Spek Teknis Fasum Polsek
-
Upload
ical-hadrian -
Category
Documents
-
view
25 -
download
12
description
Transcript of Spek Teknis Fasum Polsek
KEGIATAN : PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA KEWILAYAHAN
PEKERJAAN : FASILITAS UMUM POLSEK DUSUN SELATANLOKASI : BUNTOK KEC. DUSUN SELATAN KAB.
BARITO SELATAN
TAHUN ANGGARAN 2013
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH KALIMANTAN TENGAH
RESOR BARITO SELATANJl.Tugu No. 14 Buntok 73711
KETENTUAN-KETENTUAN
BAHAN BANGUNAN
KETENTUAN-KETENTUAN
BAHAN BANGUNAN
P A S A L 1
SEMEN PORTLAND
Semen yang dipakai untuk Pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat seperti tercantum
dalam PUBB dan tidak diperkenankan semen swiping ( semen bekas ) atau semen yang
sudah mulai akan membatu.
P A S A L 2
BATU GUNUNG / BATU BELAH
Batu gunung atau batu belah untuk pondasi harus cukup keras, bersih dan padat tidak ada
lekatan lumut-lumut serta tidak boleh mempunyai tanda-tanda telah lapuk yang tampak
dengan jelas.
P A S A L 3
BESI BETON / KAWAT PENGIKAT
Besi beton dan kawat pengikat yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dalam peraturan
PBI 71 bilamana ternyata besi beton yang akan dipakai berkarat, maka sebelum distel /
dirakit ( dipasang/dianyam ) harus disikat terlebih dahulu dengan sikat kawat.
P A S A L 4
PASIR
Pasir yang dipergunakan untuk mengecor adalah pasir yang dipergunakan sebagai perekat,
adonan/plesteran dan pasangan harus berkualitas baik dan tidak mengandung Lumpur, tanah
liat serta bahan-bahan Zat Organik / Non Organik lainnya. Pasir laut sama sekali tidak boleh
dipergunakan untuk plesteran , pasangan dan mengecor.
P A S A L 5
KERIKIL
Kerikil yang dipergunakan untuk Pekerjaan mengecor beton-beton bertulang tidak boleh
terlalu kecil dan kotor / banyak tanahnya atau akar-akar pohon. Diameter butir kerikil minimal
5 mm dan maksimal 64 mm serta tidak boleh terlalu gepeng. Kerikil harus cukup keras dan
tidak boleh cacat / retak serta tidak rapuh.
P A S A L 6
BATACO
Bataco yang dipergunakan untuk pasangan tembok dan pasangan lainnya harus Bataco yang
berkualitas baik, serta ukuran-ukurannya memenuhi syarat dan harus sama rata masaknya
dan tidak boleh mengandung teras kapur atau bahan-bahan lainnya yang dapat mengurangi
kualitas. Bila Bataco sulit didapat maka akan dicarikan Jalan pemecahannya, untuk mengatasi
hal ini harus ada persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
P A S A L 7
CAT
Cat yang dipergunakan haruslah bermutu tinggi dan berkualitas baik serta diproduksi didalam
Negeri, sedangkan warna cat akan ditentukan atau menurut keterangan dari Direksi.
P A S A L 8
DEMPUL
Dempul yang dupergunakan haruslah bermutu tinggi dan berkualitas baik serta tidak
menyusut atau pecah apabila sudah kering.
P A S A L 9
PLAMUR
Plamur yang dipergunakan harus bermutu tinggi dan jika plamur itu digesekkan harus
melekat dengan baik pada bagian luar yang harus diplamur. Dalam tempo 24 jam plamur
tersebut haus cukup kering dan keras.
P A S A L 10
KUNCI DAN ALAT-ALAT PENGGANTUNG
Kunci-kunci yang dipergunakan haruslah kunci tanam yang berkualitas baik bermutu tinggi
tersebut adalah kunci gembok pada pintu besi . Grendel pintu besi dan tarikan mengunakan
alat pengantung kelas II harus berkualitas baik tidak rapuh dan kuat.
P A S A L 11
KAPUR
Kapur yang dipergunakan untuk tembok atau campuran luluh Pekerjaan lantai harus
bekualitas baik dan pada waktu akan dipergunakan harus disetujui oleh direksi terlebih
dahulu.
KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS
KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS
A. PENJELASAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN
P A S A L 1
UNTUK PEKERJAAN SIPIL
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan sipil umumnya dipakai pekerjaan umum yang lazim
disebut A.V/ SU 41 (Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan bangunan yang dilelangkan)
2. Peraturan bangunan yang dipakai adalah peraturan dinyatakan berlaku dan mengikat
kecuali dinyatakan lain dalam Rencana Pekerjaan dan Syarat-Syarat ini; peraturan
tersebut adalah:
PBI 1971/NI-2 (Peraturan Beton
Bertulang Indonesia)
PUBI 1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan di Indonesia)
Peraturan Bangunan Tahan Gempa 1984
Persyaratan Dewan Teknik Pembangunan Indonesia 1970
Peraturan Cat Indonesia (NI-4 atau PTI 1961)
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1980
3. Peraturan-peraturan lain yang dipenuhi adalah peraturan-peraturan setempat.
P A S A L 2
PELAKSANAAN DAN GAMBAR PELAKSANAAN
1. Pemborong diwajibkan meneliti semua gambar peraturan-peraturan dan syarat-syarat
sebelum pekerjaan dilaksanakan, baik pekerjaan sipil maupun pekerjaan listrik.
2. Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila dilaksanakan akan
menimbulkan bahaya, maka pemborong diwajibkan untuk mengadakan perubahan
seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada Direksi
Pekerjaan/Pengawas Pekerjaan.
3. Apabila ada Perbedaan pada gambar atau ukuran antara gambar ukuran kecil dan
gambar detail atau ada yang berlaku adalah menurut aturan-aturan yang lebih
menentukan seperti berikut ini :
(a). Bestek (RKS)
(b). Gambar dengan Skala yang lebih besar
(c). Berita Acara Aanwijzing dalam lampiran-lampirannya.
4. Pelaksanaan pembangunan proyek diselenggarakan secara lengkap termasuk
mendatangkan, mengangkut dan mengerjakan semua bahan-bahan yang diperlukan,
menyediakan tenaga pekerjaan berikut pengawasan dan hal-hal yang dianggap perlu
lainnya.
5. Pemborong diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk menuju
penyelesaian pelaksanaan secara cepat, baik dan lengkap.
6. Di dalam pelaksanaan pekerjaan, misalnya pekerjaan dan pekerjaan struktur lainnya di
samping pekerjaan pengolahan tanah, baik menurut perhitungan dan gambar-gambar
konstruksi yang disediakan oleh Direksi Pekerjaan/Pemberi Tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
7. Pihak Pemborong dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin akibat
letak daerah proyek dan memperhitungkan di dalam harga yang temuat pada surat
penawaran, termasuk kehilangan dan kerusakan bahan dan alat.
8. Tanah dan halaman untuk pembangunan ini diserahkan kepada Pemborong dalam
keadaan pada saat seperti penjelasan/peninjauan di lapangan.
9. Pemborong harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sedemikian rupa
sehingga lingkungan disekitarnya menjadi tertib, misalnya pelaksanaan pekerjaan pada
malam hari, pemborong harus minta persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas terlebih
dahulu.
10. Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap berupa (As Building Drawing) sesuai dengan
sempurna pada pemberi tugas/ Direksi Pekerjaan termasuk perbaikan-perbaikan yang
timbul akibat pelaksanaan pada lingkungan pembangunan termasuk pembersihan.
P A S A L 3
RENCANA PEKERJAAN
1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyusun rencana
terperinci termasuk jadual pelaksanaan (Time Schedule) dan diajukan kepada pemberi
tugas/Direksi Pekerjaan selambat-lambatnya selama 1 (satu) minggu setelah
menunjukkan pemenang untuk disetujui.
2. Setelah disetujui, maka harus dicetak dan hasilnya diserahkan kepada Pemberi
Tugas/Direksi Pekerjaan sebanyak 3 (tiga) lembar. Sedangkan cetakan lainnya harus
terpampang di tempat pekerjaan dengan dilampirkan Dokumen Kontrak.
3. Pemborong harus melaksanakan pekerjaannya, mendatangkan alat-alat bantu dan
meterial sesuai dengan rencana pekerjaan, kecuali jika menyimpang karena sesuatu hal,
yang harus dipertimbangkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
4. Rencana Pekerjaan ini akan dipakai Pemberi Tugas/Direksi Pekerjaan sebagai dasar untuk
menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, keterlambatan dan
penyimpangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pemborong.
