Halogen & Senyawanya

18
HALOGEN & SENYAWANYA Makalah Kimia Anorganik I Disusun oleh: COMICS HOLIC

description

no comment ahhh...

Transcript of Halogen & Senyawanya

Page 1: Halogen & Senyawanya

HALOGEN &SENYAWANYA

Makalah Kimia Anorganik I

Disusun oleh:

COMICS HOLIC

Page 2: Halogen & Senyawanya

i

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

BAB II HALOGEN DAN SENYAWANYA ................................................. 2

A. Kecenderungan Sifat dalam Golongan .......................................... 2

1. Sifat Fisika .............................................................................. 2

2. Sifat Kimia .............................................................................. 3

B. Kelimpahan di Alam ....................................................................... 3

C. Sintesis Halogen ............................................................................. 4

1. Skala Industri ............................................................................ 4

2. Skala Laboratorium ................................................................. 6

D. Senyawa-Senyawa Halogen .......................................................... 7

1. Senyawa Halida ........................................................................ 7

2. Asam Oksihalogen ................................................................... 8

3. Senyawa Antar Halogen ........................................................... 8

E. Kegunaan Halogen ......................................................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 15

Simpulan ................................................................................................ 15

Saran .................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

Page 3: Halogen & Senyawanya

1

BAB I

PENDAHULUAN

Nama halogen berasal dari bahasa Yunani yaitu halos dan genes yang artinya

pembentuk garam. Dinamakan demikian karena unsur-unsur ini dapat bereaksi dengan

unsur logam membentuk garam. Dalam sistem periodik, unsur halogen terdapat pada

lajur vertikal golongan VIIA (atau 17 pada penomoran golongan baru), karena

mempunyai konfigurasi elektron terluar sebanyak 7 elektron pada sub kulit ns2 np5.

Konfigurasi electron demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat reaktif dan

cenderung menyerap satu elektron membentuk ion bermuatan negatif satu. Akibatnya

unsur-unsur halogen tidak ditemukan dalam keadaan monoatomik di alam, tetapi dapat

berikatan membentuk senyawa dengan sesama unsur halogen, ataupun dengan unsur-

unsur lainnya baik logam maupun nonlogam.

Pada makalah ini, akan dibahas beberapa kecenderungan sifat dari halogen,

kelimpahan di alam, sintesis, senyawa-senyawa halogen, serta aplikasinya dalam

kehidupan sehari-hari. Namun, karena semua isotop Astatin bersifat radioaktif dan

berumur pendek, maka sifat-sifat unsur tersebut belum banyak diketahui, sehingga tidak

akan disertakan dalam pembahasan selanjutnya.

Page 4: Halogen & Senyawanya

2

BAB II

HALOGEN DAN SENYAWANYA

A. Kecenderungan Sifat dalam Golongan

1. Sifat-Sifat Fisika

Unsur

Karakteristik

golongan

9F19

17Cl35,535Br79,9

53I126,9

85At(210)

Asal penamaanfluere =

mengalir

khloros =

hijau pucat

bromos =

bauiodes = ungu

astatos =

tak stabil

Konfigurasi elektron[He] 2s22p5 [Ne] 3s23p5 [Ar] 3d10 4s2

4p5

[Kr]4d10 5s2

5p5

[Xe] 4f14

5d10 5s2 5p5

Titik leleh, X2 ˚C -220 -101 -7 144 -

Titik didih, X2 ˚C -188 -35 60 185 -

Titik didih, H-X ˚C 19,5 -85 -67 -36 -

Energi ikat, X2 (kJ/mol) 155 240 190 149 -

Energi ikat, H-X (kJ/mol) 565 428 362 295 -

Jari-jari ion X- (pm) 133 184 196 220 -

Jari-jari kovalen X2 (pm) 72 100 114 133 -

Elektronegatifitas (skala pauling) 4,0 3,0 2,8 2,5 2,2

Energi ionisasi ke-1 (kJ/mol) 1680,6 1255,7 1142,7 1008,7 926

Afinitas electron (kJ/mol) -322,6 -348 -324,7 -295 -270

Tingkat oksidasi maksimum -1,0-1, 0, +1, +3,

+5, +7

-1,0, +1, +5,

+7

-1, 0, +1, +5,

+7-

Potensial reduksi standar (volt)

