Sop Kebidanan

95
STANDAR PEMELIHARAAN PREFENTIF ULTRASONOGRAFI (USG) No. Dokumen No. Revisi Halaman STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur RSB Esto Ebhu dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG. Pengertian USG (Ultrasonograph) adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi janin dalam kandungan. Periksa ginjal, jantung, dan organ- organ tubuh bagian dalam Tujuan Pritap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan USG (Ultrasonograph) agar dapat digunakan sebagaimana mestinya. Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000 Buku pengoperasian alat kesehatan pemerintah propinsi Jawa Timur (Dinkes) Prosedur Persyaratan 1. satu orang teknisi elektromedik 2. peralatan kerja tersedia 3. Dokumen teknis tersedia 4. Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu tersedia 5. Mekanisme kerja tersedia dan jelas Persiapan Siapkan perintah kerja Siapkan formolir laporan kerja Siapkan dokumen teknis penyerta : - Protap pemeliharaan - Operating MANUAL - Servise manual Siapkan peralatan kerja - Tool set - Multi tester - Pengukuran arys bocor Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu - Contact cleaner - Kain lap halus dan kapas - Pasta/jelly - Film polaroid/kertas printer

description

sop

Transcript of Sop Kebidanan

Page 1: Sop Kebidanan

STANDAR PEMELIHARAAN PREFENTIF ULTRASONOGRAFI

(USG)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Ditetapkan DirekturRSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pengertian USG (Ultrasonograph) adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi janin dalam kandungan. Periksa ginjal, jantung, dan organ-organ tubuh bagian dalam

Tujuan Pritap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan USG (Ultrasonograph) agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000 Buku pengoperasian alat kesehatan pemerintah propinsi Jawa

Timur (Dinkes)Prosedur Persyaratan

1. satu orang teknisi elektromedik2. peralatan kerja tersedia3. Dokumen teknis tersedia4. Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu

tersedia5. Mekanisme kerja tersedia dan jelas

Persiapan Siapkan perintah kerja Siapkan formolir laporan kerja Siapkan dokumen teknis penyerta :

- Protap pemeliharaan- Operating MANUAL- Servise manual

Siapkan peralatan kerja- Tool set- Multi tester- Pengukuran arys bocor

Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu

- Contact cleaner- Kain lap halus dan kapas- Pasta/jelly- Film polaroid/kertas printer- Alkohol- Amplas- Lamu indikator

Pemberitahuan kepada userPelaksanaan1. Cek dan bersihkan bagian-bagian alat, meliputi :

Periode 3 bulanan- Meja kontrol (tombol-tombol, joy stick/track ball).

2. Periksa unjuk kerja alat dengan menggunakan probe dan perhatikan gambar tampilan (sensitivitas, brightness, tampilan

Page 2: Sop Kebidanan

dan lain-lain) lakukan penyetelan bila perluperiode 3 bulanan

3. Periksa camera dan cek shuter camera polaroidPeriode 1 Tahunan

4. Periksa semua sistem/bagian-bagian yang diijinkan oleh pabrikPeriode 1 Tahunan

5. Periksa kebocoran arus listrikPeriode 1 Tahunan

6. Periksa hubungan pembumianPeriode 1 Tahunan

Pencatatan Isi kartu pemeliharaan alat Isi formolir laporan kerja User menandatangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali

kepada userPengemasan Alat Kerja dan Dokumen Teknis Penyerta

- Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan- Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta- Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis

penyerta ke tempat semulaPelaporan- laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas

Unit Terkait Unit Rawat Jalan

Page 3: Sop Kebidanan

HUBUNGAN KERJASAMA UNIT RAWAT INAP DENGAN

UNIT KASIR/T.U.K

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Ditetapkan DirekturRSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pengertian Prosedur pasien pulang merupakan suatu jaringan prosedur yang dilakukan sehubungan dengan kepulangan Pasien Rawat Inap

Tujuan Mempercepat proses kepulangan pasien Rawat Inap

Kebijakan Mempercepat administrasi kepulangan pasien Rawat Inap

Prosedur 1. Menerima data pasien dari perawatan2. menghubungi Unit-Unit terkait dengan data pasien Rawat

Inap3. memasukkan obat-obatan, resep, laborat, rontgen, honor

doketer, dan lain-lain.4. mencetak nota/rekening pasien Rawat Inap5. keluarga pasien Rawat Inap melakuakn pembayaran di kasir

kemudian keluarga pasien menerima bukti pembayaran berupa nota/rekening Rawat Inap

6. keluarga pasien kembali ke ruangan (Perawatan) dengan menunjukkan nota/rekening Rawat Inap pada Suster ruangan

7. pasien Rawat Inap diperkenankan pulang setelah semua administrasi di selesaikan

8. pasien Rawat Inap diperbolehkan pulang pada jam kerja

Unit Terkait Unit Rawat Inap Sub Unit Kasir

Page 4: Sop Kebidanan

HUBUNGAN KERJASAMA ANTARA UNIT RAWAT INAP

SUB UNIT TRANSPORTASI (AMBULANCE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Ditetapkan DirekturRSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pengertian Hubungan kerjasama Unit Rawat Inap dengan kendaraan ambulance adalah suatu rangkaian kerjasama antara Unit Rawat Inap dengan unit kendaraan ambulance sebagai sarana transportasi baik untuk pengiriman pasien ke Rumah Sakit lain ataupun untuk mengantar penderita yang memelurkan pemerikasaan keluar Rumah Sakit

Tujuan Agar pelayanan terhadap pasien berjalan lancar

Kebijakan Tarif sesuai dengan yang telah ditentukan kepala Rumah SakitPetugas 1. Sopir Ambulance2. Perawat Unit Rawat Inap3. SDM4. Satpam

Prosedur 1. Bila ada penderita memerlukan kendaraan ambulance untuk pengiriman pasien ke RS lain atau pemeriksaan ke luar Rumah Sakit Umum Kaliwates

Misal : - Periksa Lab, Foto Bor dll- Rujuk, pulang- Petugas Sub Unit Rawat Inap- Menghubungi SDM atau satpam

2. Perawat Unit Rawat Inap memberi penjelasan sesuai dengan keperluan penderita

3. Ambulance siap di UGD4. petugas Unit Rawat Inap mendampingi penderita yang akan

dikirim/dirujuk

Unit Terkait - SDM- Unit Rawat Inap

Page 5: Sop Kebidanan

STANDAR PEMELIHARAAN PREVENTIF VACUM

EXTRACTOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Ditetapkan DirekturRSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pengertian Pemeliharaan Preventif Vacum extractor adalah upaya-upaya yang dilakukan petugas untuk melakukan pemeriksaan kondisi Vacum Extractor secara teratur

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan Vacum Extractor agar dapat digunakan sebagaimana mestinya

Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000 Manual Book, Operational Book us

alkes Pemprov Jatim (Depkes)

Prosedur Persyaratan1. Satu orang teknisi elektromedik atau tekhnis terlatih2. Peralatan kerja tersedia3. Dokumen teknis tersedia4. Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia5. mekanisme kerja tersedia dan jelas

Persiapan Siapkan perintah kerja Siapkan formulir laporan kerja Siapkan dokumen teknis penyerta

- Protap pemeliharaan- Operating Manual- Service manual

Siapkan peralatan kerja- Tool set- Multi tester- Pengukuran arus bocor

Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu

- Kain lap halus/kain kasa- Vaselin- Amplas- filter

Pemberitahuan kepada user

Page 6: Sop Kebidanan

STANDAR PEMELIHARAAN PREVENTIF VACUM

EXTRACTOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Ditetapkan DirekturRSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pelaksanaan1. Cek dan bersihkan bagian-bagian pompa penghisap

3 Bulanan2. Cek dan berikan pelumasan pada lager

3 Bulanan3. Cek filter, bersihkan dan ganti bila perlu

3 Bulanan4. Cek katup inlet dan outlet, ganti bila perlu

3 Bulanan5. Cek daya hisap, lakukan penyetelan bila perlu

3 Bulanan 6. Cek kebocoran arus listrik

1 Tahunan7. Cek hubungan pembumian

1 Tahunan

Pencatatan- Isi kartu pemeliharaan alat- Isi formulir laporan kerja- User menandatangani laporan kerja dan alat

diserahkan kembali kepada user

Pengemasan Alat Kerja dan Dokumen Teknis Penyerta Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke

tempat semula

Pelaporan Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas

Unit Terkait Ruangan VK Bersalin IPS-RS

Page 7: Sop Kebidanan

STANDAR PENGOPERASIAN STERILISATOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Ditetapkan DirekturRSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pengertian Sterilisator adalah alat mensterilkan alat kesehatan seperti gunting, pinset, mangkok steril dan alat-alat lain agar terhindar dari bakteri, sehingga aman dalam melakukan tindakan pemakaian alat-alat kesehatan tersebut

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam pengoperasian Sterilisator untuk mensterilkan alat-alat kesehatan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan

Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000 Buku pengoperasian alat kesehatan pemerintah propinsi

Jawa Timur (Dinkes).

Prosedur PERSIAPAN Alat : bisa dioperasikan

Pelaksanaan1. Air sampai batas level max2. Siapkan alat-alat yang disterilkan3. Masukkan alat-alat kke dalam sterilisator4. On kan pesawat5. Pilih temperature6. Perhatikan termometer7. Atur waktu yang dibutuhkan8. Setelai selesai off kan pesawat

Unit Terkait Ruangan kamar bersalin Ruangan OK

Page 8: Sop Kebidanan
Page 9: Sop Kebidanan

STANDAR PENGOPERASIAN TELEPON

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Ditetapkan DirekturRSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pengertian Telepon adalah alat komonikasi dengan menggunakan suara. Termasuk dalam pengertian telepon adalah aiphone, dan bentuk-bentuk sejenis lainnya baik yang berfungsi di lingkup internal maupun sampai ke luar rumah sakit

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam pemakaian telepon dengan baik dan benar.

Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000

Prosedur 1. Penerimaan telepon- Bel telepon berbunyi- Tunggu bunyi bel telepon hingga 3 kali- Angkat gagang telepon dan katakan :

“Assalamu’alaikum, Rumah Sakit Bersalin Esto Ebhu Sumenep, ada yang bisa kami bantu”.

- Tanyakan dan catat nama dan alamat penelpon

- Akhiri hubungan telepon dengan ucapan “Terima kasih, Assalamu’alaikum”

- Letakkan gagang telepon dengan baik dan benar

2. Pemakaian telepon :- Angakat gagang telepon hingga terdengar nada telepon. - Tekan nomor telepon yang dituju- Tunggu hingga telepon yang dituju diangkat (ditandai nada

telepon hilang)- Lakukan pengecekan nomor telepon yang dituju, serta nama

dan alamat tujuan dengan mengatakan “Assalamu’alaikum apaila betul disini nomor telepon ….. (nomor telepon tujuan), rumah …. (tujuan) ……(alamat tujuan)

- Sebutkan nama dan tujuan telepon- Sampaikan pesan informasi- Akhiri hubungan telepon dengan mengucapkan : “Terima

kasih, Wassalamu’alaikum”- Letakkan gagang telepon dengan baik dan benar

Unit Terkait - Semua ruangan penerima telepon

Page 10: Sop Kebidanan

STANDAR PENGOPERASIAN AUTO CLAVE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Ditetapkan DirekturRSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pengertian UV Lamp adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan ruangan, agar selalu terhindar dari bakteri

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam pengoperasian UV Lamp untuk mensterilkan ruangan agar tidak terjangkau oleh bakteri.

Kebijakan - Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000- Manual Bock, Operational Book Alkes Pemprof Jatim (Depkes)

Prosedur Persiapan : 1. Hubungkan alat dengan catu daya2. Hidupkan alat dengan menekan tombol on / off3. Ke posisi on sampai indikator menyala

Pelaksanaan1. Atur timer berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyeterilkan

ruangan2. Tinggalkan ruangan yang kita steril, maka lampu akan menyala

sendiri dan akan menyala sendiri dan akan mati sendiri secara otomatis sesuai dengan yang kita inginkan.

