4301412022 Percobaan 8 Alumunium Dan Senyawanya

15
LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN 8 ALUMUNIUM DAN SENYAWA-SENYAWANYA Disusun oleh: Nama : Dewi Ikmah NIM : 4301412022 Prodi : Pendidikan Kimia Rombel : 002 Kelompok : 8 Tanggal Praktikum : 21 Maret 2014 Dosen : Ella Kusumastuti JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

description

aaxaxaxaxaa

Transcript of 4301412022 Percobaan 8 Alumunium Dan Senyawanya

LAPORAN PRAKTIKUMPERCOBAAN 8ALUMUNIUM DAN SENYAWA-SENYAWANYA

Disusun oleh:Nama: Dewi IkmahNIM: 4301412022Prodi: Pendidikan KimiaRombel: 002Kelompok: 8Tanggal Praktikum: 21 Maret 2014Dosen: Ella Kusumastuti

JURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014PERCOBAAN 8ALUMUNIUM DAN SENYAWA-SENYAWANYATanggal praktikum : 21 Maret 2014A. Tujuan PercobaanMempelajari sifat-sifat logam alumunium dan senyawa-senyawanya.

B. Dasar TeoriAlumunium diturunkan dari kata alun yang menunjuk pada senyawa garam rangkap KAI(SO4)2.12H2O.kata ini berasal dari bahasa lain alumen yang artinya garam pahit. Oleh Humphry Davy, logam dari garam rangkap ini diusulkan dengan nama aluminum dan kemudian berubah menjadi alumunium. Nama nama inipun segera segera termodifikasi menjadi alumunium yang menjadi popular di seluruh dunia kecuali Amerika Utara dimana American Chemical Society (Himpunan Masyarakat Kimia Amerika) pada tahun 1925 memutuskan tetap menggunakan istilah aluminum dalam publikasinya.Logam aluminum melarut dalam asam mineral, kecuali asam nitrat pekat, dan dalam larutan hidroksida akan menghasilkan gas hydrogen. Aluminum membentuk senyawa dengan alkali sebagian besar non logam dan menunjukkan sifat non logam dan menunjukkan sifat kimia yang beragam, tetapi tidak seperti boron, tidak ditemukan hidrida kluster aluminum.Untuk menaikkan terhadap korosi, logam Al dianodasi, artimya produk logam Al sengaja dilapisi dengan Al2O3 secara elektrolisis. Al yang dianodasi ini mempunyai ketebalan lapisan ~0,01 mm dan lapisan oksida setebal ini mampu menyerap warna/zat warna sehingga permukaan logam dapat diwarnai. Pada proses anodasi ini logam Al dipasang sebagai anode, karbon/grafit sebagai katode dan dipakai elektrolit larutan asam sulfat.Persamaan reaksinya yaitu:Pada anode terjadi oksidasi Al:

(reaksi ini tidak berlanjut manakala anode Al telah terlapis rata oleh Al2O3)Pada Katoda (reduksi):

Logam Al berwarna putih, mengkiat, mempunyai titik leleh tinggi (sekitar 660C), moderat lunak dan lembek-lembek, jika murni tetapi menjadi kuat jika dibuat paduan dengan logam lain, serta sangat ringan dengan densitas 2,73 gr cm-3. Al bersifat konduktor panas maupun konduktor listrik yang baik, namun lebih rendah daripada tembaga. Atas dasar tersebut manfaat logam Al antara lain: 1. Industri Rumah Tangga: untuk peralatan masak-dapur.2. Industri Makanan: untuk pembungkus makanan, kaleng minuman, pembungkus pasta gigi.3. Bahan Bangunan: untuk membelair, pintu, jendela.4. Juga sebagai bahan dasar industri pesawat terbanng, kapal, mobil.5. Serbuk Al untuk bahan cat Al, dll. (Sedyawati, 2014:51-53).Sifat Kimiawi AluminiumSerbuk aluminium terbakar dalam api menghasilkan debu awan aluminium oksida menurut persamaan reaksi:

