BAB IV HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI MAN Salatiga adalah...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI MAN Salatiga adalah...
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI
Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi tempat penelitian,
karakteristik responden, hasil uji validitas dan reliabelitas alat ukur, hasil
pengukuran variabel, hasil uji statistik, ANOVA serta diskusi.
4.1 DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN
MAN Salatiga adalah sekolah negeri yang berasal dari Pendidikan
Guru Agama, kemudian pada tahun 1990 berdasarkan keputusan Menteri
Agama Republik Indonesia No. 64 / 1990 berubah status menjadi MAN
Salatiga. Berdiri di wilayah Salatiga dengan luas tanah 2.882 m2 Hak milik
No.49, dengan luas bangunan 5.113 m2 di jalan K.H. Wahid Hasyim No.
12 Telp. (0298) 323031.Keseluruhan peserta didik kelas XII MAN
Salatiga berjumlah 295siswa yang terbagi dalam empat program jurusan
yakni jurusan Ilmu Alam, Ilmu Sosial, Ilmu Bahasa, serta Ilmu Agama
juga muatan lokal Bahasa Jawa dan IT, serta pengembangan diri unggulan
Otomotif dan Tata Busana. Sampel yang diambil oleh penulis berjumlah
75 orang, tetapi akan lebih baik penulis mengambil sampel berjumlah 100
orang.
4.2 KARAKTERISTIK RESPONDEN
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah %Laki-laki 20 20 %
Perempuan 80 80 %Total 100 100 %
2
Berdasarkan rumus, responden dalam penelitian ini seharusnya
adalah 75, tetapi kemudian penulis melihat bahwa akan menjadi lebih baik
jika jumlah resonden semakin banyak sehingga dalam penelitian ini
jumlah responden yang digunakan penulis adalah sebanyak 100 orang
siswa, yang terdiri dari 20 laki-laki dan 80 perempuan.
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2Persentase Responden Berdasarkan Usia
Rentang Usia Jumlah %16-17 96 96 %18-20 4 4 %Total 100 100
Berdasarkan persentase usia di atas maka diketahui bahwa sampel
didominasi oleh siswa dengan rentang usia 16 - 17 tahun berjumlah 96 dan
rentang usia 18-20 tahun berjumlah 4 orang.
4.2.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabelitas
Setelah alat ukur disusun peneliti melakukan try out angket
motivasi berprestasi dan English self efficacy kepada 60 orang siswa SMA
Negeri 3 Salatiga. Hasil dari try out tersebut diperoleh data sebagai
berikut:
4.2.4 Motivasi berprestasi
Berdasarkan perhitungan validitas pada try out angket penelitian
diperoleh 30 item valid dan tidak ada item yang gugur dengan rentang
nilai antara 0,322 sampai 0,616. KoefisienalfaCronbach 0,908.untuk itu
reliabilitas alat ukur motivasi berprestasi berada pada kategori dapat
diandalkan. Di bawah ini dijelaskan penyebaran item valid dan item gugur
pada uji coba (tryout) angket:
3
Tabel 4.3Try out
Sebaran Item Valid dan Item GugurAngket Motivasi Berprestasi
No Ciri-ciri JumlahItem
Nomor Item Valid Nomor Item Gugur
1. Pengambilan resiko yang moderat (moderatrisk).
12 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12
-
2. Menginginkan umpan balik (immediatefeedback).yaitu mengharap-kan umpan balikterhadap aktivitas dalam mencapai prestasi.
6 13,14,15,16,18
-
3. Puas terhadap prestasi (accomplishment),yaitu menyelesai-kan tugas merupakan halyang menyenang-kan secara pribadi danmemiliki pemikiran yang berorientasi padapengharapan akan penghargaan di masadepan.
6 19, 20, 21,23,24 -
4. Keasyikan dengan tugas (preoccupationwith the task) atau Totalitas terhadap tugas,yaitu mengerja-kan tugas secara total hinggasukses
11 26,27,28,29,30, -
Jumlah 30
4.2.5 English Self Efficacy
Berdasarkan perhitungan validitas pada tryout angket penelitian,diperoleh 47 item valid dan 3 item yang gugur dengan rentang nilai antara0.319 sampai dengan 0.694. Koefisien alpha Cronbach 47 item validadalah 0.950, untuk itu reliabilitas alat ukur English self efficacy beradapada kategori dapat diandalkan. Di bawah ini dijelaskan penyebaran itemvalid dan item gugur pada uji coba (tryout) angket:
Tabel 4.4Try out
Sebaran Item Valid dan Item GugurAngket English Self efficacy
No Aspek Jumlah Item Nomor Item Valid Nomor ItemGugur
1. Kognitif Mampu memikirkan untuk
mencapai tujuan. Mampu memprediksi
kejadian-kejadian sehari-hari yang akan berakibatpada masa yang depan.
