SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/690/1/SKRIPSI NUR JANAH (2).pdf · iv KEMENTERIAN...

135
i HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMK AL FALAH SALATIGA TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Disusun Oleh : NUR JANAH NIM : 111 11 017 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Transcript of SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/690/1/SKRIPSI NUR JANAH (2).pdf · iv KEMENTERIAN...

i

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH

DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM SISWA SMK AL FALAH SALATIGA

TAHUN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh :

NUR JANAH

NIM : 111 11 017

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

ii

iii

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH

DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM SISWA SMK AL FALAH SALATIGA

TAHUN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh :

NUR JANAH

NIM : 111 11 017

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721

Wibsite : www.iainsalatiga.ac.id Email : [email protected]

Dra. Hj. Maryatin, M.Pd.

Dosen IAIN Salatiga

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 4 eksemplar

Hal : Naskah skripsi

: Saudari Nur Janah

Kepada

Yth. Rektor IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari:

Nama : Nur Janah

Nim : 111 11 017

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : Hubungan Penggunaan Metode Index Card Match

Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Siswa SMK Al Falah Salatiga Tahun 2015/2016

Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera

dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Salatiga, 06 Januari 2016

Dra. Hj.Maryatin, M.Pd

NIP. 19690402 199803 2001

v

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721

Wibsite : www.iainsalatiga.ac.id Email : [email protected]

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH

DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SISWA SMK AL FALAH SALATIGA TAHUN 2015/2016

NUR JANAH

NIM : 111 11 017

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan

Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga, pada tanggal 27 Januari 2016 dan telah dinyatakan memenuhi

syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : M. Farid Abdullah, S.PdI., M.Hum __________________

Sekretaris Penguji : Dra. Hj. Maryatin, M.Pd __________________

Penguji I : Drs. Bahroni, M.Pd __________________

Penguji II : Drs. Abdul Syukur, M.Si _________________

Salatiga, 27 Januari 2016

Dekan

FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd.

NIP: 19670121 199903 1 00

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nur Janah

NIM : 111 11 017

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Judul : HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE INDEX CARD

MATCH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIDIKAN

AGAMA ISLAM SISWA SMK AL FALAH SALATIGA

TAHUN 2015/2016.

menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri,

bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang

terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 06 Januari 2016

Yang menyatakan,

Nur Janah

NIM: 11111017

vii

MOTTO

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Taatilah Allah dan Taatilah Rasul

(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu.

Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka

kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunahnya), jika

kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu,

lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”(Q.S. An-Nisa’: 49).

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Ayahandaku Idris dan Ibundaku Sarminah yang sangat saya

sayangi dan hormati yang tak kenal lelah mendidik, mendoakan dan

membimbingku, dan do’a restunya yang tak pernah putus serta

nasihat- nasihatnya yang selalu kurindukan.

2. Saudara-saudaraku (Mbak Markhamah, Mbak Munjayanah, mbak

Siti Asnah, Kang Supriyadi dan adikku Mushlih serta kakak-

kakak iparku, Dan tidak lupa juga keponakan – keponakanku yang

tercinta Yang selalu memberikan motivasi dan dukungan buat aku

biar cepat menyelesaikan skripsi ini.

3. Para sahabat yang selalu menemani di saat suka maupun senang,

yang selalu memotivasi dan memberi banyak dukungan, yang telah

membantu memperlancar dalam penyelesaikan skripsi ini.

4. Keluarga besar dan teman-teman seperjuanganku di Kampus yaitu

kelas PAI A angkatan tahun 2011, kelompok PPL di SMAN 2

Salatiga, kelompok KKN di Dusun Suruh, Desa Banyuadem, Kab.

Magelang, dan teman lainnya di IAIN Salatiga yang selalu

memberikanku semangat berjuang dalam hal apapun serta

memberikan banyak pelajaran yang berharga dan ilmu yang

bermanfaat.

5. Dan kepada semua pihak yang turut membantu terselesainya

skripsi ini, penulis minta maaf karena tidak bisa menyebutkan satu

persatu.

ix

KATA PENGANTAR

حيم حمن الره الره بسم للاه

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

Tuhan yang Maha pengasih dan penyayang yang dengan rahmat, taufik,

serta hidayah- Nya skripsi dengan judul Hubungan Penggunaan Metode

Index Card Match Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa

SMK Al Falah Salatiga Tahun 2015/2016 bisa diselesaikan. Sholawat dan

salam penulis haturkan kepada baginda Nabi Agung, Nabi Muhammad

SAW, serta kepada para sahabat, keluarga, dan orang yang senantiasa

mengikuti dan mengamalkan ajaran- ajaran Beliau.

Penulis mengakui dan sadar bahwa skripsi ini tidak akan selesai

tanpa motivasi, dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak

terkait. Sungguh menjadi kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan

setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

dengan setulusnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama

Islam IAIN Salatiga.

4. Terima kasih kepada Ibu Dra. Hj. Maryatin, M.Pd. selaku

pembimbing, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya,

dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaannya dalam memberikan

bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

x

5. Bapak M. Farid Abdullah, S.PdI. selaku pembimbing akademik.

6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian

akademik IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan akademik.

7. Bapak kepala sekolah beserta guru-guru di SMK Al Falah Salatiga

yang telah memberikan izin untuk penelitian dan membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, banyak

kekurangan yang perlu diperbaiki baik dalam isi maupun metodologi.

Untuk itu penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari berbagai pihak guna perbaikan naskah di masa yang

akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis sendiri

khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Salatiga, 06 Januari 2016

Penulis

NUR JANAH

NIM: 111 11 017

xi

ABSTRAK

Janah,Nur. 2015. Hubungan Penggunaan Metode Index Card Match Dengan

Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam SMK Al Falah Salatiga Tahun

2015/2016. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra.

Maryatin. M.Pd.

Kata Kunci: Metode, Index Card Match, Prestasi Belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana penggunaan

metode Index Card Match siswa SMK Al Falah Salatiga tahun 2015/2016, (2)

Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah

Salatiga tahun 2015/2016, (3) Adakah hubungan penggunaan metode Index Card

Match dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah

Salatiga tahun 2015/2016.

Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan studi korelasional.

Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 157. Dengan pengambilan

sampel sebanyak 60 responden. Kemudian metode pengumpulan data

menggunakan metode angket dan metode dokumentasi. Selanjutnya data

penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan rumus persentase dan

rumus product moment yang kemudian disajikam dalam bentuk deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Penggunaan metode Index Card

Match dalam kategori tinggi 10 siswa dengan persentase 16,67%, kemudian

dalam kategori sedang 35 siswa dengan persentase 58,33%, dan yang termasuk

dalam kategori kurang 15 siswa dengan persentase 25%, (2) Prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam siswa dalam kategori tinggi 18 siswa dengan persentase

30%, kemudian dalam kategori sedang 24 siswa dengan persentase 40%, dan yang

termasuk dalam kategori kurang 18 siswa dengan persentase 30%, (3) Hubungan

penggunaan metode Index Card Match dengan prestasi belajar Pendidikan Agama

Islam siswa kelas X SMK Al Falah Salatiga tahun ajaran 2015/2016, dibuktikan

dengan hasil perhitungan koefisien korelasi product moment yaitu rxy hitung

sebesar 0,237 sedangkan r tabel product moment dengan N= 60 dengan taraf

signifikan 1% yaitu 0,330 dan rxy hitung yang lebih kecil dari r tabel dengan taraf

signifikan 5% yaitu 0,254. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan

yang signifikan antara penggunaan metode Index Card Match dengan prestasi

belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga tahun 2015/2016.

Maka hipotesis yang diajukan ditolak.

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... i

LEMBAR BERLOGO .................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ vi

MOTTO ........................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

ABSTRAK ....................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7

D. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 8

E. Kegunaan Penelitian....................................................................... 8

F. Definisi Operasional....................................................................... 9

G. Metode Penelitian........................................................................... 13

xiii

H. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................ 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 21

A. Pengggunaan metode Index Card Match ........................................... 21

B. Prestasi Belajar ................................................................................... 26

C. Pendidikan Agama Islam .................................................................... 46

D. Hubungan Penggunaan metode Index Card Match Dengan Prestasi

Belajar Pendidikan Agama Islam.........................................................56

BAB III HASIL PENELITIAN ....................................................................... 60

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 60

B. Penyajian Data .............................................................................. 68

BAB IV ANALISIS DATA............................................................................ . 77

A. Analisis Pertama.................................................................................. 77

B. Analisis Kedua .................................................................................... 88

C. Analisis Ketiga .................................................................................... 98

D. Analisis Hasil Uji Hipotesis............................................................ 104

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 105

A. Kesimpulan.................................................................................... 105

B. Saran-saran .................................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Struktur organisasi guru dan karyawan .............................................. 64

Tabel 3.2 Data guru............................................................................................. 65

Tabel 3.3 Data karyawan...................................................................................... 66

Tabel 3.4 Data siswa ............................................................................................ 66

Tabel 3.5 Data sarana dan prasarana .................................................................... 67

Tabel 3.6 Data responden ..................................................................................... 68

Tabel 3.7 Jawaban angket penggunaan metode Index Card Match ..................... 71

Tabel 3.8 Data nilai prestasi belajar Pendidikan Agama Islam .......................... 73

Tabel 4.1 Data hasil angket penggunaan metode Index Card Match .................. 78

Tabel 4.2 Data nilai distribusi frekuensi penggunaan metode Index

Card Match .......................................................................................... 81

Tabel 4.3 Interval penggunaan metode Index Card Match ................................... 86

Tabel 4.4 Persentase penggunaan metode Index Card Match ............................. 88

Tabel 4.5 Data nilai prestasi belajar Pendidikan Agama Islam ........................... 89

Tabel 4.6 Data nilai distribusi frekuensi prestasi belajar Pendidikan

Agama Islam......................................................................................... 91

Tabel 4.7 Interval prestasi belajar Pendidikan Agama Islam ................................ 95

Tabel 4.8 Persentase prestasi belajar Pendidikan Agama Islam ........................... 97

Tabel 4.9 Tabel kerja untuk mencari koefisien Hubungan penggunaan metode Index

Card Match dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam ................. 99

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 2 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 4 Daftar Nama Responden

Lampiran 5 Angket Penelitian

Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 7 Daftar Nilai SKK

Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah aktifitas dan usaha sadar serta rencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dalam masyarakat, bangsa dan negara (Tim Dosen FIP

IKIP, 1981:7)

Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi

kehidupan manusia, pendidikan dapat mendorong peningkatan kualitas

kehidupan yang sangat kompleks, banyak faktor yang harus

dipertimbangkan karena pengaruhnya pada kehidupan manusia tidak

dapat diabaikan, yang jelas pendidikan merupakan salah satu faktor

yang dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia suatu bangsa.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, dengan pendidikan

manusia menjadi lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan, dengan

pendidikan manusia juga akan mampu mengantisipasi berbagai

kemungkinan yang terjadi (Syukur, 2014: 1).

Salah satu tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi

2

pekerti luhur,memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

jasmani dan rohani,kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa

tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Muhibbin,1995:12).

Sehubungan dengan itutingkat pemahaman, penghayatan dan

pengamalan anak terhadap ajaran Islam tergantung pada tingkat

kualitas Pendidikan Agama Islam yangditerimanya. Pendidikan

Agama Islam di sekolah/ madrasah bertujuan untukmenumbuhkan dan

meningkatkan keimanan melalui pemberian danpemupukan

pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman pesertadidik

tentang agama Islam sehingga menjadi manusia yang terus

berkembangdalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan

bernegara, serta untukdapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang

lebih tinggi(Majid dan Andayani, 2005: 135)

Faktor utama keberhasilan pendidikan, adalah kinerja pada

guru yangprofesional dalam segala hal. Salah satunya adalah

kemampuan guru yaitu mampu menempatkan dirinya sebagai guru,

orang tua di sekolah, temanbermain siswa, tempat mencurahkan hati,

kedekatan yang mendidik antar gurudengan siswa. Sikap yang

dominan anak apabila sudah merasa jiwa danhatinya dekat dengan

guru, maka anak akan selalu mengikuti petunjuk guru.Anak selalu

memperhatikan tingkah laku guru, tutur kata guru, pola pikirguru. Hal

ini dapat membuka jalur komunikasi antar guru dan murid yangsehat,

sehingga kedua belah pihak saling menguntungkan, seperti

3

halnyahubungan antara metode dengan keberhasilan siswa.Guru juga

hanya mengejar waktu mengingat harus mengajarkan materiyang

cukup banyak tetapi dengan jam pengajaran yang disediakan cukup

singkat, tanpa memperdulikan siswanya paham atau tidak. Sehingga

hal inimenjadikan siswa kurang tertarik mengikuti mata pelajaran

agama, adabeberapa faktor yang mempengarui siswa tertarik

mengikuti pada matapelajaran agama adalah minat, hasrat, dan cita-

cita siswa, kemudian disusuldengan faktor-faktor berikutnya yaitu

faktor guru di dalam mengajar,kelengkapan buku-buku yang dimiliki

oleh siswa, kondsi kelas, motivasisiswa itu sendiri, serta dorongan

orang tua. Kondisi siswa merupakan faktorpendukung keberhasilan

siwa dalam kegiatan belajar mengajar untukmencapai tujuan yang

telah ditetapakan. Dalam hal ini kondisi siswa yangdimaksud adalah

aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehinggatingkat

kesukaran dan permasalahan yang dihadapi oleh siswa dapat

diketahuioleh guru.

Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki

olehpendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengjar (PBM)

bergantung pada motode yang digunakan oleh gurunya. Jika metode

mengajar guru enak, makasiswa akan tekun, rajin, dan antusias

menerima pelajaran yang diberikan,sehingga diharapkan akan terjadi

perubahan tingkah laku pada siswa baik tuturkatanya, sopan santunnya

dan gaya hidupnya. Padahal perlu diketahui pelajaran Agama Islam

4

memiliki kontribusi pencapaian kompetensiyang harus dimiliki oleh

siswa. Penerapan pembelajaran konvensionalsecara terus menerus

tanpa variasi tersebut dapat menjadi kendala dalampembentukan

pengetahuan secara aktif khususnya dalam metode pembelajaran

Agama Islam. Maka diperlukan variasi dan kreatifitas dalam

metodepembelajaran, salah satunya adalah penggunaan metode Index

Card Match dalam mata pelajaran Agama Islam yang penerapannya

didalam kelas akan tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling

komunikasi,saling mendengar, saling berbagi, saling memberi dan

menerima.

