SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat...

128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK MENGOPTIMALKAN PENERIMAAN PAJAK HOTEL OLEH DPPKA KOTA SURAKARTA Disusun oleh: NURIYATI D0108139 S K R I P S I Disusun Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat...

Page 1: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK MENGOPTIMALKAN

PENERIMAAN PAJAK HOTEL OLEH DPPKA KOTA SURAKARTA

Disusun oleh:

NURIYATI

D0108139

S K R I P S I

Disusun Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Page 3: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Page 4: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

MOTTO

“Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani. Dan bila anda sedang takut, jangan terlalu

takut, karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan kesuksesan anda.”

(Mario Teguh)

“ Dalam hal mencapai impian, lebih baik berjalan perlahan-lahan daripada berdiam diri saja “

(Merry Riana)

“Life is not only but also, hidup tidak hanya apa yang di miliki sekarang tapi masih banyak

impian yang juga harus ada. Dream it, Plan it and Do it ”

(Penulis)

Page 5: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

PERSEMBAHAN

Dengan penuh ucapan syukur, karya sederhana ini penulis

persembahkan kepada:

Allah SWT yang selalu memberi nikmat dan anugerah

Kedua orang tuaku yang tercinta untuk kasih sayang, doa, nasihat dan

dukungan yang tidak pernah habis diberikan

Kakak-kakak ku tersayang untuk keceriaan yang selalu menemani hari-

hariku

Terima kasih untuk semua sahabat-sahabatku tersayang Tika Suyamdi,

Anggun, Erika, Niken, Nuri dan Teman-temanku semua untuk keceriaan,

kebersamaan dan dukungan disaat suka dan duka

Almamaterku Administrasi Negara 2008 UNS

Dan semua yang terkasih dan tersayang

Page 6: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul Sosialisasi, Audit dan Yustisi Untuk Mengoptimalkan Penerimaan

Pajak Hotel Oleh DPPKA Kota Surakarta ini merupakan tugas akhir penulis

dalam menyelesaikan studi dan memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar sarjana sosial di Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Jurusan Ilmu

Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Sebelas

Maret (UNS), Surakarta.

Dalam kesempatan ini dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati,

penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu,

mengarahkan dan memberi dorongan hingga tersusunnya skripsi ini. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Suryatmojo, M.Si selaku Pembimbing, yang senantiasa memberi

bimbingan, arahan, dan motivasi dengan sabar dan ikhlas sehingga penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini.

2. Herwan Parwiyanto, S.Sos, M.Si selaku Pembimbing Akademik, terima kasih

atas bimbingan akademis yang telah diberikan selama ini.

3. Prof. Drs. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret.

4. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

5. Segenap dosen jurusan Ilmu Administrasi yang telah memberikan

pengetahuan dan pemikirannya selama penulis menempuh studi.

6. Maya Pramita, SH. M.Hum selaku Kepala Sub Bagian Perencanaan Evaluasi

dan Pelaporan dan segenap staf Sekretariat yang telah memberikan bantuan,

informasi dan semua hal yang penulis butuhkan demi kelancaran skripsi ini.

Page 7: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

7. Drs. Agung Hendratno, M.Si selaku Kepala Bidang Dafda dan Dokumentasi

dan segenap staf yang banyak memberikan informasi demi kelancaran

penyusunan skripsi ini.

8. Staf Accounting Kusuma Kartika Sari Hotel dan staf Laweyan Hotel, yang

memberikan informasi demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan

skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kemampuan dalam

skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun sangat diharapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat

bagi semua pihak. Amin.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 8: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI................................................. ................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

ABSTRAK .................................................................................................. xii

ABSTRACT .................................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 10

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 10

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sosialisasi ........................................................................... 12

B. Pengertian Audit................................................................................... 16

C. Pengertian Yustisi ................................................................................ 22

D. Pajak Hotel ........................................................................................... 23

E. Kerangka Berpikir ................................................................................ 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 37

B. Lokasi Penelitian .................................................................................. 38

C. Sumber Data ......................................................................................... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 40

E. Teknik Penentuan Informan ................................................................. 43

Page 9: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

F. Validitas Data ....................................................................................... 43

G. Teknis Analisis Data ............................................................................ 45

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Kota Surakarta ......................................................... 49

B. Gambaran DPPKA Surakarta ............................................................... 52

C. Tatacara Pemungutan Pajak Hotel ....................................................... 72

D. Langkah-Langkah Mengoptimalkan Pajak Hotel ................................ 78

E. Faktor Penghambat dan Pendukung Peningkatan Pajak Hotel ............ 97

F. Hasil dan Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pajak Daerah .................. 108

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 112

B. Saran ..................................................................................................... 114

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jenis Pajak Menurut UU No 28 Th 2009.................................. 2

Tabel 1.2 Target dan Realisasi Pajak Hotel

Tahun Anggaran 2007-2011 ..................................................... 8

Tabel 2.1 Jenis dan Tarif Pajak Daerah

Kota Surakarta .......................................................................... 27

Tabel 4.1 Pegawai Menurut Jenis Kelamin

DPPKA Kota Surakarta ............................................................ 63

Tabel 4.2 Pegawai Menurut Kepangkatan

DPPKA Kota Surakarta ............................................................ 64

Tabel 4.3 Klasifikasi PNS DPPKA Kota Surakarta

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Formal Tahun 2012 .................................................................. 65

Tabel 4.4 Klasifikasi PNS DPPKA Kota Surakarta

Berdasarkan Bidang Tugasnya Tahun 2012 ............................. 66

Tabel 4.5 Wajib Pajak Hotel

Kota Surakarta Tahun 2011 ...................................................... 67

Tabel 4.6 Jumlah Hotel

Kota Surakarta Tahun 2011 ...................................................... 70

Tabel 4.7 Susunan Jabatan Dalam Tim Audit .......................................... 88

Tabel 4.8 Penerimaan Pajak Hotel Kota Surakarta

Tahun Anggaran 2007-2011 ..................................................... 109

Tabel 4.9 Penerimaan Pajak Daerah Kota Surakarta

Tahun Anggaran 2007-2011 ..................................................... 110

Tabel 4.10 Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pajak Daerah

Kota Surakarta Tahun Anggaran 2007-2011 ............................ 111

Page 11: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ..................................................... 36

Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif .......................................................... 48

Gambar 4.1 Struktur Organisasi DPPKA

Kota Surakarta .......................................................................... 62

Gambar 4.2 Alur Pembayaran Pajak Hotel .................................................. 73

Gambar 4.3 Blangko SPTPD Pajak Hotel .................................................... 74

Gambar 4.4 Spanduk Sosialisasi .................................................................. 84

Gambar 4.5 Mekanisme Proses Operasi Yustisi .......................................... 97

Page 12: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

ABSTRAK

Nuriyati. D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan

Penerimaan Pajak Hotel Oleh DPPKA Kota Surakarta. Skripsi.

Administrasi Negara.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas

Sebelas Maret. Surakarta. 2012. 115 Halaman.

Prinsip dari sistem self assessment dalam pemungutan pajak adalah

memberikan kesempatan kepada Wajib Pajak untuk secara sukarela menghitung,

membayar dan melaporkan pajak terutang berdasarkan peraturan perundang-

undangan perpajakan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Maka tingkat

kepatuhan wajib pajak yang menjadi kunci suksesnya pemungutan pajak hotel di

Surakarta. Sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah, pajak hotel

diharapkan mampu mempunyai potensi serta prospek yang cerah, karena melihat

perkembangan jumlah hotel di Kota Surakarta yang semakin meningkat sampai

dengan tahun 2011 hotel di Surakarta tercatat berjumlah 129 hotel yang terdiri

dari 20 hotel bintang dan 109 hotel melati. Penerimaan dari sektor pajak hotel

setiap tahun mengalami peningkatan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

bagaimana sosialisasi, audit dan yustisi yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta dalam dalam

mengoptimalkan penerimaan pajak hotel.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan

di DPPKA Kota Surakarta. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari

wawancara dengan narasumber dan arsip atau dokumen yang berkaitan dengan

penelitian.Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara wawancara, dan

dokumentasi.Teknik pemilihan informan yang digunakan adalah purposive

sampling yaitu peneliti menetapkan narasumber yaitu pegawai DPPKA Kota

Surakarta dan pengelola hotel. Sedangkan untuk validitas data dilakukan dengan

trianggulasi data.Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif.

Hasil penelitian dapat diketahui, bahwa DPPKA Kota Surakarta dalam

pengoptimalan penerimaan pajak hotel, melalui sosialisasi adalah dengan

memberikan informasi-informasi terkait pajak hotel, untuk meningkatkan

kesadaran wajib pajak tentang pentingnya membayar pajak, sosialisasi ini

dilakukan melalui pertemuan, media massa maupun surat edaran. Audit

merupakan pemeriksaan wajib pajak, pemeriksaan terhadap wajib pajak hotel di

Surakarta dilaksanakan oleh tim khusus yaitu Tim Audit, dimulai dari

mempelajari setoran pajak tiap bulan, melakukan tinjauan langsung, menyusun

program pemeriksaan serta menyiapkan sarana pemeriksaan, yustisi merupakan

langkah yang ditempuh oleh DPPKA apabila wajib pajak yang bermasalah

mengalami keterlambatan dalam pembayaran, dari pihak dinas sudah

mengeluarkan STPD (Surat Tagihan Pajak Daerah) namun tidak di indahkan,

maka dari itu upaya yustisi dilakukan dengan penyegelan bahkan penutupan ijin

usaha. Berdasarkan penelitian diketahui faktor penghambat dan pendukung yaitu

kurang berpartisipasinya sebagian wajib pajak dalam hal pemeriksaan, faktor

pendukungnya adalah sumber daya manusia, kepatuhan wajib pajak, faktor

ketegasan aturan, kondisi sosial ekonomi daerah.

Page 13: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

ABSTRACT

Nuriyati. The Socialization, Audit and Yustisi to Optimize the Hotel Tax

Revenue by Surakarta City’s DPPKA. Thesis. State Administration. Social and

Political Sciences Faculty. Sebelas Maret University. Surakarta. 2012. 115 pages.

The principle of self-assessment system in tax collection is to give the

taxpayer the opportunity of calculating, paying and reporting the outstanding tax

voluntarily based on the taxing legislation consistent with the actual condition.

Therefore, the taxpayer’s compliance becomes the key to the hotel tax collection

success in Surakarta. As one of Local Original Income sources, the hotel tax is

expected to have bright potential and prospect, considering the constantly increase

of hotel numbers in Surakarta City. In 2011, there are enlisted 129 hotels in

Surakarta: 20 star hotels and 109 jasmine hotels. The revenue from hotel tax

sector increases continuously over year. The objective of research is to find out

the socialization, audit, and yustisi the Surakarta City’s Income, Financial and

Asset Management Service (DPPKA) takes in optimizing the hotel tax revenue.

This study was a descriptive qualitative research taken place in Surakarta

City’s DPPKA. The data source of research was obtained from interview and

archive or document relevant to the study. Techniques of collecting data used

were interview and documentation. Technique of selecting informant used was

purposive sampling, in which the author determined the employees of Surakarta

City’s DPPKA and hotel management as the informant. Meanwhile the data

validation was done using data triangulation. Technique of analyzing data used

was an interactive model of analysis.

From the result of research, it could be found that Surakarta City’s

DPPKA optimized the hotel tax revenue through socialization including to give

information relating to hotel tax, to improve the taxpayer’s awareness of the

importance of paying tax; this socialization was done through meeting, mass

media and circular. Audit was the investigation of taxpayer; the investigation of

hotel taxpayer was undertaken by the special team, Audit team, from monthly tax

deposit, direct review, investigation program development as well as investigation

instrument preparation. Yustisi was the measure the DPPKA took when the

problematic taxpayers had payment delay, the service had issued STPD (Local

Tax Billing) the taxpayer ignored it, for that reason, the yustisi attempt was done

by sealing and even depriving the business license. Based on the research, it could

be found that the inhibiting factor was the lack of taxpayer participation in the

term of investigation, while the supporting factors included human resource,

taxpayer’s compliance, and rule firmness factor, and local social economic

condition.

Page 14: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Negara Kesatuan

Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi

terdiri atas daerah-daerah kabupaten dan kota. Tiap-tiap daerah tersebut

mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Untuk

menyelenggarakan pemerintahan tersebut, Daerah berhak mengenakan

pungutan kepada masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 yang menempatkan perpajakan sebagai

salah satu perwujudan kenegaraan, ditegaskan bahwa penempatan beban

kepada rakyat, seperti pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa

diatur dengan Undang-Undang. Dengan demikian, pemungutan Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah harus didasarkan pada Undang-Undang.

Selama ini pungutan Daerah yang berupa Pajak dan Retribusi

diatur dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2009. Sesuai dengan Undang-Undang tersebut,

Daerah diberi kewenangan untuk memungut 16 (enam belas) jenis Pajak,

yaitu 5 (lima) jenis Pajak provinsi dan 11 (sebelas) jenis Pajak

kabupaten/kota. Jenis pajak daerah tersebut adalah :

Page 15: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Tabel 1.1

Jenis Pajak Menurut UU No 28 Tahun 2009

No Wilayah Pemungut Jenis Pajak

1 Pajak Provinsi a. Pajak Kendaraan Bermotor

b. Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan

Bermotor

d. Pajak Air Permukaan

e. Pajak Rokok

2 Pajak Kabupaten/Kota a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran

c. Pajak Hiburan

d. Pajak Reklame

e. Pajak Penerangan Jalan

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan

Batuan

g. Pajak Parkir

h. Pajak Air Tanah

i. Pajak Sarang Burung Walet

j. Pajak Bumi dan Bangunan

Pedesaan dan Perkotaan

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan

Sumber : UU No 28 Tahun 2009

Selain itu, kabupaten/kota juga masih diberi kewenangan untuk

menetapkan jenis Pajak lain sepanjang memenuhi kriteria yang ditetapkan

dalam Undang-Undang. Undang-Undang tersebut juga mengatur tarif

pajak maksimum untuk kesebelas jenis Pajak tersebut, serta menetapkan

tarif Pajak yang seragam terhadap seluruh jenis Pajak provinsi. Hasil

penerimaan Pajak dan Retribusi diakui belum memadai dan memiliki

peranan yang relatif kecil terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) khususnya bagi daerah kabupaten dan kota. Sebagian

besar pengeluaran APBD dibiayai dana alokasi dari pusat. Dalam banyak

Page 16: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

hal, dana alokasi dari pusat tidak sepenuhnya dapat diharapkan menutup

seluruh kebutuhan pengeluaran Daerah. Oleh karena itu, pemberian

peluang untuk mengenakan pungutan baru yang semula diharapkan dapat

meningkatkan penerimaan Daerah, dalam kenyataannya tidak banyak

diharapkan dapat menutupi kekurangan kebutuhan pengeluaran tersebut.

Dengan kriteria yang ditetapkan dalam Undang-Undang hampir tidak ada

jenis pungutan Pajak dan Retribusi baru yang dapat dipungut oleh Daerah.

Oleh karena itu, hampir semua pungutan baru yang ditetapkan oleh Daerah

memberikan dampak yang kurang baik terhadap iklim investasi. Banyak

pungutan Daerah yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi karena

tumpang tindih dengan pungutan pusat dan merintangi arus barang dan

jasa antar daerah. Untuk daerah provinsi, jenis Pajak yang ditetapkan

dalam Undang-Undang tersebut telah memberikan sumbangan yang besar

terhadap APBD. Namun, karena tidak adanya kewenangan provinsi dalam

penetapan tarif Pajak, provinsi tidak dapat menyesuaikan penerimaan

pajaknya. Dengan demikian, ketergantungan provinsi terhadap dana

alokasi dari pusat masih tetap tinggi. Pada dasarnya kecenderungan

Daerah untuk menciptakan berbagai pungutan yang tidak sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan dan bertentangan dengan

kepentingan umum dapat diatasi oleh Pemerintah dengan melakukan

pengawasan terhadap setiap Peraturan Daerah yang mengatur Pajak dan

Retribusi tersebut.

Page 17: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Pemberian kewenangan yang semakin besar kepada Daerah dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat

seharusnya diikuti dengan pemberian kewenangan yang besar pula dalam

perpajakan dan retribusi. Basis pajak kabupaten dan kota yang sangat

terbatas dan tidak adanya kewenangan provinsi dalam penetapan tarif

pajaknya mengakibatkan Daerah selalu mengalami kesulitan untuk

memenuhi kebutuhan pengeluarannya. Ketergantungan Daerah yang

sangat besar terhadap dana perimbangan dari pusat dalam banyak hal

kurang mencerminkan akuntabilitas Daerah. Pemerintah Daerah tidak

terdorong untuk mengalokasikan anggaran secara efisien dan masyarakat

setempat tidak ingin mengontrol anggaran Daerah karena merasa tidak

dibebani dengan Pajak dan Retribusi. Untuk meningkatkan akuntabilitas

penyelenggaraan otonomi daerah, Pemerintah Daerah seharusnya diberi

kewenangan yang lebih besar dalam perpajakan dan retribusi. Berkaitan

dengan pemberian kewenangan tersebut sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang

Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintahan Daerah, perluasan kewenangan perpajakan dan

retribusi tersebut dilakukan dengan memperluas basis pajak Daerah dan

memberikan kewenangan kepada Daerah dalam penetapan tarif. Perluasan

basis pajak tersebut dilakukan sesuai dengan prinsip pajak yang baik.

Pajak dan Retribusi tidak menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan/atau

menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa antar daerah

Page 18: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dan kegiatan ekspor-impor. Berdasarkan pertimbangan tersebut perluasan

basis pajak Daerah dilakukan dengan memperluas basis pajak yang sudah

ada, mendaerahkan pajak pusat dan menambah jenis Pajak baru. Ada 4

(empat) jenis Pajak baru bagi Daerah, yaitu Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan yang sebelumnya merupakan pajak pusat dan Pajak Sarang

Burung Walet sebagai Pajak kabupaten/kota serta Pajak Rokok yang

merupakan Pajak baru bagi provinsi.

Berkaitan dengan pemberian kewenangan dalam penetapan tarif

untuk menghindari penetapan tarif pajak yang tinggi yang dapat

menambah beban bagi masyarakat secara berlebihan, Daerah hanya diberi

kewenangan untuk menetapkan tarif pajak dalam batas maksimum yang

ditetapkan dalam Undang-Undang ini. Selain itu, untuk menghindari

perang tarif pajak antar daerah untuk objek pajak yang mudah bergerak,

seperti kendaraan bermotor, dalam Undang-Undang ini ditetapkan juga

tarif minimum untuk Pajak Kendaraan Bermotor. Pengaturan tarif

demikian diperkirakan juga masih memberikan peluang bagi masyarakat

untuk memindahkan kendaraannya ke daerah lain yang beban pajaknya

lebih rendah.

Eric Smith, Tracy J. Webb dalam International Journal Tax and

Public Finance, Kluwer Academic Publishers. Printed in The Netherlands

Vol 8 Hal. 679 yang mengemukakan :

Page 19: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

“Strategic tax setting between fiscal authorities in the

presence of mobile workers who locate across these

jurisdictions in response to differing tax structures and

congestable local public amenities.We find that the nature

of the tax setting outcomes depend crucially on the

proximity between cities. For “distant” cities with the same

size populations, the pressure on tax rates of a more mobile

workforce depends on the whether mobile workers are net

beneficiaries or net contributors. If mobile workers are

either high or low income earners, cities lower tax rates. If

mobile workers are middle income earners, cities raise tax

rates. For “close” or neighbouring cities, workers locate in

one of the cities and tax rates and local public amenities are

dispersed.” (strategi pengaturan pajak untuk pajak yang

mudah bergerak adalah dengan menetapkan tarif minimal

pajak tersebut, untuk menghindari pergerakan obyek pajak

tersebut, misalnya untuk obyek pajak kendaraan bermotor,

apabila antara daerah satu dengan derah lain lebih rendah,

maka cenderung orang akan memindahkan pajaknya ke

daerah yang lebih rendah tarif pajaknya antara otoritas

fiskal di hadapan pekerja mobile yang mencari di yurisdiksi

tersebut dalam menanggapi struktur pajak dan kebutuhan

yang berbeda)

Pegenaan pajak merupakan kewenangan yang diberikan oleh

pemerintah kabupaten atau kota, jadi antara daerah satu dengan daerah

yang lain bisa tidak sama tergantung kebijakan pemerintahnya. Untuk

penentuan tarif pajaknya pun juga berbeda antara daerah satu dengan yang

lain tetapi besarnya tarif tidak boleh melebihi yang telah ditentukan oleh

Undang-Undang. Tujuan pajak sendiri adalah untuk kemakmuran rakyat,

jadi alangkah baiknya jika pajak tersebut tidak membebani, sebenarnya

pajak merupakan subsidi silang. Orang atau badan yang membayar pajak

adalah untuk menyumbang pembangunan untuk membangunan fasilitas-

fasilitas publik yang dapat digunakan oleh semua masyarakat umum

Page 20: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Untuk meningkatkan akuntabilitas pengenaan pungutan, dalam

Undang-Undang ini sebagian hasil penerimaan Pajak dialokasikan untuk

membiayai kegiatan yang berkaitan dengan Pajak tersebut. Pajak

Penerangan Jalan sebagian dialokasikan untuk membiayai penerangan

jalan, Pajak Kendaraan Bermotor sebagian dialokasikan untuk

pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan dan Pajak Rokok sebagian

dialokasikan untuk membiayai pelayanan kesehatan masyarakat dan

penegakan hukum. Selanjutnya, untuk meningkatkan efektivitas

pengawasan pungutan Daerah, mekanisme pengawasan diubah dari

represif menjadi preventif. Dengan diberlakukannya Undang-Undang No

28 Tahun 2009 ini, kemampuan Daerah untuk membiayai kebutuhan

pengeluarannya semakin besar karena Daerah dapat dengan mudah

menyesuaikan pendapatannya sejalan dengan adanya peningkatan basis

pajak daerah dan diskresi dalam penetapan tarif. Di pihak lain, dengan

tidak memberikan kewenangan kepada Daerah untuk menetapkan jenis

pajak dan retribusi baru akan memberikan kepastian bagi masyarakat dan

dunia usaha yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Kota Surakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata yang

terkenal di Jawa Tengah karena memiliki wisata sejarah yaitu Keraton

Surakarta dan merupakan Kota yang strategis dalam mengembangkan

bisnis maka tidak mengherankan kota Surakarta ini terus mengalami

perkembangan perekonomian dari tahun ke tahun yang semakin

Page 21: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

meningkat. Selain unggul dalam ekonomi kota surakarta adalah kota yang

sibuk dengan agenda pemerintah di sini terdapat banyak festival

budayanya. Sehingga tidak mengherankan pendapatan pajak dari sektor

perhotelan dinilai sangat potensial sebagai penyumbang pajak daerah.

