Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim,...

58
MODUL KULIAH SOSIOLOGI PEDESAAN DAN PERTANIAN Oleh : Lukman Hakim, S.P, M.P JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM – BANDA ACEH 2011

Transcript of Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim,...

Page 1: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

MODUL KULIAH

SOSIOLOGI PEDESAAN DAN PERTANIAN

Oleh :

Lukman Hakim, S.P, M.P

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM – BANDA ACEH

2011

Page 2: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan modul kuliah dengan judul Sosiologi Pedesaan dan

Pertanian. Tujuan penulisan semata-mata untuk memberikan arahan utama bagi pembaca

khususnya mahasiswa Fakultas Pertanian yang ingin mendalami Ilmu Sosiologi Pedesaan

dan Pertanian.

Modul ini dibuat berdasarkan kebutuhan belajar dan mengajar di Fakultas Pertanian

Universitas Syiah Kuala dan sebagai salah satu upaya untuk memperkaya khasanah

pengetahuan dan bahan bacaan bagi mahasiswa, baik yang bersifat teoritis maupun yang

mengarah kepada aplikatif. Penyusunan modul ini bersumber dari menggali dan

menggabungkan beberapa referensi yang sudah ada serta menambah disana-sini.

Diharapkan bahwa modul kuliah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas

Pertanian dan bagi pencinta Ilmu Sosiologi Pedesaan, termasuk penulis sendiri. Modul ini

masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan perbaikan guna

kemajuan kita bersama. Akhirnya, penulis mengucapkan selamat membaca dan

mempelajari semoga dengan rahmat Allah SWT bisa dipahami dan ada manfaatnya.

Darussalam, 07 Maret 2011

Penulis

i

Page 3: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................. i

Daftar Isi ..................................................................................................................... ii

BAB 1 Sosiologi, Sosiologi Pedesaan dan Sosiologi Pertanian ............................ 1

BAB 2 Penelitian Sosiologi Pedesaan ................................................................... 4

BAB 3 Karakteristik Masyarakat Petani................................................................ 9

BAB 4 Pemahaman Desa Umum dan Khusus (Indonesia).................................... 10

BAB 5 Pluralitas Masyarakat Indonesia................................................................ 17

BAB 6 Aspek-Aspek Kultural Masyarakat Desa .................................................. 19

BAB 7 Aspek-Aspek Struktural Masyarakat Desa................................................ 23

BAB 8 Desa dan Pertanian .................................................................................... 28

BAB 9 Kelembagaan di Desa ................................................................................ 34

BAB 10 Pedesaan dan Kependudukan .................................................................... 39

BAB 11 Kemiskinan dan Perangkap Kemiskinan................................................... 40

BAB 12 Anatomi Kemiskinan dan Upaya Pengentasannya .................................... 42

BAB 13 Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia ....... 44

BAB 14 Agenda Mempersempit Ketimpangan dan Kemiskinan............................ 45

BAB 15 Petani, Kapitalisme, dan Konflik Agraria ................................................. 48

BAB 16 Pembangunan dan Perubahan Sosial di Desa ............................................ 50

BAB 17 Pembangunan, Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan ............................ 52

BAB 18 Negara dan Peranannya Dalam Pembangunan Desa yang Mandiri .......... 53

Daftar Pustaka.............................................................................................................. 55

ii

Page 4: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

BAB 1

SOSIOLOGI, SOSIOLOGI PEDESAAN, DAN SOSIOLOGIPERTANIAN

Sosiologi Pedesaan dan Sosiologi Pertanian adalah merupakan dua dari sekian spesialisasiyang ada dalam sosiologi.

Sosiologi Industri

Sosiologi Kebudayaan

Spesialisasi Sosiologi Sosiologi Agama

Sosiologi Pembangunan

Sosiologi Perkotaan, dll.

Bersifat umum dan luasSpesialisasi Struktur

Bersifat khusus dan mendalam

Sasaran studi utama sosiologi adalah masyarakat. Masyarakat selalu berubah antarakelompok masyarakat yang satu dan yang lain, perubahannya berbeda-beda.

PertambahanPerubahan

Pengurangan

Pada masyarakatTerjadinya Perubahan

Spesialisasi-spesialisasi sosiologi

Contoh spesialisasi-spesialisasi baru sosiologi seperti: Sosiologi Korupsi, SosiologiPertanian, Sosiologi Matematik.

1

Page 5: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Sosiologi

Sosiologi Bahasa latin Socius “teman, bersama-sama“ Logos “Omongan”.

Sosiologi secara umum ilmu tentang masyarakat (omongan tentang teman, tentangkebersamaan).

Sosiologi lahir Auguste Comte buku berjudul “Positive Philosophy” Tahun 1838 Bapak Sosiologi.

Sosiologi menjadi lebih popular dan berkembang berkat buku “Principles of Sociology”yang ditulis oleh Herbert Spencer tahun 1876. Sebelum itu menurut Soerjono Soekanto1986, yakni ketika filsafat masih dianggap sebagai induk dari segala macam ilmupengetahuan (Mater Scientiarum), ilmu yang membahas masyarakat adalah filsafat sosial.

Menurut Pitirim Sorokin (1928), Sosiologi mempelajari gejala sosial-kebudayaan darisudut umum, mempelajari sifat esensial gejala tersebut serta hubungan antara gejala ituyang amat banyak.

Menurut F.F. Cuber (1951), Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang hubungan timbal-balik antara manusia.

Menurut R.M. Mac Iver dan C.H. Page (1955), Sosiologi adalah berkaitan denganhubungan sosial dan dengan seluruh jaringan hubungan itu yang disebut masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1964), Sosiologi adalah ilmu yangmempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.

Menurut E.R. Babbie (1983), Sosiologi adalah telaah tentang kehidupan sosial, terentangdari interaksi tatap-muka antara dua individu sampai pada hubungan global antara bangsa-bangsa.

Dari kelima definisi tersebut dapat dirumuskan secara umum bahwa sosiologi adalah ilmuyang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat, dalam berbagai aspeknya.

Aspek Ekonomi

Ilmu sosial selain sosiologi lebih menekankan kepada Aspek Sejarah

Aspek Ilmu Politik

Aspek ekonomi misalnya; lebih menekankan masalah distribusi dan konsumsi kekayaan.Aspek sejarah, lebih menekankan pada studi mengenai hal-hal yang sudah lampau.Aspek Ilmu Politik, dilain pihak lebih menekankan pada studi tentang distribusi kekuasaandalam berbagai masyarakat.

2

Page 6: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Menurut P.B. Horton dan C.L. Hunt (1984). Ada empat perspektif yang perlu mendapatperhatian yaitu:

Perspektif Evolusionis memusatkan perhatian kepada urut-urutan berlakunyaperubahan masyarakat.

Perspektif Interaksionis memusatkan perhatian pada hubungan sehari-hari danperilaku individu serta kelompok menurut keadaan sebenarnya.

Perspektif Fungsionalis memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang salingberhubungan, dimana masing-masing kelompok memainkan suatu peranan dan setiappelaksanaan membantu bekerjanya sistem tersebut.

Perspektif Konflik memandang kesinambungan ketegangan dan perjuangankelompok sebagai kondisi normal suatu masyarakat dimana stabilitas dan konsensusnilai merupakan ilusi yang disusun dengan hati-hati untuk melindungi kelompok yangmendapat hak-hak istimewa

3

Page 7: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

BAB 2

PENELITIAN SOSIOLOGI PEDESAAN

Ilmu (science) suatu sistem atau cara untuk memahami sesuatu yang didasarkan padapengalaman empirik.Artinya, ilmu itu memerlukan bukti-bukti yang harus dapat dikonfirmasikan (dikuatkan)oleh panca indra kita.

Lihat

Dengar

Bukti-bukti yang empirik harus bisa di Rasakan

Raba

Cium bau/harumnya

Angka-angka statistik misalnya bukti-bukti empirik dari suatu variabel atau karakteristikdari variabel. Biasanya seorang ilmuan sosial baru akan mengatakan bahwa ia mengetahuisesuatu itu apabila ia paling kurang bisa mengemukakan suatu jumlah tertentu (angkastatistik) yang mendukung apa yang diketahuinya itu.

Ilmu mempunyai dua tujuan utama:1. untuk menerangkan secara jelas dan tepat tentang sesuatu fenomenon (gejala, peristiwa

atau event).2. untuk menjelaskan secara tuntas pula mengapa suatu fenomenon itu terjadi seperti itu,

tidak seperti yang lain.

Disamping itu, ilmu juga mampu menjelaskan kemana arahnya dan bagaimana akhir ataukelanjutan suatu fenomenon yang terjadi artinya, ilmu dapat memberikan suatu ramalan(prediksi, prediction) tentang kemungkinan terjadinya fenomenon yang sama dimasa depan.

4

Page 8: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Prosedur Penelitian

Beberapa langkah prosedur penelitian sebagai berikut:

1. Menyatakan dengan lugas isu atau problema yang menarik perhatiannya untuk diteliti.

Pengalaman pribadi

Isu/problema dapat bersumber Bacaan sehari-hari

Pengamatan (observasi) sehari-hari tentangSuatu hal tertentu

Hipotesis suatu pernyataan (bukan pertanyaan) tentang adanya hubungan secaraempirik yang kita harapkan dapat terbukti (teramati) di dalam penelitian, terutama bilateori yang kita pakai dalam menurunkan hipotesis itu benar.

2. Melaksanakan penelitian atau mengumpulkan data yang bergayut dengan obyekpenelitian.

Variabel karakteristik yang kita ukur dengan alat ukur tertentu yang umum ataukhusus kita ciptakan untuk tujuan penelitian tersebut.

Sampling mempunyai beberapa tahapan dan masing-masing tahapan tersebutmempunyai tingkat kemuskilan (keyakinan) yang berbeda.Sampling yang terbaik sampling acak (random sampling) dimana tiap individu darisatu populasi yang ditentukan harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk terpilihsebagai sampel (wakil) dari populasi bersangkutan untuk dijadikan subyek penelitian.

3. Pengumpulan data dengan instrumen yang dipersiapkan sesuai dengan definisioperasional yang diberikan dan data yang dihimpun tersebut menjadi bahan analisisdalam upaya menemukan pola perilaku para petani desa yang dimaksud.

4. Menjelaskan bagaimana dan mengapa temuan kita seperti itu.

Variabel yang tak diketahui error factor

Di dalam analisis statistik faktor error tersebut mestinya bisa diperhitungkan. Sehinggabisa mengatakan berapa persen dari suatu korelasi yang tidak bisa dijelaskan karenaalasan-alasan faktor error tersebut. Makin kecil koefisien faktor makin besar hal-halyang dapat dijelaskan.

Teori tetap masih memerlukan suatu verifikasi. Artinya, teori masih diuji lewatberbagai hipotesis dengan data empirik. Proses ini melahirkan penelitian baru, sehingga

5

Page 9: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

proses penelitian itu berulang lagi dari teori ke data dan dari data ke teori danseterusnya.Wallace (1966) menggambarkan proses penelitian itu sebagai roda yang lewat prosesdeduktif dan induktif. Dari teori kepada data (penelitian) merupakan proses deduktifdan dari data (penelitian) ke teori sebagai induktif.

MODEL-MODEL PENELITIAN

Model Eksperimen

Model-model penelitian Model Survei

Model yang melibatkan peneliti sendiri di dalamObyek yang ditelitinya (participant observation)

Model Eksperimen

Eksperimen salah satu model atau bentuk penelitian yang mempunyai beberapa unsurpokok.

Unsur-unsur pokok tersebut:

1. Dalam tiap eksperimen kita harus mempunyai group atau kelompok (orang)eksperimen. Kelompok ini akan menerima/mendapat satu pengalaman baru, yangmerupakan variabel bebas (peubah).

2. Kita menggunakan kelompok lain sebagai kelompok pembanding yang tidak diberipengalaman baru (eksperimen) sebagaimana pada kelompok eksperimen tersebut diatas.Kelompok ini disebut kelompok pengontrol (control group)

Kelemahan-kelemahan model eksperimen:

1. Pelaksanaan percobaan seperti ini mudah dan sering bertentangan dengan etika dannorma-norma sosial yang berlaku.

2. Menyangkut dengan kemungkinan bahwa mereka yang menjadi kelompok percobaan(eksperimen) mengetahui bahwa mereka dijadikan obyek eksperimen. Berarti modelpenelitian ini mempunyai efek kelinci percobaan yang sering disebut sebagai efekHowthorne.

3. Penelitian ini amat artifisial, karena banyak hal yang dikendalikan sehingga suasanayang tercipta tidak lagi sama dengan kondisi sebenarnya di dalam masyarakat.

6

Page 10: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, jarang sekali para peneliti ilmu sosialkhususnya sosiologi, memakai model ini di dalam menguji hipotesis/membuat verifikasiteori.

Model Survei

Keuntungan menggunakan Model Survei:

1. semua pertanyaan itu sama (sudah distandarisasi) dan akan ditanyakan kepada banyakorang.

2. dapat memperlihatkan suatu kecenderungan perilaku (dalam hal ini mengadopsi alatkontrasepsi tertentu) dari orang-orang yang kita teliti.

3. melibatkan orang yang relatif banyak, survei dapat dipakai untuk melihat perbedaanperilaku (adopsi kontrasepsi) para responden sesuai dengan latar belakang ataukarakteristik sosial budaya mereka.

Pada umumnya, Model Survei menggunakan rencana/rancangan penelitian yang disebutCross-Sectional. Artinya, sampel yang diambil secara acak (random) terdiri dari orang-orang yang secara lintas sektor mewakili satu kelompok (populasi).

Salah satu kesukaran dalam menggunakan survei dengan sampel yang sektoral seperti iniialah bahwa kita sukar menentukan hubungan kausal (sebab-akibat) diantara variabel yangterikat dan yang bebas.

Model-Model Penelitian yang lain

Model-model penelitian yang dijelaskan diatas seluruhnya menggunakan data primer yaitudata yang langsung dikumpulkan dari subyek atau obyek yang dipelajari di lapangan didalam keadaan (setting) sebenarnya.

Pada dasarnya, banyak sekali data yang sudah ada (sudah dihimpun) disekitar kita tetapibelum pernah dianalisis oleh orang yang mengumpulkannya. Bila seorang penelitimemanfaatkan data seperti ini di dalam kegiatan bersosiologi, sosiolog tersebutmenggunakan model yang dikenal sebagai analisis sekunder (secondary analysis).

