SM 07

46
Kelompok 2 1.Eva Majidah Nugrahani (101810301001) 2.Fani Atrica Suwita (101810301007) 3.Agita Raka (101810301013) 4.Hefinda Erfiandika (101810301019) 5.Umi Fadilah (101810301023) 6.Mukaromatus Siami (101810301001) 7.Putri Zakiah Bellaninda(101810301035) 8.Wiwik Sofia (101810301046) 9.Ach.Zainur Rozikin (101810301040) 10.Dewi Rara (101810301034) 11.Melia Dwi (101810301001)

Transcript of SM 07

Kelompok 21.Eva Majidah Nugrahani (101810301001)

2.Fani Atrica Suwita (101810301007)3.Agita Raka (101810301013)

4.Hefinda Erfiandika (101810301019)5.Umi Fadilah (101810301023)

6.Mukaromatus Siami (101810301001)7.Putri Zakiah Bellaninda(101810301035)

8.Wiwik Sofia (101810301046)9.Ach.Zainur Rozikin (101810301040)

10.Dewi Rara (101810301034)11.Melia Dwi (101810301001)

Struktur molekul

IR

MS

UVNMR

Gugus kromofor

Gugus fungsi

Lingkungan proton

Mr ion molekul

Teknik analisis instrumental untuk membantu identifikasi struktur molekul senyawa murni berdasarkan massa molekul relatif ionnya/ion fragmennya

Spektroskopi massa biasanya ditampilkan dalam bentuk grafik

Tiap puncak mewakili ion dengan rasio massa muatan tertentu (m/z)

Tinggi rendahnya puncak mengindikasikan kelimpahan relatif ion tersebut.

Ion dengan massa tertinggi umumnya dianggap sebagai ion molekuler yang setara dengan BM sampel.

Prinsip alat spektroskopi massaDapat dibagi menjadi 3 yaitu :

1. The iOn soUrce (sampel yang diionkan)2. the mass Analyzer3. The detector

IonisasiIonisasi

Sample

+_

Mass AnalyzerMass Analyzer DetektorDetektor

Cara Memasukkan Sampel

1. Gas : jarang digunakan kecuali langsung dari GC MS

2. Cair : disuntikkan

3. Padat : dimasukkan ke dalam kapiler (seperti pada uji titik leleh)

Instrumentasi

Tahapan

1. Tumbukan Elektron (Electron Impact/EI)

Dalam ruang pengionan, uap sampel ditumbuk dengan elektron berenergi tinggi (70 ev). Energi yang diserap molekul sampel akan mendorong pelepasan/ pengionan elektron dari orbital ikatan dan orbital anti-ikatan. Energi ditransfer kearah pembentukan ion melalui proses tumbukan seperti terlihat pada persamaan reaksi berikut :

▪ A-B-C + e- → A-B-C+ + 2 e-

1. Tumbukan Elektron (Electron Impact/EI)

Dalam ruang pengionan, uap sampel ditumbuk dengan elektron berenergi tinggi (70 ev). Energi yang diserap molekul sampel akan mendorong pelepasan/ pengionan elektron dari orbital ikatan dan orbital anti-ikatan. Energi ditransfer kearah pembentukan ion melalui proses tumbukan seperti terlihat pada persamaan reaksi berikut :

▪ A-B-C + e- → A-B-C+ + 2 e-

2. Electrospray Ionisation (ESI)ESI merupakan tehnik MS yang mampu

menghasilkan fraksi besar dari fragmen-fragmen molekul organik atau analit biologis.

Suatu larutan disemprotkan melalui pipa berdiameter sangat kecil kedalam ruang vakum dengan medan listrik bergradient beberapa ratus hingga ribuan volt per centimeter, menghasilkan ion gas dari solut

2. Electrospray Ionisation (ESI)ESI merupakan tehnik MS yang mampu

menghasilkan fraksi besar dari fragmen-fragmen molekul organik atau analit biologis.

Suatu larutan disemprotkan melalui pipa berdiameter sangat kecil kedalam ruang vakum dengan medan listrik bergradient beberapa ratus hingga ribuan volt per centimeter, menghasilkan ion gas dari solut

3. Chemical Ionization (CI)

Ion yang akan dianalisa diproduksi melalui transfer suatu partikel (H+, H-, dan lebih berat) hasil pengionan suatu reaktan berupa gas yang lebih berat ke dalam sampel. Umumnya reaktan

yang digunakan adalah gas metana pada tekanan 0,2-2,0 torr (27-270 pascal).

