan kepada Pengawas untuk disetujui.

4. Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil- peil sesuai dengan gambar dan sudah diperhitungkan terhadap toleransi penurunannya. Pemasangan dengan menggunakan pelindung beton (beton decking) sesuai dengan gambar. Apabila hal tersebut tidak tercantum didalam gambar atau dalam spesifikasi ini, maka dapat digunakan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 sesuai tabel berikut ini.

Selimut BetonBagian Konstruksi Tebal selimut Beton minimum (cm)

- Pelat 3- Dinding 3- Balok 5- Kolom 5

5. Pembengkokan kembali besi ulir tidak diperkenankan. Apabila baja polos yang sudah dicor beton, jari- jari pembengkokan minimal harus dua kali diameter dari tulangan tersebut.

6. Semua pemotongan, pernbengkokan dan toleransi pembengkokan baru sesuai dengan peraturan beton Bertulang Indonesia 1971. Semua tulangan harus diikat dengan baik dengan kawat beton

7. Pemotongan atau ketentuan penempatan sambungan harus disesuaikan dengan gambar atau ditempat yang ditentukan dan disetujui oleh Pengawas.

Page 10: Spekteknis Kandang

8. Tulangan yang telah terpasang tetapi belum. dicor harus dilindungi sepenuhnya terhadap korosi, sesuai pengarahan yang diberikan oleh Pengawas.

9. Apabila tulangan selesai dipasang, pemborong harus melaporkannya kepada Pengawas untuk diperiksa dan disetujui. Pemborong tidak diperkenankan melakukan pengecoran sebelum tulangan yang terpasang diperiksa dan disetujui oleh Pengawas, tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari Pengawas.

I. Acuan

1. Umum. a. Acuan, baik yang sementara maupun yang permanen, dimaksudkan untuk

membentuk struktur- sturktur beton dengan segala detailnya. Acuan yang dibuat harus dapat dipertahankan bentuknya, baik selama pemasangan tulangan maupun pengecorannya.

b. Perancah termasuk segala jenis unsur- unsurnya seperti pengaku, balok pengikat dan tiang, juga termasuk pondasi sementara yang diperlukan untuk memikul acuan tanpa menimbulkan settlement.

c. Baik acuan maupun perancah harus dilaksanakan oleh Pemborong, untuk menyangga berat maupun tekanan dari beton dalam keadaan basah dan peralatan yang mungkin ada diatasnya, serta beban- beban kejut dan getaran . Kesemuanya ini harus direncanakan dengan metoda ereksi dan pembongkaran yang sederhana sehingga memudahkan pemasangan, penambahan maupun pembongkarannya.

d. Deflekasi (lendutan) yang diijinkan terjadi adalah 1/900 bentang dan balok kantilever, lendutan yang dlijinkan adalah 1/300 bentang.

e. Brancing-brancing harus dipasang untuk menghindari pergerakan horizontal transversal maupun longitudinal yang terjadi.

f. Gambar-gambar yang menunjukan detail dari acuan maupun perancah, perhitungan perancah, elevasi dari acuan maupun perancah harus diajukan olch pemborong untuk disetujui oleh Pengawas.

2. Bekisting yang digunakan a. Acuan dibuat dari multipleks dengan ketebalan minimum 10 mm. Atau material

lain yang disetujui oleh Pengawas.b. Acuan yang dipakai harus bersih dari segala macam kotoran, apabila akan

digunakan kembali acuan harus bersih, acuan yang sudah rusak dan tidak lurus lagi tidak diperkenankan dipakai kembali.

c. Untuk mengejar kecepatan pengecoran, diisyaratkan agar Pemborong membuat panel-panel bekisting yang standar untuk acuan bagian konstruksi yang tipikal.

3. Pelaksanaan Pekerjaan a. Multipleks yang digunakan untuk acuan harus ditumpu sepanjang tepinya.

Kaso-kaso, pengaku dan penumpu harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dipertahankan kelurusannya dan kekuatannya selama pengecoran maupun pemadatan beton dilakukan.

b. Pengaku, acuan serta perancah yang dibuat harus dipersiapkan terhadap kemungkinan settlement dari perancah tersebut. Acuan harus diperbaiki apabila ternyata perancah mengalami settlement.

c. Semua tiang perancah harus dipasang dengan pengaku vertikal horizontal maupun diagonal. Barcing lateral harus dari dua arah dan bracing diagonal baru dua sisi, baik horizontal maupun vertikal.

d. Apabila tiang ternyata perlu disambung, pemasangan bracing harus diatur sesuai dengan lokasi penyambungan tersebut.

e. Sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan, semua unsur yang harus berada di dalam beton tersebut sudah ditempatkan secara benar, termasuk pengaturan selimut betonnya.

f. Seluruh perancah dan acuan harus diperiksa kembali pada saat pengecoran beton akan dimulai. Apabi!a temyata ada bagian perancah atau acuan yang berubah

Page 11: Spekteknis Kandang

posisi, perancah maupun acuan tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum pengecoran dilaksanakan.

