SOsiologi Komunikasi

23
MAKALAH SOSIOLOGI KOMUNIKASI Dosen Pengampu : Drs.Alexius Ibnu M.Si Disusun oleh: Iksan Jaid Saputra D0209041 Ilmu Komunikasi /A ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

description

MAKALAH SOSIOLOGI KOMUNIKASI Dosen Pengampu : Drs.Alexius Ibnu M.Siisusun oleh:Iksan Jaid SaputraD0209041Ilmu Komunikasi /A ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2010

Transcript of SOsiologi Komunikasi

Page 1: SOsiologi Komunikasi

MAKALAH SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Dosen Pengampu : Drs.Alexius Ibnu M.Si

Disusun oleh:

Iksan Jaid Saputra

D0209041

Ilmu Komunikasi /A

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: SOsiologi Komunikasi

DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................3

2.1 Pengertian dan Definisi Komunikasi Sosial..............................3

2.2 Ranah, Kompleksitas, dan Obyek Sosiologi…….…………….4

2.3 Proses Komunikasi dalam Masyarakat ……….………………6

2.4 Fungsi Sosial Komunikasi Massa …………………………….8

2.5 Media Massa sebagai Institusi Sosial………………………….9

2.6 Dampak Komunikasi Massa dalam Kehidupan Masyarakat.…11

PENUTUP.................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................14

1

Page 3: SOsiologi Komunikasi

BAB I

PENDAHULUAN

Pada dasarnya komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat

mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap

masyarakat manusia berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai

berbagi aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu

memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu - individu lainya

(dan dengan begitu menetapkan kredibilitasnya sebagai seorang anggota

masyarakat) sehingga meningkatkan kesempatan individu tersebut untuk tetap

hidup, sedangkan tidak adanya kemampuan ini pada seseorang individu umumnya

dianggap sebagai suatu bentuk patologi kepribadian yang serius. Nampaknya

sudah tidak dapat dihindari lagi bahwa proses komunikasi begitu mendasar bagi

kehidupan sosial manusia.

Asal mula kajian komunikasi dalam sosiologi bermula dari akar tradisi

pemikiran Karl Marx, dimana Marx sendiri termasuk pendiri sosiologi yang

beraliran Jerman. Gagasan-gagasan awal Marx tidak pernah lepas dari pemikiran

Hegel. Sementara Hegel memiliki pengaruh yang kuat terhadap Marx. Menurut

Ritzer sebagaimana dikutip Bungin, pemikiran Hegel yang paling utama adalah

ajarannya tentang dialektika dan idealisme. Dialektika dipahami sebagai cara

berpikir yang mana menekankan arti pentingnya suatu proses, hubungan,

dinamika, konflik dan kontradiksi. Dialektika juga dipahami oleh Hegel sebagai

bagian yang berhubungan satu dengan lainnya. Dan berawal dari pengajarannya

tentang dialektika/hubungan inilah lalu kemudiannya timbullah gagasan-gagasan

tentang komunikasi. Bungin (2006 : 19) juga menyebutkan bahwa ternyata

sosiologi telah menaruh minat pada persoalan komunikasi. Sejak Auguste Comte

memperkenalkan istilah dinamika sosial, lalu konsep kesadaran kolektif oleh

Emile Durkheim, interaksi sosial versi Karl Marx, tindakan komunikatif dan teori

komunikasi dari Jurgen Habermas merupakan titik awal munculnya sosiologi

komunikasi.

