SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3958/1/11406460...Alamat : Gunungsari, Banyusari....

105
MENINGKATKAN KETRAMPILAN BACA AL-QUR’AN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GRABAG 3 TAHUN 2007/2008 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah STAIN SALATIGA Oleh : A R B 1 Y A T U N NIM. 11406460 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN SALATIGA 2008

Transcript of SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3958/1/11406460...Alamat : Gunungsari, Banyusari....

  • M E N IN G K A T K A N K E T R A M P IL A N BA CA A L -Q U R ’AN

    D EN G A N M E N G G U N A K A N A L A T P E R A G A K A R T U H U R U F

    PADA SISW A K EL A S V SD N E G E R I G R A B A G 3

    TA H U N 2007/2008

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

    Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

    Fakultas Tarbiyah STAIN SALATIGA

    Oleh :

    A R B 1 Y A T U N

    NIM. 11406460

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

    STAIN SALATIGA

    2008

  • PEMERINTAH KABUPATEN M AGELANG DINAS PENDIDIKAN

    SEKOLAH DASAR NEGERI GRABAG 3 KECAMATAN GRABAG

    SURAT KETERANGANNo. Surat: 423.6/17.18/03/V/2008

    Yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : WASONO, BA

    NIP :130651821

    Pangkat / Gol / Ruang : Pembina / IVa

    Jabatan : Kepala sekolah SD Negeri Grabag 3

    Dengan ini menerangkan bahwa:

    Nama : ARBIYATUN

    NIM : 11406460

    Alamat : Gunungsari, Banyusari. Grabag, Magelang

    Dengan ini menerangkan bahwa nama tersebut diatas telah mengadakan Penelitian

    di SD N Grabag 3 sejak tanggal 7 -2 1 Mei 2008 dalam rangka menyusun skripsi

    yang berjudul MENINGKATKAN KETRAMPILAN BACA AL-QURAN DENGAN

    MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS V SD

    NEGERI GRABAG 3 TAHUN 2007/2008.

    Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar - benarnya agar dapat

    dipergunakan sebagaimana mestinya.

    Grabag, 22 Mei 2008

    Kepala Sekolah SDN Grabag 3

  • PENGESAHAN SKRIPSI

    Judul MENINGKATKAN KETRAMPILAN BACA AL-QUR’AN

    DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU

    HURUF PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GRABAG 3

    TAHUN 2007/2008

    Nama : ARBIYATUN

    N IM : 11406460

    Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

    Salatiga, 24 Agustus 2008

    Dewan Penguji,

    IV

  • DEPARTEMEN AGAMA RISEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA JL Tentara Pelajar no. 2 Telp. (0234) 3333706 Kcde Pos 50721 Salatiga

    Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

    skripsi ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan.

    Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain kecuali

    informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

    Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang

    lain di luar referensi yang peneliti cantumkan maka peneliti sanggup

    mempertanggungjawabkan kembali dihadapan munaqosyah skripsi.

    Demikian pernyataan keaslian tulisan ini dibuat oleh peneliti untuk dijadikan

    bahan pertimbangan.

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    j i i ^ 1 1 4 ^ 1 jfeMU

    Salatiga, 9 Agustus 2008

    Peneliti

    Arbiyatun

    NIM. 11406460

    li

  • DEPARTEMEN AGAMASEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

    SALATIGAJl. Tentara Pelajar 02 Telp. 23433, 33706 Kode Pos 50721 Salatiga

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Salatiga, 9 Agustus 2008

    No. :

    Lamp. : 1 (satu) naskah

    Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

    Kepada

    Yth. Ketua STAIN Salatiga

    Di Salatiga

    Aj IS j j J Aii' A a a J j ^ ^LwJl

    Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa :

    Nama : ARBIYATUN

    Nomor induk : 11406460

    Program Studi : Pendidikan Agama Islam

    Judul : MENINGKATKAN KETRAMPILAN BACA AL-

    QURAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT

    PERAGA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS V

    SD NEGERI GRABAG 3 TAHUN 2007/2008

    Untuk diajukan dalam Sidang Munaqosyah Skripsi.

    Demikian untuk menjadikan periksa.

    Aj j j j A_â j j >%]£■ ^ ^LuJl j

    Pembimbing

    M. Hafidz, M.Ag

    N IP .150327090

    iii

  • HALAMAMAN PENGESAHAN

    Nama : Arbiyatun

    NPM : 11406460

    Program Studi : Tarbiyah

    Judul Proposal Penelitian : MENINGKATKAN KETRAMPILAN BACA AL-

    QUR’AN (Pemahaman Hukum Nun Sukun/ Tanwin)

    DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA

    KARTU HURUF PADA SISWA KELAS V SD

    NEGERI GRABAG 3 TAHUN 2007/2008

    Salatiga, 2008

    Telah diperiksa dan disetujui oleh

    Dosen pembimbing

  • MOTTO

    A rtinya:

    AjA C* J (J

    Orang yang terbaik dari kalian ialah orang yang mempelajari Al Qur’an

    dan mengajarkannya (HR. Bukhori).

  • PERSEMBAHAN

    Skripsi ini kupersembahkan kepada :

    1. Suami tercinta yang selalu

    menemaniku dalam suka dan duka.

    2. Anak-anakku tersayang yang menjadi

    penyemangat dalam setiap langkahku.

    3. Teman-teman seperjuangan.

    vi

  • ABSTRAK

    Hasil belajar Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 Kec. Grabag belum memuaskan, khususnya pada pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin. Hal ini diduga karena guru dalam mengajar masih terlalu monoton dan kurang menarik siswa,maka perlu menggunakan alat peraga.

    Dengan demikian permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan alat kartu peraga dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga prestasi dalam Pendidikan Agama Islam pada pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Grabag 3.

    Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V yang beijumlah 40 siswa, yang terdiri dari siswa laki-laki 17 siswa dan perempuan 23 siswa. Seluruh siswa diberi pembelajaran dengan pendekatan siswa aktif dan menggunakan alat peraga kartu huruf dengan 3 siklus. Siklus I diberi materi nun sukun dan tanwin yang bertemu dengan huruf khalqi, Siklus II dengan materi nun sukun dan tanwin yang bertemu

    dengan u f j J J , sedang pada siklus III siswa diberi materi nun sukun dan tanwin

    yang bertemu dengan ^ £ j i '-* o* -1»Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah dengan menggunakan

    observasi terhadap belajar siswa, tes berbentuk isian yang ditujukan kepada siswa. Analisis diawali dari proses pembelajaran dengan melihat masalah masalah yang dihadapi siswa dan peneliti pada saat pembelajaran berlangsung.kemudian hasil tes akhir siklus 1 ,11,dan siklus III dianalisis untuk dilihat hasilnya.

    Dari analisis diperoleh ketuntasan belajar siswa meningkat, dari siklus I,mencapai ketuntasan klasikal 75 % dengan nilai rata rata 75,5 , siklus II ketuntasan klasikal 95% dengan nilai rata rata 90 dan pada siklus III dengan ketuntasan klasikal 100% dengan nilai rata rata 93. Dari hasil analisis bahwa melalui penggunaan alat peraga kartu huruf pada pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V . Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 semester 2 tahun pelajaran 2007/2008 . Mengingat pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kartu huruf dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada pokok bahasan nun sukun dan tanwin, maka seyogyanya guru dapat mempergunakan dalam pembelajaran, dan hendaknya guru berkreatif untuk menciptakan alat peraga yang lebih banyak melibatkan siswa.

    vii

  • KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga

    penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Di dalam penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan

    memberikan dorongan kepada penulis, baik berupa bimbingan maupun kritik yang

    bersifat membangun yang mana semua itu sangat bermanfaat bagi penulis.

    Untuk itu tidak lupa penulis ucapkan terima kasih serta penghargaan yang

    setulus-tulusnya kepada semua pihak, terutama kepada :

    1. B pk. Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN yang telah berkenan

    memberi fasilitas dalam penelitian ini.

    2. Bpk. Drs. H. Sa’adi, M.Ag selaku Ketua Jurusan Tarbiyah yang telah memberi

    semangat dan dorongan sehingga kami dapat menyelesaikan kuliah.

    3. Bpk. M. Hafidz, M.Ag selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah

    membimbing, sehingga terselesainya skripsi ini.

    4. Bpk. Kepala Sekolah SD Negeri Grabag 3 Wasono, BA.

    5. Bapak dan ibu guru SD Negeri Grabag 3 yang telah membantu dalam penelitian.

    Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua

    pihak, khusunya bagi kalangan pendidik.

    Salatiga, 9 Agustus 2008

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

    HALAMAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................................. ii

    HALAMAN NOTA PEMBIMBING................................................................ iii

    HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv

    HALAMAN M OTTO.......................................................................................... v

    HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... vi

    HALAMAN ABSTRAK..................................................................................... vii

    HALAMAN KATA PENGANTAR................................................................. viii

    HALAMAN DAFTAR IS I ................................................................................. ix

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang M asalah.............................................................. 1

    B. Rumusan M asalah........................................................................ 3

    C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 4

    D. Hipotesis Tindakan....................................................................... 5

    E. Manfaat Penelitian........................................................................ 5

    F. Pelaksanaan Penelitian................................................................ 6

    G. Sistematika Skripsi....................................................................... 10

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Teori Belajar ............................................................................... 12

    B. Kerangka Berfikir......................................................................... 36

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian...................................... 38

    B. Rancangan Penelitian................................................................... 40

    C. Instrumen Penelitian.................................................................... 42

    D. Kriteria Penilaian.......................................................................... 42

    E. Prosedur Penelitian....................................................................... 43

    F. Tolok Ukur Keberhasilan............................................................. 47

    ix

  • BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian............................................................................ 48

    B. Pembahasan.................................................................................. 56

    BAB V PENUTUP

    A. Sim pulan....................................................................................... 60

    B. Saran .............................................................................................. 60

    C. Kata Penutup................................................................................. 62

    DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 63

    LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    x

  • BABI

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Di dalam belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa dapat

    belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah

    satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai tehnik penyajian

    yang biasanya disebut metode mengajar dan penggunaan alat peraga.

    Tehnik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara -

    pengajaran yang digunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah

    sebagai tehnik penyajian bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar

    pelajaran atau bahan pelajaran tersebut mudah, dapat ditangkap, dipahami, dan

    digunakan oleh siswa dengan baik.

    Di dalam kenyataan cara atau metode, mengajar atau tehnik penyajian

    yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan {message) lisan kepada

    siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam

    menguasai pengetahuan, ketrampilan serta sikap.

    Metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu

    menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi,

    ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang

    digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berfikir dan mengemukakan

    pendapatnya sendiri dalam menghadapi persoalan.

    1

  • Kita mengenal bermacam-macam metode dan alat peraga yang

    tradisional yang digunakan sejak zaman dahulu kala, sampai pada zaman

    modem seperti sekarang ini. Dari bermacam-macam teknik mengajar baik yang

    menggunakan alat peraga maupun yang tidak menggunakan alat peraga, ada

    yang menekankan peranan guru yang utama dalam penyajian, tetapi ada juga

    yang menekankan pada media hasil teknologi modem seperti televisi, radio,

    kaset, video, tape, film, head proyektor dan lain-lain.

    Metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam setiap kali pertemuan

    bukanlah asal pakai tetapi telah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan

    perumusan tujuan instruksional khusus, sebab dalam kegiatan belajar mengajar

    bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis

    dari perenungan informasi dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan

    mental dan keija siswa sendiri. Penjelasan dan peragaan semata tidak akan

    membuahkan hasil-hasil belajar yang langgeng, yang bisa membuahkan hasil

    belajar langgeng hanyalah kegiatan belajar yang aktif.

    Agar belajar menjadi aktif, maka alat peraga harus sesuai dengan materi

    yang akan disampaikan. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat

    dan penuh gairah, untuk bisa memenuhi hal itu maka perlu tehnik penyajian

    yang melibatkan pendengaran, melihat, mengajukan pertanyaan dan mengajukan

    pendapat, sehingga pelajaran yang diterima oleh siswa akan lebih berkesan.

    Menurut pengamatan penulis selama menjadi guru agama alat peraga kartu huruf

    belum pernah digunakan dalam kaitannya dengan hukum nun sukun dan tanwin.

    2

  • Dengan menyadari hal tersebut di atas maka dalam penelitian tindakan

    kelas ini penulis mengambil judul “Meningkatkan Ketrampilan Membaca Al-

    Qur’an Tentang Hukum Nun Sukun dan Tanwin Dengan Menggunakan Alat

    Peraga Kartu Huruf Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Grabag 3 Kab. Magelang

    Tahun 2007/2008”.

    B. Rumusan Masalah

    Dari hasil pengamatan penulis data awal menunjukkan adanya

    kesenjangan hasil belajar siswa, antara harapan dan kenyataan. Adanya

    kesenjangan antara harapan dan kenyataan adalah suatu masalah yang harus

    perlu dicari sebab-sebab yang menimbulkan kesenjangan tersebut untuk diatasi.

    Dalam hal ini penulis membuat identifikasi sebagai berikut:

    1. Apakah materi yang disampaikan terlalu luas?

    2. Apakah guru dalam menggunakan metode kurang tepat?

    3. Apakah guru dalam mengajar tidak menggunakan alat peraga?

    4. Apakah kurang sesuainya pendekatan pembelajaran yang dipakai?

    5. Apakah kurangnya waktu yang memadai?

    Dari masalah-masalah tersebut, guna mengatasi kesenjangan antara

    harapan dan kenyataan (rendahnya) prestasi siswa, kreatif guru dalam

    menyampaikan materi pelajaran merupakan bagian dari proses belajar tersebut.

    Upaya untuk mengoptimalkan proses kegiatan belajar harus mengacu pada

    efektifitas pengajaran, kreatifitas, minat, dan prestasi siswa.

    3

  • Penggunaan alat peraga/media pengajaran perlu dipertimbangkan sebagai

    salah satu uraian dan kreatifitas dalam pengajaran. Pemilihan atas keragaman

    monoton dan membosankan. Kartu huruf adalah salah satu alternatif yang dapat

    digunakan untuk menerangkan materi hukum bacaan nun sukun atau tanwin

    pada kelas 5 SD Negeri Grabag 3. Diharapkan dengan penggunaan alat peraga

    ini siswa lebih mudah memahami dan dapat mempraktekkan dalam membaca

    Al-Qur’an. Adapun permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

    1. Apakah dengan pembelajaran bantuan alat peraga kartu huruf dapat membuat

    siswa lebih aktif dalam belajar?

    2. Apakah dengan pembelajaran berbantuan alat peraga kartu huruf siswa lebih

    dapat lebih terampil dalam praktek membaca Al-Qur’an?

    3. Apakah dengan alat peraga kartu huruf hasil belajar siswa dapat

    ditingkatkan?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui keaktifan siswa Sekolah Dasar Negeri Grabag 3

    Kecamatan Grabag dalam membaca Al-Qur’an setelah memakai alat peraga

    kartu huruf.

    2. Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam baca Al-Qur’an dengan alat

    peraga kartu huruf.

    3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

    harus tepat sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran, sehingga tidak

    4

    I

  • D. Hipotesa Tindakan

    Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik hipotesis tindakan dalam

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu dengan pembelajaran berbantuan alat

    peraga kartu huruf pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Grabag 3

    Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang tahun 2007/2008, maka aktifitas,

    ketrampilan dan kemampuan siswa dalam memahami hukun nun sukun dan

    tanwin dapat ditingkatkan sehingga kemampuan membaca Al-Qur’an juga

    meningkat.

    E. Manfaat Penelitian

    Kualitas bobot penyajian dan evaluasi yang kontinue terhadap

    pelaksanaan Pendidikan Agama Islam harus tetap diprioritaskan untuk mencapai

    hasil yang maksimal. Penelitian Tindakan Kelas ini akan mengungkapkan sejauh

    mana kemampuan siswa Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 Kecamatan Grabag

    dalam membaca Al-Qur’an yang dikaitkan dengan proses belajar mengajar

    menggunakan alat bantu, alat peraga kartu huruf sehingga diharapkan

    bermanfaat bagi :

    1. Manfaat Bagi Siswa

    Siswa lebih termotifasi dalam belajar karena dikenalkan dengan hal yang

    baru yaitu kartu huruf. Siswa akan lebih paham dan tidak mudah lupa karena

    siswa terlibat langsung, sehingga hasil belajar akan lebih meningkat.

    5

  • 2. Manfaat Bagi Guru

    Mendorong guru untuk lebih kreatif dalam proses belajar mengajar, dapat

    merencanakan, merancang dan membuat alat peraga dengan baik.

    3. Manfaat Bagi Sekolah

    Informasi yang didapat dari penelitian ini dapat merupakan bahan

    pertimbangan bagi sekolah untuk perencanaan masa-masa yang akan datang,

    salah satunya adalah memberi fasilitas dan sarana bagi pengadaan alat peraga

    pengajaran agama Islam.

    F. Pelaksanaan Penelitian

    1. Waktu Penelitian

    Penelitian Tindakan Kelas ini penulis lakukan pada bulan Mei tahun

    2003. Adapun jadwal pelaksanaannya adalah dapat dilihat pada tabel berikut

    ini.

    6

  • Tabel 1.1Jadwal Pelaksanaan Penelitian

    2. Subyek Penelitian/Populasi

    Populasi adalah seluruh obyek atau individu yang akan diteliti atau

    dengan QkaXa lain populasi adalah kenyataan yang diperoleh peneliti.

    Selanjutnya dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto bahwa apabila populasi

    kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitian itu disebut

    penelitian populasi.

    7

  • Karena penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (PTK)

    yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran maka subyek

    penelitian adalah merupakan penelitian populasi yaitu seluruh siswa kelas V

    Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 yang berjumlah 40 siswa, terdiri dari 17

    siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan.

    3. Teknik Pengumpulan Data

    Untuk mendapatkan data yang relevan dan valid penulis

    menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar

    metode yang satu dengan yang lain dapat saling melengkapi. Adapun metode

    yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

    a. Metode dokumentasi

    Yaitu mencari data mengenai hal-hal yang merupakan catatan,

    manuskrip, buku, surat kabar, notulen, agenda dan ssbagainya. Metode

    ini penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah siswa, nilai

    siswa dan keadaan sarana dan prasarana Sekolah Dasar Negeri Grabag 3.

    b. Metode test

    Metode test diartikan sebagai serentetan pertanyaan-pertanyaan atau alat

    lain yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, intelegensi atau

    bakat yang dimiliki individu atau kelompok.

    Metode ini digunakan untuk mengukur kemampuan anak dalam

    memperoleh data mengenai kemampuan anak dalam membaca Al-

    Qur’an.

    8

  • c. Metode interview

    Adalah dialog yang dilakukan oleh interviewer (pewawancara) untuk

    memperoleh informasi dari terwawancara. Metode ini penulis gunakan

    untuk memperoleh informasi tentang situasi umum Sekolah Dasar Negeri

    Grabag 3.

    4. Metode Analisa Data

    Analisa yang digunakan dalam penelitian tindakan diwakili oleh

    momen refleksi putaran. Dari refleksi tindakan putaran pertama akan

    diperoleh hasil, yang kemudian menjadi evaluasi pelaksanaan pembelajaran

    serta digunakan untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Sehingga

    dengan melakukan refleksi tersebut peneliti akan memiliki wawasan otentik

    dalam menafsirkan data.

    Berdasarkan hal tersebut maka tehnik analisa yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah sebagi beriku t:

    a. Data yang diperoleh dari presentasi tertinggi untuk selanjutnya

    ditafsirkan dalam bentuk kata/uraian dan ditarik kesimpulan.

    Adapun rumus yang dipakai dalam mencari presentasi adalah :

    P = F x 100%N

    F = Frekuensi yang sedang dicari presentasinya

    N = Number o f case

    P = Angka presentasi1

    b. Data yang bersifat kuantitatif disajikan dalam bentuk uraian kemudian

    ditafsirkan selanjutnya ditarik kesimpulan.

    1) Anas Sujana, Metode Statistik, Transito Bandung, 1994 him. 40.

    9

  • c. Keseluruhan hasil penelitian baik yang bersifat kuantitatif maupun

    kualitatif disajikan kemudian diambil kesimpulan dengan menggunakan

    metode berpikir induktif.

    Jadi pembahasan dalam penelitian ini bersifat diskriptif analitik.

    G. Sistematika Skripsi

    Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi menjadi tiga bagian dengan

    sistematika sebagai berikut:

    1. Bagian Muka

    Bagian ini meliputi halaman judul, halaman nota dinas, halaman

    pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar,

    halaman daftar isi dan halaman tabel.

    2. Bagian Isi Skripsi

    Dalam bagian ini terdiri dari lima bab dan beberapa sub bab antara

    lain ialah:

    Bab I Pendahuluan bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah,

    tujuan penelitian, hipotesa tindakan, manfaat penelitian, pelaksanaan

    penelitian, dan sistematika skripsi.

    Bab II Landasan Teori dan Hipotesis Tindakan yang mencakup tinjauan

    kepustakaan dan kerangka berfikir.

    Bab III Metode Penelitian yang memuat lokasi penelitian, subjek yang

    diteliti, prosedur keija dalam penelitian yang meliputi tiga siklus yaitu Siklus

    10

  • 1, Siklus 2 dan Siklus 3. Selain itu juga memuat sumber data dan cara

    pengolahan data serta tolok ukur keberhasilan.

    Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan memuat hasil pelaksanaan siklus 1,

    hasil pelaksanaan siklus 2 dan hasil pelaksanaan siklus 3 dan pembahasan.