P A S A L 4
BANGSAL UNTUK PEKERJA DAN GUDANG
1. Bangsal untuk Direksi, Site Maneger, Pekerja dan Gudang di lapangan dibuat di tempat
sekitar bangunan yang akan dikerjakan, letak ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
2. Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang seharusnya mendapat
perlindungan, harus disimpan dalam gudang yang cukup menjamin perlindungan
terhadapnya.
3. Pemborong wajib mengikuti rapat-rapat lapangan yang diselenggarakan setiap saat oleh
Direksi Pekerjaan bersama-sama Pemberi Tugas untuk membicarakan segala sesuatu
mengenai pembangunan proyek tersebut.
P A S A L 5
KETENTUAN-KETENTUAN LAIN
Selain rencana pekerjaan dan syarat-syarat ini, ketentuan-ketentuan lain yang mengikat di
dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
1. Gambar
(a). Gambar-gambar yang dilampirkan pada Rencana Pekerjaan dan Syarat-Syarat
pekerjaan ini.
(b). Gambar detail yang diserahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2. Petunjuk
(a). Petunjuk atau keterangan yang diberikan dalam rapat penjelasan (aanwijzing) yang
tercantum dalam Berita Acara rapat penjelasan.
(b). Petunjuk, Syarat-syarat yang diberikan dalam masa pelaksanaan oleh Pemberi
Tugas/ Direksi Pekerjaan, petugas dari Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Kota
maupun Dinas Keselamatan Pekerjaan.
B. PENJELASAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
P A S A L 6
LINGKUP KEGIATAN
Kegiatan Rehab / Membangun Kembali yang meliputi pembersihan lokasi, pekerjaan
pondasi, pekerjaan beton kolom struktur lengkap dengan rencana pembalokan,
pekerjaan dinding bata untuk tiang pagar dan pekerjaan finishing lainnya.
Bentuk perencanaan sebagai mana tertera dalam gambar dan dikerjakan dengan
syarat-syarat teknis seperti yang terperinci dalam pasal-pasal yang tercantum dalam
ketentuan-ketentuan teknis.
P A S A L 7
LOKASI PEKERJAAN
1. Tanah bangunan untuk pagar depan dan samping berada pada lokasi Polsek Dusun
Selatan kec Dusun Selatan.
2. Tanah bangunan tersebut adalah milik Pemerintah Kabupaten Barito Selatan
3. Batas-batas area kegiatan untuk masing-masing kontraktor selanjutnya akan diatur
bersama oleh pihak Direksi Proyek bersama-sama dengan Konsultan Perencana dan
Pengawas. Hal ini dilakukan mengingat lokasi proyek dilaksanakan bersamaan dengan
pekerjaan fisik oleh Kontraktor lain. Sistematika pergerakan alat pekerjaan dan
penimbunan material akan diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan saling
mengganggu satu sama lain.
P A S A L 8
BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT
1. Untuk kelancaran pekerjaan Pemborong diwajibkan :
Memasang Papan Nama Proyek di Lokasi proyek yang dapat terlihat dengan jelas
sehingga dapat memberikan informasi yang jelas bagi pembaca Papan Nama Proyek
Tersebut.
Mendatangkan bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut tepat pada
waktunya dengan kualitas yang dapat diterima direksi.
Menyediakan tenaga kerja/ pembantu lengkap dengan alat-alat yang diperlukan.
2. Pekerjaan yang dilaksanakan harus mengikuti segala peraturan yang berlaku didalam :
P.U.B.B.N.I. 3 Tahun 1956, PBI (N.I: Tahun 1971), A.V.W.I.A.V.E, P.K.K.I, 1971, Peraturan
Pembangunan daerah setempat dll.
3. Bila ternyata ada perbedaan antara bestek dan gambar maka pemborong harus segera
lapor kepada Direksi.
4. Pekerjaan harus diselesaikan dengan baik dengan ketentuan :
Halaman harus bersih dari sisa - sisa kotoran atau puing-puing pada waktu diserahkan.
Pekerjaan cepat diserahkan/diserahterimakan secara memuaskan dan dapat diterima
oleh direksi.
P A S A L 9
PENENTUAN PEIL
1. Sebagai peil 0,00 diambil permukaan tanah asli dan Peil ini disesuaikan dengan
gambar.
