Soal Ujian Mcq Tht 2012
-
Upload
min-joo-esther-park -
Category
Documents
-
view
180 -
download
3
description
Transcript of Soal Ujian Mcq Tht 2012
Soal Ujian MCQ THT 2012-2013 insya Allah sama
Note : Perhatian, bsk dilarang dapet 100, setelah disepakati nilai terbesar yang boleh
didapatkan jika soalnya sama adalah 80, dengan pertimbangan kasihan stase berikutnya.
Thx
1. Sel-sel inflamasi dan mediator kimia yang paling berperan dalam patofisiologi rhinitis
alergi :(Ali haidar)
a. Sel basofil, leukosit, interleukin
b. Sel mast, eosinofil, histamine
c. Sel mast, neutrofil, dan interleukin
d. Limfosit, leukosit, dan histamine
e. Sel eosinofil, neutrofil, sitokin
2. Gejala-gejala utama rhinitis alergi adalah :(Ali haidar)
A. bersin dan batuk berulang
B. hidung tersumbat disertai ingus kental
C. bersin berulang dan hidung tersumbat
D. hidung beringus dan demam
E. bersin berulang disertai ingus kental
Pembahasan :Sesuai dengan buku hijau halaman 130, di anamnesis dapat dicari keluhan
khas berupa bersin berulang yang terjadi akibat adanya pelepasan histamin pada reaksi
alergi fase cepat atau pun lambat, keluhan utama yang biasa dirasakan pasien selain
bersin adalah hidung tersumbat.
Gejala lain berupa rinore encer dan banyak,hidung dan mata gatal, dan lakrimasi.
3. Gejala rhinitis alergi paling sering disebabkan oleh pajanan terhadap allergen : (aulia
zesario)
A. Hawa dingin
B. Asap rokok
C. Kutu debu rumah
D. Polutan
E. Kelembapan rendah
Pembahasan :berdasarkan buku ajar THT hal 130. Disebutkan bahwa penyebab
tersering adalah allergen inhalan.Merujuk pada halaman 129, dimana allergen inhalan
yang disebutkan adalah tungau debu rumah seperti D. pteronyssinus, D. Farinae, B.
Tropialis), kecoa, serpihan epitel kulit binatang, rereumputan, jamur.
4. Gambaran klinis yang umum ditemukan pada penderita rhinitis alergi adalah : (aulia
zesario)
A. Allergic shiner
B. Konka edema dan livid
C. Celah palatum tinggi
D. Secret hidung encer
E. Facies adenoid
Pembahasan :karena yang minta adalah gambaran klinis umum.
Gambaran spesifiknya berdasarkanberdasarkan buku ajar THT hal 130 bagian
pemeriksaan fisik.
Allergic shiner adalah keadaan dimana terdapatnya bayangan gelap pada bawah
mata yang terjadi karena adanya stasis vena sekunder akibat obstruksi hidung, dan
sering terjadi pada anak.
Konka edema dan livid, mukosa berwarna pucat dan basah gejala spesifik yang
didapat dari pemeriksaan fisik
5. Klasifikasi diagnosis rhinitis alergi yang terbaru ditentukan berdasarkan : (biyan)
A. musiman dan menahun
B. lama penyakit dan frekuensi gejala
C. akut dan kronis
D. beratnya gangguan kualitas hidup
E. lamanya penyakit dan gangguan kualitas hidup
pembahasan :
klasifikasi rinitis alergi terbaru dari ARIA (Alergic Rhinitis and its Impact on Asthma) 2007, ini
juga dipake sama dokter nina waktu kerja poli alergi kmaren...