9 1,3,5,13,6,10,34
17, 38
2. Motivasi Kemampuan memotivasi
diri dengan pikiran untukmelakukan suatu tindakanyang berkaitan dengan
12 16,20,28,36,427,15,23,25,30,37
21
4
situasi yang dihadapi. Yakin atau optimis dalam
tindakan yang dilakukan3. Afeksi
Mampu mengatasi perasaanemosi yang muncul daridalam diri.
Mampu mengontrolkecemasan yangmenghalangi berfikir jernihuntuk mencapai tujuan.
16 8,12,14,18,24,26,32,4029,33,35,39,41
,45,47,50
-
4. Seleksi Mampu memilih aktivitas
yag sesuai dengankemampuan.
Melakukan aktivitas yangpenuh tantangan
13 2,4,22,44,46,489,11,19,27,31,43,49
-
Jumlah 47 3
Setelah peneliti melakukan uji coba (tryout) angket, maka langkah
selanjutnya yakni melakukan penelitian pada subjek yang berjumlah
100siswa MA Negeri Salatiga. Berikut ini adalah laporan hasil pengujian
validitas dan reliabilitas angket:
4.2.6 Motivasi Berprestasi
Berdasarkan perhitungan validitas diperoleh 2 item yang gugur dan
28 item yang valid, dengan rentang nilai antara 0,345 sampai dengan
0,684 Koefisien alpha Cronbach dari 28 item valid adalah 0,918 untuk itu
reliabilitas alat ukur motivasi berprestasi berada pada kategori dapat
diandalkan.Di bawah ini dijelaskan penyebaran item valid dan item gugur.
Tabel 4.5Sebaran Item Valid dan Item Gugur
Angket Motivasi BerprestasiNo Ciri-ciri Jumlah
ItemNomor Item
ValidNomor Item
Gugur1. Pengambilan resiko yang moderat
(moderat risk).12 1,2,3,4,5,6,
7,8,9,10,11,12-
2. Menginginkan umpan balik (immediatefeedback).yaitu mengharap-kan umpanbalik terhadap aktivitas dalammencapai prestasi.
6 13,14,15,16,18
-
3. Puas terhadap prestasi(accomplishment), yaitu menyelesai-kan tugas merupakan hal yang
6 19, 20, 21,23,24 22
5
menyenang-kan secara pribadi danmemiliki pemikiran yang berorientasipada pengharapan akan penghargaan dimasa depan.
4. Keasyikan dengan tugas(preoccupation with the task) atauTotalitas terhadap tugas, yaitumengerja-kan tugas secara total hinggasukses
11 26,27,28,29,30, 25
Jumlah 30
4.2.7 English self efficacy
Berdasarkan perhitungan validitas diperoleh 2 item yang gugur dan48 item yang valid, dengan rentang nilai antara 0,309 sampai dengan0,708 Coefisien alpha cronbach dari 48 item valid adalah 0,945, untuk itureliabilitas alat ukur English self efficacy berada pada kategori dapatdiandalkan.Di bawah ini akan dijelaskan penyebaran item valid dan itemgugur.
Tabel 4.6Sebaran Item Valid dan Item Gugur
Angket English Self efficacyNo Aspek Jumlah
ItemNomor Item Valid Nomor Item
Gugur1. Kognitif
Mampu memikirkan untukmencapai tujuan.
Mampu memprediksikejadian-kejadian sehari-hariyang akan berakibat padamasa yang depan.
9 1,3,5,13,6,10,34
17, 38
2. Motivasi Kemampuan memotivasi diri
dengan pikiran untukmelakukan suatu tindakanyang berkaitan dengan situasiyang dihadapi.
Yakin atau optimis dalamtindakan yang dilakukan
12 16,20,28,36,427,15,21,23,25,30,37
-
3. Afeksi Mampu mengatasi perasaan
emosi yang muncul daridalam diri.
Mampu mengontrolkecemasan yang menghalangiberfikir jernih untuk mencapaitujuan.
