Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

21

Transcript of Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

Page 1: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan
Page 2: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan
Page 3: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan
Page 4: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

Kadar dalam cairan Otak

Perbandingan dlm plasma

pH 7,32 – 7,35 Sedikit lebih rendah

Protein total 15 – 45 mg/dL (lumbal)

0,2 – 0,5 %

Albumin: globulin

8 : 1 3 – 4 kali lebih tinggi

Glukosa 40 – 80 mg/dL 50-80% dari nilai dalam darah

laktat 10- 20 mg/dL Kira-kira sama

Ureum 10 – 15 mg/dL Kira-kira sama

Glutamine 20 mg/dL Kira-kira sama

Page 5: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

Pemeriksaan Cairan Otak:

Penampilan secara umum

Hitung jumlah & jenis Sel yang ada

tekanan

Konsistensi & kecenderungan

membeku

Page 6: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

Cairan Otak = >Air

-Sama jernihnya-Sama cairnya

Kekeruhan menandakan ada banyak leukosit yg biasanya bersifat neutrofil-Kekeruhan ringan seperti kabut mulai tampak jika jumlahnya 200-500/ uL3.-Warna kekuningan (xanthochromia) biasanya akibat perdarahan yg dulu terjadi atau kadar protein yg terlalu tinggi > 200 mg/dL

Page 7: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

Kadang sulit menafsirkan adanya darah segar dalam spesimen CSF, karena pungsi dapat melukai pembuluh dan menyebabkan ada darah.

Jika darah berasal dari trauma pungsi maka banyaknya darah makin lama makin berkurang dengan keluarnya CSF dan cairan dalam tabung ketiga berisi kurang banyak darah dari tabun g-tabung terdahulu.

Jika darah tetap sama pada ketiga tabung , darah tsb mungkin sudah ada sebelum dilakukan pungsi

Page 8: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

Jika ada blok subarachnoidal, CSF mungkin berwarna kuning tua dan cenderung cepat membeku secara spontan, tetapi membeku secara spontan dapat berlangsung jika kadr protein tinggi, yang membeku adalah fibrinogen yang berubah menjadi fibrin.

Cairan otak normal tidak mengandung fibrinogen, tetapi jika kadar protein sangat meningkat, baik fibrinogen , globilin2 dan lebih banyak albumin melewati sawar darah – otak.

Page 9: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

Dalam sikap berbaring , tekanan CSF pada orang dewasa dalam kantong lumbal berbeda 75 sampai 200 mm air dengan nilai rata2 120 mm5. Tekanan meningkat sedikit jika seorang pasien yang takut secara tidak sadar menhan nafasnya atau menegangkan ototnya. Jika lutut dibengkokkan sampai menekan dinding perut, terbendungnya vena menyebabkan tekanan naik juga.

Page 10: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

CSF tidak mengandung sel Batasan normal Dewasa < 5 limfosit/uL

Anak2 < 20 limfosit/uL

Keadaan yang meningkatkan jumlah sel dalam cairan otak

10-200 sel, terutama Limfosit→kebanyakan dari meningitis oleh virus,neurosifilis lanjut, sclerosis multipleks, tumor, thrombosis cerebri

200-500 sel, terutama limfosit atau campuran→meningitis tuberculosa, choriomeningitis, infeksi herpes di SSP, meningitis akut oleh sifilis, leukimia di SSP

500 sel, terutama granulosit→meningitis akut oleh bakteri

Page 11: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

Protein- Konsentrasi normal : kurang dari 1%

kadar protein dalam serum yang nilainya 5-8 g/dL

- Penyebab konsentrasi protein meningkat :- Permeabilitas sawar darah-otak yang

meningkat oleh radangJika kadar protein meningkat tetapi secara

relatif jumlah sel sedikit, maka adanya penyakit SSp yang degeneratif harus dipertimbangkan

Page 12: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

Glukosa

Menyusutnya kadar glukosa dlm CSF paling mengesankan pada meningitis purulenta, dimana kombinasi metabolisme leukosit dan bakteri dapat neburunkan kadar glukosa menjadi Nol

Karena semua macam mikroorganisme menggunakan glukosa, maka penurunan kadar glukosa dapat dikarenakan oleh fungi, protozoa, bakteri TBC, dan bakteri pirogen.

