SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7...

117
1 SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PROBLEMATIKA YANG DIHADAPI GURU DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA TUNANETRA DI SMPLB WANTUWIRAWAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Oleh SITI MASITOH NIM 111 11 197 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

Transcript of SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7...

Page 1: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

1

SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DAN PROBLEMATIKA YANG DIHADAPI GURU

DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA TUNANETRA

DI SMPLB WANTUWIRAWAN

TAHUN PELAJARAN

2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Oleh

SITI MASITOH

NIM 111 11 197

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

Page 2: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

2

Page 3: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

3

Page 4: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

4

Page 5: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

5

Page 6: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

6

MOTTO

Artinya:

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Mujadillah: 11)”.

Page 7: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

7

PERSEMBAHAN

Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku yang sangat aku hormati dan cintai Bapak Asrodin dan Ibu

Surati, karena dengan bimbingan, kasih sayang, dan doa keduanya lah aku

melangkah ke depan dengan optimis untuk meraih cita-cita.

2. Adiku Tini yang senantiasa memotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

3. Sahabatku Ria Winarni, Nurul Fadlilah, Ika Khusnul Fadhilah, , Usriya Hidayati,

Dwi Silvia, Yuli Hastuti yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

4. Teman-temanku di kampus yaitu kelas PAI E angkatan tahun 2011, teman-teman

PPL, KKN, dan teman lainnya di IAIN Salatiga.

Page 8: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

8

KATA PENGANTAR

Asslamu‟alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas

segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan

kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga

tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh

gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima

kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

4. Ibu Muna Erawati, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas

mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya

membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Sigit Margono selaku kepala sekolah di SLB-AD Wantuwirawan yang telah

banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 9: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

9

7. Ibu Huru Tryasti sebagai guru PAI di SMPLB Wantuwirawan yang telah memotivasi

dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang

setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.

Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan

para pembaca umumnya.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

Salatiga, 7 September 2015

Penulis

SITI MASITOH

NIM: 111 11 197

Page 10: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

10

ABSTRAK

Masitoh, Siti. 2015. Promblematika yang dihadapi guru dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam pada siswa tunanetra di SMPLB

Wantuwirawan Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr Muna Erawati,

M.Si

Kata kunci: Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, Siswa Tunanetra

Siswa Tunanetra merupakan anak yang mengalami hambatan pada indera

penglihatanya, walaupun telah diberi alat-alat bantu khusus mereka masih

memerlukan pendidikan khusus. Kunci keberhasilan proses pembelajaran tersebut

ditentukan oleh beberapa komponen, diantaranya guru, metode yang

digunakan,dan kurikulum. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana

sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunanetra di SMPLB

Wantuwirawan tahun pelajaran 2015/2016. Hasil penelitian ini diharapakan dapat

dipergunakan untuk memberikan informasi dan masukan kepada semua pihak

terutama guru dan lembaga pendidikan.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan

data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, Sedangkan

analisis data dilakukan dengan klasifikasi data, penyaringan data dan

Penyimpulan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem pembalajaran yang meliputi

perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunanetra di

SMPLB Wantuwirawan berpedoman pada kurikulum KTSP dengan modifikasi

guru. Pembelajaran PAI di SMPLB Wantuwirawan pada siswa penyandang

tunanetra adalah (1) Materi yang disampaikan ditekankan pada materi yang

bersifat dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, metode tanya jawab dan

metode praktek. (2) upaya guru PAI memberikan materi yang sesuai dengan

kemampuan siswa. (3) hasil pembelajaran PAI menunjukan bahwa siswa

tunanetra sudah menjalan ritual keagamaan dalam keseharian dan berperilaku

seperti tuntunan agama. Yaitu melakukan wudhu dan shalat wajib. Kendala yang

dialami guru PAI diantaranya target materi tidak selesai, kurangnya jumlah guru

PAI, kurang disiplinya siswa, dan tata ruang kelas yang tidak kondusif.

Page 11: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................... I

LEMBAR BERLOGO ............................................................... Ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING .......................................... Iii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................. Iv

DEKLARASI........................................... ................................... V

MOTTO ..................................................................................... Vi

PERSEMBAHAN....................................................................... Vii

KATA PENGANTAR ............................................................... Viii

ABSTRAK ................................................................................ X

DAFTAR ISI ............................................................................. Xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. Xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................ 1 A. Latar Belakang Penelitian .................................................... 1

B. Fokus Penelitian................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 4

1. Manfaat Teoritik ........................................................... 5

2. Manfaat Praktik .............................................................. 5

E. Penegasan Istilah.................................................................. 5

1. Pembelajaran pendidikan Agama Islam......................... 5

2. Penyandang Tunanetra.................................................... 7

F. Metode Penelitian................................................................. 8

Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................... 8

1. Kehadiran Peneliti ........................................................... 8

2. Lokasi Penelitian ............................................................. 8

3. Sumber Data.................................................................... 9

4. Prosedur Pengumpulan Data........................................... 9

5. Analisis Data ................................................................... 11

6. Pengecekan Keabsahan Data........................................... 12

7. Tahap-tahap Penelitian.................................................... 12

G. Sistematika Penulisan Skripsi .............................................. 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA 15

A. Problematika Pembelajaran .................................................. 15

1. Kesulitan Belajar......... ..................................................... 15

2. Faktor Kesulitan Belajar................................................ 16

3. Problem Pembelajaran..................................................... 20

Page 12: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

12

4. Faktor-fakor Problem Pembelajaran ............................... 20

B. Pendidikan Agama Islam.......................... .......................... 26

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam.............................. 26

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam...................................... 28

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam....................................... 30

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam......................... 31

5. Sumber Pendidikan Agama Islam.....................................

6. Komponen Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam.....................................................................

32

32

C. Penyandang Tunanetra...........................................................

1. Pengertian Tunanetra....................... ...............................

2. Faktor Penyebab Ketunanetraan......................................

3. Karakteristik Anak Tunanetra..........................................

4. Ciri-ciri Anak Tunanetra...................................................

35

35

36

41

46

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN

PENELITIAN.........................................................................

50

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................ 50

1. Sejarah Singkat SLB Wantuwirawan.......................... 50

2. Identitas Sekolah...................................................................... 51

3. Struktur Organisasi Sekolah................................................... 53

4. Data Guru dan Karyawan............................................................ 54

5. Sarana dan Prasarana................................................................. 54

B. Temuan Penelitian................................................................... 57

1. Sistem Pembelajaran PAI.......................................................... 57

2. Kendala yang di Alami Guru PAI................................................ 64

BAB IV PEMBAHASAN............................................................ 67

A. Sistem PembelajaranPAI.......................................................... 67

1. Perencanaan Pembelajaran PAI............................................... 66

2. Pelaksanaan Pembelajaran PAI.................................................. 73

3. Evaluasi Pembelajaran PAI............................................................ 77

B. Kendala yang di alami Guru PAI.............................................. 80

BAB V PENUTUP....................................................................... 82

A. Kesimpulan............................................................................ 81

B. Saran.................................................................................... 83

.DAFTAR PUSTAKA................................................................. 85

.LAMPIRAN................................................................................. 87

Page 13: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

13

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Verbatim............................................................................. 87

2. Pedoman Wawancara........................................................... 95

3. Pedoman observasi..................................................... 97

4. Riwayat Hidup............................................................. 99

5. Surat Ijin Penelitian............................................... 100

6. Surat Keterangan Penelitian.................................... 101

7. Lembar Konsultasi..................................................... 102

8. Sumber Belajar........................................................ 103

9. Kurikulum untuk Siswa Tunanetra............................

10. SKK...........................................................................

11. Arsip Foto....................................................................

Page 14: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan anugrah Allah SWT yang wajib disyukuri.

Kelahiran anak harus diterima sebagai berkah, baik ia dilahirkan dalam

keadaan sempurna maupun kurang sempurna. Sebagai wujud rasa

syukur,orang tua hendaknya memberikan pelayanan kepada putra-putrinya

sesuai dengan kebutuhan mereka. Orang tua mengupayakan hal terbaik

untuk perkembangan anak , dengan harapan cita-cita yang mungkin belum

bisa terwujud dapat terealisasi.

Namun, bagaimana jika anak yang terlahir memiliki beberapa

keterbatasan atau lebih dikenal dengan anak berkebutuhan khusus?

Pertanyaan ini mengingatkan kepada semua pihak mengenai pentingnya

pendidikan yang sesuai dengan karakteristik siswa berkebutuhan khusus.

Untuk itu, seharusnya orang tua membimbing dan mengarahkan anak

secara tepat adalah memberikan kesempatan kepada anak belajar di

sekolah luar biasa (SLB). Bentuk dukungan ini menjadikan anak menjadi

pribadi yang mandiri.

Pada UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,

dijelaskan dalam pasal 5 ayat (1) dan (2) menyatakan : (1) Setiap warga

negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang

Page 15: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

15

bermutu. (2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional,

mental intelektual, dan sosial berhak mendapatkan pendidikan khusus.

Anak tunanetra merupakan anak yang berkebutuhan khusus yang memiliki

ketunaan dalan indera penglihatan,sehingga telah jelas undang-undang

tersebut pada pasal 5 ayat (2), menunjukan bahwa anak tunanetra berhak

mendapatkan pendidikan. Untuk itu dukungan perkembangan dan

kemajuan anak tunanetra dapat dibekali lewat sekolah luar biasa (SLB).

Pendidikan adalah sarana utama untuk menumbuh-kembangkan

kepribadian anak, baik secara fisiologis maupun psikologis. Pendidikan

artinya memberi pelajaran kepada anak didik, yang mencakup fungsi

kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan) dan psikomotor (perubahan

tingkah laku). Demikian pula dengan pendidikan dalam islam, bertujuan

untuk membentuk pribadi yang utuh, sehat jasmani dan rohani (Surviani,

2004: 24).

Pendidikan Agama Islam secara khusus adalah pendidikan melalui

ajaran-ajaran agama islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap

anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan itu ia dapat

memahami, mengahayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam sebagai

suatu pandangan hidupnya demi kemaslahatan dan kesejahteraan hidup di

dunia maupun di akhirat kelak (Darajat, 1998: 88). Dalam pandangan

Islam setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah), semua tergantung

pada orang tuanya, kemana mereka hendak mengarahkanya (Muslim, tt:

458). Oleh sebab itu, orang tua berkewajiban mendidik anaknya, kearah

Page 16: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

16

yang digariskan dalam syari‟at Islam, yang dalam sitem pendidikan

dikenal dengan istilah Pendidikan Agama Islam (PAI).

Pendidikan luar biasa adalah pendidikan dengan cara yang khusus

yang disesuaikan dengan jenis dan taraf kelainannya. Dengan demikian

dalam mengajarkan Pendidikan Agama Islam, pendidik atau guru PAI

menggunakan metode khusus, alat khusus, dan kurikulum yang khusus

pula (Ihsan, 2001: 128).

Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) adalah suatu

lembaga pendidikan atau sekolah lanjutan yang bertanggung jawab

melaksanakan pendidikan untuk mencerdaskan anak didik yang

berkebutuhan khusus.

Terutama dalam proses pembelajaran terhadap anak berkebutuhan

khusus, para pengajar kemungkinan besar akan menghadapi banyak

masalah.Hal ini menarik untuk diteliti lebih lanjut, agar berbagai

permasalahan yang timbul dapat diatasi, sehingga Pendidikan Agama

Islam bagi anak berkebutuhan khusus dapat terlaksana secara maksimal

dan tepat guna. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang

“SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN

PROBLEMATIKA YANG DIHADAPI GURU DALAM

PEMBELAJARAN PADA SISWA DENGAN TUNANETRA DI

SMPLB WANTUWIRAWAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016”.

B. Fokus Penelitian

Page 17: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

17

Untuk membatasi pokok bahasan dalam penelitian ini, penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

siswa penyandang tunanetra di SMPLB Wantuwirawan tahun

pelajaran 2015/2016?

2. Apa saja kendala yang di hadapi guru PAI dalam proses perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

siswa penyandang tunanetra di Wantuwirawan tahun pelajaran

2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas , tujuan penelitian ini adalah

untuk:

1. Mengetahui pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa

penyandang tunanetra di SMPLB Wantuwirawan tahun pelajaran

2015/2016?.

2. Mengetahui kendala yang di hadapi guru PAI dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam baik proses perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pada siswa penyandang tunanetra di SMPLB Wantuwirawan

tahun pelajaran 2015/2016.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan memberikan informasi yang jelas

tentang proses pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

siswa tunanetra, sehingga dapat memberikan manfaat sebagai beriut:

Page 18: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

18

1. Manfaat teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat menambahkan wawasan ilmu yang

didapatkkan dalam Pendidikan Agama Islam bagi penyandang

tunanetra dilembaga pendidikan formal.

2. Manfaat praktis

Memberikan rujukan bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam

melaksanakan pembelajaran khususnya bagi siswa penyandang

tunanetra.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul

tersebut, maka perlu dijelaskan maksud istilah yang dipakai. Adapun

istilah-istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Istilah pengajaran, berbeda dengan pembelajaran. Pengajaran

adalah upaya pendidik dalam mengajarakan suatu materi berupa

pengetahuan, perasaan, dan tingkah laku kepada peserta didiknya.

Dalam hal ini subjek utamanya adalah pendidik, sementara

pembelajaran adalah suatu proses perubahan tigkah laku individu

akibat interaksi dengan lingkungannya. Lebih jelasnya, menurut

Rusyan, dkk, istilah pembelajran berasal dari kata dasar „belajar‟ yang

mendapat imbuhan „pe‟ dan akhiran „an‟ yang berarti suatu proses

Page 19: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

19

perubahan tingkah laku melalui interaksi antara individu dan

lingkunganya (Rusyan, dkk.,1989:7). Oleh karena itu, pembelajaran

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha guru dalam dalam

mengubah tingkah laku anak didiknya ke arah yang lebih baik.

Pendidikan Agama Islam (PAI), menurut Zakiyah Daradjat,

adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yang berupa

bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah

selesai dari pendidikan itu, ia dapat memahami, mengahayati, dan

mengamalkan ajaran agama Islam sebagai suatu pandangan hidupnya,

demi kemaslahatan dan kesejahteraan hidupnya .

Jadi penulis memberikan pengertian pembelajaran Pendidikan

Agama Islam adalah upaya untuk menciptakan suatu kondisi bagi

terciptanya suatu kegiatan belajar yang memenuhi atau sesuai ajaran-

ajaran Islam.

2. Penyandang Tunanetra

Mengenai apa arti dari tunanetra itu sendiri, banyak versi yang

menyebutkan arti dari istilah tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia pengertian tunanetra ialah tidak dapat melihat, buta.

Menurut persatuan Tunanetra Indonesia atau Pertuni (2004)

mendefenisikan ketunanetraan sebagai berikut :

Orang tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki

penglihatan sama sekali (buta total) hingga mereka yang

masih memiliki sisa penglihatan tetapi tidak mampu

menggunakan penglihatanya untuk membaca tulisan biasa

berukuran 12point dalam keadaan cahaya normal meskipun

dibantu dengan kaca mata (kurang awas).

Page 20: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

20

Ini berarti orang tunanetra mungkin tidak mempunyai

penglihtan sama sekali meskipun hanya membedakan antara terang

dan gelap. Orang dengan kondisi penglihatan seperti ini kita katakan

sebagai “buta total”. Di pihak lain, ada orang tunanetra yang masih

mempunyai sedikit sisa penglihatan sehingga mereka masih dapat

menggunakan sisa penglihatanya untuk melakukan kegiatan sehari-

hari. Orang tunanetra yang masih memiliki sisa penglihatan yang

fungsional seperti ini kita sebut sebagai orang “kurang awas” atau

lebih dikenal dengan sebutan “low vision” ( Widjaya, 2012: 11-12).

Anak tunanetra adalah individu yang indera penglihatanya

(kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi

dalam kegiatan seperti halnya orang awas (Somantri, 2006: 65).

Tunanetra merupakan sebutan untuk individu yang mengalami

gangguan pada indera penglihatan. Pada dasarnya, tunanetra dibagi

menjadi dua kelompok, yaitu buta total dan kurang penglihatan (low

vision) (Smart, 2012: 36).

Oleh karena itu, yang dimaksud sebagai penyandang tunanetra

merupakan siswa yang mengalami gangguan dalam indera

penglihatanya. Tunanetra adalah seseorang yang memiliki hambatan

dalam pnglihatan atau tidak berfungsinya indera penglihatan.

F. Pendekatan Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Page 21: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

21

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Sugiyono

menjelaskan penelitian kualitaif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek secara alamiah, dimana

penelitian adalah sebagai instrumen kunci (Sugiyono, 2008:9).

Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

deskriptif kualitatif untuk menggambarkan secara sistematis mengenai

fakta-faktayang ditemukan dilapangan, foto, memo, dan dokumen

resmi lainya.

2. Kehadiran Penelitian

Kehadiran peneliti sebagai pengamat, dalam hal ini yakni

melakukan fungsi pengamatan (Moleong, 2007: 77).

Dalam penelitian ini, peneliti ikut berperan serta sebagai

pengamat guru dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam pada anak tunanetra di Wantuwirawan tahun pelajaran 2015.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SLB Wantuwirawan, tepatnya berada di

Jl. Argobogo No.282 Ledok, Salatiga. Kec. Argomulyo 50732 Jawa

Tengah. Adapun strata pendidikan mencakup: TKLB (Taman Kanak-

Kanak), SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa), SMPLB (Sekolah

Menengah Pertama Luar Biasa),dan SMALB (Sekolah Menengah

Atas Luar Biasa). Subjek yang digunakan peneliti adalah SMPLB

Wantuwirawan.

4. Sumber Data

Page 22: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

22

Menurut Sugiyono (2014: 308), teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan sumber primer dan sumber

sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data yang langsung meberikan

data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, baik

melalui dokumen maupun orang lain.

Adapun dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian

adalah siswa penyandang tunanetra di SMPLB Wantuwirawan,

Sedangkan informanya adalah Guru Pendidikan Agama Islam, kepala

sekolah dan guru lain.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini adalah :

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara

sistematis tentang fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi,

1987:142).

Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data

mengenai kondisi sekolah, interaksi guru dengan siswa dan

kegiatan pembelajaran dikelas.

b. Wawancara

Page 23: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

23

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan

tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematisdan

berdasar pada tujuan penelitian (Hadi, 1989:193).

Metode ini ditujukan kepada Kepala Sekolah, guru

Pendidikan Agama Islam, dan juga teman sejawat guru di sekolah.

untuk mengumpulkan informasi mengenai pelaksanaan Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM). Lebih lanjut, peneliti akan menanyakan

tentang metode yang diterapkan untuk siswa penyandang tunanetra

dan menanyakan kendala dalam pelaksanaan pembelajaran

pendidikan agama Islam.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, buku, dan sebagainya (Arikunto,

1998:236).

Metode ini peneliti gunakan untuk meperoleh data

mengenai informasi sekolah yang meliputi struktur

organisasi,sarana dan prasarana, data guru dan data siswa.

6. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu

segera digarap oleh peneliti. Di dalam buku-buku lain sering disebut

pengolahan data. Ada yang menyebut data preparation, ada pula data

analysis (Arikunto, 2010: 278

Page 24: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

24

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis data

meliputi klasifikasi data, penyaringan data, dan penyimpulan. Pada

tahap klasifikasi data dilakukan pengelompokan data berdasarkan

rumusan masalah yang ditetapkan. Pada tahap penyaringan data

dilakukan pemilahan data yang berguna dan tidak berguna, dan data

yang tidak dibuang. Pada tahap penyimpulan dilakukan penelaahan

data yang berguna dihubungkan dengan masalah penelitian yang

dirumuskan kemudian dipadukan dengan teori-teori yang ada dalam

konteks pembelajaran PAI.

Setelah data diperoleh secara utuh, seluruh data dianalisis

secara detail dan mendalam. Hal ini dilakukan untuk mengindari

adanya kesalahandalam penyajian data dan untuk menjaga keutuhan

penelitian. Kemudian disajikan dalam bentuk laporan penelitian.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian metode analisis data yang digunakan yaitu

triangulasi (keabsahan), triangulasi adalah teknik pemeriksaan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari data itu, untuk keperluan

pengecekan atau perbandingan terhadap data itu.

Triangulasi dengan sumber dan metode membandingkan dan

mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda. Dalam metode kualitatif hal ini dicapai

dengan jalan:

a. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.

Page 25: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

25

b. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

terkait.

c. Membandingkan apa yang dikatakan key person(informan) dengan

informan.

8. Tahap-tahap Penelitian

a. Penelitian Pendahulan

Penelitian pendahuluan ini mengkaji buku-buku yang

berkaitan dengan pendidikan agama Islam pada siswa penyandang

tunanetra.

b. Tahap Penelitian di Lapangan

Setelah mengetahui kurikulum yang dilaksanakan dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak penyandang

tunanetra berdasarakan buku-buku yang telah dikaji kemudian

peneliti juga wawancara langsung kepada kepala sekolah dan guru

Pendidikan Agama Islam.

c. Tahap Analisis dan Pelaporan

Peneliti mengkaji antar informasi yang terdapat dalam buku

mengenai pembelajaran pendidikan agama Islam dengan data yang

diperoleh di lapangan.

Setelah data terkumpul maka dilakukan penelaian secara

selektif dan disesuaikan dengan permaslahaan yang diangkat dalam

penelitian.Setelah itu, dilakukan pengolahan dengan permasalahan

yang diangkat dalam penelitian.

Page 26: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

26

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan

untuk mempermudah jalan pikiran memahami secara keseluruhan isi

skripsi.

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

masalah, fokus penelitian, penegasaan istilah, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab II sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam meleputi :

pengertian perencanaan, fungsi perencanaan, prinsip-prinsip perencanaan.

Pelaksanaan materi pendidikan agama Islam: Pengertian pendidikan

agama Islam, tujuan pendidikan agama Islam, materi pendidikan agama

Islam. Evalusai pembelajaran: Pengertian evaluasi, fungsi evaluasi, dan

prinsip-prinsip evaluasi. Penyandang tunanetra: Pengertian tunanetra, Jenis

/karakteristik tunanetra , faktor penyebab tunanetra.

Bab III merupakan paparan data dan temuan penelitian meliputi:

paparan data SLB Wantuwirawan, sistem pembelajaran Pendidikan Agam

Islam pada siswa penyandang tuannetra di SMPLB Wantuwirawan dalam

tahap perencanaan, pelaksaan, dan evaluasi, kendala yang yang dialami

guru PAI dalam proses perencaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

Bab IV merupakan analisis data meliputi sistem pembelajaran

Pendidikan Agama Islam pada siswa penyandang tunanetra di SMPLB

Wantuwirawan yang meliputi perancaan, pelaksanaan, dan evaluasi

Page 27: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

27

pembelajaran Pendidkan Agama Islam, kendala yang dialami guru PAI

dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

Bab V merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Problematika Pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui

pendidikan atau lebih khusus melalui prosedur latihan (Sukardi, 1980:

17).Sementara mengajar adalah suatu proses menanamakan pengetahuan

sebanyak-banyaknya kepada peserta didik, menyampaikakan suatu

kebudayaan,dan membimbing kegiatan anak untuk mencapai suatu

perubahan (Mansyur, 1982: 35-36).

Suatu proses pembelajaran, tidak dilakukan dengan semudah

membalikkan telapak tangan, melainkan membutuhkan waktu dan usaha

sungguh-sungguh. Banyak problem yang harus dihadapai dan diselesaikan

dengan baik. Problem-problem pembelajaran itu, tentu saja berkaitan

dengan proses transfer ilmu pengetahuan dan pembentukan tingkah laku.

Dalam kesempatan ini akan diuraikan terlebih dahulu mengenai problem

belajar, yang sering dialami oleh siswa/peserta didik. Problem ini sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan suatu proses pembelajaran. Berikut

faktor-faktor yang mempengarahui:

1. Kesulitan Belajar

Page 28: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

28

Kesulitan belajar pada anak atau sering disebut dengan

learning disorders sangat erat kaitanya dengan pencapaian hasil

akademik dan aktivitas sehari-hari. Karena itu, tak jarang orang tua

begitu menghawatirkan masalah ini.

Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah yang memiliki

gangguan satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman

penggunaan bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin

menampakan diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna

dalam mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis,

mengeja, atau menghitung.

Selain itu, kesulitan belajar merupakan kondisi di mana

kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria

standar yang telah ditetapkan, baik berbentuk sikap, pengetahuan,

maupun ketrampilan. Proses belajar yang ditandai dengan hambatan-

hambatan tertentu untuk menggapai hasil belajar (Subini, 2013: 12).

Ada beberapa problem belajar, yang terdiagnosa oleh para ahli dari

berbagai sepesialisasi, pendidikan, pengajaran, dan ilmu jiwa baik dari

kalangan Islam maupun non Islam. Problem-problem tersebut antara

lain motivasi, penugasan, konsentrasi, pemahaman, lupa, biaya, dan

kepercayaan diri (Syahatah, 2004: 92-113).

a. Motivasi

Seringkali motivasi menjadi persoalan dalam proses belajar

dan mengajar. Kurangnya motivasi dalam belajar, yang disebabkan

Page 29: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

29

oleh berbagai macam alasan, tentu akan sangat mempengaruhi

hasil pembelajaran, meskipun berbagai sarana dan prasarana telah

dilengkapi. Demikian juga motivasi dalam mengajar, kurangnya

motivasi dalam mengajar, akan mengakibatkan proses transfer ilmu

pnegetahuan kepada anak didik tidak berhasil dengan sempurna.

Oleh karena, antara pengajar dan objek ajar ( pendidik dan peserta

didik) harus memiliki motivasi yang kuat untuk keberhasilan dalam

belajar dan mengajar.

b. Penugasaan

Akumulasi tugas dan pelajaran yang cukup banyak, sementara

dalam kehidupan sehari-hari seseorang bisa saja ada persoalan

waktu dan kondisi. Karena banyaknya tugas, atau karena sakit,

seseorang tidak dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik,

sementara tugas-tugas lainnya sudah menunggu sehingga tidak bisa

mengejar ketertinggalan. Hal ini sering kali menyebabkan

kehilangan semangat, atau permasalahan-permasalahan lainya.

Solusinya, seseorang harus menerbitkan dan mengevaluasi jadwal

dengan cermat, menggunakan kembali motivasi, meminta bantuan

orang lain (teman atau guru) dan menghilangkan keputusasaan.

c. Konsentrasi

Kesulitan belajar juga dipengaruhi oleh daya konsentrasi

pada anak yang sedang belajar. Anak dengan dengan konsentrasi

tinggi untuk belajar akan tetap belajar meskipun banyak faktor

Page 30: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

30

yang mempengaruhi seperti kebisingan, acara lebih menarik dan

sebagainya. Namun sebaliknya jika seseorang tidak bisa memiliki

konsentrasi untuk belajar,hal yang mudah pun akan terasa sulit

untuk dipelajari , apalagi pelajaran yang sulit tentu akan terasa

lebih berat lagi. Tekanan dan permasalahan tertentu dapat

mengakibatkan seseorang kehilangan konsentrasi. Solusinya,

mencari tempat yang tepat sesuai yang diinginkan, mencatat poin-

poin penting, belajar bersama, dan menggunakan sarana-sarana

yang dapat membantu berkonsentrasi.

d. Pemahaman

Bagi peserta didik, persoalan pemahaman berkaitan dengan

tingkat intelektual (IQ) dan tingkat interest terhadap suatu materi

pelajaran. Meskipun bukan sebagai satu-satunya yang menentukan

kecerdasaan seseorang, inteligensi juga memberi pengaruh pada

kseulitan belajar seseorang. Inteligensi merupakan kemampuan

umum seseorang dalam menyesuaikan diri, belajar, atau berpikir.

Sementara guru, lebih diarahkan pada tingkat kemauanya dalam

memahami peserta didiknya dan bagaimana ia dapat memahami

arti dari tugas dantangggung jawabnya sebagai pendidik.

Solusinya, instropeksi diri, menyembuhkan penyakit fisik maupun

mental yang diderita, menambah jam belajar, dan belajar di tempat

tenang.

e. Lupa

Page 31: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

31

Daya ingat rendah sangat mempengaruhi hasil belajar

seseorang. Anak yang sudah belajar dengan keras namun

mempunyai daya ingat dibawah rata-rata hasilnya akan kalah

dengan anak yang mempunyai daya ingat tinggi. Hasil usaha

belajarnya tidak sepadan dengan prestasi yang didapatkanya.

Solusinya, refreshing, konsisten dengan jadwal, mengkosongkan

pikiran dari hal-hal yang membebani,mengulang-ulang pelajaran,

mamanfaatkan catatan, dan membuat ringkasan.

f. Biaya

Faktor ekonomi juga menjadi salah satu penyebab kesulitan

belajar pada anak. Keluarga dengan ekonomi pas-pasan cenderung

sulit memenuhi kebutuhan anak terutama dalam hal fasilitas yang

mendukung kegiatan belajar. Hal ini tentu berpengaruh pada

kesulitan belajarnya. Solusinya, Manajemen yang baik,

memaksimalkan penggunaan waktu belajar, dan mencari donasi.

g. Kepercayaan diri

Rasa percaya diri merupakan modal belajar yang sangat

penting. Bagaimana tidak? Seseorang yang merasa dirinya mampu

mempelajari sesuatu maka keyakinannya itu yang akan

menuntunya menuju keberhasilan. Berbeda jika tidak memiliki

kepercayaan bahwa ia mampu maka dalam perjalanan belajar pun

tidak ada semangat untuk meraih apa yang diinginkan. Pelajaran

sesulit apapun, jika diyakini sebagai sesuatu yang dapat diraih, ia

Page 32: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

32

akan dapat meraihnya. Solusinya banyak berlatih menumbuhkan

keyakinan bahwa sesungguhnya manusia itu sama, yaitu hanya

berhak berusha sementara Tuhan yang menentukan.

2. Problem Pembelajaran

Untuk permasalahan pembelajaran yang terfokus pada pendidik,

selain permasalahan pribadi yang menyangkut abilitas dan kapabilitas,

biasanya mengikuti permasalahan peserta didik. Keadaan peserta didik

menjadi faktor yang sangat menentukan keberhasilan dalam proses

belajar-mengajar. Selain itu, masih banyak faktor-faktor penting yang

mendukung keberhasilan, faktor lingkungan sekolah juga dapat

mempengaruhi kesulitan belajar anak, menurut Subini (2013: 34-38)

sebagai berikut :

a. Guru

Disekolah, guru merupakan orang yang mendidik anak dalam

segala hal. Guru dan cara mengajarnya merupakan faktor penting dalam

menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Bagaimana sikap dan

kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh

guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada

anak-anak didiknya dan turut menentukan hasil belajar yang akan

dicapai.

Dalam kegiatan belajar, guru berperan sebagai pembimbing.

Dalam perananya sebagai pembimbing, guru harus berusaha

Page 33: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

33

menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi

yang kondusif. Dengan demikian, cara mengajar guru harus efektif dan

mengerti oleh anak didiknya, baik dalam menggunakan model, teknik,

ataupun metode dalam mengajar yang akan disampaikan kepada anak

didiknya dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan dengan konsep

yang diajarkan berdasarkan kebutuhan siswa dalam proses belajar

mengajar.

Sulit tidaknya suatu pelajaran dimata anak-anak tergantung pada

bagaimana gurunya mengungkapkan. Terkadang ada guru yang selalu

meremehkan siswanya. Guru yang tidak bisa memotivasi anak untuk

belajar lebih giat lagi. Bahkan, sering kita temukan guru yang

membiarkan anak yang tidak mengerjakan PR, tidak memberi sanksi

terhadap anak yang terlambat ataupun membolos. Oleh karena itu,

sangat penting memperhatikan guru demi mengatasi kesulitan belajar

pada anak.

b. Metode mengajar

Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan mengajar hakikatnya adalah

suatu proses, yaitu mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang ada

disekitar anak sehingga dapat menumbuhkan dan mendorongnya

untuk melakukan proses belajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan

oleh guru untuk mentransfer ilmu kepada siswa. Banyak sekali metode

Page 34: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

34

mengajar yang dapat digunakan guru saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung. Tergantung masing-masing menyukai yang mana.

Metode yang monoton, begitu-begitu saja kadang juga bisa menjadi

salah satu penyebab kesulitan belajar pada anak. Mungkin anak

merasa tidak cocok dengan metode yang digunakan gurunya sehingga

tidak tertarik menyimak materi yang diajarkan. Dapat juga anak

merasa bosan.Oleh, karena itu, bagi para guru alangkah baiknya

menggunakan metode mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai.

c. Instrumen/ fasilitas

Alat merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam

rangka mencapai tujuan pengajaran maka alat mempunyai fungsi

sebagai pelengkapuntuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, meskipun

hanya berfungsi sebagai pelengkap namun dapat menyebabkan

kesulitan belajar pada anak.