16 8,12,14,18,24,26,32,4029,33,35,39,41
,45,47,50
-
6
4. Seleksi Mampu memilih aktivitas yag
sesuai dengan kemampuan. Melakukan aktivitas yang
penuh tantangan
13 2,4,22,44,46,489,11,19,27,31,43,49
-
Jumlah 50
4.3 DESKRIPSI PENGUKURAN VARIABEL
4.3.1 Variabel Motivasi Berprestasi
Angket motivasi berprestasi ini menggambarkan persepsi siswa
terhadap diri mereka sendiri terkait dengan kebutuhan dalam berprestasi.
Artinya responden diminta untuk menilai ataupun merespon sejauhmana
tingkat motivasi berprestasi mereka. Frekuensi dan prosentase hasil
pengukuran variabel motivasi berprestasi berdasarkan kategori tersebut
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.7Deskripsi Pengukuran Variabel Motivasi Berprestasi
Kategori Range N %Tinggi 95-108 17 17Sedang 81-94 55 55Rendah 56-80 28 28
Dari Tabel di atas diketahui bahwa motivasi berprestasi siswa
kelas XII MAN Salatiga mengarah dari tinggi rendah. Tepatnya yaitu 17%
siswa memiliki motivasi berprestasi pada kategori tinggi, 55% siswa
memiliki memiliki motivasi berprestasi pada kategori sedang, sebesar 28%
pada kategori rendah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa siswa
kelas XII MAN Salatiga memiliki semangat tinggi untuk meraih prestasi.
4.3.2 Variabel English self efficacy
Angket English self efficacy menggambarkan persepsi mahasiswa
terhadap kemampuan diri untuk meyakinkan kemampuan diri bahasa
7
Inggris. Artinya responden diminta untuk menilai ataupun merespon
sejauhmana tingkat self efficacy siswa tersebut dalam mata pelajaran
bahasa inggrisnya. Selengkapnya disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.8Deskripsi Pengukuran Variabel English self efficacy
Kategori Range N %Tinggi 160-182 18 18Sedang 137-159 40 40Rendah 95-136 42 42
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa 18% siswa memiliki English
self efficacy pada kategori tinggi, siswa memiliki English self efficacy pada
kategori sedang 40 sebesar 42% pada kategori rendah. Ini menunjukkan
bahwa English self efficacysiswa MAN Salatiga kelas XII mengarah dari
tinggi menuju rendah. Hal ini disebabkan motivasi dariguru mata pelajaran
bahasa Inggriskurang kontinyu mendorong siswanya untuk kurang
meningkatkan English self efficacy pada dirinya.
4.4 UJI STATISTIK
4.4.1 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji normalitas, homogenitas.
4.4.2 Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat grafik histrogram,
P-P Plot Test, dan hasil uji one sample kolmogorov smirnov.
8
Tabel 4.9Hasil Uji One Sample Kolmogorov Smirnov
Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat hasil uji onesample kolmogorov smirnov yang terdapat pada tabel berikut:
Hasil Uji NormalitasNORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Motivasi SE Prestasi
N 100 100 100
Normal Parametersa Mean 91.19 146.37 77.4657
Std. Deviation 9.686 17.682 6.83406
Most Extreme Differences Absolute .058 .083 .064
Positive .058 .083 .060
Negative -.046 -.058 -.064
Kolmogorov-Smirnov Z .578 .830 .637
Asymp. Sig. (2-tailed) .892 .495 .812
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel uji one sample Kolmogorov-Smirnov di atas,
diketahui bahwa nilai motivasi berprestasi F= 0,892;p> 0,05 hal ini berarti
data motivasi berprestasi terdistribusi normal. Nilai untuk self efficacy p=
0,495 hal ini berarti data self efficacy terdistribusi normal.Nilai untuk
prestasi belajar F= 0,812; p> 0,05 hal ini berarti data prestasi belajar
terdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimulkan bahwa data
motivasi berprestasi, English self efficacy dan prestasi belajar terdistribusi
normal sehingga dapat digunakan untuk pengujian lebih lanjut.
4.4.3 Uji Homogenity of variance untuk analisis of Variance(ANOVA)
Asumsi dasar uji statistik ANOVA, yakni Homogenity of variance,
yakni variable depend harus memiliki memiliki varian yang sama dalam
setiap kategori variable independent ( Ghozali, 2006 ). Kriteria pengujian
ini, yaitu nilai Levent’s test 5% (probabilitas > 0,05). Hasil ujiHomogenity of variance tampak pada table 4.10
9
Tabel 4.10
Hasil uji Homogenity of varianceTest of Homogeneity of Variances
Prestasi Belajar
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.324 26 66 .180
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai p = 0,180. Oleh
karena nilai Levene’s test sebesar 0,180 > 0,05, maka data dinyatakan
homogen atau memiliki varian yang sama. Dengan demikian asumsi
homogeneity of variance terpenuhi untuk melanjutkan ke uji Two Way
ANOVA.