Kadar gula dlm CSF : 70-80 mg/dL

Page 13: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

Asam laktat- Normalnya: 10-20% mg/dL- Konsentrasi asam laktat mencerminkan

aktivitas glikolisis setempat dan karena itu kadarnya dpt menambah informasi apabila hasil pemeriksaan lain-lain meragukan

- Kadar > 35 mg/dL jarang terjadi kecuali pada meningitis oleh bakteri dan fungi.

Page 14: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

Ureum- Kadar ureum dalam darah dan CSf kira2

sama kadang ureum diinjeksikan ke dalam vena pada pasien yang menderita kelainan intrakranial meningkat akut. Ureum yang diinjeksikan itu mengakibatkan osmolalitas cairan otak meningkat dan edema otak dapat dikurangi karena berpindah dari otak ke dalam cairan otak yang bersifat hiperosmolar

- Dosis ;0,5-1 g/kg BB>>>24-48 jam kembali Normal

Page 15: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

GlutamineGlutamine dalam CSF berasal dari sintesis yang terjadi dalam SSP oleh reaksi antara amonia dan asam glutamat. Jika kadar amonia dalam darah meningkat spt pada kelainan pengaliran darah dalam hati, kadar glutamin dlm CSF meninggi.

Kadar glutamine > 20 mg/dL dianggap meninggi.

Page 16: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

Arteri Vena

pH 7,36-7,44 7,31-7,41

[ H+] 44-36 nmol/liter 41-31 nmol/liter

CO2 total 19-25 mmol/liter 23-30 nmol/liter

pO2 85-100 mmHg 35-40 mmHg

pCO2 38-42 mmHg 35-42 mmHg

Saturasi O2 >95% PO2 70-75 % pO2

Na 135-148 mEq/liter

K 3,5-5,3 mEq/L

klorida 98-106 mEq/L

bikarbonat 19-25 mEq/L

Osmolaritas serum

285-310 mOsm/kg H2O

Page 17: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

pH <7,35 > 7,45pCo2 >45 <35BE -2 < > +2Cara baca:

1.Tentukan acidosis atau alkalosis: baca pH

2. Tentukan penyebab primer dari acidosis/alkalosis

Baca pCO2: jika menyimpang searah dg pH >>>respiratorik

Baca B.E : jika menyimpang searah dg pH >>> metabolik

3. Tentukan apakah sudah ada kompensasi

Jika pCO2 atau B.E sudah menyimpang kearah berlawanan dengan pH, berarti sudah ada usaha kompensasi.

Page 18: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

contoh

pH 7,25 pCO2 70 BE +2 =asidosis resp pH 7,50 pCO2 40 BE +8 =alkalosis

metab pH 7,48 pCo2 20 BE -8 =alkalosis resp

kompensasi metabolik

Page 19: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

Na(-) >> penyakit ginjal yg disertai pengeluaran garam atau penyakit lain yg mengganggu kemampuan ginjal mengatur elektrolit.,,kegagalan endokrin mengeluarkan ACTH atau kegagalan organ targetnya koteks adrenal mengeluarkan aldosteron, sekresi hormon antidiuretik yg tidak sesuai dari hhipofisis posterior menyebabkan retensi air yg mengakibatkan pengenceran Na dlm tubuh, atau akibat pengeluaran na melalui saluran cerna atau kulit.

Na (+)>>biasanya timbul akibat dehidrasi berat

Page 20: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

Hipokalemia >> akibat penurunan asupan dari makanan falam jangka panjang,, dpt disebabkan krn pengeluaran melalui urin (pd hiperaldosteronisme, Tx.diuretik berkepanjangan) dan dr saluran cerna (diare, muntah, fistula)

Hiperkalemia>>dapat terjadi pada kerusakan jaringan seperti pada cedera mekanis berat, px gagal ginjal, gangguan ekskresi kalium

Page 21: Pemeriksaan Dan Interpretasi Laboratorium Sistem Persyarafan

Selamat BelajaR