Berikut tabel target dan realisasi penerimaan pajak hotel :

Tabel 1.2

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Kota Surakarta

Tahun 2007 -2011

No Tahun Target

(Rp)

Realisasi

(Rp)

Tingkat

Pencapaian

(%)

1 2007 4.384.000.000 4.403.515.967 100,44

2 2008 5.200.000.000 5.213.358.162 100,25

3 2009 6.700.000.000 7.251.331.746 108,22

4 2010 7.638.646.000 10.799.468.707 141,38

5 2011 14.184.677.000 15.266.131.499 107,62

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Surakarta

Dalam mengamankan penerimaan pajak daerah khususnya pada

sektor pajak hotel, DPPKA Kota Surakarta selaku pengelola pajak daerah

tak henti-hentinya melakukan suatu kegiatan yang diharapkan mampu

mengurangi berbagai hambatan terkait pemungutan pajak hotel tersebut.

Kepala Bagian Hukum Setda Kota Surakarta, Untara, mengatakan

saat ini Pemkot Surakarta masih terus melakukan sosialisasi

Undang-Undang No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah, serta Perda Nomor 4 tahun 2011 tentang Pajak

Daerah. Rabu, (12/10/2011) (www.solopos.com)

Untuk itu kepada wajib pajak hendaknya mengikuti sosialisasi

perpajakan daerah dengan serius dan manfaatkan sebaik-baiknya sehingga

Page 22: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

nantinya adanya persamaan persepsi antara wajib pajak dan petugas pajak,

antara lain yang menyangkut hak dan kewajiban serta konsekwensi yuridis

maupun administrasi jika terjadi pelanggaran terhadap ketentuan

perpajakan yang berlaku, selain itu juga petugas pajak harus melayani

masyarakat wajib pajak harus jujur, profesional dan akuntabel sehingga

dapat mengamankan keuangan daerah, dalam meningkatkan pajak daerah

perlu mengadakan peningkatan pelayanan dalam bentuk pendekatan

kepada wajib pajak.

Semua hotel yang ada di Solo mulai dari kelas melati hingga kelas

berbintang dibidik untuk diaudit terkait pajak hotel yang akan

diberikan kepada daerah. Sejauh ini, audit kepada hotel belum

diberikan secara penuh dan masih terbatas pada hotel-hotel

prioritas. “Tapi target kami, tahun ini semua hotel bisa kami audit.

Karena itulah yang ideal untuk mengamankan penerimaan pajak

hotel,” kata Kabid Pendaftaran dan Pendataan Dinas Pendapataan

Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Solo, Agung HD, saat

ditemui Espos, di ruang kerjanya, Senin (19/9/2011).

(www.solopos.com)

Pengadaan audit atau pemeriksaan terkait untuk meningkatkan

penerimaan sekaligus sebagai upaya untuk mengamankan penerimaan

daerah dilakukan pada hotel-hotel kelas melati maupun kelas bintang di

rencanakan dapat di audit terkait pajak hotel yang akan diberikan kepada

daerah.

Pada tahun 2009 lalu, kami menemukan ada dua penunggak pajak

yang tidak kooperatif, sehingga tim audit dibersama Satpol PP

terpaksa terjun langsung guna bernegosiasi dan menindak yang

bersangkutan. Kata Kabid Pendaftaran dan Pendataan Dinas

Pendapataan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Solo,

Agung Hendratno, Kamis (17/11/2011) (www.joglosemar.com)

Page 23: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Selain melakukan sosialisasi dan audit terdapat yustisi, yaitu

sebuah kegiatan untuk menegakan peraturan daerah. Dengan adanya

yustisi ini diharapkan mampu membangun kesadaran wajib pajak untuk

dapat bekerjasama untuk mencapai penerimaan pajak yang optimal.

Berdasarkan pernyataan di atas maka peneliti menetapkan judul

penelitian ini adalah Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan

Penerimaan Pajak Hotel Oleh DPPKA Kota Surakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka

disusun perumusan masalh sebagai berikut :

“Bagaimana DPPKA Kota Surakarta Dalam melaksanakan Sosialisasi,

Audit dan Yustisi dalam mengoptimalkan penerimaan pajak hotel?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Operasional

Dengan mendasarkan pada rumusan masalah yang ada maka tujuan

penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui bagaimana

DPPKA dalam melaksanakan sosialisasi, audit maupun yustisi pajak

hotel.

2. Tujuan Fungsional

Memberikan masukan yang bermanfaat bagi Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta dalam

melaksanakan sosialisasi, audit dan yustisi pajak hotel.

3. Tujuan Individual

Page 24: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Sebagai persyaratan guna meraih gelar kesarjanaan di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat bagi DPPKA Kota Surakarta

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi institusi

pengelolaan pajak daerah dalam upaya meningkatkan kesadaran wajib

pajak.

2. Manfaat bagi mahasiswa

Sebagai bahan yang mampu memperkaya penelitian-penelitian yang

ada sebelumnya dan juga sebagai acuan yang dapat membantu para

peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

pajak hotel.

3. Manfaat bagi masyarakat umum

Memberikan pengetahuan tentang sumber-sumber keuangan daerah

khusunya dari sektor pajak hotel.

Page 25: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sosialisasi

Kegiatan penyuluhan pajak memiliki andil besar dalam

mensukseskan sosialisasi pajak keseluruhan wajib pajak. Berbagai media

diharapkan mampu menggugah kesadaran masyarakat untuk patuh

terhadap pajak dan membawa pesan moral terhadap pentingnya pajak bagi

negara. Menurut Soekanto (2005: 65) :

“sosialisasi adalah suatu proses dimana anggota masyarakat yang

baru yang mempelajari norma dan nilai masyarakat dimana dia

menjadi anggota”

Pengertian sosialisasi mengacu pada suatu proses belajar seorang

individu yang akan mengubah dari seseorang yang tidak tahu menahu

tentang diri lingkungannya menjadi lebih tahu dan memahami. Sosialisasi

merupakan suatu proses dimana orang mempelajari sistem nilai, norma,

dan pola perilaku yang diharapkan oleh kelompok sebagai bentuk

transformasi dari orang tersebut sebagai orang luar menjadi anggota

organisasi yang efektif. Tujuan sosiologi dalam mempelajari sosialisasi

karena dengan mempelajari bagaimana orang berinteraksi maka kita dapat

memahami orang lain dengan lebih baik. Memperhatikan orang lain, diri

sendiri dan posisi kita di masyarakat maka kita dapat memahami

bagaimana kita berpikir dan bertindak.

Page 26: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Pada dasarnya sosialisasi akan memberikan kontribusi fundamental

bagi kehidupan kita, yaitu akan memberikan dasar atau fondasi kepada

individu bagi terciptanya partisipasi efektif dalam masyarakat dan

memungkinkan lestarinya suatu masyarakat karena tanpa sosialisasi akan

hanya ada satu generasi saja sehingga kelestarian masyarakat akan sangat

tergantung.

Setelah mengetahui arti sosialisasi diatas, maka dapat diuraikan

pengertian sosialisasi perpajakan sebagai suatu upaya untuk memberi

pengertian, informasi dan pembinaan kepada masyarakat pada umumnya

dan wajib pajak pada khususnya mengenai segala sesuatu yang

berhubungan dengan peraturan dan perundang-undangan perpajakan.

Dengan adanya sosialisasi perpajakan yang dilakukan oleh DPPKA

diharapkan akan dapat terciptanya pemohonan dan partisipasi yang efektif

dari masyarakat dan wajib pajak dalam memenuhi hak dan kewajiban

sehingga memungkinkan lestarinya suatu kesadaran perpajakan.

1. Bentuk-bentuk sosialisasi

Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus

menerus. Penyesuaian diri dalam sosialisasi terjadi secara berangsur-

angsur sesuai dengan perkembangan, pertambahan pengetahuan, dan

penerimaan individu terhadap nilai-nilai dan norma-norma yang ada

didalam lingkungan masyarakat dimana masyarakat berada.

Page 27: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Menurut Soekanto (2005), bentuk proses sosialisasi yang dialami

individu terbagi menjadi dua, yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi

sekunder.

a. Sosialisasi primer dialami individu pada masa kanak-kanak,

terjadi dalam lingkungan keluarga, individu tidak mempunyai

hak untuk memilih agen sosialisasinya, individu tidak dapat

menghindar untuk menerima dan menginternalisasi cara

pandang keluarga.

b. Sosialisasi sekunder berkaitan dengan ketika individu maupun

untuk berinteraksi dengan orang lain selain keluarganya. Dalam

sosialisasi sekunder terdapat proses resosialisasi dan

desosialisasi, dimana keduanya merupakan proses yang

berkaitan satu sama lain. Resosialisasi berkaitan dengan

pengajaran dan penanaman nilai-nilai yang berbeda dengan

nilai-nilai yang pernah dialami sebelumnya, untuk penguatan

dalam penanaman nilai-nilai baru tersebut maka desosialisasi

terjadi dimana diri individu yang lama dicabut dan “diberi” diri

yang baru dalam proses resosialisasi. Kedua proses tersebut

terlihat dengan jelas dalam suatu total institusi yang merupakan

suatu tempat dimana terdapat sejumlah besar individu yang

terpisah dari lingkungan sosialnya.

Seseorang akan mengalami proses sosialisasi yang bersifat terus

menerus selama individu tersebut hidup mulai dari anak-anak sampai

Page 28: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

mereka dewasa. Termasuk pula sosialisasi perpajakan, cepat atau lambat

perpajakan harus diketahui dan dipahami oleh semua lapisan masyarakat

terutama pada cara-cara yang dipakai oleh masyarakat dalam mempelajari

perpajakan.

Pengaruh sosialisasi perpajakan terhadap tingkat kesadaran wajib

pajak, untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak dapat dilakukan dengan

cara sosialisasi perpajakan terhadap para wajib pajak pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya. Cara sosialisasi perpajakan yang dilaksanakan

dapat dilakukan dengan cara penyuluhan, seminar, iklan, pembagian

brosur ataupun terlibat dalam suatu kegiatan. Namun untuk meningkatkan

tingkat kesadaran wajib pajak tidak hanya dipengaruhi oleh faktor

sosialisasi perpajakan saja, tetapi juga dipengaruhi faktor-faktor lain,

sehingga DPPKA selaku pengelola pajak daerah khususnya pajak hotel

dapat memberikan pelayanan terhadap wajib pajak dengan lebih baik dan

pengurus pajak menjadi lebih efektif dan efisien serta wajib pajak lebih

mudah dalam mengurus kewajiban pajaknya.

Kesimpulan dari pernyataan diatas bahwa terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara sosialisasi perpajakan dengan tingkat

kesadaran wajib pajak, yang berarti semakin baik sosialisasi perpajakan

maka semakin baik pula kesadaran wajib pajak dan begitu pula sebaliknya

apabila sosialisasi perpajakan yang dilakukan semakin rendah pula tingkat

kesadaran wajib pajak.

Page 29: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Mengadakan sosialisasi pajak merupakan salah satu strategi yang

terpenting dalam memasyarakatkan pengetahuan dan peran penting pajak.

Jadi Sosialisasi dalam hubungannya dengan pajak atau sosialisasi

perpajakan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memasyarakatkan

peraturan-peraturan tentang pajak daerah yang berlaku di suatu daerah

tertentu. Jadi di setiap daerah kabupaten/kota mempunyai aturan-aturan

sendiri yang mengatur sosialisasi. Pemerintah mencanangkan sosialisai

pajak dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan ketaatan masyarakat

tentang akan pentingnya pajak bagi pembangunan daerah.

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

melakukan sosialisasi kepada wajib pajak. Dalam sosialisasi tersebut

disampaikan hal-hal yang berkaitan tentang pajak hotel. Sosialisasi tidak

dilakukan secara rutin akan tetapi dilakukan jika sewaktu-waktu ada

perubahan ketetapan

B. Pengertian Audit

Saat ini sistem pemungutan pajak hotel yang diberlakukan di

Indonesia adalah self assessment system, hal ini mengacu pada peraturan

Undang-Undang No 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah

dengan penggunaan sistem ini dimana Wajib Pajak diberi kepercayaan

untuk mencatat, menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah

pajak yang terutang. Agar self assessment system tersebut berjalan dengan

baik banyak cara yang dapat ditempuh salah satunya adalah dengan

melakukan audit/pemeriksaan pajak. Audit adalah proses sistematik untuk

Page 30: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pertanyaan-

pertanyaan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta

penyampaian hasil-hasil kepada pemakai yang berkepentingan. Berikut

definisi audit menurut ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts)

(Abdul Halim, 2005: 1) yang mendefinisikan audit sebagai :

“Suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi

bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai

tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat

kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah

ditentukan dan menyampaiakan hasilnya kepada para pemakai

yang berkepentingan.”

Dari definisi tersebut dapat diuraikan menjadi 7 elemen yang harus

diperhatikan dalam melaksanakan audit, yaitu :

a. Proses yang sistematis

Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang

bersifat logis, terstruktur dan terorganisir

b. Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif

Hal ini berarti bahwa proses sistematis yang dilakukan tersebut

merupakan proses untuk mengimpun bukti-bukti yang

mendasari asersi-asersi yang dibuat oleh individu maupun

entitas. Auditor kemudian mengevaluasi bukti-bukti yang

diperoleh tersebut. Baik saat perhimpunan maupun

pengevaluasian bukti, auditor harus obyektif. Obyektif berarti

mengungkapkan fakta apa adanya yang senyatanya, tidak bias

atau tidak memihak dan tidak berprasangka buruk terhadap

individu atau entitas yang membuat representasi tersebut.

Page 31: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

c. Asersi –asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi

Asersi merupakan suatu pernyataan, atau suatu rangkaian

pernyataan secara keseluruhan, oleh pihak yang

bertanggungjawab atas pernyataan tersebut. Untuk audit

laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan

manajemen melalui laporan keuangan

d. Menentukan tingkat kesesuaian (degree of correspondence)

Hal ini berarti penghimpunan dan pengevaluasian bukti-bukti

dimaksudkan untuk menentukan dekat tidaknya atau sesuai

tidaknya asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah

ditetapkan. Tingkat kesesuaian tersebut dapat diekspresikan

dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif

e. Kriteria yang ditentukan

Kriteria yang ditentukan merupakan standar-standar pengukur

untuk mempertimbangkan (judgement) representasi-

representasi. Kriteria tersebut dapat berupa prinsip akuntansi

yang berlaku umum.

f. Menyampaikan hasil-hasilnya

Hal ini berarti hasil audit dikomunikasikan melalui laporan

tertulis yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi

dengan kriteria yang telah ditentukan. Komunikasi hasil audit

tersebut dapat memperkuat ataupun memperlemah kredibilitas

representasi atau pernyataan yang dibuat.

Page 32: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

g. Para pemakai yang berkepentingan

Para pemakai yang berkepentingan adalah para pengambil

keputusan yang menggunakan dan mengandalkan temuan-

temuan yang diinformasikan melalui laporan audit dan laporan

lainnya. Para pemakai tersebut meliputi badan pemerintah,

investor, pemegang saham, manajemen publik pada umumnya.

Selain definisi diatas, Auditing Practices Committee (APC) dalam

(Abdul Halim, 2003 : 3) mengemukakan definisi auditing sebagai berikut :

An audit is independent examination of, and expression of opinion

on, the financial statements of an enterprise by an appointed

auditor in pursuance of that appointment and in compliance with

any relevant statutory obligation.

Sedangkan menurut (Mulyadi, 1990: 4)

Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti

secaraobyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

dan kejadian ekonomi,dengan tujuan untuk menetapkan tingkat

kesesuaian antara pernyataan-pernyataantersebut dengan kriteria

yang telah ditetapkan, serta penyampaian haisl-hasilnyakepada

pemakai yang berkepentingan.

Secara umum pengertian di atas dapat diartikan bahwa audit adalah

proses sistematis yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan

independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti dan

bertujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan

tersebut. Menurut (Mulyadi, 1990: 5) dalam melaksanakan audit faktor-

faktor berikut harus diperhatikan:1). Dibutuhkan informasi yang dapat

diukur dan sejumlah kriteria (standar) yang dapat digunakan sebagai

panduan untuk mengevaluasi informasi tersebut, 2). Penetapan entitas

Page 33: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

ekonomi dan periode waktu yang diaudit harus jelas untuk menentukan

lingkup tanggungjawab auditor, 3). Bahan bukti harus diperoleh dalam

jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi tujuan audit, 4).

Kemampuan auditor memahami kriteria yang digunakan serta sikap

independen dalam mengumpulkan bahan bukti yang diperlukan untuk

mendukung kesimpulan yang akan diambilnya.

Cheng Chen dalam jurnal Goverment Audit and National

Economic Security, Communications in Computer and Information

Science 2011 Volume 232 Halaman 157-163 yang mengemukakan :

“The fundamental function of government audit is supervision

which can be described as monitoring, early warning, defense

against harms and repairing in safeguarding nation’s economic

security. Government audit should employ scientific concept of

development as guidance, strengthen the understanding on the

importance of nation’s economic security, and take national

economic security as a permanent theme in government audit.

Related institutions shouldmake good use of special audit

investigation and audit notice to optimise policy audit, and explore

to enhance the capacity of government audit to safeguard national

economic security. (Fungsi dasar audit dalam pemerintah adalah

pengawasan, pengawasan ini dapat berarti sebagai pemantauan,

peringatan dini, pertahanan terhadap bahaya dan perbaikan dalam

menjaga perekonomian suatu negara. Pemerintah harus melakukan

audit sebagai suatu konsep ilmiah pembangunan sebagai pedoman,

memperkuat pemahaman tentang pentingnya menjaga keamanan

ekonomi bangsa, dan menjadikan keamanan ekonomi nasional

sebagai tema tetap dalam audit pemerintah. Berhubungan dengan

institusi bahwa penggunaan audit investigasi khusus dan

pemberitahuan audit untuk mengoptimalkan audit kebijakan, dan

mengeksplorasi untuk meningkatkan kapasitas audit pemerintah

untuk menjaga keamanan ekonomi nasional)

Dari jurnal diatas dijelaskan audit merupakan suatu cara bagi

pemerintahan suatu bangsa untuk mengamankan perekonomiannya karena

Page 34: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

fungsi audit adalah sebagai pengawasan, pemantauan, merupakan

pemeriksaan dini yang dapat digunakan untuk menjaga keamanan

perekonomian.

Audit/pemeriksaan pajak hotel merupakan audit kepatuhan wajib

pajak, wajib pajak diperiksa untuk menguji kepatuhannya dalam

membayar pajak, kerena pajak hotel menggunakan sistem self assessement

maka kepatuhan wajib pajak adalah hal yang penting dalam

mengamankan penerimaan pajak hotel dengan melakukan pemeriksaan

terhadap pembukuan-pembukuan hotel, agar dapat meminimalisir

terjadinya penyimpangan. Menurut UU No 28 Tahun 2009 yang dimaksud

dengan Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara

teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi

harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga

perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk

periode Tahun Pajak tersebut. Wajib pajak yang tidak diwajibkan

membuat pembukuan yaitu wajib pajak yang peredaran usahanya kurang

dari jumlah yang ditentukan, tetap diwajibkan menyelengarakan

pencatatan nilai peredaran usaha secara teratur, yang menjadi dasar

pengenaan pajak.

Pemeriksaan pajak didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan

untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data, dan atau keterangan

lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan

Page 35: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan

perundang-undang perpajakan. Sedangkan pengertian dari Pemeriksaan

Pajak Daerah adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan

dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan

kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah berdasarkan peraturan

perundang-undangan daerah.

C. Pengertian Yustisi

Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No 7 Tahun 2003

tentang Pedoman Operasional Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah

Dalam Penegakan Peraturan Daerah disebutkan bahwa operasi penindakan

yang selanjutnya disebut yustisi adalah operasi penegakan peraturan

daerah dan peraturan perundang-undangan yang dilakukan oleh Penyidik

Pegawai Negeri Sipil (PPNS) secara terpadu dengan sistem peradilan

ditempat. Dalam peraturan tersebut juga disebutkan bahwa hasil dari

operasi yustisi atas pelanggaran daerah merupakan penerimaan daerah.

