SNI 06-3822-1995 (Poli Alumunium Klorida)

15
mF.lB 5Nl Standar Nasional Indonesia sNt 06-38 22-199s tcs 71 060.50 I I Polialuminium klorida t Dewan Standardisasi Nasional - DSN t

Transcript of SNI 06-3822-1995 (Poli Alumunium Klorida)

  • mF.lB5Nl Standar Nasional IndonesiasNt 06-38 22-199stcs 71 060.50

    II

    Pol i a luminium klor ida

    t

    Dewan Standard isas i Nasional - DSNt

  • Pendahuluan

    Standar Nasional Indonesia poli alumunium klorida disusun berdasarkanperrnintaan industri mengingat kepentingan untuk :

    I . Standardisasi mutu produk dalam keperluan ekspor2. Perlindungan kesehatan/keselamatan terhadap konsumen3. Melindungi produsen

    Standar ini dirumuskan melalui rapat teknis, rapat prakonsensus, dan terakhirdirumuskan dalam rapat konsensus pada tanggal 2l Pebruari 1995 di Jakarta.

    Hadir dalam rapat tersebut wakil dari produsen, konsumen, balai dan instansiterkait.

    Standar ini diacu dari :

    l. JIS K - 1475-1987, Poly Alumunium Chloridafor waterworl

  • Daftar isi

    Pendahuluan

    Daftar isi ...

    I Ruang l ingkup.. . .

    2 Definisi

    3 Syarat mutu

    4 Carapengambilan contoh....

    5 Cara uii ..

    6 Carapengemasan .

    7 Syarat penandaan ..

    Halaman

    i

    ii

    I

    I

    I

    2

    2

    t2

    t 2

  • sNI 06-3 822-1995

    Poli aluminium klorida

    I Ruang lingkup

    Standar ini meliputi definsi, syarat mutu, carapengambilan contoh, cara uji, carapengemasan, dan syarat penandaan.

    2 Definisi

    2.1 Poli aluminium klorida serbuk cair adalah suatu senyawa anorganik komplek,berwarna jernih kekuningan yang mempunyai rumus I Aln(OH) m Cl 3n-m ] tbiasanya digunakan sebagai koagulan pada pengolahan air.

    2.2 Poli aluminium klorida serbuk adalah suatu senyawa anorganik komplek,berwarna kekuningan yang mempunyai rumus I Aln (OH)m Cl 3n-m. X H,O ] Y,biasanya digunakan sebagai koagulan pada pengolahan air.

    3 Syarat mutu

    Syarat mutu poli aluminium klorida dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    TabelSyarat mutu

    No Jenis uji SatuanPersyaratan

    Cair SerbukKerapatan curahBobot jenisAluminium oksida (AlrOr)BasisitaspH ( lo/o larutan b/vSulfat (SO4;z-Besi (Fe)Nitrogen sebagai NH,Klorida (Cl-)Logam beratArsen (As)Kadmium (Cd)Timbal (Pb)Raksa (Hg)Kronium (Cr)Mangan (Mn)

    r'1t%%

    %%%%

    ppmppmppmppmppmppm

    i , tq - r ,zs10,0 - I 1 ,04 5 - 6 53,5 - 5,0maks. 3,5maks. 0,01maks.0.0 l8,5 - 9,5

    maks. 2,0maks. 0,3maks. 7,0maks. 0,2maks. 7,0maks. 10,0

    0,8 - 0,9

    30,0 - 33,04 5 - 6 53,5 - 5,0maks. 10,5maks. 0,03maks. 0,0325,5 - 29,5

    maks. 6,0maks. 0,9maks. 21,0maks. 0,6maks. 21,0maks. 30,0

    I dari 12

  • sNI 06-3 822-1995

    4 Cara pengambilan contoh

    Cara pengambilan contoh sesuai dengan SNI l9-0429-1989, Petunjuk pengambilancontoh cairan dan semi padat dan SNI 19-0429-1989, Petunjuk pengambilancontoh padatan.

    5 Cara uji

    5.1 Kerapatan curah

    5.1.1 Prinsip

    Berat contoh dibagi volume

    5.1.2 Peralatan

    a) Corongb) Gelas ukur 100 ml

    5.1.3 Prosedur

    a) 'l'inrbang corrtoh durgan timbangan kasarb) Masukkan contoh ke dalam corong yang dempernya tertutup demper dibuka

    dan contoh dibiarkan memenuhi gelas ukur yang telah diketahui bobot danvolumenya.

    c) Ratakan permukaan contoh dengan pengaduk gelasd) Timbang gelas ukur yang berisi contoh.