3. Setelah selesai rapikan kembali keadaan lampu.

Unit Terkait - Ruangan OK- Ruangan Bayi

Page 11: Sop Kebidanan
Page 12: Sop Kebidanan

STANDAR PENGOPERASIAN VACUM EXTRACTOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Ditetapkan DirekturRSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pengertian Vacum Extractor adalah alat yang digunakan untuk membantu pada saat proses kelahiran bayi

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam pengoperasian Vacum Extraktor secara baik dan benar.

Kebijakan - Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000- Manual Book, Operational Book us alkes Pemprov Jatim

(Depkes)-

Prosedur Alat : dalam kondisi baikPasien : Pelaksanaan

1. Hubungkan alat dengan satu daya2. Tekan tombol on/off pada posisi on3. Cek dya hisap dengan menmpel ibu jari pada ujung selang,

kemudian regulator diatur dari minimum ke max.4. Pasang selang dan lap penghisap sesuai keperluan5. Lakukan tindakan6. Jika selesai off-kan pesawat

Unit Terkait Unit Kamar Bersalin

Page 13: Sop Kebidanan

STANDAR PENGOPERASIAN VENTILATORPengertian Ventilator adalah alat yang berfungsi sebagai alat bantu

pernafasan yang diberikan pada pasien sesuai dosis yang dibutuhkan

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam pengoperasian Ventilator untuk memberikan bantuan pernafasan bagi pasien

Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000 Manual BOOK, Operational Book us alkes

Pemprov Jatim (Depkes)Prosedur Persiapan :

1. Pasang humidity unit2. Pasang supplay oksigen dengan alat3. Hubungkan alat dengan menekan on/off ke on

sampai indikator menyala4. Atur regulator oksigen5. Buka regilator oksigen6. Cek sistem alarm O2 untuk mengetahui kurang /

lebihPelaksanaan

1. Atur ventiiation mode sesuai dengan kebutuhan2. Atur O2 concentration3. Pasang fase mask pada pasien4. Lakukan tindakan 5. Kembalikan alat pada tempatnya

Unit Terkait - Ruangan Ok

Page 14: Sop Kebidanan

TATA CARA PEMULANGAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAPPengertian Tata Cara Pemulangan Pasien adalah tata cara

pemulangan pasien yang telah dinyatakan sembuh ataupun atas permintaan pasien sendiri dan/keluarganya

Tujuan Mempermudah proses pemulangan pasienKebijakan Prosedur pemulangan pasien sesuai dengan ketentuan

yang berlaku selama jam kerjaPetugas - Perawat di Ruang Rawat Inap

- Bagian Administrasi dan KeuanganProsedur 1. Pasien mendapat ijin pulang dari dokter yang

merawatBila pasien dan / keluarga menginginkan pulang sebelum diijinkan oleh doketr yang merawat, harus menandatangani surat penolakan untuk dilanjutkan perawatan di Ruang Rawat Inap

2. Perawat menyiapkan check list penderita kemudian dibawa ke bagian TUK

3. Keluarga pasien menyelesaikan administrasi biaya perawatan di kasirBagi pasien relasi harus sudah melengkapi Surat Pengantar Tanggungan dari instansinya

4. Perawat mengecek ulang nota pembayaran pasien, bila terdapat kesalahan dikofirmasikan kembali ke Bagian Administrasi

5. Peawat membrikan sisa obat-obat untuk dilanjutkan di rumah dan hasil pemeriksaan penunjang

6. Pasien diantar oleh parawat sampai pintu keluar Rumah Sakit Bersalin Esto Ebhu Sumenep

Unit Terkait - Unit A.K.U- Unit Pelayanan Medik

Page 15: Sop Kebidanan

STANDAR PERAWAT JAGA SIFT PAGIPengertian Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan oleh

petugas jaga pagiTujuan Memberikan acuan bagi pelaksanaan askep pada shift

jaga pagiWaktu Jam 07.00 – 14.00Prosedur 1. Perawat dan pembantu rawat datang 15 menit

sebelum dilakukan serah terima2. Membaca buku keterangan / laporan yang dibuat

shift dinas malam3. Melakukan serah terima pasien dengan cara

keliling ke ruang-ruang pasien4. Melakukan serah terima alat-alat kesehatan /

tenun / RT5. Kepala ruang mengatur pembagian tugas masing-

masing perawat (Job perawat)6. Kepala ruang / Kepala jaga menyiapkan

administrasi Px pulang, menlakukan koordinasi denga unit lain

7. Bersama-sama dengan perawat pelaksana membuat rencana tindakan keperawatan sesuai dengan keadaan pasien serta tingkat perkembangannya

8. Melaksanakan Pendokumentasian asuhan keperawatan

9. Melakukan tumbang terima dengan petugas jaga shift selanjutnya

Unit Terkait Unit Keperawatan

Page 16: Sop Kebidanan

STANDAR PERAWAT JAGA SHIFT SOREPengertian Prosedur atau langkah-langkah yang harus dilakukan oleh

petugas jaga soreTujuan Memberikan acuan bagi pelaksanaan askep pada shift

jaga soreWaktu Jam 14.00 – 21.00Prosedur 1. Perawat dan pembantu rawat datang 15 menit

sebelum dilakukan serah terima2. Membaca buku keterangan / laporan yang dibuat

oleh shift dinas pagi3. Melakukan serah terima dengan dinas pagi

dengan cara keliling ke ruang-ruang Px.4. Melakukan serah terima alat kesehatan / tenun /

RT.5. Ketua Tim membagi tugas kepada masing-masing

perawat sesuai job.6. Pelaksanaan askep mis : memandikan Px,

melakukan injeksi dan lain-lain.7. Menyiapkan pasien yang akan dilakukan

pemeriksaan / tindakan operatif keesokan harinya.8. Melakukan pelaporan / pencatatan tindakan yang

sudah dilakukan.9. Melakukan timbang terima dengan shift dinas

malamUnit Terkait Unit Keperawatan

Page 17: Sop Kebidanan

STANDAR PERAWAT JAGA SHIFT MALAMPengertian Prosedur atau langkah-langkah yang harus dilakukan oleh

petugas jaga malamTujuan Memberikan acuan bagi pelaksanaan askep pada shift

jaga malamWaktu Jam 21.00 – 07.00 WIBProsedur 1. Perawat dan pembantu rawat datang 15 menit

sebelum dilakukan serah terima2. Membaca buku keterangan / laporan yang dibuat

shift dinas malam3. Melakukan serah terima pasien dengan cara

keliling ke ruang-ruang pasien4. Melakukan serah terima alat-alat kesehatan /

tenun / RT5. Kepala ruang mengatur pembagian tugas masing-

masing perawat (Job perawat)6. Kepala ruang / Kepala jaga menyiapkan

administrasi Px pulang, menlakukan koordinasi denga unit lain

7. Bersama-sama dengan perawat pelaksana membuat rencana tindakan keperawatan sesuai dengan keadaan pasien serta tingkat perkembangannya

8. Melaksanakan Pendokumentasian asuhan keperawatan

9. Melakukan pencatatan / pelaporan selama pelaksanaan tugas

10. Melakukan tumbang terima dengan petugas jaga shift selanjutnya

Unit Terkait Unit Keperawatan

Page 18: Sop Kebidanan

PENANGANAN PELANGGARAN ETIK KEPERAWATANPengertian Pelanggaran etik Keperawatan dan Kebidanan adalah

setiap ucapan, tulisan maupun perbuatan yang dilakukan seorang petugas keperawatan yang melanggar ketentuan, peraturan kode etik keperawatan / kode etik kebidanan yang dilakukan pad ajam kerja maupun diluar jam kerja

Tujuan 1. Agar tenaga keperawatan mampu melaksanakan tugas dengan baik secara profesional.

2. Meningkatkan akuntabilitas perawat terhadap pasien dan masyarakat

3. Meningkatkan mutu pelayanan4. Menginventarisasi dan menyelesaikan masalah

pelanggaran etik5. Mengatur dalam pemberian punishment dari

pelanggaran etikKebijakan 1. Pengelolaan pelanggaran etik keperawatan

menjadi tanggung jawab Bidang Pelayanan, yang pelaksanaannya dilakukan oleh panitia etik komite keperawatan dan Tim Etik Kredensial Rumah Sakit

2. Surat Keputusan Direktur RSB Esto Ebhu Sumenep

Prosedur 1. Tenaga keperawatan yang melakukan pelanggaran dilakukan klarifikasi dan pembinaan oleh kepala ruangan yang bersangkutan dan dilakukan penyelesaian masalah terhadap perawat yang melakukan pelanggaran

2. Bila terjadi pelanggaran yang tidak dapat siselesaikan maka kepala ruangan membuat rekomendasi ke tim etik komite keperawatan

3. Tim etik keperawatan melakukan pembinaan dan penyelesaian masalah bersama kasi keperawatan

4. Bila masalah tersebut perlu tindak lanjut yang berkaitan dengan kebijakan diektur maka tim etik Keperawatan bersama kasi keperawatan membuat rekomendasi kepasa Tim Etik Kredensial Rumah Sakit

5. Selanjutnya Tim Etik Kredensial Rumah Sakit menyelesaikan masalah sesuai ketentuan yang berlaku untuk kemudian dibuatkan rekomendasi kepada direktur.

6. Direktur RSB Esto Ebhu Sumenep melalui Kabid Pelayanan dan Kasi Keperawatan menetapkan penyelesaian masalah dengan surat keputusan

Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan 2. Unit Rawat Inap3. Unit Rawat Darurat4. Unit Kamar Bersalin5. Ruang Bayi

Page 19: Sop Kebidanan

ANAFILAKSISPengertian Anafilaksis adalah suatu alergi yang terjadi akut, segera,

dan hebat, sebagai kontak dengan alerganTujuan Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosa dan

memberikan terapiKebijakan Dalam penanganan penyakit anafilaksis diperlukan buku

standar pelayanan medicProsedur 1. Kriteria Diagnosa :

Anafilaksis merupakan reaksi alergi sistemik, kadang-kadang didahului rasa tidak enak/takut secara akut dan segera dapat timbut :a. Obstruksi jalan nafas atas dan bawah, disusun

renjatan kardiovaskuler secara sekunderb. Secara primer timbul renjatan tanpa didahului

gejala-gejala pernafasanc. Rasa gatal, kemerahan seluruh tubuh dan

pembengkakan tangan menjadi lebih hebat (urtikaria dan sembab angioneurotik)

2. Diagnosa Banding :Renjatan karena sebab lain, renjatan ini biasanya terjadi begitu mendadak

3. Terapi :a. Adrenalin 1 : 1000 dengan dosis 0.01 ml/Kg,

subkutan (maksimal 0,3 ml)b. Pasang tourniquet pada bagian pangkal dari

tempat masuknya alergen (gigitan, serangan, suntikan obat)

c. Beri adrenalin 0,1-1,3 ml sub kutan pada tempat masuknya alergen bila alergen telah diberikan/masuk secara subkutan

d. Bila perlu pemberian adrenalin dapat diulang setiap 15-20 menit

e. Beri zat asam dengan nose prong atau sunkup 2-3, 1/menit

f. Beri difenhidramin 2 mg/kg intavena atau intramuskulus, dilanjutkan dengan 3 mg/kg/24 jam dibagi 3 dosis

g. Pasang infus NaCI 0,9%. Bila terjadi hipotensi atau tekanan darah tak teratur beri NaCL 0,9% 20-40 ml/kg dalam 1-2 jam. Bila perlu ditambahklan plasma atau cairan ekspander volume lain 10-20 ml/kg dalam 1-2 jam

h. Pemberian Kortikosteroid : Hidrokotison 4-7 mg/kg secara intravena,

dilanjutkan dengan 4-7 mg/kg/24 jam dibagi dalam 3-4 dosis selama 24-28 jam atau

Metilprednisolon 1/5 dosis hidrokortison atau

Dexametason 1/25 dosis hidrokortisoni. Bari Aminofilin bila ada tanda-tanda obstruksi

jalan nafas di bagian bawah dengan dosis 7 mg/kg dilanjutkan dalam 10-20 ml NaCI 0,9% secara intravena dalam waktu 10-20 menit, dilanjutkan dengan 9 mg/kg/24 jam dibagi 3-4 dosis

j. Bila nadi dan tekanan darah sudah stabil, infus

Page 20: Sop Kebidanan

diganti dengan Dektrose 5% dalam 0,45% NaCL 1-1 ½ kali kebutuhan rumatan

4. Penyulit :a. Obstruksi jalan nafas bagian atas (sembab

laring)b. Obstruksi jalan bagian bawah (asma)

