SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3958/1/11406460...Alamat : Gunungsari, Banyusari....
Transcript of SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3958/1/11406460...Alamat : Gunungsari, Banyusari....
-
M E N IN G K A T K A N K E T R A M P IL A N BA CA A L -Q U R ’AN
D EN G A N M E N G G U N A K A N A L A T P E R A G A K A R T U H U R U F
PADA SISW A K EL A S V SD N E G E R I G R A B A G 3
TA H U N 2007/2008
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah STAIN SALATIGA
Oleh :
A R B 1 Y A T U N
NIM. 11406460
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN SALATIGA
2008
-
PEMERINTAH KABUPATEN M AGELANG DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI GRABAG 3 KECAMATAN GRABAG
SURAT KETERANGANNo. Surat: 423.6/17.18/03/V/2008
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : WASONO, BA
NIP :130651821
Pangkat / Gol / Ruang : Pembina / IVa
Jabatan : Kepala sekolah SD Negeri Grabag 3
Dengan ini menerangkan bahwa:
Nama : ARBIYATUN
NIM : 11406460
Alamat : Gunungsari, Banyusari. Grabag, Magelang
Dengan ini menerangkan bahwa nama tersebut diatas telah mengadakan Penelitian
di SD N Grabag 3 sejak tanggal 7 -2 1 Mei 2008 dalam rangka menyusun skripsi
yang berjudul MENINGKATKAN KETRAMPILAN BACA AL-QURAN DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI GRABAG 3 TAHUN 2007/2008.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar - benarnya agar dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Grabag, 22 Mei 2008
Kepala Sekolah SDN Grabag 3
-
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul MENINGKATKAN KETRAMPILAN BACA AL-QUR’AN
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU
HURUF PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GRABAG 3
TAHUN 2007/2008
Nama : ARBIYATUN
N IM : 11406460
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Salatiga, 24 Agustus 2008
Dewan Penguji,
IV
-
DEPARTEMEN AGAMA RISEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA JL Tentara Pelajar no. 2 Telp. (0234) 3333706 Kcde Pos 50721 Salatiga
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang
lain di luar referensi yang peneliti cantumkan maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali dihadapan munaqosyah skripsi.
Demikian pernyataan keaslian tulisan ini dibuat oleh peneliti untuk dijadikan
bahan pertimbangan.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
j i i ^ 1 1 4 ^ 1 jfeMU
Salatiga, 9 Agustus 2008
Peneliti
Arbiyatun
NIM. 11406460
li
-
DEPARTEMEN AGAMASEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGAJl. Tentara Pelajar 02 Telp. 23433, 33706 Kode Pos 50721 Salatiga
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Salatiga, 9 Agustus 2008
No. :
Lamp. : 1 (satu) naskah
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di Salatiga
Aj IS j j J Aii' A a a J j ^ ^LwJl
Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa :
Nama : ARBIYATUN
Nomor induk : 11406460
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul : MENINGKATKAN KETRAMPILAN BACA AL-
QURAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT
PERAGA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI GRABAG 3 TAHUN 2007/2008
Untuk diajukan dalam Sidang Munaqosyah Skripsi.
Demikian untuk menjadikan periksa.
Aj j j j A_â j j >%]£■ ^ ^LuJl j
Pembimbing
M. Hafidz, M.Ag
N IP .150327090
iii
-
HALAMAMAN PENGESAHAN
Nama : Arbiyatun
NPM : 11406460
Program Studi : Tarbiyah
Judul Proposal Penelitian : MENINGKATKAN KETRAMPILAN BACA AL-
QUR’AN (Pemahaman Hukum Nun Sukun/ Tanwin)
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA
KARTU HURUF PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI GRABAG 3 TAHUN 2007/2008
Salatiga, 2008
Telah diperiksa dan disetujui oleh
Dosen pembimbing
-
MOTTO
A rtinya:
AjA C* J (J
Orang yang terbaik dari kalian ialah orang yang mempelajari Al Qur’an
dan mengajarkannya (HR. Bukhori).
-
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. Suami tercinta yang selalu
menemaniku dalam suka dan duka.
2. Anak-anakku tersayang yang menjadi
penyemangat dalam setiap langkahku.
3. Teman-teman seperjuangan.
vi
-
ABSTRAK
Hasil belajar Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 Kec. Grabag belum memuaskan, khususnya pada pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin. Hal ini diduga karena guru dalam mengajar masih terlalu monoton dan kurang menarik siswa,maka perlu menggunakan alat peraga.
Dengan demikian permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan alat kartu peraga dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga prestasi dalam Pendidikan Agama Islam pada pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Grabag 3.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V yang beijumlah 40 siswa, yang terdiri dari siswa laki-laki 17 siswa dan perempuan 23 siswa. Seluruh siswa diberi pembelajaran dengan pendekatan siswa aktif dan menggunakan alat peraga kartu huruf dengan 3 siklus. Siklus I diberi materi nun sukun dan tanwin yang bertemu dengan huruf khalqi, Siklus II dengan materi nun sukun dan tanwin yang bertemu
dengan u f j J J , sedang pada siklus III siswa diberi materi nun sukun dan tanwin
yang bertemu dengan ^ £ j i '-* o* -1»Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah dengan menggunakan
observasi terhadap belajar siswa, tes berbentuk isian yang ditujukan kepada siswa. Analisis diawali dari proses pembelajaran dengan melihat masalah masalah yang dihadapi siswa dan peneliti pada saat pembelajaran berlangsung.kemudian hasil tes akhir siklus 1 ,11,dan siklus III dianalisis untuk dilihat hasilnya.
Dari analisis diperoleh ketuntasan belajar siswa meningkat, dari siklus I,mencapai ketuntasan klasikal 75 % dengan nilai rata rata 75,5 , siklus II ketuntasan klasikal 95% dengan nilai rata rata 90 dan pada siklus III dengan ketuntasan klasikal 100% dengan nilai rata rata 93. Dari hasil analisis bahwa melalui penggunaan alat peraga kartu huruf pada pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V . Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 semester 2 tahun pelajaran 2007/2008 . Mengingat pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kartu huruf dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada pokok bahasan nun sukun dan tanwin, maka seyogyanya guru dapat mempergunakan dalam pembelajaran, dan hendaknya guru berkreatif untuk menciptakan alat peraga yang lebih banyak melibatkan siswa.
vii
-
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Di dalam penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan
memberikan dorongan kepada penulis, baik berupa bimbingan maupun kritik yang
bersifat membangun yang mana semua itu sangat bermanfaat bagi penulis.
Untuk itu tidak lupa penulis ucapkan terima kasih serta penghargaan yang
setulus-tulusnya kepada semua pihak, terutama kepada :
1. B pk. Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN yang telah berkenan
memberi fasilitas dalam penelitian ini.
2. Bpk. Drs. H. Sa’adi, M.Ag selaku Ketua Jurusan Tarbiyah yang telah memberi
semangat dan dorongan sehingga kami dapat menyelesaikan kuliah.
3. Bpk. M. Hafidz, M.Ag selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah
membimbing, sehingga terselesainya skripsi ini.
4. Bpk. Kepala Sekolah SD Negeri Grabag 3 Wasono, BA.
5. Bapak dan ibu guru SD Negeri Grabag 3 yang telah membantu dalam penelitian.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua
pihak, khusunya bagi kalangan pendidik.
Salatiga, 9 Agustus 2008
Penulis
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................................. ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv
HALAMAN M OTTO.......................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK..................................................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR................................................................. viii
HALAMAN DAFTAR IS I ................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang M asalah.............................................................. 1
B. Rumusan M asalah........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 4
D. Hipotesis Tindakan....................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian........................................................................ 5
F. Pelaksanaan Penelitian................................................................ 6
G. Sistematika Skripsi....................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Belajar ............................................................................... 12
B. Kerangka Berfikir......................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian...................................... 38
B. Rancangan Penelitian................................................................... 40
C. Instrumen Penelitian.................................................................... 42
D. Kriteria Penilaian.......................................................................... 42
E. Prosedur Penelitian....................................................................... 43
F. Tolok Ukur Keberhasilan............................................................. 47
ix
-
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian............................................................................ 48
B. Pembahasan.................................................................................. 56
BAB V PENUTUP
A. Sim pulan....................................................................................... 60
B. Saran .............................................................................................. 60
C. Kata Penutup................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 63
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
x
-
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa dapat
belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah
satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai tehnik penyajian
yang biasanya disebut metode mengajar dan penggunaan alat peraga.
Tehnik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara -
pengajaran yang digunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah
sebagai tehnik penyajian bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar
pelajaran atau bahan pelajaran tersebut mudah, dapat ditangkap, dipahami, dan
digunakan oleh siswa dengan baik.
Di dalam kenyataan cara atau metode, mengajar atau tehnik penyajian
yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan {message) lisan kepada
siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam
menguasai pengetahuan, ketrampilan serta sikap.
Metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu
menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi,
ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang
digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berfikir dan mengemukakan
pendapatnya sendiri dalam menghadapi persoalan.
1
-
Kita mengenal bermacam-macam metode dan alat peraga yang
tradisional yang digunakan sejak zaman dahulu kala, sampai pada zaman
modem seperti sekarang ini. Dari bermacam-macam teknik mengajar baik yang
menggunakan alat peraga maupun yang tidak menggunakan alat peraga, ada
yang menekankan peranan guru yang utama dalam penyajian, tetapi ada juga
yang menekankan pada media hasil teknologi modem seperti televisi, radio,
kaset, video, tape, film, head proyektor dan lain-lain.
Metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam setiap kali pertemuan
bukanlah asal pakai tetapi telah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan
perumusan tujuan instruksional khusus, sebab dalam kegiatan belajar mengajar
bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis
dari perenungan informasi dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan
mental dan keija siswa sendiri. Penjelasan dan peragaan semata tidak akan
membuahkan hasil-hasil belajar yang langgeng, yang bisa membuahkan hasil
belajar langgeng hanyalah kegiatan belajar yang aktif.