X2 + 2e → 2X-+2,87 +1,36 +1,07 +0,54 +0,3

Fasa (25˚C) gas gascair, mudah

menguap

padat, mudah

menyublim-

Warna larutan (25˚C) kuningkuning

kehijauancokelat

kemerahanhitam (padat),

ungu (uap)-

Warna larutan dalam pelarut nonpolar atau polaritas rendah

tidak berwarna

hijau mudacokelat merah

cokelat,ungu dalam pelarut tak beroksigen

-

Page 5: Halogen & Senyawanya

3

2. Sifat-Sifat Kimia

X2 Fluor (F2) Klor (Cl2)

Brom (Br2)

Iodium (I2)

Molekulnya DiatomPelarutnya (organik) CCl4, CS2

Kelarutan oksidator (makin besar sesuai dengan arah panah)Kereaktifan terhadap gas H2

Rea

ksi den

gan

:

Halida(Reaksi pengusiran pada senyawa halogenida)

X = Cl, Br, I

F2 + 2KX 2KF +

X2

X = Br dan ICl2 + 2KX

2KCl + X2

X = IBr2 + KX 2KBr

+ X2

Tidak dapat mengusir F2, Cl2, Br2

Logam (M) 2 M + nX2 2MXn (n = valensi logam tertinggi)Nonlogam dan metaloid tertentu

Z=nonlogam fosfor dan metaloid boron,arsen,stibium3X2 + 2Z ZX3

Hidrogen H2 + X2 X (hidrogen halida)

Bereaksi cepat Bereaksi lambat (harus dipanaskan atau menggunakan

katalis Pt)Air Bereaksi

cepat Bereaksi lambat

Halogen X2 + nY2 XYn(dengan Y lebih elektronegatif dari X dan n adalah

bilangan ganjil 1,3,5,7)Basa kuat

Suhu rendah

X2 + 2MOH MX + MXO + H2O (auto redoks)

Suhu tinggi

3X2 + 6MOH 5MX + MXO3 + 3H2O (auto redoks)

Pembentukan asam oksi Membentuk asam oksi kecuali F2

B. Kelimpahan di Alam

Di alam, halogen tidak ada dalam keadaan bebas, tetapi selalu dalam keadaan

sebagai senyawa, karena kereaktifannya. Pada umumnya halogen berada dalam keadaan

sebagai senyawa dengan bilangan oksidasi -1 (halida).

Unsur Sumber di Alam

Fluor

(F2)

Fluorin terutama terdapat dalam kulit bumi sebagai Fluorspar (CaF2),

Kriolit (Na3AlF6), dan Fluorpatit (3Ca(PO4)2Ca(FCl)2)

Klor

(Cl2)

Klorin terdapat sebagai mineral Halit (NaCl) dalam air laut, Endapan

garam (rock salt), serta dalam mineral Sylvite (KCl)

Brom

(Br2)

Bromin melimpah dalam air asin atau larutan garam pekat (brine)

dari sumur-sumur garam dan dari laut

Page 6: Halogen & Senyawanya

Iodium

(I2)

Iodin tertdapat dalam air laut dengan konsentrasi yang sangat tinggi.

Konsentrasi iodin yang tinggi terdapat dalam ganggang laut. Iodine

juga terdapat sebagai natriun iodat (NaIO

C. Sintesis Halogen

1. Skala Industri

a. Fluorin (F2)

Flourin sangat reaktif, sehingga menyebabkan sulit dalam pembuatan maupun

penanganannya. Cara pembuatan Fluorin dilakukan dengan mereaksikan mineral

fluorspar (CaF2) dengan H2SO

HF yang kemudian didinginkan dengan KHF

dan H2.

CaF2 + H2SO4 pekat → CaSO4

didestilasi

HF cair

b. Klorin(Cl2)

Proses klor-alkali (sel Nelson)

Secara komersial klorin dibuat dengan mengelektrolisis larutan NaCl pekat

dengan menggunakan elektrode inert sebagai anoda dan baja berpori sebagai katoda

serta menggunakan diafragma dari asbes.

