sosper 4

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mangga merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 30 m. Semua bagian tanaman bergetah agak kental. Tanaman mangga lebih senang tumbuh di tempat terbuka. Klasifikasi Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Keluarga : Anarcadiaceae Genus : Mangifera Spesies : Mangifera spp. Spesies tanaman mangga yang banyak ditanam di Indonesia adalah Mangifera indica L. dan Mangifera foetida. Jenis Mangifera indica L. yaitu Mangga Arumanis, Golek, Gedong Gincu, Manalagi, dan Cengkir, sedangkan jenis Mangifera foetida yaitu kemang (Cahyono, 2010). Salah satu jenis mangga yang banyak digemari dan terkenal baik di dalam negeri maupun di luar negeri terutama Jepang, Cina, Saudi Arabia adalah mangga gedong gincu. Buah mangga ini banyak terdapat dan dibudidayakan dengan baik di Kabupaten Majalengka, Cirebon dan Indramayu. Pengembangan Mangga Gedong Gincu mempunyai prospek pasar yang cukup baik karena harga jualnya tinggi dan digemari masyarakat. Mangga gedong gincu memiliki 1

Transcript of sosper 4

Page 1: sosper 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mangga merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai

30 m. Semua bagian tanaman bergetah agak kental. Tanaman

mangga lebih senang tumbuh di tempat terbuka.

Klasifikasi

Divisi               : Spermatophyta

Sub divisi        : Angiospermae

Kelas               : Dicotyledonae

Keluarga          : Anarcadiaceae

Genus              : Mangifera

Spesies            : Mangifera spp.

Spesies tanaman mangga yang banyak ditanam di Indonesia

adalah Mangifera indica L. dan Mangifera foetida. Jenis Mangifera

indica L. yaitu Mangga Arumanis, Golek, Gedong Gincu, Manalagi,

dan Cengkir, sedangkan jenis Mangifera foetida yaitu kemang

(Cahyono, 2010).

Salah satu jenis mangga yang banyak digemari dan terkenal

baik di dalam negeri maupun di luar negeri terutama Jepang, Cina,

Saudi Arabia adalah mangga gedong gincu. Buah mangga ini

banyak terdapat dan dibudidayakan dengan baik di Kabupaten

Majalengka, Cirebon dan Indramayu. Pengembangan Mangga

Gedong Gincu mempunyai prospek pasar yang cukup baik karena

harga jualnya tinggi dan digemari masyarakat. Mangga gedong

gincu memiliki pesona tersendiri baik dalam pasar domestic

maupun luar karena rasanya yang manis dan enak. Kini mangga

gincu menjadi buah mangga yang asli dari Indonesia.

Pada sistem pemasaran gedong gincu di dalamnya terdapat

interaksi-interaksi sosial yang terjadi antara pelaku utama (petani)

dan pelaku usaha (pedagang). Proses tersebut terjalin karena

1

Page 2: sosper 4

adanya saling keterkaitan antara petani dan pedagang dari gedong

gincu sendiri.

Oleh karena itu, perlu adanya kajian yang mendalam mengenai

proses dan interaksi sosial oleh pelaku utama dan pelaku usaha

mangga gedong gincu.

B. Rumusan Masalah

- Apa yang dilakukan pelaku utama dalam budidaya mangga

gedong gincu?

- Bagaimana interaksi sosial itu?

- Bagaimana proses dan interaksi sosial pelaku utama dan pelaku

usaha mangga gincu (proses pemasaran)?

C. Tujuan

- Mengetahui budidaya mangga gedong gincu

- Mengetahui tentang interaksi sosial

- Mengetahui dan memahami proses dan interaksi sosial pelaku

utama dan pelaku usaha mangga gincu (proses pemasaran)

2

Page 3: sosper 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Budidaya Mangga Gedong Gincu

Cara Budidaya tanaman mangga gedong gincu sama dengan

gedong biasa, perbedaan hanya terjadi pada waktu panen. Mangga

gedong biasa dipanen ketika buah mencapai kematangan 60%

sedangkan mangga gedong gincu dipanen setelah kematangan

buah di atas 70% (dipanen masak), ditandai dengan mulai

munculnya warna merah pada penangkal buah.Perbedaan waktu

panen mangga gedong gincu sekitar 10 sampai 15 hari dari panen

mangga gedong biasa.

1. Pembibitan

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan bibit

mangga yaitu, varietas bibit bermutu, berlabel,

dan varietas yang sudah dilepas dengan spesifikasi tinggi. 

