Sokletasi

12
SOKLETASI (TEH) 1. Tujuan Praktikum a. Untuk isolasi senyawa atau komponen yang terdapat didalam sampel padat. b. Untuk mengetahui dan menggunakan metode sokletasi. c. Mengetahui perubahan dan reaksi kimia yang terjadi pada sampel. d. Mengetahui hasil atau ekstrak dari sokletasi. 2. Teori Dasar Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnya bahan alami), tidak dapat atau sukar dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis. Misalnya, karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah. Dalam hal semacam itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Ekstraksi merupakan suatu cara pemisahan satu atau beberapa bahan baik dari satu padatan ataupun cairan dengan bantuan pelarut. Biasanya digunakan pelarut dari pelarut-pelarut organik. Pemisahan ini terjadi

Transcript of Sokletasi

Page 1: Sokletasi

SOKLETASI (TEH)

1. Tujuan Praktikum

a. Untuk isolasi senyawa atau komponen yang terdapat didalam sampel

padat.

b. Untuk mengetahui dan menggunakan metode sokletasi.

c. Mengetahui perubahan dan reaksi kimia yang terjadi pada sampel.

d. Mengetahui hasil atau ekstrak dari sokletasi.

2. Teori Dasar

Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnya bahan alami), tidak dapat

atau sukar dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis.

Misalnya, karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka

terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam

konsentrasi yang terlalu rendah. Dalam hal semacam itu, seringkali ekstraksi

adalah satu-satunya proses yang dapat digunakan atau yang mungkin paling

ekonomis.

Ekstraksi merupakan suatu cara pemisahan satu atau beberapa bahan baik

dari satu padatan ataupun cairan dengan bantuan pelarut. Biasanya

digunakan pelarut dari pelarut-pelarut organik. Pemisahan ini terjadi atas

dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam

campuran. Salah satu metode ekstraksi adalah ekstraksi sokletasi. Ekstraksi

sokletasi ialah metode ekstraksi dengan menggunakan alat soklet lengkap.

Prinsip Percobaan

Like dissolve like

yaitu perbedaan komponen pelarut dan larutannya

Page 2: Sokletasi

Perbedaan titik didih

Yaitu perbedaan komponen titik didih antara pelarut dan larutannya

dimana titik didih rendah akan lebih dulu menguap.

Pemisahan suatu senyawa dari benda padat dengan pelarut cair

menggunakan metode ekstraksi sokletasi yang dipisahkan dengan

perbedaan kepolaran dimana dipakai n – heksan yang bersifat nonpolar (like

dissolve like) dan untuk mendapatkan minyak yang bercampur dengan n –

heksan pemanasan dimana n – heksan yang memiliki titik didih lebih rendah

akan menguap dengan tersisa minyak.

Yang dimaksud dengan ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa

bahan dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut.

Istlah-istilah berikut ini pada umumnya digunakan dalam teknik ekstraksi.

Bahan ekstraksi : campuran bahan yang akan diekstrasi

Pelarut (media ekstraksi) : cairan yang digunakan untuk melangsungkan

ekstraksi

Ekstrak : bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi

Larutan ekstrak : pelarut setelah proses pengambilan ekstrak

Rafinat (Residu Ekstraksi) : Bahan Ekstraksi setelah diambil ekstraknya

Ekstraktor : alat ekstraksi

Ekstraksi padat – cair : ekstraksi dari bahan yang padat

Ekstraksi cair – cair : ekstraksi dari bahan ekastraksi yang cair

Pada proses ekstraksi tidak terjadi pemisahan segera dari bahan-bahan yang

akan diperoleh (ekstrak), melainkan malu-mula hanya terjadi pengumpulan

ekstrak (dalam pelarut). Suatu proses ekstraksi biasanya melibatkan tahap-

tahap berikut ini:

Mencampurkan bahan ekstraksi dengan pelarut dan memberikannya

saling berkontak. Dalam ini terjadi perpindahan massa dengan cara difusi

Page 3: Sokletasi

pada bidang antar muka bahan ekstraksi dan pelarut. Dengan demikian

terjadi ekstraksi yang sederhannya, yaitu pelarut ekstrak.

Memisahkan larutan ekstrak dari ratinat, kebanyakan dengan cara

penjernihan atau filtrasi

Mengisolasi ekstrak dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali

pelarut, umumnya dilakukan dengan menguapkan pelarut. Dalam hal-hal

tertentu, larutan ekstrak dapat langsung diolah lebih lanjut atau diolah

setelah dipekatkan. Seringkali juga diperlukan tahap-tahap lainnya. Pada

ekstarksi padat – cair misalnya, dapat dilakukan pra – pengolahan

(pengecilan) bahan ekstraksi atau pengolahan lanjut dari rafinat (dengan

tujuan mendaptkan kembali sisa-sisa pelarut).

Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini

Selektivitas

Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan

komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek, terutama

pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya

lemak, resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang

diinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus

dibersihkan, yaitu misalnya diekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut

kedua.

Kelarutan

Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang

besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit)

Kemampuan tidak saling bercampur

Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas)

larut dalam bahan ekstraksi

Kerapatan

Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan

yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar

Page 4: Sokletasi

kedua fase dapat dengan mudah dipisahkan kembali setelah

pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila kerapatannya kecil,

seringkali pemisahan harus dilakukan dengan gaya senfigunal (misalnya

dalam ekstraktor sentritugal)

Reaktivitas

Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara

kimia pada komponen-komponen bahan ekstraksi. Sebaliknya dalam hal-

hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan

garam) untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali ekstraksi

juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan

dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan.

Titik didih

Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara

penguapan, maka titik didih kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat,

dan keduanya tidakj membentuk aseobrop. Ditinjau dari segi ekonomi,

akanm menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih pelarut tiak

terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas penguapan yang rendah).

Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang

terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan

menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan

akan terisolasi.

Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut

ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut

dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara

maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus

selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa

organik itu lebih efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi.

Page 5: Sokletasi

Adapun prinsip sokletasi ini yaitu : Penyaringan yang berulang ulang sehingga

hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila

penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya

adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang

mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada

bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan

Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi

dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak

dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan

digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut

yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik

yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi.

Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan,

sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi

sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu

dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang

telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan

rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu

campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat,

maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.

Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :

a. Pelarut yang mudah menguap Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil

klorida dan alcohol

b. Titik didih pelarut rendah.

c. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.

d. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.

e. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.

f. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.

Page 6: Sokletasi

Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut – pelarut

organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut

heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa –

senyawa trepenoid dan lipid – lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan

etil asetat untuk memisahkan senyawa – senyawa yang lebih polar. Walaupun

demikian, cara ini seringkali tidak. menghasilkan pemisahan yang sempurna

dari senyawa – senyawa yang diekstraksi.

Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang

sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi

harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar

matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi

penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang

disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi.

Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada

kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu

tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya.

Dibanding dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini lebih

efisien, karena:

Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara

berulang kali.

Waktu yang digunakan lebih efisien.

Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda maserasi atau perkolasi.

Sokletasi dihentikan apabila :

Pelarut yang digunakan tidak berwarna lagi.

Sampel yang diletakkan diatas kaca arloji tidak menimbulkan bercak lagi.

Hasil sokletasi di uji dengan pelarut tidak mengalami perubahan yang

spesifik.

Page 7: Sokletasi

Keunggulan sokletasi :

a. Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang.

b. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.

c. Proses sokletasi berlangsung cepat.

d. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.

e. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.

Kelemahan sokletasi :

a. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang

mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan

terjadi penguraian.

b. Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan

pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.

c. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah

menguap.

Teh

Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat

dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan

dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman

teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.

Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar

lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa

sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh.

Sejarah Teh

Teh (Camelia Sinensis) berasal dari Cina, tepatnya di provinsi Yunan bagian barat

daya Cina, karena wilayah tersebut beriklim tropis dan sub-tropis yang secara

keseluruhan daerah tersebut adalah hutan jaman purba.

Page 8: Sokletasi

Pengolahan teh dan pengelompokan

Teh dikelompokan berdasarkan cara pengolahan. Daun teh Camellia sinensis

segera layu dan mengalami oksidasi kalau tidak segera dikeringkan setelah

dipetik. Proses pengeringan membuat daun menjadi berwarna gelap, karena

terjadi pemecahan klorofil dan terlepasnya unsur tanin. Proses selanjutnya

berupa pemanasan basah dengan uap panas agar kandungan air pada daun

menguap dan proses oksidasi bisa dihentikan pada tahap yang sudah ditentukan.

Pengolahan daun teh sering disebut sebagai "fermentasi" walaupun sebenarnya

penggunaan istilah ini tidak tepat. Pemrosesan teh tidak menggunakan ragi dan

tidak ada etanol yang dihasilkan seperti layaknya proses fermentasi yang

sebenarnya. Pengolahan teh yang tidak benar memang bisa menyebabkan teh

ditumbuhi jamur yang mengakibatkan terjadinya proses fermentasi. Teh yang

sudah mengalami fermentasi dengan jamur harus dibuang, karena mengandung

unsur racun dan unsur bersifat karsinogenik.

Komposisi

Teh mengandung sejenis antioksidan yang bernama katekin. Pada daun teh

segar, kadar katekin bisa mencapai 30% dari berat kering. Teh hijau dan teh putih

mengandung katekin yang tinggi, sedangkan teh hitam mengandung lebih sedikit

katekin karena katekin hilang dalam proses oksidasi. Teh juga mengandung

kafein (sekitar 3% dari berat kering atau sekitar 40 mg per cangkir), teofilin dan

teobromin dalam jumlah sedikit.