Iodin tertdapat dalam air laut dengan konsentrasi yang sangat tinggi.

Konsentrasi iodin yang tinggi terdapat dalam ganggang laut. Iodine

juga terdapat sebagai natriun iodat (NaIO3) dalam Garam Chilli.

sangat reaktif, sehingga menyebabkan sulit dalam pembuatan maupun

penanganannya. Cara pembuatan Fluorin dilakukan dengan mereaksikan mineral

SO4 kemudian dilakukan destilasi, maka akan menghasilkan

HF yang kemudian didinginkan dengan KHF2 lalu dielektrolisis maka akan terbentuk F

4 + 2HF

didestilasi didinginkan dengan KHF2 lalu dielektrolisis

F2 dan H

alkali (sel Nelson)

Secara komersial klorin dibuat dengan mengelektrolisis larutan NaCl pekat

dengan menggunakan elektrode inert sebagai anoda dan baja berpori sebagai katoda

serta menggunakan diafragma dari asbes.

4

Iodin tertdapat dalam air laut dengan konsentrasi yang sangat tinggi.

Konsentrasi iodin yang tinggi terdapat dalam ganggang laut. Iodine

) dalam Garam Chilli.

sangat reaktif, sehingga menyebabkan sulit dalam pembuatan maupun

penanganannya. Cara pembuatan Fluorin dilakukan dengan mereaksikan mineral

kemudian dilakukan destilasi, maka akan menghasilkan

lalu dielektrolisis maka akan terbentuk F2

dan H2

Secara komersial klorin dibuat dengan mengelektrolisis larutan NaCl pekat

dengan menggunakan elektrode inert sebagai anoda dan baja berpori sebagai katoda

Page 7: Halogen & Senyawanya

5

Reaksi elektrolisis larutan NaCl adalah sebagai berikut:

NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)

Katoda (-) : 2H2O(l) + 2e-(aq) → 2OH-(aq) + H2(g)

Anode (+) : 2 Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-

2H2O(l) + 2NaCl(aq) → 2NaOH(aq) + H2(g) + Cl2(g)

c. Bromin (Br2)

Cara Reaksi Redoks

Bromin dibuat dengan cara mengoksidasi ion bromida yang terdapat dalam air

laut menurut reaksi:

Cl2(g) + 2Br-(aq) → 2Cl-(aq) + Br2(l)

Reaksi tersebut terjadi pada pH 3,5. Bromin yang terbentuk diserap oleh larutan

Na2CO3 sehingga dihasilkan campuran NaBr dan NaBrO3. Bila campuran ini diasamkan

lalu dilakukan destilasi maka didapat Bromin yang terlarut dalam air, sebagai berikut:

5HBr(aq) + HBrO3(aq) → 3Br2(g) + 3H2O(l)

Cara Elektrolisis

Bromin dibuat dengan cara elektrolisis larutan garam MgBr2 dengan

menggunakan elektrode inert, menurut reaksi:

MgBr2(aq) → Mg2+(aq) + 2Br-(aq)

Katode (-) : 2H2O(l)+ 2e- → H2(g) + 2OH-(aq)

Page 8: Halogen & Senyawanya

6

Anode (+) : 2Br-(aq) → Br2(l) + 2e-

MgBr2(aq) + 2H2O(l) → Mg2+(aq) + 2OH-(aq) + Br2(l) + H2(g)

d. Iodin (I2)

Cara Reaksi Redoks

Secara komersil iodin dibuat dengan mengoksidasi ion iodida yang terdapat

dalam air laut dengan klorin.

