Soal THT Mtrikulasi _gilang

29
82. Laki2 MRS dengan keluhan nyeri tenggorok sejak 2 hari yll disrtai demam,batuk,tenggorok berlendir dan sulit menelan krn sakit. Tdk ada suara serak.tonsil T1/T1 tanpa hiperemi,arkus posterior tonsil hiperemi,dinding post faring trdapat granul,hiperemi dan secret. Diagnosa paling mungkin adalah... a. Trakeitis akut b. Tonsilitis akut sakit telan, sulit telan, suhu naik, kadang2: batuk, serak, nafas bau, tonsil edema, merah, detritus mengisi kripte. c. Faringitis akut kering, sulit telan, suhu naik, dahak encer – mukoid – lengket, rasa sakit sampai ke telinga, faring bengkak dan merah, dinding faring terutup mucus tebal. Kronik kering, rasa selalu ada lender, batuk dipagi hari, mukosa merah, limfe leher membesar, terbentuk jaringan granulasi, d. Epiglottis akut sakit telan, nyeri dada, rasa panas di dada. e. Laringitis akut serak dan sesak 83. Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan hisdung berbau bususk sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan hanya terjadi pada hidung sebelah kanan dan disertai dengan pilek. Keluhan mimisan dan demam tidak ditemukan. Telinga dan tenggorok tidak didapatkan keluhan.

description

Soal UKDI THT dan pembahasan

Transcript of Soal THT Mtrikulasi _gilang

Page 1: Soal THT Mtrikulasi _gilang

82. Laki2 MRS dengan keluhan nyeri tenggorok sejak 2 hari yll disrtai demam,batuk,tenggorok

berlendir dan sulit menelan krn sakit. Tdk ada suara serak.tonsil T1/T1 tanpa hiperemi,arkus

posterior tonsil hiperemi,dinding post faring trdapat granul,hiperemi dan secret. Diagnosa

paling mungkin adalah...

a. Trakeitis akut

b. Tonsilitis akut sakit telan, sulit telan, suhu naik, kadang2: batuk, serak, nafas bau,

tonsil edema, merah, detritus mengisi kripte.

c. Faringitis akut kering, sulit telan, suhu naik, dahak encer – mukoid – lengket, rasa

sakit sampai ke telinga, faring bengkak dan merah, dinding faring terutup mucus tebal.

Kronik kering, rasa selalu ada lender, batuk dipagi hari, mukosa merah, limfe leher

membesar, terbentuk jaringan granulasi,

d. Epiglottis akut sakit telan, nyeri dada, rasa panas di dada.

e. Laringitis akut serak dan sesak

83. Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan hisdung

berbau bususk sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan hanya terjadi pada hidung sebelah kanan

dan disertai dengan pilek. Keluhan mimisan dan demam tidak ditemukan. Telinga dan

tenggorok tidak didapatkan keluhan. Tidak didapatkan riwayat alergi pada keluarga. Apakah

diagnosis yang paling tepat ?

a. Ozaena (rhinitis + secret mukopurulen), krusta kuning kehijauan, hiposmia, bau

b. Rhinitis Atropikans nama lain dari ozaena, termasuk rintits kronik non spesifik.

c. Polip nasi

d. Angio fibroma nasofaring juvenile usia 16-12 th, tumbuh lambat, spistaksis,

obstruksi, gangguan dengar, warna merah, permukaan licin, mendesak/deformitas,

palatum bomban, sengau,

e. Corpus alienum nasal obstruksi (konka hipertrofi, septum diviasi, masa), rinore,

hiposmia.

84. Seorang laki-laki berusia 45 dibawa ke UGD RSUD dengan keluhan pusing berputar hebat

sejak hari ini. Keluhan juga disertai rasa mual. Keluhan-keluhan muncul sebagai akibat

gerak cepat kepala, misalkan saat akan berbaring atau bangun dari berbaring dan sering

Page 2: Soal THT Mtrikulasi _gilang

timbul pagi hari saat penderita pertama kali bangun. Keluhan berlangsung hanya beberapa

detik kemudian normal kembaliu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nistagmus sedangkan

pemeriksaan neurologi yang lain dalam batas normal. Apakah diagnosis yang paling

mungkin untuk pasien tersebut ?

a. BPPV

b. Labyrinthritis

c. Penyakit Meniere

d. Vestibuler neuritis

e. Insuffisilusi vertebrobasiler

Jawaban : BPPV

Pembahasan :

BPPV

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) merupakan vertigo yang dicetuskan

oleh perubahan posisi kepala atau badan terhadap gaya gravitasi. Diagnosis BPPV

ditegakkan berdasarkan anamnesis dan manuver provokasi. Penatalaksanaan BPPV adalah

berdasarkan lokasi kanal yang terlibat dengan terapi reposisi kanalith. Sering kali terjadi

kesalahan dalam menegakkan diagnosis BPPV, yang akan berakibat terhadap

penatalaksanaan vertigo yang tidak adekuat. Dilaporkan satu kasus vertigo pada seorang

laki-laki berusia 56 tahun yang didiagnosis sebagai BPPV kanalis horizontal kiri tipe

kanalolithiasis apogeotropik.