bisa diliat disini gambarnya: http://ars.els-cdn.com/content/image/1-s2.0-S014067361160130X-
gr1.jpg
buku ARIAnya: http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CDMQFjAA&url=http%3A%2F
%2Faaia.ca%2Flearnthelink%2Fimages
%2FARIA_07_At_A_Glance_1st_Edition_July_07.pdf&ei=wsX7ULTSEZGnrAeN64HICg&us
g=AFQjCNHkRgknBvcM0WH8AuHSGI11QPc4DA&sig2=MNQlgjDORXplbffQvCp5cw&bv
m=bv.41248874,d.bmk
6. penatalaksanaan abses yang dapat dilakukan di poliklinik dan tanpa rawat inap adalah :
(biyan)
A. abses buccalis (kurang yakin)
B. abses peritonsil
C. abses farafaring
D. abses retrofiring
E. abses submandibular
7. Lingkaran Waldeyer merupakan : (Vrina)
A. gugusan jaringan ikat padat
B. gugusan jaringan longgar
C. gabungan palatine, tonsil lingual, adenoid dan lateral band
D. gabungan tonsil faring, tonsil palatine, adenoid fan, lateral band
E. gabungan tonsil faring, tonsil palatine, tonsil lingual dan lateral band
Pembahasan :Waldeyer's Tonsillar Ring:
1 (or two) pharyngeal tonsils (or nasopharyngeal tonsil(s), due to the location; also known as
'adenoid(s)' when inflamed/swollen
2 tubal tonsil (bilaterally, where each Eustachian tube opens into the nasopharynx)
2 palatine tonsils (commonly called "the tonsils" in the vernacular, less commonly termed
"faucial tonsils"; located in the oropharynx)
1 (or many) lingual tonsils (on the posterior tongue)"
8. infeksi leher dalam ini yang paling sering disebabkan infeksi oleh gigi sebagai sumber
infeksi adalah : (Vrina)
A. Abses submandibular
B. Angina ludovici
C. Abses peritonsil
D. Abses farafaring
E. Abses maseter
Pembahasan :Bottin dkk, mendapatkan infeksi gigi merupakan penyebab yang terbanyak
kejadian angina Ludovici (52,2%), diikuti oleh infeksi submandibula (48,3%), dan parafaring."
9. lesi di pita suara dapat menyebabkan gangguan : (dimas PA)
A. disfagia
B. disfoni
C. Muffle voice
D. suara sengau
E. hot potato voice
10. pemeriksaan penunjang baku emas untuk diagnosis rhinitis alergi : (dimas PA)
A. pemeriksaan eosinophil darah tepi
B. rontgen hidung dan sinus
C. pemeriksaan IgE total serum
D. uji tusuk/cukit kulit
E. pemeriksaan IgE spesifik
11. obat yang berperan penting dalam farmakologi rhinitis alergi adalah : (emon)
A. antibiotika dan histamine
B. antihistamin dan dekongestan
C. kortikosteroid topical dan antihistamin
D. kortikosteroid oral dan antihistamin
E. antihistamin topical dan kortikosteroid oral
Pembahasan :Bottin dkk, mendapatkan infeksi gigi merupakan penyebab yang terbanyak
kejadian angina Ludovici (52,2%), diikuti oleh infeksi submandibula (48,3%), dan parafaring."
12. salah satu komplikasi yang sering terjadi pada rhinitis alergi adalah : (emon)
A. epistaksis dan polip hidung
B. Septum deviasi dan fringitis
C. Rhinosinusitis dan polip hidung
D. Tonsiofaringitis dan otitis media
E. Otitis media efusi (OME) dan rhiosinusitis
Pembahasan :Buku hijau halaman 132
13. penyakit penyerta yang sering ditemukan bersamaan dengan rhinitis alergi : (Erwin)
A. bronchitis
B. otitis ekterna
C. hipertrofi adenoid
D. pneumonia
E. asma bronkial
Pembahasan :Rhinitis alergi adalah suatu proses inflamasi pada membran mukosa hidung yang
disebabkan oleh suato proses respon alergi/hipersensitifitas yang dimediasi oleh IgE dan
melibakan pelepasan histamin oleh sel mast. Reaksi ini dipicu oleh adanya allergen.Pada pasien
dengan rhinitis alergi maka tentunya dapat disertai dengan reaksi alergi lainnya seperti asma
maupun dermatitis atopi.20% pasien dengan rhinitis alergi memiliki gambaran gejala asma.
