PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA...

146
PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan / S.Pd Oleh: KUNNI FARIKHAH 111-13-273 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Transcript of PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA...

Page 1: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA

SKRIPSI

Disusun untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan / S.Pd

Oleh:

KUNNI FARIKHAH

111-13-273

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 2: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

ii

Page 3: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh
Page 4: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh
Page 5: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh
Page 6: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

vi

MOTTO

ين ءامنوا لذ ہا ٱ أي ـ ييڪم ي ذا دعاك لما ي

سول ا وللرذ تجيبوا للذ س

ا ٱ علمو

وٱ

ذه لمرء وقلبهۦ وٱه يول بي ٱ للذ

ون ) ٱنذ ٱ ش ليه ت

(٤٢ۥ ا

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul

apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada

kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia

dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.”

(QS. Al-Anfal (8): 24)

Page 7: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

vii

PERSEMBAHAN

Dengan penuh ketulusan hati dan segenap rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya

persembahkan kepada:

1. Ayah dan Ibu tercinta yang senantiasa selalu mendoakan disetiap langkah yang saya

tempuh dan senanatiasa memberikan dukungan baik secara moral maupun

material.

2. Kakak saya, Fatchul Mujib dan sahabat baik sekaligus calon kakak saya, Anis

Purwanti, yang selalu memberikan semangat, mendoakan, dan selalu ada setiap saya

membutuhkan, serta yang selalu memberikan cinta tulusnya.

3. Sahabat dari kecilku UlyaRosidah, dan seluruh keluarga Sian’s Hostel, NurHeni,

Reni Sekar Oktaviana, Mella, Sayyidatul Muwafiqoh, Rumiyati, Kurniawati (Nia),

Farhani Hanifah, Quentesa Nur Wulandari, Maharani Wijayanti, Helmi Susanti,

Anggun Tri Indri, Dian Novitasari, Lia Dwi Purwanti, Ika Ervalina, , Kenanga, Desi,

Riski, dan Chaca, serta temanku Hamidah Nur V, dan kakak Marta yang selalu

memberikan motivasi satu sama lain, semoga apa yang kita impikan dapat tercapai,

dan yang pasti ilmu yang selama ini kita peroleh bermanfaat.

4. Keluarga tercinta KKN Posko 74 tahun 2017 Diah Fajar Utami, Dewi Nur, Risky

Permatasari, Wasilatut Thoyyibah, Himatul Aliyah, Muhammad Arifin, Muhammad

Mudhofir, dan Aris Wiyoko.

Page 8: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

viii

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الر حن الرحيم

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

“Pendidikan Integral Perspektif Hamka.” Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian

persyaratan guna memperoleh gelar sarjana S1 Pendidikan Agama Islam Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka

tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN

Salatiga.

4. Bapak Dr. Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing, memberi nasehat, arahan serta masukan-masukan yang sangat

membantu dan membangun dalam penyelesaian tugas akhir ini.

5. Ibu Rr. Dewi Wahyu Mustikasari, S.S., M.Pd selaku dosen pembimbing akademik

yang sabar membimbing dan sabar mendengar keluh kesah perkuliahan.

6. Seluruh dosen dan petugas administrasi Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN

Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian berlangsung.

Page 9: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

ix

7. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Terakhir untuk kampus tercinta IAIN Salatiga, terima kasih telah menjadi bagian

terpenting dari perjalanan hidup.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu

penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi

kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga skripsi ini bisa memberikan

manfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

Aamiin Yaa Robbal „Alamin

Salatiga, 23 Agustus 2017

Penulis

Kunni Farikhah

11113273

Page 10: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

x

ABSTRAK

Farikhah, Kunni. 2017. Pendidikan Integral Perspektif Hamka (Skripsi). Jurusan Pendidikan

Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN (Institut Agama Islam

Negeri) Salatiga. Pembimbing: Dr. Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd.

Kata Kunci: Pendidikan, Integral

Dalam khazanah dunia pendidikan Islam, dikenal dalam bahasa Arab yang memiliki

makna untuk memberikan penjelasan tentang istilah yang menunjukkan pengertian

pendidikan dalam Islam yaitu, ta‟lim, tarbiyah, dan ta‟dib. Ta‟lim adalah pendidikan dengan

makna pengajaran, tarbiyah adalah pendidikan dengan makna memelihara dan mengayomi.

Sedangkan ta‟dib adalah makna pendidikan yang berkaitan dengan tata cara berperilaku dan

berucap yang baik atau lebih dikenal dengan pendidikan moral atau karakter dalam rangka

pembentukan individu yang bermartabat secara menyeluruh dan terintegrasi. Akan tetapi

dengan melihat dari berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini, arah gerak tujuan

pendidikan Islam cenderung bersifat ta‟lim dan tarbiyah saja, disebabkan pemahaman dan

pemikiran masyarakat yang cenderung bersifat materialistis dan berorientasi kebendaan.

Tidak hanya itu, di kalangan remajapun banyak yang tidak mampu menghadapi

permasalahan kehidupan, keluaran sekolah tinggi pun memiliki cita-cita yang lemah,

kurangnya akal budi, dan kemauan. Bahkan yang lebih memprihatinkan dalam pendidikan

saat ini yaitu terjadinya dikotomi dalam ilmu antara ilmu agama dengan ilmu umum. Hal ini

dapat dilihat dari keterkaitan antara guru orang tua, dan lingkungan (sosial) yang kurang

harmonis dan integral, pola kurikulum serta kerangka pendidikan (Islam) masih belum

terealisasi secara maksimal dan utuh dalam sistem pendidikan nasional. Berdasarkan kondisi

di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1). Makna pendidikan integral perspektif

Hamka, 2). Pandangan Hamka mengenai pendidikan integral, 3). Relevansi pemikiran

Hamka dengan pendidikan sekarang.

Penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif yang bercorak studi pustaka (library

research), di mana jenis penelitian yang sumber datanya berasal dari naskah-naskah

dokumen yang berkaitan. Kemudian melakukan pengumpulan data teoritis sebagai penyajian

ilmiah dengan memilih literatur yang berkaitan dengan penelitian. Metode ini digunakan

untuk menentukan literatur yang mempunyai hubungan dengan permasalahan yang diteliti.

Penulis juga menggunakann pendekatan studi tokoh atau pendekatan sejarah, untuk

mengetahui sejauh mana pemikiran seorang tokoh dengan meneliti karya-karya dan

biografinya. Selanjutnya data-data yang sudah terkumpul, dicari pola, keterkaitan, pengaruh,

hukum, konsep dan prinsip-prinsip yang ada, sehingga menjadi bangunan konsep teori yang

runtut dan sistematis sesuai dengan tujuan penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan integral bermakna untuk membentuk

watak peserta didik dan membentuk pribadi hebat dengan memadukan antara potensi-potensi

yang terdapat pada diri manusia, yaitu potensi jasmani dan potensi rohani dengan

lingkungannya (baik lingkungan sosial maupun alam) dengan cara mengharmonisasikan

kembali relasi antar Tuhan-alam dan wahyu-akal secara integral untuk mewujudkan peserta

didik yang kaffah. Pendidikan integral dalam pendidikan sekarang di Indonesia berupaya

untuk membangun manusia dan masyarakat secara utuh, menyeluruh, integratif, komparatif,

kompetitif dan distributif dalam menghadapi berbagai perkembangan dan perubahan dalam

kehidupan.

Page 11: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

xi

DAFTAR ISI

JUDUL…………………………………………………………………………………… i

LEMBAR BERLOGO ……………………………………………………………......... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………………………….. iii

PENGESAHAN KELULUSAN ………………………………………………….......... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……………………………………………... v

MOTTO …………………………..……………………………………………………… vi

PERSEMBAHAN ……………………………………………………………………… vii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………. viii

ABSTRAK ……………………………………………………………………………….. x

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. xi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………. xiv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................6

C. Tujuan Penelitian .....................................................................................................6

D. Kegunaan Penelitian ................................................................................................6

E. Kajian Pustaka .........................................................................................................7

F. Metode Penelitian ..................................................................................................12

G. Penegasan Istilah ....................................................................................................16

H. Sistematika Penulisan ............................................................................................17

BAB II BIOGRAFI TOKOH .............................................................................................19

Page 12: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

xii

A. Biografi Hamka ......................................................................................................19

B. Silsilah Keluarga Hamka .......................................................................................25

C. Setting Pendidikan dan Sosial Hamka ...................................................................26

D. Pengaruh Hamka dalam Pendidikan ......................................................................29

E. Karya-Karya Hamka ..............................................................................................33

BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN .................................................................................40

A. Pengertian Pendidikan ...........................................................................................40

B. Pengertian Pendidikan Islam..................................................................................40

C. Pengertian Pendidikan Integral ..............................................................................42

D. Tujuan Pendidikan Integral ....................................................................................43

E. Materi Pendidikan Integral Menurut Hamka .........................................................44

F. Pendidik .................................................................................................................48

G. Peserta Didik ..........................................................................................................53

H. Lingkungan ............................................................................................................57

I. Kurikulum Pendidikan ...........................................................................................64

J. Metode Pendidikan Integral Menurut Hamka........................................................66

BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................................74

A. Signifikansi Pemikiran Hamka tentang Pendidikan Integral .................................74

B. Relevansi Pemikiran Hamka tentang Pendidikan Integral dengan Pendidikan

Sekarang .................................................................................................................81

C. Implikasi Pemikiran Hamka tentang Pendidikan Integral dalam Pendidikan

Sekarang di Indonesia ..........................................................................................105

BAB V PENUTUP.............................................................................................................117

Page 13: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

xiii

A. Kesimpulan ..........................................................................................................117

B. Saran ....................................................................................................................118

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENULIS

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Foto Hamka dan Cover Buku

2. Daftar Nilai Skk

3. Nota Pembimbing Skripsi

4. Lembar Konsultasi

Page 15: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Islam adalah sebuah upaya sadar dan terencana dari

seorang guru untuk berupaya menumbuh-kembangkan kemampuan jiwa

dan raganya secara sempurna sesuai dengan panduan syar‟i dari al-Qur‟an

dan hadis nabi Muhammad SAW, sehingga tercipta insan manusia yang

sempurna untuk mampu menjalankan tugasnya sebagai khalifah dimuka

bumi (Heri Jauhari Muchtar, 2005: 34).

Dalam khazanah dunia pendidikan Islam, dikenal dalam bahasa

Arab yang memiliki makna untuk memberikan penjelasan tentang istilah

yang menunjukkan pengertian pendidikan dalam Islam yaitu, ta‟lim,

tarbiyah, dan ta‟dib. Ta‟lim adalah pendidikan dengan makna pengajaran,

tarbiyah adalah pendidikan dengan makna memelihara dan mengayomi.

Sedangkan ta‟dib adalah makna pendidikan yang berkaitan dengan tata

cara berperilaku dan berucap yang baik atau lebih dikenal dengan

pendidikan moral atau karakter dalam rangka pembentukan individu yang

bermartabat secara menyeluruh dan terintegrasi (Abd. Rahman Abdullah,

2001: 21-22). Akan tetapi dengan melihat dari berbagai fenomena yang

terjadi di masyarakat saat ini, arah gerak tujuan pendidikan Islam

cenderung bersifat ta‟lim dan tarbiyah saja, disebabkan pemahaman dan

Page 16: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

2

pemikiran masyarakat yang cenderung bersifat materialistis dan

berorientasi kebendaan.

Bahkan yang lebih memprihatinkan dalam pendidikan saat ini yaitu

terjadinya dikotomi dalam ilmu antara ilmu agama dengan ilmu umum.

Kita mengenal adanya sistem pendidikan agama dan pendidikan umum.

Seiring dengan terjadinya dikotomi tersebut, menghasilkan bahwa

pendidikan agama berjalan tanpa dukungan iptek dan sebaliknya

pendidikan umum hadir tanpa sentuhan agama. Ironisnya, muncul

fenomena pemikiran orang, yang menyebut dirinya sebagai “orang umum”

untuk tidak menyangkutpautkan ilmu pengetahuan dengan agama.

Latar belakang tersebut merupakan hasil dari pendidikan yang

kurang integral. Di mana jasmani dan rohani peserta didik tidak di didik,

hal ini yang mengakibatkan banyak dari kalangan peserta didik maupun

mahasiswa terjadi tawuran. Namun tidak banyak yang menyadari hal itu,

bahwa penyebab utama itu semua karena kurang didikan budi pekerti.

Maka akhlak seorang pendidik harus terjaga sebelum memberikan

pendidikan kepada peserta didik.

Banyak ilmuan yang turut andil dalam menghadapi permasalahan

di atas, termasuk pemikiran Buya Hamka tahun 1908-1981 tentang

pendidikan Islam. Beliau merupakan pemikir dan pernah terlibat sebagai

pendidik pada lembaga pendidikan formal. Pemikirannya tentang

pendidikan Islam mengacu pada tiga aspek potensi (fitrah) peserta didik,

yaitu jiwa (al-qalb), jasad (al-jism), dan akal (al-„aql). Dari ketiga aspek

Page 17: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

3

tersebut, ia lebih cenderung menekankan pemikiran pendidikan pada aspek

pendidikan jiwa (al-qalb) atau akhlak al-karimah.

Salah satu bukti pemikiran Hamka yaitu pada awal abad XX tradisi

dan wacana pemikiran masyarakat Minangkabau sangat tradisional dan

ketat mengatur kegiatan kaum perempuan. Percampuran hukum adat dan

hukum Islam di Minangkabau menyebabkan kehidupan dan dinamika

kaum perempuan sangat terkekang. Bahkan untuk keluar rumah saja

sangat sulit, karena dianggap tidak sopan. Kondisi yang demikian

mengakibatkan 90% kaum perempuan Minangkabau pada era ini berada

dalam keadaan buta huruf (aksara latin) (Samsul Nizar, 2008: 91). Melihat

kondisi tersebut, Hamka melakukan pembaharuan di dalam pendidikan

Islam. Beliau mengubah pendidikan tradisional menjadi pendidikan

modern. Tidak banyak yang mengetahui bahwa Buya Hamka adalah sosok

cendekiawan Indonesia yang memiliki pemikiran membumi dan bervisi

masa depan. Pemikirannya tidak hanya berlaku di zamannya, namun

masih sangat kontekstual di masa kini. Produktivitas gagasannya di masa

lalu sering menjadi inspirasi dan rujukan gagasan-gagasan kehidupan di

masa kini.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka Hamka menjadi salah

seorang sosok yang sangat relevan dalam memberikan pengaruh terhadap

pemikiran di masyarakat. Selain itu, khusus bagi dunia pendidikan di

Indonesia, Hamka dengan ketokohannya sebagai seorang ulama sekaligus

Page 18: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

4

ilmuwan, diharapkan dengan pemikiran-pemikiran pendidikannya mampu

memberikan solusi alternatif terhadap kondisi pendidikan saat ini.

Menurut Dr. Zakiah Daradjat (1982: 28), tujuan pendidikan yaitu

mendidik dan menumbuhkan serta mengembangkan jiwa dari sila-sila

yang lain dalam kehidupan anak didik baik di rumah maupun di sekolah,

sehingga benar-benar akan terciptalah manusia Indonesia yang sesuai

dengan yang diinginkan oleh dasar dan tujuan negara. Sedangkan, tujuan

akhir pendidikan Islamnya adalah membentuk kepribadian seseorang

menjadi Insan Kamil, artinya manusia utuh rohani dan jasmani (Zakiah

Daradjat, 2014: 29). Orang yang sudah takwa dalam bentuk insan kamil,

masih perlu mendapatkan pendidikan dalam rangka pengembangan dan

penyempurnaan, sekurang-kurangnya pemeliharaan supaya tidak luntur

dan berkurang. Tujuan akhir pendidikan Islam itu dapat dipahami dalam

firman Allah:

سي أت إل ت ل ت حق تقاتۦ ا ٱتقا ٱلل ءا أيہا ٱىزي ـ ي

(٢٠١)

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah

sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu

mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”(QS. Ali Imron

(3): 102) (Depag RI, 2005: 79).

Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim

yang merupakan ujung dari takwa sebagai akhir proses hidup jelas berisi

kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari proses pendidikan itu yang dianggap

sebagai tujuan akhirnya (Zakiah Daradjat, 2014: 31).

Page 19: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

5

Dalam Al-Qur‟an telah dijelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam

adalah membina manusia guna mampu menjalankan fungsi-fungsinya

sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya (Abd. Rahman Dahlan, 1997: 173).

Sedangkan menurut Hamka, sistem pendidikan Islam yang ideal

seyogianya berorientasi pada visi keakhiratan sebagai alat control perilaku

manusia, sekaligus visi kekinian dengan mengaktifkan fungsi akal peserta

didik secara maksimal. Persentuhan kedua aspek tersebut secara harmonis

dan integral akan menciptakan sosok peserta didik yang memiliki

kepribadian paripurna (insan kamil). Melalui agama, dinamika akal akan

terkontrol dengan baik. Adapun melalaui ilmu umum (rasional), akan

menyiapkan umat Islam agar mampu menjawab berbagai tantangan

dinamika zaman secara aktif, dinamis dan proporsional. Ungkapannya ini

mencerminkan sikap intelektualitasnya yang ditujukan kepada umat Islam

agar melihat visi pembaharuan, khususnya pendidikan Islam secara kritis

dan objektif (Samsul Nizar, 2008: 10-12).

HAMKA menilai tujuan pendidikan Islam adalah mengenal dan

mencari keridhaan Allah, membangun budi pekerti untuk berakhlak mulia

(Hamka, 2015: 13), serta mempersiapkan peserta didik untuk hidup secara

layak dan berguna ditengah-tengah komunitas sosialnya (Hamka, 1983a:

2-3). Dengan arti lain, tujuan pendidikan Islam yang dibangun bukan

hanya bersifat internal bagi peserta didik guna memiliki sejumlah ilmu

pengetahuan dan mengenal Khaliknya, akan tetapi juga secara eksternal

mampu hidup dan merefleksikan ilmu yang dimiliki bagi kemakmuran

Page 20: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

6

alam semesta. Untuk mencapai tujuan ideal ini, pendidikan Islam

hendaknya diformulasi secara sistematis dan integral, sehingga dapat

merangsang tumbuhnya dinamika fitrah peserta didik secara optimal

(Samsul Nizar, 2008: 116-117).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti

pemikiran HAMKA tentang pendidikan integral. Oleh karena itu, skripsi

ini penulis beri judul Pendidikan Integral Perspektif HAMKA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pemikiran HAMKA tentang pendidikan integral?

2. Bagaimana relevansi pemikiran HAMKA tentang pendidikan integral

dengan pendidikan saat ini?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk

mengetahui:

1. Pemikiran HAMKA tentang pendidikan integral.

2. Relevansi pemikiran HAMKA tentang pendidikan integral dengan

pendidikan saat ini.

Page 21: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

7

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah

keilmuan di bidang pendidikan Islam.

Bagi kalangan akademik yang ingin meneliti masalah pendidikan

dalam Islam, penelitian ini dapat dijadikan referensi dan pedoman

berupa sumbangan teoritis.

2. Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi

para pendidik atau lembaga pendidikan Islam serta pihak lain yang

berkepentingan untuk menambah khazanah pengetahuan

pendidikan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran serta

wawasan kepada kaum muslimin, dengan harapan pendidikan

integral yang dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam.

c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dalam bidang pendidikan Islam.

E. Kajian Pustaka

Untuk menghindari terjadinya duplikat-duplikat yang tidak

diinginkan, maka peneliti menggali teori-teori yang telah berkembang

Page 22: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

8

dalam bidang ilmu yang berhubungan atau yang pernah digunakan oleh

peneliti-peneliti terdahulu (Mohammad Nazir, 1988: 111).

Dalam hal ini, pengkajian dan penelitian terhadap pemikiran

Hamka mengenai pendidikan integral didasarkan pada pendidikan Islam

yang ideal masih sangat sulit ditemukan. Hal ini dikarenakan masih

jarangnya orang yang menganggap bahwa Hamka merupakan salah satu

tokoh pemikir pendidikan. Meskipun demikian, penulis menemukan karya

ilmiah yang membahas tentang pemikiran Hamka terhadap pendidikan

Islam, yaitu:

Skripsi karya Roudlotul Jannah (11110003). Program Studi PAI

STAIN Salatiga yang berjudul Pemikiran Hamka tentang Nilai-Nilai

Pendidikan Budi Pekerti (2015). Dalam skripsi ini, Roudlotul Jannah

mengulas pemikiran Hamka tentang nilai-nilai pendidikan pada budi

pekerti. Penelitian ini membahas secara khusus dan mengupas secara

komprehensif tentang Pemikiran Hamka tentang Nilai-Nilai Pendidikan

Budi Pekerti. Sejauh yang penulis ketahui, kajian tentang pemikiran

Hamka sendiri telah diangkat sebagai skripsi oleh Nur Kholis yang

berjudul Studi Komparasi antara Konsep Hamka dengan Abdullah Nasih

Ulwan tentang Pendidikan Akhlak.

Skripsi karya Lia Dwi Purwanti (11112131). Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang berjudul Nilai-Nilai Pendidikan

Sosial dalam Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya

Hamka(2016). Skripsi ini menjelaskan tentang nilai-nilai yang terkandung

Page 23: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

9

dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya Hamka

diantaranya: adanya nilai pendidikan sosial, pendidikan kasih sayang,

tanggung jawab, dan keserasian hidup. Karakter tokoh yang patut

diteladani diantaranya: sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan

Tuhan, dengan diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan alam

sekitar.

Skripsi karya Siti Lestari (063111037).Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang yang berjudul Pemikiran Hamka tentang Pendidik

Dalam Pendidikan Islam (2010).Skripsi ini menunjukkan bahwa adanya

hubungan antara pendidik dalam keluarga (orang tua), sekolah (guru) dan

masyarakat (komunitas sosial) adalah sangat terkait dalam rangka

mengembangkan semua potensi yang dimiliki anak didik menuju

perkembangan yang optimal. Untuk mendukung komunikasi antara orang

tua, guru dan masyarakat; Hamka menjadikan Masjid Al-Azhar sebagai

tempat bersilaturrahmi antara guru dan orang tua untuk membicarakan

perkembangan peserta didik. Pemikiran ini bisa dikembangkan lebih jauh

dengan banyak cara seperti kunjungan ke rumah, Case conference,

membentuk badan pembantu sekolah, surat menyurat, dan sebagainya.

Skripsi karya Dartim (G000120097). Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjudul Konsep Pemikiran

Pendidikan Islam menurut Buya Hamka Tahun 1950-1980: Telaah Buku

Falsafah Hidup dan Peribadi Hebat (2016). Skripsi ini diteliti agar dapat

diketahui apa manfaat Pendidikan Islam menurut Buya Hamka

Page 24: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

10

berdasarkan telaah karya-karyanya pada tahun 1950-1980 untuk

menyikapi realitas dunia pendidikan kontemporer. Hasil penelitian ini

menyebutkan bahwa Pendidikan Islam pada tahun 1950-1980 adalah

menekankan pada upaya maksimal dalam menumbuhkan dan menguatkan

pribadi. Pribadi individu yang mencakup dari akal, budi, cita-cita dan

bentuk fisik seseorang yang harus dikembangkan semaksimal mungkin

dan seutuhnya.

Jurnal karya Abdul Nashir. FT PAI ISID Gontor yang berjudul

Buya Hamka dan Mohammad Natsir tentang Pendidikan Islam, Vol.3,

No.1, Shafar 1428, (2006). Artikel ini mencoba untuk memaparkan konsep

Pendidikan Islam menurut dua orang pemikir Pendidikan Islam yaitu Buya

Hamka dan Moh. Natsir. Mereka mempunyai latar belakang yang berbeda

meskipun hidup di zaman yang sama. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa kontribusi pemikiran Hamka dan Natsir adalah bahwa konsep ilmu

harus melalui proses islamisasi; pendidikan Islam adalah pembentukan

pribadi dan bimbingan akhlak, jasmani, rohani, untuk mencapai

kesempurnaan sifat manusia yang hakiki sebagai khalifah di bumi; Asas

pendidikan Islam adalah tauhid; tujuan pendidikan Islam adalah menjadi

hamba Allah sebagai manusia yang bermanfaat di dunia dan akhirat;

Pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah suri tauladan yang

aktif, serta mau berkorban untuk kemajuan bangsa; peserta didik dalam

perspektif pendidikan Islam adalah harus hormat pada pendidik dalam

segala kondisi baik proses pembelajaran maupun pergaulan; Lembaga

Page 25: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

11

Pendidikan Islam adalah tempat melatih budi dan persiapan untuk hidup di

masyarakat dengan menghasilkan alumni yang mandiri dan melepas

ketergantungan pada orang lain dan mampu berinisiatif.

Berdasarkan tulisan-tulisan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

penelitian yang akan peneliti angkat berbeda dari tulisan-tulisan yang

sudah ada. Disebabkan karna masih minimnya penelitian yang

menempatkan Hamka sebagai tokoh pendidikan, maka dalam penelitian

ini peneliti menitikberatkan pada pemikiran Hamka yang relevan dengan

kondisi pendidikan sekarang, terutama pemikiran Hamka tentang

pendidikan integral dalam memberikan kontribusi dalam pendidikan

kontemporer.