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah gangguan vestibuler yang

paling sering ditemui, dengan gejala rasa pusing berputar diikuti mual muntah dan keringat

dingin, yang dipicu oleh perubahan posisi kepala terhadap gaya gravitasi tanpa adanya

keterlibatan lesi di susunan saraf pusat.

BPPV kanalis semisirkularis horizontal dapat dideteksi dengan menggunakan manuver

head roll test. Head roll test dilakukan dengan memutar kepala pasien 900 ke sisi kiri atau

kanan pada posisi telentang dengan mengangkat kepala 300 dari garis horizontal bumi,

sambil mengobservasi nistagmus yang ditimbulkan. Setelah nistagmus yang muncul

menghilang, kepala pasien kembali menghadap posisi semula (wajah menghadap keatas

dalam posisi telentang), pada posisi ini dapat muncul kembali nistagmus, setelah nistagmus

tambahan hilang, kepala pasien dengan cepat dipalingkan 900 kearah berlawanan, observasi

Page 3: Soal THT Mtrikulasi _gilang

nistagmus yang muncul. Nistagmus yang muncul pada waktu melakukan maneuver head

roll test menggambarkan tipe BPPV kanalis horizontal. Jika vertigo dan nistagmus yang

muncul pada manuver head roll test mempunyai intensitas yang sama antara telinga kiri dan

kanan, maka letak telinga yang sakit ditentukan dengan manuver lainnya yang tidak

membandingkan intensitas dari vertigo dan nistagmus dengan bantuan elektronistagmografi

(ENG), seperti bow and lean test, dan lying down dan head bending nystagmus.

Labirinitis

Labirinitis adalah infeksi pada telinga dalam (labirin). Keadaan ini dapat ditemukan

sebagai bagian dari suatu proses sistemik atau merupakan suatu proses tunggal pada labirin

saja. Labirinitis bakteri sering disebabkan oleh komplikasi intra temporal dari radang telinga

tengah. Penderita otitis media kronik yang kemudian tiba-tiba vertigo, muntah dan hilangnya

pendengaran harus waspada terhadap timbulnya labirinitis supuratif.

Labirinitis secara klinis terdiri dari 2 subtipe, yaitu:

1. Labirinitis lokalisata (labirinitis sirkumskripta, labirinitis serosa) merupakan

komplikasi otitis media dan muncul ketika mediator toksik dari otitis media

mencapai labirin bagian membran tanpa adanya bakteri pada telinga dalam.

2. Labirinitis difusa (labirinitis purulenta, labirinitis supuratif) merupakan suatu

keadaan infeksi pada labirin yang lebih berat dan melibatkan akses langsung

mikroorganisme ke labirin tulang dan membran.

Gejala yang timbul pada labirinitis lokalisata merupakan hasil dari gangguan

fungsi vestibular dan gangguan koklea yaitu terjadinya vertigo dan kurang pendengaran

derajat ringan hingga menengah secara tiba-tiba. Pada sebagian besar kasus, gejala ini dapat

membaik sendiri sejalan dengan waktu dan kerusakan yang terjadi juga bersifat reversible.

Pada labirinitis difusa (supuratif), gejala yang timbul sama seperti gejala pada

labirinitis lokalisata tetapi perjalanan penyakit pada labirinitis difusa berlangsung lebih cepat

dan hebat, didapati gangguan vestibular, vertigo yang hebat, mual dan muntah dengan

disertai nistagmus. Gangguan pendengaran menetap, tipe sensorineural pada penderita ini

tidak dijumpai demam dan tidak ada rasa sakit di telinga. Penderita berbaring dengan telinga

yang sakit ke atas dan menjaga kepala tidak bergerak. Pada pemeriksaan telinga tampak

perforasi membrana timpani.

Page 4: Soal THT Mtrikulasi _gilang

Pada labirinitis viral, penderita didahului oleh infeksi virus seperti virus influenza,

virus mumps, timbul vertigo, nistagmus kemudian setelah 3-5 hari keluhan ini berkurang

dan penderita normal kembali. Pada labirinitis viral biasanya telinga yang dikenai unilateral\

Meniere

Penyakit Meniere adalah gangguan yang menyerang telinga bagian dalam dan

spontan menyebabkan vertigo, dibarengi dengan gangguan pendengaran yang fluktuatif,

telinga berdenging (tinnitus), dan rasa tekanan di telinga. Pada kebanyakan kasus, penyakit

Meniere hanya mempengaruhi satu telinga saja. Orang-orang pada usia 40-an dan 50-an

lebih berisiko memiliki penyakit ini dibandingkan kelompok usia lainnya, tetapi penyakit ini

bisa juga terjadi pada siapa saja, bahkan anak-anak

Tanda-tanda dan gejala utama dari penyakit Meniere adalah:

1. Vertigo yang berulang. Vertigo adalah sensasi yang mirip dengan pengalaman ketika

tubuh berputar cepat beberapa kali dan tiba-tiba berhenti. Tubuh akan merasa seolah-olah

ruangan berputar dan kehilangan keseimbangan.

Episode vertigo terjadi tanpa peringatan dan biasanya berlangsung selama 20 menit

sampai dua jam atau lebih, bahkan hingga 24 jam. Vertigo yang berat dapat menyebabkan

mual dan muntah.

2. Gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran pada penyakit Meniere dapat

berfluktuasi, terutama pada permulaan penyakit. Kebanyakan penderita Meniere

mengalami gangguan pendengaran permanen akhirnya.

• Tuli biasanya berfluktuasi dan progresif

• Pendengaran yang berkurang yang berfluktuasi merupakan tanda khas penyakit ini

• Tuli sensorineural pada gangguan kokhlea biasanya terjadi penurunan ketajaman

pendengaran

• Dysacusis_ dimana suara yang ditangkap penderita tidak normal dan menyerupai suara

kaleng

3. Tinnitus. Tinnitus adalah suara dering, mendengung, meraung, bersiul atau mendesis di

telinga. Pada penyakit Meniere, tinnitus sering terdengar pada nada rendah

• Biasanya ini merupakan gejala awal dari suatu meniere’ disease

• Tinnitus dapat terjadi terus menerus atau pun hilang timbul dan biasanya berupa

tinnitus nada

Page 5: Soal THT Mtrikulasi _gilang

• rendah dengan suara bergemuruh

• Pada awal _ tinnitus terdengar keras ketika pendengaran berkurang dan tinnitus akan

lebih ringan pada saat pendengaran membaik

4. Kepenuhan aural . Kepenuhan aural adalah perasaan penuh atau tekanan dalam telinga.

Gejala penyakit Meniere dimulai dengan perasaan penuh di telinga, kemudian

terjadi tinnitus dan penurunan fungsi pendengaran diikuti dengan vertigo yang berat disertai

mual dan muntah. Gejala ini bisa berlangsung dua sampai tiga jam.

Tingkat keparahan, frekuensi, dan durasi gangguan bervariasi, terutama pada awal

penyakit. Sebagai contoh, bisa saja hanya muncul gejala vertigo berat yang sering,

sedangkan gejala lainnya hanya ringan. Atau bisa saja vertigo dan kehilangan pendengaran

yang dialami hanya ringan dan jarang, namun tinnitus yang lebih sering mengganggu.

85. Seorang anak usia 8 tahun dibawa ibunya ke UGD dengan keluhan nyeri mendadak pada

telinga saat waktu tidur malam, pasien tiba-tiba menjerit terbangun, mengatakan ada yg

bergerak ditelinganya, pasien sesekali mnjerit kesakitan. pasien punya kebiasaan mengorek

telinga dan sering pilek krn selalu minum air dingin, pd PF liang telinga terlihat serangga

masih hidup.apa tindakan pertama yang sebaiknya dilakukan untuk pasien?

a. Obat analgesik kuat

b. Lakukan irigasi telinga

c. Tetesi liang telinga dengan gliserin

d. Segera keluarkan serangga dengan pinset

e. Keluarkan serangga dengan narcosis

Jawaban : C. irigasi dengan gliserin

Pembahsan :

Benda asing di telinga benda hidup atau mati

Hidup Telinga terasa sakit, sekret bisa bercampur darah, keadaan sakit kepala, pada

keadaan lanjut meningitis. Sakit/nyeri kepala, Hidung berdarah atau sekret mukopurulen

yang mengandung darah, Keluhan seperti sekret akut, sekret mukopurulen unilateral dengan

bau busuk. Ulat melekat erat pada jaringan, Penyakit dapat menyebar ke sinus paranasal.

Terapi

1. Antibiotika dan simtomatis.

Page 6: Soal THT Mtrikulasi _gilang

2. Lokal dengan minyak, olive oil atau liquid parafin atau tampon (pack) campuran

kloroform dan terpentin (1 : 4)

3. Cuci hidung

4. Larva ditarik satu per satu.

86. Anak 7 thn diantar ibunya ke dokter dengan keluhan tidur mengorok sejak usia 3 thn.dan

sering mulut terbuka dan menderita batuk pilek. pada PF TV dalam batas normal.telinga

kanan membran timpani intak sedikit bombans tidak hiperemi,t elinga kiri dbn. tidak ada

secret pada MAE. pemeriksaan fenomena palatum molle kesan negatif pada kedua sisi,ada

PND, mukosa faring sedikit hiperemi.bagaimana kemungkinan tes garpu tala diatas?

a. Tes rinne kanan positif

b. Tes weber lateralisasi ke kanan

c. Tes swabach kiri memanjang

d. Tes bing kanan bertambah keras saat liang telinga ditutup

e. Tes batas atas menurun pada telinga ?

Jawaban :

Pembahasan :

Tes Batas Atas Batas Bawah

Tujuan : menentukan frekuensi garpu tala yang dapat didengar penderita melewati hantaran

udara bila dibunyikan pada intensitas ambang normal.