Sumber: Medscape, buku ijo
14. Hipertrofi adenoid dapat menyebabkan kelainan berikut (erwin)
A. henti napas saat tidur (“sleep apneu) dan mendengkur
B. Kelainan pertumbuhan rahang
C. Otitis media akut
D. Mendengkur, sleep apneu, rhinitis alergi
E. Sleep apnea, OME, rhinosinusitis
Pembahasan :Hipertrofi pada adenoid merupakan pembesaran jaringan limfe pada struktur di
bagian nasofaring posterior tersebut. Biasanya terjadi pada anak2.Pembesaran tersebut dapat
menyebabkan obstruksi nasal airway sehingga dapat terjadi gangguan drainase pada sinus dan
hidung --> fokus infeksi --> rhinosinusitis (biasanya kronik).Pembesaran dapat menyebabkan
obstruksi tuba sehingga terjadi penumpukan cairan --> otitis media efusi.
Obstruksi nasal airway tersebut dapat menyebabkan gangguan aliran udara melalui hidung
sehingga dapat terdengar mendengkur (snoring) dan sampai terjadi sleep apneu.
Akibat obstruksi nasal juga memicu pasien untuk bernapas melalui mulut sehingga terbentuk
adanya adenoid facies yaitu kelainan pembentukan tulang wajah pada anak2 dengan gambaran
kelainan pada palatum dan maksila serta susunan gigi yang berantakan (biasanya diikuti pula
dengan kelainan wajah pada rhinitis --> allergic salute, dll)
Sumber: medscape, wiki
15. tanda-tanda sumbatan laring adalah sebagai berikut : (fajar)
A. cekungan-cekungan dinding dada, supraklavikula, napas cuping hidung,
B. disfoni, stridor, sesak napas
C. stridor, sesak, sianosis
D. stidor, sesak, cekungan di supraklavikular
E. disfoni, dyspnea,stridor, cekungan otot pernapasan
Pembahasan :Persis pada poin-poin di buku hijau hal 243.
Disfoni (serak) sampai afoni; dispnea; stridor saat inspirasi; cekungan inspirasi di suprasternal,
epigastrium, supraklavikula, dan interkostal sebagai upaya otot-otot bantu napas; gelisah karena
butuh udara (air hunger) dan sianosis (karena hipoksia)
16. pemeriksaan penunjang untuk sinusitis dentogen : (fajar)
A. rinoskopi anterior
B. foto panoramic
C. foto sinus paranasal
D. CT scan sinus paranasal
E. Kultur secret dari meatus medius
Pembahasan :CT scan adalah gold standar karena mampu menilai anatomi hidung, sinus,
penyakit dalam hidung dan sinus secara keseluruhan dan perluasannya. Foto polos bisa
digunakan, tapi tidak sebaik CT karena foto polos hanya menilai kondisi sinus besar saja
(maksila dan frontal).
17. mikroorganisme terseringpenyebab rhinosinusitis akut bacterial adalah : (farah)
A. bakteri gram negative
B. bakteri gram positif
C. Bakteri anaeron
D. Jamur
E. Virus
Pembahasan :S.pneumoniae, haemophillus influenza,M catarrhalis, Dan S. aureus
18. pada penderita hipertensi, epistaksis sering pada pembuluh darah : (farah)
A. a. etmoidalis anterior, a. etmoidalis posterior
B. a. etmoidalis anterior, a. stenopalatina
C. a. etmoidalis posterior, a. stenopalatina
D. a. maksilaris interna, a. labialis superior
E. a. etmoidalis posterior, a. superior labialis
Pembahasan : pada hipertensi, epistaksis yang terapi berasal Dari arteri etmoidalis posterior
atau arteri sfenopalatina. Epistaksis jenis ini termasuk epistaksis posterior yang perdarahannya
hebat Dan jarang dapat berhenti sendiri
19. hal-hal berikut ini sesuai dengan diagnosis LARINGOMALASIA : (Hilman)
A. memerlukan tindakan trakeostomi segera
B. tulang rawan laring
C. harus segera dioperasi
D. lumen laring kaku
E. penyakit kongenital berupa kelemahan epiglottis
Pembahasan :Laringomalasia merupakan penyebab utama stridor pada bayi. Kelainan ini
ditandai dengan adanya kolaps struktur epiglotis pada saat inspirasi akibat memendeknya plika
ariepiglotika, prolaps mukosa kartilago aritenoid yang tumpang tindih, atau melekuknya epiglotis
ke arah posterior.