    Bab V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

    3. Bagian akhir yang berisi, Daftar Pustaka serta Lampiran-lampiran.

    11

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Teori Belajar

    1. Pengertian Belajar

    Belajar merupakan proses untuk menghilangkan kebodohan dan

    keterbelakangan. Dengan belajar diharapkan teijadi suatu perubahan pada

    individu pelaku belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah

    pengetahuan tetapi juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap,

    pengertian, penghargaan, minat, dan penyesuaian diri, pendeknya mengenai

    segala aspek organisme atau pribadi seseorang.1

    Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan

    individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan,

    sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

    lingkungan.1 2

    Dari kedua definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa belajar

    adalah kegiatan untuk mendapatkan perubahan yang diperoleh dari

    pengalaman yang berupa pengetahuan. Selanjutnya untuk mendapat

    pengetahuan ada beberapa pendapat sebagaimana yang disampaikan oleh

    para ahli adalah sebagai berikut:

    1) Nasution, DikdatikAsas Mengajar, Bina Aksara, Jakarta, 1995 him. 35.2) Slameto, Belajar Mengajar Dalam Kredit Semester, Bina Aksara, Jakarta, 1991 him. 76.

    12

  • a. Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Daya

    Menurut teori ini bahwa manusia memiliki daya-daya kejiwaan yang

    harus dilatih agar menjadi kuat. Belajar adalah melatih daya-daya agar

    berfungsi. Dari teori ini belajar hanya dengan menghafal.3

    b. Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Asosiasi

    Menurut teori ini bahwa keseluruhan itu terdiri atas penjumlahan bagian-

    bagian atau unsur-unsurnya. Dalam aliran ini terdapat dua macam teori

    belajar yang terkenal yaitu :

    1) Teori Connectionisme

    Teori ini dikemukakan oleh Thorndike yang dikutip oleh Arifin,

    mengatakan bahwa belajar adalah pembentukan atau penguatan

    hubungan antar S (stimulus) dengan R (respon) atau tanggapan dari

    stimulus.4 Belajar adalah proses penerimaan rangsangan berupa

    penyajian bahan-bahan pelajaran dalam berbagai bentuk dan isinya,

    kemudian anak didik memberikan gerak balas (respon) terhadap

    rangsangan tersebut dalam bentuk pemikiran, pemahaman dan

    penghayatan sampai pada pengembangan yang disebut oleh Bond,

    gabungan antara S dan R.

    2) Teori Conditioning

    Teori conditioning ini dikemukakan oleh Pavlov yang mengatakan

    bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang teijadi karena

    adanya sarat. Sarat (conditioning) yang kemudian menimbulkan reaksi

    (respon) untuk dijadikan seorang itu belajar haruslah memberikan

    3) Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1991 him. 37.4) Nasution, loc cit him. 37.

    13

  • sarat-sarat tertentu. Yang penting adalah kontinue. Yang diutamakan

    dalam teori ini adalah belajar yang teijadi secara otomatis.5

    c. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Gestal

    Belajar menurut psikologi Gestal bukan hanya sekadar merupakan proses

    asosiasi antar stimulus respon yang makin lama makin kuat, karena

    adanya latihan-latihan atau ulangan-ulangan. Belajar menurut psikologi

    Gestal teijadi karena adanya pengertian. Pengertian ini muncul apabila

    seseorang setelah beberapa saat mencoba memahami suatu masalah tiba-

    tiba muncul adanya kejelasan, terlihat olehnya unsur-unsur yang satu

    dengan yang lain, kemudian dipahami sangkut pautnya.6

    d. Faktor yang mempengaruhi belajar

    Di atas telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

    memperoleh perubahan dalam tingkah laku atau kecakapan. Sampai

    dimana perubahan tersebut dapat dicapai atau dengan kata lain berhasil

    atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor.

    Menurut Ngalim Purwanto, faktor-faktor tersebut ada dua yaitu :

    1) Faktor Individu

    Yaitu faktor yag ada pada organisme itu sendiri. Yang termasuk faktor

    ini ya itu :

    - Kematangan/pertumbuhan

    - Kecerdasan

    - Latihan

    - Motivasi

    5) Ngalim Purwanto, Psykologi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1997 him. 916) Ibid him. 101.

    14

  • 2) Faktor Sosial

    Yaitu faktor yang ada di luar individu. Adapun yang termasuk faktor

    ini antara lain faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru dan cara

    mengajar, alat-alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar,

    lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.

    2. Pendidikan Agama Islam

    a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

    Sebelum penulis membahas Pendidikan Agama Islam, terlebih

    dahulu penulis akan bahas pendidikan secara umum, antara lain :

    1) Bab I pasal 1 ayat 1 undang-undang tentang Sistem Pendidikan

    Nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk

    menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan

    atau latihan bagi perannya dimasa akan datang.7 8

    2) Menurut AD. Marimba bahwa “Pendidikan adalah bimbingan atau

    pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan

    Qjasmani terdidik menuju terbentuknya kepribadian utama.

    Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan

    adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa, dalam rangka

    menanamkan, membina dan mengembangkan potensi anak didik agar

    menjadi manusia utama yag berakhlak mulia yang terwujud dalam

    berfikir, bertindak, bersikap dan mempunyai ketrampilan yang berguna

    bagi nusa dan bangsa.

    7) Diijen Pendidikan Dasar, 1995 him. 3.8) Marimba, Pengertian Pendidikan Islam, Al Ma’arif, Bandung, 1981 him. 19.

    15

  • Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut para ahli antara lain

    ia lah :

    1) Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar menyiapkan siswa dalam

    meyakini, memahami, menghayati, mengamalkan agama Islam

    melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan dengan

    memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam

    hubungannya kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat

    untuk mewujudkan peranan nasional.

    2) Adapun menurut Akhmadi pengertian Pendidikan Agama Islam ialah

    usaha sadar yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan

    fitrah keberagaman subyek didik agar lebih mampu memahami,

    menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.

    Dari pengertian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

    Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang dilakukan untuk

    mengembangkan potensi anak didik secara sistematis dan pragmatis

    berdasarkan hukum Islam agar dapat dipahami, dihayati, dan diamalkan

    sebagai pandangan hidup untuk keselamatan di dunia sampai di akherat

    nantinya.

    b. Dasar Pendidikan Agama Islam

    1) Dasar Pendidikan Agama Islam

    Yang dimaksud dengan dasar Pendidikan Agama Islam disini adalah

    pandangan yang mendasari seluruh aktivitas pendidikan baik dalam

    16

  • rangka penyusunan teori, perencanaan maupun pelaksanaan

    pendidikan. Adapun dasar Pendidikan Agama Islam itu ada tiga :

    a) Yuridis

    Yaitu dasar Pendidikan Agama Islam yang berasal dari peraturan

    undang-undang yang secara langsung maupun tidak langsung

    dapat dijadikan pegangan dalam Pendidikan Agama Islam,

    diantaranya ialah :

    - Dasar Ideal dan Konstitusional

    Disebutkan dalam Undang-undang No. 2 Th 1989 tentang

    Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 12: Pendidikan

    Nasional Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

    1945.

    - Dasar Operasional

    Yaitu dasar yang secara langsung mengatur pelaksanaan

    pendidikan secara nasional dalam hal ini adalah undang-

    undang No. 2 1989 tentang Pendidikan Nasional.

    b) Dasar Religius

    Adalah dasar yang bersumber Al-Qur'an atau Hadits Nabi

    Muhammad SAW.

    17

  • Firman Allah dalam Al-Qur’an surat At Taubah ayat 122 :

    A rtinya:

    “Tidak sepantasnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semua (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka itu dapat menjaga diri”.

    Sedang Hadist Nabi menyebutkan antara lain :

    A rtinya:

    Barang siapa yang memberi petunjuk atas kebaikan, maka dia mendapat pahala seperti yang melakukan kebaikan itu.

    perempuan.

    c) Dasar Sosial Psikologis

    Manusia dalam hidupnya selalu membutuhkan pegangan yang

    disebut agama. Mereka merasa bahwa dalam jiwanya ada

    perasaan yang mengakui ada Dzat Yang Maha Kuasa tempat

    A rtinya:

    Mencari ilimu itu wajib bagi tiap-tiap orang muslim laki-laki dan

    18

  • berlindung dan mohon pertolongan. Mereka akan merasa tenang

    dan tentram hatinya jika dapat mendekatkan diri kepada Allah,

    hal ini sesuai dengan firman A llah :

    ( 28 : ■*=■ jll ) j l f l j T (jU jai Mil ^ !A rtinya:

    .... ingatlah hanya dengan mengingat Allah lah hati menjaditentram.

    c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

    Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah meningkatkan keimanan,

    pemahaman, penghayatan, dan pengamalan siswa tentang Islam,

    sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada

    Allah SWT, serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi,

    bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

    Tujuan ini merupakan penjabaran dari bunyi Undang-undang No.

    2 tahun 1989 Bab II pasal 4 yaitu “..... mengembangkan manusia

    seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan

    Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhu r.....”

    Dengan melihat kerangka tersebut maka Pendidikan Agama Islam

    identik dengan tujuan hidup manusia yaitu sebagai hamba Allah SWT

    yang beriman dan bertqwa. Hal ini sesuai dengan firman Allah :

    (56 *. ^ ^ S f| 1*3

    A rtinya:

    Dan tidak aku jadikan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.

    19

  • d. Materi dan Proses Pendidikan Agama Islam

    Belajar memang sangat komplek, disamping harus

    memperhatikan cara atau petunjuk belajar harus memperhatikan pula

    beberapa prinsip-prinsip belajar antara lain ialah :

    1) Agar seseorang benar-benar belajar yang mempunyai tujuan.

    2) Tujuan itu timbul dari atau hubungan dengan kebutuhan hidupnya

    dan bukan karena dipaksakan orang lain.

    3) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran

    dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga

    bagi dirinya.

    4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuan.

    5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperoleh pula hasil-hasil

    sambilan atau sampingan.

    6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.

    7) Seorang belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan otaknya atau

    secara intelektual saja tetapi juga secara sosial, emosional, etis, dan

    sebagainya.

    8) Dalam belajar seorang memerlukan bantuan dan bimbingan orang

    lain.

    9) Untuk belajar diperlukan insting. Belajar harus dipahami, bukan

    hanya menghafal fakta secara verbalitas.

    10) Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seorang sering

    mengejar tujuan lain.

    20

  • 11) Belajar lebih berhasil apabila usaha itu memberi sukses yang

    menyenangkan.

    12) Ulangan dan latihan perlu akanteyapi harus didahului oleh

    pemahaman.

    13) Belajar hanya mungkin kalau ada kemampuan dan hasrat untuk

    belajar.9

    Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar harus

    memenuhi prinsip-prinsip antara lain :

    1) Ada tujuan

    2) Ada kesulitan yang menimbulkan aktifi tas

    3) Ada materi

    4) Menggunakan metode yang tepat

    5) Adanya penilaian

    e. Alat dan Metode Pendidikan Agama Islam

    1) Alat Pendidikan Agama Islam

    Menurut Zuhairini alat pendidikan atau media pendidikan

    itu ada tiga kelompok :

    > Alat Pengajaran Agama

    > Alat Pendidikan Agama yang langsung

    > Alat Pendidikan gama yang tidak langsung 10

    Ad. Alat Pengajaran Agama Islam

    Untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam, maka jalan

    yang ditempuh adalah memberikan pengajaran agama. Dalam

    9) Nasution, loc cit him. 46-47.10) Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Usaha Nasional, Surakarta, 1993 him. 56.