Agar belajar menjadi aktif, maka alat peraga harus sesuai dengan materi
yang akan disampaikan. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat
dan penuh gairah, untuk bisa memenuhi hal itu maka perlu tehnik penyajian
yang melibatkan pendengaran, melihat, mengajukan pertanyaan dan mengajukan
pendapat, sehingga pelajaran yang diterima oleh siswa akan lebih berkesan.
Menurut pengamatan penulis selama menjadi guru agama alat peraga kartu huruf
belum pernah digunakan dalam kaitannya dengan hukum nun sukun dan tanwin.
2
-
Dengan menyadari hal tersebut di atas maka dalam penelitian tindakan
kelas ini penulis mengambil judul “Meningkatkan Ketrampilan Membaca Al-
Qur’an Tentang Hukum Nun Sukun dan Tanwin Dengan Menggunakan Alat
Peraga Kartu Huruf Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Grabag 3 Kab. Magelang
Tahun 2007/2008”.
B. Rumusan Masalah
Dari hasil pengamatan penulis data awal menunjukkan adanya
kesenjangan hasil belajar siswa, antara harapan dan kenyataan. Adanya
kesenjangan antara harapan dan kenyataan adalah suatu masalah yang harus
perlu dicari sebab-sebab yang menimbulkan kesenjangan tersebut untuk diatasi.
Dalam hal ini penulis membuat identifikasi sebagai berikut:
1. Apakah materi yang disampaikan terlalu luas?
2. Apakah guru dalam menggunakan metode kurang tepat?
3. Apakah guru dalam mengajar tidak menggunakan alat peraga?
4. Apakah kurang sesuainya pendekatan pembelajaran yang dipakai?
5. Apakah kurangnya waktu yang memadai?
Dari masalah-masalah tersebut, guna mengatasi kesenjangan antara
harapan dan kenyataan (rendahnya) prestasi siswa, kreatif guru dalam
menyampaikan materi pelajaran merupakan bagian dari proses belajar tersebut.
Upaya untuk mengoptimalkan proses kegiatan belajar harus mengacu pada
efektifitas pengajaran, kreatifitas, minat, dan prestasi siswa.
3
-
Penggunaan alat peraga/media pengajaran perlu dipertimbangkan sebagai
salah satu uraian dan kreatifitas dalam pengajaran. Pemilihan atas keragaman
monoton dan membosankan. Kartu huruf adalah salah satu alternatif yang dapat
digunakan untuk menerangkan materi hukum bacaan nun sukun atau tanwin
pada kelas 5 SD Negeri Grabag 3. Diharapkan dengan penggunaan alat peraga
ini siswa lebih mudah memahami dan dapat mempraktekkan dalam membaca
Al-Qur’an. Adapun permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Apakah dengan pembelajaran bantuan alat peraga kartu huruf dapat membuat
siswa lebih aktif dalam belajar?
2. Apakah dengan pembelajaran berbantuan alat peraga kartu huruf siswa lebih
dapat lebih terampil dalam praktek membaca Al-Qur’an?
3. Apakah dengan alat peraga kartu huruf hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keaktifan siswa Sekolah Dasar Negeri Grabag 3
Kecamatan Grabag dalam membaca Al-Qur’an setelah memakai alat peraga
kartu huruf.
2. Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam baca Al-Qur’an dengan alat
peraga kartu huruf.
3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
harus tepat sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran, sehingga tidak
4
I
-
D. Hipotesa Tindakan
Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik hipotesis tindakan dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu dengan pembelajaran berbantuan alat
peraga kartu huruf pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Grabag 3
Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang tahun 2007/2008, maka aktifitas,
ketrampilan dan kemampuan siswa dalam memahami hukun nun sukun dan
tanwin dapat ditingkatkan sehingga kemampuan membaca Al-Qur’an juga
meningkat.
E. Manfaat Penelitian
Kualitas bobot penyajian dan evaluasi yang kontinue terhadap
pelaksanaan Pendidikan Agama Islam harus tetap diprioritaskan untuk mencapai
hasil yang maksimal. Penelitian Tindakan Kelas ini akan mengungkapkan sejauh
mana kemampuan siswa Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 Kecamatan Grabag
dalam membaca Al-Qur’an yang dikaitkan dengan proses belajar mengajar
menggunakan alat bantu, alat peraga kartu huruf sehingga diharapkan
bermanfaat bagi :
1. Manfaat Bagi Siswa
Siswa lebih termotifasi dalam belajar karena dikenalkan dengan hal yang
baru yaitu kartu huruf. Siswa akan lebih paham dan tidak mudah lupa karena
siswa terlibat langsung, sehingga hasil belajar akan lebih meningkat.
5
-
2. Manfaat Bagi Guru
Mendorong guru untuk lebih kreatif dalam proses belajar mengajar, dapat
merencanakan, merancang dan membuat alat peraga dengan baik.
3. Manfaat Bagi Sekolah
Informasi yang didapat dari penelitian ini dapat merupakan bahan
pertimbangan bagi sekolah untuk perencanaan masa-masa yang akan datang,
salah satunya adalah memberi fasilitas dan sarana bagi pengadaan alat peraga
pengajaran agama Islam.
F. Pelaksanaan Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini penulis lakukan pada bulan Mei tahun
2003. Adapun jadwal pelaksanaannya adalah dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
6
-
Tabel 1.1Jadwal Pelaksanaan Penelitian
2. Subyek Penelitian/Populasi
Populasi adalah seluruh obyek atau individu yang akan diteliti atau
dengan QkaXa lain populasi adalah kenyataan yang diperoleh peneliti.
Selanjutnya dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto bahwa apabila populasi
kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitian itu disebut
penelitian populasi.
7
-
Karena penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran maka subyek
penelitian adalah merupakan penelitian populasi yaitu seluruh siswa kelas V
Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 yang berjumlah 40 siswa, terdiri dari 17
siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang relevan dan valid penulis
menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar
metode yang satu dengan yang lain dapat saling melengkapi. Adapun metode
yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:
a. Metode dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal yang merupakan catatan,
manuskrip, buku, surat kabar, notulen, agenda dan ssbagainya. Metode
ini penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah siswa, nilai
siswa dan keadaan sarana dan prasarana Sekolah Dasar Negeri Grabag 3.
b. Metode test
Metode test diartikan sebagai serentetan pertanyaan-pertanyaan atau alat
lain yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, intelegensi atau
bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Metode ini digunakan untuk mengukur kemampuan anak dalam
memperoleh data mengenai kemampuan anak dalam membaca Al-
Qur’an.
8
-
c. Metode interview
Adalah dialog yang dilakukan oleh interviewer (pewawancara) untuk
memperoleh informasi dari terwawancara. Metode ini penulis gunakan
untuk memperoleh informasi tentang situasi umum Sekolah Dasar Negeri
Grabag 3.
4. Metode Analisa Data
Analisa yang digunakan dalam penelitian tindakan diwakili oleh
momen refleksi putaran. Dari refleksi tindakan putaran pertama akan
diperoleh hasil, yang kemudian menjadi evaluasi pelaksanaan pembelajaran
serta digunakan untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Sehingga
dengan melakukan refleksi tersebut peneliti akan memiliki wawasan otentik
dalam menafsirkan data.
Berdasarkan hal tersebut maka tehnik analisa yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagi beriku t:
a. Data yang diperoleh dari presentasi tertinggi untuk selanjutnya
ditafsirkan dalam bentuk kata/uraian dan ditarik kesimpulan.
Adapun rumus yang dipakai dalam mencari presentasi adalah :
P = F x 100%N
F = Frekuensi yang sedang dicari presentasinya
N = Number o f case
P = Angka presentasi1
b. Data yang bersifat kuantitatif disajikan dalam bentuk uraian kemudian
ditafsirkan selanjutnya ditarik kesimpulan.
1) Anas Sujana, Metode Statistik, Transito Bandung, 1994 him. 40.
9
-
c. Keseluruhan hasil penelitian baik yang bersifat kuantitatif maupun
kualitatif disajikan kemudian diambil kesimpulan dengan menggunakan
metode berpikir induktif.
Jadi pembahasan dalam penelitian ini bersifat diskriptif analitik.
G. Sistematika Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi menjadi tiga bagian dengan
sistematika sebagai berikut:
1. Bagian Muka
Bagian ini meliputi halaman judul, halaman nota dinas, halaman
pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar,
halaman daftar isi dan halaman tabel.
2. Bagian Isi Skripsi
Dalam bagian ini terdiri dari lima bab dan beberapa sub bab antara
lain ialah:
Bab I Pendahuluan bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, hipotesa tindakan, manfaat penelitian, pelaksanaan
penelitian, dan sistematika skripsi.
Bab II Landasan Teori dan Hipotesis Tindakan yang mencakup tinjauan
kepustakaan dan kerangka berfikir.
Bab III Metode Penelitian yang memuat lokasi penelitian, subjek yang
diteliti, prosedur keija dalam penelitian yang meliputi tiga siklus yaitu Siklus
10
-
1, Siklus 2 dan Siklus 3. Selain itu juga memuat sumber data dan cara
pengolahan data serta tolok ukur keberhasilan.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan memuat hasil pelaksanaan siklus 1,
hasil pelaksanaan siklus 2 dan hasil pelaksanaan siklus 3 dan pembahasan.
Bab V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir yang berisi, Daftar Pustaka serta Lampiran-lampiran.
11
-
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses untuk menghilangkan kebodohan dan
keterbelakangan. Dengan belajar diharapkan teijadi suatu perubahan pada
individu pelaku belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah
pengetahuan tetapi juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap,
pengertian, penghargaan, minat, dan penyesuaian diri, pendeknya mengenai
segala aspek organisme atau pribadi seseorang.1
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan.1 2
Dari kedua definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa belajar
adalah kegiatan untuk mendapatkan perubahan yang diperoleh dari
pengalaman yang berupa pengetahuan. Selanjutnya untuk mendapat
pengetahuan ada beberapa pendapat sebagaimana yang disampaikan oleh
para ahli adalah sebagai berikut:
1) Nasution, DikdatikAsas Mengajar, Bina Aksara, Jakarta, 1995 him. 35.2) Slameto, Belajar Mengajar Dalam Kredit Semester, Bina Aksara, Jakarta, 1991 him. 76.