Dalam peraturan daerah kota Surakarta No 4 tahun 2011 juga disebutkan

apabila wajib pajak melakukan kesalahan pengisian blangko SPTPD pajak

baik sengaja ataupun tidak akan dikenai sanksi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Yustisi” adalah kehakiman

atau peradilan. Dalam hubungannya meningkatkan penerimaan pajak hotel

yustisi merupakan upaya untuk menegakan peraturan daerah, melalui

upaya yustisi ini diharapkan wajib pajak yang melakukan penunggakan

pembayaran pajak dan yang melakukan pelanggaran-pelanggaran lain

Page 36: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dapat diatasi, guna untuk menegakan peraturan daerah yang berlaku

diwilayah tersebut.

Yustisi ini dilakukan jika wajib pajak menunggak pembayaran

pajaknya, tetapi sebelum DPPKA melakukan tindakan yustisi dilakukan

pemanggilan wajib pajak yang bermasalah tersebut. Dalam hubungannya

dalam mengamankan penerimaan daerah ini operasi yustisi dinilai sangat

membantu apabila terdapat pelanggaran-pelanggaran.

D. Pajak Hotel

Agar suatu daerah dapat membiayai, memajukan dan mengurus

rumah tangganya sendiri maka haruslah ditempuh suatu kebijaksanaan

yang mewajibkan setiap orang untuk membayar pajak sesuai dengan

kewajibannya. Dasar hukum pengenaan pajak daerah adalah UU No 28

Tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah. Menurut Mardiasmo

(2006: 12) yang dimaksud dengan pajak daerah adalah :

“Pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib

yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa

imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang

digunakan untuk membiayai peyelenggaraan pemerintah Daerah

dan pembangunan Daerah”.

Menurut Mohammad Riduansyah dalam Jurnal “Kontribusi pajak

daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dan

anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) guna mendukung

pelaksanaan otonomi daerah (studi kasus Pemerintah Daerah Kota Bogor)”

(2003: 50) mengemukakan:

Page 37: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

“Pajak Daerah, sebagai salah satu komponen PAD, merupakan

pajak yang dikenakan oleh pemerintah daerah kepada penduduk

yang mendiami wilayah yurisdiksinya, tanpa langsung memperoleh

kontraprestasi yang diberikan oleh pemerintah daerah yang

memungut pajak daerah yang dibayarkannya.”

Sedangkan menurut Peraturan Daerah kota Surakarta Nomor 4

Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah maupun Undang-Undang No 28

Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah adalah :

“Pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi

wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Kriteria Pajak Daerah tidak jauh berbeda dengan kriteria Pajak

Pusat, yang membedakan keduanya adalah pihak pemungutnya. Kriteria

pajak daerah selain yang ditetapkan UU bagi kabupaten/kota di

kemukakan oleh Ahmad Yani (2002: 46) adalah sebagai berikut :

a. Bersifat pajak dan bukan retribusi

b. Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah daerah

kabupaten/kota yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas

yang cukup rendah serta hanya melayani masyarakat di

wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan

c. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan

kepentingan umum

d. Objek pajak bukan merupakan objek pajak provinsi dan atau

objek pajak pusat

e. Potensinya memadai

Page 38: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

f. Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif

g. Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat

h. Menjaga kelestarian lingkungan

Dari kriteria di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Pajak

Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan

kepada daerah tanpa imbalan langsung yang dapat dipaksakan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang dapat digunakan untuk

membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Atau dengan kata lain pajak daerah merupakan pajak yang ditetapkan dan

dipungut di wilayah daerah. Pajak daerah merupakan jenis pajak yang

dipungut oleh pemerintah daerah yang dalam pelaksanaannya sehari-hari

dilakukan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

(DPPKA), hasil dari pungutan pajak daerah dikumpulkan dan dimasukan

sebagai bagian dari Pendapatan Asli Daerah, yang selanjutnya menjadi

bagian dari penerimaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

yang digunakan untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah.

Sistem pemungutan pajak terbagi menjadi 3 (tiga) menurut

Mardiasmo (2006 : 7) yaitu :

a. Official Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang

kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak

yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya antara lain :

Page 39: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang

ada pada fiskus

b) Wajib Pajak bersifat pasif

c) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan

pajak oleh fiskus.

b. Self Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri

Wajib Pajak yang terutang. Ciri-cirinya antara lain :

a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang

ada pada Wajib Pajak sendiri

b) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor,

dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.

c) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi

c. With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib

Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak

yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya : wewenang

menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak

ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.

Dalam sistem pemungutan pajak hotel menggunakan self

assessement system wajib pajak hotel menghitung, menyetorkan, dan

Page 40: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

melaporkan sendiri pajak terutangnya. Jadi sangat tergantung dengan

tingkat kepatuhan wajib pajak hotelnya. Dalam Peraturan Daerah No 4

Tahun 2011 kota Surakarta menjelaskan bahwa Surakarta memungut 8

jenis pajak daerah. Berikut dibawah ini tabel jenis dan penetapan tarif

pajak daerah.

Tabel 2.1

Jenis dan Tarif Pajak Daerah Kota Surakarta

No Jenis Pajak Tarif

Pajak

1 Pajak hotel

a. Tarif pajak hotel ditetapkan sebesar

b. Tarif pajak hotel lainnya ditetapkan sebesar (home

stay, penginapan, rumah kos)

10%

5%

2 Pajak restoran

Tarif pajak restoran ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu :

a. Kategori A, nilai penjualan lebih dari Rp

10.000.000

b. Kategori B, nilai penjualan Rp 5.000.000 sampai

Rp 10.000.000

c. Kategori C, nilai penjualan Rp 1.000.000 sampai

Rp 5.000.000

10%

5%

3%

3 Pajak hiburan

Tarif pajak hiburan ditetapkan sebagai berikut :

a. Tontonan film

b. Pagelaran kesenian, musik, tari, atau busana

modern

c. Pagelaran kesenian, musik, tari, atau busana

tradisional

d. Kontes kecantikan

e. Binaraga dan sejenisnya

f. Pameran

g. Diskotik, klab malam, dan sejenisnya

h. Karaoke

i. Sirkus, akrobat, sulap

j. Permainan bilyar dan bowling

10%

25%

5%

25%

15%

20%

40%

30%

20%

20%

Page 41: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

k. Golf

l. Pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan

ketangkasan

m. Panti pijat

n. Refleksi dan pusat kebugaran

o. Mandi uap/spa

p. Pertandingan olahraga

30%

35%

30%

20%

40%

10%

4 Pajak Reklame

Tarif pajak reklame ditetapkan

25%

5 Pajak Penerangan Jalan

a. Penggunaan tenaga listrik dari sumber lain selain

industri

b. Penggunaan tenaga listrik dari sumber lain oleh

industri

c. Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri

9%

3%

1,5%

6 Pajak parkir

Tarif pajak reklame ditetapkan

25%

7 Pajak Air Tanah

Tarif pajak air tanah ditetapkan

20%

8 Pajak sarang burung walet

Tarif pajak sarang burung walet ditetapkan

10%

Sumber : Peraturan Daerah Kota Surakarta No 4 Tahun 2011 Tentang Pajak

Daerah

Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran yang

dilakukan kepada hotel. Pembayaran adalah jumlah uang yang harus

dibayar oleh subyek pajak kepada wajib pajak untuk harga jual baik

jumlah uang yang dibayarkan maupun penggantian yang seharusnya

diminta wajib pajak sebagai penukaran atas pemakaian jasa tempat

penginapan dan fasilitas penunjang termasuk pula semua tambahan yang

berkaitan dengan usaha hotel. Contoh pembayaran, misalnya seseorang

menginap di hotel “Bulan” dan melakukan pembayaran atas jasa sewa

kamar :

Page 42: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Jasa sewa kamar : Rp. 2.000.000

Jasa binatu/loundry : Rp. 200.000

Jasa telepon : Rp. 100.000 +

Jumlah Rp. 2.300.000

Tax 10% : Rp. 230.000+

Total bayar Rp. 2.530.000

Pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan

pembangunan memerlukan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Tanpa

adanya biaya atau dana yang cukup maka tidak mungkin daerah-daerah itu

akan dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya selain dari dana

perimbangan, pembiayaan penyelenggaraan tugas pemerintah daerah juga

berasal dari pendapatan asli daerah, oleh karena itu diharapkan pemerintah

daerah untuk mampu mengoptimalkan dan mengelola dengan baik sumber

penerimaan daerah salah satunya yang bersumber dari pajak hotel.

Menurut Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pajak

Daerah, yang dimaksud dengan :

1. Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.

2. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan

termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang

mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata,

pesanggrahan, rumah penginapan, dan sejenisnya, serta rumah kos

dengan jumlah kamar sama atau lebih dari 10 (sepuluh)

Page 43: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

3. Obyek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel

dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan

hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan,

termasuk fasilitas ruang pertemuan, olahraga dan hiburan.

Jasa penunjang tersebut adalah fasilitas telepon, facsimile, teleks,

internet, fotocopi, pelayanan cuci, seterika, transportasi dan fasilitas

sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola hotel.

4. Tidak termasuk obyek pajak hotel adalah:

a. Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh

Pemerintah atau Pemerinta Daerah.

b. Jasa sewa apartemen, kondominium dan sejenisnya.

c. Jasa tempat tinggal dipusat pendidikan atau kegiatan

keagamaan.

d. Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti

jompo, panti asuhan, panti sosial lainnya yang sejenis.

e. Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang

diselenggarakan oleh hotel yang dapat dimanfaatkan oleh

umum.

5. Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan

pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan

hotel.

6. Wajib pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan

hotel.

Page 44: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

7. Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran atau yang

seharusnya dibayar kepada hotel.

8. Tarif pajak hotel ditetapkan dalam 2 (dua) kategori, yaitu :

a. Tarif pajak hotel ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) dari

jumlah pembayaran

b. Tarif pajak hotel lainnya (home stay, penginapan, rumah kos

yang jumlah kamarnya lebih dari 10 kamar) ditetapkan sebesar

5% (lima persen) dari jumlah pembayaran.

9. Masa pajak dan saat pajak terutang

Menurut Peraturan Daerah Kota Surakarta No 4 Tahun 2011 Bab 12

mengenai masa pajak dan saat pajak terutang, menjelaskan masa pajak

merupakan jangka waktu yang diatur dengan Peraturan Walikota

paling lama 3 (tiga) bulan kalender yang menjadi dasar bagi wajib

pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang

terutang. Sedangkan saat pajak terutang adalah pada saat terjadinya

pelayanan penginapan di hotel.

10. Tata cara pemungutan dan penetapan pajak

Tatacara pelaksanaan pembayaran dan pemungutan pajak berdasarkan

Peraturan Daerah No 4 Tahun 2011 adalah sebagai berikut :

a. Pemungutan pajak dilarang diborongkan, yang dimaksud

dengan pemungutan pajak tidak dapat diborongkan adalah

tidak dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga/lain yaitu

Page 45: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

kegiatan penghitungan besarnya pajak yang terutang, kegiatan

pengawasan, penyetoran pajak dan penagihan.

b. Setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang terutang

berdasarkan penetapan Walikota atau dibayar sendiri oleh

wajib pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Ketentuan ini mengatur tata cara pengenaan pajak yaitu

ditetapkan oleh walikota atau dibayar sendiri oleh wajib pajak.

Cara pertama, pajak dibayar sendiri oleh wajib pajak setelah

terlebih dahulu ditetapkan oleh walikota melalui SKPD (Surat

Ketetapan Pajak Daerah) atau dokumen lain yang

dipersamakan. Cara kedua, pajak dibayar sendiri adalah

pengenaan yang memberikan kepercayaan kepada wajib pajak

untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan

melaporkan sendiri pajak yang terutang dengan menggunakan

SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah).

c. Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan

berdasarkan penetapan Walikota dibayar dengan menggunakan

SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah) atau dokumen lain yang

dipersamakan.

d. Dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis dan nota

perhitungan

e. Wajib pajak yang yang memenuhi kewajiban perpajakan

sendiri dibayar dengan menggunakan SPTPD/SKPD (Surat

Page 46: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Pemberitahuan Pajak Daerah /Surat ketetapan Pajak Daerah),

SKPDKB dan/atau SKPDKBT (Surat Ketetapan Pajak Daerah

Kurang Bayar/ (Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar

Tambahan). Wajib pajak yang memenuhi kewajibannya dengan

cara membayar sendiri diwajibkan melaporkan pajak yang

terutang dengan menggunakan SPTPD. Jika wajib pajak yang

diberi kepercayaan menghitung, memperhitungkan, membayar,

dan melaporkan sendiri pajak yang terutang tidak memenuhi

kewajibannya sebagaimana mestinya, dapat diterbitkan

SKPDKB, dan/atau SKPDKBT yang menjadi sarana

penagihan.

E. Kerangka Berpikir

Dengan perkembangan Kota Surakarta sebagai Kota Budaya dan

sebagai Solo The Spirit Of Java kebijakan pemerintah Kota Surakarta yang

sangat ramah terhadap kegiatan usaha sangat membuka peluang ekonomi baru

bagi para warganya sendiri maupun investor. Hal ini yang membuat Solo

menjadi kota yang sangat terbuka terhadap dunia usaha, khususnya dalam

perdagangan mulai dari yang berskala besar berupa mall dan pasar swalayan.

Sektor perdagangan, industri dan jasa-jasa demikian dominan di Surakarta

menyebabkan sarana perhotelan semakin berkembang di Surakarta. Jumlah

hotel di Solo sampai dengan tahun 2011 tercatat mencapai 129 hotel yang

tersebar di wilayah bengawan ini yang terdiri dari 20 hotel bintang dan 109

hotel melati. Dengan luas wilayah yang hanya 44,04 km persegi menjadikan

Page 47: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

rata-rata setiap kilometer perseginya terdapat tiga hotel. Kepadatan hotel di

Surakarta merupakan dampak semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi di Kota

Surakarta.

Pajak hotel menggunakan sistem self assessment dalam pemungutan

pajak adalah memberikan kesempatan kepada Wajib Pajak untuk secara

sukarela menghitung, membayar dan melaporkan pajak terutang berdasarkan

peraturan perundang-undangan perpajakan sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya. Dalam mengoptimalkan penerimaan pajak daerah khususnya pajak

hotel, disini oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan suatu langkah melalui media massa,

spanduk-spanduk dan juga para petugas pajak melakukan

pertemuan dengan wajib pajak hotel disini para pengusaha hotel

tergabung dalam PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran)

Surakarta, jadi memudahkan dalam sosialisasi.

b. Audit/pemeriksaan

Audit merupakan yang dilakukan dengan cara pemerikasaan

terhadap hotel-hotel yang ada di wilayah Surakarta.

Pemeriksaan disini dalam arti DPPKA mengecek dan

menghitung pembukuan dari hotel-hotel yang bersangkutan.

Page 48: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

c. Yustisi

Yustisi merupakan langkah terakhir apabila wajib pajak

menunggak hutang pajaknya tanpa ada kejelasan untuk tanggal

pembayaran. Yustisi ini mencakup tindakan penyegelan atas

hotel yang meyimpang dari aturan tersebut.

Dengan adanya langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta serta dengan

terjalinnya kerjasama yang baik antar kedua belah pihak maka dapat kita lihat

pendapatan pajak daerah dari pajak hotel setiap tahunnya mengalami

peningkatan. Dengan tercapainya target perolehan pajak hotel, DPPKA selaku

pengelola pajak daerah setiap tahunnya selalu berupaya mengoptimalkan

penerimaan pajak hotel, dengan meningkatkan target pajak di setiap tahun.

Dengan langkah-langkah pengoptimalan seperti ini diharapkan penerimaan

pajak hotel akan dapat maksimal di setiap tahunnya. Apabila penerimaan pajak

hotel setiap tahun dapat di maksimalkan dengan menaikan target perolehan

pajak hotel serta dengan melaksanakan dengan baik langkah-langkah tersebut,

maka dari itu pajak hotel dapat diandalkan sebagai sumber penerimaan Pajak

daerah.

Page 49: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Langkah yang ditempuh

DPPKA Kota Surakarta

dalam mengoptimalkan

penerimaan pajak hotel :

1. Sosialisasi

2. Audit

3. Yustisi

Mengoptimalkan

Penerimaan pajak hotel

Self assassement sistem

yang menuntut peran aktif

wajib pajak untuk

mendukung keberhasilan

penerimaan pajak hotel

Faktor Pendukung dan

penghambat dalam

mengoptimalkkan

penerimaan pajak hotel

Page 50: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian deskriptif yang merupakan penelitian yang digunakan untuk

memperoleh gambaran yang tepat dan utuh tentang suatu gejala. Penelitian

deskriptif ini biasanya ditempuh dengan cara memusatkan diri pada

pemecahan masalah yang ada. mula-mula data disusun dan dikumpulkan,

dijelaskan kemudian dianalisis. Dimana di dalamnya juga terdapat data-

data, kata-kata dam gambar (data kualitatif) maupun data angka (data

kuantitatif). Sedangkan apabila ditinjau dari metodenya, penelitian ini

adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan mengkaji kasus-

kasus tertentu secara mendalam dan menyeluruh. Seperti yang

disampaikan oleh H.B. Sutopo (2002: 35) yaitu dengan penelitian

deskriptif kualitatif, data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata,

kalimat atau gambar memiliki arti lebih dari sekedar angka-angka atau

frekuensi.

Dalam penelitian ini, penulis menekankan pada gambaran DPPKA

Kota Surakarta dalam melaksanakan sosialisasi, audit dan yustisi Pajak

Hotel beserta faktor pendukung dan penghambatnya.

Page 51: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Kota Surakarta adapun alasan - alasan pemilihan

lokasi ini adalah berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

a. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

memungkinkan penulis untuk memperoleh data yang diperlukan

sehingga memudahkan dalam pelaksanaan penelitian.

b. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

merupakan instansi yang berwenang untuk mengelola dan menggali

potensi-potensi yang ada di Kota Surakarta dalam hal pajak hotel.

C. Sumber Data

Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti

karena ketepatan dalam memilih sangat berpengaruh dalam informasi yang

diperolehnya. Lofland dan Lofland dalam Lexy J. Moleong (2000:112)

mengungkapkan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

arsip, dokumen, dan lain-lain. Data yang dikumpulkan terutama

merupakan data pokok yaitu data yang paling relevan dengan pokok

permasalahan yang diteliti, namun demi kelengkapan dan kebutuhan dari

masalah yang diteliti maka akan dikumpulkan pula data pelengkap yang

berguna untuk melengkapi data pokok. Adapun sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 52: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

1. Informan

Dalam penelitian ini yamg menjadi informan adalah sebagai berikut:

a. Ibu Maya Pramita. SH. M.Hum selaku Kepala Sub Bagian

Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan

b. Bapak Drs. AG Agung Hendratno M.Si selaku Kepala Bidang

Dafda dan Dokumentasi

c. Ibu Sinto Retno Wandyastuti. SE. MM selaku Kasi Dokumentasi

dan pengolahan data

d. Bapak Sunarwan Selaku Staf Dafda dan Dokumentasi

e. Bapak Cipto Budiono Selaku Staf Satpol PP

f. Bapak Suroso selaku Staf Accounting Kusuma Kartika Sari Hotel

g. Bapak Budi Waluyo selaku Staf Laweyan Hotel

Sejumlah informan di atas diseleksi melalui teknik purposive

sampling berdasarkan penguasaan mereka terhadap persoalan dan

informasi yang sedang diteliti.

2. Dokumen

Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai dokumen antara lain :

a. Arsip, surat, dokumen yang berkaitan dengan pemungutan pajak

hotel, yaitu :

1) Laporan target dan realisasi penerimaan pajak hotel Kota

Surakarta

2) Laporan target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Kota Surakarta

Page 53: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah

c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

d. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Atas

perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun

2000 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

e. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang

Pajak Daerah Kota Surakarta

f. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta

g. Peraturan Walikota Nomor 24 tahun 2008 tentang Penjabaran

Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian diperlukan data yang obyektif karena data

diterapkan sebagai suatu hal yang sangat mendasar yang akan menentukan

berhasil atau tidaknya suatu penelitian, yang diperlukan adalah teknik

pengumpulan data yang tepat, sehingga benar-benar didapat data yang

valid da reliabel (Sugiyono, 2010: 327). Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini antara lain :

a. Wawancara (Interview)

Page 54: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Interview atau wawancara adalah teknik pengumpulan data

yang dilakukan melalui komunikasi langsung atau tanya jawab antara

peneliti dan narasumber. Wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang

terwawancara (interviewe) yang akan memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Lexy J. Moelong, 2006 : 186). Teknik wawancara

digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau

kecil (Sugiyono, 2010 : 157).