    5.1.4 Perhitungan

    w, -w,Kerapatan curah :

    V

    Keterangan :Wr _ Bobot gelas ukur dengan contoh, gramW2 : Bobot gelas ukur, gramV : Volume gelas ukur, ml

    5.2 Bobot jenis

    5.2.1 Prinsip

    Pengukuran contoh 20oC dengan menggunakan hidrometer.

    2 dari 12

  • sNr 06-3 822-1995

    5.2.2 Peralatan

    a) Hidrometerb) Gelas ukurc) Termometer

    5.2.3 Pereaksi

    a) Air destilat (akuades)b) Contoh poli aluminium klorida

    5.2.4 Prosedur

    a) Tuangkan contoh dalam gelas ukur, kemudian diaduk sebentarb) Masukkan hidrometer denga hati-hati ke dalam contohc) Penentuan bobot jenis dilihat pada temperatur contoh 20oC.

    5.3 Kadar aluminium oksida (Alr0r)

    5.3.1 Prinsip

    Penambahan HNO, akan merubah poli aluminium oksida menjadi ion aluminiumkemudian tambahkan larutan EDTA untuk kelebihan aluminium.

    5.3.2 Pereaksi

    a) HNO3 I Nb) Larutan EDTA 0,05 Nc) Larutan penyangga natrium asetat (272 gram dalam I liter)d) Indikator xylenol-orange (0,1 oA w/v)e) Larutan standar 0,02 N Zn (1,308 grIm Zn + 7 ml HCI panaskan sampai

    larut, tambah akuades sampai tanda garis ganda labu ukur 1 liter).0 Akuades

    5.3.3 Peralatan

    a) Labu ukur 250 mlb) Erlenmeyer 300 mlc) Buretd) Pipete) Lempeng pemanas (hot plate)

    3 dari 12

  • sNr 06-3 822-1995

    5.3.4 Prosedur

    a) 1. Timbang contoh air : 5 gram, larutkan dengan akuades pada labu ukur250 ml dan tepatkan sampai tanda garis.

    2. Timbang contoh serbuk : 5 gram, tambahkan 5 ml HNo, I N, larutandengan akuades pada labu ukur 250 ml dan tepatkan sampai tanda garis.

    b) Pipet 20 ml larutan masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 mlc) Didihkan I menit, kemudian didinginkand) Tambahkan 20 ml EDTA (dengan pipet)e) Atur pH larutan dengan penambahan natrium asetat sampai pH 5 - 6 (pakai

    kertas pH thymol blue)0 Didihkan 2 menitg) Setelah dingin tambah l0 ml larutan natrium asetat dan2 atau 5 tetes xylenol

    orange.h) Titrasi dengan larutan Zn0,02N sehingga terjadi perubahan warna dari kuning

    ke merah (aml)i) Kerjakan untuk blanko (b ml)

    ( b - a ) x 1 ,02Al2o3 : x 100 o/o

    gram contoh x 201250 x 1000

    5.4 Basisitas

    5.4.1 Prinsip

    Penguraian contoh dengan menggunakan HCI dan penambahan kalium fluorida(KF). Titrasi dengan larutan NaOH penunjuk PP.

    5.4.2 Peralatan

    a) Erlenmeyer 250 mlb) Buretc) Pipetd) Neraca analitik

    5.4.3 Pereaksi

    a) KF 50%b) HCI 0,5 Nc) NaOH 0,5 Nd) Indikator PPe) Akuades

    4 dari 12

  • sNI 06-3 822-t99s

    5.4.4 Prosedur

    a) Timbang 2 gram contoh ke dalam Erlenmeyer 250 ml, tambahkan akuades30 ml

    b) Thmbahkan2l ml HCI 0,5 mlc) Panaskan selama l0 menit dengan alat pemanasd) Setelah dingin tambahkan 15 ml KF 50%e) Tambahkan 2-3 tetes indikator ppf) Titrasi dengan larutan NaOH 0,5 N, terjadi perubahan warna menjadi merah.g) Lakukan blanko dengan contoh akuades.