5. Konsultasi :Spesialis Anak

Unit Terkait 1. Unit Rawat Inap2. Unit Rawat Jalan3. Unit Gawat Darurat

Page 21: Sop Kebidanan

PEMBUATAN JADWAL DINASPengertian Tata cara dan ketentuan pangaturan jadwal jaga perawat

di ruang unit khusus untuk tiga shiftTujuan Efisiensi tenaga keperawatan dengan memperhatikan

kemampuan perawat dan tingkat ketergantungan pasien pada tiap shift

Kebijakan Adanya penanggung jawab dan perawat yang dianggap mampu pada tiap shift jaga.Petugas Shift : - Penanggung jawab shift / ketua tim

- Perawat pelaksana- Tenaga penunjang perawatan- Waktu dinas :- Shift pagi jam 07.00 – 14.00- Shift sore jam 14.00 – 21.00- Shift malam jam 21.00 – 07.00

Prosedur 1. Kepala ruangan menyusun jadwal dinas untuk satu bulan dimulai tanggal 15 pada tiap bulannya

2. Daftar jaga harian mempertimbangkan tersedianya penanggung jawab shift pada tiap shift jaga dan tingkatketergantungan pasian pada tiap shift

3. Kepala ruangan menentukan perawat penanggung jawab shift dengan ketentuan :

a. Masa kerja minimal 2 tahun di Rumah Saki Bersalin Esto Ebhu Sumenep

b. Telah dianggap mampu melaksanakan tugas teknis keperawatan

c. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi

d. Disiplin dan mempunyai kemampuan komonikasi yang baik

4. Jumlah jam kerja maksimal dalam 1 minggu untuk tiap staf adalah 40 jam.

5. Tidak diperbolehkan dinas pada dua shift yang berurutan kecuali ada peningkatan ketergantungan pasien (beban kerja) perawat yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan misalnya karena sakit dan lain-lain dengan kompensasi penggantian libur

6. Jadwal dinas pada unit khusus harus mempertimbangkan adanya perawat yang mempunyai sertifikat keahlian khusus di ruangan tersebut pada tiap shift jaga

Unit Terkait -Unit Keperawatan

Page 22: Sop Kebidanan

ALUR PELAPORANPengertian Tata cara pelaporan hasil rekapitualsi data mulai dari tim

Pengendalian Mutu Keperawatan sampai Kepala Rumah Sakit

Tujuan Untuk mengetahui jalur pelaporan yang benar

Sebagai panduan dalam melaksanakan program peningkatan mutu keperawatan

Adanya kejelasan langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mendapatkan rekomendasi

Untuk membantu kerja tim dalam memberikan arah tujuan hasil pelaporan

Kebijakan - Dilakukan oleh Tim Pengendalian Mutu Keperawatan

- Rekapitulasi hasil dan laporan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali secara periodic

Prosedur 1. Pengumpulan data dilakukan oleh Tim Pengendalian Mutu Keperawatan di ruangan masing-masing setiap bulannya

2. Data yang harus dikumpulkan oleh Tim Pengendalian Mutu Keperawatan adalah

a. Kelengkapan asuhan keperawatanb. Evaluasi persepsi mutu asuhan

keperawatanc. Evaluasi kegiatan asuhan keperawatand. Indikator klinik

3. Setelah data terkumpul tiap bulannya data direkap tiap tiga bulan sekali

4. Hasil rekapitulasi dilaporkan untuk minta rekomendasi dan tindak lanjut pada Kepala Rumah Sakit

5. Alur pelaporan adalah

Tim Pengendalian Mutu Keperawatan

Kepala Pelayanan Medik / Keperawatan

Kepala Rumah Sakit

6. Kemudian Kepala Rumah Sakit memberikan Rekomendasi dan tindak lanjut melalui Kepala Pelayanan Medik / Keperawatan ke Tim Pengendalian Mutu Keperawatan

Unit Terkait Unit Rawat Inap

Page 23: Sop Kebidanan

SYOK KARDIOGENIKPengertian Ketidakmampuan jantung mengalirkan cukup darah ke

jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolism basal akibat gangguan fungsi pompa jantung

Tujuan 1. Mengembalikan fungsi sistemik yang adekuat2. Mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut3. Mencegah kematian

Kebijakan Persiapan Alat :1. Oropharingeal tube / mayo tube sesuai dengan

ukuran pasien2. Fase mask sesuai dengan ukuran pasien3. Air bag4. Peralatan intubasi5. Papan resusitasi6. Bantal kecil7. Meja emergency berisi alat-alat dan obat-obat

emergency8. Plester, gunting9. Peralatan suction10. Peralatan oksigen11. Pasien

Beritahu pasien bila sadar/keluarga tentang prosedur tindakan dan tujuan

Langkah-Langkah :1. Kaji riwayat penyakit jantung : AMI, Miokarditis,

Decomp cord, dll.2. Pastikan dengan rekaman EKG 12 lead3. Kaji tanda-tanda vital4. Atur posisi pasien dalam posisi syok5. Berikan terapi 4-6 liter/ menit6. Bila pasien tidak sadar lakukan gerakan tripel :

ektensi kepala, mendorong mandibula kedepan dan membuka mulut

7. Bila pasien henti nafas segera lakukan ventilasi 2 kali buatan, kalau memungkinkan denganoksigen murni

8. Setelah dua kali ventilasi buatan awal, segera raba arteri karotis atau femoralis

9. Bila nadi berdenyut tetapi pasien masih henti nafas teruskan ventilasi buatan 12 kali/menit sampai timbul ventilasi spontan dan adekuat

10. Bila tidak teraba nadi berarti henti jantung segera lakukan kompresi jantung luar 15 kali dengan laju 80-100/menit yang kemudian dilakukan ventilasi 2 kali (1 ventilasi = 1-1,5 detik) dievakuasi setiap menit apakah tindakan efektif

11. Beri Nore ephineperine iv 8-12ug/menit sampai mencapai tekanan sistolik sekurang-kurangnya 80 mmhg.

12. Setelah tekanan sistolik mencapai 80 mmhg ganti dengan dopamine 5-15 ug/kg BB/menit pemberian dalam infuse D 5% mikro

13. Bila terjadi takikardi, tambahkan drip dobutamin 5-20 ug/kg BB/menit, mulai dosis kecil sampai terjadi tanda-tanda peningkatan tekanan darah 80/50 mmhg

14. Evaluasi tanda-tanda vital dn respon pasien

Page 24: Sop Kebidanan

15. Bila pemberian dopamine/dobutamin satu kali belum berespon menaikkan tekanan darah 80/50 mmgh, pertimbangkan pasien untuk masuk ICU guna terapi causatik (misalnya trombolitik untuk kasusu AMI)

Hal-hal yang perlu diperhatikan :1. Penanganan cepat,tepat, teliti2. Jaga kenyamanan lingkungan3. Respon pasien

Unit Terkait UGD, RR,Ruang Perawatan, Kamar Bersalin-

Page 25: Sop Kebidanan

40. PEMINDAHAN KLIEN ANTAR UNIT RAWAT INAPPengertian Memindahkan klien dari unit ke unit perawatan lain atas

permintaan klien / keluarga atau atas perintah dokterTujuan 1. Memenuhi permintaan klien/keluarga

2. Memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatanKebijakan Perpindahan klien antar unit dilaksanakan sesuai

permintaan atau kebutuhan pelayananProsedur I. Menyiapkan alat

1. Kereta dorong2. Kursi roda 3. Status klien4. Hasil pemeriksaan laboratorium, foto dan lain-lain5. Obat-obatan6. Buku serah terimaII. Menyiapkan klien1. Memberitahu klien tentang rencana tindakan yang

akan diberikan2. Memindahkan klien ke kereta dorong / kursi roda

sesuai prosedurIII. Melaksanakan1. Menghubungi unit perawatan yang dituju2. Membuat buku serah terima3. Menyiapkan status klien hasil, pemeriksaan

laboratorium, hasil foto, obat-obatan4. Membereskan barang-barang klien5. Mengantar klien ke unit perawatan yang dituju6. Menyerahkan klien beserta status klien,

laboratorium, foto, program pengobatan beserta buku serah terima yang ditanda tangani unit masing-masing

Unit Terkait Unit Rawat Inap

Page 26: Sop Kebidanan

40. TATA CARA PENERIMAAN PASIEN BARU DI RUANG RAWAT INAPPengertian Tata Cara Penerimaan Pasien Baru adalah tata cara

penerimaan pasien baru di Ruang Rawat Inap setelah penderita / keluarganya menyelesaikan administrasi dan keuangan di bagian administrator

Tujuan Meningkatkan mutu Pelayanan dan memenuhi kepuasan pasien

Kebijakan Prosedur penerimaan pasien baru harus sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkanPetugas : Perawat di Ruang Rawat Inap

Prosedur 1. Perawat mempersiapkan sarana dan prasarana kelengkapan alat tidur penderita yang meliputi :

1.1 Sarana tempat tidur beserta peralatannya1.2 Alat-alat lain : Termometer, Tensimeter,

Timbangan Berat Badan dan pengukur tinggi badan

2. Cara kerja penerimaan penderita 2.1 Pasien dan keluarga diterima oleh Bagian

Triage UGD untuk ditentukan klasifikasi kegawatan dan mendapat pertolongan bila perlu

2.2 Pasien/keluarga mengurus administrasi pendaftaran pasien di Bagian Penerimaan (admition)

2.3 Pasien diantar oleh petugas2.4 Perawat memperkenalkan diri2.5 Bila pasien dapat berdiri, ditimbang berat

badan sebelum dibaringkan ke tempat tidur2.6 Setelah pasien berbaring di tempat tidur

dilakukan :- Anamnese (pengumpulan data pasien

pada catatan perawatan)- Pemeriksaan tanda vital (suhu, Respirasi,

nadi, tekanan darah)2.7 Pasien dan keluarga diberitahu tentang

sarana dan fasilitas yang ada di ruangan dan tata cara-cara menggunakannya

2.8 Perawat menghubungi dokter dan membritahukan bahwa penderita masuk di Ruang Rawat Inap

2.9 Perawat menjalankan instruksi dokter

Unit Terkait - Unit A.K.U- Unit Pelayanan Medik

Page 27: Sop Kebidanan

36. MERAWAT LUKA DAN MEMASANG BALUTANPengertian Tata cara merawat dan memasangka pembalut atau

penutup pada luka agar luka tidak terbukaTujuan - Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam

luka- Mencegah infeksi silang- Memberi rasa aman dan nyaman

Kebijakan Dilakukan pada semua jenis luka sesuai dengan kebutuhannya

Prosedur A. PERSIAPAN1. Alat-alat steril

- 1 pinset anatomi- 2 pinset chirugi- Kapas lidi secukupnya- Kasa steril 10-15 lembar- Deppers 5 buah/secukupnya- Mangkuk steril- Handschoen

2. Alat-alat yang tidak steril- Gunting Plester- Plester- Alkohol 70 % dalam botol- Obat luka bethadin- Bengkok

B. PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN1. Memperkenalkan diri2. Beritahu maksud dan tujuan3. Mengatur posisi4. Bicara dengan sopan5. Ada respon dari pasien6. Mengatur lingkungan aman dan nyaman

C. PELAKSANAAN1. Membawa alat-alat ke dekat pasien2. Perawat cuci tangan3. Balutan lama dibuka dan dibuang pada tempatnya

dengan menggunakan pinset4. Bekas plester dibersihkan dengan alcohol5. Luka dibersihkan dengan kapas desinfektan ke satu

arah*Jika luka ada darah / pus diambil dengan deppers dengan cara ditekan

6. Kapas kotor dibuang pada tempatnya7. Pinset yang sudah dipakai ditaruh pada bengkok8. luka diberi obat yang ditentukan / diolesisi

betadine dengan kapas lidi9. Luka ditutup dengan kain kassa steril secukupnya

dengan menggunakan pinset dan usahakan serat kasa jangan melekat pada luka.