4.4.4 Uji Hipotesis
1. Hubungan Motivasi berprestasi dan English self efficacy denganprestasi belajar siswa MAN Salatiga
Tabel.4.4.1Hasil Uji Regreasi Berganda (R Square)
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .077a .006 -.015 6.88391
a. Predictors: (Constant), MB, SE
b. Dependent Variable: PBTabel.4.4.2
Hasil Uji Korelasi Multivariate Motivasi berprestasi dan English selfefficacy dengan Prestasi Belajar Bahasa Inggris
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 27.067 2 13.534 .286 .752a
Residual 4596.663 97 47.388
Total 4623.731 99
a. Predictors: (Constant), SE1, MOTIV1
b. Dependent Variable: PB
10
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa R Square sebesar 0,006
(0,6%) dengan nilai signifikansi F= 0,286; p> 0,05. Hal ini berarti bahwa
tidak ada hubungan motivasi berprestasi, Englishselfefficacy dan prestasi
belajar siswa di MAN Salatiga.
Ada pengaruh interaksi motivasi dan jenis kelamin dengan prestasibelajar siswa
Tabel 4.4.3Hasil Uji Two Ways Anova Hubungan Interaksi Motivasi Berprestasi dan
Jenis Kelamin dengan Prestasi BelajarTests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:PB
SourceType III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 220.687a 7 31.527 .659 .706Intercept 167330.734 1 167330.734 3.496E3 .000Motivasi 77.732 1 77.732 1.624 .206SE 116.839 1 116.839 2.441 .122JK 2.377 1 2.377 .050 .824Motivasi * JK 63.192 1 63.192 1.320 .254SE * JK 87.429 1 87.429 1.827 .180Motivasi * SE * JK 43.712 2 21.856 .457 .635Error 4403.043 92 47.859
Total 604717.198 100
Corrected Total 4623.731 99
a. R Squared = .048 (Adjusted R Squared = -.025)
Berdasarkan hasil uji anova di atas menunjukkan bahwa hasil
interaksi antara variabel motivasi dan jenis kelamin memberikan nilai F
sebesar F = 1,320; p > 0,05.Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh
interaksi antara motivasi dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar
siswa.Hal ini berarti H0 diterima. Artinya variable motivasi berprestasi
tidak memberi pengaruh diantara siswa – siswi terhadap prestasi belajar
siswa siswi tidak member pengaruh interaksi terhadap munculnya prestasi
11
belajar bahasa Inggris. Pola interaksi antara ketiga variabel dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
Dari Gambar di atas dapat dilihat bahwa garis jenis kelamin saling
memotong yang berarti terdapat interaksi motivasi dan jenis kelamin
dengan prestasi belajar.Namun demikian, berdasarkan hasil uji statistik
pada Tabel 4.4.3 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh
interaksi motivasi berprestasi dan jenis kelamin terhadapa prestasi belajar
siswa.Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar siswa laki-
laki dan perempuan rendah jika motivasi rendah. Sebaliknya siswa laki-
laki dan perempuan akan memiliki prestasi belajar yang tinggi jika
motivasi tinggi.
12
Ada pengaruh English self efficacy dan jenis kelamin dengan prestasibelajar siswa
Table 4.4.4Hasil Uji Two Ways Anova Hubungan Interaksi English self efficacydan
Jenis Kelamin dengan Prestasi BelajarTests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:PB
SourceType III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 220.687a 7 31.527 .659 .706Intercept 167330.734 1 167330.734 3.496E3 .000Motivasi 77.732 1 77.732 1.624 .206SE 116.839 1 116.839 2.441 .122JK 2.377 1 2.377 .050 .824Motivasi * JK 63.192 1 63.192 1.320 .254SE * JK 87.429 1 87.429 1.827 .180Motivasi * SE * JK 43.712 2 21.856 .457 .635Error 4403.043 92 47.859
Total 604717.198 100
Corrected Total 4623.731 99
a. R Squared = .048 (Adjusted R Squared = -.025)
Berdasarkan hasil uji anova di atas menunjukkan bahwa hasil
interaksi antara variabel self efficacy dan jenis kelamin memberikan nilai
F = 1,827; p > 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh interaksi
antara English self efficacydan jenis kelamin terhadap prestasi belajar
siswa. Hal ini berarti H0 diterima. Pola interaksi antara ketiga variabel
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
13
Dari Gambar di atas dapat dilihat bahwa garis jenis kelamin saling
memotong yang berarti terdapat interaksi English self efficacy dan jenis
kelamin dengan prestasi belajar. Namun demikian, berdasarkan hasil uji
statistik pada Tabel 4.4.4 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
pengaruh interaksi English self efficacy dan jenis kelamin terhadapa
prestasi belajar siswa. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa prestasi
belajar siswa laki-laki dan perempuan rendah jika English self efficacy
rendah. Sebaliknya siswa laki-laki dan perempuan akan memiliki prestasi
belajar yang tinggi jika English self efficacy tinggi.