Hal ini karna dalam lintas sejarah kehidupannya, ia merupakan

tokoh yang telah banyak ikut andil dalam memperkenalkan pembaharuan

pendidikan di Indonesia dengan melakukan modernisasi kelembagaan dan

orientasi materi pendidikan Islam, yaitu ketika mengelola Tabligh School

dan Kulliyatul Muballighin serta pengembangan masjid Al-Azhar menjadi

institusi pendidikan Islam modern. Selain itu, penulis juga hendak

merelevansikan pemikiran Hamka dengan konteks kekinian terhadap

pendidikan Islam.

Page 26: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

12

F. Metode Penelitian

Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian

adalah (1) jenis penelitian, (2) metode pengumpulan data, (3) sumber data,

dan (4) metode analisis data.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif yang bercorak

studi pustaka (library research), di mana jenis penelitian yang sumber

datanya berasal dari naskah-naskah berupa dokumen, baik berupa

buku, jurnal, makalah, maupun tulisan-tulisan lainnya. Adapun

penelitian dengan filosofis-historis yaitu, data yang diteliti merupakan

data yang diperoleh dari hasil telaah kepustakaan buku-buku teks yang

relevan dengan pembahasan penelitian yang akan dilakukan, berupa

telaah sejarah maupun telaah terhadap pemikiran seorang tokoh, untuk

kemudian dianalisis maknanya secara mendalam, sehingga dapat

merumuskan sebuah konsep (Abudin Nata, 1997:5-6). Dalam hal ini,

warisan pemikiran Hamka tentang pendidikan integral merupakan

wacana yang sangat potensial untuk diteliti dan dikembangkan dalam

rangka memperkaya konsep pendidikan nasional.

2. Metode pengumpulan data

Penyusunan skripsi ini termasuk penelitian library research,

yaitu mengumpulkan data teoritis sebagai penyajian ilmiah yang

dilakukan dengan memilih literatur yang berkaitan dengan penelitian

(Sutrisno Hadi, 2000: 9). Metode ini digunakan untuk menentukan

Page 27: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

13

literatur yang mempunyai hubungan dengan permasalahan yang

diteliti, di mana penulis membaca dan menelaahnya dari buku-buku

bacaan yang ada kaitannya dengan tema skripsi, yaitu pemikiran

Hamka tentang pendidikan integral.

Penelitian ini berupa library research, maka pengumpulan data

yang digunakan adalah dengan menelusuri buku-buku atau kitab yang

disusun oleh Hamka. Proses pengumpulan data ini dilakukan dengan

bahan-bahan dokumen yang ada, yaitu dengan melalui pencarian buku-

buku, jurnal dan lain-lain di katalog beberapa perpustakaan dengan

mencatat sumber data yang terkait yang dapat digunakan dalam studi

sebelumnya.

Penulis juga menggunakan metode pendekatan studi tokoh atau

pendekatan sejarah, objek yang dikaji adalah pemikiran seorang tokoh

baik itu persoalan-persoalan, situasi, atau kondisi yang mempengaruhi

terhadap pemikirannya. Menurut Mukti Ali, pendekatan ini adalah

untuk mengetahui sejauh mana pemikiran seorang tokoh yaitu dengan

cara meneliti karya-karyanya dan biografinya.

3. Sumber data

Pada penelitian kualitatif yang bercorak kepustakaan

(penelitian studi pustaka/literatur) maka, ada dua sumber data sebagai

bahan kajian atau pembahasan pada penelitian ini, yaitu sumber data

primer dan sumber data sekunder. Data primer adalah data utama yang

menjadi sumber data pokok penelitian.Sedangkan data sekunder adalah

Page 28: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

14

data selain data primer namun memiliki relevansi dengan objek utama

pembahasan penlitian (Sugiyono, 2015: 1-3).

a. Data primer

Adapun yang menjadi sumber penelitian ini adalah karya dari

Hamka sendiri, yaitu:

1). Hamka, Lembaga Hidup, Jakarta: Republika Penerbit, 2015.

2). Hamka, Lembaga Budi, Jakarta: Panjimas, 1983.

3). Hamka, Pribadi Hebat, Jakarta: Gema Insani, 2014.

4). Hamka, Pelajaran Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang,

1952.

5). Hamka, Falsafah Hidup, Jakarta: Pustaka Panji Masyarakat,

1950.

b. Data sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah:

1). Hamka, Angkatan Baru, Jakarta: Gema Insani, 2016.

2). Hamka, Dari Hati ke Hati, Jakarta: Gema Insani, 2016,

3). Hamka, Tasawuf Modern, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983,

serta masih banyak lagi karya Hamka sendiri yang menjadi

sumber data sekunder.

4). Samsul Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan

Pemikiran Hamka tentang Pendidikan Islam, Jakarta:

Kencana, 2008.

Page 29: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

15

5). H. Rusydi, Pribadi dan Bermartabat Buya Prof. Dr. Hamka,

Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.

6). Serta semua media yang menjadi sumber data sekunder, yaitu

dari ebook, majalah, koran, PDF, jurnal maupun dari website

yang berkaitan dengan penelitian tentang pendidikan integral.

4. Metode analisis data

Penelitian studi pustaka data-data yang sudah terkumpul, dicari

pola, keterkaitan, pengaruh, hukum, konsep dan prinsip-prinsip yang

ada, sehingga menjadi bangunan konsep teori yang runtut dan

sistematis sesuai dengan tujuan penelitain. Pada penelitian studi

pustaka, berkaitan erat dengan sejarah kejadian atau kronologi tentang

suatu peristiwa maupun berkaitan erat dengan sosok seorang tokoh

(Amin Abdullah, 2016: 192). Dalam proses analisis ini penulis

menggunakan dua cara yang saling bergantian yaitu:

a. Proses analisa deduksi, yaitu analisa dari pengertian yang umum

yang kemudian dibuat nyata dan penerapan lebih khusus, yaitu

dengan cara mengumpulkan data-data dalam permasalahan

umum kemudian mengerucut pada proses pengambilan

permasalahan-permasalahan yang bersifat khusus.

b. Proses analisa induksi (dari khusus ke umum). Induksi pada

umumnya disebut generalisasi, yaitu dengan cara mengumpulkan

data-data dalam jumlah tertentu, dan atas data itu menyusun

Page 30: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

16

suatu ucapan umum. Yaitu dengan cara analisa dari data yang

bersifat khusus kemudian yang bersifat umum.

Kemudian dianalisis hingga mampu menghasilkan sebuah

kesimpulan yang sesuai dengan tujuan utama penelitian.

G. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan. Maka

penulis akan mencoba memberikan sebuah penegasan istilah yang

digunakan dalam penelitian ini. Beberapa istilah yang perlu ditegaskan

adalah sebagai berikut:

1. Integral artinya mengenai keseluruhanya, meliputi seluruh bagian

yang perlu untuk menjadikan lengkap, utuh, bulat, dan sempurna.

Yang dimaksud pendidikan integral di sini adalah pendidikan yang

memadukan antara potensi-potensi yang terdapat pada diri manusia

yaitu, potensi jasmani dan potensi rohani dengan lingkungannya

(baik lingkungan sosial maupun alam) dengan cara

mengharmoniskan kembali relasi antara Tuhan-alam dan wahyu-akal

untuk mewujudkan peserta didik yang kaffah. Pengertian ini bisa

diartikan sebagai sebuah konsep pendidikan yang memadukan

intelektual, moral dan spiritual dalam pembelajaran sehingga siswa

diharapkan tidak hanya mempunyai kemampuan kognitif, tetapi juga

kemampuan psikomotorik dan spiritualnya dalam rangka membina

hari esok yang lebih baik, di dunia ini dan di akhirat kelak.

Page 31: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

17

2. HAMKA (Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah)

Hamka atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan Buya Hamka

lahir pada tanggal 17 Februari 1908 M (1327 H) di kampung Molek,

Maninjau, Sumatera Barat, Indonesia (Sulaiman Al-Kumayi, 2004:

21). Beliau adalah ulama Indonesia era modern yang telah banyak

memberikan kontribusi bagi pengembangan peradaban dan

munculnya dinamika intelektualitas masyarakat (Islam).

H. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh dalam skripsi ini,

maka penulis mengemukakan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab pertama, merupakan pendahuluan yang membahas tentang

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian

pustaka, manfaat penelitian, metode penelitian, penegasan istilah dan

sistematika penulisan skripsi.

Bab kedua, membahas tentang biografi Hamka, silsilah keluarga

Hamka, setting pendidikan dan sosial Hamka, pengaruh Hamka dalam

pendidikan, dan karya-karya Hamka.

Bab ketiga, membahas tentang pemikiran Hamka tentang

pendidikan integral, berisi: pengertian pendidikan, pengertian pendidikan

Islam, pengertian pendidikan integral, tujuan pendidikan integral, materi

pendidikan integral menurut Hamka, pendidik, peserta didik, lingkungan,

kurikulum pendidikan, dan metode pendidikan integral menurut Hamka.

Page 32: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

18

Bab keempat mengenai pembahasan, berisi: urgensi pemikiran

Hamka tentang pendidikan integral, relevansi pemikiran Hamka tentang

pendidikan integral dengan pendidikan sekarang, dan implikasi pemikiran

Hamka tentang pendidikan integral dalam pendidikan sekarang di

Indonesia

Bab kelima, merupakan penutup, berisi kesimpulan dan saran-

saran.

Page 33: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

19

BAB II

BIOGRAFI TOKOH

A. Biografi Hamka

Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amirullah atau lebih dikenal

dengan julukan Buya Hamka atau Hamka saja, yakni singkatan namanya,

(lahir di Maninjau, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 17

Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun)

adalah sastrawan Indonesia, sekaligus ulama, ahli filsafat, dan aktivis

politik (Sholechul Azis, 2013: 53).

Ayahnya adalah Dr. Syekh Abdul Karim Amrullah, beliau

merupakan tokoh pelopor gerakan Islam “Kaum Muda” di Minangkabau

yang memulai gerakannya pada tahun 1906 setelah kembali dari Mekkah

(H. Rusydi, 1983: 1). Sementara ibunya adalah Siti Shafiyah Tanjung.

Dalam silsilah Minangkabau, ia berasal dari suku Tanjung, sebagaimana

suku ibunya (Sholechul Azis, 2013: 53).

Pada tahun 1914, Abdul Malik, nama panggilan Hamka sewaktu

masih kecil, telah mengawali pendidikannya dengan membaca al-Qur‟an

di rumah orang tuanya sewaktu mereka sekeluarga pindah dari Maninjau

ke Padang Panjang. Setahun kemudian, setelah mencapai tujuh tahun,

Hamka dimasukkan ayahnya ke Sekolah Desa (Ahmad Hakim, M.

Thalhah, 2005 : 25-26).

Pada tahun 1918, Malik berhenti dari Sekolah Desa setelah

melewatkan tiga tahun belajar. Pendidikan agama sangat ditekankan oleh

Page 34: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

20

Haji Rasul, maka beliau memasukkan Malik ke Thawalib. Sekolah itu

mewajibkan murid-muridnya menghafal kitab-kitab klasik, kaidah

mengenai nahwu, dan ilmu saraf. Sistem pembelajaran di Thawalib yang

mengandalkan hafalan membuatnya jenuh. Keadaan inilah yang membawa

Hamka berada di perpustakaan umum milik Zainuddin Labai el-Yunusi

dan Bagindo Sinarno.

Pada tahun 1924, Hamka berkunjung ke tanah Jawa selama kurang

lebih satu tahun, yang menurut Hamka sendiri telah mampu memberikan

semangat baru baginya untuk mempelajari Islam. Rantau pengembaraan

pencarian ilmu dari tanah Jawa itu ia mulai mendapat kesempatan

mengikuti kursus-kursus yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah dan

Syarikat Islam. Dalam kesempatan ini Hamka bertemu dengan Ki Bagus

Hadikusumo, di mana Hamka mendapatkan pelajaran tafsir al-Qur‟an

darinya. Ia juga bertemu dengan H.O.S Cokroaminoto dan mendengar

ceramahnya tentang Islam dan sosialisme. Di sampingnya itu ia

berkesempatan pula untuk bertukar pikiran dengan beberapa tokoh penting

lainnya, seperti Haji Fachruddin dan Syamsul Rijal, tokoh Jong Islamieten

Bond, suatu organisasi yang bertujuan mempelajari Islam dan

mengajarkan agar ajaran-ajarannya dilaksanakan serta mengembangkan

rasa simpatik kepada Islam dan pengikutnya, di samping juga

menunjukkan sikap toleran terhadap pemeluk agama lain.

Pada tahun 1925 beliau pulang ke Padang Panjang, waktu itulah

mulai tumbuh bakatnya sebagai pengarang (Hamka, 1983d: 17).

Page 35: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

21

Buya Hamka menikah saat berumur 21 tahun sedangkan Istrinya,

Siti Raham 15 tahun (Yudi Pramuko, 2001: 44). Setelah perkawinannya

dengan Siti Raham, ia mengaktifkan diri sebagai pengurus

Muhammadiyah cabang Padang. Pada tahun 1933, ia menghadiri

Muktamar Muhammadiyah di Semarang, dan pada tahun 1934 ia diangkat

menjadi anggota tetap Majlis Konsul Muhammadiyah Sumatera Tengah.

Kemudian pada tahun 1946, berlangsung konferensi Muhammadiyah di

Padang Panjang, dan Hamka terpilih sebagai ketuanya. Situasi ini sangat

menguntungkan Hamka, sehingga kebolehannya sebagai penulis dan

penceramah bertambah popular.

Pada saat yang sama, Hamka merupakan figur terkemuka dalam

perjuangan revolusioner merebut kemerdekaan nasional di Sumatera Barat

dari tahun 1945 sampai 1949, ia pindah ke Jakarta dan diangkat sebagai

pejabat tinggi Depag, Hamka memanfaatkan sebagaian besar waktunya

untuk mengajar, menulis dan menyunting serta menerbitkan jurnal Panji

Masyarakat. Pada tahun 1955, Hamka terpilih menjadi anggota

konstituante mewakili partai politik modern Islam, Masyumi.Karir politik

berakhir dengan dibubarkannya majelis ini oleh presiden Sukarno.

Di saat Hamka menjadi pejabat tinggi dan penasehat Depag,

kedudukan yang memberikan peluang baginya untuk mengikuti konferensi

di luar negeri. Pada tahun 1952, pemerintah Amerika Serikat

mengundangnya untuk tetap menetap selama empat bulan. Selama

kunjungan itu, Hamka mempunyai pandangan yang lebih terbuka terhadap

Page 36: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

22

negara-negara non-Islam. Sekembalinya dari Amerika Serikat, Hamka

menerbitkan buku perjalanannya Empat Bulan Di Amerika sebanyak dua

jilid. Sesudah itu, secara berturut-turut, Hamka menjadi anggota misi

kebudayaan ke Muangthai (1953), mewakili Depag untuk menghadiri

peringatan mangkatnya Budha di Birma (1954), menghadiri Konferensi

Islam di Lahore (1958) dan menghadiri undangan Universitas Al-Azhar

Kairo untuk memberikan ceramah tentang pengaruh Muhammad Abduh di

Indonesia. Beberapa hari setelah mengadakan kunjungan tersebut, Hamka

melanjutkan perjalanannya ke Saudi Arabia untuk memenuhi undangan

raja Saud. Ia melanjutkannya ke Makkah, Jeddah dan ziarah ke makam

Rasulullah saw. di Madinah. Setelah itu datanglah berita dari Riyadh yang

menyatakan bahwa raja Saud berkenan menerimanya di istananya sebagai

tamu. Pada waktu itu pula, datanglah kabar berita dari Mesir di Indonesia,

Sayyid Ali Fahmi al-Amrouzi, yang menyatakan bahwa Al-Azhar

University telah mengambil keputusan hendak memberinya gelar ilmiah

tertinggi dari Al-Azhar University, yaitu Ustadziyah Fakhriyyah, yang

sama artinya dengan Doctor Honoris Causa. Kemudian raja Saud meminta

Hamka untuk kembali ke Mesir guna menghadiri upacara penyerahan

gelar mulia itu, sebab dari ceramahnya tersebut ketika di Al-Azhar

University sebelumnya.

Pada tahun 1960 beliau terpilih menjadi imam besar masjid Al-

Azhar. Hamka mendapat tuduhan palsu terlibat percobaan pembunuhan

terhadap presiden Sukarno-sebagaimana isu yang berkembang Indonesia

Page 37: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

23

pada akhir tahun 2002, bahwa Syeikh Ba‟asyir diisukan merencanakan

pembunuhan terhadap presiden Megawati Sukarno Putri- Hamka di tahan

pada tahun 1964 (Ahmad Hakim, M. Thalhah, 2005: 26-28). Dari tahun

1964 hingga tahun 1966, Hamka dipenjarakan oleh Presiden Sukarno

karena dituduh pro-Malaysia.

Namun dalam statusnya sebagai tahanan justru Hamka berhasil

membuktikan keyakinannya, manusia membutuhkan kemerdekan jiwa dan

pikiran, bahwa jeruji penjara tidak mampu mengekang jiwa dan pikiran

Hamka yang merdeka, sehingga beliau berhasil menyelesaikan karya

monumentalnya tafsir Al Qur‟an yang diberi nama Tafsir Al Azhar yang

tersebar hingga mancanegara (Hamka, 2016a: 88). Setelah keluar dari

penjara, Hamka dilantik sebagai ahli Badan Musyawarah Kebajikan

Nasional, Indonesia, anggota Majelis Perjalanan Haji Indonesia dan

anggota Lembaga Kebudayaan Nasional, Indonesia.

Dua bulan sebelum wafatnya, Hamka yang sejak tahun 1975

menjadi ketua MUI mengundurkan diri dari jabatan tersebut. Hal ini

disebabkan oleh masalah perayaan Natal yang dilakukan bersama dengan

penganut agama lainnya, termasuk umat Islam. MUI yang diketahui

Hamka telah mengeluarkan fatwa bahwa haram hukumnya bagi mereka

seorang Muslim untuk mengikuti perayaan Natal, di mana fatwa tersebut

mendapat kecaman dari Menteri Agama Alamsyah Ratu Perwira dan

meminta untuk mencabutnya (Ahmad Hakim, M. Thalhah, 2005 : 28-29).

Page 38: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

24

Siti Raham, istri tercinta Hamka, mendahuluinya pulang ke

rahmatullah, tanggal 1 Januari 1972 (Yudi Pramuko, 2001: 44). Sembilan

tahun kemudian, Hamka meninggal dunia pada 24 Juli 1981 dalam usia 73

tahun dan dikebumikan di Tanah Kusir Jakarta Selatan, namun jasa dan

pengaruhnya masih terasa sampai sekarang ini. Beliau bukan saja diterima

sebagai tokoh ulama dan sastrawan di negara kelahirannya, namun sampai

keluar negeri termasuk Malaysia dan Singapura.

Dari sejarah di atas dapat dipahami bahwa Hamka tidak suka

terhadap sikap sebagaian ummat Islam yang mengejar kehormatan dan

meninggalkan moral Islam, umat Islam hendaknya tetap pada jati dirinya

berani membela kebenaran, menimbang segala keputusan penuh dengan

pertimbangan maka dengan sikap ini manusia akan menjadi mulia dan

berharga diri baik di sisi Allah maupun pandangan manusia, kepribadian

Hamka termasuk orang yang memiliki sikap tegas dan lugas. Konsistensi

sikapnya yang tegas terlihat dalam upaya mempertahankan idealisme

hidupnya “sekali berbakti, sampai mati” dan kemerdekaan berfikirnya

yang lugas, karena kelugasannya sering kali ia berhadapan dengan

berbagai rintangan, baik terhadap pemerintah ia sering mengkritik

kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, keteguhan sikapnya ini

sampai-sampai menghantarkan ia ke penjara (1964-1966).

Dari uraian di atas dapat dilihat bagaimana peranan dan ide-ide

pembaharuan modern yang dilakukannya telah ikut andil secara langsung

dalam pengembangan pendidikan Islam baik di Minangkabau, Sulawesi

Page 39: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

25

Selatan maupun bagi ummat Islam di Indonesia, dengan model pendidikan

yang ditawarkannya menempatkannya sebagai seorang yang termasuk

reformis muslim Indonesia bahkan melalui ide-ide pembaharuannya ia

telah membuka wawasan intelektual muslim dan mensejajarkan

pendidikan Islam dengan pendidikan yang dikelola oleh Kolonial Belanda.

B. Silsilah Keluarga Hamka

Abdullah Arief

(Tuanku Pauh Pariaman atau Tuanku Nan Koto Juo, salah seorang

pahlawan perang Padri)

Abdullah Saleh

(Tuanku Guguk Katur)

Memiliki tiga orang istri

1. Anak pr Tuo 2. Saerah 3. Anak pr Koto

Tuanku Tuo di Lawang

Amrullah

(Tuanku Kisai)

Tuanku Sutan

(terbuang di Ternate

8 th)

Haji Abdul Karim

Amrullah

(Haji Rasul)

memiliki 6 orang anak,

yaitu:

1. Fatimah

2. Hamka

3. Abdul Kudus

4. Asma

5. Abdul Bari

6. Abdul Mu‟thi

Page 40: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

26

C. Setting Pendidikan dan Sosial Hamka

Sewaktu kecil Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah

Dasar Maninjau. Ketika usia Hamka mencapai 10 tahun, ayahnya telah

mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka

mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah

mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama

terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan

Mansur, R.M. Surjoparonto dan Ki Bagus Hadikusumo.

Hamka di waktu kecil tergolong anak nakal karena suka

memberontak dan seorang preman karena hobinya waktu remaja mengadu

ayam dan jadi joki dalam pacuan kuda. Menurut, penuturan Zen Hasan

yang merupakan sahabat dekat Hamka waktu kecil menuturkan pergaulan

Hamka lebih banyak dengan preman dari pada dengan kalangan terpelajar

(Zamrud Ridwan Saidi, 1993: 79), karena itu pendidikan yang dilaluinya

tidak begitu berjalan dengan baik.

Hamka mula-mula bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di

Perkebunan Tebing Tinggi, Medan dan jadi guru agama di Padang

Panjang pada tahun 1929. Hamka kemudian dilantik sebagai dosen

Universitas Islam di Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Padang

Panajang dari tahun 1957 hingga tahun 1958. Setelah itu, baliau diangkat

menjadi Rektor Perguruan Tinggi Islam Jakarta dan Professor Universitas

Mustopo Jakarta. Dari tahun 1951 hingga tahun 1960, baliau menjabat

sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama Indonesia, tetapi

Page 41: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

27

meletakkan jabatan itu ketika Sukarno menyuruhnya memilih antara

menjadi pegawai negeri atau bergeliat dalam politik Majlis Syura

Muslimin Indonesia (Masyumi).

Hamka menimba ilmu pengetahuan melalui otodidak dalam

berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi

dan politik baik Islam maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya

yang tinggi, beliau dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di

Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad,

Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal, melalui bahasa Inggris yang

dimilikinya beliau meneliti karya sarjana Perancis, Inggris, dan Jerman

seperti Albert Camus, James, Sigmund Freud, Arnold Toynbee, Jean Paul

Sartre, Karl Marx dan Pierre Loti. Hamka juga rajin membaca dan

bertukar pikiran dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta seperti HOS

Tjokroaminoto, Raden Mas Surjopranoto, Haji Fachrudin, Ar Sutan

Mansur dan Ki Bagus Hadikusumo sambil mengasah bakatnya sehingga

menjadi seorang ahli pidato yang handal.

Hamka aktif dalam gerakan Islam melalui organisasi

Muhammadiyah. Beliau mengikuti pendirian Muhammadiyah mulai tahun

1925 untuk melawan khurafat, bid‟ah, tarekat dan kebatinan waktu beliau

bermukim di Padang Panjang. Mulai tahun 1928, beliau mengetahui

cabang Muhammadiyah di Padang Panjang.Pada tahun 1929, Hamka

mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah dan dua tahun

kemudian beliau menjadi konsul Muhammadiyah di Makassar.Kemudian

Page 42: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

28

beliau terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di

Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah, menggantikan S.Y.

Sutan Mangkuto pada tahun 1946. Beliau menyusun kembali

pembangunan dalam Kongres Muhammadiyah ke-31 di Yogyakarta pada

tahun 1950.

Pada tahun 1953, Hamka dipilih sebagai penasihat pimpinan Pusat

Muhamamdiyah. Pada 26 Juli 1977 Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr.

Mukti Ali melantik Hamka sebagai ketua umum Majlis Ulama Indonesia

tetapi beliau kemudian meletak jawatan pada tahun 1981 karena

nasehatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia. Kegiatan politik

Hamka bermula pada tahun 1925 pada waktu beliau menjadi anggota

partai politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu

menentang pemerintahan Belanda yang masuk kembali ke Indonesia

melalui pidato dan menyertai kegiatan gerilya di dalam hutan di

Medan.Pada tahun 1947, Hamka dilantik sebagai ketua Barisan Pertahanan

Nasional Indonesia. Beliau menjadi anggota Konstituante Masyumi dan

menjadi pemidato utama dalam Pemilihan Raya Umum 1955. Masyumi

kemudian diharamkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1960. Dari

tahun 1964 hingga tahun 1966, Hamka dipenjarakan oleh Presiden

Sukarno karena dituduh pro-Malaysia. Semasa dipenjarakan beliau

menulis Tafsir Al-Azhar karya terbesarnya. Setelah keluar dari penjara,

Hamka dilantik sebagai ahli Badan Musyawarah Kebajikan Nasional,

Page 43: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

29

Indonesia, anggota Majelis Perjalanan Haji Indonesia dan anggota

Lembaga Kebudayaan Nasional, Indonesia.

