SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN...

88
SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA Oleh: ANDI BAU INGGIT AR B 111 08 105 BAGIAN HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

Transcript of SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN...

Page 1: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN

PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA

Oleh:

ANDI BAU INGGIT AR

B 111 08 105

BAGIAN HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

Page 2: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

i

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN

PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA

Oleh:

ANDI BAU INGGIT AR

B 111 08 105

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Penyelesaian Studi

Sarjana Dalam Program Kekhususan/Bagian Hukum Tata Negara

Program Studi Ilmu Hukum

Pada

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

Page 3: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

ii

Page 4: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

iii

Page 5: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

iv

Page 6: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

v

ABSTRAK

ANDI BAU INGGIT AR, B 111 08 105, Tinjauan Yuridis Terhadap Penyusunan Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba, dan (dibimbing oleh Aminuddin Ilmar sebagai Pembimbing I dan Kasman Abdullah sebagai Pembimbing II). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan mekanisme pelaksanaan penyusunan Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba, serta untuk mengetahui dan menjelaskan materi muatan Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan dasarnya. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian normatif dan empiris (socio_legalresearch) yaitu meneliti norma-norma hukum dan pelaksanaan norma-norma tersebut dilapangan. Berlokasi di Kantor Teknik DPRD Bulukumba dan Kantor Gubernur Prov. Sulsel, penarikan sample yang digunakan adalah purpossive, data yang diperoleh dianalisis dan disajikan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Mekanisme pelaksanaan penyusunan Peraturan Tata Tertib DPRD

Bulukumba tidak berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan oleh PP No. 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan DPRD tentang Peraturan Tata Tertib DPRD yang menjadi peraturan dasarnya, yakni waktu pemberlakuan Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba yang terlambat, yakni sudah lebih dari 60 hari sesuai ketentuan Pasal 118 ayat (2) PP No. 16 Tahun 2010, dan ayat (4) PP No. 16 Tahun 2010 bahwa sebelum Rancangan Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba ditetapkan, terlebih dahulu dikonsultasikan kepada Gubernur. Namun dari hasil penelitian penulis, ternyata surat DPRD Bulukumba kepada Gubernur Cq. Biro Hukum & HAM untuk berkonsultasi dengan gubernur tidak terdaftar dalam buku registrasi Biro Hukum dan HAM Setda Prov. Sulsel. Dengan demikian Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba tidak memenuhi syarat formil Penyusunan Peraturan Tata Tertib DPRD sebagaimana ketentuan yang diatur oleh PP No. 16 Tahun 2010.

2. Materi muatan Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba No. 03/KPTS-DPRD-BK/VII/2010 yang telah dianalisis dan ternyata belum sepenuhnya sesuai dengan materi muatan PP No. 16/2010 yang merupakan peraturan dasarnya, yaitu antara lain: soal kuorum; tugas dan wewenang DPRD yang mengalami pengurangan dan penambahan; dan lain-lain. Saran dari penulis Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba yang ada sebaiknya segera disesuaikan kembali dengan PP No. 16 Tahun 2010 dan dikonsultasikan kepada gubernur terlebih dahulu sebelum ditetapkan.

Page 7: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama penulis berserah diri kepada Allah SWT, seraya

memanjatkan Puji syukur ke hadirat-Nya, atas segala rahmat dan karunia-

Nya, sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini. amin

Disadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat dirampungkan karena

bantuan dari berbagai pihak, baik berupa kesempatan, materi tenaga,

maupun dorongan moril, yang mewujudkan skripsi ini sebagaimana

adanya.

Oleh karena itu pada tempatnyalah penulis menyampaikan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Aminuddin Ilmar, S.H., M.H. selaku Pembimbing I dan

Bapak Kasman Abdullah, S.H.,M.H. selaku Pembimbing II yang dengan

ketulusan dan keikhlasannya,dengan penuh kebijakan dan

kecermatannya memberi petunjuk-petunjuk dalam hal prinsip, substansi,

dan teknik penulisan karya ilmiah (skripsi) yang sangat membantu

penulis.

2. Tim Penguji: Bapak Prof. Dr. M. Yunus Wahid, S.H., M.H. yang juga

sebagai Ketua Bagian Hukum Tata Negara, ibu Prof. Dr. Marwati Riza,

S.H., M.H. dan bapak Muh. Zulfan Hakim, S..H., M.H. atas segala

petunjuk-petunjuknya selama ini, terutama pada seminar proposal

penelitian (26 September 2011) dan dalam beberapa kesempatan selama

ini, terakhir pada ujian akhir (skripsi) ini.

Page 8: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

vii

3. DPRD Kab. Bulukumba Cq. Sekretaris DPRD Bulukumba bapak H. Andi

Kurniady, S.H., M.H. dan Kabag Rapat dan Risalah Bapak Drs. H. Siswa,

M.M., bapak dan ibu Anggota DPRD Bulukumba H. Banri Alang, S.Pd.,

Andi Joharta, S.s., M.Si., Muh. Bakti, dan H. Muhdar Reha. Serta Bapak

Gubernur Provinsi Sulawasi Selatan Cq. Kepala Biro Hukum dan HAM

Bapak Simon S. Lopang, S.H., M.H. dan ibu Siti Johar, Yang telah

memberikan data yang diperlukan oleh penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

4. Bapak Rektor Universitas Hasanuddin, Bapak Dekan Fakultas Hukum

Universitas Hasanuddin, serta para Wakil Dekan Fakultas Hukum

Universitas Hasanuddin atas segala bantuan dan kerjasamanya selama

ini yang memungkinkan rangpungnya skripsi ini.

5. Seluruh dosen penulis, serta staf dan karyawan pada Fakultas Hukum

Universitas Hasanuddin atas segala bantuan dan kerjasamanya selama

ini, yang pada kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya satu per

satu.

6. Saudara-saudara seperjuanganku Winih Dwi Lestari, Yulia Rachmayanti,

Latrah, M. Haekal Ashri, Etyka Agriyani atas segala hal yang telah kita

bagi dan lewati bersama baik suka maupun duka sejak kita menginjakkan

kaki pada Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin ini dan terima kasih

karena kalian selalu ada untuk penulis.

7. Saudara-saudaraku Alim Bahri, A. Muh Rahmat Hidayat, Masdiana,

Samsuddin P.H, Yudhi Kriswanto, Fuad Akbar Yamin,Ardiansyah

Kandaw, Fakhrisya Zalili, Muh. Renra Parani, Muh. Sahiri, Muh. Syaiful K

dan Rahmatullah atas segala dukungan, bantuan, hiburan dan semangat

Page 9: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

viii

kepada penulis dalam segala hal terutama dalam menyelesaikan skripsi

ini.

8. Keluarga Besarku Lorong Hitam atas segala pelajaran hidup yang banyak

penulis dapatkan tentang kebersamaan dalam persaudaraan, suatu hal

yang luar biasa telah mengenal dan menjadi bagian dari kalian yang

namanya tak dapat disebutkan satu per satu.

9. Teman-teman senasib sepenanggungan, KKN PH MK RI 2011 atas

segala pengalaman yang telah kita lewati bersama sewaktu merantau di

kota orang.

10. Kanda Ray Pratama Siadari, S.H., Onna Bustang S.H., Dian Hajrah

Samsudin, S.H. yang banyak membatu dan mengarahkan penulisdalam

penulisan karya ilmiah penulis. SertaAdinda Dahriono, Halwan

Muhammad dan Misna atas segala bantuannya.

11. Adik-adikku tersayang A. Baso Zulfakar AR, A. Bau Susilowati AR, A. Bau

Medlin AR. Atas pengertian dan segala bantuannya kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Adik-adik kecilku A. Muh. Aqil Imanullah, A. Nazmih Afifah, A. Iffah

Mahdiyah Fala, A. Muh Zaky dan A. Muh. Zakwan.

13. Nur Dewi AS Raja (almarhumah) yang merupakan motivator terbaik dan

merupakan inspirator terbaik penulis; Ir. A. Paliara dan Nurlaila AS Raja,

S.H.; Drs. Muh Bahri Ikbal, M.Si dan drg. Nurhadijah AS Raja dan Iin

Lastry atas segala dukungan, bantuan motivasi dan kerjasamanya yang

cukup membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

14. Sahabat terbaikku Ayu Nurmuliawaty Hanafi, S. Ked, Sitti Raby Rezky,

Malihah Ramadhani Rum, Andi Rezky Hudayah atas pengertian,

Page 10: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

ix

kasabaran, semangat dan motivasi yang senantiasa diberikan kepada

penulis.

Akhirnya penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

kasih yang tak terhinggga kepada kedua orang tua penulis:

- Ayahanda Prof. Dr. Achmad Ruslan, S.H., M.H. yang telah membesarkan,

mendidik, membimbing dan mendukung penulis dengan penuh kasih

sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

- Ibunda tercinta A. Fatmawati, S.H., M.H. yang telah melahirkan, mendidik,

membesarkandan mendukung penulis dengan penuh kasih sayang

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selain mereka masih banyak pihak yang telah memberikan bantuan

dan perhatiannya, khususnya selama penulisan skripsi ini . semuanya

tentu tidak dapat ditulis satu per satu pada lembaran ini, kecuali

menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya. Semoga segala

bantuan yang diberikan oleh semua pihak mendapat imbalan yang

setimpal dari Allah SWT. Amin.

Penulis

Andi Bau Inggit AR

Page 11: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii

PERSETUJUAN MENEMPUH UJIAN SKRIPSI ...................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................ v

DAFTAR ISI ............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 10

D. KegunaanPenelitian .......................................................................... 10

E. Metode Penelitian .............................................................................. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ANALISIS PELAKSANAAN

PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DPRD .................... 14

A. Tinjauan Pustaka Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan .......................................................................................... 14

a. Pendapat Para Ahli Tentang Asas-Asas Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan ................................................. 27

b. Dasar Hukum Pembentukan Peraturan Tata Tertib DPRD .......... 32

Page 12: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

xi

B. Analisis Pelaksanaan Penyusunan Peraturan Tata Tertib DPRD

Bulukumba ........................................................................................ 39

a. Awal Proses Penyusunan Peraturan Tata Tertib DPRD

Bulukumba .................................................................................. 40

b. Hal-Hal yang disesuaikan Oleh Peraturan Tata Terib DPRD

Bulukumba dengan PP No. 16 Tahun 2010 ................................. 41

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN ANALISIS SUBSTANSI (Materi

Muatan) PERATURAN TATA TERTIB DPRD .............................. 48

A. Tinjauan Pustaka Teori Hirarki Atau Perjenjangan Peraturan

Perundang-Undangan ..................................................................... 48

B. Analisis Substansi (Materi Muatan) Peraturan Tata Tertib

DPRD Bulukumba Dikaitkan Dengan Peraturan Dasarnya .............. 52

BAB IV PENUTUP .................................................................................... 69

A. KESIMPULAN ............................................................................ 70

B. SARAN ...................................................................................... 71

DAFTAR PUSAKA .................................................................................... 72

LAMPIRAN................................................................................................ 74

Page 13: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk

Republik. Negara Kesatuan Republik Indonesia ini terbagi atas

daerah-daerah provinsi dan selanjutnya daerah provinsi itu terbagi lagi

menjadi kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan

kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan

undang-undang dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah

sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Hal ini berarti Negara Indonesia sebagai

Negara kesatuan menganut asas desentralisasi dalam

penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan

dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan Otonomi

Daerahnya masing-masing.

Pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada UU Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjalankan otonomi

seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan

Pemerintah pusat yang meliputi politik luar negeri, pertahanan,

keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional dan agama.

Selanjutnya setiap daerah dipimpin oleh Pemerintah Daerah yang

disebut Kepala Daerah yang dibantu oleh Wakil Kepala Daerah,

dimana untuk Provinsi disebut Gubernur dan wakilnya disebut Wakil

Page 14: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

2

Gubernur, untuk Kabupaten disebut Bupati dan wakilnya disebut Wakil

Bupati, dan untuk Kota disebut Walikota dan wakilnya disebut Wakil

Walikota.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah disingkat (DPRD) adalah

bentuk lembaga perwakilan rakyat (parlemen) daerah

(provinsi/kabupaten/kota) di Indonesia yang berkedudukan sebagai

unsur penyelenggara pemerintahan daerah bersama dengan

pemerintah daerah. DPRD merupakan mitra kerja kepala daerah

(gubernur/bupati/walikota). Sejak diberlakukannya UU Nomor 32

tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah tidak lagi

bertanggung jawab kepada DPRD, karena dipilih langsung oleh

rakyat melalui pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala

daerah. DPRD memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan

pengawasan. DPRD memiliki hak interpelasi, hak angket, dan hak

menyatakan pendapat.

1) Fungsi Legislasi

Fungsi ini diatur dalam Pasal 20 ayat (1) UUD NRI 1945,

bahwa DPR-RI memegang kekuasaan membentuk

undang-undang. Presiden berfungsi sebagai mitra yaitu

setiap rancangan Undang-undang yang telah melalui

pembahasan bersama dan persetujuan bersama

terhadap rancangan Undang-undang menjadi undang-

undang sesuai Pasal 20 ayat (2) UUD NRI 1945.

Page 15: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

3

Miriam Budiardjo (2008:323) menyatakan bahwa Menurut

teori yang selama ini berlaku tugas utama legislatif

terletak dibidang perundang-undangan, sekalipun ia tidak

mempunyai monopoli dibidang itu.

2) Fungsi Pengawasan

Dengan semakin berkurangnya pengaruh badan legislatif

di bidang legislatif, maka peranannya di bidang

pengawasan dan kontrol bertambah menonjol. Badan

legislatif berkewajiban untuk mengawasi aktivitas badan

eksekutif, agar sesuai dengan kebijakan yang telah

ditetapkannya. Pengawasan dilakukan melalui sidang

panitia-panitia legislatif dan melalui hak-hak kontrol yang

khusus, seperti hak bertanya, interpelasi, dan

sebagainya. Fungsi ini bersifat politis.

3) Fungsi Anggaran

DPRD mempunyai Kewenangan untuk memberikan

persetujuan terhadap Rancangan Peraturan Daerah

tentang RAPBD yang diajukan pemerintah daerah. Untuk

melaksanakan fungsi ini diperlukan pula kemampuan

terhadap masalah-masalah keuangan.

Anggota DPRD juga memiliki hak mengajukan rancangan

peraturan daerah, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul

dan pendapat, memilih dan dipilih, membela diri, imunitas,

Page 16: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

4

mengikuti orientasi dan pendalaman tugas, protokoler, serta

keuangan dan administratif.

DPRD berhak meminta pejabat negara tingkat daerah,

pejabat pemerintah daerah, badan hukum, atau warga masyarakat

untuk memberikan keterangan. Jika permintaan ini tidak dipatuhi,

maka dapat dikenakan panggilan paksa (sesuai dengan peraturan

perundang-undangan). Jika panggilan paksa ini tidak dipenuhi

tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan dapat disandera paling

lama 15 hari (sesuai dengan peraturan perundang-undangan).

Anggota DPRD merupakan anggota partai politik peserta

pemilihan umum yang dipilih berdasarkan hasil pemilihan umum.

Jumlah anggota DPRD adalah sebagai berikut:

Untuk DPRD provinsi, berjumlah antara 35-100 orang.

Untuk DPRD kabupaten/kota, berjumlah antara 20-50 orang.

Keanggotaan DPRD provinsi diresmikan dengan keputusan

menteri dalam negeri sedangkan untuk DPRD kabupaten/kota

diresmikan dengan keputusan gubernur. Masa jabatan anggota

DPRD adalah 5 tahun dan berakhir bersamaan pada saat anggota

DPRD yang baru mengucapkan sumpah/janji.

Alat kelengkapan DPRD terdiri atas pimpinan, badan

musyawarah, komisi, badan legislasi daerah, badan anggaran,

badan kehormatan, dan alat kelengkapan lain yang diperlukan dan

dibentuk oleh rapat paripurna.

Page 17: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

5

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas DPRD,

dibentuk sekretariat DPRD yang personelnya terdiri atas pegawai

negeri sipil. Sekretariat DPRD adalah penyelenggara administrasi

kesekretariatan, administrasi keuangan, pendukung pelaksanaan

tugas dan fungsi DPRD, dan bertugas menyediakan serta

mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai

dengan kemampuan keuangan daerah. Sekretariat DPRD dipimpin

seorang sekretaris DPRD yang diangkat oleh kepala daerah atas

usul pimpinan DPRD. Sekretaris DPRD secara teknis operasional

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD

dan secara administratif bertanggung jawab kepada kepala daerah

melalui sekretaris daerah.

Fungsi sekretariat DPRD adalah sebagai berikut:

Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD.

Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD.

Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD.

Penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang

diperlukan oleh DPRD.

Untuk meningkatkan kinerja lembaga dan membantu

pelaksanaan fungsi dan tugas DPRD secara profesional, dapat

diangkat sejumlah pakar/ahli sesuai dengan kebutuhan. Para

pakar/ahli tersebut berada di bawah koordinasi sekretariat

DPRD.Aturan mengenai pelaksanaan tugas DPRD diatur dengan

Page 18: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

6

undang-undang, terakhir melalui Undang-Undang Nomor 27 Tahun

2009 tentang MPR, DPR, DPD, DPRD

Pada Pasal 43 ayat (8) UU No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah ditentukan bahwa:

Tata Cara penggunaan hak interpelasi, hak angket, dan hak

menyatakan pendapat diatur dalam Peraturan Tata tertib DPRD

yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Selanjutnya Pasal 344 ayat (2) UU No. 27 Tahun 2009

menentukan bahwa:

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan DPRD kabupaten/kota tentang tata tertib.

Hal Ini berarti bahwa dalam melaksanakan tugas, wewenang

dan hak-haknya DPRD juga tunduk pada tata tertib sebagaimana

ditentukan dalam UU No. 27 Tahun 2009 Pasal 376 ayat (1) dan (2)

yang menentukan bahwa:

1) Tata tertib DPRD kabupaten/kota ditetapkan oleh DPRD kabupaten/kota dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

2) Tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku dilingkungan internal DPRD kabupaten/kota.

(3) Tata tertib DPRD kabupaten/kota paling sedikit memuat ketentuan tentang: a. pengucapan sumpah/janji; b. penetapan pimpinan; c. pemberhentian dan penggantian pimpinan; d. jenis dan penyelenggaraan rapat; e. pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang lembaga, serta hak dan kewajiban anggota; f. pembentukan, susunan, serta tugas dan wewenang

Page 19: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

7

alat kelengkapan; g. penggantian antarwaktu anggota; h. pembuatan pengambilan keputusan; i. pelaksanaan konsultasi antara DPRD kabupaten/kota dan pemerintah daerah kabupaten/kota; j. penerimaan pengaduan dan penyaluran aspirasi masyarakat; k. pengaturan protokoler; dan l. pelaksanaan tugas kelompok pakar/ahli.

Ketentuan-ketentuan tersebut semakin mempertegas bahwa

DPRD dalam melaksanakan tugas, wewenang dan hak-haknya

mempunyai aturan sendiri yang mana aturan tersebut ditetapkan

sendiri oleh DPRD yang kemudian aturan tersebut berlaku hanya

untuk DPRD tersebut dengan berpedoman pada peraturan

perundang-undangan. Sebagaimana asas hukum Lex Superior

derograt Lex inferiori peraturan DPRD tentang Tata tertib DPRD ini

tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi, dalam

hal ini PP No. 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Peraturan DPRD tentang Tata tertib DPRD. Peraturan Pemerintah ini

dianggap sebagai peraturan yang memayungi tata cara penyusunan

Peraturan Tata Tertib DPRD.

Namun demikian, proses pembentukan Peraturan Tata Tertib

DPRD ini masih saja menimbulkan beberapa problematika. Seperti

yang terjadi di DPRD kabupaten Bulukumba beberapa waktu lalu

yakni adanya masalah mengenai pembuatan peraturan yang

menyebabkan terjadinya kekosongan jabatan selama beberapa bulan.

Page 20: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

8

Ketua DPRD Bulukumba yang merupakan anggota partai

Golkar, telah divonis oleh Mahkamah Agung (MA) satu tahun enam

bulan. sehingga jabatan ketua DPRD menjadi kosong, Sementara itu

pihak pengurus Golkar juga belum mengeluarkan pergantian antar

waktu (PAW) sehingga permasalahan tersebut berlarut-larut.Yang

menjadi pertanyaan adalah apakah jika jabatan ketua kosong DPRD

tidak dapat berjalan? Jawabannya adalah jelas dapat karena ketua

hanya merupakan salah satu unsur Pimpinan DPRD, selain ketua ada

dua wakil ketua yang akan membagi tugas untuk mengerjakan tugas

pimpinan yang berhenti untuk sementara waktu hingga diresmikannya

pengangkatan ketua DPRD yang baru. Namun ini tidak berarti bahwa

kekosongan itu harus terjadi sekian lama, karena sesuai dengan

ketentuan yang diatur oleh UU No. 27 Tahun 2009 dan PP No. 16

Tahun 2010 telah ditentukan bagaimana mekanisme pemberhentian

pimpinan DPRD sehingga tidak perlu waktu yang begitu lama untuk

mengangkat ketua yang baru. Terjadinya hal ini tentu saja

dikarenakan adanya masalah dalam pelaksanaan suatu aturan.