Logam aluminium bersifat amfoterik, bereaksi dengan asam kuat membebaskan gas hydrogen, sedangkan dengan basa kuat membentuk aluminat menurut persamaan reaksi:

Dalam air, ion aluminium terdapat sebagai ion heksaakuaaluminium(III), , tetapi mengalami reaksi hidrolisis secara bertahap hingga menjadi ion tetraakuadihidroksoaluminium(III) menurut persamaan reaksi:

Jadi, larutan garam aluminium bersifat asam dengan tetapan ionisasi asam hampir sama dengan asam asetat. Campuran dalam antipespiran (antipeluh) yang biasa disebut aluminium hidrat terdiri atas garam-garam klorinida darikedua ion kompleks hidrokso tersebut. In aluminium dalam kedua senyawa inilah yang berperan mengkerutkan pori-pori permukaan kulit.Penambahan ion hidroksida pada ion aluminum menghasilkan endapan gelatin aluminium hidroksida pada awalnya, kemudian larut lagi dalam hidroksida berlebihan membentuk ion aluminat, menurut persamaan reaksi:

Ini berarti bahwa ion aluminium larut pada pH rendah dan tinggi tetapi tidak larut pada kondisi netral. (Sugiyarto, 2004:126).Oksida, Hidroksida, dan Garam AlUnsur Al sangat reaktif, mempunyai satu macam tingkat oksidasi yaitu +3, sehingga hanya ada satu macam senyawa oksidanya yaitu Al2O3 dan hidroksidanya Al(OH)3 yang berwarna putih dan bersifat sukar larut dalam air. Oleh karena itu jika ke dalam larutan garam Al ditambah basa maka akan diperoleh endapan putih gelatin.Ion Al3+ relative sangat kecil, namun muatan ion tinggi (+3) dan densitas muatannya juga, dalam larutan air ion ini mampu mengakomodasi enam molekul netral H2O (yang bersifat polar dengan kutub negatif atom O mengarah pada ion logam), hasilnya yaitu ion kompleks yang membentuk octahedron.Gugus OH yang terikat pada endapan alumunium hidroksida bukan bearsal dari penambahan basa melainkan dari molekul H2O dalam yang terionisasi menghasilkan asam . Tentu saja ionisasi menjadi semakin kuat, artinya keseimbanan bergeser ke kanan jika kedalamnya ditambahkan basa yang akan menetralkan atau bereaksi dengan ion asam hasil. Dengan demikian jumlah molekul H2O dalam ion kompleks yang terionisasi semakin bertambah dan akhirnya terbentuk endapan putih Al(OH)3 atau sebagai senyawa triakuatrihidroksoalumunium(III).Larutan Sulfida atau karbonat juga mampu mengendakan alumunium hidroksida, karena larutan tersebut memberikan knsentrasi OH- yang cukup tinggi sebagai hidrolisis. Oksida Al dapat diperoleh dari pemanasan hidroksidanya. Pemanasan di atas 850C menghasilkan oksida yang larut dalam asam maupun basa, tetapi oksida yang diperoleh dari pemanasan di bawah 600C larut dalam asam maupun basa, atau bersifat amfoterik. Hidroksida alumunium juga bersifat amfoterik.Penambahan basa kuat sedikit demi sedikit ke dalam larutan garam alumunium akan menghasilkan endapan putih gelatin yang kemudian larut kembali.

