SOP Akupuntur Rev1
-
Upload
ferdiana-revitasari -
Category
Documents
-
view
284 -
download
43
description
Transcript of SOP Akupuntur Rev1
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) AKUPUNTUR
TUGASdisusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komplementer
Dosen pengampu: Ns. Wantiyah, M.Kep
Kelompok 10
Aldila Kurnia Putri NIM 112310101006Haidar Dwi Pratiwi NIM 112310101012Anton Suprayogi NIM 112310101055Akhmat Robbi Tricahyono NIM 112310101061
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER
2014
PSIK
UNIVERSITA
S
JEMBER
TERAPI AKUPUNTUR
PROSEDUR
TETAP
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
TANGGAL
TERBIT
DITETAPKAN OLEH
1 PENGERTIAN Akupuntur merupakan suatu metode terapi dengan
penusukan pada titik-titik di permukaan tubuh untuk
mengobati penyakit maupun kondisi kesehatan lainnya
dengan berbagai macam teknik melalui penyisipan jarum
besi yang tipis menembus kulit di titik-titik tertentu pada
tubuh pasien yaitu telinga, kepala, sekitar telapak kaki
dan tangan untuk mempengaruhi atau memperbaiki
kesalahan aliran bioenergi tubuh yang disebut dengan Qi
(dibaca: Chi) (Djuharto, 1982; Wijaya, 2013).
2 TUJUAN Mengembalikan keseimbangan energi tubuh
(homeostasis), menjaga sirkulasi darah, menghangatkan
tubuh, dan mengoptimalkan terbentuknya antibodi pada
tubuh pasien dengan adanya aliran energi atau kekuatan
kehidupan (Qi) yang seimbang sehingga gangguan
kesehatan dapat teratasi. (Saputra dan Agustin, 2005;
Gondo, 2009).
3 INDIKASI 1. Berbagai keadaan nyeri seperti nyeri kepala, migrain,
nyeri bahu, nyeri lambung, nyeri haid, nyeri sendi
dan lain-lain.
2. Kelainan fungsional seperti asma, alergi, insomnia,
mual pada kehamilan.
3. Beberapa kelainan saraf seperti hemiparesis,
kesemutan, kelumpuhan muka.
4. Berbagai keadaan lain seperti mengurangi nafsu
makan, menurunkan kadar gula darah, meningkatkan
stamina, efek analgesik pada operasi dan lain-lain.
(RSCM, 2008)
4 KONTRA INDIKASI 1. Pasien dengan keadaan fisik yang terlalu lemah,
2. Pasien dengan gangguan pembekuan darah,
3. Pasien dengan tumor,
4. Pasien dengan infeksi sistemik,
5. Pasien yang memakai pacu jantung,
6. Luka di tempat penusukan,
7. Pada kehamilan terdapat titik-titik yang tidak boleh
ditusuk karena dapat menyebabkan abortus.
(RSCM, 2008)
5 PERSIAPAN PASIEN 1. Pastikan identitas klien
2. Kaji kondisi klien terakhir
3. Beritahu dan jelaskan pada klien atau
keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
4. Jaga privasi klien
5. Posisikan klien senyaman mungkin
6 PERSIAPAN ALAT 1. Jarum (ukuran jarum: 0,5 cun, 1cun, 1,5 cun)
2. Kursi atau tempat tidur datar
3. Sarung tangan (bila perlu)
4. Kapas alkohol
5. Bengkok
7 CARA BEKERJA
Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan nama kesukaannya
2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
3. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien dan keluarga
4. Berikan kesempatan kepada klien atau keluarga untuk bertanya sebelum terapi
dilakukan
Tahap Kerja
1. Jaga privasi klien dengan menutup tirai
2. Atur posisi klien dengan memposisikan klien pada posisi terlentang (supinasi),
duduk, duduk dengan tangan bertumpu di meja, berbaring miring, atau tengkurap
dan berikan alas
3. Bantu melepaskan pakaian klien atau aksesoris yang dapat mennghambat
tindakan akupunktur yang akan dilakukan, jika perlu
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila perlu
5. Bersihkan (desinfeksi) daerah yang akan ditusukkan jarum dengan kapas alkohol
a. Ambil jarum sesuai ukuran (0,5 cun: wajah; 1 cun: lengan; 1,5 cun: gluteal)
ukuran jarum disesuaikan dengan ketebalan kulit
b. Jika menggunakan alat bantu masukkan jarum ke dalam alat bantu dan
dekatkan dengan kulit untuk ditusukkan. Alat bantu biasanya berupa tabung
kecil yang terbuat dari bahan plastik seperti sedotan
c. Jika tanpa batuan alat atau jari tangan telanjang:
Jika jarum tebal: Jari salah satu tangan memegang bagian pegangan jarum,
arahkan mata jarum pada titik akupuntur terpilih, dan tusukkan dengan
teknik tertentu (tegak lurus, menyudut, sejajar dan lain-lain)
Jika jarum tipis: Jari salah satu tangan memegang pegangan jarum dan
tangan lainnya memegang batang jarum sebagai pengarah mata jarum dan
penunjang jarum
Jika jarum berukuran kecil: Jari telunjuk dan ibu jari menjepit batang jarum
(dekat mata jarum), kemudian jarum ditusukkan dengan cara
“memegaskan” jari telunjuk dan jempol tersebut.