    21

  • pelaksanaan pengajaran agama tersebut dibutuhkan alat sebagai

    media bantu mengajar alat-alat tersebut dapat dibedakan

    menjadi t ig a :

    - Alat pengajaran klasikal, contoh papan tulis, kapur, tempat

    solat, dan lain-lainnya.

    - Alat pengajaran individual, contoh alat-alat tulis, buku

    pelajaran murid, buku pegangan guru, buku persiapan guru.

    - Alat peraga yaitu alat pengajaran yang berfungsi untuk

    memperjelas atau memberi gambaran yag konkrit tentang

    hal-hal yang diajarkan.11

    Daiam penyampaian pelajaran bermacam-macam alat telah

    diciptakan agar mempermudah siswa memahaminya. Alat-alat

    tersebut seperti:

    - Visual audis, contoh gambar-gambar yang diproyeksikan di

    papan tulis.

    - Audio audis, seperti radio, tape recorder.

    - Audio visual, seperti televisi, film.

    Ad. Alat Pendidikan Agama Langsung

    Menurut Zuhairini yang disebut alat pendidikan langsung yaitu

    menanamkan pengaruh yang positif pada siswa dengan memberi

    contoh tauladan, nasehat, perintah berbuat amal soleh dan

    membiasakan suatu amal dan sebagainya.11 12 13

    11) Ibid him. 51.12) Ibid him. 52.13) Ibid him. 53.

    22

  • Ad. Alat Pendidikan Agama yang tidak langsung

    Alat pendidikan yang bersifat kuratif dengan kata lain bahwa

    alat pendidikan ini juga disebut hukuman dapat dijadikan

    sebagai alat untuk mendidik.14

    2) Metode Pendidikan Agama Islam

    Metode adalah suatu cara yang dilaksanakan dalam

    pendidikan, fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan,

    sehingga tidak kalah pentingnya dengan komponen yang lain.

    Penggunaan metode sangatlah sulit dalam efektifitasnya,

    sebab metode yang baik untuk guru yang satu bisa kurang baik bagi

    guru yang lain. Hal ini sangat mungkin timbul berbagai metode yang

    digunakan dalam proses belajar mengajar.

    Faktor yang menimbulkan banyak metode antara lain :

    a) Tujuan pengajaran

    b) Materi pelajaran

    c) Besarnya kelas (banyaknya siswa)

    d) Kemampuan siswa

    e) Kemampuan guru

    f) Fasilitas

    g) Waktu yang tersedia

    Menurut Drs. Mansyur metode mengajar dapat

    dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu :

    14) Ibid him. 54.

    23

  • a) Metode mengajar kelompok/klasikal

    b) Metode mengajar individual15

    Adapun yang termasuk dalam klasifikasi metode mengajar

    kelompok/klasikal:

    a) Metode ceramah

    b) Metode tanya jawab

    c) Metode diskusi

    d) Metode demonstrasi

    e) Metode sosiodrama

    f) Metode karya wisata

    g) Metode keija kelompok

    Adapun yang termasuk dalam klasifikasi metode individual antara

    la in :

    a) Metode latihan

    b) Metode eksperimen

    f. Evaluasi Pendidikan Agama Islam

    1) Tujuan Evaluasi

    Menurut Akhmadi tujuan evaluasi Pendidikan Agama Islam adalah

    untuk memperoleh data pencapaian hasil belajar mengajar yang

    menunjukkan tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam

    pencapaian tujuan pelajaran dan untuk mengukur atau menilai

    efektifitas pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar dan

    metode-metode mengajar yang dipergunakan.16

    15) Akhmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Fak. Tarbiyah IAIN Salatiga, 1987 him. 104.16) Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Diijen Pendidikan Islam, Jakarta, 1994 him. 138.

    24

  • 2) Fungsi Evaluasi

    Fungsi evaluasi Pendidikan Agama Islam tidak berbeda dengan

    fungsi pendidikan pada umumnya yaitu :

    a) Penentuan kelemahan dan kekuatan serta kesanggupan murid

    dalam memiliki/menguasai materi perlajaran yang telah diterima

    dalam proses belajar mengajar, atau proses teaching learning.

    b) Penentuan komponen-komponen yang perlu diperbaiki/direvisi

    (metode, materi, alat tujuan, dan lain-lain).

    c) Penentuan kelemahan/kekuatan guru dalam melaksanakan

    program teaching learning.

    d) Menyediakan bahan untuk membimbing pertumbuhan/

    perkembangan murid secara individu/kelompok.17

    3) Jenis Evaluasi

    Menurut Drs. Dewanto, evaluasi dibedakan menjadi empat macam

    yaitu :

    a) Evaluasi Formatif

    Berfungsi untuk memperbaiki teaching learning

    b) Evaluasi Sumatif

    Berfungsi untuk menentukan angka kemajuan anak

    c) Evaluasi Penempatan

    Berfungsi untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar

    mengajar

    17) Dewanta, Evaluasi Belajar Dalam Prosedur, Usaha Nasional, Surabaya, 1985, him. 19.

    25

  • d) Evaluasi Diagnotik

    Berfungsi untuk memecahkan masalah

    Tampak bahwa siswa sebagai input selama proses belajar

    mengajar/proses transformasi dipengaruhi juga oleh sarana, alat pengajaran,

    alat peraga/media. Sebelum guru mulai kegiatan mengajar, bahkan sebelum

    atau sekurang-kurangnya pada waktu penyusunan rencana mengajar guru

    telah memilih alat yang diperkirakan dapat membantu melancarkan atau

    mempeijelas konsep yang akan diajarkan.

    3. Ketrampilan Membaca Al-Qur’an

    a. Pengertian Ketrampilan Membaca

    Ketrampilan adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang untuk

    18 *melaksanakan atau mengerjakan sesuatu dengan benar dan cepat.

    Sedang membaca artinya adalah melihat serta memahami isi dari

    pada yang tertulis dengan melisankan, atau mengucapkan, mengeja tau

    melafalkan apa yang tertulis.18 19

    Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa arti

    ketrampilan membaca yaitu kesanggupan atau kecakapan seseorang

    untuk melafalkan tulisan dengan tepat dan cepat.

    b. Pengertian Al-Qur’an

    Menurut Prof. Dr. M. Hasbi Ash Shidqi, Al- Quran adalah Wahyu

    Illahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

    disampaikan kepada umatnya, dengan jalan mutawatir yang dihukum

    kafir bagi yang mengingkari.20

    18) Purwadarminta W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, him. 722.19) Ibid him. 83.20) Hasbi Ash Sidqi, Pengantar Ulumul Q ur’an, Bulan Bintang, Jakarta, 1984, him. 3.

    26

  • Sedang menurut Shubhi Salih adalah

    ^ l y J j jSLa l l ^Juuti C-J Ij S J I jA

    4jj itL I jiil lj AjIc. (J j SlIaII i o-v L ^ aII

    A rtinya:

    Al-Qur’an adalah Firman Allah yang bersifat atau berfungsi sebagai mu’jizat (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammad SAW) yang ditujukan kepada Nabi Muhammad yang diwakilkan atau diriwayatkan secara mutawatir dan dipandang ibadah membacanya.21

    Adapun yang penulis maksudkan adalah ketrampilan membaca Al-

    Qur’an yang meliputi tiga komponen, yaitu:

    a. Mahroj atau yang berkaitan dengan pengucapan huruf secara benar dan

    jelas.

    b. Tajwid yaitu yang berkaitan dengan membaca Al-Qur’an secara benar

    dan tartil.

    c. Kelancaran adalah menyangkut ketepatan dalam membaca, merangkai

    kata-perkata secara benar, tepat dan cepat.

    Ketiga komponen tersebut sebagai tolok ukur kesempurnaan bacaan Al-

    Qur’an, masing-masing komponen berisi indikator secara bertingkat yang

    menerangkan kemampuan membaca Al-Qur’an.

    Komponen penilaian dapat dilihat pada tab e l:

    21) Mastur Zuhdi, Pengantar Ilmu Al-Q ur’an, Bina Ilmu, Surabaya, 1993, him 1.

    27

  • Tabel 1.1

    KOMPONEN TES BACA AL- QUR’AN

    KeriteriaKomponen

    Mahroj Tajwid Kelancaran

    Tinggi

    1. Anak dapat

    mengucapkan huruf

    dengan benar.

    2. Anak dapat

    membedakan suara/

    melafalkan dengan

    jelas.

    1. Anak dapat

    mengucapkan

    huruf dengan

    berhukum bacaan

    nun sukun/tanwin

    1. Anak dapat membaca

    dengan lancar.

    2. Anak dapat merangkai

    kata dengan cepat dan

    tepat.

    Sedang

    1. Anak kurang dapat

    mengucapkan huruf

    dengan benar.

    2. Anak kurang dapat

    membedakan suara huruf

    yang hampir sama.

    1. Anak kurang

    mengenal dengan

    lengkap bacaan

    nun sukun dan

    tanwin

    1. Anak dapat membaca

    tetapi tidak lancar.

    2. Anak agak sulit

    merangkai kata secara

    tepat.

    Rendah

    1. Anak tidak dapat

    mengucapkan huruf

    dengan benar.

    2. Anak tidak dapat

    mengucapkan/membeda

    kan suara huruf yang

    mirip/hampir sama.

    1. Anak tidak tahu

    hukum bacaan

    nun sukun/tanwin

    yang bertemu

    dengn huruf

    hijaiyah.

    1. Anak dapat membaca

    tetapi dengan

    tersendat-sendat.

    2. Anak tidak dapat

    merangkai kata

    dengan cepat dan

    tepat.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

    ketrampilan membaca Al-Qur’an adalah kemampuan membaca Al-Qur'an

    secara cepat, tepat dan benar meliputi tiga komponen yaitu mahroj, tajwid

    dan kelancaran dalam membaca.

    28

  • Pengertian tersebut perlu dijabarkan secara operasional untuk

    memudahkan pengukuran variabel, jika diterapkan dalam kontak penelitian

    tindakan kelas yaitu “Ketrampilan membaca Al-Qur’an”. Ketrampilan

    membaca Al-Qur’an dalam hai ini adalah yang dikaitkan dengan kemampuan

    siswa sekolah dasar, penekanannya dalam membaca Al-Qur’an adalah

    kecakapannya yang diperagakan oleh siswa dalam membaca Al-Qur’an

    dilihat dari tiga komponen yaitu Mahroj, Tajwid dan kelancarannya.

    Adapun kelancaran bacaan diukur dari kecepatan siswa membaca dan

    merangkai kata-perkata secara benar.