    5.4.5 Perhitungan

    ( b - a ) x N x 0 , 0 0 8 5 1 1 7Bas is i t as : CxAx0 .5293 x l00%

    8.994 x 100

    Keterangan :b _ ml NaOH blankoa _ ml NaOH contohN : Normalitas NaOHC _ Berat contoh, gramA : Kadar Al2O3 hasil analisa0,5293 : Faktor konversi aluminium oksida8,994 : Gram ekivalen gugus hidroksil untuk I ml dari larutan 0,5 N NaOH,

    gram0.0085 - Ekivalen17 : Gram ekivalen dari gugus hidroksil.

    5.5 pH

    5.5.1 Prinsip

    Metode pengukuran pH menggunakan pH meter.

    5.5.2 Peralatan

    a) pH meterb) Gelas elektrodac) Pengaduk magnetikd) Gelas piala 50-100 ml.

    5 dari 12

  • sNr 06-3 822-1995

    5.5.3 Prosedur

    a) Pengukuran pH distandarkan dengan larutan penyangga yang sesuai (kalibrasidengan larutan penyangga pH). Dilakukan setiap saat akan melakukanpengukuran.

    b) Timbang teliti I gram contoh, larutkan dengan akuades sampai tanda garispada labu ukur 100 ml.

    c) Celupkan elektroda yang telah dibersihkan dengan air suling ke dalam contohyang akan diperiksa.

    d) Sesuaikan suhu contoh yang dikehendaki dan catat nilai (amati petunjuk darijarum pH meter).

    5.6 Sufat (SOn)''

    5.6.1 Prinsip

    Ion sulfat akan diendapkan dalam suasana asam dengan barium klorida (BaC l r)akan membentuk barium sulfat (BaSOr) dengan bentuk kristal yang sama besarnya.

    5.6.2 Peralatan

    a) Neraca analitikb) Gelas piala 200 mlc) Kertas saringd) Krus saringe) Tanur

    5.6.3 Pereaksi

    a) HCI 4Nb) BaC 121006c) Akuades

    5.6.4 Prosedur

    a) Timbang 5 gram contoh dalam gelas piala 200 ml tarnbahkan air 100 ml.b) Asamkan dengan 2,5 ml HCI 4 Nc) Kemudian dipanaskan sampai mendidih sambil diadukd) Thmbahkan l0 ml BaC I z l0o tetes demi tetes di atas penangas air selama

    2 jame) Endapan disaring dengan kertas saring bebas abu, cuci dengan air sampai

    bebas klorida0 Kemudian keringkan, abukan, dinginkan dan timbang sampai berat tetap.

    6 dari 12

  • sNI 06-3 822-1995

    5.6.5 Perhitungan

    mg BaSOo x 0,41 l6Kadar SOo'- : x 100%

    mg contoh

    5.7 Besi (Fe)

    5.7.1 Prinsip

    Besi ditentukan secara Nessler dengan penambahan KCNS membentuk kompleksberwarna orange merah, intensitas warna dibandingkan dengan larutan standarbaku.

    5.7.2 Peralatan

    a) Tabung Nesslerb) Pipetc) Labu ukur 250 ml

    5.7.3 Pereaksi

    a) HNO3 4 Nb) KCNS 2s %c) Larutan standar baku Fe.

    Timbang 0,8640 gram feri amonium sulfat, larutkan dalam akuades tambatr10 ml HCI pekat dan encerkan dengan akuades sampai 100 ml.I ml larutan baku : 0,1 mg Fe.

    5.7.4 Prosedur

    a) Timbang l0 gram contoh, larutkan dengan akuades sampai tanda garis padalabu ukur 250 ml.

    b) Pipet 25 ml larutan di atas ke dalam tabung Nessrer.c) Asamkan dengan 2 ml HNO3 4 Nd) Tambahkan 5 ml KCNS zs%warna merah yang timbul menunjukkan adanya

    besi.e) Bandingkan larutan contoh dengan larutan baku (misal sesuai dengan larutan

    baku yang mengandung a ml). Kepekatan larutan baku Fe yang dipakaiI ml baku = 0,1 mg Fe.

    f) Kerjakan untuk blanko.