Untuk menggali, memotivasi dan mengawasi perkembangan

tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam, maka siswa harus diikut sertakan aktif dalam pembelajaran agar

hal tersebut dapat terealisasi maka guru harus memilih metode yang

tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

metode yang memungkinkan terjadi komunikasi langsung antara guru

dengan siswa ataupun antara siswa dengan siswa yaitu metode Index

Card Match merupakan metode yang bisa digunakan untuk

mengajarkan konsep, karakteristik,fakta tentang objek atau mereview

materi yang telah diberikan sebelumnya. Gerakan fisik yang dominan

dalam strategi ini dapat membantu menggairahkan siswa yang

kelelahan dimana kartu sebagai media dalam pelaksanaan

pembelajaran (Hisyam Zaini dkk, 2007 : 53). Kelebihan metode Index

5

Card Match adalah dapat menciptakan suasana belajar yang lebih

aktif, kreatif, demokratis, serta pelaksanaanya sangat sederhana

dengan permainan kartu sehingga siswa tidak merasa bosan dengan

proses pembelajaran.

Salah satu tugas guru dalam proses belajar mengajar adalah

menciptakan lingkungan belajar yang dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa. Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa untuk

menemukan aktivitas belajar yang bermakna dan berharga sehingga

mereka merasakan keuntungan dari aktivitas tersebut yakniprestasi

belajar yang memuaskan (Wahyuni, 2009: 38). Motivasi dapat

mempengaruhi siswa saat mereka akan mempelajari materi yang baru

atau pada saat mereka melakuka ketrampilan, strategi, dan perilaku

yang sebelumnya telah dipelajari, dimana semua itu mempunyai

implikasi yang penting bagi sekolah. Selain itu motivasi juga dapat

mempengaruhi apa, kapan, dan bagaimana siswa belajar. Siswa yang

termotivasi belajar ia akan menunjukkan antusiasme terhadap aktivitas

belajar, serta memberikan perhatian penuh terhadap yang

diinstruksikan oleh guru, serta memiliki komitmen yang tinggi untuk

mencapai tujuan belajar.

Maka sangatlah perlu untuk seorang guru dalam proses belajar

mengajar menggunakan metode yang menarik, salah satunya adalah

Index Card Match yang berfungsi sebagaimotivasi untuk meningkat

prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam.

6

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam motivasi belajar

penting bagi siswa. Bagi siswa pentingnya motivasi adalah untuk

menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.

Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, mengarahkan

kegiatan belajar, membesarkan semangat belajar, serta menyadarkan

tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang

berkesinambungan (Dimyati dan Mudjiono, 2002:85). Dalam hal itu,

tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun

belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki

motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah

tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti

motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan

belajar, sehingga seorang murid yang telah termotivasi akan

memperoleh hasil yang maksimal.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik mengadakan

penelitian dengan judul: “HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE

INDEX CARD MATCH DENGAN PRESTASI BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMK AL FALAH

SALATIGA TAHUN AJARAN 2015/2016”

B. Rumusan Masalah

7

Berdasarkan pada latar belakang diatas maka dapat

disampaikan perumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan metode Index Card Match pada siswa

SMKAl Falah Salatiga tahun 2015/2016?

2. Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK

Al Falah Salatiga tahun 2015/2016?

3. Adakah hubungan penggunaan metode Index Card Match dengan

prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah

Salatiga pada tahun 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

Segala sesuatu yang dilakukan pasti memiliki tujuan. Begitu

pula dengan penelitian ini memiliki tujuan yang ingin diperoleh setelah

penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui penggunaan metode Index Card Match pada siswa

SMK Al Falah Salatiga tahun 2015/2016.

2. Mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK

Al Falah Salatiga tahun 2015/2016.

3. Mengetahui adakah hubungan penggunaan metode Index Card

Match dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa

SMK Al Falah Salatiga pada tahun 2015/2016.

D. Hipotesis Penelitian

8

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data

yang terkumpul, sehingga perlu diadakan pembuktian secara jelas

kebenaran yang dapat teramati dan terukur, empiris pada analisis

data untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang

diajukan (Arikunto 1998:23).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “ adakah

hubungan yang signifikan antara penggunaan metode Index Card

Match dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa

SMK Al Falah Salatiga”.

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu,

secara teoritis dan secara praktis.

1. Kegunaan teoritis

penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu

pengetahuan baik secara umum maupun khusus yang berhubungan

dengan Pendidikan Agama Islam sebagai acuan bagi penelitian

selanjutnya khususnya dalam strategi pembelajaran Pendidikan Agama

Islam.

2. Kegunaan praktis

9

a. Bagi Guru

Menambah wawasan bagi guru dalam menggunakan metode

pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam.

b. Bagi Siswa

Memberikan pengalaman baru dalam menggunakan metode

pembelajaran Pendidikan Agama Islam serta dapat menghilangkan

kejenuhan pada siswa dan menjadikan siswa lebih aktif dalam

pembelajaran di kelas.

c. Bagi Penulis

Menambah wawasan keilmuan serta pengalaman yang sangat

berharga bagi penulis untuk bekal yang akan datang.

F. Definisi Operasional

Untuk menjelaskan dan menghindari kesalah pahaman dalam

penafsiran judul, maka penulis akan menjelaskan pengertian yang

terkandung dalam beberapa istilah pokok yang terdapat dalam judul

skripsi ini. Adapun istilah-istilah tersebut adalah :

1. Hubungan penggunaan metode Index Card Match.

a. Hubungan

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia pengertian

hubungan adalah keadaan yang berhubungan atau yang

dihubungkan ( Poerwadarminta, 2006:425).

10

b. Penggunaan

Penggunaan merupakan proses, cara, perbuatan menggunakan

sesuatu, pemakaian (KBBI, 2007: 375). Sedangkan

Poerwadarminto (1982: 333) mengatakan bahwa penggunaan

merupakan hal (perbuatan dsb) mempergunakan sesuatu.

c. Metode Index Card Match

Metode adalah cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan

nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

optimal(Majid,2014:193) Sedangkan Index Card Match adalah

pencocokan kartu indeks(Silbermen, 2004:269).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud metode Index Card Match adalah metode pembelajaran

yang diterapkan dengan cara mencari pasangan dengan

menggunakan kartu index sebagai media pembelajaran yang

dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan

diterapkannya metode ini agar siswa lebih bisa aktif dan

senangdalam megikuti proses pembelajaran, sehingga hasil dari

proses pembelajaran dapat meningkatkan daya serap dan daya

ingat siswa dalam memahami pelajaran yang telah diberikan.

11

2. Prestasi belajar pendidikan agama islam.

a. Prestasi Belajar

Pengertian Prestasi menurut Poerwadarminto(1976:768) adalah

hasil yang telah dicapai. Sedangkan Basuki(1991:3) mengatakan

bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai apa yang telah

dikerjakan dalam penguasaan, pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan

nilai yang diberikan oleh guru.

Sedangkan belajar adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap

penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Sementara itu

sebagian orang ada yang berpendapat bahwa belajar adalah semata-

mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji

dalam bentuk informasi atau materi pelajaran(Muhibbin,1995:88)

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah suatu hasil usaha

yang diperoleh oleh peserta didik setelah mereka mengikuti

pendidikan atau latihan tertentu.

b. Pendidikan Agama Islam

Dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Pendidikan

Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam

meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama islam

12

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan dengan

memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam

hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat

untuk mewujudkan persatuan nasional.

Pendidikan Agama Islam pada jenjang pendidikan dasar

diharapkan dari lulusannya adalah dengan landasan iman yang

benar, siswa terampil dan bergairah beribadah, mampu berdzikir,

dan berdoa serta mampu membaca Al-Qur’an dan menulisnya

dengan benar serta berusaha memahaminya. Sedangkan

Pendidikan Agama Islam pada jenjang pendidikan menengah

diharapkan siswa taat beribadah, mampu berdzikir dan berdoa serta

mampu menjadi imam dan mampu membaca Al-Qur’an dan

menulisnya dengan benar serta berusaha memahami kandungan

maknanya terutama yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Secara umum Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk “

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghyatan, dan

pengamalan peserta didik tentang agama islam, sehingga menjadi

manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt

serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara”(Muhaimin,2002:75-81).

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapatdisimpulkan

bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang

13

dilakukan pendidik dalam dalam mempersiapkan peserta didik

untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran islam

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah

direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena menekankan

analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang kemudian diolah

dengan metode statistika. Dipilihnya penelitian dengan jenis kuantitatif

ini dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Penelitian ini mengkaji dua variabel yaitu penggunaan metode

Index Card Matchsebagai variabel X dan prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga sebagai

variabel Y.

b. Penelitian ini dilakukan untuk mencari adakah pengaruh

penggunaan metode Index Card Match terhadap prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMK Al Falah SalatigaJalan

Bima No.02 Salatiga yang akan dilaksanakan pada bulan

November sampai selesai.

14

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas dan ciri-

ciri yangtelah ditentukaan.Sedangkan menurut Arikunto populasi

adalah keseluruhansubjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Dengan

kata lain populasi adalah sekumpulan individu yang menjadi obyek

dalam penelitian. Adapun yang menjadi populasi penelitian ini

adalah siswa SMK Al Falah Salatiga yang berjumlah 157 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah objek-objek atau bagian dari populasi yang

akan diteliti dan dimanfaatkan untuk memperoleh gambaran

mengenai karakter populasi (Yunus, 2010:267).

Suharsimi Arikunto menjelaskan” apabila subjeknya kurang

dari 100 lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek

besar dapat diambil antara 10% -15% atau 20% -25% atau

lebih(Arikunto, 2010:134).

Berdasarkan teori di atas, maka dalam penelitian ini penulis

mengambil sampel dari seluruh siswa kelas X yang berjumlah 60

siswa.

15

4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

beberapa metode sebagai berikut:

a. Metode Angket

Angket (kuisioner) adalah sebuah daftar pertanyaan

yang harus di isi oleh orang yang akan diukur (responden).

Dengan kuisioner ini, dapat diketahui keadaan atau data diri,

pengalaman, pengetahuan, sikap, atau pendapat seseorang.

Pada umumnya, tujuan penggunakaan angket atau kuisioner

dalam proses pembelajaran adalah, terutama, untuk

memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik

sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan

proses belajar mereka (Putra, 2013: 149-150). Metode angket

ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai variabel (x)

yaitu penggunaan metode Index Card Match. Yang masing-

masing variabel berisi 15 butir soal. Dalam penelitian ini

angket yang digunakan adalah angket tertutup. Sehingga

responden tidak bisa memberikan jawaban lain kecuali yang

telah tersedia sebagai alternatif jawaban. Dimana penulis sudah

menyediakan jawaban yaitu pada pilihan ganda a, b,dan c.

Responden tinggal membubuhkan tanda (X) pada pilihan

jawaban yang tersedia.Adapun skor yang diberikan sesuai

dengan jawaban dari masing- masing pertanyaan, yaitu untuk

16

pilihan ganda (a) nilainya 3, untuk pilihan ganda (b) nilainya 2,

dan untuk pilihan ganda (c) nilainya 1.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan

untuk menelusuri data historis (Bungin, 2006: 144). Metode

dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data tentang hal-

hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya

(Arikunto, 2010: 274). Metode ini penulis gunakan untuk

mendapatkan data mengenai gambaran umum SMK Al Falah

Salatiga yang meliputi sejarah, visi, misi, keadaan guru,

karyawan, dan siswa, dan metode ini digunakan untuk

mendapatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam kelas X

maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel-

variabel dalam penelitian ini.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data penelitian adalah alat

bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam

kegiatannya mengumpulkan data, agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 1990 :

206). Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa

angket, observasi dan dokumentasi.

17

Sesuai dengan obyek penelitian ini, maka instrumen

yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan

metode Index Card Match menggunakan kousioner atau

angket.Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah

angket tertutup. Sehingga responden tidak bisa memberikan

jawaban lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif

jawaban. Dimana penulis sudah menyediakan jawaban yaitu

pada pilihan ganda a, b, dan c. Responden tinggal

membubuhkan tanda (X) pada pilihan jawaban yang tersedia.

Dan untuk menggali data tentang gambaran umum dan profil

sekolah SMK Al Falah Salatiga yang meliputi sejarah, visi,

misi, keadaan guru, karyawan, dan siswa, serta untuk

mendapatkan data tentang prestasi belajar Pendidikan Agama

Islam yang diambil dari nilai ulangan tengah semester.

6. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan

teknik sebagai berikut:

1. Analisis pertama

Data yang akan di analisis antara lain tentang pengaruh

penggunaan metode Index Card Matchterhadap prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam dengan rumus sebagai berikut:

18

P=

F

X100%

N

Keterangan:

P : Presentase perolehan

F : Frekuensi masing – masing variabel

N : Jumlah Responden

2. Analisis lanjut

Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode Index

Card Match terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.

Maka penulis menggunakan rumusProduct Momentsebagai

berikut:

rxy=

ƩXY-

(ƩX)(ƩY)

N

{ ƩX²- (ƩX)² } { ƩY²- (ƩY)² }

N N

Keterangan :

rxy : koefisiensi korelasi antara variabel X dan variabel Y

X : Jumlah variabel X

Y : Jumalah variabel Y

19

ƩX² : Kuadrat dari variabel X

ƩY² : Kuadrat dari variabel Y

N : Banyaknya sampel penelitian

XY : Product dari variabel X dan Y

Ʃ : Jumlah

H. Sistematika Penulisan

1. Bagian Awal

Berisi mengenai halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman

pengesahan skripsi, halaman motto, halaman persembahan, kata

pengantar, Abstrak dan daftar isi.