Hamka berpulang ke rahmatullah pada 24 Juli 1981 dalam usia 73

tahun dan dikebumikan di Tanah Kusir Jakarta Selatan, namun jasa dan

pengaruhnya masih terasa hingga sekarang dalam peradaban Islam.

D. Pengaruh Hamka dalam Pendidikan

Buya Hamka adalah sosok cendekiawan Indonesia yang memiliki

pemikiran membumi dan bervisi masa depan. Pemikirannya tidak hanya

berlaku di zamannya, naman masih sangat kontekstual di masa kini.

Produktivitas gagasannya di masa lalu sering menjadi inspirasi dan

rujukan gagasan-gagasan kehidupan di masa kini.

Hamka merupakan sosok yang memiliki kepribadian yang

cemerlang. Ratusan karya tulis telah dilahirkannya. Tidak mengherankan

biladalam Oxford History of Islam (2000), John L Esposito pun

menyandingkannya dengan pemikirbesar Muslim terkemuka.

Karya Hamka yang banyak digemari masyarakat, seperti

Tenggelamnya Kapal van der Wijk (1938), Di Bawah Lindungan Ka‟bah

(1938), Tasauf Modern (1939), Di Dalam Lembah Kehidupan (1940),

Falsafah Hidup (1940), Merantau ke Deli (1941), Margaretta Gauthier

(terjemahan, 1941), Sejarah Umat Islam, 4 jilid (1950), (Yudi Pramuko,

2001: 38), dan lainnya yang menunjukkan kecintaanya yang mendalam

Page 44: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

30

akan nilai-nilai keadilan dalam masyarakat dan kepekaanya terhadap

realitas sosial.

Keterlibatannya di dalam pendidikan formal merupakan sarana

yang strategis untuk memasukkan pemikiran-pemikiran modernnya.

Keinginan untuk mendirikan institusi pendidikan akhirnya tercapai dengan

berdirinya Tabligh School di Padang Panjang, tahun 1931, dan Tabligh

School di Makassar tahun 1932. Tujuan Tabligh School didirikan di

Padang adalah untuk mencetak muballigh Islam yang akan disebar ke

daerah-daerah di Minangkabau (Hamka, 1979: 21).

Adapun tujuan institusional pendidikan Tabligh School di

Makassar adalah untuk mempersiapkan calon guru madrasah (semacam

kursus guru) dan menyiapkan peserta didik menjadi muballigh, juru

penerang keagamaan, dan tenaga khatib di masjid-masjid yang ada.

Di samping Tabligh School, di kota Makassar juga didirikan

sekolah dasar dengan nama “Munier School” dan “HIS Muhammadiyah”.

Pola pendidikannya mengambil corak model pendidikan modern.

Sekembalinya dari Makassar pada tahun 1934, ia mendirikan

Kulliyatul Muballighin Muhammadiyah di Padang Panjang. Lembaga ini

dikelolanya sejak tahun 1934 sampai tahun 1935. Ia mengajarkan ilmu-

ilmu penting seperti ilmu ushul fiqh, mantiq, ilmu ikhtilaful mazahib

(memakai kitab Bidayatul Mujtahid), tafsir (tafsir al-Manar), dan „ilmu

„arudh (timbangan syi‟ir bahasa Arab), beliau juga mengajarkan ilmu

mengarang dan teori berpidato (tabligh) (Hamka, 1979: 32-33). Cara

Page 45: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

31

mengajarnya yang dinamis dan bervariasi, pengetahuannya yang luas,

serta kepribadiannya yang dapat dijadikan teladan, merupakan salah satu

faktor penarik tersendiri. Untuk itu, tak heran jika sebagian murid-

muridnya di Makassar datang ke Padangpanjang untuk belajar di

Kulliyatul Muballighin.

Pendidikan Kulliyatul Mubalighin dilaksanakan dua kali sehari.

Pada pagi hari, pelaksanaanya mengambil tempat di ruang shalat

berjamaah bagian dalam asrama Muhammadiyah. Sementara di malam

hari, setelah shalat isya‟, pelaksanaan pendidikan mengambil tempat di

lokal sekolah HIS Muhammadiyah.

Berbekal kemampuan intelektual dan pengalaman sebagai pendidik

sewaktu di Tabligh School dan Kulliyatul Muballighin Makassar, sangat

banyak membantu keberhasilannya sebagai pendidik dan sekaligus

mengembangkan Kulliyatul Muballighin di Padang Panjang. Dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar, ia dibantu oleh A.R. Sutan Mansur

yang mengajar tafsir Al-Qur‟an dan Saalah Sutan Mangkuto yang

mengajarkan dasar-dasar ilmu hukum (Hamka, 1979: 34).

Melihat kondisi sekarang, secara kontekstual pendidikan

kontemporer saat ini mengalami krisis moral, adanya hukuman di dalam

sekolah tidak membuat jera peserta didik, tawuran di mana-mana

dikarenakan perbedan pendapat, bahkan muncul seorang guru yang

melakukan pelecehan seksual terhadap peserta didiknya. Dalam konteks

ini dibutuhkan pemikiran yang bisa mengayomi semua dimensi kehidupan.

Page 46: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

32

Penghargaan dan sikap toleran atas perbedaan jauh lebih penting

dikemukakan untuk menciptakan tata kehidupan yang damai.

Pemikiran Buya Hamka sebagai intelektual yang mencintai

keadilan dan memandang perbedaan sebagai suatu kenyataan hidup

merupakan pemikiran yang sangat dibutuhkan di dalam kehidupan saat ini.

Pribadi tangguh yang dilahirkan di tanah Minangkabau ini memberikan

teladan untuk bersikap dewasa dan menghargai pluralisme serta mengakui

perbedaan.

Perbedaan keyakinan bukan jalan untuk melakukan permusuhan.

Hemat penulis, melihat dari jejak Hamka, apabila beliau memiliki

perbedan prinsip keagamaan ia malah melakukan hubungan baik, namun

kalau sudah menyangkut masalah kebangsaan beliau justru menentang

kekuasaan pemerintahan yang zalim. Hingga dia masuk kedalam jeruji

penjara. Namun jeruji penjara tidak membuatnya menjadi seorang yang

lemah, justru karena kemerdekaan jiwa dan pikirannya beliau mampu

melahirkan mahakarya berupa Tafsir Al Azhar.

Apa yang dilakukan Hamka dalam penokohan di atas, menurut

penulis merupakan salah satu cara dakwah beliau yang menunjukkan

kepada pembaca bahwa betapa mulia orang yang berilmu dan ahli ibadat.

Dakwah yang dilakukan beliau sangat halus. Cara dakwah seperti ini, jika

melihat karya-karya sastra pada zaman itu yang rata-rata penuh tendensi,

tentunya adalah suatu hal yang bisa kita nilai pula sebagai kelebihan

Hamka. Keterbukannya terhadap perbedaan sekaligus meletakkan sikap

Page 47: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

33

dasar toleransi adalah jalan yang paling baik daripada menutup semua

peluang dialog dan hidup berdampingan. Indonesia adalah bangsa yang

dibangun atas dasar kesamaan nasib, bukan semata-mata kesamaan

berkeimanan. Sudah selayaknya bangsa ini diolah dan dibangun dengan

cara pandang yang terbuka pula.

E. Karya-Karya Hamka

Hamka telah menulis lebih dari seratus buku, termasuk fiksi,

politik, adat Minangkabau, sejarah dan biografi, doktrin Islam, etika

tasawuf dan tafsir. Kalau dicermati dengan seksama, maka dalam kurun

waktu 1936-1942 (enam tahun) Hamka nampaknya mengonsentrasikan

diri dalam hal menulis karya-karya di berbagai bidang ilmu, berikut adalah

karya-karya Hamka:

1. Autobiografi

Kenang-Kenangan Hidup, Jilid I, II, III, IV cet. 4. Jakarta: Bulan

Bintang, 1979.

2. Biografi

Ayahku; Riwayat hidup Dr. H. Abdul Karim Amrullah dan

perjuangannya. Jakarta: Pustaka Wijaya, 1959.

3. Filsafat dan Keagamaan

a. Khatib al-Ummah. Padang Panjang, 1925.

b. Islam dan Adat (1929).

c. Kepentingan Melakukan Tabligh (1929).

Page 48: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

34

d. Bohong di Dunia. Medan: Cerdas, 1939.

e. Agama dan Perempuan. Medan: Cerdas, 1939.

f. Pedoman Mubaligh Islam. Medan: Bukhandel Islamiah, 1941.

g. Hikmat Isra‟ Mi‟raj, (1946).

h. Negara Islam (1946).

i. Islam dan Demokrasi (1946).

j. Revolusi Pikiran (1946).

k. Dibandingkan Ombak Masyarakat (1946).

l. Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman. Padang Panjang, 1946.

m. Revolusi Agama. Padang Panjang, 1946.

n. Sesudah Naskah Renville (1947).

o. Pribadi (1950).

p. Falsafah Hidup. Jakarta: Pustaka Panji Masyarakat, 1950.

q. Falsafah Ideologi Islam. Jakarta:Pustaka Wijaya, 1950.

r. Urat Tunggang Pancasila. Jakarta: Keluarga, 1951.

s. Pelajaran Agama Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1952.

t. K.H.A. Dahlan. Jakarta: sinar pujangga, 1952.

u. Perkembangan Tasawuf dari Abad ke Abad. Jakarta: Pustaka

Islam, 1957.

v. Pribadi. Jakarta: Bulan Bintang, 1959.

w. Pandangan Hidup Muslim. Jakarta: Bulan Bintang, 1962.

x. Lembaga Hidup. Jakarta: Jajamurni, 1962.

y. 1001 Tanya Jawab tentang Islam. Jakarta: CV Hikmat, 1962.

Page 49: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

35

z. Cemburu. Jakarta: Firma Tekad, 1962.

aa. Angkatan Baru. Jakarta: Hikmat, 1962.

bb. Expansi Ideologi. Jakarta: Bulan Bintang, 1963.

cc. Pengaruh Muhammad Abduh di Indonesia. Jakarta: Tintamas,

1965.

dd. Sayyid Jamaluddin al-Afghani. Jakarta: Bulan Bintang, 1965.

ee. Lembaga Hikmat. Jakarta: Bulan Bintang, 1966.

ff. Dari Lembah Cita-Cita. Jakarta: Bulan Bintang, 1967.

gg. Hak-Hak Azasi Manusia Dipandang dari Segi Islam. Jakarta:

Bulan Bintang, 1968.

hh. Gerakan Penbaruan Agama di Minangkabau. Padang: Minang

Permai, 1969.

ii. Hubungan antara Agama dan Negara menurut Islam.Jakarta:

Pustaka Panjimas, 1970.

jj. Islam, Alim-Ulama dan Pembangunan. Jakarta: Pusat Dakwah

Islam Indonesia, 1971.

kk. Islam dan Kebatinan. Jakarta: Bulan Bintang, 1972.

ll. Mengembalikan Tasawuf ke Pangkalnya. Jakarta: Bulan Bintang,

1973.

mm. Beberapa Tantangan terhadap Umat Islam di Masa Kini. Jakarta:

Bulan Bintang, 1973.

nn. Kedudukan Perempuan dalam Islam. Jakarta: Pustaka Panjimas,

1973.

Page 50: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

36

oo. Muhammadiyah di Minangkabau. Jakarta: Nurul Islam, 1974.

pp. Tanya Jawab Islam Jilid I dan II.Jakarta: Bulan Bintang, 1975.

qq. Studi Islam, Aqidah, Syari‟ah, Ibadah. Jakarta: Yayasan Nurul

Islam, 1976.

rr. Perkembangan Kebatinan di Indonesia. Jakarta: Yayasan Nurul

Islam, 1976.

ss. Tasawuf, Perkembangan dan Permuniannya.Jakarta: Yayasan

Nurul Islam, 1976.

tt. Gairah dan Tantangan Terhadap Islam. Jakarta: Pustaka

Panjimas, 1982.

uu. Kebudayaan Islam di Indonesia. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.

vv. Lembaga Budi. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.

ww. Tasawuf Modern. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.

xx. Doktrin Islam yang Menimbulkan Kemerdekaan. Jakarta: Yayasan

Idayu, 1983.

yy. Islam:Revolusi Ideologi dan Keadilan Sosial. Jakarta: Pustaka

Panjimas, 1984.

zz. Iman dan Amal Shaleh. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.

aaa. Renungan Tasawuf. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985.

bbb. Filsafat Ketuhanan. Surabaya: Karunia, 1985.

ccc. Keadilan Sosial dalam Islam. Jakarta: Pustaka Antara, 1985.

ddd. Tafsir al-Azhar, Juz I sampai Juz XXX. Jakarta: Pustaka

Panjimas, 1986.

Page 51: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

37

eee. Prinsip-prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam. Jakarta:

Pustaka Panjimas, 1990.

fff. Tuntunan Puasa, Tarawih, dan Idul Fitri. Jakarta: Pustaka

Panjimas, 1995.

4. Adat dan Kemasyarakatan

a. Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi. Jakarta: Tekad, 1963.

b. Islam dan Adat Minangkabau. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.

5. Kisah Perjalanan

a. Mengembara di Lembah Nil. Jakarta: CV Gapura, 1951.

b. Di Tepi Sungai Dajlah. Jakarta: Tintamas, 1953.

c. Mandi Cahaya di Tanah Suci. Jakarta: Tintamas, 1953.

d. Empat Bulan di Amerika, 2 Jilid. Jakarta: Tintamas, 1954.

e. Merantau ke Deli. Jakarta: Bulan Bintang, 1977 (Samsul Nizar,

2008: 251-254).

6. Novel dan Roman:

a. Di Bawah Lindungan Ka‟bah, Haji Agus Hakim, Almuni

Kulliyatul Muballighin, yang didirikan Hamka di Padang Panjang,

menceritakan bahwa naskah buku di atas telah ditulis pada tahun

1935, akan tetapi oleh Balai Pustaka ditulis pada 1937.

b. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, buku ini menurut

pengalaman Hamka, dikarang berlatar inspirasi tatakala ia

menjadi muballigh PB. Muhammadiyah di Makassar. Buku ini

Page 52: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

38

lahir setahun kemudian dari buku ini Di Bawah Lindungan

Ka‟bah.

c. Di dalam Lembah Kehidupan. Dalam buku ini banyak disinggung

tentang kemudlaratan pernikahan poligami yang kurang

perhitungan. Buku ini diterbitkan pada tahun 1939 oleh Balai

Pustaka (M. Thalhah, Ahmad Hakim, 2005: 33).

d. Dijempoet Mamaknja.Jakarta: Balai Pustaka,1939.

e. Keadilan Ilahi. Medan: Cerdas,1939.

f. Toean Direktoer. Medan: Cerdas,1939.

g. Si Sabriah (1926).

h. Laila Majnun. Jakarta: Balai Pustaka, 1932.

i. Salahnya Sendiri. Medan: Cerdas, 1939.

j. Angkatan Baroe. Medan: Cerdas, 1949.

k. Cahaya Baroe. Jakarta: Pustaka Nasional, 1950.

l. Menoenggoe Bedoek Berboenji. Jakarta: Firma Pustaka Antara,

1950.

m. Teroesir. Jakarta: Firma Pustaka Antara, 1950.

7. Sejarah Islam

a. Pembela Islam. Medan: Pustaka Nasional, 1929.

b. Ringkasan Tarikh Ummat Islam. Medan: Pustaka Nasional, 1929.

c. Sejarah Islam di Sumatra. Medan: Pustaka Nasional, 1950.

d. Dari Perbendaharaan Lama. Medan: M. Arbi, 1963.

Page 53: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

39

e. Antara Fakta dan Khayal Tunaku Rao. Jakarta: Bulan Bintang,

1974.

f. Sejarah Umat Islam, 4 Jilid. Jakarta: Bulan Bintang, 1974.

8. Terjemahan

a. Sullam al-Wushul; Pengantar Ushul Fiqh, Terj. Karya Dr. H. Abdul

Karim Amrullah. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.

f. Margaretta Gauther, Terj. karya Alexander Dumas Jr. Jakarta:

Bulan Bintang, 1975 (Samsul Nizar, 2008: 254-255).

Page 54: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

40

BAB III

DESKRIPSI PEMIKIRAN

A. Pengertian Pendidikan

Hamka membedakan makna pendidikan dan pengajaran.

Menurutnya, pendidikan (Islam) merupakan serangkaian upaya yang

dilakukan pendidik untuk membantu membentuk watak, budi, akhlak, dan

kepribadian peserta didik, sehingga ia tahu membedakan mana yang baik

dan mana yang buruk. Sementara pengajaran (Islam) merupakan upaya

untuk mengisi intelektual peserta didik dengan sejumlah pengetahuan

(Hamka, 2015: 305).

Setiap proses pendidikan, di dalamnya terdapat proses pengajaran.

Keduanya saling melengkapi antara satu dengan yang lain, dalam rangka

mencapai tujuan yang sama. Tujuan dan misi pendidikan akan tercapai

melaui proses pengajaran. Demikian pula sebaliknya, proses pengajaran

tidak akan berarti bila tidak dibarengi dengan proses pendidikan. Dengan

pertautan ini kedua proses ini, manusia akan memperoleh kemuliaan

hidup, baik di dunia maupun di akhirat (Hamka, 2015: 303).

B. Pengertian Pendidikan Islam

Pemikiran Hamka tentang pendidikan Islam didasarkan pada empat

aspek yaitu; ( اىفطشج ) peserta didik; jiwa ( اىقية ), Jasad ( اىجس), dan akal

dengan empat aspek tersebut jelas bahwa Hamka lebih menekankan ( اىؼقو)

Page 55: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

41

pemikiran pendidikannya pada aspek pendidikan jiwa atau akhlakul al-

karimah (budi pekerti) (Samsul Nizar, 2008: 120).

Pengertian pendidikan Islam ada tiga term yang digunakan para

ahli, yaitu ta‟lim ( تؼي ), tarbiyah ( تشتيح ), dan ta‟dib ( تأدب ). Hamka

memosisikan pendidikan sebagai proses (ta‟lim) dan menyampaikan

sebuah misi (tarbiyah) tertentu. Tarbiyah kelihatannya mengandung arti

yang lebih komprehensif dalam memaknai pendidikan Islam, baik vertikal

maupun horizontal. Prosesnya merujuk pada pemeliharaan dan

pengembangan seluruh potensi (fitrah) peserta didik, baik jasmaniah

maupun rohaniah. Misi pendidikan Islam menitik-beratkan pada tujuan

penghambaan dan kekhalifahan manusia, yaitu hubungan pemeliharaan

manusia terhadap makhluk Allah lainnya, sebagai perwujudan tanggung

jawabnya sebagai khalifah di muka bumi, serta hubungan timbal balik

antara manusia dengan alam sekitarnya secara harmonis. Bila kata tarbiyah

ditarik pada pengertian interaksi edukatif, maka Hamka memandang

tarbiyah mengandung makna:

1. Menjaga dan memelihara pertumbuhan fitrah (potensi) peserta

didik untuk mencapai kedewasaan.

2. Mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, dengan

berbagai sarana pendukung (terutama bagi akal dan budinya).

3. Mengarahkan seluruh potensi yang dimiliki peserta didik menuju

kebaikan dan kesempurnaan seoptimal mungkin (Hamka, 1983d:

106-114).

Page 56: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

42

Seluruh proses tersebut kemudian dilaksanakan secara bertahap

sesuai dengan irama, kebutuhan masyarakat serta kemampuan

perkembangan diri peserta didik. Hamka membedakan makna pendidikan

dan pengajaran. Menurutnya pendidikan Islam merupakan serangkaian

upaya yang dilakukan pendidik untuk membantu membentuk watak, budi,

akhlak, dan kepribadian peserta didik, sehingga ia tahu membedakan mana

yang baik dan mana yang buruk.

C. Pengertian Pendidikan Integral

Integral artinya mengenai keseluruhanya, meliputi seluruh bagian

yang perlu untuk menjadikan lengkap, utuh, bulat, dan sempurna. Yang

dimaksud pendidikan integral di sini adalah pendidikan yang memadukan

antara potensi-potensi yang terdapat pada diri manusia yaitu, potensi

jasmani dan potensi rohani dengan lingkungannya (baik lingkungan sosial

maupun alam) dengan cara mengharmoniskan kembali relasi antara

Tuhan-alam dan wahyu-akal untuk mewujudkan peserta didik yang kaffah.

Pendidikan yang mengintegralkan potensi fitrah-Nya yang tinggi

dengan akal pikiran, perasaan, dan sifat-sifat kemanusiaannya yang lain

serasi dan seimbang (Hamka, 1952: 105).

Pengertian ini bisa diartikan sebagai sebuah konsep pendidikan

yang memadukan intelektual, moral dan spiritual dalam pembelajaran

sehingga siswa diharapkan tidak hanya mempunyai kemampuan kognitif,

Page 57: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

43

tetapi juga kemampuan psikomotorik dan spiritualnya dalam rangka

membina hari esok yang lebih baik, di dunia ini dan di akhirat kelak.

D. Tujuan Pendidikan Integral

Tujuan pendidikan Islam adalah mengenal dan mencari keridhaan

Allah, membangun budi pekerti untuk berakhlak mulia (Hamka, 2015:

190), serta mempersiapkan peserta didik untuk hidup secara layak dan

berguna di tengah-tengah komunitas sosialnya (Hamka, 1983a: 2-3).

Apalah artinya keuntungan materi jika ilmu tidak dapat memimpin

manusia menuju kepada keuntungan yang lebih tinggi lagi, yaitu

keuntungan kebatinan dan kejiwaan (Hamka, 2014: 78).

Pendidikan harus didasarkan kepada kepercayaan, bahwa di atas

dari kuasa manusia ada lagi kekuasaan Mahabesar. Itulah Tuhan. Sebab itu

pendidikan modern tidak bisa meninggalkan agama. Kecerdasan otak

tidaklah menjamin keselamatan kalau nilai rohani keagamaan tidak

dijadikan dasarnya (Hamka, 2015: 304).

Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dapat

mengintegralkan potensi fitrah-Nya yang tinggi dengan potensi akal

pikiran, perasaan dan sifat-sifat kemanusiaanya yang lain secara serasi dan

seimbang. Melalui integrasi kedua unsur potensi tersebut, maka peserta

didik akan mampu mengetahui rahasia yang tertulis (Al-Qur‟an dan Hadis)

dan fenomena alam semesta yang tak tertulis (QS. Faathir: 28). Melalui

pendekatan ini manusia (peserta didik) akan dapat menyingkap rahasia

Page 58: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

44

keagungan dan kebesaranNya, sekaligus untuk mempertebal keimanannya

kepada Allah. Namun demikian, pendidikan bukan berarti hanya

berorientasi pada hal-hal yang bersifat metafisik belaka.

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai khalifah fil-ardh, yang

berarti bahwa sebagian besar kekayaan dan Ilmu Allah tidaklah akan

terbukti dengan jelas jika tidak manusia yang melaksanakannya. Untuk itu

memikul jabatan yang mulia itu, manusia diberi Allah alat ataupun

mahkota yang mulia berupa akal (Hamka, 2016b: 37). Dengan begitu

manusia juga memerlukan pendidikan yang bersifat material. Hanya

melalui pendekatan kedua proses tersebut, manusia akan dapat

melaksanakan tugas dan fungsinya di muka bumi dengan sebaik-baiknya.

E. Materi Pendidikan Integral Menurut Hamka

Ada dua orientasi pemikiran tentang pembagian materi pendidikan.

Pada satu sisi, materi pendidikan hendaknya berorientasi pada

pengembangan akal (filsafat), sementara di sisi lain pada pengembangan

rasa (agama). Kedua orientasi materi tersebut penting dan saling mengisi

antara satu dengan yang lain. Pendidikan yang hanya menekankan aspek

akal akan menggiring peserta didik bersikap materialistik dan acapkali tak

bermoral. Adapun pendidikan yang hanya menekankan pada aspek

keagamaan akan menggiring hidup yang melalaikan dinamika peradaban

dunia kekinian. Materi pendidikan hendaknya memadu kedua aspek

tersebut secara serasi dan seimbang. Pendidikan yang didasarkan agama

Page 59: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

45

akan menumbuhkan keyakinan kepada ketentuan Allah dan menjadi nilai

control perilakunya. Sementara pendidikan akal (filsafat) akan membantu

peserta didik membangun peradaban umat secara dinamis, sesuai dengan

nilai-nilai ajaran agama yang diyakininya (Hamka, 2015: 303-304).

Dalam hal ini, ia membagi materi pendidikan Islam dalam empat

macam. Keempat materi tersebut antara lain adalah:

1. Ilmu-ilmu agama, seperti tauhid, fiqh, tafsir, hadis, nahwu, bayan,

mantiq, akhlak, dan sebagainya. Pelaksanaan pendidikan yang

mengedepankan materi agama, merupakan suatu kemestian pada

setiap lembaga pendidikan. Melalui muatan materi keagaman,

diharapkan akan menjadi alat kontrol dan sekaligus ikut mewarnai

pembentukan kepribadian peserta didik. Penekanannya bukan

hanya transfer of knowledge (mengajar), akan tetapi lebih dari itu

sebagai transfer of value (mendidik). Banyak orang yang memiliki

ilmu agama yang demikian mendalam, akan tetapi dalam

kehidupan kepribadiannya tidak memantulkan nilai-nilai yang

bersifat agamis, sebagaimana yang terkandung dalam ilmu yang

dimilikinya.