Cl2(g) + I-(aq) → I2(s) + 2Cl-(aq)

Selain itu, iodin diperoleh dari reaksi redoks Natrium Iodat (NaIO3) dengan

Natrium Bisulfit (NaHSO3):

2NaIO3(aq) + NaHSO3(aq) → I2(s) + 2NaHSO4(aq)+ 2Na2SO4(aq) + 2H2O(l)

Cara Elektrolisis

Iodin dapat dibuat dengan elektrolisis larutan garam pekat NaI dengan elektroda

inert, dengan reaksi:

2NaI (aq) → 2Na+ (aq) + 2I-(aq)

Katode (-) : 2H2O(l) + 2e- → H2 (g) + 2OH-(aq)

Anode (+) : 2I-(aq) → I2(g) + 2e-

2NaI(aq) + 2H2O(l) → 2Na+(aq) + 2OH-(aq) + I2(g) + H2(g)

2. Skala Laboratorium

a. Klorin(Cl2)

Page 9: Halogen & Senyawanya

7

Untuk konsumsi laboratorium, gas klorin diperoleh dengan mengoksidasi

klorida dengan oksidator kuat seperti KMnO4, MnO2, PbO2, CrO3 dalam suasana asam.

Contoh: dengan menambahkan asam klorida pekat pada padatan kalium permangat,

sesuai reaksi:

2HCl (aq) + 2H2O(l) → 2H3O+ (aq) + Cl2(g) + 2e- x5

MnO4-(aq) + 8H3O+(aq) +5e- → Mn2

+(aq) + 12H2O(l) x2

2MnO4-(aq) + 10HCl (aq) + 6H3O+(aq) → 2Mn2

+(aq) + Cl2(g) + 14H2O(l)

Klorin dapat pula dibuat dengan mereaksikan kapur klor dengan asam sulfat:

CaOCl2(s) + H2SO4(aq) → CaSO4(s) + H2O(l) + Cl2(aq)

b. Bromin

Bromin dapat diperoleh dari bromida dengan oksidator yang sama dengan

klorin. Contoh : reaksi natrium bromida dengan air klor

2NaBr(aq) + Cl2(aq) → 2NaCl(aq) + Br2(g)c. Iodin

Di laboratorium iodin dibuat dengan cara reaksi larutan kalium iodida dengan

asam sulfat pekat :

2KI(aq) + 2H2SO4(aq) → SO2(g) + 2H2O(l) + I2(aq)

Atau melalui reaksi larutan kalium iodida + larutan kalium iodat + larutan asam

sulfat :

5KI(aq) + KIO3(aq) + 3H2SO4(aq) → 3K2SO4(aq) + 3H2O(l) + 3I2(aq)

D. Senyawa-Senyawa Halogen

Unsur halogen kecuali flour memiliki banyak bilangan oksidasi, maka unsur

halogen banyak ditemukan dalam senyawanya dalam berbagai tingkat oksidasi. Untuk

mencapai konfigurasi oktet, halogen membentuk ikatan ion ataupun ikatan kovalen.

Semua halogen membentuk senyawa dengan bilangan oksidasi -1 membentuk senyawa

halida. Kecuali fluor, unsur halogen dapat juga membentuk senyawa kovalen dengan

unsur yang lebih elektronegatif sehingga memiliki bilangan oksidasi bertanda positif,

yaitu +1 sampai +7., sehingga dapat bertindak sebgai atom pusat dalam suatu senyawa.

1. Senyawa Halida

Page 10: Halogen & Senyawanya

8

a. Hidrogen Halida

Pada suhu kamar Hidrogen Halida (HX) berupa gas yang tidak berwarna, dapat

menghantarkan listrik dan bereaksi dengan logam. Pada suhu tinggi Hidrogen Halida

berasap di udara. Kestabilan berkurang dari HF sampai HI. Makin ke bawah, makin

mudah diuraikan oleh panas, mudah dioksidasi oleh udara menjadi air dan X2. Pada

suhu di bawah 19˚C berupa zat cair yang tidak dapat meenghantarkan listrik dan

memakan logam.

Larutan HX dalam air membentuk asam (hidro) halida yang merupakan asam

kuat kecuali HF. Asam hidrofluorida merupakan asam lemah namun bersifat korosif,

asam ini merupakan salah satu dari sedikit senyawa yang dapat ‘memakan’ gelas

membentuk ion heksafluorosilikat, SiF62-, menurut persamaan reaksi berikut:

SiO2(s) + + 6HF(aq) → SiF62- (aq) + 2H3O

+(aq)

b. Garam Halida

Garam halida terbentuk akibat interaksi langsung antara logam dengan halogen.