2. Bagian Isi

Bagian isi terdiri dari beberapa bab, yaitu:

BAB I: Pendahuluan

memuat tentang pembahasan yang terdiri dari latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II: Kajian pustaka

memuat tentang teori dan konsep (yang mendukung

penelitian) yaitu terbagi menjadi sub pokok bahasan. Yang

pertama tentang pengertian penggunaan metode Index Card

20

Match dan yang kedua tentang pengertian prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam.

BAB III: Laporan hasil penelitian

yang meliputi: penjelasan tentang gambaran umum SMK Al

Falah Salatiga yang berisi tentang sejarah berdirinya, letak

geografis, struktur organisasi, sarana dan prasarana, keadaan

guru dan siswa dan penyajian data.

BAB IV: Analisis data dan Pembahasan

yang meliputi: Analisis penggunaanmetode Index Card

Match, analisis tentang prestasi belajar Pendidikan Agama

Islam siswa SMK Al Falah Salatiga, dan analisis data tentang

pengaruh penggunaan metode Index Card Match terhadap

prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.

BAB V: Penutup

meliputi: kesimpulan dan saran.

3. Bagian Akhir

Pada bagian akhir termuat: Daftar pustaka, lampiran-lampiran dan

daftar riwayat hidup penulis.

21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penggunaan Metode Index Card Match

1. Pengertian Index Card Match

Metode pembelajaran yang akhir-akhir ini hangat dibicarakan

adalah metode pembelajaran aktif (Active Learning). Metode ini

dikemukakan oleh Mel Silberman yang disinyalir dapat meningkatkan

hasil belajar siswa Metode Index Card Match merupakan salah satu dari

sekian banyak metode Active Learning. Metode ini biasa disebut dengan

metode pencarian pasangan atau pencocokan kartu Index. Metode ini

adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk

mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian,

materi barupun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan

catatan,peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan

terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki

bekal pengetahuan(Zaini, 2008: 67)

Metode ini dapat meningkatkanhasil belajar Pendidikan Agama

Islam . Dalammetode ini siswa di tuntut untuk lebih bisa aktif dan bisa

terlibat langsungdalam mengikuti proses pembelajaran. ”Apabila anak

terlibat danmengalami sendiri serta ikut serta dalam proses pembelajaran

maka hasilbelajar siswa akan lebih baik , disamping itu pelajaran akan

lebih lamadiserap dalam ingatan siswa” (Rahmanelli, 2005:237).

22

2. ProsedurPelaksanaan Metode Index Card Match

Menurut Silberman(2007:240) Adapun prosedur-prosedur model

pembelajaran aktif tipe Index Card Match adalah sebagai berikut:

a. Pada kartu indeks terpisah, tulislah pertanyaan tentang apa pun yang

diajarkan didalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang cukup untuk

menyamai satu setengah jumlah siswa.

b. Pada kartu terpisah, tulislah jawaban bagi setiap pertanyaan-

pertanyaan tersebut.

c. Campurlah dua lembar kartu dan kocok beberapa kali sampai benar-

benar tercampur.

d. Berikan satu kartu kepada setiap peserta didik. Jelaskan bahwa ini

adalah latihan permainan. Sebagian memegang pertanyaan review dan

sebagian lain memegang jawaban.

e. Perintahkan kepada peserta didik untuk menemukan kartu

permainannya. Ketika permainan dibentuk, perintahkan peserta didik

yang bermain untuk mencari tempat duduk bersama( beritahu mereka

jangan menyatakan kepada peserta didik lain apa yang ada pada

kartunya).

f. Ketika semua pasangan permainan telah menempati tempatnya,

perintahkan setiap pasangan menguji peserta didik yang lain dengan

membaca keras pertanyaannya dan menantang teman sekelas untuk

menginformasikan jawaban kepadanya.

23

3. Langkah-Langkah Metode Index Card Match

Zaini (2008: 67)Menyebutkan ada beberapa langkah yang harus

ditempuh dalam penggunaan metode Index Card Match sebagai berikut:

a. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada

dalam kelas.

b. Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.

c. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada

setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu

pertanyaan.

d. Pada separuh kertas lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan

yang tadi dibuat.

e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara kartu soal dan

kartu jawaban.

f. Beri setiap peserta didik satu kertas/kartu. Jelaskan bahwa ini adalah

aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh peserta didik akan

mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.

g. Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang

sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan.

Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka

dapatkan kepada teman yang lain.

h. Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk

berdekatan, minta setiap pasangan serta bergantianuntuk membacakan

soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain.

Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain.

i. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Index Card Match

a. Kelebihan Metode Index Card Match

Beberapa kelebihan yang bisa didapat dalam penggunaan metode

Index Card Match diantaranya:

1) Memberikan nuansa baru dalam pembelajaran di kelas karena

metode ini mengandung nilai “fun” (kegembiraan) dalam belajar.

2) Dapat membuat siswa merasa lebih rileks dan menikmati situasi

pembelajaran dengan baik.

3) Dalam metode ini siswa diajak untuk bermain sambil belajar

sehingga siswa tidak akan merasa jenuh ketika menerima materi

yang diberikan.

24

4) Keterlibatan siswa dalam mencari sendiri materi dilapangan

menjadikan materi pelajaran yang telah diterima akan lebih lama

diserap dalam ingatan siswa.

5) Merangsang siswa belajar aktif.

6) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar dan membantu siswa

lebih mudah memahami pelajaran.

7) Siswa dapat mengingat materi yang disampaikan dalam jangka

waktu cukup lama karena metode pembelajaran ini melekat dalam

benak siswa sehingga siswa sangat berkesan terhadap materi dan

metode yang digunakan.

8) Pengetahuan yang diperoleh siswa baik dari hasil belajar, hasil

eksperimen banyak berhubungan dengan minat dan berguna untuk

hidup mereka.

9) Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian,

berkreatif, berinisiatif dan bertanggung jawab dan berdiri sendiri.

b. Kelemahan Metode Index Card Match

Beberapa kelemahan yang ada dalam penggunaan metode Index

Card Match diantaranya:

1) Tidak adanya riwert atau tindak lanjut dari guru terhadap peserta

yang pertama kali berhasil menemukan pasangannya.

2) Dalam pelaksanaan kadang kondisi kelas kurang terkontrol

sehingga menimbulkan keributan.

3) Siswa tidak akan bisa melaksanakan tugasnya atau menemukan

pasanganya apabila siswa belum mempelajari topik bahasan yang

diajarkan.

4) Kartu pertanyaan dan jawaban yang direncanakan kadang tidak

sesuai dengan jumlah siswa yang hadir Menuntut guru kreatif

dalam membuat kartu dan isinya (soal dan jawaban) disesuaikan

dengan kemampuan siswa.

5) Membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembelajaran.

6) Mengganggu kelas lain karena suasana kelas menjadi gaduh saat

siswa mencari pasangan yang cocok dengan kartu yang dipegang.

7) Siswa yang mendapat kartu jawaban merasa kesulitan mencari

kartu soal yang tepat.

Untuk penggunaan metode Index Card Match secara baik perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

25

1) Dalam menerangkan pelajaran hendaknya digunakan kata-kata

yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh para siswa.

2) Guru memotivasi siswa untuk selalu memperhatikan penjelasan

guru karena di akhir pelajaran akan diterapkan metode index card

match yang menuntut pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

3) Gunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin.

4) Adakan rekapitulasi dan ulang kembali rumusan-rumusan yang

dianggap penting. Yang dimaksud rekapitulasi disini adalah

mengingat kembali dengan contoh-contoh, keterangan-keterangan,

fakta-fakta, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode

Index Card Match adalah suatu proses belajar mengajar di kelas

antara guru dan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam dengan menggunakan salah satu strategi pembelajaran yang

diterapkan dengan cara mencari pasangan atau mencocokkan kartu

indeks dengan guru sebagai fasilitator harus mampu

mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi selama

kegiatan proses pembelajaran berlangsung.

26

B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

1) Prestasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata prestasi berarti

hasil yang telah dicapai( Poerwadarminta,1976:768) ada juga yang

berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai apa

yang telah dikerjakan dalam penguasaan, pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya

ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh

guru.(Basuki,1991:3)

2) Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan

unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan

jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau

gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada

proses belajr yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah

maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri(

Muhibbin,1995: 88)

Sedangkan belajar menurut Suyono, dalm buku belajar dan

pembelajaran(2014:9) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu

27

aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,

meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan

mengokohkan kepribadian.

Adapula yang mengatakan bahwa belajar adalah suatu

bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang

dinyatakan dam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat

pengalaman dan latihan(Hamalik, 1990:21)

Sedangkan menurut Drs.Slameto dalam buku Psikologi

Belajar oleh Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya(Djamarah, 2011:13)

Dari beberapa definisi di atas, dapat penulis simpulkan

bahwa belajar merupakan suatu perubahan perbuatan melalui

aktivitas, praktek dan pengalaman. Sedangkan yang penulis

maksud dengan prestasi belajar di sini adalah hasil yang telah

dicapai oleh seorang siswa dari suatu usaha dalam merubah

tingkah laku atau keterampilan maupun pengetahuannya.

b. Jenis-jenis Belajar

Menurut Muhibbin (1995:121) dalam proses belajar mengajar

dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang

berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan

28

metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku

yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam

dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang

bermacam-macam. Adapun Jenis-jenis belajar diantaranya adalah:

1) Belajar Abstrak

Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara

berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh

pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata.

Misalnya belajar matematika, astronomi dan juga sebagian materi

bidang studi agama seperti tauhid.

2) Belajar Keterampilan

Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan

gerakan-gerakan motorik yang berhubungan dengan urut-urut

syaraf dan otot-otot. Tujuannya adalah untuk memperoleh dan

menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Misalnya belajar olah

raga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda

elektronik, dan juga sebagian materi pelajara agama, seperti

ibadah salat dan haji.

3) Belajar Sosial

Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah

dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut.

Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan

dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah

29

keluarga, masalah persahabatan, masalah kelompok, dan masalah-

masalah lain yang bersifat kemasyarakatan.

4) Belajar Pemecahan Masalah

Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan

metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis,

teratur, dan teliti. Tujuannya untuk memperoleh kemampuan dan

kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional,

lugas, dan tuntas. Seperti pelajaran matematika dan Ipa.

5) Belajar Rasional

Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan

kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal

sehat). Tujuannya untuk memperoleh aneka ragam kecakapan

menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep, seperti belajar

matematika,ipa dan akutansi.

6) Belajar Kebiasaan

Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-

kebiasan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada.

Belajar kebiasaan selain menggunakan perintah, suri teladan dan

pengalaman khusus, juga menggunakan hukum dan ganjaran.

Tujuannya agar siswa mmperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-

kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti

selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu(konstektual) atau

sesuai norma-norma agama, seperti penanaman aqidah dan akhlak.

30

7) Belajar Apresiasi

Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti

penting atau nilai suatu objek. Tujuannya agar siswa memperoleh

dan mengembangkan kecakapan ranah rasa yang dalam hal ini

kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu,

seperti apresiasi sastra, apresiasi musik, dan sebagainya.

8) Belajar Pengetahuan

Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan

penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.

Tujuannya agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan

pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih

rumit dengan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya,

seperti dengan menggunakan alat-alat laboratorium dan penelitian

lapangan.

c. Efisiensi Belajar

Pada umumnya orang melakukan usaha atau bekerja dengan

harapan memperoleh hasil yang banyak tanpa mengeluarkan biaya,

tenaga, dan waktu yang banyak pula, atau dengan kata lain efisien.

Efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan

terbaik antara usaha dengan hasilnya. Dengan demikian, ada dua

macam efisiensi yang dapat dicapai siswa yaitu:

31

1) Efisiensi Usaha Belajar

Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalau

prestasi belajar yang diingikan dapat dicapai dengan usaha yang

minimal. Usaha dalam inti segala sesuatu yang digunakan untuk

mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, seperti: tenaga dan

pikiran, waktu, peralatan belajar, dan lain-lain yang relevan

dengan kegiatan belajar.

2) Efisiensi Hasil Belajar

Sebuah kegiatan belajar dikatakan efisiensi, apabila dengan

usaha hasil belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang

tinggi. Dengan usaha belajar yang minim dapat memperoleh

prestasi belajar yang tinggi atau memuaskan( Muhibbin,

1995:125).

d. Aktivitas-Aktivitas Belajar

Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan. Tidak pula pernah

sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat orang yang belajar

tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila aktivitas belajar itu

berhubungan dengan masalah belajar menulis,

mencatat,memandang,mengingat,berpikir,latihan atau praktek dan

sebagainya.

Dalam belajar seseorang tidak akan dapat menghindari diri dari

suatu situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan

32

dilakukan dalam rangka belajar. Oleh karena itulah berikut ini akan

membahas beberapa aktivitas belajar, sebagai berikut:

1) Mendengarkan

Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap

orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengar.

Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah, maka setiap

siswa atau maahasiswa diharuskan mendengarkan apa yang

guru(dosen) sampaikan. Menjadi pendengar yang baik dituntut

dari mereka. Di sela-sela ceramah itu, ada aktivitas mencatat hal-

hal yang dianggap penting.

2) Memandang

Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu

objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata.

Karena dalam memandang itu matalah yang memegang peran

penting. Tanpa mata tidak mungkin terjadi aktivitas memandang

dapat dilakukan. Orang buta pasti tidak dapat melihat, maka dia

tidak bisa memandang sesuatu yang menjadi kebutuhannya.

3) Menulis atau Mencatat

Menulis dan mencatat merupakan kegiatan yang tidak

terpisahkan dari aktivitas belajar. Dalam pendidikan tradisional

kegiatan mencatat merupakan aktivitas yang sering dilakukan.

