Percobaan Vi Al Dan Senyawanya a5

download Percobaan Vi Al Dan Senyawanya a5

of 21

description

vgh

Transcript of Percobaan Vi Al Dan Senyawanya a5

Kelompok 3PERCOBAAN VIJudul Percobaan: ALUMINIUM DAN SENYAWANYATujuan Percobaan : 1. Mempelajari Kimia Aluminium dan Senyawanya 2. Membandingkannya dengan Magnesium dan Senyawanya.Hari / Tanggal: Kamis / 29 April 2010.Tempat: Laboratorium Kimia FKIP Unlam Banjarmasin.

I. DASAR TEORI(Latin: alumen, alum) Orang-orang Yunani dan Romawi kuno menggunakan alum sebagai cairan penutup pori-pori dan bahan penajam proses pewarnaan. Pada tahun 1761 de Morveau mengajukan nama alumine untuk basa alum dan Lavoisier, pada tahun 1787, menebak bahwa ini adalah oksida logam yang belum ditemukan.Wohler yang biasanya disebut sebagai ilmuwan yang berhasil mengisolasi logam ini pada 1827, walau aluminium tidak murni telah berhasil dipersiapkan oleh Oersted dua tahun sebelumnya. Pada 1807, Davy memberikan proposal untuk menamakan logam ini aluminum (walau belum ditemukan saat itu), walau pada akhirnya setuju untuk menggantinya dengan aluminium. Nama yang terakhir ini sama dengan nama banyak unsur lainnya yang berakhir dengan ium.Aluminium juga merupakan pengejaan yang dipakai di Amerika sampai tahun 1925 ketika American Chemical Society memutuskan untuk menggantikannya dengan aluminum. Untuk selanjutnya pengejaan yang terakhir yang digunakan di publikasi-publikasi mereka.Metoda untuk mengambil logam aluminium adalah dengan cara mengelektrolisis alumina yang terlarut dalam cryolite. Metoda ini ditemukan oleh Hall di AS pada tahun 1886 dan pada saat yang bersamaan oleh Heroult di Perancis. Cryolite, bijih alami yang ditemukan di Greenland sekarang ini tidak lagi digunakan untuk memproduksi aluminium secara komersil. Penggantinya adalah cariran buatan yang merupakan campuran natrium, aluminium dan kalsium fluorida.Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Kandungan yang mudah diperoleh adalah oksida terhidrat seperti bauksit, Al2O3.nH2O, dan kryolit, Na3AlF6. Satu-satunya oksida aluminium adalah alumina, Al2O3. meskipun demikian, kesederhanaan ini diimbangi dengan adanya bahan-bahan polimorf dan terhidrat yang sifatnya bergantung kepada kondisi pembuatannya. Terdapat dua bentuk anhidrat, Al2O3 yaitu Al2O3 dan Al2O3. Al2O3 stabil pada suhu tinggi dan juga metastabil tidak terhingga pada suhu rendah. Ia terdapat di alam sebagai mineral korundum dan dapat dibuat dengan pemanasan Al2O3 atau oksida anhidrat apapun di atas 1000oC. Al2O3 diperoleh dengan dehidrasi oksida terhidrat pada suhu rendah (~450oC). Al2O3 keras dan tahan terhadap hidrasi dan penyerangan asam, sedangkan Al2O3 mudah menyerap air dan larut dalam asam. Alumina yang digunakan untuk kromatografi dan diatur kondisinya untuk berbagai kereaktifan adalah Al2O3.

Adapun sifat-sifat alumunium yang lain :1. Bereaksi dengan oksigen membentuk lapisan tipis oksida yang melindungi dari oksidasi lebih lanjut.2. Bereaksi dengan asam membebaskan gas hidrogen.3. Bila dipanaskan kuat di udara, Al terbakar membentuk oksida dan sedikit nitrida.4. Alumunium larut dalam larutan NaOH encerAl (s) + OH- (aq) + 3H2O (l) Al(OH)4- + 3/2 H2 (g)5. Dapat mereduksi Fe2O3 disertai pelepasan panas yang besar (dipakai untuk mengelas baja). 6. Senyawa hidroksidanya bersifat amfoterAl(OH)3 + 3 HCl AlCl3 + 3 H2OAl(OH)3 + NaOH NaAlO3 + 2 H2O7. Logam Al berwarna putih mengkilap, mempunyai titik leleh tinggi (660C), moderat lunak, dapat dibuat aliansi, dan tahan terhadap korosi udara.8. Berat jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm, sedangkan besi 8,1 gr/ cm)9. Tahan korosi10. Penghantar listrik dan panas yang baik11. Mudah di fabrikasi/di bentuk12. Kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bisa ditingkatkan

Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi dengan pemaduan dan heat treatment dapat ditingkatkan kekuatan dan kekerasannya. Aluminium komersil selalu mengandung ketidak murnian 0,8% biasanya berupa besi, silicon, tembaga dan magnesium. Sifat lain yang mnguntungkan dari aluminium adalah sangat mudah difabrikasi, dapat dituang (dicor) dengan cara penuangan apapun. Dapat deforming dengan cara: rolling, drawing, forging, extrusi dll. Menjadi bentuk yang rumit sekalipun.

Pembuatan alumuniumAluminium dibuat dalam skala yang sangat besar, dari bauksit. Ia dimurnikan dengan pelarutan dalam NaOH (aq) dan diendapkan ulang sebagai Al(OH)3 dengan menggunakan CO2. Hasil dehidrasinya dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6)., dan lelehannya pada 800 sampai 1000oC dielektrolisis. Aluminium adalah logam yang keras, kuat dan berwarna putih. Meskipun sangat elektropositif, ia bagai manapun juga tahan terhadap korosi karena lapisan oksida yang tebal seringkali dilapiskan secara elektrolitik pada aluminium, yaitu proses yang disebut anodisasi; lapisan-lapisan segar dapat diwarnai dengan pigmen.Alumunium dapat dibuat dari elektrolisis Al2O3 cair dengan larutan elektrolit kriolit (Na3AlF6)Reaksi:Al2O3 2 Al3+ +3 O2-Katode:Al3+ (l) + 3 e Al (l)x 4Anode:2 O2- (l) O2 (g) + 4ex 3 4 Al3+ (l) + 6 O2- (l) 4 Al (l) + 3 O2 (g)Aluminium adalah logam terpenting brdasarkan massa, aluminium menempati urutan ke 3 diantara unsure yang terbesar kelimpahannya dikerak bumi. Bijih Aluminium yang terpenting adalah bauksit yang mengandung Al2O3. Sepanjang sejarah peradaban manusia, senyawa aluminium sudah digunakan diberbagai-bagai bidang. Tanah liat pada dasarnya adalah hidrat aluminium silkikat dan tembikar sudah sejak 8000 tahun yang lampau. Aluminium adalah logam yang ringan, stabil di udara, mudah dibuat, kuat dan tahan terhadap korosi. Untuk ekstraksi aluminium bauksit perlu dimurnikan berdasarkan sifat amfoter dari aluminium dan senyawanya. Mula-mula pada bauksit ditambahkan larutan NaOH tidak melarut dapat dipisahkan dengan cara penyaringan.

Jika filtrat mengandung AlO2- diasamkan akan terbentuk endapan Al(OH)3

Setelah disaring, Al(OH)3 dipijar dan hasil pemijarannya adalah Al2O3 (s)

Pada ekstraksi aluminium, Al2O3 (s) dilarutkan dalam leburan kriolit Na3AlF6 kemudian dilektrolisis.

Reaksi reaksi ion Al33+dalam airBila garam aluminium dilarutkan ke dalam air, ion Al3+ mengalami hidroksi.Al3+ + H2 [Al(H2O)6]3+Ion hesa aquao aluminium (III) / (Al3+(aq))Oleh karena kerapatan ion sangat besar maka ion ini dapat menarik elektron dalam ikatan OH- dari air dekatnya, sehingga air merupakan donor proton.[ Al(H2O)6)]3+ + H2O [Al(H2O)5(OH)2+] + H3O

Oleh karena itu larutan garam Al3+ bersifat asam, asam-asam asetat. Jika basa yang lebih kuat dari air seperti S2- dan CO22- ditambahkan pada larutan aluminium, ion H+ akan dilepaskan dari [ Al(H2O)6)]3+ .[Al(H2O)6]3+ + 3 S- [Al(H2O)3(OH)3] + 2 H2S