Salah satu sumber data sekunder adalah:

1. Kantor Biro Pusat Statistik (BPS) dan cabang-cabangnya ditiap propinsi di Indonesia.2. Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Kantor Wilayah berbagai

departemen di tingkat propinsi. Dinas-dinas merupakan organisasi yang banyakmenghimpun dan menyimpan berbagai data sesuai dengan kepentingan masing-masingkantor bersangkutan.

7

Page 11: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

3. Universitas, lembaga-lembaga pendidikan setara universitas, berbagai lembagapenelitian merupakan organisasi yang dapat merupakan sumber data yang kaya bagiberbagai tujuan penelitian sekunder.

Model penelitian yang lain yang sering dipakai ialah analisis isi (content analysis)penelitian ini biasanya menjadikan barang cetakan dan produk media massa (cetak danelektronik). Model ini dipakai untuk meneliti tentang bagaimana misalnya orangmengkomunikasikan suatu pesan tertentu kepada partisipan lain di dalam sistemkomunikasi.

8

Page 12: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

BAB 3

KARAKTERISTIK MASYARAKAT PETANI

Sebagai antropologi, Redfield memperkenalkan secara lebih luas istilah peasant, antara laindalam pencirian peasant culture, yang disebut juga “Tradisi Kecil” (rendah), dibedakandari “Tradisi Agung” (tinggi), berdasarkan pendekatan kajian religi, ritual dan mitos.

Scott kemudian mengkaitkannya dengan organisasi perekonomian (“perekonomian moralmasyarakat petani”), pemerintahan negara dan pengaruh politik. Kesenjangan dua tipetradisi itu bertepatan dengan perbedaan ciri-ciri sosial golongan “elit penguasa” dan“masyarakat petani”.

Shanin menunjuk pada ciri-ciri masyarakat petani sebagai berikut:1. Satuan keluarga (rumah tangga) petani adalah satuan dasar dalam masyarakat desa yang

berdimensi ganda.2. Petani hidup dari usahatani, dengan mengolah tanah (lahan).3. Pola kebudayaan petani berciri tradisional dan khas.4. Petani menduduki posisi rendah dalam masyarakat; mereka adalah “orang kecil”

terhadap masyarakat diatas desa.

9

Page 13: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

BAB 4

PEMAHAMAN DESA, UMUM DAN KHUSUS (INDONESIA)

Desa (arti umum) desa sebagai suatu gejala yang bersifat universal, terdapat dimanapundi dunia ini.

Desa, Pengertian Umum

Egon E. Bergel, mendefinisikan desa sebagai “Setiap pemukiman para petani (peasants).Ciri utama pada desa fungsinya sebagai tempat tinggal (menetap) dari suatu kelompokmasyarakat yang relatif kecil.

Komunitas desaDua kelompok komunitas

Komunitas kota

Koentjaraningrat (1977) membagi pengertian komunitas ke dalam dua jenis

BesarKomunitas

Kecil

Komunitas besar misalnya kota, negara bagian, negara, dan lainnya.Komunitas kecil misalnya bond, desa, rukun tetangga, dan lainnya.

Koentjaraningrat mendefinisikan “Desa” sebagai: “Komunitas kecil yang menetap tetap disuatu tempat”.

Paul H. Landis, seorang sarjana Sosiologi Pedesaan dari Amerika Serikat, mendefinisikandesa secara umum dapat dipilah menjadi tiga, tergantung pada tujuan analisa.

Tujuan analisa Statistik “Desa” Sebagai suatu lingkungan yang penduduknya kurangdari 2500 orang.

Tujuan analisa Sosial-Psikologik “Desa” Sebagai suatu lingkungan yang penduduknyamemiliki hubungan yang akrab dan serba informal diantara sesama warganya.

Tujuan analisa ekonomik “Desa” Sebagai suatu lingkungan yang penduduknyatergantung kepada pertanian.

10

Page 14: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Koentjaraningrat menyimpulkan ada 8 daerah pangkal penyebaran cocok tanam dari jenistanaman yang berbeda-beda, antara lain sebagai berikut:1. Daerah sungai-sungai besar di Asia Tenggara seperti: Mekong, Salwin, Irawadi, dan

lainnya.2. Daerah sungai-sungai di Asia Timur seperti: Yangtse, Hoangho, dan lainnya.3. Asia Barat Daya, termasuk Tigris dan Eufrat di Iraq sekarang.4. Daerah laut tengah, terutama Mesir dan Palestina.5. Daerah Afrika Timur, terutama Abesinia.6. Daerah Afrika Barat, sekitar hulu sungai Senegal.7. Daerah Meksiko Selatan.8. Daerah-daerah Peru di Amerika Selatan.

Cocok tanam ladangAda dua sistim cocok tanam

Cocok tanam menetap

Sistem ladang berpindah (shifting cultivation, slash and burn agriculture, atau swiddenagriculture) menghendaki pencocok tanam untuk berpindah-pindah lahan pertaniannya,yakni tiap 1-2 tahun atau 1-3 kali panenan sesuai dengan tingkat kesuburan atau kondisitanahnya.

Beberapa Konsep Pokok

Beberapa konsep pokok dalam Sosiologi Pedesaan tidak sepenuhnya hanya mengenaidesa/pedesaan melainkan juga pada konsep kota/perkotaan. Mengenai hal ini terdapatalasan teoritik maupun empirik.

Alasan teoritik, terutama berkaitan dengan perspeksi evolusioner unilinear, dimana desadilihat sebagai wakil dari suatu masyarakat yang masih bersahaja, terbelakang.

Alasan empirik, berkaitan dengan kenyataan bahwa dalam sejarah kehidupan peradabanmanusia, sejak diketemukannya cocok tanam sekitar 10.000 tahun yang lalu, peradabanmanusia meningkat dengan sangat pesat.

Konsep-konsep yang perlu dibahas dalam rangka pemahaman desa rural, urban,suburban atau rurban, village, town, dan city.

Rural Kamus lengkap Inggris – Indonesia, Indonesia – Inggris suntingan S. Wojowasito “seperti desa, seperti di desa” Urban “dari kota, seperti di kota”. Suburban ataururban “pinggiran kota”. Lebih tepatnya suburban merupakan bentuk antara(in-between) antara rural dan urban.

11

Page 15: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Menurut Bergel, istilah desa diterapkan dua pengertian:1. Desa sebagai setiap pemukiman para petani, terlepas dari ukuran besar-kecilnya.2. Desa perdagangan tidaklah berarti bahwa seluruh penduduk desa terlibat dalam

kegiatan perdagangan, melainkan hanya sejumlah orang saja dari desa itu yangmemiliki mata pencaharian dalam bidang perdagangan.

Kota kecil (town) menurut Bergel didefinisikan sebagai suatu pemukiman perkotaan yangmendominasi lingkungan pedesaan dalam berbagai segi.Fungsi kota kecil merupakan pasar bagi hasil-hasil pertanian maupun industri/kerajinandari desa-desa sekitarnya.Ciri khas dari kota kecil organisasi sosialnya yang ketat, ditandai dengan ketatnya sistempengawasan sosial.

Masalah pokok yang sering dihadapi kota kecil adalah:1. Kurangnya kesempatan-kesempatan yang tersedia.2. Konservatisme yang ekstrim, yang (salah satu) akibatnya adalah semakin melenyapnya

golongan muda.

Kota besar (city) menurut Bergel suatu pemukiman perkotaan yang mendominasisebuah kawasan (region), baik pedesaan maupun perkotaan. Penduduk kota besarterdeferensiasikan berdasar atas daerah asal, agama, status, pendidikan dan pola-polatingkah laku.

Karakteristik Desa Umum

Menurut Roucek dan Warren (1962), masyarakat desa memiliki karakteristik sebagaiberikut:1. Besarnya peranan kelompok primer2. Faktor geografik yang menentukan sebagai dasar pembentukan kelompok/asosiasi3. Hubungan lebih bersifat intim dan awet4. Homogen5. Mobilitas sosial rendah6. Keluarga lebih ditekankan fungsinya sebagai unit ekonomi7. Populasi anak dalam proporsi yang lebih besar

Sedangkan karakteristik masyarakat kota menurut mereka adalah:1. Besarnya peranan kelompok sekunder2. Anonimitas merupakan ciri kehidupan masyarakatnya3. Heterogen4. Mobilitas sosial tinggi5. Tergantung pada spesialisasi6. Hubungan antara orang satu dengan yang lain lebih didasarkan atas kepentingan

daripada kedaerahan7. Lebih banyak tersedia lembaga atau fasilitas untuk mendapatkan barang dan pelayanan8. Lebih banyak mengubah lungkungan

12

Page 16: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Pitirim A. Sorokin dan Carle C. Zimmerman, mengemukakan sejumlah faktor yangmenjadi dasar dalam menentukan karakteristik desa dan kota. Ia membedakan desa dengankota berdasar atas: mata pencaharian, ukuran komunitas, tingkat kepadatan penduduk,lingkungan, diferensiasi sosial, stratifikasi sosial, interaksi sosial dan solidaritas sosial.

Pertanian dan usaha-usaha kolektif merupakan ciri kehidupan ekonomi pedesaan. Istilah“Country man” yang sinonim dengan “Farmer”, “Cultivator”, atau “Agriculturist”,merupakan petunjuk betapa eratnya keterkaitan antara pertanian dan desa.

Smith dan Zopf, membedakan lingkungan kepada 3 jenis yakni:1. Lingkungan fisik atau unorganic2. Lingkungan biologik atau organik3. Lingkungan Sosio-kultural

Physiosocial

Lingkungan Sosio-kultural Biosocial

Psychosocial

Diferensiasi sosial pengelompokan-pengelompokan (groupings) yang ada dalam suatumasyarakat baik dalam hal jumlah, variasi, maupun kompleksitasnya, tanpamenempatkannya dalam suatu susunan yang bersifat hierarkhis.

Mengenai stratifikasi sosial (pelapisan sosial), dapat dilihat lewat empat perbedaan pokokyakni:1. Pelapisan sosial pada masyarakat desa lebih sedikit (sederhana) dibanding dengan yang

ada pada masyarakat kota.2. Perbedaan (jarak sosial) antar lapisan sosial pada masyarakat desa tidak begitu besar

(jauh) dibanding dengan masyarakat kota.3. Lapisan masyarakat desa tidak sekedar lebih sederhana (sedikit) dibanding dengan

masyarakat kota, tetapi disamping itu terdapat kecenderungan pada masyarakat desauntuk mengelompok pada lapisan menengahnya.

4. Dasar-dasar pembeda antar lapisan pada masyarakat kota tidak begitu kaku sepertihalnya pada masyarakat desa.

Bersifat horizontal perpindahan penduduk dari suatutempat ke tempat lainnya

Mobilitas sosialBersifat vertikal pergeseran status dari lapisan sosial

yang satu ke yang lainnya

13

Page 17: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Mobilitas vertikal yang kurang intensif pada masyarakat pedesaan menurut Sorokin danZimmerman disebabkan oleh enam hal yakni:1. Lembaga-lembaga yang memungkinkan terjadinya sirkulasi kelas atau menjadi tangga

turun naiknya status umumnya terkonsentrasi diperkotaan.2. Sehubungan dengan sedikitnya lapisan sosial yang ada pada masyarakat pedesaan,

maka peristiwa mobilitas sosial juga menjadi kurang terlihat.3. Peristiwa “defferential fertility” yang biasa terjadi di kota, yakni peristiwa “lenyapnya”

lapisan atas yang secara demikian memberi peluang bagi kenaikan status dari lapisanbawahnya adalah merupakan gejala yang kurang terlihat di pedesaan.

4. Ketidaksamaan elemen biologik dan psikososial antara orang tua dan anak yangmerupakan kondisi yang memungkinkan terjadi mobilitas vertikal cenderung terdapatdiperkotaan yang penduduknya heterogen dibanding dengan dipedesaan yangpenduduknya homogen.

5. Setiap perubahan terhadap lingkungan sosial dan kebudayaan akan meningkatkanterjadinya mobilitas vertikal.

6. “Prinsip Kekastaan” yakni mendasari jarak sosial antar lapisan pada masyarakatpedesaan lebih kaku dibanding dengan pada masyarakat kota.

Kingsley Davis, memberikan ciri masyarakat kota berdasar faktor-faktor berikut:1. Heteriginitas sosial bahwa heteroginitas masyarakat kota adalah tinggi.2. Asosiasi sekunder bahwa masyarakat kota disebabkan oleh banyaknya penduduk

tidak mungkin hidup dalam kelompok primer. Yang lebih mendominasi kehidupanmasyarakat kota adalah asosiasi sekunder.

3. Toleransi sosial bahwa masyarakat kota memiliki toleransi sosial yang tinggi.4. Pengawasan sekunder bahwa bagi masyarakat kota sistem pengawasan sosial yang

efektif adalah sistem pengawasan sekunder.5. Mobilitas sosial bahwa mobilitas sosial masyarakat kota tinggi dan cenderung

menekankan pentingnya prestasi (achievement).6. Asosiasi sukarela bahwa masyarakat kota lebih memiliki kebebasan untuk

memutuskan berbagai hal secara perorangan, dan oleh karena itu cenderung kepadaasosiasi sukarela, yakni asosiasi yang anggotanya bebas untuk masuk dan keluar.

7. Individuasi bahwa masyarakat kota cenderung melepaskan diri dari kolektivitas.8. Segregasi spasial bahwa berbagai kelompok sosial yang berbeda cenderung

memisahkan diri secara phisik.

J.H. Boeke dalam bukunya “ The Interest of The Voiceless Far East, Introduction toOriental Economics”, 1948, menggambarkan beberapa ciri pokok dari masyarakat desaprakapitalistik:1. Penundukan kegiatan ekonomi dibawah kegiatan sosial2. Keluarga dalam masyarakat desa era ini merupakan unit swasembada secara ekonomis3. Tradisi dapat dipertahankan berkat swasembada ekonomi ini4. Desa cenderung menatap ke belakang, tidak ke depan5. Dalam masyarakat desa prakapitalis setiap orang merasa menjadi bagian dari

keseluruhan, menerima tradisi dan moral kelompok sebagai pedomannya

14

Page 18: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Desa-Desa di Indonesia

Desa merupakan fenomena yang bersifat universal, tetapi disamping itu juga memilikiciri-ciri khusus yang bersifat lokal, regional, maupun nasional.