Misalnya saja komputer. Untuk belajar ilmu grafis, seorang

anak membutuhkan seseuatu untuk menggambar. Memang

menggambar bisa dilakukan diatas kertas atau apapun, namun akan

lebih mudah lagi jika melakukanya didalam komputer. Hal ini

menunjukan bahwa instrumen atau fasilitas yang ada disekolah juga

menjadi faktor kesulitan belajar.

d. kurikulum sekolah

Page 35: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

35

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan tertentu.

Relasi guru dengan anak.

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan anak. Oleh

karena itu, cara belajar anak juga dipengaruhi oleh relasinya dengan

guru yang bersangkutan. Anak akan menyukai mata pelajaran yang

diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari dengan sebaik-

baiknya. Namun, jika hubungan antara guru dan anak kurang baik,

seperti ada jarak karena takut, tidak akrab, anak menjuluki guru galak,

dan sebagainya maka akan berpengaruh pada kelancaran belajar

mengajarnya.

e. Relasi antarsiswa

Selain dengan guru, hubungan antarsiswa disekolah juga

menentukan tingkat kecerdasan siswa. siswa yang pendiam,

mengurung diri, dan tidak mau bergaul dengan teman lainya tentu

kesulitan bertanya jika ada materi yang belum dipahaminya. Siswa

akan cenderung diam daripada mencari tahu penyelesaian masalahnya.

Apabila dengan sesama teman saja hubungan tidak baik, dengan guru

pun kemungkinan juga jauh. Anak akan merasa lebih takut dan

akhirnya membiarkan dirinya tidak paham dengan apa yang

disampaikan gurunya.

Page 36: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

36

f. Disiplin sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubunganya dengan kerajinan siswa

dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan guru dalam

mengajar dengan pelaksanaan tata tertib, kedisiplinan pengawas atau

karyawan dalam pekerjaan administrasi dan keberhasilan atau

keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman, dan lain-lain. Sebagai

contoh, jika ada siswa yang tidak mengerjakan PR dibiarkan saja

tanpa diberi hukuman, selamanya jika ada tugas rumah ia tidak akan

mengerjakan. Berbeda dengan guru yang memberi sanksi pada siswa

yang lupa mengerjakan tugasnya, siswa akan berusaha mengerjakan

apa yang menjadi pekerjaan rumahnya.

h. Pelajaran dan waktu

Waktu sekolah adalah saat terjadinya proses belajar mengajar

di sekolah. Waktu sekolah dapat pagi hari, siang, sore bahkan malam

hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar anak. Anak yang

sekolahnya masuk pagi tentu berbeda semangat belajarnya dengan

yang siang. Pagi hari tubuh masih fresh, lingkungan sekitar masiih

mendukung karena tidak terlalu panas,dan kebanyakan orang sibuk

dengan dengan aktivitasnya masing-masing. Berbeda dengan sekolah

yang masuk siang hari. Tubuh anak lebih lelah, keadaan sekitar pun

lebih ramai. Tentu proses belajar mengajar lebih terganggu. Begitu

juga di malam hari, tubuh terasa capek karena telah beraktivitas

seharian.

Page 37: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

37

Selain itu, hal yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa setiap

orang setiap harinya mempunyai jumlah waktu sama, yakni 24 jam.

Oleh karena waktu yang sama maka anak berhasil dalam belajar tanpa

mengalami kesulitan tidak lain karena kemampuanya dalam mengatur

waktu.

i. Standar pelajaran

Standar pelajaran yang terlalu tinggi juga dapat menyulitkan

belajar anak. Apalagi, kemampuan anak juga berbeda-beda. Anak

akan merasa sulit memahami pelajaran karena standar pelajaran yang

dipatok diatas kemampuan mereka. Meskipun standar pelajaranya

biasanya ditentukan oleh dinas pendidikan, namun guru dapat

mengakali dengan memberikan materi dasar dari standar yang ada.

Hal ini tentu akan mengurangi kesulitan anak dalam memahami yang

diajarkan guru.

j. Kebijakan penilaian

Faktor lain yang mempengaruhi kesulitan belajar anak adalah

kebijakan penilaian. Tidak semua guru sama dalam hal memberikan

nilai. Ada guru yang terlalu murah memberikan nilai, namun tidak

sedikit juga yang „pelit‟. Ketika anak sudah belajar dengan sungguh-

sungguh, berusaha semaksimal mungkin, namun semua kembali pada

sang guru yang menilai. Hal ini tentu akan mempengaruhi hasil

belajar anak.

k. Keadaan gedung

Page 38: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

38

Keadaan gedung disekolah sebagai tempat belajar juga ikut

memberi pengaruh pada keberhasilan anak. Gedung yang rusak, kotor,

banyak sampah yang berserakan atau bahkan atapnya bocor tentu

menjadi kendala saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Bagaimana mungkin dapat belajar dengan baik jika fasilitas gedung

sekolah tidak mendukung. Meskipun anak dengan semangat yang

menggebu untuk belajar, namun keadaan gedung sekolah

menghawatirkan dapat menurunkan niatnya mencari ilmu.

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam (PAI), menurut Zakiyah Daradjat,

adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yang berupa

bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah

selesai dari pendidikan itu, ia dapat memahami, mengahayati, dan

mengamalkan ajaran agama Islam sebagai suatu pandangan hidupnya,

demi kemaslahatan dan kesejahteraan hidupnya.

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana

dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

mengahayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan

tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubunganya

dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan

persatuan bangsa (Kurikulum PAI, 2002:3)

Page 39: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

39

Sementara itu pengertian lebih sepesifik tentang Pendidikan

Agama Islam diberikan (Syafaat, 2008: 16) Pendidikan Agama Islam

yaitu usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap

anak agar kelak selesai kependidikanya dapat memahami,

mengahayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam, serta

menjadikanya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun

kehidupan bermasyarakat.

Pendidikan juga mempersiapkan anak-anak agar menjadi

anggota masyarakat yang memiliki kemampuan memecahkan masalah

kehidupan. Penggunaan fikiran atau akal ini bukan saja untuk

menyelesaikan masalah, tetapi juga selalu diingatkan Allah SWT

melalui wahyunya agar dipergunakan dalam menghadapi gejala alam

yang tidak terkira jumlahnya. Seperti dalam firman Allah SWT di

dalam surat Ar-Rahman ayat 33 sebagai berikut:

Artinya :

Hai para jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus

ruang angkasa dan bumi, tembuslah! Tidak mungkin kamu

menembusnya kecuali dengan kekuatan (ilmu pengetahuan).

Page 40: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

40

Demikian pentingnya akal dan fikiran yang dikatakan kekuatan

di dalam wahyu Allah SWT tersebut diatas. Dengan akal atau fikiran

manusia menemukan ilmu dan teknologi, yang dapat digunakanya

untuk menembus ruang angkasa dan bumi (Nawawi, 1993: 197).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

implementasi pendidikan agama Islam adalah suatu pelaksanaan

kegiatan yang terencana untuk memperoleh hasil efektif dan efesien,

sesuai dengan tujuan yang ditunjukan kepeda anak didik yang sedang

tumbuh agar mereka mampu menumbuhkan sikap dan budi pekerti

yang baik, serta dapat memelihara perkembangan jasmani dan rohani

secara seimbang dimasa sekarang dan mendatang sesuai aturan agama

Islam dan menjadikan Agama Islam menjadi pandangan hidup.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Makna tujuan secara etimologi adalah “arah, maksud atau

haluan”, dalam bahasa arab “tujuan” disitillahkan dengan ghayat,

ahdaf, atau maqashid. Sementara dalam bahasa Inggris diistilahkan

dengan goal, purpose, objectives. Secara terminologi,tujuan berarti

“sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan

selesai”. Oleh H. M. Arifin menyebutkan, bahwa tujuan proses

pendidikan agama Islam adalah “Idealitas (cita-cita) yang mengandung

nilai-nilai Islam yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang

berdasarkan ajaran Islam secara bertahap” (Arief, 2002: 19).

Page 41: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

41

Dari pandangan Islam tentang alam ini tampaklah dengan jelas,

bahwa tujuan asasi dari adanya manusia di dalam alam ini adalah

beribadah dan tunduk kepada Allah, serta menjadi khalifah di muka

bumi untuk memakmurkannya dengan melaksanakan sya‟riat dan

menaati Allah. Allah SWT telah menjelaskan tujuan ini didalam

firman-Nya dalam surat ad-Dzariyat: 56 sebagai berikut:

Artinya:

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka beribadah kepada-Ku.

Jika ini tujuan hidup manusia, maka pendidikanya pun harus

mempunyai tujuan yang sama, yaitu : mengembangkan fikiran manusia

dan mengatur tingkah laku serta perasaanya berdasarkan islam

(Nahlawi, 1996: 162).

Secara umum, tujuan pendidikan agama Islam menurut

(Daradjat, 2011: 30-33) terbagi kepada : tujuan umum, tujuan

sementara, tujuan akhir dan tujuan oprasional.

a. Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua

kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengancara

lain. Tujuan ini meliputi seluruh aspek kemanusian yang

meliputi sikap, ingkah laku, kebiasaan, dan pandangan.

Page 42: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

42

b. Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak

didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan

dalam suatu kurikulum pendidikan formal.

c. Tujuan akhir adalah tujuan yang dikehendaki agar peserta didik

menjadi manusia-manusia sempurna (insan kamil) setelah ia

mengahabisi sisa umurnya.

d. Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai

dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Suatu unit

kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah

dipersiapakan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu.

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Berbicara mengenai Pendidikan Agama Islam tentunya tidak

terlepas dari apa fungsi dan tujuanya. Maka dari itu Pendidikan Agama

Islam mempunyai beberapa fungsi yaitu :

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaatan

peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam

lingkungan keluarga.

b. Penanaman mental, yaitu sebagai pedoman hidup untuk

mencari kebahagian hidup didunia dan diakhirat.

c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan

sosial dan dapat mengubah lingkunganya sesuai dengan ajaran

agama Islam.

Page 43: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

43

d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta

didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman dalam

kehidupan sehari-hari.

e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

lingkunganya atau buadaya lain yang dapat membahayakan

dirinya dan menghamabat perkembanganya menuju manusia

Indonesia seutuhnya.

f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara

umum, sistem dan fungsionalnya.

g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang

memiliki bakat khusus dibidang agama Islam agar bakat

tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat

dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain (Majid,

2006: 134-135).

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup pendidkan agama Islam meliputi keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan antara lain: huungan manusia dengan

Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan

manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan mahluk

lain dan lingkunganya (Ramayulis, 2008: 22-23).

Sebagaimana diketahui, ajaran pokok islam adalah aqidah

(keimanan), syariah (keislaman), dan akhlak (ihsan). Ketiga ajaran

Page 44: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

44

pokok ini kemudian diajarkan dalam bentuk rukun iman, rukun islam,

dan akhlak. Dari ketiganya lahirlah Ilmu Tauhid, Ilmu Fiqh,dan Ilmu

Akhlak. Ketiga kelompok ini kemudian dilengkapi dengan

pembahasan dasar hukum Islam yaitu al-Qur‟an dan al-Hadits,

ditambah lagi dengan sejarah Islam (tarikh) sehingga secara

beruntutan: Ilmu Tauhid, Ilmu (keimanan), Ilmu Fiqh, Aqidah Akhlak,

Ilmu Al-Qur‟an dan Al-Hadits, Tarikh Islam (Majid, 2006: 77).

5. Sumber Pendidikan Agama Islam

Sumber pendidikan agama Islam yaitu al-Qur‟an, as-Sunnah,

ucapan para sahabat (mazhab al-sahabl), kemaslahatan umat (marsalih al-

mursalah), tradisi atau adat yang sudah dipraktikkan dalam kehidupan

masyarakat (al-„urf), dan hasil ijtihad para ahli. Selain itu ada pula yang

meringkaskan sumber pendidikan Islam menjadi tiga macam yaitu al-

Qur‟an, as-Sunnah, dan Ijtihad.

6. Komponen Pelaksanaan Pembelajaran PAI

Komponen pelaksanaan pendidikan berarti kajian tentang

sistem pndidikan yang merupakan satu kesatuan, saling berkaitan dan

tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainya. Menurut Hunt

dalam (Syaifuddin dkk, 2007: 10) pembelajaran itu efektif jika siswa

memperoleh pengalaman barudan perilakunya berubah menuju titik

akumulasi kompetensi yang dikehendaki. Terdapat lima bagian penting

dalam peningkatan efektivitas pembelajaran, yaitu perencanaan,

komunikasi, pembelajaran itu sendiri (pelaksanaan pembelajaran),

Page 45: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

45

pengaturan, dan evaluasi. Pada penelitian ini, peneliti hanya membahas

tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

a. Perencanaan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran adalah suatu proses pembuatan

rencana, model, pola, bentuk, konstruksi, yang melibatkan guru,

peserta didik, serta fasilitas lain yang dibutuhkan, yang tersusun

secara sistematis agar terjadi proses pembelajaran yang efektif dan

efesien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan

(Chamsijiatin dkk, 2008: 4).

Beberapa tahap yang harus dilalui dalam perencanaan

pembelajaran dan pengorganisasian siswa berkebutuhan khusus.

Tahapan tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) menetapkan

bidang-bidang atau aspek problema/kesulitan belajar yang akan

ditangani, apakah seluruh mata pelajaran, sebagian mata pelajaran,

atau hanya bagian tertentu dari suatu mata pelajaran. 2)Menetapkan

penedekatan pembelajaran yang akan dipilih termasuk rencana

pengorganisasian siswa, apakah bentuknya berupa pelajaran remedial,

penambahan latihan-latihan di dalam kelas atau luar kelas, pendekatan

kooperatif, atau kompetitif. 3) Menyusun program pembelajaran

individual. Program pembelajaran individual (PPI) disusun agar anak

peproblema belajar/bermasalah mendapatkan layanan pendidikan

sesuai dengan kebutuhan khusus mereka (Yusuf dkk, 2003: 48).

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Page 46: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

46

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari

rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan

pembelajaran menjadi panduan yang harus digunakan dalam

pembelajaran, karena di dalam rencana pembelajaran tersebut telah

ditetapkan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.

c. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi diterapkan untuk mengetahui tingkat kebrhasilan

Seorang pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran,

mmenemukan kelemahan-kelemahan yang baik berkaitan dengan

materi, metode, media, ataupun sarana (Nizar, 2002: 78).

Evaluasi dilakukan untuk membantu mengatasi problema

belajar siswa, perlu dilakukan pemantauan secara terus-menerus

terhadap kemajuan atau kemunduran belajar siswa. Jika siswa

mengalami kemajuan dalam belajar, pendekatan yang dipilh oleh guru

perlu terus dimantapkan, tetapi jika terdapat kemajuan perlu diadakan

peninjuan kembali, baik mengenai isi dan pendekatan program,

maupun motivasi siswa yang bersangkutan untuk memperbaiki

kekurangan-kekuranganya. Diharapkan pada akhirnya semua

problema belajar pada siswa secara bertahap dapat diperbaiki sehingga

siswa terhindar dari kemungkinan tidak naik kelas atau bahkan putus

sekolah.

Page 47: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

47

C. Penyandang Tunanetra

1. Pengertian Tunanetra

Mengenai apa arti dari tunanetra itu sendiri, banyak versi yang

menyebutkan arti dari istilah tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia pengertian tunanetra ialah tidak dapat melihat, buta. Menurut

persatuan Tunanetra Indonsia atau Pertuni (2004) mendefenisikan

ketunanetraan sebagai berikut :

Orang tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki

penglihatan sama sekali (buta total) hingga mereka yang

masih memiliki sisa penglihatan tetapi tidak mampu

menggunakan penglihatanya untuk membaca tulisan biasa

berukuran dua belas point dalam keadaan cahaya normal

meskipun dibantu dengan kaca mata (kurang awas).

Ini berarti orang tunanetra mungkin tidak mempunyai penglihtan

sama sekali meskipun hanya membedakan antara terang dan gelap.

Orang dengan kondisi penglihatan seperti ini kita katakan sebagai “buta

total”. Di pihak lain, ada orang tunanetra yang masih mempunyai

sedikit sisa penglihatan sehingga mereka masih dapat menggunakan

sisa penglihatanya untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Orang

tunanetra yang masih memiliki sisa penglihatan yang fungsional seperti

ini kita sebut sebagai orang “kurang awas” atau lebih dikenal dengan

sebutan “low vision” ( Widjaya, 2012: 11-12).

Page 48: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

48

Anak tunanetra adalah individu yang indera penglihatanya

(kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi

dalam kegiatan seperti halnya orang awas (Somantri, 2006: 65).