Cara Pemeriksaan : Semua garpu tala (dapat dimulai dari frekuensi terendah berurutan

sampai frekuensi tertinggi atau sebaliknya) dibunyikan satu persatu, dengan cara dipegang

tangkainya kemudian kedua ujung kakinya dibunyikan dengan lunak (dipetik dengan ujung

jari kuku, didengarkan terlebih dahulu oleh pemeriksa sampai bunyi hampir hilang untuk

mencapa intensitas bunyi yang terendah bagi orang normal/nilai ambang normal), kemudian

diperdengarkan pada penderita dengan meletakkan garpu tala di dekat MAE pada jarak 1-2

cm dalam posisi tegak dan 2 kaki pada garis yang menghubungkan MAE kanan dan kiri. 14

Gambar 8 : Dikutip dari kepustakaan 15

Interpretasi :

- Normal : mendengar garpu tala pada semua frekuensi

- Tuli Konduksi : batas bawah naik (frekunsi rendah tak terdengar)

Page 7: Soal THT Mtrikulasi _gilang

- Tuli sensori neural : batas atas turun (frekuensi tinggi tak terdengar)

Test Rinne

Tujuan melakukan tes Rinne adalah untuk membandingkan atara hantaran tulang dengan

hantaran udara pada satu telinga pasien.

Ada 2 macam tes rinne , yaitu :

a. Garputal 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak lurus

pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). Setelah pasien tidak

mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan meatus akustikus

eksternus pasien.

Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika

pasien tidak dapat mendengarnya

b. Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya secara tegak

lurus pada planum mastoid pasien. Segera pindahkan garputala didepan meatus akustikus

eksternus. Kita menanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus

akustikus eksternus lebih keras dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum

mastoid).

Tes rinne positif jika pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras.

Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien mendengar didepan meatus akustikus eksternus

lebih lemah atau lebih keras dibelakang.

Ada 3 interpretasi dari hasil tes rinne :

1) Normal : tes rinne positif

2) Tuli konduksi: tes rine negatif (getaran dapat didengar melalui tulang lebih lama)

3) Tuli persepsi, terdapat 3 kemungkinan :

a. Bila pada posisi II penderita masih mendengar bunyi getaran garpu tala.

b. Jika posisi II penderita ragu-ragu mendengar atau tidak (tes rinne: +/-)

c. Pseudo negatif: terjadi pada penderita telinga kanan tuli persepsi pada posisi I

yang mendengar justru telinga kiri yang normal sehingga mula-mula timbul.

Test Weber

Tujuan kita melakukan tes weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara

kedua telinga pasien. Cara kita melakukan tes weber yaitu: membunyikan garputala512 Hz

lalu tangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis horizontal. Menurut pasien, telinga mana

Page 8: Soal THT Mtrikulasi _gilang

yang mendengar atau mendengar lebih keras. Jika telinga pasien mendengar atau mendengar

lebih keras 1 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Jika kedua pasien sama-

sama tidak mendengar atau sama-sama mendengaar maka berarti tidak ada lateralisasi.

Getaran melalui tulang akan dialirkan ke segala arah oleh tengkorak, sehingga akan

terdengar diseluruh bagian kepala. Pada keadaan patologis pada MAE atau cavum timpani

missal: otitis media purulenta pada telinga kanan. Juga adanya cairan atau pus di dalam

cavum timpani ini akan bergetar, bila ada bunyi segala getaran akan didengarkan di sebelah

kanan.

Interpretasi:

a. Bila pendengar mendengar lebih keras pada sisi di sebelah kanan disebut lateralisai ke

kanan, disebut normal bila antara sisi kanan dan kiri sama kerasnya.

b. Pada lateralisai ke kanan terdapat kemungkinannya:

1) Tuli konduksi sebelah kanan, missal adanya ototis media disebelah kanan.

2) Tuli konduksi pada kedua telinga, tetapi gangguannya pada telinga kanan

ebih hebat.

3) Tuli persepsi sebelah kiri sebab hantaran ke sebelah kiri terganggu, maka di dengar

sebelah kanan.

4) Tuli persepsi pada kedua teling, tetapi sebelah kiri lebih hebaaaat dari pada

sebelah kanan.

5) Tuli persepsi telinga dan tuli konduksi sebelah kana jarang terdapat.

Test Swabach

Tujuan Membandingkan daya transport melalui tulang mastoid antara pemeriksa

(normal) dengan probandus. Gelombang-gelombang dalam endolymphe dapat

ditimbulkan oleh Getaran yang datang melalui udara. Getaran yang datang melalui

tengkorak, khususnya osteo temporale

Cara Kerja :

Garpu tala 256 Hz atau 512 Hz yang telah disentuh secara lunak diletakkan pangkalnya

pada planum mastoiedum penderita. Kemudian kepada penderita ditanyakan apakah

mendengar, sesudah itu sekaligus diinstruksikan agar mengangkat tangannya bila sudah

tidak mendengar dengungan. Bila penderita mengangkat tangan garpu tala segera

dipindahkan ke planum mastoideum pemeriksa.

Page 9: Soal THT Mtrikulasi _gilang

Ada 2 kemungkinan pemeriksa masih mendengar dikatakan schwabach memendek atau

pemeriksa sudah tidak mendengar lagi. Bila pemeriksa tidak mendengar harus dilakukan

cross yaitu garpu tala mula-mula diletakkan pada planum mastoideum pemeriksa

kemudian bila sudah tidak mendengar lagi garpu tala segera dipindahkan ke planum

mastoideum penderita dan ditanyakan apakah penderita mendengar dengungan.