2

Page 4: SOsiologi Komunikasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Definisi Komunikasi Sosial

Stephen F. Steele dalam Anne Arundel Community College and The

Society for Applied Sociology (2002), sebagaimana dikutip Liliwery (Tanpa

Tahun, hal 4), bahwa sosiologi komunikasi adalah studi yang mempelajari

perilaku kolektif akibat media. Selanjutnya, Liliwery sendiri memahami sosiologi

komunikasi dalam dua bagian yakni level makro dan mikro. Dalam arti luas

(makro), Liliwery berpendapat bahwa sosiologi komunikasi merupakan cabang

dari sosiologi yang mempelajari atau menerangkan mengenai prinsip-prinsip

keilmuan (ilmu sosial, sosiologi) tentang bagaimana proses komunikasi manusia

dalam kelompok atau masyarakat. Sementara dalam artian sempit (mikro),

Liliwery mendefinisikan sosiologi komunikasi sebagai cabang dari sosiologi yang

mempelajari atau yang menerangkan mengenai prinsip-prinsip keilmuan (ilmu

sosial, sosiologi) tentang bagaimana proses komunikasi manusia dalam konteks

komunikasi massa dari suatu masyarakat.

Berikut ini adalah beberapa definisi beserta ruang lingkup dari komunikasi

sosial :

a. Definisi tentang komunikasi dan ruang lingkupnya.

Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambing yang

mengandung arti/makna. Arti ini perlu dipahami oleh pihak – pihak yang

terlibat dalam suatu kegiatan komunikasi. Suatu situasi komunikasi serasi

adalah yang diharapkan komunikator maupun komunikan. Komunikasi

serasi hanya dapat dicapai apabila pihak – pihak yang terlibat dalam suatu

kegiatan komunikasi member arti dan makna yang sama kepada lambing-

lambing yang digunakan. Karena itu dikatakan bahwa pemberian arti

kepada lambang merupakan landasan pokok untuk suatu komunikasi yang

3

Page 5: SOsiologi Komunikasi

serasi, terutama karena manusia hidup dalam masyarakatnya melalui

komunikasi.

b. Definisi tentang komunikasi sosial dan ruang lingkupnya.

Komunikasi sosial adalah suatu kegiatan komunikasi yang lebih

diarahkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi sosial. Karena itu

kegiatan komunikasi sosial adalah lebih intensif daripada komunikasi

massa. Titik pangkal dari suatu komunikasi sosial karenanya adalah bahwa

komunikator dan komunikan perlu sependapat tentang bahan dan materi

yang akan dibahas dalam kegiatan komunikasi yang akan dilangsungkan.

Ditinjau dari segi ini, komunikasi sosial akan berhasil apabila kedua belah

pihak yang terlibat dalam proses komunikasi ini menganggap ada

manfaatnya untuk mengadakan kegiatan komunikasi tersebut. Melalui

komunikasi sosial terjadilah aktualisasi dari masalah - masalah yang akan

dibahas. Selain itu kesadaran dan pengetahuan tentang materi yang akan

dibahas makin meluas dan bertambah. Komunikasi sosial adalah sekaligus

suatu proses sosialisasi. Melalui komunikasi sosial, kelangsungan hidup

sosial dan suatu kelompok sosial akan terjamin. Melalui komunikasi sosial

dicapailah stabilitas sosial, tertib sosial, nilai- nilai lama dan baru yang

diagungkan oleh suatu masyarakat. Melalui komunikasi sosial, kesadaran

bermasyarakat dipupuk, dibina, diperluas. Melalui komunikasi sosial

masalah – masalah sosial dapat diselesaikan dengan konsensus.

2.2 Ranah, Kompleksitas, dan Obyek Sosiologi Komunikasi

Ranah sama dengan domain, atau bisa juga dikatakan sebagai wilayah

kerja. Sebagai sebuah disiplin ilmu, sosiologi komunikasi memiliki ranah/domain.

Menurut Bungin (2007:36), domain atau ranah sosiologi adalah individu,

kelompok, masyarakat, dan sistem dunia. Selanjutnya, ranah-ranah ini juga

bersentuhan langsung dengan wilayah lainnya seperti komunikasi, efek media

massa, budaya kosmopolitan, proses dan interaksi sosial, dan teknologi informasi

dan komunikasi.