Mula-mula metana (CH4) diionkan melalui proses tumbukan elektron menghasilkan ion CH4

+ . Selanjutnya ion tersebut bereaksi dengan

molekul netral metana yang lain menghasilkan asam Bronsted yang kuat untuk bereaksi dengan

molekul sampel melalui transfer proton.

3. Chemical Ionization (CI)

Ion yang akan dianalisa diproduksi melalui transfer suatu partikel (H+, H-, dan lebih berat) hasil pengionan suatu reaktan berupa gas yang lebih berat ke dalam sampel. Umumnya reaktan

yang digunakan adalah gas metana pada tekanan 0,2-2,0 torr (27-270 pascal).

Mula-mula metana (CH4) diionkan melalui proses tumbukan elektron menghasilkan ion CH4

+ . Selanjutnya ion tersebut bereaksi dengan

molekul netral metana yang lain menghasilkan asam Bronsted yang kuat untuk bereaksi dengan

molekul sampel melalui transfer proton.

4. Fast Atom Bombardment (FAB)FAB merupakan suatu tehnik ionisasi yang

popular untuk molekul non-volatil dan atau labil terhadap temperatur tinggi. Baik digunakan untuk molekul polar dan molekul dengan berat molekul tinggi. Umumnya FAB menggunakan uap atom netral berkecepatan tinggi seperti Argon dan Xenon pada 8 kV. Sampel yang dianalisa dapat berupa padatan atau sampel yang dilarutkan dalam pelarut kental seperti gliserol. Biasanya ion pseudo molekuler [M+H]+ terbentuk bersama sedikit ion fragmen dengan massa yang lebih rendah.

5. Field Desorption (FD)

Untuk material yang kurang volatil, ionisasi biasanya dilakukan dekat permukaan elektroda melalui gradient medan listrik yang sangat tinggi (beberapa volt per angstrom). Awan elektron dalam molekul didistorsi dan bagian molekul yang mengandung kelebihan elektron berperan sebagai anoda. Ion yang terbentuk akan ditolak oleh anoda. Lifetime dari ion ini sangat singkat dibandingkan dengan ion hasil tumbukan electron. Karena sedikit energi yang ditransfer berupa energi dalam dan ion bergerak sangat cepat, dan fragmentasinya sangat sedikit, maka berat molekul sangat mudah dideteksi.

6. Matrix Assisted Laser Desorption Ionization (MALDI)

• MALDI adalah metode ionisasi yang lemah dan fragmentasi ion sampel jarang terjadi. Ion yang dihasilkan biasanya berupa ion molekuler sehingga spektra yang dihasilkan sangat sederhana.

• Metode ini baik digunakan untuk sampel dengan berat molekul lebih besar dari 700.000, dan tehnik ini telah digunakan untuk menentukan berat molekul dari molekul biologi besar yang bersifat polar, seperti enzim, analisa interaksi antibodi. Sampel berupa matriks organik atau dibuat dalam matrik organic (asam sinapinat biasanya untuk sampel protein), dioleskan pada permukaan suatu lempeng, selanjutnya diradiasi dengan sinar laser (N2 337 nm)

6. Matrix Assisted Laser Desorption Ionization (MALDI)

• MALDI adalah metode ionisasi yang lemah dan fragmentasi ion sampel jarang terjadi. Ion yang dihasilkan biasanya berupa ion molekuler sehingga spektra yang dihasilkan sangat sederhana.

• Metode ini baik digunakan untuk sampel dengan berat molekul lebih besar dari 700.000, dan tehnik ini telah digunakan untuk menentukan berat molekul dari molekul biologi besar yang bersifat polar, seperti enzim, analisa interaksi antibodi. Sampel berupa matriks organik atau dibuat dalam matrik organic (asam sinapinat biasanya untuk sampel protein), dioleskan pada permukaan suatu lempeng, selanjutnya diradiasi dengan sinar laser (N2 337 nm)

Aplication of Mass

Spectroscopy

Isolasi dan Identifikasi Fraksi

Teraktif Dari Ekstrak

Kloroform Daun Ketapang

PendahuluanKetapangKetapang

Langkah Kerja

Metode GC-MS dapat digunakan untuk mengetahui struktur senyawa yang terkandung dalam fraksi paling aktif dari ekstrak kloroform daun ketapang. Metode ini merupakan gabungan dari metode kromatografi gas dan spektrometri massa.