Sumber : Schoeder JW, Bhandarkar ND. Synchronous airway lesions and outcomes in infants
with severe laryngomalacia requiring supraglottoplasty. Arch Otolaryngol Head Neck Surg.
2009; 135: p.647-51
20. obstruksi kompleks oteo meatal ( KOM ) mengubah paradigm dalam pathogenesis
terjadinya proses inflamasi pada sinus paranasal berikut : (hilman)
A. sinus maksila, etmoid, spenoid
B. Sinus maksila, etmoid, frontal
C. Sinus maksila, etmoid anterior, frontal
D. Sinus etmoid posterior, etmoid anterior, frontal
E. Sinus maksila, etmoid anterior, etmoid posterior, frontal, sphenoid
Pembahasan :Kompleks ostiomeatal (KOM) terdiri dari sel-sel udara dari etmoid anterior dan
ostiumnya, infundibulum etmoid, ostium sinus maksila, ostium sinus frontal dan meatus media.
21. sinus yang berbatasan langsung dengan orbita dan seing mengakibatkan perluasan infeksi
pada orbita adalah : (imam)
A. sinus frontal
B. sinus maksila
C. sinus etmoid anterior
D. sinus etmoid posterior
E. sinus spenoid
22. septum deviasi dapat menyebabkan obstruksi pada KOM karena mekanisme di bawah ini
: (imam)
A. gangguan ventilasi sehingga terjadi perbedaan tekanan O2 dengan udara luar
B. gangguan ventilasi akibat gangguan transport mukosilier
C. edema pada mukosa yang berhadapan pada KOM, mengakibatkan gangguan pada
system transport mukosilier
D. septum deviasi letaknya pada valve anterior
E. terdapat spina septum yang menekan konka inferior
Pembahasan : http://www.earspecialist.eu/index.php?page=content&method=static&id=95
23. transport mukosilier merupakan bagian dari mekanisme aktif system pertahanan saluran
napas atas, karena : (iman)
A. terdiri dari sel skuamosa besilia dan palut lender
B. terdiri dari sel kolumner bertingkat semu bersilia
C. silia bergerak aktif menuju ostium sinus maksila yang letaknya lebih tinggi dari dasar
sinus maksila
D. menghasilkan IgE sekretorik dan lysozyme
E. menghasilkan IgA sekretorik dan lisosim
Pembahasan: sistem transport mukosilier merupakan sistem pertahanan aktif rongga
hidung terhadap virus, bakteri jamur atau partikel lain yang terhirup. Transport
mukosilier dipengaruhi oleh kualitas silia dan palut lender. Palut lender ini terdiri dari
cairan serosa yang mengandung laktoferin, lisozom, dan IgA sekretorik..sedangkan
bagian permukaan dari palut lender banyak mengandung protein plasma seperti albumin,
IgG, IgM, dan factor komplemen.
Sumber: http://id.scribd.com/doc/48732462/rinitis-alergi#page=2
24. frekuensi penala yang ideal yang dipakai untuk tes pendengaran di poliklinik adalah :
(iman)
A. 128 Hz
B. 256 Hz
C. 512 Hz
D. 1024 Hz
E. 2048 Hz
Pembahasan: penala terdiri dari 1 set (5 buah) dengan frekuensi 128, 256, 512, 1024,
2048. Untuk pemeriksaan secara kualitatif dipakai garputala 512, 1024, 2048. Bila tidak
memungkinkan, maka diambil 512 Hz karena penggunaan garpu tala ini tidak terlalui
dipengaruhi suara bisisng di sekitarnya (buku ijo hal 17)
25. Epistaksis anterior : (Kenneth+karina)
A. paling sering dari a. etmoidalis anterior
B. bisa berhenti sendiri karena berasal dari pleksus Kieselbach
C. dapat menyebabkan anemia sampai kematian
D. harus segera ditampon agar tidak sampai anemia atau shock
E. kalau dipasang tampon belloq akan lebih cepat berhenti
Pembahasan :Di buku ijo di tulis paling sering berasal dari pleksus kisselbach di septum bagian
depan atau a. Etmoidalis anterior. Masih bngung sama yg b sbnernya mohon diralat jika salah.