Tunanetra merupakan sebutan untuk individu yang mengalami

gangguan pada indera penglihatan. Pada dasarnya, tunanetra dibagi

menjadi dua kelompok, yaitu buta total dan kurang penglihatan (low

vision) (Smart, 2012: 36).

Oleh karena itu, yang dimaksud sebagai penyandang tunanetra

merupakan siswa yang mengalami gangguan dalam indera

penglihatanya. Tunanetra adalah seseorang yang memiliki hambatan

dalam pnglihatan atau tidak berfungsinya indera penglihatan.

2. Faktor penyebab ketunanetraan

Secara ilmiah ketunanetraan anak dapat disebabkan oleh

berbagai faktor, baik faktor dalam diri anak (internal) ataupun faktor

dari luar anak (eksternal).

a. Pre-natal (dalam kandungan)

Faktor penyebab tunanetra pada masa pre-natal sangat erat

kaitanya dengan adanya riwayat dari orangtuanya atau adanya

kelainan pada masa kehamilan.

Keturunan, pernikahan dengan sesama tunanetra dapat

menghasilkan anak dengan kekurangan yang sama, yaitu

tunanetra, jika salah satu orangtua memiliki riwayat tunanetra,

juga akan mendapatkan anak tunanetra. Ketunanetraan akibat

Page 49: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

49

faktor keturunan antara lain Retinitis Pigmentosa, yaitu penyakit

pada retina yang umumnya merupakan keturunan. Selain itu,

katarak juga disebabkan oleh faktor keturunan.

Pertumbuhan anak didalam kandungan, ketunanetraan

anak yang disebabkan pertumbuhan anak dalam kandungan

biasa disebabkan oleh: gangguan pada saat ibu hamil, adanya

penyakit manahun, seperti TBC sehingga merusak sel-sel darah

tertentu selama pertumbuhan janin dalam kandungan. Infeksi

atau luka yang dialami ibu hamil akibat terkena rubella atau

cacar air dapat menyebabkan kerusakan pada mata, telinga,

jantung dan sistem susunan saraf pusat pada janin yang sedang

berkembang. Infeksi karena penyakit kotor, toxopalsmosis,

trachoma, dan tumor. Tumor dapat terjadi pada otak yang

berhubungan dengan indera penglihatan atau pada bola mata,

dan kekurangan vitamin tertentu dapat menyebabkan gangguan

pada mata sehingga kehilangan fungsi penglihatan.

b. Post-natal

Post-natal merupakan masa setelah bayi dilahirkan.

Tunanetra bisa terjadi pada masa ini, penyebabnya antara lain:

Kerusakan pada mata atau saraf mata pada waktu

persalinan, akibat benturan alat-alat atau benda keras.

Pada waktu persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe

sehingga baksil gonorrhoe menular pada bayi, yang pada

Page 50: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

50

akhirmya setelah bayi lahir mengalami sakit dan berakibat

hilangnya daya penglihatan.

Mengalami penyakit mata yang menyebabkan

ketunanetraan, misalnya : Xeropthalmia; yakni penyakit mata

karena kekurangan vitamin A, Trachoma; yaitu penyakit mata

karena virus chilimidezoon trachomanis. Catarac; yaitu

penyakit mata yang menyerang bola mata sehingga lensa mata

menjadi keruh, akibatnya terlihat dari luar menjadi putih.

Glaucoma; yaitu penyakit mata karena bertambahnya cairan

dalam bola mata sehingga tekanan pada bola mata meningkat.

Diabtek Retinopathy; yaitu gangguan pada retina yang

disebabkan oleh penyakit diabetes militus. Retina penuh dengan

pembuluh-pembuluh darah dan dapat dipengaruhi oleh

kerusakan sistem sirkulasi sehingga merusak penglihatan.

Macular Degeneration; yaitu kondisi umum yang agak baik,

ketika daerah tengah retina secara berangsur memburuk. Anak

dengan retina degenerasi masih memiliki penglihatan perifer,

tetapi kehilangan kemampuan untuk melihat secara jelas obejek-

objek di bagian tengah bidang penglihatan. Retinopathy of

prematurity; biasanya anak yang mengalami ini karena lahirnya

terlalu prematur. Pada saat lahir, bayi masih memiliki potensi

penglihatan yang normal. Bayi yang dilahirkan prematur

biasanya ditempatkan pada inkubator yang berisi oksigen

Page 51: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

51

dengan kadar tinggi, sehingga pada saat bayi dikeluarkan dari

inkubator terjadi perubahan kadar oksigen yang dapat

menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah menjadi tidak

normal dan meninggalkan semacam bekas luka pada jaringan

mata. Peristiwa ini sering menimbulkan kerusakan pada selaput

jela (retina) dan tunanetra total.

Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakaan,

seperti masuknya benda keras atau tajam, cairan kimia yang

berbahaya, kecelakaan dari kendaraan, dan lain-lain (Smart,

2012: 41-44).

Menurut direktorat pembinaan sekolah luar biasa, ada

beberapa klasifikasi tunanetra, seperti di bawah ini :

Berdasarkan waktu terjadinya ketunanetraan :

a. Tunanettra sebelum dan sejak lahir; yakni mereka yang

sekali tidak memiliki pengalaman penglihatan.

b. Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil; mereka

telah memiliki kesan-kesan serta pengalaman visual

tetapi belum kuat dan mudah terlupakan.

c. Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja;

mereka telah memiliki kesan-kesan visual dan

meninggalkan pengaruh yang mendalam terhadap

proses perkembangan pribadi.

Page 52: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

52

d. Tunanettra pada usia dewasa; pada umumnya mereka

yang dengan segala kesadaran mampu melakukan

latihan-latihan penyesuaian diri.

e. Tunanetra dalam usia lanjut; sebagian besar sudah sulit

mengikuti latihan-latihan penyesuaian diri.

Berdasarkan kemampuan daya penglihatan:

a. Tunanetra ringan (defective vision/low vision); yakni

mereka yang memiliki hambatan dalam penglihatan

akan tetapi mereka masih dapat mengikuti program-

program pendidikan dan mampu melakukan pekerjaan/

kegiatanyang menggunakan fungsi penglihatan. Anak

masih bisa menerima rangsang cahaya dari luar, tetapi

ketajamanya lebih dari 6/21, atau anak hanya mampu

membaca headline pada surat kabar. Berdasarkan

defenisi World Health Organization (WHO), seseorang

dikatakan Low Vision apabila: memiliki kelainan fungsi

penglihatan meskipun telah dilakukan pengobatan,

misalnya operasi dan atau koreksi refraksi standart

(kacamata atau lensa). Mempunyai ketajaman

penglihatan kurang dari 6/18 sampai dapat menerima

persepsi cahaya. Luas penglihatan kurang dari 10

derajat dari titik fiksasi secara potensial masih dapat

menggunakan penglihatanya untuk perencananaan dan

Page 53: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

53

atau pelaksanaan suatu tugas. Ciri-ciri Low Vision

antara lain: menulis dan membaca dengan jarak yang

sangat dekat, hanya dapat membaca huruf berukuran

besar, memicingkan mata atau mengerutkan kening

terutama dicahaya terang atau saat mencoba melihat

sesuatu.

b. Tunanentra setengah berat (partially sighted); yakni

mereka yang kehilangan sebagian daya penglihatan,

hanya dengan menggunakan kaca pembesar mampu

mengikuti pendidikan biasa atau mampu membaca

tulisan yang bercetak tebal.

c. Tunanetra berat (totally blind); yakni mereka yang sama

sekali tidak dapat mellihat.

3. Karakteristik anak tunanetra

Bayangkan ketika seorang anak dengan penglihatan yang

normal dapat dengan mudah bergerak dari lingkunganya, menemukan

mainan dan teman-teman bermainnya, serta melihat dan meniru

orangtuanya dalam aktivitas sehari-hari. Siswa tunanertra kehilanan

saat-saat belajar kritis seperti itu, yang mungkin berdampa terhadap

perkembangan, belajar, keterampilan sosial, dan perilakunya.

Ketika siswa tunanetra memiliki keterbatasan untuk melakukan

berbagai hal lakyaknya siswa-siswa normal pada umumnya,perlu bagi

Page 54: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

54

kita untuk memahami karakter dari siswa-siswa tunanetra , menurut

Widjaya (2012: 23-27) sebagai berikut:

a. Karakteristik Kognitif

Ketunanetraan secara langsung berpengaruh pada

perkembangan dan belajar dalam hal yang bervariasi.

Lowenfeldmenggambarkan dampak kebutaan dan low vision

terhadap perkembangan kognitif, dengan mengidentifikasi

keterbatasan yang mendasar pada anak dalam tiga ara berikut ini :

Tingkat dan keanekaragaman pengalaman

Ketika seorang anak mengalami ketunanetraan , maka

pengalaman harus diperoleh dengan menggunakan indera-indera

yang masih berfungsi, khususnya perabaan dan pendengaran.

Tetapi bagaimanapun indera-indera tersbut tidak dapat secara cepat

dan menyeluruh dalam memperoleh informasi, misalnya ukuran,

warna, dan hubungan ruang yang sebenarnya bisa diperoleh dengan

segera melalui penglihatan. Tidak seperti halnya penglihatan,

ketika mengeksplorasi benda dengan perabaan merupakan proses

dari bagian keseluruhan, dan orang tersebut harus melakukan

kontak dengan bendanya selama dia melakukan eksplorasi tersebut.

Beberapa benda mungkin terlalu jauh (misalnya bintang, dan

sebagainya), terlalu besar (misalanya gunung, dan sebagainya),

Page 55: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

55

terlalu rapuh (misalnya binatang kecil, dan sebagainya), atau

membahayakan (misalnya api dan sebagainya) untuk diteliti

dengan perabaan.

1) Kemampuan untuk berpindah tempat.

Penglihatan memungkinkan kita untuk bergerak dengan

leluasa dalam suatu lingkungan, tetapi tunanetra mempunyai

keterbatasan dalam melakukan gerakan tersebut. Keterbatasan

tersebut mengakibatkan keterbatasan dalam memperoleh

pengalaman dan juga berpengaruh pada hubungan sosial. Tidak

seperti anak-anak yang lainya, anak tunanetra harus belajar cara

berjalan dengan aman dan efesien dalam suatu lingkungan dengan

berbagai keterampilan orientasi dan mobilitas.

2) Interaksi dengan lingkungan.

Jika anda berada disuatu tempat yang ramai, anda dengan

segera bisa melihat ruangan dimana anda bearada, melihat orang-

orang disekitar, dan anda bisa dengan bebas bergerak dilingkungan

tersebut. Orang tunanetra tidak memiliki kontrol seperti itu. Bahkan

dengan keterampilan mobilitas yang dimilkinya, gambaran tentang

lingkungan masih tetap tidak utuh.

b. Karakteristik Akademik

Dampak ketunanetraan tidak hanya terhadap perkembangan

kognitif, tetapi juga berpengaruh pada perkembangan keterampilan

Page 56: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

56

akademis, khususnya dalam bidang membaca dan menulis. Sebagai

contoh, ketika anda membaca atau menulis anda tidak perlu

memperhatikan secara rinci bentuk huruf atau kata, tetapi bagi

tunanetra hal tersebut tidak bisa dilakukan karena ada gangguan

pada ketajaman penglihatanya. Anak-anak seperti itu sebagai

gantinya mempergunakan berbagai alternatif media atau alat untuk

membaca dan menulis, sesuai dengan kebutuhanya masing-masing.

Mereka mungkin menggunakan braille atau huruf cetak dengan

berbagai alternatif ukuran. Dengan asesmen dan pembelajaran yang

sesuai, anak tunanetra tanpa kecacatan tambahan dapat

mengembangkan kemampuan membaca dan menulisnya seperti

teman-teman lainya yang dapat melihat.

c. Karakteristik sosial dan emosional

Perilaku sosial secara tipikal dikembangkan melalui

observasi terhadap kebiasaan dan kejadian sosial serta menirunya.

Perbaikan biasanya dilakukan melalui penggunaan yang berulang-

ulang dan bila diperlukan meminta masukan dari orang lain yang

berkompeten. Karena tunanetra mempunyai keterbatasan dalam

belajar melalui pengamatan dan menirukan, siswa tunanetra sering

mempunyai kesulitan dalam melakukanperilaku sosial yang benar.

Sebagai akibat dari ketunanetraannya yang berpengaruh

terhadap keterampilan sosial, sehingga kurang bisa

mengembangkan persahabatan, hal ini disebabkan siswa dengan

Page 57: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

57

tunanetra menjaga kontak mata orientasi wajah, penampilan postur

tubuh yang baik, mempergunakan gerakan tubuh dan ekspresi

wajah dengan benar, mengekspresikan perasaan, menyampaikan

pesan yang tepat pada waktu melakukan komunikasi, serta

mempergunakan alat bantu yang tepat.

d. Karakteristik perilaku

Ketunanetraan itu sendiri tidak menimbulkan masalah atau

penyimpangan perilaku pada diri siswa, meskipun demikian hal

tersebut berpengaruh pada perilakunya. Siswa tunanetra kadang-

kadang sering kurang memperhatikan kebutuhan sehari-harinya,

sehingga ada kencenderungan orang lain untuk membantunya.

Apabila hal ini terjadi maka siswa akan berkecendrungan berlaku

pasif.

Beberapa siswa tunanetra sering menunjukan perilaku

stereotip (berulang-ulang),sehingga menunjukan perilaku yang

tidak semestinya. Sebagai contoh mereka sering menekan matanya,

membuat suara dengan jarinya, menggoyang-goyangkan kepala

dan badan, atau berputar-putar. Ada beberapa teori yang

mengungkap mengapa tunanetra kadang-kadang mengembangkan

perilaku stereotipnya. Hal itu terjadi mungkin sebagai akibat dari

tidak adanya rangsangan sensoris, terbatasnya aktifitas dan gerak di

dalam lingkungan, serta keterbatasan sosial. Biasanya para ahli

mencoba mengurangi atau menghilangkan perilaku tersebut dengan

Page 58: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

58

membantu mereka memperbanyak aktifitas, atau dengan

mempergunakan strategi perilaku tertentu, misalnya memberikan

pujian atau alternatif pengajaran, perilaku yang lebih positif, dan

sebagainya.

Perbedaan kondisi anak tunanetra baik dari segi waktu

terjadinya ketunanetraan ataupun dari segi kemampuan daya

penglihatanya menyebabkan adanya perbedaan kemampuan, sikap

dan tingkah laku anak tunanetra tersebut, baik dalam kehidupan

sehari-hari ataupun dalam beraktifitas di sekolah. Sehingga

diperlukan suatu perhatian khusus dalam proses belajar mengajar.

4. Ciri-ciri anak tunanetra

a. Buta total

Fisik, jika dilihat secara fisik keadaan siswa tunanetra tidak

berbeda dengan siswa normal pada umumnya. Yang menjadi

perbedaan nyata adalah pada organ penglihatanya meskipun

terkadang pada siswa tunanetra yang terlihat seperti siswa normal.

Berikut adalah beberapa gejala buta total yang dapat terlihat secara

fisik: mata juling, sering berkedip, menyipitkan mata, kelopak

mata merah, mata infeksi, gerakan mata tak beraturan dan cepat,

mata selalu berair (mengeluarkan air mata) dan pembengkakan

pada kulit tempat tumbuh bulu mata.

Perilaku, siswa tunanetra biasanya menunjukan perilaku

tertentuyang cenderung berlebihan. Gangguan perilaku tersebut

Page 59: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

59

bisa dilihat pada tingkah laku anak semenjak dini. Menggosok

mata secara berlebihan, menutup atau melindungi mata sebelah,

atau mencondongkan kepala kedepan. Sukar membaca atau dalam

mengerjakan pekerjaan lain yang sangat memerlukan penggunaan

mata. Berkedip lebih banyak daripada biasanya atau lekas marah

apabila mengerjakan suatu pekerjaan. Membawa bukunya kedekat

mata. Tidak dapat melihat benda-benda yang agak jauh.

Menyipitkan mata atau mengerutkan dahi. Tidak tertarik

perhatianya pada objek penglihatan atau pada tugas-tugas yang

memerlukan penglihatan, seperti melihat gambar atau membaca.

Janggal dalam bermain yang memerlukan kerja sama tangan dan

mata. Menghindar dari tugas-tugas yang memerlukan ppenglihatan

atau memerlukan penglihatan jarak jauh. Penejelasan lainya

berdasarkan adanya beberapa keluhan seperti : mata gatal, panas,

atau merasa ingin menggaruk karena gatal. Banyak mengeluh

tentang ketidakmampuan dalam melihat. Merasa pusing atau sakit

kepala dan kabur atau penglihatan ganda.