12
-
a. Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Daya
Menurut teori ini bahwa manusia memiliki daya-daya kejiwaan yang
harus dilatih agar menjadi kuat. Belajar adalah melatih daya-daya agar
berfungsi. Dari teori ini belajar hanya dengan menghafal.3
b. Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Menurut teori ini bahwa keseluruhan itu terdiri atas penjumlahan bagian-
bagian atau unsur-unsurnya. Dalam aliran ini terdapat dua macam teori
belajar yang terkenal yaitu :
1) Teori Connectionisme
Teori ini dikemukakan oleh Thorndike yang dikutip oleh Arifin,
mengatakan bahwa belajar adalah pembentukan atau penguatan
hubungan antar S (stimulus) dengan R (respon) atau tanggapan dari
stimulus.4 Belajar adalah proses penerimaan rangsangan berupa
penyajian bahan-bahan pelajaran dalam berbagai bentuk dan isinya,
kemudian anak didik memberikan gerak balas (respon) terhadap
rangsangan tersebut dalam bentuk pemikiran, pemahaman dan
penghayatan sampai pada pengembangan yang disebut oleh Bond,
gabungan antara S dan R.
2) Teori Conditioning
Teori conditioning ini dikemukakan oleh Pavlov yang mengatakan
bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang teijadi karena
adanya sarat. Sarat (conditioning) yang kemudian menimbulkan reaksi
(respon) untuk dijadikan seorang itu belajar haruslah memberikan
3) Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1991 him. 37.4) Nasution, loc cit him. 37.
13
-
sarat-sarat tertentu. Yang penting adalah kontinue. Yang diutamakan
dalam teori ini adalah belajar yang teijadi secara otomatis.5
c. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Gestal
Belajar menurut psikologi Gestal bukan hanya sekadar merupakan proses
asosiasi antar stimulus respon yang makin lama makin kuat, karena
adanya latihan-latihan atau ulangan-ulangan. Belajar menurut psikologi
Gestal teijadi karena adanya pengertian. Pengertian ini muncul apabila
seseorang setelah beberapa saat mencoba memahami suatu masalah tiba-
tiba muncul adanya kejelasan, terlihat olehnya unsur-unsur yang satu
dengan yang lain, kemudian dipahami sangkut pautnya.6
d. Faktor yang mempengaruhi belajar
Di atas telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk
memperoleh perubahan dalam tingkah laku atau kecakapan. Sampai
dimana perubahan tersebut dapat dicapai atau dengan kata lain berhasil
atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor.
Menurut Ngalim Purwanto, faktor-faktor tersebut ada dua yaitu :
1) Faktor Individu
Yaitu faktor yag ada pada organisme itu sendiri. Yang termasuk faktor
ini ya itu :
- Kematangan/pertumbuhan
- Kecerdasan
- Latihan
- Motivasi
5) Ngalim Purwanto, Psykologi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1997 him. 916) Ibid him. 101.
14
-
2) Faktor Sosial
Yaitu faktor yang ada di luar individu. Adapun yang termasuk faktor
ini antara lain faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru dan cara
mengajar, alat-alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar,
lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.
2. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Sebelum penulis membahas Pendidikan Agama Islam, terlebih
dahulu penulis akan bahas pendidikan secara umum, antara lain :
1) Bab I pasal 1 ayat 1 undang-undang tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan
atau latihan bagi perannya dimasa akan datang.7 8
2) Menurut AD. Marimba bahwa “Pendidikan adalah bimbingan atau
pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan
Qjasmani terdidik menuju terbentuknya kepribadian utama.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa, dalam rangka
menanamkan, membina dan mengembangkan potensi anak didik agar
menjadi manusia utama yag berakhlak mulia yang terwujud dalam
berfikir, bertindak, bersikap dan mempunyai ketrampilan yang berguna
bagi nusa dan bangsa.
7) Diijen Pendidikan Dasar, 1995 him. 3.8) Marimba, Pengertian Pendidikan Islam, Al Ma’arif, Bandung, 1981 him. 19.
15
-
Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut para ahli antara lain
ia lah :
1) Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar menyiapkan siswa dalam
meyakini, memahami, menghayati, mengamalkan agama Islam
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan dengan
memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam
hubungannya kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat
untuk mewujudkan peranan nasional.
2) Adapun menurut Akhmadi pengertian Pendidikan Agama Islam ialah
usaha sadar yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan
fitrah keberagaman subyek didik agar lebih mampu memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.
Dari pengertian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang dilakukan untuk
mengembangkan potensi anak didik secara sistematis dan pragmatis
berdasarkan hukum Islam agar dapat dipahami, dihayati, dan diamalkan
sebagai pandangan hidup untuk keselamatan di dunia sampai di akherat
nantinya.
b. Dasar Pendidikan Agama Islam
1) Dasar Pendidikan Agama Islam
Yang dimaksud dengan dasar Pendidikan Agama Islam disini adalah
pandangan yang mendasari seluruh aktivitas pendidikan baik dalam
16
-
rangka penyusunan teori, perencanaan maupun pelaksanaan
pendidikan. Adapun dasar Pendidikan Agama Islam itu ada tiga :
a) Yuridis
Yaitu dasar Pendidikan Agama Islam yang berasal dari peraturan
undang-undang yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat dijadikan pegangan dalam Pendidikan Agama Islam,
diantaranya ialah :
- Dasar Ideal dan Konstitusional
Disebutkan dalam Undang-undang No. 2 Th 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 12: Pendidikan
Nasional Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
- Dasar Operasional
Yaitu dasar yang secara langsung mengatur pelaksanaan
pendidikan secara nasional dalam hal ini adalah undang-
undang No. 2 1989 tentang Pendidikan Nasional.
b) Dasar Religius
Adalah dasar yang bersumber Al-Qur'an atau Hadits Nabi
Muhammad SAW.
17
-
Firman Allah dalam Al-Qur’an surat At Taubah ayat 122 :
A rtinya:
“Tidak sepantasnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semua (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka itu dapat menjaga diri”.
Sedang Hadist Nabi menyebutkan antara lain :
A rtinya:
Barang siapa yang memberi petunjuk atas kebaikan, maka dia mendapat pahala seperti yang melakukan kebaikan itu.
perempuan.
c) Dasar Sosial Psikologis
Manusia dalam hidupnya selalu membutuhkan pegangan yang
disebut agama. Mereka merasa bahwa dalam jiwanya ada
perasaan yang mengakui ada Dzat Yang Maha Kuasa tempat
A rtinya:
Mencari ilimu itu wajib bagi tiap-tiap orang muslim laki-laki dan
18
-
berlindung dan mohon pertolongan. Mereka akan merasa tenang
dan tentram hatinya jika dapat mendekatkan diri kepada Allah,
hal ini sesuai dengan firman A llah :
( 28 : ■*=■ jll ) j l f l j T (jU jai Mil ^ !A rtinya:
.... ingatlah hanya dengan mengingat Allah lah hati menjaditentram.
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan siswa tentang Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT, serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tujuan ini merupakan penjabaran dari bunyi Undang-undang No.
2 tahun 1989 Bab II pasal 4 yaitu “..... mengembangkan manusia
seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhu r.....”
Dengan melihat kerangka tersebut maka Pendidikan Agama Islam
identik dengan tujuan hidup manusia yaitu sebagai hamba Allah SWT
yang beriman dan bertqwa. Hal ini sesuai dengan firman Allah :
(56 *. ^ ^ S f| 1*3
A rtinya:
Dan tidak aku jadikan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
19
-
d. Materi dan Proses Pendidikan Agama Islam
Belajar memang sangat komplek, disamping harus
memperhatikan cara atau petunjuk belajar harus memperhatikan pula
beberapa prinsip-prinsip belajar antara lain ialah :
1) Agar seseorang benar-benar belajar yang mempunyai tujuan.
2) Tujuan itu timbul dari atau hubungan dengan kebutuhan hidupnya
dan bukan karena dipaksakan orang lain.
3) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran
dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga
bagi dirinya.
4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuan.
5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperoleh pula hasil-hasil
sambilan atau sampingan.
6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.
7) Seorang belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan otaknya atau
secara intelektual saja tetapi juga secara sosial, emosional, etis, dan
sebagainya.
8) Dalam belajar seorang memerlukan bantuan dan bimbingan orang
lain.
9) Untuk belajar diperlukan insting. Belajar harus dipahami, bukan
hanya menghafal fakta secara verbalitas.
10) Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seorang sering
mengejar tujuan lain.
20
-
11) Belajar lebih berhasil apabila usaha itu memberi sukses yang
menyenangkan.
12) Ulangan dan latihan perlu akanteyapi harus didahului oleh
pemahaman.
13) Belajar hanya mungkin kalau ada kemampuan dan hasrat untuk
belajar.9
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar harus
memenuhi prinsip-prinsip antara lain :
1) Ada tujuan
2) Ada kesulitan yang menimbulkan aktifi tas
3) Ada materi
4) Menggunakan metode yang tepat
5) Adanya penilaian
e. Alat dan Metode Pendidikan Agama Islam
1) Alat Pendidikan Agama Islam
Menurut Zuhairini alat pendidikan atau media pendidikan
itu ada tiga kelompok :
> Alat Pengajaran Agama
> Alat Pendidikan Agama yang langsung
> Alat Pendidikan gama yang tidak langsung 10
Ad. Alat Pengajaran Agama Islam
Untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam, maka jalan
yang ditempuh adalah memberikan pengajaran agama. Dalam
9) Nasution, loc cit him. 46-47.10) Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Usaha Nasional, Surakarta, 1993 him. 56.
21
-
pelaksanaan pengajaran agama tersebut dibutuhkan alat sebagai
media bantu mengajar alat-alat tersebut dapat dibedakan
menjadi t ig a :
- Alat pengajaran klasikal, contoh papan tulis, kapur, tempat
solat, dan lain-lainnya.
- Alat pengajaran individual, contoh alat-alat tulis, buku
pelajaran murid, buku pegangan guru, buku persiapan guru.
- Alat peraga yaitu alat pengajaran yang berfungsi untuk
memperjelas atau memberi gambaran yag konkrit tentang
hal-hal yang diajarkan.11
Daiam penyampaian pelajaran bermacam-macam alat telah
diciptakan agar mempermudah siswa memahaminya. Alat-alat
tersebut seperti:
- Visual audis, contoh gambar-gambar yang diproyeksikan di
papan tulis.