Walaupun pada waktu tertentu seseorang harus mendengarkan isi

ceramah, namun dia tidak bisa mengabaikan masalah mencatat

33

hal-hal yang dianggap penting. Setiap orang mempunyai cara

tertentu dalam mencatat pelajaran, demikian juga dalam hal

memilih pokok-pokok pikiran yang dianggap penting. Hal ini

disebabkan ilmu pengetahuan yang seseorang miliki berbeda-

beda, sehingga berbeda pula dalam menilai bahan yang akan

dicatat.

Catatan sangat berguna untuk menampung sejumlah

informasi, yang tidak hanya bersifat fakta-fakta, melainkan juga

terdiri atas materi hasil analisis dari bahan bacaan.

4) Membaca

Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak

dilakukan selama belajar di skolah atau di perguruan tinggi.

Membaca di sini tidak mesti membaca buku belaka, tetapi juga

membaca majalah, koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil penelitian,

catatan hasil belajar atau kuliah, dan hal-hal lainnya yang

berhubungan dengan kebutuhan studi.

5) Mengingat

Mengingat adalah salah satu aktivitas belajar. Tidak ada

seorang pun yang tidak pernah mengingat dalam belajar, kecuali

orang gila yang tidak pernah belajar selama mengalami kegilaan.

Karena orang gila tidak akan dapat mengingat kesan dari sikap

dan perpuatannya dalam kegilaan itu. Perbuatan mengingat jelas

34

sekali terlihat ketika seseorang sedang menghafal bahan pelajaran

berupa dalil, kaidah, pengertian, rumus, dan sebagainya.

6) Berpikir

Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir

orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang

menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu. Berpikir bukanlah

sembarang berpikir, tetapi ada taraf tertentu, dari taraf berpikir

yang rendah sampai taraf berpikir yang tinggi.

7) Latihan atau Praktek

Konsep belajar yang menghendaki adanya penyatuan usaha

mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. Belajar sambil

berbuat dalam hal ini termasuk latihan, latihan termasuk cara yang

baik untuk memperkuat ingatan. Misalnya, seseorang yang

mempelajari rumus matematika atau rumus bahasa inggris.

Kemungkinan besar rumus-rumus itu akan mudah terlupakan bila

tidak didukung dengan latihan. Disinilah diperlukan latihan

sebanyak-banyaknya. Dengan banyak latihan kesan-kesan yang

diterima lebih fungsional. Dengan dmikian, aktivitas latihan dapat

mendukung belajar yang optimal( Djamarah,2011:38-45)

35

e. Aspek-aspek Penilaian Belajar

Dalam belajar selalu melibatkan aspek fisik dan mental. Oleh

karena itu, keduanya harus dikembangkan bersama-sama secara

terpadu. Dari aktivitas belajar inilah yang akan menghasilkan suatu

perubahan dengan hasil belajar atau prestasi belajar. Hal tersebut akan

nampak suatu prestasi yang diberikan oleh siswa misalnya hal

menerima, menanggapi dan menganalisa bahan-bahan pelajaran yang

disajikan guru. Prestasi tersebut berbeda-beda sifat dan bentuknya

tergantung dalam bidang siswa akan menunjukkan presatsi. Terutama

pada pelajaran pendidikan agam Islam itu siswa memiliki aspek-aspek

prestasi yang dalam hal ini meliputi pada bidang pengetahuan, sikap,

atau nilai dan bidang ketrampilan. Ada pula pendapat B.S Bloom

yang dikutip W.S Winkel (1987:150-154) menurutnya aspek belajar

meliputi 3 ranah, yaitu:

1) Ranah kognitif, terdiri dari:

a) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang

telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan

berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, teori, prinsip

atau metode. Misalnya, siswa mengetahui sholat yang benar

seperti sholatnya Nabi Muhamad Saw.

b) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti yang

dipelajari.

36

c) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan

kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

Misalnya siswa menerapkan apa yang dipahami dengan

menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

d) Analisis, mencakup kemampuan nmerinci atau kesatuan ke

dalam bagian-bagian sehingga sruktur keseluruhan dapat

dipahami dengan baik.

e) Sintesis, mencakup kemampuan membantu suatu pola baru

misalnya kemampuan siswa dapat cepat membaca Al-Qur’an.

f) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang

beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya siswa

mampu menilai kandungan yang tercantum dalam pelajaran

yang telah dipelajari khususnya pada pendidikan agama Islam.

2) Ranah afektif, terdiri dari:

a) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan

kesediaan memperhatiakan hal tersebut. Misalnya kemampuan

untuk menyerap ilmu yang diberikan guru mata pelajaran

pendidikan agama Islam.

b) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan

memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

Misalnya siswa tidak mencontek waktu ujian berlangsung

meskipun tidak ada pengawas.

37

c) penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup meneriam

pendapat orang lain.

d) organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk sistem

nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya

menempatkan niali ajaran islam sebagai pedoman dan

bertindak sesuai dengan aturan pendidikan agama Islam.

e) pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan

menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai

kehidupan pibadi. Misalnya siswa dapat mempertimbangkan

dan menunjukkan tindakan yang positif.

3) Ranah psikomotorik, terdiri dari:

1) Persepsi, yang mencakup memila-milah (mendskripsikan) hal-

hal yang khas dan menyadari adanya perbedaan khas tersebut.

Misalnya siswa dapat membedakan antara mencuri dan

meminjam barang orang lain.

2) Kesiapan, yang mncakup kemampuan menempatkan diri

dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau

rangkaian gerakan, kemampuan ini mencakup jasmani dan

rohani. Misalnya siswa dalam melakukan sholat.

3) Gerakan terbimbingan, mencakup kemampuan melakukan

gerakan sesuai contoh atau gerakan peniruan. Misalnya siswa

melakukan manasik haji.

38

4) Gerakan komplek, yang mencakup kemampuan melakukan

gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap,

secara lancar dan tepat. Misalnya dalam membersihkan masjid

dan mushola.

5) Gerakan terbiasa, mencakup kemampuan melakukan

gerakagerakan tanpa contoh. Misalnya melakukan wudlu

sebelu sholat.

6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan

mengadakan perubahan dan penyesuaian gerak-gerik dan

persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya kemampuan

membaca Al-Qur’an dengan Tajwidnya.

7) Kreatifitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak

gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya

kemampuan membuat kreasi lagu menagaji/membaca Al-

Qur’an dengan Tartil.

f. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor,

baik faktor internal(faktor dari dalam siswa), faktor eksternal(faktor

dari luar siswa) dan faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil

interaksi antara berbagai faktor tersebut. Menurut Muhibbin

39

(1995:132-139)Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal

sebagai berikut:

1) Faktor Internal ( jasmani)

Yang dimaksud faktor internal adalah faktor-faktor yang

bersumber dari dalam diri manusia yakni keadaan/ kondisi jasmani

dan rohani siswa, meliputi:

a) Faktor Fisiologis (faktor yang bersifat jasmaniah)

(1) Kondisi fisik pada umumnya.

Kondisi fisik pada umumnya dapat dikatakan dapat

melatar belakangi aktivitas belajar pada umumnya, jika

seseorang dalam keadaan sehat jasmaniah maka hasil

belajarnya akan berbeda dengan orang yang kondisi

jasmaninya kurang sehat, seperti sakit, kelelahan, dan lain

sebagainya.Anak yang kurang gizi akan cepat lelah, dan

tidak mudah menerima pelajaran dan cepat ngantuk.

(2) Kondisi panca indra

Selain kesehatan fisiologis umum, yang tidak kalah

pentingnya adalah kesehatan panca indra terutama

pendengaran, dan penglihatan, karena hampir semua

pengetahuan diperoleh melalui pendengaran dan

penglihatan.

40

(3) Usia

Sebagaimana kita ketahui usia remaja adalah usia

manusia yang sangat potensial untuk melakukan aktivitas

yang bermanfaat, begitu juga dengan potensi belajarnya.

Sebab semakin tua usia seseorang, semakin lemah pula

daya fisiknya.

b) Faktor Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran

siswa. Namun, di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang

pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai

berikut:

(1) Inteligensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis,

yaitu: kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke

dalam situasi baru dengan cepat dan efektif, menggunakan

konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi

danmempelajari dengan cepat. Setiap individu mempunyai

intelegensi yang berbedabeda. Intelegensi besar pengaruhnya

terhadap kemajuan belajar. Dalam situemikian, intelegensi

tinggi tidak selalu menjamin siswa tersebut pasti berhasil

dalam belajarnya,ini karena belajar adalah proses yang

kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya.

41

(2) Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif

berupa kecenderungan untuk mereaksi atau

merespons(response tendency) dengan cara yang relatif

tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik

secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif,

terutama kepada guru dan mata pelajaran yang guru

sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses

belajar siswa tersebut. Sebaliknya, jika diiringi kebencian

kepada guru dan mata pelajaran dapat menimbulkan

kesulitan belajar pada siswa tersebut.

(3) Bakat Siswa

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang

dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa

yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap

orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk

mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan

kapasitas masing-masing. Jadi, secara global bakat itu

mirip dengan inteligensi. Itulah sebabnya seorang anak

yang berinteligensi sangat cerdas(superior) atau cerdas luar

42

biasa ( very superior) disebut juga sebagai talented child

atau anak yang berbakat.

(4) Minat Siswa

Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu. Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh

orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian

hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.

Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat besar

terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya lebih

banyak daripada siswa lainnya. Kemudian, karena

pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah

yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar giat, dan

akhirnya mencapai prestasi yang diingikan.

(5) Motivasi Siswa

Motivasi adalah kekuatan atau tenaga yang dapat

memberikan dorongan kepada kegiatan atau belajar murid.

Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) motivasi

intrinsik; 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah

hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri

yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.

Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan

43

menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi

tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa

yang bersangkutan.

Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan

yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya

untuk melakukan kegiatan belajar, pujian dan hadiah,

peraturan/ tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, guru,

dan seterusya merupakan contoh-contoh konkret motivasi

ekstrinsik yng dapat mendorong siswa untuk belajar.

Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat

internal maupun yang bersifat eksternal, akan

menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam

melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran

baik di sekolah maupun di rumah.

Dalam perspektif kognitif, motivasi lebih signifikan

bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni

dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau

pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan

dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk

masa depan, umpamanya memberi pengaruh lebih kuat dan

relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan

hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua dan guru.

44

2) Faktor Eksternal ( rohani)

a) Faktor Lingkungan Sosial terdiri atas:

(1) Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah seperti guru, para staf

administrasi, dan teman-teman sekelas dapat

mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru

yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik

dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin

khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan

berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi

kegiatan belajar siswa.

(2) Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat seperti tetangga dan teman-

teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut.

kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba

kekurangan dan anak-anak pengangguran akan sangat

mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak siswa

akan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau

berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar yang belum

dimilikinya.

(3) Lingkungan keluarga

45

Lingkungan keluarga seperti orang tua dan keluarga

siswa itu sendiri banyak mempengaruhi kegiatan belajar

anak, sifat-sifat oarang tua, praktik pengelolaan keluarga,

ketegangan keluarga, dan demografi keluarga( letak

rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun

buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh

siswa.

b) Faktor Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah

gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga

siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu

belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang

turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Contoh: kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta

perkampungan yang terlalu padat dan tak memiliki sarana

umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan voli) akan

mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang

sebenarnya tak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan

perkampungan seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap

kegiatan belajar siswa.

3) Faktor Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan belajar merupakan cara atau strategi

yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi

46

proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti

seperangkat langkah operasional yang disusun sedemikian rupa

untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

Faktor pendekatan belajar juga sangat mempengaruhi hasil belajar

siswa, sehingga semakin mendalam cara belajar siswa maka

semakin baik hasilnya.

2. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Dalam UUSPN No. 2/1989 pasal 39 ayat (2) ditegaskan bahwa isi

kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib memuat,

antara lain Pendidikan Agama. Dan dalam penjelasannya dinyatakan

bahwa Pendidikan Agama merupakan usaha untuk memperkuat iman

dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama

yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan

memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam

hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk

mewujudkan persatuan nasional.

Dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan

agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam

meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan

memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam

47

hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk

mewujudkan persatuan nasional( Muhaimin,2002:75)

Sedangkan menurut Majid(2014:11-13) Pendidikan Agama Islam

adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik

untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani,

bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama

islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadis,

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan

pengalaman. Disertai dengan tuntunan untuk menghormati penganut

agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat

beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan

bangsa.

Para ahli Pendidikan Islam telah mencoba memformulasi

pengertian pendidikan Islam, diantaranya adalah:

1) Zakiyah Daradjat (1987:87) mendefinisikan Pendidikan Agama

Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta

didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran islam

secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya

dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan

hidup.

2) Tayar Yusuf ( 1986:35) mengartikan Pendidikan Agama Islam

sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman,

pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda

48

agar kelak menjadi manusia muslim, bertakwa kepada Allah SWT,

berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian yang memahami,

menghayati, dan mengamalkan ajaran islam dalam kehidupannya.

3) Ahmad Tafsiri mendefinisikan bahwa Pendidikan Agama Islam

adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar

ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran islam.

Jadi dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat di ambil

kesimpulan, bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan usaha

sadar yang dilakukan pendidik dalam dalam mempersiapkan

peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan

ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan

yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

b. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai dasar

yang kuat. Majid (2014:13) menyebutkan beberapa dasar tersebut,

diantaranya adalah:

1) Dasar Yuridis/Hukum

Dasar yuridis yakni dasar pelaksanaan Pendidikan Agama

yang berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung

dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan Pendidikan Agama

di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari

tiga macam yaitu:

49

a) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila

pertama: ketuhanan Yang Maha Esa.

b) Dasar strukural/konstitusional, yaitu UUD’45 dalam Bab XI

pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan

atas ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara menjamin

kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama

masing-masing dan beribadah menurut agama dan

kepercayaannya itu.

c) Dasar operasional yaitu terdapat dalam Tap MPR No

IV/MPR/1973/ yang kemudian dikukuhkan dalam Tap MPR

No.IV/MPR 1978 jo.