Pendidikan agama yang ditawarkan tidak seyogianya tidak

menyebabkan tumbuhnya kemandulan intelektual, akan tetapi

merangsang tumbuhnya dinamika intelektual yang mampu

membangun peradaban umat masa depan.

Page 60: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

46

2. Ilmu-ilmu umum, seperti sejarah, filsafat, kesusasteraan, ilmu

berhitung, ilmu bumi, ilmu tubuh (biologi), ilmu jiwa (psikologi),

ilmu masyarakat (sosiologi), ilmu-ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu

pemerintah, ilmu sejarah, dan lain sebagainya (Hamka, 1992: 192-

193). Dengan ilmu-ilmu tersebut - khususnya filsafat- akan

membuka dinamika berpikir, wawasan keilmuan dan kesiapan

peserta didik untuk terlibat dalam kehidupan sosial yang demikian

dinamis. Mereka akan mampu memikirkan fenomena alam sebagai

ayat-ayat Allah dalam sebuah penelitian dan analisis untuk

kemudian membangun sebuah peradaban yang rahmatan lil al-

lamin, sebagai pengejawantahan tugas kekhalifahannya di muka

bumi.

Agar peserta didik memiliki alat control dalam mengaplikasikan

ilmunya, maka kesemua cabang ilmu tersebut hendaknya terlebih

dahulu diformat secara integral dan disesuaikan dengan nilai

esensial ajaran agama. Kesemua ilmu tersebut, menurutnya

merupakan warisan Islam dan telah berkembang pesat pada zaman

keemasan Islam dan telah ada jauh sebelum Barat

mengembangkannya (Hamka, 1992: 187).

3. Keterampilan praktis, seperti berbaris akan menjadikan peserta

didik hidup lebih teratur dan bisa diatur; memanah, berperang,

berenang, dan berkuda akan membuat tubuh peserta didik menjadi

sehat dan kuat. Dalam kaitannya dengan pendidikan,

Page 61: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

47

pelaksanaannya seyogianya bernuansa edukatif dan menunjang

pencapaian tujuan pendidikan (Islam) (Hamka, 1950: 75-82).

Pendekatan yang bervariasi akan menjadikan proses pendidikan

lebih dinamis, sehingga peserta didik tidak merasa jenuh dengan

materi pelajaran teoritis yang monoton. Terbinanya fitrah jasmani,

memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan ibadah syari‟at; seperti

shalat, puasa, dan haji pelaksanaanya memerlukan kekuatan

jasmaniah. Pendidikan jasmani hendaknya diarahkan pada

keterampilan fisik, sebagaimana yang dipesankan pada rumusan

tujuan pendidikan. Keterampilan yang diajarkan hendaknya

memiliki manfaat bagi kehidupannya, baik pada masa kini maupun

pada masa yang akan datang. Melalui keterampilan yang dimiliki,

akan melatih peserta didik hidup secara kreatif. Pola pendidikan

yang demikian akan membantu dalam memecahkan persoalan

pengangguran (Hamka, 1950: 253).

4. Kesenian, seperti ilmu musik, menggambar, menyanyi, dan

memahat. Dengan ilmu-ilmu tersebut peserta didik akan memiliki

rasa keindahan, senantiasa berupaya memperhalus budi rasanya

(etika) dengan kebenaran (al-haqq) (Hamka, 2015: 302).

Pandanglah Tuhan melalui jendela keindahan (Hamka, 1992: 132).

Melaui rasa keindahan tersebut, manusia mampu menghayati

harmonisasi kehidupan. Kunci keindahan dalam diri manusia

Page 62: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

48

adalah sabar dan tawakal, serta melihat seluruh persoalan sebagai

jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah (Hamka, 1992: 79).

Keempat materi pendidikan di atas merupakan satu kesatuan yang

harmonis dan integral. Agar seluruh materi tumbuh dan terpelihara, maka

ada 5 (lima) hal yang perlu diperhatikan oleh setiap peserta didik, yaitu:

1. Bergaul dengan orang yang budiman.

2. Membiasakan pekerjaan berpikir.

3. Menahan syahwat dan marah.

4. Bekerja dengan teratur.

5. Senantiasa mengoreksi cita-cita diri apakah masih tetap mengacu

pada role of system ilahiah atau mungkin telah tergelincir (Hamka,

1983c: 106).

F. Pendidik

Kemajuan suatu bangsa sangat tergantung pada kesempurnaan

sistem pendidikan dan pengajaran yang ditawarkan (Hamka, 2015: 7).

Dalam proses pendidikan kompetensi pendidik merupakan hal

yang sangat penting dan urgen, hal ini disebabkan karena pendidikan

Islam sangat menekankan pada pola pendidikan yang dapat menyentuh

seluruh potensi para peserta didik dan bahkan segala aspek kehidupan

manusia.

Tugas pendidik pada umumnya adalah membantu mempersiapkan

dan mengantarkan peserta didik untuk memiliki ilmu pengetahuan yang

Page 63: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

49

luas, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat secara

luas (Hamka, 1983a: 2-3). Sementara secara khusus tugas pendidik

meliputi: mengetahui tingkat perkembangan dan kemampuan peserta

didik, membangkitkan minat belajar, membangkitkan dan mengarahkan

potensi peserta didik, mengatur situasi proses belajar mengajar yang

kondusif, mengkomodir tuntutan sosial dan zaman ke dalam proses

pendidikan, serta melakukan interaksi dengan peserta didik, orang tua, dan

sosial secara harmonis.

Seorang pendidik tidak hanya memiliki ilmu yang luas. Lebih dari

itu, mereka hendaknya seorang yang beriman, berakhlak mulia, sungguh-

sungguh dalam melaksanakan tugas profesinya, serta menerima tanggung

jawan profesinya sebagai bagian amanat yang diberikan Allah kepadanya

dan mesti dilaksanakan secara baik. Sikap dan tingkah laku seorang

pendidik hendaknya mencerminkan nilai dari apa yang diajarkannya,

sehingga menjadi suri teladan bagi peserta didiknya, baik di dalam kelas

maupun dalam kehidupan masyarakat.

Untuk mewujudkan interaksi proses pendidikan yang ideal, Hamka

memberikan penjelasan mengenai syarat-syarat yang harus dimiliki

seorang pendidik (Hamka, 2015: 299-302). Syarat-syarat tersebut antara

lain:

1. Berlaku adil dan objektif pada setiap peserta didiknya.

2. Memelihara martabatnya dengan akhlaq al-karimah,

berpenampilan menarik, berpakaian rapi, dan menjauhkan diri dari

Page 64: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

50

perbuatan yang tercela. Sikap yang demikian akan menjadi contoh

yang efektif untuk diteladani peserta didik.

3. Menyampaikan seluruh ilmu yang dimilikinya, tanpa ada yang

ditutup-tutupi. Berikan kepada peserta didik ilmu pengetahuan dan

nasihat-nasihat yang berguna bagi bekal kehidupannya di tengah-

tengah masyarakat.

4. Hormati keberadaan peserta didik sebagai manusia yang dinamis

dengan memberikan kemerdekaan kepada mereka untuk berpikir,

berkreasi, berpendapat, dan menemukan berbagai kesimpulan

keilmuan lainnya.

5. Memberikan ilmu pengetahuan sesuai dengan tempat dan waktu,

sesuai dengan kemampuan intelektual dan perkembangan jiwa

mereka.

6. Di samping mentransfer sejumlah ilmu (pengajaran), seorang

pendidik juga dituntut untuk memperbaiki akhlak peserta didiknya

(pendidikan) dengan bijaksana (ihsan).

7. Bimbing mereka sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah

ditentukan. Jangan biarkan mereka berjalan sendiri tanpa sebuah

tujuan yang pasti.

8. Berikan mereka bekal ilmu-ilmu agama agar mereka bisa mengenal

Tuhannya dan berakhlak mulia, serta ilmu-ilmu keduniaan (umum)

agar mereka bisa hidup dengan baik di tengah-tengah

masyarakatnya.

Page 65: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

51

9. Bimbing mereka bagaimana cara hidup yang teratur dan dinamis.

10. Laksanakan tugas sebagai pendidik dengan ikhlas, tawadhu‟ dan

istiqomah dalam rangka menegakkan kebenaran dengan

mengharapkan ridha Allah.

11. Biasakan diri membaca kitab (buku). Hal ini disebabkan karena

buku merupakan gudang ilmu, sumber informasi, dan dapat

membuka cakrawala. Membaca buku perlu dilakukan dalam

rangka menciptakan proses belajar mengajar yang dinamis dan

harmonis, sesuai dengan perkembangan zaman. Seorang pendidik

dituntut untuk membiasakan diri membaca pelbagai sumber ilmu

yang ada. Dengan demikian, wawasan keilmuannya akan

berkembang dan proses belajar akan berjalan secara interaktif.

Pentingnya pendidik yang berkepribadian karimah, disebabkan

karena tugasnya yang suci dan mulia. Eksistensinya bukan hanya sekedar

melakukan proses transformasi sejumlah informasi ilmu pengetahuan,

akan tetapi lebih dari itu adalah berupaya membentuk karakter

(kepribadian) peserta didik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Pendidik

yang tidak memiliki kepribadian sebagai seorang pendidik, tidak akan

dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik. Kondisi ini akan

mengakibatkan peserta didik kurang menanggapi secara seksama, terhadap

apa yang akan diajarkan (Hamka, 2015: 296-297).

Pendidik berkewajiban membangkitkan semangat pada anak

didiknya. Dalam kalangan terpelajar belum tambah sebab yag

Page 66: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

52

menimbulkan semangat. Oleh karena itu, gerakan kaum ibu adalah

langkah awal pemberi semangat. Bersemangat berarti jika kata-kata yang

dikatakannya adalah kata hati. Jika menulis, yang dituliskan adalah suara

jiwa. Kata hati diterima oleh hati, suara jiwa disambut oleh jiwa pula. Kata

yang tidak sungguh-sungguh hanya akan sampai di daun telinga dan tidak

masuk ke dalam hati (Hamka, 2014: 150-156).

Mengutip pendapat Al-Hakim Al-Musta‟shimi tentang cara

mendidik anak-anak,

“Jangan dibiarkan anak banyak tidur. Ajar dia lekas bangun.

Karena banyak tidur menyebabkan dia pemalas, lamban, berat

tegak, buntu otaknya dan mati hatinya. Sebaiknya anak tidak

dibiasakan tidur di kasur tebal, biar di tikar tipis, supaya dia

bergerak lincah, tidak suka penyenang. Jaga supaya dia tidak

pendusta. Hendaklah dia berkata benar, walaupun atas suatu

kesalahan yang telah dilakukannya, supaya dia terbiasa sejak kecil

bertanggung jawab atas perbuatnnya.ajar dia pendiam dan berkata

hanya di tempatya. Larang dia mengeluarkan perkataan yang keji

dan kotor.Ajar dia membiasakan berkata yang manis-manis, lemah

lembut dan teratur keluarnya, serta berkhidmat kepada gurunya dan

orang yang lebih tua usianya. Ajar dia membiasakan taat kepada

ibu bapak, hormat dan cinta. Ajar dia menahan hati apabila

bertemu dengan yang enak dan lezat, jangan rakus” (Hamka, 2015:

307).

Hamka memberikan rambu-rambu bagi kedua orang tua bagaimana cara

melaksanakan pendidikan terhadap anak, yaitu:

1. Biasakan anak cepat bangun dan jangan terlalu banyak tidur.

Sebab, dengan banyak tidur akan membuat anak malas

beraktivitas, malas berpikir, dan lamban berkreasi.

Page 67: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

53

2. Tanamkan pendidikan akhlak yang mulia dan hidup sederhana

sedini mungkin. Sebab, bila tidak maka akan sulit untuk mengubah

sikap yang telah mengkristal tersebut kepada sebuah kebaikan.

3. Melalui cerita-cerita yang menekankan cinta kasih, ajarkan kepada

mereka pentingnya kehidupan harmonis.

4. Biasakan anak untuk percaya diri tidak menggantungkan diri

dengan orang lain, memiliki kemerdekaan dalam mengeluarkan

pendapat, serta bertanggung jawab terhadap keputusan yang

diambilnya. Setidaknya, ada dua pendekatan Islam untuk

menanamkan kekpercayaan diri, yaitu melalui tauhid dan melalui

takdir. Mempercayai tiada kekuatan dan ketentuan yang paling

baik selain aturan Allah. Tidak ada satu makhluk pun yang patut

ditakuti, kecuali Allah. Selama aktivitas tidak bertentangan dengan

ketentuan dan nilai-nilai Ilahi, maka tidak perlu tumbuh

kekhawatiran. Aktivitas yang dilakukan akan lebih dinamis dan

sekaligus bernilai ketundukan kepada zat yang agung. Tumbuhnya

kepercayaan pada diri peserta didik akan menimbulkan daya gerak

dan daya pikir secara merdeka (Samsul Nizar, 2008: 144)

G. Peserta Didik

Pendidikan hendaknya mendorong peserta didik memiliki cita-cita

yang tinggi, memfungsikan dirinya sebagai piranti bagi tercapainya cita-

cita peserta didik, serta mengarahkan cita-cita tersebut pada nilai-nilai

Page 68: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

54

yang dinamis dan religius. Dengan tertanamnya cita-cita, akan tumbuh

daya dorong yang kuat pada peserta didik untuk percaya diri dan belajar

secara maksimal bagi maksud kehidupannya (Hamka, 1950: 249-253).

Setiap murid hendaklah mengakui kelebihan gurunya dan

menghormatinya, karena guru itu lebih utama daripada ibu dan bapak

mengasuh anak sejak dilahirkan. Tetapi guru melatih murid supaya

berguna setelah besar. Akal budi adalah laksana berlian yang baru keluar

dari tambang, masih kotor dan belum berkilat. Guru adalah yang menjadi

tukang gosoknya dan membersihkannya, sehingga menjadi berlian yang

berharga. Meskipun guru tidak akan dikatakan lebih daripada ibu bapak,

tetapi janganlah dikatakan kurang (Hamka, 2015: 290).

Seorang peserta didik hendaklah senantiasa memiliki rasa rindu

dan cinta pada ilmu pengetahuan, percaya kepada keutamaanya dan yakin

pada manfaatnya. Hamka berpendapat tugas dan tanggung jwab peserta

didik adalah berupaya mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan

serangkaian ilmu pengetahuan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang

telah dianugerahkan Allah melalui fitrahnya (Hamka, 1983b: 126).

Kedudukan dan kewajiban peserta didik adalah berupaya memiliki

akhlak mulia, baik secara vertikal maupun horizontal dan senantiasa

mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan seperangkat ilmu

pengetahuan, sesuai dengan nilai kemanusiaan yang telah dianugerahkan

Allah melalui fitrahNya.

Page 69: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

55

Sebagai seorang yang berupaya mencari ilmu pengetahuan dan

membentuk sikap dengan akhlak al-karimah, maka peserta didik dituntut

untuk bersikap baik kepada setiap guru. Sikap tersebut meliputi:

1. Jangan cepat putus asa dalam menuntut ilmu.

2. Jangan lalai dalam menuntut ilmu dan cepat merasa puas terhadap

ilmu yang sudah diperoleh.

3. Jangan merasa terhalang karena faktor usia.

4. Hendaklah diperbagus tulisannya supaya orang bisa menikmati

hasil karyanya dan membiasakan diri membuat catatan kecil

terhadap ide yang dipikirkan. Hal ini disebabkan, karena pemikiran

yang muncul belum tentu akan lahir pada saat yang akan datang.

Dengan adanya catatan tersebut, seluruh ide akan tertampung dan

hidup akan menjadi lebih sestematis.

5. Sabar, perteguh hati, dan jangan cepat bosan dalam menuntut ilmu.

(QS. Al-Kahfi (18):69).

ل أػص ىل أ ا صاتش إ شاء ٱلل ا )قاه ستجذ (٩٦ش

Artinya:

Dia (Musa) berkata: “Insyaallah kamu akan mendapati

aku sebagai seorang yang sabar, dan aku tidak akan

menentangmu dalam suatu urusan pun”.(QS. Al-Kahfi

(18): 69) (Depag RI, 2005: 412).

Menurutnya, ayat ini merujuk pada sikap nabi Musa as. Yang

senantiasa taat dan patuh kepada perintah Allah dan berjanji untuk

senantiasa sabar terhadapa berbagai cobaan. Janji yang demikian,

merupakan perumpamaan ketaatan seorang murid dihadapan

Page 70: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

56

seorang guru. Sebuah kata kunci teladan murid dalam melakukan

kepatuhan dan kesabarannya pada guru yang patut ditiru.

6. Ikuti instruksi guru dalam setiap proses belajar mengajar dengan

khusyuk dan tekun (Hamka, 2015: 288-289).

7. Berbuat baik terhadap guru dan kedua orang tua, serta amalkan

ilmu yang diberikannya bagi kemaslahatan seluruh umat.

8. Jangan menjawab sesuatu yang tidak berfaedah, biasakan berkata

sesuatu yang bermanfaat. Hal tersebut merupakan ciri orang yang

benar-benar berilmu dan berpikiran luas (Hamka, 2015: 287).

9. Ciptakan suasana pendidikan yang merespon dinamika fitrah yang

dimiliki. Suasana tersebut hendaknya didukung dengan tersedianya

sarana dan suasana pendidikan yang mendukung seperti suasana

yang gembira, dan lain sebagainya.

10. Biasakan diri untuk melihat, memikirkan, dan melakukan analisis

secara seksama terhadap fenomena alam semesta. Pendekatan ini

dilakukan dengan cara bertafakkur terhadap fenomena alam

sebagai ayat-ayat Allah dan menjadikannya sebagai sarana

pendidikan Islam. Melalui pendekatan ini, peserta didik akan dapat

menyelami kebesaran Tuhannya dan berbuat kebajikan terhadap

alam semesta (Hamka, 1950: 154-156).

Dalam mengikuti proses belajar mengajar, seorang peserta didik

tidak lepas dari melakukan interaksi dengan sesamanya. Agar interaksi

tersebut berjalan secara harmonis dan mendukung proses pendidikan,

Page 71: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

57

maka setidaknya ada dua kewajiban yang mesti dilakukan antara sesama

peserta didik, yaitu:

1. Merasakan keberadaan mereka (peserta didik yang lain) bagaikan

sebuah keluarga dengan ikatan persaudaraan.

2. Jadikan teman untuk menambah ilmu. Bersama mereka,

lakukanlah diskusi dan berbagai latihan sebagai sarana untuk

menambah kemampuan intelektual sesame peserta didik (Hamka,

2015: 288).

H. Lingkungan

Hamka mendefinisikan lingkungan yang baik adalah sebagai

situasi dan kondisi baik dalam rumah tangga, sekolah, maupun kehidupan

masyarakat yang ikut mempengaruhi proses pembentukan watak dan

kepribadian peserta didik.

Ada manusia yang sangat berarti sama hidupnya dan ada yang

tidak berarti sama sekali. Kedatangannya tidak menggenapkan dan

kepergiannya tidak mengganjilkan. Kumpulan sifat akal budi, kemauan,

cita-cita, dan bentuk tubuh. Hal itu menyebabkan harga kemanusiaan

seseorang berbeda dari yang lain (Hamka, 2014: 4).

Tinggi rendahnya pribadi seseorang adalah karena usaha hidupnya,

caranya berpikir tepatnya berhitung jauhnya memandang, dan kuatnya

semangat diri sendiri.

Page 72: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

58

Pribadi ini berfungsi untuk memperoleh kesempurnaan dan

kesuksesan hidup. Supaya tercapai kesempurnaan pribadi, ada empat

syarat yang harus dilakukan. Syarat pertama, yaitu harus jelas dan nyata

pendapat akal kita tentang suatu persoalan walaupun berbeda dengan

pendapat orang lain. Sebab, orang yang tidak merdeka jiwanya dari

pengaruh orang lain, tidak jelas pandangan hidupnya. Maka harus berterus

terang. Dia mengatakan apa yang dirasakan dan dapat dikerjakan,

mengerjakan apa yang dikatakan dan muncul dari perasaanya. Apa yang

diucapkan adalah apa yang diyakininya dan apa yang diyakininya, berani

dia ucapkan.

Orang yang tepat, cepat, berisi perkataanya akan mendapat

penghargaan istimewa dalam pergaulannya (Hamka, 2014: 128-189).

Syarat kedua haruslah memiliki sifat tanggung jawab. Berani

bertanggung jawab membuat orang yang kuat menjadi lebih kuat.

Pedoman dalam memikul suatu tanggung jawab adalah jiwa sendiri.

Dalam jiwa yang bertujuan suci dan berkehendak mulia senantiasa muncul

ilham menghadapi pekerjaan. Laksanakan pekerjaan itu dan jangan

diperhatikan kebencian dan kemarahan orang. Tidak semua orang akan

marah dan benci. Pasti ada orang yang akan menyetujui. Jangan hanya

mengingat orang yang tidak suka. Ingat pula bahwa banyak yang suka. Di

sana terletak kebesaran jiwa orang yang suci dan bertanggung jawab. Jika

kita bermasyarakat, pasti ada lawan kita. Seseorang yang tidak memiliki

lawan hanyalah orang yang tidak berani bertanding.

Page 73: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

59

Keberanian tanggung jawab akan memunculkan orang yang

memuja dan menghargai. Di samping orang yang mencela dan ingin

engkau jatuh. Keduanya kelak yang akan mendesak supaya engkau lebih

hati-hati dan memperbagus mutu pekerjaan, sehingga seseorang akan

bernilai lebih tinggi dari beribu manusia. Namamu tidak lepas dari mulut

yang memuji dan mencela. Yang memuji setinggi langit sehingga

kedudukanmu disamakan dengan malaikat suci dan yang mencela akan

membenamkan engkau sampai ke bagian terbawah bumi. Di atas keduanya

itulah, pujaan dan celaan, terletak kebesaran. Apabila keduanya tidak ada

lagi tamatlah riwayatmu walaupun nafasmu masih ada (Hamka, 2014:

131-132).

Syarat ketiga adalah sabar. Kesempurnaan tanggung jawab adalah

sabar. Menurut Syekh Muhammad Abduh, seorang ahli filsafat Islam,

Sabar adalah ibu segala akhlak.

Pribadi yang kuat tidak cepat terguncang. Orang yang lemah tetap

bersabar akan lebih menang daripada orang kuat tetapi terburu-buru dan

terlalu bernafsu. Jika kesabaran telah menajdi sebab kemenangan bagi

orang besar, seperti William Pitt dan Hatta, kesabaran pulalah yang akan

mengukuhkan pribadi orang biasa hingga dapat menjadi orang besar. Isaac

Newton menjadi orang besar karena kemarahan gurunya sebab menyangka

otaknya tumpul. Diapun mengaku bahwa kenaikannya lantaran

kesabarnnya walalupun pada mulanya otaknya tumpul (Hamka, 2014:

138).

Page 74: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

60

Syarat keempat adalah harus memiliki kemauan yang keras.

Kesempurnaan pribadi terletak pada kesempurnaan kemauan.

Bagaimanapun tajamnya pikiran seperti ahli filsafat yang besar dan halus

perasaan seperti penyair atau pelukis, tidaklah akan terlaksana cita-cita

jika kemauan tidak ada. Tercapainya cita-cita atau terlaksananya suatu

pikiran yang besar adalah karena kemauan. Kemauan menimbulkan

ketabahan, kegigihan, dan keteguhan. Ketika memukul, hendaklah

memukul sampai hancur. Ketika bertahan, hendaklah menahan pukulan

walaupun betapa hebat datangnya. Siapa yang lebih dahulu berhenti, itulah

yang kalah (Hamka, 2014: 139-140).

Bentuk kehidupan manusia telah ada sejak dalam rahim ibu.

Dahulu hal itu masih diragukan dan dipandang sebagai dongeng saja.

Akan tetapi, menurut majalah Women bahwa di Universitas Antioche di

Ohio (Amerika) perkumpulan dokter yang meneliti ibu hamil telah

mendapat beberapa bukti bahwa kegembiran atau kesedihan seorang ibu

yang sedang mengandung berpengaruh juga kepada berat ringannya

timbangan bayi setelah ia dilahirkan.

Penjagaan kesehatan dan perasaan ibu saat mengandung, sangat

mempengaruhi perkembangan pribadi kandungannya kelak. Setelah anak

itu lahir, dunia telah menunggu lingkungan tempat dia diasuh dan

dibesarkan. Setelah dewasa, menunggu pula pergaulan yang lebih luas,

yaitu masyarakatnya.

Page 75: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

61

Sangat penting juga pendidikan di sekolah.Apabila suatu

masyarakat telah merdeka, berdemokrasi, berbudi tinggi, sangguplah

masyarakat itu menimbulkan pribadi yang kuat (Hamka, 2014: 4-6).

Kerasnya didikan orang tua, kurangnya tanggung jawab seorang

guru saat mengajar, masyarakat yang kolot, bodoh, dan belum pandai

menghargai pertumbuhan seseorang, serta penjajahan bangsa atas bangsa.

Semuanya itu dan beberapa sebab lain mengahalangi tumbuhnya pribadi.

Ayah dan guru yang wajib terlebih dahulu menuntun kemerdekaan

tumbuhnya pribadi anak. Ayah dan guru belum berani menentang

pendapat umum dan sulit melepaskan diri dari pengaruh didikan sendiri.

Sebab itu, “plat” pikiran dan pandangan hidupnyalah yang hanya dapat

dialirkan kepada putra dan muridnya. Didikan selama ini hanya menurut,

berpikir dengan pikiran orang lain, dan tidak berani atau tidak sanggup

menyatakan pendirian sendiri.