10. Luka dibalut atau diplester dengan rapi 11. Pasien dirapikan dan alat-alat dibersihkan12. Perawat mencuci tangan

* Perhatian : Tahnik aseptik harus dipertahankanUnit Terkait - Unit Keperawatan

- Unit Rawat Jalan- Unit UGD

Page 28: Sop Kebidanan

35. MERAWAT PASIEN MENJELANG AJALPengertian Memberikan pelayanan / perawatan khusus jasmaniah

dan rohaniah kepada pasien yang akan meninggalTujuan Memberi rasa tenang dan rasa puas jasmaniah dan

rohaniah kepada pasien dan keluargaKebijakan Dilakukan pada pasien yang akan meninggal (sakaratul

maut)Prosedur A. PERSIAPAN ALAT HANDSCOEN

1. Alat-alat pemberian O22. Alat-alat resusitasi3. Tensi meter4. Stetoskop5. Pinset6. Kasa penekan dan air matang dalam kom untuk

membasahi bibir7. Kertas tissue/kertas lap.8. Handuk9. Handuk kecil untuk menyeka keringat10. Alat tenun secukupnya11. Meja bersih dengan taplak12. Al-Qur’an / Alkibat

B. PERSIAPAN PASIEN, KELUARGA DAN LINGKUNGAN1. Pasien dalam ruangan tertutup (memasang

sampiran). 2. Memberitahu keluarga3. Pasien dipersiapkan menurut agama dan

kepercayaannya.

C. PELAKSANAAN1. Pasien disendirikan / isolasi dari pasien lain2. Pasien tidak boleh ditinggal sendiri3. Keluarga diijinkan menunggu dan diberitahu

keadaan pasien dengan cara yang bijaksana4. Membersihkan keringat supaya pasien selalu

bersih5. Sekeliling pasien dalam keadaan tenang6. Membasahi bibir yang kering dengan kapas dan

pinset7. Membantu melayani dalam upacara keagamaan 8. Mengamati tanda-tanda vital9. Perawat selalu bicara dengan suara yang lembut

dan penuh perhatianUnit Terkait - Unit Keperawatan

- Keperawatan Rawat Inap

Page 29: Sop Kebidanan

34. MEMBERI MAKAN DAN MINUMPengertian Menyajikan makanan dan minuman kepada pasien sesuai

dengan daftar makanan / diet pasienTujuan - Agar pasien mendapatkan makanan dan minuman pada

waktunya dan sesuai dengan kebutuhan / dietnya- Untuk mendolong pasien yang tidak sanggup atau

tidak dapat makan / minum sendriri- Membantu mempercepat penyembuhan- Membantu meningkatkan selera makan / minum pasien

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang dapat makan sendiri / tidak dapat makan sendiri

Prosedur A. PERSIAPAN ALATTersedia dalam baki1. Piring berisi nasi atau bubur2. Mangkok berisi sayuran / kuah3. Piring kecil berisi lauk4. Sendok makan5. Sendok garpu6. Gelas berisi minuman7. Sedotan8. Buah-buahan9. Tissue

B. PERSIAPAN LINGKUNGAN1. Menjelaskan maksud dan tujuan2. Jauhkan benda-benda yang kurang menyenangkan

untuk dilihatC. PELAKSANAAN

1. Bawa makanan dan alat-alatnya ke dekat pasien2. Perawat cuci tangan3. Pasang /beri pasien serbet untuk alas4. Hidangkan makanan dan minuman kedekat

pasien dengan hati-hati5. Bantu pasiaen untuk memotong lauknya bila

diinginkan6. Persilahkan paseien untuk makan dan minumBila pasien tidak dapat makan dan minum sendiri :1. Suapi pasien sedikit demi sedikit sambil

komonikasi2. Memberi minuman/obat sesuai dosisnya3. Memberi buah-buahan4. Membersihkan mulut dan sekitarnya dengan

serbet/tissue5. Pasien dirapikan kembali6. Alat dibereskan dan mencuci tangan

Unit Terkait - Unit Keperawatan- Keperawatan Rawat Inap- Unit Gizi

Page 30: Sop Kebidanan

33. MEMASANG ALAT TENUNPengertian Tata cara memasang alat tenun pada tempat tidur sesuai

dengan jenis dan fungsinyaTujuan Mempersiapkan tempat tidur yang siap pakaiKebijakan Semua tempat tidur yang kosong pada setiap kamar

Ruang harus siap pakaiTerlihat rapi dan indah

Prosedur 1. Memcuci tangan2. Membawa/meletakkan alat-alat didekat tampet tidur3. Letakkan laken dengan lipatan memanjang yang

menentukan garis tengah2 tempat tidur4. Masukkan laken bagian kepala dibawah kasur lebih

25 cm kemudian buatkan sudut5. Masukkan laken bagian kaki dibawah kasur lalu buat

sudut (masuk-kan laken bagian kepala lebih banyak dari pada bagian kaki)

6. Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat perawat berdiri ).

7. Letakkan perlak melintang +50 cm dari garis kasur bagian kepala demikian juga steek laken lalu masukkan sama-sama ke bawah kasur.

8. Letakkan boven laken dengan jahitan lebar di bagian kepala mulai dari garis kasur, (masukkan sama-sama ke bawah).

9. Letakkan selimut + 25 cm dari garis kasur dengan bagian bawah kaki ke bawah kasur.

10. Melipat boven laken bagian atas tepat di atas garis selimut.

11. Masukkan bantl ke dalam sarungnya dan letakkan bantal dengan bagian tertutup ke jurusan pintu.

12. Menyelesaikan sisi yang lain seperti sisi yang pertama.

13. Memasang overlaken. 14. Mencuci tangan.

TEMPAT TIDUR TERBUKA15. Bila sudah tersedia tempat tidur tertutup hanya

overlaken yang diangkat kemudian disimpan sebagaimana mestinya.

16. Melipat ovenlaken dan selimut ke bawah pada bagian kaki dengan cara 2 tangan memegang boven laken dan selimut, kemudian tarik-tarik ke bagian kaki lalu lipat secara bersusun.

Unit Terkait - Unit Keperawat- Keperawatan Rawat Jalan

Page 31: Sop Kebidanan

32. MELAKSANAKAN REKAMAN EKGPengertian Melakukan tindakan rekam jantung dengan

mengutamakan alat EKGTujuan 1. Merekam denyut jantung

2. Mengetahui kelainan jantung3. Menegakkan diagnose

Kebijakan Tindakan Rekam Jantung dilakukan sesuai kebutuhan dan pada pasien usia 40 tahun ke atas.

Prosedur I. Persiapan Alat : 1. Alat EKG lengkap siap pakai2. Ky Jelly3. Kassa lembab4. Tissue / lap5. Bengkok6. Kapas alkohol

II. Persiapan Kien : 1. Memberikan pasien tentang tindakan yang akan

dilakukan.2. Mengatur posisi pasien tidur terlentang datar.

III. Pelaksanaan : 1. Membuka pakaian bagian atas dan melepas

perlengkapan lain (jam tangan, gelang, perhiasan logam).

2. Membersihkan kotoran dan lemak pada daerah dada, pergelangan tangan dan kaki dengan kapas alkohol.

3. Mengoleskan jelly pada pergelangan tangan, pergelangan kaki dan daerah dada yang akan dipasang elektroda.

4. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan pergelangan kaki.

5. Menjepit arde pada kassa lembab. 6. Menyambung kabel EKG pada kedus

pergelangan tangan dan kedua tungkai pasien untuk rekaman ekstremitas lead (I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara : a. Warna merah pada tangan kananb. Warna kuning pada tangan kiric. Warna hitam pada kaki kanand. Warna hijau pada kaki kiri

7. Memasang elektroda pada dada untuk rekam precordial lead : a. V1 : Pada intercosta keempat pada garis

sternum sebelah kanan. b. V2 : Pada intercosta keempat pada garis

sternum sebelah kiri. c. V3 : Pertengahan antara V2 – V4.d. V4 : Pada intercosta kelima pada

midclavicula kiri. e. V5 : Pada axilla sebelah depan kirif. V6 : Pada intercosta kelima pada mid

axilla.g. V7 : Pada intercosta kelima pada axilla

bagian belakang kiri

Page 32: Sop Kebidanan

h. V8 : Satu bidang sejajar dengan V7 pada garis scapula.

i. V9 : Sejajar dengan V8 pada batas kiri dan columna vertebra.

8. Menghidupkan monitor EKG9. Melakukan kalibrasi 10 mm dengan kecepatan

25 milivolt / detik. 10. Membuat rekaman secara berurutan sesuai

dengan pemilihan lead. 11. Melakukan kalibrasi kembali setelah rekaman

selesai dan mematikan mesin EKG.12. Melepas semua peralatan dan tubuh pasien dan

membersihkan jelly dengan tissue. 13. Merapikan pasien.14. Membereskan alat-alat.15. Memberikan identitas pasien pada hasil rekaman

meliputi : a. Namab. No. RMc. Umurd. Tanggal dan Jame. Tinggi badanf. Berat badang. Tekanan darah

Unit Terkait - Unit Keperawatan- Keperawatan Rawat Inap

Page 33: Sop Kebidanan

116 STANDAR PEMELIHARAAN UV THERAPYPengertian Pemeliharaan UV Terhphy adalah upaya-upaya yang

dilakukan petugas untuk melakukan pemeriksaan kondisi UV Teraphy secara teratur

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan UV Teraphy agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000Prosedur . Persiapan

- Siapkan perintah kerja- Siapkan formulir laporan kerja- Siapkan dokumen teknis penyerta

- Protap pemeliharan- Service manual

- Siapkan peralatan kerja- Tool set- Multimeter

. Pelaksanaan1. Cek dan bersihkan bagian-bagian alat2. Cek fungsi timer3. Cek life time pemakaian UV4. Periksa unjuk kerja alat5. Cek kebocoran arus listrik6. Cek hubungan pembumian7. Isi kartu pemeliharaan alat8. Isi kartu formulir kerja9. User menandatangani laporan kerja dan alat

diserahkan kembali kepada user.

Unit Terkait

Page 34: Sop Kebidanan

STANDAR PEMELIHARAAN TIMBANGAN BAYIPengertian Pemeliharaan timbangan bayi upaya-upaya yang

dilakukan petugas untuk melakukan pemeriksaan kondisi timbangan bayi secara teratur.

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan timbangan bayi agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Kebijakan ∙ Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000∙ Pemeliharaan rutin dilakukan tiap bulan sekali∙ Pemeriksaan alat bisa dilakukan sewaktu-waktu

apabila ada keluhan alat dari pemakai.

Prosedur - Cek dan bersihkan bagian-bagian alat- Cek catu daya (baterai, jika menggunakan baterai)- Cek termometer pesawat dan timer- Cek kebocoran arus- Cek hubungan pembumian- Isi kartu pemeliharaan alat- Isi Formulir laporan kerja- User mendatangi laporan kerja dan alat diserahkan

kembali kepada user.

Unit Terkait ∙ Ruangan Bayi∙ Ruangan Perawatan Anak∙ Ruangan VK Bersalin

Page 35: Sop Kebidanan

STANDAR PEMELIHARAAN TENSI AIR RAKSAPengertian Pemeliharaan tensi air raksa adalah upaya-upaya yang

dilakukan petugas untuk melakukan pemeriksaan kondisi tensi air raksa secara teratur.

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan tensi air raksa agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Kebijakan ∙ Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000∙ Buku Operation Alat Kes. Pemprov (Depkes)∙ Pemeliharaan rutin dilakukan tiap 1 bulan sekali∙ Pemeliharaan alat bisa dilakukan sewaktu-waktu

apabila ada keluhan alat dari pemakai.

Prosedur ∙ Cek dan bersihkan bagian-bagian alat∙ Cek fungsi alat.∙ Cek kondisi air raksa, manset, knop. ∙ Isi kartu pemeliharaan alat.∙ Isi formulir laporan kerja.∙ User menandatangani laporan kerja dan alat

diserahkan kembali kepada user.

Unit Terkait - Unit Rawat Inap- Unit Rawat Jalan- Unit Kamar Bersalin

Page 36: Sop Kebidanan

16 PENGIRIMAN PASIEN KE KAMAR OPERASIPengertian Mengirimkan klien yang akan dilakukan tindakan operasi

ke Kamar Operasi.

