Somogyi-Nelson (Christine Destyara Dewi - P278340110043)
-
Upload
christine-destyara -
Category
Documents
-
view
538 -
download
3
description
Transcript of Somogyi-Nelson (Christine Destyara Dewi - P278340110043)
-
Penentuan Kadar GulaMetode Somogyi-Nelson
Dosen : Ayu Puspitasari, ST, M.Si
Disusun oleh :
Christine Destyara Dewi
Non-Reguler
P 278340110043
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
Jurusan Analis Kesehatan
Jl. Karangmenjangan No. 18A, Surabaya
-
Tujuan :
Metode ini digunakan untuk menentukan gula pereduksi dalam bahan padat atau
cair. Tetapi perlu dilakukan persiapan contoh gula terlebih dahulu.
Prinsip :
Metode Nelson Somogyi digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi dengan
menggunakan pereaksi tembaga-arsenol-molibdat. Prinsip kerja Nelson Somogyi yaitu
tereduksinya jumlah endapan kuprooksida yang bereaksi dengan arsenomolibdat yang
tereduksi menjadi molybdine blue dan warna biru diukur absorbansinya. Reagen nelson
somogyi berfungsi sebagai oksidator antara kuprooksida yang bereaksi dengan gula reduksi
membentuk endapan merah bata. Dalam hal ini, pereaksi Somogyi merupakan pereaksi
tembaga alkali yang mengandung Na2PO4 anhidrat dengan garam K-Na-tartrat (garam
Rochelle), sedangkan pereaksi Nelson mengandung amonium molibdat H2SO4,
NaHAsO4.7H2O. Dengan membandingkannya terhadap larutan standar, konsentrasi gula
dalam sampel dapat ditentukan. Reaksi warna yang membentuk dapat menentukan
konsentrasi gula dalam sampel dengan mengukur absorbansinya.
Persiapan Reagen:
Pereaksi tembaga alkali (Somogyi)
Larutkan 28 g Na2PO4 anhidrat dan 40 g garam K-Na-tartrat (garam Rochelle)
dalam 700 mL aquades. Tambahkan 100 mL NaOH 1 N,lalu campur. Dengan
pengadukan cepat, tambahkan 80 mL CuSO4 10%, kemudian tambahkan 180 g
Na2SO4 anhidrat. Setelah tercampur sempurna, tera dengan aquades hingga volume
akhirnya menjadi 1000 mL. Biarkan selama 2 hari dan saring dengan kertas saring
Whatman No. 40. Larutan ini dapat bertahan dalam waktu lama. Fungsi garam
Rochelle adalah untuk menstabilkan warna.
Pereaksi arsenomolibdat (Nelson)
Larutkan 25 g amonium molibdat dalam 450 mL aquades, dan secara hati-hati
tambahkan sedikit demi sedikit 21 mL H2SO4 pekat. Larutkan 3 g NaHAsO4 . 7 H2O
dalam 25 mL aquades dan tambahkan asam molibdat, lalu campurkan baik-baik dan
tempatkan dalam inkubator 37oC selama 48 jam. Bila ingin cepat digunakan, maka
tempatkan pada suhu 55oC selama 25 menit sambil diaduk untuk mencegah kelebihan
-
panas pada bagian tertentu yang dapat menyebabkan perubahan warna. Simpan
pereaksi pada botol berwarna gelap dan tertutup.
Tahapan Analisis :
1. Melakukan pengenceran sampel glukosa dengan aquades hingga konsentrasi glukosa
menjadi 2 mg/100 ml, 4 mg/100ml, 6 mg/100ml, 8 mg/100ml, dan 10 mg/100ml.
2. Kemudian masing-masing larutan glukosa dengan konsentrasi tersebut dimasukkan
dalam tabung reaksi yang berbeda-beda, dan pada tabung ke-6 diisi dengan aquades.
3. Menambahkan 1 ml reagen Nelson. (tampak perubahan warna setelah penambahan
reagen Nelson pada masing-masing tabung yaitu warna larutan menjadi biru).
4. Larutan tersebut dipanaskan dalam air yang mendidih selama 20 menit. (bertujuan
untuk mempercepat proses reduksi kupri oksida menjadi kupro oksida, setelah
pemanasan larutan berubah warna menjadi hijau).
5. Larutan didinginkan supaya reaksi berjalan stabil. (karena jika terlalu panas
kemungkinan akan ada komponen senyawa yang rusak atau habis karena menguap).
6. Ditambahkan dengan reagen arsenomolybdat yang berwarna kuning kehijauan
sebanyak 1mL. (bertujuan agar bisa bereaksi dengan endapan kupro oksida).
Pada peristiwa ini kupro oksida akan mereduksi kembali arsenomolybdat menjadi
molibdene blue yang berwarna biru, warna biru inilah yang nantinya akan diukur
absorbansinya dengan spektrofotometer.
7. Dilakukan pengenceran dengan aquadest agar larutan tidak terlalu pekat dan dapat
terbaca saat dilakukan pembacaan absorbansi.
8. Larutan dikocok agar larutan tercampur secara merata dan homogen.
9. Dilakukan pembacaan absorbansi pada panjang gelombang 540 nm. (karena pada
panjang gelombang ini molekul glukosa dapat menyerap sinar secara optimum
sehingga pembacaan absorbansi dapat berjalan dengan baik).
10. Buat kurva standar yang menunjukkan hubungan antara kadar glukosa dan absorbansi.
Untuk menggambarkan kurva hubungan kadar dan absorbansi, dapat
digunakan metode kuadrat terkecil (Least-Squares) agar diperoleh garis lurus yang
konstan. Metode sering digunakan untuk menentukan ketepatan garis yang terbaik
pada pembuatan kurva baku (standar).
-
Persamaan Least-Squares yang menjelaskan satu garis lurus (linier) diberikan
oleh persamaan :
X = a Y + b
dengan;
X (absis) : Kadar larutan glukosa standar (mg/100 mL)
Y (ordinat) : Absorbansi
a dan b : Tetapan yang dihitung dari persamaan