Selama penjajahan, bangsa yang menjajah berusaha menekan

pribadi Indonesia supaya tidak tumbuh. Mereka memberi ilmu, namun

keberanian warga Indonesia dihambat.

Pribadi besarlah yang menimbulkan kebangsaan dan keteguhan

bangsalah yang dapat memupuk pribadi (Hamka, 2014: 6-7).

Dalam hal ini, lingkungan keluarga sangat berperan penting dalam

menunjang pelaksanaan dan tujuan pendidikan.Pentingnya menata

lingkungan yang menunjang suasana pendidikan, disebabkan karena

Page 76: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

62

peserta didik merupakan makhluk sosial yang tidak bisa dilepaskan dari

komunitas sosialnya.

Sehubungan dengan itu, supaya pelaksanaan pendidikan dapat

berlangsung secara efektif dan efisien, maka perlu terlebih dahulu

diciptakan kondisi dan suasana lingkungan keluarga dan sosial, terutama

politik negara (pemerintah) yang menunjang tumbuhnya nilai-nilai edukasi

yang ditanamkan di lembaga pendidikan formal (sekolah). Kebijakan

tersebut dalam wacana keislaman bukan hanya menyangkut persoalan

politis, akan tetapi juga dalam tatanan moral dan kemanusiaan. Kebijakan

pemerintah terhadap pendidikan Islam pada gilirannya akan menunjang

fungsi kekhalifahan manusia di muka bumi (Hamka, 1983: 286-297).

Kondisi ini akan terwujud tatkala seluruh sistem sosial - secara kolektif -

ikut mengontrol terlaksananya proses pendidikan, khususnya Islam. Sikap

sosial yang demikian ini merupakan perwujudan kesadaran setiap

keluarga, seluruh anggota masyarakat, maupun pemerintah terhadap

proses pendidikan dan pembentukan kepribadian peserta didik, sesuai

dengan nilai moral yang mereka anut.

Pendidikan dan model kebijakan politik pemerintahan suatu negara

saling mempengaruhi satu dengan yang lain secara integral. Dalam hal ini,

Hamka membagi kewajiban negara terhadap masyarakat kepada tiga

bentuk, yaitu:

1. Hak menjaga kesehatan.

Page 77: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

63

2. Hak menjaga kesenangan hatinya, termasuk pendidikan dan

rekreasi.

3. Hak menjaga dari timbulnya berbagai bahaya yang bisa

mencelakakannya (Hamka, 2015: 39).

Untuk menciptakan institusi pendidikan sebagai sarana

berkembangnya pemikiran yang dinamis dan merdeka, hendaknya

kebijakan lembaga pendidikan terpisah dari “warna” kebijakan politik

kenegaraan.Seorang ilmuan harus merdeka dan objektif, serta

berkonsentrasi pada bidang keilmuannya bagi kamslahatan umat manusia,

tidak mengharapkan pujian, dan tidak terwarnai oleh kepentingan

(intervensi) politik pemerintah (Hamka, 2015: 50). Sosok ilmuan yang

demikian akan dapat memelihara fungsinya sebagai pemikir dan

penyelamat umat, memiliki kemerdekaan intelektual, serta berbuat secara

objektif dan dinamis. Bentuk kelembagaan dan sosok pendidik yang

demikian pada gilirannya akan dapat mengembangkan dunia pendidikan

sebagai “motor produksi” kebudayaan umat yang lebih dinamis, serta

berfungsi sebagai agent of social control kebijakan politik suatu negara

(Hamka, 2015: 178-179).

Dalam mencapai tujuan pendidikan secara integral dapat tercapai,

maka penentu kebijakan pendidikan hendaknya memformat sistem

pendidikan yang bernuansa religius dan menyentuh seluruh potensi peserta

didik. Keikutsertaan pemerintah dalam menata pola pendidikan yang

demikian sangat menentukan mampu atau tidaknya pendidikan

Page 78: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

64

memainkan peranannya dalam menciptakan sosok peserta didik yang

berkepribadian paripurna. Ide ini terinspirasi dari sejarah politik

Rasulullah dan para sahabat yang meletakkan nilai-nilai ajaran Islam ke

dalam kebijakan sistem pendidikannya (Hamka, 1950: 180-182).

I. Kurikulum Pendidikan

Agar fitrah dalam diri peserta didik berkembang secara optimal,

maka penekanan seluruh materi pendidikan yang ditawarkan hendaknya

berjalan secara integral. Hal ini yang mutlak diperlukan agar proses belajar

mengajar berjalan efektif adalah tersedianya bentuk kurikulum yang

credible, fleksible, dan acceptable. Dalam hal ini, Islam dengan ajarannya

yang universal memotivasi umatnya untuk menciptakan bentuk-bentuk

yang disenanginya. Hanya saja, dalam sistematisasinya, perlu

mempertimbangkan aspek manfaatnya, baik bagi individu peserta didik,

masyarakat maupun alam semesta.Kurikulum yang ditawarkan dituntut

untuk mampu menumbuhkan rasa sosial dan taqarrub kepada Allah,

sebagai bentuk pengabdian kepadaNya.

Kurikulum pendidikan Islam mencakup dua aspek, yaitu: Pertama,

ilmu-ilmu agama meliputi al-Qur‟an, al-sunnah, syari‟ah, teologi,

metafisika Islam (tasawuf); ilmu-ilmu linguistik seperti bahasa Arab, tata

bahasa, leksikografi dan kesusasteraan. Kedua, ilmu-ilmu rasional,

intelektual dan filosofis yang meliputi ilmu-ilmu kemanusiaan (sosial),

alam, terapan dan teknologi (Hamka, 1983c: 78-86).

Page 79: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

65

Pendekatan yang dilakukan bersifat filosofis dengan berpijak pada

dinamika kehidupan manusia menuntut kurikulum pendidikan mengalami

perubahan secara dinamis. Dalam konteks ini wahyu, akal, dan

pengalaman memainkan peranannya dalam mengambil natijah

(kesimpulan) untuk membangun suatu model kurikulum pendidikan yang

mampu menjawab berbagai persoalan kehidupan umat manusia (Hamka,

1983c: 107-108).

Pendidikan Islam lebih menekankan pada pentingnya pendidikan

sosial bagi peserta didik. Eksistensinya, mengharuskan manusia untuk

hidup dalam komunitasnya, saling memerlukan bantuan antara satu

dengan yang lain, dan membangun rasa kebersamaan (Hamka, 1950: 133).

Oleh karena itu, manusia dituntut untuk saling menghargai antar satu

dengan yang lain. Aspek ini akan terwujud tatkala dalam kehidupannya

diatur oleh tata kesopanan (adab). Dalam hal ini, ia memberikan berbagai

contoh yang bisa dicermati sebagai bagian adab yang mampu menjadi

perekat hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Di

antaranya duduk bersila dihadapan orang yang lebih tua, berkata yang

sopan, jika sedang makan dilarang antara piring dan garpu saling beradu,

terutama bagi perempuan dilarang tertawa terlalu nyaring dan lain

sebagainya. Melalui ikatan norma adab yang demikian, maka manusia

akan terpuji dan terpelihara dari kehinaan sebagaimana kehidupan

binatang (Hamka, 1950: 100-101).

Page 80: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

66

Norma tata susila dalam kehidupan sosial hendaknya tertanam

pada setiap diri manusia. Dalam hal ini, pendidikan memainkan peranan

penting dalam menanamkan aspek tata susila dan kepedulian sosial dalam

diri peserta didiknya. Tumbuhnya sikap yang demikian nantinya

diharapkan muncul sosok peserta didik yang peduli dan memanfaatkan

seluruh ilmu yang dimiliki bagi kepentingan seluruh umat manusia sebagai

konsekuensi tugas kekhalifahannya di muka bumi. Nilai substansi norma

adab susila bukan saja pada aspek horizontal (sesama makhluk), akan

tetapi bersamaan dengan itu mengandung nilai vertikal, sebagai salah satu

bagian ibadah kepada Allah SWT ( Hamka, 1950: 103).

J. Metode Pendidikan Integral Menurut Hamka

Metode yang digunakan Hamka dalam menyampaikan materi

dalam pendidikan tradisional adalah metode hafalan, kemudian menurut

Hamka metode hafalan ini tidak memiliki analisis dan hanya membuat

sikap taklid siswa, serta metode ini sudah lama ditinggalkan oleh dunia

Barat. Hamka mencoba mengkooperatifkan metode Barat dengan Islam.

Pemikiran dan ide pendidikan Hamka adalah dengan melakukan

pengembangan terhadap materi dan metode pendidikan surau tradisional

ke pendidikan madrasah dan mengambangkan metode hafalan ke diskusi

serta tanya jawab dan kemudian mendirikan sekolah dengan sistem

klasikal yang semula dengan halaqah (Samsul Nizar, 2008: 89-90).

Page 81: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

67

Hamka mencoba lebih bersikap realistis dan akomodatif terhadap

pola pendididikan yang ada pada waktu itu dengan tanpa melepaskan roh

atau ajaran Islam yang ikut mewarnai bentuk pendidikan yang

dikembangkannya. Kedua kutub ilmu tersebut harus dipadukan dalam

bingkai yang sifatnya integral, pendekatan ini merupakan rumusan

pendidikan yang dicita-citakan dalam upaya membangun pola pendidikan

Islam yang ideal (Samsul Nizar, 2008: 90).

Menurut Hamka, agar proses pendidikan terlaksana secara efektif

dan efisien, maka seorang pendidik dituntut untuk mempergunakan

pelbagai macam pendekatan dan metode. Dengan menggunakan

pendekatan dan metode tertentu, proses interaksi akan dapat diterima dan

dipahami oleh peserta didik. Secara sistematis, al-Qur‟an telah

memberikan fungsinya sebagai hudan tentang pendekatan yang dapat

dipergunakan manusia dalam melakukan interaksi proses belajar mengajar.

Untuk membuktikannya, ia diantaranya merujuk pada QS. An-Nahl (16):

125.

ػظح ٱىحسح ٱى ح سثيو ستل تٱىحن ذى تٱىت ٱدع إى ـ

أحس و ػ سثييۦ ت أػي ستل إ أػي

( تذي (٢١١تٱى

Artinya:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui

tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. An-Nahl

(16): 125) (Depag RI, 2005: 383).

Page 82: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

68

Dalam ayat ini mengandung ajaran kepada Rasul s.a.w tentang cara

melancarkan da‟wah atau seruan terhadap manusia agar mereka berjalan di

atas jalan Allah (sabilillah). Sabilillah atau Ash shirathal mustaqim, atau

ad dinuul haqqu, agama yang benar. Nabi saw memegang tampuk

pimpinan dalam melakukan da‟wah itu. Kepadanya dituntunkan oleh

Allah bahwa di dalam melakukan da‟wah hendaklah memakai tiga macam

cara atau tiga tingkat cara. Pertama Hikmah (kebijaksanaan), yaitu dengan

secara bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang dan hati yang

bersih menarik perhatian orang kepada agama, atau kepada kepercayaan

terhadap Allah.

Kata hikmat itu kadang-kadang diartikan orang dengan filsafat.

Padahal dia adalah inti yang lebih halus dari filsafat. Filsafat hanya dapat

difahamkan oleh orang-orang yang telah terlatih fikirannya dan tinggi

pendapat logikanya. Tetapi hikmat dapat menarik orang yang belum maju

kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih pintar.

Kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut, melainkan termasuk

juga dengan tindakan dan sikap hidup. Kadang-kadang lebih berhikmat

diam daripada berkata.

Metode yang kedua adalah al mau‟izhatil hasanah, yang kita

artikan pengajaran yang baik, atau pesan-pesan yang baik, yang

disampaikan sebagai nasihat. Sebagai pendidikan dan tuntutan sejak kecil.

Sebab itu termasuklah dalam bidang al mau‟izhatil hasanah , pendidikan

ayah bunda dalam rumah tangga kepada anaknya, menunjukkan contoh

Page 83: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

69

beragama di hadapan anak-anaknya, sehingga menjadi kehidupan mereka

pula. Termasuk juga pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-

perguruan.

Metode yang ketiga ialah jadil hum billati hiya ahsan, bantahlah

mereka dengan cara yang baik. Kalau telah terpaksa timbul perbantahan

atau pertukaran pikiran, yang di zaman kita ini disebut polemik, ayat ini

menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau sudah tidak dapat

dielakkan lagi, pilihlah jalan yang sebaik-baiknya. Diantaranya ialah

memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan perasaan

benci atau sayang kepada pribadi orang yang tengah diajak berbantah.

Misalnya seseorang yang masih kufur, belum mengerti ajaran Islam, lalu

dengan sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan kepada Islam karena

bodohnya. Orang ini wajib dibantah dengan jalan yang sebaik-baiknya,

disadarkan dan diajak kepada jalan fikiran yang benar, sehingga dia

menerima. Tetapi kalau terlebih dahulu hatinya disakitkan karena cara kita

yang salah, mungkin dia enggan menerima kebenaran meskipun hati

kecilnya mengakui, karena hatinya telah disakitkan.

Ketiga pokok cara melakukan da‟wah ini, hikmat, al mau‟izhatil

hasanah, jadil hum billati hiya ahsan, amatlah diperlukan di segala zaman.

Sebab da‟wah atau ajakan dan seruan membawa ummat manusia kepada

jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah propaganda, meskipun

propaganda itu sendiri kadang kadang menjadi bagian dari alat da‟wah.

Da‟wah meyakinkan, sedang propaganda atau di‟ayah adalah

Page 84: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

70

memaksakan. Da‟wah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil

menundukkan keyakinan orang. Apalagi dalam hal agama. Al-qur‟an

sudah menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada paksaan.

(QS. Al-Baqarah ayat 256) (Hamka, 1983b: 320-322).

ي ل إمشا ف ٱىذ ٱى شذ ٱىش خ قذ تثي ـ ينفش تٱىط ف

ثق ج ٱى سل تٱىؼش فقذ ٱست تٱلل يؤ ىا ل ٱفصا ٱلل

( يغ ػيي (١١٩س

Artinya:

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);

sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang

sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan

beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang

kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan

Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah

(1): 256) (Depag RI, 2005: 53)

Dalam merincikan pendekatanyang di ambil dari QS. An-Nahl:

125 dan QS. Al-Baqarah: 256, tiga pendekatan yang perlu dilakukan,

yaitu; pertama, melalui al-hikmah (kebijaksanaan, akal budi yang mulia,

dada yang lapang, hati yang bersih, dan menarik perhatian peserta didik).

kedua, melalui al-mau;izhah al-hasanat (proses pengajaran yang baik).

Ketiga, melalui wa jadilhum bi al-lati hiya ahsan (bantahlah dengan cara

yang baik dan mengajak peserta didik kepada jalan pikiran yang benar)

(Hamka, 1983b: 321).Di samping pendekatan tersebut, al-Qur‟anjuga

memberikan beberapa bentuk metode pendidikan Islam. Di antaranya

melalui keteledanan (QS. al-Azhab: 21), cerita atau perumpamaan (QS. al-

Page 85: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

71

Maidah), nasihat (QS: Luqman: 13), hukuman (QS. at-Taubah : 74), dan

kebiasaan.

Seirama dengan pendekatan di atas, dalam bahasanya yang

sederhana, ia membagi metode pendidikan Islam kepada empat macam

metode, yaitu:

1. Metode diskusi. Diskusi merupakan proses saling bertukar pikiran

antara dua orang atau lebih. Melalui proses ini, kedua belah pihak

akan saling berdialog dan mengemukakan pandangannya secara

argumentatif. Proses ini dilakukan dengan penuh keterbukaan dan

persaudaraan. Tujuan utamanya adalah untuk mencari kebenaran.

Model pendekatan yang demikian akan mampu merespon daya

intelektual peserta didik untuk melakukam analisis kritis dan

menumbuhkan kepercayaan diri dalam membangun sebuah

pemikiran yang dapat dipertanggungjawabkan dan dimanfaatkan

oleh seluruh umat manusia (Hamka, 2015: 118-119).

Untuk terciptanya diskusi yang dialogis, maka pendidik (formal,

informal, maupun nonformal), hendaknya membiasakan hidup

demokratis, memberikan kemerdekaan kepada setiap peserta didik

untuk berpikir, serta mengemukakan pendapat secara bebas dan

bertanggung jawab. Setiap perbedaaan pendapat selalu dihargai

sebagai sebuah keberagaman pandangan dalam melihat suatu objek

kajian. Dinamika diskusi hendaknya mencerminkan sikap tenggang

rasa dan saling menghormati pendapat orang lain. Pendidik

Page 86: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

72

hendaknya membimbing dan mengarahkan agar dinamika tersebut

berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkan. Lebih

tegas ia mengatakan, bahwa proses ini perlu tertanam sejak dini,

yaitu pendidikan di lingkungan keluarga. Melalui pendekatan yang

demikian, pendidikan akan mampu menciptakan sosok out put

yang berpikiran kritis dan dinamis (Hamka, 2015: 167-169).

2. Metode darmawisata. Metode ini dimaksudkan agar tumbuh

kepekaan sosial pada setiap peserta didik. Seorang pendidik bisa

mempergunakan metode darmawisata untuk mengenalkan peserta

didik pada realitas lingkungannya secara dekat dan konkret

(Hamka, 1947: 34). Melalui pengenalan terhadap lingkungannya,

peserta didik akan lebih banyak terlibat langsung terhadap objek

dan mengetahui hubungan dari apa yang dilihat dengan

pelajarannya. Hanya saja dalam pelaksanaanya, perlu

dipertimbangakan aspek nilai pendidikan yang dicapai dan tidak

membahayakan keselamatan peserta didik.

3. Metode eksperimen. Melalui eksperimen, peserta didik akan

diformulasi untuk melakukan serangkaian observasi dan latihan-

latihan yang berfungsi untuk memperkaya pengalaman mereka

terhadap materi (teori) ilmu pengetahuan yang mereka miliki.

Metode ini sangat membantu bagi tumbuhnya motivasi dan daya

kreativitas peserta didik dalam menanggapi materi yang diajarkan.

Ilmu (teoritis) tanpa diimbangi dengan pengalaman akan

Page 87: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

73

mengakibatkan daya berpikir anak berada dalam alam khayal.

Melalui pendekatan metode eksperimen secara langsung terhadap

objek yang dipelajari, maka peserta didik akan dapat menemukan

kebenaran dari apa yang dipelajarinya secara riil. Dengan

demikian, ia akan lebih banyak memperoleh pengalaman langsung

terhadap berbagai fenomena sosialnya (Hamka, 1950: 58).

4. Metode resitasi atau assignment (pemberian tugas). Agar peserta

didik memiliki rasa tanggung jawab terhadap amanat yang

diberikan padanya, maka seorang pendidik dapat melakukan

pendekatan dengan menggunakan metode resitasi, yaitu

memberikan sejumlah soal-soal pendidikan untuk dikerjakannya

secara baik dan benar. Bila terdapat kesalahan dalam

melaksanakan tugas tersebut, maka seorang pendidikan hendaknya

dengan sabar membimbing peserta didik sampai ia benar-benar

mampu melaksanakan tugas yang telah diberikan dengan sebaik-

baiknya. Dengan pendekatan ini, setiap peserta didik akan dapat

mengaplikasikan ilmu yang telah diperolehya, bukan hanya sebatas

teoritis belaka (Hamka, 1950: 56-57).

Page 88: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

74

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Signifikansi Pemikiran Hamka tentang Pendidikan Integral

Menurut Hamka, pendidikan merupakan sarana untuk membentuk

watak, pribadi manusia yang telah lahir ke dunia supaya menjadi orang

yang berguna dalam masyarakatnya, dan mengetahui mana yang baik dan

mana yang buruk.

Pendidikan Islam merupakan pendidikan manusia seutuhnya, akal

dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.

Sedangkan, pendidikan integral menurut Hamka adalah pendidikan yang

memadukan antara potensi-potensi yang terdapat pada diri manusia, yaitu

potensi jasmani dan potensi rohani dengan lingkungannya (baik

lingkungan sosial maupun alam) dengan cara mengharmoniskan kembali

relasi antara Tuhan-alam dan wahyu-akal untuk mewujudkan peserta didik

yang kaffah. Pendidikan jasmani dimaksudkan sebagai upaya untuk

mewujudkan dan mengambangkan keterampilan-keterampilan fisik yang

tangguh bagi peserta didik (Abdurrahman Saleh Abdullah, 1990: 139).

Pendidikan rohani merupakan upaya pembentukan hati yang penuh iman

kepada Allah. Sedangkan, pendidikan akal merupakan pendidikan yang

mengacu pada tujuan untuk memberi daya dorong menuju peningkatan

kecerdasan peserta didik (Abdurrahman Saleh Abdullah, 1990: 146).

Page 89: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

75

Hamka menekankan pentingnya pendidikan jasmani dan rohani

(jiwa yang diwarnai oleh roh agama dan dinamika intelektual) yang

seimbang. Integralitas kedua aspek tersebut akanmembantu keseimbangan

dan kesempurnaan fitrah peserta didik. Hal ini disebabkan karena

esensipendidikan Islam berupaya melatih perasaan peserta didik sesuai

dengan fitrah-Nya yang dianugrehkan kepada setiap manusia, sehingga

akan tercermin dalam sikap hidup, tindakan,keputusan dan pendekatan

mereka terhadap semua jenis dan bentuk pengetahuan yang

dipengaruhioleh nilai-nilai ajaran Islam. Pandangan simplistik yang

berkembang di masyarakat bahwa kemerosotan akhlak, moral dan etika

peserta didik disebabkan gagalnya pendidikan agama yang ada di sekolah

oleh karena itu perlu dicari format pendidikan Islam baru yang nantinya

mampu menciptakan siswa yang memiliki ilmu pengetahuan yang tangguh

dan berakhlak mulia. Pemikirandan ajaran Hamka yang menyentuh

pendidikan Islam antaranya dapat diperhatikan dari hasil karya tertulisnya

seperti “Tasawuf Modern”, “Pelajaran Agama Islam”, “Falsafah Hidup”,

“Tafsir Al-Azhar”, “Sejarah Umat Islam”, ”Islam dan Demokrasi”dan

beberapa karangannya lagi yang penting, termasuk “Tasawuf dari Abad ke

Abad”. Tafsir Al-Azhar merupakan tafsir Qur‟an terbesar dalam Bahasa

Indonesia.

Pendidikan dari pemikiran Hamka di sini didasarkan kepada

kepercayaan, bahwa di atas dari kuasa manusia ada lagi kekuasaan

Mahabesar, yaitu kekuasaan Allah. Oleh karena itu pendidikan modern

Page 90: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

76

tidak bisa meninggalkan agama. Kecerdasan otak tidak menjamin

keselamatan apabila nilai rohani keagamaan tidak dijadikan dasarnya

(Hamka, 2015: 304). Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur‟an surah

Al-An‟am ayat 162 yang berbunyi:

( ي ي ـ سب ٱىؼ ات لل حيا سن صلت (٢٩١قو إ

Artinya:

Katakanlah (Muhammad): “Sesungguhnya shalatku, ibadahku,

hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”

(QS. Al-An‟am (6): 162)(Depag RI, 2005: 201).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa tujuan hidup manusia di dunia

semuanya adalah untuk Allah.

Pendidikan integral yang didasarkan pada pemikiran ideal Hamka

dalam pendidikan Islam ini merupakan kontribusi Hamka untuk

memajukan pendidikan kontemporer di Indonesia supaya peserta didik dan

pendidik memiliki akhlakul karimah dan menjadi manusia paripurna

(insan kamil). Peran serta pendidikan integra ini juga untuk membina

peserta didik supaya menjadi pribadi yang hebat, memiliki kemauan yang

tinggi, cita-cita yang kuat, serta mampu menghadapi permasalahan di

masa yang akan datang di dalam kemasyarakatan.

M. Rusli Karim menyatakan bahwa pendidikan Islam tidak

terhindar dari kemelut yang dihadapi dunia pendidikan pada umumnya dan

bahkan konflik yang dihadapi sistem pendidikan Islam jauh lebih besar

daripada dilema yang melanda pendidikan yang tidak memasukkan

dimensi keagamaan. Pendidikan pada umumnya mengabaikan dimensi

Page 91: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

77

keterampilan fisik/jasmani, sedangkan pendidikan Islam mementingkan

semuanya yaitu pemaduan ilmu umum dan ilmu agama. Di sinilah

terkandung pengertian bahwa pendidikan Islam menghindari adanya

dikotomi antara kedua aspek tersebut (ilmu umum dan ilmu agama) (M.

Rusli Karim, 1991: 129).

Hal di atas merupakan alasan tuntutan dari kalangan agama agar

diadakan pendidikan di sekolah. Menurut Hamka, hendaklah menjadikan

sekolah yang memakai asrama, menyediakan seorang pimpinan yang

khusus mendidik rohani murid-muridnya. Agama berperan sebagai dasar

utamanya, adab dan budi pekerti disatukannya, pengertian tentang hidup,

serta percaya akan adanya kuasa ghaib yang meliputi kuasa manusia. Bagi

anak-anak yang masih kecil didikan agamalah yang perlu, belum ilmu

agama. Hal ini karena pelajaran agama mudah masuk asalkan dasar iman

sudah ada terlebih dahulu (Hamka, 2015: 305).