Selain itu terdapat pula fakta bahwa materi muatan Peraturan Tata

Tertib DPRD kabupaten Bulukumba bertentangan dengan PP No.16

Tahun 2010 khususnya yang berkenaan dengan ketentuan Pasal 78

ayat 5 tentang ketentuan kuorumnya.

Semestinya hal yang seperti ini tidaklah harus terjadi, jika saja

peraturan mengenai tata tertib DPRD sudah mengakomodasi semua

Page 21: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

9

kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang akan muncul di

kemudian hari.

Hal ini harus mendapatkan perhatian serius dari pihak terkait,

mengingat bahwa keberadaan DPRD sangat berpengaruh dalam

pembangunan daerah. Berdasarkan latar belakang masalah di atas,

maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan ini

kedalam sebuah karya tulis skripsi sebagai tugas akhir penulis dalam

menyelesaikan pendidikan strata I pada Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin dengan mengangkat judul : Tinjauan Yuridis Terhadap

Penyusunan Peraturan Tata Tertib DPRD Kabupaten Bulukumba.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, dan untuk memberikan

batasan dalam proses penelitian maka penulis memilih beberapa

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah mekanisme pelaksanaan Penyusunan Peraturan

Tata Tertib DPRD Kabupaten Bulukumba?

2. Bagaimanakah materi muatan Peraturan Tata tertib DPRD

Kabupaten Bulukumba dikaitkan dengan Peraturan Dasarnya

(PP No. 16 Tahun 2010)?

Page 22: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

10

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian pada penulisan skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan pelaksanaan penyusunan

Peraturan DPRD Tentang Tata Tertib DPRD Kabupaten

Bulukumba.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan materi muatan Peraturan

DPRD Tentang Tata Tertib DPRD Kabupaten Bulukumba sudah

sesuai dengan peraturan dasarnya.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan peneliatian pada penulisan

skripsi ini adalah :

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan/

sumbangan pemikiran bagi para pihak termasuk pembentuk

peraturan perundang-undangan dalam melakukan pembentukan

Peraturan DPRD Tentang Tata tertib DPRD, Khususnya DPRD

Kabupaten Bulukumba.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

dan sumbangan pemikiran bagi ilmu hukum terkhusus dalam

bidang Hukum Tata Negara, terkait mengenai pembuatan Tata

Tertib DPRD.

Page 23: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

11

E. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Agar dapat menjawab rumusan masalah yang di angkat oleh

penulis pada penulisan skripsi ini, maka metode penelitian yang

digunakan adalah metode penelitian hukum normatif dan empiris

(socio_legal) yaitu meneliti peraturan hukum dan pelaksanaan

penyusunan dan substansi PeraturanTata Tertib DPRD Kabupaten

Bulukumba.

Penulis melakukan penelitian pada kantor Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Bulukumba mengingat bahwa Peraturan

Tata Tertib yang menjadi objek penelitian merupakan Peraturan Tata

Tertib DPRD Kab. Bulukumba dan pada Kantor Gubernur Prov. Sul-Sel

bagian Biro Hukum dan HAM Setda Prov. Sulsel.

2. Jenis dan Teknik pengumpulan Bahan hukum

Bahan hukum pendukung dalam penelitian ilmiah yang penulis

lakukan terdiri atas 2 (dua) jenis bahan hukum, yakni:

a. Bahan Hukum primer, yaitu data dan informasi yang diperoleh

secara langsung melalui wawancara dengan para nara sumber

yang sesuai dengan bidangnya yang terkait dengan penelitian

penulis, dalam hal ini adalah beberapa anggota DPRD kabupaten

Bulukumba, Staff Biro Hukum dan HAM Setda Prov. Sulsel.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh pada Kantor DPRD

Kabupaten Bulukumba mengenai pelaksanaan pembuatan dan

Page 24: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

12

implementasi peraturan Tata Tertib DPRD, dan data-data yang

juga diperoleh penulis pada berbagai literatur yang terkait dengan

penelitian penulis.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data berdasarkan metode penelitian lapangan (field research) dan

penelitian kepustakaan (library research). Penelitian lapangan (field

research), yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan dalam hal ini di

DPRD dengan melakukan pengambilan data langsung melalui

wawancara. Sedangkan Penelitian kepustakaan (library research),

yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data skunder yang

berhubungan dengan penelitian penulis yaitu peraturan perundang-

undangan (Bahan Hukum Primer) dan berbagai literatur (Bahan

Hukum Sekunder) yang terkait dengan penelitian penulis.

Metode penarikan sample yang digunakan yaitu Purposive

sampling (Soerjono Soekanto, 1986:196). Karena jumlah Anggota

DPRD Bulukumba berjumlah 40 orang,Maka penulis menentukan

yaitu1(satu) orang dari setiap fraksi di DPRD Kabupaten Bulukumba,

seperti diketahui bahwa setiap anggota DPRD selalu merupakan

anggota dari 1(satu) fraksi tertentu di DPRD. Berhubung oleh karena

fraksi di DPRD Bulukumba adalah 4(empat), maka sample dari

anggota DPRD adalah 4 (empat) orang, kemudian 1(satu) orang dari

sekretariat DPRD sehingga keseluruhan sample berjumlah 6 (enam)

orang.

Page 25: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

13

3. Analisis Data

Data yang diperoleh baik primer maupun sekunder diolah terlebih

dahulu dianalisis secara kualitatif dan disajikan secara deskripsi untuk

menjelaskan, menguraikan, dan menggambarkan sesuai dengan

permasalahan yang erat kaitannya dengan penelitian ini, kemudian

menarik suatu kesimpulan berdasarkan analisis yang telah dilakukan.

Page 26: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN ANALISIS PELAKSANAAN

PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DRPD BULUKUMBA

A. Tinjauan Pustaka Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Di dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan, adanya

peraturan perundang-undangan yang baik akan banyak menunjang

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan sehingga lebih

memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan negara yang kita inginkan.

Adapun berbagai pandangan tentang tujuan negara antara lain:

menurut Roger H. Soltau, Harold J. Laski, Plato, Aristoteles dan John

Lock, Aminuddin menyimpulkan bahwa tujuan negara setidak-tidaknya

adalah untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya,

sehingga secara teoritis dapat dikemukakan bahwa semua negara

pada prinsipnya mempunyai tujuan yang sama yakni memberikan

kesejahteraan bagi warganya meskipun dengan penekanan yang

berbeda baik pada masa dahulu, kini dan masa yang akan datang.

(Aminuddin ilmar, 2004:90)

Sedangkan untuk membuat suatu peraturan perundang-undangan

yang baik sangat diperlukan adanya persiapan-persiapan yang matang

dan mendalam, antara lain pengetahuan mengenai materi muatan

yang akan diatur dalam perundang-undangan, dan pengetahuan

tentang bagaimana menuangkan materi muatan tersebut di dalam

suatu peraturan perundang-undangan secara singkat tetapi jelas,

Page 27: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

15

dengan suatu bahasa yang baik serta mudah dipahami, disusun

secara sistematis, tanpa meninggalkan tata cara yang sesuai dengan

kaidah bahasa Indonesia dalam penyusunan kalimat-kalimatnya.

Pengertian peraturan perundang-undangan menurut D.W.P.Ruiter

dalam A. Hamid S. Attamimi, (1990 : 314) bahwa peraturan

perundang-undangan mengandung 3 unsur yaitu :

a. Norma hukum (rechtsnormen)

b. Berlaku ke luar (naar buitn werken) ; dan

c. Bersifat umum dalam arti luas (algemeenheid in ruimezin)

Oleh karena itu, pembentukan peraturan perundang-undangan pada

hakekatnya ialah pembentukan norma-norma hukum yang berlaku

keluar dan yang bersifat umum dalam arti yang luas.

Sementara Peraturan Tata Tertib DPRD merupakan peraturan yang

berlaku kedalam, dalam hal ini hanya berlaku pada internal DPRD.

Dengan demikian, artinya Peraturan Tata Tertib DPRD menurut D.W.P.

Ruiter bukan merupakan peraturan Perundang-undangan. Namun

Selanjutnya, perlu dikemukakan tentang Norma yang ada di dalam

peraturan perundang-undangan, yaitu mengandung salah satu sifat-

sifat yaitu:

1) Perintah (gebod)

2) Larangan (verbod)

3) Pengizinan (toestemming) ; dan

4) Pembebasan (vrijstelling) (A. Hamid S. Attamimi, 1990:314)

Page 28: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

16

Sifat norma hukum yang empat beserta pengembangannya itulah

yang biasanya tercantum dalam peraturan perundang-undangan.

Sebagaimana pada Pasal 1 Ketentuan Umum UU No. 10 Tahun 2004

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sbb:

“(2)peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang

dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan

mengikat secara umum”.

Adapun hirarki peraturan perundang-undangan pada UU No. 10 Tahun

2004 Pasal 7 ayat (1 & 4) sbb:

“(1)Jenis dan hirarki peraturan perundang-undangan terdiri atas: a. Ungang-undang dasar NKRI tahun 1945; b. Undang-undang/Peraturan Pemerintah Penggganti undang-

undang; c. Peraturan pemerintah; d. Peraturan Presiden e. Peraturan Daerah; (4)jenis peraturan perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi”.

dari teori yang dikemukakan diatas mengenai unsur peraturan

perundang-undangan menurut D.W.P Ruiter dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku sejak tahun 2004 diatas, rupanya

tidak mengkatergorikan peraturan DPRD tentang Peraturan Tata

Tertib DPRD sebagai Peraturan Perundang-undangan.

Namun menurut Achmad Ruslan norma hukum yang masuk dalam

kategori atau kualifikasi peraturan perundang-undangan adalah norma

Page 29: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

17

hukum yang memenuhi secara integral sembilan karakteristik dasar

berikut ini:

1. Mengatur perilaku para subjek hukum yang bersifat imperatif dalam

pengartian perintah untuk melakukan sesuatu yang lazim disebut

kewajiban atau perintah untuk tidak melakukan sesuatu yang lazim

disebut larangan disertai ancaman sanksi (perdata dan/atau

administratif) serta yang bersifat fakultatif;

2. Berlaku kedalam dan keluar dalam rangka pemenuhan hak asasi

manusia;

3. Bersifat mengikat(mengikat umum atau impersonal dari segi

subjeknya);

4. Objek yang diaturnya bersifat abstrak dan/konkrit;

5. Melembangakan suatu tatanan nilai-nilai hukum tertentu yang

bersifat intrinsik;

6. Menentukan atau memastikan segi waktu keberlakuannya, yaitu

bersifat terus-menerusatau untuk waktu tertentu saja tapi tidak

einmaghlig;

7. Menentukan atau memastikan segi tempat keberlakuannya, yaitu

bersifat teritorialistik;

8. Menentukan atau memastikan mekanisme atau prosedur

pembentukannya sesuai dengan dasar pembentukannya yang di

dalamnya memuat pula organ pelaksana/penegaknya; dan

Page 30: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

18

9. Menentukan dan memastikan dasar validitas pembentukannya dari

norma hukum yang membentuknya(aspek hirarkis) serta dana

penegakannya.( Achmad Ruslan, 2011:40 - 41)

D.W.P Writer hanya menentukan 3 unsur yang harus terkandung

dalam peraturan perundang-undangan salah satunya adalah berlaku

keluar, sementara menurut Achmad Ruslan terdapat 9 karakteristik

yang harus terpenuhi secara integral untuk dapat dikategorikan

sebagai peraturan perundang-undangan, yakni salah satunya adalah

juga berlaku kedalam. Kesembilan karakteristik di atas mutlak

terpenuhi secara teoritis dalam suatu norma hukum untuk dapat

dikualifikasi sebagai peraturan perundang-undangan. Selain itu

karakteristik peraturan perundang-undangan tersebut dapat menjadi

dasar teoritis membedakan suatu norma apakah ia terkualifikasi

sebagai peraturan perundang-undangan atau bukan. Mengingat

terdapat beragam jenis norma hukum selain peraturan perundang-

undangan, misalnya, putusan hakim, perbuatan administrasi yang

berkategori keputusan administrasi Negara(beschikking) dan lain-lain.