14
Ada pengaruh motivaasi berprestasi, English self efficacy dan jeniskelamin dengan prestasi belajar siswa
Tests of Between-Subjects EffectsDependent Variable:PB
SourceType III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 220.687a 7 31.527 .659 .706Intercept 167330.734 1 167330.734 3.496E3 .000Motivasi 77.732 1 77.732 1.624 .206SE 116.839 1 116.839 2.441 .122JK 2.377 1 2.377 .050 .824Motivasi * JK 63.192 1 63.192 1.320 .254SE * JK 87.429 1 87.429 1.827 .180Motivasi * SE * JK 43.712 2 21.856 .457 .635Error 4403.043 92 47.859Total 604717.198 100Corrected Total 4623.731 99a. R Squared = .048 (Adjusted R Squared = -.025)
Berdasarkan hasil uji anova di atas menunjukkan bahwa hasil
interaksi antara variabel motivasi berprestasi ,self efficacy dan jenis
kelamin memberikan nilai F sebesar F = 0,457; p > 0,05. Hal ini berarti
bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara motivasi berprestasi, self
efficacy dan jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa.Hal ini berarti H0
diterima. Pola interaksi antara ketiga variabel dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
15
Gambar A:
Pola Interkasi Motivasi, Jenis Kelamin dan Prestasi Belajar
Gambar B:
Pola Interkasi Self Eficacy, Jenis Kelamin dan Prestasi Belajar
Dari Gambar di atas, dilihat bahwa terdapat interaksi antara
motivasi dan English self efficacypada siswa yang berjenis perempuan
(Gambar A). Tetapi jika dilihat pada Gambar B terlihat jelas bahwa tidak
terdapat hubungan interaksi antara motivasi dan English self efficacypada
siswa dengan jenis kelamin laki-laki, yang ditandai dengan tidak adanya
perpotongan kedua garis tersebut.
16
Tidak ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari jenis kelaminsiswa
Table 4.4.5
Analisa Independen Sampel t-test Prestasi Belajar
Berdasarkan Jenis Kelamin
Group Statistics
JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
PB Wanita 80 77.1921 6.34687 .70960
Laki 20 78.5600 8.61901 1.92727
Tabel di atas menunjukkan bahwa perempuan memiliki rata-rata
prestasi belajar hampir sama daripada laki-laki, dimana perempuan
memiliki rata-rata sebesar 77, 1921 sedangkan laki-laki sebesar 78,5600.
Tetapi perbedaan tersebut tidaklah begitu signifikan. Tidak adanya
signifikan prestasi belajar siswa juga terlihat jelas dari tabel berikut:
Tabel 4.4.6
Hasil Uji Signifikansi Prestasi Belajar
Ditinjau dari Jenis Kelamin
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Equal variances assumed 3.785 .055 -.799 98 .426
Equal variances not
assumed
-.666 24.393 .512
Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa t=-0,799; p > 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa rata-rata populasi prestasi belajar pada siswa laki-
laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan. Dengan demikian H0
diterima.
17
4.5 DISKUSI
Dalam tulisan ini, pembahasan disusun sesuai urutan hipotesis.
Hipotesis 1 :Ada hubungan motivasi berprestasi dan Englsih self efficacy
dengan prestasi belajar bahasa inggris siswa di MAN
Salatiga.
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa nilai signifikansi
motivasi berprestasi dengan prestasi belajar bahasa inggris F= 0,286; p>
0,05.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
signifikan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar bahasa Inggris
siswa di MAN Salatiga.Selain motivasi berprestasi, hasil penelitian juga
membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan English self efficacydengan
prestasi belajar siswa.Hal ini dibuktikan dengan nilai English self efficacy
dengan prestasi belajar bahasa Inggris.