Desa-desa yang ada di Indonesia sangatlah beragam, seiring dengan kebhinekaanIndonesia, sehingga sangat sulit untuk membuat suatu generalisasi karakteristik desa diIndonesia yang khas dan membedakannya dengan desa-desa dari negara lain.

Istilah desa semula hanya dikenal di Jawa, Madura, dan Bali.Desa dan Dusun bahasa Sanskrit tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran.Menurut beberapa ahli seperti Van den Berg dan Kern, desa-desa di Jawa menyerupai desa-desa di India. Maka tidak mengherankan ada pihak yang berpendapat bahwa desa-desa diJawa adalah buatan India.

LATAR BELAKANG KEBERADAAN DESA-DESA DI INDONESIA

Menurut Von Heine Geldern, pangkal kebudayaan kapak persegi adalah: di daerah Yunnandi Tiongkok Selatan, yakni daerah hulu sungai-sungai terbesar di Asia Tenggara (Yang-tse-kiang, Mekhong, Menam, Salwin).

Penelitian Von Heine Geldern, terhadap pendapat “bahwa desa-desa dijawa adalah buatanIndia” perlu ditanggapi dengan sikap yang kritis. Dengan melibat persamaannya dengandesa-desa di India. Maka Van den Berg dan Kern berkesimpulan bahwa desa-desa tersebutadalah buatan India. Tetapi diantara tokoh-tokoh Belanda sendiri seperti: Van Vollenhoven,De Louter, Brandes, Liefrinck, Lekkerkerker, berpendapat bahwa desa-desa tersebut adalahciptaan asli Indonesia.

Aceh gampong dan meunasah untuk daerah hukum yang paling bawahBatak kuta, uta, atau huta untuk daerah hukum setingkat desaMinang Nagari untuk daerah hukumLampung dusun atau tiuh untuk daerah hukumMinahasa wanua untuk daerah hukumMakassar daerah-gaukang untuk daerah hukumBugis daerah-matowa untuk daerah hukum

DESA SEBAGAI KESATUAN HUKUM (ADAT) & KESATUAN ADMINISTRATIF

Desa sebagai kesatuan hukum (adat) menjadi kesatuan (teritorial) administratif terdapatdalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979, yang membedakan “desa” dan “kelurahan”dalam rumusan berikut:Pasal 1, huruf a: Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduksebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang

15

Page 19: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan berhakmenyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam Ikatan Negara Republik Indonesia.Huruf b: Kelurahan adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yangmempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah Camat, yang tidak berhakmenyelenggarakan rumah tangganya sendiri.

Perbedaan yang terlihat antara desa dan kelurahan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun1979 tersebut adalah:1. bahwa desa wilayah yang ditempati oleh penduduk yang masih merupakan

masyarakat hukum, sedangkan kelurahan tidak demikian.2. desa berhak mengurus rumah tangganya sendiri (sekalipun dibatasi) sedangkan

kelurahan tidak.

TIPOLOGI DESA DI INDONESIA

Sumber Saparin menyebutkan beberapa jenis desa yang ada di Indonesia sebagai berikut:1. a. Desa tambangan (kegiatan penyeberangan orang dan barang dimana terdapat sungai

besar).b. Desa nelayan (dimana mata pencaharian warganya dengan usaha perikanan laut).c. Desa pelabuhan (hubungan dengan mancanegara, antar pulau, pertahanan/strategi

perang dan sebagainya).2. Desa perdikan (desa yang dibebaskan dari pungutan pajak, karena diwajibkan

memelihara sebuah makam raja-raja atau karena jasa-jasanya terhadap raja).3. Desa penghasil usaha pertanian, kegiatan perdagangan, industri/kerajinan,

pertambangan dan sebagainya.4. Desa-desa perintis (yang terjadinya karena kegiatan transmigrasi).5. Desa pariwisata (adanya obyek pariwisata berupa peninggalan kuno, keistimewaan

kebudayaan rakyat, keindahan alam dan sebagainya).

16

Page 20: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

BAB 5

PLURALITAS MASYARAKAT INDONESIA

Kemajemukan masyarakat Indonesia masa kolonial itu tercermin dalam pengelompokansecara vertikal. Dalam arti masing-masing kelompok masyarakat yang berdiri sendiri-sendiri itu sekaligus juga merefleksikan adanya stratifikasi sosial-ekonomi dan sosial-politik, dan masing-masing lapisan berbeda pula dalam kategori rasnya.

Menurut Furnivall, di dalam setiap masyarakat senantiasa terdapat konflik kepentinganantar berbagai kelompok dan dalam masyarakat majemuk seperti di Hindia-Belanda konflikkepentingan itu menemukan sifatnya yang lebih tajam, karena perbedaan kepentinganekonomi jatuh bersamaan dengan perbedaan rasial.

Faktor-Faktor Pemicu

Proses disintegrasi bukan disebabkan oleh faktor primordialisme yang merefleksikanperbedaan kebudayaan, melainkan karena akses, kontrol, dan distribusi sumberdayaekonomi tidak merata serta kesempatan partisipasi politik bagi masing-masing kelompoktidak sama.

Yang menjadi persoalan dalam proses integrasi masyarakat majemuk, bukan terletak padakemajemukannya sendiri, bukan melulu pada perbedaan sektor kebudayaan, tetapi padasektor ekonomi dan politik. Atau mungkin konsep yang lebih tepat, perbedaan kebudayaanmerupakan sesuatu yang laten yang dapat mendestabilkan integrasi masyarakat, tetapi sifatlaten itu tidak akan muncul kepermukaan bila sistem ekonomi dan sistem politik bersifatdemokratis, dalam arti memberi peluang dan kesempatan yang sama bagi semua anggotamasyarakat tak terkecuali.

Pemeringkatan Peradaban

Kerangka prosesual perkembangan peradaban, kelompok-kelompok masyarakat yang adadi Indonesia dapat diperingkatkan kedalam empat peringkat:1. Masyarakat yang masih sangat sederhana (tribal society), yang dari segi komposisi

demografi jumlahnya relatif kecil dan pada umumnya bermata pencaharian berburu danmeramu (hunting and food gathering), serta mencari ikan.Konsep Robert Redfield, karakteristik-karakteristik kelompok ini sebagai berikut:a. Distinctiveness mempunyai identitas yang khas dan wilayah geografi yang masih

terisolasi.b. Smallness terdiri atas penduduk dengan jumlah yang cukup terbatas, paling tidak

hanya berjumlah 50 orang.

17

Page 21: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

c. Homogenity atau bersifat seragam dengan diferensiasi sosial-ekonomi yangsangat terbatas, belum mengenal pembagian kerja yang terspesialisasi sehinggamenunjukkan sifat masyarakat yang egaliter murni, dan belum ada perkembangansistem hak milik individual dalam bidang penguasaan dan pemilikan sumber-sumber daya ekonomi.

d. All-providing self sufficiency karena kebutuhan hidup mereka masih terbatas,maka semua dapat dipenuhi sendiri tanpa harus tergantung dari sistemperekonomian luar.

2. Kelompok masyarakat yang sudah dapat bercocok tanam (food producing), carabercocok tanam mereka masih sangat sederhana, demikian juga teknologi yangdigunakan masih belum banyak mengenal jenis teknologi khusus untuk pengolahantanah, yang di Indonesia dikenal dengan pertanian perladangan berpindah (shiftingcultivation), suatu cara produksi pertanian ekstensif (extensive agriculture).

3. Kelompok masyarakat yang telah bercocok tanam menetap (sedenter) yang dalamkepustakaan ilmu sosial dikenal sebagai masyarakat petani (peasant society)penggunaan teknologi telah cukup maju dan beragam, terutama untuk pengolahantanah, dan kelompok masyarakat ini telah terintegrasi kedalam sistem sosio-ekonomidan sosio-politik yang besar dan luas.

4. Kelompok masyarakat yang tinggal di perkotaan, yang disebut sebagai kelompok eliteekonomi dan politik. Kelompok ini adalah orang-orang yang berlatar belakangpendidikan sekolah yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk Indonesia padaumumnya yang kemudian sebagian diantaranya masuk ke dalam sistem birokrasipemerintahan kolonial atau menjadi politisi pejuang kemerdekaan.

18

Page 22: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

BAB 6

ASPEK-ASPEK KULTURAL MASYARAKAT DESA

Y.B.A.F. Mayor Polak (1966), aspek kultural suatu masyarakat analog dengan aspekrohani sedangkan aspek strukturalnya analog dengan aspek jasmani suatu makhluk.

Kebudayaan

Menurut Horton dan Hunt masyarakat suatu organisasi manusia yang salingberhubungan satu sama lain, sedangkan kebudayaan sistem norma dan nilai yangterorganisasi yang menjadi pegangan masyarakat tersebut.

Ralph Linton, mengemukakan bahwa kebudayaan secara umum sebagai way of lifesuatu masyarakat. Dijabarkan secara rinci, way of life mencakup way of thinking (caraberpikir, bercipta), way of feeling (cara berasa, mengekspresikan rasa), dan way of doing(cara berbuat, berkarya).

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mendefinisikan kebudayaan sebagai semuahasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Kebudayaan perangkat peraturan dan tata cara, bersama dengan seperangkat gagasandan nilai yang mendukungnya.

KEBUDAYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT DESA

Pola kebudayaan tradisional merupakan produk dari besarnya pengaruh alam terhadapmasyarakat yang hidupnya tergantung pada alam.

Menurut Paul H. Landis, sejauh mana besar-kecilnya pengaruh alam terhadap polakebudayaan masyarakat desa akan ditentukan oleh:1. sejauhmana ketergantungan mereka terhadap pertanian2. tingkat teknologi mereka3. sistem produksi yang diterapkan

Ketiga faktor tersebut secara bersama-sama menjadi faktor determinan bagi terciptanyakebudayaan tradisional, yakni kebudayaan tradisional akan tercipta apabila masyarakatamat tergantung kepada pertanian, tingkat teknologinya rendah dan produksinya hanyauntuk memenuhi kebutuhan keluarga.

19

Page 23: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Menurut Paul H. Landis, ciri-ciri kebudayaan tradisional masyarakat desa adalah:1. sebagai konsekuensi dari ketidakberdayaan mereka terhadap alam, maka masyarakat

desa yang demikian ini mengembangkan adaptasi yang kuat terhadap lingkungan(alam)nya.

2. pola adaptasi yang pasif terhadap lingkungan alam berkaitan dengan rendahnya tingkatinovasi masyarakatnya.

3. faktor alam juga dapat mempengaruhi kepribadian masyarakatnya.4. pengaruh alam juga terlihat pada pola kebiasaan hidup yang lamban.5. dominasi alam yang kuat terhadap masyarakat desa juga mengakibatkan tebalnya

kepercayaan mereka terhadap takhayul.6. sikap yang pasif dan adaptatif masyarakat desa terhadap alam juga nampak dalam

aspek kebudayaan material mereka yang relatif bersahaja.7. ketundukan masyarakat desa terhadap alam juga menyebabkan rendahnya kesadaran

mereka akan waktu.8. besarnya pengaruh alam juga mengakibatkan orang desa cenderung bersifat praktis.9. pengaruh alam juga mengakibatkan terciptanya standar moral yang kaku di kalangan

masyarakat desa.

PEASAN DAN SUBSISTENSI

Menurut Eric R. Wolf (1956), peasan penghasil-penghasil pertanian yang mengerjakantanah secara efektif, yang melakukan pekerjaan itu sebagai nafkah hidupnya, bukan sebagaibisnis yang bersifat mencari keuntungan.

Menurut Raymond Firth (1956), istilah peasan memiliki referensi keekonomian. Ekonomipeasan adalah suatu sistem yang berskala kecil, dengan teknologi dan peralatan yangsederhana. Seringkali hanya memproduksi untuk mereka sendiri yang hidupnya subsisten.

Menurut Belshaw (1965), masyarakat peasan yang way of life-nya berorientasi padatradisionalitas, terpisah dari pusat perkotaan tetapi memiliki keterkaitan dengannya yangmengkombinasikan kegiatan pasar dengan produksi subsisten.

Menurut Kroeber (1948), peasan golongan kelas dari suatu populasi yang lebih besaryang biasanya termasuk pula di dalamnya pusat-pusat perkotaan.

Menurut Red field (1956), peasan orang-orang dengan peradaban yang tua, pendudukpedesaan yang menguasai dan mengolah tanah mereka untuk kehidupannya yang subsistendan sebagai bagian dari cara hidup yang tradisional yang dipengaruhi oleh orang perkotaanyang cara hidupnya menyerupai mereka tetapi lebih tinggi peradabannya.

Menurut Foster (1962), komunitas peasan keberadaannya memiliki ikatan yang erat dengankota-kota besar dan kecil.

20

Page 24: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Mengacu pendapat E. Rogers, maka secara umum peasan memiliki ciri-ciri:1. petani produsen yang subsisten, sekedar memenuhi kebutuhan sendiri (keluarga), tidak

untuk mencari keuntungan.2. orientasinya yang cenderung pedesaan dan tradisional tetapi memiliki keterkaitan erat

(mengacu) ke kebudayaan kota atau pusat kekuasaan tertentu.3. jarang yang sepenuhnya mencukupi kebutuhan diri sendiri (self sufficient).

Subsistensi secara umum diartikan sebagai cara hidup yang cenderung minimalis.

Menurut Wharton, pertanian subsisten suatu unit yang dapat berdiri dan mencukupi dirisendiri dalam mana semua produksi dikonsumsi dan tidak ada yang dijual, dan disampingitu tidak ada pengguna atau penghasil barang-barang dan pelayanan-pelayanan dari luaryang masuk.