Ukuran bibit antara 80-100 cm dan diameter 1 - 1,5 cm.  Warna

batang hijau tua kecoklatan, bentuk batang lurus, tidak

bercabang, warna daun hijau mengkilap, dan telah membentuk

3flush.  Bibit yang dipilih sebaiknya telah berumur enam bulan

atau lebih. Bibit bebas dari serangan hama dan penyakit, serta

3

Page 4: sosper 4

berasal dari perbanyakan vegetatif (okulasi atau sambung

pucuk).

Sumber benih dan bibit harus jelas, berasal dari penangkar

benih yang terdaftar dan bersertifikat, berasal dari Blok

Penggandaan Mata Tempel (BPMT) yang jelas

serta mempunyai batang bawah yang kuat dan tahan terhadap

penyakit.  Jaminan mutu dan produk (label/sertifikat) harus

dicatat dan disimpan.  Ke-butuhan bibit sesuai dengan luas lahan

(100 tanaman/ha) ditambah 2-5 % cadangan untuk penyulaman.

Bibit mangga diperbanyak secara vegetatif dengan cara okulasi,

sambung pucuk, dan cangkok, dapat pula diperbanyak secara

generatif yaitu dengan menggunakan biji (Redaksi AgroMedia,

2009).

2. Perencanaan kebun

Perencanaan kebun dimulai dari pembuatan sketsa kebun

atau rencana tata letak kebun yang terdiri dari arah barisan,

sumber air, jalan usaha tani dan tempat penampungan hasil

sementara.  Persiapan lahan untuk digunakan sebagai media

tumbuh tanaman agar dapat tumbuh optimal dan berproduksi

dengan baik. Perencanaan kebun dimulai dari pemetaan dan

pengukuran luas kebun, kemudian membuat kapling setiap blok

lokasi kebun setelah itu menentukan lokasi sumber air atau

irigasi, bak penampungan air, jalan masuk dan keluar kebun,

gedung tempat pengumpulan buah atau hasil panen. Lahan

dibersihkan dari tanaman pengganggu, untuk lahan yang

memiliki lahan dengan kemiringan 10 % dibuat teras. Lubang

tanam dibuat dengan jarak antar lubang 10 x 10 m dan lubang

tanam berukuran 70 x 70 x 70 cm untuk tanah gembur, untuk

tanah liat dan berbatu dibuat dengan ukuran 100 x 100 x 100

cm, tanah bagian atas dipisahkan (kedalaman 0-30 cm) dengan

tanah bagian bawah (kedalaman 30-70 cm) dalam kisaran pH

tanah 5,5–7,0.  Lubang tanam dibiarkan terbuka selama kurang

lebih dua minggu sebelum penanaman, kemudian campur tanah 

4

Page 5: sosper 4

bagian atas dengan pupuk kandang 20-30 kg/lubang (Dinas

Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, 2008).

3. Penanaman

Penanaman merupakan rangkaian kegiatan menanam benih

atau bibit tanaman mangga secara baik dan benar hingga

tanaman berdiri tegak dan siap tumbuh subur di lapangan.  Bibit

mangga Gedong Gincu ditanam pada saat awal musim hujan.

Pupuk kandang diberikan sebanyak 20-30 kg/lubang tanam dan

pupuk SP-36 sebanyak 20-40 kg/ha.  Polybag bibit mangga yang

akan ditanam disobek dari bawah sampai samping dengan hati–

hati.  Bibit ditanam secara tegak lurus.  Bibit okulasi dihadapkan

ke arah datangnya angin agar tunas tempelan tidak patah dan

bibit sambung pucuk ditanam tegak lurus dengan arah angin. 

Bibit ditanam lebih dari 5 cm di atas pangkal batang dan lebih

dari 25 cm di bawah okulasi kemudian lubang tanaman ditutup

dengan tanah galian dan tekan sedikit di samping tanah bekas

polybag.  Ajir ditancapkan di sisi tanaman agar tanaman dapat

tumbuh tegak lurus ke atas, kemudian ajir diikat dengan tali. 

Pemasangan naungan yang terbuat dari daun kelapa, jerami

padi, rumput kering atau anyaman bambu sebagai pelindung

tanaman selama 1-2 bulan(Dinas Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Indramayu, 2008).

4. Pemangkasan

Pemangkasan tanaman mangga dibagi menjadi dua jenis yaitu :

o Pemangkasan bentuk

Memangkas cabang ranting tanaman yang tidak

produktif dan pembentukan kanopi.  Kanopi tanaman

terbentuk dengan pola (1-3-9-27), yakni 1 batang utama, 3

cabang primer, 9 cabang sekunder dan 27 cabang tersier.

o Pemangkasan pemeliharaan atau produksi

Membuang cabang atau ranting yang tidak bermanfaat.