Bila penderita tidak mendengar lagi dikatakan schwabach normal dan bila masih

mendengar dikatakan schwabach memanjang.

Evaluasi test schwabach

1. Schwabach memendek berarti pemeriksa masih mendengar dengungan dan keadaan

ini ditemukan pada tuli sensory neural

2. Schwabach memanjang berarti penderita masih mendengar dengungan dan keadaan ini

ditemukan pada tuli konduktif

3. Schwabach normal berarti pemeriksa dan penderita sama-sama tidak mendengar

dengungan. Karena telinga pemeriksa normal berarti telinga penderita normal juga.

Hasil                Gangguan

Sama                 normal

Memanjang     Tuli konduktif

Memendek      Tulisensorineural

Tes Bing (Tes Oklusi)

Tes Bing adalah aplikasi dari apa yang disebut sebagai efek oklusi, dimana garpu tala

terdengar lebih keras bila telinga normal ditutup.

Cara pemeriksaan :

Tragus telinga yang diperiksa ditekan sampai menutup liang telinga, sehingga terdapat

tuli konduktif kira-kira 30 dB. Garpu tala digetarkan dan diletakkan pada pertengahan

kepala (seperti pada tes Weber).

Interpretasi

Bila terdapat lateralisasi ke telinga yang ditutup, berarti telinga tersebut normal.

Bila bunyi pada telinga yang ditutup tidak bertambah keras, berarti telinga

tersebut menderita tuli konduktif.

Page 10: Soal THT Mtrikulasi _gilang

87. Anak laki2 5 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan nyeri pada kedua

telinga.dirasakan sejak 1 hari yll disertai demam dan anak jadi rewel.pasien batuk pilek 1

minggu ini.pada otoskopi didapatkan membran timpani intak dengan wrna kemerahan.apa

diagnosis yang paling mungkin?

a. Perikondritis

b. Miringitis bulosa

c. OE difusa

d. Herpes zoster oticus

e. Otitis media supuratif akut

Jawaban: Otitis media supuratif akut

Pembahasan :

Otitis media supuratif akut (OMA) adalah otitis media yang berlangsung selama 3

minggu atau kurang karena infeksi bakteri piogenik. Bakteri piogenik sebagai penyebabnya

yang tersering yaitu Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, dan Pneumokokus.

Kadang-kadang bakteri penyebabnya yaitu Hemofilus influenza, Escheria colli,

Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris, Pseudomonas aerugenosa. Hemofilus

influenza merupakan bakteri yang paling sering kita temukan pada pasien anak berumur

dibawah 5 tahun.

Faktor pencetus terjadinya otitis media supuratif akut (OMA), yaitu :

Infeksi saluran napas atas. Otitis media supuratif akut (OMA) dapat didahului oleh

infeksi saluran napas atas yang terjadi terutama pada pasien anak-anak.

Gangguan faktor pertahanan tubuh.

Faktor pertahanan tubuh seperti silia dari mukosa tuba Eustachius, enzim, dan

antibodi. Faktor ini akan mencegah masuknya mikroba ke dalam telinga tengah.

Tersumbatnya tuba Eustachius merupakan pencetus utama terjadinya otitis media

supuratif akut (OMA).

Usia pasien. Bayi lebih mudah menderita otitis media supuratif akut (OMA) karena

letak tuba Eustachius yang lebih pendek, lebih lebar dan lebih horisontal.

Menurut Buku Ajar UI, ada 5 stadium :

1. Stadium Oklus Tuba Eustachius

Ditandai adanya membrana timpani retraksi dan berwarna suram

Page 11: Soal THT Mtrikulasi _gilang

Gejala : tinnitus, gangguan pendengaran dan rasa penuh di telinga

2. Stadium Hiperemis

Membran timpani kemerahan karena terjadi pelebaran pembuluh darah.

Gejala : Selain gejala stadium oklusi, mulai didapai rasa nyeri.

3. Stadium Supurasi

Membran timpani bulging. Pasien tampak sakit dan suhu meningkat

4. Stadium Perforasi

Didapati nanah pada liang telinga yang mengalir dari kavum timpani akibat rupturnya

membran timpani. Anak yang sebelumnya gelisah menjadi lebih tenang.

5. Stadium Resolusi

Membran timpani mulai kembali normal.

88. Laki2 40 tahun ke puskesmas dengan keluhan pendengaran telinga kanan tiba2 berkurang

pada pagi hari.PF tidak ada kelainan.tes garpu tala batas atas telinga kanan menurun,weber

lateralisasi ke kiri,rinne kanan positif, schwabah telinga kanan memendek. Apakah diagnosis

yang paling mungkin?

a. OMA kanan

b. Tuli mendadak kanan

c. Sumbatan serumen telinga kanan

d. Otitis eksterna kanan

e. Furunkel meatus akustikus eksternus kanan

Jawaban : tuli sensorineural kanan oleh serumen

Pembahasan :

Evaluasi test schwabach

1. Schwabach memendek berarti pemeriksa masih mendengar dengungan dan keadaan

ini ditemukan pada tuli sensory neural

2. Schwabach memanjang berarti penderita masih mendengar dengungan dan keadaan ini

ditemukan pada tuli konduktif

3. Schwabach normal berarti pemeriksa dan penderita sama-sama tidak mendengar

dengungan. Karena telinga pemeriksa normal berarti telinga penderita normal juga.