Mengapa studi tentang peasan sejauh ini masih juga tetap menarik perhatian?1. sampai saat ini jumlah peasan di dunia ini masih sangat besar dibanding dengan petani-

petani modern (agricultural entrepreneurs).2. pertumbuhan penduduk yang sangat cepat dewasa ini menimbulkan berbagai masalah.3. seringkali revolusi dan ketidakstabilan politis (dari suatu negara) berpangkal dari

peranan atau pengaruh peasan.Menurut Everett M. Rogers, peasantry merupakan subkultur dengan ciri-ciri: saling tidak mempercayai dalam hubungan antar satu dengan lainnya pemahaman tentang terbatasnya segala sesuatu di dunia ini sikap tergantung sekaligus bermusuhan terhadap kekuasaan pemerintah familisme yang tebal tingkat inovasi yang rendah terlekati fatalisme tingkat aspirasi yang rendah kurangnya sikap penangguhan kepuasan (deferred gratification) pandangan yang terbatas (sempit) mengenai dunia derajat empati (empathy) yang rendah

PEASAN DAN POLA KEBUDAYAAN MASYARAKAT DESA DI INDONESIA

1. Aspek Kultural Peasan IndonesiaMenurut Koentjaraningrat (1964), sistem pertanian sawah sebenarnya hanya ada diJawa (minus sebagian Jawa Barat), Bali dan Lombok Barat. Sedangkan diluar itu hanyamerupakan enclave, seperti ditanah Batak, dataran Agam di Minangkabau, daerah-daerah pantai di Kalimantan Selatan, Makasar dan Menado (Sulawesi), dan beberapapantai di pulau Nusa Tenggara.Secara umum Indonesia mengenal dua macam perkebunan, yakni yang tradisional dikenal sebagai perkebunan rakyat dan modern, tidak terlepas dari keberadaanonderneming pada jaman Belanda.

21

Page 25: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

2. Aspek-Aspek Kultural LainnyaW.F. Wertheim (1959) membedakan adanya tiga daerah peradaban di Indonesia yakni: Sebagian besar Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah sekian lamanya memiliki

teknik dan sistem pertanian sawah. Sepanjang pantai Jawa, Sumatera dan Malaya, Kalimantan (dimuara-muara sungai)

yang merupakan daerah-daerah tempat berkembangnya kota-kota pelabuhan. Daerah-daerah pedalaman dari kota-kota pantai Sumatera dan Kalimantan yang

mengenal pertanian ladang.

Menurut Van Vollenhoven, di Indonesia terdapat 19 daerah lingkaran hukum adat (adatrechtkringen), yakni: (1) Aceh, (2) Gayo-Alas dan Batak, (2a) Nias dan Batu, (3)Minangkabau, (4) Mentawai, (4a) Enggano, (5) Melayu, (6) Bangka dan Belitung, (7)Kalimantan, (8) Minahasa, (8a) Sangir-Ta laud, (9) Gorontalo, (10) Toraja, (11) SulawesiSelatan, (12) Ternate, (13) Ambon Maluku, (13a) Kepulauan Barat Daya, (14) Irian, (15)Timor, (16) Bali dan Lombok, (17) Jawa Tengah dan Timur, (18) Surakarta danYogyakarta, (19) Jawa Barat.

22

Page 26: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

BAB 7

ASPEK-ASPEK STRUKTURAL MASYARAKAT DESA

STRUKTUR

Secara umum struktur “Susunan”.Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Struktur Susunan atau “cara sesuatu disusun ataudibangun”. Sedangkan struktur sosial “konsep perumusan asas-asas hubungan antarindividu dalam kehidupan masyarakat yang merupakan pedoman bagi tingkah lakuindividu”.

Dalam Dictionary of sociology and Related Sciences (H.P. Fair Child, 1975), misalnya,struktur sosial diartikan sebagai “pola yang mapan dari organisasi internal setiap kelompoksosial” (The established pattern of internal organization of any social group).

Struktur sosial sangat erat berkaitan dengan kebudayaan. Eratnya dua fenomena inidigambarkan J.B.A.F. Mayor Polak lewat pendapat bahwa antara kebudayaan dan strukturterdapat korelasi fungsional. Artinya, antara kebudayaan dan struktur dalam suatumasyarakat terjadi keadaan saling mendukung dan membenarkan. Sedangkan Jon M.Shepard menggambarkan eratnya dua fenomena tersebut dalam bagan berikut:

Culture

Via Roles

Attached toSocial statuses

GuidesRole behavior

ThroughSocial interaction

Which may be observable asPatterned relationships

Which constituteSocial structure

23

Page 27: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Struktur sosial vertikalStruktur sosial

Struktur sosial horisontal

Struktur sosial vertikal atau stratifikasi sosial atau pelapisan sosial, menggambarkankelompok-kelompok sosial dalam susunan yang bersifat hierarkhis, berjenjang. Sehinggadalam dimensi struktur ini kita melihat adanya kelompok masyarakat yang berkedudukantinggi (lapisan atas), sedang (lapisan menengah), dan rendah (lapisan bawah).

Struktur sosial horisontal atau diferensiasi sosial, dilain pihak menggambarkan kelompok-kelompok sosial tidak dilihat dari tinggi-rendahnya kedudukan kelompok itu satu samalain, melainkan lebih tertuju kepada variasi atau kekayaan pengelompokan yang ada dalamsuatu masyarakat.

Struktur Phisik Desa

Struktur phisik desa secara khusus berkaitan dengan lingkungan geografis dengan ciri-ciriseperti: iklim, curah hujan, keadaan atau jenis tanah, ketinggian tanah, tingkat kelembabanudara, topografi, dan lainnya.

Pola pemukiman (type of settlement, form of settlement, atau settlement pattern) menurutSmith dan Zopf adalah berkaitan dengan hubungan-hubungan keruangan (spatial) antarapemukiman (petani) yang satu dengan yang lain dan dengan lahan pertanian mereka.

Dalam bentuknya yang paling umum terdapat dua pola pemukiman yakni:1. yang pemukiman penduduknya berdekatan satu sama lain dengan lahan pertanian

berada di luar dan terpisah dari lokasi pemukiman.2. yang pemukiman penduduknya terpencar dan terpisah satu sama lain, dan masing-

masing berada di dalam atau ditengah lahan pertanian mereka.

Paul H. Landis, membedakan empat pola pemukiman yang umum terdapat di dunia yakni:1. the farm village type (FVT)

FVT adalah pola pemukiman dalam mana penduduk (petani) tinggal bersama-sama danberdekatan disuatu tempat dengan lahan pertanian berada diluar lokasi pemukiman.

2. the nebulous farm type (NFT)NFT hampir sama dengan pola (FVT) diatas. Bedanya, disamping yang tinggalbersama-sama disuatu tempat, terdapat penduduk yang tinggal tersebar diluarpemukiman itu.

3. the arranged isolated farm type (AIFT)AIFT adalah pola pemukiman dalam mana penduduk tinggal disekitar jalan danmasing-masing berada dilahan pertanian mereka dengan suatu trade center di antaramereka.

4. the pure isolated farm type (PIFT)PIFT adalah pola pemukiman yang penduduknya tinggal dalam lahan pertanian merekamasing-masing, terpisah dan berjauhan satu sama lain dengan suatu trade center.

24

Page 28: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

STRATIFIKASI SOSIAL

1. Struktur BiososialSejumlah faktor yang menciptakan stratifikasi sosial adalah faktor biologis.

Struktur vertikalFaktor biologis berkaitan

Struktur sosial horisontal

Struktur biososial Struktur sosial (vertikal maupun horisontal) yang berkaitandengan faktor-faktor biologis seperti: jenis kelamin, usia, perkawinan, suku bangsa, danlainnya.

2. Desa Satu Kelas dan Dua KelasSmith dan Zopf (1970) mengemukakan adanya dua tipe desa yakni:One-class system (tipe satu-kelas) dan two-class system (tipe dua-kelas).Tipe satu-kelas digambarkan sebagai tipe desa yang pemilikan lahan pertanianwarganya rata-rata sama.Tipe dua-kelas digambarkan sebagai desa yang didalamnya terdapat sejumlah kecilwarga yang memiliki lahan yang amat luas, dan selebihnya dalam jumlah besarmerupakan warga yang tidak memiliki lahan pertanian.

Terdapat dua macam desa tipe satu-kelas yang memiliki karakteristik yang berbeda:1. desa tipe satu-kelas yang pemilikan lahan warganya rata-rata luas. Contohnya di

Eropah Barat Laut, Amerika Serikat, dan Kanada.2. desa tipe satu-kelas yang pemilikan lahan warganya rata-rata sempit contohnya di

Haiti.

3. Dimensi-Dimensi Pelapisan SosialStratifikasi sosial sebagai suatu piramida sosial akan lebih terlihat dalam desa tipe satu-kelas bila memenuhi dua syarat, yakni:1. apabila kesamaan dalam pemilikan tanah warganya tidak bersifat mutlak

(sepenuhnya sama)2. apabila tidak ada okupasi-okupasi lain diluar sektor pertanian yang dapat menjadi

alternatif bebas bagi warganya

Smith dan Zopf mengetengahkan ada lima faktor yang determinan terhadap sistempelapisan sosial masyarakat desa yakni:1. luas pemilikan tanah dan sejauh mana pemilikan itu terkonsentrasi di tangan sejumlah

kecil orang atau sebaliknya terbagi merata pada warga desa2. pertautan antara sektor pertanian dan industri3. bentuk-bentuk pemilikan atau penguasaan tanah4. frekuensi perpindahan petani dari lahan pertanian satu ke lainnya5. komposisi rasial penduduk

25

Page 29: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Sutardjo Kartohadikoesoemo, memberikan gambaran tentang penggolongan masyarakatdesa di Jawa yang berlandaskan pemilikan tanah sebagai berikut:1. warga baku, ialah warga desa yang memiliki tanah pertanian, rumah, dan tanah

pekarangan (orang baku, Sikep, gogol kenceng, kuli/wong kenceng)2. a. warga desa yang mempunyai rumah dan tanah pekarangan (lindung, angguran

kampung, kuli, sikep buri/sikep nomor dua, wong setengah kenceng)b. warga desa yang mempunyai rumah diatas pekarangan orang lain (wong dempel,menumpang, numpang karang)

3. a. warga desa yang kawin dan mondok di rumah orang lain, orang-orang tua, pengantenbaru, orang baru (rangkepan, kumpulan, nusup, kempitan)b. pemuda yang belum kawin (joko, sinoman)

M. Jaspan, menggambarkan adanya empat pelapisan sosial yang terdapat dikalanganmasyarakat desa di daerah Yogyakarta yakni:1. kuli kenceng, yakni mereka yang memiliki tanah pekarangan dan sawah2. kuli gundul, yakni mereka yang hanya memiliki sawah3. kuli karang kopek, yakni mereka yang memiliki pekarangan saja, dan4. indung tlosor, yakni mereka yang memiliki rumah saja diatas tanah orang lain

Menurut Ter Haar (1960), pelapisan sosial masyarakat desa itu dibedakan atas:1. golongan pribumi pemilik tanah (sikep, kuli, baku atau gogol)2. golongan yang hanya memiliki rumah dan pekarangan saja atau tanah pertanian saja

(indung atau lindung)3. golongan yang hanya memiliki rumah saja diatas tanah pekarangan orang lain, dan

mencari nafkah sendiri (numpang)

Menurut Koentjaraningrat (1964) pelapisan sosial masyarakat desa digambarkan sebagaiberikut:1. keturunan cikal bakal desa atau pemilik tanah (kentol)2. pemilik tanah diluar golongan kentol (kuli)3. yang tidak memiliki tanah

DIFERENSIASI SOSIAL

Menurut Smith dan Zopf, pengertian kelompok sosial harus mencakup tiga elemen:1. pluralitas subyek2. interaksi antara subyek-subyek itu dan3. solidaritas atau kohesi sosial mereka

Emile Durkheim mengetengahkan dua tipe kohesi sosial, yakni:1. kohesi yang didasarkan atas kesamaan-kesamaan di antara para anggota kelompok2. kohesi yang didasarkan atas hubungan saling tergantung dalam divisi kerja (division of

labor)

26

Page 30: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Sorokin, Zimmerman, dan Galpin mengadakan inventarisasi 14 (variabel) kesamaan yangmembentuk solidaritas mekanik, yakni:1. kekerabatan dan hubungan darah2. perkawinan3. kesamaan dalam agama atau kepercayaan4. kesamaan dalam bahasa dan adat setempat5. pemilikan dan penggunaan tanah bersama6. proksimitas atau kedekatan dalam suatu daerah7. adanya tanggung jawab bersama8. kebersamaan dalam kepentingan okupasi9. kebersamaan dalam kepentingan ekonomi10. sama-sama menjadi bawahan dari seorang tuan (tanah)11. kesamaan dalam akses terhadap suatu lembaga atau keagenan (agency)12. pertahanan atau keamanan bersama13. saling tolong menolong dan14. hidup dan pengalaman bersama

Dimensi lokalotas dapat dibedakan adanya tiga kelompok sosial yaitu keluarga,ketetanggaan dan komunitas.

Keluarga Konjugal (conjugal family)Satuan Keluarga

Keluarga Meluas (extended family)

Keluarga Konjugal satuan keluarga yang mandiri/otonom yang terdiri dari suami, isteri,dan anak-anak yang belum berumah tangga.

Keluarga Meluas satuan keluarga yang besar yang terdiri dari keluarga-keluarga kecil(nuclear family), semacam keluarga konjugal tetapi tidak otonom di bawah/dibawahseorang kepala keluarga besar yang diatur berdasar sistem kekerabatan tertentu.

Menurut Smith dan Zopf, ketetanggaan adalah lokalitas kecil yang orang-orangnya (dalamsatuan keluarga) sering berhubungan secara akrab satu sama lain.

Menurut Mac Iver, komunitas adalah setiap lingkungan orang-orang yang hidup bersamadan menyadari adanya kebersamaan itu, sehingga mereka bersama-sama berbagikepentingan yang lebih luas dari sekedar kepentingan mereka masing-masing yangmencakup kehidupan mereka bersama.

Beberapa karakteristik komunitas menurut Smith dan Zopf adalah:1. adanya pertanda phisik (physical expression) tertentu yang dikenal bersama yang

menunjukkan batas tempat komunitas tersebut2. suatu kelompok sosial yang dilandasi interaksi sosial antara anggota-anggotanya3. sekalipun sama-sama memiliki basis teritorial, namun komunitas berbeda dengan

penduduk kota (kecil) atau kota-kota besar

27

Page 31: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

BAB 8

DESA DAN PERTANIAN

Perspeksi ekologismeSosiologi terdapat dua perspeksi teori

Perspeksi teknologisme

Perspeksi ekologisme lebih menekankan pentingnya peranan ekologi bukannya teknologidalam menentukan corak kehidupan manusia.Perspeksi teknologisme, sebaliknya dari itu, justru lebih menekankan teknologi sebagaifaktor determinan bagi terciptanya suatu corak kehidupan manusia.