Psikis, bukan hanya perilaku yang berlebihan saja yang

menjadi ciri-ciri anak tunanetra. Dalam mengembangkan

kepribadian, siswa-siswa ini juga memiliki hambatan. Berikut ini

adalah beberapa ciri psikis anak tunanetra: perasaan mudah

tersinggung; perasaan mudah tersinggung yang dirasakan oleh

tunanetra disebabkan kurangnya rangsangan visual yang

Page 60: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

60

diterimanya sehingga dia merasa emosional ketika seseorang

membicarakan hal-hal yang tidak bisa dia lakukan. Selain itu,

pengalaman kegagalanyang kerap dirasakannya juga membuat

emosinya semakin tidak stabil. Mudah curiga; sebenarnya setiap

orang memiliki rasa curiga terhadap orang lain. Namun, pada

tunanetra rasa kecurigaanya melebihi pada umumnya. Kadang dia

selalu curiga terhadap orang yang ingin membantunya. Untuk

mengurangi atau mengihilangkan rasa curiganya , seseorang harus

melakukan pendekatan terlebih dahulu kepadanya agar dia juga

mengenal dan mengerti bahwa tidak semua orang itu jahat.

Ketergantungan yang berlebihan; anak tunanetra memang harus

dibantu dalam melakukan suatu hal, namun tak perlu semua

kegiatan anda membantunya. Kegiatan tersebut seperti makan,

minum, mandi dan sebagainya. Mungkin yang perlu anda lakukan

adalah mengawasinya saat dia melakukan hal itu agar tidak terjadi

hal yang membahayakan dirinya. Salah satu contohnya jatuh dari

kamar mandi.

b. Low vision

Menulis dan membaca dengan jarak yang sangat dekat,

hanya dapat membaca huruf yang berukuran besar, mata tampak

lain; terlihat putih di tengahmata (katarak) atau kornea (bagian

bening di depan mata) terlihat kabut. Terlihat tidak menatap lurus

kedepan. Memicingkan mata atau mengerutkan kening, terutama di

Page 61: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

61

cahaya terang atau saat mencoba melihat sesuatu. Lebih sulit

melihat pada malam hari dari pada siag hari, dan pernah menjalani

operasi mata dan atau memakai kacamata yang sangat tebal, tetapi

masih tidak dapat melihat dengan jelas (Smart, 2012: 37-41).

Page 62: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

62

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran umum SLB Wantuwirawan Salatiga

SLB Wantu Wirawan adalah sekolah yang memiliki empat jenjang

pendidikan yaitu TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB.

1. Sejarah berdirinya SMPLB-A Wantuwirawan Salatiga

Pada tahun 1997, SLB dirintis oleh Ibu H. Srimulyono yang

beralamat di Ngentak, Salatiga. Mula-mula SLB bertempat di rumah

beliau kemudian dialihkan ke Jl. Taman Pahmawan dalam keadaan

masih ngontrak. Dalam menerima siswa masih campuran, ada anak

tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan autis. Beberapa

tahun kemudian beliau membentuk yayasan yang dikelola oleh Ibu-Ibu

tua dengan nama Yayasan Siwi Peni. Yayasan ini kemudian

mendirikan TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB dengan jenis ketunaan A

(Tunanetra), B (Tunarungu), dan C (Tunagrahita). Tenaga pendidik

yayasan ini mayoritas sukarelawan. Melihat kemajuan yayasan ini,

kemudian ketua yayasan membeli tanah yang berada di Jln. Argobogo

No. 282, Pendem, Ledok, Salatiga. Karena semakin banyaknya siswa,

maka SLB-A.D dikepalai oleh Sigit Margono. SPd dan SLB-C oleh

Drs. Sukijo. Karena semakin banyaknya siswa maka SLB-A dan SLB-

Page 63: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

63

C dipisah menjadi SLB-A dengan kepala sekolah Sigit Margono dan

SLB-B oleh Drs. Damroji.

2. Identitas sekolah

a. Nama sekolah : SLB-AD WANTUWIRAWAN

b. Alamat sekolah : Jl. Argobogo, No.282 Argomolyo

kota Salatiga

c. No Telp dan fax sekolah : (0298) 311396, 322635

d. Website : www.slba_wantuwirawan.com

e. Email sekolah : [email protected]

f. Status sekolah : Swasta

g. NSS : 862.036.201.001

h. NIS : 280010

i. Akreditasi sekolah : Jenajang SDLB-SMALB A

Wantuwirawan (B)

j. Tahun akreditasi : SLB-A Wantuwirawan 2008-2009

k. Tahun berdiri /SK pendirian : 1982/No.42501/0004132. Tgl 03

Juni 2002

3. Visi, Misi dan Tujuan SMPLB-A Wantuwirawan Salatiga

a. VISI

Pendidikan Luar Biasa adalah usaha sadar untuk menumbuh

kembangkan semua sisa potensi kemanusiaan peserta didik

berkebutuhan khusus/luar biasa secara optimal dan terintegrasi

Page 64: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

64

agar bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

SMALB-A Wantuwirawan Kota Salatiga memiliki visi :

Terwujudnya pelayanan secara optimal bagi PK-LK agar

beriman, bertakwa, cerdas dan terampil supaya bisa mandiri.

b. MISI

Dalam rangka menjawab tantangan masa depan bangsa dengan

mengemban visi dan misi Pendidikan Luar Biasa serta aspirasi

masyarakat, maka SLB-A Wantuwirawan Salatiga mengemban

misi sebagai berikut :

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan efektif sehingga

setiap siswa mengenali potensi dirinya dan dapat berkembang

secara optimal.

2) Menumbuhkan rasa percaya diri u

3) ntuk menjadikan pengetahuan sebagai jendela menguak

kegelapan dan percaya diri serta menjadikan ketrampilan

sebagai sarat untuk bekal hidup.

c. Tujuan

1) Dapat menggunakan ajaran agama hasil proses

pembelajaran serta meraih prestasi akademik maupunnon

akademik.

2) Membentuk anak hidup mandi

Page 65: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

65

4. Struktur organisasi SMPLB-AD Wantuwirawan

Komite Sekolah

Dinas Dikpora

kota Salatiga

Bendahara Sekolah Bagian kurikulum

Operasional

Ekstra kurikuler

Ketrampilan

Pembinaan osis

Olahraga

Pramuka

Kesenian musik

Orientasi dan mobilitas

Faktor penunjang KBM

Perpustakaan

Pembrailan

UKS

Rumah Tangga

Jenjang Pendidikan

TKLB SDLB SMPLB SMALB

Guru Mapel Wali kelas

YYS SIWI PENI

SMPLB-AD

Kepala SLB-AD Wanwir

Page 66: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

66

5. Jumlah guru/ karyawan

NO Nama Guru NIP/NIY L/P Jabatan Ijazah

terakhir

1 SigitMargono,M.Pd 196212281984031005 L Kepala S S2 PKLH

2 Dra. Ida Priyanti 196011281987032004 P G Kelas S1 FISIP

3 Susilaningsih,S.Pd 196104041989032001 P G Kelas S1 MAT

4 Wahyu Joko W,S.Pd 197004071994031004 L G Kelas S1 MAT

5 Huru Tyastri, S.sos I 198009302006042004 P G Bid

Std

S1 sos.I

6 Anggun Triraka Aji 1979012301006 L G.Kelas SMU

7 T. Sutarti, S.Pd. SD 1974120102007 P G.Kelas S1 FKIP

8 Said Kamal,S.Pdi 19770801008 L G Bid

Std

S1 PAI

9 Ika Yulianti,S.Pd 1990072102011 P G Kelas S1 PLB

10 Wiwin Eko S.S.Pd 1981190402014 P G Bid

Std

S1 PKIP

11 Yudiono 1968011001009 P G Kelas SMP

12 Kusmono 197804601013 L Penjaga SMP

6. Sarana dan Prasarana

Dalam pembelajaran, SMPLB Wantuwirawan menggunakan

kurikulum yang hampir sama dengan SMP umum, sehingga buku-

buku yang digunakan juga mengambil buku-buku SMP umum ( bukan

madrasah tsanawiyah ). Selain itu juga terdapat beberapa sarana

penunjang, seperti ruang belajar, serta ruang-ruang penting lainya,

Peserta didik

Page 67: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

67

semisal ruang praktek ibadah, ruang multimedia yang dilengkapi

dengan lap top, dan Audio.

a. Gedung/ ruang

No. Gedung Ada Tidak

ada

Ukuran Kondisi

1 Rumah Dinas KS -

2 Rumah Dinas Guru -

3 Rumah Dinas Asrama -

4 Ruang KS 5 x 6 m Baik

5 Ruang Guru 4 x 7 m Baik

6 Ruang TU -

7 Ruang Tamu 4 x 7 m Baik

8 Ruang Ibadah 5 x 5 m Baik

9 Ruang Kelas 8 x 9 m Baik

10 Ruang Aula -

11 Ruang bina diri 2 x 2 m Baik

12 Kamar mandi /wc 2 x 1 m Baik

13 Ruang Gudang 4 x 5 m Baik

14 Ruang Perpustakaan 5 x 6 m Baik

15 Ruang Keterampilan 4 x 5 m Baik

Page 68: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

68

b. Barang / Perkakas

No Nama Barang Ada Tidak Ada Keterangan

1 Meja/ kursi kepala Baik

2 Meja/ kursi guru Baik

3 Meja / kursi tamu Rusak ringan

4 Meja / kursi siswi Baik

5 Almari Baik

6 Mesin ketik Rusak ringan

7 Komputer Baik

8 Papan panjang Rusak ringan

9 Rak hasil karya siswa Baik

10 Alat olahraga

11 Alat peraga IPA Baik

12 Alat peraga IPS Baik

13 Alat peraga Bahasa Rusak ringan

14 Alat peraga berhitung Rusak ringan

15 Alat peraga terapi Bai

16 Buku teks pelajaran Baik

17 Buku referensi Baik

18 Buku penunjang Baik

19 Buku perpustakaan Baik

20 Permainan Rusak ringan

21 Atletik Baik

Page 69: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

69

B. Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Hasil penelitian mengenai sistem pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMPLB Wantuwirawan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1. Perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Perencanaan Pendidikan Agama Islam merupakan hal yang sangat

penting dalam menjalankan proses pembelajaran. Tanpa perencanaan

maka pendidikan kurang optimal. Berbicara mengenai perencanaan

pembelajaran, tak pernah terlepas dengan pemanfaatan kurikulum.

Kurikulum menjadi penghubung antara guru dengan pesrta didik

terutama dalam melakukan proses pembelajaran.

Untuk perencanaan pembelajaran yang diterapkan oleh guru

PAI untuk siswa tunanetra, yang ada di SMPLB Wantuwirawan

menggunakan kurikulum umum, kurikulum yang digunakan disekolah

umum. Hal ini sesuai pemaparan dari hasil wawancara dengan ibu HT

yang menyatakan sebagai berikut:

Kalau untuk tunanetra dan tunadaksa itu bisa mengadopsi

dari kurikulum umum, sepanjang itu tidak mengalami

dobel ketunaan ya mbak itu bisa memakai kurikulum

umum (HT, 88: 6-14)

Dalam kurikulum KTSP memungkinkan guru memodifikasi

sendiri materi pelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa.

Page 70: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

70

Setelah kurikulum, hal yang perlu diperhatikan dalam proses

perencanaan pembelajaran PAI yaitu upaya pengembangan silabus.

Silabus merupakan materi pembelajaran yang hendak digunakan

dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Oleh kerena itu pemanfaatan

silabus menjadi pertimbangan dalam menentukan arah pembelajaran.

Untuk silabus yang digunakan di SMPLB Wantuwirawan , terlebih

untuk anak tunanetra menggunakan silabus yang sama dengan di SMP

umum, hal ini sesuai dengan pernyataan ibu HT:

Materi yang diajarkan di SMPLB wantuwirawan sama

dengan materi SMP umum , buku-buku yang digunakanpun

juga sama mbak. Msekipun terkadang ada pengurangan tapi

90% sama(HT, 89: 22-30)

Berikutnya setelah pengembangan silabus, guru PAI membuat

RPP sebagai bentuk persiapan untuk mengajar pendidikan agama

terhadap peserta didik. Dalam kaitanya dengan pembuatan RPP untuk

siswa tunanetra, format penyusunan laporan sama dengan sekolah

umum, hanya saja dimodifikasi sesuai kemampuan siswa, hal ini

sesuai pernyataan bapak KS sebagai berikut :

RPPnya kurang lebih sama mbak, dengan sekolah

umum hanya saja dimodifikasi bahan ajarnya,

modifikasi tersebut di sesuaikan dengan kemampuan

siswa (KS, 92: 9-14)

Dengan demikian, bisa dikatakan untuk pembuatan RPP yang

didesain oleh guru PAI tersebut, disesuaikan dengan tingkat

perkembangan kemampuan peserta didik.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Page 71: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

71

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran merupakan komponen

penting yang harus ada dalam aktivitas pendidikan. Tanpa adanya

kegiatan pembelajaran, aktivitas pendidikan tidak akanberjalan secara

sempurna. Kegiatan pembelajaran merupakan inti dari proses

pembelajaran secara umum.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan tahap

implementasi/ penerapan atas desain perencanaan yang dibuat oleh

guru PAI. Dalam tahap ini guru PAI di SMPLB Wantuwirawan

melakukan interaksi belajar-mengajar melalui berbagai penerapan

metode, media dan evaluasi.

a. Deskripsi suasana pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Ruang kelas yang digunakan untuk pembelajaran

dikondisikan siswa berada didepan guru. Posisi guru berada di

depan siswa. Belajar-mengajar Pendidikan Agama Islam pada

SMPLB Wantuwirawan seperti pada sekolah umumnya, yaitu

pengaturan murid menggunakan sistem tatap muka langsung dalam

satu kelas. Dalam kelas terdapat siswa gabungan antara siswa yang

memilki ketunaan A (tunanetra) dengan anak yang memiliki

ketunaan D (tuna daksa).

Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan mata

pelajaran yang lain berlangsung selama tiga jam. Satu jam

pelajaran untuk kelas SMPLB Wantuwirawan berlangsung selama

35 menit.

Page 72: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

72

Untuk mengkondisikan siswa selama pembelajaran berlangsung

guru selalu memperhatikan siswa dengan memberikan pertanyaan-

pertanyaan, baik berupa soal maupun memberi kesempatan siswa

untuk bertanya apa yang belum dipahami.

Selain itu siswa tunanetra juga beri fasilitas media untuk

menulis huruf braille (reglette) dan pena (stilus) setiap anak

mendapatkan masing-masing satu, agar anak bisa mengikuti

pembelajaran.

b. Metode-metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Beberapa metode yang digunakan untuk pembelajaran

Pendidikan Agama Islam bagi siswa tunanetra di SMPLB

Wantuwirawan adalah metode ceramah, diskusi dan tanya jawab.

1) Metode ceramah

Metode ceramah merupakan suatu cara yang digunakan

secara klasikal pada seluruh pengantar pembelajaran.

Penerapan metode ceramah digunakan ketika mengkondisikan

siswa tunanetra dikelas, selain itu dikarenakan siswa yang

mengalami ketunanetraan lebih mengandalkan pada sistem

pendengaran dan alat peraba. Kegiatan mengenai penggunaan

metode ceramah ini dapat digambarakan dari hasil catatan

lapang sebagai berikut:

Ketika bel berbunyi, siswa memasuki ruang kelas

dan menempati tempat duduk masing-masing

begitu juga dengan siswa tunanetra. Setelah itu

Page 73: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

73

guru mengkondisikan siswa agar selalu berahlak

terpuji. (hasil pengamatan penulis)

Dari keterangan hasil wawancara dengan ibu HT dan

catatan lapangan diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan

metode ceramah ini dipergunakan di awal-awal kegiatan

pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan praktek

langsung. Karena dimaksudkan agar siswa tidak jenuh dalam

proses pembelajaran.

2) Metode tanya jawab

Penggunaan metode tanya jawab dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam pada siswa tunanetra diupayakan

dengan bertnya langsung kepada siswa tersebut. Hal ini dapat

digambarkan dalam catatan lapangan penelitian sebagai

berikut:

Metode jawab ini digunakan untuk meninjau ulang

pelajaran atau ceramah yang lalu agar siswa

memusatkan kembali perhatian untuk melanjutkan

pelajaran hingga akhir( hasil pengamatan penulis)

Dengan demikian penggunaan metode tanya jawab

menjadi penghubung antara siswa dengan guru Pendidikan

Agama Islam. Adanya komunikasi tersebut setidaknya bisa

meningkatkan konsentrasi siswa autis dalam belajar Pendidikan

Agama Islam.

