SOAL PRETEST ANAK

14
SOAL PRETEST ANAK 1. A. Sebutkan kriterria DBD menurut WHO tahun 1997! Demam dengan disertai gejala tidak kas dan satu- satunya manifestasi perdarahan adalah uji tourniquet (+). Derajat 1 disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain. Ditemukan tanda kegagalan sirkulasi: nadi cepat, kecil, tekanan nadi < 20 mmHg atau hipotensi, kulit dingin, lembab dan anak gelisah. Syok berat: nadi tidak teraba, tekanan darah tidak bisa diukur. B. Pemeriksaan Lab DBD: Darah rutin : Trombositopenia (<100.000 mm 3 /dl), Leukopenia Hemokonsentrasi (kenaikn Ht> 20%) Hb 2. Gejala Klinis demam tifoid Demam ( tipe demam step ladder temperature) Gangguan gastrointestinal : muntah, sakit perut, kembung, diare atau obstipasi. Gangguan kesadaran dari yang ringan (delirium) sampai berat (encephalopati) Gejala lain : sakit kepala, anoreksia , mialgia Pada pemeriksaan biasanya dijumpai: hepatomegali, splenomegali, rose spot, lidah kotor ditengah, tepi

Transcript of SOAL PRETEST ANAK

Page 1: SOAL PRETEST ANAK

SOAL PRETEST ANAK

1. A. Sebutkan kriterria DBD menurut WHO tahun 1997!

Demam dengan disertai gejala tidak kas dan satu-satunya

manifestasi perdarahan adalah uji tourniquet (+).

Derajat 1 disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan

lain.

Ditemukan tanda kegagalan sirkulasi: nadi cepat, kecil, tekanan

nadi < 20 mmHg atau hipotensi, kulit dingin, lembab dan anak

gelisah.

Syok berat: nadi tidak teraba, tekanan darah tidak bisa diukur.

B. Pemeriksaan Lab DBD:

Darah rutin : Trombositopenia (<100.000 mm3/dl), Leukopenia Hemokonsentrasi (kenaikn Ht> 20%)

Hb

2. Gejala Klinis demam tifoidDemam ( tipe demam step ladder temperature)

Gangguan gastrointestinal : muntah, sakit perut, kembung,

diare atau obstipasi.

Gangguan kesadaran dari yang ringan (delirium) sampai

berat (encephalopati)

Gejala lain : sakit kepala, anoreksia , mialgia

Pada pemeriksaan biasanya dijumpai: hepatomegali, splenomegali, rose spot, lidah kotor ditengah, tepi hiperemis, tremor dan kadang kadang dijumpai bradikardi relative walaupun pada anak jarang dijumpai.

3. A. Pembagian Syok:a. Syok Hipovolemik ( valome intravaskuler tidak adekuat )

cardiak out put menurun

- Pendarahan akut ( Pendarahan GI, trauma )

- Kehilangan cairan hebat dan cepat ( diare, luka bakar,

diabetes insipidus )

Page 2: SOAL PRETEST ANAK

- Kehilangan plasma ( cairan dari intra vasculer ke jar

intertisial/serosa ( DHF, anoxia, hipersensitivitas akut,

perforasi)

b. Syok distibutif ( Syok septik, neurogenik, anafilaksis)

Volume intra vasculer normal, tetapi terdapat kekurangan

relatif sirkulasi oleh karena dilatasi hebat dari vena/ arterial.

c. Syok Kardiogenik adalah kegagalan jantung memompa darah

yang diperlukan.

- Pengaruh mekanik ( pnemothorak tekanan, tamponade

jantung)

- Gangguan ritme jantung ( irama jantung ): fibrilasi

ventrikel, SVT.

- Gangguan kontraksi otot ventrikel (infark miokard,

kardiomiopati, hipoksemia)

B. Tatalaksana syok hipovolemik

1. Air way (saluran napas)

2. Cairan elektrolit ( RL, Nacl 20 cc/kg BB/jam)

3. Bila tak membaik ulangi 1x lagi bila belum ada perbaikan

berikan: (plasma, albumin 5% atau plasma expander)

4. Bila cairan telah cukup tetapi tensi masih rendah

berikan obat vasopresor.

4. A. Gejala klinik dan px lab sindroma nefrotik:

- Edema

- Hipoproteinemia (kadar protein serum < 5,5 g%)

- Hipoalbuminemia (< 2,5 g%)

- Hiperkolesterolemia (> 250 mg%)

Page 3: SOAL PRETEST ANAK

Px rutin:

- Darah tepi : Hb, Ht, trombosit, hitung jenis, LED.