Adapun ketentuan yang berlaku saat ini mengenai pembentukan

peraturan perundang-undangan adalah UU No. 12 Tahun 2011 yakni

pengganti UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan.

Pasal 1 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan menentukan sbb:

Page 31: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

19

“(2)Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan di bentuk atau di tetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang di tetapkan dalam peraturan perundang-undangan”.

Adapun jenis dan hirarki peraturan perundang-undangan menurut UU

No. 12 Tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Pasal 7

“(1)Jenis dan hirarki peraturan perundang-undangan terdiri atas: a. Ungang-undang dasar NKRI tahun 1945; b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; c. Undang-undang/Peraturan Pemerintah Penggganti undang-

undang; d. Peraturan pemerintah; e. Peraturan Presiden f. Peraturan Daerah Provinsi; g. Peraturan Daerah Kbupaten/kota”

Pasal 8 :

“(1)Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat. (2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan”.

Dari pasal tersebut diatas sudah diatur mengenai jenis peraturan

perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud oleh pasal 7 ayat

(1). Dengan demikian peraturan yang ditetapkan oleh DPRD selain

Page 32: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

20

Peraturan Daerah yakni Peraturan Tata Tertib DPRD termasuk juga

sebagai jenis peraturan perundang-undangan.

Menurut Pasal 1 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan sebagai berikut:

“(1)Pembentukan peraturan perundang-undangan adalah pembuatan peraturan perundang-undangan yang mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan atau penetapan , dan pengundangan”.

Ketentuan tersebut menegaskan bahwa yang dimaksud

pembentukan peraturan perundang-undangan adalah peraturan yang

dibentuk mulai dari perencanaan sampai dengan pengundangan.

Dengan demikian Peraturan Tata Tertib DPRD pun berlaku ketentuan

diatas.

Peraturan Perundang-undangan di bawah Undang-Undang

adalah Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah adalah

Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk

menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.Keberadaan

Peraturan Pemerintah hanya untuk menjalankan Undang-Undang.

Secara yuridis konstitusional tidak satupun Peraturan Pemerintah

yang dikeluarkan dan/atau ditetapkan oleh Presiden di luar perintah

dari suatu Undang-Undang.

Selanjutnya mengenai aspek-aspek hukum yang berkaitan

dengan teori prundang-undangan, yaitu aspek fungsi perundang-

undangan. Fungsi peraturan perundang-undangan menurut Bagir

Page 33: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

21

Manan ada dua kelompok utama fungsi peraturan perundang-

undangan yaitu fungsi internal dan fungsi eksternal sebagai berikut:

1. Fungsi internal

Fungsi internal merupakan fungsi sebagai subsistem hukum

(hukum perundang-undangan) terhadap sistem kaidah hukum

pada umumnya. Secara internal peraturan perundang-

undangan menjalankan beberapa fungsi yaitu:

a. Fungsi penciptaan hukum (rechtschepping) yang

melahirkan sistem kaidah hukum yang berlaku umum

dilakukan atau terjadi melalui beberapa cara yaitu melalui

keputusan hakim(yurisprudensi), kebiasaan yang timbul

dalam rakyat kehidupaan masyarakat atau negara, dan

peraturan perundang-undangan. Secara tidak langsung

hukum dapat pula terbentuk melaui ajaran hukum (doktrin)

yang diterima dan digunakan dalam pembentukan hukum

b. Fungsi pembaharuan hukum

Pembentukan perundang-undangan dapat di rencanakan

sehingga pembaharuan hukum dapat pula di rencanakan.

c. Fungsi integrasi

Pembaharuan sistem hukum nasional adalah dalam rangka

mengintegrasikan berbagai sistem hukum tersebut

sehingga tersusun dalam satu tatanan yang harmonis satu

sama lain

Page 34: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

22

d. Fungsi kepastian hukum

Kepastian hukum merupakan asas penting dalam tindakan

hukum dan penegakan hukum.telah menjadi pengetahuan

umum, bahwa peraturan perundang-undangan dapat

memberikan kepastian hukum yang lebih tinggi dari pada

hukum kebiasaan dan hukum adat atau hukum

yurisprudensi.

2. Fungsi eksternal

Fungsi eksternal sebagai ketentuan peraturan perundang-

undangan dengan lingkungan tempatnya berlaku. Fungsi ini

dapat disebut fungsi sosial hukum. Dengan demikian berlaku

juga terhadap hukum kebiasaan dan hukum adat serta hukum

Yurisprudensi. Fungsi sosial ini akan lebih baik dipergunakan

oleh peraturan perundang-undangan karena berbagai

pertimbangan yaitu:

a. Fungsi Perubahan

Fungsi perubahan ini, yaitu hukum sebagai sarana

rekayasa sosial (Law as a tool of social Engineering) adalah

peraturan perundang-undangan diciptakan atau dibentuk

untuk mendorong perubahan masyarakat di bidang

ekonomi, sosial, maupun budaya. Misalnya masyarakat

patrilineal atau matrilinieal dapat didorong menuju

Page 35: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

23

masyarakat parental melalui peraturan perundang-

undangan di bidang perkawinan.

b. Fungsi Stabilisasi

Peraturan Perundang-undangan di bidang pidana, di

bidang ketertiban dan keamanan merupakan kaidah-kaidah

yang terutama bertujuan menjamin stabilitas masyarakat.

Kaidah stabilitas dapat pula mencakup kegiatan ekonomi

seperti pengaturan kerja, pengaturan tata cara

perdagangan dan sebagainya. Demikian pula di lapangan

pengawasan terhadap budaya luar, dapat pula berfungsi

menstabilkan sistem sosial budaya yang telah ada.

c. Fungsi Kemudahan

Fungsi kemudahan dapat berfungsi sebagai sarana

mengatur berbagai kemudahan (fasilitas) peraturan yang

berisi insentif seperti keringanan pajak, penundaan

persewaan atau penagihan pajak, penyederhanaan tata

cara perizinan, struktur permohonan dalam penanaman

modal merupakan kaidah kemudahan. Namun perlu

diperhatikan, tidak selamanya peraturan kemudahan akan

serta merta membuahkan tujuan pemberian kemudahan.

Dalam penanaman modal misalnya, selain kemudahan

seperti disebutkan di atas diperlukan juga persyaratan lain

seperti stabilitas politik,sarana dan prasarana ekonomi,

Page 36: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

24

ketenagakerjaan dan sebagainya. (Bagir Manan, 1997:139-

144).

Peraturan pelaksanaan merupakan peraturan-peraturan yang

terletak dibawah undang-undang yang berfungsi menyelenggarakan

ketentuan-ketentuan dalam undang-undang, dimana peraturan

pelaksanaan bersumber dari kewenangan delegasi. Menurut F.A.M

Stroink dan J.G. Steenbeek dalam Ridwan (2006:756) menyebutkan

bahwa :

“hanya 2 cara organ pemerintah memperoleh wewenang, yaitu atribusi dan delegasi. Atribusi berkenaan dengan penyerahan wewenang baru, sedangkan delegasi menyangkut pelumpahan wewenang yang telah ada oleh organ yang telah memperoleh wewenang secara atributif kepada orang lain. Jadi delegasi secara logis selalu didahului atribusi, sedangkan mandat tidak dibicarakan mengenai penyerahan wewenang, didalam mandat tidak terjadi pula perubahan wewenang apapun, namun yang ada hanyalah hubungan internal. Dalam mengetahui sumber dan cara memperoleh wewenang organ pemerintahan adalah sangat penting oleh karena berkenaan dengan pertanggungjawaban hukum (rechtelijke verantwording) dalam penggunaan wewenang tersebut seiring dengan salah satu prinsip dalam Negara hukum yaitu “tidak ada kewenangan tanpa pertanggungjawaban”.

Norma-norma hukum yang bersifat dasar yang biasanya di

tuangkan dalam undang-undang dasar sebagai” de hoogste wet” atau

hukum yang tertinggi, sedangkan hukum yang tertinggi di bawah

undang-undang dasar adalah undang-undang (gezets, wet,

law)sebagai bentuk peraturan yang di tetapkan oleh legislator

(legislative act). Namun oleh karena materi yang diatur dalam undang-

undang hanya terbatas kepada soal-soal yang umum, diperlukan pula

Page 37: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

25

bentuk-bentuk peraturan yang lebih rendah (subordinate legislation)

sebagai peraturan pelaksana undang-undang yang bersangkutan.(Jimly

Asshiddiqie, 2001:402)

Berdasarkan prinsip pendelegasian norma hukum yang bersifat

pelaksanaan dianggap tidak sah apabila di bentuk tanpa didasarkan

atas delegasi kewenangan dari peraturan yang lebih tinggi.

Delegasi kewenangan dalam membentuk peraturan perundang-

undangan ialah pelimpahan kewenangan membentuk peraturan

perundang-undangan yang dilakukan oleh peraturan perundang-

undangan yang lebih tinggi kepada peraturan perundang-undangan

yang lebih rendah, baik pelimpahan dinyatakan dengan tegas maupun

tidak.

Kewenangan untuk mengatur atau membuat aturan (regeling) pada

dasarnya domain kewenangan lembaga legislatif yang mana yang

terkandung dalam keputusannya merupakan norma-norma hukum yang

bersifat mengatur (regeling) dengan isi norma yang bersifat umum dan

abstrak itu dituangkan dalam bentuk tertulis tertentu yang disebut

peraturan perundang-undangan. Disebut peraturan(regels) karena

produk hukum tersebut memang merupakan hasil atau “output” dari

suatu rangkaian aktifitas pengaturan (regelling).

Regulasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

pengaturan. Regulasi di Indonesia diartikan sebagai sumber hukum

formil berupa peraturan perundang-undangan yang memiliki beberapa

Page 38: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

26

unsur, yaitu merupakan suatu keputusan yang tertulis, dibentuk oleh

lembaga negara atau pejabat yang berwenang, dan mengikat umum.

Ruang lingkup peraturan perundang-undangan telah ditentukan dalam

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan.

Dari ketentuan diatas jelas bahwa peraturan pemerintah

merupakan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dari

Peraturan Tata Tertib DPRD karena Peraturan Tata Tertib DPRD

merupakan salah satu produk DPRD. Peraturan Tata Tertib ini

merupakan peraturan pelaksana Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun

2010.

Adapun dalam membentuk peraturan perundang-undangan harus

dilakukan berdasarkan pada asas pembentukan peraturan perundang-

undangan yang baik, yang meliputi :

a. Kejelasan tujuan;

b. Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat;

c. Kesesuaian antara jenis;hirarki dan materi muatan

d. Dapat dilaksanakan;

e. Kedayagunaan dan kehasil gunaan;

f. Kejelasan rumusan; dan

g. Keterbukaan

Berdasarkan beberapa ketentuan UU No. 12 Tahun 2011,

tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa pengertian dari Produk

Page 39: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

27

Hukum DPRD adalah Produk Peraturan Perundang-undangan yg

dibuat/dibentuk oleh DPRD berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang lebih tinggi.

a. Pendapat para ahli tentang asas-asas pembentukan peraturan

perundang-undangan

Asas-asas hukum dalam pembentukan peraturan perundang-

undangan itu bahwa asas-asas hukum mengandung nilai-nilai hukum.

Van der Vies menyatakan bahwa di negara belanda asas hukum

pembuatan peraturan perundang-undangan berkembang melalui lima

sumber ialah saran-saran dari Raad Van Stad (semacam Dewan

Pertimbangan Agung Di Indonesia dahulu), bahan-bahan tertulis

tentang pembahasan rancangan peraturan perundang-undangan

dalam sidang-sidang parlemen terbuka, keputusan-keputusan hakim,

petunjuk teknik perundang-undangan dan hasil akhir komisi

pengurangan dan penyederhanaan perturaan perundang-undangan,

dengan bahan hukum sekunder lainnya berupa kepustakaan di bidang

tersebut adalah sangat penting. (Attamimi, 1990:322)

Para ahli memandang bahwa asas tersebut di bagi menjadi asas-

asas yang bersifat formil dan asas-asas bersifat materil. Asas-asas

formil yaitu asas yang berkenaan dengan tata cara pembentukan dan

bentuknya, dan asas-asas mareril yaitu asas yang berkenaan dengan

materi muatan peraturan perundang-undangan. Pendapat ahli antara

sebagai berikut:

Page 40: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

28

a. Montesquieu

Montesquieu mengemukakan bahwa hal-hal yang dapat di jadikan

asas-asas yakni sebagi berikut: (Attamimi 1990:322)

1. Gaya harus padat (concise) dan mudah (simple); kalimat-

kalimat bersifat kebesaran dan retorikal hanya merupakan

tambahan yang membingunkan.

2. Istilah yang diinginkan hendaknya sedapat-dapatnya bersifat

mutlak dan tidak relatif, dengan maksud menghilangkan

kesempatan yang minim untuk perbedaan pendapat yang

individual.

3. Hukum hendaknya membatasi diri pada hal-hal yang riil dan

aktual, menghindarkan sesuatu yang metaforik dan hipotetik.

4. Hukum hendaknya tidak halus(not be sutple), karena hukum

dibentuk untuk rakyat dengan pengertian yang sedang; bahasa

hukum bukan latihan logika, melainkan untuk pemahaman yang

sederhana dari orang rata-rata.

5. Hukum hendaknya tidak merancukan pokok masalah dengan

pengecualian, pembatasan,atau pengubahan; gunakan semua

itu hanya apabila benar-benar diperlukan.

6. Hukum hendaknya tidak bersifat argumentatif/dapat

diperdebatkan; lebih berbahaya merinci alasan-alasan hukum,

karena hal itu akan lebih menimbulkan pertentangan-

pertentangan.

Page 41: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

29

7. Lebih itu semua, pembentukan hukum hendaknya

dipertimbangkan masak-masak dan mempunyai manfaat

praktis, dan hendaknya tidak mensyaratkan sendi-sendi

pertimbangan dasar, keadilan dan hakekat permasalahan;

sebab hukum yang lemah, tidak perlu, dan tidak adil akan

membawa seluruh sistem perundang-undangan kepada nama

jelek dan menggoyahkan kewibawaan negara.

b. Jeremy Bentham

Jeremy Bentham mengemukakan ketidak sempurnaan

(interfections) yang dapat mempengaruhi undang-undang(statute

law) dan dapat dijadikan asas-asas bagi pembentukan peraturan

perundang-undangan. Ketidak sempurnaan tersebut dibagi dalam

dua derajat/tingkatan.

Ketidaksempurnaan derajat pertama disebabkan hal yang meliputi:

a Arti ganda(ambiguity)

b Kekaburan(abscurity)

c Terlalu luas(over butkines)

Sedangkan ketidak sempurnaan derajat kedua disebabkan hal-hal

yang meliputi:

1. Ketidaktepatan ungkapan (unsteadines in respect of expression)

2. Ketidaktepatan tentang pentingnya sesuatu(unsteadiness in

respect of import)

3. Berlebihan (redundancy)

Page 42: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

30

4. Terlalu panjang lebar (long in dedness)

5. Membingungkan (entalement)

6. Tanda-tanda yang memudahkan pemahaman (nakedness in

respect of helps to intellection)

7. Ketidakteraturan (disordsliness)(Achmad Ruslan 2011:122-123)

c. Lon. L Fuller

Lon L. Fuller memandang dari sudut pembentuk peraturan

perundang-undangan, melihat hukum sebagai alat untuk mengatur

masyarakat. Tujuan pembentuk peraturan perundang-undangan akan

berhasil apabila ia sampai pada tingkat tertentu memperhatikan asas-

asas yang diambilnya principless of legality yaitu:

1. Tidak boleh mengandung sekedar keputusan-keputusan yang

bersifat ad-hoc.

2. Peraturan yang sudah dibuat itu harus diumumkan.

3. Tidak boleh ada peraturan yang berlaku surut, oleh karena apa

bila yang demikian itu tidak ditolak maka peraturan itu tidak bisa

dipakai untuk menjadi pedoman tingkah laku.

4. Peraturan-peraturan harus disusun dalam rumusan yang bisa

dimengerti.

5. Suatu sistem tidak boleh mengandung peraturan-peraturan yang

bertentangan satu sama lain.

6. Peraturan-peraturan tidak boleh mmengandung tuntutan yang

melebihi apa yang dapat dilakukan.

Page 43: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

31

7. Tidak boleh ada kebiasaan untuk sering mengubah peraturan

sehingga menyebabkan seorang akan kehilangan orientasi.

8. Harus ada kecocokan antara peraturan yang diundangkan dengan

pelaksanaannya sehari-hari.

Kedelapan asas tersebut lebih dari sekedar persyaratan adanya

suatu sistem hukum melainkan memberikan pengkualifikasian

terhadap sistem hukum yang mengandung moralitas tertentu.

(Satjipto Raharjo, 2006:51-52)

d. I. C. Van der Vlies

I. C. Van der Vlies membagi asas dalam pembentukan peraturan

perundang yang patut (beginselen van behoolijke rejel geving)

kedalam asas formal dan materiil yaitu:

Asas-asas formal meliputi:

1) Asas tujuan yang jelas(beginsel van duidendelijk doelstelling)

2) Asas organ/lembaga yang tepat(begisel van het juiste organ)

3) Asas perlunya pengaturan(het noodzakelijkheids beginsel)

4) Asas dapat dilaksanakan(het beginsel van uitvoerbaar heids

beginsel)

5) Asas consensus (het beginsel van consensus)

Asas-asas yang materiil meliputi:

1) Asas terminologi dan sistematika yang benar(het beginsel van

duidelijk terminologie an duiden delijke sistematiek)

Page 44: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

32

2) Asas dapat dikenali(het beginsel van de kenbaarheid)

3) Asas perlakuan yang sama dalam hukum (het recht

gelijkkeheidsbeginsel)

4) Asas kepastian hukum (het rechtzekerheidz beginsel)

5) Asas pelaksanaan hukum yang sesuai dengan keadaan

individu(het beginsel van de individuele rechts bedeling).

Dalam Maria Farida, (1998:96-97)

b. Dasar Hukum Pembentukan Peraturan Tata Tertib DPRD

Produk hukum DPRD adalah sebagai berikut:

1) Peraturan Daerah Prov/Kab/Kota

2) Peraturan Tata tertib DPRD

Peraturan Tata Tertib DPRD merupakan produk hukum DPRD yang

berbentuk Peraturan Perundang-undangan karena di bentuk

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, dalam

hal ini UU No.32 Tahun 2004, UU No. 27 Tahun 2009, serta PP No. 16

Tahun 2010.

Dasar hukum keberadaan tata tertib DPRD antara lain pada UU 32

tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah dan UU No. 27 Tahun 2009

tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,

Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Berkikut pada UU No. 32 Tahun 2004:

pada Pasal 43 ayat (8)

Page 45: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

33

“(8) Tata cara penggunaan hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat diatur dalam Peraturan Tata Tertib DPRD yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan”.

Dalam menggunakan hak-hak DPRD, terdapat Tata cara yang

mengatur pelaksanaan hak tersebut. Dan Tata cara itu diatur oleh

Peraturan Tata Tertib DPRD, yang berpedoman pada peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi dalam hal ini PP No. 16 Tahun

2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan DPRD tentang

Peraturan Tata Tertib DPRD.

Pasal 45

Anggota DPRD mempunyai kewajiban:

a.mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undan

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan menaati

segala peraturan perundang-undangan;

b.melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah;

c.mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional serta

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

d.memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat di

daerah;

e.menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti

aspirasi masyarakat;

f. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan

pribadi, kelompok, dan golongan.

g. memberikan pertanggungjawaban atas tugas dan kinerjanya

selaku anggota DPRD sebagai wujud tanggung jawab moral

dan politis terhadap daerah pemilihannya.

h. menaati Peraturan Tata Tertib, Kode Etik, dan

sumpah/janji anggota DPRD;

i. menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan

lembaga yang terkait.

