SOSIOLOGI PERTANIAN
-
Upload
oprah-spence -
Category
Documents
-
view
63 -
download
0
description
Transcript of SOSIOLOGI PERTANIAN
SOSIOLOGI PERTANIANKegiatan pembelajara meliputi :1. Kuliah dan diskusi.2. Tugas.3. Kuis.4. Ujian : meliputi UAS dan UTS.
Sosiologi merupakan: -. Ilmu sosial dengan obyek masyarakat -. Tahap analisis dinamika ( masyarakat dalam
keadaan bergerak. Sifat Ilmu sosiologi: 1. Empiris 2. Teoritis 3. Kumulatif 4. Non etis
Definisi :1. Roucek & Warren, Ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia
dalam kelompok-kelompok.2. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-
proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial.
Obyek Sosiologi : Masyarakat yang dilihat dari sudut pandang
hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia didalam masyarakat.
Definisi masyarakat menurut Selo Soemardjan - Orang yang hidup bersama dan menghasilkan
suatu kebudayaan. Unsur-unsur mengenai masyarakat : 1. Masyarakat yang hidup bersama 2. Bersama untuk waktu yang cukup lama 3. Sadar merupakan suatu kesatuan 4. Merupakan suatu sistem hidup bersama
dengan segala konsekwensinya
PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL Interaksi Sosial adl : Hubungan sosial masyarakat yang bersifat
dinamis, dimana syarat utama didalam masyarakat tersebut terjadi aktivitas sosial.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi 1. Imitasi 2. Sugesti 3. Identifikasi 4. Simpati
Syarat terjadinya interaksi : 1. Adanya kontak sosial baik bersifat positif,
negatif, primer dan sekunder. 2. Adanya komunikasi antar anggota
masyarakat. Bentuk-bentuk interaksi sosial : 1. Kerjasama 2. Persaingan 3. Akomodasi
Faktor yang mempengaruhi : 1. Toleransi 2. Kesempatan seimbang dibidang ekonomi 3. Sikap saling menghargai antar orang dan
budayanya 4. Sikap terbuka antar warga masyarakat 5. Adanya persamaan unsur mengenai
kebudayaan 6. Terjadinya proses perkawinan
KEBUDAYAANMenurut Selo Soemardjan : merupakan hasil karya,
rasa dan cipta masyarakat.Menurut struktur dan tingkatannya terdiri dari :-. Super culture, kebudayaan yang berlaku bagi
seluruh masyarakat.-. Culture, kebudayaan yang berdasarkan pada
berbagai bagian seperti etnik, suku dll.-. Sub culture, kebudayaan khusus yang tidak
bertentangan dengan budaya induk.-. Counter culture, budaya yang bertentangan dengan
budaya induk.
POLA PERILAKUPola perilaku ( patterns of behaviour ) merupakan
cara-cara masyarakat bertindak/ berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat.
Yang mempengaruhi pola perilaku :1. Tindakan bersama.2. Kebudayaan masyarakat.Kebiasaan adalah cara bertindak seseorang
anggota masyarakat yang kemudian diakui dan mungkin diikuti orang lain.
SOSIOLOGI PEDESAAN & PERTANIANSosiologi pedesaan – pertanian adalah sosiologi
dari kehidupan pedesaan dan masyarakat pertanian ( Smith ).
Yang dipelajari :1. Struktur & organisasi sosial yang ada.2. Sistem dasar masyarakat.3. Proses perubahan sosial.
Sosiologi Pertanian :Menfokuskan upaya sosiologinya bagi
masyarakat desa yang menggeluti pertanian, meliputi :
1. Pola pertanian dan bertani. 2. Kehidupan dan tingkatannya. 3. Perkembangan penduduk. 4. Struktur sosial, adat dan kebiasaan pendu duk. 5. Lembaga-lembaga yang ada dll.
Pola Pertanian dan BertaniPola pertanian dipengaruhi oleh bentuk desa al:1. Pra – desa, pemukiman sementara
( berpindah).2. Swadaya ( sedenter ), sudah ada keluarga
tertentu yang menetap, tetapi: -. Masih tradisional -. Teknologi pertanian rendah -. Pendidikan belum berkembang
3. Swakarya, tatanan kehidupan sudah mulai mengalami perubahan.
4. Swasembada, merupakan pola desa yang paling baik, masyarakatnya sudah maju.
Salah satu pola pertanian adalah pola pertanian daerah rawa dengan sifat :
-. Perkampungan berpusat ditepi sungai. -. Sumber kehidupan utama perikanan. -. Bentuk perkampungan. -. Tipe sawah pasang surut.
Sistem pertanian : -. Hofe - system -. Open – fieldOpen field, dari sudut kehidupan, sosial budaya
dan pemerintahan lebih menguntungkan. Pengaturan pemerintahan dan keamanan lebih mudah dan effisien.
Hofe system, merupakan sistem pertanian yang mengarah pada model subsisten.
Desa/ perkampungan: Merupakan komunitas kecil yang menetap tetap
disuatu tempat.Desa menurut Bergel :1. Setiap pemukiman para petani.2. Pemukiman dimana penduduknya sebagian
besar penduduknya bermata pencaharian bukan dari sektor pertanian.
Karakteristik desa :1. Peranan kelompok primer sangat besar.2. Hubungan bersifat intim/awet.3. Homogen.4. Mobilitas rendah.5. Keluarga sebagai unit ekonomi.6. Faktor geografis sebagai dasar pembentukan
keluarga.7. Populasi anak > dari kota.