- Urinalisa

- Kimia darah : albumin, globulin, ureum, kreatinin, as.urat, Na, K, Ca

Esbach

B. Gejala klinik GNA:

Sindrom klinik berupa : oedema, hematuria, proteinuria akut dapat disertai hipertensi atau gangguan fungsi ginjal.

5. Soal KasusDD : pneumonia

Bronkiolitis Asma

Dx : pneumonia karena dari kasus sesuai dengan kriteria pneumoni di bawah ini:

Manifestasi nojnspesifik berupa infeksi saluran napas

bagian atas, panas tinggi 39 - 40ºC, kadang – kadang

sampai kejang, sakit kepala, gelisah dan keluhan gastro

intestinal.

Gejala saluran napas bawah ialah sesak napas, “air

hunger”, takipne, merintih, napas cuping hidung, batuk

dan sianosis.

Tanda pneumonia ialah perkusi, fremutis melemah, suara

napas lemah, dan rongki halus pada auskultasi.

Retraksi “(chest – indrawing)” bersama dengan

peningkatan frekuensi napas merupakan tanda klinik

pneumoni yang bermakna.

Px Lab : Darah : menunujukkan lekositosis dengan dominasi PMN ( 15.000 – 40.000/mm³ ) dengan pergerakan ke kiri.

Radiologis dapat ditemukan bercak – bercak infiltrate terbesar satu atau beberapa lobus paru.

Page 4: SOAL PRETEST ANAK

Terapi

Pada penderita yang dirawat, penatalaksanaan dibagi atas, penatalaksanaan umum dan pengobatan kausal.

A. Penatalaksanaan Umum

Pemberian oksigen melalui kateter hidung atau masker Pemberian cairan, yang adekuat. Cairan rumatan diberikan

mengandung gula dan eliktrolit yang cukup. Jumlah cairan sesuai bert badan dan status hidrasi. Pasien yang mengalami sesak berat dapat dipusakan, sesak berkurang, asupan oral dapt diberikan.

Koreksi kelainan eriktolit atau metabolik yang terjadi missal hipoglikemia, metabolic asidosis

Mengatasi penyakit pernyerta seperti kejang demam dan diare

B. Pengobatan causal

Golongan betalaktam (penilisin, sefalosporin, karbapenem dan monobaktam) merupakan jeni – jenis antibiotika yang sudah dikenal cukup luas. Biasanya digunakan untuk terapi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri sperti Streptococcus pneumoniae influenza dam Staphylococcus aureus. Pada kasus yang berat diberikan golongan sefaloporin sebagai pilihan, terutama apabila penyebabanya belum diketahui. Sedangkan pada kasus yang ringan sedang, dipilih golongan penisilin.

Pada keadaaan imunokompromais (gizi buruk, penyakit jantung bawaan, gangguan neuromuskular, keganasan, pengobatan kortikosteroid jangka panjang, fibrosis kistik, infeksi HIV), pemberian antibiotik harus segera dimulai saat tanda awal pneumonia didapatkan dengan pilihan antibiotik : sefalosporin generasi 3.

Page 5: SOAL PRETEST ANAK

6. A. Apa yang dimaksud dgn status konvulsi?? Dan terapix??

Kejang yang berlangsung > 30 menit, timbul berulang-ulang dengan “interictal” tidak sadar.

BAGAN MENGATASI KEJANG

KEJANG

Akses IV

(+) ( -- )

Diaz ,3 – 0,5 mg/BB/x Anak : Diazep 5 mg Sup, BB < 10 kg

Diazep 10 mg Sup, BB > 10 kg

Neonatus : Luminal 30 mg , 1 minggu

Kejang

(+) ( - )

Page 6: SOAL PRETEST ANAK

Ulang s/d 3 X Luminal 8 – 10 mg/BB/x (1 minggu)

Interval 10

4 jam

Gagal Berhasil Luminal 4 – 5 mg/BB/hr (1 minggui)/PO 2 - 3 hari

Lihat status konvulsivus

Segera diberikan Diazepam

Intravena : dosis rata-rata 0,3 mg/kgbb atau perrektal dosis < 10 kg : 5 mg rektal,

> 10 kg : 10 mg rektal

bila kejang tidak berhenti

tunggu 15 menit.

Dapat diulang dengan dosis dan cara yang sama. Kejang berhenti. Berikan dosis awal fenobarbital atau bisa diberikan fenitoin.