Wawancara diawali dengan pertanyaan yang berupa garis

besar, kemudian akan berkembang sesuai dengan kebutuhan peneliti

untuk mendapatkan hasil yang lebih mendalam. Dalam penelitian ini

menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur atau sering disebut

juga sebagai teknik wawancara mendalam, karena peneliti merasa

tidak tahu apa yang belum diketahuinya. Dengan demikian wawancara

dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat open ended dan mengarah

pada kedalaman informasi (HB. Sutopo, 2002: 59). Hal ini

dimaksudkan agar dapat digunakan untuk menggali subjek yang diteliti

tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar untuk

menggali informasi secara lebih jauh dan mendalam, subjek yang

Page 55: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

diteliti posisinya lebih berperan sebagai informan daripada sebagai

responden. Dalam penelitian ini kegiatan wawancara untuk

mendapatkan data yang diperlukan dapat diperoleh langsung dari

bagian-bagian dalam Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset

Kota Surakarta.

b. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang bersumber

dari arsip dan dokumen yang sudah ada, mencakup semua informasi

yang berupa tulisan atau gambar tentang fenomena yang ada di lokasi

penelitian. Dalam teknik ini peneliti mengumpulkan data dengan

menganalisis dokumen dan arsip, serta benda-benda lainnya yang

terdapat pada obyek penelitian, yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 234) yang dimaksud

dengan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya.

Dalam teknik dokumentasi ini peneliti mengumpulkan

berbagai bahan tertulis, sehingga dari dokumen-dokumen tersebut akan

memperkuat hasil wawancara yang telah dilakukan karena ada bukti

tertulis yang sah. Dokumen yang digunakan yaitu dokumen yang

berkaitan dengan laporan penerimaan pajak hotel yang di dapat dari

DPPKA Kota Surakarta serta Peraturan Perundangan, Peraturan

Daerah, maupun arsip-arsip.

Page 56: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

E. Teknik Penentuan Informan

Penelitian ini akan menggunakan teknik Purposive Sampling

sebagai alat yang digunakan dalam menentukan informan. Purposive

sampling adalah tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2010 : 96). Menurut H.B Sutopo (2002: 36) pilihan sampel

diarahkan pada sumber data yang penting yang berkaitan dengan

permasalahan yang sedang diteliti.

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan

cara menentukan informan yang dianggap mengetahui informasi dan

masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber

data yang mantap. (HB. Sutopo. 2002:56).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel penelitian

adalah Pejabat Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Kota Surakarta, dan pengelola hotel. Akan tetapi, tidak ditutup

kemungkinan pilihan terhadap informan dapat berkembang sesuai dengan

kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data.

F. Validitas Data

Agar data dan informasi yang diperoleh dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka validitas data sangat

diperlukan. HB Sutopo (2002: 78) mengemukakan :

“Validitas merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan

tafsir makna sebagai hasil penelitian”

Oleh karena itu setiap peneliti harus bisa memilih dan menentukan

cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang

Page 57: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

diperolehnya. Cara pengumpulan data dengan bermacam-macam

tekniknya harus tepat dan sesuai untuk dapat digunakan untuk menggali

data yang benar-benar diperlukan bagi penelitian. Ketepatan data tidak

hanya bergantung dari ketepatan memilih data dan teknik

pengumpulannya tetapi diperlukan teknik pengembangan validitas

datanya. Dalam penelitian ini uji validitasnya menggunakan metode

triangulasi. Menurut Moleong (2002: 178) :

”Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.

Patton seperti yang dikutip oleh HB Sutopo (2006: 92)

membedakan empat macam teknik triangulasi sebagai cara untuk

meningkatkan validitas data dalam penelitian kualitatif yaitu:

a. Triangulasi data atau sumber, yaitu teknik triangulasi yang

mengarah peneliti agar di dalam mengumpulkan data wajib

menggunakan beragam sumber data yang tersedia.

b. Triangulsi metode, yaitu jenis triangulasi yang dilakukan oleh

seorang peneliti dengan cara mengumpulkan data yang sejenis

tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan

data yang berbeda.

c. Triangulasi peneliti, yaitu hasil penelitian baik data ataupun

kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhan bisa

diuji validitasnya dari beberapa peneliti.

Page 58: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

d. Triangulasi teori, yaitu triangulasi yang dilakukan dengan cara

menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas

permasalahan yang dikaji.

Dalam penelitian ini jenis triangulasi yang digunakan adalah

triangulasi data (sumber). Triangulasi sumber dengan cara mengumpulkan

data sejenis dengan menggunakan berbagai sumber data yang tersedia, hal

ini dimaksudkan agar data yang sama atau sejenis akan lebih mantap

kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda, yaitu

untuk mengetahui bagaimana sosialisasi, audit dan yustisi yang dilakukan

dan faktor pendukung maupun penghambat yang dihadapi Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta dalam

mengoptimalkan penerimaan yang bersumber dari pajak hotel, peneliti

memanfaatkan pegawai pada bidang-bidang yang berkaitan dengan

langkah-langkah tersebut. Dari banyak data yang diperoleh peneliti,

peneliti dapat menguji validitasnya dengan cara melakukan cross check

antara pegawai DPPKA Kota Surakarta dengan Wajib pajak hotel di

Surakarta. Apabila antara pegawai DPPKA Kota Surakarta dan Wajib

pajak hotel menyatakan hal yang sama maka data tersebut valid.

G. Teknik Analisis Data

Analisis adalah proses penyederhanaan kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterprestasikan. Analisis data dalam penelitian

kualitatif biasanya dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data

sampai diperoleh suatu kesimpulan.

Page 59: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

”Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga

dapat ditemukan hipotesis kerja seperti yang disarankan data”

(Moleong, 2002: 103).

Jadi analisis data diperoleh dengan cara mengorganisasikan dan

mengurutkan data tersebut kedalam kelompok tertentu. Teknik analisa

data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif

yang dimulai dari tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan. Oleh karena proses analisis melibatkan kerja

dengan data yang lengkap untuk mengatur, membaginya dalam unit-unit

yang dibuat, membuat sintesa, mencari pola, menemukan pokok-pokok

penting yang akan disajikan pada orang lain. Dengan melihat hal tersebut

diatas, maka penulis menggunakan model analisis interaktif. Dalam model

ini terdapat tiga komponen kelompok pokok. Menurut Miles dan

Huberman dalam H.B. Sutopo (2002: 91-96), ketiga komponen tersebut

adalah :

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis data

yang mempertegas, memperpendrk dan membuat fokus, membuang

hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga

simpulan penelitian dapat dilakukan.

b. Sajian Data

Proses analisis selanjutnya adalah penyajian data, sajian data

merupakan suatu rakitan informasi, dekripsi dalam bentuk narasi yang

memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data harus

Page 60: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai

pertanyaan dalam penelitian, sehingga narasi yang tersaji merupakan

deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan atau

menjawab permasalahan yang ada. secara singkat dapat berarti cerita

sistematis atau logis supaya makna ceritanya menjadi lebih mudah

dipahami.

c. Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan sejak awal

dimulainya penelitian harus sudah bisa ditarik kesimpulan, walaupun

kesimpulan tersebut masih bersifat sementara, kemudian kesimpulan

yang bersifat sementara tersebut harus ditingkatkan menjadi

kesimpulan yang mantap yang memuat pernyataan yang telah memiliki

landasan yang kuat dari proses analisis data yang dilaksanakan di

dalam penelitian. Simpulan harus bisa dipertanggungjawabkan, oleh

karena itu perlu dilakukan aktivitas pengulangan untuk tujuan

pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat.

Dalam proses analisanya, ketiga komponen tersebut berbentuk

interaksi dengan proses pengumpulan data sebagai proses siklus. Untuk

lebih jelasnya, proses analisis data dengan model analisis interaktif Miles

dan Huberman ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 61: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Gambar 3.1

Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman

(Sumber: H.B. Sutopo, 2002: 96)

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penarikan Simpulan/

Verifikasi

Sajian Data

Page 62: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Kota Surakarta

1. Letak Geografi

Kota Surakarta sering disebut Kota Solo, secara astronomis terletak

antara 110°45’15”-110°45’35” Bujur Timur dan 7°36’00”-7°56’00”

Lintang Selatan, dengan luas daerah ± 4.404,0593 Ha. Kota Surakarta

merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-

kota lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta. Secara geografis

wilayah Kota Solo terletak diantara Gunung Lawu disebelah timur dan

Merapi sebelah barat dengan ketinggian ± 92 m di atas permukaan laut dan

berada pada pertemuan Sungai Pepe, Jenes dan Bengawan Solo. Posisi

Kota Solo sangat strategis di jalur lalu lintas ekonomi perdagangan

maupun kepariwisataan diantara Yogyakarta – Solo – Semarang, Surabaya

– Bali.

Batas wilayah administratif Kota Surakarta meliputi sebelah utara

Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar, timur Kabupaten

Karangnyar, selatan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar,

sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan

Kabupaten Karanganyar. Luas wilayah administratif kota Surakarta

mencapai 4.404,06 ha sebagian besar telah menjadi lahan permukiman

seluas 2.672,21 ha dan sisanya berturut-turut untuk jasa 428,06 ha,

ekonomi industri dan perdagangan 383,51 ha, ruang terbuka 24 8,29 ha,

Page 63: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

pertanian 210,83 ha dan lain-lain 461,16 ha. Kota Surakarta terbagi dalam

lima kecamatan, yaitu Kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar kliwon,

Jebres dan Banjarsari. Kelima kecamatan tersebut terdiri dari 51 kelurahan

yang masing-masing kecamatan terdiri dari; Kecamatan laweyan 11

kelurahan, Kecamatan Serengan 7 kelurahan, Kecamatan Pasar Kliwon 9

kelurahan, Kecamatan Banjarsari 13 kelurahan, Kecamatan Jebres 11

kelurahan, dan ke-51 kelurahan tersebut terdiri dari 592 RW, 2.645 RT dan

129.380 KK.

2. Kependudukan

Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010 jumlah penduduk Kota

Surakarta 500.642 jiwa, dimana jumlah perempuan lebih banyak dari pada

laki-laki, yaitu 257.279 perempuan dan 243.363 laki-laki. Kecamatan

Banjarsari merupakan kecamatan yang paling banyak jumlah

penduduknya, yaitu sebanyak 157.438 jiwa (31,45%). Kemudian disusul

Kecamatan Jebres sebanyak 27,9 persen dari total penduduk atau 138.624

jiwa. Jumlah penduduk Kecamatan laweyan dan Pasar Kliwon berturut-

turut yaitu 86.315 dan 74.145 jiwa. Sedangkan Kecamatan dengan jumlah

penduduk paling sedikit yaitu Serengan sejumlah 44.120 jiwa dengan

persentase 8,81 persen dari jumlah keseluruhan penduduk.

Dengan luas wilayah hanya sebesar 44,03 km2

membuat tingkat

kepadatan penduduk sangat tinggi, bahkan tertinggi di Jawa tengah yaitu

11.370 jiwa/km2. Hal tersebut menuntut pemerintah dalam penyediaan

sarana dan prasarana yang memadai bagi penduduk Kota Surakarta, belum

Page 64: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

lagi adanya kaum commuters yang jumlahnya tidak kalah banyak. Laju

pertumbuhan Kota Surakarta selama periode tahun 2000-2010 mengalami

penurunan yang signifikan yaitu 0,25 persen jauh dibawah angka laju

petumbuhan Jawa Tengah yaitu 0,46 persen.

3. Potensi Wilayah

Kota Surakarta merupakan kota budaya di Jawa Tengah dengan

mengusung slogan “Solo The Spirit Of Java“ yang menjadi trend setter

kota / kabupaten lain terutama di bidang ekonomi dan budaya. Meskipun

luas wilayahnya tidak begitu besar dan Sumber Daya Alamnya (SDM)

tidak melimpah namun Kota Solo mempunyai potensi yang luar biasa.

Dengan memanfaatkan semua kelebihan yang ada di dalamnya, Surakarta

mampu menyerap perhatian daerah lain bahkan mancanegara.

Keraton, batik dan Pasar Klewer adalah tiga hal yang menjadi simbol

identitas Kota Surakarta. Eksistensi Keraton Kasunanan Surakarta

Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran menjadikan Solo sebagai poros,

sejarah, seni dan budaya yang memiliki nilai jual. Seni dan pembatikan

Solo menjadi pusat batik di Indonesia. Apalagi setelah resmi dibuka

Kampung Batik Laweyan menjadi ikon area penuh dengan wisata batik

dari proses pembuatanya sampai penjualannya. Pariwisata dan

perdagangan tidak bisa dipisahkan, keduanya saling mendukung

meningkatkan sektor ekonomi.

Berbeda dengan kegiatan perdagangan, sektor pertanian kurang bisa

diandalkan, kebutuhan pokok seperti beras, sayur - sayuran dan bahan

Page 65: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

dasar protein harus bergantung daerah lain karena keterbatasan lahan.

Secara kumulatif, sektor tersier yang terdiri dari usaha perdagangan, hotel,

dan restoran, angkutan, dan komunikasi serta jasa. Terdapat beberapa

industri pengolahan yang didominasi oleh industri rumah tangga,

kebanyakan industri bergerak dalam bidang pembuatan batik dan pakaian

jadi yang hasilnya mencapai pasar internasional.

B. Gambaran umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kota

Surakarta

Dinas pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Kota

Surakarta sesuai dengan Perda Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta dan ditindaklanjuti

dengan Peraturan Walikota Nomor 24 tahun 2008 tentang Penjabaran

Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Kota Surakarta.

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang

pendapatan, pengelolaan keuangan, dan aset. Melaksanakan tugas pokok

tersebut, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai

fungsi sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas

b. Penyusuhan rencana program, pengendalian, evaluasi dan

pelaporan

Page 66: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

c. Penyelenggaraan pendaftaran dan pendataan wajib pajak

dan wajib retribusi

d. Pelaksanaan perhitungan, penetapan dan angsuran pajak

dan retribusi

e. Pengelolaan dan pembukuan penerimaan pajak dan

retribusi serta pendapatan lain

f. Pelaksanaan penagihan atas keterlambatan pajak, retribusi

dan pendapatan lain

g. Penyelenggaraan pengelolaan anggaran, perbendaharaan

dan akuntansi

h. Pengelolaan asset barang daerah

i. Penyiapan penyusunan, perubahan dan perhitungan

anggaran pendapatan dan belanja daerah

j. Penyelenggaraan administrasi keuangan daerah

k. Penyelenggaraan sosialisasi

l. Pembinaan jabatan fungsional

m. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

1. Susunan Organisasi DPPKA Surakarta

Sesuai dengan Perda Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta Bagian

Keempat belas Pasal 35, Susunan Organisasi Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah sebagai berikut :

a. Kepala.

Page 67: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

b. Sekretariat, membawahkan :

1. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

2. Subbagian Keuangan

3. Subbagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi,

membawahkan :

1. Seksi Pendaftaran dan Pendataan

2. Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data.

d. Bidang Penetapan, membawahkan :

1. Seksi Perhitungan

2. Seksi Penerbitan Surat Ketetapan.

e. Bidang Penagihan, membawahkan :

1. Seksi Penagihan dan Keberatan

2. Seksi Pengelolaan Penerimaan Sumber Pendapatan

Lain.

f. Bidang Anggaran, membawahkan :

1. Seksi Anggaran I

2. Seksi Anggaran II.

g. Bidang Perbendaharaan, membawahkan ;

1. Seksi Pembendaharaan I

2. Seksi Perbendaharaan II.

h. Bidang Akuntansi, membawahkan :

1. Seksi Akuntansi I

Page 68: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

2. Seksi Akuntansi II.

i. Bidang Asset, membawahkan :

1. Seksi Perencanaan Asset

2. Seksi Pengelolaan Asset.

j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

k. Kelompok Jabatan Fungsional.

Kepada Dinas memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

tersebut diatas membawahkan :

a. Sekretariat

b. Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi

c. Bidang Penetapan

d. Bidang Penagihan

e. Bidang Anggaran

f. Bidang Perbendaharaan

g. Bidang Akuntansi

h. Bidang Aset

i. Bidang UPTD

j. Kelompok Jabatan Fungsional (Peraturan Daerah No 6 Tahun

2008)

Uraian Tugas Jabatan

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan

kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasikan penyelenggaraan tugas

Page 69: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang

perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian.

Tugas yang dilaksanakan tersebut diatas, sekretariat mempunyai

fungsi sebagai berikut :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,

pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan

admisnistrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi

dan pelaporan.

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,

pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan

administrasi dan pelaksanaan di bidang keuangan.

c. Penyiapan bahan perumus kebijakan teknis, pembinaan,

pemgkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu,

pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang umum dan

kepegawaian

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bidang pendaftaran, pendataan dan dokumentasi mempunyai tugas

pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pendaftaran, pendataan, dokumentasi dan

pengolahan data. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud dalam pasal 12. Bidang Pendaftaran, Pendataan, dan

Dokumentasi mempunyai fungsi :

Page 70: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pendaftaran dan pendataan.

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang dokumentasi dan pengolahan data.

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang

perhitungan dan penerbitan surat ketetapan. Untuk melaksanakan tugas

pokok sebagaimana dimaksud dalam pasal 17, Bidang Penetapan

mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang perhitungan.

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang penerbitan/surat ketetapan.

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan perumus

kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penagihan,

keberatan dan pengelolaan penerimaan sumber pendapatan lain. Untuk

melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam pasal 22, Bidang

Penagihan mempunyai fungsi :

Page 71: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang penagihan dan keberatan.

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pengelolaan penerimaan sumber pendapatan

lain.

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang

perencanaan, pengelolaan dan pengendalian anggaran pendapatan, belanja

dan pembiayaan daerah dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan APBD

dan perubahan APBD. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud dalam pasal 27, Bidang Anggaran mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang anggaran I

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang anggaran II

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bidang perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang

pengelolaan perbendaharaan I dan II. Untuk melaksanakan tugas pokok

Page 72: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

sebagaiman dimaksud dalam pasal 32, Bidang Perbendaharaan

mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumus kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pengelolaan perbendaharaan I

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pengelolaan perbendaharaan II

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Akuntansi mempunyai tugas pokok melaksanakan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang

penyelenggaraan tata akuntansi keuangan daerah pada tingkat Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan penyusunan laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kota Surakarta. Untuk

melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam pasal 37, Bidang

Akuntansi mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang akuntansi I

b. Penyiapan bahan perumus kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang akuntansi II

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Aset mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan

kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perencanaan aset

Page 73: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

dan pengelolaan aset. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 42, Bidang aset mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang perencanaan aset.

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang pengelolaan aset.

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan

Jabatan Fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai fungsi

:

a. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga

fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan

bidang keahliannya.

b. Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja.

c. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

d. Pembinaan terhadap Pejabat Fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. (Peraturan Walikota No. 24 Tahun 2008)

Page 74: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar struktur organisasi

sebagai berikut :

Page 75: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kota Surakarta

Sumber:DPPKA Kota Surakarta

Page 76: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

2. Kepegawaian Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Kota Surakarta

Pegawai merupakan unsur yang terpenting bagi pelaksanaan

kegiatan dalam rangka mencapai tujuan. Dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota

Surakarta di dukung oleh 139 pegawai, seperti yang tertera pada tabel di

bawah ini :

Tabel 4.1

Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

DPPKA Kota Surakarta

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 88

2 Perempuan 51

Jumlah 139

(Sumber : DPPKA Kota Surakarta)

Berdasarkan pada tabel di atas dapat di ketahui bahwa keseluruhan

pegawai pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota

Surakarta berjumlah 139 pegawai, dengan rincian pegawai laki-laki

sebanyak 88 orang dan pegawai perempuan sebanyak 51 orang. Jumlah

pegawai tersebut sudah termasuk pegawai yang terdapat pada UPTD yang

tersebar di Kota Surakarta yang berjumlah 5 UPTD Pajak Daerah yang

terdiri dari UPTD Banjarsari, Laweyan, Pasar Kliwon, Serengan dan

Jebres.

Page 77: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 4.2

Pegawai Menurut Kepangkatan

DPPKA Kota Surakarta

Golongan Pangkat

Jumlah a b C d

IV 13 1 1 - 15

III 13 32 16 19 80

II 6 27 4 4 41

I 2 1 - - 3

(Sumber : DPPKA Kota Surakarta)

Keterangan :

IV/c : Pembina Utama Muda III/a : Penata Muda

IV/b : Pembina Tingkat 1 II/c : Pengatur

IV/a : Pembina II/b : Pengatur Muda Tingkat I

III/d : Penata Tingkat I II/a : Pengatur Muda

III/c : Penata I/b : Juru Tingkat I

III/b : Penata Muda Tingkat I I/a : Juru

Dari tabel di atas dapat di kethui bahwa golongan jabatan yang

terbanyak pada pegawai DPPKA Kota Surakarta adalah golongan III/b

yaitu sebanyak 32 orang. Sedangkan untuk golongan tertinggi adalah

golongan IV/c yaitu sebanyak 1 orang pegawai. Untuk melihat tingkat

pendidikan formal yang telah ditempuh oleh pagawai Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta terbagi dalam jenjang

pendidikan seperti tabel berikut :

Page 78: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tabel 4.3

Klasifikasi Pegawai Negeri Sipil

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Tahun 2012

No Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai Prosentase (%)

1 Tamat S2 21 15,10

2 Tamat S1 58 41,73

3 Tamat D3 3 2,16

4 Tamat SMA 53 38,13

5 Tamat SMP 1 0,72

6 Tamat SD 3 2,16

Jumlah 139 100

(Sumber : DPPKA Kota Surakarta)

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui tingkat

pendidikan formal yang terbanyak pada pegawai DPPKA Kota Surakarta

adalah tamat S1 sebanyak 58 orang pegawai atau 41,73%. Sedangkan

tingkat tingkat pendidikan formal yang paling sedikit adalah tamat SMP

yaitu sebanyak 1 orang pegawai atau dengan presentase 0,72%.

