Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial
-
Upload
athiyah-salwa -
Category
Documents
-
view
573 -
download
4
Embed Size (px)
Transcript of Slogan Iklan Televisi Mediasi Antara Manusia Dan Realitas Sosial

FUNGSI SLOGAN IKLAN TELEVISI SEBAGAI MEDIASI
ANTARA MANUSIA DAN REALITAS SOSIAL
(Sebuah Kajian Analisis Wacana Kritis dengan Ancangan SFL)
Oleh
Athiyah Salwa
13020210400002
MAGISTER LINGUISTIK
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2011
1 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

FUNGSI SLOGAN IKLAN TELEVISI SEBAGAI MEDIASI ANTARA
MANUSIA DAN REALITAS SOSIAL
(Sebuah Kajian Analisis Wacana Kritis dengan Ancangan SFL)
Athiyah Salwa
Abstract
Iklan televisi merupakan salah satu sarana yang paling diminati untuk menyampaikan maksud dan tujuan seseorang atau lembaga dewasa ini. Iklan sangat efektif sebagai media untuk menyampaikan makna dengan menggunakan bahasa-bahasa yang terangkum di dalamnya. Tidak hanya itu, makna yang disampaikan dalam bahasa kadang kala juga merupakan simbol dari realitas dan keadaan sosial dalam masyarakat pengguna bahasa itu sendiri. Penelitian ini mencoba mendeskripsikan aktifitas sosial apa sajakah yang muncul dalam bahasa-bahasa yang digunakan dalam sebuah iklan dan mendefinisikan hal-hal apa saja yang mempengaruhi tumbulnya penggunaan bahasa tersebut.
Kata Kunci: Analisis Wacana Kritis (CDA), SFL, dan Iklan
1. PENDAHULUAN
Bahasa merupakan alat komunikasi bagi mahluk hidup termasuk di dalamnya
manusia, hewan dan tumbuhan. Dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan suatu hal
yang kompleks sama halnya dengan begitu kompleksnya kehidupan mahluk hidup di
muka bumi ini. Perkembangan dan seluk beluk kebahasaan berjalan beriringan
dengan tingkat peradaban umat manusia itu sendiri. Semakin tinggi dan luas
peradaban umat manusia di muka bumi ini, maka akan semakin tinggi dan kompleks
pula bahasa akan berkembang.
Pada umumnya, bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan
suatu makna dan mendeskripsikan sebuah simbol. Yang dimaksud dengan makna
disini sangatlah luas,baik yang sengaja dibuat oleh manusia maupun tidak. Selain itu,
simbol-simbol yang ada dalam kehidupan umat manusia juga dapat disajikan dan
digambarkan melalui bahasa.
Banyak sekali hal-hal yang menggunakan bahasa sebagai alat untuk
menyampaikan makna. Dimulai dari hal yang paling dasar dan paling umum adalah
manusia itu sendiri. Mereka menghasilkan tuturan yang didasari atas suatu makna
2 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

yang ada dalam fikiran mereka. Bahasa ini digunakan sebagai alat untuk
mengungkapkan ide, perasaan, pengetahuan, dan segala sesuatu yang ada dalam
fikiran manusia. Dan manusia itu sendirilah yang menggunakan berbagai alat selain
tuturan verbal sebagai contoh melalui bahasa tulis untuk mewakili ucapan mereka
secara tidak langsung.
Semakin modernnya teknologi yang berkembang saat ini menjadikan manusia
menjadi semakin kreatif dalam meyampaikan makna. Tidak hanya dengan surat,
koran, majalah, tabloid, novel, atau buku cerita saja mereka dapat menyampaikan apa
yang ada dalam fikiran mereka. Media elektronik yang makin marak dan membudaya
saat ini merupakan sarana yang semakin diminati bagi sebagian kalangan untuk
menyampaikan berbagai ide mereka. Hal ini dikarenakan media elektronik memiliki
jangkauan yang lebih luas daripada media cetak. Sebagai perbandingan, alat
elektronik seperti televisi tidak hanya menyampaikan berita dan informasi yang
dibutuhkan oleh masyarakat intelektual saja melainkan juga hiburan dan informasi
bagi kebanyakan orang baik dengan latar belakang pendidikan tinggi maupun rendah.
Sedangkan media cetak merupakan kebutuhan bagi sebagian kalangan berpendidikan
saja, atau masyarakat umum yang membutuhkan informasi mengenai suatu kejadian
tertentu dalam versi yang lebih lengkap. Namun, porsi berita dan informasi yang ada
dalam media cetak lebih banyak daripada hiburannya. Dalam hal hiburan pun, apa
yang disajikan dalam media elektronik lebih menarik karena disajikan dengan audio
visual yang hidup. Sehingga, koran, majalah, dan tabloid berada dalam urutan kedua
setelah media elektronik yang paling mendominasi saat ini.
Selain informasi baik berita maupun hiburan yang mengisi media elekronik, tak
kalah banyaknya, iklan juga mengisi bagian dalam tayangan pertelevisian. Pihak
swasta memanfaatkan dominasi media elektronik ini untuk mempromosikan produk-
produk yang mereka hasilkan. Pilihan terhadap televisi ini dikarenakan juga karena
pengaruh televisi begitu kuat karena dinikmati oleh sebagian besar masyarakat. Jika
setiap keluarga memiliki setidaknya satu buah unit televisi, maka berapa banyak
pasang mata akan menyaksikan tayangan televisi ini. Sehingga, media televisi
merupakan sarana yang paling ampuh untuk menjaring konsumen.
Setiap iklan televisi memiliki berbagai produk dan tujuan yang akan disampaikan
kepada konsumennya. Yang termasuk di dalamnya adalah iklan produk swasta, iklan
layanan masyarakat, maupun kampanye politik dapat dilakukan dengan media iklan.
Selain tampilan visual yang menjadi andalan dalam menjaring konsumen, kekuatan
3 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