2. Tanah bangunan diserahkan kepada pemborong pada waktu pelelangan/penunjukkan
pemborongan. Pekerjaan harus diselesaikan oleh pemborong selesai sama sekali sehingga
memuaskan direksi, dalam masa termasuk pembetulan kerusakan-kerusakan yang
mungkin terjadi pada saluran, jalan dan halaman. Penyingkiran sebagian bahan kelebihan
dan lain sebagainya, atau dan lain atas persetujuan direksi.
3. Pekerjaan yang dilaksanakan ialah seperti yang tersebut dalam pasal 1 Bab. Ketentuan
Umum.
4. Untuk pengukuran dan pemasangan Bouwplank/patok bangunan ditanggung oleh
pemborong.
5. Dalam pekerjaan ini tata laksana kerja diatur dengan sebaik-baiknya sehingga
lancarnya pekerjaan jangan terhambat, agar dapat diselesaikan dalam waktu yang
telah ditentukan.
P A S A L 10
PEMASANGAN BOUWPLANK DAN PENGUKURAN
1. Bouwplank harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak terganggu sewaktu
pelaksanaan pekerjaan.
2. Bouwplank harus dibuat dari papan kayu klas III sekeliling pondasi ukuran 2 cm x 20 cm
diketam halus dan lurus pada sisi atasnya dan dipasang water pass (timbang air) dengan
sudut harus siku dan dipakukan kepada patok-patok kayu ukuran 5/7 cm yang
dipancangkan kuat ke dalam tanah sedalam min.75 cm ke dalam tanah.
3. Penguraian ukuran-ukuran/sumber-sumber utama pada bouwplank harus dilakukan
dengan sepengetahuan Direksi dengan memberikan tanda-tanda yang cukup jelas.
4. Tanda-tanda tersebut dijaga dan dipelihara selama pekerjaan berlangsung.
5. Untuk memperoleh ketepatan as bangunan lama dengan bangunan perluasannya
diwajibkan kepada pihak Kontraktor untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan
tenaga ahli pengukuran yang berpengalaman dan dilengkapi dengan Alat Ukur yang
Akurat.
P A S A L 11
PENUMPUKAN MATERIAL DAN PENGADAAN AIR KERJA
Penumpukan material dan bekas bongkaran bangunan lainnya harus diatur kembali pada
kondisi yang selalu rapi dan teratur sehingga dalam pelaksanaan kegiatan lainnya dapat
berjalan dengan lancar tanpa gangguan sebagai akibat dari penumpukan material yang
sembarangan. Pengaturan penumpukan material diatur sesuai dengan kesepakatan yang
telah diatur oleh direksi pekerjaan, konsultan perencana dan konsultan pengawas.
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat, kemudian
ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus disediakan
dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat
yang tercantum dalam PBI NI.2.
P A S A L 12
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan Tanah dimaksud meliputi :
1. Pembersihan Tanah / Halaman
Pembersihan tanah / halaman termasuk pembongkaran bangunan dan peralatan tanah
harus harus dilaksanakan sesuai ketinggian / peil tanah sesuai ketentuan dalam gambar.
Pekerjaan ini harus sudah dilaksanakan dengan baik sebelum pekerjaan pemasangan
bouwplank. Sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor harus selalu
mengadakan koordinasi dengan pemilik proyek dan konsultanpengawas, barang-barang
hasil bongkaran bangunan tersebut adalah milik proyek.
2. Galian tanah
Penggalian tanah untuk lubang pondasi harus dilaksanakan menurut ukuran-ukuran
yang tercantum pada gambar dan diusahakan harus mencapai tanah keras dan segala
sesuatunya mengikuti petunjuk-petunjuk direksi.
Pekerjaan penggalian baru boleh dilaksanakan apabila bowplank telah diperiksa dan
disetujui oleh direksi.
Tanah hasil galian yang dianggap tidak dapat digunakan harus dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dan sama sekali tidak boleh digunakan untuk pekerjaan pengurukan.
3. Urugan Kembali
Pekerjaan urugan kembali baru boleh dilaksanakan setelah semua pekerjaan
konstruksi bawah (pondasi) telah selesai dikerjakan.
Tanah bahan galian hasil galian dapat digunakan untuk mangurug kembali apabila
dinilai baik dan telah mendapat persetujuan direksi.