Tidak adanya hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi
belajar bahasa Inggris siswa, diperkirakan :Pertama: pada umumnya
sebagian besar siswa menganggap bahwa setiap siwa yang sekolah di
MAN Salatiga telah menganggap bahwa adalah wajar motivasi berprestasi
yang dimiliki dan English self efficacyjuga seharusnya ada sehingga tidak
berpengaruh terhadap prestasi belajar mereka. Dengan kata lain bahwa
pada umumnya siswa MAN Salatiga adalah masuk pada masa transisi
remaja, maka motivasi berprestasi dan English self efficacy tidak selalu
menjadi hal yang penting bagi peserta didik, oleh sebab itu, ketika ada
teman yang berprestasi diumumkan dimuka umum pada saat upacara
bendera hari Senin, serta di tunjukkannya piala, piagam, tropi baik
bersekala kota, provinsi bahkan skala nasional tidak akan memberikan
pengaruh terhadap prestasi belajar mereka dalam bahasa Inggris, situasi ini
sesuai dengan pendapat Abdullahi (2000) dengan nilai koefisien korelasi
18
sebesar 0.154;p>0.05. Abdullahi (2000), meneliti seribu mahasiswa yang
terdiri dari 665 wanita dan 335 pria di Universitas Nigeria menyatakan
bahwa motivasi berprestasi tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Bakar, dkk (2010) juga melakukan penelitian terhadap 1484 mahasiswa
dengan kesimpulan bahwa motivasi berprestasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap prestasi belajar. Walaupun motivasi berprestasi ini
merupakan hal penting dalam sebuah hasil prestasi belajar, seperti teori
kepribadian Murray yang dikembangkan oleh Mc Clelland dan Atkinson
yang mengemukakan bahwa salah satu jenis motivasi yang terpenting
dalam dunia pendidikan adalah motivasi berprestasi (n-Ach)
(McClelland,1987 ; Wijono, 2007).
Kedua, pada umumnya siswa yang belajar di MAN Salatiga
menyadari bahwa diri mereka memiliki motivasi berprestasi adalah sudah
seharusnya demikian yang didukung dengan adanya English self efficacy
yang sudah biasa bagi mereka untuk memperoleh prestasi belajar.Hal
tersebut sejalan dengan adanya pengaruh yang tidak signifikan motivasi
berprestasi tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar, sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Bakar, dkk (2010), Zenzen (2002), dan
Abullahi (2000) .
Temuan dalam penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian
yang dilakukan dilakukan oleh Noya (2011) yang mengangkat tentang
motivasi berprestasi dan disiplin diri sebagai prediktor yang berpengaruh
secara simultan terhadap prestasi belajar mahasiswa di Institut Injil
Indonesia yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara variable
motivasi berprestasi dengan prestasi belajar.
Selain motivasi berprestasi, English self efficacy juga tidak
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan nilai korelasi
English self efficacy tidak memberikan pengaruh juga yang lebih besar
19
dibandingkan dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar. Hal
ini menyatakan bahwa siswa tidak lebih berprestasi karena adanya
English self efficacy yang tinggi. Dengan demikian, individu yang
memiliki English self efficacybelum tentu mampu mengatasi setiap
penghalang yang menghambat tercapainya tujuan belajar yakni mencapai
prestasi yang maksimal. Hal ini sesuai dengan penelitian Rahemi (2009)
yang dilakukan pada siswa humaniora terdapat ada hubungan negative
yang signifikan antara self efficacy dengan prestasi belajar bahasa Inggris,
semakin tinggi self efficacy seorang siswa, maka semakin rendah tingkat
kegagalan prestasi belajar bahasa Inggris.
Tetapi hal tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mahyuddin, Elias, dan Noordin (2009) terhadap 647 siswa menyatakan
bahwa variableEnglish self efficacy memiliki pengaruh yang positif
signifikan terhadap variable prestasi belajar, yakni semakin tinggi English
self efficacy siswa maka semakin tinggi pula prestasi belajar bahasa
Inggris.
Hipotesis 2 : Ada pengaruh interaksi motivasi berprestasidan jenis kelamin
dengan prestasi belajar bahasa Inggris siswa di MAN
Salatiga.