Pleksus Kiesselbach terdiri dari arteri etmoidalis anterior, arteri labialis superior, arteri palatina
mayor, dan arteri sfeno palatina.sifat perdarahannya ringan dan bisa berhenti sendiri dengan
dipencet, kauterisasi jika sumber perdarahan diketahui, atau bila belum berhenti bisa
menggunakan tampon anterior yg diolesi antibiotik tiap 2x24 jam.
26. system TNM bermanfaat untuk : (Karina)
A. mengetahui tingkat keganasan tumor
B. meramalkan prognosis tumor ganas tersebut
C. mengetahui metastasis
D. menetapkan stadium tumor
E. memastikan gambaran patologi anatomi tumor
Pembahasan :
T = ukuran tumor primer
N = Metastasis nodus limfe
M = Metastasis jauh
Pada kasus karsinoma nasofaring stadium I bila tumor masih T1; stadium IIa T2a; stadium IIb
bila T apapun, N1; stadium III T apapun, N2; stadium IVa, T4a; stadium IVb bila N3; stadium
IV c bila ada metastasis jauh. Penentuan stadium untuk menentukan prognosis kanker
27. yang paling sering terkena pada fraktur wajah adalah : (karina+Kenneth)
A. mandibular
B. maksila
C. os nasal
D. zygoma
E. os frontal
28. pada tuli sensorineural dengan pemeriksaan penala akan menghasilkan : (Kenneth)
A. Rinne negative
B. Schwabach memanjang
C. Webber lateralisasi sisi telinga sakit
D. Webber lateralisasi ke sisi telinga yang sehat
E. Schawabach sama dengan pemeriksa
29. adanya kecurigaan kuat fraktur hidung jika kita jumpai : (adi)
A. riwayat epistaksis
B. udem/deformitas daerah hidung
C. hidung tersumbat
D. laserasi kulit di daerah hidung
E. riwayat nyeri hebat di daerah luka
Pembahasan :Atas Dasar: Buku hijau halaman 200. "fraktur tulang hidung biasanya ditandai
dengan pembengkakan mukosa hidung, bekuan dan kemungkinan ada robekan pada mukosa
septum, hematoma septum, dislokasi atau deviasi pada septum."
30. pada tuli mendadak dapat terjadi : (adi)
A. tuli sensorineural unilateral atau bilateral
B. tinnitus dan tuli campur
C. vertigo dan tinnitus
D. tuli konduktif dan tinnitus
E. paling sering disebabkan oleh virus
Pembahasan :Atas Dasar: Buku hijau halaman 46. "tuli mendadak dapat unilateral atau bilateral
dapat disertai dengan tinitus dan vertigo"
31. anak dengan panas tinggi, dirujuk ke THT karena kemungkinan diagnosisnya adalah :
(faisal)
A. rhinitis akut
B. tonsillitis akut
C. otitis media akut
D. laryngitis akut
E. sinusitis akut
32. gejala dini pada karsinoma nasofaring dapat dijumpai : (faisal)
A. tuli sensorineural koklea
B. tuli konduktif unilateral
C. tuli sensorineural retrokoklea
D. tinnitus dan rasa penuh pada telinga unilateral
E. epistaksis dan tinitus
33. untuk menilai perkembangan auditorik bayi usia 0-4 bulan, respon behavioral yang
konsisten adalah : (ezy)
A. babbling
B. peningkatan denyut jantung
C. mencari sumber bunyi dari samping (horizontal)
D. refleks moro
E. babbling dan refleks moro
34. otitis media serosa paling sering disebabkan oleh kelainan di bawah ini : (ezy)
A. hipertrofi adenoid dan rhinitis alergi
B. rinosinusitis dan rhinitis alergi
C. tonsillitis akut
D. tumor nasofaring
E. rhinitis alergi
35. pada pemeriksaan OAE, emsi akustin yang diukur berasal dari : (naela)
A. membrane bandlis
B. koklea
C. sel rambut luar
D. organ corti
E. sel rambut dalam
Pembahasan: OAE/Otoacoustic Emission (emisi otoakustik) adalah respon koklea
yang dihasilkan oleh sel-sel rambut luar yang dipancarkan dalam bentuk energi
akustik. Pergerakan sel rambut luar induksi depolarisasi sel pergerakan mekanik
yang kecil diubah menjadi besar suara kecil menjadi suara besar. (Sumber: buku hijau
halaman 29 tentang OAE)
36. tes untuk menentukan fungsi tuba adalah : (naela)
A. tes Tojnbee
B. tes bing dan toynbee
C. tes bing dan tes Valsava
D. Tes Romberg
E. Tes Toynbee dan valsava
Pembahasan :Pembahasan:
Tes Bing : nama lainnya adalah tes oklusi, merupakan tes kualitatif untuk fungsi
pendengaran. Cara pemeriksaannya: tragus telinga ditutup sampai menutup liang
telinga penala digetarkan di tengah kepala (seperti tes weber). Telinga normal jika terdapat
lateralisasi ke telinga yang ditutup ini.