Hasil Gangguan

Page 12: Soal THT Mtrikulasi _gilang

Sama normal

Memanjang Tuli konduktif

Memendek Tulisensorineural

Test Weber Interpretasi:

b. Bila pendengar mendengar lebih keras pada sisi di sebelah kanan disebut lateralisai ke

kanan, disebut normal bila antara sisi kanan dan kiri sama kerasnya.

c. Pada lateralisai ke kanan terdapat kemungkinannya:

1) Tuli konduksi sebelah kanan, missal adanya ototis media disebelah kanan.

2) Tuli konduksi pada kedua telinga, tetapi gangguannya pada telinga kanan ebih

hebat.

3) Tuli persepsi sebelah kiri sebab hantaran ke sebelah kiri terganggu, maka di dengar

sebelah kanan.

4) Tuli persepsi pada kedua teling, tetapi sebelah kiri lebih hebaaaat dari pada sebelah

kanan.

5) Tuli persepsi telinga dan tuli konduksi sebelah kana jarang terdapat.

Ada 3 interpretasi dari hasil tes rinne :

1) Normal : tes rinne positif

2) Tuli konduksi: tes rine negatif (getaran dapat didengar melalui tulang lebih lama)

3) Tuli persepsi, terdapat 3 kemungkinan :

a. Bila pada posisi II penderita masih mendengar bunyi getaran garpu tala.

b. Jika posisi II penderita ragu-ragu mendengar atau tidak (tes rinne: +/-)

c. Pseudo negatif: terjadi pada penderita telinga kanan tuli persepsi pada posisi I yang

mendengar justru telinga kiri yang normal sehingga mula-mula timbul.

Interpretasi tes batas :

- Normal : mendengar garpu tala pada semua frekuensi

- Tuli Konduksi : batas bawah naik (frekunsi rendah tak terdengar)

- Tuli sensori neural : batas atas turun (frekuensi tinggi tak terdengar)

89. Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke Puskesmas Kebomas dengan keluhan telinga

kanan terasa tertutup. Keluhan ini disertai pendengaran berkurang secara tiba-tiba setelah

berenang. Pasien diketahui mengkorek telinga dengan lidi kapas (cotton bud) namun

Page 13: Soal THT Mtrikulasi _gilang

keluhan menjadi semakin berat. Keluhan tersebut tidak disertai nyeri telinga maupun keluar

cairan. Apakah diagnosis yang paling mungkin ?

a. Otitis media supuratif akut

b. Perforasi membran timpani karena tekanan, kurang dengar,sakit sebentar, prdrahan

sdkt, rasa penuh di telinga

c. Otitis eksterna difusa

d. Serumen obturan tiba2 tersumbat dan kurang dengar, tidak ada nyeri.

e. Benda asing telinga kadang2 tidak ada gejala, gemrebeg, sakit sekali

Jawaban :

OE difusa radang kulit telinga

Predisposisi : Kelembaban tinggi / perenang

Alergi

Kebiasaan mengorek telinga

Gejala : Sakit, gatal, kurang dengar bila liang telinga tertutup dan kotoran

menempel pada gendang telinga

Pemeriksaan : Dinding liang telinga edema, merah,

Sakit tekan, crusta, cairan

Otomikosis predisposisi : Perenang, kelembaban telinga tinggi, terasa gatal.

OM Akut radang mukoperios telinga tengah

Kausa : ISPA, cairan yang masuk rongga telinga ( tersedak, bayi minum sambil tiduran,

menyelam,muntah)

Pemeriksaan : demam, sakit telinga, terasa tersumbat telinga, membrane telinga merah-

bulging, cairan eksudat.

90. Anak laki2 usia 10 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan telinga kanan

mengeluarkan cairan sejak 3 hari yll.sebelumnya pasien memiliki kebiasaan korek korek

kedua telinga karena sering gatal. Tidak didapatkan batuk pilek sebelumnya. Pada

pemeriksaan didapatkan tanda vital dalam batas normal.pemeriksaan telinga kanan

didapatkan MAE udem menyeluruh dengan secret kekuningan tidak lengket dan membran

timpani sulit dievaluasi. Apakah kemungkinan doagnosis yang tepat untuk pasien ini?

a. Otitis media akut kanan stadium 3

Page 14: Soal THT Mtrikulasi _gilang

b. Otitis eksterna sirkumskripta kanan

c. Otitis media supuratif kronik kanan tipe aman

d. Otitis eksterna difusa akut kanan

e. Furunkel telinga kanan

Jawaban :

Pembahasan :

OE difusa radang kulit telinga

Predisposisi : Kelembaban tinggi / perenang

Alergi

Kebiasaan mengorek telinga

Gejala : Sakit, gatal, kurang dengar bila liang telinga tertutup dan kotoran

menempel pada gendang telinga

Pemeriksaan : Dinding liang telinga edema, merah,

Sakit tekan, crusta, cairan

OE Sirkumscripta furunkelosis/bisul radang pada pars kartilaginosa

Gejala : sakit spontan, nyeri tekan, tragus pain, buka mulut sakit, mengunyah

sakit, telinga terasa tertutup.