Berdasarkan hasil uji anova menunjukkan bahwa hasil interaksi
antara variabel motivasi dan jenis kelamin memberikan nilai F = 1,320; p
> 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh interaksi motivasi dan
jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa.Hal ini berarti H0 diterima.Hal
ini menjelaskan bahwa: Pertama, siswa yang berjenis kelamin laki-laki
dan perempuan berpandangan sama bahwa, motivasi berprestasi adalah hal
yang wajar dimiliki siswa, sehingga tidak ada yang berbeda mencapai
prestasi belajar. Santrock (2008:475) menjelaskan bahwa masalah prestasi
dapat muncul ketika siswa tidak menetapkan tujuan, tidak merencanakan
20
bagaimana untuk menjangkau tujuan, dan tidak cukup memantau
kemajuan mereka terhadap tujuan. Banyak hambatan-hambatan terhadap
prestasi selama sekolah dasar dan kemudian menjadi lebih jelas saat
sekolah menengah atau advance.
Kedua, siswa laki-laki dan perempuan menganggap bahwa diri
mereka memiliki keinginan berprestasi yang tidak berbeda satu sama lain
tidak ada perbedaan dalam mencapai prestasi belajar bahasa Inggris. Pada
tahun 2011 di MAN Salatiga bekerja sama dengan English clinic STAIN
Salatiga (pusat bahasa STAIN Salatiga) dengan salah satu tujuan utama
yakni adanya peningkatan prestasi belajar bahasa Inggris. Dengan adanya
klinik bahasa inggris, siswa dapat meningkatkan skill bahasa Inggris siswa
MAN Salatiga terutama speakingnya . Dengan hadirnya English clinic
STAIN Salatiga memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan
prestasi bahasa Inggris. Hal ini menjadikan prestasi belajar siswa
meningkat.Dengan meningkatkan prosentase skill prestasi speaking bahasa
Inggris, maka hal ini menjadi sebuah hal yang hanya prestasi atau skill
berbicara saja bagi siswa.Karena hanya kemampuan berbicara saja, maka
motivasi berprestasi tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar
bahasa Inggris.Kemungkinan ada faktor-faktor lain selain motivasi
berprestasi yang dapat memengaruhi prestasi belajar siswa.
Hipotesis 3 :Ada pengaruh interaksi English self efficacy dan jenis kelamin
dengan prestasi belajar siswa di MAN Salatiga.
Berdasarkan hasil uji anova di atas menunjukkan bahwa hasil
interaksi antara variabel English self efficacy dan jenis kelamin
memberikan nilai F = 1,827; p > 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada
pengaruh interaksi antara English self efficacy dan jenis kelamin terhadap
prestasi belajar siswa. Hal ini berarti H0 diterima.Hal ini menjelaskan
21
bahwa: Pertama, siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan
mempunyai anggapan bahwa English self efficacy merupakan satu hal
yang wajar untuk dimiliki mereka dalam berjuang mencapai prestasi
belajar bahasa Inggris. Karena memang pada dasarnya setiap individu
perlu adanya English self efficacy dalam dirinya sehingga mampu
memiliki kepercayaan diri, termasuk percaya diri dalam belajar bahasa
Inggris (Tangney dkk, 2004). Pernyataan tersebut didukung oleh hasil
penelitian yang menyatakan bahwa secara tidak sengaja memperlihatkan
keraguan mereka, dan teman mereka mendengar, dan belajar untuk
mencari nasehat dari yang lainnya (Reivich &Shatte, 2002:42).Dengan
adanya anggapan tersebut, maka hal inilah yang kemungkinan
menyebabkan tidak adanya pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Pandangan di atas jelas terlihat dalam pendapat yang dikemukakan
oleh (Santroct, 2002), dimana peserta didik gagal di dalam menguasai diri
dan menghasilkan sesuatu yaitu kememapuan kepercayaan diri dalm
bahasa Inggris. setiap siswa hendaklah memiliki self efficacy yang tinggi,
yang dapat memperlancar proses belajar mengajar yang akhirnya prestasi
belajar meningkat.Kedua ada kecenderungan bahwa setiap siswa yang
telah memiliki English self efficacy yang sama untuk meraih prestasi
belajar.