4. Waktu untuk melepas Bekisting a. Acuan dapat dilepaskan dari beton apabila pembongkarannya dapat dipastikan

tidak mengakibatkan kerusakan beton, dan acuan tersebut sudah mudah dilepaskan dari beton.

b. Waktu untuk melepas acuan dan perancah tergantung dari cuaca, metoda pemeliharaan beton, kekuatan beton type dari struktur dan beban rencana. Dalam segala hal, waktu untuk melepas acuan dan perancah tidak kurang dari :

No Unsur Struktur Waktu1

2

3

4

5

6

Samping balok, didinding, kolom

yang tidak dlbebani

Pelat

Balok ( acuannya saja)

Perancah pelat diantara balok

Perancah balok dan plat slab

Perancah kantilever

24 jam

28 hari

7 hari

14 hari

14 hari

28 hari

c. Pekerjaan pembongkaran acuan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh Pengawas.

J. Finishing Beton

1. Permukaan yang kelihatan a. Beton yang permukaannya kelihatan (exposed) harus difinish dengan adukan.

Lubang-lubang yang terjadi pada beton harus diisi dengan adukan.b. Untuk dinding penahan tanah, lubang pengikat acuan tidak diperkenankan.c. Lubang - lubang pada permukaan beton tidak boleh lebih besar dari 3 mm, lubang

yang lebih besar diameter 3 mm tapi lebih kecil dari 20 mm tidak boleh melebihi 0.5% dari permukaan beton tersebut. Lubang yang lebih besar dari 20 mm tidak diperkenankan. Apabila terdapat lubang yang lebih besar dari 20 mm, harus dikonsultasikan oleh Pengawas.

d. Jika permukaan beton tidak cacat, adukan yang digunakan untuk perbaikan harus berwana sama dengan beton disekelilingnya. Sample harus dibuat dahulu sebelum perbaikan permukaan beton tersebut dimulai.

2. Pelat a. Permukaan pelat harus merupakan permukaan yang rata tanpa adanya kelebihan

adukan ataupun lubang- lubang pada permukaan pelat tersebut, diluar batas toleransi yang diijinkan.

b. Apabila penambahan permukaan finishing tersebut langsung dilakukan sebelum beton mengeras secara total, semua kelebihan air, adukan maupun kotoran-kotoran lain dibersihkan dengan cara disikat hati- hati untuk mencegah ikut terbawanya aggregat yang sudah dicorkan.

c. Apabila plat difinish dengan adukan, permukaan beton tersebut harus dibuat kasar sesuai dengan schedule finishing yang ada. Permukaan beton tersebut harus diratakan sehingga memiliki yang sama, tidak melewati batas toleransi yang diijinkan.

K. Toleransi Pekerjaan Pengecoran

Toleransi pelaksanaan dari seluruh pekerjaan beton, dalam segala hal tidak boleh melebihi schedule toleransi dibawah ini.

Page 12: Spekteknis Kandang

Posisi as kolom dan as dinding geser (posisi bangunan)

6 mm dalam 3 m panjang nilai maksimum 1cm untuk seluruh panjang

Posisi Pondasi dan Pile capDimensi pondasi dan Pile cap

2 % dari lebar pondasi dengan nilai maksirnum 5 cm minus 1 cm sampai plus 5 cm minus 5% sampai plus 10 % dengan nilai maksimum 5 cm

Dimensi unsur-unsur vertikal dan miring

Dimensi horizontal kolom dan dinding geser dari ketinggiannya

5 mm dalam 5 mm dengan nilai maksimum1 cm untuk seluruh panjang1,2 cm dari ketingglan 30 meter 2 cm dariketinggian 60 meter 2,5 cm dari ketinggian90 meter

Level rata-rata

Jarak lantai ke lantai 3 meter, deviasi = 6MmJarak lantai ke lantai 6 meter, deviasi = 1,2Jarak lantai ke lantai lebih dari 12 meter,deviasi = 2 mm

Deviasi level dari permukaan plat6 mm dari 3 meter panjang 1 cm dari 6meter panjang dengan nilai maksimurn 2cm untuk panjang keseluruhan.