Merangsang munculnya tunas vegetatif pada ranting-ranting

yang sebelumnya berbuah, sekaligus mengendalikan

5

Page 6: sosper 4

pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan mendukung

kontinuitas produksi.

5. Pemupukan

Pemupukan pada tanaman mangga dibedakan menjadi dua

bagian yaitu:

o Pemupukan untuk tanaman belum menghasilkan (fase

juvenil).

Proses kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman agar

kondisi unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan tanaman

dapat terpenuhi.  Pemupukan tanaman belum menghasilkan

dilakukan dua kali setahun dan pupuk organik diberikan satu

kali setahun pada awal musim hujan sebanyak 20-40

kg/tanaman. Alur dibuat melingkar selebar tajuk tanaman

kemudian pupuk ditaburkan pada alur yang sudah dibuat dan

timbun dengan tanah. Jenis dan dosis pupuk untuk tanaman

mangga Gedong Gincu  yang belum menghasilkan dapat

dilihat pada Tabel 1.

Pedoman Perkiraan Pemupukan Mangga (Gedong Gincu)

Belum     Menghasilkan Setiap Tanaman

Umur

(tahu

n)

Pupuk

organik

(blek)

Urea

(g)

SP-36

(g)

KCl/

Za

(g)

1 0,5 250 100 250

2 1 300 150 350

3 2 350 200 350

4 2 400 250 400

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten

Indramayu  Tahun 2008.

Catatan : 1 blek = 20 kg

o Pemupukan untuk tanaman sudah menghasilkan

Proses kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman

bertujuan agar kondisi unsur hara dalam tanah yang

6

Page 7: sosper 4

dibutuhkan tanaman dapat memenuhi kebutuhan. 

Pemupukan dilakukan pada saat setelah panen dan

pemangkasan dengan dosis pupuk 450 g Urea, 300 g SP-36,

450 g KCl , dan pupuk organik atau kandang 20 kg per

tanaman. Pemupukan menjelang berbunga diberikan dengan

dosis 150 g Urea, 150 g SP-36, 100 g KCl per tanaman.

Pemupukan pada saat buah sebesar kelereng diberikan

dengan dosis 198 g Urea, 132 g SP-36, 198 g KCl per ta-

naman.  Pupuk organik diberikan setiap tahun pada awal

musim hujan sebanyak 2-10 bakul per tanaman (20-100 kg). 

Pemupukan dilakukan dengan cara membuat lingkaran parit

di bawah kanopi kemudian taburkan pupuk dan timbun,

khusus untuk pupuk organik diberikan di bawah lingkar luar

kanopi. Jenis dan dosis pupuk untuk tanaman mangga

Gedong Gincu yang sudah menghasilkan dapat dilihat pada

Tabel 2.

Tabel 2. Pedoman Perkiraan Dosis Pemupukan Mangga yang

Sudah Menghasilkan Setiap  Tanaman.

Umur

(tahu

n)

Pupuk

organik

(bakul)

Urea

(g)

SP-36

(g)

KCl/

Za

(g)

5 2,5 450 300 450

6-8 3,5 500 350 500

> 8 > 4,5 >

600

400 600

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten

Indramayu  Tahun 2008.

Catatan : 1 bakul = 10 kg

6. Penyiangan

Kebun mangga dibersihkan dari rumput-rumput atau gulma

yang dapat mengganggu pertumbuhan dan produksi tanaman

mangga. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut atau

memotong rumput serta mencangkul gulma yang tumbuh di

7

Page 8: sosper 4

bawah tajuk tanaman mangga sampai bersih.  Gulma yang

di luar kanopi dibiarkan tumbuh  supaya dapat mengurangi

penguapan terutama pada musim kemarau.

7. Pengairan

Pengairan dilakukan untuk memberikan air sesuai dengan

kebutuhan tanaman dan sesuai fase pertumbuhan.  Pengairan

sangat dibutuhkan dalam proses produksi tanaman terutama

pada saat pembesaran buah.  Pengairan tanaman mangga

disesuaikan dengan musim, umur tanaman (lebar tajuk) dan fase

pertumbuhan tanaman.  Tanaman muda di bawah 5-6 tahun

membutuhkan sebanyak 40 liter/hari/tanaman, sedangkan

tanaman yang sudah menghasilkan diberikan pengairan

sebanyak 100 liter/hari/tanaman.  Pengairan pada saat buah

sebesar bola pingpong yaitu 70-100 liter/tanaman/hari dan

penyiraman dilakukan pada sore hari agar tidak terjadi

penguapan.  Pengairan dikurangi secara perlahan-lahan dua

minggu sebelum panen dengan volume 40 liter per tanaman.