bahasa atau kata-kata yang disampaikan juga mempengaruhi minat pemirsa televisi.
Satu produk dengan yang lainnya memiliki cirri khas masing-masing dalam
menyampaikan produk dan tujuan mereka. Mereka memiliki caranya masing-masing
untuk menunjukkan perbedaannya dengan yang lain. Berbagai gaya bahasa dan
simbol yang mereka gunakan mencerminkan perbedaan mereka dengan yang lainnya.
Iklan-iklan ini berlomba menjaring konsumen sebanyak-banyaknya dengan
menunjukkan keunggulan produk mereka masing-masing.
Pada umumnya, apa yang disampaikan iklan adalah bentuk promosi berupa
pengunggulan agar produk dan pesan mereka dapat ditangkap oleh konsumen. Iklan
ini pulalah yang dari sekedar merefleksikan bentuk kehidupan manusia itu sendiri
menjadi merekonstruksi realitas manusia. Hadirnya iklan dan produk-produk di
dalamnya merupakan layanan terhadap perkembangan kehidupan yang dibuat oleh
manusia itu sendiri. Namun, semaki rumit dan kompleksnya hasil peradaban umat
manusia, mengakibatkan mereka membentuk sebuah realitas seendiri yang pada
dasarnya tidak ada dan tidak dibutuhkan dalam kehidupan umat manusia. Mengingat
semakin berkembangnya zaman dan teknologi, manusia berfikir dan berusaha
bagaimana agar kehidupan mereka lebih mudah, sejahtera dan nyaman. Hal inilah
yang mencetuskan berbagai temuan-temuan produk dewasa ini.
Berangkat dari fenomena sosial ini, penulis mencoba untuk mengangkat
fenomena iklan yang menjadi sarana masyarakat dalam mempromosikan produk
mereka. Penulis mencoba menguak apa yang ada dibalik makna dan pesan yang
mereka sampaikan melalui sumber bahasa yang mereka gunakan, khusunya dalam
slogan dan kata-kata promosi yang mereka gunakan. Dari hasil penelitian ini, penulis
akan menggambarkan masalah-masalah dan bentuk sosial apakah yang mendasari
timbulnya makna tersembunyi yang ada dalam bahasa iklan tersebut.
2. LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, penulis akan menyajikan berbagai sumber yang berkaitan erat dengan
penelitian ini diantaranya analisis wacana kritis (CDA), dan Systemic Functional
Linguistics (SFL).
2.1 Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis - CDA)
Wacana merupakan suatu hal yang masih sangat luas dan global. Jika dikaitkan
dengan bahasa, wacana merupakan sebuah ide dan pemikiran yang termaktub dalam
4 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

bentuk-bentuk bahasa, termasuk di dalmnya dalah sebuah teks. Teks disini juga masih
sangat global baik berupa klausa, kalimat, paragraf, maupun kumpulan paragraf yang
berisikan satu ide pemikiran.
Analisis wacana kritis merupakan salah satu tipe dari analisis wacana yang
meneliti tentang penyalahgunaan kekuatan sosial, dominasi, dan ketaksamaan yang
dimuat dan dihasilkan dalam sebuah teks dan perbincangan dalam konteks politik dan
sosial (Schiffrin, 2003: 352). Analisis wacana kritis mencoba memahami dan
mempelajari sebuah teks sebagai alat untuk mengkritisi dan menggambarkan
masalah- masalah sosial yang berkembang dalam suatu masyarakat. Analisis wacana
kritis (CDA) bukan merupakan sebuah jurusan, aliran, atau spesialisasi lain yang
berhubungan dengan ancangan-ancangan lain dalam analisis wacana. Analisis wacana
bertujuan menyajikan sebuah model dan perspektif yang berbeda pada analisis,
teoritis, dan aplikasi yang membahas seluruh bagian dalam sebuah wacana (Schiffrin,
2003: 352).
Dalam analisi wacana, kita dapat menemukan lebih kurang pembahasan kritis
pada berbagai area seperti pragmatik, analisis percakapan, analisis naratif,
sosiolinguistik, analisis media, dan ancangan analisis wacana yang lain. Sehingga,
analisis wacana kritis bukan merupakan sebuah aliran dalam analisis wacana
melainkan sebuah media untuk meneliti isu-isu sosial yang termuat dalam sebuah
wacana teks. Jadi, masih perlu ancangan lain untuk menganalisi sebuah teks dengan
pendekatan CDA.
Fairclough and Wodak (1997: 271–80 dalam Schiffrin, 2003: 353.) merangkum
prinsip-prinsip utama dalam bahasan analisis wacana kritis. Prinsip-prinsip dalam
analisis wacana kritis tersebut yaitu 1) CDA ditujukan untuk menganalisa masalah
sosial, 2) hubungan kekuasan tidak saling berkaitan, 3) wacana merupakan
representasi dari masyarakat dan budaya di dalamnya, 4) wacana berhubungan erat
dengan ideologi, 5) wacana berhubungan dengan faktor sejarah, 6) CDA digunakan
sebagai mediasi antara teks dan masyarakat, 7) analasis wacana merupakan
interpretasi dan penjelasan, dan 8) wacana merupakan salah satu aksi sosial.
Dengan kata lain, CDA memiliki empat karakteristik penting yang menjadi aspek
utama dalam penelitiaanya yakni 1) tindakan, 2) kekuasaan, 3) historis, 4) konteks,
dan 5) ideologi (Fairclough and Wodak:1997). Tindakan yang dimaksud disini adalah
teks merupakan representasi dari tindakan manusia. Manusia dapat mengkritisi,
mengomentari, menasehati, mengemukakan pendapatnya dalam sebuah teks. Selain
5 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