Deviasi potongan (plat, balok kolom maupun dinding geser)

Dimensi < 15 cm + 1 cm sampai -3mmDimensi >= 15 cm + 1,2 cm sampai – mm

Bukaan pada dinding dan plat 6 mm

5. PEKERJAAN BESI A. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

2. Pekerjaan Besi ini meliputi seluruh detail yang disebutkan tujuan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pelaksana.

3. Pekerjaan Besi Pipa antara lain untuk rangka kandang menggunakan Pipa Galvanis Sesuai gambar.

4. Untuk beberapa dinding / pembatas menggunakan Kawat Harmonika ukuran lobang 2,5 cm tebal 2 mm. Pada ujung harmonika di pasang Besi L

5. Skor dan angker digunakan Besi 12 mm serta baut pengunci sesuai dengan gambar rencana.

6. Seluruh pekerjaan besi di las dengan las listrik yang terjamin kekuatan dan kualitasnya.

6. PEKERJAAN DINDING A. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

2. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan tujuan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pelaksana.

3. Untuk dinding lainnya memakai kawat harmonika yang telah dijelaskan pada pekerjaan besi diatas.

B. Persyaratan Bahan

1. Batu bata harus memenuhi NI – 10

Page 13: Spekteknis Kandang

2. Semen Portland harus memenuhi NI-83. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 24. Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.5. Kuzen Alumunim kualitas bagus.6. Kaca Tebal 8 mm.

C. Syarat – Syarat Pelaksanaan

1) Pasangan batu bata merah, dengan menggunakan adukan 1 Pc : 4 Pc.2) Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai permukan sloff sampai

ketinggian 20 cm diatas permukaan lantai dasar dan semua dinding yang ada pada gambar menggunkan symbol aduk transarm / kedap air yang digunakan aduk rapat air dengan campuran 1 Pc : 2 Ps.

3) Batu bata merah yang digunakan batu bata merah, ex lokal dengan kualitas terbaik yang disetujui Direksi Pelaksana, siku dan sama ukurannya 5 x 11 x 22 cm.

4) Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.5) Setelah bata terpasang dengan baik, nad/siar harus dikerok sedalam 1 cm dan

dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.6) Pasangan dinding batu bata sebelum diplaster harus dibasahi dengan air terlebih dahulu

dan siar-siar dikerok serta dibersihkan.7) Pernasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24 lapis

setiap harinya diikuti dengan cor kolom/balok beton praktis.8) Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan

balok beton praktis 9) Pembuatan lubang pada pasangan bata untuk penempatan steager sama sekali tidak

diperkenankan.10) Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian

pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.

11) Tidak diperkenankan memasang batu bata merah yang patah/rusak melebihi 5 % 12) Pemasangan batu bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish setebal

15 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

7. PEKERJAAN PLESTERAN A. Lingkup Pekerjaan

1.Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran , sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

2.Pekerjaan pelesteran dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjuk dalam gambar.

B. Persyaratan Bahan

1. Semen Portland harus memenuhi N1-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh pekerjaan)

2. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 23. Air harus memenuhi NI- 3 pasal 104. Penggunaan adukan plesteran :

a. Adukan 1 Pc : 2 Ps dipakai untuk pelesteran kedap air b. Aduk 1 Pc : 4 Ps dipakai untuk seluruh pelesteran dinding lainnya. c. Seluruh pemukaan pelesteran acian dari bahan Pc.

Page 14: Spekteknis Kandang

C. Syarat – syarat

Pelaksanaan

1. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan petunjuk Direksi Pelaksana dan persyaratan tertulis dalarn uraian dan syarat pekerjaan ini.

2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana perkerjaan bidang beton atau pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Direksi Pelaksana sesuai uraian Syarat Pekerjaan ini.

3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar arsitektur terutama pada garnbar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal / tinggi / peil dan bentuk propilnya.

4. Campuran adukan perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :a. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan

dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata dibawah permukaan tanah sampai ketinggian 20 cm dari permukaan lantai dipakai adukan plesteran 1 Pc : 2 Ps.

b. Untuk adukan kedap air, harus ditambah dengan Daily bond, dengan perbandingan 1 bagian Pc. 1 bagian Daily bond.

c. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 Pc : 4 Psd. Plesteran halus (acian) dipakai campuran Pc dan air sampai mendapatkan

campuran homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari, untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan additive plamix dengan dosis 200-250 gram plamix untuk setiap 40 Kg semen.

e. Semua jenis adukan perekat tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.