3) Metode praktek

Page 74: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

74

Penggunaan metode praktek akan diterapkan selama

pembelajaran itu harus dipraktekan. Pernyataan tersebut sesuai

dengan hasil wawancara dengan ibu HT:

Sepanjang pelajaran itu harus dipraktekan ya

dipraktekan. Sepanjang anak-anak itu juga

mampu mbak. (HT, 88: 26-30)

4) Metode diskusi

Metode diskusi adalah satu alternatif metode yang

digunakan di SMPLB Wantuwirawan oleh guru PAI dikelas

dengan tujuan dapat memecahkan masalah berdasarkan

pendapat siswa. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan

ibu HT sebagai berikut:

Selain ceramah saya juga memberikan metode Tanya

jawab maupun diskusi, baik itu diskusi dengan guru

maupun dengan teman (HT, 88: 20-23)

Dengan demikian metode diskusi sangat baik diberikan

pada siswa tunanetra karena metode ini mengandalkan

pendapat maupun pemikiran siswa yang tidak terkendala atas

ketunaan yang mereka miliki.

5) Media pembelajaran PAI

Media merupakan sarana yang digunakan untuk

meperlanacar pembelajaran, khususnya pelajaran Pendidikan

Agama Islam. Penggunaan media mampu menunjang

pembelajaran, sehingga proses kegiatan belajar-mengajar terasa

menyenangkan. Pemanfaatan media menjadikan siswa

Page 75: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

75

tunanetra merasa tenang dalam mengikuti pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

Untuk siswa tunanetra media pembelajaran yang

digunakan ialah berupa audio (tape recorder). Untuk sarana dan

prasarana di SMPLB Wantuwirawan sudah mencakupi sesuai

dengan keterangan yang dipaparkan oleh ibu HT:

Alhamdulillah menunjang mbak, ya kalu kurang ya

kurang ya gimana ya mbak, bisa dikatakan 85%

menunjang, tempat ibadah alat ibadah juga ada seperti

mukena, sarung , peci juga ada, Al-Qur‟an dalam

bentuk brille juga komplit ada, buku-buku

pembelajaran insyallah juga ada mbak (HT, 89: 43-48)

Selain itu dari hasil pengamatan siswa tunanetra

juga diberi fasilitas berupa alat tulis untuk menulis Huruf

Braille.

Dengan demikian sarana dan prasarana yang menunjang

menjadi salah satu faktor pendukung lancarnya pembelajaran

yang dilaksanakan.

3. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Evaluasi pembelajaran PAI yang dilakukan oleh guru Pendidikan

Agama Islam merupakan serangkaian penilaian yang digunakan untuk

mengetahui perkembangan keagamaan siswa., khususnya pada siswa

tunanetra. Penilaian tersebut dengan tes dan non tes. Tes yang diikuti

adalah UTS dan UAS. Sedangkan non tesnya dilakukan dengan cara

guru mengamati secara langsung perilaku siswa selama pemebelajaran

berlangsung. Ini sesuai dengan hasil wawancara dengan ibu HT:

Page 76: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

76

Untuk evaluasinya sama dengan sekolah umum, ada tes

baik lisan maupun tulisan, praktek, ulangan harian, tes

tengah semester dan juga tes akhir semester sama

dengan sekolah umum, dan juga memperhatikan

ahlaknya dan perilakunya sehari-hari mbak itu juga

masuk dalam penilaian(HT, 89: 11-20)

Evaluasi berjalan sesuai dengan kalender akademik yang

terangkum dalam satuan pendidikan terutama di SMPLB

Wantuwirawan. Waktu yang digunakanpun sama dengan sekolah

umum, ini sesuai dengan pemaparan bapak SM:

Evaluasi yang dilakukan seperti evaluasi pada umumnya.

Evaluasi yang dilakukan seperti ujian tengah semester,

ujian semester ya sama seperti disekolahan umum,

waktunyapun juga bersama (SM, 93: 11-16)

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa proses evaluasi

yang diberlakukan diSMPLB Wantuwirawan menggunakan cara

evaluasi yang sama dengan di sekolah umum.

C. Kendala yang dialami guru Pendidikan Agama Islam

Dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMPLB Wantuwirawan tentu tidak terlepas dari halangan dan hambatan.

Target materi pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak selesai.hal

ini sesuai degan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Ibu

HT:

susah sekali menghafal surat-surat mbak, tidak hafal-hafal

jadi kadang materi atau target tidak selesai (HT, 89: 41-43)

Selain itu, dilihat dari jumlah guru Pendidikan Agama Islam yang

masih minim menjadikan pembelajaran kurang maksimal. Karena jumlah

guru Pendidikan Agama Islam hanya ada satu, sesuai hasil pengamatan

Page 77: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

77

peniliti dan yang tertera dalam jadwal yang ada di SMPLB

Wantuwirawan.

Selanjutnya kedisiplinan siswa yang belum maksimal. Kesiapan

siswa yang belajar tidak seperti di sekolah umum, yang berangkat sekolah

rutin. Hal ini berbalik dengan siswa SMPLB Wantuwirawan yang

mengikuti pembelajaran butuh perjuangan guru untuk mengingatkan

kepada anak untuk mau belajar. Ini sesuai pemaparan bapak SM sebagai

berikut:

Seperti siswa yang terkadang sulit untuk aktif masuk sekolah.

Setelah libur atau terkadang kendala tidak ada yang mengantar,

maklum mbak untuk siswa yang belum mandiri harus ada yang

mengantar ke sekolah (SM, 93: 33-42)

Dari hasil penelitian penulis menemukan kendala dari penataan

ruang kelas yang menyebabkan terkendalanya proses pembelajaran

khususnya yang dialami oleh guru PAI seperti kondisi ruang kelas yang

berbilik-bilik, dengan kondisi ruangan satu kelas dengan kelas lainya

hanya dibatasi dengan papan “triplek” hal ini menyebabkan terganggunya

konsentrasi baik dari guru maupun siswa, karena saat pembelajaran kita

dapat mendengar proses pembelajaran yang berlangsung di kelas yang

lain.

Page 78: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

78

BAB IV

ANALISIS DATA

Berdasarkan pada data yang telah dipaparkan pada bab III, maka pada

bab ini akan dilakukan analisis data. Adapun hal-hal yang akan dianalisis

adalah sistem pembelajaran berupa :perencanaan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam, pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, serta

evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa penyandang

tunanetra di SMPLB Wantuwirawan. Analisis ini didasarkan pada data-

data hasil yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang

menggambarkan kondisi konkrit yang ada di SLB Wantuwirawan.

A. Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Proses perencanaan pembelajaran yang diterapkan oleh

guru Pendidikan Agama Islam di SMPLB Wantuwirawan, masih

menggunakan kurikulum KTSP. Adapun tahap-tahap yang

dilakukan adalah pengembangan silabus, penyusunan RPP,

pemlihan metode, dan media pembelajaran yang disesuaikan

dengan kemampuan siswa.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukan oleh Arief

bahwa kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan kata

“manhaj” yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik

bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan,

Page 79: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

79

keterampilan dan sikap mereka. Selain itu kurikulum juga

dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan

dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan (Arief, 2002:

30)

Dengan demikian guru Pendidikan Agama Islam mampu

memberikan alternatif mudah dalam upaya mendesain

pembelajaran yang sesuai dengan mempertimbangkan karakteristik

siswa tunanetra dengan memberi pelajaran PAI yang sederhana,

antara lainya dengan materi wudhu dan sholat wajib.

Dalam proses pembelajaran diperlukan perencanaan atau

rangkaian kegiatan sebagai proses yang akan menjadi program

dalam jangka panjang, Karena perencanaan pembelajaran dapat

diartikan sebagai sebagai rangkaian pembelajaran yang akan

disiapkan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh

peserta didik dan berguna sebagai pedoman guru dalam mendesain

pembelajaran.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam berkaitan dengan

proses penyampaian pengetahuan dari guru kepada peserta didik

secara kontinyu dan berkesinambungan dengan muatan nilai-nilai

keislaman, Sehingga diharapkan dengan adanya pembelajaran

peserta didik menjadi generasi yang berguna pada kehidupan

dunia. Proses perencanaan pembelajaran mengantarkan guru dan

Page 80: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

80

peserta didik menuju gerbang kesuksesan jika tersusun dengan

efektif dan efesien.

Perencanaan pembelajaran memerlukan beberapa hal yang

perlu diperhatikan. Khususnya pada siswa tunanetra yang

mempunyai gangguan pada panca inderanya. Berdasarkan

pemaparan data dalam kegiatan belajar-mengajar, pemilihan

metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa

tunanetra harus benar-benar diperhatikan.

Sementara itu, menurut Widjaya (2012: 59) untuk mencapai

tujuan pendidikan bagi anak tunanetra (buta) dibutuhan jembatan.

Jembatan itu adalah prinsip-prinsip pengajaran bagi anak tunanetra.

Prinsip mengajar bagi anak tunanetra akan sangat berbeda dengan

prinsip mengajar untuk penderita low vision. Tunanetra

mempunyai kebiasaan, bila mengamati suatu benda pasti akan

diraba, dicium dan masuk dalam mulut. Diraba untuk mengetahui

apa yang sedang dipegang. Dicium untuk mengetahui

bagaimanakah bau dari benda yang dipegang. Masuk mulut untuk

mengetahui bagaimanakah rasa sari benda tersebut. Cara itulah

yang dipergunakan tunanetra untuk mengetahui secara tepat benda

yang sedang berada ditanganya. Melalui cara tersebut, tunanetra

dapat memperoleh suatu konsep. Maka dalam mengajar, seorang

guru haruslah berpegang pada beberapa prinsip pengajaran bagi

tunanetra yaitu :

Page 81: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

81

a. Prinsip totalitas

Totalitas berarti keseluruhan atau keseutuhan. Guru dalam

mengajar suatu konsep haruslah keseluruhan atau utuh. Dalam

memberikan contoh jangan sepotong-potong.

b. Prinsip keperagaan

Prinsisp peragaan sangat dibutuhkan dalam menjelaskan

suatu konsep baru pada siswa. Dengan peraga akan terhindar

verbalisme (pengertian yang bersifat kata-kata tanpa dijelaskan

artinya). Alasan penggunaan asas ini dalam pengajaran adalah :

menggunakan indera sebanyak mungkin sehingga siswa

mampu mengerti dan mencerna maksud dari alat peraga.

Pengetahuan akan masuk pada diri melaui proses

penginderaan; penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman

dan pengecapan. Tingkat pemahaman seseorang akan suatu

ilmu ada beberapa tingkatan: tingkat perabaan, tingkat skema

dan tingkat abstrak.

Alat peraga sangat dibutuhkan guru yang mengajar para

anak tunanetra. Alat peraga penting dalam kaitanya dengan

penanaman konsep baru pada anak tunanetra. Tanpa alat

peraga, anak tunanetra akan sulit menerima suatu konsep.

c. Prinsip berkeseimbangan

Prinsip berkeseimbangan atau berkelanjutan akan sangat

dibutuhkan tunanetra. Mata pelajaran yang satu harus harus

Page 82: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

82

berkesinambungan dengan pelajaran yang lain. Kesinambungan

baik dalam materi mapun istilah yang ddigunakan guru. Jika

tidak terjadi kesinambungan maka si anak tunanetra akan

bingung. Kebingunan ini terjadi karena konsep yang diterima si

anak tunanetra dari guru yang satu dengan guru lain yang

berbeda. Karena pada dasarnya, anak tunanetra ini beranggapan

guru selalu benar dalam memberikan informasi. Maka guru

disarankan agar selalu menghubungkan materi pelajaran yang

telah dipelajari dengan yang akan dipelajari. Sebaiknya, istilah

yang dipergunakan hendaknya tidak terlalu bervariasi antara

guru yang satu dengan yang lain.

d. Prinsip Aktivitas

Prinsip aktivitas penting artinya dalam kegiatan belajar-

mengajar. Murid dapat memberikan respon terhadap stimulus

yang diberikan. Reaksi ini dilaksanakan dalam bentuk

mengamati sendiri bekerja sendiri. Tugas guru membantu anak

dalam perkembanganya, dengan demikian anak tunanetra dapat

membantu dirinya sendiri.

Prinsip aktivitas sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar-

mengajar bagi tunanetra. Dalam suatu kegiatan belajar-

mengajar, tunanetra diharapkan ikut aktif, tidak saja sebagai

pendengar. Tanpa aktivitas, konsep yang akan diterima anak

akan sedikit. Akibatnya, pengalaman belajar sedikit dan

Page 83: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

83

mereka jenuh. Situasi demikian membuat mereka bosan dalam

menerima pelajaran. Sebaliknya bila mereka aktif dalam

kegiatan belajar-mengajar maka pengalaman belajar mereka

akan lebih banyak. Dengan demikian mereka akan mendapat

kepuasan dalam belajar segingga akan menggali rasa ingin tahu

yang tinggi.

e. Prinsip individual

Prinsip individual dalam pengajaran berarti suatu

pengajaran dengan memperhatikan perbedaan individual anak:

keadaan anak, bakat dan kemampuan masing-masing anak.

Prinsip individual sangat dibutuhkan dalam mendidik

tunanetra. Prisnsip individual merupakan ciri khas dari

pengajaran untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Prinsip ini

sangat dibutuhkan mengingat meski mereka sama-sama

tunanetra namun memiliki tingkat ketunaan yang berbeda dan

tingkat kemampuan yang berbeda pula.

Prinsip ini sangat penting dan berpengaruh dalam

penyusunan PPI (program pembelajaran individual) untuk anak

tunanetra khususnya tunanetra total (buta). Karena tanpa

adanya penggunaan prinsip ini, maka penyususnan PPI akan

mengalami kendala-kendala dalam penerapanya untuk

pengajaran dan pembelajaran siswanya.

Page 84: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

84

Maksud dari prinsip peraga yang di paparkan diatas untuk

anak tunanetra yang memiliki hambatan dalam indera penglihatan,

maka di SMPLB untuk mengetahui suatu konsep, misalnya guru

meminta anak-anak untuk meraba gambar timbul, seperti kaligrafi,

peta timbul dan sebaginya.

Berbicara mengenai perencanaan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam yang diterapkan di SMPLB Wantuwirawan dapat

disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam langkah pertama yang ditempuh guru PAI adalah menyusun/

mendesain kegiatan belajar sesuai dengan perkembangan kondisi

jiwa peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

menyatakan bahwa pemebelajaran Pendidikan Agama Islam

mempunyai tujuan untuk membentuk nilai-nilai keislaman,

khususnya dalam perkembangan siswa tunanetra. Menurut

Daradjat (2009: 30) Pendidikan Agama Islam memiliki beberapa

tujuan, antara lain: tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara,

dan tujuan operasional.

Dalam mewujudkan tujuan umum pembelajaran Pendidikan

Agama Islam, perubahan perilaku menjadi aspek utama yang

dibidik dalam pembelajaran Pendidikakn Agama Islam. Alasan

dengan penanaman nilai-nilai keislaman yang dapat membentuk

perilaku yang positif bagi siswa tunanetra. Sementara itu wujud

dari tujuan akhir pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa

Page 85: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

85

tunanetra dikenalkan pentingnya beribadah kepada Allah SWT,

sehingga siswa termotivasi dalam melaksanakan wudhu dan shalat.

Seperti halnya yang sudah diterapakan di SMPLB Wantuwirawan

setiap harinya membiasakan siswa untuk shalat berjamah di

sekolah pada waktu dzuhur. Berbeda dengan tujuan sementara,

dengan adanya pembiasaan wudhu sebelum shalat, maka pada

akhirnya siswa terbiasa melakukan wudhu sebelum shalat. Selain

itu dengan adanya tujuan oprasional menajadikan siswa tunanetra

lebih mudah diarahkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam, khususnya pada praktek wudhu dan shalat.

2. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMPLB Wantuwirawan melakukan serangkaian metode dalam

mendidik siswa tunanetra diantaranya : metode ceramah, metode

tanya jawab,metode praktek, dan juga metode diskusi.

Metode-metode yang diterapkan di SMPLB Wantuwirawan

termasuk metode-metode yang mampu diterapkan pada anak

tunanetra. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Widjaya (2012: 63) yang mengatakan ada beberapa metode yang

dapat dilaksanakan dengan menggunakan fungsi pendengaran dan

perabaan, tanpa harus menggunakan penglihatan. Adapun metode-

metode tersebut ialah :

Page 86: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

86

a. Metode ceramah

Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah cara

penyampaian sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan

lisan kepada siswa atau khalayak ramai.