Page 79: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Tabel 4.4

Klasifikasi Pegawai Negeri Sipil

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Berdasarkan Bidang Tugasnya Tahun 2012

No Bidang Tugas Jumlah

1 Kepala Dinas 1

2 Sekretariat 28

3 Bidang Dafda dan Dokumentasi 11

4 Bidang Penetapan 6

5 Bidang Penagihan 11

6 Bidang Anggaran 8

7 Bidang Perbendaharaan 16

8 Bidang Akuntansi 9

9 Bidang Aset 7

10 UPTD Banjarsari 11

11 UPTD Pasar Kliwon 8

12 UPTD Laweyan 8

13 UPTD Serengan 6

14 UPTD Jebres 9

Jumlah 139

(Sumber : DPPKA Kota Surakarta)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa jumlah

pegawai terbanyak yaitu pegawai pada Bidang Sekretariat yaitu berjumlah

28 orang pegawai.

3. Deskripsi Hotel Di Surakarta

Kota Surakarta adalah kota dengan luas wilayah yang tidak begitu

besar namun terdapat banyak hotel yang dibangun di Kota Surakarta ini.

Maraknya kegiatan atau event-event yang dihelat di Kota Solo, membuat

pembangunan hotel baru di kota ini tumbuh subur. Dari data yang didapat

Page 80: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

dari DPPKA masih ada hotel yang berada di Solo yang segera beroperasi.

Pesatnya pertumbuhan ekonomi di Kota Solo ini menarik para investor

untuk mendirikan hotel, sehingga dalam beberapa tahun kedepan jumlah

hotel berbintang di Kota Bengawan ini akan terus bertambah. Hal ini tidak

terlepas dari prospek Kota Solo yang cerah untuk dikunjungi wisatawan.

Selain itu, Solo juga menjadi tempat yang aman untuk menggelar berbagai

macam pertemuan berskala nasional maupun internasional. Berikut daftar

wajib pajak hotel di Kota Surakarta :

Tabel 4.5

Wajib Pajak Hotel Di Surakarta Tahun 2011

No Kelas Nama Wajib Pajak

(Hotel)

Alamat

1 Bintang IV Sunan Hotel

Solo Paragom Hotel &

Resident

Novotel Hotel

Sahid Raya Solo Hotel

Sahid Kusuma Hotel

Best Western Premier

Hotel

JL. A Yani

JL. Dr. Sutomo

JL. Slamet Riyadi 272

JL. Gajahmada 82

JL. Sugiyopranoto 20

JL. Slamet Riyadi 8

2 Bintang III Riyadi Palace Hotel

Solo Inn Indonesia Hotel

Ibis Hotel

Agas Hotel

JL. Slamet Riyadi

JL. Slamet Riyadi 366

JL. Gajahmada 23

JL. Dr. Muwardi 44

3 Bintang II Dana Hotel

Lampion Hotel

Hotel Asia

Kusuma Kartika Sari

Hotel

Indah Palace Hotel

JL. Slamet Riyadi

JL. Dr. Rajiman 289

JL. Monginsidi 1

JL. Ir. Sutami 63

JL. Veteran 284

4 Bintang I Diamond Hotel

Sanashtri Hotel

Grand Orchid Hotel

Indah Jaya Hotel

Grand Setia Kawan

Hotel

JL. Slamet Riyadi 392

JL. Sutowijoyo 45

JL. Gajahmada 29

JL. Hasanudin 116

JL. A. Yani 290

5 Melati III Sinar Indah Hotel

Karya Sari Hotel

JL. Adi Sucipto 77

JL. A. Yani 387

Page 81: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Wijaya Kusuma Hotel

Griya Kencana Hotel

Putri Sari Hotel

Arini Hotel

Mangkuyudan Hotel

Hotel Baron Indah

Kusuma Hotel

Mulia Baru Hotel

Atina Graha Hotel

Trihadi Hotel

Seribu Hotel

Mawar Indria Hotel

Sekar Ayu Hotel

Permata Sari Hotel

Triyadi Hotel

Graha Indah Hotel

Mawar Indah Hotel

Gurita Hotel

Live Persada Hotel

Beteng Jaya Hotel

Wisata Indah Hotel

JL. Dr. Rajiman 677

JL. Latar Ireng 22

JL. Slamet Riyadi 384

JL. Slamet Riyadi 361

JL. Mangkuyudan

JL. Dr. Rajiman 392

JL. Dr. Rajiman 374

JL. K Ahmad Dahlan

JL. Bangka 30

JL. Monginsidi 30

JL. R Saleh

JL. Monginsidi

JL. Dr. Setiabudi 79

JL. Setiabudi 40

JL. Tirtonadi 20

JL. Setiabudi 39

JL. Cinderejo 1

JL. Setiabudi 32

JL. Kentingan

JL. Kyai Gede 24

JL. Slamet Riyadi 173

6 Kelas Melati II Solo Barat Hotel

Pajang Indah Hotel

Mandala Wisata Hotel

Wiryomartono Hotel

Hotel Anugerah Palace

Suka Marem II Hotel

Puspita Baru I Hotel

Wisma Brani Hotel

Fortuna Hotel

Nirwana Hotel

Wisnu Hotel

Gajahmada Hotel

Wismantara Hotel

New Kaloka Hotel

Rio Hotel

Jayakarta Hotel

Arjuna Hotel

Sido kabul Hotel

Kusuma Sari Indah Hotel

Jaya Jati Baru Hotel

Madu Asri Hotel

Jati Indah Hotel

Wijaya Hotel

Karya Sejati Hotel

JL. Adi Sucipto 165

JL. Jaka Tingkir RT 2

JL. P. Kemerdekaan

JL. K.H. Agus Salim

JL. Slamet Riyadi 293

JL. Dr. Sutomo 11

JL. Dr. Rajiman 404

JL. Setiaki 7

JL. Ronggowarsito 72

JL. Ronggowarsito 59

JL. Dr. Sutomo

JL. Gajahmada 134

JL. R.M Said 91

JL. Gajahmada 77

JL. Pringgading 15

JL. Monginsidi 106

JL. Margorejo Kulon

JL. Kestalan

JL. Kestalan

JL. AR Saleh

JL. Kestalan

JL. Kestalan

JL. R.M Said 268

JL. A. Yani

Page 82: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Madu Asri 2 Hotel

Sasana Krida Kusuma

Hotel

Kencana Asri Hotel

Atina Hotel

Cinde Wungu Hotel

Surya Hotel

Tirtonadi Permai Hotel

Si Cantik Baru Hotel

Prasasti Hotel

Trio Hotel

Bintang Hotel

Mawar Melati Hotel

Nasional Hotel

Trisari Hotel

Kota Hotel

Widia Griya Hotel

Matahari Hotel

JL. A. Yani

JL. Menteri Supeno

JL. Cinderejo Lor

JL. Dr. Setiabudi 43

JL. Jalak

JL. Setiabudi 17

JL. Tagore 6

JL. Adi Sumarmo 30

JL. Letjen Suprapto

JL. Urip Sumoharjo 25

JL. Ir Sutami 104

JL. Imam Bonjol 52

JL. Arifin 20

JL. AM Sangaji 4

JL. Slamet Riyadi

JL. Singosaren Utara

JL. Gandekan Kiwo 8

7 Kelas Melati I Mekar Sari Hotel

Banon Cinawi Hotel

Rahayu Hotel

Hotel Kinasih

Laweyan Hotel

Roemahku Hotel

Puspita Hotel

Tiara Puspita hotel

De Solo Hotel

Solo Tiara Hotel

Puspa Jaya Hotel

Keprabon Hotel

Central Hotel

Moro Seneng hotel

Istana Griya 2 Hotel

Hotel Omah Sinten

Setia Kawan hotel

Rumah Turi Hotel

D.S Hotel

Aida Hotel

Sapta hotel

Agung Hotel

Yoga Hotel

Pojok Hotel

Widodo Hotel

Jaya Jati A hotel

JL. Slamet Riyadi 530

JL. A Yani

JL. Sidomukti Timur

JL, Nitik 5B

JL. Dr. Rajiman 468

JL. Dr. Rajiman Bumi

JL. Dr. Rajiman 404

JL. Dr. Rajiman 404 C

JL. Dr. Sutomo

JL. Kebangkitan

Nasional

JL. Puspa Jaya

JL. K. Ahmad Dahlan

JL. K. Ahmad Dahlan

JL. K. Ahmad Dahlan

JL. Imam Bonjol 35

JL. Diponegoro 34

JL. Kestalan

JL. Sri Gading

JL. Jageran

JL. RM said 75

JL. Gajahmada 170

JL. Gajahmada 131

JL. Kestalan 3

JL. AR Saleh

JL. AR Saleh

JL. AR Saleh

Page 83: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Sidorejo Hotel

Sinar Dhady Hotel

Sri Rejeki Hotel

Trimo Mayar Hotel

Pondok Baru Hotel

Mulya Jaya Hotel

Hotel Karya Mulya

Solo Indah Hotel

Karya Jaya hotel

Avita sari Hotel

Karya Mukti Hotel

Wahyu Hotel

Karya Putra Pondok

Hotel

Karya Asih Hotel

Mutiara Hotel

Karya Mandiri Hotel

Karya Indah hotel

Karya Putri Hotel

Aries Hotel

JL. Kestalan

JL. Kestalan

JL. Nusa Indah

JL. Markoni

JL. Kestalan

JL. Kestalan

JL. Kestalan

JL. Tirtonadi 20

JL. Cinderejo

JL. Bido

JL. Merak 1

JL. Tirtonadi 26

JL. Cinderejo

JL. Merak

JL. Tirtonadi

JL. Merak

JL. Rejosari

JL. Merak

Jl. Setiabudi 38

(Sumber : DPPKA Kota Surakarta)

Dari data tersebut diatas dapat diketahui bahwa jumlah hotel di

Kota Surakarta terbagi menjadi beberapa kelas yaitu hotel bintang dan

hotel melati. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dengan tabel dibawah ini :

Tabel 4.6

Jumlah Hotel Di Kota Surakarta 2011

No Kelas Jumlah

1 Hotel Bintang IV 6

2 Hotel Bintang III 4

3 Hotel Bintang II 5

4 Hotel Bintang I 5

5 Hotel Melati III 23

6 Hotel Melati II 41

7 Hotel Melati I 45

Jumlah 129

(Sumber : DPPKA Kota Surakarta)

Dari data tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa jumlah wajib

pajak hotel dari kelas hotel melati menempati jumlah yang lebih tinggi jika

Page 84: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

dibandingkan dengan jumlah hotel kelas bintang, jumlah hotel melati di

Surakarta secara keseluruhan baik melati I, II dan III adalah berjumlah 109

sedangkan hotel bintang berjumlah 20 hotel. Jadi total keseluruhan hotel di

Kota Surakarta adalah berjumlah 129 hotel.

Berikut pengklasifikasian hotel berdasarkan bintang dan

bagaimana menentukan apakah sebuah hotel layak disebut sebagai hotel

bintang V, IV, III, II dan bintang I atau hotel kelas melati baik melati III,

II dan melati I.

1. Untuk Hotel Berbintang

Kriteria penggolongannya didasarkan pada persyaratan dasar dan penilaian

teknis operasional. Persyaratan dasar yang meliputi : perijinan

(persetujuan prinsip, ijin usaha). Dan persyaratan teknis yang meliputi :

unsur fisik, unsur pengelolaan, unsur pelayanan, penetapan penilaian

golongan kelas hotel bintang dilakukan dengan penggabungan dari nilai

persyaratan dasar dan persyaratan teknis. Penilaian penggolongan hotel

bintang ini dilaksanakan oleh PHRI (Perkumpulan Hotel dan Restoran

Indonesia).

2. Untuk Hotel Melati

Penggolongan hotel melati ditentukan oleh jumlah kamar :

a. Hotel melati I : jumlah kamar minimal 5 buah

b. Hotel melati II : jumlah kamar minimal 10 buah

c. Hotel melati III : jumlah kamar minimal 15 buah

Page 85: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Kriteria penggolongan meliputi : Persyaratan dasar yang meliputi

(ijin prinsip dan ijin usaha). Dan persyaratan teknis yang meliputi : lokasi

dan lingkungan, taman, tempat parkir, bangunan, kamar tamu, lobby,

telepon umum, toilet umum, ruangan yang disewakan, front office, kantor

pelayanan hotel, ruamg lena, ruang binatu, ruang operasional, gedung dan

fasilitas karyawan. (http// klasifikasi hotel berdasakan bintang)

C. Tata cara Pemungutan Pajak Hotel

Saat ini banyak sekali pengusaha-pengusaha yang berbisnis dibidang jasa

penginapan, walaupun dengan modal yang tidak sedikit, karena memang bisnis

dibidang ini memerlukan dana yang cukup besar. Pajak hotel adalah pajak atas

pelayanan hotel. Pengenaan pajak hotel tidak mutlak ada pada seluruh daerah

kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan

yang diberikan oleh pemerintah kabupaten atau kota untuk mengenakan atau tidak

mengenakan suatu jenis pajak kabupaten/kota. Olehkarena itu, untuk dapat

dipungut pada suatu daerah atau kota, Pemerintah Daerah harus terlebih dahulu

menerbitkan Peraturan Daerah tentang Pajak Hotel. Pajak hotel dilaksanakan

dengan mendasarkan pada Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 28 tahun 2009. Yang kemudian di implementasikan oleh pemerintah

daerah masing-masing. Untuk peraturan daerah di Kota Surakarta yang mengatur

tentang pajak hotel adalah Perda Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah.

Perda tentang pajak daerah ini relatif masih baru.

Page 86: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Setiap pengusaha hotel wajib menghitung, memperhitungkan, membayar

dan melaporkan sendiri Pajak Hotel yang terutang dengan menggunakan SPTPD

(Surat Pemberitahuan Pajak Daerah). Ketentuan ini menunjukkan sistem

pemungutan Pajak Hotel dan dasarnya merupakan self assessment, yaitu wajib

pajak diberikan kepercayaan penuh untuk menghitung, memperhitungkan,

membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. Jumlah wajib pajak

terutang ditetapkan dengan menerbitkan SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah).

SKPD harus dilunasi oleh wajib pajak paling lama tiga puluh hari sejak

diterimanya SKPD oleh wajib pajak atau jangka waktu lain yang ditetapkan oleh

bupati atau walikota. Apabila setelah lewat waktu yang ditentukan wajib pajak

tidak atau kurang membayar pajak terutang dalam SKPD, wajib pajak dikenakan

sanksi administratif berupa bunga sebesar dua persen (2%) sebulan dan ditagih

dengan menerbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah ( STPD).

Gambar 4.2

Alur pembayaran pajak hotel

Sumber : DPPKA Kota Surakarta

Penjelasan singkat dari alur tersebut diatas adalah wajib pajak disini

merupakan pengelola atau pun pengusaha hotel datang ke DPPKA, kemudian

mengisi blangko karena pemungutan pajak hotel ini menggunakan sistem self

Wajib pajak datang

ke DPPKA

Wajib pajak

mengisi blangko

SPTPD Pajak Hotel

dan menentukan

sendiri jumlah

pajak terutangnya

Menyetor pajak

terutang ke kas

daerah melalui

DPPKA sebagai

pengelola

Page 87: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

assasment maka pajak terutangnya ditentukan sendiri oleh wajib pajak, jadi self

assesment diharapkan akan memberikan keleluasaan dan kepercayaan kepada

Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan

sendiri besarnya pajak yang terhutang, sistem ini membutuhkan administrasi pajak

yang baik, rapi, terkendali, sederhana dan mudah dipahami oleh wajib pajak

karena baik objek, dasar pengenaan maupun tarif pajaknya sudah jelas. Berikut

contoh blangko SPTPD Pajak Hotel :

Gambar 4.3

Blangko SPTPD Pajak Hotel

Page 88: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Blangko tersebut di isi sendiri oleh wajib pajak hotel, jadi wajib pajak

hotel dapat menghitung pajak terutangnya sendiri, maka diperlukan kejujuran dari

wajib pajak.

Tatacara pelaksanaan pembayaran dan pemungutan pajak berdasarkan

Peraturan Daerah No 4 Tahun 2011 adalah sebagai berikut :

a. Pemungutan pajak dilarang diborongkan, yang dimaksud dengan

pemungutan pajak tidak dapat diborongkan adalah tidak dapat

dikerjasamakan dengan pihak ketiga/lain yaitu kegiatan penghitungan

besarnya pajak yang terutang, kegiatan pengawasan, penyetoran pajak dan

penagihan.

b. Setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan

penetapan Walikota atau dibayar sendiri oleh wajib pajak berdasarkan

peraturan perundang-undangan. Ketentuan ini mengatur tata cara

pengenaan pajak yaitu ditetapkan oleh walikota atau dibayar sendiri oleh

wajib pajak. Cara pertama, pajak dibayar sendiri oleh wajib pajak setelah

terlebih dahulu ditetapkan oleh walikota melalui SKPD (Surat Ketetapan

Pajak Daerah) atau dokumen lain yang dipersamakan. Cara kedua, pajak

dibayar sendiri adalah pengenaan yang memberikan kepercayaan kepada

wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan

melaporkan sendiri pajak yang terutang dengan menggunakan SPTPD

(Surat Pemberitahuan Pajak Daerah).

Page 89: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

c. Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan

Walikota dibayar dengan menggunakan SKPD (Surat Ketetapan Pajak

Daerah) atau dokumen lain yang dipersamakan.

d. Dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis dan nota perhitungan

e. Wajib pajak yang yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar

dengan menggunakan SPTPD/SKPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah

/Surat ketetapan Pajak Daerah), SKPDKB dan/atau SKPDKBT (Surat

Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar/ (Surat Ketetapan Pajak Daerah

Kurang Bayar Tambahan). Wajib pajak yang memenuhi kewajibannya

dengan cara membayar sendiri diwajibkan melaporkan pajak yang terutang

dengan menggunakan SPTPD. Jika wajib pajak yang diberi kepercayaan

menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak

yang terutang tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana mestinya, dapat

diterbitkan SKPDKB, dan/atau SKPDKBT yang menjadi sarana

penagihan.

Mengenai tatacara pemungutan pajak hotel, sesuai dengan Perda No 4

tahun 2011 tersebut dijelaskan mengenai tatacara pembayaran pajak hotel oleh

wajib pajak, dengan menggunakan self assassement, dengan menggunakan self

assassment ini wajib pajak datang sendiri ke dinas untuk membayarkan jumlah

besaran pajak yang terutang, hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Sinto Retno

Wandyastuti. SE. MM selaku Kasi Dokumentasi dan pengolahan data sebagai

berikut :

“untuk tatacara pemungutan sudah diatur dalam perda no 4 tahun 2011,

bahwa dalam perda tersebut tertulis wajib pajak datang sendiri untuk

Page 90: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

membayarkan pajak yang terutang. Dengan menggunakan sistem self

assessment jadi wajib pajak juga memperhitungkan sendiri pajak terutang

nya, di sini mengisi blangko dan kemudian menyetorkan pajaknya. Dan

sesuai perda juga dibayarkan paling lambat tanggal 10, apabila terlambat

dikenai denda administrasi sebesar 2%” (wawancara 18 April 2012)

Pernyataan tersebut di atas dibenarkan oleh Bapak Budi Waluyo selaku

Staf Laweyan Hotel sebagai berikut :

“ya kita ada petugas yang ke dinas, setelah itu kita mengisi blangko ya

seperti itu, tanpa ada pihak ketiga. Pembayaran pajak itu paling lambat

tanggal 10 di tiap bulannya, jadi sebelum tanggal 10 di usahakan sudah

membayar pajak hotel tersebut, biasanya kita membayar pada tanggal 7,

nanti kalau lebih dari tanggal 10 dikenai denda administrasi sebesar 2%

dari jumlah pajak yang akan dibayar” (wawancara 26 Juni 2012)

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa tatacara pemungutan

pajak sudah sesuai dengan perda yang ada, yaitu tidak melalui pihak ketiga atau

diborongkan. Para wajib pajak datang sendiri dan mengisi SPTPD, serta

menghitung sendiri pajak terutangnya. Pajak tersebut dibayarkan paling lambat

tanggal 10 di setiap bulannya, apabila wajib pajak mengalami keterlambatan

dalam pembayaran, pembayaran pajak tersebut dilakukan setelah lewat waktu

yang telah ditentukan, maka akan dikenai sanksi administrasi berupa bunga

sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dihitung dari pajak hotel tang terutang

dengan menerbitkan STPD (Surat Tagihan Pajak Daerah).

Dalam Perda No 4 Tahun 2011 pada Bab XXV pasal 78 ayat 1 dan 2

mengatur tentang ketentuan pidana, ayat tersebut adalah :

a. Wajib pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD

atau mengisi dengan benar atau tidak lengkap atau melampirkan

keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah

dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau

Page 91: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

pidana denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak yang terutang

yang tidak atau kurang bayar.

b. Wajib pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau

mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan

keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah

dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau

pidana denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang

tidak atau kurang bayar.

Aturan dalam pengisian SPTPD sudah jelas diatur oleh Perda Kota

Surakarta tersebut, apabila ditemui pelanggaran-pelanggaran maka upaya

penegakan perda diperlukan. Apabila pengisian SPTPD ini tidak benar akan

merugikan keuangan daerah.