JENIS DAN SISTEM PERTANIAN

Smith dan Zopf memberikan cakupan pengertian yang luas terhadap sistem pertanian,yakni mencakup seperangkat gagasan, elemen-elemen kebudayaan, ketrampilan teknik,praktek, prasangka dan kebiasaan yang terintegrasi secara fungsional dalam suatumasyarakat, berkaitan dengan hubungan mereka dengan tanah (pertanian)nya.

D. Whittlesey, mengemukakan adanya sembilan corak sistem pertanian yakni:1. bercocok tanam di ladang (shifting cultivation)2. bercocok tanam tanpa irigasi yang menetap (rudimentary sedentary cultivation)3. bercocok tanam yang menetap dan intensif dengan irigasi sederhana berdasarkan

tanaman pokok padi (intensive subsistence tillage, rice dominant)4. bercocok tanam yang menetap dan intensif dengan irigasi sederhana tanpa padi

(intensive subsistence tillage, without rice)5. bercocok tanam sekitar Lautan Tengah (mediterranian agriculture)6. pertanian buah-buahan (specialized horticulture)7. pertanian komersial dengan mekanisasi berdasarkan tanaman gandum (commercial

grain farming)8. pertanian komersiil dengan mekanisasi (commercial livestock and crop farming)9. pertanian perkebunan dengan mekanisasi (commercial plantation crop tillage)

Frithjof Kuhren, mengemukakan ada sembilan tipe struktur pertanian, yaitu:1. penggembalaan berpindah2. perladangan berpindah3. pertanian feodalistik4. feodalisme persewaan5. latifundia (hacienda)6. pertanian keluarga7. pertanian kapitalistik8. pertanian sosialistik9. pertanian komunistik

28

Page 32: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Smith dan Zopf, mengemukakan ada enam sistem pertanian, yakni:1. cocok tanam di tepian sungai (riverbank plantings)2. sistem bakar (fire agriculture)3. sistem tajak (hoe culture)4. sistem bajak yang bersahaja (rudimentary plow culture)5. sistem bajak yang telah maju (advanced plow culture)6. pertanian mekanik (mechanized farming)

HUBUNGAN MASYARAKAT DESA DENGAN TANAH

Konsep pemilikan dan penguasaan tanah (land tenure = LT). LT menurut Smith dan Zopfadalah hak-hak yang dimiliki seseorang atas tanah, yakni hak sah untuk menggunakannya,mengolahnya, menjualnya, dan memanfaatkan bagian-bagian tertentu dari permukaantanahnya itu.

Pokok pembicaraan LT menurut Smith dan Zopf (1970) terutama berpangkal pada dua hal,yakni:1. sifat dari hak-hak atas kekayaan tanah beserta cara dalam mana sifat itu tercipta.2. klasifikasi dari mereka yang terlibat dalam proses pertanian berdasar sistem LT yang

ada.

Menurut Smith dan Zopf, jenis-jenis LT didunia ini bervariasi, secara garis besar dibedakanmenjadi dua, yakni:1. sistem yang dikembangkan di negara-negara komunis atau yang serupa, dalam mana

pemilikan dan pengendalian hak atas tanah berada di tangan negara.2. sistem yang dalam berbagai variasinya menempatkan hak atas tanah di bawah

kepemilikan orang-perorang.

SOSIOLOGI PEDESAAN

Lama (klasik)Dua versi sosiologi pedesaan

Baru (modern)

Yang baru (modern) merupakan tuntutan perkembangan dari sosiologi pedesaan dinegara-negara kapitalis-industri modern.

Menurut John M. Gillette, sosiologi pedesaan adalah cabang sosiologi yang secarasistematik mempelajari komunitas-komunitas pedesaan untuk mengungkapkan kondisi-kondisi serta kecenderungan-kecenderungannya, dan merumuskan prinsip-prinsipkemajuan (…branch of sociology which systematically studies rural communities todiscover their conditions and tendencies, and to formulate principles of progress).

29

Page 33: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Menurut N.L. Sims, Sosiologi Pedesaan adalah studi tentang asosiasi antara orang-orangyang hidupnya banyak tergantung pada pertanian (…the study of association among peopleliving by or immediately dependent upon agriculture).

Menurut Dwight Sanderson, Sosiologi Pedesaan adalah sosiologi tentang kehidupan dalamlingkungan pedesaan (…the sociology of life in the rural environment).

Menurut T. Lynn Smith dan Paul E. Zopf, Sosiologi Pedesaan adalah kumpulanpengetahuan yang telah disistematisasi yang dihasilkan lewat penerapan metode ilmiah kedalam studi tentang masyarakat pedesaan; organisasi dan strukturnya, proses-prosesnya,sistem sosialnya yang pokok, dan perubahan-perubahannya. (…the systematized body ofknowledge that has resulted from the application of the scientific method to the study ofrural society, its organization and structure, its processes, its basic social systems, and itschanges).

Definisi-definisi tentang sosiologi pedesaan diatas adalah merupakan definisi sosiologipedesaan lama (klasik), yakni tatkala keadaan di Barat secara umum masih memperlihatkanperbedaan yang jelas dan bahkan dikotomik antara kawasan desa dan kotanya.

Sosiologi pedesaan pada era kapitalisme global ini memang harus berbeda dari pendekatansosiologi pedesaan lama, sebagaimana dikemukakan oleh Howard Newby: …a “new” ruralsociology have much to learn from a reading of Karl Kautsky’s “The Agrarian Question”,Kautsky’s plea that “we should look for all the changes which agriculture experiencesunder the domination of capitalist production”. (…sosiologi pedesaan ‘baru” harus banyakbelajar dari sebuah tulisan Karl Kautsky “The Agrarian Question”. Himbauan Kautskyadalah bahwa kita harus mencari perubahan-perubahan yang dialami pertanian dibawahdominasi produksi kapitalis).

Pengertian Newby tersebut jelas diperuntukkan bagi desa-desa pertanian. Maka untuk lebihmemperluas daya cakupannya dapatlah dirumuskan bahwa: sosiologi pedesaan yang baruhendaknya merupakan studi tentang bagaimana masyarakat desa (bukan hanya desapertanian) menyesuaikan diri terhadap merasuknya sistem kapitalisme modern di tengahkehidupan mereka.

SOSIOLOGI PEDESAAN DAN SOSIOLOGI PERKOTAAN

Faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara desa dan kota adalah:Faktor isolasi fisik. Ditambah belum hadirnya surat kabar, majalah, radio, televisi danberbagai media komunikasi lainnya.

Isolasi sosialAkibat isolasi fisik

Isolasi kultural

30

Page 34: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Artinya, bahwa pada situasi atau kondisi semacam ini kontak sosial dan kebudayaan antaramasyarakat desa dan kota tidak terjadi. Kalaupun terjadi sehingga tidak mengakibatkanterjadinya perubahan yang berarti pada komunitas-komunitas tersebut.

LATAR BELAKANG SOSIOLOGI PEDESAAN

Sejarah sosiologi pedesaan tidak terlepas dari peranan Amerika Serikat yang berawal darimunculnya mata kuliah sosiologi di berbagai perguruan tinggi di Amerika Serikat pada duadekade terakhir abad ke-19.

Smith dan Zopf membedakan status-status LT ke dalam pemilahan berikut:

OwnersA. Farm Operators Managers of administrators

Renters (cash, standing, share)

Wage landsA. Farm Laborers Share croppers

Coloni

Persewaan suatu bentuk ikatan ekonomi antara pemilik tanah dan penyewa (pemilikuang), dalam mana si pemilik tanah menyerahkan hak-guna tanahnya kepada penyewa,sedangkan si penyewa menyerahkan sejumlah uang (sesuai kelajiman setempat) untukjangka waktu tertentu (setengah atau beberapa tahun, atau satu atau beberapa panenan).

Pergadaian suatu bentuk ikatan ekonomi antara pemilik tanah dengan pihak lain, dalammana si pemilik tanah menyerahkan hak-guna tanahnya kepada pihak lain itu.

Penyakapan atau sistem bagi hasil suatu bentuk ikatan ekonomi-sosial, dalam mana sipemilik tanah menyerahkan tanahnya untuk digarap orang lain (penyakap) denganpersyaratan-persyaratan yang disetujui bersama.

Tebasan suatu bentuk transaksi pengalihan hak-guna, dalam mana tanaman yang telahsiap panen dijual kepada pihak lain.

Ijon suatu bentuk transaksi, dalam mana pemilik tanaman menjual tanamannya kepadapihak lain tatkala tanaman itu masih jauh dari usia panen (awal proses pembuahan).

Berdasarkan atas pola pemilikan dan penguasaan tanah, kaum petani dapat digolongkanmenjadi:1. pemilik-penggarap-murni, yakni petani yang hanya menggarap tanah miliknya sendiri2. penyewa dan penyakap-murni, yakni mereka yang tidak memiliki tanah tetapi

menguasai tanah garapan melalui sewa atau bagi hasil

31

Page 35: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

3. pemilik-penyewa dan/atau pemilik-penyakap, yakni petani yang disamping menggaraptanahnya sendiri juga menggarap tanah milik orang lain lewat persewaan atau bagihasil

4. pemilik-bukan-penggarap, yakni bila tanah miliknya disewakan atau disakapkankepada orang lain (penyakap, penggarap atau buruh tani)

5. petani tunakisma atau buruh tani.

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DALAM SISTEM EKONOMI DESA

1. Faktor KeluargaDalam bukunya “ Pra kapitalisme di Asia”, 1948, J.H. Boeke mengemukakan bahwakeluarga merupakan unit swasembada, artinya keluarga mewujudkan suatu unit yangmandiri yang dapat menghidupi keluarga itu sendiri lewat kegiatan pertanian. Menurutdia: kerja harus menyesuaikan diri dengan keluarga beserta susunan keluarga, bukansebaliknya.

2. Faktor TanahBagaimana pengaruhnya luas-sempitnya pemilikan lahan terhadap sistempertanian/ekonomi?1. pemilikan lahan yang sempit akan cenderung pada sistem pertanian yang intensif,

terlebih bila ditunjang oleh tingkat kesuburan tanah yang tinggi.2. pengaruh perbedaan dalam luas pemilikan lahan para petani dalam suatu lingkungan

desa.Kondisi phisik lahan pertanian juga sangat besar pengaruhnya terhadap sistempertanian:1. pengaruh tinggi-rendahnya keletakan lahan terhadap sistem pertanian2. pengaruh morfologi tanah terhadap sistem pertanian

3. Faktor PasarEric. R. Wolf, dalam bukunya “Petani Suatu Tinjauan Antropologis”, mengemukakanpentingnya pasar dalam kehidupan masyarakat desa, yang dapat disimpulkan sebagaiberikut:1. masyarakat desa cenderung membentuk dan mempertahankan cirinya sebagai suatu

komunitas.2. ciri-ciri pembedanya bisa berkait dengan jenis tanaman khusus atau produk tertentu

yang dihasilkan (sebagian atau seluruh) komunitas itu.3. terjadi pertukaran di pasar berdasar atas kekhususan yang dimiliki masing-masing

komunitas tersebut.Menurut Eric R. Wolf, jenis pasar semacam ini disebut pasar seksional (sectionalmarket). Jenis pasar lainnya adalah pasar jaringan (network market), yakni jenis pasaryang pelaku-pelaku pertukarannya tidak berlandas pada monopoli kelompok-kelompokkomunitas seperti di pasar seksional.

32

Page 36: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

SALING MEMPENGARUHI ANTARA SISTEM EKONOMI & SISTEM SOSIAL

Pengaruh sistem ekonomi terhadap sistem sosialSistem ekonomi dan sosial

Pengaruh sistem sosial terhadap sistem ekonomi

1. Pengaruh sistem ekonomi/pertanian terhadap sistem sosialPengaruh sistem ekonomi/pertanian terhadap sistem sosial berkaitan erat dengan faktorteknologi dan sistem ekonomi uang/kapitalisme. Tipe pertanian kapitalistik cenderungmenciptakan kesenjangan (polarisasi) dalam masyarakat petani. Hubungan masyarakatdesa cenderung mengutamakan rasionalitas ekonomi (economic rationality) daripadarasionalitas sosial (social rationality).Rasionalitas ekonomi logika yang lebih dilandasi oleh pertimbangan untung-rugimaterial.Rasionalitas sosial logika yang lebih dilandasi oleh pertimbangankepantasan/keharusan sosial setempat.

2. Pengaruh sistem sosial terhadap sistem ekonomi/pertanianMenurut Ralph Linton, way of life, itu berarti kebudayaan, berarti bahwa merekamenggeluti pertanian bukan sekedar sebagai mata pencaharian melainkan menyangkuttotalitas kehidupan mereka.Subsistensi serta tradisionalisme sering dituding sebagai faktor penghambatterlaksananya proses modernisasi pertanian dikalangan masyarakat desa.Komersialisasi sulit dikembangkan pada masyarakat desa, karena mereka dalamhubungan antara satu dengan lainnya terbiasa menggunakan rasionalitas sosial yangberlandaskan norma-norma sosial, termasuk adat-istiadat dan tradisi.

33

Page 37: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

BAB 9

KELEMBAGAAN DI DESA

PENGERTIAN LEMBAGA SOSIAL

Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, Lembaga adalah suatu sistem norma untukmencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat di pandang penting.

Menurut Soerjono Soekanto, Lembaga Kemasyarakatan adalah merupakan himpunandaripada norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokokdalam kehidupan masyarakat.

Menurut Koentjaraningrat, Pranata Sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubunganyang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhankhusus dalam kehidupan masyarakat.

Lembaga sosial memiliki beberapa karakteristik, yakni: tiap lembaga memiliki tujuanutama, relatif permanen, memiliki nilai-nilai pokok yang bersumber dari para anggotanya,dan berbagai lembaga dalam suatu masyarakat memiliki keterkaitan satu sama lain.

