Sokletasi

10
PROSES EKSTRAKSI SOKLETASI “ ISOLASI MINYAK DARI BIJI JAGUNG “ I. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari dan mengamati proses isolasi suatu komponen dari suatu bahan alam dengan metode sokletasi 2. Menghitung rendemen II. Dasar Teori Bahan Baku Bagian jagung yang mengandung minyak adalah lembaga (germ). Minyak jagung dapat diekstrak dari hasil proses penggilingan kering maupun basah, proses penggilingan yang berbeda akan menghasilkan rendemen minyak yang berbeda pula. Pada penggilingan kering (dry-milled), minyak jagung dapat diekstrak dengan pengepresan maupun ekstraksi hexan. Kandungan minyak pada tepung jagung adalah 18%. Untuk penggilingan basah (wet milling), sebelumnya dapat dilakukan pemisahan lembaga, kemudian baru dilakukan ekstraksi minyak. Pada lembaga, kandungan minyak yang bisa diekstrak rata-rata 52%. Kandungan minyak hasil ekstraksi kurang dari 1,2%. Minyak kasar masih mengandung bahan terlarut, yaitu fosfatida, asam lemak bebas, pigmen, waxes, dan sejumlah kecil bahan flavor dan odor.

Transcript of Sokletasi

PROSES EKSTRAKSI SOKLETASI

“ ISOLASI MINYAK DARI BIJI JAGUNG “

I. Tujuan Percobaan

1. Mempelajari dan mengamati proses isolasi suatu komponen dari suatu bahan

alam dengan metode sokletasi

2. Menghitung rendemen

II. Dasar Teori

Bahan Baku

Bagian jagung yang mengandung minyak adalah lembaga (germ). Minyak

jagung dapat diekstrak dari hasil proses penggilingan kering maupun basah, proses

penggilingan yang berbeda akan menghasilkan rendemen minyak yang berbeda pula.

Pada penggilingan kering (dry-milled), minyak jagung dapat diekstrak dengan

pengepresan maupun ekstraksi hexan. Kandungan minyak pada tepung jagung adalah

18%. Untuk penggilingan basah (wet milling), sebelumnya dapat dilakukan

pemisahan lembaga, kemudian baru dilakukan ekstraksi minyak. Pada lembaga,

kandungan minyak yang bisa diekstrak rata-rata 52%. Kandungan minyak hasil

ekstraksi kurang dari 1,2%. Minyak kasar masih mengandung bahan terlarut, yaitu

fosfatida, asam lemak bebas, pigmen, waxes, dan sejumlah kecil bahan flavor dan

odor.

Prinsip Sokletasi

Ekstraksi merupakan proses mengeluarkan sejenis komponen tertentu

dari suatu bahan. Ekstraksi juga dapat diartikan sebagai proses penguraian zat-

zat berkhasiat atau zat aktif dibagian tanaman, hewan dan beberapa jenis ikan

pada umumnya yang mengandung senyawa-senyawa yang mudah larut dalam

pelarut organik. Ekstraksi yang dilakukan pada percobaan ini menggunakan

metoda sokletasi, yakni mengalirkan pelarut organik secara terus-menerus.

Minyak nabati tergolong pada senyawa trigliserida dan senyawa-senyawa

trigliserida larut dalam pelarut organik seperti heksana.

Pada umumnya zat aktif dari tanaman dan hewan terdapat di dalam sel

namun sel tanaman dan hewan sangatlah berbeda, begitu pula ketebalan selnya

sehingga diperlukan metoda ekstraksi dengan pelarut tertentu dalam

mengekstraksinya. Proses terekstraksinya zat aktif dalam dalam sel tanaman

adalah dengan menembusnya pelarut organik ke dalam dinding sel dan masuk

ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif tersebut akan larut

dalam pelarut organik tersebut sehingga terdapat perbedaan konsentrasi antara

larutan zat aktif di dalam sel dan pelarut organik diluar sel maka larutan

terpekat akan berdistribusi keluar sel dan proses ini terulang terus sampai

terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan diluar

sel.

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu bahan dari campurannya,

biasanya dengan menggunakan pelarut. Ekstraksi dapat dilakukan dengan

berbagai cara. Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan

komponen terhadap komponen lain dalam campuran (Suyitno, 1989). Shriner

et al. (1980) menyatakan bahwa pelarut polar akan melarutkan solut yang

polar dan pelarut non polar akan melarutkan solut yang non polar atau disebut

dengan “like dissolve like”. Teknik ekstraksi lainnya misalnya menggunakan

air untuk mengambil pigmen alami dari tumbuhan seperti daun.