- Audio audis, seperti radio, tape recorder.
- Audio visual, seperti televisi, film.
Ad. Alat Pendidikan Agama Langsung
Menurut Zuhairini yang disebut alat pendidikan langsung yaitu
menanamkan pengaruh yang positif pada siswa dengan memberi
contoh tauladan, nasehat, perintah berbuat amal soleh dan
membiasakan suatu amal dan sebagainya.11 12 13
11) Ibid him. 51.12) Ibid him. 52.13) Ibid him. 53.
22
-
Ad. Alat Pendidikan Agama yang tidak langsung
Alat pendidikan yang bersifat kuratif dengan kata lain bahwa
alat pendidikan ini juga disebut hukuman dapat dijadikan
sebagai alat untuk mendidik.14
2) Metode Pendidikan Agama Islam
Metode adalah suatu cara yang dilaksanakan dalam
pendidikan, fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan,
sehingga tidak kalah pentingnya dengan komponen yang lain.
Penggunaan metode sangatlah sulit dalam efektifitasnya,
sebab metode yang baik untuk guru yang satu bisa kurang baik bagi
guru yang lain. Hal ini sangat mungkin timbul berbagai metode yang
digunakan dalam proses belajar mengajar.
Faktor yang menimbulkan banyak metode antara lain :
a) Tujuan pengajaran
b) Materi pelajaran
c) Besarnya kelas (banyaknya siswa)
d) Kemampuan siswa
e) Kemampuan guru
f) Fasilitas
g) Waktu yang tersedia
Menurut Drs. Mansyur metode mengajar dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu :
14) Ibid him. 54.
23
-
a) Metode mengajar kelompok/klasikal
b) Metode mengajar individual15
Adapun yang termasuk dalam klasifikasi metode mengajar
kelompok/klasikal:
a) Metode ceramah
b) Metode tanya jawab
c) Metode diskusi
d) Metode demonstrasi
e) Metode sosiodrama
f) Metode karya wisata
g) Metode keija kelompok
Adapun yang termasuk dalam klasifikasi metode individual antara
la in :
a) Metode latihan
b) Metode eksperimen
f. Evaluasi Pendidikan Agama Islam
1) Tujuan Evaluasi
Menurut Akhmadi tujuan evaluasi Pendidikan Agama Islam adalah
untuk memperoleh data pencapaian hasil belajar mengajar yang
menunjukkan tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam
pencapaian tujuan pelajaran dan untuk mengukur atau menilai
efektifitas pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar dan
metode-metode mengajar yang dipergunakan.16
15) Akhmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Fak. Tarbiyah IAIN Salatiga, 1987 him. 104.16) Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Diijen Pendidikan Islam, Jakarta, 1994 him. 138.
24
-
2) Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi Pendidikan Agama Islam tidak berbeda dengan
fungsi pendidikan pada umumnya yaitu :
a) Penentuan kelemahan dan kekuatan serta kesanggupan murid
dalam memiliki/menguasai materi perlajaran yang telah diterima
dalam proses belajar mengajar, atau proses teaching learning.
b) Penentuan komponen-komponen yang perlu diperbaiki/direvisi
(metode, materi, alat tujuan, dan lain-lain).
c) Penentuan kelemahan/kekuatan guru dalam melaksanakan
program teaching learning.
d) Menyediakan bahan untuk membimbing pertumbuhan/
perkembangan murid secara individu/kelompok.17
3) Jenis Evaluasi
Menurut Drs. Dewanto, evaluasi dibedakan menjadi empat macam
yaitu :
a) Evaluasi Formatif
Berfungsi untuk memperbaiki teaching learning
b) Evaluasi Sumatif
Berfungsi untuk menentukan angka kemajuan anak
c) Evaluasi Penempatan
Berfungsi untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar
mengajar
17) Dewanta, Evaluasi Belajar Dalam Prosedur, Usaha Nasional, Surabaya, 1985, him. 19.
25
-
d) Evaluasi Diagnotik
Berfungsi untuk memecahkan masalah
Tampak bahwa siswa sebagai input selama proses belajar
mengajar/proses transformasi dipengaruhi juga oleh sarana, alat pengajaran,
alat peraga/media. Sebelum guru mulai kegiatan mengajar, bahkan sebelum
atau sekurang-kurangnya pada waktu penyusunan rencana mengajar guru
telah memilih alat yang diperkirakan dapat membantu melancarkan atau
mempeijelas konsep yang akan diajarkan.
3. Ketrampilan Membaca Al-Qur’an
a. Pengertian Ketrampilan Membaca
Ketrampilan adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang untuk
18 *melaksanakan atau mengerjakan sesuatu dengan benar dan cepat.
Sedang membaca artinya adalah melihat serta memahami isi dari
pada yang tertulis dengan melisankan, atau mengucapkan, mengeja tau
melafalkan apa yang tertulis.18 19
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa arti
ketrampilan membaca yaitu kesanggupan atau kecakapan seseorang
untuk melafalkan tulisan dengan tepat dan cepat.
b. Pengertian Al-Qur’an
Menurut Prof. Dr. M. Hasbi Ash Shidqi, Al- Quran adalah Wahyu
Illahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
disampaikan kepada umatnya, dengan jalan mutawatir yang dihukum
kafir bagi yang mengingkari.20
18) Purwadarminta W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, him. 722.19) Ibid him. 83.20) Hasbi Ash Sidqi, Pengantar Ulumul Q ur’an, Bulan Bintang, Jakarta, 1984, him. 3.
26
-
Sedang menurut Shubhi Salih adalah
^ l y J j jSLa l l ^Juuti C-J Ij S J I jA
4jj itL I jiil lj AjIc. (J j SlIaII i o-v L ^ aII
A rtinya:
Al-Qur’an adalah Firman Allah yang bersifat atau berfungsi sebagai mu’jizat (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammad SAW) yang ditujukan kepada Nabi Muhammad yang diwakilkan atau diriwayatkan secara mutawatir dan dipandang ibadah membacanya.21
Adapun yang penulis maksudkan adalah ketrampilan membaca Al-
Qur’an yang meliputi tiga komponen, yaitu:
a. Mahroj atau yang berkaitan dengan pengucapan huruf secara benar dan
jelas.
b. Tajwid yaitu yang berkaitan dengan membaca Al-Qur’an secara benar
dan tartil.
c. Kelancaran adalah menyangkut ketepatan dalam membaca, merangkai
kata-perkata secara benar, tepat dan cepat.
Ketiga komponen tersebut sebagai tolok ukur kesempurnaan bacaan Al-
Qur’an, masing-masing komponen berisi indikator secara bertingkat yang
menerangkan kemampuan membaca Al-Qur’an.
Komponen penilaian dapat dilihat pada tab e l:
21) Mastur Zuhdi, Pengantar Ilmu Al-Q ur’an, Bina Ilmu, Surabaya, 1993, him 1.
27
-
Tabel 1.1
KOMPONEN TES BACA AL- QUR’AN
KeriteriaKomponen
Mahroj Tajwid Kelancaran
Tinggi
1. Anak dapat
mengucapkan huruf
dengan benar.
2. Anak dapat
membedakan suara/
melafalkan dengan
jelas.
1. Anak dapat
mengucapkan
huruf dengan
berhukum bacaan
nun sukun/tanwin
1. Anak dapat membaca
dengan lancar.
2. Anak dapat merangkai
kata dengan cepat dan
tepat.
Sedang
1. Anak kurang dapat
mengucapkan huruf
dengan benar.
2. Anak kurang dapat
membedakan suara huruf
yang hampir sama.
1. Anak kurang
mengenal dengan
lengkap bacaan
nun sukun dan
tanwin
1. Anak dapat membaca
tetapi tidak lancar.
2. Anak agak sulit
merangkai kata secara
tepat.
Rendah
1. Anak tidak dapat
mengucapkan huruf
dengan benar.
2. Anak tidak dapat
mengucapkan/membeda
kan suara huruf yang
mirip/hampir sama.
1. Anak tidak tahu
hukum bacaan
nun sukun/tanwin
yang bertemu
dengn huruf
hijaiyah.
1. Anak dapat membaca
tetapi dengan
tersendat-sendat.
2. Anak tidak dapat
merangkai kata
dengan cepat dan
tepat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
ketrampilan membaca Al-Qur’an adalah kemampuan membaca Al-Qur'an
secara cepat, tepat dan benar meliputi tiga komponen yaitu mahroj, tajwid
dan kelancaran dalam membaca.
28
-
Pengertian tersebut perlu dijabarkan secara operasional untuk
memudahkan pengukuran variabel, jika diterapkan dalam kontak penelitian
tindakan kelas yaitu “Ketrampilan membaca Al-Qur’an”. Ketrampilan
membaca Al-Qur’an dalam hai ini adalah yang dikaitkan dengan kemampuan
siswa sekolah dasar, penekanannya dalam membaca Al-Qur’an adalah
kecakapannya yang diperagakan oleh siswa dalam membaca Al-Qur’an
dilihat dari tiga komponen yaitu Mahroj, Tajwid dan kelancarannya.
Adapun kelancaran bacaan diukur dari kecepatan siswa membaca dan
merangkai kata-perkata secara benar.
Ketiga komponen disatukan sebagai alat ukur kesempurnaan
membaca Al-Qur’an. Masing-masing komponen penelitian berisi indikator
yang secara bertingkat menunjukkan cakupan tingkat penyuaraan tertentu,
baik mahroj, tajwid, maupun kelancaran bacaan. Kriteria penguasaan tajwid
tidak mencakup keseluruhan namun dibatasi pada bagian pokok yang sangat
mendasar sesuai dengan materi pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar Kelas
5 yaitu H ukum ^^^ bertemu dengan huruf hijaiyah
lainnya.
Apabila ketrampilan membaca diartikan dengan Al-Qur’an adalah
kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam melafalkan tulisan Al-Qur’an
secara tepat dan tepat menurut kaidah-kaidah hukum tajwid.