Reaksi yang mirip terjadi jika basa kuat seperti NaOH (aq) ditambahkan pada larutan garam Al.[Al(H2O)6]3+ + 3OH- (aq) [Al(H2O)3(OH)3] + (H2O)3

Dengan NaOH (aq) berlebih endapan akan melarut.[Al(H2O)3(OH)3] (s) + OH- [Al(H2O)3(OH)3] + H2O

Meskipun tidak tepat, reaksi antara ion aluminium dengan NaOH (aq), baisanya ditulis sebagai berikut :Al3+ (aq) + 3OH- (aq) Al(OH)3 (s)Al(OH)3 (s) + OH- (aq) Al(OH)4- (aq) Larutan jenuhAluminium hidroksida seperti halnya aluminium oksida adalah amfoter, melarut dalam basa membenttuk aluminat dan dalam asam membentuk garam Aluminium. Sesuai dengan harga potensial elektrodanya (-1,66 V) dapat diramal bahwa aluminium lebih reaktif dari seng dan logam ini mudah bereaksi denga oksigen, melarut dalam asam encer dan membebaskan hidrogen. Meskipun tidak terlihat denga jelas, sebenarnya aluminium bereaksi dengan oksigen. Namun, setiap permukaan aluminium yang baru segera dilapisi oleh aluminium oksida sangat tipis. Lapisan oksida yang hanya setebal 104 m sangat keras, stabil dan tidak berpori iti melindungi aluminium dari reaksi dengan oksigen sehingga terhalang dari oksida selanjutnya.

II. ALAT DAN BAHANA. Alat yang digunakan:1. Tabung reaksi3buah2. Rak tabung reaksi1buah3. Gelas kimia 200ml1buah4. Pipet tetes2buah5. Gelas ukur 10ml1buah6. Penjepit tabung1buah7. Kaca arloji1buah8. Neraca analitik1buah9. Hot plate1buah10. Penangas air1buah

B. Bahan yang digunakan1. Keping Aluminium2. Pita Mg3. HCL encer4. NaOH encer5. Larutan Al3+ 0,1M6. Larutan Mg2+ 0,1M7. Larutan HgCl28. MgO9. Al2O310. Almuium foil11. Aquadet 12. Kertas Indikator Universeal

III. PROSEDUR KERJAEksperimen 1 : Reaksi dengan Asam Klorida1. Mencampurkan 5 mL asam klorida encer dengan 3 keping logam alumunium dalam satu tabung reaksi.2. Memanaskan campuran ini jika Al belum bereaksi setelah 5 menit.3. Mengulangi percobaan dengan pita Mg sebagai pengganti keping Al.

Eksperemen 2 : Reaksi dengan Larutan Natrium Hidroksida1. Mencampurkan 5 mL larutan NaOH encer dengan 3 keping Al atau sesendok serbuk Al dalam tabung reaksi.2. Memanaskan tabung reaksi tersebut jika setelah 5 menit belum terjadi reaksi.3. Mengulangi percobaan dengan serbuk Mg sebagai pengganti Al.4. Membandingkan kedua reaksi.

Eksperimen 3 : Reaksi dengan Oksigen1. Meletakkan secarik Alumunium foil dalam gelas kimia.2. Menetesi dengan larutan merkuri (II) klorida. 3. Membiarkan beberapa menit, kemudian mencuci Al foil dengan air. 4. Membiarkan foil ini beberapa menit di udara.

Eksperimen 5 : Membandingkan Sifat Asam Basa Alumunium Oksida dan Magnesium Oksida1. Memeriksa reaksi dari aluminium oksida dan magnesium oksida dengan air.2. Memeriksa pH larutan.3. Memeriksa reaksi oksida-oksida ini, mula-mula dengan asam klorida encer kemudian dengan natrium hidroksida encer (menggunakan 0,1 g oksida dalam 3 mL asam atau basa).

