Spek Teknis Tiang Bore

download Spek Teknis Tiang Bore

of 4

Transcript of Spek Teknis Tiang Bore

TIANG BOR 1.1 UMUM A. Kecuali ditentukan lain, semua pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang bor termasuk pengadaan bahan, pengeboran , pemasangan rakitan baja tulangan, pembersihan lubang bor, pengecoran, pemeriksaan kekuatan; harus sesuai dan memenuhi syarat syarat yang tercantum didalam bagian spesifikasi ini. B. Kontraktor harus mempunyai semua peralatan yang siap pakai untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan ini sedemikian sehingga memenuhi semua persyaratan yang tercantum didalam bagian spesifikasi ini, termasuk yang terdapat didalam gambar-gambar perencanaan. C. Semua material, peralatan, kualitas pelaksanaan pekerjaan dll. yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini harus memenuhi standard pelaksanaan pekerjaan kelas utama. Direksi pengawas berhak untuk memeriksa dan menentukan apakah semua peralatan/perlengkapan yang diajukan oleh kontraktor layak pakai dan cocok untuk melaksanakan pekerjaan ini ; peralatan yang rusak, tidak berfungsi prima dan atau tidak memadai harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan dan diganti dengan yang baik, cocok serta jumlahnya cukup untuk melaksanakan pekerjaan sesuai yang direncanakan. D. Setiap perubahan tatacara pelaksanaan yang dianggap perlu oleh kontraktor untuk kelancaran pekerjaan harus diajukan kepada Direksi Pengawas sebelum pelaksanaannya dan akan mendapatkan persetujuan tertulis. 1.2 MATERIAL A. Semen yang akan dipakai untuk pembuatan tiang bor harus berupa semen Portland yang memenuhi semua persyaratan yang tercantum didalam standar peraturan SII.0013-81 atau ASTM C150. B. Air yang akan dipakai harus berupa air bersih, bebas dari minyak/lemak dan tidak mengandung asam, alkali, garam, bahan organik dan atau material lain yang merugikan. Pada prinsipnya air yang memenuhi persyaratan untuk dapat diminum boleh dipakai. Khususnya untuk tiang cement-bentonite (bilamana diperlukan), air yang akan dipakai harus diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mempunyai sifat yang mempengaruhi pengembangan dari bentonitenya. C. Jika tidak ditentukan lain setiap penggunaan additive tidak boleh dipakai terkecuali jika telah mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas. D. Bahan aggregat kasar dan halus yang akan dipakai harus bersih dan memenuhi semua persyaratan yang tercantum didalam PBI 1971 dan atau SK SNI T-15-1991. Jika tidak ditentukan lain persyaratan kadar organik dan atau shell fragment harus mengikuti :

Ukuran Aggregat (mm) 40 20

Prosentasi Maksimum Kadar bahan Organik/shell

2 5

Pasir

3

Kadar ion chloride didalam adukan beton tidak boleh melampaui batas 1.2% untuk beton biasa dan 0.2% untuk beton bertulang. BETON 1. Slump test Jika tidak ditentukan lain, beton harus mempunyai nilai slump : Minimum slump Slump yang disarankan 2. : : 150 mm 175 200 mm

Mutu beton yang dipakai fc = 25 MPa dengan nilai perbandingan semen dan air W/C tidak melampaui 0.50. Kadar semen minimum adalah 375 kgf/m3.

3.

Minimum 1 set terdiri atas 4 (empat) buah sampel silinder beton harus diambil pada setiap 10 truk ready mix pada pengecoran tiang setiap harinya, untuk dilakukan test tekan.

BAJA TULANGAN TIANG BOR 1. Baja tulangan yang dipakai untuk tiang bor harus mempunyai tegangan leleh karakteristik tarik/tekan sbb : Baja ulir 10 mm (D) ( ) U-40(fy = 4000 kgf/cm2) U-24(fy = 2400 kgf/cm2) Baja Polos 8 m 2.

Secara periodik pada setiap pengiriman baja tulangan harus diambil minimum 1(satu) buah sampel batang baja dengan panjang lebih besar atau sama dengan 1 m untuk dilakukan test tarik dan bending untuk setiap diameternya.

3.

Jika tidak ditentukan lain tebal penutup beton untuk tulangan diambil minimum 70 mm.

JAMINAN KUALITAS Direksi Pengawas berhak untuk tidak menerima setiap material yang dikirimkan dilapangan dan tidak terbatas kepada material : semen, bentonite (bilamana diperlukan) , baja tulangan dll. jika dianggap kekuatannya membahayakan struktur dan tidak memenuhi setiap ketentuan yang