Selanjutnya pada Pasal 46 ayat (2)

Page 46: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

34

(2) Pembentukan, susunan, tugas, dan wewenang alat

kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur

dalam Peraturan Tata Tertib DPRD dengan

berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Adapun pada ketentuan diatas mengenai kewajiban anggota

DPRD, terdapat ketentuan bahwa anggota DPRD wajib menaati

Peraturan tata tertib, kode etik dan sumpah/janji anggota DPRD,

selain itu pembentukan, susunan, tugas dan wewenang alat

kelengkapan pun diatur dalam peraturan tata tertib DPRD dengan

tetap berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Dengan

demikian peraturan tata tertib merupakan peraturan pelaksana dari

UU ini, dan pasal ini pun merupakan salah satu dasar hukum adanya

Peraturan tata tertib DPRD

Pasal 48 ayat 6

“Badan Kehormatan mempunyai tugas:

a. mengamati, mengevaluasi disiplin, etika, dan moral para anggota

DPRD dalam rangka menjaga martabat dan kehormatan sesuai

dengan Kode Etik DPRD;

b. meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota DPRD

terhadap Peraturan Tata Tertib dan Kode Etik DPRD serta

sumpah/janji;

c. melakukan penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi atas

pengaduan Pimpinan DPRD, masyarakat dan/atau pemilih;

d. menyampaikan kesimpulan atas hasil penyelidikan, verifikasi,

dan klarifikasi sebagaimana dimaksud pada huruf c sebagai

rekomendasi untuk ditindaklanjuti oleh DPRD”.

Dari ketentuan pasal diatas menjelaskan bahwa salah satu tugas

badan kehormatan adalah jika terdapat dugaan pelanggaran tata tertib

Page 47: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

35

yang yang dilakukan oleh anggota DPRD. Pasal ini pun merupakan

salah satu dasar hukumnya.

Bagian Ketujuh, Penggantian Antarwaktu Anggota DPRD

Pasal 55

(1) Anggota DPRD berhenti antarwaktu sebagai anggota

karena:

a. meninggal dunia;

b. mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara

tertulis; dan

c. diusulkan oleh partai politik yang bersangkutan.

(2) Anggota DPRD diberhentikan antarwaktu, karena:

a. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan

atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6

(enam) bulan;

b. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota DPRD;

c. dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan, dan/atau

melanggar kode etik DPRD;

d. tidak melaksanakan kewajiban anggota DPRD;

e. melanggar larangan bagi anggota DPRD;

f. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena

melanggar tindak pidana dengan ancaman pidana

paling singkat 5 (lima) tahun penjara atau lebih.

(3) Pemberhentian anggota DPRD yang telah memenuhi

ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2) disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada Menteri

Dalam Negeri melalui Gubernur bagi anggota DPRD

provinsi dan kepada Gubernur melalui Bupati/Walikota

bagi anggota DPRD kabupaten/kota untuk diresmikan

pemberhentiannya.

(4) Pemberhentian anggota DPRD sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e

dilaksanakan setelah ada keputusan DPRD berdasarkan

rekomendasi dari Badan Kehormatan DPRD.

(5) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur dalam

Page 48: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

36

Peraturan Tata Tertib DPRD berpedoman pada

peraturan perundang-undangan.

Pasal tersebut diatas juga merupakan dasar hukum

keberadaan Peraturan Tata Tertib DPRD, yang mana pasal ini

menegaskan bahwa ketentuan PAW anggota DPRD mengenai

pelaksanaannya akan diatur dalam Peraturan tata tertib DPRD.

Pada UU No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

tertuang dalam pasal:

Tugas dan Wewenang Pasal 344

(2)Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan DPRD kabupaten/kota tentang tata tertib.

Pasal 346 ayat (3)

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengucapan sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan DPRD kabupaten/kota tentang tata tertib.

Pasal 351 huruf (g) Anggota DPRD kabupaten/kota mempunyai kewajiban: g. menaati tata tertib dan kode etik; pasal 353 ayat (3) (3)Ketentuan mengenai tata cara pembentukan, susunan,serta tugas dan wewenang alat kelengkapan DPRDkabupaten/kota diatur dengan peraturan DPRD kabupaten/kota tentang tata tertib.

Page 49: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

37

Pasal 355 ayat (6)

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan pimpinan DPRD kabupaten/kota diatur dengan peraturan DPRD kabupaten/kota tentang tata tertib.

Pasal 358

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan hakinterpelasi diatur dengan peraturan DPRD kabupaten/kotatentang tata tertib.

Pasal 363

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan hakangket diatur dengan peraturan DPRD kabupaten/kota tentang tata tertib.

Pasal 365

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan hakmenyatakan pendapat diatur dengan peraturan DPRD kabupaten/kota tentang tata tertib.

Pasal 371

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara persidangan danrapat diatur dengan peraturan DPRD kabupaten/kota tentang tata tertib.

Pasal 375

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengambilan keputusan diatur dengan peraturan DPRD kabupaten/kota tentang tata tertib.

Bagian Kedua Belas, Tata Tertib dan Kode Etik. Paragraf 1

Tata Tertib Pasal 376

(1) Tata tertib DPRD kabupaten/kota ditetapkan oleh DPRD

kabupaten/kota dengan berpedoman pada peraturan

Page 50: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

38

perundang-undangan. (2) Tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku

di lingkungan internal DPRD kabupaten/kota. (3) Tata tertib DPRD kabupaten/kota paling sedikit memuat

ketentuan tentang: a. pengucapan sumpah/janji; b. penetapan pimpinan; c. pemberhentian dan penggantian pimpinan; d. jenis dan penyelenggaraan rapat; e.pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang lembaga,

serta hak dan kewajiban anggota; f. pembentukan, susunan, serta tugas dan wewenang

alat kelengkapan; g. penggantian antarwaktu anggota; h. pembuatan pengambilan keputusan; i.pelaksanaan konsultasi antara DPRD

kabupaten/kota dan pemerintah daerah kabupaten/kota;

j.penerimaan pengaduan dan penyaluran aspirasi masyarakat;

k. pengaturan protokoler; dan l. pelaksanaan tugas kelompok pakar/ahli.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberhentiansementara diatur dengan peraturan DPRD kabupaten/kota tentang tata tertib.

Dan UU No.12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan.

Selain pada Undang-Undang dan pasal-pasal tersebut di atas

kata “Tata Tertib” juga dimuat pada PP Nomor 16 tahun 2010

Tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Dewan Perwakilan

Rakyat DaerahTentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah, yang secara khusus memuat aturan mengenai

Penyusunan Tata Tertib DPRD.

Page 51: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

39

B. Pelaksanaan Penyusunan Peraturan Tata Tertib Dprd Kabupaten

Bulukumba

Pada tahun 2009 Anggota DPRD Bulukumba yang dilantik

berjumlah 40 orang, dalam hal belum terbentuknya PimpinanDPRD

maka dibentuklah pimpinan DPRD sementara yang terdiri atas seorang

ketua dan seorang wakil ketua, jabatan ketua oleh A. Muttamar

mattotorang dan wakil ketua A. Edy Manaf. Pimpinan sementara ini

menjabat sampai dengan terbentuknya pimpinan tetap DPRD

Bulukumba. Dalam hal pelaksanaan hak, fungsi tugas dan

wewenangnya DPRD Bulukumba masih menggunakan Peraturan Tata

Tertib DPRD periode yang lalu, namun pada tahun 2010 ini telah

diberlakukan PP No. 16 tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan

Penyusunan Peraturan Tata Tertib DPRD yang mana dalam PP ini

ditentukan dalam Pasal 118 ayat (1) sbb:

“(1)Peraturan DPRD tentang Tata Tertib DPRD yang telah ada sebelum Peraturan Pemerintah ini diundangkan dinyatakan tetap berlaku sampai dengan ditetapkannya Peraturan DPRD tentang Tata Tertib DPRD yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah ini.

. Oleh karena itu anggota DPRD Kabupaten Bulukumba pun melakukan

perubahan terhadap Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sesuai

dengan perintah dari Peraturan Pemerintah tersebut di atas yang

mana dari segi hirarki Peraturan Pemerintah tersebut merupakan

peraturan yang lebih tinggi dari Peraturan Tata Tertib DPRD, sehingga

ini merupakan suatu keharusan bagi DPRD Bulukumba untuk

Page 52: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

40

mengubah/menyesuaikan Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba

dengan PP No. 16 Tahun 2010. Penulis melakukan wawancara untuk

mengetahui bagaimana proses awal penyusunan Peraturan Tata

Tertib DPRD Bulukumba Periode 2009-2014 sampai akhirnya

ditetapkan.

a. Awal proses penyusunan Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba

Menurut Banri Alang(wawancara, DPRD Bulukumba, 18 oktober

2011) dimulai pada bulan Mei 2010 dengan pembicaraan awal

antar para anggota DPRD bahwa PP No. 16 Tahun 2010 tentang

Pedoman Penyusunan Peraturan DPRD tentang Peraturan Tata

Tertib DPRD telah ditetapkan dan artinya kita harus segera

menyesuaikan Peraturan Tata Tertib DPRD Kab. Bulukumba

dengan PP tersebut sebagai peraturan dasarnya. Dengan demikian

diadakanlah rapat diperluas untuk membicarakan hal tersebut, yang

kemudian diusulkan kepada badan musyawarah agar membentuk

Pansus (Panitia Khusus) untuk membahas Penyusunan Peraturan

Tata Tertib DPRD yang akan disesuaikan dengan PP No. 16 Tahun

2010. Oleh anggota DPRD yang lain Andi Juharta (wawancara,

DPRD Bulukumba, 18 Oktober 2011) mengatakan ini tidak

diusulkan, melainkan diawali dengan rapat Pimpinan Fraksi yang

kemudian hasil dari rapat pimpinan fraksi itu diusulkan kepada

Badan Musyawarah untuk dibentuk pansus. Sama seperti yang

diutarakan oleh ibu Banri Alang tadi, hanya saja beliau

Page 53: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

41

menggunakan istilah rapat diperluas yang maksudnya adalah rapat

Pimpinan Fraksi.

PP No. 16/2010 ditetapkan pada tanggal 28 Januari 2010, dan

sesuai dengan ketentuan Pasal 118 ayat (2) yakni:

“(2)Peraturan DPRD tentang Tata Tertib DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus telah ditetapkan paling lama 60 (enam puluh) hari sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan”.

Dari ketentuan diatas artinya Peraturan Tata Tertib DPRD

Bulukumba sudah harus ditetapkan paling lambat tanggal 29 Maret

2010. Namun DPRD Kabupaten Bulukumba baru memulai proses

penyusunannya pada bulan Mei 2010 yang artinya sudah lewat 121

hari dari tanggal 28 januari. Sehingga sampai pada waktu

ditetapkannya Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba yakni

tanggal 26 Juli 2010 telah melewati 228 hari dari waktu

ditetapkannya PP tersebut. Hal ini jelas tidak sesuai dengan

ketentuan yang telah diatur oleh PP No. 16 2010.

b. Hal-hal yang disesuaikan oleh Peraturan Tata Tertib DPRD

Bulukumba yang telah ada sebelumnya terhadap PP No. 16 Tahun

2010

Siswadi (wawancara, DPRD Bulukumba, 19 Oktober 2011)

beliau adalah Kabag Rapat dan Risalah DPRD Bulukumba, beliau

mengatakan bahwa semua ketentuan Peraturan Tata Tertib DPRD

yang lalu harus disesuaikan dengan PP No. 16/2010 secara

keseluruhan, karena PP tersebut merupakan acuan dasar dalam

Page 54: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

42

mengubah/menyesuaikan Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba.