Dalam agama Islam sudah ada aturan tentang bagaimana cara

mendidik anak-anak. Anak usia 7 tahun telah disuruh shalat oleh bapak

dan ibunya. Apabila usianya menginjak 10 tahun, belum juga dia shalat,

masih malas-malas dalam mengerjakan, maka anak tersebut sudah boleh

dipukul (Hamka, 2015: 305). Lain halnya ketika iman orang tua sendiri

lemah. Anaknya diserahkannya kepada suatu sekolah. Di sekolah itu yang

ada hanya pengajaran, bukan pendidikan. Kalaupun ada pendidikan,

hanyalah pendidikan salah, pendidikan yang menghilangkan pribadi.

Banyak ilmunya tetapi budinya kurang. Kesudahannya banyaklah

Page 92: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

78

kelihatan anak-anak muda yang tidak tentu tujuan hidupnya. Tidak dapat

berkhidmat kepada tanah air tumpah darahnya. Bagaimana akan

berkhidmat jika dia sendiri tidak mengenal asal usulnya (Hamka, 2015:

305).

Menurut Gus Mus (A. Mustofa Bisri) dalam tayangan di salah satu

stasiun televisi pada hari Minggu, 6 Agustus 2017 dengan tema “Cerita

Dua Sahabat” menyatakan,

“Tanah air adalah tempat lahir, tanah air adalah tempat sujud, tanah

air adalah tempat merebahkan diri dan direbahkan. Tanah air itu

ibarat rumah. Dahulu kita melawan penjajah, karena penjajah akan

merusak rumah kita. Maka, kalau orang Indonesia tidak cinta

rumahnya, bahkan punya keinginan untuk merusak rumahnya

sendiri, pasti ada yang tidak beres di kepalanya” (A. MustofaBisri,

2017).

Dapat di simpulkan bahwa orang yang tidak cinta tanah air itu

ibarat sakit jiwa. Cinta tanah air itu adalah naluri, sama seperti cinta ibu

dengan anaknya. Orang yang mencintai tanah air, maka bersedia

berkorban untuk tanah air. Orang yang mencintai tanah air, nampaklah

keindahannya, lalu hindarilah sesuatu yang dapat memberi kesan buruk

pada tanah airnya (A. Mustofa Bisri, 2017).

Sehubungan dengan di atas, pendidikan agama tidak membenarkan

adanya dikotomi antara ilmu umum dengan ilmu agama. Menurut Hamka,

pendidikan agama ini amat perlu, walaupun pada sekolah-sekolah umum

banyak yang mengajarkan agama, tetapi tidak mendidik agama (Hamka,

2015: 305). Beliau berpendapat bahwa pendidikan dan pengajaran tidak

sama. Pendidikan adalah untuk membentuk watak pribadi manusia yang

Page 93: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

79

lahir ke dunia ini supaya menjadi orang yang berguna dalam

masyarakatnya. Supaya dia tahu mana yang baik dan mana yang buruk

(Hamka, 2015: 303). Sedangkan pengajaran, hanya menyampaikan

informasi saja. Pendidikan dan pengajaran merupakan dua jalan untuk

menjadi satu dan antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Pendidikan dan

pengajaran adalah wasilah (jalan) yang paling utama bagi kemajuan

bangsa, mencapai kedudukan mulia di dunia, juga berguna untuk

mencapai cita-cita yang tinggi. Sebab tiap-tiap bangsa pasti mempunyai

cita-cita yang tinggi. Akan tetapi apabila suatu bangsa hanya

mementingkan pengajaran saja tanpa memikirkan pendidikan untuk

melatih budi pekerti maka output yang dihasilkan tidak memiliki

keseimbangan antara intelektualitas dan spiritual. Hal tersebut akan

menghasilkan orang yang boleh jadi pintar tetapi buruk akhlaknya,

walaupun ada kemajuan karena kepintarannya tetapi akan menjadi racun

bukanlah obat (Abdul Nashir, 2006: 70)

Oleh karena itu, dengan konsep integral ini diharapkan

terbentuknya sebuah generasi yang lebih baik. Siswa tidak hanya

mempunyai kemampuan dalam bidang akademik atau kemampuan

kognitif saja, tetapi juga kemampuan psikomotor dan afektifnya, semua itu

bersumber dari ketauhidan. Pendidikan tauhid sebagai prinsip utama akan

memberi nilai tambah bagi manusia dan akan menumbuhkan kepercayaan

bagi dirinya serta mempunyai pegangan hidup yang benar. Bagi orang

Page 94: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

80

yang tidak menjadikan tauhid sebagai dasar pendidikan maka seakan-akan

kehilangan tempat berpijak.

Dalam Al-Qur‟an telah dijelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam

adalah membina manusia guna mampu menjalankan fungsi-fungsinya

sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya (Abd. Rahman Dahlan, 1997: 173).

Menurut Hamka, sistem pendidikan Islam yang ideal seyogianya

berorientasi pada visi keakhiratan sebagai alat control perilaku manusia,

sekaligus visi kekinian dengan mengaktifkan fungsi akal peserta didik

secara maksimal. Persentuhan kedua aspek tersebut secara harmonis dan

integral akan menciptakan sosok peserta didik yang memiliki kepribadian

paripurna (insan kamil). Melalui agama, dinamika akal akan terkontrol

dengan baik. Adapun melalaui ilmu umum (rasional), akan menyiapkan

umat Islam agar mampu menjawab berbagai tantangan dinamika zaman

secara aktif, dinamis dan proporsional. Ungkapannya ini mencerminkan

sikap intelektualitasnya yang ditujukan kepada umat Islam agar melihat

visi pembaharuan, khususnya pendidikan Islam secara kritis dan objektif

(Samsul Nizar, 2008: 10-12).

Hamka menilai tujuan pendidikan Islam adalah mengenal dan

mencari keridhaan Allah, membangun budi pekerti untuk berakhlak mulia

(Hamka, 2015: 13), serta mempersiapkan peserta didik untuk hidup secara

layak dan berguna ditengah-tengah komunitas sosialnya (Hamka, 1983a:

2-3). Dengan arti lain, tujuan pendidikan Islam yang dibangun bukan

hanya bersifat internal bagi peserta didik guna memiliki sejumlah ilmu

Page 95: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

81

pengetahuan dan mengenal Khaliknya, akan tetapi juga secara eksternal

mampu hidup dan merefleksikan ilmu yang dimiliki bagi kemakmuran

alam semesta. Maka, dengan adanya pendidikan Islam yang diformulasi

secara sistematis dan integral ini, akan dapat merangsang tumbuhnya

dinamika fitrah peserta didik secara optimal (Samsul Nizar, 2008: 116-

117).

B. Relevansi Pemikiran Hamka tentang Pendidikan Integral dengan

Pendidikan Sekarang

Melalui data dan analisis terhadap pemikiran Hamka tentang

pendidikan Islam, memberikan isyarat bahwa pada zamannya ia telah

cukup berhasil melaksanakan tugasnya sebagai seorang intelektual

muslim.

Hamka telah memberikan pemikiran kritisnya sebagai alat analisis

yang tajam dan berperan secara efektif terhadap masyarakat untuk menata

kehidupan sosialnya. Pemikirannya tentang pendidikan Islam, memiliki

keterkaitan dengan norma agama, potensi peserta didik, dan dinamika

aspirasi masyarakat. Norma-norma tersebut mengacu pada landasan sistem

nilai yang universal dan kemudian dijabarkan ke dalam kaidah-kaidah

pendidikan Islam, yaitu tanggung jawab manusia kepada Tuhan,

perkembangan kekuatan kekuatan potensial dan riil manusiawi,

perkembangan masyarakat dan pendayagunaan potensi peserta didik

Page 96: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

82

secara maksimal. Kesemua itu ditujukan bagi kemaslahatan umat manusia

(Samsul Nizar, 2008: 212).

Substansi pemikiran pendidikan yang dibangunnya, merupakan

pendekatan menuju pada pola pendidikan yang sangat ideal, terutama

dalam upaya membentuk generasi muda sekarang dan akan datang yang

berilmu pengetahuan dan berakhlak mulia. Pendekatan yang dilakukan

merupakan pemikirannya di era 1940-1950-an, akan tetapi substansi ide-

idenya masih sangat relevan untuk dikembangkan pada sistem pendidikan

Islam era modern. Pendekatan ini sangat beralasan, bila diteliti secara

seksama pemikirannya tentang kerangka pendidikan (Islam) masih belum

terealisasi secara maksimal dan utuh dalam sistem pendidikan nasional

sampai saat ini. Hal ini dapat dilihat, terutama dari aspek keterkaitan

antara guru orang tua, dan lingkungan (sosial) yang kurang harmonis dan

integral, pola kurikulum masih banyak yang belum menyentuh totalitas

potensi peserta didik, dikotomi materi pendidikan yang menyebabkan

terjadi kesenjangan wawasan keilmuan, baik pendidik maupun peserta

didik, antara ilmu keislaman dan umum, serta berbagai gejala dekedensi

moral yang semakin memprihatinkan.

Latar belakang di atas menyebabkan pendidikan kontemporer bila

dilihat secara kontekstual saat ini mengalami krisis moral, adanya

hukuman di dalam sekolah tidak membuat jera peserta didik, tawuran di

mana-mana dikarenakan perbedaan pendapat, bahkan muncul seorang

guru yang melakukan pelecehan seksual terhadap peserta didiknya. Dalam

Page 97: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

83

konteks ini dibutuhkan pemikiran yang bisa mengayomi semua dimensi

kehidupan. Penghargaan dan sikap toleran atas perbedaan jauh lebih

penting dikemukakan untuk menciptakan tata kehidupan yang damai.

Pemikiran Buya Hamka sebagai intelektual yang mencintai

keadilan dan memandang perbedaan sebagai suatu kenyataan hidup

merupakan pemikiran yang sangat dibutuhkan di dalam kehidupan saat ini.

Pribadi tangguh yang dilahirkan di tanah Minangkabau ini memberikan

teladan untuk bersikap dewasa dan menghargai pluralism serta mengakui

perbedaan.

Perbedaan keyakinan bukan jalan untuk melakukan permusuhan.

Hemat penulis, melihat dari jejak Hamka, apabila beliau memiliki

perbedan prinsip keagamaan ia malah melakukan hubungan baik, namun

kalau sudah menyangkut masalah kebangasaan beliau justru menentang

kekuasaan pemerintahan yang zalim. Hingga dia masuk kedalam jeruji

penjara. Namun jeruji penjara tidak membuatnya menjadi seorang yang

lemah, justru karena kemerdekaan jiwa dan pikirannya beliau mampu

melahirkan mahakarya berupa Tafsir Al Azhar.

Apa yang dilakukan Hamka dalam penokohan di atas, menurut

penulis merupakan salah satu cara dakwah beliau yang menunjukkan

kepada pembaca bahwa betapa mulia orang yang berilmu dan ahli ibadat.

Dakwah yang dilakukan beliau sangat halus. Cara dakwah seperti ini, jika

melihat karya-karya sastra pada zaman itu yang rata-rata penuh tendensi,

tentunya adalah suatu hal yang bisa kita nilai pula sebagai kelebihan

Page 98: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

84

Hamka. Keterbukannya terhadap perbedaan sekaligus meletakkan sikap

dasar toleransi adalah jalan yang paling baik daripada menutup semua

peluang dialog dan hidup berdampingan. Indonesia adalah bangsa yang

dibangun atas dasar kesamaan nasib, bukan semata-mata kesamaan

berkeimanan. Sudah selayaknya bangsa ini diolah dan dibangun dengan

cara pandang yang terbuka pula.

Menurut A. Mustofa Bisri (2017), beliau menyatakan bahwa

pesantren-pesantren titik beratnya pada pendidikan, namun yang membuat

kacau selama ini adalah pada pengajaran dan pendidikan. Pengajaran dan

pendidikan adalah dua hal yang saling keterkaitan. Pengajaran dalam

bahasa arab, ta‟lim, artinya untuk menyampaikan informasi saja.

Sedangkan pendidikan dalam bahasa arab adalah tarbiyah, di mana

tarbiyah di dalam pendidikan pesantren lebih ditekankan, meskipun

sekarang banyak yang menggunakan dua-duanya. Pendidikan saat ini tidak

cukup hanya menciptakan orang-orang pintar saja, karena bukti

menunjukkan banyak orang pintar tidak terdidik, tidak berakhlakul

karimah, justru akibat buruknya merata di mana-mana.

Sehubungan dengan itu, bertolak pada pemikiran Hamka dalam

jurnal karya Dartim (2016: 15) hakikat pendidikan menurut Hamka sangat

menekankan pada penguatan pribadi yang meliputi akal, budi, cita-cita dan

bentuk fisik. Pemikiran pendidikan Hamka berorientasi pada penguatan

pribadi individu, karena kondisi kontemporer pendidikan Indonesia dapat

diindikasikan lebih berorientasi pada hal-hal yang materialistis daripada

Page 99: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

85

penyempurnaan pribadi individu. Penguatan pribadi itu ditunjukkan

kepada pendidik, peserta didik, dan semua orang yang terlibat dalam dunia

pendidikan.

Titik sentral pemikiran Hamka dalam pendidikan Islam adalah

fitrah pendidikan tidak sajapada penalaran semata, tetapi juga akhlakul

karimah. Salah satu bukti gagalnya pendidikan formal dalam menata moral

dan etika terlihat dari munculnya kenakalan remaja seperti tawuran.

Pendidikmesti menjaga sikap dan memiliki syarat; objektif, menjaga

akhlak, menyampaikan seluruh ilmu,menghormati keberadaan peserta

didik, memberi pengetahuan sesuai dengan kemampuan penerimadan

perkembangan jiwa peserta didik dalam menerima pendidikan. Hamka

dalam memaparkan persoalan pendidikan, selalu mencakup peran

keluarga, pendidik dan lingkungan sosial. Peran inidituntut harmonis dan

tidak ada yang longgar antara satu dengan yang lain. Sebagai bentuk

pemikiran yang bersentuhan dengan persoalan politik, Hamka melihat

hubungan ideal antara pemerintah dalam pendidikan. Dikatakannya,

pemerintah tidak bisa mengintervensi pendidikan dalam segi material

maupun kebijakan.

Manusia ideal merupakan cita-cita semua proses pendidikan.

Menurut Al-Ghazali manusia terdiri dari unsur jasad dan roh atau jiwa

yang keduanya mempunyai sifat berbeda tapi saling mengikat. Oleh

karenanya tujuan pendidikan secara umum menyempurnakan manusia,

yakni manusia yang mampu mendekatkan diri kepada Allah, manusia yang

Page 100: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

86

mampu hidup bahagia-selamat dunia akhirat (Abd. Rahman Abdullah,

2001: 248). Oleh karena itu, pendidikan Islam mempunyai arah tujuan

yang integratif dan menyeluruh, bukan mengutamakan dunia

meninggalkan akhirat dan sebaliknya bukan mengutamakan akhirat

meninggalkan persoalan dunia melainkan seimbang, utuh dan proporsional

dalam membangun manusia dan masyarakat seutuhnya.

Sejalan dengan pemikiran Al-Ghazali, pemikiran Hamka tentang

pendidikan integral dengan dunia pendidikan saat ini yaitu dalam rangka

menumbuhkan dan menguatkan pribadi individu sebagai solusi alternatif

di tengah-tengah berbagai masalah ketimpangan pendidikan yang terjadi di

mana akar masalahnya disebabkan dari lemahnya pribadi. Selain itu,

relevansi tersebut dapat dilihat dari upaya praktis untuk menumbuhkan

perubahan paradigma pendidikan dalam merumuskan visi, misi dan tujuan

pendidikan Islam yang seimbang dengan ranah ta‟lim, tarbiyah, dan ta‟dib

secara menyeluruh dan terintegrasi dengan satu kata pribadi.

Pribadi menurut Hamka memiliki makna lebih luas dan lebih

menyeluruh secara terintegrasi, karena meliputi akal, budi, cita-cita dan

bentuk fisik, sehingga mampu mewujudkan manusia yang mandiri serta

manusia yang merdeka. Hal itu juga yang menyebabkan harga

kemanusiaan seseorang berbeda dari yang lain (Hamka, 2014: 4).

Dalam hubungan itu, Hasan Langgulung (1991: 39) menyatakan

bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dapat membawa

kepada pertumbuhan individu dan masyarakat yang menyeluruh.

Page 101: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

87

Sedangkan pendidikan Islam lebih diorientasikan kepada akhlak dan sopan

santun serta penghayatan nilai-nilai Islam dalam kehidupan keseharian

(Muhammad Abdurrahman, 2003: 64). Hal ini berarti bahwa masalah

moral dianggap sesuatu yang masih dipertahankan dan siapa saja yang

mencoba mengesampingkan masalah moral atau akhlak ini dianggap

kering dari pendidikan Islam atau pendidikan agama. Pendidikan Islam

bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menciptakan keadaan

yang kondusif dalam masyarakat.

Sehubungan dengan di atas, Dawam Raharjo menyatakan bahwa

pendidikan Umum sebagai ikhiar pendidikan nilai dan kepribadian

(pembentukan jati diri sebagai makhluk individu, sosial sekaligus hamba

Allah SWT). Pada saat dilahirkan, manusia dibekali seperangkat potensi

yang meliputi keasadaran indrawi, akal dan kesadaran rohani.Potensi

tersebut diwujudkan dalam taksonomi kognitif, afektif dan psikomotorik

yang harus untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi sebagai Insan Kamil

(kaffah, paripurna). Menurut Hamka, kaffah dijadikan „hal‟ dari as-Silmi

(Islam) janganlah masuk separuh-separuh, sebagian-sebagian, tapi

masukilah keseluruhannya. Jika mengaku beriman telah menerima Islam

sebagai agama, hendaklah seluruh isi Al-Qur‟an dan tuntunan Nabi SAW,

diakui dan diikuti (http://repository.upi.edu/7475/43/d_pu_0601208_

chapter2.pdf: Model pendidikan nilai berbasis zikir dan doa dalam

mengembangkan kepribadian kaffah, hlm. 10).

Page 102: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

88

Pendidikan nilai yang lazimnya disebut pula dengan pendidikan

akhlak. Pendidikan nilai berbeda dengan pendidikan pada umumnya

karena bertujuan mengemas pengembangan pribadi utuh bagi peserta

didik. Tujuan yang ingin dicapai pendidikan nilai bukan saja kecerdasan

nilai-nilai intelektual (kognitif), tapi lebih ditekankan pada pencapaian

kecerdasan emosional, spiritual (akhlakul karimah). Karena itu hakikat

pendidikan akhlak karimah (mahmudah), pendidikan moral, budi pekerti,

karakter, pendidikan bagaimana berperilaku santun. Pendidikan akhlak ini

bersumber dari Ad Din (Al-Qur‟an dan As Sunnah) (http://repository.upi.

edu/7475/43/d_pu_0601208_chapter2.pdf: Model pendidikan nilai

berbasis zikir dan doa dalam mengembangkan kepribadian kaffah, hlm.

19). Pendidikan akhlak karimah ini bertujuan agar peserta didik memiliki

kepribadian utuh dan insan kamil yang selalu berusaha untuk mencapai

derajar kaffah (paripurna) seperti yang difirmankan Allah SWT dalam

surat Al-Baqarah ayat 208.

ٲخ ل تتثؼا خط ڪافح ي ا ٱدخيا ف ٱىس ءا ا ٱىزي أي ـ ي

ـ يط ٱىش ) إ ثي ػذ (١٠٢ۥ ىڪ

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam

keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.

Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-

Baqarah (1): 208) (Depag RI, 2005: 40).

Sebab itu, salah satu indikator keberhasilan pendidikan nilai diukur

dengan perilaku dan akhlak peserta didik dalam pengamalannya, baik

Page 103: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

89

sebagai individu; anggota keluarga, lingkungan sekolah maupun di

lingkungan masyarakatnya.

Dengan pendidikan, kepribadian manusia itu seharusnya kaffah,

utuh, total, paripurna, komprehen. Jika manusia itu tidak memiliki

pertahanan atau lemah, maka kepribadian tersebut menjadi retak (split)

dan terjadilah degrasi moral. Untuk itu dilakukan berbagai upaya antara

lain pendidikan yang terkait dengan pengalaman ibadah, diantaranya

melalui dzikir dan doa (http://repository.upi.edu/7475/43/d_pu_0601208_

chapter2.pdf: Model pendidikan nilai berbasis zikir dan doa dalam

mengembangkan kepribadian kaffah, hlm. 20).

Menurut Hamka, dalam mengatasi degresi moral maka di dalam

pendidikan Islam lebih menekankan pada pentingnya pendidikan sosial

bagi peserta didik. Eksistensinya, mengharuskan manusia untuk hidup

dalam komunitasnya, saling memerlukan bantuan antara satu dengan yang

lain, dan membangun rasa kebersamaan (Hamka, 1950: 133). Oleh karena

itu, manusia dituntut untuk saling menghargai antar satu dengan yang lain.

Aspek ini akan terwujud tatkala dalam kehidupannya diatur oleh tata

kesopanan (adab). Dalam hal ini, ia memberikan berbagai contoh yang

bisa dicermati sebagai bagian adab yang mampu menjadi perekat

hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Di

antaranya duduk bersila dihadapan orang yang lebih tua, berkata yang

sopan, jika sedang makan dilarang antara piring dan garpu saling beradu,

terutama bagi perempuan dilarang tertawa terlalu nyaring dan lain

Page 104: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

90

sebagainya. Melalui ikatan norma adab yang demikian, maka manusia

akan terpuji dan terpelihara dari kehinaan sebagaimana kehidupan

binatang (Hamka, 1950: 100-101). Hal ini sesuai dengan pendapat Quraish

Shihab (2017), bahwa degresi moral terjadi karena hatinya tidak

bersih.Maka, harus sering-sering merasa kehidupan ini dipikul bersama,

hati harus bersih, agar hati manusia tidak dikuasai hal-hal yang hanya

bersifat materialistik. Pendapat ini didasarkan pada kutipan beliau, yaitu,

Mahkota ilmu adalalah rendah hati.

Pandangannya adalah keterbebasan dari iri hati.

Akalnya adalah pengetahuan tentang sebab akibat.

Buahnya adalah takwa.

Persahabatan, mendengar dari cerdik cendikia, ucapan yang benar,

serta keterhindaran dari kelengahan dan perbuatan yang

membuahkan penyesalan.

Hati memang berperan penting dalam segala hal, termasuk dalam

mencapai tujuan pendidikan integral ini. Hati yang bersih terlihat pada

perilaku yang teraktualisasi pada kehidupan sehari-hari. Berdasar pada

tujuan hidup manusia adalah hanya untuk Tuhan semata, maka

apagunanya hidup apabila tidak dilandasi dengan agama. Agama sangat

berperan penting dalam mengatur kehidupan manusia, dari bangun tidur

hingga tidur kembali, hingga berperan penting untuk memperoleh

keselamatan di dunia dan di akhirat.

Islam adalah sebuah pandangan hidup yang ajarannya mencakup

seluruh aspek kehidupan manusia. Di dalamnya membentuk cara hidup

yang didasarkan kepada nilai-nilai yang agung dan universal. Nilai-nilai

yang dibawa oleh Islam dapat diterima oleh pemikiran manusia secara

Page 105: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

91

global sebagai nilai yang sanggup membangun peradaban manusia. Nilai-

nilai tersebut bahkan dapat diterima oleh orang-orang yang berlainan

keyakinan (agama) (Muhammad Abdurrahman, 2003: 76). Maka, untuk

memperoleh ilmu agama yang bermanfaat dan sesuai dengan tujuan

pendidikan Islam, adab dalam mencari ilmu harus diperhatikan.

Dalam mencapai tujuan pendidikan integral, materi, pendidik,

peserta didik, lingkungan, kurikulum, hingga metodenya harus saling

berkesinambungan antara satu dengan yang lain.

Menurut Hamka, ada dua orientasi pemikiran tentang pembagian

materi pendidikan. Pada satu sisi, materi pendidikan hendaknya

berorientasi pada pengembangan akal (filsafat), sementara di sisi lain pada

pengembangan rasa (agama). Kedua orientasi materi tersebut penting dan

saling mengisi antara satu dengan yang lain. Pendidikan yang hanya

menekankan aspek akal akan menggiring peserta didik bersikap

materialistik dan acapkali tidak bermoral. Adapun pendidikan yang hanya

menekankan pada aspek keagamaan akan menggiring hidup yang

melalaikan dinamika peradaban dunia kekinian. Materi pendidikan

hendaknya memadu kedua aspek tersebut secara serasi dan seimbang.

Pendidikan yang didasarkan agama akan menumbuhkan keyakinan kepada

ketentuan Allah dan menjadi nilai control perilakunya. Sementara

pendidikan akal (filsafat) akan membantu peserta didik membangun

peradaban umat secara dinamis, sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama

yang diyakininya (Hamka, 2015: 303-304). Materi ini bersesuaian dengan

Page 106: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

92

pendapat Ahmad bin Mohd Sholeh dalam buku Pendidikan di Alaf Baru:

Rekonstruksi atas Moralitas Pendidikan, beliau menyatakan bahwa suatu

bangsa akan sejahtera hidup dan harmonis jika warga negaranya terdiri

dari orang-orang yang bermoral atau berbudi luhur. Sebaliknya, jika warga

negara tersebut berbudi pekerti buruk maka hancurlah bangsa dan negara

tersebut. Akhlak/ moral/ budi pekerti akanbaik jika pembinaannya dimulai

dari rumah tangga kemudian mengarah kepada masyarakat luas

(Muhammad Abdurrahman, 2003: 76).