Menjelang buah tua pengairan tidak diberikan untuk membentuk

mutu buah yang diinginkan (rasa manis dan kematangan), pada

saat setelah panen tanaman mangga memerlukan banyak air

untuk memulihkan diri dari keadaan stres ke keadaan normal. 

8. Penjarangan dan   Pembungkus  Buah

Penjarangan buah dilakukan untuk mengurangi jumlah buah

yang terdapat dalam setiap tangkai dengan membuang buah

yang dianggap tidak baik untuk dipelihara. Buah mangga hanya

dipelihara 2-3 buah per tangkai sehingga sesuai dengan daya

dukung tanaman untuk menghasilkan buah dengan mutu dan

jumlah yang optimal.  Pembungkusan buah bertujuan untuk

mencegah dari serangan OPT. Pembungkusan dilakukan setelah

penjarangan dengan menggunakan kain berwana sebagai tanda

waktu petik buah.

9. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

8

Page 9: sosper 4

Pengendalian OPT adalah tindakan yang dilaksanakan untuk

mengendalikan gulma, hama, dan penyakit, serta mencegah

kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh

organisme pengganggu tanaman.  Pengendalian OPT dapat

dilakukan dengan perbaikan teknik budidaya (mengatur jarak

tanam, memperbaiki sistem pengairan, dan sanitasi kebun),

membuang bagian tanaman yang terserang kemudian dibakar,

membuat perangkap hama lalat bibit, dan penggunaan

pestisida (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten

Indramayu, 2008).

10.  Hama

o Bisul Daun ( Procontarinia matteiana )

Gejala : Daun tanaman mangga menjadi berbisul dan daun

menjadi berwarna coklat, hijau dan kemerahan.

Pengendalian : Hama bisul daun dikendalikan dengan

penyemprotan buah dan daun

dengan Ripcord,Cymbuth atau Phosdrin tiga kali dalam

seminggu, membakar daun yang terserang, menggemburkan

tanah untuk mengeluarkan kepompong dan memperbaiki

aerasi.

o Kutu Putih ( Pseudococcidae )

Gejala : Kutu mengisap cairan daun, buah, dan bagian lain di

tempat kutu berada. Bagian tanaman yang terserang tampak

dipenuhi oleh massa putih seperti lilin yang bertepung. Kutu

menghasilkan embun madu yang sangat disukai semut.

Embun madu yang berlebihan menyebabkan timbulnya jamur

embun jelaga pada daun, tangkai, atau buah, sehingga

pertumbuhan bagian tanaman yang terserang tidak normal.

Pengendalian : Kutuh putih dikendalikan dengan melakukan

sanitasi lahan dari gulma, musuh alami, dan penggunaan

insektisida sistemik bila populasi tinggi.

o Lalat Buah ( Bactrocera dorsalis )

9

Page 10: sosper 4

Gejala : Buah mangga yang terserang lalat buah terdapat

noda bekas tusukan alat peletak telur lalat betina saat

meletakkan telurnya pada permukaan kulit buah. Larva

muncul dari telur di dalam buah. Serangan larva

menyebabkan noda-noda tersebut berkembang menjadi

bercak cokelat di sekitar titik noda, larva memakan daging

buah, menyebabkan buah busuk, jatuh dan menurunkan

produktivitas.

Pengendalian : Lalat buah di kendalikan dengan

memusnahkan buah yang rusak, memberi umpan berupa

larutan sabun atau metil eugenol di dalam wadah dan

insektisida.

o Penggerek Cabang ( Rhitydodera simulans )

Gejala : Hama menggerek batang cabang hingga terbentuk

lubang, jika bagian tanaman yang terserang terbelah, akan

terlihat lorong-lorong tempat larva. Pada tingkat serangan

tinggi, tanaman menjadi layu, daun rontok, dan akhirnya

tanaman mati. Hama ini biasanya menyerang saat musim

hujan.

Pengendalian : Cabang yang terserang dipangkas dan

dimusnahkan. Pengendalian secara biologis dengan

pemanfaatan parasit telur, seperti Promuscidaea, Anagyrus,

dan eupelmus. Parasit telur dibiakkan terlebih dahulu, lalu

disebar di lokasi kebun.