Adapun hal-hal yang disesuaikan oleh Peraturan Tata Tertib DPRD

Bulukumba meliputi:

1) Ketentuan Umum

2) Fungsi, Tugas dan Wewenang

3) Keanggotaan

4) Pelasanaan Hak

(1) Hak Interpelasi

(2) Hak Angket

(3) Hak Menyatakan Pendapat

5) Pelaksanaan Hak Anggota

(1) Hak Mengajukan Rancangan Peraturan Daerah

(2) Hak Mengajukan Pertanyaan

(3) Hak Menyampaikan Usul dan Pendapat

(4) Hak memilih dan dipilih

(5) Hak Membela Diri

(6) Hak Imunitas

(7) Hak Mengikuti Orientasi dan Pendalaman Tugas

(8) Hak Protokoler, Hak Keuangan dan Administratif

6) Fraksi

7) Alat Kelengkapan

8) Pimpinan DPRD

9) Badan Musyawarah

Page 55: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

43

10) Komisi

11) Badan Legislasi Daerah

12) Badan Anggaran

13) Badan Kehormatan

14) Alat Kelengkapan lain berupa Pansus

15) Persidangan, Rapat dan Pengambilan Keputusan

16) Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah

17) Kode Etik

18) Larangan dan Sanksi

19) Pemberhentian Antarwaktu, Penggantian Antarwaktu, dan

Pemberhentian Sementara

20) Penyidikan

21) Pelaksanaan Konsultasi

22) Penerimaan Pengaduan dan Penyaluran Aspirasi

Masyarakat

23) Pelaksanaan Tugas Kelompok Pakar atau Ahli

24) Ketentuan Peralihan (tidak disesuaikan)

Hal tersebut diatas telah disesuaikan terhadap Peraturan Tata

Tertib DPRD Bulukumba Periode 2009-2014 yang dilakukan oleh

Pansus (Panitia Khusus). Dari hasil wawancara tehadap salah

seorang anggota DPRD yang berasal dari Fraksi Bulukumba

Bersatu Andi Juharta(wawancara, DPRD Bulukumba, 19 Oktober

2011) menyampaikan bahwa pembahasan mengenai Peraturan

Page 56: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

44

Tata Tertib DPRD Bulukumba yang akan disesuaikan dengan PP

No. 16/2010 berlangsung selama 1(satu) bulan, dan materi yang

paling alot dibahas adalah mengenai proses penggantian

antarwaktu anggota dan ketua, mekanisme rapat dan pengambilan

keputusan. Muh. Bakti (wawancara, DPRD Bulukumba, 19 Oktober

2011) beliau adalah anggota DPRD yang berasal dari Fraksi

Demokrat, “menurutnya yang paling alot adalah PAW tentang

kuorumnya. Selanjutnya setelah Pansus melakukan pembahasan,

Pansus pun kemudian melakukan konsultasi kepada Gubernur

terlebih dahulu sebelum mengajukan Rancangan Peraturan Tata

Tertib DPRD Bulukumba dalam Rapat Paripurna untuk menetapkan

Rancangan Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba tersebut

menjadi Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba tandasnya”. Hal

ini diatur dalam ketentuan Pasal 118 ayat 4 PP No.16/2010 yaitu:

“(4)Peraturan DPRD Kabupaten/Kota tentang Tata Tertib DPRD Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan setelah terlebih dahulu dikonsultasikan kepada Gubernur”.

Hal ini merupakan bagian yang penting dalam proses

penyusunan Peraturan Tata Tertib DPRD, yang mana setelah

Pansus melakukan pembahasan dalam hal ini menyesuaikan

Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba dengan PP No. 16/2010,

Pansus kemudian melakukan konsultasi kepada Gubernur

mengenai hal ini baru setelah itu Rancangan Peraturan Tata Tertib

DPRD yang telah dikonsultasikan ini ditetapkan sebagai Peraturan

Page 57: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

45

Tata Tertib DPRD dalam Rapat Paripurna DPRD. Namun dari hasil

peneltian penulis pada Kantor Gubernur Prov. Sulsel bagian Biro

Hukum dan HAM mengenai jadwal konsultasi DPRD Bulukumba

dalam hal Peraturan Tata Tertib DPRD tersebut tidak terdapat surat

masuk mengenai hal tersebut dalam Buku Inventaris.

Hal ini tentu berkaitan dengan Faktor efektivitas hukum dan

penyebab kepatuhan. Faktor-faktor yang menjadikan peraturan itu

efektif atau tidak, dapat dikembalikan kepada 4(empat) faktor

efektivitas yaitu:

a. kaidah hukum atau peraturan itu sendiri

b. petugas yang menegakkannya

c. fasilitas yang di harapkan akan mendukung pelaksanaan kaidah

hukum dan

d. warga masyarakat yang terkena ruang lingkup peraturan

tersebut. Dalam Soerjono Soekanto Dan Mustafa Abdullah,

(1982:14).

Mengenai kaidah hukum atau peraturan itu sendiri, apakah

penerbitan peraturan tertentu dalam hal ini peraturan tata tertib

DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan persyaratan yuridis yang

ada? Jawabannya tentu tidak, dalam pelaksanaan penyusunan

peraturan tata tertib DPRD Bulukumba terjadi ketidak sesuaian

dengan ketentuan yang telah diatur dalam Pasal 118 ayat (1,2, dan

4) PP No. 16 Tahun 2010 sebagai peraturan dasarnya.

Page 58: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

46

Selanjutnya mengenai penegak hukum, petugas penegak hukum

tidak dapat dipisahkan kedudukan dan kewenangannya dalam

peraturan perundang-undangan, dalam hal ini anggota DPRD

Bulukumba dalam melaksanakan perintah PP No. 16 Tahun 2010

dalam membuat peraturan Tata Tertib tidak terlaksana dengan

baik.

Dengan demikian tatanan hukum adalah suatu sistem norma

umum dan norma khusus yang satu sama lain dihubungkan

menurut prinsip bahwa hukum mengatur pembentukannya sendiri.

Setiap norma dari tatanan hukum ini dibentuk menurut ketentuan-

ketentuan dari norma yang lain, dan pada akhirnya menurut

ketentuan dari norma dasar yang membentuk kesatuan dari sistem

norma atau tatanan hukum ini.

Norma yang mengatur pembentukan norma lain”diterapkan”

dalam pembentukan norma lain tersebut. Pembentukan hukum

selalu merupakan penerapan hukum. Pembentukan norma hukum

biasanya merupakan penerapan norma hukum yang lebih tinggi,

yang mengatur pembentukannya, dan penerapan norma hukum

yang lebih tinggi biasanya merupakan pemebentukan norma hukum

yang lebih rendah yang ditentukan oleh norma hukum yang lebih

tinggi tersebut. Menurut hemat penulis, hal ini disebabkan antara

lain karena sumber daya manusia(SDM) yakni anggota DPRD

Bulukumba, sebagian besar memiliki Latar belakang pendidikan

Page 59: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

47

yang bukan berasal dari bidang Ilmu Hukum, sehingga

pemahamannya mengenai ketentuan Perundang-undangan belum

memadai.Latarbelakang pendidikan, kesadaran akan hukum, dan

ketegasan Pimpinan juga sangat menetukan terlaksannya suatu

aturan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dengan demikian perlu kiranya DPRD Bulukumba

mengadakan pelatihan-pelatihan mengenai mekanisme

pembentukan peraturan Perundang-Undangan.

Page 60: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

48

BAB III

TINJAUAN YURIDIS DAN ANALISIS MATERI MUATAN

PERATURAN TATA TERTIB DPRD BULUKUMBA DIKAITKAN

DENGAN PERATURAN DASARNYA (PP No. 16 Tahun 2010)

A. Tinjauan Pustaka Teori Hirarki atau Perjenjangan Peraturan

Perundang-undangan

Hans kelsen sebagai salah satu eksponen genre of legalpositivism

mengonstruksi suatu model mengenai stufenbau des rech atau the

hierarchy norms yang di jadikan referensi teoritis oleh banyak negara

dalam kontruksi tata urutan peraturan perundang-undangan. Hans

kensen mengkualifikasikan hukum sebagai sesuatu yang murni formil.

Jadi, tata hukum (legal order) adalah suatu sistem norma. Sistem

norma merupakan suatu susunan berjenjang (hirarkis)dan setiap norma

bersumber pada norma yang ada di atasnya yang membentuknya atau

yang memberi dan menentukan validasinya dan menjadi sumber bagi

norma yang ada di bawahnya. Norma dasar merupakan dasar tertinggi

validitas keseluruhan tata hukum. Dalam Achmad Ruslan (2011:44-45);

lihat juga (Hans Kelsen, 2011:179)

Teori stufenbau des recht atau the hirarchy of norms yang di

introdusir Hans Kelsen di atas dapat di maknai:

1. Peraturan perundang-undangan yang lebih rendah harus

bersumber atau memiliki dasar atau falidasi dari suatu peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi;

Page 61: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

49

2. Isi atau materi muatan peraturan perundang-undangan yang

lebih rendah tidak boleh menyimpangi atau bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. (Bagir

Manan, 2001:113)

Terkait dengan substansi norma dasar, Hans Kelsen membedakan

dua jenis norma atau sistem norma. Yakni sistem norma statis yaitu

sistem yang melihat suatu norma dari segi isi atau materi muatan

norma itu sendiri. Isinya menunjukkan kualitas yang terbukti secara

langsung menjamin validitasnya. Sedangkan sistem norma dinamis

adalah sistem yang melihat suatu norma yang pembentukannya

sesuai dengan prosedur oleh yang ditentukan oleh konstitusi. Dengan

perkataan lain norma dalam perspektif sistem norma dinamis adalah

norma yang dilahirkan oleh pihak yang berwenang untuk membentuk

norma tersebut yang tentu saja norma tersebut dari norma yang lebih

tinggi.

Istilah”materi muatan untuk pertama kali di pergunakan oleh

A.Hamid S. Attamimi. Sebagai terjemahan dari atau padanan

istilah”het onder werp”. Materi mutan sebuah peraturan perundang-

undangan negara dapat di tentukan atau tidak, bergantung pada

sistem pembentukan peraturan perundang-undangan negara tersebut

beserta latar belakang sejarah dan sistem pembagian kekuasaan

negara yang menentukannya.