Eksperimen 6 : Membandingkan Sifat Asam Basa ion Al3+ dan Mg2+ yang terhidrasi.1. Menuangkan 3 mL larutan Al3+ (aq) ke dalam sebuah tabung reaksi ke dalam tabung yang lain 3 mL larutan Mg2+ 0,1 M. 2. Memeriksa pH setiap larutan dengan kertas indikator. 3. Menambahkan larutan NaOH encer pada 3 mL larutan Al3+ (aq) 0,1 M sehingga endapan yang terbentuk melarut lagi.4. Mengulangi percobaan untuk larutan Mg2+ (aq) 0,1 M sebagai pengganti larutan Al3+ (aq) 0,1 M.IV. DATA PENGAMATANNoVariabel yang diamatiHasil Pengamatan

1

2Eksperimen 1. Rekasi dengan HCl5mL HCl encer + 1 Keping logam Al

Memanaskan

5mL HCl encer + 1 keping pita Mg Larutan bening Tidak terjadi reaksi Muncul gelembung gas Muncul gelembung gas Logam Mg melarut

1

2

Eksperemen 2 : Reaksi dengan Larutan Natrium Hidroksida5mL NaOH encer + 1 keping Al

Memanaskan5ml NaOH encer + 1 keping pita Mg

Memanaskan

Muncul sedikit gelembung gas Muncul lebih banyak Pita Mg berwarna Hitam Timbul gelembung lebih banyak

1

2

Eksperimen 3 : Reaksi dengan Oksigen

Secarik aluminium foil + 24 tetes HgCl2

Membasuh dengan aquadest

Membiarkan beberapa menit

Aluminium foil seperti melepuh Terdapat lubang-lubang kecil pada aluminium Aluminium mrnjadi rapuh dan hancur menjadi abu

NoVariabel yang diamatiHasil Pengamatan

1

2

3

4

5

6Eksperimen 5 : Membandingkan Sifat Asam Basa Alumunium Oksida dan Magnesium OksidaAl2O3 + 3 mL air

0,1034g Al2O3 + 3mL HCl

0,1037g Al2O3 + 3mL NaOH

0,1060g MgO + 3mL air

0,1051g MgO + 3mL HCl

0,1080g MgO + 3mL NaOH

Larutan keruh berendapan (+) pH= 8 Larutan keruh dan berendapan (++) pH=2 Larutan keruh dan berendapan (+++) pH=13 Larutan heterogen MgO mengapung (+) pH=9 Larutan heterogen, terdapat gumpalan(++) pH=9 Larutan heterogen, terdapat endapan (+++) pH=13

1

2

Eksperimen 6 : Membandingkan Sifat Asam Basa ion Al3+ dan Mg2+ yang terhidrasi.

3mL Larutan Al3+ + 3mL NaOH

3mL Larutan Mg2+ + 3mL NaOH

Terbentuk endapan pH=3 Terbntuk endapan pH=6

V. ANALISIS DATAEksperimen 1. Rekasi dengan HClPada percobaan pertama yaitu memasukkan 1 keping Aluminium kedalam larutan HCl encer menghasilkan sedikit gelembung gas di logam Al. Reaksinya berjalan lambat, sehingga memerlukan pemanasan agar keping Al melarutkan walaupun sedikit dan gelembung gas semakin banyak.Pada dasarnya logam Al kurang reaktif karena terlindung oleh oksidanya, sehingga perlu pemanasan. Pada saat aluminium bereaksi dengan asam maka akan menghasilkan gas hidrogen. Sedangkan pada pencampuran 5 ml larutan HCl encer dengan 1 pita magnesium, reaksi berlangsung cepat, dimana Mg langsung melarut disertai terbentuk gelembung gas yang banyak dan larutan menjadi panas. Mg sangat mudah bereaksi dengan mereduksi ion H+ menjadi H2 dan menghasilkan garam MgCl2.Reaksi yang terjadi :Al (s) + 3 H+ (aq) Al3+ (aq) + 3H2 (g)Mg+ (s) + 2HCl (aq) MgCl (aq) + 3H2 (g)

Dilihat dari potensial elektroda masing-masing :Al(s ) Al3+ + 3e E = + 1,67 V3 H+ + 3e 3/2 H2 E = 0 VAl(s) + 3H+ Al3+ + 3/2 H2 E = + 1,67 V

Mg(s) Mg2+ + 2e E = + 2,34 V2 H+ + 2e H2 E = 0 VMg (s) + 2H+ Mg2+ + H2 (g) E = + 2,34 V

Dari harga potensial elektroda di atas dapat diketahui bahwa Mg lebih besar potensial elektroda dibandingkan potensial elektroda Al. Dengan kata lain walaupun Al dan Mg sama-sama bisa bereaksi dengan HCl encer, tetapi Mg lebih mudah bereaksi dari pada Al.