Semua agama yang di dunia ini mengandung ajaran moral, baik

agama Islam, Nasrani, Budha, Hindu, dan sebagainya. Dalam istilah

sosiologi, hal ini sering disebut agama yang berbentuk vertikal dan

horizontal. Hanya saja para penganut kepercayaan atau agama yang tidak

mau mengamalkan ajaran-ajaran moral lebih disebabkan oleh pengaruh

lingkungan di mana mereka tinggal.Dalam ajaran Islam, akhlak adalah

iman seseorang.Keimanan seseorang sangat ditentukan oleh akhlak yang

dimilikinya. Sebagaiman Nabi Saw bersabda (Muhammad Abdurrahman,

2003: 76-77),

و خيق اأم ا ا أحس إي ي ؤ اى

Artinya:

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang

yang paling baik akhlaknya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu

Hibban dan Hakim, Shahihul Jaami‟ no. 1230)

Muhammad Abdullah Darraz mengklasifikasikan akhlak atau

moral ke dalam lima kategori, yaitu: pertama, akhlak fardhiyyah

Page 107: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

93

(individu); ke-dua, akhlak usariyah (kekeluargaan); ke-tiga, akhlak

ijtimaiyah (kemasyarakatan); ke-empat, akhlak daulah (negara); ke-lima,

akhlak diniyah (agama). Semua kategori ini menjadi bidang dan runang

lingkup akhlak Islam yang dimulai dari keluarga, masyarakat, sampai

pada pembentukan sebuah negara, peradaban dan sebagainya.

Pendapat di atas dikuatkan dengan pendapat Ismail Ibrahim yang

dikutip dalam buku Pendidikan di Alaf Baru: Rekonstruksi atas Moralitas

Pendidikan. Beliau berpendapat bahwa kalau manusia tidak pernah

dibekali dengan pendidikan moral sejak kecil, maka tidak berlebihan kalau

dikatakan bahwa manusia tersebut lebih ganas dari serigala dan singa yang

tidak pernah mempelajari human rights(hak asasi manusia). Krisis moral

yang melanda alam manusia pada kurun waktu ini telah mancapai

puncaknya. Hal ini terjadi secara menyeluruh, akibatnya terjadilah

pelanggaran-pelanggaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan

pembantaian terhadap manusia yang tidak bersalah karena kerakusan yang

menyerupai binatang ((Muhammad Abdurrahman, 2003: 77).

Kemajuan suatu bangsa sangat tergantung pada kesempurnaan

sistem pendidikan dan pengajaran yang ditawarkan (Hamka, 2015: 7).

Menurut Hamka, pendidik adalah sosok yang bertanggung jawab dalam

mempersiapkan dan mengantarkan peserta didik untuk memliki ilmu

pengetahuan yang luas, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi kehidupan

masyarakat secara luas. Namun kewajiban mendidik anak jangan

diserahkan kepada gurunya saja. Karena tempo yang dipakainya di

Page 108: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

94

sekolah, tidaklah sepanjang tempo yang dipakai di rumah. Tiap-tiap anak

harus mendapat didikan dan pengajaran, kebanyakan di sekolah hanyalah

ajaran, sedang didikan sebagian besar didapat di rumah.Oleh karena itu,

Hamka memiliki pemikiran bahwa pada dasarnya, sosok pendidik menurut

Hamka yang ikut bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan

Islam adalah orang tua, guru, dan masyarakat.

Adapun kriteria pendidik yang baik dikutip dari jurnal Siti Lestari

(2010: 111), menurut Hamka karakteristik pendidik harus memenuhi

kriteria sebagai berikut: berlaku adil dan obyektif pada setiap peserta

didiknya, memelihara martabatnya dengan akhlak al-karimah,

berpenampilan menarik, berpakaian rapi, dan menjauhkan diri dari

perbuatan yang tercela, menyampaikan seluruh ilmu yang dimiliki, tanpa

ada yang ditutup-tutupi, memberikan ilmu pengetahuan sesuai dengan

tempat dan waktu, sesuai dengan kemampuan intelektual dan

perkembangan jiwa mereka, tidak menjadikan upah atau gaji sebagai

alasan utama dalam mengajar peserta didik, di samping mentransfer ilmu

(pengajaran), seorang pendidik juga dituntut untuk memperbaiki akhlak

peserta didiknya (pendidikan) dengan bijaksana (ihsan), menanamkan

keberanian mempunyai cita-cita dalam hidup, menanamkan keberanian

budi dalam diri peserta didik.

Menurut Hamka, untuk dapat mencari ilmu pengetahuan dan

membentuk sikap dengan akhlak al-karimah, maka peserta didik dituntut

untuk bersikap baik kepada guru. Sikap tersebut meliputi:

Page 109: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

95

1. Jangan cepat putus asa dalam menuntut ilmu.

2. Jangan lalai dalam menuntut ilmu dan cepat merasa puas terhadap

ilmu yang sudah diperoleh.

3. Jangan merasa terhalang karena faktor usia.

4. Hendaklah diperbagus tulisannya supaya orang bisa menikmati

hasil karyanya dan membiasakan diri membuat catatan kecil

terhadap ide yang dipikirkan. Hal ini disebabkan, karena pemikiran

yang muncul belum tentu akan lahir pada saat yang akan datang.

Dengan adanya catatan tersebut, seluruh ide akan tertampung dan

hidup akan menjadi lebih sestematis.

5. Sabar, perteguh hati, dan jangan cepat bosan dalam menuntut ilmu.

(QS. Al-Kahfi (18):69).

ا ) ش ل أػص ىل أ ا صاتش إ شاء ٱلل (٩٦قاه ستجذ

Artinya:

Musa berkata: “Insyaallah kamu akan mendapati aku sebagai

seorang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam

suatu urusan pun”. (QS. Al-Kahfi: 69) (Depag RI, 2005: 412).

Menurutnya, ayat ini merujuk pada sikap nabi Musa as. Yang

senantiasa taat dan patuh kepada perintah Allah dan berjanji untuk

senantiasa sabar terhadap berbagai cobaan. Janji yang demikian,

merupakan perumpamaan ketaatan seorang murid dihadapan

seorang guru. Sebuah kata kunci teladan murid dalam melakukan

kepatuhan dan kesabarannya pada guru yang patut ditiru.

6. Ikuti instruksi guru dalam setiap proses belajar mengajar dengan

khusyuk dan tekun (Hamka, 2015: 288-289).

Page 110: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

96

7. Berbuat baik terhadap guru dan kedua orang tua, serta amalkan

ilmu yang diberikannya bagi kemaslahatan seluruh umat.

8. Jangan menjawab sesuatu yang tidak berfaedah, biasakan berkata

sesuatu yang bermanfaat. Hal tersebut merupakan ciri orang yang

benar-benar berilmu dan berpikiran luas (Hamka, 2015: 287).

9. Ciptakan suasana pendidikan yang merespon dinamika fitrah yang

dimiliki. Suasana tersebut hendaknya didukung dengan tersedianya

sarana dan suasana pendidikan yang mendukung seperti suasana

yang gembira, dan lain sebagainya.

10. Biasakan diri untuk melihat, memikirkan, dan melakukan analisis

secara seksama terhadap fenomena alam semesta. Pendekatan ini

dilakukan dengan cara bertafakkur terhadap fenomena alam

sebagai ayat-ayat Allah dan menjadikannya sebagai sarana

pendidikan Islam. Melalui pendekatan ini, peserta didik akan dapat

menyelammi kebesaran Tuhannya dan berbuat kebajikan terhadap

alam semesta (Hamka, 1950: 154-156).

Dalam mengikuti proses belajar mengajar, seorang peserta didik

tidak lepas dari melakukan interaksi dengan sesamanya. Agar interaksi

tersebut berjalan secara harmonis dan mendukung proses pendidikan,

maka setidaknya ada dua kewajiban yang mesti dilakukan antara sesama

peserta didik, yaitu:

1. Merasakan keberadaan mereka (peserta didik yang lain) bagaikan

sebuah keluarga dengan ikatan persaudaraan.

Page 111: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

97

2. Jadikan teman untuk menambah ilmu. Bersama mereka,

lakukanlah diskusi dan berbagai latihan sebagai sarana untuk

menambah kemampuan intelektual sesama peserta didik (Hamka,

2015: 288).

Pemikiran Hamka mengenai kriteria peserta didik di atas sesuai

dengan pendapat A. Mustofa Bisri (2017), bahwa orang yang merasa

bodoh dan belajar, bisa menjadi pintar, dan orang yang merasa pintar,

tidak akan pernah menjadi pintar. Jadi, orang yang masih terus belajar

akan menjadi pintar. Sedangkan orang yang sudah berhenti belajar karena

merasa pandai, mulailah dia menjadi bodoh.Belajar itu tidak hanya di

sekolah, di rumah, di masyarakat itu juga termasuk belajar. Dalam hal ini,

untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat maka harus mengetahui kriteria

seorang peserta didik seperti yang diungkapkan Hamka di atas.

Menurut Hamka, lingkungan pendidikan terbagi menjadi 4 yaitu

keluarga, masyarakat, sekolah, dan pemerintah. Lingkungan keluarga

sangat berperan penting dalam menunjang pelaksanaan dan tujuan

pendidikan. Pentingnya menata lingkungan yang menunjang suasana

pendidikan, disebabkan karena peserta didik merupakan makhluk sosial

yang tak bisa dilepaskan dari komunitas sosialnya. Tidak hanya itu

seluruh sistem sosial - secara kolektif - ikut mengontrol terlaksananya

proses pendidikan, khususnya Islam. Sikap sosial yang demikian ini

merupakan perwujudan kesadaran setiap keluarga, seluruh anggota

masyarakat, maupun pemerintah terhadap proses pendidikan dan

Page 112: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

98

pembentukan kepribadian peserta didik, sesuai dengan nilai moral yang

mereka anut.

Hamka juga menambahkan agar tujuan pendidikan secara integral

dapat tercapai, maka penentu kebijakan pendidikan hendaknya memformat

sistem pendidikan yang bernuansa religius dan menyentuh seluruh potensi

peserta didik. Keikutsertaan pemerintah dalam menata pola pendidikan

yang demikian sangat menentukan mampu atau tidaknya pendidikan

memainkan peranannya dalam menciptakan sosok peserta didik yang

berkepribadian paripurna. Ide ini terinspirasi dari sejarah politik

Rasulullah dan para sahabat yang meletakkan nilai-nilai ajaran Islam ke

dalam kebijakan sistem pendidikannya (Hamka, 1950: 180-182).

Konsep lingkungan di dalam Al-Qur‟an tertanam sangat luas, dan

konsep yang ditawarkan tentu tidak akan mewakili makna yang

terkandung di dalam Alqur‟an, karena makna lingkungan pendidikan

adalah mencakup segala sesuatu yang berada diluar peserta didik baik

berupa fisik maupun non fisik yang mempunyai pengaruh terhadap

pengembangan potensi manusia, sehingga dapat terarah dengan baik

(Muhammad Anwar, 2016: 236).

Untuk mengemukakan tujuan lingkungan dalam proses pendidikan

di dalam Al-Qur‟an maka dapat dipahami dalam firman Allah SWT Q.S.

Luqman (31): 13.

Page 113: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

99

يؼظ لتۦ ـ إر قاه ىق ل تششك تٱلل ث ـ ۥ ي شك ىظي ٱىش إ

( (٢١ػظي

Artinya:

Dan [ingatlah] ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu

ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan [Allah] sesungguhnya mempersekutukan [Allah]

adalah benar-benar kezaliman yang besar". (Q.S. Luqman (31):

13)(Depag RI, 2005: 581).

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa Luqman adalah sosok

seorang bapak yang berfungsi sebagai keluarga (lingkungan pendidikan)

menginginkan supaya keluarganya dapat memperbaiki aqidah,

memperbaiki akhlak. Aqidah merupakan pondasi, dan apabila pondasi

kuat maka tidak akan tergoyahkan walaupun banyak yang menimpanya.

Akhlak adalah suatu kondisi, sifat dan sikap yang tertanam dan melekat

dalam jiwa, serta menjadi kepribadian, yang darinya lahir berbagai

perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa memalui proses pemikiran,

perkembangan dan penelitian (Muhammad Anwar, 2016: 235-236). Jadi,

lingkungan pendidikan bertujuan untuk membina masyarakat supaya

mempunyai aqidah yang mantap serta berakhlakul karimah.

Menurut Rijal Jauhari Syahrulloh (2016), kurikulum pendidikan

Islam pada umumnya merupakan pencerminan Islami yang dihasilkan

berdasarkan pedoman hidup ummat Islam, yaitu Al Quran dan As Sunnah

yang ditransformasikan pada peserta didik dalam seluruh aktivitas dan

kegiatan pendidikan dalam prakteknya. Kurikulum pendidikan Islam

bertujuan menanamkan kepercayaan dalam pemikiran genarasi muda,

Page 114: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

100

penguatan tauhid, peningkatan kualitas akhlak serta untuk memperoleh

pengetahuan secara berkelanjutan.

Bersesuaian dengan pendapat Rijal Jauhari Syahrulloh, menurut

Hamka (1983c: 78-86) kurikulum pendidikan Islam mencakup dua aspek,

yaitu: Pertama, ilmu-ilmu agama meliputi al-Qur‟an, al-sunnah, syari‟ah,

teologi, metafisika Islam (tasawuf); ilmu-ilmu linguistik seperti bahasa

Arab, tata bahasa, leksikografi dan kesusasteraan. Kedua, ilmu-ilmu

rasional, intelektual dan filosofis yang meliputi ilmu-ilmu kemanusiaan

(sosial), alam, terapan dan teknologi.

Sehubungan dengan di atas, mengenai metode pendidikan atau

dakwah yang benar menurut Quraish Shihab (2017) adalah dengan cara

yang halus, yang lemah lembut. Allah berfirman kepada nabi Musa, agar

menyampaikan dakwah dengan halus kepada Fir‟aun. Karena emosi yang

berlebihan, menggebu-nggebu di atas mimbar akan berbahaya, bisa

terpeleset lidah, bisa lupa diri. Emosi yang berlebihan ini bisa mengantar

orang menuju ekstrimisme.

Bersesuaian dengan pendapat Quraish Shihab, Hamka

menambahkan bahwa da‟wah atau ajakan dan seruan membawa ummat

manusia kepada jalan yang benar itu sekali-kali bukanlah propaganda,

meskipun propaganda itu sendiri kadang kadang menjadi bagian dari alat

da‟wah. Da‟wah meyakinkan, sedang propaganda atau di‟ayah adalah

memaksakan. Da‟wah dengan jalan paksa tidaklah akan berhasil

menundukkan keyakinan orang. Apalagi dalam hal agama. Al-qur‟an

Page 115: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

101

sudah menegaskan bahwa dalam hal agama sekali-kali tidak ada

paksaan.(QS. Al-Baqarah ayat 256) (Hamka, 1983b: 320-322).

ي ل إمشا ف ٱىذ ٱى شذ ٱىش خ قذ تثي ـ ينفش تٱىط ف

سل فقذ ٱست تٱلل يؤ ىا ل ٱفصا ثق ج ٱى يغ تٱىؼش س ٱلل

( (١١٩ػيي

Artinya:

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);

sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang

sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan

beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang

kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan

Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah

(1): 256)(Depag RI, 2005: 53).

Selain itu di dalam QS An-Nahl (16): 125 juga telah dijelaskan,

yaitu:

ػظح ٱىحسح ٱى ح سثيو ستل تٱىحن ٱدع إى ذى تٱىته ـ

و ػ سثييۦ أحس ت أػي ستل إ تذي تٱى أػي

(٢١١)

Artinya:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui

tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. An-Nahl

(16): 125) (Depag RI, 2005: 383).

Pada ayat ini ada tiga pendekatan yang perlu dilakukan, yaitu;

pertama, melalui al-hikmah (kebijaksanaan, akal budi yang mulia, dada

yang lapang, hati yang bersih, dan menarik perhatian peserta didik).

Kedua, melalui al-mau;izhah al-hasanat (proses pengajaran yang baik).

Page 116: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

102

Ketiga, melalui wa jadilhum bi al-lati hiya ahsan (bantahlah dengan cara

yang baik dan mengajak peserta didik kepada jalan pikiran yang benar)

(Hamka, 1983b: 321).Di samping pendekatan tersebut, al-Qur‟an juga

memberikan beberapa bentuk metode pendidikan Islam. Di antaranya

melalui keteledanan (QS. al-Azhab: 21), cerita atau perumpamaan (QS. al-

Maidah), nasihat (QS: Luqman: 13), hukuman (QS. at-Taubah : 74), dan

kebiasaan.

Seirama dengan pendekatan di atas, dalam bahasanya yang

sederhana, ia membagi metode pendidikan Islam kepada empat macam

metode, yaitu: metode diskusi, metode darmawisata, metode eksperimen,

dan metode resitasi atau assignment (pemeberian tugas).

Jadi, pendidikan Islam memandang bahwa hakikat kehidupan itu

adalah perjalanan seorang hamba menuju Tuhannya. Implikasi dari

orientasi kehidupan manusia menurut Islam semata untuk mengabdikan

diri kepada Allah SWT yang Maha memiliki hamba. Insan kamil yang

menjadi target pendidikan Hamka, hal ini sejalan dengan tujuan

pendidikan Islam. Menurut Ahmad D. Marimba (1962: 45-46), bahwa

tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk kepribadian yang baik

sebagai gambaran dari manusia yang ideal (insan kamil).Hal ini sejalan

dengan pendapatnya Mohammad Athiyah Al-Abrasy (1970: 10) yang

berpendapat bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dari

pendidikan Islam. Mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan

sebenarnya pendidikan Islam.

Page 117: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

103

Sependapat juga dengan M. Anis Matta tentang mengutamakan

akhlak sebagai implementasi dari aqidah, yang dipancarkan seorang

muslim. Uraian tentang ini dituliskan bahwa gambaran manusia ideal yang

harus dicapai melalui kegiatan pendidikan adalah manusia yang sempurna

akhlaknya baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Hal

ini nampak sejalan dengan misi Nabi Muhammad saw., yaitu untuk

menyempurnakan akhlak yang mulia (M. Anis Matta, 2006: 60-66).

Bersesuaian dengan pendapat di atas, Quraish Shihab (2017)juga

mengemukakan bahwa dengan pendidikan agama atau pendidikan Islam

akan bertujuan untuk membumikan nilai-nilai Al-Qur‟an ditengah

masyarakat plural (majemuk), bagaimana nilai-nilai al-Qur‟an atau agama

Islam bisa diterapkan di masyarakat plural yang tentunya harus penuh

dengan toleransi, dan itu melalui pemahaman terhadap al-Qur‟an. Beliau

merasa yakin bahwa orang yang paham dengan al-Qur‟an tidak mau

melakukan perpecahbelahan, pada setiap permasalahan pasti ketemu titik

tengahnya. Bahkan, dengan nonmuslim pun akan ketemu, sebagai mana

telah dijelaskan dalam al-Qur‟an surah Al-Hujurat ayat 11, yaitu

ا أ ينا خيش ػس ق ا ل يسخش ق ءا أيہا ٱىزي ـ ي

ا خيش أ ين ساء ػس ل ساء ہ ہ ا ل تي

ة ـ ا تٱلىق ل تات أفسن ـ ي تؼذ ٱ ٱىفس ٱلس ت ى

. ي ـ ٱىظ ه ل ـ ى سج اىحجشاخ يتة فأ (٢٢)س

Artinya:

Page 118: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

104

Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-

olok kaum yang lain [karena] boleh jadi mereka [yang diolok-

olok] lebih baik dari mereka [yang mengolok-olok] dan jangan

pula wanita-wanita [mengolok-olok] wanita-wanita lain [karena]

boleh jadi wanita-wanita [yang diperolok-olokkan] lebih baik dari

wanita [yang mengolok-olok] dan janganlah kamu mencela dirimu

sendiri [1] dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-

gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah [panggilan]

yang buruk sesudah iman [2] dan barangsiapa yang tidak

bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al-

Hujurat (49): 11)(Depag RI, 2005: 744-745)

Toleransi di sini berarti suatu sikap seseorang atau kelompok

mayoritas dan minoritas untuk saling menjaga perasaan atau saling

menghormati. Sikap toleransi yang tumbuh dari masing-masing individu

memberikan bilai tersendiri apabila ia terjun ke masyarakat. Tanpa adanya

toleransi maka di masyarakat bisa sering terjadi pertengkaran, perkelahian

ataupun bisa saling mematikan kelompok satu dengan kelompok lain.

Toleransi memberikan perlindungan pada kelompok minoritas dari

kelompok-kelompok mayoritas. Lingkup toleransi tidak hanya pada satu

bidang saja, namun ada cukup banyak bidang atau lingkup yang

membutuhkan toleransi (Lia Dwi Purwanti, 2016: 85).

Oleh karena itu, pendidikan agama sangat diperlukan, tidak hanya

untuk mengatasi munculnya dikotomi ilmu umum dan ilmu agama, akan

tetapi lebih jauh lagi, dengan ilmu agama atau pendidikan Al-Qur‟an maka

seseorang memiliki cara berfikir yang tidak fanatik, dia akan mampu

menengahi setiap permasalahan dan juga akan lebih mampu bertoleransi

setiap perbedaan pendapat maupun keyakinan, karena pendidikan bukan

Page 119: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

105

hanya tentang mengisi otak tetapi bagaimana memperbaiki akhlak, dan

menyempurnakan kualitas hubungan jiwa manusia dengan Tuhannya.

Maka, apabila dianalisis pemikiran Hamka tentang pendidikan

integral ini merupakan sarana untuk membentuk watak, pribadi manusia

yang telah lahir ke dunia supaya menjadi orang yang berguna dalam

masyarakatnya, agar dia mampu mengetahui mana yang baik dan mana

yang buruk. Di dalam pendidikan jangan hanya mementingkan

materialistik karena tidak jelas tujuan hidup dan nilai rohani. Selain itu,

pendidikan juga harus didasarkan kepada kepercayaan bahwa di atas dari

kuasa manusia ada lagi kekuasaan Maha Besar, yaitu Tuhan. Karena itu,

pendidikan modern harus kembali kepada agama. Kecerdasan otak

tidaklah menjamin keselamatan kalau rohani keagamaan tidak dijadikan

dasarnya.

C. Implikasi Pemikiran Hamka tentang Pendidikan Integral dalam

Pendidikan Sekarang di Indonesia

Melihat sepak terjang Buya Hamka serta bagaimana pemikiran dan

cara beliau memperbaharui pendidikan Islam di Indonesia pada masanya

memberikan referensi agar menerapkan pemikiran beliau di dalam

lembaga pendidikan kontemporer di Indonesia. Melalui pemikirannya,

beliau berusaha untuk membangun manusia dan masyarakat yang

bermartabat, berwatak akhlakul karimah, cerdas, memiliki pribadi hebat,

integratif, komparatif, dan kompetitif dalam menghadapi berbagai

Page 120: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

106

perkembangan dan perubahan dalam kehidupan. Tegasnya, pendidikan

integral membangun manusia agar mampu menunaikan “amanah”

kehidupannya secara baik yang membawanya pada kehidupan selamat,

maju, sejahtera, bermartabat dan berperadaban dalam kehidupannya.

Pendidikan dikembangkan melalui prinsip integral, terpadu dan

proporsional berdasarkan nilai ketuhanan, kemanusiaan dan kealaman

secara utuh, interaktif, seimbang, dinamis dan integratif agar semuanya

teraktualisasi dalam kehidupan manusia dan masyarakat yang membawa

pada derajat peradaban umat manusia. Pendidikan integral merupakan

pendidikan Islam yang ideal, pendidikan konstruktif. Pendidikan ini

berdasar dari pendidikan Islam, maka dapat dinyatakan bahwa keberadaan

pendidikan ini dapat menjadi paradigma pendidikan manusia, pendidikan

masa depan, dan pendidikan masyarakat seluruhnya.

Pemikiran Hamka tentang pendidikan Islam didasarkan pada empat

aspek yaitu; ( اىفطشج )peserta didik; jiwa ( اىقية ), Jasad ( اىجس), dan akal

dengan empat aspek tersebut jelasbahwa Hamka lebih menekankan ( اىؼقو)

pemikiran pendidikannya pada aspek pendidikan jiwa atau akhlakul al-

karimah (budi pekerti) (Hamka, 2015: 40).

Tujuan pendidikan Islam pada dasarnya sudah ideal, sudah

sempurna, sinergi dengan aktivitas dan tujuan kehidupan manusia. Akan

tetapi pada kenyataanya, orang-orang yang mempelajari pendidikan Islam

cenderung tidak totalitas sehingga banyak dikalangan remaja keluaran

sekolah tinggi memiliki cita-cita yang lemah, tidak kuat menghadapi

Page 121: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

107

kehidupan, bahkan tidak sedikit dari mereka yang kekurangan akhlak,

tidak memiliki sopan santun, akidahnya pun lemah maka kebanyakan dari

mereka masih memandang adanya dikotomi antara ilmu umum dan ilmu

agama.

Berdasar pemikiran Hamka, maka dalam mempelajari pendidikan

Islam harus Integral, sempurna, utuh, totalitas agar terciptalah manusia

paripurna (insan kamil) dan mampu menghadapi permasalahan-

permasalahan di dalam kehidupan.