Ciri-ciri kebudayaan tradisional masyarakat desa:1. Adaptasi yang kuat terhadap lingkungan alamnya.2. Rendahnya tingkat inovasi masyarakat.3. Kepribadian masyarakat dengan filsafat hidup
organis.4. Pola kebiasaan hidup yang lamban.5. Tebalnya kepercayaan terhadap takhayul.6. Kebudayaan material yang bersahaja.7. Rendahnya kesadaran akan waktu.8. Bersifat praktis.9. Standar moral yang kaku.
PEASAN & SUBSISTENSI
Peasan diidentikan dengan petani kecil.Definisi :1. Eric R. Wolf : peasan adalah petani yang
mengerjakan tanah pertanian secara efektif bukan sebagai bisnis.
2. Raymond Firth : Peasan adalah petani yang mengusahakan usahatani dengan skala kecil, teknologi sederhana, subsisten dan nafkah hidup utamanya dari mengolah tanah.
Ciri-ciri umum peasan :1. Petani produsen subsisten.2. Cenderung pedesaan dan tradisional.3. Jarang yang kebutuhannya sendiri sepenuhnya tercukupi.Subsistensi :4. Cara hidup yang minimalis ( utk tk. Hidup ).5. Usaha yang dilakukan cenderung untuk sekedar hidup
( utk. produksi ).6. Derajat komersialisasi rendah.7. Semua produksi yang dihasilkan utk. dikonsumsi8. Tidak ada pengguna, penghasil dan pelayanan dari luar
yang masuk.
Studi tentang peasan masih menarik karena ;1. Jumlah peasan didunia masih sangat banyak dibandingkan
dengan petani modern (agricultural entrepreneur).2. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat.3. Revolusi dan ketidakstabilan yang berpangkal pada
peranan/pengaruh peasan.Peasan dapat dilihat dari sudut pandang :4. Fenomena kultural : peasan sebagai way of life.5. Fenomena struktural : -. Sempitnya pemilikan & penguasaan lahan. -. Tingkat kemiskinan & kebodohan yg tinggi. -. Struktur politik dan ekonomi yang kurang mendukung
sektor pertanian.
Penyebab rendahnya tingkat inovasi peasan :1. Kurang berani mengambil resiko.2. Penerapan teknologinya kurang tepat guna.3. Rendahnya pengetahuan teknis dan
sumberdaya.Ciri2 peasantry menurut Everett M. Rogers :4. Tidak mudah percaya satu dg yang lain.5. Terbatasnya pandangan segala sesuatu didunia
mengenai phisik dan non phisik.6. Sikapnya kontroversial tetapi juga tergantung
terhadap pemerintah.
4. Familiisme : ikatan keluarga yang erat.5. Rendahnya inovasi.6. Fatalisme : rendahnya kemampuan
perorangan untuk mengendalikan masa depan7. Tingkat asrirasi rendah.8. Kurang terbiasa menangguhkan kepuasan9. Pandangan yang sempit terhadap dunia.10.Empati yang rendah.Ciri no.1 untuk Indonesia tidak berlaku, karena
kuatnya sifat gotong royong.
Peasan dan pola budaya masyarakat desa di Ind.Petani Indonesia terbagi menjadi : 1. Petani Jawa, merupakan petani sawah dan
banyak memenuhi kriteria peasan.2. Petani Luar Jawa, merupakan petani ladang
dan perkebunan.Petani perkebunan terdiri dari ;3. Petani tradisional, perkebunan rakyat.4. Petani modern, orientasi usaha pada
keuntungan, pekerja bukan peasan tetapi buruh.
Petani sawah di Jawa pedalaman peasantrynya lebih kelihatan karena :
1. Tanahnya subur.2. Eksistensi kraton sebagai pusat kekuasaan
yang kuat, sehingga kadang2 menciptakan sistem feodalisme.
3. Eksisnya budaya subsistensi.4. Hubungan yang intensif antara peasan dan
kekuatan supra desa.
Dualisme ekonomi Indonesia menurut Boeke :Pertanian Indonesia dibagi menjadi dua :1. Perkebunan, yang merupakan jalur kapitalisme dan
modern.2. Petani sawah, ciri2 peasan melekat, tidak mengalami
perkembangan, dan jumlah penduduk bertambah pesat.
Aspek kultural :3. Peasan dominan di Jawa.4. Cultural focus dengan agama/kepercayaan sebagai
elemen pokok.5. Adat istiadat atau tradisi diidentikkan dengan budaya
bagi masyarakat kelompok kecil.
Pola budaya desa ( Wartheim )1. Sebagian besar Jateng dan Jatim, pola
desanya adalah petani dengan lahan sawah. Petani disini mempunyai sifat tertutup, statis dan kurang berorientasi pada keuntungan.
2. Sepanjang pantai, daerah berkembang dan kota pelabuhan. Penduduk daerah pantai lebih terbuka dan cenderung berkembang.
3. Daerah pedalaman dengan pertanian ladang, masyarakatnya kurang dapatmengadopsi program dengan baik.
Pola kebudayaan masyarakat desa berdasar fak-tor integrasi :1. Ikatan darah, sifat-sifatnya : -. Adat-istiadat/tradisi jelas dan kuat. -. Sistem kekerabatan yang jelas. -. Masyarakat desanya disebut masyarakat se- turunan.2. Ikatan daerah, sifat-sifatnya : -. Adat-istiadat kurang kuat. -. Tidak terjalin hubungan kekerabatan. -. Lebih banyak terdapat di Jawa.
ASPEK STRUKTURAL MASYARAKAT DESAFaktor penentu struktur masyarakat desa :1. Sosial – budaya.2. Phisik – geografis.3. Biologis.Konsep struktur sosial : 4. Struktur sosial vertikal/stratifikasi/pelapisan
sosial.5. Struktur sosial horizontal/diferensiasi sosial.