D. Langkah-Langkah Mengoptimalkan Pajak Hotel

Pajak hotel merupakan salah satu sumber dari pendapatan asli daerah

(PAD). Pajak hotel memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah kota

Surakarta yang dapat diandalkan sebagai penunjang peningkatan pendapatan asli

daerah, pajak hotel harus digali semaksimal mungkin agar potensi dari pajak hotel

itu sendiri dapat dikelola dengan baik. Walaupun pendapatan dari pajak hotel

tidak merupakan yang paling utama namun penerimaan dari pajak ini tiap tahun

terus meningkat. Maka dari itu Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

(DPPKA) sebagai instansi yang berwenang dalam pengelolaan kekayaan daerah

serta bertanggung jawab dalam mengoptimalkan penerimaan pajak hotel tersebut.

Mengoptimalkan penerimaan yang bersumber dari pajak hotel tersebut

Page 92: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

dilaksanakan dengan kegiatan yang bersifat rutinitas diharapkan dapat mengatasi

berbagai hambatan dan mendorong peningkatan pajak daerah sebagai sumber

pendapatan asli daerah. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian

yang telah dilakukan mengenai langkah-langkah mengoptimalkan penerimaan

pajak hotel, langkah ini difokuskan pada sosialisasi, audit dan yustisi yang

dilakukan oleh DPPKA Kota Surakarta serta faktor-faktor yang menghambat

maupun yang mendukung.

1. Pelaksanaan Sosialisasi

Mengakomodasi pelaksanaan atau implementasi pembayaran pajak daerah,

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kota Surakarta, menggelar

sosialisasi pajak daerah. Kegiatan yang diikuti para pengusaha hotel, restoran dan

tempat-tempat hiburan ini bertujuan mendorong peningkatan pajak daerah.

Mengadakan sosialisasi pajak merupakan salah satu strategi yang terpenting

dalam memasyarakatkan pengetahuan dan peran penting pajak. Jadi Sosialisasi

dalam hubungan nya dengan pajak atau sosialisasi perpajakan adalah suatu

kegiatan yang bertujuan untuk memasyarakatkan peraturan-peraturan tentang

pajak daerah yang berlaku di suatu daerah tertentu. Jadi di setiap daerah

kabupaten/kota mempunyai aturan-aturan sendiri yang mengatur sosialisasi.

Pemerintah mencanangkan sosialisai pajak dengan tujuan meningkatkan

kesadaran dan ketaatan masyarakat tentang akan pentingnya pajak bagi

pembangunan daerah.

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

melakukan sosialisasi kepada wajib pajak. Dalam sosialisasi tersebut disampaikan

Page 93: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

hal-hal yang berkaitan tentang pajak hotel. Sosialisasi tidak dilakukan secara rutin

akan tetapi dilakukan jika sewaktu-waktu ada perubahan ketetapan. Tapi bagi

wajib pajak yang baru itu tetap ada sosialisasinya. Seperti pernyataan Ibu Maya

Pramita. SH. M.Hum selaku Kepala Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan

Pelaporan berikut ini :

“Bahwa untuk sosialisasi tentang pajak hotel ini, kita lakukan apabila ada

perubahan ketetapan dan apabila ada wajib pajak baru, pasti kita adakan

sosialisasi. Kalau di hitung frekuensi dalam setahun, kita bisa mengadakan

sosialisasi 3 kali dalam setahun ya” (wawancara 11 April 2012)

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Drs. AG Agung Hedratno M.Si

selaku Kepala Bidang Dafda dan Dokumentasi berikut ini :

“Berkaitan dengan sosialisasi kebetulan perda kita baru ya yaitu perda no

4 tahun 2011, selain kita memberikan sosialisasi kita juga memberika

penjelasan mengenai perda baru yang berlaku yang berkaitan dengan pajak

daerah, disitu ada aturan yang mengatur pajak hotel, kemudian berkaitan

dengan ketentuan besarnya tarif. Sosialisasi dilakukan ya paling tidak 2-3

kali dalam setahun” (wawancara 18 April 2012).

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa sosialisasi sangat penting,

karena dengan adanya sosialisasi wajib pajak khususnya wajib pajak hotel bisa

memahami peraturan-peraturan baru yang berlaku. Pada saat melakukan

sosialisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset mengundang

seluruh wajib pajak hotel yang ada di Kota Surakarta untuk memberikan

penjelasan Perda tentang pajak hotel. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Bapak Drs. AG Agung Hendratno M.Si selaku Kepala Bidang Dafda dan

Dokumentasi berikut ini :

“sosialisasi masalah pajak hotel ini kita mengundang para pengusaha hotel

yang berada di wilayah Surakarta, kita undang ke DPPKA untuk di berikan

sosialisasi” (wawancara 18 April 2012).

Page 94: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Sosialisasi dengan mengundang wajib pajak juga diungkapkan oleh Ibu

Maya Pramita. SH. M.Hum selaku Kepala Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan

Pelaporan berikut ini :

“Sosialisasinya ya kita mengundang wajib pajak, kita undang wajib pajak

hotel ke dinas, kita berikan sosialisasi” (wawancara 11 April 2012).

Pernyataan mengenai bagaimana sosialisasi bagi wajib pajak tersebut

dibenarkan oleh pengelolan hotel, seperti pernyataan Bapak Suroso selaku

Accounting Kusuma Kartika Sari Hotel berikut ini :

“mengenai sosialisasi ya memang dinas mengundang pihak hotel untuk

diadakan sosialisasi ya disitu dijelaskan bagaimana ketentuan-ketentuan

terkait pajak hotel, mulai dari tarifnya yang sesuai perda kan 10%.”

(wawancara 21 Juni 2012)

Sosialisasi untuk wajib pajak hotel tidak hanya dengan cara Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset mengundang wajib pajak hotel tetapi

juga dapat dilakukan dengan cara para pegawai DPPKA diundang oleh PHRI

Surakarta (Perkumpulan Hotel dan Restoran Indonesia) pada saat ada

perkumpulan. Seperti pernyataan Ibu Maya Pramita. SH. M.Hum selaku Kepala

Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan berikut ini :

“Namanya sosialisasi bisa saja pada saat perkumpulan, kalau hotel itu

namanya PHRI (Perkumpulan Hotel dan Restoran Indonesia) kalau sedang

ada pertemuan kita diundang, kita terlibat disana, kita memberikan

sosialisasi diperkumpulan tersebut” (wawancara 11 April 2012).

Sosialisasi dengan cara pegawai DPPKA diundang oleh PHRI juga

diungkapkan oleh bapak Drs. AG Agung Hendratno M.Si selaku Kepala Bidang

Dafda dan Dokumentasi berikut ini :

Page 95: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

“Selain kita mengundang wajib pajak, kita juga diundang oleh

perkumpulan wajib pajak hotel ya, namanya PHRI pada saat mereka

mengadakan perkumpulan kita diundang, untuk terlibat dan memberikan

sosialisasi” (wawancara 18 April 2012).

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Suroso selaku Accounting

Kusuma Kartika Sari Hotel berikut ini :

“pengusaha hotel tergabung dalam PHRI, perkumpulan pengusaha hotel,

yang namanya perkumpulan pasti ada saatnya untuk berkumpul dan pada

saat PHRI mengadakan perkumpulan dari pihak PHRI juga dapat

mengundang dinas dalam hal ini adalah Dinas Pendapatan Daerah yang

sekarang ganti nama menjadi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

dan Aset atau DPPKA, pada saat itu sosialisasi juga biasanya dilakukan”

(wawancara 21 Juni 2012)

Dari pernyataan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sosialisasi

dilakukan dengan cara DPPKA Kota Surakarta mengundang wajib pajak hotel,

untuk kemudian diberikan sosialisasi, disini dinas yang mengundang wajib

pajaknya. Namun tidak hanya dengan cara tersebut, para wajib pajak hotel yang

tergabung dalam PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia) pada saat PHRI

mengadakan perkumpulan mereka juga dapat mengundang pagawai dari DPPKA

untuk dapat memberikan sosialisasi terkait pajak hotel. Dengan adanya paguyuban

semacam PHRI ini akan lebih memudahkan bagi kedua belah pihak, sehingga

komunikasi antar pihak hotel itu sendiri dan pihak dinas dapat terjalin dengan

baik.

Selain dengan adanya dua cara tersebut diatas, sosialisasi dapat juga

dilakukan dengan cara menggunakan media seperti melalui tayangan TATV

(televisi lokal di Surakarta), melalui surat edaran, melalui media cetak , dan

melalui baliho atau spanduk-spanduk yang terpasang di tempat-tempat strategis.

Page 96: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Seperti pernyataan bapak Drs. AG Agung Hendratno M.Si selaku Kepala Bidang

Dafda dan Dokumentasi berikut ini :

“Sosialisasi bukan saja kita harus mengundang para wajib pajaknya, tetapi

kita dapat juga memberikan surat edaran dari kepala dinas, kemudian kita

ada kerjasama dengan TATV Surakarta, kita memberikan penjelasan-

penjelasan di televisi dalam acara pajak dan juga dilakukan dengan media

koran” (wawancara 18 April 2012).

Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu Maya Pramita. SH. M.Hum

selaku Kepala Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan berikut ini :

“Kita juga ada kerjasama dengan TATV ya, selain itu sosialisasi juga

dapat dilakukan melalui media cetak, spanduk dan baliho. Surat edaran

kepala dinas pun juga dapat dikatakan sebagai bentuk sosialisasi”

(wawancara 11 April 2012).

Dari pernyataan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sosialisasi dapat

dilakukan dengan berbagai cara tidak hanya dengan mengundang wajib pajak

hotel namun juga dapat dilakukan dengan cara yang lainnya seperti kerjasama

dengan televisi lokal di Surakarta, melalui media cetak seperti koran, juga dapat

dilakukan melalui spanduk-spanduk ataupun baliho yang terpasang ditempat-

tempat strategis. Bahwa sosialisasi sifatnya untuk memberi kejelasan informasi,

memberi pengumuman kepada orang banyak agar orang tersebut yang tadinya

tidak tahu menjadi tahu. Bahwa dengan sosialisasi ini dapat memberikan

pemahaman yang baik teristimewa bagi para wajib pajak (para pengusaha) guna

lebih meningkatkan ekonomi usaha masing-masing yang pada gilirannya

memberikan sumbangsih untuk membangun Kota Surakarta. Berikut contoh

spanduk sosialisasi :

Page 97: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Gambar 4.4

Spanduk sosialisasi pajak

Sumber : DPPKA Kota Surakarta

Sosialisasi bukan saja ditujukan untuk para wajib pajak saja tetapi juga

untuk para petugas pemungut pajak dan pengelola pajak daerah, dalam melakukan

sosialisasi petugas hendaknya sudah menguasai materi yang akan disosialisasikan,

hal ini di karenakan agar pertanyaan dari para wajib pajak dapat terjawab. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Bapak Sunarwan Selaku Staf Dafda dan Dokumentasi

sebagai berikut :

“petugas yang melaksanakan sosialisasi itu kan sudah menguasai

persoalan, ya selama ini pertanyaan dari wajib pajak dapat terjawab oleh

petugas.” (wawancara 26 Juni 2012)

Dalam melakukan sosialisasi para petugas dituntut untuk dapat menguasai

persoalan terkait dengan persoalan-persoalan yang sering muncul terkait pajak

hotel ini, maka dari itu petugas-petugas tersebut harus dibekali oleh penguasaan

materi melalui diklat-diklat maupun adanya pembinaan.

Page 98: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

2. Pelaksanaan Audit

Saat ini sistem pemungutan pajak hotel menggunakan self assessment

system, dimana Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk mencatat, menghitung,

membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang. Agar self

assessment system tersebut berjalan dengan baik maka perlu adanya penegakkan

hukum, salah satunya yaitu dengan melakukan audit/pemeriksaan pajak. Audit

adalah proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara

objektif mengenai pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan kriteria yang telah

ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasil kepada pemakai yang berkepentingan.

Pemeriksaan pajak didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk

mencari, mengumpulkan, mengolah data, dan atau keterangan lainnya untuk

menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam

rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undang perpajakan.

Sedangkan pengertian dari Pemeriksaan Pajak Daerah adalah serangkaian

kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan

lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan

daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan daerah.

Audit pajak dilakukan dengan cara observasi lapangan, menurunkan

personil untuk terjun langsung ke lapangan. Dilihat pembukuannya mulai dari

jumlah kamar, jumlah tamu yang menginap, berapa tarif kamarnya. Seperti

pernyataan ibu Maya Pramita. SH. M.Hum selaku Kepala Sub Bagian

Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan berikut ini :

“Kalau audit ya kita ada observasi lapangan, di sana ternyata pada tingkat

hunian rame tapi kok bayar pajaknya tetap, mestinya kan naik pada hari

Page 99: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

liburan, atau ada event-event, meskinya hotel tersebut rame dengan

pengunjung, tapi menyetor pajaknya kok tetap. Terus kita mengadakan

audit, di situ kita lihat pembukuannya, bagaiman tingkat huniannya bisa

kita lihat dari itu, kita istilahnya nyanggongi, makanya kalau rumah makan

dilihat tiap hari itu berapa yang makan, sampai seperti itu tingkat

pemeriksaannya. Sekali lagi kita lihat berapa tamu tiap hari yang datang

dari pembukuannya.” (wawancara 11 April 2012).

Pernyataan yang sama juga di ungkapkan oleh bapak Drs. AG Agung

Hendratno M.Si selaku Kepala Bidang Dafda dan Dokumentasi berikut ini :

“yang namanya audit ya kita menurunkan tim untuk terjun ke sana, audit

itukan kita memeriksa pembukuan-pembukuan hotel itu sendiri.” (wawancara 18 April 2012).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Sunarwan Selaku Staf Dafda

dan Dokumentasi berikut ini :

“untuk audit kita melihat omsetnya ke tempat wajib pajak, kita lihat

setorannya lalu kita hitung omsetnya, kita datangi wajib pajak dan

ditanyakan omsetnya berapa, jumlah kamarnya berapa, tarif kamarnya

berapa, tamu rata-rata tiap hari berapa” (wawancara 19 Juni 2012).

Hal yang sama juga diperjelas oleh Bapak Suroso selaku Accounting

Kusuma Kartika Sari Hotel berikut ini :

“petugas pajak datang ke hotel, disini mereka memeriksa pembukuan,

pembukuan dari jumlah tamu, penerimaan dan segala jenis pengeluaran

diperiksa” (wawancara 21 Juni 2012)

Menurut pernyataan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa audit

merupakan proses pemeriksaan pajak, pemeriksaan ini dilakukan dengan cara

pemeriksaan melalui pembukuan wajib pajaknya, dari segala macam jenis

pembukuan dari jumlah tamu yang datang, jumlah kamar yang ada, dari tarifnya

dan dari penerimaan maupun pengeluaran hotel-hotel yang bersangkutan dan dari

pembukuan tersebut tim pemeriksa dapat mengetahui omset dari hotel-hotel

tersebut.

Page 100: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Dari hasil wawancara penulis dengan Bapak Sunarwan selaku Tim Audit

dari DPPKA Kota Surakarta pada tanggal 19 Juni 2012 mengenai bagaimana

proses Audit yang dilaksanakan terhadap wajib pajak hotel, penulis merumuskan

pelaksanaan Audit yang dilakukan dengan 3 ( tiga) tahap, antara lain sebagai

berikut :

a. Tahap Persiapan ini terbagi menjadi 5 ( lima ) kegiatan, dimana masing-

masing kegiatan memiliki peranan yang penting dalam menyiapkan segala

sesuatu demi kelancaran pelaksanaan proses pemeriksaan :

1) Mempelajari realisasi setoran pajak hotel tiap bulan dari wajib pajak :

Apabila ditemukan ketidakwajaran atas setoran dari wajib pajak

tersebut maka wajib pajak tersebut akan dilakukan pemeriksaan. Selain

itu langkah ini juga dilakukan untuk menemukan realisasi pajak hotel

yang tidak dibayar pada bulan-bulan tertentu kemudian mencatat

hasilnya.

2) Melakukan peninjauan secara langsung : Melakukan peninjauan secara

langsung kondisi usaha wajib pajak dan melakukan perbandingan

dengan realisasi setoran pajak hotel dari wajib pajak.Apabila dari hasil

pengamatan dari pihak DPPKA ternyata kondisi usaha wajib pajak

tidak sesuai dengan realisasi setoran pajak, maka akan ditindak lanjuti

dengan pemeriksaan yang akan dilaksanakan oleh tim khusus yaitu

Tim Audit. Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta tentang Pembentukan

Tim Audit Pemeriksa Pajak Daerah pada kegiatan peningkatan dan

Page 101: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

pengelolaan PAD ( Pendapatan Asli Daerah ) DPPKA , berikut ini

adalah tabel susunan Jabatan dalam Tim Audit :

Tabel 4.7

Susunan Jabatan dalam Tim Audit

No Jabatan Dalam Tim Nama Jabatan Dalam Dinas

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

Penanggung Jawab

Ketua

Sekretaris

Pemeriksa

Pemeriksa

Pemeriksa

Pemeriksa

Pemeriksa

Pemeriksa

Pemeriksa

Pemeriksa

Pemeriksa

Pemeriksa

Pemeriksa

Pemeriksa

Pemeriksa

Pemeriksa

Pemeriksa

Pemeriksa

Pemeriksa

Pemeriksa

Pemeriksa

Administrasi

Administrasi

Administrasi

Ir. Budi Yulistianto

Drs. AG Agung Hendratno M.Si

Drs. Triyana. MM

Drs. Hery Mulyono. MM

RR. Wahyu Widayati. SE. M.Si

Maya Pramita. SH. M.HUM

Taufik Surya Darmawan SE MM

Ir. Endang Dwiati Setyaningsih

Dra. Victoria Heny Sulistyarini

Supartono SE

Puguhno Mersiyanto. SE. MM

Sinto Retno Wandyastuti SE. MM

Widiyanto S.Sos

Effendi Kusnanto SE

Kris Pujianingtyas, SE. M.Si

Muhammad Natsir. SH

Sumitro, S.Sos

Sunarwan

Mahendro Wiseno, S.Sos

Siswoko Santoso, S.Sos

Agus Wiryadi, SE

Slamet Agus Yulianto

Sri Widyaningsih, SE

Narimo, SE

Yuli Indratno, SE

Kepala Dinas

Ka.Bid Dafda & Dokumentasi

Sekretaris Dinas

Ka. Bid Penagihan

Ka. Bid Penetapan

Ka. Sub.Bag. Perencanaan Evaluasi

& Pelaporan

Kasie Penagihan

Kasie Pengurangan Pajak Daerah

Kasie Penerbitan Surat Ketetapan

Kasie Perhitungan

Kasie Pendaftaran & Pendataan

Kasie Dok & Pengolahan Data

Staf Sekretariat

Staf Sekretariat

Staf Sekretariat

Staf Bidang Dafda

Staf Bidang Dafda

Staf Bidang Dafda

Staf Bidang Penagihan

Staf Bidang Penagihan

Staf Bidang Penagihan

Staff Bidang Aset

Ka. Sub. Bag Keuangan

Staf Sekretariat

Staf Sekretariat

Page 102: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

26.

27.

28.

29.

Administrasi

Administrasi

Administrasi

Administrasi

Keni Yalesti Purnawansari, SE

Agung Haris Pradityo

Atik Kadarwati, SE

Rahmaningsih

Staf Sekretariat

Staf Sekretariat

Staf Sekretariat

Staf Sekretariat

3) Mengusulkan kepada Ketua Tim Pemeriksa

Sesuai dengan penjelasan poin 1 dan 2 di atas, apabila wajib pajak

memenuhi kriteria akan dilaksanakan pemeriksaan, maka Tim Audit

mengusulkan kepada Tim Pemeriksa untuk dilakukan pemeriksaan

dengan mengajukan daftar wajib pajak yang akan diperiksa beserta

data-data wajib pajak tersebut. Kemudian Ketua Tim Pemeriksa

menyusun jadwal pelaksanaan audit dan menyampaikan kepada

Kepala DPPKA agar diterbitkan Surat Tugas yang biasa disebut Surat

Perintah Pemeriksaan Pajak dan Surat Pemberitahuan tentang

Pemeriksaan Pajak. Surat tugas dan Surat Pemberitahuan ini nantinya

digunakan sebagai sarana pemeriksaan bagi tim pemeriksa.

4) Menyusun program pelaksanaaan audit sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan

Program pemeriksaan merupakan daftar prosedur-prosedur

pemeriksaan yang akan dilakukan dalam suatu pemeriksaan.

5) Menyediakan Sarana Pemeriksaan

Apabila jadwal pelaksanaan audit telah ditetapkan, tim audit segera

menyiapkan sarana pemeriksaan, antara lain sebagai berikut :

a) Kartu Tanda Pengenal Pemeriksa

Page 103: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

b) Surat Tugas

c) Surat Pemberitahuan tentang Pemeriksaan

d) Surat Permintaan Peminjaman buku-buku, catatan-catatan, dan

dokumen lainnya.

b. Tahap Pelaksanaan :

1) Memeriksa di tempat Wajib Pajak

Ditempat wajib pajak hak-hal yang dapat dilakukan diantaranya adalah

sebagai berikut :

a) Melakukan peminjaman buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen

pendukung yang diperlukan. Dalam hal ini termasuk juga pembukuan

pembukuan hotel, besarnya omset hotel, keuntungan-keuntungan hotel,

pengeluaran, pemasukan serta kerugian yang pernah dialami oleh hotel

tersebut.

b) Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen lainnya yang

berhasil dipinjam.

c) Melakukan pemeriksaan pada bagian-bagian / fungsi-fungsi tertentu

yang ada di lokasi wajib Pajak.

d) Melakukan interview atau wawancara dengan wajib pajak, wawancara

ini dapat dilakukan dengan orang yang memegang peranan penting

dalam hotel dan haruslah orang yang mengerti betul kondisi hotel

tersebut, misalnya saja Manager Hotel.