Ketegasan warna pemikirannya ini dapat dibuktikan dengan

melihat orientasi karya tulisnya, seperti Falsafah Hidup, Lembaga Hidup,

Lembaga Budi, Tafsir Al-Azhar, dan Tasawuf Modern. Melalui karya-

karyanya tersebut terlihat bagaimana ia menekankan pendidikan jiwa

sebagai barometer kehidupan manusia dan alat kontrol dinamika akal. Ia

mencoba merangkai pemikirannya dengan pendekatan modern dan

meletakkan kekuatan akal sebagai alat untuk mencapai kesempurnaan

jiwa. Di sini, potensi akal sebagai sarana atau alat, sementara tujuan akhir

adalah terbentuknya jiwa yang sempurna. Kesempurnaan jiwa akan dapat

terlihat dari pantulan kepribadian peserta didik dengan bentuk akhlaq al-

karimah.

Dalam hubungan dengan pendidikan akhlak, dalam “Tafsir Al-

Azhar”nya jilid 6, beliau memberi uraian yang jelas dan mendetail yang

berhubungan dengan maksud-maksud QS. Al Isra‟ ayat 23-39 Surah bani

Isra‟il yang menyentuh: akhlak dan adab kesopanan dengan Allah supaya

Page 122: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

108

jangan syirik terhadapnya, dan supaya bersyukur kepadanya, menghormati

ibu bapak, rendah diri terhadap keduanya, menunaikan hak dan berbuat

baik kepada kaum kerabat, orang-orang miskin, orang yang terlantar

dalam perjalanan, supaya jangan melakukan mubazzir, juga jangan

bersikap bakhil, supaya jangan membunuh tanpahak, seperti jangan

membunuh anak karena takut pada kemiskinan, jangan manghampiri zina,

jangan memakan harta anak yatim secara terlarang, dan supaya

melaksakan semua janji. Juga anjuran supaya menggunakan timbangan

yang betul dalam perniagaan, dan supaya jangan mengikut sesuatu tanpa

ilmu, sebab manusia akan ditanya tentang pendengaran, penglihatan dan

hati. Juga dianjurkan supaya manusia tidak berlagak sombong di bumi,

dan diakhiri dengan perintah supaya manusia jangan bersikap syirik sebab

itu akan memusnahkan manusia dalam Neraka Jahanam, uraian-uraian

beliau berdasarkan kefahaman yang berdasarkan pada ayat-ayat Quran,

Sunnah dan juga pendapat para ulama mutaakhkhirin, dan para ulama

zaman modern.

Dalam kaitannya dengan etika pribadi dan kekeluargaan, Hamka

merujuk pada Qur‟an surah Luqman ayat 12-19, kemudian beliau tulis

dalam Tafsir al-Azhar jilid 6. Beliau menguraikan dengan panjang lebar

pembelaan terhadap nilai-nilai yang dibentangkan, seperti mengedepankan

nilai kehidupan dengan bersyukur kepada Allah, yang mendatangkan

kebaikan kepada manusia itu sendiri, larangan melakukan kesyirikan dan

menisbahkan kekuasaan Tuhan kepada tenaga-tenaga atau makhluk,

Page 123: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

109

diikuti dengan nilai-nilai berbuat baik kepada ibu bapa dan bersyukur

kepada Tuhan, larangan ta‟at kepada ibu kalau mereka mengajak kepada

kesyirikan tetapi ajakan bersahabat dengan baik kepada mereka dalam

dunia, suruhan mengikut jalan mereka yang berpaling kepada Tuhan

dengan taubat dan keta‟atan, suruhan melaksanakan sembahyang,

melakukan amar makruf dan nahi munkar, anjuran bersabar dalam

menghadapi kesulitan hidup, larangan dari bersikap takabur dan sombong,

dan suruhan supaya bersikap sederhana dalam gerak gerik, serta suruhan

melembutkan suaradalam percakapan. Semua uraian-uraian beliau

mengukuhkan nilai-nilai rabbani dalam Quran supaya diamalkan oleh

manusia dan masyarakat serta keluarga yang beriman.

Muncul pertanyaan kenapa di kalangan remaja banyak yang tidak

mampu menghadapi permasalahan kehidupan, bahkan keluaran sekolah

tinggipun memiliki cita-cita yang lemah, kurangnya akal budi, dan

kemauan. Hal ini karena pribadi manusia lemah. Dalam hal ini, kontribusi

Hamka untuk hidup di zaman sekarang anak perlu dididik agar percaya

kepada diri sendiri. Merdeka pahamnya, sehingga jika ia dewasa tidak

memberatkan orangtuanya. Hidup itu tidaklah akan berarti kalau tidak

dengan gerak, usaha kerja, tadbir (mengatur, mengurus, mengelola), dan

baik kelakuan. Hal ini supaya tercapailah ilmu, rejeki, kesenangan pikiran,

dan kemuliaan. Apabila tumbuh pendirian demikian dengan suburnya,

maka anak-anak itu akan berani hidup. Sebab berani hidup jauh lebih

mulia dari berani mati. Jangan sampai anak itu menyerah saja kepada

Page 124: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

110

orang lain. Pantangnya menumpang-numpang. Dia tidak kenal malas dan

lembek. Mukanya senantiasa jernih, walaupun dalam keadaan payah dan

lelah. Hendaklah orang tua menyuruh anaknya mempelajari bahasa asing

sebanyak-banyaknya. Sebab jika ada kata „Arif, “Bila satu lidah

mengetahui bahasa, satu kemanusiaan bertambah.”Orang yang tahu dua

bahasa samalah artinya dengan mempunyai dua diri.Apalagi zaman

sekarang, dunia telah kecil karena cepatnya perhubungan dan sudah

banyak pergaulan di antara bangsa-bangsa (Hamka, 2015: 308).

Menurut Hamka, sekolah berfungsi sebagai tempat melatih budi

dan persiapan untuk hidup bermasyarakat. Halaman dan pekarangan

sekolah adalah tempat melatih budi.

Kemandirian menjadi persoalan yang penting untuk menghadapi

social engenering. Kalau hanya bergantung kepada kepegawaian negeri

maupun swasta maka dengan sendirinya tidak dapat menikmati freedom

from want, tidak mau lagi mencari rezeki sendiri karena takut menghadapi

risiko. Pemuda saat ini jangan hanya mengikui arus yang sudah biasa.Oleh

karena itu, pendidikan juga harus mampu mengajarkan bagaimana

berinisiatif, menumbuhkan daya cipta, mencoba sesuatu yang belum

dilakukan orang.

Hamka lebih menekankan kepada pembentukan jiwa anak dan

persiapan untuk hidup bermasyarakat. Gagasan ini dilatarbelakangi oleh

pemikiran pendidikannya yang menitikberatkan kepada pembentukan

akhlak dan berlandasan pada tujuan pendidikan yaitu menjadi orang yang

Page 125: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

111

bermanfaat bagi masyarakat. Itu adalah lantaran perjuangan mereka tidak

dari niat. Niat tidak ditanamkan sejak dari atap sekolah, namun sejak dari

rumah.

Dalam mencapai pendidikan Integral memerlukan pribadi yang

hebat. Pribadi ini berfungsi untuk memperoleh kesempurnaan dan

kesuksesan hidup. Supaya tercapai kesempurnaan pribadi, ada empat

syarat yang harus dilakukan. Syarat pertama, yaitu harus jelas dan nyata

pendapat akal kita tentang suatu persoalan walaupun berbeda dengan

pendapat orang lain. Apa yang diucapkan adalah apa yang diyakininya dan

apa yang diyakininya, berani dia ucapkan (Hamka, 2014: 128-189).

Syarat kedua haruslah memiliki sifat tanggung jawab. Berani

bertanggung jawab membuat orang yang kuat menjadi lebih kuat.

Pedoman dalam memilkul suatu tanggung jawab adalah jiwa sendiri.

Dalam jiwa yang bertujuan suci dan berkehendak mulia senantiasa muncul

ilham menghadapi pekerjaan. Di sana terletak kebesaran jiwa orang yang

suci dan bertanggung jawab. Jika kita bermasyarakat, pasti ada lawan kita.

Seseorang yang tidak memiliki lawan hanyalah orang yang tidak berani

bertanding (Hamka, 2014: 131-132).

Syarat ketiga adalah sabar. Kesempurnaan tanggung jawab adalah

sabar. Menurut Syekh Muhammad Abduh, seorang ahli filsafat Islam,

Sabar adalah ibu segala akhlak. Pribadi yang kuat tidak cepat terguncang.

Orang yang lemah tetap bersabar akan lebih menang daripada orang kuat

tetapi terburu-buru dan terlalu bernafsu. (Hamka, 2014: 138).

Page 126: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

112

Syarat keempat adalah harus memiliki kemauan yang keras.

Kesempurnaan pribadi terletak pada kesempurnaan kemauan.

Bagaimanapun tajamnya pikiran seperti ahli filsafat yang besar dan halus

perasaan seperti penyair atau pelukis, tidaklah akan terlaksana cita-cita

jika kemauan tidak ada. Tercapainya cita-cita atau terlaksananya suatu

pikiran yang besar adalah karena kemauan. Kemauan menimbulkan

ketabahan, kegigihan, dan keteguhan (Hamka, 2014: 139-140).

Melihat kondisi pendidikan kontemporer sangat memprihatinkan,

maka kita bisa merujuk kepada pemikiran Hamka, bagaimana kiprah

Hamka dalam merubah pendidikan tradisional menjadi modern.

Keterlibatannya dalam di dalam pendidikan formal merupakan sarana

yang strategis untuk memasukkan pemikiran-pemikiran modernnya.

Keinginan untuk mendirikan institusi pendidikan akhirnya tercapai dengan

berdirinya Tabligh School di Padang Panjang, tahun 1931, dan Tabligh

School di Makassar tahun 1932. Tujuan Tabligh School didirikan di

Padang adalah untuk mencetak muballigh Islam yang akan disebar ke

daerah-daerah di Minangkabau (Hamka, 1979: 21).

Adapun tujuan institusional pendidikan Tabligh School di

Makassar adalah untuk mempersiapkan calon guru madrasah (semacam

kursus guru) dan menyiapkan peserta didik menjadi muballigh, juru

penerang keagamaan, dan tenaga khatib di masjid-masjid yang ada.

Page 127: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

113

Di samping Tabligh School, di kota Makassar juga didirikan

sekolah dasar dengan nama “Munier School” dan “HIS Muhammadiyah”.

Pola pendidikannya mengambil corak model pendidikan modern.

Sekembalinya dari Makassar pada tahun 1934, ia mendirikan

Kulliyatul Muballighin Muhammadiyah di Padangpanjang. Lembaga ini

dikelolanya sejak tahun 1934 sampai tahun 1935. Ia mengajarkan ilmu-

ilmu penting seperti ilmu ushul fiqh, mantiq, ilmu ikhtilaful mazahib

(memkai kitab Bidayatul Mujtahid), tafsir (tafsir al-Manar), dan „ilmu

„arudh (timbangan syi‟ir bahasa Arab), beliau juga mengajarkan ilmu

mengarang dan teori berpidato (tabligh) (Hamka, 1979: 32-33). Cara

mengajarnya yang dinamis dan bervariasi, pengetahuannya yang luas,

serta kepribadiannya yang dapat dijadikan teladan, merupakan salah satu

faktor penarik tersendiri. Untuk itu, tak heran jika sebagian murid-

muridnya di Makassar datang ke Padangpanjang untuk belajar di

Kulliyatul Muballighin.

Pendidikan Kulliyatul Mubalighin dilaksanakan dua kali

sehari.pada pagi hari, pelaksanaanya mengambil tempat di ruang shalat

berjamaah bagian dalam asrama Muhammadiyah. Sementara di malam

hari, setelah shalat isya‟, pelaksanaan pendidikan mengambil tempat di

lokal sekolah HIS Muhammadiyah.

Berbekal kemampuan intelektual dan pengalaman sebagai pendidik

sewaktu di Tabligh School dan Kulliyatul Muballighin Makassar, sangat

banyak membantu keberhasilannya sebagai pendidik dan sekaligus

Page 128: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

114

mengembangkan Kulliyatul Muballighin di Padangpanjang. Dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar, ia dibantu oleh A.R. Sutan Mansur

yang mengajar tafsir Al-Qur‟an dan Saalah Sutan Mangkuto yang

mengajarkan dasar-dasar ilmu hukum (Hamka, 1979: 34).

Pemikiran Buya Hamka sebagai intelektual yang mencintai

keadilan dan memandang perbedaan sebagai suatu kenyataan hidup, serta

cara beliau mengajar yang dinamis dan bervariasi, pengetahuannya yang

luas, serta kepribadiannya yang dapat dijadikan teladan, merupakan salah

satu faktor penarik tersendiri, pemikiran seperti inilah yang sangat

dibutuhkan di dalam kehidupan saat ini. Pribadi tangguh yang dilahirkan

di tanah Minangkabau ini memberikan teladan untuk bersikap dewasa dan

menghargai pluralism serta mengakui perbedaan.

Perbedaan keyakinan bukan jalan untuk melakukan permusuhan.

Hemat penulis, melihat dari jejak Hamka, apabila beliau memiliki

perbedan prinsip keagamaan ia malah melakukan hubungan baik, namun

kalau sudah menyangkut masalah kebangasaan beliau justru menentang

kekuasaan pemerintahan yang zalim. Hingga dia masuk kedalam jeruji

penjara. Namun jeruji penjara tidak membuatnya menjadi seorang yang

lemah, justru karena kemerdekaan jiwa dan pikirannya beliau mampu

melahirkan mahakarya berupa Tafsir Al Azhar.

Apa yang dilakukan Hamka dalam penokohan di atas, menurut

penulis merupakan salah satu cara dakwah beliau yang menunjukkan

kepada pembaca bahwa betapa mulia orang yang berilmu dan ahli ibadat.

Page 129: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

115

Dakwah yang dilakukan beliau sangat halus. Cara dakwah seperti ini, jika

melihat karya-karya sastra pada zaman itu yang rata-rata penuh tendensi,

tentunya adalah suatu hal yang bisa kita nilai pula sebagai kelebihan

Hamka. Keterbukannya terhadap perbedaan sekaligus meletakkan sikap

dasar toleransi adalah jalan yang paling baik daripada menutup semua

peluang dialog dan hidup berdampingan. Indonesia adalah bangsa yang

dibangun atas dasar kesamaan nasib, bukan semata-mata kesamaan

berkeimanan. Sudah selayaknya bangsa in idiolah dan dibangun dengan

cara pandang yang terbuka pula.

Melalui pemikiran Hamka tentang pendidikan integral yang

didasarkan pada pendidikan Islam, hal hal yang perlu diperhatikan adalah

perlu adanya kerja sama yang harmonis antara orang tua, pendidik,

masyarakat, dan negara terhadap kelangsungan proses pendidikan. Kedua

orang tua hendaknya menyadari eksistensinya sebagai pemegang amanat

untuk mempersiapkan anak dengan perangkat dasar ilmu pengetahuan dan

akhlak sebelum mereka memasuki jenjang pendidikan formal. Seorang

pendidikan dituntut untuk menjunjung tinggi profesionalitasnya. Peserta

didik diharapkan untuk senantiasa kreatif, berkemauan keras dan pantang

putus asa untuk mengembangkan ilmu, memiliki kepribadian utuh dan

berahlak mulia, serta mengaplikasikan seluruh ilmu yang dimilliki

sehingga eksistensinya membawa rahmat bagi seluruh alam. Peran

masyarakat juga penting dalam menciptakan control yang efektif.

Pemegang dan penentu kebijakan pendidikan seyogianya profesional dan

Page 130: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

116

secara efektif menunjang terciptanya dinamika pendidikan, baik fisik-

material maupun kebijakan administrasi.

Oleh karena itu, pemikiran Islam ini perlu dicermati dan dibangun

secara integral dengan meletakkan konsep dasar ketuhanan sebagai dasar

sumber nilai, inspirasi, dan motivasi untuk diterapkan dalam wujud

kehidupan manusia serta dikembangkan dalam membangun kehidupan

alam semesta yang kesemuanya ini pada prinsipnya merupakan konsep

ilahiyah ke dalam kehidupan insaniyah sekaligus alamiyah. Pemikiran ini

kiranya menjadi wacana dalam membangun konsep pendidikan Islam

secara utuh yang berangkat dari konsep ketuhanan, kemanusiaan dan

kealaman yang integratif, dinamis dan kompetitif dalam mengembangkan

keutuhan kehidupan manusia melalui proses kependidikan Islam

kotemporer.

Pemikiran pendidikan integral perspektif Hamka ini diharapkan

mampu memberikan rangsangan sekaligus inspirasi dalam membangun

konsep pendidikan Islam yang ideal. Betapa pun sederhananya suatu

karya, manakala dikembangkan dengan baik akan memberikan makna

yang besar bagi kemajuan suatu keilmuan dan peradaban umat manusia.

Page 131: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

117

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setalah penulis melakukan penelitian tentang pendidikan integral

perspektif Hamka, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pemikiran Hamka tentang pendidikan integral adalah pendidikan

dengan memadukan antara potensi-potensi yang terdapat pada diri

manusia yaitu potensi jasmani dan potensi rohani dengan

lingkungannya (baik lingkungan sosial maupun alam) dengan cara

mengharmonisasikan kembali relasi antar Tuhan-alam dan wahyu-akal

untuk mewujudkan peserta didik yang kaffah. Beliau lebih

menekankan pada pembentukan watak, jiwa, pribadi manusia agar

berakhlak mulia.

2. Pendidikan integral sangat relevan dalam pendidikan sekarang di

Indonesia dalam rangka menumbuhkan dan menguatkan pribadi

individu sebagai solusi alternatif di tengah-tengah berbagai masalah

ketimpangan pendidikan yang terjadi di mana akar masalahnya

disebabkan dari lemahnya pribadi. Selain itu, relevansi tersebut dapat

dilihat dari upaya praktis untuk menumbuhkan perubahan paradigma

pendidikan dalam merumuskan visi, misi dan tujuan pendidikan Islam

yang seimbang dengan ranah ta‟lim, tarbiyah, dan ta‟dib secara

menyeluruh dan terintegrasi dengan satu kata pribadi. Pendidikan ini

Page 132: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

118

berdasar dari pendidikan Islam, maka dapat dinyatakan bahwa

keberadaan pendidikan ini dapat menjadi paradigma pendidikan

manusia, pendidikan masa depan, dan pendidikan masyarakat

seluruhnya.

B. Saran

1. Di Indonesia ini diharapkan sekolah-sekolah atau universitas-

universitas yang ada, dapat menerapkan pendidikan integral.

2. Bagi orang tua atau wali murid pada umumnya, agar memilih sekolah

yang berbasis Islam seperti belajar di pondok pesantren, supaya anak-

anaknya selain dapat menguasai ilmu umum juga dapat menguasai

ilmu agama. karena dalam pendidikan Islam sudah mengajarkan

keseluruhan.

Page 133: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

119

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abd. Rahman. 2001. Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam.

Yogyakarta: UII Press.

Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1990. Teori-Teori Pendidikan berdasarkan Al-

Qur‟an. Jakarta: Rineka Cipta.

Abdullah, Amin. 2016. Metodologi Penelitian Agama (Pendekatan

Multidisipliner). Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga.

Abdurrahman, Muhammad. 2003. Pendidikan di Alaf Baru: Rekonstruksi atas

Moralitas Pendidikan. Jogjakarta: Prismasophie.

Abrasi, Moh. Athiyah. 1970. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj.

Djohar Bahry,L.I.S. dan Prof. Bustami A. Gani. Jakarta: Bulan Bintang.

Ahmad Hakim, M. Thalhah. 2005. Politik Bermoral Agama: Tafsir Politik

Hamka. Yogyakarta: UII Press.

Anwar, Muhammad. 2016. Lingkungan Pendidikan dalam Al-Qur‟an :

(Pengaruhnya dalam Proses Pendidikan) (Online). Vol. 4, No. 2

Desember 2016, http://jurnal.iainpalu.ac.id/ diakses 10 Agustus 2017.

Azis, Sholechul. 2013. 160 Sejarah Lengkap Pahlawan Indonesia. Jakarta:

Kuncikom.

Bisri, A. Mustofa. 2017. Mata Najwa : cerita dua sahabat. Jakarta: Metro TV.

Tayang 6 Agustus 2017.

Dahlan, Rahman Abd. 1997. Kaidah-Kaidah Penafsiran Al-Qur‟an. Bandung:

Penerbit Mizan.

Daradjat, Zakiah. 1982. Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental.

Jakarta: Bulan Bintang.

2014. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Dartim, 2016. Konsep Pemikiran Pendidikan Islam menurut Buya Hamka

Tahun 1950-1980: Telaah Buku Falsafah Hidup dan Peribadi Hebat

(Publikasi Ilmiah). http://eprints.ums.ac.id/46121/31, diakses 2 Agustus

2017.

Departemen Agama Republik Indonesia. 2005. Al-Qur‟an dan Terjemahnya.

Surabaya: CV Karya Utama Surabaya.

Page 134: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

120

Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research.Yogyakarta: Andi Offset.

Hamka. 1950. Falsafah Hidup. Jakarta: Pustaka Panji Masyarakat.

1952. Pelajaran Agama Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

1979. Kenang-kenangan Hidup. Jilid 2. Jakarta: Bulan Bintang.

1983a. Lembaga Budi. Jakarta, Pustaka Panjimas.

1983b. Tafsir Al Azhar: Juz IV. Jakarta: Pustaka Panjimas.

1983c. Tafsir Al Azhar: Juzu‟ XIII-XIV. Jakarta: Pustaka Panjimas.

1983d. Tasawuf Modern. Jakarta: Pustaka Panjimas.

1992. Pandangan Hidup Muslim. Jakarta: Bulan Bintang.

2014. Pribadi Hebat. Jakarta: Gema Insani.

2015. Lembaga Hidup. Jakarta: Republika Penerbit.

2016a. Angkatan Baru. Jakarta: Gema Insani.

2016b. Dari Hati ke Hati. Jakarta: Gema Insani.

Jannah, Roudlotul. 2015. Pemikiran Hamka tentang Nilai-Nilai Pendidikan

Budi Pekerti (Skripsi). Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Program

Studi PAI STAIN Salatiga.

Karim, M. Rusli. 1991. Pendidikan Islam di Indonesia Antara Cita dan Fakta,

ed. Muslih usa Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Kumayi, Sulaiman. 2004. Kearifan Spiritual dari Hamka ke Aa Gym.

Semarang: Pustaka Nuun.

Langgulung, Hasan. 1991. Asas-Asas Pendidikan Islam. Kuala Lumpur:

Dewan Bahasa dan Pustaka.

Lestari, Siti. 2010. Pemikiran Hamka tentang Pendidik dalam Pendidikan

Islam (Skripsi). http://library.walisongo.ac.id/, diakses 24 Mei 2017.

Marimba, Ahmad D. 1962. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma‟arif.

Page 135: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

121

Matta, M. Anis. 2006. Membentuk Karakter Cara Islam. Jakarta: Al-I‟tishom

Cahata Umat.

Muchtar, Heri Jauhari. 2005. Fikih Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Nashir, Abdul. 2006. Buya Hamka dan Mohammad Natsir tentang Pendidikan

Islam (Online). Vol.3, No.1, Shafar 1428,

(http://download.portalgaruda.org/, diakses 26 Juli 2017).

Nata, Abudin. 1997. Filasafat Pendidikan Islam 1. Jakarta: Logos Wacana

Ilmu.

Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nizar, Samsul. 2008. Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran

Hamka tentang Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Pramuko, Yudi. 2001. Hamka Pujangga Besar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Purwanti, Lia Dwi. 2016. Nilai-Nilai Pendidikan Sosial dalam Novel

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya Hamka. (Skripsi).

Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Salatiga.

Rusydi, H. 1983. Pribadi dan Bermartabat Buya Prof. Dr. Hamka. Jakarta:

Pustaka Panjimas.

Saidi, Zamrud Ridwan. 1993. Nuansa Baru Kehidupan dari Pemikiran Bung

Karno. Jakarta: LPIP.

Shihab, M. Quraish. 2017. Mata Najwa : cerita dua sahabat. Jakarta: Metro

TV. Tayang 6 Agustus 2017.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kuaitatif. Bandung: CV Alfabeta.

Syahrulloh, Rijal Jauhari. 2016. Kurikulum Pendidikan dalam Perspektif Al-

Qur‟an (Online). http://rjsyahrulloh.blogspot.co.id/, diakses 10 Agustus

2017.

http://repository.upi.edu/7475/43/d_pu_0601208_chapter2.pdf : Model

Pendidikan Nilai Berbasis Zikir dan Doa dalam Mengembangkan

Kepribadian Kaffah (Online). Universitas Perpustakaan Indonesia.

Diakses 9 Agustus 2017.

Page 136: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

122

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Kunni Farikhah

Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 15 Oktober 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Dsn. Jengkol RT 006/ RW 002 Ds. Donorojo,

Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang

Riwayat Pendidikan :

1. TK Dharma Wanita Ngadirejo Tegalrejo Magelang

2. SD Negeri Donorojo Tegalrejo Magelang

3. SMP Negeri 2 Secang Magelang

4. SMK Negeri 2 Kota Magelang

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 25 Agustus 2017

Penulis

Kunni Farikhah

NIM. 111-13-273

Page 137: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

123

Page 138: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

124

Page 139: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

125

Page 140: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

126

Page 141: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

127

Page 142: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

128

Page 143: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

129

Page 144: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

130

Page 145: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

131

Page 146: PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2354/1/SKRIPSI... · 2018-02-13 · PENDIDIKAN INTEGRAL PERSPEKTIF HAMKA SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh

132