Ketetapan MPR Np. II/MPR/1983,diperkuat oleh Tap. MPR

No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR No. II/MPR 1993 tentang

Garis-garis Besar Haluan Negara yang pada pokoknya

menyatakan bahwa pelaksanaan Pendidikan Agama secara

langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah

formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

2) Dasar Religius

Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran

Islam. Menurut ajaran Islam Pendidikan Agama adalah perintah

dari Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya.

Dalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang menunjukkan perintah

tersebut, antara lain:

50

a) Q.S. Al-Nahl ayat 125:

Artinya: “ Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan

hikmah dan pelajaran yang baik , dan berdebatlah dengan

mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,

Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya

dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat

petunjuk.”( Departemen Agama RI,2011:281)

b) Q.S Ali Imran ayat 104:

Artinya:“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan umat

yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang

makruf, dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah

orang-orang beruntung.”( Departemen Agama RI,2011:63)

3) Aspek Psikologis

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek

kejiwaan kehidupan masyarakat. Hal ini didasarkan bahwa

dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun

sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang

51

membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga

memerlukan adanya pegangan hidup. Semua manusia di dunia

ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut

Agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu

perasaan yang mengakui adanya Zat Yang Maha Kuasa, tempat

mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan.

Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih

primitif maupun masyarakat yang sudah modern. Mereka

merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat

mendekat dan mengabdi kepada Zat Yang Maha Kuasa.

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa untuk membuat

hati tenang dan tentram adalah dengan jalan mendekatkan diri

kepada Tuhan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dan surat

Ar-Rad ayat 28:

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka

menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya

dengan mengingat Allah-lah hati menjadi

tenteram.”(Departemen Agama RI,2011:252)

52

c. FungsiPendidikan Agama Islam

Majid (2014: 15)) berpendapat bahwa Pendidikan Agama Islam

mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:

1) Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

peserta didik kepada Allah SWT. yang telah ditanamkan dalam

lingkungan keluarga, pada dasarnya dan pertama-tama

kewajibannya adalah menanamkan keimanan dan ketakwaan

dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga.

2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

3) Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial

dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama

islam.

4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik

dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam

kehidupan sehari-hari.

5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan

dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia

seutuhnya.

53

6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum(

alam nyata dan tidak nyata), sistem dan fungsionalnya.

7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki

bakat khusus di bidang agama islam agar bakat tersebut dapat

berkembangan secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk

dirinya sendiri dan orang lain.

d. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan peserta didik

tentang agama slam sehingga menjadi manusia muslim yang terus

berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan

bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan

yang lebih tinggi serta dapat mengembangkan potensinya agar

menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab(Majid,2014:16)

Sedangkan menurut Muhaimin(2002:78) secara umum, Pendidikan

Agama Islam bertujuan untuk “ meningkatkan keimanan, pemahaman,

penghyatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama islam,

sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada

Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

54

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”. Dari tujuan tersebut dapat

ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh

kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu (1) dimensi

keimanan peserta didik terhadap ajaran agama islam; (2) dimensi

pemahaman atau penalaran(intelektual) serta keilmuan peserta didik

terhadap ajaran agama islam; (3) dimensi penghayatan atau

pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan

ajaran Islam; dan (4) dimensi pengalamannya, dalam arti bagaimana

ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau

diinternalisasi oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi

dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan, dan menaati

ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi sebagai

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta

mengaktualisasikan dan merealisasikan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Di dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kurikulum

1999, tujuan Pendidikan Agama Islam tersebut lebih dipersingkat lagi,

yaitu: “agar siswa memahami, menghayati, meyakini, dan

mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang

beriman, bertakwa kepada Allah Swt dan berakhlak mulia”.

Sedangkan menurut Ahmad Qadir (1985:249)Tujuan Pendidikan

Agama Islam di SMA adalah sebagai berikut:

55

1) Membina siswa agar benar-benar beriman kepada Allah dan

Rasul-Nya serta apa yang disyari’atkan Allah.

2) Menanamkan kepercayaan siswa tentang akhlak dan nilai-nilai

yang baik dalam masyarakat atas dasar(hasil) pemikiran,

pemahaman. Mengarahkan mereka menjadi suri teladan dalam hal

kemuliaan, kebenaran, percaya pada diri sendiri, suka melakukan

amal yang baik dan dapat menilai arti kebaikan, kebenaran dan

kewajiban. Mendorong mereka agar selalu optimis dan tinggi cita-

cita dalam kehidupan ini serta mampu menghadapi berbagai

kesulitan.

3) Meningkatkan kemauan siswa untuk selalu menjaga dasar-dasar

dan syi’ar agama. Bukan secara paksa tetap karena kemudahan

dan toleransinya Agama Islam, sehingga mendorong mereka

berbuat adil dalam segala amalannya dan menjauhkan dari

perbuatan yang berdasarkan hawa nafsu.

4) Meningkatkan siswa dengan Al-Quran dan Hadits dan mendorong

mereka lebih banyak mempelajari kebudayaan yang berjiwa

agama serta mempraktekkan dalam kehidupan pribadi dan

kemasyarakatan. Matangkan dalam jiwa mereka bahwa agama

tidak bertentangan dengan akal, ilmu dan teknologi. Agama

menjamin terwujudnya kemakmuran, keamanan dan kesejahteraan

msyarakat.

5) Menumbuhkan kemampuan siswa untuk memehami tujuan dan

peraturan-peraturan tentang pembinaan keluarga dalam Islam,

yang didasarkan atas dasar agama, etika dan bangsa.

6) Memperluas pengertian siswa tentang tujuan agama dalam

pembinaan masyarakat, pelaksanaan pemerintahan atas dasar

permusyawaratan, keadilan, kebebasan,persamaan dan

persaudaraan dan memberi pengertian tentang arti saling

membantu antara sesama muslim.

7) Kembangkan naluri berjiwa besar pada pemuda, agar mereka

bebas dari ketakutan, kelemahan dan pengecut. Didik mereka

dengan tradisi-tradisi yang benar, yang didasarkan atas kebebasan,

keadilan, ajarkan mereka tentang keindahan ilmu dan bahasa Al-

Qur’an dan Hadits.

8) Jadikan sekolah pusat pengembangan agama dan etika masyarakat

dan lingkungannya. Ciptakan suasana yang dapat membantu siswa

berbuat baik dan meninggalkan perbuatan tidak baik. Jadikan

mereka sebagai juru dakwah yang aktif yang mengajak manusia

mengerjakan kebaikan dan menjauhkan kejahatan secara

bijaksana.

9) Ajak para siswa memperhatikan perkembangan dunia Islam dan

hubungan antara sesama muslimin, peran agama dalam

memecahkan berbagai persoalan, baik masalah agama maupun

masalah lainnya agar kehidupan di dunia ini sesuai dengan

petunjuk agama.

56

e. Karakteristik Pendidikan Agama Islam

Majid ( 2014:190) berpendapat bahwa karakteristik Pendidikan

Agama Islam adalah sebagai berikut:

1) Pendidikan agama islam mempunyai dua sisi kandungan, yakni

sisi keyakinan dan sisi kandungan.

2) Pendidikan agama islam bersifat doktrinal, memihak, dan tidak

netral.

3) Pendidikan agama islam merupakan pembentukan akhlak yang

menekankan pada pembentukan hati nurani dan penanaman sifat-

sifat ilahiah yang jelas dan pasti.

4) Pendidikan agama islam bersifat fungsional.

5) Pendidikan agama islam diarahkan untuk menyempurnakan bekal

keagamaan peserta didik.

6) Pendidikan agama islam diberikan secara komprehensif.

C. Hubungan Penggunaan Metode Index Card Match Dengan Prestasi

Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SMA

Sebagimana telah kita ketahui bahwa pendidikan itu mencakup 3 ranah

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Begitu juga dengan Pendidikan

Agama Islam, hal ini karena Agama Islam yang telah diterima oleh anak

bukanlah sekedar untuk dijadikan sebagai pengetahuan tetapi lebih dari itu.

Ajaran-ajaran tersebut diberikan kepada siswa untuk dijadikan sebagai

pedoman hidup supaya diamalkan. Hal ini sesuai dengan konsep iman itu

57

sendiri bahwa iman adalah meyakini dalam hati mengucapkan dengan lisan

dan mengamalkan dengan perbuatan.

Belajar merupakan suatu proses pembelajaran diri menjadi manusia yang

berilmu dan lebih maju dengan berbagai pengalaman belajar. Akan tetapi,

ketika seorang ingin mempunyai suatu hasil yang maksimal, maka dalam

proses belajar harus ada yang namanya suatu usaha dan yang baik untuk

menuju proses pembelajaran yang baik. Belajar adalah setiap perubahan yang

relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari

latihan atau pengalaman.

Melihat bagaimana cara meningkatkan prestasi belajar khususnya pada

Pendidikan Agama Islam bisa kita lihat proses belajar yang dilakukan.

Maksudnya setelah melakukan suatu proses pembelajaran alangkah baiknya

diadakan evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman dan ingatan terhadap

materi yang sudah disampaikan oleh pendidik. Setelah mengetahui hasil dari

evaluasi yang dilakukan maka, hasil tersebut dapat memotivasi siswa untuk

berusaha lebih keras tentang pendidikan dengan usaha keras sehingga prestasi

belajar akan meningkat dan semakin baik.

Namun dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa, peran seorang

guru dalam melaksanakan pembelajaran sangatlah dibutuhkan. Dalam proses

pembelajaran guru harus mampu menjadikan suasana pembelajaran menjadi

menyenangkan. Karena dengan suasana belajar yang menyenangkan, siswa

akan termotivasi untuk lebih giat dalam belajar. Oleh karena itu mutu seorang

guru harus lebih ditingkatkan lagi, jangan sampai seorang guru pada saat

58

mengajar selalu menggunakan strategi pembalajaran yang monoton dan

sudahkuno.

Seorang guru haruslah menerapkan strategi pembelajaran yang inovatif

yang dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar. Karena dengan

diterapkannya strategi atau model pembelajaran yang inovatif dan bervariasi,

siswa tidak akan merasa bosan dengan materi yang telah diajarkan sehingga

dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

Salah satu strategi yang menyenangkan adalah strategi Index Card Match

(mencocokkan kartu index), strategi ini tidak hanya untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, akan tetapi strategi ini juga

bisa menjadikan siswa lebih berani untuk berbicara di depan umum baik itu

untuk mengemukakan pendapatnya atau menjawab soal. Dan jika ada siswa

yang kurang berani berbicara di depan umum, maka guru bisa menunjuk

siswa tersebut untuk membacakan soal yang telah diberikan. Meskipun hanya

membacakan soal tetapi perbuatan tersebut secara tidak langsung juga melatih

siswa untuk berani berbicara.

Strategi ini cukup menyenangkan karena anak didik diajak untuk

memahami materi dalam bentuk permainan. Sehingga dengan diterapkannya

strategi ini dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.

Karena prestasi belajar yang diperoleh siswa dapat dijadikan sebagai salah

satu ukuran dari keberhasilan proses belajar mengajar. Hasil tersebut nampak

dalam perubahan intelektual terutama mengenai pemahaman teori, konsep

59

yang ada pada materi yang akan diajarkan dalam hal ini adalah Pendidikan

Agama Islam.

Prestasi belajar yang lain akan nampak pada sikap dan tingkah laku yang

dinyatakan oleh siswa setelah menempuh pengalaman belajarnya dan prestasi

tersebut diketahui guru. Nampaknya belajar yang ditekankan disini adalah

perubahan tingkah laku dari siswa setelah menerima Pendidikan Agama

Islam dan keberhasilan lain dalam belajar bukan pada apa yang dipelajari

tetapi hasil apa yang ia peroleh setelah memperoleh sesuatu. Prestasi belajar

tersebut mencerminkan perubahan tingkah laku siswa.

Dari uraian di atas kita bisa menyimpulkan bahwa strategi Index Card

Match bisa dijadikan sebagi alternatif bagi guru khususnya guru Pendidikan

Agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

60

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Al Falah Salatiga

1. Sejarah Berdirinya

Pondok pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah berdiri pada

tahun 1986, yang diasuh oleh KH. M. Zoemri RWS bersama istri

beliau Ny. Latifah. Berawal menampung para santri putra dan putri

dari lingkungan sekitar, yang kemudian diikuti oleh santri putra putri

dari daerah sekitarnya. Seiring dengan perkembangan zaman, Pondok

Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah dituntut pula untuk menampung

aspirasi masyarakat yang membutuhkan pendidikan lebih mapan lagi.

Untuk itu pada tahun 1990, KH. M. Zoemri RWS mendirikan

Madrasah Diniyah dengan materi pelajaran khusus pelajaran agama

antara lain: „Aqidah Al-Awwam, Syifa’u Al-Jinan, Fasholatan,

Risalatu Al-Makhid, dan Al-Qur’an. Pendidikan ini diwajibkan bagi

santri putra maupun putri. Melihat keadaan santri Al-Falah yang

mayoritas berpendidikan formal di luar pondok pesantren maka

pengajian madrasah Diniyah dimulai ba’da Ashar (15.30 WIB), ba’da

Magrib sampai ba’da Isya’ (±jam 20.00 Wib), dan ba’da Subuh

sampai jam 6 pagi.

61

Lima tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1995 pendidikan

Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah menambahkan kurikulum

pembelajaran berupa ekstra pesantren antara lain: Kaligrafi, Qiro’at

Al-Qur’an, bahasa Arab, dan menjahit. Pendidikan ekstra ini

dimaksudkan sebagai dasar agama, santri mampu berkreasi dan

mempunyai skill untuk kepentingan pribadi dan bisa dikembangkan

ketika terjun di masyarakat.

Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2005

didirikannya SMK Al Falah untuk menjawab tantangan zaman yang

semakin kompetetif dan kebutuhan sekolah berdasarkan kepentingan

santri dan masyarakat. SMK Al Falah adalah SMK plus yang

memberikan pendidikan teknologi dengan penguatan di bidang agama,

sehingga lulusan yang dihasilkan akan memiliki kemampuan yang

berkompeten diikuti kematangan mental keagamaan yang kuat.