Semua garam halida mudah larut dalam air kecuali garam dari kation Ag+, Pb2+, Hg22+,

dan Cu2+. Contoh garam halida : NaCl, MgBr2, dan lain-lain.

2. Asam Oksihalogen

Asam halogen dan senyawa antar halogen memiliki halogen berbiloks positif +1,

+3, +5, +7. Asam-asam oksi umumnya tidak stabil dan hanya terdapat sebagai larutan

encer, tetapi garam-garamnya banyak yang stabil. Berikut ini adalah tabel rumus umum

senyawa oksihalogen.

Tingkat

Oksidasi

Rumus

UmumNama Umum

Rumus umumKekuatan Asam

Klorin Bromin Iodin

+1 HXO Asam hipohalit HClO HBrO HIO meningkat

semakin

ke bawah

+3 HXO2 Asam halit HClO2 - -

+5 HXO3 Asam halat HClO3 HBrO3 HIO3

+7 HXO4 Asam perhalat HClO4 HBrO4 HIO4

Asam oksihalogen terbentuk hanya pada halogen yang mempunyai bilangan

oksidasi positif yang bereaksi dengan air.

Page 11: Halogen & Senyawanya

9

Contoh reaksi oksida halogen dengan air :

Cl2O + H2O → 2HClO (Asam hipohalit)

Cl2O3 + H2O → 2HClO2 (Asam halit)

Cl2O5 + H2O → 2HClO3 (Asam hipohalat)

Cl2O7 + H2O → 2HClO4 (Asam perhalat)

Kekuatan asam oksihalogen bertambah dengan bertambahnya bilangan oksidasi

halogen yang berarti makin banyak atom oksigen yang terikat pada atom halogen.

Karena oksigen lebih elektronegatif dibanding dengan halogen mengakibatkan tarikan

awan elektron lebih ikut ke arah ikatan dengan atom oksigen yang lebih banyak

sehingga ikatan dengan hidrogen menjadi lebih polar akibatnya lebih mudah mengion.

HClO < HClO2 < HClO4 < HClO3

Untuk bilangan oksidasi yang sama, kekuatan asam oksihalogen menurun dari

kiri ke kanan.

HClO > HBrO > HIO

3. Senyawa Antar Halogen

Antar halogen yang satu dengan halogen dapat membentuk senyawa kovalen

dengan rumus umum XYn, dengan Y lebih elektronegatif dari X dan n adalah bilangan

ganjil 1,3,5,7.

halogen dengan + halogen dengan senyawa

keelektronegatifan besar keelektronegatifan kecil antar halogen

Contoh senyawa antar halogen:

Fluor lebih elektronegatif dibanding Iodium

I+ + F- IF

Harga Harga keelektronegatifan keelektronegatifan

I = 2,5 F = 4,0

Contoh lain: IF3,IF5, BrCl, BrCl3, ClF3, ClF, IF7

E. Kegunaan Halogen

1. Flourin (F2)

Page 12: Halogen & Senyawanya

10

1. Digunakan untuk membuat senyawa CFC atau Freon digunakan sebagai cairan

pendingin pada mesin pendingin, seperti kulkas dan AC. Juga digunakan sebagai

propalena aerosol pada bahan-bahan semprot. Penggunaan Freon dapat merusak

ozon.

Lapisan ozon dapat dirusak oleh adanya radikal bebas klorin (Cl•) yang berasal dari

penguraian senyawa CFC (freon).