Liang telinga bengkak, tragus bengkak

91. Laki2 usia 30 thn datang ke puskesmas dengan keluhan telinga kanan nyeri sejak 2 hari lalu

setelah dibersihkam dengan cotton bud .keluhan disertai dengan sakit kepala dan badan

terasa agak panas. Pada pemeriksaan telinga kanan didapatkan nyeri apabila tragus ditekan

atau saat membuka mulut. Apakah diagnosis yang paling tepat untuk pasien ini?

a. Otitis eksterna

b. Furunkel meatus eksternus

c. Otitis eksterna maligna

d. Otitis eksterna difusa

e. Otitis media akuta

Pembahasan : idem diatas.

Page 15: Soal THT Mtrikulasi _gilang

92. Laki2 berusia 45 thn ke dokter dengan keluhan nyeri menelan sejak 2 hri lalu. Nyeri

kumat2an. PF rongga mulut ditemukan kripte melebar,detritus (+) dan ada perlekatan

dengan jaringan sekitarnya.didiagnosis tonsillitis. Apakah jenis tonsillitis pasien ini?

a. Akut folikular dan lakunar, merah bengkak, permukaan licin mengkilat, detritus

mengisi kripte

b. Folikularis detritus dimuara kripte

c. Lakunaris detritus menggerombol, hamper menutupi tonsil

d. Kronis kemerahan, tidak rata, kripte melebar, membesar/mengecil, fibrotisasi

e. Tuberkulosa angina plaunt Vincent, demam, sakit telan, pusing, tonsil merah

bengkak, diliputi membrane putih kekuningan, mudah dilepas tanpa berdarah

93. Seorang laki berusia 5 thn diantar ibunya ke dokter umum dengan keluar cairan pada kedua

telinga sejak 3 hari yll.pasien jg menderita pilek 2 mggu ini,dalam 1 mggu trakhir

mengalami demam dan malas bermain.PF anak tampak sakit,suhu 38,5. Pada pemeriksaan

telinga didapatkan secret mukopurulen di kedua MAE.setelahsekret dibersihkan tampak

membran timpani perforasi sentral kecil pada kedua telinga. Apakah terapi yg tepat untuk

pasien ini?

a. Antipiretik,dekongestan,minum cukup

b. Antibiotik,dekongestan antipiretik dan tetes telinga antibiotika

c. Antibiotika,dekongestan,antipiretik

d. Antibiotika,antipiretik, minum cukup

e. Antibiotika, dekongestan, minum cukup

Pembahasan :

Terapi otitis media supuratif akut (OMA) tergantung stadium penyakit, yaitu :

Oklusi tuba Eustachius. Terapinya : obat tetes hidung & antibiotik.

Hiperemis (pre supurasi). Terapinya : antibiotik, obat tetes hidung, analgetik & miringotomi.

Supurasi. Terapinya : antibiotik & miringotomi.

Perforasi. Terapinya : antibiotik & obat cuci telinga.

Resolusi. Terapinya : antibiotik.

Page 16: Soal THT Mtrikulasi _gilang

Aturan pemberian obat tetes hidung :

Bahan. HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologis untuk anak berusia dibawah 12 tahun.

HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologis untuk anak berusia diatas 12 tahun dan orang

dewasa.

Tujuan. Untuk membuka kembali tuba Eustachius yang tersumbat sehingga tekanan

negatif dalam telinga tengah akan hilang.

Aturan pemberian obat antibiotik :

Stadium oklusi. Berikan pada otitis media yang disebabkan kuman bukan otitis media

yang disebabkan virus dan alergi (otitis media serosa).

Stadium hiperemis (pre supurasi). Berikan golongan penisilin atau ampisilin selama

minimal 7 hari. Golongan eritromisin dapat kita gunakan jika terjadi alergi penisilin.

Penisilin intramuskuler (IM) sebagai terapi awal untuk mencapai konsentrasi adekuat

dalam darah. Hal ini untuk mencegah terjadinya mastoiditis, gangguan pendengaran

sebagai gejala sisa dan kekambuhan. Berikan ampisilin 50-100 mg/kgbb/hr yang terbagi

dalam 4 dosis, amoksisilin atau eritromisin masing-masing 50 mg/kgbb/hr yang terbagi

dalam 3 dosis pada pasien anak.

Stadium resolusi. Lanjutkan pemberiannya sampai 3 minggu bila tidak terjadi resolusi.

Tidak terjadinya resolusi dapat disebabkan berlanjutnya edema mukosa telinga tengah.

Curigai telah terjadi mastoiditis jika sekret masih banyak setelah kita berikan antibiotik

selama 3 minggu.

Aturan tindakan miringotomi :

Stadium hiperemis (pre supurasi). Bisa kita lakukan bila terlihat hiperemis difus.

Stadium supurasi. Lakukan jika membran timpani masih utuh. Keuntungannya yaitu

gejala klinik lebih cepat hilang dan ruptur membran timpani dapat kita hindari.

Aturan pemberian obat cuci telinga :

Bahan. Berikan H2O22 3% selama 3-5 hari.