LEMBAGA PEMERINTAHAN DAN /ATAU PIMPINAN DESA

Untuk desa-desa yang didasarkan atas ikatan genealogis (hubungan darah) keadaannyaberbeda dengan yang didasarkan atas ikatan daerah. Untuk tipe desa pertama, yangumumnya terdapat di berbagai daerah di luar Jawa, peranan pimpinan desa sebenarnyatidak terlalu besar dibanding desa-desa tipe kedua, dimana sistem kekerabatan denganaturan-aturan adat istiadat yang berkaitan dengan itu sangat besar peranannya sehinggaperanan pimpinan desa sebenarnya hanya merupakan bagian/instrumen saja dari sistemkekerabatan dan adat istiadat tersebut. Sedangkan tipe desa kedua umumnya terdapat diJawa. Adat istiadat di desa-desa di Jawa umumnya berlandaskan kepada kepentingan yangsama atas daerah tertentu, bukan terutama didasarkan atas hubungan darah.

STRUKTUR PEMERINTAHAN DESA

Pemerintahan Desa penyelenggaraan pemerintahan yang dilaksanakan oleh organisasipemerintahan terendah di bawah kecamatan.

34

Page 38: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Secara skematis struktur pemerintahan desa dapat digambarkan sebagai berikut:

LEMBAGA-LEMBAGA LAMA DAN BARU

Lembaga-lembaga lama/lembaga adat di desa-desa di Indonesia, kecuali berkaitan eratdengan sistem kekerabatan (ikatan genealogis) serta ikatan daerah (kepentingan atauketerikatan bersama atas suatu satuan teritorial) juga sangat dipengaruhi oleh agama ataukepercayaan setempat. Sehingga masih memiliki adat yang kuat dengan kehidupanbermasyarakat yang saling bergotong royong, demikian sebaliknya untuk desa-desa yangtelah maju.

Mobilisasi keikutsertaan (dalam suatu kegiatan bersama) yang digerakkan olehfaktor/kekuatan eksternal.

Partisipasi keikutsertaan yang digerakkan oleh kekuatan internal, bersifat sukarela.

Desa LurahLembaga Musyawarah

Pemerintahan Desa

Pemerintahan Desa Pemerintahan Kelurahan

Kepala Desa

Sekretariat Desa

Sekretariat Kelurahan

Kepala-KepalaDusun

Kepala-KepalaLingkungan

35

Page 39: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA (LKMD)

LKMD berfungsi sebagai wadah dari segala bentuk partisipasi masyarakat desa dalampembangunan.

Pengurus LKMD terdiri-dari pemuka-pemuka masyarakat dan pimpinan-pimpinanlembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat, baik di desa maupun kelurahan.

Susunan keanggotaan LKMD ketua umum, yang dijabat oleh kepala desa/lurah, ketua I,ketua II, Sekretaris, Bendahara dan anggota-anggota pengurus lainnya yang terbagi dalam10 seksi, yakni:a. Seksi agamab. Seksi pembudayaan penghayatan dan pengamalan pancasilac. Seksi keamanan, ketentuan dan ketertiband. Seksi pendidikan dan penerangane. Seksi lingkungan hidupf. Seksi pembangunan, perekonomian dan koperasig. Seksi kesehatan, kependudukan dan keluarga berencanah. Seksi pemuda, olah raga dan kesehatani. Seksi kesejahteraan sosialj. Seksi pembinaan keluarga sejahtera (PKK)

Fungsi LKMD, antara lain:a. Sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan

pembangunanb. Menggali dan menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat untuk pembangunanc. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakatd. Membina dan menggerakkan potensi pemuda untuk pembangunan

Beberapa perbedaan yang penting antara LKMD dan LMD (Lembaga Musyawarah Desa)sebagai berikut:

NO LKMD LMD1 Organisasi kemasyarakatan Lembaga pemerintahan desa2 Non-struktural Struktural3 Sebagai perencana pembangunan desa Sebagai penetapan keputusan desa4 Membantu kepala desa dalam bidang

pembangunanMemusyawarahkan hal-hal yang bersifatmengatur dan membebani masyarakat

PEMBINAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK)

Fungsi dan program utama LKMD meningkatkan peranan wanita dalam mewujudkankeluarga sejahtera melalui gerakan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

36

Page 40: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

PKK gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagaimotor penggeraknya untuk membangun keluarga sebagai unit atau kelompok terkecildalam masyarakat guna menumbuhkan, menghimpun, mengarahkan, dan membinakeluarga guna mewujudkan keluarga sejahtera.

Keluarga Sejahtera keluarga yang mampu menciptakan keselarasan, keserasian dankeseimbangan antara kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah berdasarkan Pancasila danUUD 1945.

Tugas PKK antara lain:1. menggerakkan dan membina pelaksanaan program PKK2. mengkoordinasikan gerakan masyarakat dari bawah dalam pelaksanaan program PKK

Fungsi PKK adalah:1. merencanakan, melaksanakan dan membina program PKK2. menghimpun, menggerakkan dan membina potensi masyarakat khususnya keluarga

untuk terlaksananya program PKK3. memberikan bimbingan, motivasi dan petunjuk kepada Penggerak PKK setingkat

dibawahnya4. menyampaikan laporan tentang pelaksanaan tugas kepada pembina PKK pada tingkat

yang sama dan kepada Tim Penggerak PKK setingkat lebih atas

PKK terkenal dengan 10 program pokok, yaitu:a. penghayatan dan pengamalan pancasilab. gotong royongc. sandangd. pangane. perumahan dan tata laksana rumah tanggaf. pendidikan dan ketrampilang. kesehatanh. mengembangkan kehidupan berkoperasii. kelestarian lingkungan hidupj. perencanaan sehat

UNIT DAERAH KERJA PEMBANGUNAN (UDKP)

UDKP usaha pengkoordinasian pelaksanaan pembangunan di daerah pedesaan.

Alasan dibentuknya UDKP ada dua, yakni:1. alasan yang berkaitan dengan akselerasi pembangunan masyarakat desa2. seiring dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat Indonesia, dalam mana

mobilitas penduduk semakin meningkat, jaringan transportasi dan komunikasi semakinmeluas sehingga melenyapkan isolasi fisik dan sosial, maka desa tidak lagi sebagaisuatu kesatuan sosial-ekonomis yang bulat dan utuh

37

Page 41: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Fungsi UDKP adalah sebagai berikut:1. mempertemukan aspirasi dan kebutuhan masyarakat desa dengan berbagai program

atau kegiatan pembangunan pemerintah2. menginformasikan data dan masalah-masalah desa-desa dalam suatu wilayah

kecamatan yang akan mendapatkan penanganan baik dalam jangka pendek, menengah,maupun panjang

3. mengkoordinasikan berbagai kegiatan pembangunan sektoral dan regional, inpres danswadaya masyarakat

4. mengadakan diversifikasi usaha dan kegiatan masyarakat untuk meningkatkanpendapatan masyarakat desa

5. mengupayakan percepatan pembangunan seraya memeratakan hasil-hasilnya bagiseluruh masyarakat desa.

BADAN USAHA UNIT DESA (BUUD) DAN KOPERASI UNIT DESA (KUD)

Tujuan pokok dari unit desa adalah:1. menjamin terlaksananya program peningkatan produksi pertanian, khususnya produksi

pangan2. memberikan kepastian kepada masyarakat desa bahwa mereka dapat meningkatkan

kesejahteraan hidup mereka

LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM)

LSM istilah Indonesia untuk non-government organization (NGO)Tujuan LSM untuk membangun keswadayaan yang tidak tergantung kepada pemerintah

38

Page 42: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

BAB 10

PEDESAAN DAN KEPENDUDUKAN

Jumlah penduduk pedesaan yang besar pada negara berkembang menjadi masalah berat,karena berbagai hal:1. tingkat kelahiran hidup di daerah pedesaan, umumnya lebih tinggi dari daerah

perkotaan2. pengembangan sumber mata pencaharian hidup tidak dapat mengimbangi tingkat

kenaikan jumlah penduduk (termasuk penyediaan lapangan pekerjaan), karenakebutuhan hidup yang semakin meningkat

3. pengembangan usahatani menjadi terbatas, karena kekurangan lahan dan tenaga kerjayang semakin mahal

Masalah kependudukan semua hal yang menyangkut lelaki, perempuan danlingkungannya, termasuk kelahiran (natality), kematian (mortality) dan migrasi.

Distribusi Penduduk

Pengendalian pertumbuhan penduduk menekan agar tingkat pertumbuhan penduduk tiapnegara tetap berada pada titik nol, artinya jumlah orang yang meninggal pada suatu masasetahun berbanding sama dengan jumlah orang yang dilahirkan hidup. Yang diberbagainegara dikenal sebagai gerakan Zero Population Growth.

TENDENSI PENDUDUK PEDESAAN

Faktor-faktor tertentu yang mendorong (pushing factors) dan hal-hal yang menarik (pullingfactors) interaksi kedua faktor inilah yang melahirkan proses pindahnya orang bermukim kekota. Tetapi, urbanisasi tidak hanya merupakan proses berpindahnya orang (adanya gerakanberpindah tempat) ke kota. Karena letak suatu pusat (pemukiman) desa yang strategis darisudut komunikasi dan potensi daerah belakangnya (hinterland), mungkin bisa saja tiba-tibaberfungsi sebagai (mendapat status) kota.

TRANSMIGRASI

Kalau urbanisasi merupakan suatu proses migrasi dengan tujuan daerah perkotaan (urban),transmigrasi adalah suatu proses migrasi ke “tanah seberang”.Tujuan utama transmigrasi adalah:1. tujuan demografis2. bahwa transmigrasi mempunyai tujuan ekonomi dan pembangunan3. transmigrasi mempunyai tujuan pertahanan keamanan, persatuan dan kesatuan bangsa.

39

Page 43: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

BAB 11

KEMISKINAN DAN PERANGKAP KEMISKINAN

Menurut Sar A. Levitan, kemiskinan sebagai kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak.

Menurut Bradley R. Schiller, kemiskinan ketidaksanggupan untuk mendapatkan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan sosial yangterbatas.

Menurut Emil Salim, kemiskinan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhikebutuhan hidup yang pokok.

Menurut jenisnya, kemiskinan dibedakan menjadi dua kategori, yakni:1. kemiskinan relatif yang dinyatakan dengan berapa persen dari pendapatan nasional

yang diterima oleh kelompok penduduk dengan kelas pendapatan tertentu dibandingdengan proporsi pendapatan nasional yang diterima oleh kelompok penduduk dengankelas pendapatan lainnya.

2. kemiskinan absolut suatu keadaan dimana tingkat pendapatan absolut dari satuorang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti: sandang,pangan, pemukiman dan pendidikan.

Menurut kriteria Biro Pusat Statistik (BPS) dengan menghitung pengeluaran rumah tanggauntuk konsumsi berdasarkan data survei sosial-ekonomi nasional (SUSENAS) ditetapkanbatas garis kemiskinan absolut adalah setara dengan tingkat pendapatan yang diperlukanuntuk memenuhi kebutuhan konsumsi 2100 kalori per orang plus beberapa kebutuhan non-makanan lain, seperti sandang, papan, jasa dan lain-lain.

Menurut Sajogyo dari IPB, kemiskinan adalah suatu tingkat kehidupan yang beradadibawah standar kebutuhan hidup minimum yang ditetapkan berdasarkan atas kebutuhanpokok pangan yang membuat orang cukup bekerja dan hidup sehat berdasarkan ataskebutuhan beras dan kebutuhan gizi.

Menurut Sajogyo, seseorang dikategorikan miskin apabila tidak mampu memperolehpenghasilan per kapita setara 320 kilogram beras untuk daerah pedesaan atau 480 kg berasuntuk penduduk diperkotaan.

40

Page 44: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Kemiskinan Alamiah dan Buatan

Menurut akar penyebab yang melatarbelakanginya, kemiskinan dibedakan menjadi duakategori:1. kemiskinan alamiah kemiskinan yang timbul sebagai akibat sumber-sumber daya

yang langka dan/atau karena tingkat perkembangan teknologi yang sangat rendah.2. kemiskinan buatan kemiskinan yang terjadi karena struktur sosial yang ada

membuat anggota atau kelompok masyarakat tidak menguasai sarana ekonomi danfasilitas-fasilitas secara merata.

Dalam perbincangan dikalangan ilmuan sosial, pengertian kemiskinan buatan acapkalidiidentikkan dengan pengertian kemiskinan strukturalMenurut Selo Soemardjan (1980). Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang dideritaoleh suatu golongan masyarakat, karena struktur sosial masyarakat itu tidak dapat ikutmenggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.

Secara sederhana, kemiskinan buatan atau kemiskinan struktural dapat diartikan sebagaisuasana kemiskinan yang dialami oleh suatu masyarakat yang penyebab utamanyabersumber, dan oleh karena itu dapat dicari pada struktur sosial yang terdapat dalammasyarakat itu sendiri.

Ciri utama dari kemiskinan struktural ialah tidak terjadinya (-) kalaupun terjadi sifatnyalamban sekali (-) apa yang disebut sebagai mobilitas sosial vertikal.

Menurut Robert Chambers, unsur-unsur yang terkandung dalam perangkap kemiskinanadalah kerentanan, kelemahan jasmani, ketidakberdayaan dan isolasi.

41

Page 45: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

BAB 12

ANATOMI KEMISKINAN DAN UPAYAPENGENTASANNYA

John Friedmann (1979), mendefinisikan pengertian kemiskinan sebagai ketidaksamaankesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan sosial.Basis kekuasaan sosial itu menurut Friedmann meliputi:1. Modal yang produktif atas aset misalnya tanah perumahan, peralatan, kesehatan2. Sumber keuangan, seperti income dan kredit yang memadai3. Organisasi sosial dan politik yang dapat digunakan untuk mencapai kepentingan

bersama, seperti partai politik, atau koperasi4. Network atau jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang-barang,

pengetahuan dan ketrampilan memadai, dan5. Informasi-informasi yang berguna untuk kehidupan

Anatomi Kemiskinan di Indonesia

Menurut Soetjipto Wirosardjono (1993), dari data Susenas yang ada di BPS, keluarga-keluarga miskin umumnya bertempat tinggal di kantong-kantong pemukiman atau daerahyang kecil kemungkinannya disentuh kebijaksanaan. Ditambah situasi bahwa mayoritasdari mereka berpendidikan begitu rendah, maka bisa disimpulkan bahwa kemiskinan yangdialami keluarga miskin di Indonesia termasuk apa yang disebut Selo Soemardjan sebagai“Kemiskinan Struktural”. Jenis kemiskinan seperti ini biasanya cenderung diwariskan darigenerasi ke generasi.