Tujuan Terlaksananya program operasi sesuai jadwal.

Kebijakan Pengiriman klien ke Kamar Operasi ½ Jam sebelum pelaksanaan operasi.

Prosedur I. Menyiapkan alat1. Brancard / kereta dorong2. Kursi roda.3. Status klien lengkap berisi : Lembar Rekam

Medis, Hasil Laboratorium, Foto (USG, Thorax, Scan dan lain-lain), Informed Consent, Check Lyst penderita operasi.

4. Obat-obatan yang diperlukan- Dara bila diperlukan- Obat-obat pre operasi

II. Menyiapkan klienMenyiapkan klien sesuai dengan jenis operasi yang akan dilakukan.

III. Melaksanakan1. Memasang infus sesuai advis dokter.2. Memindahkan klien dari tempat tidur ke kereta

dorong.3. Mengantar pasien ke kamar operasi ½ jam

sebelum pelaksanaan operasi. 4. Melaksanakan serah terima klien beserta status

lengkap, ruangan dengan petugas kamar operasi.

Unit Terkait 1. Unit Kamar Operasi2. Unit Rawat Inap

Page 37: Sop Kebidanan

115 STANDAR PEMELIHARAAN VENTILATORPengertian Ventilator adalah alat yang berfungsi sebagai alat bantu

pernafasan yang diberikan pada pasien sesuai dosis yang dibutuhkan.

Tujuan Prota ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan Ventilator agar dapat digunakan sebagaimana mestinya dalam memberikan bantuan pernafasan bagi pasien.

Kebijakan ∙ Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000∙ Manual Book Operational Book Alkes Pemprov Jatim

(Depkes)

Prosedur Prasyarat∙ Satu orang teknisi terlatih ∙ Peralatan kerja tersedia∙ Dokumen tertulis tersedia∙ Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia. Mekanisme kerja tersedia dan jelasPERSIAPAN

. Siapkan perintah kerja

. Siapkan formulir laporan kerja

. Siapkan dokumen teknis penyerta- Protap pemeliharan- Service manual

. Siapkan peralatan kerja- Tool set- Multimeter- Pengukur arus bocor- Oxymeter- Presure meter

. Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu :- Contact cleaner- Kain lap halus- Lampu indikator- Filter oxygen- Seal tape- Amplas

. Pemberitahuan kepada userPelaksanaan1. Cek dan bersihkan bagian-bagian alat

Periode 3 Bulanan2. Cek keutuhan mekanik dan tombol-tombol

Periode 3 Bulanan3. Cek perangkat tekanan kerja dari kebocoran

Periode 3 Bulanan4. Cek filter masuk udara tekan dan kesatuan O-ring

Periode 3 Bulanan5. Cek regulator control

Periode 3 Bulanan6. Cek dan bersihkan manifol tabung

Periode 3 Bulanan7. Cek dan bersihkan unit humidifier, ganti O-ring bila

perlu8. Cek semua sistem/bagian-bagian alat yang diijinkan

Page 38: Sop Kebidanan

oleh pabrik9. Periksa unjuk kerja alat10. Cek kebocoran arus listrik11. Cek hubungan pembumian

Pencatatan∙ Isi kartu pemeliharaan∙ Isi formulir laporan kerja∙ User menndatangani laporan kerja dan alat diserahkan

kembali kepada user

Pengemasan Alat Kerja dan Dokumen Teknis Penyerta∙ Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan∙ Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta∙ Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke

tempat semula.

Pelaporan∙ Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.

Unit Terkait Ruangan OK

Page 39: Sop Kebidanan

105 STANDAR PEMELIHARAAN INFANT WARMERPengertian Infant wrmer adalah alat pemanas bayi.Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan

langkah-langkah Pemeliharaan Infant Warmer agar dapat digunakan sebagaimana mestinya dalam penghangatan bayi.

Kebijakan ∙ Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000Prosedur PRASYARAT

∙ Satu orang teknisi terlatih∙ Peralatan kerja tersedia∙ Dokumen tertulis tersedia∙ Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia∙ Mekanisme kerja tersedia dan jelas

PERSIAPAN∙ Siapkan perintah kerja∙ Siapkan fomulir laporan kerja∙ Siapkan dokumen teknis penyerta

- Protap pemeliharaan- Service manual

∙ Siapkan peralatan kerja : - Tool set- Multi tester- Pengukur arus bocor

∙ Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu : - Contact celaner- Kain lap halis- Lampu indikator

∙ Pemberitahuan kepada user

PELAKSANAAN1. Cek dan bersihkan bagian-bagian alat

Periode 3 bulanan2. Cek kondisi lampu/elemen pemanas, ganti bila perlu

Periode 3 bulanan3. Cek fungsi indikator dan alarm

Periode 3 bulanan4. Cek fungsi timer

Periode 3 bulanan5. Cek kebocoran arus listrik

Periode 1 tahunan6. Cek hubungan pembumian

Periode 1 tahunan

PENCATATAN1. Isi kartu pemeliharaan2. Isi formulir laporan kerja3. User menandatangani laporan kerja dan alat

diserahkan kembali kepada user.

PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta3. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke

Page 40: Sop Kebidanan

tempat semula.

PELAPORAN1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.

Unit Terkait ∙ Ruangan PICU / NICU∙ Ruangan VK Bersalin∙ Kamar bersalin / Ruang Obsgyn

Page 41: Sop Kebidanan

103 STANDAR PEMELIHARAAN GENSETPengertian Pemeliharaan Genset adalah upaya-upaya yang dilakukan

oleh petugas untuk melakukan pemerikasaan kondisi genset secara teratur

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan Genset agar dapat digunakan sebagaimana mestinya

Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000Prosedur Persyaratan

∙ Satu orang teknisi yang terlatih∙ Peralatan kerja tersedia∙ Dokumen teknis tersedia∙ Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan metrial

bahan tersedia∙ Mekanisme kerja jelas

Persiapan ∙ Siapkan perintah kerja∙ Siapkan formulir laporan kerja∙ Siapkan dokumen teknis penyerta :

- Protap pemeliharaan- Operating mnaual- Servise

∙ Siapkan peralatan kerja :- Tool set- Multi tester- Lang ampere

∙ Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bahan :- Contack cleaner- kain lap- Solar- Oli- Air (pendingin radiator)- Ban kipas- Filter oli- Filter solar- Accu 100A

∙ Cek dan bersihkan bagian-bagian alat, meliputi :- Bersihkan bahan bakar solar- Cek air di radiator- Cek strum accu- Cek oli- Cek filter oli- Cek filter solar- Cek ban kipas

∙ Melakukan pemanasan Genset- Cek suhu mesin- Cek voltage genset- Cek ampere pada saat memasuki beban

PELAKSANAAN∙ Isi kartu pemeliharaan alat∙ Isi formulir laporan kerja

Pengemasan Alat Kerja dan Dokumen Teknis Penyerta

Page 42: Sop Kebidanan

∙ Cek alat kerja dan sesuai dengan catatan∙ Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta∙ Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke

tempat semula.

Pelaporan∙ Laporkan hasil kerja kepada pemberi tugas (Ka. IPS)

Unit Terkait IPSSeluruh Pengguna Genset

Page 43: Sop Kebidanan

21 KATETERISASIPengertian Mengeluarkan air kemih (urine) dari kandung kemih

dengan menggunakan kateter steril.

Tujuan - Mengosongkan kandung kemih- Mengambil air kemih (urine) untuk bahan pemeriksaan

Kebijakan Dilakukan pada pasien retensio urine, incontinensia urine, pasien dengan gangguan system urologi dan persiapan operasi.

Prosedur A. PERSIAPAN ALATTersedia dalam baki : 1. Kateter steril, ukuran disesuaikan dengan pasien.2. Kapas sublimat/kapas savlon steril dalam tempatnya. 3. Korentang steril4. Jelly5. Perlak dan alasnya.6. Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung

urine)7. Pinset anatomi steril / handscoen steril. 8. Spuit 10 CC + Aquabidest 25 cc.9. Sketsel10. Urobag11. Doek Lubang

B. PERSIAPAN PASIEN1. Menjelaskan maksud dan tujuan2. Atur posisi pasien3. Memasang tabir / sketsel dan menutup pintu.

C. PELAKSANAAN1. Cuci tangan2. Perlak dan alasnya dipasang di bawah bokong.3. Meletakkan 2 bengkok diantara kedua tungkai4. Menjelaskan pada pasien

Membuka labia mayora dengan ibu jari dan telunjuk1. Tangan kiri, yang sebelumnya dibungkus dengan

kapas savlon2. Vulva dibersihkan dengan kapas savlon minimal 3x

(dari atas ke bawah, kapas kotor diletakkan ke dalam bengkok, kapas yang terakhir dibiarkan diantara labia minora).

3. Dengan memakai sarung tangan atau dengan pinset mengambil kateter dan diberi jelly pada ujungnya.

4. Perawat membuka labia minora dengan tangan kiri dan kapas tadi dibuang.

5. Memasukkan kateter ke dalam uretra perlahan-lahan dan menganjurkan pasien untuk menarik nafas panjang.

6. Bila kateter dipasang permanen / tetap maka kateter dikunci memakai spuit dan aquades steril (mengisi balon)

7. Menyambung kateter dengan urobag / urine bag.8. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan.

Page 44: Sop Kebidanan

9. Mencuci tangan.

Unit Terkait - Unit Keperawatan- Keperawatan Rawat Inap.

Page 45: Sop Kebidanan

17 CARA PENGGUNAAN SUCTIONPengertian Tata cara penggunaan Suction (alat penghisap) yaitu cara

pengoperasian suatu alat yang berfungsi untuk menghisap cairan (misal : sekret) yang tidak bisa dikeluarkan secara spontan oleh pasien.

Tujuan Alat terpelihara dengan baik dan siap pakai.

Kebijakan Penggunaan peralatan sesuai prosedur

Prosedur 1. Sambungkan kabel suction pada sumber listrik sesuai dengan voltage alat untuk mesin suction manure.

2. Mencuci tangan3. Sambungkan kabel “air” pada panel “air” yang

tersedia untuk suction sentral.4. Pasang slang suction yang sesuai ukuran pada mesin

suction.5. Lakukan pengecekan fungsi mesin dengan cara

menghisap air steril dalam botol sebelum dipakai. pada pasien.

6. Hisap cairan pasien, untuk suction pada ETT, masukkan slang suction sepanjang ETT tanpa menghisap, tarik + 1 cm kemudian hisap dengan cara memutar, penghisapan tidak boleh lebih dari 10 detik. Sebelum dan sesudah penghisapan selalu dilakukan oksigenasi.

7. Bersihkan slang suction dengan kapas alkohol, hisap air untuk membersihkan bagian dalan slang suction.

8. Setelah selesai melakukan suction sampai bersih, rapikan pasien, bereskan alat, siapkan untuk pamakaian selanjutnya.

9. Setelah selesai melaksanakan prosedur cuci tangan.

Unit Terkait - Unit Rawat INap- Unit OK

Page 46: Sop Kebidanan

126 PEMELIHARAAN INSTRUMENT / ALAT LOGAMPengertian Suatu proses membersihkan semua peralatan logam

(stainles steel) untuk keperluan opeasi atau pelayanan medik lain dari kotoran sampai siap di steril.

Tujuan Untuk membersihkan instrumen dari kotoran / mikro organisme dan menghindari terjadinya kontaminasi alat kepada petugas maupun pasien.

Kebijakan Terlaksananya proses atau kegiatan sterilisasi secara efektif dan efisien.

Prosedur Dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : 1. Pencucian pada Instrumen Infeksius

A. Pencucian pada Instrumen Infeksiusa. Petugas memakai sarung tanganb. Alat dicuci dengan ditergent sambil disikat

(Umpower), kemudian dibilas. c. Alat yang digunakan dikumpulkan tetap dalam

kondisi terbuka (klem, pean, gunting) direndam dalam larutan bayclin 5% dalam 10 menit.

d. Setelah itu alat dicuci dengan ditergent dalam air yang mengalir hingga bersih.

e. Letakkan dalam bak Instrumen dan dikeringkan. f. Beri label nama-nama alat.g. Masukkan alat dalam bak instrument ke dalam

sterilisator (untuk klem, pean, gunting) dibuka. h. Alat siap disterilkan.