Dosis neonatus fenobarbital ( luminal) , 1 bulan – 1 tahun : 30 mg (im)

Lebih dari 1 tahun : 50 mg (im)

4 jam kemudian berikan dosis rumatan fenobarbital

Dosis : hari 1 dan 2 = 8 –10 mg/kgbb dibagi 2 dosis /IM hari berikutnya 4-5 mg/kgbb dibagi 2 dosis (bisa IM / PO) selama 2-3 hari.

Dosis fenitoin (dilantin) iv 15 mg/kgbb, lanjutkan dengan dosis 5 mg/kgbb/hr. Jika gagal baik dengan fenobarbital aataupun fenitin ICU (ventilator).

B. Px lab koma:

1. Darah rutin, urinalisa, elektrolit, BUN, AGD, Fungsi hati, rontgen thoraks, EKG

2. Khusus : CT Scan, rontgen kepala, EEG, fungsi lumbal

3. Pemeriksaan hendaknya tergantung penyebab

Page 7: SOAL PRETEST ANAK

7. A. Kasus : seseorang datang dengan pucat dan perdarahan. Sebutkan anamnesis dan px fisik untuk melengkapi data teesebut!

Anamnesa:

Pasien dgn anemia berat harus dicurigai leukimia. Sering disertai kelemahan tubuh, kelelahan, berat badan menurun, anoreksia, mudah sakit, sering demam, nyeri tulang atau sendi, perut yang membesar ( hepatosplenomegali), apakah ada keluarga yg menderita penyakit yg sama, umur penderita.

Px fisik: Organomegali (hepato-splenomegali, limfadenopati)

Pemeriksaan Penunjang :- Darah tepi :

Ditemukan : - Pansitopenia - Limfositosis

- Pungsi sumsum tulang :a) Gambaran monoton yang hanya terdiri dari sel limfopoetik

Patologikb) Sistem lain terdesakc) Pada LNLA selain gambaran monoton ditemukan hiatus

leukemia (mieloblas yang banyak), beberapa sel segment dan sangat kurang bentuk pematangan sel yang ada.

2. Cairan serebrospinalis (Pungsi Lumbal) Pada leukemia meningeal didapatkan peninggian jumlah sel

patologik dan protein pada cairan serebrospinal meninggi

3. Foto toraks :4. Faal hati (SGOT/SGPT)5. Kadar asam urat.

B. Pasien talassemia dengan hb 4

a. bagaimana cara transfusix??

- Cara transfusi High Transfusi (Hb dipertahan kan 10 g%)- Mengatasi anemia dengan PRC 10-15 ml/kg BB/kali.

b. sebutkan efek samping

1. Penderita talasemia terjadi anemia berat karena proses hemolitik dan umur eritrosit yang pendek.

2. Karena proses hemolitik dan transfusi yang berulang dapat terjadi penimbunan besi pada jaringan tubuh.

3. Akibat aktifitas, dapat terjadi defesiensi asam folat relatif.

Page 8: SOAL PRETEST ANAK

4. Tidak jarang timbul penyakit pada resipien akibat penularan melalui transfusi. Penyakit yang potensial ditularkan adalah hepatitis dan HIV.

8. a. Gejala klinik gagal jantung

Secara hemodinamik, gejala klinis gagal jantung dapat digolongkan menjadi :

1. Perubahan pada jantunga. Takikardi; bayi frekuensi jantung 150 – 200 x/mnt, pada anak 100 –

150 x/mnt dalam keadaan istirahat.b. Irama derap (gallop rhythm)c. Peningkatan aktifitas prekardiumd. Ekstremitas teraba dingin, pulsasi prifer melemah (penurunan

capillary refill)e. Sianosis periferf. Failure to thrive

2. Kongestif parua. Takipnea, pada bayi tampak napas cepat dan dangkalb. Dispnea dan ortopneac. Ronki basah halus terutama pada kedua basal parud. Sianosis sentral dan batuk kronik

3. Bendungan vena sistemika. Hepatomegalib. Peningkatan tekanan vena jugularisc. Edema, dapat terlihat didaerah ekstremitas dan sekitar mata, dapat

terjadi asites dan efusi pleura.

b. sebutkan penyakit yang mengakibatkan pirau dari kiri ke kanan

- VSD, ASD, PDA

9. Kasus : Diare akut

Etiologi: Disentri

Tx :