Tiga Kesalahan

Ada tiga kesalahan mendasar dari strategi pembangunan selama lima pelita terakhir ini,yaitu:1. Kesalahan menganggap kemiskinan sebagai fenomena Single Dimension, yakni

masalah kekurangan pendapatan saja, padahal kemiskinan pada hakikatnya adalahfenomena multi dimension.

kerentanankelemahan jasmani

4 dimensi kemiskinantingkat isolasiketidakberdayaan

42

Page 46: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

2. Kesalahan menganggap fenomena “lingkaran kemiskinan” (vicious circle of poverty)sebagai satu kawasan tersendiri yang tidak berkaitan dengan fenomena “lingkaranberlebihan” atau “lingkaran kemewahan” (vicious circle of affluence).

Menurut Adi Sasono (1987), proses eksploitasi yang dilakukan kelompok tidak miskinkepada kelompok masyarakat miskin umumnya mengambil bentuk-bentuk berikut:1. pertukaran yang tidak adil dalam perdagangan barang-barang2. pembayaran yang tidak adil atas jasa-jasa pekerja3. pengenaan pungutan yang relatif memberatkan dari penguasa terhadap rakyat kecil

3. Kesalahan menganggap prioritas pembangunan yang menekankan pertumbuhanekonomi dan berpola konsentrik sebagai jalan utama bagi terciptanya pemerataan,termasuk pemerataan kesempatan kerja di kemudian hari.

Alternatif Pengentasan

Ada 4 upaya prioritas yang harus dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidupmasyarakat miskin:1. memperkuat posisi tawar dan memperkecil ketergantungan masyarakat miskin dari

kelas sosial diatasnya dengan cara memperbesar kemungkinan mereka melakukandiversifikasi usaha.

2. memberikan bantuan permodalan kepada masyarakat miskin dengan bunga yangrendah dan berkelanjutan.

3. memberi kesempatan kepada masyarakat miskin untuk bisa ikut terlibat menikmatihasil keuntungan dari produknya dengan cara menetapkan kebijakan harga yang adil.

4. mengembangkan kemampuan masyarakat miskin agar memiliki keterampilan dankeahlian untuk memberi “nilai tambah” pada produk dan hasil usahanya.

43

Page 47: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

BAB 13

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN DANKESENJANGAN DI INDONESIA

Ada berbagai ukuran yang sudah baku untuk menggambarkan dimensi kemiskinan, duadiantaranya yang paling umum digunakan:1. tingkat kemiskinan (headcount index) dihitung sebagai proporsi penduduk miskin yang

hidup dibawah garis kemiskinan.2. jurang kemiskinan, menggambarkan “kedalaman” kemiskinan dari penduduk miskin.

Potret dan Penyebab Kemiskinan dan Kesenjangan

Perbedaan perkembangan penduduk miskin diakibatkan oleh berbagai faktor seperti:1. perbaikan produktivitas maupun harga hasil-hasil pertanian2. kebijakan harga/tarif serta pengaruh pengeluaran dan subsidi pemerintah dalam bidang

pendidikan, pelayanan kesehatan, harga energi (listrik pedesaan dan minyak tanah)

Persyaratan yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan optimum adalah:1. jumlah dan komposisi komoditas yang dihasilkan sesuai dengan yang dibutuhkan2. cara menghasilkan jumlah dan komposisi komoditas tersebut sesuai dengan jumlah dan

komposisi sumberdaya yang tersedia.

Pada awalnya (1984) tingkat kemiskinan masih lebih tinggi di Jawa+Bali, tetapi pada tahun1990 keadaan menjadi terbalik. Kenyataan ini tentu bersangkut paut dengan alokasipengeluaran pemerintah, baik dalam pembangunan irigasi maupun infrastruktur secaraumum.

Peran Pengeluaran Pemerintah

Dengan menggunakan model CGE dilakukan simulasi berbagai skenario yang didasarkanpada informasi SAM 1980, selama periode 1980-1990:

Skenario 1, Pengeluaran pembangunan pemerintah diturunkan sedangkan pengeluaran rutintetap laju pertumbuhan ekonomi mengecil, demikian pula kesempatan kerja, disamping itudistribusi pendapatan memburuk dan pendapatan setiap kelompok pekerja maupunpenduduk menjadi lebih rendah.

Skenario 2, Pengeluaran pembangunan diturunkan tetapi pengeluaran rutin dinaikkan.Pertumbuhan ekonomi tetap, distribusi pendapatan memburuk dimana penduduk pedesaanmenjadi lebih buruk tetapi penduduk perkotaan lebih baik.

Skenario 3, Pengeluaran pembangunan dinaikkan dan pengeluaran rutin diturunkan.Hasilnya adalah pertumbuhan ekonomi praktis tidak berubah (karena periode simulasi 10tahun), pendapatan operator pertanian memburuk, demikian pula kelompok pendapatantinggi di pedesaan dan kelompok penduduk miskin di perkotaan.

44

Page 48: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

BAB 14

AGENDA MEMPERSEMPIT KETIMPANGAN DANKEMISKINAN

Beberapa Fakta Ketimpangan

Ketimpangan kesempatan kerja dan nilai tukarSektor primer, seperti pertanian, kehutanan ataupun perkebunan dalam banyak kasusmasih dipandang sebagai sektor yang bersifat rural-traditional, dalam investasi,teknologi maupun manajemennya. Sementara produk yang dihasilkan dari sektor inimempunyai nilai tukar yang rendah dibandingkan dengan produk dari sektor industriyang berorientasi urban-modern.Sementara sektor sekunder (pengolahan) dan tersier (distribusi) yang relatif mampumenciptakan surplus lebih tinggi dibanding sektor sekunder, sangat kecil dalampenyerapan tenaga kerja maupun share-nya kedalam ekonomi rumah tangga. Strukturdemikian merupakan salah satu fakta ketimpangan.

Ketimpangan pertumbuhan antar sektorSumodiningrat (1990) mencatat ada 3 indikator yang dapat digunakan dalam melihatketimpangan pertumbuhan antar sektor, yaitu:1. proporsi investasi dalam orientasi pembangunan2. alokasi kredit dalam kegiatan ekonomi3. alokasi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan PMA (Penanaman Modal

Asing) dalam masing-masing sektor

Ketimpangan pertumbuhan regionalKetimpangan regional dalam hal ini akan disoroti dalam dua dimensi, yaitu:1. kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa2. ketimpangan desa-kotaKetimpangan Jawa vs luar Jawa dan ketimpangan Desa-KotaKonsentrasi penduduk miskin diantara intensifnya pelaksanaan program pembangunandi Jawa, semakin nyata. Intensifikasi kapitalisasi pembangunan di Jawa telahmenjadikan pulau ini daya tarik yang luar biasa dalam menyedot migran dari luar Jawa.Bentuk lain dari ketimpangan regional adalah ketimpangan antara kota-desa, secaraabsolut penurunan jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan lebih cepatterjadi di kota jika dibandingkan dengan di desa.

Ketimpangan penguasaan aset produksiBentuk ketimpangan yang keempat mempunyai hubungan langsung dan sumber-sumber permintaan, yakni tingkat pendapatan atau penghasilan masyarakat luas antaralain berupa tingkat penguasaan tanah sebagai salah satu alat produksi pentingdipedesaan dan upah bagi yang terlibat dalam hubungan kerja upahan diperkotaan dandipedesaan.

45

Page 49: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Ketimpangan penguasaan tanahPenguasaan tanah di Indonesia (terutama di Jawa) tidak merata. Untuk diluar Jawa,dimana penguasaan tanah yang tidak terlalu pincang jika dibandingkan denganpenguasaan tanah di Jawa, akan tetapi kualitas tanahnya kurang subur. Macamnyaterdiri dari tanah gambut, rawa ataupun tanah yang kurang mendukungdikembangkannya pertanian cash crop yang bernilai ekonomis dan dalam siklus yangrelatif singkat. Hal ini merupakan salah satu kendala penyebab kegagalan proyektransmigrasi dan pertanian pangan diluar Jawa.

Ketimpangan pengupahanPengupahan di Sektor PertanianDiferensiasi dalam pengupahan dan berpendapatan bagi golongan pekerja di SektorPertanian, menurut white (1989), setidaknya melahirkan 3 strategi pokok yaitu:1. bagi rumah tangga yang menguasai lahan yang luas, yang mempunyai surplus

produk pertanian di atas kebutuhan hidup mereka cenderung mengembangkanstrategi akumulasi yakni menginvestasikan kembali surplus tersebut dalam sektorproduktif lainnya, termasuk sektor pertanian sendiri.

2. rumah tangga usahatani sedang, yang dapat memenuhi kebutuhan subsistensinya,cenderung melakukan aktifitas ekonomi dalam strategi konsolidasi.

3. sedangkan bagi golongan petani gurem maupun buruh tani yang tidak dapatmemenuhi kebutuhan hidup pokoknya, dan mengalokasikan sebagian dari tenagakerjanya, tanpa modal dan karenanya imbalan yang sangat rendah melakukanstrategi bertahan hidup, suvival strategy dengan berbagai cara.

Pengupahan di Sektor IndustriDi sektor industri manufaktur, kondisi pengupahan buruh juga mengalami kesenjanganyang cukup kronis. Sebagai contoh ratio perbandingan upah seorang buruh(perempuan) operator di pabrik sepatu olahraga untuk ekspor dengan seorang direkturutama (laki-laki) adalah sebesar 1: 150-220. dengan demikian upah buruh yang terjadisemakin timpang jika dibandingkan dengan upah yang diterima oleh hirarkhi tertinggidalam unit usaha yang sama.

Ketimpangan aset nasionalSecara nyata ketimpangan dalam pemilikan unit usaha ekonomi sangat terasa saat ini.Dalam industri manufaktur pemilikan unit usaha yang berupa pabrik dan saranadistribusinya menjadi semakin kuat, jika dibandingkan dengan milik pemerintah.

Penyebab KetimpanganSecara garis besar ketimpangan disebabkan oleh 2 hal utama, yaitu:1. market failure2. political failureMarket failure terjadi karena:1. kemampuan daya beli penduduk dipedesaan sangat rendah2. sempitnya kesempatan dan peluang berusaha dipedesaan3. infrastruktur pedesaan yang tidak memadai untuk pengembangan produksi4. pola penguasaan tanah sebagai alat produksi vital di desa timpang5. berbagai sebab dimana penciptaan output ekonomi pedesaan serta distribusinya

mengalami hambatan pemasaran akibat terdesak oleh produk industri

46

Page 50: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Political failure terjadi apabila struktur dan institusi ekonomi politik yang ada pada arussupra lokal telah menyebabkan distorsi dalam merepresentasikan kepentingan masyarakatdesa.

Pemikiran ke Usaha Mempersempit Ketimpangan

Keterkaitan FungsionalAda 3 dimensi fungsional yaitu:1. output produk pertanian hendaknya dapat digunakan sebagai input bagi industri

pengolahan, baik secara langsung maupun tidak langsung seperti bola subcontracting.2. kelebihan suplai tenaga kerja dipedesaan dapat dialihkan dan dimanfaatkan dalam

sektor non pertanian dan industri.3. surplus yang dihasilkan dari sektor sekunder dan tersier sebagian harus di

reinvestasikan untuk membangun sektor primer dan sarana penunjangnya, sebagaipenyedia bahan baku, tenaga kerja sekaligus pasar baik produk industri dipedesaan.

Keinginan PolitikSebenarnya keinginan politik (political will) pemerintah telah ada, dengan konsep BapakAnak Angkat, akan tetapi yang diperlukan kemudian adalah low enforcement danpartisipasi masyarakat.

Menegakkan DemokratisasiDemokrasi agar dapat berjalan dengan sempurna setidaknya harus ada 5 tolok ukur, yaitu:1. kebebasan seperti bebas memilih dan dipilih, kebebasan untuk mengekspresikan diri,

berbicara, mengeluarkan pendapat, bebas berorganisasi dan sebagainya.2. keadilan, yaitu akses yang sama setiap orang untuk dilindungi dan diayom.3. representasi politik, yakni seberapa jauh institusi politik benar-benar merupakan

representasi dari rakyat.4. artikulasi politik5. mekanisme kontrol

Intervensi Strategis Yang Memihak Kelompok Miskin

Secara umum ada 4 sisi strategis yang perlu terus menerus diisi secara simultan danterencana jika ingin mengembangkan peranannya dalam upaya melawan kemiskinan.Keempat sisi tersebut adalah:1. memperkuat sisi supply dengan aktifitas yang mampu mengangkat dan merangsang

pusat-pusat pertumbuhan produksi rakyat kecil yang secara umum telah banyakdilakukan oleh berbagai LSM/LPSM.

2. meningkatkan kemampuan dan ketrampilan policy advocacy bagi kelompokpendamping golongan marginal (dalam hal ini LPSM/Ornop), agar pemerintahsungguh-sungguh melindungi produk usaha kecil (sisi demand), dengan targetmendapat tempat dalam sirkuit ekonomi nasional.

3. membangun kekuatan institusi milik masyarakat4. membangun jaringan-jaringan kerjasama (net working) antar aktor yang mempunyai

kepedulian perbaikan nasib kelompok marginal, baik secara regional, nasional maupuninternasional, untuk memperkuat posisi tawar dalam rangka policy advocacy.

47

Page 51: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

BAB 15

PETANI, KAPITALISME, DAN KONFLIK AGRARIA

Petani : Antara Moral dan Rasional

Popkin (1986) mengakui adanya rasionalitas petani. Petani adalah “homo oekonomicos”yang akan terus berusaha memaksimalkan sumberdaya dan kemakmuran sendiri tanpamemedulikan moral pedesaan seperti yang dikatakan scott dimana scott memberikansebuah model normatif yang menggambarkan kehidupan ekonomi petani yang dekatdengan pola hubungan sosial yang pantas, wajar dan adil.Sementara itu Hayami dan Kikuchi walaupun cenderung lebih banyak mendukung adanyamoralitas dan rasionalitas petani. Menurut mereka, pada masyarakat petani berlaku prinsipmoral dan rasional ketika akan mencari keuntungan. Petani cenderung mempekerjakantetangganya atas dasar tolong menolong daripada mengambil tenaga kerja dari luarsekalipun dengan biaya yang sama atau bahkan lebih murah. Cara ini dinilai tepat untukmenghindari kerugian akibat kecurangan pekerja.