4

Page 6: SOsiologi Komunikasi

Ranah dari sosiologi komunikasi seolah-olah, sama dengan ranah dari

sosiologi. Namun, tidaklah demikian. Sosiologi komunikasi tidak mengambil utuh

ranah dari sosiologi. Begitu pula dengan komunikasi. Ranah sosiologi komunikasi

juga tidak mengambil ranah komunikasi secara keseluruhan. Lalu, bagaimana

hubungan antara ranah sosiologi komunikasi dengan ranah dari sosiologi dan

komunikasi? Ternyata, sosiologi komunikasi menjembatani kajian-kajian yang

dibicarakan baik dalam bidang ilmu komunikasi maupun sosiologi. Sebagaimana

dibahas sebelumnya dalam pengertian sosiologi komunikasi bahwa sosiologi

komunikasi bukanlah ilmu yang berdiri sendiri. Ia merupakan salah satu cabang

dari sosiologi yang secara khusus membicarakan hal-hal yang berkenaan dengan

proses komunikasi dalam masyarakat.

Dengan demikian, kita dapat mengerti bahwa sosiologi komunikasi

memperbincangkan berbagai isu berkenaan dengan komunikasi berdasarkan

perspektif sosiologis. Misalnya saja, dampak media massa bagi masyarakat, dan

sebagainya.

Kompleksitas Sosiologi Komunikasi

Studi sosiologi komunikasi bersifat interdisipliner. Artinya, sosiologi tidak

saja membatasi diri pada persoalan komunikasi dan seluk beluknya, tetapi juga

membuka diri pada kontribusi disiplin ilmu lainnya seiring dengan perkembangan

masyarakat dan kemajuan zaman. Karena bersentuhan langsung dengan berbagai

disiplin ilmu, maka dapatlah dikatakan bahwa studi sosiologi komunikasi sedikit

rumit atau kompleks.

Studi sosiologi komunikasi ikut dipengaruhi oleh perkembangan berbagai

bidang ilmu di sekitarnya mulai dari perkembangan teknologi, budaya, sosiologi,

hukum, ekonomi, dan bahkan negara. Bidang ilmu yang paling mempengaruhi

perkembangan sosiologi komunikasi adalah teknologi komunikasi dan informasi.

Hal ini terjadi karena perubahan dan kemajuan teknologi komunikasi cenderung

membawa dampak yang cukup besar terhadap kemajuan dan perubahan pada

bidang-bidang ilmu lainnya seperti budaya, ekonomi, dan seterusnya.

5

Page 7: SOsiologi Komunikasi

Obyek Sosiologi Komunikasi

Objek materiil dari semua ilmu sosial adalah manusia. Sebagai salah satu

disiplin ilmu sosial, sosiologi komunikasi juga menempatkan manusia sebagai

objek kajian materiilnya. Manusia sebagai objek materiil dari sosiologi

komunikasi, berkenaan dengan aktifitas sosial manusia. Manusia sebagai makhluk

sosial tidak bisa hidup sendiri. Setiap kita butuh orang lain. Salah satu aksioma

dalam komunikasi yakni manusia tidak bisa tidak berkomunikasi. Sehingga dalam

konteks sosiologi komunikasi, persoalan manusia difokuskan pada interaksi

sosialnya dengan manusia lainnya dalam masyarakat.

Selanjutnya, objek formal dari sosiologi komunikasi adalah proses sosial

dan komunikasi dalam masyarakat atau interaksi sosial. teknologi telekomunikasi,

media dan informatika. Kemajuan teknologi sangat membawa dampak dan

perubahan yang besar dalam hampir seluruh aspek masyarakat. Salah satunya

media massa. Pengaruh media massa bagi masyarakat tidak bisa terlepas dari

kemajuan dan kecanggihan teknologi komunikasi. Efek media massa ikut

membentuk berbagai perubahan dalam masyarakat. Seperti misalnya ada

perubahan pola dan gaya hidup masyarakat, menciptakan perubahan sosial dan

pola komunikasi dalam masyarakat, hingga terciptanya komunitas atau

masyarakat maya. Selain itu, pengaruh teknologi komunikasi pun dapat

merambah ke dunia ekonomi dan hukum.