2) Mencari tambahan informasi dari pihak ketiga

Page 104: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Informasi dari pihak ketiga dilakukan guna meneguhkan kebenaran

data atau informasi yang diperoleh dari wajib pajak, selain itu juga

bermanfaat sebagai tambahan informasi apabila wajib pajak tidak

bersedia meminjamkan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen yang

dperlukan.

3) Membuat resume hasil pemeriksaan atau kertas kerja pemeriksaan

Resume hasil pemeriksaan merupakan rekaman selama proses

pemeriksaan yang berisi mengenai temuan selama hasil pemeriksaan

dilakukan. Semua data atau informasi yang berhasil ditemukan

kemudian dituangkan ke dalam resume hasil pemeriksaan ini. Data-

data atau informasi yang berhasil ditemukan tersebut, selanjutnya

digunakan untuk menghitung omset sebenarnya wajib pajak dan pajak

yang terutang. Nantinya resume hasil pemeriksaan ini digunakan

sebagai dasar pembuatan Laporan Pemeriksaan Pajak atau LPP.

4) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada wajib pajak yang dperiksa

Hasil pemeriksaan Tim Audit selanjutnya diberitahukan kepada wajib

pajak yang diperiksa melalaui Surat Pemberitahuan Hasil

Pemeriksaan.Apabila wajib pajak menyetujui hasil pemeriksaan Tim

Audit, maka kepada wajib pajak akan dibuatkan Surat Pernyataan

Persetujuan Atas Hasil pemeriksaan.Selain itu pada tahap ini Tim

Audit juga memberikan petunjuk tentang penyelenggaraan pembukuan

dan pemenuhan kewajiban yang benar agar sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan.

Page 105: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

5) Melakukan Sidang Penutup

Sidang Penutup merupakan pembahasan yang dilakukan antara

pemeriksa dengan wajib pajak atas hasil pemeriksaan.Tentang hasil

pemeriksaan, tidak semua wajib pajak yang telah diperiksa menyetujui

hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh Tim audit.Tidak jarang

mereka tidak mau membayar pajak terutang sesuai hasil

pemeriksaan.Oleh karena itu, pihak DPPKA mengambil tindakan

antisipasi yaitu dengan melakukan negosiasi dengan wajib pajak. Hal

ini dilakukan agar lebih mendekatkan potensi penerimaan dari sektor

Pajak Hotel. Dengan dilakukannya negosiasi, wajib pajak yang

sebelumnya tidak mau membayar pajak terutang sesuai hasil

pemeriksaan pada akhirnya mereka bersedia membayar pajak

terutangnya.

c. Tahap Pembuatan Laporan Pemeriksaan Pajak ( LPP )

Semua data atau informasi yang telah dituangkan dalam kertas kerja

pemeriksaan digunakan untuk menghitung omset sebenarnya wajib pajak.

Sedangkan pajak yang terutang digunakan sebagai bahan untuk menyusun

Laporan Pemeriksaan Pajak atau LPP. Laporan Pemeriksaan Laporan

Pajak tersebut antara lain berisi tentang :

a) Identitas Wajib Pajak

b) Identitas petugas Pemeriksa Pajak

c) Temuan selama hasil penelitian

Page 106: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

d) Penghitungan pajak hasil pemeriksaan

e) Kesimpulan dan susunan pemeriksa

f) Tanda tangan petugas pemeriksa

Laporan Hasil Penelitian yang telah disusun oleh Tim Audit,

kemudian disampaikan kepada Kepala DPPKA melalui Ketua Tim Audit.

Selanjutnya berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan kepada Wajib Pajak

akan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah ( SKPD ) dan Surat

Tagihan Pajak Daerah ( STPD ).

Mengenai proses bagaimana pemeriksaan di lapangan, berikut pernytaan

dari Bapak Suroso selaku Staf Accounting Kusuma Kartika Sari Hotel

menyatakan :

“pada saat petugas dari dinas itu melakukan pemeriksaan, ya kita harus

mempersiapkan segala sesuatunya, pembukuan-pembukuan dari hotel ini

di minta untuk kemudian di periksa, bukan hanya pembukuannya namun

juga omsetnya, juga, keuntungannya, pengeluaran, pemasukan juga

masalah kerugian yang pernah di alami hotel ini.” (wawancara 21 Juni

2012 )

Pernyataan tersebut diatas juga dibenarkan oleh bapak Budi Waluyo salah

satu staf di Laweyan Hotel yang menyatakan :

“ tentang pemeriksaan dari pegawai DPPKA ya mbak, iya pegawai

tersebut datang kesini, dan meminjam pembukuan-pembukuan dari hotel

ini. Segala macam pembukuan pokoknya, mulai dari jumlah tamu yang

datang, pemasukan, dan pengeluaran-pengeluaran yang begitu banyaknya,

kan ada pengeluaran buat perawatan, pengeluaran untuk air, listrik, gaji

karyawan. Iya catatan-catatan seperti itu yang di minta.” (wawancara 26

Juni 2012)

Proses pemeriksaan pajak memang memerlukan ketelitian, dengan

banyaknya buku-buku yang harus diperiksa, dan jumlahnya hotel yang harus di

Page 107: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

audit dalam tim audit ini biasanya tim terdiri dari 3 orang pegawai dalam satu

timnya. Pelaksanaan audit ini tidak rutin setiap bulannya, tergantung dari tingkat

kepatuhan wajib pajak hotel. Tapi dalam satu tahun minimal sekali melakukan

audit di setiap hotel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Maya Pramita. SH.

M.Hum selaku Kepala Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan sebagai

berikut :

“Audit itu pemeriksaan yang sifatnya bisa kapan saja ya, maksudnya

seperti tadi, ini hotel tingkat huniannya tinggi kok bayar pajaknya tetap,

dari situ kita adakan audit, ya minimal setahun sekali lah kita adakan audit

di tiap-tiap hotel.” (wawancara 11 April 2012)

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Ibu Sinto Retno

Wandyastuti. SE. MM selaku Kasi Dokumentasi dan pengolahan data sebagai

berikut :

“Kita mengadakan pemeriksaan itu sebelumnya kita melihat setoran dari

wajib pajaknya, apabila ditemukan ketidakwajaran atas setoran dari wajib

pajak tersebut maka wajib pajak tersebut akan kita lakukan pemeriksaan,

kalau di lapangan kita menemukan hotel tersebut ramai tapi membayar

pajaknya tetap, itu kan namanya tidak wajar, pemeriksaan ini tergantung

wajib pajaknya patuh apa enggak, ya pokoknya pemeriksaan ini harus kita

upayakan walaupun tidak setiap bulan kita lakukan. Dalam setahun harus

kita lakukan walau hanya sekali.” (wawancara 18 April 2012)

Pernyataan diatas dibenarkan oleh Bapak Suroso selaku Staf Accounting

Kusuma Kartika Sari Hotel sebagai berikut :

“kapan pegawai DPPKA melakukan pemeriksaan ya, kalau pemeriksaan

itu diperlukan, ya pokoknya pemeriksaan itu bisa dilakukan setahun 2 kali

pemeriksaan itu. Petugas datang dan melihat pembukuan kita, bukan rutin

tiap bulannya diperiksa bukan tapi ya audit itu dilakukan berjangka, tapi

pasti dalam setahun dilakukan minimal dalam setahun itu dari dinas sekali

melakukan audit.” (wawancara 21 Juni 2012)

Dari pernyataan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

audit/pemeriksaan dilaksanakan sekali atau pun dua kali dalam setahun, sifatnya

Page 108: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

tergantung kebutuhan. Tapi dari dinas tetap mengadakan audit bagi wajib pajak

hotel, karena proses audit /pemeriksaan pajak ini dapat digunakan untuk

mengukur tingkat kepatuhan wajib oajak hotel.

3. Pelaksanaan Yustisi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Yustisi” adalah kehakiman atau

peradilan. Dalam hubungannya dengan langkaha dalam mengoptimalkan

penerimaan pajak hotel, yustisi merupakan langkah untuk menegakan peraturan

daerah, melalui yustisi ini diharapkan wajib pajak yang melakukan penunggakan

pembayaran pajak dan yang melakukan pelanggaran-pelanggaran lain dapat

diatasi, guna untuk menegakan peraturan daerah yang berlaku di wilayah tersebut.

Yustisi ini dilakukan jika wajib pajak menunggak pembayaran pajaknya,

tetapi sebelum DPPKA melakukan tindakan yustisi dilakukan pemanggilan wajib

pajak yang bermasalah tersebut.

Pernyataan Bapak Drs. AG Agung Hendratno M.Si selaku Kepala Bidang

Dafda dan Dokumentasi sebagai berikut :

“saya menjabat di sini sudah 2 tahun, tapi belum pernah ditemui kasus

penunggakan yang sampai kita terjunkan tim yustisi, kalau masalah

keterlambatan pembayaran pajak kan sudah ada dendannya, operasi yustisi

ini kita adakan jika penunggak pajak tidak mengindahkam surat teguran

pertama, kedua, maupun ketiga. Setelah surat teguran ketiga tidak ada

iktikat baik dari wajib pajak ya kita lakukan yustisi, bisa saja meyegel

hotel yang bersangkutan dan bisa juga dengan mencabut ijin usaha.”

(wawancara 18 April 2012)

Pernyataan tersebut juga di benarkan oleh Bapak Sunarwan Selaku Staf

Dafda dan Dokumentasi sebagai berikut :

“2 tahun terakhir ini belum kita adakan operasi yustisi bagi para

penunggak pajak hotel. Yustisi itu dilakukan apabila wajib pajak tidak

memenuhi panggilan. Kan ada panggilan tahap pertama, tahap kedua dan

Page 109: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

tahap ketiga pemanggilan kalau tidak di indahkan kita terpaksa melakukan

penyegelan. Pada ssat pemanggilan itu kita tanya kan kendalanya apa,

yang dihadapi wajib pajak kok bisa menunggak.” (wawancara 26 Juni

2012)

Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Bapak Suroso selaku Staf

Accounting Kusuma Kartika Sari Hotel sebagai berikut :

“sampai saat ini kita belum pernah sampai mengalami di datangi tim

yustisi untuk menyegel maupun mencabut ijin usaha, paling hanya

mengelami keterlambatan pembayran dan di denda 2%. Pajak hotel itu kan

pajaknya pengunjung hotel, kita hanya istilahnya makelar ya mbak, jadi

kalau sudah saatnya di setorkan kita setorkan.” (wawancara 21 Juni 2012)

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Bapak Cipto Budiono selaku

staff di Satpol PP yang menyatakan bahwa :

“Kami dari tim yustisi sampai saat ini belum pernah melakukan tindakan

tegas kepada wajib pajak hotel, wajib pajak hotel di Surakarta kalau pun

ada yang menyimpang dari Perda masih sebatas keterlambatan dalam

pembayarannya saja, selebihnya belum ada yang keterlambatannya

melebihi jangka waktu yang sudah diatur oleh perda.”(wawancara 26 Juni

2012)

Jadi diadakannya yustisi tidak semata-mata apabila ada wajib pajak yang

menunggak langsung di ambil tindakan menyegel tempat usaha maupun mencabut

perijinan, tetapi dengan prosedur yang sudah ada, yakni melalui beberapa tahapan

pemanggilan, ada 3 (tiga tahap) pemanggilan apabila wajip pajak bersedia datang

dan menjelaskan persoalan atau pun kendala-kendala yang dihadapinya sehingga

pembayaran pajaknya menunggak dari dinas memberi jangka waktu pembayaran.

Wajib pajak hotel di Surakarta belum pernah dikenai operasi gabungan ini, hal ini

dapat disimpulkan bahwa wajib pajak hotel di Surakarta termasuk wajib pajak

yang taat membayar pajak kalau pun ada yang menyimpang dari perda hanya

sebagian kecil saja. Penyimpangan yang dilakukan hanya sebatas pada

Page 110: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

keterlambatan dalam hal pembayaran dari yang sesuai Peraturan Daerah No 4

Tahun 2011 sudah diatur bahwa pembayaran paling lambat tanggal 10 disetiap

bulannya, kalau ada keterlambatan masih pada bulan-bulan tersebut.

Gambar 4.5

Mekanisme Proses Operasi Yustisi

Sumber : DPPKA Kota Surakarta

E. Faktor Penghambat dan Pendukung Dalam Mengoptimalkan Pajak Hotel di

Kota Surakarta

1. Faktor Penghambat

Dalam upaya untuk mengoptimalkan penerimaan pajak dari sektor pajak

hotel ini, tidak selalu berjalan lancar dan sering kali masih belum sesuai dengan

posedur pelaksanaannya, walaupun pajak hotel tiap tahunnya terus mengalami

peningkatan namun dalam pemungutannya juga mengalami hambatan. Dalam

pelaksanaan pemeriksaan pajak, auditor menemui beberapa hambatan sehingga

mengganggu jalannya proses pemeriksaan. Hambatan yang biasa ditemukan di

lapangan antara lain :

a. Sebagian Wajib pajak kurang memberikan dukungan terhadap pelaksanan

audit yang dilakukan oleh pihak DPPKA Kota Surakarta

Penentuan hotel

atau wajib pajak

yang bermasalah

akan di lakukan

tindakan

Petugas bagian

hukum, tim audit

DPPKA dibantu

oleh Satpol PP

Proses Yustisi dengan

menyegel atau

mencabut ijin usaha

Page 111: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Dalam pelaksanaan audit sebagian wajib pajak kurang memberikan

dukungan terhadap jalannya proses audit. Karena proses audit atau

pemeriksaan pajak merupakan proses pemeriksaan yang melibatkan

pembukuan-pembukuan pajak terutang oleh wajib pajak, maka pembukuan

sangat diperlukan demi kelancaran suatu upaya pemeriksaan, namun

dalam pelaksanaan sebagian wajib pajak enggan memenuhi permintaan

peminjaman buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen yang diperlukan.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Maya Pramita. SH.

M.Hum selaku Kepala Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan

yang menyatakan bahwa :

“Kendala yang dihadapi oleh auditor ya, pada waktu petugas

melakukan pemeriksaan sebagian wajib pajak hotel itu tidak

bersedia meminjamkan pembukuannya, ya masalah tersebut yang

menjadi kendalanya. Namun hanya sebagian kecil saja, dan

biasanya yang berbuat seperti itu hotel kelas melati yang

manajemen pengelolaan hotelnya masih perorangan.” (wawancara

11 April 2012)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Drs. AG Agung

Hendratno M.Si selaku Kepala Bidang Dafda dan Dokumentasi yang

menyatakan bahwa :

“Kendala yang ditemui pada saat dilakukan pemeriksaan biasanya

masalah pembukuannya ya, kadang wajib pajak itu tidak bersedia

meminjamkan pembukuan kepada petugas, terutama untuk hotel-

hotel dikelas melati, soalnya pada hotel kelas melati

pengelolaannya masih perseorangan, dan pada saat pembayaran

tidak menggunakan nota/bill.” (wawancara 18 April 2012)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Sunarwan Selaku

Staf Dafda dan Dokumentasi sebagai berikut :

Page 112: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

“Kurangnya dukungan dari beberapa wajib pajak hotel, kadang

penyajian data itu tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan,

kadang wajib pajak juga susah ditemui.” (wawancara 26 Juni 2012)

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kendala yang

dihadapi oleh petugas audit/pemeriksa dalam hal kurangnya dukungan dari

wajib pajak terhadap jalannya proses pemeriksaan. Hal ini dapat terjadi

karena hotel-hotel dengan kelas melati dalam pengelolaannya masih

dikelola secara perseorangan, maka menjadi hal yang wajar jika tidak

adanya pembukuan-pembukuan yang sesuai bahkan ada hotel yang tidak

melakukan pembukuan serta tidak memberikan nota/bill kepada

pelanggan, hal yang seperti itu yang menghambat proses pemeriksaan.

Kalau dilihat jumlah sebagian besar hotel di Surakarta merupakan hotel

kelas melati. Selain itu wajib pajak kurang berkenan memberikan

keterangan yang diperlukan guna keperluan pemeriksaan. Hal ini

menyebabkan Tim Audit mengalami kesulitan menentukan omset

penjualan sebenarnya dan besarnya pajak yang terutang.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Surakarta No 4 Tahun 2011 dalam

bab XX pasal 73 ayat 2 menyatakan : Wajib pajak yang diperiksa wajib :

a. Memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan,

dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang

berhubungan dengan objek pajak yang terutang.

b. Memberikan ijin untuk memasuki tempat atau ruangan yang

dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran

pemeriksaan dan /atau

Page 113: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

c. Memberikan keterangan yang diperlukan

Ketentuan tatacara pemeriksaan masih ada yang belum sesuai

dengan Peraturan Daerah tersebut, masih ada wajib pajak hotel yang tidak

bersedia meminjamkan pembukuan serta masih adanya wajib pajak yang

kurang berkenan memberikan keterangan terkait pemeriksaan.

b. Sebagian Wajib pajak kurang berpartisipasi dalam proses pemeriksaan,

sehingga proses pemeriksaan berjalan kurang maksimal.

Apabila kedua belah pihak tidak saling mendukung akhirnya

berakibat kurang lancarnya proses pemeriksaan. Misalnya Adanya

manipulasi data yang dilakukan oleh pengusaha hotel dan wajib pajak

memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan fakta, misalnya

pengusaha hotel menggunakan pembukuan ganda. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan Ibu Maya Pramita. SH. M.Hum selaku Kepala Sub

Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan yang menyatakan bahwa :

“Selain itu kendala yang dihadapi oleh petugas pemeriksa ya wajib

pajak tidak dengan jujur menyampaikan pembukuan

penerimaannya, misalnya wajib pajak tersebut mempunyai dua

buah pembukuan, yang asli dan yang satu pembukuan hasil

manipulasi data, tamu hotelnya sebenarnya ramai namun dalam

pembukuan semu tersebut di laporkan sepi, ya kalau

pembukuannya seperti ini kan menguntungkan wajib pajak hotel,

pajak yang seharusnya di setorkan menjadi berkurang.”

(wawancara 11 April 2012)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Sunarwan Selaku

Staf Dafda dan Dokumentasi sebagai berikut :

“selain wajib pajak yang kadang susah ditemui ya masalah adanya

pembukuan fiktif ya, ya seumpama ada pembukuan ganda, namun

kan kita juga tidak tahu apakah pembukuan yang diberikan pada

kita untuk diperiksa pembukuan asli atau tidak, kan kalau wajib

Page 114: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

pajak melakukan pembukuan ganda pembukuan aslinya kan juga

tidak disampaikan, padahal pada saat pemeriksaaan yang kita

butuhkan data riil sehingga dapat diketahui berapa pajak yang

terutang.” (wawancara 26 Juni 2012)

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian wajib

pajak masih melakukan perbuatan menyimpang yang dapat merugikan

keuangan daerah. Pada saat petugas dari DPPKA Kota Surakarta

melakukan pemeriksaan masih ada wajib pajak yang susah untuk ditemui,

bahkan juga ada wajib pajak hotel yang melakukan pembukuan ganda,

pembukuan ganda tersebut akan sangat menguntungkan wajib pajak dalam

hal pembayaran pajak karena dalam pembukuan disampaikan hal-hal yang

tidak senyatanya, yang terjadi tamu hotel tersebut ramai namun dalam

pembukuan tersebut tidak disampaikan.

c. Sebagian Wajib pajak enggan membayar pajak sesuai hasil pemeriksaan

Tim Audit.

Keengganan para wajib pajak untuk membayar pajak ini dapat

disebabkan banyak faktor, salah satunya mereka beranggapan bahwa

dengan membayar ataupun tidak mereka tidak merasakan manfaat bagi diri

mereka sendiri. Dengan pola pikir demikian maka tidaklah heran banyak

terjadi pelanggaran dalam proses pemeriksaan pajak. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan Bapak Sunarwan Selaku Staf Dafda dan Dokumentasi

yang menyatakan bahwa :

“ya ada wajib pajak yang enggan membayar pajak yang sesuai

dengan hasil pemeriksaan, jika ada wajib pajak yang seperti

tersebut kita melakukan surat panggilan, kita tanya apa kendalanya,

kita adakan negosiasi kita tanyakan kapan utang pajaknya akan

dibayar.” (wawancara 26 Juni 2012)

Page 115: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Hal yang sama juga di sampaikan oleh Bapak Drs. AG Agung

Hendratno M.Si selaku Kepala Bidang Dafda dan Dokumentasi yang

menyatakan bahwa :

“kadang-kadang ada wajib pajak yang sulit melakukan pambayaran

pajak terutangnya, kan sudah diaudit dan hasil dari audit tersebut

menunjukan adanya kurang bayar, kemudian kita membuat

SKPDKB (Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar). Namun

penerbitan surat tersebut ya ada wajib pajak yang belum bisa

melunasi.” (wawancara 18 April 2012)

Dari pernyataan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa masih

ada wajib pajak hotel yang belum mempunyai kesadaran perihal

pembayaran pajak, pajak hotel ini pada dasarnya merupakan pajak yang

dibayar oleh pengguna fasilitas hotel tersebut, wajib pajak hanya sebagai

pihak ketiga, antara subjek pajak hotel dan DPPKA. Secara sederhana

subjek pajak hotel merupakan konsumen yang menikmati dan membayar

pelayanan yang diberikan oleh pengusaha hotel. Namun yang terjadi

adalah wajib pajak seringkali tidak menyadari kewajiban mereka

membayar pajak.