Ada 3 indikator yang dipakai untuk memahami pola subsistensi petani yaitu:1. sikap atau cara petani memperlakukan faktor-faktor produksi yakni tanah dan

sumberdaya agraria.2. besar kecilnya skala usaha petani3. jenis komoditas yang dibudidayakan petani

Petani dan Kapitalisme Agraria

Perkembangan Mode Produksi dan Konflik Agraria

Status tanah di pulau Jawa, menurut Kano pada awalnya secara umum menggambarkanpola penguasaan tanah secara adat, berupa tanah yasan, gogolan, titisara dan bengkok.Tanah Yasan tanah yang diperoleh berkat usaha seseorang membuka hutan untukdijadikan tanah garapan.Tanah Gogolan tanah pertanian milik desa yang pemanfaatannya biasanya dibagi-bagikan kepada sejumlah petani secara tetap atau bergilir.Tanah Titisara tanah pertanian milik desa yang secara berkala disewakan dan hasilnyadigunakan untuk kepentingan desa.Tanah Bengkok tanah pertanian desa yang diperuntukkan bagi para pamong desasebagai gaji.

Ciri khas kapitalisme adalah penguasaan modal oleh kapitalis, sementara tanah dan tenagakerja sebagai faktor produksi terpisah satu sama lain.

48

Page 52: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Kapitalisme yang mengutamakan proses akumulasi kapital dan eksploitasi untukkepentingan penguasa kapital ini ada 2 jenis, yakni kapitalisme yang berkembangberdasarkan modal swasta dan kapitalisme negara.

Kapitalisme berdasarkan modal swasta berkembang atas dasar suasana kebebasan produksikonsumsi, perdagangan, dan persaingan melalui kekuatan mekanisme pasar.

Kapitalisme negara adalah pemilikan kapital terbesar ditangan negara dan rakyat menjadiburuh dari negara tanpa imbalan apapun.

Kondisi Petani Akibat Merasuknya Kapitalisme Agraria di Pedesaan

Terjadinya ketimpangan struktur penguasaan tanah yang semakin melebar, menurunnyaincome opportunities petani tunakisma dan petani kecil, maupun gejala konsolidasi lahanyang semakin meningkat oleh penduduk yang justru tidak bekerja di Sektor Pertanianmerupakan beberapa contoh dari semakin merasuknya sistem komersialisasi di pedesaan.

Konflik Agraria dan Reaksi Petani

Menurut Landsberger dan Alexandrov, ada lima sebab umum munculnya gerakan petani,yaitu:1. inkonsistensi status2. kemerosotan relatif3. kemerosotan status masa lalu yang diharapkan sekarang dan ancaman di masa depan4. kesadaran bersama tentang nasib yang dialami5. reaksi kolektif terhadap kedudukan yang rendah.

Reaksi spontan petani mempertahankan diri dari kekuatan yang mendominasi disebutsebagai gerakan defensif.

Reaksi Petani: Defensif atau Reformatifkah?

Apabila dilihat dari reaksi-reaksi petani terhadap dominasi kolonial, manifestasi yangmuncul cenderung sebagai upaya defensif untuk mengambil kembali tanah-tanah yangdikuasai pemerintah kolonial.Pada masa kolonial dan orde baru, reaksi petani cenderung defensif karena posisi petanitidak cukup kuat sebagai pihak yang menguasai tanah.

49

Page 53: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

BAB 16

PEBANGUNAN DAN PERUBAHAN SOSIAL DI DESA

1. Pembangunan Pertanian dan Masyarakat DesaPada dasarnya program BIMAS usaha pelembagaan penggunaan agroteknologi barudikalangan para petani untuk menaikkan produk pangan, khususnya padi.Pembangunan pertanian melalui Revolusi Hijau juga membawa permasalahan barubagi masyarakat desa, yaitu:1. menyangkut dijadikannya pertanian dan petani sebagai ajang penjualan berbagai

produk agroteknologi, khususnya insektisida dan pestisida.2. Revolusi Hijau dan pembangunan pertanian pada umumnya memaksa petani untuk

hidup dalam budaya kredit.

2. Pembangunan dan Kehidupan Politik di PedesaanPembangunan juga membawa perubahan di bidang pemerintahan desa dalam artinegatif, yaitu menjadikan pemerintah desa lebih bersifat penguasa rakyat desa daripadapengayom rakyat desa. Undang-undang No. 5/1979, misalnya, membuat kekuasaanKepala Desa demikian besar, sehingga lebih terlihat sebagai penguasa dan aparatpemerintah daripada seorang pemimpin masyarakat desa. Kepala Desa dan pemerintahdesa cenderung menjadi aparat pemerintah yang setia melaksanakan kebijaksanaanyang ditentukan dari atas daripada penyalur dan pembela aspirasi rakyatnya.

3. Pembangunan dan Kemandirian Rakyat DesaAda 2 sebab utama yang berkaitan dengan permasalahan kemandirian rakyat desa,yaitu:1. kemampuan pemerintah yang cukup tinggi dalam menyediakan dana

pembangunan, paling sedikit sampai dengan pelita III2. hilangnya kemandirian rakyat desa dalam proses pembangunan adalah proses

pembangunan yang bersifat sentralistik.

Hilangnya kemauan untuk mandiri dalam pembangunan di kalangan rakyat desamenimbulkan permasalahan baru, yaitu masalah kelestarian yang membuat prosespembangunan pedesaan di negara kita menjadi sangat lambat mencapai tujuannya,karena kita harus mengulang-ulang proyek lama yang hasilnya hilang karena tidakdikembangkan oleh rakyat pedesaan.

4. Pembangunan dan Proses “Deintelektualisasi” DesaBanyaknya penduduk desa yang pindah ke kota, khususnya mereka yang masih berusiamuda dan berpendidikan relatif cukup muda, sebenarnya menimbulkan permasalahansendiri di desa. Permasalahan itu adalah terkurasnya sumber manusia di daerahpedesaan yang memiliki potensi intelektual yang dibutuhkan untuk mendorong proseslajunya dan pelestarian pembangunan pedesaan.

50

Page 54: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

5. Pembangunan dan Kontrol Masyarakat Desa Terhadap Sumber AlamPermasalahan yang dihadapi oleh rakyat pedesaan Indonesia dalam zamanpembangunan ini adalah semakin tipisnya hak untuk mengontrol penggunaan sumberalam yang ada di desa mereka.Hilangnya kekuasaan rakyat desa untuk mengontrol sumber alam yang mereka milikimengakibatkan pembangunan cenderung melestarikan keterbelakangan di daerahpedesaan.

51

Page 55: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

BAB 17

PEBANGUNAN, KESEJAHTERAAN RAKYAT DANLINGKUNGAN

1. Pembangunan Pertanian, Kesejahteraan Rakyat dan Pelestarian Lingkungan diIndonesia.Sebelum modernisasi pertanian yang didasari pada pemakaian teknologi modern, petanikita memakai berbagai teknologi tradisional seperti: shifting cultivation following, sertarecycling sisa-sisa tanaman dan residue binatang.Setelah tahun 1968, terjadi perubahan dimana para petani mulai meninggalkanteknologi tradisional dan lebih tergantung pada pupuk dan obat-obat kimia untukmenaikkan produksi mereka, dan dengan demikian memperoleh gelar “petaniprogresif”.

2. Beberapa Usul Pemecahan1. dinegara agraris seperti Indonesia, pemilikan tanah mempunyai fungsi ganda.

Berfungsi sebagai kekuatan ekonomi, tanah juga menjadi sumber kekuatan politikpemiliknya.

2. pertanian di negara tropis merupakan usahatani yang rawan karena adanya berbagaijenis tanah, banyaknya hama serta iklim yang tidak menentu.

3. khusus dalam persoalan penghijauan sebagai sarana pengawetan sumber air danmencegah erosi tanah, perlu diusulkan perubahan dalam cara pelaksanaan programini.

52

Page 56: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

BAB 18

NEGARA DAN PERANANNYA DALAM PEMBANGUNANDESA YANG MANDIRI

1. PendahuluanUnsur-unsur yang terlibat dalam proses pembangunan negara dan masyarakat.Proses pembangunan yang berfungsi sebagai konsumen pembangunan mempunyai segipositif dan negatif. Segi positifnya, proses pembangunan dapat berjalan dengan cepat,dalam arti target yang ditetapkan oleh negara dapat dicapai tepat pada waktunya. Akantetapi, kelancaran pembangunan sangat tergantung pada kemampuan negara dalammenyediakan dana pembangunan dan kemampuan aparatnya untuk bertindak kreatif,yang biasanya sulit diharapkan, karena mereka bisa terikat oleh peraturan-peraturandan target ketat yang telah ditentukan dari pusat.

Kata “negara” atau “state” mempunyai 2 arti:1. negara masyarakat atau wilayah yang merupakan satu kesatuan politis2. negara lembaga pusat yang menjamin kesatuan politis, yang menata, dan dengan

demikian menguasai wilayah itu.

2. Negara dan Peranannya Dalam Pembangunan: Masa KolonialKapitalis perkebunan membutuhkan dua faktor produksi yaitu tanah dan buruh yangmurah.Akibat lain dari aliansi antara kapitalis perkebunan dan negara pada masyarakatpedesaan adalah menyangkut kepemimpinan desa, yang menimbulkan perbedaan tegasantara pimpinan desa yang formal dan informal.Dualisme kepemimpinan juga menyebabkan masyarakat desa terpecah dalamkelompok-kelompok karena masing-masing pemimpin memiliki pengikut. Akibatnya,masyarakat desa sulit muncul sebagai suatu unit sosial yang efisien dan kohesif untuksecara kolektif dapat mengarahkan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat.

3. Negara dan Pembangunan Desa: Masa Pasca-KolonialSentralisasi dan birokratisasi proses modernisasi menciptakan problema baru yangmendasar, yaitu:1. negara akan sering mengalami kesulitan untuk menciptakan “resources” tambahan

baru yang dibutuhkan oleh negara untuk melestarikan program-programmodernisasi yang mereka lakukan.

2. proses modernisasi yang sentralistis dan birokratis itu menyebabkan negara danaparatnya sering menjadi obyek dari kritik apabila terjadi kesalahan atau tidakberhasilnya program modernisasi yang direncanakan.

53

Page 57: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

4. Menuju Pembangunan Desa Yang MandiriKonsep mandiri dalam konteks pembangunan pedesaan diberi arti yang sempit, yaitukemauan rakyat pedesaan untuk menggali dana sendiri dalam membiayai pembangunanyang diciptakan oleh masyarakat maupun oleh pemerintah.

Untuk mengoperasionalisasikan konsep kemandirian, yang harus dilakukan pertama kaliadalah mengubah persepsi yang saat ini dimiliki oleh negara dan aparaturnya, yang menjadidasar hubungan mereka dengan rakyat pedesaan.

Adapun kelima unsur dari etika pembangunan pedesaan di negara kita pada masa yangakan datang sebagai berikut:1. perubahan menyangkut persepsi negara dan aparaturnya terhadap kedudukan rakyat

pedesaan dalam proses pembangunan.2. perubahan pada diri aparat negara terhadap makna dan fungsi kekuasaan3. persepsi yang saat ini ada dikalangan negara dan aparatnya bahwa sistem panutan

adalah ciri khas masyarakat pedesaan harus ditinggalkan4. perlu adanya persepsi baru dikalangan negara dan aparatnya bahwa desa-desa di

Indonesia sangat pluralistis sifatnya. Baik dari segi ekologis dan adat istiadatnya.5. karena dalam membangun pedesaan, negara dan aparatnya akan bertemu dan melayani

kelompok miskin di daerah pedesaan, persepsi mereka terhadap kelompok iniseharusnya berubah juga.

Untuk membuat LKMD berfungsi sebagai forum partisipasi rakyat desa dalam prosespembangunan, ada beberapa pembenahan yang perlu dilakukan:1. LKMD harus dipisahkan dari struktur pemerintah desa.2. kepala desa dan aparatnya tidak diizinkan merangkap sebagai pengurus LKMD3. fungsi LKMD harus diubah dari fungsi badan penasehat pembangunan kepala desa

menjadi badan perencana dan pelaksana pembangunan pedesaan pada tingkat pedesaan.4. dengan bantuan lembaga pengembangan swadaya masyarakat, Departemen Dalam

Negeri dapat mengadakan pendidikan dan latihan bagi anggota pengurus LKMD dalamhal teknik-teknik perencanaan dan metoda evaluasi yang sederhana.

5. dana bantuan desa seyogianya disalurkan pada LKMD, bukan pada pemerintah desa.6. Bappeda Tingkat II adalah instansi terakhir yang berwenang untuk mengarahkan

usulan-usulan proyek dari LKMD.

*** Selamat Belajar ***

54

Page 58: Modul Sosiologi Pedesaan dan PertanianModul Sosiologi Pedesaan & Pertanian Dosen : Lukman Hakim, S.P, M.P Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

Modul Sosiologi Pedesaan & PertanianDosen : Lukman Hakim, S.P, M.P

Daftar Pustaka

Bauer, P.T. 1973. Dissent On Development: Studies and Debates in DevelopmentEconomics, London.

Monadle, George et.al. 1980, Integrated Rural Development: Making It Work, Washington.

Kompas, 12 Agustus. 1987.

Kolf, G.H. van der. 1953 ”An Economic Case Study”, dalam Phillips Ruopp (ed),Approaches to Community Development, S. Gravenhage.

Loekman Soetrisno. 1987. “Kapitalisme Perkebunan dan Modernisasi Indonesia”,Istoria. 3.

Nordholt, Nico Schulte, 1987. Ojo Dumeh: Kepemimpinan Lokal Dalam Pembangunan,Jakarta.

Rahardjo, 1999, Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian, Gadjah Mada UniversityPress, Yogyakarta.

Robison, Richard. 1986. Indonesia: The Rise of Capital. Canberra.

Magnis-Soeseno, Frans. 1987, Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral Dasar KenegaraanModern, Jakarta.

Tempo. No. 24 Tahun XVIII. 15 Agustus 1987

Verhagen, Koenraad. 1987, Self-Helf Promotion: A Challenge to the NGO Community,Amsterdam.

55