    7 dari 12

  • sNr 06-3 822-1995

    5.7.5 Perhitungan

    a x 0,1 x fpKadar Fe : x 100 %

    mg contoh

    5.8 Kadar nitrogen

    5.8.1 Prinsip

    Penambahan natrium karbonat pada contoh, akan membentuk endapan aluminiumhidroksida, kemudian dengan penambahan pereaksi Nessler pada cairan beningpenyerapannya dapat diukur selanjutnya kadar nitrogen dapat ditentukan.5.8.2 Pereaksi

    a) H2SO4 (1 : 35)b) Natrium karbonat (3 blv %)c) Larutan natrium kalium tartrat (larutkan 100 gram natrium kalium tartrat dalam

    200 ml akuades, saring, tambahkan 10 ml pereaksi Nessler, simpan dalambotol berwarna coklat.

    d) Pereaksi Nessler (35 gram HgI, merah) pada 50-70 ml akuades, kemudiantambahk an 25 gram KI, setelah larut tambahkan (200 gram NaOH dalam 800ml akuades) dan dinginkan 10oC, lalu ditambahkan akuades sampai 100 mlpereaksi disimpan dalam botol coklat.

    e) Larutan standar nitrogen (l mg N/ml). Timbang 0,382 gram NH4CI, larutkandengan 100 ml akuades, dan tambahkan akuades sampai voluml I liter.

    5.8.3 Peralatan

    a) Spektrofotometerb) Neraca analitikc) Pipetd) Gelas Pialae) Labu ukur

    5.8.4 Produser

    a) Timbang + l0 gram contohb) Larutan dengan akuades pada labu ukur 500 ml tepatkan sampai tanda garis

    lalu kocok.c) Pipet 25 ml larutan, masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, tambahkan I,5 ml

    H2SO4 (l : 35) aduk, tambahkan 5 ml Na,SOo 3Yo,tepatkan dengan akuadessampai tanda garis dan kocok.

    8 dari 12

  • sNI 06-3 822-1995

    d) Endapkan larutan, pipet 50 ml cairan beningnya, masukkan dalam labu ukur100 ml .

    e) Kemudian tambahkan 2 ml natrium kalium tartrat dan I ml pereaksi Nessler,diamkan l0 menit.

    0 Penyerapannya diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelomban g4Z5nm.

    g) Pipet larutan standar I ml sampai 7 ml (0,1 mg N/ml), pindahkan pada labuukur 50 ml dan tambah akuades sampai tanda garis lalu kocok, kemudiantambahkan pada larutan ini 2 ml natrium kalium tartrat dan I ml pereaksiNessler, diamkan l0 menit dan baca penyerapannya.

    h) Kerjakan j,rga blanko dengan memakai akuades.

    5.8.5 Perhitungan

    D : x l 0 0 %S x 2 5 / 5 0 0 x 5 0 / 1 0 0 x 1 0 0 0

    Keterangan :D _ Kadar nitrogen dalam contoh, o/oL : Berat nitrogen (N), mgS : Berat contoh, gram

    5.9 Klorida (Cl)

    5.9.1. Prinsip

    Kloroda dapat ditetapkan dengan Mohr dalam suasana netral sampai alkali, pH7 -10. Titrasi contoh dengan AgNO' endapkan AgCl yang terbentuk merupakantitik ekivalen yang sesuai dengan kandungan klorida dengan indikator kaliumkromat.

    5.9.2 Peralatan

    a) Buretb) Erlenmeyerc) Pipetd) Labu ukur

    5.9.3 Pereaksi

    a) Larutan standar AgNO, 0,1 Nb) Indikator kalium kromat 5%c) H2SO4 pekat

    9 dari 12

  • sNr 06-3 822-1995

    5.9.4 Prosedur

    a) T'imbang + 1 gram contoh tambahkan 50 ml air dan l0 ml H2SO4 pekat.Panaskan sampai larut sempurna kemudian didinginkan.

    b) Tepatkan sampai tanda pada labu ukur 250 ml dengan akuades.c) Pipet 25 ml larutan di atas ke dalam Erlenmerer 250 mldt Asamkan dengan beberapa tetes asam nitrat sampai larutan bereaksi asaln

    terhadap merah metil.e) Netralkan dengan natrium karbonat dan encerkan dengan air sampai 100 ml0 Tambahkan I ml kalium kromat 5 %.g) Titrasi dengan larutan AgNO. 0,1 N sampai berwarna merah coklat.

    5.9.5 Perhitungan

    m l A g N O . X N x B S C l -Kadar Cl- : x 100 o/o

    mg contoh

    Keterangan :N : Normalitas AbNO,BS Cl - : 35,5

    5.10 Logam berat

    5 .10.1 Pr ins ip

    Metode nyala asetilen dengan udara dapat menghasilkan panas sampai 230oC,dengan temperatur tersebut maka persenyawaan dari unsur-unsur tertentu dapatmengurai menjadi atom-atom bebas.