(Sedyawati, 2014:56).C. Alat dan BahanAlat-alatBahan-bahanTabung reaksiHCl encerGelas kimiaBeberapa potong logam AlPembakar spirtusLarutan HgCl2 0,1 M (dalam larutan etanol)Larutan NaOH 0,1M

D. Cara KerjaEksperimen 1Reaksi dengan HCl:

Larutan 2 mL HCl 0,01 M + 3 keping Aluminium *- mendiamkan selama 5 menit - memanaskan campuran jika tidak terjadi reaksi

Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi.Eksperimen 2Reaksi dengan NaOH

2 mL NaOH 0,01 M + 3 keping Aluminium Larutan- mendiamkan selama 5 menit - memanaskan jika tidak terjadi reaksi

Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi.Eksprimen 3Reaksi dengan Oksigen

Sepotong alumunium foil + 4 tetes larutan HgCl2Mencuci alumunium foil dengan airMembiarkan alumunium foil di udara terbuka

-mendiamkan selama minimal 15 menit

Mencatat dan mengamati perubahan yang terjadi.

E. Data PengamatanNo.EksperimenPengamatanPersamaan Reaksi

1Reaksi dengan HCl5 menit pertama belum ada perubahan, setelah dipanaskan timbul gelmbung gas.

2Reaksi dengan NaOHTerjadi reaksi antara alumunium dengan NaOH, timbul gelembung yang semakin cepat.Setelah dipanaskan, gelembung semakin cepat.

3Reaksi dengan OksigenAlumunium + 4 tetes HgCl2, setelah 7 menit alumunium mengelupas.Saat diuapkan di udara, terbentuk serabut seperti jarum.

F. Pembahasan 1. Eksperimen 1: Reaksi dengan HClEksperimen ini bertujuan untuk mengetahui sifat logam alumunium jika bereaksi dengan asam kuat, yaitu pada percobaan kali ini menggunakan larutan asam klorida (HCl) 2 ml 0,1 M. Setelah dilakukan percobaan, selama lima menit pertama belum terjadi reaksi antara tiga keping logam alumunium dengan HCl. Setelah melakukan pemanasan sampai mendidih, timbul gelembung gas. Pemanasan ini bertujuan untuk mempercepat reaksi antara logam alumunium dengan HCl. Pada dasarnya,logam Al kurang reaktif sehingga perlu pemanasan. Setelah melakukan pemanasan, timbul gelembung-gelembung gas yang merupakan gas hydrogen (H2) yang dihasilkan darireaksi antara logam Al dengan asam klorida (HCl). Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa logam alumunium bereaksi dengan asam menghasilkan gas H2.

2. Eksperimen 2: Reaksi dengan NaOHEksperimen ini bertujuan untuk mengetahui salah satu sifat logam alumunium, yaitu jika logam alumunium direaksikan dengan basa. Basa yang digunakan pada percobaan ini adalah NaOH 2 ml 0,1 M. Setelah dilakukan percobaan, tiga keping logam alumunium bereaksi dengan larutan NaOH ditandai dengan munculnya gelembung yang semakin cepat. Setelah melakukan pemanasan sampai mendidih, gelembung yang dihasilkan semakin cepat dan semakin banyak. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat reaksi antara logam alumunium dengan larutan NaOH. Pada dasarnya,logam Al kurang reaktif sehingga perlu pemanasan. Setelah melakukan pemanasan, timbul gelembung-gelembung gas yang merupakan gas hidrogen (H2) yang dihasilkan dari reaksi antara logam Al dengan NaOH. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa salah satu sifat dari logam alumunium yaitu dapat bereaksi dengan basa kuat terutama basa alkali menghasilkan gas H2.

3. Eksperimen 3: Reaksi dengan OksigenEksperimen ini bertujuan untuk mengetahui salah satu sifat logam alumunium yaitu jika bereaksi dengan oksigen. Percobaan diawali dengan meneteskan 4 tetes larutan HgCl2 pada sepotong alumunium. Hasilnya adalah alumunium mengelupas setelah waktu 7 menit. Hal ini menunjukkan bahwa alumunium dapat bereaksi dengan Hg yang menandakan kereaktifan logam alumunium. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