    Ketiga komponen disatukan sebagai alat ukur kesempurnaan

    membaca Al-Qur’an. Masing-masing komponen penelitian berisi indikator

    yang secara bertingkat menunjukkan cakupan tingkat penyuaraan tertentu,

    baik mahroj, tajwid, maupun kelancaran bacaan. Kriteria penguasaan tajwid

    tidak mencakup keseluruhan namun dibatasi pada bagian pokok yang sangat

    mendasar sesuai dengan materi pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar Kelas

    5 yaitu H ukum ^^^ bertemu dengan huruf hijaiyah

    lainnya.

    Apabila ketrampilan membaca diartikan dengan Al-Qur’an adalah

    kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam melafalkan tulisan Al-Qur’an

    secara tepat dan tepat menurut kaidah-kaidah hukum tajwid.

    4. Alat Peraga/Media Pengajaran

    Menurut Hamalik disebutkan bahwa “Media pendidikan adalah alat,

    metode dan tehnik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan

    29

  • komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan

    pengajaran di sekolah”.22 Selanjutnya “Media pengajaran adalah sarana/alat

    bantu pembelajaran agar siswa mudah memahami apa yang disampaikan oleh

    guru”.23

    Alat peraga adalah “Alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk

    membantu memperjelas materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa

    dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa” 24

    Belajar akan efektif jika dimulai pada pengalaman langsung atau

    pengalaman konkrit untuk menuju kepada pengalaman abstrak. Untuk itu

    perlu dibutuhkan alat peraga pengajaran. Adapun nilai-nilai lebih dari alat

    peraga antara la in :

    a. Meletakkan dasar-dasar konkrit untuk berfikir

    b. Memperbesar perhatian siswa dan gairah belajar

    c. Membuat pelajaran lebih menetap

    d. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu

    e. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan

    berusaha di kalangan siswa.

    5. K artu H uru f

    a. Pembuatan

    Mendengar kata kartu asosiasinya adalah suatu benda yang

    berbentuk persegi yang terbuat dari karton atau plastik, seperti kartu

    SIM, kartu ATM, dan sebagainya. Demikian juga kartu huruf dibuat dari

    kertas karton berbentuk persegi panjang dengan ukuran 12 cm x 8 cm

    22) Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan Belajar, Transito, Bandung, 1982 him. 32.23) Purwodarminto, Kamus Besar Bhs. Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990 him. 560.24) Usman, Menjadi Guru yang Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001 him. 31. t

    30

  • yang bertuliskan huruf hijaiyah dengan dasarnya berbeda-beda. Yaitu

    merah, kuning, hijau, biru, putih dan sebagainya. Agar anak tertarik dan

    mudah untuk membedakan huruf-huruf tersebut.

    Gambar kartu huruf

    Merah Kuning Hijau Biru Putih

    Kartu dengan ukuran 12 cm x 8 cm ini masing-masing warna sebanyak

    huruf hijaiyah dan ditentukan dengan mengelompokkan menurut

    pembagian hukum nun sukun/tanwin, yaitu :

    1) Kartu merah sebanyak 6 yaitu untuk huruf halqi ( t t t £0*' )

    2) Kartu kuning sebanyak 4 yaitu untuk bacaan idgham biqunah

    3) Kartu hijau sebanyak 2 lembar yaitu untuk bacaan idgham bilaqhunah

    ( O j )

    4) Kartu biru 1 lembar yaitu untuk bacaan iqlah ( M )

    5) Kartu warna putih sebanyak 15 lembar yaitu untuk bacaan ihfak.

    V? j J (il (J ia ia y z y a y y j £ ili (Jj ^

    Kemudian kartu tersebut digandakan sesuai dengan kebutuhan

    yaitu sesuai dengan jumlah anak dalam ukuran yang lebih kecil,

    b. Penggunaan Kartu Huruf

    Pengunaan kartu ini dalam pengajaran masih memerlukan 4 kotak

    atau kantong untuk menempatkan kartu. Kotak dibuat dari plastik/mika,

    31

  • ditempelkan berjajar pada papan tulis atau diletakkan diruas kiri dua

    kotak dan dua kotak lainnya di ruas kanan.

    Gambar papan tempel

    1 2 3 4

    Ukuran panjang kotak adalah lebih pendek dari panjang kartu dan kotak

    transparan sehingga tampak kartu di dalamnya. Penempatan kotak dibuat

    sedemikian rupa supaya mudah dijangkau oleh anak.

    6. Materi Pengajaran Al-Qur’ar« / Tajwid

    Hukum bacaan Nun Mati dan Tanwin

    Nun mati ialah nun yang bertanda sukun diatasnya ( u ) sedang tanwin

    ialah bunyi nun mati pada setiap akhir kata yang ditulis sebagai berikut:

    (Tanwin dengan harakat dua fathah)

    - (Tanwin dengan harakat dua dhumah)

    - (Tanwin dengan harakat dua kasrah)

    Adapun hukum bacaan nun mati dan tanwin apabila bertemu dengan

    salah satu dari huruf hijaiyah hukum bacaannya terdiri dari emapt bagian :

    - Idzhar

    - Idgham

    - Iqlah

    - Ikhfa’

    32

  • 1) Bacaan Idzhar

    Menurut bahasa idzhar artinya jelas/terang, sedang menurut

    istilah artinya mengucapkan huruf nun sukun atau tanwin dari mahrojnya

    dengan jelas dan terang tanpa berdengung sedikitpun. Bacaan idzhar

    teijadi apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf

    idzhar yang jumlahnya ada 6, yaitu :

    - Hamzah ( * )

    - Ha’ ( • )

    - ‘Ain (E)

    - Ghain ( £ )

    - K h a ( c )

    - Ha ( c )

    Huruf idzhar yang jumlahnya 6 ini dinamai huruf halqi, karena keluarnya

    huruf (mahroj) dari tenggorokan. Adapun pembagian 6 huruf tersebut

    adalah sebagai berikut:

    Huruf Hamzah dan Ha ( 0 I ) ditenggorokan atas

    Huruf ‘Ain dan Ha’ ( C & ) ditenggorokan tengah

    Huruf Kha’ dan Ghain ( E C ) ditenggorokan bawah

    2) Bacaan Idgham

    Idgham artinya memasukkan atau memadukan sesuatu. Sedang

    menurut istilah idgham berarti memasukkan huruf yang mati ke dalam

    33

  • huruf yang hidup di depannya sehingga seolah-olah menjadi huruf yang

    bertasydid.

    Bacaan idgham untuk nun mati atau tanwin itu ada dua macam,

    yaitu idgham bighunah (idgham dengan dengung) dan idgham

    bilaghunah (idgham tanpa dengung). Idgham bighunah teijadi bila ada

    nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf-huruf:

    - Ya’ ( t f )

    - Nun (

  • huruf nun mati dengan bunyi mim ( f ) mati. Nun mati dibaca iqlah bila

    bertemu dengan huruf ba’ ( M ).

    Adapun cara membacanya yaitu nun mati berubah atau berganti

    dengan huruf mim mati, sehingga bibir bawah dan atas terkatub dan

    dalam siap untuk mengucapkan ba’ (S-1).

    4) Bacaan Ikhfa’

    Arti Ikhfa’ secara bahasa berarti menyembunyikan, menyamarkan

    atau merahasiakan. Sedang menurut istilah ilmu tajwid artinya

    menyembunyikan nun mati dengan cara tersamar berada dibalik huruf

    ikhfa’ yang terdapat di depannya, yang pada umumnya bunyi nun mati

    itu hampir berdengung tetapi tidak sepenuhnya dengan seperti idgham

    bighunah atau membunyikan nun mati diantara idzhar dan idgham

    bighunah. Adapun yang termasuk huruf-huruf ikhfa’ itu ada lima belas

    (15), y a itu :

    Ta’ ( * ) — Sha ( o**)

    Tsa ( ^ ) - Dha ( u-®)

    Jim ( C ) - Tha ( J . )

    Dal (■>) - D z a ( i )

    Dzal ( i ) - Fa’ ( - )

    Zai ( J ) - K of ( )

    Sin ( u - ) - K a f ( ^ )

    Sya ( J i )

    35

  • Untuk lebih mudahnya baiklah penulis sajikan bagan bacaan nun

    mati atau tanwin bila bertemu dengan huruf hijaiyah.

    B. Kerangka Berfikir

    Belajar sebagai proses interaksi antara guru dan murid di dalam kelas

    akan optimal, jika komponen-komponen pelajaran saling mendukung, salah satu

    komponen tersebut adalah media pengajaran/alat peraga.

    Salah satu dari tiga tema sentral dalam Pendidikan Agama Islam adalah

    siswa mampu membaca Al-Qur’an dengan benar. Ini berarti bahwa siswa harus

    mampu memahami aturan-aturan dalam membaca Al-Qur’an sesuai dengan

    tingkatannya. Alat peraga kartu huruf adalah salah satu media yang diharapkan

    36

  • dapat menghantarkan siswa dalam memahami hukum bacaan yang berkaitan

    dengan nun mati atau tanwin. Dengan ketrampilan penguasaan dalam membaca

    Al-Qur’an yang berkaitan dengan hukum nun mati atau tanwin diharapkan hasil

    belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam akan lebih meningkat.

    37

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan {action research), karena

    penelitian tindakan dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

    Penelitian ini juga termasuk diskriptif sebab menggambarkan bagaimana suatu

    teknik/metode pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan

    dicapai.

    A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

    1. T empat Penelitian

    Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan melakukan

    penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat

    di Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

    2. Waktu Penelitian

    Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

    penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei

    semester genap tahun pelajaran 2007/2008.

    3. Subyek Penelitian

    Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas V Sekolah Dasar Negeri

    Grabag 3 Tahun Pelajaran 2007/2008, yang berjumlah 40 anak dengan

    perincian laki-laki 17 anak dan perempuan 23 anak. Untuk selanjutnya dapat

    dilihat pada tabel berikut ini.

    //

    38

  • Tabel 3.1N am a Siswa-siswi Kelas V

    SD Negeri G rabag 3 T ahun Pelajaran 2007/2008

    ■ - .S»".- -*r

    No Nam a Siswa L P K eterangan1 Purwanto L2 Lirra Asedalita P

    * 3 Achmad Nurul Huda L4 Budi Prasetyo L5 Sri Purwaningsih P6 Yunus Cahya Suseno L7 Adam Prasetyo L8 Amih Setianingsih P9 Arsi Rizkiyani P10 Fidencio Yoga Adi Cahya L11 Mila Yulianti P12 Muhamad Sidiq L13 Nasichun Amin L14 Siti Hajar P15 Siti Munawaroh P16 T Sochibul Hudha L17 Yeni Fatma Ozy P18 Ahmad Muhibudin L19 Aldi Putra Prabowo L20 Ami Amelia P21 Anis Widya Marta T. P22

    iiii P

    ' 23 V Bagus Gadang Winasis L24 Bayu Putra Kumiawan L

  • B. Rancangan Penelitian

    Sesuai dengan jenis penelitian yang diteliti yaitu penelitian tindakan

    kelas maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kommis

    dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang

    berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),

    observation (pengamatan) dan reflection (refleksi).

    Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah

    direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1

    dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus

    spiral dari tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar

    berikut.