Eksperemen 2 : Reaksi dengan Larutan Natrium HidroksidaPada percobaan ini, saat 3 keping logam Almuium dimasukkan kedalam NaOH encer terlihat ada gelembung gas. Namun reaksi ini berlangsung agak lambat karena pada Aluminium terdapat lapoisan oksida yang melapisinya. Sehingga dilakukan pemanasan agar mempercepat reaksi.Reaksi yang terjadi adalah:Al2O3 (s) + 2OH- (aq) + 3H2O 2[Al (OH)4]- (aq) + H2 (g)Pada perlakuan berikutnya yaitu memasukkan pita Mg dalam 5 ml NaOH encer menghasilkan gelembung sedikit. Bila dibandingkan dengan Aluminium, maka jumlahnya lebih sedikit, lalu dilakukan pemanasan, reaksi ini berlangsung lambat. 3MgO (s) + 3OH- + 5H2O 3 [Mg(OH)3]- + 2H2 (g) + 2O2 (g)

Eksperimen 3 : Reaksi dengan OksigenPercobaan ketiga ini yaitu meneteskan larutan HgCl2 pada kertas alumunium Foil, menurut hasil pengamatan pada Aluminium Foil terbentuk gelembung seperti luka melepuh. Kemudian mendiamkan beberapa menit Aluminium Foil menjadi warna keabu-abuan akibat terkikisnya lapisan Aluminium pada aluminium Foil tersebut. Alumunium Foil dicuci dengan air terbentuk gelembung dibawahnya. Setelah itu membiarkannya beberapa menit diudara. Kertas Aluminium Foil terkelupas semua dan lama kelamaan hancur menjadi abu.Reaksi dengan oksigen terjadi setelah Al Foil direaksikan dengan HgCl2 yang membentuk oksida, Al yang berbentuk seperti abu, yaitu Al2O3.Reaksi : HgCl2 + Al2O3 2 AlCl3 + 3 HgO

HgCl2 dapat membersihkan lapisan permukaan Alumunium Foil secara, efektif karena HgCl2 tersebut dapat melepaskan lapisan oksida dari alumunium sesuai dengan reaksi di atas.Setelah lapisan Aluminium terkikis, kemudian dicuci dengan aquadest. Perlakuan selanjutnya yaitu membiarkan di udara, sehingga terjadi reaksi dengan oksigen membentuk lapisan tipis oksida (AlCl3) yang melindungi dari oksidasi lebih lanjut.Reaksi yang terjadi :2 Al (s) + 3/2 O2 (g) Al2O3 (s)Tetapi saat dibiarkan di udara kertas Al Foil terkelupas semua dan lama kelamaan hancur menjadi abu. Hal ini mungkin terlalu banyaknya HgCl2 yang ditetesi sehingga bukan hanya menghilangkan pelindung oksida pada aluminium melaikan menghancurkan aluminiumnya juga.

Eksperimen 5 : Membandingkan Sifat Asam Basa Alumunium Oksida dan Magnesium OksidaOksida Al (Al2O3) dalam air cenderung membentuk asam, walaupun juga bisa bersifat basa, karena memiliki sifat amfoter, dimana H2O akan memberikan sifat asam (H+) sehingga terbentuk 2Al(OH)3. Pada saat pengukuran diketahui pH= 8. Adapun reaksi yang terjadi adalah:Al2O3 + H2O 2Al(OH)3

Al2O3 dicampur dengan HCl ener menghasilkan larutan keruh dan terdapat endapan putih dan bersifat asam.Al2O3 (s) + 6HCl (aq) encer AlCl3 (aq) lambat + 3H2O (g)

Al2O3 yang direaksikan dengan NaOH terdapat endapan putih dan setelah diuji dengan indikator universal didapat pH=13. Adapun rekasi yang terjadi adalah:Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) > 2NaAl(OH)4(aq)