4. Urugan Pasir
a. Urugan pasir dilakukan dengan pasir urug yang memenuhi syarat
b. Urugan pasir harus dipadatkan sambil dibasahi
c. Urugan pasir dilaksanakan pada pekerjaan – pekerjaan di bawah pondasi seperti
urugan pasir di bawah pondasi batu belah dan rabat beton.
d. Untuk pekerjaan di bawah pondasi masing – masing ketebalannya ± 0.1 m sedangkan
tebal dan ukuran lainnya untuk pekerjaan tersebut sesuai gambar bestek
P A S A L 13
PEKERJAAN PONDASI
1. Pekerjaan pondasi bangunan agar memakai batu belah / gunung campuran 1 pc : 4 ps
karena adukan harus membungkus batu belah sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian yang keropos,dan dikerjakan menurut gambar. Alas pondasi memakai susunan
batu kali/gunung yang ditumbuk hingga padat yang merupakan lantai kerja/aanstamping.
Apabila pengawas menilai dasar galian masih lunak, maka kontraktor harus memadatkan
kembali sampai diperoleh dasar galian yang padat.
2. Kemudian dipasang batu kosong setebal 20 cm di bawah konstruksi batu belah
tersebut. Merupakan pasangan batu tanpa spesi ( tanpa adukan ) terdiri dari batu yang
disusun berdiri yang di sisi kiri kanannya diisi pasir urug.
3. Untuk pondasi kolom beton bertulang dibuat pondasi setempat dari pasangan batu belah
dengan campuran 1PC : 3 PS, susunan besi / tulangan dan ukurannya sesuai dengan
gambar.
4. Sebelum diurug, pondasi harus diplester kasar sehingga batu yang dipasang sampai
tertutup dengan spasi plesteran.
P A S A L 14
PEKERJAAN PASANGAN BATACO
Dinding dengan Bataco dengan adukan 1:4 dan pada keliling tiang yang diperkuat dengan
kolom pengikat beton ukuran sesuai dengan gambar dan/atau petunjuk direksi, untuk dinding
sekeliling kolom tiang pagar atau disesuaikan dengan gambar.
Bahan
Bataco yang dipakai harus berkualitas baik dan sama ukurannya. Bataco sebelum
dipasang harus direndam dalam air/disiram air agar daya lekat spesi lebih baik.
Pemasangan harus rapi, sehingga terdapat sisi-sisi (VOEG) yang dikeruk/disiar sedalam 1
(satu) cm dan kemudian diplester.
Semen PC yang digunakan Umur penyimpanan semen digudang tidak boleh lebih dari 30
hari sejak keluar dari pabrik, penyimpanan dilakukan digudang yang lantainya kering dan
minimum 30 cm lebih tinggi dari muka tanah, semen yang membatu/lembab tidak
diijinkan untuk dipakai. Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang
digunakan untuk pekerjaan beton
Pasir yang digunakan harus bersih, dari segala macam kotoran, bahan-bahan kimia dan
bebas dari lumpur.Khusus untuk plesteran, pasir yang digunakan pasir yang lebih
lembut.Setiap pekerjaan harus di dahului dengan contoh sebelum disetujui untuk dipakai.
Pasir yang digunakan sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton.
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan yang digunakan untuk
beton.
P e l a k s a n a a n
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pasangan dimulai, batu bataco direndam di dalam air
sampai jenuh dan permukaan yang akan dipasang harus basah. Bataco yang dipasang
harus bataco utuh/tidak pecah, kecuali untuk las-lasan.
2. Pemasangan bata harus dipasang berselang-seling dengan perbedaan separuh bataco
dan satu sama lain harus terdapat ikatan yang sempurna. Tebal siar/spesie batu bata
tidak boleh kurang dari 1 cm dan maksimum 2 cm.
3. Dalam satu hari pelaksana, pasangan batu bataco tidak boleh lebih tinggi dari satu meter
dan pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun tidak tegak bergigi. Semua
pasangan bataco harus waterpass dan tiap-tiap kali diukur rata dengan lantai, dengan
menggunakan benang. Pasangan benang tidak boleh lebih dari 30 cm diatas pasangan
dibawahnya.
4. Untuk semua dinding mulai permukaan sloof sampai setinggi 20 cm diatas permukaan
lantai dalam ruangan digunakan adukan 1 pc : 3 psr, demikian juga untuk dinding kamar
mandi dan WC mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 1,5 m digunakan 1 pc : 3 psr.