4. Alat Peraga/Media Pengajaran
Menurut Hamalik disebutkan bahwa “Media pendidikan adalah alat,
metode dan tehnik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan
29
-
komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah”.22 Selanjutnya “Media pengajaran adalah sarana/alat
bantu pembelajaran agar siswa mudah memahami apa yang disampaikan oleh
guru”.23
Alat peraga adalah “Alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk
membantu memperjelas materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa
dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa” 24
Belajar akan efektif jika dimulai pada pengalaman langsung atau
pengalaman konkrit untuk menuju kepada pengalaman abstrak. Untuk itu
perlu dibutuhkan alat peraga pengajaran. Adapun nilai-nilai lebih dari alat
peraga antara la in :
a. Meletakkan dasar-dasar konkrit untuk berfikir
b. Memperbesar perhatian siswa dan gairah belajar
c. Membuat pelajaran lebih menetap
d. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu
e. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha di kalangan siswa.
5. K artu H uru f
a. Pembuatan
Mendengar kata kartu asosiasinya adalah suatu benda yang
berbentuk persegi yang terbuat dari karton atau plastik, seperti kartu
SIM, kartu ATM, dan sebagainya. Demikian juga kartu huruf dibuat dari
kertas karton berbentuk persegi panjang dengan ukuran 12 cm x 8 cm
22) Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan Belajar, Transito, Bandung, 1982 him. 32.23) Purwodarminto, Kamus Besar Bhs. Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990 him. 560.24) Usman, Menjadi Guru yang Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001 him. 31. t
30
-
yang bertuliskan huruf hijaiyah dengan dasarnya berbeda-beda. Yaitu
merah, kuning, hijau, biru, putih dan sebagainya. Agar anak tertarik dan
mudah untuk membedakan huruf-huruf tersebut.
Gambar kartu huruf
Merah Kuning Hijau Biru Putih
Kartu dengan ukuran 12 cm x 8 cm ini masing-masing warna sebanyak
huruf hijaiyah dan ditentukan dengan mengelompokkan menurut
pembagian hukum nun sukun/tanwin, yaitu :
1) Kartu merah sebanyak 6 yaitu untuk huruf halqi ( t t t £0*' )
2) Kartu kuning sebanyak 4 yaitu untuk bacaan idgham biqunah
3) Kartu hijau sebanyak 2 lembar yaitu untuk bacaan idgham bilaqhunah
( O j )
4) Kartu biru 1 lembar yaitu untuk bacaan iqlah ( M )
5) Kartu warna putih sebanyak 15 lembar yaitu untuk bacaan ihfak.
V? j J (il (J ia ia y z y a y y j £ ili (Jj ^
Kemudian kartu tersebut digandakan sesuai dengan kebutuhan
yaitu sesuai dengan jumlah anak dalam ukuran yang lebih kecil,
b. Penggunaan Kartu Huruf
Pengunaan kartu ini dalam pengajaran masih memerlukan 4 kotak
atau kantong untuk menempatkan kartu. Kotak dibuat dari plastik/mika,
31
-
ditempelkan berjajar pada papan tulis atau diletakkan diruas kiri dua
kotak dan dua kotak lainnya di ruas kanan.
Gambar papan tempel
1 2 3 4
Ukuran panjang kotak adalah lebih pendek dari panjang kartu dan kotak
transparan sehingga tampak kartu di dalamnya. Penempatan kotak dibuat
sedemikian rupa supaya mudah dijangkau oleh anak.
6. Materi Pengajaran Al-Qur’ar« / Tajwid
Hukum bacaan Nun Mati dan Tanwin
Nun mati ialah nun yang bertanda sukun diatasnya ( u ) sedang tanwin
ialah bunyi nun mati pada setiap akhir kata yang ditulis sebagai berikut:
(Tanwin dengan harakat dua fathah)
- (Tanwin dengan harakat dua dhumah)
- (Tanwin dengan harakat dua kasrah)
Adapun hukum bacaan nun mati dan tanwin apabila bertemu dengan
salah satu dari huruf hijaiyah hukum bacaannya terdiri dari emapt bagian :
- Idzhar
- Idgham
- Iqlah
- Ikhfa’
32
-
1) Bacaan Idzhar
Menurut bahasa idzhar artinya jelas/terang, sedang menurut
istilah artinya mengucapkan huruf nun sukun atau tanwin dari mahrojnya
dengan jelas dan terang tanpa berdengung sedikitpun. Bacaan idzhar
teijadi apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf
idzhar yang jumlahnya ada 6, yaitu :
- Hamzah ( * )
- Ha’ ( • )
- ‘Ain (E)
- Ghain ( £ )
- K h a ( c )
- Ha ( c )
Huruf idzhar yang jumlahnya 6 ini dinamai huruf halqi, karena keluarnya
huruf (mahroj) dari tenggorokan. Adapun pembagian 6 huruf tersebut
adalah sebagai berikut:
Huruf Hamzah dan Ha ( 0 I ) ditenggorokan atas
Huruf ‘Ain dan Ha’ ( C & ) ditenggorokan tengah
Huruf Kha’ dan Ghain ( E C ) ditenggorokan bawah
2) Bacaan Idgham
Idgham artinya memasukkan atau memadukan sesuatu. Sedang
menurut istilah idgham berarti memasukkan huruf yang mati ke dalam
33
-
huruf yang hidup di depannya sehingga seolah-olah menjadi huruf yang
bertasydid.
Bacaan idgham untuk nun mati atau tanwin itu ada dua macam,
yaitu idgham bighunah (idgham dengan dengung) dan idgham
bilaghunah (idgham tanpa dengung). Idgham bighunah teijadi bila ada
nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf-huruf:
- Ya’ ( t f )
- Nun (
-
huruf nun mati dengan bunyi mim ( f ) mati. Nun mati dibaca iqlah bila
bertemu dengan huruf ba’ ( M ).
Adapun cara membacanya yaitu nun mati berubah atau berganti
dengan huruf mim mati, sehingga bibir bawah dan atas terkatub dan
dalam siap untuk mengucapkan ba’ (S-1).
4) Bacaan Ikhfa’
Arti Ikhfa’ secara bahasa berarti menyembunyikan, menyamarkan
atau merahasiakan. Sedang menurut istilah ilmu tajwid artinya
menyembunyikan nun mati dengan cara tersamar berada dibalik huruf
ikhfa’ yang terdapat di depannya, yang pada umumnya bunyi nun mati
itu hampir berdengung tetapi tidak sepenuhnya dengan seperti idgham
bighunah atau membunyikan nun mati diantara idzhar dan idgham
bighunah. Adapun yang termasuk huruf-huruf ikhfa’ itu ada lima belas
(15), y a itu :
Ta’ ( * ) — Sha ( o**)
Tsa ( ^ ) - Dha ( u-®)
Jim ( C ) - Tha ( J . )
Dal (■>) - D z a ( i )
Dzal ( i ) - Fa’ ( - )
Zai ( J ) - K of ( )
Sin ( u - ) - K a f ( ^ )
Sya ( J i )
35
-
Untuk lebih mudahnya baiklah penulis sajikan bagan bacaan nun
mati atau tanwin bila bertemu dengan huruf hijaiyah.
B. Kerangka Berfikir
Belajar sebagai proses interaksi antara guru dan murid di dalam kelas
akan optimal, jika komponen-komponen pelajaran saling mendukung, salah satu
komponen tersebut adalah media pengajaran/alat peraga.
Salah satu dari tiga tema sentral dalam Pendidikan Agama Islam adalah
siswa mampu membaca Al-Qur’an dengan benar. Ini berarti bahwa siswa harus
mampu memahami aturan-aturan dalam membaca Al-Qur’an sesuai dengan
tingkatannya. Alat peraga kartu huruf adalah salah satu media yang diharapkan
36
-
dapat menghantarkan siswa dalam memahami hukum bacaan yang berkaitan
dengan nun mati atau tanwin. Dengan ketrampilan penguasaan dalam membaca
Al-Qur’an yang berkaitan dengan hukum nun mati atau tanwin diharapkan hasil
belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam akan lebih meningkat.
37
-
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan {action research), karena
penelitian tindakan dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk diskriptif sebab menggambarkan bagaimana suatu
teknik/metode pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan
dicapai.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. T empat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat
di Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei
semester genap tahun pelajaran 2007/2008.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas V Sekolah Dasar Negeri
Grabag 3 Tahun Pelajaran 2007/2008, yang berjumlah 40 anak dengan
perincian laki-laki 17 anak dan perempuan 23 anak. Untuk selanjutnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
//
38
-
Tabel 3.1N am a Siswa-siswi Kelas V
SD Negeri G rabag 3 T ahun Pelajaran 2007/2008
■ - .S»".- -*r
No Nam a Siswa L P K eterangan1 Purwanto L2 Lirra Asedalita P
* 3 Achmad Nurul Huda L4 Budi Prasetyo L5 Sri Purwaningsih P6 Yunus Cahya Suseno L7 Adam Prasetyo L8 Amih Setianingsih P9 Arsi Rizkiyani P10 Fidencio Yoga Adi Cahya L11 Mila Yulianti P12 Muhamad Sidiq L13 Nasichun Amin L14 Siti Hajar P15 Siti Munawaroh P16 T Sochibul Hudha L17 Yeni Fatma Ozy P18 Ahmad Muhibudin L19 Aldi Putra Prabowo L20 Ami Amelia P21 Anis Widya Marta T. P22
iiii P
' 23 V Bagus Gadang Winasis L24 Bayu Putra Kumiawan L
-
B. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang diteliti yaitu penelitian tindakan
kelas maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kommis
dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang
berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),
observation (pengamatan) dan reflection (refleksi).
Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah
direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1
dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus
spiral dari tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar
berikut.
Refleksi
Tindakan/Observasi
Refleksi
Tindakan/Observasi
Refleksi
Tindakan/
Observasi
Gambar Alur PTK
40
-
Penjelasan alur di atas :
1. Rancangan/rencana awal sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan. Termasuk di
dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil
atau dampak dari yang diterapkannya. Metode pembelajaran dengan alat
peraga kartu huruf.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran yaitu putaran 1, 2 dan 3 dimana
masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama)
dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk
memperbaiki sistirn pengajaran yang telah dilaksanakan.
41
-
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian terdiri d a r i:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolaan serta penilaian hasil pembelajaran.