Sedangkan untuk MgO dalam air cenderung membentuk basa karena terdapatnya endapan putih Mg(OH)2 yang merupakan basa kuat. pH=9MgO (s) + H2O (aq) encer Mg(OH)2 (s)

Sedangkan untuk MgO dalam HCl encer menghasilkan endapan putih keruh dan melayang-layang. Setelah diuji dengan indikator universal, pH=9MgO (s) + 2HCl (aq) encer MgCl2 (s) + H2O (aq)

MgO direaksikan dengan NaOH menghasilkan laruta keruh dan terdapat endapan putih, dan pada saat duji dengan kertas indikatot universal didapat pH=13. Adapun reaksi yang terbentuk adalah:MgO(s) + 2NaOH(aq) - - - - > Mg(OH)2 + 2Na2O(aq)

Dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa logam Aluminium dapat bereaksi dengan senyawa asam encer dan basa encer. Dengan kata lain sifat yang dimiliki oleh logam Aluminium itu disebut Amfoter.

Eksperimen 6 : Membandingkan Sifat Asam Basa ion Al3+ dan Mg2+ yang terhidrasi.Pada percobaan keenam, dimana ketika larutan Al3+ tersebut diperiksa dengan kertas indikator, pHnya = 3 hal ini menunjukkan bersifat asam. Kemudian ketika larutan Mg2+ diperiksa dengan kertas indikator pH = 6, yang menunjukkan Mg2+ tersebut bersifat masih asam, namun sebenarnya Mg2+ bersifat basa. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan praktikan dalam mengamati warna dalam kertas indikator.Untuk Al3+ ketika ditambahkan NaOH encer larutan berwarna putih susu dan terdapat endapan putih, kemudian endapan melarut saat penambahan NaOH 7 mL, karena Al3+ juga bersifa basa (amfoter), sehingga ion akan menjadi ion negatif. Reaksinya :Al3+ (aq) + 2OH- + 3H2O 6 Al(OH)4-

Karena [Al(H2O)2]- larut dalam air dan [Al(OH)3(H2O)3] tidak melarut sebab [Al(H2O)2]- ion yang tentunya akan melarut, sedangkan [Al(OH)3(H2O)3] tidak dapat mengion sebagai donor akseptor elektron dalam air karena air bukan basa kuat.Reaksi dalam basa kuat : [Al(H2O)6]3+ + 3 OH [Al(H2O)3(OH)3] (s) + H2O (l)

Reaksi dalam larutan NaOH berlebih : [Al(H2O)3(OH)3] (s) + OH (aq) [Al(H2O)2(OH)4]- (aq) + H2O (aq)

VI. KESIMPULAN1. Reaksi logam Aluminium dalam HCl encer berjalan lambat dan memerlulkan pemanasan. Reaksi berjalan lambat karena logam Aluminium memiliki lapisan oksida Aluminium yang bersifat melindungi logamnya. Sedang pada reaksi Pita Mg dengan HCl encer berlangsung dengan cepat tanpa ada pemanasan.2. Logam aluminium lebih mudah terlarut dalam larutan NaOH dibandingkan dengan Magnesium3. Larutan HgCl2 dapat membersihkan permukaan aluminium foil.4. Ion Al3+ bereaksi dengan basa kuat menghasilkan endapan, penambahan NaOH selanjutnya dapat melerutkan kembali endapan, sedangkan untuk ion Mg2+ endapannya tidak dapat larut.5. Aluminium bereaksi dengan asam menghasilkan gas nitrogenAl(s) + 3H+(aq) - - - - - - > Al3+ + 3/2 H2Aluminium beraksi dengan basa kuat menghasilkan larutan Aluminat:Al(s) + OH-(aq) - - - - - - - > [Al(OH)4]- + 3/2 H2

VII. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Hiskia. 1992. Kimia Unsur dan Radiokimia.Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.

Alfara. 16 Juni 2009. Pembuatan Aluminium. afrahamiryano.blogspot. http://afrahamiryano.blogspot.com/2009/06/pembuatan-aluminium.html. diakses tanggal 25-06-2010.

Anonim. 5 Juni 2010. Aluminium. Wikipedia Eksiklopedia Bebas. http://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium. diakses tanggal 25-06-2010.