Pengendalian kimiawi menggunakan pestisida berbahan

aktif karbufuron, betasiflutrin, mancozeb,seperti bludok 25EC

dengan dosis 2 ml/liter air (Joko dan Wibisono, 2007).

11. penyakit

o Penyakit Diplodia

Penyebab : Jamur Diplodia sp. Penyakit timbul pada pangkal

batang dan cabang-cabang tanaman mangga, bagian yang

sakit mangalir cairan, kulit berwarna gelap kemudian

mengering, pecah, dan mengelupas berkeping-keping.

10

Page 11: sosper 4

Pengendalian : Penyakit diplodia dikendalikan

denganmenggunakan fungisida bubur bordeaux. Luka diolesi

atau ditutup parafin-carbolineum.

o Cendawan Jelaga

Penyebab : Virus Meliola mangifera atau jamurCapmodium

mangiferum. Daun mangga yang diserang berwarna hitam

seperti beledu. Warna hitam disebabkan oleh jamur yang

hidup di cairan manis.

Pengendalian : Cendawan jelaga dengan fungisida atau

tepung belerang.

o Antraknosa

Penyebab : Jamur Colletotrichum gloeosporiodesmenyerang

daun, ranting, bunga dan tunas sehingga terbentuk bercak

yang berwarna hitam. Penyakit ini sangat mempengaruhi

proses pembuahan.

Pengendalian : Antarknosa dapat dikendalikan dengan

melakukan pemangkasan dahan, cabang, ranting,

menyemprotkan fungisida bubur bordeaux atau sulfat

tembaga.

o Kudis Buah ( Elsinoe mangiferae )

Kudis buah menyerang tangkai bunga, bunga, ranting dan

daun.

Gejala : Tanaman mangga yang terserang terdapatbercak

kuning yang akan berubah menjadi abu-abu. Pembuahan

tidak terjadi, bunga berjatuhan.

Pengendalian : Kudis buah dapat dikendalikan dengan

penyemprotan fungisida Dithane M-

45, Manzate atauPigone tiga kali seminggu dan memangkas

tangkai bunga yang terserang (Joko dan Wibisono, 2007).

12. Gulma

Benalu memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena

menyebabkan makanan tidak diserap tanaman secara sempurna.

11

Page 12: sosper 4

Pengendalian dengan memotong cabang yang terserang,

menebang tanaman yang diserang benalu dengan berat.

13. Panen

Kegiatan panen dibagi menjadi dua bagian :

o  Waktu dan Kriteria Panen

Buah tanaman mangga yang siap panen memiliki kriteria

yaitu, bekas tangkai buah yang rontok kelihatan mengering

seluruhnya, lekukan ujung buah rata dan hampir hilang,

warna kulit buah hijau kemerahan, pori-pori merata dan

lapisan lilin mulai menebal pada permukaan buah, dan buah

tidak berbunyi nyaring bila disentil. Buah mangga yang siap

dipanen berumur 95-115 hari setelah bunga mekar dan

waktu petik dilakukan pada jam 09:00-16:00 WIB

o Panen

Alat yang digunakan untuk panen yaitu, gunting pangkas,

galah berjaring dan dilengkapi keranjang atau kantong. Buah

mangga dipanen dengan meng-gunakan gunting pangkas

dan sisahkan tangkai buah sepanjang kurang lebih 5-10 cm

(untuk mencegah agar buah tidak terkena getah). Buah

mangga diletakkan di dalam keranjang buah dengan

menggunakan alas daun pisang kering dan diletak-kan

dengan posisi tangkai buah menghadap ke bawah sampai

getah habis.

14. Pasca Panen

Pasca panen merupakan  rangkaian  kegiatan  penanganan

buah sejak dipa-nen hingga buah siap didistribusikan ke

konsumen adapun kegiatan dalam pasca panen yaitu :

o  Pengumpulan

Pengumpulan buah mangga dilakukan setelah panen

sebelum buah diproses lebih lanjut. Buah mangga

dikumpulkan dan disimpan dalam gudang penyimpan-an yang

sudah dibersihkan.  Gudang penyimpanan harus memiliki

sirkulasi yang baik. Keranjang buah ditumpuk secara hati-hati

12

Page 13: sosper 4

maksimum delapan tumpuk dan diberi pembatas antara

keranjang.

o  Sortasi

Sortasi merupakan kegiatan menyeleksi dan

memisahkan buah antara yang baik dan jelek.  Buah mangga

yang baik dengan buah yang tidak baik dipisahkan, kemudian

tangkai buah dipotong.  Buah mangga yang matang dipilih

dengan cara dimasukkan ke dalam bak penampung berisi air,

bila buah tenggelam artinya buah telah matang 90-100%.