    Refleksi

    Tindakan/Observasi

    Refleksi

    Tindakan/Observasi

    Refleksi

    Tindakan/

    Observasi

    Gambar Alur PTK

    40

  • Penjelasan alur di atas :

    1. Rancangan/rencana awal sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun

    rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan. Termasuk di

    dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

    2. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

    sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil

    atau dampak dari yang diterapkannya. Metode pembelajaran dengan alat

    peraga kartu huruf.

    3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

    dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang

    diisi oleh pengamat.

    4. Rancangan/rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

    membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

    Observasi dibagi dalam tiga putaran yaitu putaran 1, 2 dan 3 dimana

    masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama)

    dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir

    masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk

    memperbaiki sistirn pengajaran yang telah dilaksanakan.

    41

  • C. Instrumen Penelitian

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian terdiri d a r i:

    1. Silabus

    Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

    pembelajaran pengelolaan serta penilaian hasil pembelajaran.

    2. Rencana Pelajaran

    Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagair

    pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-

    masing rencana pelajaran berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil

    belajar, tujuan pembelajaran khusus dan kegiatan belajar mengajar.

    3. Tes Formatif

    Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

    digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman bacaan Al-Qur’an

    terhadap hukum nun sukun.

    D. Kriteria Penilaian

    Untuk memudahkan evaluasi terhadap tingkat kemampuan siswa, perlu

    dirumuskan kriteria penilaian sebagai berikut:

    1. Kategori benar semua

    2. Kategori benar sebagian

    3. Kategori salah semua

    Prosentase dan jumlah kategori 1 dan 2 menunjukkan tingkat keberhasilan

    pembelajaran. Kriteria ini diberikan karena mempertimbangkan bahwa

    42

  • pemahaman hukum nun sukun dengan menyebutkan sebab dibaca izhar, idgham,

    iqlab dan jhfa’ serta dalam mempraktekkan bacaan tersebut.

    Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara

    perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar

    mengajar kurikulum Depdikbud 1994 yaitu seorang siswa telah tuntas bila telah

    mencapai skor 65 % atau nilai 65 dan kelas disebut tuntas bila di kelas tersebut

    mencapai 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%.

    Untuk menghitung prosentasi ketuntasan belajar digunakan rumus :

    P = Z Siswa yang tuntas belajar x 100 ̂E Siswa

    E. Prosedur Kerja Dalam Penelitian

    Penelitian ini direncanakan dalam tiga siklus, tiap siklus memuat empat

    tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

    1. Siklus I

    a. Perencanaan

    1) Guru menentukan materi yang akan diberikan

    2) Guru mempersiapkan rencana pengajaran (RP)

    3) Merancang dan membuat alat peraga

    4) Merancang dan membuat soal latihan/LKS

    5) Meminta guru lain membantu mengamati

    6) Mempersiapkan siswa mengikuti pengajaran dengan alat peraga

    7) Menentukan jadwal pelaksanaan

    43

  • b. Pelaksanaan

    1) Guru melaksanakan pengajaran dengan menggunakan alat peraga

    kartu huruf.

    2) Guru memberi materi contoh peragaan.

    3) Siswa dalam kelompok berdiskusi.

    4) Siswa dalam kelompok mendemonstrasikan bacaan Al-Qur’an yang

    telah ditentukan oleh guru.

    5) Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman.

    c. Pengamatan

    1) Guru dan pengamat lain mengamati minat belajar, perhatian siswa dan

    kesiapan menerima pelajaran.

    2) Pengamatan aktifitas dan ketrampilan siswa dalam mengeijakan soal-

    soal dan mendemonstrasikan bacaan.

    3) Mengamati hasil belajar siswa dengan melakukan penilaian terhadap

    hasil latihan /LKS.

    d. Refleksi

    Menilai pelaksanaan dari siklus I untuk mengetahui kelebihan dan

    kekurangannya. Hasil dari refleksi ini digunakan untuk memperbaiki dan

    mempersiapkan siklus U.

    2. Siklus II

    a. Perencanaan

    1) Guru menentukan materi pembelajaran dan merancang Rencana

    Pengajaran II (RP II).

    44

  • 2) Merancang pengajaran dengan alat peraga kartu huruf.

    3) Merancang soal-soal latihan (LKS).

    4) Mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan alat peraga kartu

    huruf

    5) Menentukan waktu pelaksanaan.

    b. Pelaksanaan

    1) Guru melaksanakan pengajaran dengan menggunakan alat peraga

    kartu huruf.

    2) Guru memberikan materi dengan menggunakan alat peraga kartu

    huruf.

    3) Siswa dalam kelompok mendemonstrasikan bacaan.

    4) Siswa dengan bimbingan guru mengeijakan soal-soal latihan (LKS).

    5) Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman.

    c. Pengamatan

    1) Guru dan pengamat lain mengamati minat belajar, perhatian dan

    kesiapan siswa menerima pelajaran.

    2) Pengamatan aktifitas dan ketrampilan siswa dalam berdemonstrasi/

    mendemonstrasikan bacaan.

    3) Pengamatan guru dalam mengeijakan soal.

    d. Refleksi

    Guru dan pengamat lain mengevakuasi pelaksanaan dari siklus II sebagai

    refleksi untuk perbaikan dan pelaksanaan siklus III. Diharapkan refleksi

    ini dapat lebih mengoptimalkan pembelajaran pada siklus HI.

    45

  • 3. Siklus III

    a. Perencanaan

    1) Guru menentukan materi lanjutan dan mempersiapkan Rencana

    Pengajaran III (RP III).

    2) Merancang kembali pengajaran dengan alat peraga kartu huruf.

    3) Merancang lembar keija dan soal-soal latihan/LKS.

    4) Mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran.

    5) Menentukan waktu pelaksanaan.

    . b. Pelaksanaan

    1) Guru melaksanakan pengajaran dengan alat peraga kartu huruf.

    2) Guru menyampaikan materi contoh bacaan.

    3) Siswa dalam kelompoknya mendemonstrasikan bacaan.

    4) Siswa berdiskusi dalam kelompok.

    5) Siswa mengeijakan soal-soal latihan (LKS).

    6) Dengan bimbingan guru siswa membuat rangkuman.

    7) Diadakan tes akhir,

    c. Pengamatan

    1) Guru dan pengamat lain mengamati kesiapan siswa menerima

    pelajaran.

    2) Pengamatan aktifitas siswa dan ketrampilan siswa dalam

    mendemonstrasikan bacaan.

    3) Mengamati hasil pelajaran siswa dengan melakukan penilaian

    terhadap hasil latihan soal/LKS dan test akhir.

    46

  • d. Refleksi

    Hasil dari pengamatan siklus IH dianalisa, didiskusikan dengan pengamat

    lain untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Kesimpulan ditarik pula dari

    pengamatan siklus I dan siklus H. Diharapkan refleksi ini membenarkan

    hipotesis yang penulis ajukan.

    F. Tolok Ukur Keberhasilan

    Sebagai tolok ukur keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran pada

    Penelitian Tindakan Kelas ini ialah sebagai berikut:

    1. Keaktifan Siswa

    Siswa dikatakan aktif jika dapat memenuhi 4 dari 6 indikator keaktifan yang

    dapat dilakukan siswa.

    2. Ketrampilan/kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal.

    a. Siswa dikatakan mampu jika dapat menyelesaikan 4 dari 5 butir soal.

    b. Siswa dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar.

    c. Siswa dapat menyebutkan bacaan idzhar dan sebab-sebabnya.

    3. Hasil Belajar

    Sesuai Acuan Pedoman Kenaikan Kelas, bahwa 75 % termasuk ketentuan

    belajar sedang, 85 % ketentuan belajar tinggi, dan 65 % ketentuan belajar

    rendah. Berdasarkan rapat guru-guru SD Negeri Grabag 3 Tahun 2007/2008

    ketentuan minimal 65 %. Oleh karena itu siswa dikatakan berhasil jika:

    a. Siswa dapat memperoleh nilai minimal 75 pada tiap-tiap siklus.

    b. Siswa dapat memperoleh nilai minimal 65 pada akhir tes akhir.

    47

  • 3

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Hasil Penelitian Siklus I

    a. Rencana Penelitian

    Proses perencanaan, peneliti menentukan materi pada siklus I yaitu

    Hukum bacaan Nun Sukun bertemu dengan huruf hijaiyah, guru membuat

    Rencana Pembelajaran (RP) tentang materi tersebut. Merancang dan

    membuat alat peraga yang sesuai dengan materi yaitu kartu huruf dan lembar

    peraga beberapa kalimat yang mengandung bacaan idzhar, idghom, iqlab dan

    ihfa’. Membuat soal sebagai latihan, membuat lembar keija Siswa (LKS)

    siklus I dan memperbanyak sesuai dengan jumlah siswa. Meminta guru lain

    untuk membantu pengamatan, mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran

    dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 9 kelompok, tiap

    kelompok 5 atau 4 siswa. Menentukan jadwal pelaksanaan yaitu Mei minggu

    I.

    Selanjutnya pada soal yang telah ditentukan guru melaksanakan

    pengajaran dengan alat peraga kartu huruf. Sesuai materi dalam

    pembelajaran. Dengan metode gabungan ceramah, tanya jawab, dan

    demonstrasi guru memberikan materi dengan menggunakan alat peraga kartu

    huruf. Pengajaran dilakukan secara klasikal. Setelah diberi materi siswa

    berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing yang telah

    48

  • ditentukan, dengan bimbingan guru siswa mendemonstrasikan bacaan yang

    mengandung bacaan idzhar secara bersama-sama. Kemudian dilanjutkan

    dengan tiap-tiap kelompok membaca bacaan yang mengandung bacaan

    idghom. Tiap-tiap kelompok diberi tugas untuk mencari huruf khalqi yang

    kemudian dimasukkan pada kotak yang telah disediakan. Setelah siswa betul*

    betul paham guru membagi lembar keija siswa kepada semua siswa untuk

    didistribusikan secara kelompok, kemudian mengeijakan soal secara individu.

    Guru bersama siswa membahas lembar keija siswa yang telah dikeijakan.

    Guru memberi penilaian terhadap hasil pekerjaan siswa. Siswa dengan

    bimbingan guru membuat rangkuman, simpulan pokok penting pada

    pembelajaran siklus I.

    b. Tindakan

    Pada proses pengamatan peneliti bekeija sama dengan pengamat

    lain, mengadakan pengamatan terhadap siswa dan mengisi lembar

    pengamatan. Peneliti dan pengamat memberikan bantuan kepada siswa yang

    mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.

    Peneliti mengadakan pengamatan terhadap hasil belajar siswa dan

    memberikan penilaian terhadap lembar keija siswa dan soal-soal latihan

    siswa yang telah dikeijakan, sebagai analisis hasil belajar pada siklus I.

    Analisis aktifitas siswa dan ketrampilan serta prestasi siswa sebagai

    pelaksana siklus II, adapun aktifitas dan ketrampilan siswa cukup. Prosentase

    ketrampilan 70 % sedang hasil belajar siklus I ketuntasan 92,5 %, prestasi

    mencapai 75 % atau setara 85,5.