Alat dan Bahan

Alat ;- Pipa kapiler- Plat tetes- Lampu UV (pj. Gel=254 nm)- KLT- Rotary eveporator- Kolom kromatografi- Pipet tetes- Tabung rekasi- Kompor listrik- Cawan penguapan- Lampu neon 20 watt- Seperangkat alat GC-MS

Bahan ;- Daun ketapang yang berwarna hijau- Asam sulfat pekat- Merkuri klorida pekat- Sebuk magnesium- Kalium iodida p.a- Asam klorida p.a- Amil alkohol p.a- FeCl3 1%- Anhidrida asam asetat p.a- NaOH p.a- Ammonia p.a 25%- akuades,- n-heksana teknis, kloroform teknis, etilasetat teknis, etil asetat p.a.,

kloroform p.a.,- n-heksana p.a., silika gel 60 GF254 dan 60 G,- tween 80 p.a. dan larutan garam laut 3,80%.

Prosedur penelitianProsedur penelitian

Kromatografi lapis tipis terhadap ekstrak kloroform dilakukan dengan fase gerak berupa campuran n-heksana p.a., etil asetat p.a. dan kloroform p.a. dengan berbagai perbandingan dan fase diam berupa plat silika gel 60 GF254. Komposisi pelarut yang menghasilkan pemisahan KLT terbaik kemudian digunakan sebagai fase gerak dalam kromatografi kolom ekstrak kloroform. Fase diam dalam kromatografi kolom tersebut adalah silika gel 60 G.

Ekstrak kloroform daun ketapang dan fraksi-fraksi hasil kromatografi kolom diuji aktivitasnya dengan metode BSLT. Pembuatan larutan dibantu dengan penambahan tween 80 p.a. sebanyak 15 μL dan penggojogan selama + 1 menit. Uji aktivitas tersebut dilakukan dengan 3 kali replikasi.

Fraksi yang memiliki harga LC50 paling kecil dipilih

sebagai fraksi palingaktif. Fraksi tersebut kemudian dianalisis

dengan GCMS-QP2010S Shimadzu yang memiliki kolom

berjenis Rtx-5MS dengan panjang 30 m dan diameter internal

0,22 mm. Gas pembawa yang digunakan dalam alat tersebut

adalah helium. Kondisi alat GC-MS yang digunakan adalah

temperatur injektor 3200 C, tekanan 13,7 kPa, aliran total 40

mL/menit, aliran kolom 0,50 mL/menit, kecepatan linier 25,90

cm/detik, purge flow 3 mL/menit, split ratio 73,0, temperatur

kolom terprogram dari 700 C (dipertahankan selama 5 menit)

hingga 3000 C (dipertahankan selama 52 menit) dengan laju

kenaikan temperatur sebesar 100 C /menit, temperatur

sumber ion 2500 C dan interface temperature 3200 C.

Hasil Maserasi dan penapisan fitokimia

Hasil pengujian dengan KLT

Uji Aktivitas Ekstrak Kloroform DaunKetapang

Tabel 6. Hasil Penapisan Fitokimia terhadap Ekstrak Kloroform Daun

Ketapang

Gambar 2. Kromatogram Fraksi H Ekstrak Kloroform Daun Ketapang

Hasil Spektrogram

KesimpulanPenelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:1. Ekstrak kasar kloroform daun ketapang mengandung senyawa alkaloid, terpenoid, triterpenoid dan steroid serta berpotensi sebagai antikanker dengan harga LC50 sebesar 3,22 ppm.2. Fraksi H hasil kromatografi kolom ekstrak kloroform daun ketapang yang merupakan fraksi paling aktif mengandung senyawa terpenoid dan berpotensi sebagai antikanker dengan harga LC50 sebesar 10,01 ppm.3. Hasil analisis dengan GC-MS menunjukkan bahwa, fraksi H hasil kromatografi kolom mengandung senyawa fitol, asam palmitat dan 1- nonadekena.