Tes Romberg : pemeriksaan keseimbangan.
Tes Toynbee : caranya, menelan ludah sambil hidung dipencet dan mulut
ditutup tuba terbuka membrane timpani tertarik ke medial.
Tes Valsava : caranya, hidung dipencet dan mulut ditutup, lalu meniup tuba
terbuka udara masuk ke rongga telinga tengah membran timpani terdorong ke lateral.
Tes Toynbee dan Valsava ini digunakan untuk melihat fungsi ventilasi tuba (ventilasi = menjaga
agar tekanan dalam rongga telinga tengah sama dengan tekanan udara luar).
Sumber: buku hijau halaman 17 dan 64)
37. pada penderita otitis media supuratif kronik tipe maligna, operasi mastoidektomi
radikal, dilakukan dengan tujuan : (riko)
A. menyembuhkan penyakit
B. memperbaiki fngsi pendengaran
C. mencegah terjadinya komplikasi intracranial
D. mencegah terjadinya kolestatom
E. Menghilangkan jaringan patologik dan mencegah komplikasi intrakranial
38. benda asing radiolusen di saluran napas : (riko)
A. foto rontgen paru segera dilakukan
B. foto rontgen paru dilakukan 24 jam setelah kejadian
C. gambaran yang tampak pada foto rontgen berupa bronkiektasis
D. tindakan bronkoskopi dilakukan 24 jam setelah kejadian
E. dapat terjadi komplikasi berupa emfisema servikal
39. Tuli campur pada audiogram nada murni menunjukkan :
A. hantaran tulang dan udara keduanya turun dan berhimpit
B. hantaran tulang normal, hantaran udara turun, ada gap
C. hantaran tulng turun, udara normal, ada gap
D. hantaran tulang dan udara turun, ada gap
E. hantaran udara normal, hantaran tulang turun
Pembahasan :Berdasarkan gambar audiogram telinga pada buku hijau halaman 21,disebutkan
pada tuli campur bone conduction menjadi lebih dari 25 dB yang menunjukkan adanya
penurunan pada fungsi penghantaran tulang yang normalnya berada di kisaran kurang atau
samadengan 25 dB.
Pada gambar yang sama dikatakan air conduction lebih besar dari bone conduction yang
menunjukkan terjadi penurunan yang lebih besar pada air conduction yang normalnya sama
dengan kisaran normal pada bone conduction.
Hal lain yang tampak pada gambar tersebut adalah terdapat gap antara AC dan BC.
40. pemeriksaan seologik untuk mendetksi karsinoma nasofaring adalah :
A. IgA-VA
B. IgA- anti VCA
C. IgA G
D. IgG-EA
E. IgA-EA
Pembahasan
Mengacu pada halaman 184 buku hijau tentang diagnosis pada KNF,dikatakan terdapat 2
pemeriksaan serologi yang menunjukkan kemajuan dalam mendeteksi KNF,yaitu IgA anti EA
dan IgA anti VCA. Dengan tingkat sensitivitas IgA anti VCA 97,5% dan spesifitas
91,8%;sedangkan IgA anti EA memiliki sensitivitas 100%,namun spesifisitas hanya 30%
sehingga hanya digunakan sebagai penentu prognosis.