Ketika CFC (CF2Cl2) terlepas ke atmosfer,maka molekul CFC akan terurai :

F

Cl - C - Cl u.v CF2Cl• + Cl•

F

Radikal bebas Cl• sangat reaktif terhadap atom O. Ketika Cl• bertemu dengan

molekul O3 (ozon), maka Cl• akan menarik satu atom O dari ozon, hasilnya adalah

timbulnya ClO• dan ozon menjadi oksigen biasa (O2) :

Cl• + O3 ClO• + O2

Ditambah lagi ketika ClO• terbentuk, maka ClO• akan menarik lagi satu atom O dari

ozon-ozon (O3) lain sehingga menciptakan O2• dan Cl•

ClO• + O• O2 + Cl•

Reaksi keseluruhan:

O• + O3 2O2

Bila reaksi tersebut berlangsung terus menerus, lapisan ozon yang berada di

stratosfer akan mengalami penipisan, dan akibatnya akan menimbulkan global

warming dan sinar ultraviolet yang memiliki intensitas radiasi tinggi dapat langsung

masuk ke bumi yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan bagi makhluk hidup.

2. Sebagai salah satu bahan pembuat Teflon (politetrafluoroetilena) monomernya yaitu

CF2-CF2, yaitu sejenis plastik tahan panas, anti lengket, serta tahan bahan kimia,

digunakan untuk melapisi panci atau alat rumah tangga yang tahan panas dan anti

lengket.

3. Asam fluorida (HF) dapat melarutkan kaca, karena itu dapat digunakan untuk

membuat tulisan, lukisan atau sketsa di atas kaca.

Page 13: Halogen & Senyawanya

11

HF merupakan asam lemah namun bersifat korosif, maka diguakan untuk mengetsa

atau memburamkan kaca. Bila kaca dianggap sebagai CaSiO3, maka reaksi HF

dengan kaca adalah :

CaSiO3(s) + 8HF(aq) H2SiF6(aq) + CaF2(aq) + 3H2O(l)

4. Garam fluorida ditambahkan pada pasta gigi atau air minum untuk mencegah

kerusakan gigi.

Fluorida adalah unsur yang berguna bagi pembentukan gigi, bersama-sama kalsium

saling memperkuat gigi, terutama pada masa pertumbuhan. Fluorida bisa ditemukan

pada pasta gigi dan dalam bentuk suplemen pangan (food supplement). Fluorida

memegang peran penting dalam mineralisasi tulang dan pengerasan enamel gigi.

Asupan fluorida rendah akan menyebabkan karies gigi. Hal ini dapat diatasi dengan

penambahan 1 mg fluorida per liter air minum. Keseimbangan fluorida di dalam

tubuh diatur dengan cara ekskresi melalui ginjal.

Fluorida merupakan mineral yang penting untuk kesehatan gigi, yaitu memperkuat

email (permukaan) gigi dan mencegah gigi berlubang. Fluorida dapat meningkatkan

ketahanan email terhadap pelarutan oleh asam.

Penyakit gigi berlubang disebabkan oleh bakteri berbentuk kokus yang hidup dalam

habitat yang mengandung oksigen (aerobe). Bakteri ini menghasilkan asam

(acidogenic) dan menyukai suasana asam (acidoduric). Salah satu bakteri utama

yang menyebabkan gigi berlubang adalah Streptococus mutans.

Faktor terpenting yang bisa menimbulkan penyakit gigi berlubang adalah plak. Plak

merupakan massa bakteri yang melekat di permukaan gigi. Plak biasanya melekat

pada permukaan gigi yang sulit terjangkau lidah atau sikat gigi, seperti pada celah

antara dua gigi.

Plak, yang merupakan massa bakteri, jika bertemu dengan gula dari makanan

(terutama karbohidrat) akan menghasilkan asam laktat. Asam inilah yang

menyebabkan larutnya mineral dari permukaan gigi atau disebut dengan

demineralisasi, sehingga gigi menjadi sensitif. Jika proses ini berjalan berulang-

ulang akan menyebabkan gigi berlubang.

Page 14: Halogen & Senyawanya

12

Penggunaan fluorida diyakini dapat mereduksi keroposnya gigi dengan

melindunginya dari asam laktat melalui pembentukan senyawa fluorapatite yang

sifatnya lebih keras dan lebih tahan terhadap asam daripada senyawa hydroxyapatite

yang terdapat pada email gigi.

2. Klorin (Cl2)

1. NaCl digunakan sebagai garam dapur, pembuatan klorin dan NaOH, mengawetkan

berbagai makanan, dan mencairkan salju di daerah beriklim subtropis.