2. Rencana Pelajaran
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagair
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
masing rencana pelajaran berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil
belajar, tujuan pembelajaran khusus dan kegiatan belajar mengajar.
3. Tes Formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman bacaan Al-Qur’an
terhadap hukum nun sukun.
D. Kriteria Penilaian
Untuk memudahkan evaluasi terhadap tingkat kemampuan siswa, perlu
dirumuskan kriteria penilaian sebagai berikut:
1. Kategori benar semua
2. Kategori benar sebagian
3. Kategori salah semua
Prosentase dan jumlah kategori 1 dan 2 menunjukkan tingkat keberhasilan
pembelajaran. Kriteria ini diberikan karena mempertimbangkan bahwa
42
-
pemahaman hukum nun sukun dengan menyebutkan sebab dibaca izhar, idgham,
iqlab dan jhfa’ serta dalam mempraktekkan bacaan tersebut.
Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara
perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar
mengajar kurikulum Depdikbud 1994 yaitu seorang siswa telah tuntas bila telah
mencapai skor 65 % atau nilai 65 dan kelas disebut tuntas bila di kelas tersebut
mencapai 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%.
Untuk menghitung prosentasi ketuntasan belajar digunakan rumus :
P = Z Siswa yang tuntas belajar x 100 ̂E Siswa
E. Prosedur Kerja Dalam Penelitian
Penelitian ini direncanakan dalam tiga siklus, tiap siklus memuat empat
tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1. Siklus I
a. Perencanaan
1) Guru menentukan materi yang akan diberikan
2) Guru mempersiapkan rencana pengajaran (RP)
3) Merancang dan membuat alat peraga
4) Merancang dan membuat soal latihan/LKS
5) Meminta guru lain membantu mengamati
6) Mempersiapkan siswa mengikuti pengajaran dengan alat peraga
7) Menentukan jadwal pelaksanaan
43
-
b. Pelaksanaan
1) Guru melaksanakan pengajaran dengan menggunakan alat peraga
kartu huruf.
2) Guru memberi materi contoh peragaan.
3) Siswa dalam kelompok berdiskusi.
4) Siswa dalam kelompok mendemonstrasikan bacaan Al-Qur’an yang
telah ditentukan oleh guru.
5) Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman.
c. Pengamatan
1) Guru dan pengamat lain mengamati minat belajar, perhatian siswa dan
kesiapan menerima pelajaran.
2) Pengamatan aktifitas dan ketrampilan siswa dalam mengeijakan soal-
soal dan mendemonstrasikan bacaan.
3) Mengamati hasil belajar siswa dengan melakukan penilaian terhadap
hasil latihan /LKS.
d. Refleksi
Menilai pelaksanaan dari siklus I untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangannya. Hasil dari refleksi ini digunakan untuk memperbaiki dan
mempersiapkan siklus U.
2. Siklus II
a. Perencanaan
1) Guru menentukan materi pembelajaran dan merancang Rencana
Pengajaran II (RP II).
44
-
2) Merancang pengajaran dengan alat peraga kartu huruf.
3) Merancang soal-soal latihan (LKS).
4) Mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan alat peraga kartu
huruf
5) Menentukan waktu pelaksanaan.
b. Pelaksanaan
1) Guru melaksanakan pengajaran dengan menggunakan alat peraga
kartu huruf.
2) Guru memberikan materi dengan menggunakan alat peraga kartu
huruf.
3) Siswa dalam kelompok mendemonstrasikan bacaan.
4) Siswa dengan bimbingan guru mengeijakan soal-soal latihan (LKS).
5) Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman.
c. Pengamatan
1) Guru dan pengamat lain mengamati minat belajar, perhatian dan
kesiapan siswa menerima pelajaran.
2) Pengamatan aktifitas dan ketrampilan siswa dalam berdemonstrasi/
mendemonstrasikan bacaan.
3) Pengamatan guru dalam mengeijakan soal.
d. Refleksi
Guru dan pengamat lain mengevakuasi pelaksanaan dari siklus II sebagai
refleksi untuk perbaikan dan pelaksanaan siklus III. Diharapkan refleksi
ini dapat lebih mengoptimalkan pembelajaran pada siklus HI.
45
-
3. Siklus III
a. Perencanaan
1) Guru menentukan materi lanjutan dan mempersiapkan Rencana
Pengajaran III (RP III).
2) Merancang kembali pengajaran dengan alat peraga kartu huruf.
3) Merancang lembar keija dan soal-soal latihan/LKS.
4) Mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran.
5) Menentukan waktu pelaksanaan.
. b. Pelaksanaan
1) Guru melaksanakan pengajaran dengan alat peraga kartu huruf.
2) Guru menyampaikan materi contoh bacaan.
3) Siswa dalam kelompoknya mendemonstrasikan bacaan.
4) Siswa berdiskusi dalam kelompok.
5) Siswa mengeijakan soal-soal latihan (LKS).
6) Dengan bimbingan guru siswa membuat rangkuman.
7) Diadakan tes akhir,
c. Pengamatan
1) Guru dan pengamat lain mengamati kesiapan siswa menerima
pelajaran.
2) Pengamatan aktifitas siswa dan ketrampilan siswa dalam
mendemonstrasikan bacaan.
3) Mengamati hasil pelajaran siswa dengan melakukan penilaian
terhadap hasil latihan soal/LKS dan test akhir.
46
-
d. Refleksi
Hasil dari pengamatan siklus IH dianalisa, didiskusikan dengan pengamat
lain untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Kesimpulan ditarik pula dari
pengamatan siklus I dan siklus H. Diharapkan refleksi ini membenarkan
hipotesis yang penulis ajukan.
F. Tolok Ukur Keberhasilan
Sebagai tolok ukur keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran pada
Penelitian Tindakan Kelas ini ialah sebagai berikut:
1. Keaktifan Siswa
Siswa dikatakan aktif jika dapat memenuhi 4 dari 6 indikator keaktifan yang
dapat dilakukan siswa.
2. Ketrampilan/kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal.
a. Siswa dikatakan mampu jika dapat menyelesaikan 4 dari 5 butir soal.
b. Siswa dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar.
c. Siswa dapat menyebutkan bacaan idzhar dan sebab-sebabnya.
3. Hasil Belajar
Sesuai Acuan Pedoman Kenaikan Kelas, bahwa 75 % termasuk ketentuan
belajar sedang, 85 % ketentuan belajar tinggi, dan 65 % ketentuan belajar
rendah. Berdasarkan rapat guru-guru SD Negeri Grabag 3 Tahun 2007/2008
ketentuan minimal 65 %. Oleh karena itu siswa dikatakan berhasil jika:
a. Siswa dapat memperoleh nilai minimal 75 pada tiap-tiap siklus.
b. Siswa dapat memperoleh nilai minimal 65 pada akhir tes akhir.
47
-
3
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Siklus I
a. Rencana Penelitian
Proses perencanaan, peneliti menentukan materi pada siklus I yaitu
Hukum bacaan Nun Sukun bertemu dengan huruf hijaiyah, guru membuat
Rencana Pembelajaran (RP) tentang materi tersebut. Merancang dan
membuat alat peraga yang sesuai dengan materi yaitu kartu huruf dan lembar
peraga beberapa kalimat yang mengandung bacaan idzhar, idghom, iqlab dan
ihfa’. Membuat soal sebagai latihan, membuat lembar keija Siswa (LKS)
siklus I dan memperbanyak sesuai dengan jumlah siswa. Meminta guru lain
untuk membantu pengamatan, mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran
dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 9 kelompok, tiap
kelompok 5 atau 4 siswa. Menentukan jadwal pelaksanaan yaitu Mei minggu
I.
Selanjutnya pada soal yang telah ditentukan guru melaksanakan
pengajaran dengan alat peraga kartu huruf. Sesuai materi dalam
pembelajaran. Dengan metode gabungan ceramah, tanya jawab, dan
demonstrasi guru memberikan materi dengan menggunakan alat peraga kartu
huruf. Pengajaran dilakukan secara klasikal. Setelah diberi materi siswa
berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing yang telah
48
-
ditentukan, dengan bimbingan guru siswa mendemonstrasikan bacaan yang
mengandung bacaan idzhar secara bersama-sama. Kemudian dilanjutkan
dengan tiap-tiap kelompok membaca bacaan yang mengandung bacaan
idghom. Tiap-tiap kelompok diberi tugas untuk mencari huruf khalqi yang
kemudian dimasukkan pada kotak yang telah disediakan. Setelah siswa betul*
betul paham guru membagi lembar keija siswa kepada semua siswa untuk
didistribusikan secara kelompok, kemudian mengeijakan soal secara individu.
Guru bersama siswa membahas lembar keija siswa yang telah dikeijakan.
Guru memberi penilaian terhadap hasil pekerjaan siswa. Siswa dengan
bimbingan guru membuat rangkuman, simpulan pokok penting pada
pembelajaran siklus I.
b. Tindakan
Pada proses pengamatan peneliti bekeija sama dengan pengamat
lain, mengadakan pengamatan terhadap siswa dan mengisi lembar
pengamatan. Peneliti dan pengamat memberikan bantuan kepada siswa yang
mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
Peneliti mengadakan pengamatan terhadap hasil belajar siswa dan
memberikan penilaian terhadap lembar keija siswa dan soal-soal latihan
siswa yang telah dikeijakan, sebagai analisis hasil belajar pada siklus I.
Analisis aktifitas siswa dan ketrampilan serta prestasi siswa sebagai
pelaksana siklus II, adapun aktifitas dan ketrampilan siswa cukup. Prosentase
ketrampilan 70 % sedang hasil belajar siklus I ketuntasan 92,5 %, prestasi
mencapai 75 % atau setara 85,5.
49
-
TABEL 4.1
Hasil Pembelajaran Siklus 1
AktifitasKetrampilan / Kemampuan
Rata-Rata
Ya 39 37
Tidak 1 3
% 97,5 % 92,5 % 85,5
c. Refleksi
Setelah dilaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran di
dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi terhadap kegiatan-kegiatan yang
telah dilakukan. Hasil dari refleksi siklus I adalah sebagai berikut : terdapat
siswa dalam sebuah kelompok yang lupa membawa kartu huruf yang menjadi
bagian tugas, sehingga menghambat kegiatan dalam kelompok tersebut.