Zuhairini dkk mendefenisikan metode ceramah ialah suatu

metode di dalam pendidikan di mana cara penyampaian

pengertian-pengertian materi kepada anak didik dengan jalan

penerangan dan penuturan secara lisan. Untuk penjelasan

urainya, guru dapat mempergunakan alat-alat bantu mengajar

yang lain, misalnya gambar, peta, denah dan alat peraga lainya

Metode ceramah dapat diikuti oleh tunanetra karena dalam

pelaksanaan metode ini guru menyampaikan materi pelajaran

dengan penjelasan lisandan siswa mendengar penyampaian

materi dari guru.

b. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab ialah peyampaian pelajaran dengan

cara guru mengajuakan pertanyaan dan murid menjawab atau

suatu metode di dalam pendidikan di mana guru bertanya

sedangkan murid menjawab tetang materi yang ingin

diperolehnya.

Page 87: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

87

Menurut zakiah Dradjat metode tanya jawab adalah salah

satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan-

kekurangan yang terdapat pada metode ceramah. Ini

disebabkan karena guru dapat memperoleh gambaran

sejauhmana murid dapat mengerti dan dapat mengungkapkan

apa yang telah diceramahkan.

Siswa tunanetra mampu mengikuti pengajaran dengan

menggunkan metode tanya jawab, karena metode ini

merupakan tambahan dari metode ceramah yang menggunakan

indera pendengaran.

c. Metode diskusi

Metode diskusi adalah salah satu alternatif metode yang

dapat dipakai oleh seorang guru dikelas dengan tujuan dapat

memecahkan masalah berdasarkan pendapat para siswa.

Seiring dengan itu metode diskusi berfungsi untuk merangsang

murid berfikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri

mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat

dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi

memerlukan wawasan atau ilmu pengetahuan yang mampu

mencari jalan terbaik atau alternatif terbaik.

Anak tunanetra dapat mengikuti kegiatan belajar-mengajar

yang menggunakan metode diskusi, kemampuan daya fikir

siswa untuk memecahkan suatu persoalan lebih diutamakan.

Page 88: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

88

Dan metode ini bisa diikuti tanpa menggunakan indera

penglihatan.

d. Metode sorogan

Metode sorogan adalah metode individual di mana murid

mendatangi guru untuk mengkaji suatu buku dan guru

membingnya secara langsung. Metode ini dalam sejarah

pendidikan Islam dikenal dengan sistem pendidikan ”kuttai”

sementara di dunia barat dikenal dengan tutorship dan

mentoring. Pada prakteknya si siswa diajari dan dibimbing

bagaimana cara membacanya, menghafalnya, atau lebih jauh

lagi menerjemahkan atau menafsirkanya, semua itu dilakukan

oleh guru, sementara siswa menyimak penuh perhatian dan

ngesahi (mensahkan) dan memberi catatan pada bukunya atau

mensahkan bahwa ilmu itu telah diberikan kepadanya.

Metode ini dapat diikuti oleh anak tunanetra dan inti dari

metode ini adalah adanya bimbingan langsung dari guru kepada

anak didik dan seorang guru dapat mengetahui langsung

sejauhmana kemampuan anak didiknya dalam memahami suatu

materi pelajaran.

e. Metode drill

Metode drill atau latihan adalah suatu metode dalam

menyampaikan pelajaran dengan menggunakan latihan secara

Page 89: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

89

terus menerus sampai anak didik memiliki ketangkasan yang

diharapkan.

Metode drill merupakan salah satu bentuk dari berbagai

macam metode yang banyak digunakan oleh para pendidik

dalam proses belajar-mengajar agar tujuan pembelajaran

tercapai. Metode ini lebih menitikberatkan kepada

keterampilan siswa secara kecakapan motoris, mental, asosiasi

yang dibuat dan sebaginya.

Metode drill dapat disebut juga dengan metode latihan atau

praktek secara langsung. Anak tunanetra mampu mengikuti

metode ini jika meteri yang disampaikan dan media yang

digunakan mampu mendukung mereka untuk memahami

materi pelajaran.

3. Evalusi pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Untuk mengetahui tercapainya tujuan intruksional yang

diharapkan guru maka setiapakhir tahun ajaran diadakan evaluasi

yang tujuanya untuk memngetahui hasil belajar siswa.

Bentuk evaluasi pembelajaran PAI yang dilakukan oleh

guru Pendidikan Agama Islam di SMPLB Wantuwirawan

merupakan serangkaian penilaian yang digunakan untuk

mengetahui perkembangan keagamaaan siswa, khususnya pada

siswa tunanetra. Penilaian tersebut dengan tes dan non tes. Tes

yang harus diikuti adalah UTS dan UAS. Adapun ketentuan soal

Page 90: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

90

baik UTS dan UAS untuk siswa tunanetra menggunakan

multiplechoicemaupun dengan esay. Selain itu juga tes lisan

maupun praktek, serta tes yang dilakukan dalam kegiatan sehari-

hari baik yang berupa ulangan harian maupun dalam bentuk

pekerjaan rumah (PR).

Selain itu, bentuk evaluasi lain yang digunakan dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah non tes.

Pelaksanaan ujian non tes dilakukan guru pendidikan agama Islam

dengan cara mengamati perilaku siswa dan kemudian dilaporkan

pada buku kemajuan siswa. Dengan demikian harapannya siswa

tunanetra terbiasa melakukan praktek wudhu dan sholat bisa

terpantau lewat catatan kemajuan kelas.

Untuk mengetahui hasil belajar siswa maka penilaian dalam

pendidikan yang dilakukan di SMPLB Wantuwirawan sejalan

dengan Proyek pembinaan prasarana dan sarana perguruan tinggi

agama/ IAIN di Jakarta (1985: 198) bahwa penentuan nilai rapor

pengajaran agama Islam. Nilai rapor sebagai prestasi belajar siswa

hendaklah merupakan “akumulasi” dari sekurang-kurangnya

empat aspek penilaian yaitu :

a. sikap keagamaan,

b. tes summatif (ujian-ujian semester atau catur wulan),

c. tes formatif (ulangan-ulangan harian),

d. tugas-tugas lainya sehubungan dengan pelajaran

Page 91: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

91

B. Kendala yang dialami guru Pendidikan Agama Islam

Proses pembelajaran juga tidak bisa lepas dari beberapa kendala

yang menhambatnya. Beberapa kendala penghambat pembelajaran

Pendidikan Islam sebagaimana yang di paparkan pada bab III

diantaranya :

1. Target meteri pelajaran Pendidikan Agma Islam tidak selesai

Target pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang ada di

SMPLB Wantuwirawan tidak selesai, misalnya memerlukan

banyak waktu untuk menghafalkan surat pendek ataupun materi

pelajaran yang terkadang tertunda karena kurangnya kemampuan

siswa yang mengalami ketunaan. Untuk itu aspek yang paling

ditekankan untuk siswa tunanetra adalah aspek ahlak, yaitu

perubahan sikap yang lebih baik sehingga siswa lebih mandiri dan

tahu pentingnya beribadah kepada Allah.

2. Kurangnya jumlah guru Pendidikan Agama Islam

Kurangnya guru agama Islam di SMPLB Wantuwirawan

merupakan salah satu penghamabat dalam proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Hal ini karena hanya ada dua guru yang

mengajar dan salah satu guru harus mengisi mata pelajaran lain

dikarenakan tidak adanya guru mapel yang dibutuhkan.

3. Kurang disiplinya siswa

Melihat kondisi anak berkebutuhan khusus atau anak tunanetra,

terutama pada saat awal masuk pembelajaran setelah liburan

Page 92: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

92

sekolah, sebagian anak malas untuk belajar kembali, atau tidak

adanya orang tua yang bisa mengantar anak ke sekolah.

Selain itu, keterlambatan siswa saaat datang ke sekolah sudah

menjadi hal yang biasa, seringkali guru sudah siap mengajar, akan

tetapi siswa belum ada yang datang sehingga terpaksa

pembelajaran tertunda.

4. Tata ruang kelas

Melihat kondisi ruang kelas yang berbilik-bilik yang hanya

dibatasi sekat antara kelas yang satu dengan kelas lainya, menjadi

kendala dalam pembelajaran. Hal ini menjadikan kelas kurang

kondusif, terganggunya konsentrasi baik bagi guru yang mengajar

maupun siswa itu sendiri. Situasi ini menyebabkan suara antar

kelas dengan kelas lain saling mengganggu pembelajaran.

Page 93: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

93

BAB V

KESIMPULAN

A.Kesimpulan

Setelah dilakukan pembahasan dan analisis mulai dari bab I sampai

dengan bab IV, guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian

yang dilakukan, maka ada beberapa hal yang menjadi titik tekan sebagai

kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu:

1. Sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPLB

Wantuwirawan dilakukan melalui perencanaan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam, pelaksanaan pembelajaran dan juga evaluasi

Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut :

Perencanaan pembelajaran di SMPLB Wantuwirawan guru PAI

masih menggunakan kurikulum KTSP , dalam penyusuanan RPP,

pemilihan metode, dan media pembelajaran disesuaikan dengan

kemampuan siswa.

Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPLB-A

Wantuwirawan guru PAI melakukan seragkaian metode dalam

mendidik siswa tunanetra diantaranya : metode ceramah, metode tanya

jawab, metode praktek dan juga metode diskusi, dalam pembelajaran

terdapat penggabungan kelas, antara tunanetra dan tunadaksa menjadi

satu kelas.

Bentuk evaluasi yang digunakan di SMPLB Wantuwirawan

merupakan serangkaian penilaian yang digunakan untuk mengetahui

Page 94: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

94

perkembangan keagamaan siswa, khususnya pada siswa tunanetra.

Penilaian tersebut dengan tes dan non tes. Tes yang harus diikuti

adalah UTS dan UAS. Selain itu juga ada tes lisan maupun praktek

serta tes-tes lainya seperti ulangan harian, PR maupun dengan

pengamatan langsung dari guru untuk megamati perilaku siswa.

2. Problematika yang dihadapi guru PAI dalam sistem pembelajaran

Pendidikan Agama Islam anatara lain ialah:

Tidak selesainya target materi pelajaran Pendidikan Agama Islam

yang dikarenakan anak yang memiliki kebutuhan khusus tidak mampu

memahami atau mengikuti pembelajaran dengan tepat sesuai alokasi

waktu yang diberikan.

Kurangnya jumlah guru Pendidikan Agama Islam yang ada di

SMPLB-AD Wantuwirawan, hanya ada dua guru Pendidikan Agama

Islam, karena kurangnya tenaga pengajar maka guru tersebut

mengampu mata pelajaran IPA dan Matematika, jadi untuk PAI hanya

ada satu.

Kurangnya kedisiplinan siswa untuk mengikuti pembelajaran

Pendidikan Agama Islam, sebagian anak malas untuk belajar kembali

disekolah setelah usai liburan. Hal ini juga termasuk seringnya siswa

yang datang terlambat masuk sekolah, sehingga terpaksa pembelajaran

harus tertunda karena belum ada murid yang masuk kelas.

Tata ruang kelas yang menyebabkan terganggunya proses

pembelajaran yang disebabkan ruang kelas yang berbilik hanya

Page 95: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

95

dibatasi papan “triplek” yang mengakibatkan terganggunya konsentrasi

bagi guru dan siswa yang mendengar proses pembelajaran dikelas

yang lain.

B. Saran

Berdasarkan permasalahan yang peneliti bahas dalam skripsi ini yaitu

mengenai model pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa

tunanetra, maka peneliti hendak menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Bagi kepala sekolah

Sebagai kepala sekolah yang memiliki kewenangan dalam

menetapkan kebijakan ,hendaknya menyediakan kendaraan untuk

mengantar-jemput siswa yang berkebutuhan khusus seperti tunanetra dan

tunadaksa agar pembelajaran tetap terlaksana tanpa adanya gangguan

tidak hadirnya siswa.

2. Bagi guru

Guru sebagai pemberi informasi sekaligus pendidik dan pembimbing

dapat meningkatkan inovasi pembelajaran, serta sebaik mungkin

memanfaatkan media yang ada dalam menunjang pembelajaran

semaksimal mungkin dan lebih telaten untuk menggali minat bakat peserta

didik agar kemampuan anak dapat terlihat dan bisa dioptimalkan.

3. Bagi peneliti

Penelitian pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa

tunanetra memberikan gambaran karakteristik pembelajaran yang berupa

kurikulum, pendekatan pembelajaran PAI, prinsip pembelajaran PAI

Page 96: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

96

SMPLB, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, media

pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran. Selain itu juga memberikan

gambaran mengenai hambatan, faktor pendukung serta solusi yang

dilakukan dalam mengatasi hambatan pembelajaran PAI tersebut. Untuk

itu, peneliti berharap penelitian pembelajaran Pendidikan Agama Islam

ini dapat dijadikan rujukan oleh pembaca dalam meningkatkan

kemampuan pembelajaran PAI sehingga siswa tunanetra mendapatkan

perhatian lebih dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam

tanpa adanya diskriminasi.

Page 97: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

97

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.

Jakarta: Ciputat Pers

An Nahlawi, Abdurrahman. 1996. Prinsip-prinsip dan Metode

Pendidikan Agama Islam. Bandung: CV Diponegoro

Arikunto, Suharsimi.1998.Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Daradjat, zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi

Aksara

Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Ofset

J. Moleong, Lexy. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda

Karya

Majid, Abdul, dan Dian Andiyani. 2006. Pendidikan Agama Islam

Berbasis Kompetensi, Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004.

Bandung: Remaja Rosdakarya

Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas

Nizar, Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan Agama Islam. Jakarta:

Ciputat Pers

Proyek Pembinaan Prsarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN

di Jakarta. 1984. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam.

Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama

Islam

Ramayulis. 2008. Metode Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam

Mulia

Smart, Aqila. 2012. Anak Cacat Bukan Kiamat. Yogyakarta: KATA

HATI

Somantri, Sutjihati. 2006.Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika

Aditama

Subini, Nini. 2013. Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak. Jogjakarta:

Javalitera

Sugiono. 2010. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Page 98: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

98

Syafaat Aat, Sohar Sahrani. 2008. Peranan Pendidikan Agama islam

dalam Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers

Syaifudin, Muhammad, dkk. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah.

Jakarta: direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen

Pendidikan Nasional

Widjaya, Ardhi. 2012. Seluk Beluk Tunanetra dan Strategi

Pembelajaranya. Jogjakarta: Javalitera

Page 99: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

99

VERBATIM

Responden/ kode : Huru Tyastri, S.SosI / HT13

Jabatan : Guru PAI

Pendidikan terakhir : S1 Sos I

Tempat wawancara : Ruang Kelas

Hari/ tanggal : Rabu, 13 Agustus 2015

Waktu : 09.00-10.00

Tema Baris Pertanyaan Jawaban Makna

Profil guru

5

Sejak kapan

ibu mengajar

di sini?

Saya disini mulai 2007,

dari kementrian agama

ditugaskan disini karena

kondisi saya ada kelainan

juga

Ibu HT di

tugaskan di

SLB sejak

tahun 2007

Kurikulum

10

Untuk

kurikulum

yang dipakai

sama dengan

sekolah

umum tidak?

Kalau untuk tunanetra dan

tunadaksa itu bisa

mengadopsi dari

kurikulum umum,

sepanjang itu tidak

mengalami dobel ketunaan

ya mbak itu bisa memakai

kurikulum umum

Untuk siswa

tunanetra

dan

tunadaksa

memakai

kurikulum

untuk SMP

umum.

Metode

pembelaja

ran PAI

15

20

25

Metode

seperti apa

yang ibu

gunakan

dalam

pelaksanaan

Pendidikan

Agama

Islam?

Metodekan banyak, yang

lebih sering digunakan

metode ceramah, namanya

juga pelajaran agama.

Selain ceramah saya juga

memberikan metode tanya

jawab, baik itu diskusi,

dengan guru maupun

dengan teman, memberi

PR. Sama seperti dengan

umum untuk arabpun juga

ada mengartikan, dsb

Metode

yang

digunakan

guru PAI

metode

ceramah,

diskusi,

tanya jawab

Praktek

pembelaja

ran.

30

Untuk

pembelajaran

prakteknya

bagaimana

bu?

Sepanjang pelajaran itu

harus dipraktekan ya

dipraktekan. Sepanjang

anak-anak itu juga mampu

mbak. Shalat fardu, baca

tulis al-qur‟an ya kami

Sepanjang

pelajaran

itu harus di

praktekan

maka

dipraktekan

Page 100: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

100

5

10

berikan mbak, ya kalau

dulu kan sampai hari sabtu

mbak jadi BTQ itu ada

dihari sabtu karena sekaran

kerja ya ini insyllah mau

dipindah hari jum‟at mbak

setalah usai pembelajaran

g hanya 5 hari

sesuai

dengan

kemampuan

siswa

Sistem

evaluasi

15

20

Untuk

penilianya

bagaimana

bu?