Kemudian berikutnya, di MAN Salatiga telah diadakan berbagai
jenis kegiatan kebahasaan seperti English clinis, English from native
speaker dll.Dengan adanya kegiatan yang dilakukan ini, sangat diharapkan
agar dapat membentuk kognitif, afektif, konatif, serta psikomotorik siswa
ke arah yang positif. Hal utama yang diharapkan melalui kegiatan ini
yakni terbentuknya English self efficacy siswa yang akan memberikan
kontribusi positif dalam prestasi belajar bahasa Inggris di sekolah. Dengan
22
adanya English self efficacy yang tinggi, kemungkinan siswa akan
beranggapan sebagai suatu hal yang wajar atau bahkan mereka gagal
mencapai English self efficacy sehingga English self efficacy tidak
memberikan kontribusi terhadap naik turunnya prestasi belajar bahasa
Inggris siswa MAN Salatiga.
Hipotesis 4 :Ada pengaruh interaksi motivasi berprestasi,English self
efficacy dan jenis kelamin dengan prestasi belajar siswa di
MAN Salatiga.
Berdasarkan hasil uji anova di atas menunjukkan bahwa hasil
interaksi antara variabel English self efficacy dan jenis kelamin
memberikan nilai F = 0,457; p > 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak ada
pengaruh interaksi antara motivasi berprestasi, English self efficacy dan
jenis kelamin terhadap prestasi belajar siswa.Hal ini berarti H0 diterima.
Berdasarkan hasil uji tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa yang
berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berpandangan sama bahwa,
motivasi berprestasi adalah hal yang wajar dimiliki siswa dan English self
efficacy diantara siswa laki-laki dan perempuan adalah juga sama sehingga
tidak ada yang berbeda mencapai prestasi belajar. Santrock(2008:475)
menjelaskan bahwa masalah prestasi dapat muncul ketika siswa tidak
menetapkan tujuan, tidak merencanakan bagaimana untuk menjangkau
tujuan, dan tidak cukup memantau kemajuan mereka terhadap tujuan.
Banyak hambatan-hambatan terhadap prestasi selama sekolah dasar dan
kemudian menjadi lebih jelas saat sekolah menengah atau advance. Hal ini
diimbangi dengan siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan
mempunyai anggapan bahwa English self efficacy merupakan satu hal
yang wajar untuk dimiliki mereka dalam berjuang mencapai prestasi
23
belajar bahasa Inggris. Karena memang pada dasarnya setiap individu
perlu adanya English self efficacy ydalam dirinya sehingga mampu
memiliki kepercayaan diri, termasuk percaya diri dalam belajar bahasa
Inggris (Tangney dkk, 2004).Sehingga menyebabkan tidak adanya
pengaruh antara motivasi berprestasi, English self efficacy dan jenis
kelamin dengan prestasi belajar siswa di MAN Salatiga.
Hipotesis 5: Ada perbedaan prestasi belajar bahasa Inggrisditinjau darijenis kelamin siswa di MAN Salatiga.
Dari hasil uji statistik diketahui bahwa t=-0,799; p>0,05maka dapat
dikatakan bahwa rata-rata populasi prestasi belajar pada siswa laki-laki
dan perempuan tidak memiliki perbedaan. Dengan demikian
H0diterima.Perempuan memiliki rata-rata prestasi belajar lebih rendah
daripada laki-laki, dimana perempuan memiliki rata-rata sebesar 77, 1921
sedangkan laki-laki sebesar 78,5600. Tetapi perbedaan tersebut tidaklah
begitu signifikan
Siswa laki-laki dan perempuan berpendapat sama bahwa
berprestasi belajar adalah sesuatu yang harus diperjuangkan untuk
dicapainya agar lebih sukses. Hasil penelitian ini, sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Jung (Susiana, 2002), yang menyatakan
bahwa terdapat persamaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan siswa
perempuan, dan siswa perempuan memiliki prestasi belajar yang sama
dengan pandangan siswa laki-laki. Hasil penelitian ini sejalan dengan apa
yang menjadi pengamatan penulis selama ini di MAN Salatiga;
Pertama, siswa perempuan dan laki-laki mempunyai pandangan
yang sama bahwa mereka perlu memiliki prestasi belajar bahasa Inggris
Kedua, hal yang menarik untuk dilihat adalah keaktifan siswa ketika
pelajaran sedang berlangsung. Mereka cenderung menunjukkan antusias
24
yang sama dalam mencapai prestasi belajar dengan cara dan ditunjukkan
melalui prestasi belajar ketika berlangsung dikelas mereka aktif dan berani
dalam bertanya serta berpendapat.Hal senada dinyatakan oleh Patana &
Liche (2003,), yaitu motivasi berprestasiPada perempuan sering
mendatangkan masalah dan konflik, sebaliknya kesuksesan bagi
perempuan tidak dikaitkan dengan keberhasilan dalam prestasi belajar.