Kekompakan kelompok masih kurang disebabkan oleh kurang biasanya laki-
laki dan perempuan dalam satu kelompok. Terdapat anak yang malu-malu
maju kedepan untuk melaksanakan tugas terutama anak perempuan. Di dalam
berdiskusi di kelompok terdapat anak over aktif sehingga berebutan kartu
peraga. Keija sama dalam kelompok cukup baik, siswa yang sudah bisa
membantu yang belum bisa. Terdapat seorang siswa yang tidak mengerjakan
(pasif).
d. Revisi
Untuk mengatasi hal ini maka langkah yang ditempuh pada siklus II
adalah mengintensifkan pembelajaran, membimbing siswa yang lebih sabar,
50
-
telaten dan memotivasi siswa agar dalam mengikuti pelajaran dengan
baik/mengikuti saran-saran guru, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
2. Hasil Penelitian Siklus II
a. Rencana Penelitian
Pada proses perencanaan peneliti menentukan materi pada siklus II
yaitu mengulang tentang hukum nun sukun atau tanwin bertemu dengan
huruf hijaiyah. Guru membuat Rencana Pelajaran (RP) berkaitan dengan
materi tersebut dan merancang penggunaan alat peraga. Yaitu kartu huruf
serta lafal-lafal yang mengandung bacaan idzhar, idghom, iqlab dan ihfa’
serta membuat soal-soal latihan (LKS). Menugaskan siswa membuat kartu
huruf yang berkaitan dengan bacaan idzhar, idghom, iqlab dan ihfa’.
Mengingatkan siswa untuk ikut pelajaran siklus II agar siswa lebih terkondisi
dan semua kelompok kompak tidak lupa membawa alat peraga tersebut.
Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu bulan Mei minggu II.
b. Tindakan
Selanjutnya proses pelaksanaan pada saat yang telah ditentukan
guru melaksanakan pengajaran dengan alat peraga kartu huruf yang telah
direncanakan dalam pembelajaran. Dengan metode ceramah, tanya jawab,
demonstrasi dan pemecahan masalah. Guru memberikan beberapa contoh
penyelesaian soal melalui lembar keija. Pengajaran dilakukan secara klasikal
seperti siklus I. Setelah selesai diberi penjelasan secukupnya kemudian siswa
dikelompokkan, setiap kelompok beranggotakan 5 siswa dan diberikan materi
berkelompok yang telah ditentukan kemudian diberi LKS untuk dikerjakan
51
-
berkelompok menggunakan alat peraga kartu huruf. Secara berkelompok pula
para siswa mengerjakannya. Peneliti mengamati hasil belajar siswa dengan
memberikan penilaian terhadap soal-soal yang telah dikerjakan siswa sebagai
analisis belajar siklus H
Secara umum pelaksanaan siklus II berjalan dengan baik dan
kondusif Hasil belajar siswa juga baik dengan ketuntasan 95 % sedang rata-
rata perolehan nilai adalah 77,1 % atau setara dengan nilai 90. Agar lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel.
TABEL 4.2
Hasil Pembelajaran Siklus II
Aktifi tasKetrampilan / Kemampuan
Rata-Rata
Ya 40 38
Tidak - 2
% 100% 95% 90
c. Refleksi
Setelah dilaksanakan pengamatan, selanjutnya refleksi seluruh siswa
dalam kelompok telah melaksanakan tugas masing-masing dengan membawa
alat peraga yang menjadi tugas bagiannya. Sehingga pelaksanaan dalam
kelompok menjadi lancar. Terdapat dalam kelompok yang pasif dalam
mengerjakan soal, menggantungkan diri kepada teman, hal ini akan diatasi
dengan pendekatan dan bimbingan yang intensif dan terkontrol. Terdapat
kesulitan dalam membedakan bacaan idghom bighunah dengan iqlab dalam
52
-
mengucapkannya, hal ini dapat diatasi dengan mengucapkan berulang-ulang
dengan bimbingan guru. Keija sama dalam kelompok cukup kompak, tidak
saling berebut alat peraga. Tutor sebaya sudah nampak beijalan lancar yaitu
yang pandai membimbing yang kurang pandai, dalam lembar keija sudah
mulai rapi tidak banyak coretan,
d. Revisi
Tindakan selanjutnya kepada siswa yang belum terampil diberi
tugas rumah yaitu dengan cara membaca Al-Qur’an surat Al-Baqoroh ayat 1
s/d 15 dan sekaligus mencari bacaan idzhar, idghom, iqlab dan ihfa’ berikut
alasannya.
3. Hasil Penelitian Siklus III
a. Rencana Tindakan
Pada proses perencanaan peneliti menetapkan materi pada siklus El
yaitu tentang bacaan nun sukun atau tanwin yang bertemu dengan huruf
hijaiyah:
Guru membuat Rencana Pembelajaran (RP) yang berkaitan dengan
materi tersebut dan merancang pembelajaran dengan alat peraga yaitu
lafal/kalimat yang berkaitan dengan bacaan idzhar, idghom, iqlab dan ihfa’
serta kartu huruf yang berkaitan dengan huruf-huruf hijaiyah, dan pembuatan
soal-soal dalam bentuk lembar keija siswa (LKS) maupun soal-soal latihan
53
-
dan tes akhir. Mempersiapkan siswa untuk membawa alat peraga kartu huruf
(membuat alat peraga kartu huruf) pada saat pelaksanaan. Menentukan waktu
pelaksanaan siklus HI yaitu bulan Mei minggu UI.
b. Tindakan
Selanjutnya pelaksanaan pada saat yang telah ditentukan guru
melaksanakan pengajaran dengan alat peraga kartu huruf. Dengan
menggunakan metode gabungan ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan
penugasan. Guru menerangkan materi pelajaran secara klasikal yaitu hukum
nun sukun dan tanwin yang bertemu dengan huruf hijaiyah berikut contoh-
contohnya dan membacakan ayat Al-Qur’an yang diikuti oleh seluruh siswa.
Setelah dijelaskan kemudian siswa dikelompokkan untuk mengerjakan
LKS/soal latihan. Wakil dari kelompok masing-masing memimpin
kelompoknya untuk mendemonstrasikan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dan
dilanjutkan dengan membahas mengerjakan tugas masing-masing kelompok.
Peneliti (guru) dibantu oleh pengamat, mengamati kelompok-kelompok siswa
dalam mengerjakan dan memberi bimbingan pada kelompok mengenai soal-
soal.
c. Refleksi
Guru memberikan penilaian terhadap pekerjaan dan latihan. Siswa
dengan bimbingan guru membuat rangkuman.
Pada saat proses pengamatan peneliti berkerja sama dengan
pengamat lain mengamati jalannya pembelajaran, aktifi tas siswa dan
ketrampilan siswa dalam mengaplikasikan bacaan hukum nun mati atau
54
-
tan win. Memberikan bantuan dan motivasi kepada siswa/kelompok yang
mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas tugas yang diberikan. Sambil
mengamati aktifitas siswa, guru memberikan penilaian terhadap hasil
pekerjaan siswa sebagai analisis hasil belajar siswa pada siklus III.
Secara umum pelaksanaan siklus III berjalan baik, kondusif dengan
hasil belajar siswa juga baik yaitu diperoleh rata-rata 93 dengan ketuntasan
97,5, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel.
TABEL 43Hasil Pembelajaran Siklus III
—
AktifitasKetrampilan / Kemampuan
Rata-Rata
Ya 40 39
Tidak - 1
% 100% 97,5% 93
d. Revisi
Seluruh siswa telah melaksanakan tugas masing-masing, sehingga
pada pelaksanaan demonstrasi kelompok dapat berlangsung dengan baik.
Seluruh siswa terlibat aktif baik dalam kelompok maupun individu dalam
mengerjakan soal-soal latihan/LKS. Kerjasama antar siswa dalam kelompok
baik, saling membantu. Setiap siswa siap melaksanakan tugas dari guru. Hasil
belajar siswa pada siklus III baik dengan ketuntasan 97,5 %. Peneliti
menganalisa materi pada siklus III termasuk tingkat kesukaran tinggi.
Selanjutnya guru memberi tugas kepada siswa yang belum tuntas
dan kepada anak yang masih salah dalam mengerjakan soal-soal tertentu.
55
-
B. Pem bahasan
Uraian pada pembahasan ini lebih banyak berdasarkan pada
pengamatan dan refleksi setiap siklus. Berdasarkan hasil refleksi didapatkan
antara lain terdapat siswa yang belum siap mengikuti pelajaran terbukti
dengan tidak membawa alat peraga yang menjadi bagian tugasnya, sehingga
tugas kelompok menjadi sedikit terhambat. Hal ini teijadi tidak kesengajaan
siswa. Kecanggunggan bersatunya antara siswa laki-laki dan siswa
perempuan dalam satu kelompok akan tetapi kecanggungan ini perlahan-
lahan hilang karena terbiasa atas petunjuk guru yang selalu memberi motivasi
dan arahan kepada siswa.
Dalam mengucapkan/membaca idzhar sudah cukup bagus tetapi
masih dijumpai anak yang lupa dalam mencantumkan tanda sukun ketika
mengerjakan pada lembar kerja siswa dan masih banyak corat-coret dalam
mengerjakan, sehingga pekerjaan anak tidak rapi. Juga dijumpai saat diskusi
ada anak yang takut dalam mengeluarkan pendapat sehingga kelihatan pasif,
tetapi juga ada anak yang over aktif sehingga mendominasi jalannya diskusi.
Hal tersebut di atas pada pelaksanaan siklus II dan UI hanya terjadi
pada anak tertentu saja, yang memang menjadi catatan peneliti (wali kelas).
Secara umum pelaksanaan pada siklus I berjalan baik dengan hasil yang
cukup
Pada pelaksanaan siklus II berjalan dengan baik hasilnya pun juga
ada peningkatan, karena siswa sudah mulai terbiasa dengan kerja kelompok,
secara kelompok pun juga mulai ada peningkatan. Sudah tampak siswa tidak
56
-
terlalu over aktif dan sudah ada keberanian untuk maju membaca ayat-ayat
yang telah ditentukan oleh guru. Tutor sebaya juga sudah mulai berjalan
dengan baik. Namun demikian, siswa masih agak sulit membedakan dalam
mengucapkan bacaan idghom bighunah dan iqlab.