itu, teks berhubungan dengan kekuasan. Teks tidak hanya sekedar sebuah refleksi
pemikiran penulis melainkan juga pertarungan kekuasaan dan konsep baik dalam diri
penulis sendiri maupun penulis dengan pembaca. Teks juga berhubungan erat dengan
ideologi dan konteks. Konteks didefinisikan sebagai struktur yang mewakili keadaan
mental yang mencakup situasi sosial berkaitan dengan produksi dan komprehensi teks
tersebut (Duranti dan Goodwin 1992; van Dijk 1998b dalam Schiffrin, 2003: 356).
Bahkan, Gee dalam bukunya An Introduction to Discourse Analysis Theory and
Method (1999: 11) mengatakan bahwa bahasa memiliki komponen-komponen yang
ajaib. Ketika manusia berbicara, menulis, ataupun berujar apa yang kita hasilkan
harus sesuai dengan konteks dan situasi pada saat kita berkomunikasi. Namun, dalam
konteks dan situasi yang sama antara satu orang dengan orang lain tidak mungkin
akan menghasilkan ujaran atau tuturan yang sama persis satu sama lain.
Teks dipandang hadir mengikuti konteks yang ada dalam masyarakat dan bentuk
ungkapan fikiran dan ideologi seseorang. Ideologi dalam CDA dipandang sebagai
aspek yang sangat penting dalam membentuk dan memelihara hubungan kekuasaan
yang tidak seimbang. Banyak ahli bahasa yang tertarik bagaimana bahasa menjadi
mediator dan representasi ideologi di berbagai keadaan dan tingkat sosial yang
berbeda-beda (Wodak dan Meyer, 2001: 10).
CDA menawarkan teori dan metode untuk penelitian empiris dalam kaitannya
antara teks dengan perkembangan sosial dan budaya dalam ranah sosial yang berbeda-
beda (Jorgensen dan Philip, 2002:60). CDA pada dasarnya tertarik dan termotivasi
pada tekanan dan isu-isu sosial. Dengan CDA diharapkan masalah-masalah tersebut
dapat dipahami lebih baik lagi (van Dijk, 2009:252). Selain itu, CDA tidak hanya
menjelaskan persoalan sosial saja melainkan juga aspek-aspek dasar dan kondisi yang
menyebabkan isu-isu muncul ditengah masyarakat (van Dijk, 2009:252). Diharapkan
dengan penggunaan CDA pada sebuah analisis wacana, masalah-masalah sosial dan
politik yang ingin diungkapkan oleh seorang peneliti dapat diungkapkan dan
dijelaskan dengan menyeluruh dan lebih baik lagi.
Dalam CDA, sebuah wacana menyumbangkan kontruksi tentang identitas sosial,
hubungan sosial, dan sistem pengetahuan dan makna (Jorgensen dan Philips,
2002:67). Wacana tidak sekedar menjadi mediator antara penulis dengan pembaca,
tetapi juga merupakan hubungan antara masyarakat, kondisi sosial, dan makna yang
terangkum di dalamnya. Diharapkan dengan penggunaan CDA, masalah-masalah dan
isu-isu yang berhubungan dengan sosial, politik, dan budaya yang disampaikan dalam
6 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

sebuah teks dapat disajikan secara menyeluruh baik dari segi penulis, pembaca,
maupun secara objektif dalam teks itu sendiri.
2.2 Systemic Functional Linguistics (SFL)
Systemic Functional Linguistics (SFL) merupakan salah satu ancangan dan
metode dalam analisis wacana sama halnya dengan semantik, pragmatik,
sosiolinguistik, dan analisis percakapan. SFL ini berkaitan erat dengan Systemic
Functional Grammar (SFG) yang diprakarsai oleh Michael Halliday. SFL sangat
memperhatikan sekali hubungan antara bahasa dan elemen-elemen diluar kebahasaan
seperti aspek-aspek sosial dalam kehidupan. SFL merupakan sebuah ancangan
linguistik untuk menganalisis suatu teks yang selalu berorientasi pada karakater-
karakter sosial yang ada di dalamnya (Fairclough, 2003:5). Hubungan antara SFL
dengan CDA sangat berkaitan mengingat SFL mencoba menganalisa kondisi sosial
kemasyarakatan dari kaca mata susunan kalimat dan tata bahasa dalam sebuah teks.
Untuk itulah, ancangan ini merupakan alat dan metode yang berharga dan cukup
signifikan dalam CDA. Sebaliknya, CDA juga memiliki kontribusi yang penting
dalam perkembangan SFL (Fairclough, 2003:5). Kedua belah pihak saling
mempengaruhi satu sama lain. SFL membantu banyak dalam CDA, begitu juga CDA
banyak mempengaruhi dan menginspirasi perkembangan SFL itu sendiri.
Fokus dari SFL ini penggunaan bahasa dalam suatu teks. SFL mencoba mengkaji
bagaimana menggunakan bahasa secara linguistik untuk menelaah makna yang
termaktub dalam sebuah teks. Ancangan ini mencoba melihat bahasa sebagai sebuah
sumber dan alat untuk membentuk makna, ide, dan pemikiran manusia. Walaupun
munculnya SFL ini berkaitan dengan SFG seperti yang dikemukakan oleh Michael
Halliday, SFL tidak hanya melihat suatu teks dari susunan dan strukturnya secara
grammatikal saja, melainkan juga bagaimana struktur dan susunan kalimat ini
membentuk suatu makna. Sehingga, istilah SFL ini berhubungan dan berkaitan erat
dengan ilmu semantik. Bahkan, para ahli SFL sudah banyak sekali yang mencermati
semantik dalam wacana (Martin dan Rose, 2003:3).
SFL telah digambarkan sebagai sebuah teori yang luar biasa, mengingat
bagaimana teori ini mengembangkan dan mengatur kompleksnya fenomena sosial
yang digambarkannya (Martin dan Rose, 2003:3).
Pada dasarnya, SFL memiliki dua perspektif utama yang menjadi prinsipnya
yakni 1) bahasa memiliki tiga levels atau strata utama yakni bahasa sebagai sebuah
tatabahasa, wacana, dan konteks sosial. Selain itu, 2) bahasa dalam konteks sosial
7 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

memiliki tiga fungsi umum yaitu memainkan hubungan kita (manusia dan konteks
sosial), mewakili pengalaman kita, dan mengatur wacana sebagai sebuah teks yang
bermakna (Martin dan Rose, 2003:3)
Dalam SFL, analisis wacana merupakan penghubung antara analisis tatabahasa
dan analisis aktifitas sosial, kadangkala lebih dari itu SFL merupakan mediator antara
para ahli tata bahasa dan teori-teori sosial (Martin dan Rose, 2003:3). Para ahli tata
bahasa sangat tertarik dengan kajian mengenai klausa, kalimat, dan elemen-elemen
pembentuknya. Namun, lebih dari itu, sebuah teks lebih besar dari sebuah kalimat
bahkan klasa (Marton dan Rose, 2003:3). SFL mencoba melihat lebih jauh bagaimana
susunan dan tatabahasa dalam sebuah teks membentuk suatu makna yang
merepresentasikan fenomena-fenomena sosial dalam masyarakat.
Teks bukan hanya merupakan kumpulan kata-kata yang membentuk suatu makna
saja melainkan juga representasi dari budaya dan fenomena sosial. Sejalan dengan itu,
budaya juga bermuatkan kumpulan teks, teori sosial yang mempelajari konteks sosial
(Martin dan Rose, 2003:3).
Dalam kaitannya antara SFL dengan analisis wacana, wacana merupakan media
yang digunakan untuk merepresentasikan aktifitas dan kondisi sosial yang tersusun
atas tata bahasa dan susunan grammatikal suatu teks pada umumnya. Lebih jelasnya,
dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
(Martin dan Rose, 2003:4).
Aktifitas sosial, wacana, dan tata bahasa digambarkan sebagai sebuah lingkaran
yang saling berkaitan satu sama lain. Wacana merupakan bagian dari aktifitas dan
konteks sosial, sedangkan tatabahasa merupakan bagian dari wacana itu sendiri.
Sehingga, ketiganya merupakan elemen-elemen yang saling berkaitan satu sama lain.
Diagram diatas seringkali digunakan dalam SFL untuk menggambarkan model bahasa
dan konteks sosial (Martin dan Rose, 2003:4).
8 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

3. OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Objek penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah bahasa-bahasa yang
digunakan pada iklan televisi, khususnya slogan-slogan yang menjadi andalan
mereka. Sampel yang digunakan beragam namun semuanya merupakan iklan produk
swasta. Sampel iklan yang digunakan pun diambil dari berbagai stasiun televisi yang
ada.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Artinya
penelitian ini hanya bersifat menggambarkan hasil-hasil pembahasan yang ditemukan
di lapangan berkaitan dengan topik pembahasan. Hasil penelitian ini juga tidak akan
dipaparkan dalam bentuk angka melainkan deskripsi yang berupa penjelasan lebih
dalam tentang data pada pengguna bahasa.
Metode yang digunakan pada saat pengumpulan atau penyediaan data adalah
metode simak. Yang dimaksud metode simak disini adalah data dikumpulkan dengan
menyimak penggunaan bahasa. Ini dapat disejajarkan dengan metode pengamatan
atau observasi dalam ilmu sosial (Sudaryanto, 1993:133). Lebih rinci, metode ini
dilakukan dengan teknik sadap. Teknik sadap ini merupakan teknik dasar dalam
metode simak. Peneliti disini menyadap iklan sebagai objek penelitian dengan teknik
simak bebas libat cakap. Peneliti hanya menyimak apa yang diucapkan oleh pengguna
bahasa yang ada dalam iklan televisi.
Dalam penyimakan ini, teknik yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data adalah dengan teknik catat. Peneliti tidak menggunakan teknik
rekam terlebih dahulu, karena data yang digunakan memungkinkan untuk
dikumpulkan dan dicatat secara langsung ketika penggunaan bahasa dalm iklan itu
terjadi. Disini peneliti mencatat seluruh bahasa yang digunakan dalam iklan televisi.
Dalam penyajian hasil analisis data, peneliti hanya menggunakan metode informal
dimana tidak ada simbol-simbol khusus tertentu yang digunakan untuk menyajikan
data. Bahasa yang digunakan dalam iklan ditulis dalam cetak miring dan sumber data
atau nama produk iklan ditulis dalam tanda kurung.
Setelah data disajikan sedemikian rupa, penjelasan lebih mendalam akan
dipaparkan baik sebelum maupun sesudah data. Penjelasan ini akan diuraikan berupa
paragraf yang berkesinambungan baik sebelum maupun sesudahnya. Diakhir
pembahasan, disajikan juga hasil analisis yang berupa uraian penjelasan dan
kesimpulan dari pendeskripsian data.
9 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini, peneliti akan menguraikan beberapa temuan dalam hal ini bahasa yang
digunakan pada iklan televisi yang berkaitan dengan aktifitas dan isu-isu sosial yang
mendasarinya. Data-data ini akan dikelompokkan kedalam kategori tertentu
berdasarkan kedekatan makna yang muncul pada bahasa yang dipakai slogan iklan
televisi. Diantara makna yang muncul, slogan-slogan yang dipakai dalam iklan
televisi memiliki kecenderungan selalu menonjolkan dan mengunggulkan produk
yang ditawarkan untuk menarik konsumen. Mereka hadir dengan menawarkan produk
mereka sebagai refleksi realitas sosial, sebagai solusi kebutuhan sosial, dan
adakalanya produk-produk yang ditawarkan merekonstruksi realitas sosial. Berikut ini
akan dipaparkan penjelasannya lebih mendalam.
4.1 Produk sebagai refleksi
Salah satu makna tersirat yang muncul dalam slogan iklan di televisi adalah mereka
hadir sebagai bagian dari kebutuhan manusi itu sendiri. Mereka (pihak swasta)
menawarkan produk mereka, karena memang (menurut mereka) masyarakat
membutuhkan produknya tersebut. Diantara produk yang ditemukan dengan slogan
tersebut antara lain:
(1) Garnier (Produk Perawatan Wajah dan Kulit)“Sayangi Dirimu”
Datum (1) merupakan produk perawatan wajah dan kulit yang ditujukan khusus untuk
wanita. Produk ini menggunakan slogan dengan sebuah klausa “Sayangi dirimu”.
Penggunaan slogan ini memiliki maksud lebih jauh bahwa produk ini dapat
membantu wanita dalam menyayangi (kecantikan) diri mereka. Lebih mendalam,
slogan ini dapat ditafsirkan dengan kalimat “Sayangi dirimu (dengan Garnier)” untuk
melengkapi klausa yang muncul.
Isu sosial yang muncul disini adalah bahwa wanita sebagai mahluk yang lebih
sensitif dari lelaki membutuhkan porsi perhatian yang lebih banyak baik dari segi
lahiriah maupun batiniah. Produk ini menawarkan sebuah solusi akan kebutuhan
wanita dalam merawat (kecantikan) diri dan tubuh mereka. Slogan dalam produk ini
muncul dengan pertimbangan bahwa wanita perlu untuk menjaga, merawat, dan
mempertahankan keindahan lahiriah yang telah ada secara alamiah pada seorang
wanita sehingga seorang wanita dapat dikatakan menyayangi diri mereka.
10 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

(2) L’oreal (Produk Kecantikan)“Karena kita begitu berharga”
Tidak jauh berbeda dengan datum (1), datum (2) ini menggunakan slogan dimana
produk yang mereka tawarkan merupakan kebutuhan alamiah manusia. Slogan yang
mereka gunakan menggunakan struktur bahasa yang dapat diasumsikan bahwa
hadirnya produk ini sudah sewajarnya ada dan perlu untuk manusia.
Penggunaan kalimat majemuk bertingkat yang dihilangkan kalimat utamanya
dapat diasumsikan lebih jauh dengan “(Pakailah produk L’oreal) Karena kita begitu
berharga”. Penggunaan slogan pada produk ini menawarkan sebuah gagasan bahwa
manusia merupakan mahluk yang berharga dan memiliki derajat lebih tinggi
dibanding dengan mahluk hidup lain. Untuk itulah manusia juga perlu menggunakan
produk yang terbaik, dan inilah produk yang pantas dan paling baik bagi kita
(manusia). Slogan ini dapat diasumsikan bahwa produk mereka pantas untuk dipilih
dan dipercaya dari pada yang lainnya dengan pertimbangan bahwa manusia sangat
berharga dan layak untuk mendapatkan produk yang terbaik seperti yang produk yang
mereka tawarkan.
(3) Citra (Produk Perawatan Kulit dan Wajah)“Awali cantikmu”
Mengekor pada slogan produk kecantikan seperti yang telah dipaparkan diatas,
datum (3) ini juga menggunakan slogan sebuah klausa “Awali cantikmu” yang dapat
diasumsikan lebih jauh dengan “awali cantikmu (dengan Citra)”. Jika pada dua data
sebelumnya, penggunaan slogan bermaksud menonjolkan produk karena (memang)
manusia membutuhkan produk tersebut untuk perawatan wajah dan tubuh mereka,
Datum (3) ini menawarkan sebuah produk yang dapat memulai kecantikan diri
seorang wanita. Sehingga, produk ini merupakan langkah dan cara awal yang dapat
digunakan untuk merawat dan menjaga (dan membentuk) kecantikan diri seorang
manusia, khususnya wanita.
Isu-isu yang mendasari munculnya slogan ini adalah bahwa wanita dapat
dikatakan cantik dan menarik apabila memiliki tubuh yang terawat (putih dan mulus)
yang dapat diperoleh dengan menggunakan produk-produk ini. Datum lain yang
menggunakan gagasan ini pada slogan mereka dapat dilihat berikut ini:
(4) Ovale (Produk Perawatan Wajah)“Bersih itu Cantik”.
11 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Datum (4) ini juga digunakan pada produk perawatan kecantikan. Datum (4)
menggunakan kalimat lengkap yang memilki gagasan bahwa kecantikan itu berasal
dari kebersihan. Untuk itulah, jika wanita ingin terlihat cantik maka wajah dan tubuh
mereka harus bersih. Untuk membersihkannya, mereka dapat menggunakan produk
tersebut. Produk ini menawarkan kebersihan sebagai hasil akhir yang dapat diperoleh
jika menggunakannya. Dan kebersihan merupakan langkah awal untuk tampil cantik.
Disinilah refleksi realitas sosial muncul bahwa wanita selalu ingin untuk tampil cantik
dan menarik. Untuk tampil cantik dan menarik diperlukan tampilan yang bersih,
putih, dan terawat yang dapat dicapai dan diperoleh dengan penggunaan produk-
produk yang ditawarkan.
(5) Asifit (Produk Kesehatan Ibu dan Anak)“Asi Lancar Ibu Bugar”
Berbeda dengan data-data sebelumnya, datum (5) ini merupakan sebuah
produk perawatan kesehatan ibu dan anak. Secara lebih jauh, kalimat ini dapat
diasumsikan dengan “(dengan Asifit) Asi Lancar Ibu (pun) Bugar”. Produk ini
memilki gagasan akan sebuah realitas bahwa ketika asi seorang ibu lancar, maka
kondisi ibu pun akan sehat dan bugar. Sehingga, hadirnya produk ini merupakan hasil
dari refleksi kebutuhan hidup manusia dalam hal ini seorang ibu. Produk ini tidak
menawarkan sebuah solusi akan sebuah masalah sosial melainkan muncul sebagai
bentuk representasi dari kehidupan yang dibentuk manusia itu sendiri.
Sampel terakhir yang ditampilkan pada subbab ini adalah slogan pada sebuah
produk perawatan bayi. Kalimat yang digunakan pada slogannya juga merupakan
bentuk refleksi dari realitas sosial dalam masyarakat.
(6) Zwitsal (Produk Perawatan Bayi)“Bayi riang, ibu senang”
Datum (6) ini memakai bahasa iklan yang mengedepankan pentingnya
kesehatan pada anak. Konsumen yang mereka bidik adalah para orangtua, khususnya
ibu yang memiliki tingkat perhatian lebih banyak dari pada para ayah. Penggunaan
kata “ibu” dari pada “ayah” atau “orang tua” juga merupakan refleksi realitas sosial
bahwa ibu memiliki tingkat kasih sayang dalam menjaga dan merawat anak (bayi).
Slogan ini dapat diasumsikan dengan “(dengan Zwitsal) Bayi (menjadi) riang
(sehingga) ibu (pun) senang”. Slogan yang dipakai sangat tepat mengingat bayi
membutuhkan perawatan khusus untuk menjaga kebugaran dan kesehatannya. Hal ini
12 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

untuk menjaga agar bayi tetap dalam keadaan yang prima dan riang. Pada akhirnya,
dampak yang akan ikut senang adalah para ibu yang merawat mereka.
4.2 Produk sebagai solusi (kebutuhan sosial)
Jika pada subbab sebelumnya data-data yang disajikan lebih mengkerucut sebagai
bentuk refleksi dari realitas kehidupan sosial manusia, pada subbab ini peneliti
mencoba mneguraikan dan menggambarkan beberapa data yang memiliki makna
hadir sebagai solusi atas kebutuhan manusia. Beberapa sampel yang ditulis antara lain
terlihat dalam paparan berikut ini.
(7) Gatsby (Produk Perawatan Rambut Pria)“Cara Cowok Tampil Segar”
Dalam datum (7) ini sebuah produk perawatan rambut bagi pria menggunakan
sebuah slogan melalui sebuah klausa “Cara cowok tampil Segar”. Slogan ini dapat
diasumsikan bahwa produk ini dipakai sebagai solusi bagi laki-laki yang ingin tampil
segar. Secara lebih lengkap klausa ini dapat diperjelas dengan “(Gatsby digunakan
agar) cowok tampil segar”. Jadi bagi lelaki yang ingin tampil segar dalam
penampilannya maka produk ini sangat tepat untuk dipilih. Produk ini menggunakan
kata “cowok” dan bukan “pria” karena lebih menekankan pada konsumen di tingkat
remaja hingga dewasa. Kata ini digunakan agar menarik konsumen yang tidak berasal
dari tingkat usia dewasa saja melainkan juga remaja yang sedang dalam masa
pubertas.
Selanjutnya datum (8) dan (9) di bawah ini merupakan produk kewanitaan,
tepatnya produk pembalut wanita. Keduanya sama-sama menggunakan slogan berupa
sebuah klausa yang memilki makna bahwa mereka akan selalu menjaga dan setia
untuk wanita.
(8) Charm (Produk Pembalut Wanita)“Slalu Ada Untukmu”
(9) Laurier (Produk Pembalut Wanita)“Setia Kapan Aja”
Kedua produk menggunakan klausa yang dapat dijabarkan dengan kalimat
lengkap yakni pada datum (8) “(Charm) selalu ada untukmu” dan pada datum (9)
“(Laurier) setia kapan aja”. Kedua slogan ini memiliki makna yang sama yakni
produk-produk yang ditawarkan akan menjadi penolong atau solusi bagi wanita,
khususnya yang sedang mengalami masa menstruasi. Seperti yang kita ketahui, bahwa
bagi wanita sangat penting sekali menjaga penampilan. Namun, disaat sedang haid
13 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

wanita cenderung merasa gelisah dan kurang nyaman karena takut akan terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan terkait dengan datang bulan mereka. Untuk itulah produk ini
hadir sebagai solusi yang akan membantu para wanita dan akan selalu setia untuk
menjaga kebersihan mereka pada saat haid. Yang mereka tonjolkan adalah solusinya
yang dapat membantu setiap wanita kapanpun mereka membutuhkan produk ini.
Lebih lanjut, slogan iklan yang berisikan sebuah solusi akan kebutuhan sosial
muncul secara eksplisit dalam datum (10) berikut ini;
(10) Visine (Produk Tetes Mata)“Meredakan Mata merah dalam 60 detik”
Datum (10) diatas secara eksplisit menawarkan sebuah solusi kepada
konsumennya secara langsung. Slogan produk ini menyediakan sebuah obat bagi
konsumennya yakni mereka yang sering mengalami mata merah. Namun, tidak hanya
memberikan sebuah obat dan solusi bagi permasalahan masyarakat, dalam slogan
tersebut terdapat keunggulan yang mereka tawarkan yaitu “dapat meredakan dalam 60
detik”. Hal inilah sebenarnya yang lebih ditonjolkan dalam slogan mereka. Mereka
tidak semata-mata menonjolkan keunggulan akan kemampuannya menyembuhkan
penyakit konsumen tetapi juga kecepatannya dalam menyembuhkan tersebut.
Isu sosial yang muncul dalam slogan tersebut adalah masyarakat selalu
menginginkan cara-cara yang instan untuk mengatasi masalah mereka. Termasuk
untuk menyembuhkan penyakit yang dapat dikatakan ringan dalam hal ini meredakan
mata merah, manusia pun menginginkan cara yang mudah, cepat dan efektif.
Berangkat dari fenomena sosial ini, produk ini memunculkan slogan yang
mengedepankan kecepatannya dalam menyembuhkan penyakit.
Merujuk pada gagasan yang sama, datum (11) berikut ini juga merupakan
representasi dari sebuah solusi yang ditawarkan akan sebuah produk dengan
menonjolkan sisi keefektifannya.
(11) Sunlight (Produk Pencuci Piring)“Bersih Kesat Sekali Usap”
Datum (11) menggunakan sebuah klausa yang dapat diasumsikan secara
lengkap dengan “(dengan Sunlight piring menjadi) Bersih (dan) Kesat (dalam) Sekali
Usap”. Produk ini menawarkan sebuah solusi mencuci piring yang efektif yaitu
dengan sekali usap saja piring menjadi bersih dan kesat. Gagasan ini muncul tidak
jauh berbeda dengan datum (10) di atas. Kebutuhan manusia akan penyelesaian
masalah, pekerjaan, dan urusan dalam waktu yang singkat dan metode efektif
14 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

memunculkan penggunaan bahasa dalam slogan produk ini dengan penonojolan pada
keefektifannya. Slogan ini, sama dengan datum (10), mengedepankan tidak hanya
solusinya memecahkan masalah tetapi juga kecepatan dan keefektifan menanganinya.
4.3 Produk sebagai inovasi
Pada subbab ini, peneliti menemukan makna yang muncul dalam slogan berupa
bentuk inovasi atas apa yang sudah ada sebelumnya. Lain halnya dengan data-data
sebelumnya yang menawarkan keistimewaan mereka, data yang akan disajikan
berikut ini menjelaskan dan menggambarkan peringkat mereka dibanding produk
yang lainnya. Hal ini dapat dilihat pada datum (12) dan (13) berikut ini:
(12) Head and Shoulder (Produk Perawatan rambut)“Shampoo Anti Ketombe No. 1 di Dunia”
(13) Downy (Produk Pewangi Pakaian) “Pelembut Pakaian No. 1 di dunia”
Kedua datum menggunakan bentuk slogan yang sama persis, dimana keduanya
memposisikan produk mereka sebagai yang terbaik dari yang paling baik. Kedua
produk ini tidak menjelaskan secara eksplisit apakah yang menjadi keunggulannya
dalam slogan namun langsung mengenalkan kepada konsumen akan peringkat mereka
dibanding produk-produk lain. Meskipun terdapat keterangan peringkat yang
dicantumkan telah melalui survei yang dilakukan kepada masyarakat, dalam slogan
ini menyimpan isu sosial yang jelas. Isu sosial yang muncul adalah bahwa peringkat
paling atas atau peringkat pertama selalu diduduki oleh siapa saja yang paling unggul
dan paling hebat. Asumsi bahwa yang menduduki peringkat pertama akan selalu baik
dan mempunyai khasiat yang unggul dibandingkan dengan mereka yang tidak berada
dalam posisi teratas mendasari munculnya gagasan dalam slogan ini. Sehingga,
dogma dan hegemoni masyarakat yang masih kuat dipegang saat ini adalah peringkat
atau kedudukan paling tinggi atau paling atas selalu dijabat oleh mereka yang paling
hebat dan dan paling unggul dalam segala bidang.
Sejalan dengan gagasan yang paling utama adalah yang paling hebat, datum
selanjutnya juga menawarkan inovasi akan sebuah produk jika dibandingkan dengan
produk merek lain.
(14) Sajiku (Produk Makanan)“Kesempurnaan Tepung Bumbu”
15 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

Datum (14) ini merupakan slogan yang dipakai pada sebuah merek tepung
bumbu. Slogan ini menggunakan kata “sempurna” untuk menonjolkaan
keistimewaannya dibandingkan merek lainnya. Produk ini memposisikan dirinya
berada dalam peringkat yang paling sempurna melebihi peringkat pertama dan teratas.
Isu yang muncul dalam slogan ini adalah kesempurnaan selalu menjadi idaman dan
incaran manusia. Realitas sosial yang muncul adalah yang paling baik adalah sesuatu
yang paling sempurna. Manusia selalu mencari yang terbaik untuk dirinya. Bahkan
jika mungkin mereka akan mencari yang sempurna. Dari gagasan ini, muncul slogan
yang mengutip penggunaan kata “sempurna” untuk menonjolkan dan menarik minat
konsumennya. Sama halnya dengan gagasan yang muncul pada data-data sebelumnya,
data berikut ini juga mengekor pada kesempurnaan dan peringkat tertinggi.
(15) Sunsilk (Produk Perawatan Rambut)“Untuk Rambut Indah Bernilai 10”
Jika kita melihat pada datum (15) diatas nampak dengan jelas kesamaan
makna yang muncul dalam slogan yang dipakai. Pada data sebelumnya mereka
mengangkat gagasan akan peringkat pertama dan kesempurnaan sebagai keunggulan,
datum kali ini mengusung nilai tertinggi sebagai pencapaian yang maksimal.
Penggunaan kata “nilai” dan nominal “10” memiliki makna implisit bahwa, sama
dengan peringkat, nilai paling tinggi dalam hal ini nilai 10 selalu menjadi incaran bagi
setiap orang. Pemikiran bahwa yang mendapat nilai tertinggilah yang paling baik
diusung guna menarik minat konsumen, dalam hal ini mereka yang menginginkan
keindahan rambut dengan nilai tertinggi. Produk ini mengusung gagasan bahwa
sesuatu yang mendapatkan nilai tertinggi adalah yang paling unggul dan paling
menonjol. Isu sosial ini digunakan untuk membidik mereka yang mengincar
kesempurnaan dan nilai (peringkat) yang paling tinggi.
4.4 Produk sebagai rekonstruksi
Subbab kali ini menguraikan data yang tidak sekedar bentuk realisasi dari realitas
sosial masyarakat, tetapi juga mengusung slogan yang merekonstruksi dan
membangun pemikiran baru dalam masyarakat. Salah satu realitas yang dibangun ada
pada slogan datum (16) berikut ini:
(16) Masterproof (Produk Cat Tembok) “Rumah Menawan Keluarga Nyaman”
Pengguna klausa yang dapat dijelaskan secara lebih lengkap dengan “(dengan
Masterproof) Rumah (menjadi) menawan Keluarga (pun menjadi) Nyaman”
16 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

membangun realitas baru bahwa kenyamanan dalam keluarga ditentukan oleh faktor
fisik sebuah hunian. Jika sebuah rumah yang menjadi hunian suatu keluarga secara
fisik menawan, indah, dan bersih maka penghuni rumah yang ada di dalamnya
menjadi nyaman. Slogan ini bukan merupakan sebuah refleksi dari realitas sosial
melainkan mencoba membangun dan memasukkan asumsi kepada konsumen dan
masyarakat bahwa keluarga yang nyaman ditentukan oleh faktor fisik dan materi,
salah satunya bangunan rumah. Slogan dalam iklan ini tidak sekedar menawarkan
sebuah produk, melainkan juga menyelipkan ideologi baru bagi realitas sosial sebuah
keluarga yang diidamkan.
Berikut ini merupakan datum yang menggunakan slogan dimana maknanya
membangun sebuah realitas kecantikan seorang wanita. Lebih jelasnya dapat dilihat
berikut ini:
(17) Veet (Produk Perawatn Kulit)“Cantik itu Kulit Mulus Bebas Bulu”
(18) Marina (Produk Perawatan Kulit)“Cantikmu Cerahkan Harimu”
Meskipun datum (17) dan (18) memiliki bentuk dan susunan kalimat yang berbeda,
namun keduanya memberikan gagasan baru bahwa kecantikan itu memberikan nilai
positif bagi hari-hari seorang wanita. Datum (17) mengusung gagasan bahwa
kecantikan itu adalah yang bebas dari bulu. Kulit tubuh yang bebas dari bulu
merupakan sumber kecantikan alami seorang wanita. Slogan ini membangun sebuah
ideologi bahwa wanita yang cantik adalah yang memiliki kulit tubuh bebas dari bulu.
Sama halnya dengan datum (17) ini, datum (18) juga mengusung sebuah pemikiran
bahwa kecantikanlah yang menentukan bagaimana hari-hari yang akan dilalui seorang
wanita. Jika seorang wanita cantik, maka kehidupan yang dilalui wanita akan cerah.
Sebaliknya, jika wanita tidak cantik, dalam hal ini tidak memiliki kulit tubuh yang
mulus dan putih, maka hari-hari yang dilaluinya akan muram dan tak bersemangat.
Kedua slogan ini menciptakan dan mempengaruhi konsumennya yang notabene para
wanita agar mengikuti apa yang mereka usung. Dengan memakai dan menggunakan
produk mereka, maka para wanita akan mendapatkan kecantikan lahiriah yang akan
membuat hidupnya menjadi lebih baik.
Agak berbeda dengan gagasan pada datum (17) dan (18), data berikut ini
mengedepankan peran produk yang ditawarkan sebagai sebuah kawan baru yang
dapat menggantikan kawan dalam konteks yang sebenarnya.
17 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

(19) Djarum 76 (Produk Rokok)“Yang Penting Happy”
(20) Sampoerna (Produk Rokok)“Teman yang Asyik”
Kedua slogan ini diambil pada produk yang sama namun dengan merek yang berbeda.
Produk rokok ini sama sekali tidak mengunggulkan dan menonjolkan apa yang
mereka tawarkan mengingat eksistensi rokok yang masih menjadi perdebatan di
Indonesia. Di satu sisi, rokok membahayakan kesehatan bagi penikmatnya maupun
orang disekelilingnya. Namun di sisi lain, rokok menghasilkan pemasukan yang tidak
sedikit bagi Negara dan menyediakan lapangan kerja yang sangat luas. Sehingga,
meskipun membahayakan kesehatan, melarang pabrik rokok untuk tidak beroperasi
perlu ribuan kali keputusan dan pertimbangan. Hal ini mempengaruhi promosi yang
dilakukan oleh pabrik rokok. Mereka menggunakan bahasa-bahasa yang samar,
tersirat dan sama sekali tidak menunjukkan keistimewaan mereka.
sSlogan dan bahasa yang digunakan hanya berupa klausa dimana keduanya
merupakan solusi sebagai teman. Slogan pada datum (19) menggunakan kata “happy”
yang bermakna “senang”. Biasanya suasana senang diperoleh ketika bersama teman
maupun kawan kita. Rokok ini mencoba memposisikan diri mereka sebagai teman
yang akan memberikan kesenangan dan kebahagiaan bagai penikmat rokok. Sejalan
dengan itu, datum (20) secara eksplisit menggunakan kata “teman” untuk
memposisikan diri mereka dihadapan penikmat rokok. Realitas yang coba dibangun
disini adalah rokok merupakan representasi dari “teman” yang memberikan
kebahagiaan. Konsumen diperdaya akan sensasi yang diberikan oleh rokok. Sehingga
banyak konsumen yang coba diperdaya dengan realitas baru bahwa rokok merupakan
“kawan”, sama baiknya dengan kawan sesungguhnya.
5. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, peneliti akan
mencoba menarik kesimpulan dalam bab ini. Berdasarkan data-data dan analisis yang
menjelaskan kaitan antara slogan iklan televisi dalam fungsinya sebagai mediasi
antara manusia dengan realitas sosial, peneliti menemukan berbagai kategori makna
dan gagasan yang mendasari munculnya slogan tersebut.
Makna yang muncul dalam data kemudian digolngkan kedalam empat tipe
dasar dimana slogan merepresentasikan produk sebagai 1) refleksi realitas sosial
18 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

manusia; 2) solusi akan kebutuhan manusia, 3) inovasi atas realitas kebutuhan hidup
manusia, dan 4) produk muncul untuk merekonstruksi realitas sosial manusia.
Dalam fungsinya yang pertama, produk muncul sebagai refleksi realitas sosial,
banyak ditemukan pada produk kecantikan yang ditujukan bagi wanita. Produk ini
muncul seolah-olah merupakan kebutuhan dasar dan hakiki bagi kaum hawa,
sehingga memilih produk tersebut merupakan hal yang wajar sesuai dengan
kebutuhan wanita.
Fungsi yang kedua, produk hadir sebagai solusi. Dalam hal ini, produk tidak
hanya menawarkan keistimewaan dan keunggulannya saja melainkan juga mengusung
problematika sosial. Diantaranya adalah manusia cenderung menginginkan metode
yang cepat, singkat dan efektif dalam menyelesaikan persoalan dan pekerjaan.
Sehingga, bahasa yang digunakan dalam slogan iklan ini tidak melulu menawarkan
kemampuannya mengatasi masalah saja tetapi juga kefektifan dan kecepatannya
menyelesaikan masalah.
Selanjutnya, produk yang ditawarkan juga memiliki fungsi sebagai inovasi.
Inovasi disini merupakan terobosan baru yang mereka usung jika dibandingkan
dengan produk lainnya. Mereka mengedepankan gagasan akan kehebatan dan
keunggulan mereka. Hal ini tercermin dalam penggunaan kata-kata dengan nominal
“ke-1”, “sempurna”, dan “bernilai 10”. Inilah yang mencerminkan realitas sosial
bahwa manusia selalu menginginkan mendapatkan yang paling baik dan yang paling
hebat.
Dan yang terakhir slogan iklan ditemukan merekonstruksi pemikiran ideologi
masyarakat. Slogan iklan hadir tidak saja sebagai refleksi kehidupan manusia, tetapi
memberikan sebuah gagasan baru akan realitas sosial itu. Bagaimana kehidupan yang
seharusnya, bagaimana kebahagiaan, kesenangan, dan kenyamanan, dan bagaimana
kecantikan didefinisikan, benar-benar berubah dalam beberapa slogan-slogan iklan
televisi.
Singkatnya, slogan-slogan iklan muncul atas pemikiran manusia dan bagaimana
mereka membentuk kehidupannya sendiri. Produk-produk yang ditawarkan hanya
memfasilitasi akan kebutuhan manusia yang hidup dalam dunia realitas yang mereka
bentuk sesuai dengan pemikiran dan gagasan yang mereka kembangkan sendiri.
19 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial

6. DAFTAR PUSTAKA
Fairclough, N. and Wodak, R. 1997. Critical Discourse Analysis. In: T. Van Dijk
(Hg.): Discourse Studies: A Multidisciplinary Introduction. Vol. 2. London:
SAGE Publications Ltd, s. 258-84
Fairclough, Norman. 2003. Analysing Discourse: Textual Analysis for Social
Research. London: Routledge
Gee, J. P. 1999. An Introduction to Discourse Analysis Theory and Method. London:
Routledge
Jorgensen, M. and Louise J. Philips. 2002. Discourse Analysis as Theory and Method.
London: SAGE Publications Ltd.
Martin, J.R and David Rose. 2003. 2003. Working with Discourse: Meaning Beyond
The Clause. London: Continuum
Schiffrin, D. et all. (ed.) 2003. The Handbook of Discourse Analysis. London:
Blackwell Publishing
Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana
Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Van Dijk, T.A. 2009. Society and Discourse How Social Contexts Influence Text and
Talk. London: Cambridge University Press.
Wodak, R. and Michael Meyer. 2001. Methods of Critical Discourse Analysis.
London: SAGE Publications.
20 Fungsi Slogan Iklan Televisi sebagai Mediasi antara Manusia dan Realitas Sosial