    49

  • TABEL 4.1

    Hasil Pembelajaran Siklus 1

    AktifitasKetrampilan / Kemampuan

    Rata-Rata

    Ya 39 37

    Tidak 1 3

    % 97,5 % 92,5 % 85,5

    c. Refleksi

    Setelah dilaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran di

    dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi terhadap kegiatan-kegiatan yang

    telah dilakukan. Hasil dari refleksi siklus I adalah sebagai berikut : terdapat

    siswa dalam sebuah kelompok yang lupa membawa kartu huruf yang menjadi

    bagian tugas, sehingga menghambat kegiatan dalam kelompok tersebut.

    Kekompakan kelompok masih kurang disebabkan oleh kurang biasanya laki-

    laki dan perempuan dalam satu kelompok. Terdapat anak yang malu-malu

    maju kedepan untuk melaksanakan tugas terutama anak perempuan. Di dalam

    berdiskusi di kelompok terdapat anak over aktif sehingga berebutan kartu

    peraga. Keija sama dalam kelompok cukup baik, siswa yang sudah bisa

    membantu yang belum bisa. Terdapat seorang siswa yang tidak mengerjakan

    (pasif).

    d. Revisi

    Untuk mengatasi hal ini maka langkah yang ditempuh pada siklus II

    adalah mengintensifkan pembelajaran, membimbing siswa yang lebih sabar,

    50

  • telaten dan memotivasi siswa agar dalam mengikuti pelajaran dengan

    baik/mengikuti saran-saran guru, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

    2. Hasil Penelitian Siklus II

    a. Rencana Penelitian

    Pada proses perencanaan peneliti menentukan materi pada siklus II

    yaitu mengulang tentang hukum nun sukun atau tanwin bertemu dengan

    huruf hijaiyah. Guru membuat Rencana Pelajaran (RP) berkaitan dengan

    materi tersebut dan merancang penggunaan alat peraga. Yaitu kartu huruf

    serta lafal-lafal yang mengandung bacaan idzhar, idghom, iqlab dan ihfa’

    serta membuat soal-soal latihan (LKS). Menugaskan siswa membuat kartu

    huruf yang berkaitan dengan bacaan idzhar, idghom, iqlab dan ihfa’.

    Mengingatkan siswa untuk ikut pelajaran siklus II agar siswa lebih terkondisi

    dan semua kelompok kompak tidak lupa membawa alat peraga tersebut.

    Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu bulan Mei minggu II.

    b. Tindakan

    Selanjutnya proses pelaksanaan pada saat yang telah ditentukan

    guru melaksanakan pengajaran dengan alat peraga kartu huruf yang telah

    direncanakan dalam pembelajaran. Dengan metode ceramah, tanya jawab,

    demonstrasi dan pemecahan masalah. Guru memberikan beberapa contoh

    penyelesaian soal melalui lembar keija. Pengajaran dilakukan secara klasikal

    seperti siklus I. Setelah selesai diberi penjelasan secukupnya kemudian siswa

    dikelompokkan, setiap kelompok beranggotakan 5 siswa dan diberikan materi

    berkelompok yang telah ditentukan kemudian diberi LKS untuk dikerjakan

    51

  • berkelompok menggunakan alat peraga kartu huruf. Secara berkelompok pula

    para siswa mengerjakannya. Peneliti mengamati hasil belajar siswa dengan

    memberikan penilaian terhadap soal-soal yang telah dikerjakan siswa sebagai

    analisis belajar siklus H

    Secara umum pelaksanaan siklus II berjalan dengan baik dan

    kondusif Hasil belajar siswa juga baik dengan ketuntasan 95 % sedang rata-

    rata perolehan nilai adalah 77,1 % atau setara dengan nilai 90. Agar lebih

    jelasnya dapat dilihat pada tabel.

    TABEL 4.2

    Hasil Pembelajaran Siklus II

    Aktifi tasKetrampilan / Kemampuan

    Rata-Rata

    Ya 40 38

    Tidak - 2

    % 100% 95% 90

    c. Refleksi

    Setelah dilaksanakan pengamatan, selanjutnya refleksi seluruh siswa

    dalam kelompok telah melaksanakan tugas masing-masing dengan membawa

    alat peraga yang menjadi tugas bagiannya. Sehingga pelaksanaan dalam

    kelompok menjadi lancar. Terdapat dalam kelompok yang pasif dalam

    mengerjakan soal, menggantungkan diri kepada teman, hal ini akan diatasi

    dengan pendekatan dan bimbingan yang intensif dan terkontrol. Terdapat

    kesulitan dalam membedakan bacaan idghom bighunah dengan iqlab dalam

    52

  • mengucapkannya, hal ini dapat diatasi dengan mengucapkan berulang-ulang

    dengan bimbingan guru. Keija sama dalam kelompok cukup kompak, tidak

    saling berebut alat peraga. Tutor sebaya sudah nampak beijalan lancar yaitu

    yang pandai membimbing yang kurang pandai, dalam lembar keija sudah

    mulai rapi tidak banyak coretan,

    d. Revisi

    Tindakan selanjutnya kepada siswa yang belum terampil diberi

    tugas rumah yaitu dengan cara membaca Al-Qur’an surat Al-Baqoroh ayat 1

    s/d 15 dan sekaligus mencari bacaan idzhar, idghom, iqlab dan ihfa’ berikut

    alasannya.

    3. Hasil Penelitian Siklus III

    a. Rencana Tindakan

    Pada proses perencanaan peneliti menetapkan materi pada siklus El

    yaitu tentang bacaan nun sukun atau tanwin yang bertemu dengan huruf

    hijaiyah:

    Guru membuat Rencana Pembelajaran (RP) yang berkaitan dengan

    materi tersebut dan merancang pembelajaran dengan alat peraga yaitu

    lafal/kalimat yang berkaitan dengan bacaan idzhar, idghom, iqlab dan ihfa’

    serta kartu huruf yang berkaitan dengan huruf-huruf hijaiyah, dan pembuatan

    soal-soal dalam bentuk lembar keija siswa (LKS) maupun soal-soal latihan

    53

  • dan tes akhir. Mempersiapkan siswa untuk membawa alat peraga kartu huruf

    (membuat alat peraga kartu huruf) pada saat pelaksanaan. Menentukan waktu

    pelaksanaan siklus HI yaitu bulan Mei minggu UI.

    b. Tindakan

    Selanjutnya pelaksanaan pada saat yang telah ditentukan guru

    melaksanakan pengajaran dengan alat peraga kartu huruf. Dengan

    menggunakan metode gabungan ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan

    penugasan. Guru menerangkan materi pelajaran secara klasikal yaitu hukum

    nun sukun dan tanwin yang bertemu dengan huruf hijaiyah berikut contoh-

    contohnya dan membacakan ayat Al-Qur’an yang diikuti oleh seluruh siswa.

    Setelah dijelaskan kemudian siswa dikelompokkan untuk mengerjakan

    LKS/soal latihan. Wakil dari kelompok masing-masing memimpin

    kelompoknya untuk mendemonstrasikan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dan

    dilanjutkan dengan membahas mengerjakan tugas masing-masing kelompok.

    Peneliti (guru) dibantu oleh pengamat, mengamati kelompok-kelompok siswa

    dalam mengerjakan dan memberi bimbingan pada kelompok mengenai soal-

    soal.

    c. Refleksi

    Guru memberikan penilaian terhadap pekerjaan dan latihan. Siswa

    dengan bimbingan guru membuat rangkuman.

    Pada saat proses pengamatan peneliti berkerja sama dengan

    pengamat lain mengamati jalannya pembelajaran, aktifi tas siswa dan

    ketrampilan siswa dalam mengaplikasikan bacaan hukum nun mati atau

    54

  • tan win. Memberikan bantuan dan motivasi kepada siswa/kelompok yang

    mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas tugas yang diberikan. Sambil

    mengamati aktifitas siswa, guru memberikan penilaian terhadap hasil

    pekerjaan siswa sebagai analisis hasil belajar siswa pada siklus III.

    Secara umum pelaksanaan siklus III berjalan baik, kondusif dengan

    hasil belajar siswa juga baik yaitu diperoleh rata-rata 93 dengan ketuntasan

    97,5, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel.

    TABEL 43Hasil Pembelajaran Siklus III

    AktifitasKetrampilan / Kemampuan

    Rata-Rata

    Ya 40 39

    Tidak - 1

    % 100% 97,5% 93

    d. Revisi

    Seluruh siswa telah melaksanakan tugas masing-masing, sehingga

    pada pelaksanaan demonstrasi kelompok dapat berlangsung dengan baik.

    Seluruh siswa terlibat aktif baik dalam kelompok maupun individu dalam

    mengerjakan soal-soal latihan/LKS. Kerjasama antar siswa dalam kelompok

    baik, saling membantu. Setiap siswa siap melaksanakan tugas dari guru. Hasil

    belajar siswa pada siklus III baik dengan ketuntasan 97,5 %. Peneliti

    menganalisa materi pada siklus III termasuk tingkat kesukaran tinggi.

    Selanjutnya guru memberi tugas kepada siswa yang belum tuntas

    dan kepada anak yang masih salah dalam mengerjakan soal-soal tertentu.

    55

  • B. Pem bahasan

    Uraian pada pembahasan ini lebih banyak berdasarkan pada

    pengamatan dan refleksi setiap siklus. Berdasarkan hasil refleksi didapatkan

    antara lain terdapat siswa yang belum siap mengikuti pelajaran terbukti

    dengan tidak membawa alat peraga yang menjadi bagian tugasnya, sehingga

    tugas kelompok menjadi sedikit terhambat. Hal ini teijadi tidak kesengajaan

    siswa. Kecanggunggan bersatunya antara siswa laki-laki dan siswa

    perempuan dalam satu kelompok akan tetapi kecanggungan ini perlahan-

    lahan hilang karena terbiasa atas petunjuk guru yang selalu memberi motivasi

    dan arahan kepada siswa.

    Dalam mengucapkan/membaca idzhar sudah cukup bagus tetapi

    masih dijumpai anak yang lupa dalam mencantumkan tanda sukun ketika

    mengerjakan pada lembar kerja siswa dan masih banyak corat-coret dalam

    mengerjakan, sehingga pekerjaan anak tidak rapi. Juga dijumpai saat diskusi

    ada anak yang takut dalam mengeluarkan pendapat sehingga kelihatan pasif,

    tetapi juga ada anak yang over aktif sehingga mendominasi jalannya diskusi.

    Hal tersebut di atas pada pelaksanaan siklus II dan UI hanya terjadi

    pada anak tertentu saja, yang memang menjadi catatan peneliti (wali kelas).