    5.10.2 Peralatan

    Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) dengan kelengkapannya.

    5.10.3 Pereaksi

    a) Larutan stok arsen (AS)Dilarutkan 1.320 gram arsen oksida (AS2OJ dalam akuades.Tambahkan 1,5 ml HNO. pekat dan encerkan sampai 1000 ml dengan akuades.Larutan ini mengandung 1000 mgll AS.

    b) Larutan stok kadmium (Cd)Larutan 1,00 gram logam kadmium dalam 15 ml larutan HNO. : akuades :I : I lalu encerkan sampai 1000 ml dengan akuades. Larutan ini mengandung1000 mg/l Cd.

    10 dar i 12

  • c )

    sNr 06-3 822_1995

    Larutan stok timbal (Cd)Larutan I,598 gram timbal nitrat I PbNO. ] di dalam akuades. Tambahkan1.5 ml HNO3 pekat dan encerkan sampai t OOO ml dengan akuades. Larutanini mengandung 1000 mg/l (Pb).Larutan stok raksa (Hg)Larutan | ,354 gram merkuri klorida ( HgClr) dalam akuades. 'Iambahkan I ,5ml HNO., pekat dan encerkan sampai 1000 ml dengan akuades. Larutan inimengandung 1000 mg/l Hg.Larutan stok kromium (Cr)Larutan 0,283 gram KrCrOo dalam akuades, encerkan sampai 100 ml denganakuades. Larutan ini mengandung 1000 mgll cr. Krcroo sebelumnyadiker ingkan pada temperatur 105- l lOoc selama 3-4 jam, kemudiandidinginkan dalam desikator.Larutan stok manganLarutan 100 mg logam Mn (min 9g,8yo) dalam l0 ml HNor pekat, encerkansampai 1000 ml dengan HCI lYo. Larutan ini mengandung 1000 mg/l Mn.Larutan standar AS, Cd, Pb, Hg, Cr, dan Mn.Encerkan larutan As, Cd, Pb. Hg, Cr, dan Mn.Pipet 5 ml larutan stok AS, Cd, Pb, Hg. Cr, dan Mn, encerkan dengan airsuling 100 ml (larutan ini mengandung masing-masing 5 mg/l AS, Cd, pb,Hg. Cr, dan Mn).

    5.10.4 Standardisasi

    Dipilih konsentrasi larutan-larutan standar yang diperkirakan dapat mencakupkonsentrasi dari contoh. Pipa penghisap dimasukkan ke dalam akuades, absorbendiatur sehingga nol. Pipa penyerap dimasukkan ke dalam larutan-larutan standardan absorbansinya dicatat (buat grafik kalibrasi).

    5.1 0.5 Pengamatan contoh

    Timbang * 5 gram contoh, tambahkan 1,5 ml HNO3 pekat sambil dipanaskan,tepatkan sampai 100 ml akuades.Pipa penyerap dicelupkan ke dalam akuades yang telah ditambah I,5 mgllHNO3 pekat, penyerapan diatur hingga skala nol.Pipa penyerapan dicelupkan ke dalam larutan contoh dan penyerapan yangdiperlukan dicatat.

    5.10.6 Perhi tungan

    d)

    e)

    s)

    a)

    b)

    c)

    a)

    b)

    Penyerapan dari contoh dimasukkan ke dalam persan'raanstandar), sehingga larutan contoh dapat dihitung.Terdapat juga alat AAS yang dapat diatur, sehingga dapatkonsentrasi contoh setelah dikalibrasi.

    (grafik kalibrasi

    dibaca langsung

    I I dari 12

  • sNr 06-3 822-1995

    c) Batas pengamatan dengan AAS Variant :0,02 mgll dan sensitivitas AASShimadzu : 0,25 mgll. Panjang gelombang2lT,0 nrn.

    6 Cara pengemasan

    Produk dikemas dalam wadah tertutup rapat tidak dipengaruhi atau mempengaruhiisi, aman selama penyimpanan dan pengangkutan.

    7 Syarat penandaan

    Pada kemasan harus dicantumkan nama produk, merek, lambang, berat bersih,nama alamat produsen.

    12 dari 12