tercantum didalam spesifikasi ini. Kontraktor diharuskan mengeluarkan material yang tidak memenuhi syarat ini dengan segera dari lokasi proyek. E. A. PELAKSANAAN PEMBUATAN TIANG BOR UMUM Kontraktor harus mempersiapkan dengan seksama semua peralatan dan perlengkapan yang laik pakai dan cukup memadai jumlahnya untuk melaksanakan pengadaan bahan dan pembuatan tiang bor dan tiang cemen bentonite (bilamana diperlukan) sesuai ketentuan yang tercantum didalam spesifikasi dan gambar-gambar rencana pelaksanaan. Peralatan tersebut tidak hanya terbatas kepada : rotary drilling equipment, batching plant, concrete pump, tremie pipe, crane , dumptruck dll. Semua peralatan dan perlengkapan tersebut diatas harus dibuktikan dan dinyatakan secara tertulis dalam keadaan siap dan laik-pakai sesuai ketentuan waktu pelaksanaan yang sudah ditetapkan pada proyek ini. Kontraktor diwajibkan untuk mempelajari data-data hasil penyelidikan tanah yang ada dan dianggap telah melakukan survey keadaan lapangan pekerjaan dengan seksama dan harus berpengalaman dalam menentukan type, jumlah alat serta metode dan skedul pelaksanaan yang akan diterapkan sesuai kondisi lapangan proyek dilengkapi dengan susunan tenaga ahli cukup berpengalaman melaksanakan pekerjaan tiang bor ini secara tertulis kepada Direksi Pengawas. B. PEMBUATAN TIANG BOR 1. Pengeboran dari setiap lubang bor harus dilakukan dengan alat rotary drilling machine yang berkapasitas cukup untuk membuat lubang berdiameter 800,1000 &1200 mm. Alat tersebut harus dilengkapi dengan alat pemotong baik untuk kondisi tanah lunak sampai dengan tanah keras sesuai data boring log dari proyek ini. 2. Bilamana dianggap perlu penggunaan larutan bentonite atau casing baja dengan panjang dan ukuran diameter sesuai dengan kebutuhan lapangan setempat diharuskan dipakai untuk menjaga setiap kemungkinan longsornya lubang bor. 3. Selama pelaksanaan pengeboran, permukaan larutan bentonite (bilamana diperlukan) didalam lubang bor harus dipertahankan untuk tidak boleh kurang dari 1.5 m diatas muka air tanah yang ada yang terdapat didalam setiap lubang bor untuk menjaga kestabilan dari kemungkinan longsornya lubang bor. Dalam hal dijumpai keadaan kehilangan larutan bentonite, ke dalam lubang bor tersebut harus segera dituangkan kembali (backfilled); setiap kejadian ini harus segera dilaporkan dan kemudian diminta persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas. Kondisi dasar lubang bor harus di cek, jika terdapat sedimen dari longsoran lubang bor, maka dasar lubang bor harus dibersihkan. 4. Penyetelan, pengangkatan rakitan baja tulangan tiang bor dengan menggunakan crane harus dilakukan extra hati-hati sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada tulangan, terselimutnya tulangan dengan lumpur/kotoran dll. Rakitan tulangan harus dimasukan secara vertikal dan kemudian lurus diturunkan kedalam lubang bor sampai kedalaman yang

ditentukan didalam gambar rencana (penggunaan alat bantu stretcher beam

bilamana

dianggap perlu sangat bermanfaat untuk tercapainya akurasi penempatan tulangan ini). 5. Adukan beton harus segera dituangkan tanpa ada penundaan setelah penempatan rakitan tulangan selesai dikerjakan dengan baik dengan alat bantu pipa tremie. 6. Pipa tremie harus dilengkapi dengan alat penutup berupa katup atau bola sehingga dapat mengatur supaya adukan beton didalamnya tidak tercampur air atau lumpur didalam lubang bor pada saat pengecoran. 7. Penarikan pipa tremie diatur sehingga bagian bawah pipa harus selalu berada dalam posisi minimal 1.5 m dibawah posisi adukan beton yang ada selama proses pengecoran berlangsung hingga selesai. 8. Bagian atas dari tiang bor harus diperiksa supaya bebas dari pencampuran air dan lumpur dan harus diperhitungkan adanya kemungkinan surface depression. 9. Material lumpur bekas pengeboran harus ditempatkan pada tempat yang telah direncanakan dan segera dibuang dari lokasi proyek. Lapangan bekas tumpukan lumpur harus segera dibersihkan sesuai ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh Direksi Pengawas. C. AKURASI DAN TOLERANSI 1. Sebelum pengeboran dimulai penetapan patok-patok diatas tanah harus dilakukan secara tepat untuk pelaksanaan dari setiap tiang bor. 2. Toleransi penyimpangan tiang jika tidak ditentukan lain tidak boleh melampaui 75 mm dan toleransi ketegak lurusan maksimum 1:100. 3. Selama pelaksanaan pembuatan tiang bor, pengecoran dll. pengawas lapangan dari kontraktor diwajibkan untuk membuat pencatatan secara kontinyu yang menjelaskan secara rinci dan tidak terbatas kepada hal-hal sbb: data-data tanah visual yang diperoleh selama pengeboran, panjang penetrasi lubang bor, kondisi lubang bor sebelum dan selama pengecoran, penyimpangan-penyimpangan yang terjadi lengkap disertai dengan metode serta proses penanggulangannya, mutu beton, mutu baja, nilai slump, lama pengeboran dan pengecoran tiap tiang bor, jumlah volume beton yang dituang dibandingkan dengan dengan peningkatan tinggi permukaan adukan beton didalam bor selama pengecoran berlangsung sehingga selesai. Catatan ini setiap harinya harus dilaporkan dan diserahkan untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas.