Slf - Main Course

33
IDE GAGASAN Pemerintahan Indonesia melalui visi Indonesia sehat 2010 telah mencanangkan kesehatan untuk menjadi salah satu faktor penentu kualitas hidup manusia. Melalui visi tersebut pemerintah mengharapkan kehidupan rakyat indonesia dimasa depan hidup dalam pola hidup bersih dan sehat. Usaha dalam mewujudkan pola perilaku hidup sehat sejauh ini dapat dikatakan hanya wacana. Hipotesis tersebut telah dibuktikan dengan Data Direktorat Permukiman dan Perumahan Bappenas yang menunjukkan bahwa pada tahun 2012 lebih dari 40% penduduk Indonesia masih belum dapat menikmati fasilitas toilet yang memadai. Tujuan penulisan karya tulis ini dimaksudkan untuk mengedukasi kepada masyarakat Indonesia dan secara khusus kepada pelajar indonesia tentang pentingnya pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain sebagai solusi preventif positif dalam pencegahan sejumlah penyakit, perspektif baru untuk bentuk sabun dalam bentuk kapsul yang mudah digunakan dan praktis dalam penyimpanan akan diusulkan pada karya tulis ini. Kondisi kekinian menunjukkan bahwa pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di indonesia khususnya lingkungan sekolah sangat minim terjadi, serta solusi yang telah ditawarkan sejauh ini juga belum dapat

description

jaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Transcript of Slf - Main Course

Page 1: Slf - Main Course

IDE GAGASAN

Pemerintahan Indonesia melalui visi Indonesia sehat 2010 telah

mencanangkan kesehatan untuk menjadi salah satu faktor penentu kualitas hidup

manusia. Melalui visi tersebut pemerintah mengharapkan kehidupan rakyat

indonesia dimasa depan hidup dalam pola hidup bersih dan sehat. Usaha dalam

mewujudkan pola perilaku hidup sehat sejauh ini dapat dikatakan hanya wacana.

Hipotesis tersebut telah dibuktikan dengan Data Direktorat Permukiman dan

Perumahan Bappenas yang menunjukkan bahwa pada tahun 2012 lebih dari 40%

penduduk Indonesia masih belum dapat menikmati fasilitas toilet yang memadai.

Tujuan penulisan karya tulis ini dimaksudkan untuk mengedukasi kepada

masyarakat Indonesia dan secara khusus kepada pelajar indonesia tentang

pentingnya pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain sebagai solusi preventif

positif dalam pencegahan sejumlah penyakit, perspektif baru untuk bentuk sabun

dalam bentuk kapsul yang mudah digunakan dan praktis dalam penyimpanan akan

diusulkan pada karya tulis ini.

Kondisi kekinian menunjukkan bahwa pola hidup bersih dan sehat (PHBS)

di indonesia khususnya lingkungan sekolah sangat minim terjadi, serta solusi yang

telah ditawarkan sejauh ini juga belum dapat meningkatkan pola hidup bersih dan

sehat. Rendahnya pola hidup bersih dan sehat masyarakat Indonesia

dikhawatirkan memicu timbulnya penyakit seperti abses, fistula ani, diare bahkan

kanker anus. Kondisi tersebut ibarat suatu indikasi bahwa saat ini dibutuhkan

suatu solusi preventif positif yang perlu disiapkan.

Oleh karena itu, keberadaan SKAPTIS diharapkan dapat meningkatkan

pola hidup bersih dan sehat masyarakat Indonesia. Desainnya yang dirancang

secara minimalis dan fleksibel menjadikan sabun ini mudah di simpan dan dibawa

kemana saja. Tidak hanya itu kandungan minyak atsiri yang ada didalamnya dapat

membunuh sejumlah kuman pada tangan, anus dan dapat menimbulkan aroma

wangi yang khas.

Kata kunci: Pola Hidup Bersih dan Sehat, Kelangkaan Sabun, Toilet Sekolah,

Sabun Kapsul

Page 2: Slf - Main Course

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintahan Indonesia melalui visi Indonesia sehat 2010 telah

mencanangkan kesehatan untuk menjadi salah satu faktor penentu kualitas hidup

manusia. Melalui visi tersebut pemerintah Indonesia mengharapkan kehidupan

rakyat Indonesia dimasa depan hidup dalam keadaan pola hidup bersih dan sehat

(Sani, 2011).

Usaha pemerintah dalam mewujudkan pola perilaku hidup sehat sejauh ini

dapat dikatakan hanya wacana. Hipotesis tersebut telah dibuktikan dengan kondisi

toilet pada fasilitas umum yang dapat dikatakan memprihatinkan, kondisi tersebut

masih diperparah dengan kelangkaan sabun yang terjadi disetiap toiletnya.

Peryataan tersebut senada dengan data yang diperoleh dari Direktorat

Permukiman dan Perumahan Bappenas yang menyatakan bahwa di tahun 2012

lebih dari 40% masyarakat Indonesia masih belum dapat menikmati fasilitas toilet

yang memadai. Dalam hal ini termasuk fasilitas toilet sekolah. Bahkan, Indonesia

dinobatkan sebagai negara dengan sanitasi terburuk nomor dua di dunia

(http://www.koran-sindo.com).

Begitu pentingnya kebersihan dan kelayakan fasilitas pada toilet umum

menjadikan kebersihan dan kelayakan fasilitas toilet menjadi rantai awal pola

hidup bersih dan sehat. Beberapa toilet umum yang dimaksudkan ialah toilet

sekolah, pasar, terminal, stasiun, pasar dan beberapa toilet fasilitas umum yang

lain. Pola hidup bersih dan sehat dapat di implementasikan dengan suatu budaya

baru yaitu untuk selalu mencuci tangan dengan sabun. Sabun merupakan elemen

penting dalam mewujudkan pola hidup bersih dan sehat. Selain sebagai

disiinfektan, sabun dapat menjadi media untuk mencegah sejumlah penyakit

seperti diare, abses, fistula ani maupun kanker anus. Telah dibuktikan dengan

rutin mencuci tangan dengan sabun secara otomatis dapat menurunkan angka

penyakit (Anggrainy, 2010). Melalui penelitian lain telah dibuktikan pula bahwa

dengan mencucui tangan dapat meminimalisir jumlah kuman yang ada ditangan

Page 3: Slf - Main Course

sebesar 58 % (Girou dkk, 2002). Namun, dari sejumlah penyakit yang telah

disebutkan diyakini penyakit abses dan fistula ani adalah yang paling

menyusahkan penderitanya.

Fistula ani merupakan alur granulomatosa kronik yang berjalan dari anus

hingga bagian kulit luar anus atau daerah perianal atau dengan kata lain dapat

dikatakan terdapat lubang kecil pada sekitar anus yang secara terus menerus

mengeluarkan nanah. Gejala munculnya penyakit fistula ani dapat ditandai

dengan abses, muncul nanah pada daerah anus dan bercak darah merah cerah pada

feses (Andriani dkk, 2014).

Melihat ancaman dari penyakit fistula ani serta buruknya fasilitas toilet

yang ditandai dengan kelangkaan sabun disetiap toiletnya telah membuktikan visi

pola hidup bersih dan sehat untuk kehidupan rakyat Indonesia agar lebih

berkualitas sekedar wacana nasional semata. Maka dari itu sebuah gagasan kraetif

dan solutif dirancang dalam wujud sabun kapsul praktis (SKAPTIS) dengan

kandungan minyak atsiri daun kemangi. Kandungan minyak atsiri pada kemangi

tidak hanya membuat sabun menjadi wangi namun juga sebagai zat anti bakteri

Escherichia coli dan bakteri Staphylococcus aureus yang terdapat pada tangan

yang keberadaanya dikhawatirkan menjadi penyebab penyakit diare, abses, fistula

ani maupun kanker anus.

Sabun kapsul praktis (SKAPTIS) yang dirancang dalam bentuk kapsul akan

membuat sabun lebih flexibel untuk dibawa kemana saja, disimpan dan efektif

dalam penggunaan dibandingkan dengan menggunakan sabun batang maupun

cair, sehingga dengan sabun kapsul praktis (SKAPTIS) masyarakat Indonesia

tetap dapat menjaga kebersihan tangan dan anus saat usai Buang Air Besar (BAB)

di toilet umum. Kemunculan sabun kapsul praktis (SKAPTIS) akan

diproyeksikan untuk mewujudkan pola hidup bersih dan sehat ditengah

masyarakat Indonesia serta sebagai solusi preventif positif untuk tidak terjangkit

penyakit abses, fistula ani, kanker anus dan diare.

Page 4: Slf - Main Course

1.2 Tujuan Gagasan

Tujuan pembuatan karya tulis berupa gagasan tertulis ini diantaranya:

a. Meningkatkan dan mewujudkan pola hidup bersih dan sehat ditengah

masyarakat Indonesia

b. Mengurangi resiko terjangkit penyakit abses, fistula ani, diare dan kanker anus.

c. Menampilkan perspektif baru untuk bentuk sabun yang mudah digunakan dan

praktis dalam penyimpanan.

d. Melahirkan sektor UKM Kewirausahaan baru yaitu penjualan produk

SKAPTIS

1.3 Manfaat Gagasan

Manfaat dari usulan gagasan kreatif dan solutif yang diwujudkan dalam karya

tulis ini adalah sebagai berikut:

a. Sabun kapul praktis (SKAPTIS) sebagai sarana edukasi dan kampanye untuk

pola gaya hidup bersih dan sehat.

b. Sebagai disinfektan untuk meminimalkan resiko terjangkit penyakit abses,

fistula ani, diare dan kanker anus.

c. Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dan

kebersihan tangan.

d. Menciptakan lapangan kerja baru berbasis wirausaha

Page 5: Slf - Main Course

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Kekinian

Negara indonesia memiliki 23.939 sekolah serta jumlah murid yang ada

sebesar 3.269.771 siswa (http://www.bps.go.id). Jumlah sekolah tersebut masih

dijumlah dengan jumlah perguruan tinggi di indonesia yaitu sejumlah 4259 unit

(http://forlap.dikti.go.id). Secara kumulatif jumlah instansi pendidikan di

indonesia sejumlah 28.198 unit. Melihat jumlah instansi pendidikan yang banyak

dengan kondisi toilet yang langka akan sabun menjadikan visi pola hidup bersih

dan sehat tidak terimplementasi secara nyata dikalangan pelajar,

Edukasi pola hidup bersih dan sehat dikalangan kaum pelajar dapat

dikatakan tidak terimplementasi secara nyata yaitu terbukti dengan minimnya

pelajar yang membawa sabun kedalam tas mereka sebagai wujud menjaga

kebersihan diri. Tidak hanya pelajar, pihak sekolah yang menjadi stakeholder

dalam mewujudkan pola hidup bersih dan sehat seakan meremehkan pentingnya

keberadaan sabun.

Saat ini produk sabun yang telah beredar di pasaran ialah dalam bentuk

batang dan cair, namun kenyatanya dengan dua bentuk sabun tersebut masih

ditemui kelangkaan sabun di setiap toilet fasilitas umum. Selain itu diperkirakan

70 % lebih dari masyarakat umum dan 40 % lebih dari kalangan pelajar tidak

membawa sabun didalam tas atau saku mereka, hal itu karena sabun yang berada

dipasaran tidak memungkinkan untuk dibawa dan tidak flexibel. Representasi

masalah kelangkaan sabun dapat dilihat pada diagram fishbone seperti pada

gambar 1.1 dibawah ini.

Page 6: Slf - Main Course

Gambar 2.1 Diagram Fishbone Penyebab Kelangkaan Sabun

2.2 Solusi Saat Ini

Hingga saat ini meskipun ancaman yang disebabkan oleh kurangnya

kesadaran kebersihan dari pihak masyarakat Indonesia maupun pihak instansi

terkait sudah sangat nyata dan jelas. Ancaman yang paling serius tentunya adalah

penyakit diare, abses dan fistula ani. Begitu seriusnya ancaman penyakit abses

dan fistula ani ini belum ditemui suatu upaya preventif yang nyata untuk

mengatasinya. Sejauh ini upaya terbebas dari sejumlah penyakit tersebut ialah

dengan konsultasi ke dokter bahkan melakukan operasi. Tentunya dibutuhkan

biaya yang tidak sedikit untuk melakukan hal tersebut.

Secara khusus saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan

penyakit fistula ani. Solusi terbaik saat ini adalah dengan melakukan operasi.

Kemungkinan terulangnya timbul kembali fistula ani selalu ada yaitu sebesar 20 –

40% tergantung juga apakah fistula itu sederhana atau susah dan letak fistula itu

sendiri (http://www.rs-premierjatinegara.com).

Solusi yang telah diterapkan saat ini yaitu berupa handsanitazier di toilet,

namun keberadaan handsanitazier hanya ada pada instansi pendidikan dan

fasilitas umum yang mewah saja. Pada beberapa instansi pendidikan dan fasilitas

umum lain handsanitazier hal yang langka dijumpai. Hal ini disebabkan karena

harga untuk sebuah handsanitazier cukup mahal. Namun akan tetapi

handsanitazier ini hanya dapat membunuh kuman yang ada ditangan dan tidak di

area anus sehingga penyakit fistula ani masih dapat rentan terjadi. Meskipun

handsanitazier diletakkan disetiap toilet untuk Buang Air Besar (BAB), hal

Page 7: Slf - Main Course

tersebut merupakan sesuatu hal yang mustahil terjadi. Hal itu disebabkan

peletakan handsanitazier disetiap kamar mandi untuk (BAB) adalah sesuatu hal

yang akan menguras finansial sekolah dan pemilik fasilitas umum terkait.

Peletakan tisu pada beberapa toilet mewah juga tidak memberikan dampak yang

signifikan, pasalnya budaya masyarkat Indonesia tidak sesuai dalam

menggunakan tisu untuk membersihkan diri (dalam hal ini organ anus).

Melihat fenomena tersebut, Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS) dengan

desain kreatif, minimalis dan solutif diusulkan untuk memperbaiki dan

mengembangkan solusi yang telah ada. Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS)

dirancang sebagai suatu inovasi baru dari sabun dengan bentuk kapsul yang

efektif, alami, dan flexible yang dapat meningkatkan budaya pola hidup bersih

dan sehat.

Page 8: Slf - Main Course

BAB III

METODE PENULISAN

Gambar 3.1 Metode Penulisan Paper Gagasan Tertulis

Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa mekanisme penulisan gagasan

tertulis ini menerapkan sejumlah metode penulisan yaitu sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara merupakan teknik yang dilakukan dengan cara melakukan aktivitas

tanya jawab secara langsung. Pertanyaan tanya jawab yang diajukan berkaitan

dengan objek penelitian, masalah penelitian maupun teknis kerja di area objek

penelitian yang ditempati peneliti.

b. Brainstorming

Brainstorming merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mendengarkan masukan dari dosen pembimbing dan rekan setim tanpa

sanggahan apapun.

c. Diskusi

Teknik penulisan yang dilakukan dengan cara bertukar ide dan gagasan secara

lisan yang diimplementasikan secara tertulis.

d. Presentasi

Presentasi merupakan teknik penyampain hasil penulisan dengan cara public

speaking dengan bantuan media powerpoint

Page 9: Slf - Main Course

Sedangkan untuk metode pelaksanaan dari pendirian UKM usaha sabun

kapsul ini yaitu seperti pada gambar 3.1 dibawah ini.

Gambar 3.2 Metode Pelaksanan Usaha Sabun Kapsul

Penjelasan detail tiap langkah dari usaha sabun kapsul akan dijelaskan pada

bagian dibawah ini.

3.1 Pembagian JobDesk Anggota

Pada tahap awal usaha ini dilakukan pembagian jobdesk setiap anggota.

Pembagian jobdesk anggota dilakukan dengan metode diskusi kelompok. Pada

tahap pertama akan menghasilkan list jobdesk yang harus dilakukan oleh setiap

anggota

3.2 Pembelian Alat dan Bahan Usaha Sabun Kapsul

Pada tahap kedua ini anggota yang mendapatkan tugas membeli alat dan

bahan akan membeli alat dan bahan ke toko kimia terdekat. Penentuan toko yang

kimia berdasarkan toko kimia yang resmi dan memberikan harga yang miring.

Pada tahap ini akan dihasilkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk usaha

penjualan sabun kapsul ini. Alat dan bahan yang dibeli ditoko kimia dan

pembelian melalui internet adalah sebagai berikut:

a. Bahan –bahan yang akan dibeli berupa alkohol, 200 gr minyak zaitun, 150 gr

VCO kelapa hijau, 72 gr soda api / Lye, minyak atsiri, 200 gr aquades, dan 5

liter minyak sawit

b. Alat-alat yang akan dibeli berupa jar (untuk menaruh disstilled water),

timbangan digital,kompor, gas, baskom stainless steel, mixer / stick blender,

Page 10: Slf - Main Course

mixing bowl, sendok stainless steel, sarung tangan karet tebal, kacamata

bening atau pelindung mata lain, masker, alat tumbuk, cetakan sabun, kertas

saring dan plastik PP tahan panas.

3.3 Pemberian Trial dan Training ke Ibu – Ibu PKK

Tahap selanjutnya adalah pelatihan dan uji coba pembuatan sabun kapsul

kepada ibu-ibuk PKK. Hal ini dilakukan untuk melatih ibu-ibu PKK dalam

pembuatan sabun kapsul ini. Pelatihan dilakukan dengan cara metode diskusi dan

pelatihan pembuatan secara langsung.

3.4 Proses Produksi Sabun Kapsul

Proses produksi pembuatan SKAPTIS dilakukan oleh ibu- ibu PKK

dengan panduan OPC (Operation Process Chart) yang telah dirumuskan

sebelumnya oleh anggota team .

3.5 Pemasaran Produk Sabun Kapsul

Pada tahap ini akan dilakuakn penentuan segmentasi konsumen, target

penjualan dan cara untuk membentu image produk sabun kapsul dibenak

konsumen. Dalam menentuikan hal tersebut akan dilakukan dengan cara metode

STP. Penerapan metode STP akan dibahas dan menjadi diskusi oleh setiap

anggota usaha sabun kapsul. Sedangkan untuk metode pengembangan pemasaran

akan dilakukan dengan metode marketing mix. Pemasaran akan dimulai dengan

melakukan promosi dan edukasi tentang bahaya penyakit pada anus melalui

promosi di setiap event kampus di UMS ataupun melalui artikel yang penulis buat

pada blog, facebook dan media sosial lain. Lokasi pemasaran akan berkembang

secara bertahap disetiap bulan dimulai dari kantin UMS hingga ke beberapa

instansi pendidikan, mall / tempat umum di kota solo.

3.6 Evaluasi Hasil Penjualan Produk Sabun Kapsul

Tahap terakhir dari usaha sabun kapsul adalah ,melakukan evaluasi dari

hasil penjualan sabun kapsul. Evaluasi dilakukan dengan metode diskusi dengan

bahan diskusi data hasil penjualan, jenis kecacatan produk dan kritikan dari

konsumen. Metode nominal group technique, analisa fishbone dan analisa pareto

chart akan dilakukan dalam proses perbaikan dari usaha sabun kapsul ini.

Page 11: Slf - Main Course

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Stakeholder

Gagasan imajinatif, kreatif dan solutif ini dapat terwujud melalui partisipasi

aktif dari pihak – pihak dibawah ini yaitu seperti tertera pada tabel 1.1 dibawah ini

Tabel 4.1 Pihak –Pihak Pengimplementasi Gagasan

Pelaksana Sumber Dana Progam Universitas(Laboratorium Farmasi, Kimia & Industri)

Universitas, sponsorship

Melakukan riset dan pembuatan komposisi sabun yang tepat dan alami. Membantu mensosialisasikan urgensitas keberadaan SKAPTIS

Media TV, Cetak dan Online

Mandiri dan Sporsorship

Untuk melakukan iklan dan sosialisasi pola hidup bersih dan sehat berbasis SKAPTIS

Instansi Fasilitas Umum

Mandiri Menyediakan SKAPTIS dibeberapa toilet umum dan fasilitas umum..

UKM (Produksi Sabun)

Mandiri Bersinergi dengan universitas dalam produksi dan penjualan SKAPTIS

Untuk produksi dan pemasaran Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS) memerlukan

keterlibatan beberapa lembaga dari yaitu diantaranya sebagai berikut:

Tabel 4.2 Peranan Lembaga Perancang Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS)

No Lembaga Peranan1 Laboratorium

Farmasi UMSMemberikan rekomendasi mengenai elemen farmasi yang digunakan dalam fungsinya sebagai disinfektan

2 LaboratoriumTeknik IndustriUMS

Melakukan strategi segmentation, targeting dan positioning untuk pemasaran Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS)

3 Laboratorium Teknik Kimia UMS

Melakukan uji coba kandungan sabun dan mengetahui keamanan dari kandungan minyak atsiri yang digunakan.

4 Ibu –Ibu PKK Membantu dalam proses pembuatan Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS)

Page 12: Slf - Main Course

4.2 Mekanisme Kerja Stakeholder

Gagasan untuk perancangan Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS) ini dapat

direalisasikan apabila memperoleh dukungan oleh hal- hal strategis berikut ini :

a. Adanya sosialisasi mengenai pentingnya pola hidup bersih dan sehat.

b. Lembaga perancang sabun kapsul praktis (SKAPTIS) yang tertera pada tabel

1.2 telah melakukan pengembangan serta riset yang dibutuhkan.

c. Adanya peranan sosisalisasi sabun kapsul praktis (SKAPTIS) dalam bentuk

iklan melalui stasiun TV dan pembagian freesample gratis SKAPTIS di setiap

fasilitas umum sebagai wujud kampanye pola hidup bersih dan sehat.

d. Dinas perindustrian nasional dan kesehatan melakukan verifikasi dan

memantau langsung terhadap kelayakan penggunaan dari sabun kapsul praktis

(SKAPTIS) selama dalam tahap perancangan dan pengembangan.

e. Pihak instansi pendidikan dan pemilik fasilits umum terkait menciptakan

budaya pola hidup bersih dan sehat (ex: Penjualan SKAPTIS di kantin

sekolah, peletakan SKAPTIS di setiap fasilitas umum dll).

f. Universitas secara continue memberikan dukungan moral, moril maupun

finansial kepada civitas akademik dalam pengembangan, perancangan maupun

riset untuk kasus ini.

4.3 Tahapan Implementasi Gagasan

Langkah –langkah implementasi dari gagasan perancangan dan pembuatan

Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS) ini adalah :

a. Identifikasi faktor penyebab minimnya perilaku pola hidup bersih dan sehat

masyarakat Indonesia

b. Melakukan pengumpulan data serta riset dalam bentuk wawancara, observasi

dan studi literatur.

c. Perancangan dan pembuatan sabun kapsul praktis (SKAPTIS) dalam bentuk

kapsul berdasarkan aspek –aspek yang telah ditentukan seperti kesehatan,

kelayakan dan ergonomi.

d. Pengujian sabun kapsul praktis (SKAPTIS) dengan didampingi langsung oleh

lembaga penelitian seperti dinas kesehatan dan dinas perindustrian.

e. Melakukan evaluasi hasil pengujian sabun kapsul praktis (SKAPTIS)

Page 13: Slf - Main Course

f. Melakukan promosi sabun kapsul praktis (SKAPTIS) kepada masyarakat

Indonesia untuk meningkatkan budaya pola hidup bersih dan sehat.

4.4 Rencana Usaha SKAPTIS

Pada bagian ini akan dibahas tentang deskripsi produk, segmentasi

konsumen, kapasitas produksi, dan strategi pemasaran produk sabun kapsul.

Pembahasan pada bagian ini bertujuan untuk menggambarkan rencana usaha

secara terperinci. Selain itu, disisi lain di sub bagian ini akan dibahas tentang

penerapan metode time and motion study dan aliran proses pembuatan sabun

kapsul yang digambarkan melalui aliran proses pembuatan sabun kapsul. Aliran

proses pembuatan sabun kapsul dapat dilihat pada gambar 3.2 dibawah ini.

Gambar 4.1 OPC Sabun Kapsul.

Page 14: Slf - Main Course

Proses pembuatan sabun melalui tahapan cold process dengan masa curing

5 minggu. Penjelasan tahapan- tahapan dalam pembuatan sabun kapsul adalah

sebagai berikut :

a. Ibu-ibu PKK harus memakai sarung tangan, masker dan pelindung mata saat

akan bekerja. Konsep keselamatan dan kenyamanan dalam bekerja diterapkan

pada proses produksi sabun kapsul.

b. Membuat larutan soda api. Tahap ini dilakukan dengan cara memasukkan soda

api / lye ke dalam wadah berisi air, kemudian larutan soda api diaduk dengan

sendok sampai menjadi larut.

c. Menimbang dan mencampurkan minyak VCO kelapa hijau, minyak kelapa

sawit dan minyak zaitun sampai rata . Kemudian, minyak dipanaskan hingga

hangat, sekitar 55-65 derajat celcius.

d. Suhu larutan soda api dengan minyak diukur pada suhu 55 derajat celcius,

kemudianlarutan soda api dicampur dengan minyak. (Apabila terjadi perbedaan

suhu 5 derajat diantara keduanya tidak masalah)

e. Mengaduk campuran larutan soda api dan minyak menggunakan mixer.

Mengaduk selama 30 detik lalu berhenti kemudian mengaduk manual dengan

sendok. Aktivitas tersebut dilakukan secara berulang hingga campuran larutan

berbentuk seperti adonan kue.

f. Minyak atsiri ditambahkan ke adonan larutan soda api + minyak. Langkah

selanjutnya adalah adonan sabun dituang kedalam cetakan.

g. Cetakan ditutup dengan plastik yang tahan panas dan dibungkus dengan kain

handuk agar tetap hangat. Menunggu selama 2 hari lalu adonan sabun

dikeluarkan dari cetakan.

h. Cetakan dipotong dengan bentuk kotak seperti sabun batang, .kemudian sabun

batang tersebut disimpan kedalam kotak yang berventilasi untuk membuat air

pada sabun menguap.

i. Menunggu pengerasan sabun selama 5 minggu, kemudian sabun ditumbuk dan

dihaluskan hingga sangat halus dengan alat tumbuk.

j. Butiran sabun yang hallus dimassukkan kedalam kapsul.

k. Mengambil sabun kapsul secara acak sebagai untuk pengecekan kualitas.

Page 15: Slf - Main Course

4.4.1 Deskripsi Produk SKAPTIS

Dewasa ini intensitas penggunaan fasilitas toilet umum oleh masyarakat

Indonesia dipasikan terjadi setiap harinya. Sacara psikologis diketahui bahwa

karakter setiap individupun berbeda. Ada individu yang sadar akan kebersihan dan

adapula justru bersikap yang sebaliknya. Kebersihan tangan merupakan prioritas

utama dalam mewujudkan pola hidup bersih dan sehat. Hanya tangan yang

dipenuhi kuman sajalah yang dapat menjadikan penyakit seperti abses, fistula ani,

diare dan kanker anus akan lebih cepat timbul.

Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS) ini akan dirancang secara bio-degradable

yang aman untuk digunakan karena terbuat dari bahan alami dengan kandungan

minyak atsiri. Melalui serangkaian penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui

bahwa kandungan minyak atsiri terbukti mampu dalam mengatasi bakteri Vibrio

cholera, Enscheria coli, Salmonella thyposa dan Salmonella dysentriae yang

merupakan bakteri penyebab penyakit kolera, bisul anus dan disentri (Dewi &

Gunardi, 2010). Telah dibuktikan pula melalui penelitian lain bahwa minyak atsiri

dapat dapat memberikan suatu aroma yang khas (Gunawan & Indonesia, 2009)

(Idrus dkk, 2013) (Widyastuti, 2013).

Sabun ini dikemas dengan bentuk kapsul (mirip dengan kapsul vitamin a) sehingga

memungkinkan untuk dibawa kemana saja (praktis) dan fleksibel dalam penyimpanan.

Kapsul merupakan sesuatu hal yang baru, teruji secara klinis bahwa bahan dari kapsul

tersebut higienis dan aman. Untuk mewakili sifat praktis, ukuran sabun kapsul ini

dirancang dengan panjang= ±15mm dan lebar= ±10mm. Dengan ukuran tersebut, praktis

dalam penggunaan maupun penyimpanan akan terwakili. Gambaran sabun kapsul

tersebut seperti pada di bawah ini.

Gambar 4.2 Dimensional Sabun Kapsul Praktis (SKAPTIS)

Page 16: Slf - Main Course

Sabun yang akan dikemas di dalam wadah kapsul tersebut, merupakan jenis

sabun cair, jelas dikarenakan mudah digunakan dan dapat menyesuaikan dengan

bentuk seperti sifat liquid (cairan). Seperti yang telah diketahui bahwa kebiasaan

untuk mencuci tangan dengan sabun masih belum terbudayakan. Hal ini krusial

jika aktivitas selanjutnya adalah makan, minum, dan sejenisnya. Jika tangan masih

dalam keadaan kotor, tentu dapat dipastikan kuman dan bakteri masih menempel

ketika aktivitas selanjutnya.

Pola hidup yang sehat dengan membiasakan diri mencuci tangan dengan

sabun sesudah aktivitas yang kotor diharapkan mampu meningkatkan pola hidup

bersih dan sehat masyarakat Indonesia. Prioritas kedua yang menjadi konsen ialah

dengan kemudahan dalam membersihkan organ pembuangan (anus) sesudah

buang air. Melalui sabun yang dikenalkan pada paragraf di atas, diharapkan

masyarakat dapat dengan mudah membersihkan organ tersebut dan tangan

mereka. Sabun kapsul praktis yang dapat disimpan dalam kantong celana (saku)

ini memungkinkan mereka melakukan aktivitas bersih diri, yang pada akhirnya

akan membiasakan mereka dengan pola hidup sehat.

Sabun kapsul praktis ini berfokus pada penyediaan disinfektan di fasilitas

umum, seperti toilet sekolah, alat transportasi umum, tempat berkumpulnya orang,

merupakan solusi untuk mengatasi masalah kelangkaan ketersediaan sabun di

beberapa fasilitas-fasilitas umum tadi.

Pengenalan atau sosialisasi tentang penggunaan sabun kapsul praktis ini di

fasilitas umum perlu dilakukan. Diharapkan dengan adanya pengenalan atau

sosialisasi ini minimal masyarakat megetahui akan keberadaan sabun kapsul ini di

fasilitas umum, dan berharap mereka mempergunakannya sewaktu dibutuhkan.

Rencana pengenalan atau sosialisasi akan dilakukan setelah tahapan pembuatan

sabun kapsul ini selesai. Metode pembagian free sample atau sampel gratis kepada

masyarakat, secara keberlanjutan sebagai wujud bentuk pengenalan akan

sebanding dengan hasil yang akan diperoleh yaitu terciptanya cara pola hidup

bersih dan sehat di masyarakat Indonesia. Melalui pola hidup bersih dan sehat

diharapkan dapat meningkatkan standar kesehatan dan taraf hidup masyarakat

Indonesia. Budaya pola hidup bersih dan sehat akan dapat terwujud minimal

Page 17: Slf - Main Course

dengan aktivitas bersih diri setelah aktivitas kotor yang akan mencegah kuman

dan bakteri untuk tidak masuk ke dalam tubuh manusia.

Produk sabun akan dikemas dalam bentuk kapsul sehingga lebih flexibel

dan dapat mengatasi kelangkaan sabun apabila usai BAB di beberapa toilet umum

dan dapat mencegah penyebaran penyakit lain dikalangan pelajar. Sabun kapsul

akan beredar di pasar dalam bentuk 3 sabun kapsul dalam 1 kemasan.

4.4.2 Segmentasi Konsumen Usaha Sabun Kapsul

Segementasi konsumen adalah tahapan untuk mengetahui perilaku

konsumen dan menerapkan strategi yang tepat untuk memperoleh keuntungan

penjulan (Gita, 2014). Segmentasi konsumen usaha sabun kapsul ini adalah

kalangan pelajar kota solo. Pelajar yang menjadi segmentasi konsumen dimulai

dari pelajar SD hingga Mahasiswa adalah suatu sasaran yang tepat untuk usaha

ini, karena kalangan inilah yang hampir pasti selalu berinteraksi dengan toilet di

sekolah maupun universitas masing-masing. Namun tidak menutup kemungkinan

bagi masyarakat umum ( ex : karyawan / karyawati ) yang bekerja di suatu mall

atau tempat umum juga menjadi sasaran yang tepat dari usaha sabun kapsul ini.

4.4.3 Kapasitas Produksi Usaha Sabun Kapsul

Kapasitas produksi akan ditingkatkan seiring dengan perluasan pemasaran

dan permintaan dari konsumen. Rencana produksi sabun kapsul ini akan

dilakukan dengan rencana sebagai berikut :

a. Bulan II merupakan sebagai langkah awal dan menyesuaikan dengan

segmentasi pasar yang telah direncanakan maka sabun kapsul akan diproduksi

sebanyak 300 kapsul menjadi 100 kemasan.

b. Bulan III dengan Target penjualan sebesar 200 kemasan. Penjualan dilakukan

di setiap koperasi mahasiswa di Universitas Muhamadiyah Surakarta dan

melalui media sosial / internet.

c. Bulan IV dengan penjualan sebesar 300 kemasan. Area penjualan akan meluas

ke beberapa tempat umum seperti kantin sekolah, koperasi mahasiswa lain dan

warung-warung di tempat umum.

d. Bulan V dengan menjual 500 kemasan. Pengembangan dan pembentukan

position produk di konsumen sudah mulai dikembangkan pada bulan V.

Page 18: Slf - Main Course

4.4.4 Strategi Pemasaran Produk Sabun Kapsul

Kota solo merupakan kota yang strategis untuk sebagai target pemasaran

karena dalam kota solo terdapat banyak sekali WC, toilet umum dan instansi

pendidikan. Perencanaan pemasaran yang penulis lakukan adalah :

a. Bulan II: memasarkan secara mandiri dan langsung di seluruh kantin Fakultas

Teknik di Universitas Muhamadiyah Surakarta dan Ponpes Assalam.

b. Bulan III: Memperluas daerah pemasaran keseluruh koperasi mahasiswa di

UMS dan mulai melakukan pemasaran ke internet.

c. Bulan IV:. Pemasaran berkembang ke beber.pa tempat umum seperti sekolah,

pasar, mall, stasiun dan terminal.

d. Bulan V: Pemasaran sudah dilakukan dengan konsisten ke beberapa

segmentasi pasar yang telah ditentukan sebelumnya.

e. Bulan selanjutnya diharapkan kegiatan ini terus berkembang.

Pemasaran adalah suatu rangkaian kegiatan bisnis yang saling berinteraksi

dan bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga produk, mendistribusikan,

dan mempromoskan produk yang akan dijual (Sukotjo & Radix, 2010). Dalam

mengidentifikasi customer values metode STP (Segmentation, Targeting dan

Positioning) akan diterapkan agar pemasaran efektif dan konsumen akan

terbentuk image dalam benak mereka tentang produk sabun kapsul.

Metode strategi pemasaran yang digunakan adalah marketing mix yaitu

produk, harga, tempat dan promosi. Hal ini karena empat unsur tesebut berperan

besar terhadap kesuksesan pemasaran dan memperoleh keuntungan (Poernomo,

2009). Keempat hal tersebut akan menjadi kunci utama dalam keberhasilan

pemasaran sabun kapsul.

4.4.5 Analisis Ekonomi Usaha Sabun Kapsul

Pada bagian ini akan dibahas tentang analisis ekonomi usaha sabun kapsul.

Biaya untuk pengadaan alat dan bahan sebagai biaya produksi akan ditampilkan

pada tabel 4.3 dan tabel 4.4. Biaya produksi merupakan biaya yang terdiri dari

biaya alat dan bahan, biaya operasi atau biaya yang dibutuhkan untuk mengubah

bahan baku menjadi bahan siap jual dan membentuk harga pokok produksi

Page 19: Slf - Main Course

(Fachroji, 2012). Pada bagian ini akan dihasilkan kelayakan usaha dari usaha

sabun kapsul.

Tabel 4.3 Biaya Pengadaan Alat Produksi

No Biaya Habis Pakai Jumlah Harga / item Harga1 Kompor Gas 1 Rp400.000 Rp400.0002 Gas LPG 3 kg 1 Rp25.000 Rp25.0003 Timbangan digital 1 Rp1.000.000 Rp1.000.0004 Baskom stainlesssteel 6 Rp50.000 Rp300.0005 Stick blender 1 Rp600.000 Rp600.0006 Pisau 1 Rp60.000 Rp60.0007 Mixing bowl 1 Rp350.000 Rp350.0008 Sarung tangan karet (sepasang) 4 Rp20.000 Rp80.0009 Kacamata pelindung 4 Rp40.000 Rp160.00010 Masker 4 Rp5.000 Rp20.00011 Cetakan sabun 2 Rp100.000 Rp200.00012 Alat tumbuk 2 Rp30.000 Rp60.00013 Kertas saring ( 50 lembar) 2 Rp20.000 Rp40.00014 Plastik PP 1 Rp20.000 Rp20.000

Total Rp3.315.000Tabel 4.4 Biaya Pengadaan Bahan Baku Produksi

No Bahan Harga1 Minyak Zaitun Rp100.0002 5 Liter Minyak Sawit Rp270.0003 640 ml VCO Kelapa Hijau Rp100.0004 1 kg Soda Api Rp15.0005 10 ml Minyak Atsiri Kemangi Rp330.0006 5 liter Aquades Rp20.000

Total Rp835.000Dengan biaya bahan baku tersebut dapat diestimasikan memproduksi

sebanyak 30 sabun batang. 30 sabun batang yang diproduksi setara dengan 2250

sabun kapsul atau 750 kemasan sabun kapsul. Apabila ditetapkan bahwa 1 sabun

batang dijual dengan harga Rp.5000 maka biaya produksi untuk 1 kemasan sabun

kapsul sebesar Rp.200.

Biaya produksi sabun kapsul sudah diperhitungkan secara ringkas dalam

analisis usaha. Analisis usaha yang sudah dilakukan dalam pelaksanaan usaha

sabun kapsul selama 4 bulan (bulan ke-2 sampai ke-5 pelaksanaan

program) .Sedangkan untuk rencana keuangan secara menyeluruh sekaligus

Page 20: Slf - Main Course

asumsi penjualan produk sabun kapsul dapat diuraikan melalui tabel 4.5 dibawah

ini

Tabel 4.5 Analisa Jumlah Penerimaan Profit

Jumlah (Kemasan)

Biaya Produksi ( Rupiah/ Kemasan)

Harga Jual (Rupiah / Kemasan )

Biaya Produksi Total (Rupiah)

Hasil Penjualan Total (Rupiah)

Profit (Rupiah)

100 Rp200 Rp2.000 Rp20.000 Rp200.000 Rp180.000200 Rp200 Rp2.000 Rp40.000 Rp400.000 Rp360.000300 Rp200 Rp2.000 Rp60.000 Rp600.000 Rp540.000500 Rp200 Rp2.000 Rp100.000 Rp1.000.000 Rp900.000

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa profit akan diperoleh pada

saat penjualan bulan ke empat, karena pada saat tersebut total jumlah profit lebih

besar daripada biaya pengadaan bahan baku.

4.4.6 Kesimpulan

Gagasan perancangan sabun kapsul praktis (SKAPTIS) ialah sebagai bentuk

sabun terbaru yang praktis, flexibel, minimalis dan efektif dalam penggunaan.

Gagasan ini sebagai solusi preventif baru yang ditawarkan dalam rangka

meningkatkan kesadaran pentingnya pola hidup bersih dan sehat. Secara khusus

gagasan mengenai sabun kapsul praktis (SKAPTIS) ini diusulkan dalam rangka

mengatasi kelangkaan sabun yang terjadi di beberapa toilet sekolah dan fasilitas

umum.

Prinsip dasar dari sabun kapsul praktis (SKAPTIS) ini ialah sabun yang

dikemas dalam bentuk kapsul yang memiliki kandungan minyak atsiri

didalamnya. Kandungan minyak atsiri tersebut dapat membunuh kuman yang ada

pada tangan maupun kuman yang ada pada anus. Keberadaan sabun kapsul praktis

(SKAPTIS) ditengah masyarakat dan sejumlah fasilitas umum diharapkan dapat

meningkatkan pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penyakit abses,

fistula ani, diare bahkan kanker anus. Bentuk sabun yang berupa kapsul

menjadikan sabun ini lebih flexibel, efektif dan praktis apabila digunakan. Melalui

SKAPTIS diharapkan dapat meningkatkan dan menyadarkan masyarakat

Indonesia tentang pentingnya pola hidup bersih dan sehat.

Page 21: Slf - Main Course

BAB V

PENUTUP

5.1 Rekomendasi

Berdasarkan gagasan yang telah diutarakan pada paragraf diatas maka

dapat diperoleh sejumlah rekomendasi yaitu sebagai berikut:

a. Ibu – ibu PKK di daerah solo potensial untuk menjadi mitra usaha sabun

kapsul, selain itu Kota solo memiliki lebih dari 700 sekolah dan memiliki

jumlah kampung dagang yang banyak akan membuat usaha sabun kapsul

menjadi sangat potensial untuk dilaksanakan dan berkembang.

b. Hendaknya sumber daya berupa TV lokal di solo dapat dimanfaatkan sebagai

media promosi usaha sabun kapsul.

c. Bentuk sabun kapsul menjadi solusi dari tidak ketersedian sabun di toilet

sekolah

d. Sabun kapsul dapat pula ditempatkan disejumlah spot umum seperti toilet

umum, halte, bandara, terminal, stasiun maupun sejumlah tempat umum lain.

Page 22: Slf - Main Course

DAFTAR PUSTAKA

http://www.bps.go.id Diakses pada 23 Februari 2015 jam 18:03

http://forlap.dikti.go.id Diakses pada 23 Februari 2015 jam 18:23