Diharapkan setiap lulusan akan lebih siap menghadapi kehidupan

yang semakin global. Pelaksanaan proses belajar mengajar di SMK Al

Falah secara mandiri dan terjadwal untuk jam masuk sekolah. Proses

belajar mengajar lebih kondusif baik teori maupun praktek yang

didukung dengan sarana dan prasarana bermutu. Penerapannya

mengacu pada delapan Standar Pendidikan Nasional. Meskipun

demikian santri Al Falah tidak diwajibkan untuk sekolah di SMK Al

Falah, akan tetapi sekolah tersebut terbuka untuk umum. SMK Al-

Falah membuka dua jurusan, yaitu Tata Busana dan Otomotif.

62

2. Lokasi Sekolah

SMK Al Falah berlokasi di Jl Bima No. 02 Kel. Dukuh Kec.

Sidomukti Kota Salaatiga, Telp. (0298) 321685.

3. Visi dan Misi Sekolah

a. Visi

Visi SMK Al Falah Salatiga yaitu, “Menyiapkan tamatan

yang berkompeten dan berakhlak mulia”.

b. Misi

Adapun misi yang diharapkan dapat mendukung visi

tersebut adalah:

1) Menyiapkan tamatan yang menguasai IPTEK dan beragamis.

2) Menyiapkan tamatan yang mandiri, cerdas, dan jujur.

3) Menyiapkan tamatan yang berjiwa kewirausahaan.

4) Menyiapkan tamatan yang berkompeten di bidang

keahliannya.

5) Menyelenggarakan sekolah yang berkarakter.

4. Tujuan Sekolah

a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta

mengembangkan sikap profesionalitas.

b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, kompetisi dan

mengembangkan diri.

63

c. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi

kebutuhan usaha dan industry pada saat ini maupun masa

mendatang.

d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga Indonesia yang produktif,

adaptif dan kreatif.

e. Menambah kelengkapan dan media pembelajaran sesuai dengan

perkembangan teknologi yang mengacu pada standar kompetensi.

f. Meningkatkan keterampilan guru dan siswa dalam mengikuti

perkembangan teknologi.

g. Menambah peralatan praktik atau sarana pendukung yang belum

dimiliki sekolah.

h. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.

i. Mengajarkan peserta didik agar menjadi warga negara yang

bertanggung jawab.

j. Melatih peserta didik agar dapat menerapkan pola hidup sehat

memiliki wawasan pengetahuan dan seni.

5. Progam Keahlian

Beberapa program keahlian yang diajarkan di SMK Al Falah

Salatiga antara lain sebagai berikut:

a. Teknik Otomotif (TO)

b. Tata Busana (TB)

64

6. Struktur Organisasi

Struktur organisasi guru dan karyawan SMK Al Falah Salatiga

tahun 2015/2016 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Struktur Organisasai Guru dan Karyawan SMK Al Falah Salatiga

Tahun 2015 / 2016

NO Nama Jabatan

1 Samsidi, S.Pd. kim.,M.Pd. Kepala sekolah

2 Al Faruqi S.HI Komite

3 Meyla Kurniawati, S.Pd. Waka kurikulum

4 Eka Candra Satria, M.Pd. Waka kesiswaan

5 Sri Widyaningsih, S.Pd.I Waka humas

6 Mateas Ma’ruf, S.Pd. Sarpras

7 Edi Pramono Tata Usaha

65

7. Data Guru dan Karyawan

a. Data Guru

Tenaga pendidik (guru) SMK Al Falah Salatiga tahun

2015/2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Data Guru

No Nama Mata Pelajaran Tugas Tambahan

1 Samsidi,

S.Pd.Kim.,M.Pd.

Kimia Kepala Sekolah

2 Meyla Kurniawati,

S.Pd.

Matematika Waka Kurikulum

3 Eka Candra Satria,

M.Pd.

PJOK dan

KKPI

Waka kesiswaan

4 Sri Widyaningsih,

S.Pd.I

B.Inggris dan

Seni budaya

Waka Humas

5 Mateas Ma’ruf, S.Pd Produktif TO Waka sarpras

6 Zamroni,S.Pd.I PAI dan

Aswaja

7 Nikmah,S.Pd. Produktif TB

8 Umi Anisah, S.Pd. PKn

9 Galuh

Mirnasari,S.Pd.

IPS

10 Sri Wahyuni,S.Pd B. Indonesia

11 Ika Kurniawati, S.Pd. BK

12 M. Aswan, S.Pd. Produktif TO

13 Nazillatur Rohmiyati,

M.Pd.

IPA dan Fisika

14 Rinta Sari,S.Pd.I Kewirausahaan

15 Dra. Tri Fatichah. H B. Inggris

16 Naela Fadlil, S.Pd. Produktif TB

b. Data Karyawan ( Karyawan Tata Usaha)

Adapun karyawan tata usaha SMK Al Falah Salatiga

tahun 2015/2016 adalah sebagai berikut :

66

Tabel 3.3

Data Karyawan

No Nama Jabatan

1. Edi Pramono Kepala TU

2. Tri Juniarti, S.E Wakil kepala TU

3. Samsuri Toolmen

4. Sukur Penjaga Sekolah

8. Data Kesiswaan

Jumlah siswa SMK Al Falah Salatiga secara keseluruhan adalah

157 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4

Data Siswa SMK Al Falah Salatiga

NO KELAS JUMLAH SISWA

1. X A 47

2. X B 13

3. XI TO 33

4. XI TB 11

5. XII TO 42

6. XII TB 11

JUMLAH 157

9. Data Sarana dan Prasarana

67

Sarana prasarana merupakan fasilitas pendidikan yang sangat

menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar. Adapun sarana

prasarana SMK Al Falah Salatiga dapat dikatakan cukup lengkap,

karena dari hasil penelitian dapat diketahui hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.5

Sarana dan Prasarana SMK Al Falah Salatiga

No Ruang Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Ruang Kepala Sekolah

Ruang Kantor Guru

Ruang Tata Usaha

Ruang OSIS

Ruang Kelas

Aula

Ruang UKS

Ruang Perpustakaan

Masjid

Ruang Koperasi

Ruang Lab. Komputer

Ruang Multimedia

Ruang Lab. Bahasa

Kamar Mandi/ wc guru

Kamar Mandi/ wc siswa

1

1

1

1

6

1

1

1

1

1

1

1

1

2

2

B. Penyajian Data Penelitian

68

1. Data tentang Responden

Tabel 3.6

Daftar Responden

NO Nama Jurusan Jenis Kelamin (L/P)

1. Ahmad Royyan TO L

2. Ahmad Zaenul Khoiri TO L

3. Achmad Lutfi TO L

4. Adhi Kurniawan TO L

5. Adnan Kasogi TO L

6. Aji Susanto TO L

7. Amin Rachmadi TO L

8. Anang Saputra TO L

9. Andika Putra TO L

10. Andra Putra TO L

11. Andrian Dwi Bagus

Saputra

TO L

12. Anis Azizah TB P

13. Atik Rahmawati TB P

14. Arfian Dwi Septiono TO L

15. Ari Nur Afandi TO L

16. Bagas Aulin TO L

17. Chosiatun Nihaya TB P

18. Desti Anis Mahfiroh TB P

19. Dwi Agus Susilo TO L

20. Fauzan Maarif TO L

21. Fery Putra TO L

22. Fitria Handayanti TB P

23. Hendhi Prastowo TO L

24. Iin Ulfatul Ulya TB P

69

25. Ika Nur Arifah TB P

26. Joko Legowo TO L

27. Juve Ahmed Al Mousa TO L

28. Khalifatul Mustakhifah TB P

29. Krismanto TO L

30. Lailatussolekhah TB P

31. Lina Furiyanti TB P

32. Miftachul Ulum TO L

33. Misbakhul Huda TO L

34. M. Abdul Rohim TO L

35. M. Ainul Yaqin TO L

36. M. Alif Khoirurroziqin TO L

37. M. Fatkhurroziqin TO L

38. M. Ilham Ady S TO L

39. M. Lutfi Luistianto TO L

40. Mustakim TO L

41. M. Nur Ramadhan TO L

42. M. Roswani TO L

43. M. Toher TO L

44. Nur Aeni TB P

45. Nur Rohman TO L

46. Nurul Khasanah TO P

47. Novi Wijayanti TO P

48. Risma Iffatul Lutfina TB P

49. Riezky Yulian Saputra TO L

50. Rifqi Maulana TO L

51. Rohmad Setyawan TO L

52. Ryno Mei Arfian TO L

53. Sondi Herdian TO L

70

54. Supriyanto Abdul Latif TO L

55. Taslimah Dwi Andriani TB P

56. Wahyu Candra TO L

57. Wahyu Dwi TO L

58. Yuli Sapta TO L

59. Yuliyanto TO L

60. Zaenal Nur Widiyanto TO L

2. Data hasil penyebaran angket

a. Data penggunaan metode Index Card Match

Tabel 3.7

Hasil Angket Tentang Penggunaan

Metode Index Card Match

NO NOMER ITEM PERTANYAAN

71

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

001 B B B B B B B A B C A B A B B

002 A A C B A A B A A C C A B B A

003 A A A A B B A A B A A A A A A

004 B A B B B A A A B A A A A B A

005 B A A B B B A A B B A B B A A

006 A B B A B C B A B B B A A A B

007 B A A C A A A A A B B A A B B

008 B A A A B A A A A B B A C A A

009 A B B B B B B B B C A B A B A

010 A A B A B C B C B B A A A A A

011 B A B B B A A B B B B A B B C

012 B A A B B A B B A B B B A B A

013 A A A A B A A B B B B B A B A

014 B B B B B A B C B B B B B B A

015 B A A B B A A A B B A A A A A

016 A A A A B B A B C B B B A B B

017 A A A A B B B B B B B B A A A

018 A A A C B A A B A B B B A A A

019 A A B B B A A B B B B B A A A

020 A B A A A B A B B A B A A A A

021 C A B B B C C C C C C C C C C

022 A B A A B B B B B B B B A A B

023 A A A B B A A B A B B B A A B

024 A A A A B A A B B A B A A A A

72

025 B A A A B A A B C A B A A A A

026 A B C B B B B B A B A B B B B

027 B B B A B A A B B B B B B B B

028 A B B C B B A B A B A B A A B

029 B A A A B B B B B B B B A A A

030 A A A B A A A A B B A A A A A

031 B A A C B B B B B C B C A B A

032 B A B B B B A B B A B A A A A

033 B A A B B B A B B A A A A A B

034 B B B B B B B B B B B B A B B

035 A A B B B C A B B B B B A A C

036 B A A B B A A B A A A A A A B

037 A A B B B A B C A B B B A B B

038 A A B A B A B A A A B A A A B

039 A B B B A B A A A A A B A A A

040 B A B B B B B B B B A A B B A

041 B B B B B B B B B B B B A A B

042 A A A A A B B A A A A A A A A

043 A A B A B C A B B A A A A A A

044 A A A C C B A B B B B B A B B

045 A A A B B B B B B B B B A B A

046 A A A A B B A B B B B B A B A

047 B A A A B B A B B A B A A A A

048 A A A A B B B B B B B A A A A

049 B A A B B B B B B A B A A B A

050 B B B B B A B B B B B B B B B

73

051 A B A A B A A B B A B A A A B

052 A A A A B B A B B B B B A B B

053 A A A A B A A A B B B A A A B

054 B B A B B A A B A B B B A B C

055 B A C A C A A B A A A B A A A

056 A A A B B B A B B B B A B A B

057 A A A B B B B B A C B C A A A

058 A A B B B B B C C C B C B B C

059 A A A A B B B B B A B A A A A

060 B B B B B B B B B B B B B B B

b. Data nilai prestasi belajar Pendidikan Agama Islam

Tabel 3.8

Nilai Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

No Responden Jenis Kelamin

L/P

Nilai

1 001 L

75

2 002 L

70

3 003 L

85

4 004 L

80

5 005 L

70

6 006 L

90

7 007 L

65

8 008 L

70

9 009 L

75

74

10 010 L

80

11 011 L

70

12 012 P

70

13 013 P

75

14 014 L

75

15 015 L

60

16 016 L

60

17 017 P

85

18 018 P

80

19 019 L

60

20 020 L

80

21 021 L

75

22 022 P

85

23 023 L

75

24 024 P

85

25 025 P

90

26 026 L

60

27 027 L

60

28 028 P

60

29 029 L

70

30 030 P

80

31 031 P

60

32 032 L

80

33 033 L

70

75

34 034 L

70

35 035 L

75

36 036 L

60

37 037 L

60

38 038 L

75

39 039 L

75

40 040 L

80

41 041 L

60

42 042 L

70

43 043 L

90

44 044 P

65

45 045 L

75

46 046 P

80

47 047 P

85

48 048 P

60

49 049 L

80

50 050 L

70

51 051 L

70

52 052 L

60

53 053 L

75

54 054 L

60

55 055 P

60

56 056 L

65

57 057 L

80

76

58 058 L

65

59 059 L

75

60 060 L

75

BAB IV

ANALISIS DATA

Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul,

sehingga diketahui ada tidaknya pengaruh penggunaan metode Index Card

77

Match terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah

Salatiga. Adapun analisisnya sebagai berikut:

A. Analisis Pertama

Dalam analisis ini didiskripsikan tentang penggunaan metode Index

Card Match terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa

SMK Al Falah Salatiga yang datanya diperoleh dari responden. Untuk

mengetahui penggunaan metode Index Card Match siswa SMK Al-Falah

Salatiga berdasarkan data yang diperoleh dari hasil angket yang terdiri dari

15 soal, masing-masing soal diberikan bobot penilaian sebagai berikut:

1. Jawaban A diberi nilai 3

2. Jawaban B diberi nilai 2

3. Jawaban C diberi nilai 1

Kemudian untuk menganalisis data mengenai penggunaan metode

Index Card Match ini dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut:

1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil angket pada variabel

penggunaan metode Index Card Match.

2. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket.

3. Mempersentasikan jawaban.

4. Menginterprestasikan hasil persentase jawaban responden.

Adapun nilai angket dari penggunaan metode Index Card Match

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Data Hasil Angket PenggunaanMetode Index Card Match

78

No Nomor Item Pertanyaan Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 3 2 2 32

2 3 3 1 2 3 3 2 3 3 1 1 3 2 2 3 35

3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 42

4 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 39

5 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 37

6 3 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 3 3 3 2 35

7 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 38

8 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 1 3 3 39

9 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 3 33

10 3 3 2 3 2 1 2 1 2 2 3 3 3 3 3 36

11 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 1 33

12 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 36

13 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 38

14 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 31

15 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 40

16 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 35

17 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 37

18 3 3 3 1 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 38

19 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 37

20 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 40

21 1 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20

22 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 35

23 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 38

79

24 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 41

25 2 3 3 3 2 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 39

26 3 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 32

27 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 33

28 3 2 2 1 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 35

29 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 36

30 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 42

31 2 3 3 1 2 2 2 2 2 1 2 1 3 2 3 31

32 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 37

33 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 38

34 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 31

35 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 3 1 33

36 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 40

37 3 3 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 3 2 2 34

38 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 40

39 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 40

40 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 34

41 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 32

42 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 43

43 3 3 2 3 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 39

44 3 3 3 1 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 33

45 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 35

46 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 37

47 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 39

48 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 38

49 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 36

80

50 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 31

51 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 39

52 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 36

53 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 40

54 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 1 34

55 2 3 1 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 38

56 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 36

57 3 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 1 3 3 3 35

58 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 27

59 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 39

60 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30

Tabel 4.2

Data Nilai Distribusi Frekuensi Tentang Penggunaan Metode

Index Card Match.

No

Responden

Jawaban Nilai Jumlah

Nilai

Nominasi A B C 3 2 1

1 001 3 11 1 9 22 1 32 C

2 002 8 4 3 24 8 3 35 B

3 003 12 3 0 36 6 0 42 A

4 004 9 6 0 27 12 0 39 B

5 005 7 8 0 21 16 0 37 B

6 006 6 8 1 18 16 1 35 B

7 007 9 5 1 27 10 1 38 B

81

8 008 10 4 1 30 8 1 39 B

9 009 4 10 1 12 20 1 33 C

10 010 8 5 2 24 10 2 36 B

11 011 4 10 1 12 20 1 33 C

12 012 6 9 0 18 18 0 36 B

13 013 8 7 0 24 14 0 38 B

14 014 2 12 1 6 24 1 31 C

15 015 10 5 0 30 10 0 40 A

16 016 6 8 1 18 16 1 35 B

17 017 7 8 0 21 16 0 37 B

18 018 9 5 1 27 10 1 38 B

19 019 7 8 0 21 16 0 37 B

20 020 10 5 0 30 10 0 40 A

21 021 1 3 11 3 6 11 20 C

22 022 5 10 0 15 20 0 35 B

23 023 8 7 0 24 14 0 38 B

24 024 11 4 0 33 8 0 41 A

25 025 10 4 1 30 8 1 39 B

26 026 3 11 1 9 22 1 32 C

27 027 3 12 0 9 24 0 33 C

28 028 6 8 1 18 16 1 35 B

29 029 6 9 0 18 18 0 36 B

82

30 030 12 3 0 36 6 0 42 A

31 031 4 8 3 12 16 3 31 C

32 032 7 8 0 21 16 0 37 B

33 033 8 7 0 24 14 0 38 B

34 034 1 14 0 3 28 0 31 C

35 035 5 8 2 15 16 2 33 C

36 036 10 5 0 30 10 0 40 A

37 037 5 9 1 15 18 1 34 B

38 038 10 5 0 30 10 0 40 A

39 039 10 5 0 30 10 0 40 A

40 040 4 11 0 12 22 0 34 B

41 041 2 13 0 6 26 0 32 C

42 042 13 2 0 39 4 0 43 A

43 043 10 4 1 30 8 1 39 B

44 044 5 8 2 15 16 2 33 C

45 045 5 10 0 15 20 0 35 B

46 046 7 8 0 21 16 0 37 B

47 047 9 6 0 27 12 0 39 B

48 048 8 7 0 24 14 0 38 B

49 049 6 9 0 18 18 0 36 B

50 050 1 14 0 3 28 0 31 C

51 051 9 6 0 27 12 0 39 B

83

52 052 6 9 0 18 18 0 36 B

53 053 10 5 0 30 10 0 40 A

54 054 5 9 1 15 18 1 34 B

55 055 10 3 2 30 6 2 38 B

56 056 6 9 0 18 18 0 36 B

57 057 7 6 2 21 12 2 35 B

58 058 2 8 5 6 16 5 27 C

59 059 9 6 0 27 12 0 39 B

60 060 0 15 0 0 30 0 30 C

Dari data tersebut dapat dicari skor tertinggi dan terendah

kemudian diintervalkan dengan menggunakan rumus:

i= (Xt-Xr)+1

Ki

Keterangan:

i : interval item

Xt : nilai tertinggi

Xr : nilai terendah

Ki : kelas interval(tinggi,sedang,rendah)

Untuk mengetahui penggunaan metode Index Card Match dengan

jumlah 15 item diketahui nilai tertinggi 43 dan nilai terendah 20, maka

berdasarkan rumus interval sebagai berikut:

i= (Xt-Xr)+1

84

Ki

i= (43-20)+1

3

i= 23+1

3

i= 24

3

i= 8

Data tersebut kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui

berapa banyak siswa yang penggunaan metode Index Card Match dalam

kategori tinggi, sedang, rendah.

Tabel 4.3

Interval Penggunaan Metode Index Card Match

No Nilai Internal Jumlah Siswa Nilai Nominal

1 40-45 10 A

2 34-39 35 B

3 15-33 15 C

Setelah diketahui berapa banyak siswa yang memperoleh nilai dalam

menggunakan metode Index Card Match dengan kategori tinggi, sedang,

maupun rendah, kemudian masing-masing variabel dipersentasikan dengan

menggunakan rumus:

P= F X100%

85

N

Keterangan:

P : Presentase perolehan

F : Frekuensi masing – masing variabel

N : Jumlah Responden

Adapun gambaran tentang persentase dari masing-masing kategori

adalah sebagai berikut:

a. Penggunaan metode Index Card Match dalam kategori tinggi antara

skor 40-45 ada 10 responden :

P= 10

X100% 60

P = 16,67%

b. Penggunaan metode Index Card Match dalam kategori sedang

antara skor 34-39 ada 35 responden:

P= 35

X100% 60

P = 58,33%

c. Penggunaan metode Index Card Match dalam kategori rendah

antara skor 15-33 ada 15 responden:

P= 15

X100% 60

86

P = 25%

Tabel 4.4

Persentase Penggunaan Metode Index Card Match

No

Nilai Persentasi

Metode Index Card

Match

interval Frekuensi Prosentase

1 Tinggi(A) 40-45 10 16,67%

2 Sedang (B) 34-39 35 58,33%

3 Rendah (C) 15-33 15 25%

Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa:

a. Siswa yang mendapat nilai A pada tingkat penggunaan metode

Index Card Match sebanyak 10 siswa dengan prosentase 16,66 %.

b. Siswa yang mendapat nilai B pada tingkat penggunaan metode

Index Card Match sebanyak 35 siswa dengan prosentase 58,33 %.

c. Siswa yang mendapat nilai C pada tingkat penggunaan metode

Index Card Match sebanyak 15 siswa dengan prosentase 25 %.

B. Analisis Kedua

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang data prestasi

belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga yang

diambil dari nilai Ulangan Tengah Semester.

Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut:

1. Membuat tabel daftar nilai prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.

2. Membuat tabel distribusi frekuensi prestasi belajar Pendidikan

Agama Islam.

87

3. Mempersentasikan jawaban.

4. Menginterprestasikan hasil persentase prestasi belajar Penddikan

Agama Islam.

Tabel 4.5

Data Nilai Prestasi Belajar Pendidikan Agama Ialam

Responden Nilai

001 75

002 70

003 85

004 80

005 70

006 90

007 65

008 70

009 75

010 80

011 70

012 70

013 75

014 75

015 60

016 60

017 85

018 80

88

019 60

020 80

021 75

022 85

023 75

024 85

025 90

026 60

027 60

028 60

029 70

030 80

031 60

032 80

033 70

034 70

035 75

036 60

037 60

038 75

039 75

040 80

041 60

042 70

89

043 90

044 65

045 75

046 80

047 85

048 60

049 80

050 70

051 70

052 60

053 75

054 60

055 60

056 65

057 80

058 65

059 75

060 75

Adapun data tentang distribusi frekuensi prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam dapat dilihat pada tabel berikut:

90

Tabel 4.6

Data Tentang Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar

Pendidikan Agama Islam

Responden Nilai Nominasi

001 75 B

002 70 B

003 85 A

004 80 A

005 70 B

006 90 A

007 65 C

008 70 B

009 75 B

010 80 A

011 70 B

012 70 B

013 75 B

014 75 B

015 60 C

016 60 C

017 85 A

018 80 A

019 60 C

020 80 A

91

021 75 B

022 85 A

023 75 B

024 85 A

025 90 A

026 60 C

027 60 C

028 60 C

029 70 B

030 80 A

031 60 C

032 80 A

033 70 B

034 70 B

035 75 B

036 60 C

037 60 C

038 75 B

039 75 B

040 80 A

041 60 C

042 70 B

043 90 A

044 65 C

92

045 75 B

046 80 A

047 85 A

048 60 C

049 80 A

050 70 B

051 70 B

052 60 C

053 75 B

054 60 C

055 60 C

056 65 C

057 80 A

058 65 C

059 75 B

060 75 B

Setelah skor prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa

diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menentukan interval melalui

perhitungan dengan rumus skor maksimum dikurangi skor minimum

dengan pedoman rumus sebagai berikut:

i= (Xt-Xr)+1

Ki

93

Keterangan:

i : interval item

Xt : nilai tertinggi

Xr : nilai terendah

Ki : kelas interval

Maka berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui variabel prestasi

belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga bahwa nilai

tertinggi 90 dan nilai terendah 60, dalam hal ini dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

i= (Xt-Xr)+1

Ki

i= (90-60)+1

3

i= 30+1

3

i= 31

3

i= 10,3 dibulatkan menjadi 11

Kemudian data tersebut dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui

berapa banyak siswa yang prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dalam

kategori tinggi, sedang, dan rendah.

94

Tabel 4.7

Interval prestasi belajar Pendidikan Agama Islam

No Nilai Interval Jumlah Siswa Nilai Nominasi

1

2

3

80-90

70-79

60-69

18

24

18

A

B

C

Setelah diketahui berapa banyak siswa yang memperoleh nilai

prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan kategori tinggi, sedang,

dan rendah kemudian dicari persentase frekuensi prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:

P=

F

X100%

N

Keterangan:

P : Presentase perolehan

F : Frekuensi masing – masing variabel

N : Jumlah Responden

a. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam untuk kategori tinggi

antara skor 80-90 ada 18 responden:

P= 18

X100% 60

P = 30%

95

b. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam untuk kategori sedang

antara skor 70-79 ada 24 responden:

P= 24

X100% 60

P = 40%

c. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam untuk kategori rendah

antara skor 60-69 ada 18 responden:

P= 18

X100% 60

P = 30%

Maka setelah diketahui kategori prestasi belajar Pendidikan

Agama Islam dalam kategori tinggi, sedang dan rendah. Maka

untuk lebih jelasnya penulis akan sampaikan dalam bentuk tabel

persentase prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK

Al Falah Salatiga.

Tabel 4.8

Persentase Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

No Prestasi Belajar PAI Interval frekuensi Prosentase

1 Tinggi (A) 80-90 18 30%

2 Sedang (B) 70-79 24 40%

3 Rendah (C) 60-69 18 30%

Jumlah 60 100%

96

Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa:

a. Siswa yang mendapat nilai A pada prestasi belajar PAI siswa

sebanyak 18 siswa dengan prosentase 30 %.

b. Siswa yang mendapat nilai B pada tingkat prestasi belajar PAI

siswa sebanyak 24 siswa dengan prosentase 40 %.

c. Siswa yang mendapat nilai C pada tingkat prestasi belajar

PAIsiswa sebanyak 18 siswa dengan prosentase 30 %.

C. Analisis Ketiga

Analisis ketiga berfungsi untuk membuktikan kebenaran hipotesis

yang diajukan yaitu : adakah pengaruh penggunaan metode Index Card

Match terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam. Maka untuk

mencari korelasi tersebut menggunakan rumus product moment sebagai

berikut:

rxy=

( )( )

√{ ( )

}{

( )

}

Dalam penyajian data bab ini, akan dikorelasikan dalam tabel

korelasi dimana penggunaan metode Index Card Matchsebagai variabel X

dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam sebagai variabel Y.

Selanjutnya kedua variabel tersebut didistribusikan kedalam koefisien dan

perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel Y agar

memudahkan dalam memasukkan ke rumus korelasi product

97

momentdengan skor angka kasar. Maka sebelum melakukan perhitungan,

penulis terlebih dahulu melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat tabel untuk mencari pengaruh penggunaan metode

Index Card Match terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama

Islam siswa kelas X di SMK Al Falah Salatiga tahun ajaran

2015/2016.

2. Mencari x, y, X2, Y

2, dan xy dengan cara mengalikannya.

3. Memasukkan nilai x, dan y yang sudah ada kedalam rumus

korelasi product moment angka kasar.