Efek. Bersama pemberian antibiotik yang adekuat, sekret akan hilang dan perforasi

membran timpani akan menutup kembali dalam 7-10 hari.

94. Seorang laki-laki usia 17 tahun dating ke puskesmas Karen a2 minggu lagi harus menjalani

tes keshatan untuk pendidikan taruna AAL . pada anamnesis pasien sering mengatakan

Page 17: Soal THT Mtrikulasi _gilang

keluar cairan dari telinga kanan terutama bila flu teteapi beberapa hari kemudian sembuh

kambuh terakhir sebulan yang lalu pendenngaran tidak terganggu pada pemeriksaan fisis

ditemukan perforasi membrane timpani kanan tipe sentral tidal ada sekret. Apakah diagnosis

yang paling mungkin ?

a. Otitis media kronis

b. Otitis media akut berulang

c. Otitis media serosa

d. Otitis media akut dalam penyembuhan

e. Otitis media kronis maligna

Pembahasan

OMK OMK benigna dan maligna

Beingna : jarang memberikan komplikasi / safe ear, perforasi membrane di sentral,

discaj serous-mukus-purulen(infeksi),

gendang telinga tetap berlubang, tidak dapat menutup meski sudah

sembuh dry ear, dapat kambuh lagi oleh karena kemasukan air

(berenang/mandi) dan ISPA

Maligna : sering menimbulkan komplikasi karena darinase berkurang/ unsafe ear.

Perforasi di marginal dan atik, discaj purulent (kuningm kental berbau)

95. Seorang laki-laki umur 18 tahun dating ke puskesmas dengan keluhan buntu hidung kedua

sisi sejak 5 bulan yang lalu keluhan dirasakan semakin memberat pasien ada riwayat bersin

berulang terutama saat menyapu rumah dan menderita asma saat kecilpada pemfis diapatkan

massa bening licin keabuan hampir mememnuhi kedua kavum nasi secret bening sebagian

keruh. Apakah kemungkinan diagnosis yang tepat ?

a. Riniits alergi intermitten ringan

b. Rhinitis alergi persisten ringan

c. Polip kavum nasi bilateral

d. Rinosinisitis kronik bilateral

e. Tumor kavum nasi bilateral

Jawaban :

Pembahasan :

Page 18: Soal THT Mtrikulasi _gilang

Polip nasi adalah suatu proses inflamasi kronis pada mukosa hidung dan sinus

paranasi yang ditandai dengan adanya massa yang edematous pada rongga hidung (Erbek

et al,2007).

Polip nasi dapat pula didefinisikan sebagai kantong mukosa yang edema, jaringan

fibrosus, pembuluh darah, sel-sel inflamasi dan kelenjar (Tos & Larsen,2001).

Polip nasi muncul seperti anggur pada rongga hidung bagian atas, yang berasal dari

dalam kompleks ostiomeatal. Polip nasi terdiri dari jaringan ikat longgar, edema, sel-sel

inflamasi dan beberapa kelenjar dan kapiler dan ditutupi dengan berbagai jenis epitel,

terutama epitel pernafasan pseudostratified dengan silia dan sel goblet (Fokkens et

al,2007).

Polip nasi merupakan kelainan mukosa hidung berupa massa lunak yang bertangkai,

berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih keabuan, dengan permukaan licin dan agak

bening karena mengandung banyak cairan. Polip nasi bukan merupakan penyakit

tersendiri tapi merupakan manifestasi klinik dari berbagai macam penyakit dan sering

dihubungkan dengan sinusitis, rhinitis alergi, fibrosis kistik dan asma.1

Dulu diduga predisposisi timbulnya polip nasi ialah adanya rinitis alergi atau penyakit

atopi, akan tetapi banyak penelitian yang mengemukakan berbagai teori dan para ahli

sampai saat ini menyatakan bahwa etiologi polip nasi masih belum diketahui dengan

pasti. Pembentukan polip sering diasosiasikan dengan inflamasi kronik, disfungsi saraf

otonom, dan faktor predisposisi genetik.2

Polip hidung biasanya terbentuk sebagai akibat reaksi hipersensitif atau reaksi alergi

pada mukosa hidung. Peranan infeksi pada pembentukan polip hidung belum diketahui

dengan pasti tetapi ada keragu – raguan bahwa infeksi dalam hidung atau sinus paranasal

seringkali ditemukan bersamaan dengan adanya polip.3

Gejala utama dari polip nasi adalah sumbatan hidung yang terus menerus namun dapat

bervariasi tergantung dari lokasi polip. Pasien juga mengeluh keluar ingus encer dan post

nasi drip. Anosmia dan hiposmia juga menjadi ciri dari polip nasi. Sakit kepala jarang

terjadi pada polip nasi (Drake Lee 1997, Ferguson et al 2006).

Pada pemeriksaan rinoskopi anterior dan posterior dapat dijumpai massa polipoid,

licin, berwarna pucat keabu-abuan yang kebanyakan berasal dari meatus media dan

Page 19: Soal THT Mtrikulasi _gilang

prolaps ke kavum nasi. Polip nasi tidak sensitif terhadap palpasi dan tidak mudah

berdarah (Newton et al 2008).