B. Prosedur pencucian Instrument Non Infeksiusa. Petugas memakai sarung tanganb. Alat-alat dicuci dengan ditergent dan dibilas.c. Alat yang telah digunakan dikumpulkan (klem,

pean, gunting) tetap dalam kondisi terbuka direndam dalam larutan desinfektan (Em Power) selama 5 menit.

d. Setelah itu alat dibilas dengan air mengalir hingga bersih.

e. Letakkan dalam bak instrument kemudian dikeringkan

f. Pemberian label nama dan tanggal.g. Masukkan alat tersebut dalam sterilisator

(gunting, pean dan klem) tetap dibuka.

Unit Terkait - Unit Kamar Bersalin- Tim Pengendalian Infeksi Nasokomial Rumah Sakit- Unit OK

Page 47: Sop Kebidanan

124 CARA PEMELIHARAAN ALAT INKUBATORPengertian Memelihara / menjaga kebersihan dan fungsi alat

incubator.

Tujuan - Terpeliharanya kebersihan alat incubator.- Mempertahankan alat tetap berfungsi dengan baik.- Menghindari infeksi silang.

Kebijakan Pemeliharaan incubator dilaksanakan setiap selesai dipergunakan.

Prosedur I. Menyiapkan Alat : a. Waskom berisi larutan desinfektan clorin 0,56b. Waskom berisi air bersih yang hangatc. Lap kering (+ 3 kali)

II. Melaksanakan : Membersihkan incubator menggunakan lap yang dibasahi larutan desinfektan dengan : 1. Membuka hood, membersihkan bagian dalam

Hood yang terdiri dari matras dan tempat matras.2. Membersihkan Filter untuk kelembagaan dengan

merendam filter pada larutan desinfektan selama + 15 menit.

3. Tempat filter dibersihkan4. Bilas semua alat dengan air bersih.5. Keringkan dengan menggunakan lap kering.6. Hood ditutup kemudian bersihkan bagian luar

hood sampai dengan bagian bawah incubator, cara membersihkan seperti saat membersihkan bagian dalam hood.

7. Bila sudah selesai semua isi air kelembaban dengan air bersih batas maximal air.

8. Incubator ditutup dengan tutup incubator.

Unit Terkait - Unit Ruang Bayi- Unit Kamar Bersalin

Page 48: Sop Kebidanan

2 MENILAI KESADARANPengertian Melakukan penilaian tingkat kesadaran dengan

menggunakan Glascow Coma Scale (GCS)

Tujuan Mengetahui tingkat kesadaran pasien.Kebijakan Penilaian tingkat kesadaran dengan menggunakan

Glascow Coma Scale (GCS) dilakukan pada pasien dengan adanya penurunan kesadaran.

Prosedur 1. Persiapan Alata. Status Pasienb. Bolpoint

2. Persiapan Pasiena. Mengatur posisi pasienb. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

terhadap pasien atau keluarga. 3. Pelaksanaan

a. Atur posisi pasien dengan aman dan nyamanb. Jelaskan pada pasien atau kluarga tentang

prosedur yang akan dilakukanc. Kaji respon mata pasien dengan panduan nilai

1. Mata tidak dapat membuka2. Mata terbuka dengan dirangsang3. Mata terbuka setelah diperintah4. Mata terbuka secara spontan

d. Kaji respon verbal dengan panduan nilai1. Tidak bersuara2. Suara tidak jelas3. Kata-kata tidak sesuai4. Percakapan / kalimat membingungkan5. Pembicaraan berorientasi pada ruang,

tempat dan waktu.e. Kaji respon motor dengan panduan nilai

1. Tidak dapat merespon nyeri2. Merespon nyeri dengan refleks extensi3. Merespon nyeri dengan flexi abnormal4. Merespon nyeri dengan flexi normal5. Dengan nyeri, pasien melokalisir6. Respon motorik sesuai dengan perintah

f. Catat nilai tingkat kesadaran pada status pasien.g. Rapikan pasien

Unit Terkait - Unit Keperawatan- Keperawatan Rawat Inap

Page 49: Sop Kebidanan

4 MENGHISAP LENDIR DENGAN SUCTIONPengertian Tindakan keperawatan yang dilakukan dengan

menggunakan alat penghisap lendir (suction) pada pasien yang tidak dapat mengeluarkan dahak, secret dalam mulut atau saluran nafas dengan spontan / sendiri.

Tujuan 1. Mengerluakan kotoran / sekret dari rongga mulut2. Membebaskan jalan nafas.

Kebijakan Pelaksanaan menghisap lendir dilakukan sesuai dengan program pengobatan.

Prosedur I. Menyiapkan Alat1. Suction set siap pakai2. Tong spatel3. Kasa4. Bengkok5. Gelas / Cawan berisi air bersih6. Mayo tube (bila perlu)7. Kain pengalas / tissue8. Sarung tangan9. Sampiran

II. Menyiapkan Pasien1. Memberitahu pasien / keluarga tentang rencana

tindakan yang akan dilakukan2. Mengatur posisi pasien3. Memasang mayo tube bila perlu

III. Melaksanakan:1. Perawat mencuci tangan2. Melaksanakan sampiran3. Mendekatkan suction set disamping pasien4. Memastikan alat berjalan baik5. Memasang kain pengalas dibawah dagu pasien6. Memasang sarung tangan7. Memasang mayo tube (bila perlu)8. Menghubungkan kabel penyambung pada

saluran listrik9. Menghidupkan mesin penghisap lender10. Membuka mulut pasien dengan tong spatel yang

dibalut kain kassa.11. Memasukkan canule penghisap ke rongga mulut

dengan lubang pada pangkal canule terbuka dan membersihkan rongga mulut dari secret, kotoran yang lain dengan menutup lubang pada pangkal canule.

12. Membilas canule dengan cara memasukkan ujung canule ke dalam gelas / cairan berisi air bersih berulang kali.

13. Memasukkan canule ke jalan nafas sedalam mungkin dengan cara yang sama sambil melihat respon pasien (cyanosis, batuk-batuk)

14. Menarik canule penghisap dengan cara menutup lubang pada pangkal canule

15. Membilas canule penghisap berulang kali sampai rongga mulut dan saluran nafas bersih

16. Tindakan ini dilakukan berulang kali sampai

Page 50: Sop Kebidanan

rongga mulut dan saluran nafas bersih kemudian melepas tong spatel.

17. Mematikan mesin penghisap lender (suction) bila tindakan sudah selesai dan mencabut kabel penghubung dari saluran listrik.

18. Membersihkan sekitar mulut pasien dengan lap / tissue dan membuang ke bengkok.

19. Melepas sarung tangan dan merapikan pasien 20. Membuka sampiran21. Membereskan, membersihkan, dan

mengembalikan ke tempat semula.22. Mencuci tangan23. Mencatat tindakan pada status pasien.24. Mengobservasi pasien.

Unit Terkait - Unit Keperawatan- Keperawatan Rawat Inap

Page 51: Sop Kebidanan

5 MENGGOSOK GIGIPengertian Membersihkan gigi dari kotoran / sisa makanan dengan

menggosok gigiTujuan - Supaya mulut gigi dan tetap sehat, bersih dan tidak

berbau- Mencegah terjadinya infeksi misalnya stomatitis,

caries gigi dan lain-lain- Memberikan perasaan segar pada pasien

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang tidak dapat menggosok gigi sendiri

Prosedur A. PERSIAPAN ALATTersedia di baki :1. Handuk / pengalas2. Bengkok pengalas3. Air untuk kumur-kumur dalam gelas plastik4. Sikat gigi dan pasta gigi5. Tissue6. Sedotan (kalau perlu)

B. PELAKSANAAN1. Perawat mencuci tangan2. Kepala pasien dimiringkan3. Handuk atau pengalas diletakkan dibawah dagu4. Bengkok diletakkan dibawah dagu5. Pasien diberi air untuk kumur-kumur6. Sikatlah gigi pasien dengan perlahan dari atas ke

bawah luar dan dalam geraham atas dan bawah7. Pasien diberi air untuk kumur-kumur8. Mulut dibersihkan/dikeringkan dengan tissue9. Bengkok dan pengalas diangkat pasien

dibaringkan kembali10. Alat-alat dibereskan dan perawat cuci tangan

* Perhatian : Apakah ada perdarahan digusi, gigi rusak, luka-luka pada bibir dan lidah

Unit Terkait - Unit Keperawatan- Keperawatan Rawat Inap

Page 52: Sop Kebidanan

6 MENGANGKAT JAHITAN LUKAPengertian Mengangkat / membuka benang jahitan pada luka yang

dijahitTujuan - Mencegah timbulnya infeksi

- Mencegah tertinggalnya benangKebijakan Dilkukan pada luka operasi yang sudah waktunya

diangkat jahitannyaProsedur A. PERSIAPAN ALAT

Tersedia di baki :1. Alat-alat steril

- 1 Pinset anatomi.- 2 pinset chirugi.- Arteri klem ( bila perlu ).- 1 gunting lurus/gunting angkat jahitan.- Kapas lidi sejukupnya- Kasa steril 10-15 lembar- Mangkuk steril- Agrave (kalau perlu)

2. Alat-alat yang tidak steril- Plaster- Alkohol 70 % dalam botol- Bethadine- Bengkok- Kantong plastik- Obat luka- Gunting plester

B. PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN1. Memperkenalkan diri2. Memberitahu maksud dan tujuan3. Bicara dengan sopan4. Mengatur posisi5. Perhatikan respon dari pasien6. Mengatur lingkungan aman dan nyaman

C. PELAKSANAAN1. Alat-alat dibawa kedekat pasien2. Perawat cuci tangan3. Balutan lama dibuka dan dibuang4. Luka dibersihkan dengan kapas desinfektan

kesatu arah5. Kapas kotor dibuang pada tempatnya6.Simpul jahitan ditarik sedikit ke atas benang

digunting dan ditarik hati-hati digunting dan disimpul

7. Tekan sekitar luka untuk mengetahui ada tidaknya pus

8. Luka ditutup dengan kain kasa steril secukupnya lalu diplester.

9. Pasien dirapikan dan alat-alat dibersihkan10. Parawat cuci tangan.

* Perhatikan : - Tehnik kerja harus secara aseptik- Mengangkat jahitan tergantung pada jenis jahitan

Unit Terkait - Unit Rawat Jalan- Unit Rawat Inap

Page 53: Sop Kebidanan

9 MEMBERI KOMPRES BASAHPengertian Tata cara memberikan kompres pada luka atau bagian

badan yang memerlukan agar selalu dalam keadaan basah.

Tujuan - Membersihkan luka- Mengobati luka- Mencegah kekeringan pada luka-luka tertentu

Kebijakan Dilakukan pada luka yang kotorProsedur A. PERSIAPAN

Tersedia dalam baki1. Kain kasa steril secukupnya dalam mangkok

berisi cairan untuk dikompres 2. Pinset anatomis steril 3 buah3. Kapas sublimat/kapas savlon dalam tempatnya4. Kasa kering dan steril5. Gunting verban6. Plaster7. Bengkok 1 buah8. Baskom berisi cairan kompres

- NaCI 0,9%- Bethadin salution- H2O2 / Perhidrol 3%

B. PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN1. Memperkenalkan diri2. Memberitahu maksud dan tujuan3. Mengatur posisi pasien/mengatur lingkungan

aman dan nyaman

C. PELAKSANAAN1. Membawa alat-alat ke dekat pasien2. Perawat cuci tangan3. Plaster dan balutan dibuka4. Kain kasa kotor diangkat memakai pinset dan

masukkan ke bengkok5. Deran luka dibersihkan dengan kapas sublimat/

savlon satu arah saja lalu dibuang dilakukan sampai bersih.

6. Pinset yang kotor dimasukkan dalam bengkok yang diberi larutan desinfektan.

7. Dengan pinset steril ambil kasa steril yang telah dibasahi cairan obat, kemudian peras dengan pinset, bentangkan dan letakkan secukupnya diatas luka tutup dengan kasa kering kemudian balut dengan plaster.