III. Alat-alat yang digunakan

1. Labu didih

2. Alat soklet

3. Kondensor

4. Gelas piala 200 ml

5. Pipet tetes

6. Mantel pemanas

7. Kertas saring

8. Statif

IV. Bahan-bahan yang digunakan

1. Jagung

2. N-Heksana

3. Kertas Saring

4. Batu didih

V. Prosedur Percobaan

1. Bersihkan alat soklet dan keringkan, masukkan 3 butir batu didih, timbang,

catat berat labu + batu didih;

2. Siapkan biji jagung yang telah dihaluskan;

3. Buat selongsong (thimble) dari kertas saring, ukuran disesuaikan dengan

besarnya tabung soklet. Timbang berat selongsong kosong;

4. Isi selongsong dari kertas saring dengan sampel. Timbang berat

selongsong+sampel. Hitung berat sampel;

5. Masukkan selongsong yang berisi sampel ke dalam tabung soklet;

6. Sambungkan tabung soklet yang berisi contoh dengan labu, jangan lupa

mengolesi bagian ujung yang disambungkan dengan vaselin untuk

memudahkan waktu membukanya nanti;

7. Dirikan labu pada mantel pemanas dan tabung soklet yang tersambung

pada labu di klem kan pada statif, posisinya harus berdiri tegak lurus;

8. Masukkan pelarut n-heksana dari mulut tabung soklet, sampai terisi penuh.

Setelah penuh, pelarut dengan sendirinya akan turun ke labu soklet.

Setelah tabung soklet kosong pelarut, tambahkan lagi n-heksana hingga

sampel yang ada dalam tabung terendam sempurna;

9. Pasangkan pendingin pada mulut tabung soklet. Jangan lupa mengolesi

bagian yang disambung dengan vaselin;

10. Alirkan air pendingin dari kran, periksa kalau ada kebocoran, jika ada,

harus diperbaiki sebelum pekerjaan dilanjutkan;

11. Hidupkan mantel pemanas dan proses sokletasi dimulai;

12. Bila proses telah selesai, mantel pemanas dimatikan. Biarkan beberapa

saat, kemudian selongsong sampel dikeluarkan dari dalam tabung soklet,

diremas, pelarut hasil remasan dimasukkan ke dalam tabung soklet;

13. Setelah contoh dikeluarkan, unit alat dipasangkan kembali dan matel

pemanas dihidupkan lagi. Dimulai proses pengambilan pelarut. Amati

dengan teliti, bila tabung sudah hampir penuh, pemanas cepat dimatikan

dan pelarut yang ada dalam tabung diambil dan disimpan dalam botol

tersendiri;

14. Bila proses pengambilan pelarut sudah dianggap selesai, yakni minyak

dalam labu sudah terlihat lebih pekat maka pemanas dimatikan dan alat

dilepas menjadi bagian-bagiannya;

15. Minyak yang ada dalam labu dikeringkan lagi dari pelarutnya dengan cara

memanaskan dalam oven pada suhu di atas titik didih pelarut. Diovenkan

selama 10 menit kemudian dinginkan dan timbang;

16. Hitung berat minyak; dan

17. Minyak hasil sokletasi disimpan pada botol tersendiri.

VI. Data Pengamatan

Proses Ekstraksi dimulai pukul 09.12 WIB

Tabel 5. Refluks pada sokletasi biji jagung

Refluks ke- Waktu Durasi1 09:12:00 20:512 09:32:51 7:243 09:40:15 9:114 09:49:26 9:145 09:58:40 8:556 10:07:35 8:587 10:16:33 9:008 10:25:33 8:469 10:34:19 8:5810 10:43:17 8:5011 10:52:07 8:4712 11:00:54 9:0113 11:09:55 8:4014 11:18:35 8:4715 11:27:22 8:5216 11:37:14 9:0617 11:46:20 8.4218 11:55:02 8:4319 12:03:45 8:4620 12:12:31 8:4121 12:21:12 8:4422 12:29:56 8:5223 12:38:48 8:2724 12:47:15 8:2425 12::55:39 7:3126 13:03:10 8:53

Total 3 jam 58 menit 58 detik

VII. Rangkaian Alat-Alat

VIII. Reaksi yang terjadi

Dalam proses sokletasi tidak ada terjadi reaksi kimia, yang terjadi adalah

pengikatan minyak oleh n-heksan pada jaringan biji jagung. Sehingga proses

ini disebut dengan proses ekstraksi (pengekstakkan) dengan metoda sokletasi,

yaitu menggunakan pelarut secara terus-menerus.