5. Bidang dinding bataco dengan luas lebih dari 10 m2 harus ditambahkan kolom dan balok
penguat berupa kolom praktis dengan ukuran 15 x 15 cm dengan tulangan pokok 4 10
mm, beugel 6 – 20 cm.
6. Pasangan bata yang berhubungan dengan beton harus diberi stek-stek 8 mm tiap jarak
60 cm yang terlebih dahulu ditanam pada bagian pekerjaan beton dengan bagian yang
tertanam pada bata sedalam 40 cm.
7. Sebagai persiapan plesteran siar harus dikerok sedalam 1 cm supaya cukup mengikat
plesteran yang akan dipasang.
8. Pemasangan gatar-gatar untuk berpijak tidak boleh menembus tembok.
9. Pelaksanaan pemasangan batu bataco harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola
ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan. Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan
harus diukur dengan tepat.
10. Pertemuan sudut antara 2 dinding harus siku, kecuali apabila pertemuan tersebut
memang tidak siku seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
11. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang
tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m vertikal dan horizontal.
12. Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar atau memperbaikinya, biaya untuk pekerjaan
ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambahan
P A S A L 15
PEKERJAAN BETON DAN PEMBESIAN
1. Sebelum dilakukan pengecoran, semua dinding harus dibersihkan dan begesting harus
terpasang dengan kuat dan teratur kemudian disiram dengan air. Pekerjaan tersebut
diulangi terus sampai mencapai elevasi yang dikehendaki sesuai dengan gambar
rencana yang ada.
2. Untuk sloof, kolom, dari beton bertulang dengan campuran 1:2:3, kemudian untuk ukuran
besarnya sesuai dengan gambar detail atau menurut PBI tahun 1971.
3. Untuk jumlah besi dan diameter yang akan dipakai disesuaikan dengan fungsi beton
tersebut (sesuai PBI 1971).
4. Untuk mendapatkan beton yang bermutu, Pekerjaan pengecoran harus diketok agar
sempurna, kalau perlu dengan penggetar. Pengadukan memakai molen.
5. Semua pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan gambar detail/konstruksi dan PBI 1971.
6. Pemborong ditekankan untuk mentaati segala ukuruan-ukuran dan peraturan-peraturan
yang telah ditetapkan.
7. Untuk seluruh pekerjaan begesting dipergunakan kayu kelas III dan penyangga/tiang
digunakan kayu galam. Celah antara papan ditutup dengan plastik yang cukup tebal
agar air adukan tidak lolos keluar. Sebelum mulai mengecor sebelah dalam begesting
harus disiram air/dibersihkan dari segala kotoran atau puing-puing.
8. Sarang kerikil yang terdapat pada beton ketika begesting dibongkar harus diperbaiki
sesuai dengan ketentuan PBI 1971, yaitu beton sekitar sarang kerikil dipahat kasar
sampai pada bagian beton keras, kemudian permukaan lubang dibersihkan, disiram
dengan air PC kemudian dicor dengan campuran yang sama.
9. Untuk pekerjaan selimut beton pada balok 2,5 cm dan untuk kolom, 3 cm, untuk kolom-
kolom penguat dinding 2,5 cm.
10. Material semen menggunakan PC jenis I menurut N.I 8-1965 atau Type I menurut
ASTM.C.150 dan memenuhi standard (N.I. 8-1972).
11. Setiap jenis baja tulangan yang dihasilkan oleh pabrik dapat dipakai asal mutunya dijamin
oleh pabrik pembuatnya (sesuai dengan S.I.I). Setiap baja tulangan yang tidak
memenuhi syarat-syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan dalam waktu 24 jam
setelah ada perintah tertulis dari konsultan pengawas. Sebelum dipasang apabila ada
besi yang berkarat terlebih dahulu harus dibersihkan dengan sikat besi.
12. Kawat Pengikat yang dipergunakan harus terbuat dari baja lunak dengan diameter 1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
P A S A L 16
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Pekerjaan bata mempergunakan campuran 1 pc : 2 ps untuk dinding trasraam seperti
kamar mandi atau bagian bawah dinding yang tertimbun tanah. Sedangkan untuk
bagian dinding lainnya mempergunakan campuran 1 pc : 4 ps, sama juga halnya
dengan plesteran dinding yang digunakan mempergunakan camp 1 : 4.