Tabel 4.9

Tabel Kerja untuk Mencari Koefisien antara Variabel penggunaan metode

Index Card Match (X) dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa

(Y) Diketahui:

Responden X Y X² Y² XY

001 32 75 1024 5625 2400

002 35 70 1225 4900 2450

003 42 85 1764 7225 3570

004 39 80 1521 6400 3120

005 37 70 1369 4900 2590

006 35 90 1225 8100 3150

007 38 65 1444 4225 2470

008 39 70 1521 4900 2730

009 33 75 1089 5625 2475

98

010 36 80 1296 6400 2880

011 33 70 1089 4900 2310

012 36 70 1296 4900 2520

013 38 75 1444 5625 2850

014 31 75 961 5625 2325

015 40 60 1600 3600 2400

016 35 60 1225 3600 2100

017 37 85 1369 7225 3145

018 38 80 1444 6400 3040

019 37 60 1369 3600 2220

020 40 80 1600 6400 3200

021 20 75 400 5625 1500

022 35 85 1225 7225 2975

023 38 75 1444 5625 2850

024 41 85 1681 7225 3485

025 39 90 1521 8100 3510

026 32 60 1024 3600 1920

027 33 60 1089 3600 1980

028 35 60 1225 3600 2100

029 36 70 1296 4900 2520

030 42 80 1764 6400 3360

031 31 60 961 3600 1860

99

032 37 80 1369 6400 2960

033 38 70 1444 4900 2660

034 31 70 961 4900 2170

035 33 75 1089 5625 2475

036 40 60 1600 3600 2400

037 34 60 1156 3600 2040

038 40 75 1600 5625 3000

039 40 75 1600 5625 3000

040 34 80 1156 6400 2720

041 32 60 1024 3600 1920

042 43 70 1849 4900 3010

043 39 90 1521 8100 3510

044 33 65 1089 4225 2145

045 35 75 1225 5625 2625

046 37 80 1369 6400 2960

047 39 85 1521 7225 3315

048 38 60 1444 3600 2280

049 36 80 1296 6400 2880

050 31 70 961 4900 2170

051 39 70 1521 4900 2730

052 36 60 1296 3600 2160

053 40 75 1600 5625 3000

100

054 34 60 1156 3600 2040

055 38 60 1444 3600 2280

056 36 65 1296 4225 2340

057 35 80 1225 6400 2800

058 27 65 729 4225 1755

059 39 75 1521 5625 2925

060 30 75 900 5625 2250

Jumlah 2157 4340 78467 318750 156525

ƩX : 2157

ƩY : 4340

ƩX² : 78467

ƩY² : 318750

ƩXY : 156525

Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment, yaitu

sebagai berikut:

rxy=

( )( )

√{ ( )

}{

( )

}

156525-

(2157)(4340)

60

rxy=

{ 78467- (2157)²

} { 318750- (4340)²

}

60 60

101

156525-

9361380

60

rxy=

{ 78467- 4652649

} { 318750- 18835600

}

60 60

156525 -

156023

rxy=

{ 78467 – 77544,15 } { 318750 -313926 }

502

rxy=

{ 922,85 } { 4824 }

502

rxy=

4451828,4

rxy= 502

2109,935638

= 0,237

102

D. Analisis Uji Hipotesis

Setelah data dianalisis dengan menggunakan tehnik korelasi

product moment dan diperoleh nilai rxy sebesar 0,237 kemudian

dikonsultasikan dengan rproduct moment dengan N=60 pada taraf

signifikansi 5%=0,254. Jadirxy <rt sehingga menunjukkan tidak ada

hubungan yang signifikan pada rtaraf signifikansi 5% kalaupun ada

hubungannya hanya kecil.

Dari analisis di atas kita mengetahui bahwa penggunaan metode

Index Card Match tidak ada hubungan yang signifikan terhadap

prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada taraf signifikansi 5%

dan 1%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara penggunaan metode Index Card Match terhadap

prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga

Tahun Ajaran 2015/2016.

103

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan metode Index Card Match pada siswa SMK Al Falah

Salatiga pada kategori tinggi ada 10 responden dengan persentase

16,67% kemudian dalam kategori sedang ada 35 responden dengan

persentase 58,33% dan yang termasuk dalam kategori kurang ada 15

responden dengan persentase 25%.

2. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa SMK Al Falah

Salatiga pada kategori tinggi 18 siswa dengan persentase 30%,

kemudian dalam kategori sedang 24 siswa dengan persentase 40%,

dan yang termasuk dalam kategori kurang 18 siswa dengan

persentase 30%.

3. Hubungan penggunaan metode Index Card Match terhadap prestasi

belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga

104

dengan menggunakan rumus product moment di peroleh rxy=0,237

lebih kecil dari rt pada taraf signifikan 5% : 0,254 dengan N : 60.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil ditolak

atau dengan kata lain dapat dikatakan tidak ada hubungan yang

signfikan antara penggunaan metode Index Card Match dengan

prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah

Salatiga.

B. Saran

Berdasarkan temuan dari hasil penelitian, maka ada beberapa saran

yang perlu penulis sampaikan, yaitu:

1. Kepada Bapak/Ibu guru di SMK Al Falah khususnya pengampu

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam hendaknya menambah

pemahaman, penghayatan dan pengamalan tentang pembelajaran

Pendidikan Agama Islam, sehingga siswa lebih semangat lagi dalam

mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam.

2. Siswa hendaknya dapat meningkatkan pemahaman tentang

pembelajaran Pendidikan Agama Islam, sehingga mampu

memahami, menghayati serta mengamalkan ajaran Agama Islam

dalam kehidupan sehari-hari.

105

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: Rineka Cipta.

Basuki, Sulistya. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Grafindo.

Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana

Prenada Group.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka .

Cipta.

106

Hadi, Sutrisno. 1994. Metode Research. Yogyakarta: Andi.

Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT.Remaja Rosdyakarya.

2014. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Bandung: PT.Rosdyakarya.

Majid, Abdul dan Andayani, Dian. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdyakarya.

Mel Silberman. 2007. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif.

Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Purwadarminta, WJS. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Suyono dan Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Syukur, Abdul. 2014. Profesi Pendidik. Salatiga: STAIN SALATIGA PRESS.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafida Persada.

1995. Psikologi Pendidikan ( Suatu Pendekatan Baru) Bandung:

Remaja Rosdyakarya.

Tafsiri, Ahmad. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja

Rosdyakarya.

Usman, Moh. Uzer dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan

Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdyakarya.

Winkel, W.S. 1978. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT.Gramedia.

Zaini, Hisyam. Dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan

Madani.

107

108

109

110

111

Daftar Responden

NO Nama Jurusan Jenis Kelamin (L/P)

1. Ahmad Royyan TO L

2. Ahmad Zaenul Khoiri TO L

3. Achmad Lutfi TO L

4. Adhi Kurniawan TO L

5. Adnan Kasogi TO L

6. Aji Susanto TO L

7. Amin Rachmadi TO L

8. Anang Saputra TO L

9. Andika Putra TO L

10. Andra Putra TO L

11. Andrian Dwi Bagus

Saputra TO

L

12. Anis Azizah TB P

13. Atik Rahmawati TB P

14. Arfian Dwi Septiono TO L

15. Ari Nur Afandi TO L

16. Bagas Aulin TO L

17. Chosiatun Nihaya TB P

18. Desti Anis Mahfiroh TB P

19. Dwi Agus Susilo TO L

20. Fauzan Maarif TO L

21. Fery Putra TO L

22. Fitria Handayanti TB P

23. Hendhi Prastowo TO L

24. Iin Ulfatul Ulya TB P

25. Ika Nur Arifah TB P

112

26. Joko Legowo TO L

27. Juve Ahmed Al Mousa TO L

28. Khalifatul Mustakhifah TB P

29. Krismanto TO L

30. Lailatussolekhah TB P

31. Lina Furiyanti TB P

32. Miftachul Ulum TO L

33. Misbakhul Huda TO L

34. M. Abdul Rohim TO L

35. M. Ainul Yaqin TO L

36. M. Alif Khoirurroziqin TO L

37. M. Fatkhurroziqin TO L

38. M. Ilham Ady S TO L

39. M. Lutfi Luistianto TO L

40. Mustakim TO L

41. M. Nur Ramadhan TO L

42. M. Roswani TO L

43. M. Toher TO L

44. Nur Aeni TB P

45. Nur Rohman TO L

46. Nurul Khasanah TO P

47. Novi Wijayanti TO P

48. Risma Iffatul Lutfina TB P

49. Riezky Yulian Saputra TO L

50. Rifqi Maulana TO L

51. Rohmad Setyawan TO L

52. Ryno Mei Arfian TO L

113

53. Sondi Herdian TO L

54. Supriyanto Abdul Latif TO L

55. Taslimah Dwi Andriani TB P

56. Wahyu Candra TO L

57. Wahyu Dwi TO L

58. Yuli Sapta TO L

59. Yuliyanto TO L

60. Zaenal Nur Widiyanto TO L

114

ANGKET PENELITIAN

A. Identitas Responden

Nama :

No. Absen :

Kelas :

B. Definisi Metode Index Card Match

Metode Index Card Match adalah metode pembelajaran

yang diterapkan dengan cara mencari pasangan dengan

menggunakan kartu index sebagai media pembelajaran. Tujuan

diterapkannya metode ini agar siswa lebih aktif dan senang dalam

megikuti proses pembelajaran, sehingga hasil pembelajaran dapat

meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa memahami

pelajaran yang telah diberikan.

C. Petunjuk Pengisian Angket

1. Jawablah semua pertanyaan di bawah ini dengan memberi

tanda silang (X) pada huruf a,b, dan c yang sesuai dengan

kenyataan.

2. Jawablah pertanyaan secara jujur karena nilai angket ini tidak

akan mempengaruhi nilai raport Anda.

D. Angket Tentang Penggunaan Metode Index Card Match Dalam

Pembelajaran.

1. Apakah dalam menyampaikan materi pelajaran guru agama

memperhatikan keadaan siswa?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

pernah

2. Apakah dalam menyampaikan materi pelajaran guru agama

menggunakan metode yang sesuai dengan materi pelajaran?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

pernah

115

3. Apakah sebelum pelajaran dimulai guru agama mengemukakan

pokok-pokok materi yang akan dibahas?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

pernah

4. Apakah dalam menggunakan metode metode Index Card

Match guru agama menjelaskan cara kerjanya dengan baik?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

pernah

5. Ketika guru menggunakan metode Index Card Match dalam

menyampaikan materi Pendidikan Agama Islam di kelas

apakah siswa benar-benar bisa mempraktekkannya?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

pernah

6. Apakah Anda setiap hari mempersiapkan materi pelajaran yang

akan Anda pelajari?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

pernah

7. Pada saat pembelajaran berlangsung apakah Anda sudah siap

menerima pelajaran?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

pernah

8. Ketika ada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam apakah

Anda sudah benar-benar mempelajarinya?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

pernah

9. Ketika guru menyampaikan materi, Anda belum jelas, apakah

Anda akan bertanya?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

pernah

116

10. Apakah selama pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

menggunakan metode Index Card Match Anda dapat mengikuti

dengan baik?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

pernah

11. Apakah Anda sudah jelas dengan materi yang telah

disampaikan oleh guru?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

pernah

12. Menurut Anda pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

metode Index Card Match apakah menyenangkan dan sesuai

dengan materi?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

pernah

13. Sebelum menutup materi pelajaran apakah guru menanyakan

hal-hal yang belum jelas pada siswa?

a. Ya b. Kadang-kadang c.Tidak

pernah

14. Apakah pertanyaan-pertanyaan siswa dapat dijawab oleh guru

dengan jelas dan mudah difahami oleh siswa?

a. Ya b. Kadang-kadang c.Tidak

pernah

15. Apakah sebelum menutup pelajaran guru agama memberikan

kesimpulan dari materi yang telah diajarkan?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

pernah

117

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Nur Janah

118

119

Jurusan : Tarbiyah

NIM : 11111017 Progdi : PAI

P.A. : M. Farid Abdullah, S.PdI.

No. Jenis Kegiatan Pelaksanaan Jabatan Nilai

1.

Orientasi Pengenalan Akademik

dan Kemahasiswaan (OPAK)

oleh Dewan Mahasiswa

(DEMA) STAIN Salatiga

20-22 Agustus 2011

Peserta 3

2.

Achievement Motivation

Training (AMT) oleh Ittaqo dan

CEC STAIN Salatiga

23 Agustus 2011

Peserta 2

3. Orientasi Dasar Keislaman

(ODK) oleh STAIN Salatiga

24 Agustus 2011

Peserta 2

4.

Seminar Entrepreneurship dan

Koprasi oleh Kopma dan KSEI

STAIN Salatiga

25 Agustus 2011

Peserta 2

5. USER EDUCATION oleh UPT

PERPUSTAKAAN STAIN

19 September 2011

Peserta 2

6.

Seminar Pendidikan(HMI) “

Menuju Pendidikan Indonesia

Yang Ideal”

28 Desember 2011 Peserta 2

7.

Public Hearing” Meningkatkan

Kepekaan dan Transparansi

Kinerja Lembaga Menuju

Kampus Yang Amanah”

27 Maret 2012 Peserta 2

8.

Seminar Nasional” tren bisnis

berbasis multimedia dan

teknologi informatika sebagai

wujud pasar modern”

21 April 2012 Peserta 8

9.

Bedah Buku(HMI) “ Sang

Maha-Segalanya Mencintai Sang

Mahasiswa”

14 Mei 2012 Peserta 2

10.

Dialog Publik dan Silaturahim

Nasional “ Kemanakah Arah

Kebijakan BBM? Mendorong

Subsidi BBM Untuk Rakyat”

10 November 2012 Peserta 2

120

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nur Janah

TTL : Kab.Semarang, 13 Oktober 1991

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Orang Tua

a. Ayah : Idris

b. Ibu : Sarminah

Alamat : Batur Wetan Rt. 01/Rw 13, Kel.Batur,Kec.Getasan, Kab.

Semarang.

Riwayat Pendidikan :

1. MI Bener Kec. Tengaran Lulus Tahun 2005

2. MTs Al-Manar Bener Kec.Tengaran Lulus Tahun

2008

3. MAN Tengaran Kab. Semarang Lulus Tahun 2011

4. S1 FTIK IAIN Salatiga Lulus Tahun 2016