Cara menilai dehidrasiPenilaian A B C

Lihat keadaan umum

Baik, sadar * Gelisah * Kesadaran menurun

Page 9: SOAL PRETEST ANAK

/ tidak sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Air mata Ada Tidak ada Tidak ada

Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering

Rasa haus Minum biasa, tidak haus

* Haus, banyak minum

* Sedikit minum / tidak bisa minum

Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat (= 2 detik)

Kembali sangat lambat (> 2 detik)

Derajat dehidrasi

Tanpa dehidrasi

Dehidrasi ringan / sedang, Bila ada tanda * ditambah 1 atau lebih tanda lain

Dehidrasi Berat, Bila ada tanda * ditambah 1 atau lebih tanda lain

Terapi Rencana A Rencana B Rencana C

Pada kasus termasuk dalam dehidrasi ringan sedang. Untuk diare dengan dehidrasi ringan sedang diberikan cairan oralit. Jumlah oralit yang diberikan 3 jam pertama 75 ml/kgbb atau sesuai umur, yaitu : < 1 th 300 ml, 1 – 5 th 600 ml, > 5 th 1200 ml.

- Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah- Dorong ibu untuk meneruskan ASI- Untuk bayi di bawah 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga

100 – 200 ml air masak selama masa ini.- Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke Rencana Terapi A. Bila dehidrasi

telah hilang anak biasanya kencing dan lelah kemudian mengantuk.- Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan / sedang, ulangi Rencana

Terapi B tetapi tawarkan makanan, susu dan sari buah seperti Rencana Terapi A.

- Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat lanjutkan Rencana Terapi C

Pemberian obat-obatan – prebiotik dan vitamin (+ Zn)- Jika panas diberikan antipiretik (parasetamol).- Jika kejang diberikan anti konvulsi (diazepam, dilantin, largaktil).- Antibiotik diberikan jika penyebabnya kholera dan disentri.- Anti diare dan anti vomiting tidak dianjurkan.

10. Soal kasuuss. a. apa yang dimaksud kelompok ibu resiko tinggi?? Dan pd kasus mana

yg trmasuk resiko tinggi???

Page 10: SOAL PRETEST ANAK

Kelompok ibu resiko tinggi adalah kelompok ibu yang melahirkan pada umur < 20 th atau > 35 th, paritas > 4, jarak kehamilan < 2 th, berat badan < 38 kg, lila < 23,5 cm, tinggi badan < 145 cm. Faktor resiko tinggi terjadi perdarahan, infeksi intra uterin, demam intra partum (>37,5 cm), ketuban pecah lama (>18 jam), leukositosis pada ibu(>18000), serta perlunakan uterus.

Pada kasus yang termasuk resiko tinggi G7P4A2 :G7 : G= gravida kehamilan yang ke 7 pada pasienP4 : P= para jumlah anak yang lahir hidup, pada kasus ada 4 orgA2 : A = abortus abortus 2 kali pada pasien

b. BBLR??Bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1500-2500 gr

c. BBLSR??Bayi dengan berat badan lahir 1000-1500 gr

d. Temp normalsuhu normal pada bayi yang berkisar antara 36,5-37,5 C

HipotermiRingan : 36-36,4 C (cold stress)Sedang : 32-35,9 C (moderate hipotermi)Berat : < 32 C

11. Soal Kasuuus.

a. apa yang dimaksud dengan PEB??

1. Tekanan darah > 160/110 mmhg pada ibu hamil

2. Proteinuria

3. Oliguria ( jumlah kencing< 500 cc/24 jam)

4. edem pada tungkai

5. bisa disertai dengan gangguan serebral, visus serta nyeri epigastrium

b. IUGR: pertumbuhan intra uteri pada janin yang terhambat akibat infeksi intra uterin pada ibu ( ibu mengalami panas tubuh lebih atau sama dengan 38 C selama proses persalinan sampai 3 hari pasca

Page 11: SOAL PRETEST ANAK

persalinan; cairan ketuban hijau sampai berbau busuk; cairan ketuban pecah 18 sampai 24 jam sebelum bayi lahir; atau pecah saat umur kehamilan baru menginjak umur 37 minggu) yang dapat mengakibatkan berat badan bayi dibawah 2000 gr atau lebih, face old baby.

c. Lupa soalx tapi jawab aj simetris....hehe

d. Hipoglikemi: kadar glukosa darh bayi < 45 mg/ dL

Tanda bayi hipoglikemi: a. Distress napas

b. malas minum

c. jittiriness

d. mudah terangsang

e. bahkan bisa sampai kejaang