Sop Prosedur Pemeriksaan Fisik Sistem Persyarafan

3
PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERSYARAFAN No. Dokumen SPO/YANMED/RS/009 No. Revisi Halaman STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit 03 November 2014 Ditetapkan Ditetapkan Direktur dr.R.M. Byar Sabardiman Pengertian Pengkajian system persarafan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk dilakukan dalam rangka menentukan diagnosa keperawatan tepat dan melakukan tindakan perawatan yang sesuai. Pada akhirnya perawat dapat mempertahankan dan meningkatkanstatus kesehatan klien. Tujuan Pemeriksaan fisik ini dilakukan sebagaimana pemeriksaan fisik lainnya dan bertujuan untuk mengevaluasi keadaan fisik klien secara umum dan juga menilai apakah adaindikasi penyakit lainnya selain kelainan neurologis Kebijakan Prosedur Perawat mempersiapkan alat : 1. Snelen cart 2. Bahan untuk penciuman seperti kopi, gula dan teh 3. Tong spatel 4. Reflek hamer 5. Garpu tala dan penlight 6. Lidi dan kapas

description

SOP prosedur Pemeriksaan Fisik sistem Persyarafan

Transcript of Sop Prosedur Pemeriksaan Fisik Sistem Persyarafan

PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERSYARAFAN

No. Dokumen

SPO/YANMED/RS/009

No. Revisi

Halaman

STANDAR PROSEDUROPERASIONAL Tanggal Terbit

03 November 2014Ditetapkan DitetapkanDirektur

dr.R.M. Byar Sabardiman

PengertianPengkajian system persarafan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untukdilakukan dalam rangka menentukan diagnosa keperawatan tepat dan melakukan tindakanperawatan yang sesuai. Pada akhirnya perawat dapat mempertahankan dan meningkatkanstatus kesehatan klien.

Tujuan Pemeriksaan fisik ini dilakukan sebagaimana pemeriksaan fisik lainnya danbertujuan untuk mengevaluasi keadaan fisik klien secara umum dan juga menilai apakah adaindikasi penyakit lainnya selain kelainan neurologis

Kebijakan

Prosedur Perawat mempersiapkan alat :1. Snelen cart2. Bahan untuk penciuman seperti kopi, gula dan teh3. Tong spatel4. Reflek hamer5. Garpu tala dan penlight6. Lidi dan kapas

Prosedur Tindakan :1. Tanda kaku kuduk, Bila leher ditekuk secara pasif terdapat tahanan, sehingga dagu tidak dapatmenempel pada dada kaku kuduk positif (+).2. Tanda kerniq, Fleksi tungkai atas tegak lurus, lalu dicoba meluruskan tungkai bawah pada sendilutut. Normal, bila tungkai bawah membentuk sudut 1350 terhadap tungkai atas.Kernig + bila ekstensi lutut pasif akan menyebabkan rasa sakit terhadaphambatan.3. Tanda laseque, Fleksi sendi paha dengan sendi lutut yang lurus akan menimbulkan nyerisepanjang m. ischiadicus.4. Tanda Brudzinski, Letakkan satu tangan pemeriksa dibawah kepala klien dan tangan lain didada klienuntuk mencegah badan tidak terangkat. Kemudian kepala klien difleksikan kedada

j.

Unit kerja terkaitPoliklinik, UGD, Ruang Rawat Inap, ICU