Buah melayang artinya buah belum begitu matang 80-85%. 

Buah yang tenggelam dengan buah yang melayang

dikelompokkan dan diletakkan di keranjang beralas kertas

koran maksimal delapan tumpukan, dengan posisi tangkai

buah menghadap ke bawah.

15. Grading

Grading merupakan kegiatan memilih atau mengelompokkan

berdasarkan kriteria bentuk buah, tingkat kematanganan, dan

keseragaman buah.  Buah ditimbang dan dipisahkan sesuai

dengan kelasnya. Standar nilai kualitas berdasarkan beratnya

adalah sebagai berikut :

A :  > 450 – 550 g per buah

B : 350 -  < 450 g per buah

C : 250 - < 350 g per buah

o Pengemasan

Kegiatan pengemasan atau penyusunan buah dalam

suatu wadah kemasan yang sesuai kelas ataugrade buah yang

diinginkan, peletakan buah dalam kemas-an dengan posisi

punggung buah menghadap ke bawah. Buah mangga

dilengkapi dengan partisi dan irisan kertas atau jaring buah

yang terbuat daristyrofoam.

o Penyimpanan

Buah yang sudah dikemas dalam kardus disimpan di

dalam gudang penyim-panan bersirkulasi baik. Kardus

13

Page 14: sosper 4

ditumpuk maksimal empat tumpukan, untuk lama

penyimpanan selama dua hari.

B. Interaksi Sosial

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan

sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa

hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara

kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara

kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di

mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya

diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya. Proses

Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia

bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu

tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu

berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan

terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah,

perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran

yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut

disebut juga dengan interpretative process Interaksi sosial dapat

terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak

sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari

terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian

suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap

informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa

hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya

komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat

terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala

sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis

kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik

fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana. Interaksi

sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi

ruang.

Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial

14

Page 15: sosper 4

Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak

memenuhi dua syarat (Soerjono Sukanto) yaitu: adanya kontak

sosial, dan adanya komunikasi.

- Kontak Sosial

Kontak sosial berasal dari bahasa latin con atau cum yang berarti

bersama-sama dan tango yang berarti menyentuh. Jadi secara

harfiah kontak adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik,

kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Sebagai

gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah,

karena orang dapat mengadakan hubungan tanpa harus

menyentuhnya, seperti misalnya dengan cara berbicara dengan

orang yang bersangkutan. Dengan berkembangnya teknologi

dewasa ini, orang-orang dapat berhubungan satu sama lain

dengan melalui telepon, telegraf, radio, dan yang lainnya yang

tidak perlu memerlukan sentuhan badaniah.

Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk (Soerjono

Soekanto : 59) yaitu sebagai berikut :

a. Antara orang perorangan

Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari

kebiasaankebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian

terjadi melalui komunikasi, yaitu suatu proses dimana

anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma

dan nilai-nilai masyarakat di mana dia menjadi anggota.

b. Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia

atau sebaliknya

Kontak sosial ini misalnya adalah apabila seseorang

merasakna bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan

norma-norma masyarakat.

c. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia

lainnya.

Umpamanya adalah dua partai politik yang bekerja sama

untuk mengalahkan partai politik lainnya.

- Komunikasi

15

Page 16: sosper 4

Komunikasi adalah bahwa seseorang yang memberi tafsiran

kepada orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak

badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin

disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan

kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin

disampaikan. Dengan adanya komunikasi sikap dan perasaan

kelompok dapat diketahui olek kelompok lain aatau orang lain.

Hal ini kemudain merupakan bahan untuk menentukan reaksi

apa yang akan dilakukannya.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

a. Proses Asosiatif (Processes of Association)

Kerja Sama (Cooperation)

Beberapa sosiolog menganggap bahwa kerja sama

merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok. Sosiolog lain

menganggap bahwa kerja sama merupakan proses utama.

Golongan terakhir tersebut memahamkan kerja sama untuk

menggambarkan sebagian besar bentuk-bentuk interaksi

sosial atas dasar bahwa segala macam bentuk inetarksi

tersebut dapat dikembalikan kepada kerja sama. Kerja sama

di sini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara

orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai

satu atau beberapa tujuan bersama. Sehubungan dengan

pelaksanaan kerja sama, ada lima bentuk kerja sama, yaitu:

- Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong-

menolong.

- Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai

pertukaran barabg-barabg dan jasa-jasa antara dua

organisasi atau lebih.

- Ko-optasi (Co-optation), yaitu suatu proses penerimaan

unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan

politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara

untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam

stabilisasi organisasi yang bersangkutan.

16

Page 17: sosper 4

- Koalisi (Coalition), yaitu kombinasi antara dua ornagisasi

atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.

Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil

untuk sementara waktu, karena dua organisasi atau lebih

tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang tidak

sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi karena

maksud utama adalah untuk mencapai satu atau

beberapa tujuan bersama, maka sifatnya alaha kooperatif

- Joint-ventrue, yaitu kerja sama dalam pengusahaan

proyek-proyek tertentu, misalnya pemboran minyak,

pertambangan batu bara, perfilman, perhotelan, dll.

Asimilasi (Assimilation) 

Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia

ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi

perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-

perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga

meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak,

sikap dan proses-proses mental dengan memerhatikan

kepentingan dan tujuan bersama.

Akomodasi (Accomodation)

Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu

untuk menunjuk pada suatu keadaan dan untuk menunjuk

pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu

keadaan, berarti adanya suatu keseimbangan (equilibrium)

dalam interaksi antara orang-peorangan atau kelompok-

kelompok manusia dalam kaitannya dengan normanorma

sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam

masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk

pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu

pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai

kestabilan. Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah

suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk

menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan

17

Page 18: sosper 4

sosial yang sama artinya dengan pengertian adaptasi

(adaptation) yang dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk

menunjuk pada suatu proses dimana makhluk-makhluk

hidup menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya.

Dengan pengertian tersebut dimaksudkan sebagai suatu

proses dimana orang perorangan atau kelompok-kelompok

manusia yang mula-mula saling bertentangan, saling

mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi

ketegangan-ketegangan. Akomodasi sebenarnya

merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan

tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga lawan tidak

kehilangan kepribadiannya.

Jenis-jenis Interaksi Sosial

Ada tiga jenis interaksi sosial, yaitu:

- Interaksi antara Individu dan Individu. Pada saat dua individu

bertemu, interaksi sosial sudah mulai terjadi. Walaupun kedua

individu itu tidak melakukan kegiatan apa-apa, namun

sebenarnya interaksi sosial telah terjadi apabila masing-masing

pihak sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan

perubahan dalam diri masing-masing. Hal ini sangat

dimungkinkan oleh faktor-faktor tertentu, seperti bau minyak

wangi atau bau keringat yang menyengat, bunyi sepatu ketika

sedang berjalan dan hal lain yang bisa mengundang reaksi orang

lain.

- Interaksi antara Kelompok dan Kelompok. Interaksi jenis ini

terjadi pada kelompok sebagai satu kesatuan bukan sebagai

pribadi-pribadi anggota kelompok yang bersangkutan.

Contohnya, permusuhan antara Indonesia dengan Belanda pada

zaman perang fisik.

- Interaksi antara Individu dan Kelompok. Bentuk interaksi di sini

berbedabeda sesuai dengan keadaan. Interaksi tersebut lebih

mencolok manakala terjadi perbenturan antara kepentingan

perorangan dan kepentingan kelompok.

18

Page 19: sosper 4

Ciri-ciri Interaksi Sosial

Interaksi sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

- Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang

- Ada komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-

simbol

- Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa

mendatang) yang menentukan sifat aksi yang sedan berlangsung

- Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama tidaknya tujuan

tersebut dengan yang diperkirakan oleh pengamat.

- Tidak semua tindakan merupakan interaksi. Hakikat interaksi

terletak pada kesadaran mengarahkan tindakan pada orang lain.

- Harus ada orientasi timbal-balik antara pihak-pihak yang

bersangkutan, tanpa menghiraukan isi perbuatannya: cinta atau

benci, kesetiaan atau pengkhianatan, maksud melukai atau

menolong.

C. Proses dan Interaksi Sosial Pelaku Utama dan Pelaku Usaha

Magga Gedong Gincu

Pelaku utama dalam interaksi ini merupakan petani mangga

geong gincu sedangkan unuk pelaku usahanya yaitu pengepul,

pedagang dan sejenisnya. Proses sosial yang terjadi pada kasus ini

seperti yang telah diuraikan pada poin sebelumnya bahwa adanya

interaksi antara pelaku utama dengan pelaku usaha. Interaksi

tersebut berupa adanya perjanjian/kesepakatan mengenai tolak

ukur harga dan menetapkan nilai dari suatu mangga gincu yang

layak untuk diperjualbelikan. Buah mangga gedong gincu pada

umumnya dipasarkan dalam bentuk buah segar, kurang dari satu

persen dari total produksi yang diproses menjadi bentuk olahan.