2. NaHCO3 sebagai bahan pengembang kue.

NaHCO3 (soda kue) akan terurai oleh panas yang menghasilkan gas CO2 yang

menyebabkan kue mengembang.

3. Klor dipakai juga sebagai disinfektan dalam air minum dan kolam renang, pemutih

pada industri kertas (pulp) dan tekstil.

Jika Cl2 dilarutkan dilarutkan dalam basa encer dingin, maka akan menghasilkan ion

ClO- dan Cl- yang mampu memutihkan (menghilangkan warna/noda) kertas atau

tekstil. Ion ClO- bertindak sebagai pemutih dengan mengoksidasi senyawaan

berwarna menjadi senyawaan tak berwarna. Sedangkan klor merupakan zat

pengoksid yang kuat. Daya memutihkan klor yang dilarutkan dalam basa encer

dingin seperti NaOH encer dapat dijelaskan dengan menganggap bahwa klor mula-

mula bereaksi membentuk HClO, yang lalu diubah menjadi ion ClO- :

Cl2 + OH- HClO + Cl-

HClO + OH- ClO- + H2O

Cl2 + OH- ClO- + Cl- + H2O

Senyawa yang mengandung ClO- dan Cl- ini dikenal sebagai kaporit.

4. Pembuatan CHCl3 sebagai obat bius serta pelarut dan CCl4 sebagai pelarut

5. PVC (Poly Vinyl Chloride) digunakan sebagai bahan untuk membuat untuk

membuat paralon. PVC merupakan senyawa polimer dari vinil kloroda yang

bergabung (berpolimerisasi) membentuk molekul raksasa melalui reaksi adisi.

Page 15: Halogen & Senyawanya

13

Polimerisasi ini terjadi karena adanya pengaruh katalisator. Mula-mula ikatan

rangkap pada setiap molekul vinil klorida akan terputus, kemudian masing-masing

akan membentuk ikatan tunggal dengan molekul vinil klorida yang lain.

nCH2=CH2+nCH2=CH2 −CH2−CH2−CH2−CH2−

Cl Cl Cl Cl n

(2n) vinil klorida polivinil klorida (PVC)

7. Pembuatan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan sebgai bahan baku pembuatan TEL

(Tetra etil Lead/(C2H5)4Pb) yaitu zat ‘anti knocking’ yang ditambahkan pada bensin

premium.

3. Bromin (Br2)

1. Etil bromide (C2H4Br2) suatu zat aditif yang ditambahkan ke dalam bensin bertimbal

(TEL) untuk mengikat timbal, sehingga tidak mengikat pada silinder atau piston.

Timbal tersebut akan membentuk PbBr2 yang mudah menguap dan keluar bersama-

sama dengan gas buangan.

C2H4Br2 tidak lagi digunakan karena menghasilkan PbBr2 yang mudah menguap dan

keluar sebagai gas buangan penyebab pencemaran berbahaya karena jika terlalu

banyak berada dalam darah dapat menyebabkan kebodohan.

2. Bahan pembuat AgBr (bahan yang sensitif terhadap cahaya, digunakan dalam film

fotografi)

AgBr dapat terurai pada penyinaran menjadi perak yang menghitamkan film dan

membebaskan bromin.

AgBr(s) Ag(s) + ½ Br2(g)

3. Pembuatan NaBr sebagai obat penenang saraf

Saat ini, penggunaan NaBr sebagai obat penenang saaf dihentikan dan diganti oleh

obat lain yang lebih efektif dan memiliki kandungan toksik (racun) yang sedikit. Hal

ini dikarenakan efek samping dari penggunaan NaBr sangatlah besar, diantara lain;

mual dan muntah, gagap, kerusakan memori, mengantuk, iritasi, kehilangan

keseimbangan, gemetaran, kecanduan, gila, pingsan, koma, dan lain-lain. Dan bila

Page 16: Halogen & Senyawanya

14

pemakain melebihi dosis akan terjadi keracunan akut yang dapat menyebabkan

kematian disertai munculnya busa dari mulut.

4. Iodin (I2)

1. Bahan pembuat obat-obatan seperti; KI sebagai obat anti jamur dan CHI3 sebagai zat

antiseptik, serta mencegah penyakit gondok dengan menambahkan NaI dengan

NaIO3 atau KIO3 pada NaCl.

Iodium diperlukan tubuh untuk sistesis hormon tiroksin, yaitu suatu homon yang

dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan,

perkembangan, dan kecerdasan. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dalam

waktu lama, kelenjar tiroid akan membesar untuk manangkap iodium, yang lebih

banyak dari darah. Pembesaran kelenjar tiroid tersebutlah yang sehari-hari kita kenal

sebagai penyakit gondok.

Manusia tidak dapat membuat unsur iodium dalam tubuhnya seperti ia membuat

protein atau gula. Manusia harus mendapatkan iodium dari luar tubuhnya yakni

melalui serapan dari iodium pada makanan/minumam. Kebutuhan tubuh akan

iodium rata-rata mencapai 1-2 mikrogram per kilogram berat badan perhari. Jumlah

ini sangatlah kecil, pada orang dewasa saja hanya dibutuhkan 150 mikrogram.

2. Bahan pembuat AgI yang digunakan sebagaimana halnya AgBr dalam film

fotografi.

Page 17: Halogen & Senyawanya

15

BAB III

PENUTUP

Simpulan

Halogen adalah unsur-unsur yang terletak pada golongan VIIA pada sistem

periodik unsur, yang terdiri dari Flourin (F2), Klorin (Cl2), Bromin (Br2), Iodin (I2), dan

Astatin (At2). Unsur-unsur golongan VII A umumnya tidak ditemukan di alam dalam

keadaan bebas, melainkan dalam bentuk garamnya karena sifatnya yang sangat reaktif.

Oleh karena itu unsur-unsur nonlogam ini disebut halogen, yang berasal dari kata halo

genes yang artinya pembentuk garam.

Saran

Sebagai mahasiswa kimia, khususnya calon guru, kita harus mengkaji lebih jauh

tentang unsur-unsur yang terdapat di bumi, khususnya halogen sehingga kita dapat

memanfaatkannya dengan baik dan terhindar dari dampak negatif yang diakibatkan

oleh unsur atau senyawa halogen.

Page 18: Halogen & Senyawanya

16

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Anshory, Irfan dan Hiskia Achmad. 2003. Kimia SMU Untuk Kelas 3. Jakarta:Erlangga.

Brady, James E. 1999. Kimia Universitas. Jakarta : Binarupa Aksara.

Farida, Ida. 2007. Materi Perkuliahan Kimia Anorganik I. Bandung: UIN Bandung.

http://curtis-collection.com/curtis/nai_images/steelfacing_400.gif

http://eka-yosep-suwandi-13.blogspot.com/2008/04/halogen.html

http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Kimia/0245%20Kim%203-4b.htm

http://id.wikipedia.org/wiki/Astatin

http://id.wikipedia.org/wiki/Brom

http://id.wikipedia.org/wiki/Fluor

http://id.wikipedia.org/wiki/Halogen

http://id.wikipedia.org/wiki/Klor

http://id.wikipedia.org/wiki/Yodium

http://inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/2007/03/bab-5-kimia-logam-golongan-utama.pdf.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/thumb/f/fd/Membrane_cell.jpg/180px-Membrane_cell.jpg

http://www.docbrown.info/page12/gifs/ElecNaClAnim.gif

http://www.edu2000.org/portal/index.php?option=com_content&task=view&id=313&Itemid=9

http://www.infonuklir.com/modules/news/article.php?storyid=99

Keenan dkk. 1996. Kimia untuk Universitas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Martin, Alfred dkk. 1993. Farmasi Fisik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Primagama. 1999. Modul Belajar Kimia. Yogyakarta: Primagama.

Sudarmo, Unggul. 2004. Kimia unutk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.

Sunarya, Yayan. 2002. Kimia untuk SMU kelas III. Bandung:Grafindo

Wilkinson dan Cotton. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia.

www.geocities.com/kipetruk/kimia.pdf

www.physchem.co.za