Di Kota Surakarta meskipun data memperlihatkan bahwa capaian

realisasi pajak hotel bisa melebihi target, namun sebenarnya potensi ini

masih dapat dioptimalkan. Kepatuhan wajib pajak belum optimal. Dari

data dilapangan untuk pemungutan pajak hotel terutama di kelas melati,

sering mengalami kendala. Di kelas melati masih banyak pengelola hotel

yang tidak memberikan bill kepada konsumennya, meskipun sebenarnya

Page 116: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

pajak dibebankan pada konsumen. Jikalau, peraturan dijalankan secara

maksimal maka tentu penerimaan dari pajak ini akan lebih optimal.

Masalah ketepatan waktu dalam membayar pajak juga masih

mengalami permasalahan. Masih banyak wajib pajak yang tidak

membayar tepat pada waktu yang telah ditetapkan Perda yaitu paling

lambat tanggal 10 setiap bulannya.. Pelanggaran ini dalam aturan Perda

No. 4 tahun 2011 dapat diberikan sanksi. Karena peraturan perundang-

undangan perpajakan Indonesia menggunakan sistem self assessment,

sistem ini memberikan kepercayaan dan tanggungjawab kepada wajib

pajak untuk menghitung dan membayar sendiri pajak yang terhutang. Jadi

keberhasilan sistem perpajakan seperti ini memang sangat ditentukan oleh

kepatuhan dari wajib pajak.

2. Faktor Pendukung

Keberhasilan yang dicapai oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

Dan Aset Kota Surakarta dalam menggali potensi pajak hotel ditentukan oleh

beberapa faktor antara lain faktor sumber daya manusia yang dimiliki, faktor

ketegasan kebijakan (aturan) Perda dan faktor kepatuhan wajib pajak serta faktor

sosial ekonomi daerah.

a. Sumber Daya Manusia

Keberhasilan sebuah sebuah organisasi akan sangat ditentukan oleh

kemampuan sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan tersebut.

Sumber daya yang dimaksud adalah menyangkut jumlah maupun

kualitasnya. Jika hanya dengan jumlah yang banyak, namun tidak

Page 117: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan belum tentu dapat

mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Dengan jumlah yang sedikit

meskipun memiliki kualitas yang baik juga akan menghambat pelaksanan

kegiatan. Dengan kata lain antara jumlah sumber daya manusia

berhubungan simetris dengan kualitas SDM itu sendiri untuk mencapai

kinerja yang memuaskan.

Kualitas sumber daya manusia ini menyangkut aspek pendidikan

yang sesuai dengan bidang tugas dan keahlian yang dimiliki. Jika dilihat

pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kota Surakarta

jumlah aparatur yang dimiliki cukup memadai yaitu berjumlah 139 orang.

Para aparatur yang bertugas di DPPKA ini memiliki pendidikan yang

cukup baik dan bidang ilmu mereka umumnya juga berkaitan erat dengan

bidang tugas mereka di DPPKA. Para aparatur di DPPKA ini umumnya

memiliki latar belakang pendidikan bidang ekonomi baik sarjana,

Akademi maupun SMEA.

Meskipun aparatur di DPPKA ini memiliki latar belakang

pendidikan ekonomi namun masih perlu peningkatan kualitas SDM

terutama untuk khusus perpajakan baik itu melalui kursus dan Diklat.

Demikian juga dengan PNS yang masih memiliki pendidikan SLTA/

SMEA perlu untuk mendorong mereka untuk melanjutkan pendidikan

sehingga kemampuan mereka benar-benar dapat mendukung pelaksaan

tugas DPPKA secara efektif. Kualitas dan keahlian aparatur ini sangat

Page 118: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

mempengaruhi keberhasilan DPPKA untuk meningkatkan capaian

penerimaan dari sektor pajak.

b. Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan dari wajib pajak merupakan salah satu faktor yang

sangat penting mempengaruhi pencapaian pelaksaan kebijakan perpajakan.

Kepatuhan dan kerjasama dari wajib pajak akan mempermudah penggalian

potensi pendapatan daerah. Walaupun wajib pajak ada yang melakukan

penyimpangan namun sebagian besar wajib pajak hotel di Kota Surakarta

adalah wajib pajak yang patuh terhadap Perda, hal ini dapat dibuktikan

dengan tercapainya target pajak ditiap tahunnya bahkan pencapaian selalui

melampuai dari target tang telah ditetapkan oleh DPPKA. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Bapak Drs. AG Agung Hendratno M.Si selaku Kepala

Bidang Dafda dan Dokumentasi yang menyatakan bahwa :

“Ya untuk keseluruhan wajib pajak hotel di Surakarta ini

cenderung patuh dalam penyampaian pajaknya, artinya ya belum

pernah diadakan tindakan-tindakan hukum.”(wawancara 18 April

2012)

Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Sinto Retno Wandyastuti. SE.

MM selaku Kasi Dokumentasi dan pengolahan data :

“Wajib pajak hotel termasuk wajib pajak yang patuh pada

peraturan ya, pajak hotel sudah terlaksana dengan baik, kalau pun

ada yang menunggak ya hanya sebagian kecil.” (wawancara 18

April 2012)

Dari pernyataan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa wajib

pajak hotel di Surakarta adalah wajib pajak yang patuh pada peraturan

yang mengatur tentang pajak hotel, kalau pun ada yang menunggak masih

Page 119: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

hanya sebagian kecil dari wajib pajak dan juga belum sampai ada tindakan

hukum.

c. Faktor Ketegasan Kebijakan (Aturan)

Masalah yang muncul dalam pelaksanan Perda Nomor 4 Tahun

2011 lebih sering terjadi karena faktor kurangnya kepatuhan wajib pajak.

Permasalahan ini akan dapat diatasi jika aturan yang mengatur memiliki

ketegasan yang jelas dan aparat konsisten dalam melaksanakan aturan

tersebut. Mekanisme penghitungan, pembayaran dan sanksi terhadap

pelanggaran harus tegas.

Jika kita lihat isi dari Perda 4 Tahun 2011 tentang pajak daerah

yang disitu juga mengatur pajak hotel sebenarnya mekanisme pajak baik

dari perhitungan, pembayaran hingga sanksi sudah diatur. Dalam perda ini

penghitungan dan penetapan pajak berdasarkan kepada SPTPD yang diisi

oleh wajib pajak. Dalam perda diatur ketentuan pidana apabila wajib pajak

hotel tersebut melakukan kesalahan dalam menyampaikan atau dalam

pengisian SPTPD pajak hotel, ketentuan tersebut diatur dalam pasal 78

ayat 1 dan ayat 2. Yang berisi mengatur tentang wajib pajak yang dengan

sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau

tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga

merugikan keuangan negara dapat dipidana dengan pidana penjara 2 tahun

atau denda paling banyak paling banyak 4 kali jumlah pajak yang

terhutang. Aturan sanksi terhadap pelanggaran ini dapat dikatakan sudah

Page 120: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

sangat jelas, namum persoalannya dalam implementasi diupaya kan untuk

dilaksanakan seoptimal mungkin.

d. Kondisi Sosial Ekonomi Daerah

Pengaruh kondisi perekonomian akan sangat berpengaruh terhadap

sektor perdagangan dan jasa. Kondisi ekonomi daerah akan mempengaruhi

omset dari suatu usaha baik itu barang maupun jasa. Karena omset

menunjukkan kemampuan suatu perusahan dalam melakukan penjualan

barang atau jasa yang diproduksinya. Omset ini akan dipengaruhi daya beli

konsumen sementara daya beli konsumen dipengaruhi oleh perkembangan

perekonomian. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Drs. AG Agung

Hendratno M.Si selaku Kepala Bidang Dafda dan Dokumentasi yang

menyatakan bahwa :

“Kenaikan penerimaan pajak hotel disebabkan karena perkembangan

hotel itu sendiri, banyaknya hotel-hotel serta tingkat huniannya yang

juga memang tinggi. Terlebih saat ini Kota Surakarta menjadi ikon

nya kota budaya.” (wawancara 18 April 2012)

Sektor perhotelan merupakan usaha jasa yang menyediakan pelayanan

dalam bentuk penginapan, kamar maupun hiburan dan pelayanan jasa

makanan dan minuman. Jelas bahwa sektor ini akan sangat ditentukan oleh

daya beli konsumennya. Karena itu dalam penetapan tarif pajak baik pajak

hotel perlu memperhatikan kondisi ekonomi masyarakat.

Kondisi perekonomian Kota Surakarta berpengaruh terhadap sektor

perhotelan, terbukti jumlah 20 hotel berbintang dan 109 hotel melati. Untuk

Mengatasi masalah apakah ada hotel baru atau kah hotel yang tutup DPPKA

Kota Surakarta selalu melakukan pendataan secara rutin dalam 3 bulan sekali

Page 121: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

untuk hotel. Memang ada hubungan yang sangat erat antara kondisi ekonomi

dengan penerimaan pajak hotel. Misalnya jika tingkat hunian hotel tinggi

tentu saja jumlah bill yang diterima oleh pemerintah daerah sebagai pajak

juga tinggi dan sebaliknya, sehingga akan mempengaruhi jumlah pajak yang

diterima dari sektor ini. Dengan kata lain ada hubungan positif antara kondisi

perekonomian dengan penerimaan pajak hotel.

F. Hasil Dan Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pajak Daerah

Disini peneliti hanya ingin megetahui hasil dan kontribusi pajak hotel

terhadap PAD dalam 5 tahun anggaran yaitu 2007 sampai 2011. Apabila

penerimaan pajak hotel mengalami peningkatan, maka pajak hotel dapat

memberikan kontribusinya dalam meningkatkan pajak daerah. Meningkatnya

penerimaan pajak hotel tentu saja juga akan meningkatkan kontribusinya terhadap

pajak daerah serta meningkatkan kontribusinya terhadap PAD. Maka dari itu perlu

diketahui posisi pajak hotel terhadap pajak daerah, serta posisi pajak hotel

terhadap pajak daerah selama 5 tahun anggaran yaitu 2007 sampai dengan 2011.

1. Perkembangan Penerimaan Pajak Hotel

Penerimaan pajak hotel mengalami peningkatam dari tahun ke

tahun. Sebagai suatu organisasi pemerintah daerah, Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan Dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta merupakan

suatu kesatuan yang berusaha mengalokasikan sumber dayanya secara

rasional melalui kegiatan-kegiatan pengupayaan dalam meningkatkan

penerimaan pajak hotel. Salah satu kegiatan DPPKA Kota Surakarta dalam

pelaksanaan pemungutan pajak hotel tidak lepas dengan adanya target

Page 122: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

penerimaan pajak hotel dengan adanya target tersebut maka akan

mendorong pegawai DPPKA dalam memaksimalkan penerimaan pajak

hotel, sehingga mampu memberikan kontribusinya dalam meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Berikut perincian mengenai penerimaan

pajak hotel di Kota Surakarta tahun anggaran 2007-2011, sebagai berikut :

Tabel 4.8

Penerimaan Pajak Hotel Kota Surakarta

Tahun Anggaran 2007-2011

Tahun

Anggaran

Pajak Hotel

(Rp)

Peningkatan Tiap

Tahun (%)

2007 4.403.515.967 4,78

2008 5.213.358.162 18,39

2009 7.251.331.746 39,09

2010 10.799.468.707 48,93

2011 15.266.131.499 41,36

Rata-rata 30,51

(Sumber: DPPKA Kota Surakarta)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penerimaan pajak hotel

dalam waktu 5 tahun anggaran meningkat dari tahun ke tahun. Dilihat dari

jumlah penerimaannya pajak hotel setiap tahunnya meningkat, namun

apabila dilihat dari persentase peningkatan tiap tahunnya, yang paling

menonjol adalah penerimaan pada tahun 2010 yang persentase

kenaikannya mencapai 48,93 %, yaitu dari perolehan sebelumnya pada

tahun 2009 sebesar 7.251.331.746 dan pada tahun 2010 perolehan

mencapai 10.799.468.707.

2. Posisi Pajak Hotel terhadap Pajak Daerah

Page 123: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Penerimaan pajak daerah di Kota Surakarta selalu mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun selama anggaran 2007 sampai dengan

tahun 2011. Apabila dilihat nominal mengalami peningkatan setiap

tahunnya, namun apabila kita lihat dari persentase kenaikan dari tahun ke

tahun penerimaan pajak daerah ini fluktuatif. Hal ini dapat dilihat dari

tabel berikut :

Tabel 4.9

Penerimaan Pajak Daerah Kota Surakarta

Tahun Anggaran 2007-2011

Tahun

Anggaran

Pajak Daerah

(Rp)

Peningkatan Tiap

tahun (%)

2007 41.404.082.034 15,96

2008 46.855.622.021 13,16

2009 52.423.668.000 11,88

2010 61.641.623.410 17,58

2011 118.816.234.506 92,75

Rata-rata 30,26

(Sumber : DPPKA Kota Surakarta)

Peningkatan penerimaan pajak daerah tersebut didukung oleh

peningkatan dari beberapa sektor pajak termasuk yang bersumber dari

pajak hotel. Untuk mengetahui presentase pajak hotel dalam memberikan

sumbangan terhadap pajak daerah dapat kita lihat dalam tabel berikut ini :

Page 124: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Tabel 4.10

Kontribusi Pajak Hotel terhadap Pajak Daerah Kota Surakarta

Tahun Anggaran 2007-2011

Tahun

Anggaran

Pajak Hotel

(Rp)

Pajak Daerah

(Rp)

Persentase

Kontribusi

(%)

2007 4.403.515.967 41.404.082.034 10,63

2008 5.213.358.162 46.855.622.021 11,12

2009 7.251.331.746 52.423.668.000 13,83

2010 10.799.468.707 61.641.623.410 17,51

2011 15.266.131.499 118.816.234.506 12,84

Rata-rata 13,18

(Sumber : DPPKA Kota Surakarta)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sumbangan pajak hotel

terhadap keseluruhan penerimaan pajak daerah, tidak terlalu besar namun

juga tidak dapat dikatakan terlalu kecil, rata-rata kontribusi nya sebesar

13,18 %(persen) untuk tiap tahun anggaran. Hal ini dikarenakan kontribusi

pajak hotel terhadap pajak hotel persentasenya mengalami kenaikan di

setiap tahun.

Pajak hotel mampu memberikan kontribusi terhadap pajak daerah

rata-rata hanya sebesar 13,18% setiap tahunnya. Kondisi pajak hotel tidak

terlalu besar untuk dapat menunjang pendapatan asli daerah Kota

Surakarta namun pajak hotel masih menjadi andalan bagi penerimaan

pajak daerah yang dapat digunakan untuk pembangunan daerah. Pajak

hotel hanyalah sebagai salah satu sumber dalam pajak daerah. Namun

tidak berarti pajak hotel tidak penting untuk meningkatkan pajak daerah.

Page 125: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

BAB V

PENUTUP

G. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa

DPPKA Kota Surakarta dalam mengoptimalkan penerimaan pajak hotel yaitu

meliputi, sosialisasi, audit/pemeriksaan, dan yustisi.

1. Dalam tahap sosialisasi dilakukan melalui pertemuan-pertemuan yang

diselenggarakan oleh DPPKA maupun oleh Perkumpulan Hotel dan

Restoran (PHRI), sosialisasi tersebut dapat dilakukan dengan cara lain

yaitu melalui media massa contonya koran maupun melalui siaran di

TATV (televisi lokal di Surakarta), dan dapat juga melalui surat edaran

dari kepala dinas. Dengan diadakannya sosialisasi ini mampu membangun

kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajiban pajaknya serta untuk

menjelaskan peraturan-peraturan baru.

2. Dalam tahap audit terdapat 3 tahapan yang pertama adalah tahap

persiapan, pada tahapan ini tim audit mempersiapkan segala sesuatunya

demi kelancaran proses pemeriksaan diantaranya mempelajari setoran

wajib pajak tiap bulan dan melakukan peninjauan secara langsung. Yang

ke dua tahap pelaksanaan merupakan pemeriksaan wajib pajak, yang

dilakukan ditempat wajib pajak diantaranya adalah melakukan

peminjaman buku-buku, memeriksa pembukuan dan melakukan interview

kemudian membuat resume hasil penelitian. Dan yang ke 3 adalah tahap

Page 126: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

pembuatan Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) laporan tersebut berisi

tentang identitas wajib pajak, identitas petufas pemeriksa, temuan hasil

penelitian, penghitungan pajak hasil pemeriksaan, dan kesimpulan.

Laporan hasil penelitian yang telah disusun oleh tim audit kemudian

disampaikan kepada kepala DPPKA selanjutnya berdasarkan laporan hasil

pemeriksaan kepada wajib pajak akan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak

Daerah (SKPD) dan Surat Tagihan Pajak Daerah.

3. Dan yang terakhir adalah yustisi merupakan langkah yang dilakukan oleh

DPPKA apabila wajib pajak yang bermasalah, contonya seperti

mengalami keterlambatan dalam penyetoran pajak terutang, apabila

DPPKA sudah mengeluarkan STPD (Surat Tagihan Pajak Daerah) namun

tidak adanya tanggapan baik dari wajib pajak, maka dari itu yustisi

dilakukan dengan penyegelan bahkan penutupan ijin usaha. yustisi tidak

semata-mata apabila ada wajib pajak yang menunggak langsung di ambil

tindakan menyegel tempat usaha maupun mencabut perijinan, tetapi

dengan prosedur yang sudah ada, yakni melalui beberapa tahapan

pemanggilan, ada 3 (tiga tahap) pemanggilan apabila wajip pajak bersedia

datang dan menjelaskan persoalan atau pun kendala-kendala yang

dihadapinya sehingga pembayaran pajaknya menunggak, dan dari dinas

memberi jangka waktu pembayaran dalam pembayarannya

Berdasarkan penelitian juga diketahui faktor-faktor pendukung dan

penghambat dalam penerimaan pajak hotel sehingga penerimaan dari sektor pajak

ini meningkat dari tahun ke tahun.

Page 127: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Secara keseluruhan dari data yang didapat di lapangan terlihat bahwa

pajak hotel dan di Kota Surakarta cukup potensial. Penerimaan dari sektor pajak

hotel ini memberikan kontribusi terhadap pajak daerah Kota Surakarta berkisar

antara 13,18 % tiap tahunnya. DPPKA Kota Surakarta pun memiliki kinerja yang

cukup baik dalam menggali potensi penerimaan dari sektor pajak hotel ini terbukti

dari kemampuan DPPKA mencapai target dan bahkan cenderung melebihi target.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan DPPKA Kota

Surakarta dalam menggali potensi pajak hotel yaitu sumber daya manusia yang

dimiliki, kepatuhan wajib pajak, ketegasan kebijakan/aturan pajak serta kondisi

sosial ekonomi daerah.

Namun dari keberhasilan tersebut DPPKA masih menyadari bahwa

potensi ini belum tergali secara optimal karena diperkirakan masih bisa

ditingkatkan penerimaan pajak ini dengan syarat adanya kesadaran dari wajib

pajak untuk melaporkan omset mereka secara jujur. Karena peraturan perundang-

undangan perpajakan Indonesia menggunakan sistem self assessment, sistem ini

memberikan kepercayaan dan tanggungjawab kepada wajib pajak untuk

menghitung dan membayar sendiri pajak yang terhutang. Dari kendala yang

dihadapi ini seharusnya pemerintah daerah dalam hal ini DPPKA melakukan

sosialisasi yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesadaran wajib pajak.

H. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka ada beberapa saran mengenai

langkah-langkah dalam mengoptimalkan penerimaan dari sektor pajak hotel yang

Page 128: SOSIALISASI, AUDIT DAN YUSTISI UNTUK …... · rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ... D0108139. Sosialisasi, Audit dan Yustisi untuk Mengoptimalkan Penerimaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

dilaksanakan oleh Dinas pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota

Surakarta (DPPKA) sebagai berikut :

1. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota

Surakarta untuk lebih tegas dalam memberikan sanksi terhadap para

wajib pajak yang melakukan pelanggaran-pelanggaran, misalnya

pemberian denda administrasi yang hanya sebesar 2% (persen) kurang

membebani wajib pajak, sehingga wajib pajak tersebut cenderung

mengalami keterlambatan dalam penyetoran, seharusnya dinaikan agar

tingkat kepatuhannya lebih baik lagi serta lebih tegas lagi dalam

pengenaan sanksi.

2. Terdapat wajib pajak yang mengelabui para petugas pemeriksa dengan

cara memanipulasi data. Mereka memberikan keterangan yang tidak

sesuai dengan fakta sehingga data yang diperoleh kurang akurat. Dari

hasil pemeriksaaan lebih lanjut diketahui mereka juga melakukan

pembukuan ganda agar pendapatan mereka lolos dari pajak. Untuk

mengatasi hal tersebut Tim audit/ pemeriksa sebaiknya menggunakan

strategi lain dengan cara para Tim audit/pemeriksa melakukan

pengamatan kondisi usaha wajib pajak di lapangan secara langsung

dan mencari berbagai tambahan informasi dari pihak lain yang dapat

memberikan keterangan mengenai kondisis yang sebenarnya dari

wajib pajak. Hal ini sangat penting karena dengan mengetahui kondisi

yang sebenarnya secara otomatis dapat diketahui omset-omset

penjualan dari wajib pajak itu sendiri.