5 Untuk mendapatkan mutu campuran yang memenuhi standar, maka dalam pengadukan semen dan pasir harus menggunakan takaran. Takaran untuk semen dan pasir harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi.

6 Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.

7 Untuk beton, sebelum diplester permukaan harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan permukaan diketre (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau form time harus tertutup adukan plester.

8 Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai pelesteran halus (acian) diatas permukaan plesterannya.

9 Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap air.

10 Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau diretek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya kecuali untuk yang menerima cat.

11 Pasangan kepala pelesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan karataan bidang.

12 Ketebalan pelesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang dinyatakan dalam gambar. Tebal pelesteran mininum 2,5 cm

13 Untuk setiap permukaan bahan yang ada beda jenisnya yang bertemu dalarn satu bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.

14 Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang yang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m, jika melebihi, kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.

Page 15: Spekteknis Kandang

15 Kelembaban pelesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi pelesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas rnatahari langsung dengan bahan penutup yang bias mencegah penguapan air secara cepat.

16 Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, pelesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterirna oleh Direksi Pelaksana dengan biaya atas tanggungan Kontraktor . Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.

17 Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish, kontraktor wajib memelihara dan menjagannya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain, Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.

18 Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

8. PEKERJAAN PINTU

A. Lingkup Pekerjaan

1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga menghasilkan pekerjaan yang baik dan sempurna sesuai gambar dan RKS.

2. Pekerjaan meliputi pembuatan seluruh tipe pintu seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

B. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang). Termasuk mempelajari bentuk, penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruangan/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

3. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.

9. PEKERJAAN PENGECATAN

A. Lingkup Pekerjaan

1. Persiapan permukaan yang akan diberi cat2. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan3. Pengecatan permukaan tembok dengan cat Air dan besi dengan cat minyak serta di

menie besi, dengan warna yang ditentukan oleh user.B. Standar Pekerjaan

1. Sebelum pengecatan yang dimulai, Pemborong harus melakukan percobaan pengecatan pada bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan dimana bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pekerjaan. Bidang-bidang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh direksi Lapangan.

2. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi lapangan, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

Page 16: Spekteknis Kandang

C. Contoh Dan Bahan Untuk Perawatan1. Pemborong harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-

bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari dasar sampai dengan lapisan akhir).

2. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi Lapangan dan disetujui secara tertulis, setelah itu barulah pemborong melanjutkan dengan pembuatan mock up

3. Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan, untuk kemudian akan diteruskan kepada pemberi tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas Identitas cat yang ada di dalamnya.

D. Pekerjaan Cat Besi

1. Yang masuk dalam pekerjaan ini adalah cat pipa besi, kawat harmonika dan bagian besi lain sesuai yang ditentukan gambar.

2. Cat yang digunakan adalah setara PLATON, warna ditentukan kemudian setelah dilakukan percobaan pengecatan.

3. Bidang yang akan dicat diberi manie besi 1 lapis.4. Kemudian dicat sckurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan menggunakan kuas.5. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang dibentuk, utuh, rata, tidak ada bintik-bintik

atau gelombang udara dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran .

E. Pekerjaan Menie Besi

a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah menie permukaan besi yang akan dicat kayu dan bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.

b. Menie besi yang digunakan wama merah.c. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas sedemikian rupa sehingga

bidang besi tertutup sempurna

15. PENUTUP

A. Sebelum pekerjaan diserahterimakan, Kontraktor diwajibkan membersihkan Lokasi pekerjaan luar dan dalam dari sisa-sisa bahan bangunan, kotoran-kotoran, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan rapi

B. Pada waktu diadakan serah terima pertama pekerjaan, maka Kontraktor harus menyerahkan a. Surat Izin Mendirikan bangunan (IBM) yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempatb. Surat Tanda good keer pemasangan instalasi listrik dan berikut akan gambar

pemasangan instalasi dari pihak PLN setempat.c. Bukti setoran bahan galian Cd. Bukti pembayaran ASTEKe. dan lain-lain dirasa perlu

C. Walaupun di dalam spesifikasi teknis ini tidak lengkap tercantum satu persatu, baik mengenai kir bahan-bahan dan lain sebagainya, maka pekerjaan tersebut dikerjakan dan bukan merupakan pekerjaan tambahan

Sawahlunto, 2011

PERENCANA

Page 17: Spekteknis Kandang