Untuk evaluasinya sama

dengan sekolah umum, ada

tes baik lisan maupun

tulisan, praktek, ulangan

harian, tes tengah semester

dan juga tes akhir semester

sama dengan sekolah

umum, dan juga

memperhatikan ahlaknya

dan perilakunya sehari-

hari mbak itu juga masuk

dalam penilaian

Sistem

evaluasi

menggunak

an

beberapa

tes dan non

tes, sesuai .

Sumber

belajar

25

30

Untuk materi

PAI apakah

sama dengan

SMP pada

umumnya ?

Materi yang diajarkan di

SMPLB wantuwirawan

sama dengan materi SMP

umum , buku-buku yang

digunakanpun juga sama

mbak. Msekipun

terkadang ada

pengurangan tapi 90%

sama

Sumber

buku dan

materi yang

di gunakan

sama SMP

pada

umumnya.

Faktor

penghamb

at

35

40

Apa yang

menjadi

faktor

penghambat

pembelajaran

bu?

Faktor penghmabatnya ya

dari siswa itu sendiri

mbak, kurang displin,

mungkin juga motivasi

dari keluarga itu kurang

mbak, kurangnya

pemahaman tentang

pentingnya beribada

kepada Allah, susah sekali

menghafal surat-surat

mbak, tidak hafal-hafal

jadi kadang materi atau

target tidak selesai

Faktor

penghambat

, kurang

disiplinya

siswa,

motivasi

keluarga,

kurang

pehaman

tentang

beribadah

kepada

Allah,

target atau

Sarana dan

Prasarana

45

Untuk sarana

dan prasarana

bagaimna bu?

Alhamdulillah menunjang

mbak, ya kalu kurang ya

kurang ya gimana ya

Sarana dan

prasarana

untuk

Page 101: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

101

5

mbak, bisa dikatakan 85%

menunjang, tempat ibadah

alat ibadah juga ada seperti

mukena, sarung , peci juga

ada, Al-Qur‟an dalam

bentuk brille juga komplit

ada, buku-buku

pembelajaran isnyllah juga

ada mbak

pembelajar

an

Pendidikan

Agama

Islam sudah

menunjang

Page 102: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

102

VERBATIM WAWANCARA

Responden/ kode : Said Kamal,S.PdI

Jabatan : Wali kelas IX

Pendidikan terakhir : SI

Tempat wawancara : Ruang kelas

Hari/ tanggal : selasa,18 Agustus

Waktu : 0800-09.00

Tema Baris Pertanyaan Jawaban Makna

Profil guru

5

10

Bapak disini

mengampu

mapel apa pak?

Saya disini selaku

wali kelas X mbak,

juga guru IPA dan

Matemeatika , saya

lulus dari STAIN

Salatiga juga mbak,

juga mengambil

PAI, tetapi saya

disisni dimita untuk

membantu

mengajarkan IPA

dan Matematika

mbak

Bapak SK

selaku wali

kelas dan

mengampu

mapel IPA dan

Matematika

Kondisi

Siswa

15

20

Kebutuhan

khusus seperti

apa yang

dialalmi anak

didik disekolah

ini pak?

Yang ada disini

tunadaksa dan

tunanetra mbak,

tunanetra pun ada

bebrapa jenis, ada

yang total, low

vision dan juga ada

yang mengalami

ketunaan ganda,

Jenis ketunaan

yang ada di

SMPLB-AD

yaitu tunanetra,

dan tunadaksa

Kurikulum

25

Bagaimana

penyiapan

kurikulumnya

pak?

Kurikulum sama

dengan sekolah

umum mbak, buku-

buku yang

digunakan juga

memakai buku

panduan

pembelajaran yang

dipakai oleh sekolah

Kurikulum yang

digunakan sama

dengan sekolah

umum

Page 103: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

103

Jumlah

siswa

5

Berapa jumlah

siswanya pak?

Untuk jumlah siswa

SMP itu ada 10

siswa

Jumlah Siswa

10

RPP

10

Untuk

penyusuna RPP

untuk

pembelajaranya

bagaimana pak

RPPnya kurang

lebih sama mbak,

dengan sekolah

umum hanya saja

dimodifikasi bahan

ajarnya, modifikasi

tersebut di

sesuaikan dengan

kemampuan siswa.

RPP

dimodifikasi

bahan ajarnya,

sesuai dengan

kemampuan

siswa

Sistem

Evaluasi

15

20

Bagaimana cara

mengevaluasi

pembelajaran

untuk siswa

disini pak?

Kalau untuk

evaluasi sama

denganyang sekolah

umum mbak,

melalui tes baik

ulangan harian,

ujian tengah

semester, ujian

semester, PR juga

diberikan mbak

Sistem evaluasi

yang digunakan

melalui

beberapa tes

Faktor

pendukung?

25

Apa saja faktor

pendukung

pendidikan pak?

Faktor

pendukungnya

semua guru disini

sangat mendukung

mbak,

Guru-guru

menjadi faktor

pendukung

Faktor

Penghambat

30

35

40

Untuk faktor

penghamabatnya

seperti apa pak?

Kalau faktor

penghambat itu

untuk pembelajaran

yang saya ampu

sarana masih kurang

mbak, media

pembelajaran, ruang

lab itu juga tidak

ada, dan kondisi

siswa itu sendiri

kadang menjadi

faktor utama mbak,

untuk praktek itu

sangat kesulitan

Faktor

penghambatnyai

kurangnya

sarana dan

prasarana untuk

menunjang

pembelajaran

Page 104: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

104

VERBATIM WAWANCARA

Responden/ kode : Sigit Margono, M.Pd / SM

Jabatan : Kepala Sekolah

Pendidikan terakhir : S2

Tempat wawancara : Ruang Kepala Skolah

Hari/ tanggal : Selasa, 12 Agustus 2015

Waktu : 08.000-09.00

Tema Baris Pertanyaaan Jawaban Makna

Keadaan

Siswa

5

10

Kebutuhan

khusus

seperti apa

yang

dialalmi

anak didik

disekolah

ini pak?

Di sekolah ini saya

selaku kepala sekolah

SLB-AD mbk,,yaitu

yang memiliki ketunaan

tunanetra dan tuna

daksa, tapi disekolah ini

ada juga anak C yaitu

tunagrahita, dan anak B

yang memiliki ketunaan

bisu tuli mbak, tetapi

ada kepala sekolahnya

sendiri

Siswa yang

sekolah di

SMPLB

Wanwir

meliputi.

Tunanetra

(A), tunadaksa

(D), tuna

wicara dan

tuli (B), dan

tuna grahita

(C), bapak SM

adalah kepala

sekolah A dan

D

Jumlah

siswa

15

20

Untuk

jumlah

siswa ada

berapa pak?

disekolahan ini ada

ketunaan dari A-D

mbak, jumlah siswanya

kurang lebih 80 siswa.

Kalau untuk yang A dan

D ada 23.

seluruhnya,tapi untuk

jenjang kelasnya itu 1:5

Jumlah

seluruh siswa

A-D ada 80

siswa,

sementara

untuk siswa A

dan D ada 23

Kurikulum

25

Kurikulum

yang

digunakan

bagaimana

pak?

kurikulum khusus,

karena kita

menggunakan

kurikulum khusus untuk

anak berkebutuhan

khusus (ABK) termasuk

pembelajaran PAI.

Kurikulum

yang

digunakan

sesuai dengan

kurikulum

untuk anak

ABK

RPP dan

Silabus

30

RPP

disekolah

ini sama

Penyususnan RPP sesuai

dengan silabus, hanya

saja ada modifikasi

RPP sesuai

dengan

silabus, di

Page 105: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

105

5

10

dengan

sekolah

umum tidak

pak

bahan ajar agar ABK

bisa mengikuti

pembelajaran.

Modifikasi bahan ajar

tersebut adalah dengan

cara menurunkan tingkat

kesulitanya agar ABK

dapat menerima apa

yang disampaikan guru

dalam pembelajaran.

modifikasi

bahan ajarnya

dengan

menurunkan

tingkat

kesulitan.

Sistem

Evaluasi

15

Bagaimana

sistem

evaluasi

untuk anak

tunanetra

pak

evaluasi pada umumnya.

Evaluasi yang

dilakukan seperti ujian

tengah semester, ujian

semester ya sama seperti

disekolahan umum,

waktunyapun bersamaan

Evaluasi

dilakukan

melalui UTS

dan UAS

sesuai

kalender

akademik

Sarana

Dan

Prasarana

20

25

Untuk

fasilitas

pmbelajaran

PAI apakah

sudah

terpenuhi

pak?

Sementara ya

memenuhi, tapi kadang-

kadang kalaunya ada

yang kurang ya gurunya

harus melengkapi.

Tetapi untuk PAI

mencukupi seperti

adanya tempat ibadah,

Al-qur‟an dalam bentuk

brille juga ada mbak

Fasilitas

terpenuhi, bila

ada

kekurangan

guru

memenuhinya

Problem

pembelaja

ran

30

Apakah ada

problem

pembelajara

n yang

dialami baik

guru

maupun

siswa pak?

Secara umum

pembelajaran PAI di

SMPLb wantuwirawan

berjalan dengan baik,

kalau masalah itu pasti

ada mbak, baik di

sekolah umum apalagi

disini,

PAI berjalan

dengan baik ,

problem itu

pasti ada,

apalagi untuk

siswa ABK

Faktor

penghamb

at

35

40

Apa faktor

dari

problem

tersebut

pak?

Seperti siswa yang

terkadang sulit untuk

aktif masuk sekolah.

Setelah libur atau

terkadang kendala tidak

ada yang mengantar,

maklum mbak untuk

siswa yang belum

mandiri harus ada yang

mengantar ke sekolah.

Kurangnya

kedisiplinan

siswa dalam

mengikuti

pembelajaran

di sekolah

Page 106: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

106

PEDOMAN WAWANCARA

I. Identitas Informan

1. Nama :

2. Usia :

3. Jabatan :

4. Pendidikan terakhir :

5. Tempat wawancara :

6. Wawancara hari/tanggal :

7. Waktu :

II. Sasaran Wawancara

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran PAI

2. Sistem yang digunakakan untuk mengevaluasi pembelajaran PAI

3. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran PAI

4. Upaya yang dilakukan untuk menindak lanjuti kendala dalam

pelaksanaan pembelajaran PAI

III. Butir-butir pertanyaan

A. Kepala Sekolah

1. Kebutuhan khusus seperti apa yang diderita anak didik di

sekolah ini? Berapa jumlahnya?

2. Bagaimana pelaksanaan kurikulum di sekolah ini pak?

3. Bagaimana menghadapi anak-anak dengan kebutan khusus

tersebut apa ada pembimbing/ruang khususnya?

4. Untuk penyususan RPP di sekolah ini sama dengan sekolah

umum tidak pak?

5. Sistem evaluasi untuk tunanetra bagaimana pak?

6. Untuk fasilitas pembelajaran PAI apakah sudah terpenuhi?

B. Guru Pendidikan Agama Islam

1. Sejak kapan bapak mengajar disini?

2. Kurikulum yang digunakan sama dengan sekolah umum tidak?

Bagaimana menyiapkanya?

3. Bagaimana perencanaan dalam pelaksanaan PAI bagi

tunanetra?

4. Bagaimana penyusunan RPPnya pak?

5. Metode seperti apa yang bapak gunakan dalam pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam?

Page 107: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

107

6. Sarpras menunjang tidak untuk pembelajaran PAI ?

7. Bagaiman penentuan cara penilaianya pak?

8. Bagaimana setting kondisi lingkungan pembelajaranya pak?

9. Untuk materi PAI untuk anak tunanetra dengan SMP pada

umumnya sama atau tidak pak?

10. Berapa jam dalam satu minggu materi pembelajaran agama

disampaikan?

11. Evaluasi seperti apa yang digunakan untuk mengukur

keberhasilan siswa tunanetra pada pembelajaran PAI pak?

12. Untuk hasil pembelajaran PAI bagaimana pak?

13. Apa faktor yang mendukung dan menghambat penerapan

metode pembelajaran PAI bagi tunanetra?

14. Metode apa yang paling sesuai untuk pembelajara PAI?

15. Jika nilai tidak memenuhi standar minimal bagaimana tindak

lanjutnya pak?

Page 108: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

108

PEDOMAN OBSERVASI

Hari/ Tanggal : Rabu, 19 Agustus 2015

Tempat : Ruang kelas

Waktu : 09.30-11.30

N

O

Kegiatan guru Dilakkukan Catataan

Iya Tidak

1 Membuka

pelajaran

Waktu membuka pelajaran guru

bersama anak mengawalinya dengan

berdoa

2 Penguasaan bahan Dalam pengajaran untuk

menyampaikan materinya bahan

telah disiapkan, dan anak-anak juga

memegang materi yang di terangkan.

3 Menyampaikan

materi

Dalam penyampaian materi sangat

jelas, sehingga anak-anak mudah

faham, dengan apa yang diterangkan.

4 Memotivasi anak Setelah memberikan contoh, guru

memotivasi anak dengan bercerita

hal-hal yang menarik si anak.

5 Metode mengajar Guru melakukan berbagai metode,

setalah metode ceramah, guru

membiarkan anak-anak berdiskusi.

6 Menguasai kelas Suasana pembelajaran sangat

menyenangkan,sesekali anak-anak

tertawa mendengar cerita guru ketika

memberi contoh

7 Membuat anak

aktiv di kelas

Setelah materi diberikan dan telah

menerapkan beberapa metode, guru

membuat anak aktiv untuk bertanya

ataupun menjawab pertanyaan yang

guru berikan

8 Menutup pelajaran Sebelum pembelajaran ditutup guru

memberikan tugas rumah, dan

pembelajaran ditutup dengan

membaca hamdallah dan kafaratul

majelis

Page 109: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

109

PEDOMAN OBSERVASI

Hari/ Tanggal : Senin, 24 Agustus 2015

Tempat : Ruang kelas

Waktu : 12.15-14.00

NO Kegiatan guru Dilakukan Catataan

Iya Tidak

1 Membuka

pelajaran

Waktu membuka pelajaran guru

bersama anak mengawalinya dengan

berdoa

2 Penguasaan bahan Sambil menerangkan anak diminta

untuk mencatat materi. Kemudian

setelah itu anak diminta membaca

ulang apa yang sudah dicatat.

3 Menyampaikan

materi

Setelah materi di sampaikan guru

menanyakan kepada anak-anak.

Adakah materi yang belum di pahami.

4 Memotivasi anak Setelah memberikan contoh, guru

memotivasi anak dengan bercerita hal-

hal yang menarik si anak.

5 Metode mengajar Guru melakukan berbagai metode,

setalah metode ceramah, guru

membiarkan anak-anak berdiskusi.

6 Menguasai kelas Suasana kelas sangat aktiv karena guru

juga menggunkan metode diskusi, dan

anak-anak sangat bersemangat, dengan

mengecek ulang apa yang dicatat

kepada teman.

7 Membuat anak

aktiv di kelas

Setelah materi diberikan dan telah

menerapkan beberapa metode, guru

membuat anak aktiv untuk bertanya

ataupun menjawab pertanyaan yang

guru berikan

8 Menutup pelajaran Sebelum pembelajaran ditutup guru

memberikan tugas rumah, dan

pembelajaran ditutup dengan

membaca hamdallah dan kafaratul

majelis

Page 110: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

110

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Siti Masitoh

2. Tempat dan Tanggal lahir : Kab. Semarang 15 Juni 1993

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Warga Negara : Indonesia

5. Agama : Islam

6. Alamat : Tengaran kulon, 03/01 Kel, Tengaran, Kec.

Tengaran

7. Riwayat Pendidikan :

a. SD 02 Tengaran Tahun 1999-2005

b. MTS Aswaja Tengaran Tahun 2005-2008

c. MAN Tengaran Tahun 2008-2011

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benamya.

Salatiga, 7 Sepetember 2015

Penulis

Siti Masitoh

Nim: 111 11 197

Page 111: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

111

Suasana Pembelajaran

Siswa Tunanetra Membaca

Siswa Mencatat Materi Pembelajaran

Page 112: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

112

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Gedung SLB-AD

Ruang Kelas

Page 113: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

113

Wawancara dengan Bapak SK

Wawancara dengan Bapak SM

Page 114: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

114

Media pembelajaran , Al-Qur‟an dalam bentuk Braille

Media Pembelajaran, Alat Tulis Braille,

Page 115: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

115

Page 116: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

116

Page 117: SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/185/1/Siti Masitoh... · 2016. 2. 15. · 7 PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan untuk: 1. Kedua

117