2.3 Proses Komunikasi dalam Masyarakat

Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses

pemindahan/transmisi atau penyampaian ide, gagasan, informasi, dan sebagainya

dari seseorang (sender atau komunikator atau sumber) kepada seseorang yang lain

(receiver atau komunikan). Proses komunikasi diantara keduanya dapat dikatakan

berhasil apabila terjadi kesamaan makna. Sebaliknya, komunikasi menjadi gagal

bilamana keduanya tidak memiliki kesamaan makna atas apa yang dipertukarkan

atau dikomunikasikan.

6

Page 8: SOsiologi Komunikasi

Menurut Effendy (1999: 11 – 19), Proses komunikasi dalam masyarakat

dapat dibedakan atas 2 tahap :

1. Proses Komunikasi secara Primer

Yang dimaksudkan dengan proses komunikasi secara primer yakni

proses penyampaian pikiran dan perasaan dari seseorang kepada orang lain

menggunakan lambang atau simbol sebagai media. Lambang sebagai

media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial (gesture),

isyarat, gambar, warna, dan sebagainya yang secara langsung mempa

“menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada

komunikan.

Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam

komunikasi adalah bahasa. Akan tetapi, tidak semua orang pandai mencari

kata-kata yang tepat dan lengkap yang dapat mencerminkan pikiran dan

perasaan yang sesungguhnya. Selain itu, sebuah perkataan belum tentu

mengandung makna yang sama bagi semua orang. Kata-kata mengandung

dua jenis pengertian, yakni pengertian denotatif dan pengertian konotatif.

Sebuah perkataan dalarn pengertian denotatif adalah yang mengandung

arti sebagaimana tercantum dalam kamus (dictionary meaning) dan

diterima secara umum oleh kebanyakan orang dengan bahasa dan

kebudayaan yang sama. Perkataan dalarn pengertian konotatif adalah yang

mengandung pengertian emosional atau mengandung penilaian tertentu

(emotional or evaluative meaning).

2. Proses Komunikasi secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian

pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau

sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media

pertama.

Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang

dapat diklasifikasikan sebagai media massa (mass media) dan media nir-

massa atau media non-massa (non-mass media). Seperti telah disinggung

tadi, media massa, misalnya surat kabar, radio siaran, televisi siaran, dan

7

Page 9: SOsiologi Komunikasi

film yang diputar di gedung bioskop memiliki ciri-ciri tertentu, antara lain

ciri massif (massive) atau massal (massal), yakni tertuju kepada sejumlah

orang yang relatif amat banyak. Sedangkan media nirmassa atau media

nonmassa, umpamanya surat, telepon, telegram, poster, spanduk, papan

pengumuman, buletin, folder, majalah organisasi, radio amatir atau radio

CB (citizen band), televisi siaran sekitar (closed circuit television), dan

film dokumenter, tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang yang

relatif sedikit.

2.4 Fungsi Sosial Komunikasi Massa

Fungsi sosial komunikasi massa antara lain tercermin pada fungsi

informatif bagi masyarakat luas. Artinya, komunikasi massa menyediakan

informasi tentang berbagai keadaan/peristiwa yang terjadi di dalam masyarakat,

baik itu dalam ruang lingkup lokal, nasional, maupun internasional. Fungsi ini

juga mempermudah masyarakat melakukan adaptasi terhadap perkembangan,

adopsi inovasi berbagai bidang kehidupan, termasuk proses dan dinamika

pembangunan.

Fungsi sosial komunikasi massa juga tampak jelas sebagai pendidik

masyarakat. Dalam hal ini komunikasi massa dapat menambah dan memperluas

wawasan pengetahuan, sarat kemampuan berpikir kritis di kalangan masyarakat.