Pada pekerjaan siswa kesalahan yang sering terjadi pada siklus I
juga sudah berkurang yaitu dalam mencantumkan tanda sukun pada huruf
nun, dan pekerjaannya pun sudah rapi. Semua siswa dalam siklus II sudah
mengerjakan tugas pekerjaan rumah, sehingga pelajaran kondusif bila
dibandingkan dengan pelaksanaan siklus I.
Pada pelaksanaan siklus III lebih kondusif dan lebih baik, siswa
telah terkondisi belajar dengan alat peraga kartu huruf dan peraga lain. Siswa
juga telah dapat membedakannya dalam pengucapannya antara idghom, iqlab
dan ikhfa’. Juga sudah tidak ada lagi yang tidak mencantumkan tanda sukun
pada huruf nun.
Berdasarkan pengamatan peneliti dan pengamat lain yang
membantu dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pelaksanaan siklus I,/
siklus II dan siklus Ih aktifi tas dan kemampuan siswa dari siklus I ke siklus II
cenderung terjadi peningkatan. Demikian pula dari siklus II ke siklus III
aktifi tas siswa dan kemampuan siswa juga ada peningkatan, sehingga
cenderung lebih baik. Hal ini terlihat pada lembar pengamatan prosentase
aktifi tas dan ketrampilan rata-rata terjadi kenaikan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
57
-
TABEL 4.4Hasil Pembelajaran Siklus I, II dan III
Keaktifan Ketrampilan Rata-RataI II III I II III
Ya 39 40 40 37 38 39 85,5
Tidak 1 - - 3 2 1 90
% 97,5% 100% 100% 92,5% 95% 97,5% 93
TABEL 4.5Nilai Pembelajaran Tes Akhir Siklus I, II dan UI
BanyakSoal
SkorMaksimal
PesertaKetuntasan
%Rata-rataYa Tdk
Siklus I 5 10 40 37 3 92,5 85,5
Siklus II 5 10 40 38 2 95 90
Siklus III 5 10 40 39 1 97,5 93
Test Akhir 10 10 40 37 3 92,5 84
Analisa dari data tersebut di atas terlihat bahwa ketuntasan belajar
pada siklus I tinggi (> 75 %) dengan perolehan nilai 75,5. Pada siklus II
perolehan nilai meningkat menjadi 95 % dan nilai rata-rata menjadi 90,
termasuk ketuntasan tinggi. Kemudian pada pembelajaran siklus III juga
teijadi peningkatan yang sangat signifikan yaitu dengan ketuntasan 100 %
dan rata-rata nilai 93. Ini berarti bahwa penggunaan alat peraga kartu huruf
pada pembelajaran membaca Al-Qur’an dalam pemahaman nun sukun dan
tanwin dapat membantu meningkatkan ketrampilan siswa dalam membaca
Al-Qur’an yang pada akhirnya hasil belajar siswa akan meningkat menjadi
58
-
lebih baik. Hal ini diperkuat dengan hasil test akhir yang sangat
menggembirakan dengan ketuntasan tinggi 92,5 % dan nilai rata-rata 84.
Atas dasar uraian di atas terbukti maka hipotesis yang penulis
ajukan bahwa melalui alat peraga kartu huruf hasil pembelajaran hukum nun
sukun dan tanwin pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 tahun
2007/2008 dapat ditingkatkan.
59
-
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari seluruh kegiatan Penelitian Tindak Kelas (PTK) yang dilaksanakan
pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 Kabupaten Magelang tahun
pelajaran 2007/ 2008 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan berbantukan alat peraga kartu huruf dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, hal ini dapat dilihat dari hasil
pengamatan pada siklus I 97,5 %, pada siklus H 98,5 % dan pada siklus DI
100%.
2. Pembelajaran berbantuan kartu huruf pada sub bahasan membaca Al Qur’an
dapat meningkatkan ketrampilan/kemampuan dalam membaca Al Qur’an
yang berbacaan hukum nun sukun atau tanwin. Hal ini dapat ditunjukkan oleh
perolehan nilai-rata-rata tiap siklus yang selalu meningkat yaitu pada Siklus I
85,5, pada Siklus II 90 dan pada Siklus III 93.
3. Hasil belajar siswa juga meningkat.
B. Saran
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) pada materi Membaca Al Qur’an “Hukum Nun Sukun atau Tanwin”
pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Grabag 3, maka dapat diajukan saran-
saran sebagai berikut:
60
-
1. Kepada Guru Pendidikan Agama Islam
a. Diharapkan dalam pembelajaran subpokok bahasan membaca Al
Qur’an/Tajwid, guru Pendidikan Agama Islam dapat menggunakan alat
peraga kartu huruf, sehingga anak akan lebih paham dan terampil dalam
membaca Al Qur’an.
b. Proses pembelajaran yang baik disarankan melibatkan siswa secara aktif,
misalnya siswa diberi tugas untuk membuat alat peraga.
c. Belajar Al Qur’an secara kelompok di dalam kelas perlu diupayakan,
karena siswa akan aktif berdiskusi dan timbul keberanian untuk
mengeluarkan pendapat sehingga anak akan lebih kritis.
2. Kepada pihak sekolah
a. Alat peraga adalah merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu
hendaknya dalam pengadaannya direncanakan lebih awal sehingga dapat
dimasukkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan Sekolah (RAPBS)
pada setiap tahunnya.
b. Media pembelajaran lainnya seperti Al Qur’an, buku iqro atau qiro’ah
juga hendaknya diupayakan karena sangat membantu dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
61
-
C. Kata Penutup
Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia-Nya, karena hanya dengan rahmat-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun adalah
sangat diharapkan dari para pembaca yang budiman demi kesempurnaan di masa
mendatang. Dan semoga skripsi ini berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Amin.
62
-
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Ahmad Qodiri, Tanggung Jawab Dalam Islam, CV. Toha Putra, Semarang.1989.
AD Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Al Ma’arif, Bandung. 1986.
Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisanga, Semarang.
Ali Asrof, Horison Baru Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta. 1982.
Arifin HM, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, Bulan Bintang, Jakarta. 1978.
Anominosus 155, Sabda Nabi Dalam Budi Pekerti, Balai Buku, Surabaya. 1986.
Departemen Agama RI, Ilmu Pendidikan, Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, Jakarta. 1983.
Departemen Agama RI, A l Qur ’an dan Terjemahan, Proyek Pengadaan Kitab Suci, Jakarta. 1983.
Harun Nasution, Manusia Menurut Konsep Islam, Lembaga Penelitian IAIN, Jakarta. 1984.
Hasan Lunggulung, Beberapa Pemikiran Tentang Islam, Al Ma’arif, Bandung. 1983.
Imam Bamawi, Segi-Segi Pendidikan Islam, Al Ikhlas, Surabaya. 1987.
Muh Athiyah Al-Abrasi, Dasar-Dasar Pokok Pemikiran Islam , Bulan Bintang, Jakarta. 1977.
Nasution, D ikdatikAsas Mengajar, Bina Aksara, Jakarta, 1995.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan Remaja, Rosela Karya, Bandung, 1997.
Oemar Malik, Metode Belajar dan Kesulitan Belajar, Transito, Bandung. 1983.
Pemerintah RI, Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional, CV. Kloang Mas, Jakarta.1990.
Purwa Darminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. 1976.
Slameto, Belajar Mengajar dalam Kredit Semester, Bina Aksara, Jakarta, 1991.
Sumadi Surya Brata, Psikologi Pendidikan, Rajawali, Jakarta. 1982.
Sutari Imam Bamadib, Pengantar Ilmu Pendidikan, IKIP Yogyakarta. 1982.
Sutrisno Hadi, M ethodologi Riset, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta. 1979.
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, PT. Bumi Aksara, Jakarta. 2007.
Winamo Surahmad, Dasar-Dasar Tehnik Riset, Transito, Bandung. 1982.
63
-
Soal Tes BTQ Rabu, 30 April 2008 Nama
Kelas
No. Absen
Bacalah dengan cermat surat Al Bayyinah ayat 1 sampai 8!
($ ) o * jjL^ ^
• * \ * mf f ~ » >1*., . ~ ***\ t /> lo ; i*" * ? »* * ,I j j j 1 J_/4j L *j (Qp Lpd {^p 5 \sl£ ? 1 y Z j 4A1I ^ - v iT jJ jl C^l4jLvaJI j j l ^ ♦ j l Aj^JI
A-r ^ ̂ ̂ ̂ ^
^ ^ Cjt i S j ^ 9 ^ f t p
( j j J ^ iJ » - -UP JJ p ^P Ajjl
Carilah 1 bacaan idzhar khalqi, 1 bacaan idzghom bighunah, 1 bacaan idzghom
bilaghunah dan 1 bacaan ikhfa’ serta 1 bacaan iglab!
No
T"
2
3
4
5
Lafal Bacaan Sebab
-
Hasil Tes BTQ hari Rabu, 30 April 2008
— NamaKelamin
NilaiTuntas
L P Ya Tidak
\ L 80 VJalita P 60 V\uru l Huda L 40 V
x v -vtyo L 20 Vaiingsih P 60 Vdiya Suseno L 40 V
' v -^etyo L 60 V' Vs.aningsih P 60 Vv ^yani P 60 V
v Yoga Adi Cahya L 40 V„ anti P 60 V
" ' .s Sidiq L 60 Vv _ Amin L 40 V
P 60 V^ \ _waroh P 40 V' s Hudha L 60 V
vVuaOzy P 60 Viiihibudin L 40 V
^ a Prabowo L 60 Vv J ia P 60 V
v ^ya Marta T. P 60 V^ oituti P 80 V
A. idang Winasis L 80 V^raKum iawan L 60 V
Ma’rifah P 60 V" .iyani P 40 V
X ^ » P 40 VKhoiriyah P 40 V
* ^ d P 60 VNugroho L 20 V
^ - z Setiawan L 60 V,od Rofiudin L 60 V^inah P 40 VAidayanti P 60 Voayah P 40 Vod Andani P