Terbentuk alumunium amalgama dan ion-ion alumunium melarut. Lapisan alumunium foil mengelupas setelah bereksi dengan HgCl2, hal ini sesuai dengan teori bahwa HgCl2 dapat melepaskan lapisan oksida dari alumunium. Setelah mencuci dengan air, membiarkan alumunium foil di udara terbuka. Hasilnya adalah terbentuk serabut seperti jarum. Alumunium yang larut dalam amalgama tadi dioksidasikan oleh udara, dan terbentuklah endapan alumunium oksida. Merkurium yang tersisa nantinya akan dioksidasikan lagi dan sejumlah besar alumunium akan terkorosikan. Persamaan reaksi yang terjadi adalah:

Hal ini membuktikan bahwa terjadi reaksi antara alumunium foil dengan oksigen membentuk lapisan tipis oksida yang melindungi dari oksidasi lebih lanjut.

G. Jawaban PertanyaanEksperimen 1: Reaksi dengan HCl1. Al agak lambat bereaksi, karena pada dasarnya,logam Al kurang reaktif sehingga perlu pemanasan.2. Sifat larutan yang terjadi adalah basa.Eksperimen 2: Reaksi dengan NaOH1. Gas yang terbentuk adalah gas H2. Gas yang dihasilkan pada eksprimen nomor dua lebih banyak dibandingkan dengan eksperimen 1 karena sesuai dengan sifat logam Al yaitu dapat bereaksi dengan basa kuat terutama basa alkali menghasilkan gas H2.2. Panci Al tidak boleh dicuci dengan soda cuci (Na2CO3) karena apabila panci alumunium dicuci dengan Na2CO3 akan rusak dan bereaksi dengan Na2CO3 sehingga lapisan alumunium akan terkikis. Persamaan reaksinya adalah: Eksperimen 3: Reaksi dengan Oksigen1. HgCl2 dapat membersihkan lapisan alumunium foil secara efektif karena HgCl2 tersbebut dapat melepaskan lapisan oksida dari alumunium sesuia reaksi:

2. Terbentuk karena saat Al bereaksi dengan udara membentuk lapisan tipis oksida yaitu yang melindungi dari oksida lebih lanjut. stabil karena sulit bereaksi dengan udara yang ada di sekitarnya, serta sulit bereaksi dengan asam atau basa encer dan asam pekat.3. Beberapa contoh penggunaan logam Al:Untuk lapisan peralatan masak, pembungkus makanan, kabel listrik, bahan konstruksi dasar pada rangka, baik gedung, mobil, maupun pesawat terbang.Sifat Al antara lain tidak beracun, ringan, daya hantar listrik besar, sebagai reduktor, reflektif, tahan terhadap korosi udara.

H. Kesimpulan Kesimpulan dari percobaan Alumunium dan senyawa-senyawanya ini adalah:1. Logam alumunium dapat bereaksi dengan asam maupun basa menghasilkan gas H2.2. Larutan HgCl2 dapat membersihkan permukaan alumunium foil.3. Logam Al bereaksi dengan oksigen membentuk lapisan tipis oksida yang melindungi dari oksidasi lebih lanjut.

I. Saran Saran untuk praktikum ini adalah:1. Mempelajari dan mempersiapkan segala yang dibutuhkan sebelum memulai praktikum.2. Memakai perlengkapan keselamatan seperti jas lab, masker, dan sarung tangan.3. Bekerja secara telitidan kompak antaranggota kelompok.

J. Daftar PustakaSedyawati, Sri Mantini Rayahu. 2014. Bahan Ajar Kimia Anorganik II. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA Unnes.Sugiyarto, Kristian H. 2004. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: JICA.Tim Dosen Kimia Anorganik. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik. Semarang: Laboratorium Kimia FMIPA Unnes.

K. LampiranData Pengamatan

Gambar Praktikum Al + NaOH (eksperimen 2)Al + HCl (eksperimen 1)

Setelah dibiarkan di udara terbukaAl + HgCl2 (eksperimen 3)(eksperimen 3)