Bahkan masyarakat didorong untuk dapat mandiri dalam setiap persoalan

kehidupannya. Kesadaran untuk bergotong-royong dalam berbagai hal, termasuk

dalam menciptakan keamanan dan kesejahteraan hidup bersama dengan

lingkungannya disadari benar sebagai kebutuhan dalam hidupnya. Dalam fungsi

mendidik ini, komunikasi massa bahkan tidak sekadar menyajikan pengetahuan,

akan tetapi juga berbagai keterampilan praktis, apakah itu di bidang pertanian,

kesehatan, perekonomian dan lain-lain.

Fungsi sosial lainnya dari komunikasi massa antara lain dapat

meningkatkan empati dan integrasi masyarakat, bangsa dan negara. Peningkatan

empati di kalangan masyarakat itu pada gilirannya dapat mereduksi prasangka

negatif (prejudice) antarsuku bangsa. Citra-citra negatif antara satu suku dengan

8

Page 10: SOsiologi Komunikasi

suku yang lain sebagai sesama anak bangsa yang majemuk ini secara bertahap

akan terkikis. Dengan demikian, pada gilirannya akan menciptakan solidaritas dan

integrasi nasional.

2.5 Media Massa sebagai Institusi Sosial

Media massa dipahami sebagai lebih dari sekedar suatu mekanisme yang

sederhana sifatnya yang digunakan untuk menyebarkan informasi, karena media

massa merupakan suatu organisasi yang terdiri dari susunan yang sangat

kompleks dan lembaga sosial yang penting dari masyarakat. Teori besar (grand

theory) yang paling terkemuka untuk menyinggung aspek institusional dari media

adalah teori kritis marxis. Teori kritis berhubungan dengan distribusi kekuasaan

dalam masyarakat dan dominasi kepentingan tertentu terhadap lainnya. Jelasnya,

media massa dalam pendekatan teori kritis marxis dipahami sebagai pemain yang

mempunyai kekuatan pengaruh yang sangat besar dalam pertarungan ideologis.

Media massa dapat dipahami dalam berbagai artikulasi, salah satunya media

massa dipahami sebagai arena pertarungan (site of strunggle) dari berbagai

kepentingan dan ideologi yang hidup di masyarakat.

Ideologi yang keberadaannya telah menjadi ideologi yang dominan pun

dapat dipengaruhi eksistensinya oleh media. Sebagian besar teori komunikasi

kritis menekankan kepada kekuatan media massa karena potensi media untuk

menyebarkan ideologi dominan dan potensinya untuk mengekspresikan ideologi

yang alternatif dan berlawanan dengan ideologi dominan atau ideologi resistensi.

Dalam konteks ini media dipandang sebagai arena pertarungan ideologi (site of

strunggle for ideology) bagi beberapa kalangan penganut teori kritis terutama oleh

kalangan cultural studies. Namun sebaliknya bagi kalangan pengikut Mahzab

Frankfurt, media lebih dipahami sebagai bagian dari industri kebudayaan (culture

industries) yang dikuasai oleh segelintir elit industri yang mampu menciptakan

simbol-simbol yang dapat memanipulasi dan mengalienasi kelas-kelas lainnya.

Singkatnya, berbeda dengan cultural studies yang melihat potensi media massa

sebagai area pertarungan ideologi, Mahzab Frankfurt menganggap media massa

9

Page 11: SOsiologi Komunikasi

dan segala bentuk kebudayaan massa sebagai bentuk budaya afirmatif yang tidak

dapat diharapkan untuk menggapai emansipasi.

McQuail (1987) menyebutkan ciri-ciri khusus institusi (lembaga) media

sebagai berikut:

1. Memproduksi dan mendistribusikan pengetahuan dalam wujud informasi,

pandangan, dan budaya. Upaya tersebut merupakan respon terhadap

kebutuhan sosial kolektif dan permintaan individu.

2. Menyediakan saluran untuk menghubungkan orang tertentu dengan orang

lain: dari pengirim ke penerima, dari anggota audience ke anggota

audience lainnya, dari seseorang ke masyarakat dan institusi masyarakat

terkait. Semua itu bukan sekedar saluran fisik jaringan komunikasi,

melainkan juga merupakan saluran tatacara dan pengetahuan yang

menentukan siapakah sebenarnya yang patut atau berkemungkinan untuk

mendengar sesuatu dan kepada siapa ia harus mendengarnya.