Cotton dan wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarata: UI

Dini Harsanti. 17 Desmber 2008. Pembuatan Logam Aluminium. diniharsanti.blogspot. http://diniharsanti.blogspot.com/ 2008/12/pembuatan-logam-aluminium.html. diakses tanggal 25-06-2010.

S,Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung : ITB

Saadi, Parham dan Mahdian. 2008. Panduan Praktikum Kimia Anorganik. Banjarmasin: FKIP UNLAM

LAMPIRAN

Eksperimen.1.Reaksi dengan HCl1. Reaksi dengan HCl- Al = saat ditambahkan HCl terbentuk gelembung gas dikeping Al, reaksi lambat sehingga memerlukan pemanasan. Reaksi Al2O3(s) + 6 HCl(aq) 2AlCl3(aq) + 3H2(g)- Mg = saat ditambahkan HCl, Mg melarut dan terbentuk gelembung-gelembung gas, reaksi cepat sehingga tanpa pemanasan. Reaksi Mg(s) + 2 HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)

1. Baik Al maupun Mg dapat bereaksi dengan HCl membentuk suatu garam dan gas H2, dan harga potensial elektrodanya positif (+) sehingga dapat bereaksi. Al lambat bereaksi karena harga potensial elektroda Mg lebih besar dibandingkan Al.

Eksperimen.2. Reaksi dengan larutan NaOH1. Logam AlSaat ditambahkan NaOH terdapat gelembung gas sedikit (namun lebih banyak bila dibanding dengan Mg). Logam Al melarut dan timbul gelembung gas yang banayak pada saat pemanasan.Pita MgSaat ditambahkan NaOH terdapat gelembung-gelembung gas setelah dipanaskan Mg melarut sedikit (reaksi berjalan lambat dibanding dengan logam Al).

4.Persamaan reaksi yang terjadi:Al (s) + NaOH(aq) 3Na+(aq) + AlO33-(s)Mg(s) + 2NaOH Mg(OH)2 + 2 Na+

6. Karena apabila panci Aluminium dicuci dengan Na2CO3 akan rusak dan bereaksi dengan Na2CO3 sehingga lapisan Aluminium akan terkikis.

Eksperimen.3. Reaksi dengan Oksigen7. Reaksi dengan OksigenKetika larutan HgCl2 diteteskan pada kertas Al Foil. Pada Al Foil terbentuk gelembung dan terkikis, setelah didiamkan kemudian dicuci dengan air, terbentuk gelembung dibawah Al. Foil. Saat dibiarkan diudara lapisan Al terkelupas semua dan lama-kelamaan hancur seperti abu.Persamaan reaksi :HgCl2(aq) + Al2O3(s) 2 AlCl3 + 3 HgO 2 Al(s) + 3/2 O2(g) Al2O3(s)

8. Karena HgCl2 dapat melepaskan lapisan oksida dari alumunium, sesuai dengan reaksi no.7 di atas

9. Terbentuk Al2O3 karena saat Al bereaksi dengan udara membentuk lapisan tipis oksida yaitu Al2O3 yang melindungi dari oksidasi lebih lanjut. Al2O3 stabil karena sulit bereaksi dengan udara yang ada disekitarnya serta sulit bereaksi dengan asam/basa encer dan asam pekat.

10. Aluminium tidak mengalami korosi karena Al terlindungi oleh oksidanya sehingga sulit bereaksi dengan udara.

11. Kegunaan logam Aluminium:a. Untuk lapisan peralatan memasakb. Untuk pembungkus makananc. Untuk bahan kontruksi dasar pada rangka, baik gedung mobil maupun pesawat terbangd. Sebagai kabel listrikl

Sifat Aluminium:a. Ringan, tahan terhadap korosi udara serta tidak beracunb. Bersifat reflektifc. Daya hantar listrik besard. Sebagai reduktor

Eksperimen 5 : Membandingkan Sifat Asam Basa Alumunium Oksida dan Magnesium Oksida15. Reaksi Al2O3 dengan air menghasilkan larutan keruh dan terdapat endapan putih serta pH=8.Reaksi MgO dengan air menghasilkan larutan berendapan putih dengan pH=8. Adapun kedua oksida ini sama-sama bersifat basa.