8. Alat-alat dibereskan kemudian perawat cuci tangan.

Unit Terkait Unit Keperawatan

Page 54: Sop Kebidanan

10 MEMBERIKAN BANTUAN OKSIGENPengertian Memasukkan zat asam ke dalam paru-paru melalui

saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus.

Tujuan - Membantu menambah kekurangan zat asam (O2)- Membantu kelancaran metabolisme- Pengobatan- Mencegah hypoxia

Kebijakan • Dilakukan pada pasien anoxia, hypoxia, pasien yang mendapat trauma paru-paru.

• Pasien dengan kelumpuhan alat-alat pernafasan pasien shok, dispneu, cyanosis, apneu atau pasien dalam keadaan gawat (koma).

Prosedur A. PERSIAPAN ALAT1. Tabung oksigen dengan manumeternya.2. Flow meter (pengukur aliran)3. Humidifer (botol pelembab yang diisi air matang

aquadest sampai batasnya. 4. Slang (pipa saluran zat asam)5. Kanula hidung ganda (Nasal Canule) / Pipa

endothracheal / alat resusitasi otomatis yang lengkap.

6. Alat tulis untuk mencatat.

B. PERSIAPAN ALAT DAN LINGKUNGAN1. Memberitahu maksud dan tujuan (bila pasien

sadar).2. Mengatur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan. 3. Ada respon dari pasien.4. Mengatur lingkungan aman dan nyaman.

C. PELAKSANAANProsedur dan cara-cara kerja.1. Setelah alat-alat dibawa ke dekat pasien perawat

mencuci tangan. 2. Isi tabung dicoba dan diperiksa.3. Memasang pipa oksigen pada tabung.4. Pipa oksigen dihubungkan dengan kateter

hidung/kanula hidung. 5. Mengatur volume sesuai program terapi dokter

dengan membuka flow meter. 6. Memasang kateter hidung pasien. 7. Mengobservasi reaksi pasien. 8. Mencatat hasil tindakan 9. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan. 10. Mencuci tangan.

Unit Terkait - Unit Keperawatan- Keperawatan Rawat Inap

Page 55: Sop Kebidanan

11 TATA CARA HUBUNGAN KERJASAMA UNIT RAWAT INAP DENGAN SUB UNIT REKAM MEDIK

Pengertian Tata cara yang mengatur koordinasi kerja antara Unit Rawat Inap dengan Sub Unit Rekam Medik yang meliputi pengiriman sensus harian, peminjaman berkas Rekam Medik (Status Pasien Lama) dan serah terima berkas Rekam Medik.

Tujuan Pelayanan Medis untuk pasien di Unit Rawat Inap yang membutuhkan perawatan dapat berjalan dengan lancar.

Kebijakan - Buku Pedoman Rekam Medik- Buku Pedoman Pelayanan Medik

Prosedur A. PENGISIAN SENSUS HARIAN1. Perawat dinas malam mengecek ulang jumlah

pasien tiap hari, meliputi jumlah pasien baru, pasien pindah ruangan, pasien pindahan dari ruang lain dan pasien keluar dari Rumah Sakit (hidup, meninggal dunia, pulang paksa).

2. Data mutasi pasien tiap hari direkap pada lembar sensus harian pasien Rawat Inap.

3.  Data yang harus dicantumkan pada lembar sensus/mutasi adalah jumlah pasien berdasarkan jenis pelayanan, jumlah pasien masuk (meliputi pasien baru/pindahan dari ruang lain) dan pasien keluar Rumah Sakit.

4. Penanggung jawab Shift dinas malam bertanggung jawab atas kelengkapan dan ketetapan pengisian Rekapitulasi Sensus Harian pasien Rawat Inap.

5. Lembar sensus tersebut diserahkan ke Sub Unit Rekam Medik keesokan harinya melalui Kepala Unit Rawat Inap.

B. PEMINJAM BERKAS REKAM MEDIK1. Perawat ruangan memberitahu petugas Rekam

Medik bahwa ada peminjaman berkas Rekam Medik (Status Lama) dengan menyebutkan nomor Rekam Mediknya.

2. Petugas Rekam Medik mencarikan berkas Rekam Medik yang dimaksud.

3. Petugas Rekam Medik memberitahu perawat ruangan bahwa berkas yang dimaksud sudah ada.

4. Perawat meminjam berkas Rekam Medik dengan menulis Buku Peminjaman Berkas Rekam Medik yang disediakan di Rekam Medik.

C. PENGIRIMAN BERKAS REKAM MEDIK1. Perawat meneliti kelengkapan berkas Rekam

Medik pasien yang telah dinyatakan pulang oleh dokter yang merawat.

2. Berkas Rekam Medik pasien pulang ditulis pada Buku Ekspedisi pengiriman berkas Rekam Medik sebelum dikirim ke Rekam Medik.

3. Petugas Rekam Medik meneliti jumlah berkas

Page 56: Sop Kebidanan

Rekam Medik yang diterima sebelum membubuhkan tanda tangan pada Buku Ekspedisi pengiriman berkas Rekam Medik Ruangan.

Unit Terkait - Unit Rawat Jalan- Unit Rawat Inap- Sub Unit Rekam Medik

Page 57: Sop Kebidanan

12 TATA CARA HUBUNGAN KERJASAMA UNIT RAWAT INAP DENGAN UNIT GIZI

Pengertian Tata cara yang mengatur hubungan kerja di Unit Pelayanan Keperawatan dengan Unit Gizi dan Dapur.

Tujuan Kelancaran pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan pelayanan diit pasien di unit pelayanan keperawatan.

Kebijakan Koordinasi kerja antara Unit Gizi dan Unit Keperawatan meliputi pelayanan gizi pada pasien rawat inap.

Prosedur 1. Perawat dinas malam mengecek ulang jenis diet tiap-tiap pasien.

2. Perawat dinas malam menyusun daftar diet pasien sesuai jenis diet yang ditetapkan dengan mengisi lembar daftar makanan penderita yang berisi : tanggal, nomor RM, nama pasien, kelas, macam diet dan keterangan lain yang diperlukan.

3. Setelah mengisi daftar makanan pasien, perawat membuat permintaan diet yang tercatat dalam lembar daftar makanan pasien.

4. Permintaan diet pasien diserahkan kepada dapur gizi untuk pelayanan diet pasien keesokan harinya.

5. Untuk permintaan diet bagi pasien baru/pasien pindah/permintaan penggantian diet, perawat yang bertugas pada shift tersebut membuat bon makan yang memuat permintaan diet pasien baru atau penggantian atau pembaritahuan pasien pindah kamar.

6. Distribusi dan pelayanan diet pasien di Unit Rawat Inap dikoordinasi olh petugas dapur ruangan.

7. Perawat mengkaji ulang kemampuan pasien dan membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan makan/minum.

Unit Terkait - Unit Rawat Inap- Unit Gizi

Page 58: Sop Kebidanan

7 MEMBERIKAN OBAT PERORALPengertian Tata cara memberikan obat melalui mulut baik berupa

obat padat (tablet / kaplet / kapsul) maupun cair (sirup / larutan).

Tujuan Memberikan obat melalui mulut sesuai dosis indikasi dengan cara yang tepat.

Kebijakan - Pelaksanaan pemberian sesuai prosedur.- Pemberian obat per oral dengan cara ditelan langsung

atau sublingual.

Prosedur I. 1. Obat-obatan yang sesuai2. Tempat obat3. Martil obat4. Etiket obat5. Air minum6. Sendok takar obat/sendok makan (sesuai dosis).7. Baki.

II. Persiapan Pasien1. Jelaskan maksud dan tujuan 2. Atur posisi sesuai kebutuhan

III. Pelaksanaan1. Cuci tangan2. Cek pemberian obat pada daftar obat (sesuaikan

dosis dan cara pemberiannya). 3. Siapkan obat sesuai cara masuknya dan

pemberiannya: - Siapkan obat dalam gelas obat untuk obat

syrup.- Untuk obat padat bila pasien tidak bisa

menelan langsung bila perlua hancurkan dengan martil.

4. Bawa obat pada pasien, jelaskan bagi cara pemberian waktu pemberiannya.

5. Berikan obat pada pasien, yakinkan obat benar-benar bisa dihabiskan.

6. Bereskan alat.7. Cuci tangan.

Unit Terkait - Unit Keperawatan- Keperawatan Rawat Inap.

Page 59: Sop Kebidanan

13 PERHITUNGAN BALANCE CAIRANPengertian Perhitungan jumlah cairan yang masuk ke tubuh pasien

meliputi jumlah cairan infuse, obat, transfuse darah, makan, minum, spoel kateter (mis: TUR) dan jumlah cairan yang keluar dari tubuh pasien meliputi jumlah BAB, BAK, muntah, perdarahan, Cairan drain cairan NGT dan IWL (Insesible Water Loss).

Tujuan • Mengetahui defisit / excess cairan• Mempertahankan kebutuhan cairan tubuh yang

seimbang / sesuai tujuan pengobatan.

Kebijakan - Dilakukan pada pasien post operasi besar- Dilakukan pada pasien dengan pembatasan cairan.- Dilakukan pada pasien yang mendapatkan pengobatan

tertentu misalnya : lasix, dopamine.

Prosedur Cara Perhitungan 1. Balans cairan pasien dihitung tiap 3 jam, 6 jam dan

24 jam. 2. Jumlah cairan yang masuk dan keluar yang telah

dihitung dicatat di sebelah kiri jam perhitungan, jumlah cairan sisa yang akan dihitung pada balans cairan selanjutnya dicatat di sebelah kanan jam perhitungan.

3. Hitung cairan yang masuk meliputi jumlah cairan infus, obat, transfusi darah, makan, minum, spoel catheter (mis: TUR)

4. Hitung jumlah cairan yang keluar meliputi : - BAB = diperkirakan air dalam feces adalah 100

ml/hr- BAK = jumlah urine- Muntah- Perdarahan- Cairan drain- Cairan NGT- IWL (Insensible Water Loss)

Dewasa : 15 cc / Kg BB / hari, diperkirakan 250 cc / 6 jam.

Anak : [30 – usia (tahun)] cc / Kg BB / hari.

Jika ada kenaikan suhu : IWL + 200 (suhu badan sekarang – 36,8ºc)

5. Hitung antara jumlah cairan yang keluar dan masuk, tentukan apakah pasien mengalami kekurangan cairan (defisit) atau kelebihan cairan (excess).

6. Pada keadaan defisit cairan, ganti jumlah cairan pasien dengan cairan koloid (Hass, RL, PZ, D5 ½ NS) sesuai dengan jumlah yang harus digantikan bila tidak ada kontra indikasi.

7. Pada keadaan excess bila perlu diberikan diuretik sesuai perintah dokter.

Unit Terkait - Unit Keperawatan- Keperawatan Rawat Inap

Page 60: Sop Kebidanan

123 STANDAR PEMELIHARAAN STERILISATORPengertian Pemeliharaan sterilisator adalah upaya-upaya yang

dilakukan petugas untuk melakukan pemeriksaan kondisi sterilisator secara teratur.

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan Sterilisator agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Kebijakan - Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000- Pemeliharaan rutin dilakukan tiap 3 bulan sekali.- Pemeriksaan alat bisa dilakukan sewaktu-waktu

apabila ada keluhan alat dari pemakai.

Prosedur - Cek dan bersihkan bagian-bagian alat- Cek catu daya- Cek elemen- Cek termometer pesawat dan timer- Cek kebocoran arus- Cek hubungan pembumian- Isi kartu pemeliharaan alat- Isi formulir laporan kerja- User mendatangi laporan kerja dan alat diserahkan

kembali kepada user.

Unit Terkait - IRD- PICU / NICU- Semua Ruangan- IPS - RS

Page 61: Sop Kebidanan

PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN STIRILISATOR KERINGPengertian Pemeliharaan dan perawatan stirilisator kering oleh

petugas terutama perawat.

Tujuan Untuk menjaga kebersihan dan keawetan stirilisator.

Kebijakan - Pemeliharaan Stirilisator dilakukan setiap selesai dipergunakan.

Prosedur 1. Sebelum digunakan, psatikan stirilisator dalam keadaan kering dan bersih.