2. Untuk setiap pekerjaan pemasangan bataco setalah mencapai tinggi 1 m atau seluas 6
m2 sebaiknya ditunggu sampai kering terlebih dahulu baru bisa dilanjutkan lagi. Atau
ditunggu dalam tempo 2 – 3 hari sejak selesai dipasang. Pada jarak tertentu untuk
mengetahui tingkat kerataan yang sama disetel dengan mempergunakan benang atau
waterpass.
3. Bahan batu bataco yang akan dipakai harus memiliki ukuran dan tingkat kekeringan air
yang sama sehingga pada saat pemasangan tidak akan mengalami kesulitan. Metode
penumpukan material bata harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak langsung
ditaruh di atas tanah ataupun pecah karena tumpukan yang tidak rapi. Usahakan
senantiasa agar tumpukan bata tidak terkena air hujan secara langsung ( ada
penutupnya ).
P A S A L 17
PEKERJAAN PAGAR / TIANG BENDERA
1. Ketentuan Umum
a. Semua bahan yang datang di lapangan dalam keadaan utuh (tidak retak dan
terpotong-potong), sehingga dapat dipertanggung jawabkan dari segi kwalitas dan
merupakan barang yang baru.
b. Semua material sebelum dipasang harus ditunjukkan terlebih dahulu kepada
Pengawas.
c. Batang besi harus lurus dan keluaran pabrik yang telah disetujui oleh
Konsultan/Direksi lapangan.
d. Mutu dan kualitas mengikuti persyaratan pemakaian bahan bangunan yang sesuai
Standart Spesifikasi Pabrik yang ditunjuk, Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.
e. Jenis, ukuran dan bentuk profil sesuai dengan petunjuk Gambar atau Uraian dan
Syarat Pekerjaan dan petunjuk Konsultan/Direksi lapangan.
2. Pelaksanaan
a. Untuk pagar samping hanya mengunakan dinding pas. bataco dan kolom cor beton
dan pasangan Bataco pada sekeliling kolom beton hanya diberi ornamen – ornamen
begitu juga dengan kolom pada pagar depan dibuat ornamen kalteng dan papan
nama dbuat dari plesteran/ beton yang dibentuk tulisan sesuai dengan gambar kerja
atau petunjuk dari direksi teknis.
b. Pemasangan tiang bendera dibuat pondasi kemudian pipa tiang di tanam dalam cor
beton sebelumnya pipa bagian bawah ditambah stek agar kuat.
P A S A L 18
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Bagian dinding sebelum dicat terlebih dahulu diamplas sampai rata kemudian baru
mulai dicat rata minimal 2 (dua) kali atau sampai dapat persetujuan dari Direksi.
2. Pelaksanaan pengecatan harus disesuaikan dengan peraturan P.U.B.B dan peraturan
dari pabrik.
P A S A L 19
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Pada pekerjaan akhir, pemborong harus membersihkan kotoran serta puing-puing kayu
serta membuat saluran air guna mengalirkan air hujan yang dialirkan ketempat yang lebih
rendah.
2. Selain hal-hal tersebut diatas, juga pekerjaan yang dianggap perlu oleh Direksi berhubung
keadaan setempat menjadi tanggungan kontraktor.
3. Pada halaman sekitar bangunan 9 meter harus dibersihkan dan diratakan.
P A S A L 20
PERATURAN PENUTUP
1. Meskipun pada bestek ini, pada uraian pekerjaan dan bahan-bahan tidak dinyatakan
dengan kata-kata yang harus disediakan pemborong atau dipasang pemborong, tetapi
tidak dijelaskan dalam penjelasan pekerjaan pembangunan ini, perkataan-perkataan
tersebut dianggap ada dan dimuat dalam bestek ini.
2. Pekerjaan yang nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan tetapi tidak diuraikan
atau dimuat dalam bestek ini harus dianggap seakan-akan pekerjaan ini diuraikan dan
dimuat dalam bestek ini. Sehingga harus tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh
pemborong untuk penyerahan selesainya pekerjaan yang lengkap dan sempurna menurut
pertimbangan Direksi.
Dibuat Oleh :Konsultan Perencana
PT. CIPTAMARGA JASA LESTARI Pusat Palangka Raya,
SATRIYO JULI PRISTIAWAN, STDirektur Utama