16. Oksida yang bersifat basa adalah MgOAmfoter adalah Al2Cl3.

17. Persamaan Reaksi :Al2O3 (s) + 6HCl(aq)encer AlCl3(aq)lambat + 3H2O()Al(s)+ OH-(aq) + 3H2O() Al(OH)-4 + 3/2 H2(g)MgO(s) + 2HCl encer(aq) MgCl2(s) + H2O(aq)MgO(s) + 2NaOH(aq)encer Mg(OH)2(s) + Na2O

18. Yang menyebabkan asam Bronsted -Lowry terkuat adalah Al3+ karena asam melepaskanIon H+ bila dilarutkan dalam air, untuk melepaskan AL2+, sedangkan Mg2+ bersifat basa.

19. Ketika larutan Al3+ ditambahkan NaOH 1 ml terbentuk endapan putih, kemudian ditambahkan NaOH berlebih sebanyak 6 ml endapan melarutReaksi :Al3+(aq) + 3 NaOH(aq) Al(OH)3(s) + 3 Na+(aq) [Al(H2O)6]3+ + 3 OH- [Al(H2O)3(OH)3](s) + 3H2O(l)

20. [Al(H2O)2]- melarut sedangkan [Al(OH)3(H2O)3] tidak melarut, karena [Al(H2O)2]- merupakan ion kompleks yang tentunya melarut, sedangkan [Al(OH)3(H2O)3] tidak dapat mengion sebagai donor akseptor elektron dalam air.

21. Ketika larutan Mg2+ 0,1M tidak melarut dalam NaOH berlebih karena Mg2+(aq) tidak bersifat amfoter seperti Al3+(aq), sehingga tidak dapat berbalik sifat untuk menyesuaikan dengan larutannya, karena endapan basa tidak bisa larut dalam basa.

22. Perbedaannya :Al bersifat amfoter, sehinnga kurang reaktif.Mg bersifat basa,sehingga lebih reaktif.

FLOWCHART

Eksperimen 1. Reaksi dengan asam klorida

Larutan 5 mL HCl 0,01 M + 1 keping Aluminium *

- mendiamkan selama 5 menit - memanaskan campuran jika tidak terjadi reaksi

* Mengulangi percobaan dengan menggunakan1 pita Magnesium sebagai pengganti 1 keping Aluminium

Eksperimen 2. Reaksi dengan larutan natrium hidroksida

5 mL NaOH 0,01 M + 1 keping Aluminium Larutan

- mendiamkan selama 5 menit - memanaskan jika tidak terjadi reaksi

* Mengulangi percobaan dengan menggunakan1 pita Magnesium sebagai pengganti 1 keping Auiminium

Eksperimen 3. Reaksi dengan oksigen

Aluminium foil + larutan merkuri (II) kloridaserbuk berwarna keabu-abuan

- membiarkan beberapa menit - mencuci Aluminium foil dengan air

Eksperimen 5. Reaksi dengan oksigen

Al2O3 + AquadestLarutan Al(OH)3

- memasukkan kedalam tabung reaksi- memeriksa rekasi- memeriksa pH

NB: Mengulangi percobaan dengan mengganti Al2O3 dengan MgO

NaOH (aq) 0,1 M + 3 mL Al3+ (aq) 0,1 M *LarutanMenambahkan NaOH sedikit demi sedikit sampai endapan yang terbentuk melarut lagi

NB: Mengulangi percobaan yang sama dengan mengganti NaOH encer dengan HCL encer. Mengulangi percobaan yang sama dengan mengganti Al2O3 dengan MgO

Eksperimen 6. Reaksi dengan oksigen

3 mL Al3+ (aq) 0,1 MpH larutan

- memeriksa pH larutan dengan kertas indikator

pH larutan3 mL Mg2+ (aq) 0,1 M

- memeriksa pH larutan dengan kertas indikator

NaOH (aq) 0,1 M + 3 mL Al3+ (aq) 0,1 M *LarutanMenambahkan NaOH sedikit demi sedikit sampai endapan yang terbentuk melarut lagi

* Mengulang percobaan untuk larutan Mg2+ (aq) 0,1 M sebagai pengganti larutan Al3+ (aq) 0,1 M

116Aluminium dan Senyawanya