Buah mangga sebagian besar dikonsumsi untuk memenuhi

kebutuhan luar daerah sentra produksi.

o Metode pemasaran

19

Page 20: sosper 4

Penjualan buah mangga gedong gincu dari petani kepada

pedagang pengumpul biasnaya dilakukan melalui tiga cara, yakni

tebasan, ijon atau kontrak. Sebagian besar petani melakukan

pemasaran mangganya dengan cara tebasan (80%), sisanya

dengan cara ijon dan kontrak. Dalam hal cara ijon dan kontrak,

mekanisme penentuan harga sangat didominasi oleh pedagang.

Di atas merupakan bagan alur pemasaran buah mangga

gedong gincu.

Mangga Gedong Gincu mempunyai prospek baik untuk

dikembangkan karena mempunyai karakteristik yang sesuai dengan

permintaan pasar, yaitu mempunyai kulit mangga berwarna merah,

komponen serat pada daging buah cukup banyak dan mempunyai

aroma sangat tajam. Pada tahun 2006 di Kabupaten Cirebon,

20

Page 21: sosper 4

sebagai sentra produksi mangga di Jawa Barat. Yang ingin diketahui

yaitu (i) gambar rantai tataniaga mangga (ii) karakteristik pelaku

lembaga pemasaran dan (iii) menganalisis margin tataniaga. Buah

Gedong Gincu dipasarkan dalam bentuk grade A/B dan grade C (non

grade). Pemasaran grade A/B melalui dua saluran, yaitu, pertama:

petani – pengumpul - pedagang besar – agen - toko/kios buah –

konsumen dan kedua: petani – pengumpul – pedagang besar – agen

– suplayer – supermarket – konsumen sedangkan grade C melalui

satu saluran, yaitu saluran ketiga: petani – pengumpul – pedagang

besar – pedagang pasar tradisional – konsumen. Marjin pemasaran

saluran pertama Rp.10.920,-/kg, berasal dari pedagang besar

(48,1%), toko/kios (35,4%), agen (14,2%) dan pengumpul (2,3%).

Marjin pemasaran saluran kedua Rp.15.000,-/kg, berasal dari

pedagang besar (34,9%), suplayer (26,6%), supermarket (26,6%),

agen (10,2%) dan pengumpul (1,7%). Keuntungan pedagang besar

lebih tinggi dibandingkan agen, yaitu masing-masing Rp.3.350,-/kg

dan Rp.1.460,-/kg. Permasalahan pemasaran mangga Gedong Gincu

yaitu posisi petani seringkali lemah dalam penentuan harga jual,

jumlah serta mutu produk yang dihasilkan tidak selalu sesuai

permintaan pasar, petani bermodal lemah sering terperangkap ke

pelepas uang (money lender) dan ditemukan pungutan-pungutan

liar dalam kegiatan transportasi pengiriman mangga ke agen di

pasar-pasar induk. Dalam hal ini, perlu peningkatan aksesibilitas

petani terhadap informasi pasar termasuk permintaan, variasi harga

musiman dan trend harga dengan demikian mereka dapat

menyesuaikan rencana penjualan mangga untuk mencapai

penjualan efisien dan menguntungkan.

21

Page 22: sosper 4

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mangga gedong gincu merupakan buah mangga terbaik yang

dimiliki Indonesia. Buah ini tidak hanya diminati oleh pasar domestic

saja, bahkan pasar dunia (ekspor) mengakui bahwa gedong gincu

merupakan buah mangga dengan rasa enak dan manis. Adanya

hubungan interaksi sosial antara pelaku utama yakni petani dan

pelaku usaha dalam penjualan gedong gincu yakni pada

pemasarannya. Pemasaran kualitas gedong gincu grade A/B melalui

dua saluran, yaitu, pertama: petani – pengumpul - pedagang besar –

agen - toko/kios buah – konsumen dan kedua: petani – pengumpul –

pedagang besar – agen – suplayer – supermarket – konsumen

sedangkan grade C melalui satu saluran, yaitu saluran ketiga:

petani – pengumpul – pedagang besar – pedagang pasar tradisional

– konsumen. Dengan adanya rantai pemasaran tersebut maka

terbentuklah suatu interaksi secara langsung maupun tidak

langsung antara petani gedong gincu dan pelaku usahanya.

22