2. Penggunaan stirilisator tidak lebih dari 2 x / hari3. Membersihkan stirilisasi minimal 1 bulan sekali

dengan kain basah kemudian keringkan.4. Pada saat stirilisator menyala / on diharapkan tidak

membuka pintu stirilisator sebelum lampu padam (selesai).

Unit Terkait - Unit OK

Page 62: Sop Kebidanan

PEMELIHARAAN ALAT MEDIS DARI KARET NELATONPengertian Pemeliharaan Alat Medis dari Karet Nelaton adalah cara

pemeliharaan alat medis dari bahan karet nelaton di masing-masing unit yang menggunakan.

Tujuan Untuk membersihkan alat medik dari bahan karet yang habis pakai dan menghindari kontaminasi.

Kebijakan Sebagai acuan untuk membersihkan alat medis dari karet.

Prosedur 1. Petugas memakai sarung tangan.2. Masukkan alat medis karet dalam larutan desinfektan

yakni: - First aid 5 cc = 1 liter air

3. Mencuci dengan sikat4. Bilas dengan air mengalir kuat.5. Dikeringkan dengan lap6. Untuk hand scoen / wwz / es cap setelah kering betul

diberi alas / ditaburi bedak. 7. Untuk hand scoen masukkan dalam stoples dan diberi

formalin. - Memberi etiket, tanggal dan penyeterilan- Setelah 2 x 24 jam siap digunakan.

8. Untuk barang lainnya diletakkan pada tempat yang kering.

Unit Terkait - Unit Rawat Inap- Unit Kamar Bedah- Bagian A.K.U

Page 63: Sop Kebidanan

CARA PEMELIHARAAN ALAT PORTABLE DEFIBRILATORPengertian Cara pemeliharaan dan menyimpan alat khusus berupa

Portable Defibrilator

Tujuan Agar alat khusus berupa Defibrilator dapat terjaga fungsi dan kondisinya dengan baik.

Kebijakan Mempertahankan aset yang dimiliki rumah sakit agar tetap dapat memberikan pelayanan yang optimal terhadap pasien dengan menggunakan alat tersebut.

Prosedur 1. Untuk pembersihan rutin, lap Defibrilator dan alat-alat perlengkapannya dengan alkohol.

2. Jangan menggunakan pembersih yang mengandung sther, thinner dan bensin karena akan merusak bahan-bahan yang terbuat dari plastik.

3. Bersihkan paddle dengan air biasa atau solusion, jangan membersihkan dengan air yang bersuhu lebih dari 60 º C.

4. Jangan menggunakan autoklaf atau metode desinfeksi lain yang menggunakan temperature tinggi. Sterilkan paddle dengan menggunakan sthylene oxide gas.

5. Permbersihan dilakukan dan sesudah tidak digunakan. Simpan alat di tempat yang tidak lembab.

Unit Terkait - UGD- ICU

Page 64: Sop Kebidanan

PEMELIHARAAN ALAT MEDISDARI KARET NELATON ENDOTRACHEAL

Pengertian Pemeliharaan Alat Medis dari Karet Nelaton Endotracheal adalah cara pemeliharaan alat medis dari bahan karet nelaton di masing-masing unit yang menggunakan.

Tujuan Untuk membersihkan alat medik dari bahan karet yang habis pakai dan menghindari kontaminasi.

Kebijakan Sebagai acuan untuk membersihkan alat medis dari karet.

Prosedur 1. Petugas memakai sarung tangan dan scont plastik.2. Masukkan alat medis karet dalam larutan dsinfektan

yakni: - Protelitic Enzymes- Nionitic Surfactane

30 cc dilarutkan dalam 3 liter air bersih. 3. Mencuci dengan sikat4. Bilas dengan air mengalir kuat. 5. Dikeringkan dengan lap dan disemprot dengan

kompresor. 6. Masukkan dalam stoples / bak instrument dan diberi

formalin. 7. Memberi etiket, tanggal dan penyeterilan.8. Setelah 2 x 24 jam siap digunakan.9. Bila alat akan dipakai direndam dulu dengan aqua.

Unit Terkait - Unit Rawat Inap- Unit Kamar Bedah- Bagian A.K.U

Page 65: Sop Kebidanan

PEMELIHARAAN DOPLERPengertian Pemeliharaan Dopler adalah memelihara / menjaga

kebersihan dan fungsi alat dopler.

Tujuan 1. Terpeliharanya kebersihan alat.2. Mempertahankan fungsi alat.

Kebijakan Pemeliharaan dopler dilaksanakan setiap selesai dipergunakan.

Prosedur 1. Menyiapkan alata. Lap keringb. Tissuec. Eengkok

2. Menyiapkan Kliena. Membersihkan tranduser dari jelly dengan

menggunakan tissue dan tissue kotor dibuang dibengkok.

b. Membersihkan badan dopler dengan menggunakan lap kering.

c. Mengecek baterai, bila lemah langsung dicharge, agar alat siap pakai.

d. Membersihkan alat-alat, mengembalikan pada tempatnya.

e. Petugas mencuci tangan.

Unit Terkait Ruang Kandungan / BKIA

Page 66: Sop Kebidanan

45

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR GAWAT DARURAT

Page 67: Sop Kebidanan

DAFTAR ISI

1. Syock Septik2. Syock Hipovolemik3. Anafilaksis4. Penanggulangan Bencana5. Syock Kardiogenik

Page 68: Sop Kebidanan

SYOK SEPTIKPengertian Suatu kegagalan sirkulasi perifer dengan perfusi jaringan

yang adekuat akibat septicemia.

Tujuan 1. Mengembalikan sirkulasi perifer yang adekuat.2. Mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. 3. Mencegah kematian

Kebijakan 1. Menyelamatkan jiwa.2. Mengacu pada pelayanan standar medik.

Prosedur Alat-alat: 1. Oropharingeal tuber / mayo tube sesuai dengan

ukuran pasien.2. Face mask sesuai dengan ukuran pasien.3. Air bag4. Peralatan intubasi5. Papan resusitasi6. Bantal kecil7. Meja emergency berisi alat-alat dan obat-obat

emergency. 8. Plester gunting9. Peralatan suction10. Peralatan oksigen11. Pasien

Beritahu pasien bila sadar / keluarga tentang prosedur tindakan dan tujuan.

Lankah-langkah:1. Kaji tanda-tanda vital2. Kaji tanda-tanda syok septic: demam tinggi,

menggigil, takikardi, takipneu, proteinuria, leukositosis, dll.

3. Mengkaji ABC dan kesadaran.4. Atur posisi pasien dalam posisi syok.5. Berikan terapi 4-6 liter/menit6. Bila pasien tidak sadar lakukan gerakan tripel:

ektensi kepala, mendorong mandibula kedepan dan membuka mulut.

7. Bila pasien henti nafas segera lakukan ventilasi 2 kali buatan, kalau memungkinkan dengan oksigen murni.

8. Setelah dua kali ventilasi buatan awal, segera raba arteri karotis atau femoralis.

9. Bila nadi berdenyut tetapi pasien masih henti nafas teruskan ventilasi buatan 12 kali/menit sampai timbul ventilasi spontan dan adekuat.

10. Bila tidak teraba nadi berarti henti jantung segera lakukan kompresi jantung luar 15 kali dengan laju 80-100/menit yang kemudian dilakukan ventilasi 2 kali (1 ventilasi = 1-1,5 detik) dievaluasi setiap menit apakah tindakan efektif.

11. Pasang infuse NaCI 0,9 % / RL.12. Untuk mengatasi hemodinamik berikan dopamine IV

drip 5-20 u/kg B/menit.13. Bila terjadi takikardi, tambahkandrip dobutamin 5-

Page 69: Sop Kebidanan

20 ug/kg BB/menit, bila dalam satu keur pemberian belum ada tanda-tanda tekanan darah sampai 80/50mmhg.

15. Cek analisis gas darah, apabila terjadi asidosis metabolic koreksi dengan natrium bikarbonat sampai pH normal.

16. Pemberian antibiotik secara empiris, yaitu: a. Cefalosporin jenis ke III denan jenis, dosis dan

cara pemberian yang sesuai dengan kondisi organ-organ ginjal, hepar.

b. Aminoglikosida, jenis, dosis dan cara pemberian disesuaikan dengan kondisi organ seperti ginjal, hepar.

17. Evaluasi tanda-tanda vital dan respon pasien, bila tidak membaik dipertimbangkan untuk masuk ICU.

Hal.hal yang harus diperhatikan:1. Bekerja cepat, tepat, dan teliti.2. Jaga kenyamanan lingkungan

Unit Terkait - UGD, RR, Ruang Perawatan, Kamar Bersalin.

Page 70: Sop Kebidanan

SYOK HIPOVOLEMIKPengertian Merupakan keadaan darurat yang disebabkan kegagalan

peruse darah ke jaringan dengan volume plasma yang berkurang.

Tujuan 1. Mengembalikan sirkulasi yang adekuat2. Mencegah terjadinya komplikasi terlalu jauh3. Mencegah kematian

Kebijakan 1. Penyelamatan jiwa2. Mengacu pada standar pelayanan medis3. Dilakukan oleh dokter atau perawat yang telah pelatihan

PPGD/ATLS/ACLSProsedur Persiapan

1. Alata. Air bagb. Oropharingeal air wayc. Face maskd. Endotracheal tubee. Perlengakapan infusef. Set intubasig. Obat-obat emergency : adrenalin, SA, dopamine,

aminophilin, difenhidramine HCL, dll.2. Pasien

Beri penjelasan tentang prosedur tindakan terhadap keluarga/pasien bila sadar

Langkah-langkah1. Kaji tanda-tanda vital dan pendarahan2. Kaji tanda-tanda kekurangan cairan : mukosa kering,

mata cekung3. Bila disebabkan karena pendarahan, hentikan dengan

tourniquet, balut tekan atau penjahitan4. Atur posisi pasien dalam posisi syok :

a. Kepala setinggi atau lebih tinggi dari dadab.Tubuh horizontal atau dada lebih rendah kedua tungkai

lurus, diangkat 20º5. Beri oksigen 4-6 liter binasal kanul6. Bila pasien tidak sadar lakukan gerakan tripel (ekstensi

kepala, mendorong mandibula kedepan dan membuka mulut)

7. Bila paasien henti nafas segera lakukan ventilasi buatan 2 kali buatan, kalau memungkinkan dengan O2 murni (100 %)

8. Setelah dua kali ventilasi buatan awal, segera raba arteri karotis atau arteri femoralis

9. Bila nadi berdenyut tetapi pasien masih henti nafas teruskan ventilasi buatan 12 kali/menit sampai timbul ventilasi spontan dan adequate.

10. Bila tidak teraba berarti henti jantung (cardiac arrest) segera lakukan kompresi jantung luar 15 kali dengan laju 80-100 kali mneit yang kemudian dilakukan ventilasi 2 kali (1 ventilasi = 1-1,5 detik) dievakuasi setiap satu mneit, apakah tindakan efektif

11. Pasang infuse NaCl / RL 1-2 liter dalam 30-60 menit, bila syok disebabkan oleh vomitus atau GEA sambil memonitoring tanda-tanda vital dan CVP

12. Pasang infuse NaCI / RL 1-2 liter dalam 30-60 menit

Page 71: Sop Kebidanan

dan persiapan transfusi bila karena perdarahan. Sebelum tersedia darah diberikan plasma expander: plasmafusin maksimal 20ml/kg BB.

13. Berikan transfusi PRC bila diperlukan hingga Ht >30% 14. Pasang kateter untuk memonitoring produksi urine.15. Cek elektrolit dan koreksi kelainannya.16. Koreksi acidosis

Bila dari pemeriksaan AGD terjadi acidosis metabolic diberikan Na-Bikarbonat 0,3 X BB X base exces meq IV

17. Observasi TTV tiap 5 menit, sampai terlihat kembalinya organ vital: a. Otak : kembalinya kesadaranb. Ginjal : volume urine bertambah, sekitar 30 cc / jamc. Jantung : denyut nadi turun, tensi meningkatd. Kulit : ekstrimitas menjadi hangat.

Hal-hal yang harus diperhatikan1. Tindakan cepat, tepat dan akurat2. Monitoring respon pasien.

Unit Terkait UGD, RR, Ruang Perawatan, Kamar Bersalin