    Secara umum pelaksanaan pada siklus I berjalan baik dengan hasil yang

    cukup

    Pada pelaksanaan siklus II berjalan dengan baik hasilnya pun juga

    ada peningkatan, karena siswa sudah mulai terbiasa dengan kerja kelompok,

    secara kelompok pun juga mulai ada peningkatan. Sudah tampak siswa tidak

    56

  • terlalu over aktif dan sudah ada keberanian untuk maju membaca ayat-ayat

    yang telah ditentukan oleh guru. Tutor sebaya juga sudah mulai berjalan

    dengan baik. Namun demikian, siswa masih agak sulit membedakan dalam

    mengucapkan bacaan idghom bighunah dan iqlab.

    Pada pekerjaan siswa kesalahan yang sering terjadi pada siklus I

    juga sudah berkurang yaitu dalam mencantumkan tanda sukun pada huruf

    nun, dan pekerjaannya pun sudah rapi. Semua siswa dalam siklus II sudah

    mengerjakan tugas pekerjaan rumah, sehingga pelajaran kondusif bila

    dibandingkan dengan pelaksanaan siklus I.

    Pada pelaksanaan siklus III lebih kondusif dan lebih baik, siswa

    telah terkondisi belajar dengan alat peraga kartu huruf dan peraga lain. Siswa

    juga telah dapat membedakannya dalam pengucapannya antara idghom, iqlab

    dan ikhfa’. Juga sudah tidak ada lagi yang tidak mencantumkan tanda sukun

    pada huruf nun.

    Berdasarkan pengamatan peneliti dan pengamat lain yang

    membantu dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pelaksanaan siklus I,/

    siklus II dan siklus Ih aktifi tas dan kemampuan siswa dari siklus I ke siklus II

    cenderung terjadi peningkatan. Demikian pula dari siklus II ke siklus III

    aktifi tas siswa dan kemampuan siswa juga ada peningkatan, sehingga

    cenderung lebih baik. Hal ini terlihat pada lembar pengamatan prosentase

    aktifi tas dan ketrampilan rata-rata terjadi kenaikan. Untuk lebih jelasnya

    dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    57

  • TABEL 4.4Hasil Pembelajaran Siklus I, II dan III

    Keaktifan Ketrampilan Rata-RataI II III I II III

    Ya 39 40 40 37 38 39 85,5

    Tidak 1 - - 3 2 1 90

    % 97,5% 100% 100% 92,5% 95% 97,5% 93

    TABEL 4.5Nilai Pembelajaran Tes Akhir Siklus I, II dan UI

    BanyakSoal

    SkorMaksimal

    PesertaKetuntasan

    %Rata-rataYa Tdk

    Siklus I 5 10 40 37 3 92,5 85,5

    Siklus II 5 10 40 38 2 95 90

    Siklus III 5 10 40 39 1 97,5 93

    Test Akhir 10 10 40 37 3 92,5 84

    Analisa dari data tersebut di atas terlihat bahwa ketuntasan belajar

    pada siklus I tinggi (> 75 %) dengan perolehan nilai 75,5. Pada siklus II

    perolehan nilai meningkat menjadi 95 % dan nilai rata-rata menjadi 90,

    termasuk ketuntasan tinggi. Kemudian pada pembelajaran siklus III juga

    teijadi peningkatan yang sangat signifikan yaitu dengan ketuntasan 100 %

    dan rata-rata nilai 93. Ini berarti bahwa penggunaan alat peraga kartu huruf

    pada pembelajaran membaca Al-Qur’an dalam pemahaman nun sukun dan

    tanwin dapat membantu meningkatkan ketrampilan siswa dalam membaca

    Al-Qur’an yang pada akhirnya hasil belajar siswa akan meningkat menjadi

    58

  • lebih baik. Hal ini diperkuat dengan hasil test akhir yang sangat

    menggembirakan dengan ketuntasan tinggi 92,5 % dan nilai rata-rata 84.

    Atas dasar uraian di atas terbukti maka hipotesis yang penulis

    ajukan bahwa melalui alat peraga kartu huruf hasil pembelajaran hukum nun

    sukun dan tanwin pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 tahun

    2007/2008 dapat ditingkatkan.

    59

  • BAB V

    PENUTUP

    A. Simpulan

    Dari seluruh kegiatan Penelitian Tindak Kelas (PTK) yang dilaksanakan

    pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 Kabupaten Magelang tahun

    pelajaran 2007/ 2008 dapat disimpulkan sebagai berikut:

    1. Pembelajaran dengan berbantukan alat peraga kartu huruf dapat

    meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, hal ini dapat dilihat dari hasil

    pengamatan pada siklus I 97,5 %, pada siklus H 98,5 % dan pada siklus DI

    100%.

    2. Pembelajaran berbantuan kartu huruf pada sub bahasan membaca Al Qur’an

    dapat meningkatkan ketrampilan/kemampuan dalam membaca Al Qur’an

    yang berbacaan hukum nun sukun atau tanwin. Hal ini dapat ditunjukkan oleh

    perolehan nilai-rata-rata tiap siklus yang selalu meningkat yaitu pada Siklus I

    85,5, pada Siklus II 90 dan pada Siklus III 93.

    3. Hasil belajar siswa juga meningkat.

    B. Saran

    Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan Penelitian Tindakan

    Kelas (PTK) pada materi Membaca Al Qur’an “Hukum Nun Sukun atau Tanwin”

    pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Grabag 3, maka dapat diajukan saran-

    saran sebagai berikut:

    60

  • 1. Kepada Guru Pendidikan Agama Islam

    a. Diharapkan dalam pembelajaran subpokok bahasan membaca Al

    Qur’an/Tajwid, guru Pendidikan Agama Islam dapat menggunakan alat

    peraga kartu huruf, sehingga anak akan lebih paham dan terampil dalam

    membaca Al Qur’an.

    b. Proses pembelajaran yang baik disarankan melibatkan siswa secara aktif,

    misalnya siswa diberi tugas untuk membuat alat peraga.

    c. Belajar Al Qur’an secara kelompok di dalam kelas perlu diupayakan,

    karena siswa akan aktif berdiskusi dan timbul keberanian untuk

    mengeluarkan pendapat sehingga anak akan lebih kritis.

    2. Kepada pihak sekolah

    a. Alat peraga adalah merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu

    hendaknya dalam pengadaannya direncanakan lebih awal sehingga dapat

    dimasukkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan Sekolah (RAPBS)

    pada setiap tahunnya.

    b. Media pembelajaran lainnya seperti Al Qur’an, buku iqro atau qiro’ah

    juga hendaknya diupayakan karena sangat membantu dalam

    pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

    61

  • C. Kata Penutup

    Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan karunia-Nya, karena hanya dengan rahmat-Nyalah penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari

    sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun adalah

    sangat diharapkan dari para pembaca yang budiman demi kesempurnaan di masa

    mendatang. Dan semoga skripsi ini berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Amin.

    62

  • DAFTAR PUSTAKA

    Abdullah Ahmad Qodiri, Tanggung Jawab Dalam Islam, CV. Toha Putra, Semarang.1989.

    AD Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Al Ma’arif, Bandung. 1986.

    Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisanga, Semarang.

    Ali Asrof, Horison Baru Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta. 1982.

    Arifin HM, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, Bulan Bintang, Jakarta. 1978.

    Anominosus 155, Sabda Nabi Dalam Budi Pekerti, Balai Buku, Surabaya. 1986.

    Departemen Agama RI, Ilmu Pendidikan, Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, Jakarta. 1983.

    Departemen Agama RI, A l Qur ’an dan Terjemahan, Proyek Pengadaan Kitab Suci, Jakarta. 1983.

    Harun Nasution, Manusia Menurut Konsep Islam, Lembaga Penelitian IAIN, Jakarta. 1984.

    Hasan Lunggulung, Beberapa Pemikiran Tentang Islam, Al Ma’arif, Bandung. 1983.

    Imam Bamawi, Segi-Segi Pendidikan Islam, Al Ikhlas, Surabaya. 1987.

    Muh Athiyah Al-Abrasi, Dasar-Dasar Pokok Pemikiran Islam , Bulan Bintang, Jakarta. 1977.

    Nasution, D ikdatikAsas Mengajar, Bina Aksara, Jakarta, 1995.

    Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan Remaja, Rosela Karya, Bandung, 1997.

    Oemar Malik, Metode Belajar dan Kesulitan Belajar, Transito, Bandung. 1983.

    Pemerintah RI, Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional, CV. Kloang Mas, Jakarta.1990.

    Purwa Darminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. 1976.

    Slameto, Belajar Mengajar dalam Kredit Semester, Bina Aksara, Jakarta, 1991.

    Sumadi Surya Brata, Psikologi Pendidikan, Rajawali, Jakarta. 1982.

    Sutari Imam Bamadib, Pengantar Ilmu Pendidikan, IKIP Yogyakarta. 1982.

    Sutrisno Hadi, M ethodologi Riset, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta. 1979.

    Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, PT. Bumi Aksara, Jakarta. 2007.

    Winamo Surahmad, Dasar-Dasar Tehnik Riset, Transito, Bandung. 1982.

    63

  • Soal Tes BTQ Rabu, 30 April 2008 Nama

    Kelas

    No. Absen

    Bacalah dengan cermat surat Al Bayyinah ayat 1 sampai 8!

    ($ ) o * jjL^ ^

    • * \ * mf f ~ » >1*., . ~ ***\ t /> lo ; i*" * ? »* * ,I j j j 1 J_/4j L *j (Qp Lpd {^p 5 \sl£ ? 1 y Z j 4A1I ^ - v iT jJ jl C^l4jLvaJI j j l ^ ♦ j l Aj^JI

    A-r ^ ̂ ̂ ̂ ^

    ^ ^ Cjt i S j ^ 9 ^ f t p

    ( j j J ^ iJ » - -UP JJ p ^P Ajjl

    Carilah 1 bacaan idzhar khalqi, 1 bacaan idzghom bighunah, 1 bacaan idzghom

    bilaghunah dan 1 bacaan ikhfa’ serta 1 bacaan iglab!

    No

    T"

    2

    3

    4

    5

    Lafal Bacaan Sebab

  • Hasil Tes BTQ hari Rabu, 30 April 2008

    — NamaKelamin

    NilaiTuntas

    L P Ya Tidak

    \ L 80 VJalita P 60 V\uru l Huda L 40 V

    x v -vtyo L 20 Vaiingsih P 60 Vdiya Suseno L 40 V

    ' v -^etyo L 60 V' Vs.aningsih P 60 Vv ^yani P 60 V

    v Yoga Adi Cahya L 40 V„ anti P 60 V

    " ' .s Sidiq L 60 Vv _ Amin L 40 V

    P 60 V^ \ _waroh P 40 V' s Hudha L 60 V

    vVuaOzy P 60 Viiihibudin L 40 V

    ^ a Prabowo L 60 Vv J ia P 60 V

    v ^ya Marta T. P 60 V^ oituti P 80 V

    A. idang Winasis L 80 V^raKum iawan L 60 V

    Ma’rifah P 60 V" .iyani P 40 V

    X ^ » P 40 VKhoiriyah P 40 V

    * ^ d P 60 VNugroho L 20 V

    ^ - z Setiawan L 60 V,od Rofiudin L 60 V^inah P 40 VAidayanti P 60 Voayah P 40 Vod Andani P