3. Media menyelenggarakan sebagian besar kegiatannya dalam lingkungan

publik, dan merupakan institusi yang terbuka bagi semua orang untuk

peran serta sebagai penerima (atau dalam kondisi tertentu sebagai

pengirim). Institusi media juga mewakili kondisi publik, seperti yang

tampak bilamana media massa menghadapi maslah yang berkaitan dengan

pendapat publik (opini publik) dan ikut berperan membentuknya (bukan

masalah pribadi, pandangan ahli, atau penilaian ilmiah).

4. Partisipasi anggota audience dalam institusi pada hakikatnya bersifat

sukarela, tanpa adanya keharusan atau kewajiban sosial. Bahkan lebih

bersifat suka rela daripada beberapa institusi lainnya, misalnya pendidikan,

agama atau politik. Pemakaian diasosiasikan orang dengan waktu

senggang dan santai, bukannya dengan pekerjaan dantugas. Hal tersebut

dikaitkan juga dengan ketidakberdayaan formal institusi media: media

tidak dapat mengandalkan otoritasnya sendiri dalam masyarakat, serta

tidak mempunyai organisasi yang menghubungkan pameran-serta ”lapisan

atas” (produsen pesan) dan pemeran-serta ”lapisan bawah” (audience).

10

Page 12: SOsiologi Komunikasi

5. Industri media dikaitkan dengan industri dan pasar karena

ketergantungannya pada imbalan kerja, teknologi, dan kebutuhan

pembiayaan.

6. Meskipun institusi media itu sendiri tidak memiliki kekuasaan, namun

institusi ini selalu berkaitan dengan kekuasaan negara karena adanya

sinambungan pemakaian media, mekanisme hukum, dan pandangan-

pandangan menentukan yang berbeda antara negara yang satu dengan

lainnya.

2.6 Dampak Komunikasi Massa dalam Kehidupan Masyarakat

Dengan alat-alat (sarana) komunikasi, seperti televisi, teater-teater, buku-

buku dan lain-lain maka pada gilirannya akan tampak perubahan-perubahan besar

di dalam masyarakat. Perubahan itu terutama pada cara berpikir orang banyak dan

pada apa yang dihargai oleh masyarakat (yaitu sesuatu yang dianggap bernilai

oleh masyarakat). Mobilitas sosial menjadi tinggi, baik di sektor pekerjaan

maupun perdagangan. Masyarakat di satu desa akan dengan mudah berhubungan

dengan relasi-relasinya di desa-desa atau di kota yang lain. Secara singkat, pada

gilirannya perubahan-perubahan besar tersebut mengarah pada apa yang biasa

dinamakan modernisasi.

Dalam sistem komunikasi masyarakat yang paling maju pun senantiasa

terjadi interaksi yang kompleks antara sistem media massa yang modern dengan

jaringan komunikasi tradisional yang berupa komunikasi dari mulut ke mulut.

Suatu masyarakat modern bukanlah suatu masyarakat massal yang tanpa norma

dan tanpa hubungan pribadi yang terlepas dari kelompok-kelompok primer

(primary groups). Masyarakat modern itu adalah suatu sistem yang terdiri dari

keluarga-keluarga, perkumpulan-perkumpulan, suku bangsa-suku bangsa, kelas-

kelas, organisasi-organisasi politik dan kelompok-kelompok persahabatan.

Media massa lebih cepat menimbulkan keinginan-keinginan yang baru

daripada menimbulkan kemampuan untuk memenuhi atau mewujudkan

keinginan-keinginan itu sendiri. Dengan demikian, suatu pengembangan media

11

Page 13: SOsiologi Komunikasi

massa tidak boleh berdiri sendiri, dia haruslah merupakan bagian dari rencana

pembangunan yang menyeluruh.

Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin canggih dan pesat luar

biasa ini semakin sulit diramalkan dampaknya secara eksplisit di masa-masa yang

akan datang. Yang dapat dipahami bahwa di antara masyarakat ada yang

memberikan respons positif, akan tetapi juga terdapat yang merespons negatif dan

penuh kekhawatiran

Media massa sekarang ini bukan saja dianggap sebagai media yang

memberikan informasi dan edukasi dalam masyarakat, akan tetapi juga dianggap

sebagai pemicu dari masalah - masalah sosial yang ada di dalam masyarakat.

Media massa dianggap sebagai pemicu atau pihak yang juga bertanggung jawab

atas masalah – masalah sosial yaitu semakin meningkatnya kejahatan, semakin

menurunya moralitas, semakin tingginya kenakalan remaja adalah karena

tayangan – tayangan yang disampaikan oleh media massa. Tayangan yang

dianggap pemicu masalah sosial tersebut adalah: tayangan mistik, tayangan

pornografi, tayangan kekerasan dan tayangan pembunuhan karakter.

12

Page 14: SOsiologi Komunikasi

PENUTUP

Hubungan komunikasi dengan sosiologi terikat pada proses peningkatan

kerjasama antarmanusia, yakni apakah kerjasama itu antar individu ataukah antar

individu dengan masyarakat yang lebih luas. Masyarakat dalam hal ini merupakan

satuan yang didasarkan pada ikatan-ikatan yang sudah teratur dan stabil.

Masyarakat sebagai kesatuan komplementer satu sama lain karena masyarakat

tidak akan ada tanpa individu dan individu takkan ada tanpa masyarakat. Ini dapat

dilihat dari kenyataan manusia dipengaruhi oleh masyarakatdalam proses

pembentukan pribadinya, sebaliknya, individu mempengauhi masyarakat bahkan

dapat menyebabkan perubahan besar terhadap masyarakat. Kedua unsur ini

terbukti bahwa manusia adalah makhluk berpikir dapat mengambil kesimpulan

dan mempelajari dari pengalamannya selain dari hasil pendidikannya untuk

mencetuskan ide-ide baru. Sehingga masyarakat selalu berada dalam proses sosial

yakni proses pembentukan masyarkat dan proses pembentukan ini terjadi dengan

sendirinya bias berjalan dengan dua kemungkinan yaitu sarasi atau bertentangan.

Pertentangan mudah terjadi apabila sistem prilaku dari setiap individu atau

kelompok tidak dapat menerima tugas dan peran yang “diserahkan” kepadanya,

proses ini semua bisa terjadi karena adanya komunikasi.

Proses komunikasi sekurang-kurangnya memerlukan dua orang, seseorang

yang berkomunikasi dengan orang lain sehingga proses interaksi dan sosial

terjadi, sangat tergantung pada norma-norma masyarakatnya. Tetapi, karena

norma di dalam masyarakat juga dibentuk oleh proses komunikasi. Struktur

komunikasi dapat mencerminkan masyarakat. Kesimpulannya, proses komunikasi

dan sosiolgi sangat erat kaitannya dengan segi objektif dan subjektif.

Komunikasi dan sosiologi merupakan dua hal yang saling keterkaitan,

dengan demikian sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang sudah lama

berkembang, sedangkan komunikasi merupakan proses interaksi yang berada

dalam kajian sosiologi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sosiologi menjadi

landasan untuk lahir dan berkembangnya ilmu komunikasi untuk mengkaji

kualitas interaksi sosial masyarakat

13

Page 15: SOsiologi Komunikasi

DAFTAR PUSTAKA

Rakhmat, Jalaludin. Sosiologi Komunikasi Massa. Bandung ; CV.Remaja

Karya,1988.

Mc Quail, Denis. Teori Komunikasi Massa Edisi Kedua. Jakarta:Erlangga,1987.

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Kencana,2008.

Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana,2008.

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Prenada Media Group, 2006.

Nina W. Syam. Sosiologi Komunikas. Bandung: Humaniora,2009.

Efendy, O. U. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: Remaja

Rosdakarya,1997.

14