6. Tanyakan perasaan klien setelah ditusukkan jarum, apakah sudah merasa nyaman
atau belum
7. Diamkan jarum di tempat penusukkan selama 15-20 menit
8. Setelah sesi terapi selama 15-20 menit, cabut jarum dan desinfeksi dengan kapas
alkohol
Terminasi
1. Jelaskan pada klien bahwa terapi sudah selesai dilakukan
2. Kaji respon klien setelah dilakukan terapi
3. Berikan reinforcement positif kepada klien
4. Rapikan pakaian klien dan kembalikan ke posisi yang nyaman
5. Rapikan alat-alat
8 HASIL
1. Evaluasi hasil kegiatan dan respon klien setelah tindakan
2. Lakukan kontrak untuk terapi selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
4. Cuci tangan
9 DOKUMENTASI
1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif)
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
10 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Perhatikan kesterilan jarum yang akan digunakan.
2. Perhatikan penggunaan ukuran jarum yang akan digunakan. Ukuran disesuaikan
dengan ketebalan kulit.
3. Pada klien yang sedang hamil, perlu diperhatikan terdapat titik-titik yang tidak
boleh ditusuk karena dapat menyebabkan abortus.
11 DAFTAR PUSTAKA
1. Djuharto, S. 1982. Pedoman Praktis Belajar Akupunktur dan Kecantikan.
Bandung: Offset Alumni.
2. Saputra, Koosnadi dan Idayanti Agustin. 2005. Akupunktur Dasar. Surabaya:
Airlangga University Press.
3. Wijaya, Surya. 2013. Akupunktur, Metode Penghilang Nyeri Dari Masa Ke Masa.
Scripta: Jurnal Ilmiah Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
http://eprints.unsri.ac.id/3478/ [14 September 2014]
4. Gondo, Harry. 2009. Peran Akupunktur Dalam Obstetri. Jurnal Ilmiah
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/ jurnal/Vol%20Edisi%20Khusus
%20Desember%202009/PERAN%20AKUPUNKTUR%20DALAM
%20OBSTETRI.pdf [14 September 2014]
5. RSCM. 2008. Kontra Indikasi dan Efek Samping. Departemen Akupunktur
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. http://akupunkturrscm.com/indikasi.php [14
September 2014]
DAFTAR PUSTAKA
Djuharto, S. 1982. Pedoman Praktis Belajar Akupunktur dan Kecantikan. Bandung: Offset Alumni.
Gondo, Harry. 2009. Peran Akupunktur Dalam Obstetri. Jurnal Ilmiah Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/ jurnal/Vol%20Edisi%20Khusus%20Desember%202009/PERAN%20AKUPUNKTUR%20DALAM%20OBSTETRI.pdf [14 September 2014]
RSCM. 2008. Kontra Indikasi dan Efek Samping. Departemen Akupunktur Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. http://akupunkturrscm.com/indikasi.php [14 September 2014]
Saputra, Koosnadi & Idayanti Agustin. 2005. Akupunktur Dasar. Surabaya: Airlangga University Press.
Wijaya, Surya. 2013. Akupunktur, Metode Penghilang Nyeri Dari Masa Ke Masa. Scripta: Jurnal Ilmiah Kedokteran Universitas Sumatera Utara. http://eprints.unsri.ac.id/3478/ [14 September 2014]