IX. Hasil/Perhitungan

Berat kertas saring + kapas = 3,293 gr

Berat sampel + kertas saring + kapas = 72,710 gr

Berat sampel = 49,637 – 3,060 = 69,417 gr

Berat batu didih + labu = 179,833 gr

Berat batu didih + labu + minyak = 181,206 gr

Berat minyak = 181,206 – 179,833 = 1,373 gr

Rendemen = hasil/umpan . 100%

Rendemen = 1,373 /69,417 . 100% = 1,97%

Gambar 1. Rangkaian Alat Sokletasi

X. Pembahasan

Selama proses sokletasi, suhu mantel pemanas harus diatur diatas titik

didih n-heksana yaitu sekitar 72oC. Dimana dengan demikian, pelarut n-

heksana akan menguap dan akan kembali mencair sewaktu masuk kedalam

kondensor. Proses sokletasi ini berlangsung selama 4 jam, hingga kandungan

minyak pada biji jagung benar-benar dirasa telah habis. Selama proses

usahakan agar tidak ada kebocoran agar n-heksan yang telah menguap tidak

langsung lepas ke udara bebas. Sedangkan proses destilasinya hanya bertujuan

untuk mengangkut sisa-sisa pelarut (n-heksana) yang masih bercampur dengan

minyak. Minyak yang didapat seharusnya bening,

Pertama dengan menimbang 69,417 gram biji jagung yang telah

dihaluskan. Dalam hal ini pembuatan sampel biji jagung berupa tepung untuk

disokletasi. Dimana sampel dibungkus dengan kertas saring kemudian

dimasukkan ke dalam soklet dan labu alas bulat diisi 300 ml n-heksana dan

batu didih yang bertujuan untuk mengurangi letupan serta pendingin air

dialirkan dari bawah ke atas sehingga aliran air tidak terlalu cepat kemudian

labu bulat dipanaskan dengan penangas mantel (labu alat bulat sebaiknya

ditimbang lebih dulu), ekstraksi dilakukan sekitar 4 jam dimana sampel akan

selanjutnya turun dalam labu alas bulat dan bercampur dengan pelarut, minyak

jagung diperoleh sebagai residu, ditimbang dan didapatkan 1,373 gram

ekstrak jagung.

XI. Kesimpulan

1. Sokletasi merupakan suatu proses ekstraksi suatu komponen dari dalam

suatu bahan dengan menggunakan pelarut secara terus-menerus;

2. Untuk mendapatkan hasil (minyak) yang lebih banyak, maka sampel (biji

jagung) harus dihaluskan terlebih dahulu agar pelarut lebih bisa menyerap

dan membawa minyak larut bersamanya dari jaringan biji jagung;

3. Waktu sokletasi mempengaruhi jumlah rendemen;

4. Sekitar 1,97% dari biji jagung mengandung minyak.

XII. Daftar Pustaka

HS, Irdoni dan HZ, Nirwana. 2010. Modul Praktikum Kimia Organik. Pekanbaru. Program Studi Teknik Kimia S-1 Fakultas Teknik Unri.

Richana, Nur dan Suarni. Teknologi Pengolahan Jagung. balitsereal.litbang.deptan.go.id/ind/bjagung/duatiga.pdf. Diakses Tanggal 10 November 2010

Sirait, Desona. 2008. Penentuan Kadar Lemak Dalam Margarin Dengan Matode Ekstraksi Sokletasi. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../1/09E02428.pdf. Diakses Tanggal 10 November 2010

Asam Lemak. http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_lemak. Diakses Tanggal 14 November 2010

Industri Komoditas Jagung Dan Sektor Pemasarannya. http://blogs.unpad.ac.id/satriani/2010/06/01/industri-komoditas-jagung-dan-sektor-pemasarannya/. Diakses Tanggal 14 November 2010

Mengenal Jenis Minyak Goreng. http://www.hanyawanita.com/clickwork/news/news14.htm. Diakses Tanggal 15 November 2010