Page 62: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

50

Materi muatan peraturan pemerintah (PP) berisi materi ketentuan

untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.

Sebagaimana pada UU No. 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan, Bab II tentang asas pembentukan peraturan

perundang-undangan berisi Pasal 5 dan 6, ditentukan bahwa dalam

membentuk peraturan perundang-undangan harus dilakukan

berdasarkan pada asas pembentukan peraturan perundang-undangan

yang baik. Asas yang di maksud itu meliputi:

a. Kejelasan tujuan

Yang di maksud adalah bahwa setiap pembentukan peraturan

perundang-undangan harus mempunyai tujuaan yang jelas yang

hendak di capai.

b. Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat

Yang di maksud adalah bahwa setiap jenis peraturan

perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga negara atau

pejabat pembentuk peraturan perundang-undangan yang

berwenang. Peraturan perundang-undaangan tersebut dapat di

batalkan atau batal demi hukum, apabila dibuat oleh lembaga

negara atau pejabat yang tidak berwenang.

c. Asas kesesuaian antara jenis, hirarki dan materi muatan

Yang di maksud adalah bawha dalam pembentukan peraturan

perundang-undangan harus benar-benar memperhatikan materi

Page 63: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

51

muatan yang tepat sesuai dengan jenis dan hirarki peraturan

perundang-undangan.

d. Asas dapat dilaksanakan

Yang di maksud adalah bahwa setiap pembentukan peraturan

perundang-undangan harus memperhitungkan efektivitas

peraturan perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat,

baik secara filosofis, sosiologis, maupun yuridis.

e. Asas kedayagunaan dan kehasil gunaan

Yang di maksud adalah bawha setiap peraturaan perundang-

undangan dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan

bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

f. Asas kejelasan rumusan

Yaitu bahwa setiap peraturan perundang-undangan harus

memenuhi persyaratan teknis penyusunan peraturan

perundang-undangan, sistematika, pilihan kata atau istilah, serta

bahasa hukum yang jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak

menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam

pelaksanaannya.

g. Asas keterbukaan

Adalah bahwa dalam pembentukan peraturan perundang-

undangan mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan,

pengesahan atau penetapan, dan pengundangan bersifat

Page 64: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

52

transparan dan terbuka. Dengan demikian seluruh lapisan

masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk

memberikan masukan dalam pembentukan peraturan

perundang-undangan.

Peraturan pemerintah adalah peraturan yang dibentuk sebagai

peraturan yang menjalankan undang-undang baik secara tegas

maupun tidak tegas menyebutnya, Oleh karena itu materi muatan

peraturan pemerintah adalah keseluruhan materi muatan undang-

undang yang di limpahkan kepadanya, atau perkataan lain peraturan

pemerintah adalah sama adalah materi muatan undang-undang

sebatas yang dilimpahkan kepadanya.

B. Analisis Materi Muatan Peraturan Tata tertib DPRD Kabupaten

Bulukumba dikaitan dengan Peraturan Dasarnya.

Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba periode 2009-2014 telah

mengalami perubahan atas perintah PP No. 16 Tahun 2010 yang

mana PP ini baru saja ditetapkan pada tanggal 28 januari 2010.

Adapun hal-hal yang diubah adalah segala hal yang pada Tata Terib

sebelumnya belum diatur atau telah diatur tetapi memerlukan

perubahan. Berikut ini analisis hukum mengenai kesesuaian substansi

PP No. 16 Tahun 2010 dengan substansi Peraturan Tata Tertib DPRD

Bulukumba Periode 2009-2014, yang tidak sesuai antara lain:

Page 65: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

53

1) Ketentuan Mengenai Hak Interpelasi :

Pasal 11 ayat (1 s/d 3) PP No. 16 Tahun 2010 menentukan:

“(1)hak interpelasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a diusulkan oleh : paling sedikit 7 (tujuh) orang anggota DPRD kabupaten/ kota yang lebih dari 1 (satu) fraksi untuk DPRD kabupaten/kota yang beranggotakan diatas 35 (tiga puluh lima) orang

(2)usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada pimpinan DPRD, yang ditandatangani oleh para pengusul dan diberikan nomor pokok oleh sekertariat DPRD.

(3)usul sebagai maksud pada ayat (2) disertai dengan dokumen yang memuat sekurang-kurangnya” a. Materi kebijakan dan/ pelaksanaan kebijakan pemerintah

daerah yang akan dimintakan keterangan b. Alasan permintaan keterangan”.

Pasal 11 ayat (3) tersebut diatas tidak termuat dalam Peraturan Tata

Tertib bagian kesatu, hak interpelasi, Pasal 9 sebagaimana berikut ini:

“(1)Hak interpelasi sebagaimana dimaksud pasal 8 ayat (1) huruf a diusulkan oleh paling sedikit 7(tujuh) orang anggota DPRD dan lebih dari 1 (satu) fraksi.

(2)usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis kepada pimpinan DPRD, disusun secara singkat, jelas ditandatangani oleh pengusul serta diberikan nomor pokok oleh sekertariat DPRD.

(3)usul meminta keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) oleh pimpinan DPRD disampaikan pada rapat paripurna DPRD setelah mendapat pertimbangan dari Badan Musyawarah”.

Dari hasil analisis, Pasal 9 Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba

tersebut diatas tidak menyesuaikan secara keseluruhan materi muatan

dari peraturan dasarnya yaitu PP No. 16 Tahun 2010. Materi yang

tidak termuat tersebut merupakan aturan yang seharusnya ada karena

itu merupakan perintah bahwa dalam menggunakan hak interpelasi

sekurang-kurangnya disertai dokumen berupa materi pelaksanaan

kebijakan pemerintah daerah yang akan dimintakan keterangan dan

Page 66: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

54

alasan permintaan keterangan, sehingga DPRD tidak dapat semena-

mena menggunakan Haknya tanpa dasar, pada ayat inilah dasar

hukum diperlukannya dasar bagi DPRD dalam meminta keterangan

terhadap Pemerintah.

2) Ketentuan Mengenai Hak Angket

Peraturan Tata Tertib DPRD bagian kedua, Hak Angket, Pasal 12 yang

materi muatannya juga tidak sesuai dengan peraturan dasarnya yakni

Pasal 14 PP No. 16 Tahun 2010,

Pasal 14 ayat (3) PP No. 16 tahun 2010 sebagai berikut:

“(3)usul sebagaimana di maksud pada ayat (1) mengenai hak angket disertai dengan dokumen yang memuat sekurang-kurangnya: a. Materi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 298 ayat (3) atau

Pasal 349 ayat (3) undang-undang No. 27 tahun 2009 tentang majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Dan

b. Alasan penyelidikan”.

Namun pada Pasal 12 Peraturan Tata Tertib DPRD sebagaimana

pada pasal sebelumnya, Pasal diatas (14) tidak termuat dalam

ketentuan yang seharusya termuat dalam Peraturan Tata Tertib DPRD

yakni mengenai dokumen yang menjadi dasar dari usul pelaksanaan

hak angket.

3) Ketentuan Mengenai Hak Menyatakan Pendapat

(1) Pasal 20 ayat (3) PP No. 16 Tahun 2010 juga tidak termuat dalam

Peraturan Tata Tertib DPRD dalam hal ini pasal 18, bagian ketiga,

Hak Menyatakan Pendapat. Dengan demikian jelas bahwa materi

Page 67: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

55

muatan peraturan tata tertib DPRD mengenai Pelaksanaan Hak

DPRD tidak memuat secara utuh materi muatan dari PP No. 16

Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Tata Tertib

DPRD dan ini akan berpengaruh terhadap pelaksanaan dari

Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba.

(2) Pasal 21 ayat (5 dan 6) PP No. 16 Tahun 2010 tidak termuat

dalam Pasal 18 Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba tentang

hak menyatakan pendapat, yang mana ayat ini penting untuk

dimuat karena ini mengenai penegasan bahwa yang menerima

atau menolak usul pernyataan pendapat untuk menjadi pendapat

adalah rapat paripurna DPRD dan yang seharusnya dimuat dalam

keputusaan tersebut diatur pada ayat 6 ini namun tidak termuat

dalam Peraturan Tata Tertib. Dengandemikian materi muatan dari

Peraturan Tatib DPRD Bulukumba ini tidak sesuai dengan PP No.

16 Tahun 2010 khususnya mengenai Hak Menyatakan Pendapat.

Oleh karena itu perlu kiranya pasal ini dimuat secara utuh dalam

Peraturan Tatib DPRD ini jika dilakukan perbaikan.

4) Ketentuan Mengenai Orientasi dan Pendalaman Tugas:

Pasal 28 ayat 1-2 PP No. 16 Tahun 2010 sebagai berikut:

“(1)Anggota DPRD mempunyai hak untuk mengikuti orientasi pelaksanaan tugas sebagai anggota DPRD pada permulaan masa jabatannya dan mengikuti pendalaman tugas pada masa jabatannya.

(2)Anggota DPRD melaporkan hasil pelaksanaan orientasi dan pendalaman tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada pimpinan DPRD dan kepada pimpinan fraksinya”.

Page 68: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

56

Pasal 27 tentang Hak Mengikuti Orientasi dan Pendalaman Tugas

Peraturan Tatib DPRD Bulukumba berisi satu ayat yakni:

“Setiap Anggota DPRD berhak untuk mengikuti orientasi dan pendalaman tugas baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah setempat, Sekretariat DPRD, Partai Politik maupun Perguruan Tinggi atau Lembaga lainnya yang Berbadan Hukum”.

Pasal 28 PP No. 16 berisi 2 ayat namun pada peraturan Tatib Pasal

27 hanya berisi 1 ayat saja, yang mana ketentuan yang tidak termuat

dalam Peraturan Tatib ini merupakan ketentuan yang mengatur bahwa

selelah menjalankan haknya anggota DPRD melaporkan hasil

pelaksanaan haknya tersebut sebagai wujud pertanggungjawaban dari

pelaksanaan hak tersebut diatas. Sehingga ayat 2 dari pasal 28 PP

No. 16 Tahun 2010 sudah semestinya termuat dalam pasal 27

Peraturan Tatib DPRD Bulukumba.

5) Ketentuan Mengenai Tugas Pimpinan DPRD:

Pasal 41 ayat (1) PP No. 16 Tahun 2010 tentang tugas Pimpinan

DPRD berisi 11 (sebelas) huruf sebagai berikut:

“(1) Pimpinan DPRD mempunyai tugas: a. Memimpin sidang DPRD dan menyimpulkan hasil sidang

untuk diambil keputusan; b. Menyusun rencana kerja pimpinan dan mengadakan

pembagian kerja antara ketua dan wakil ketua; c. Melakukan koordinasi dalam upaya menyinergikan

pelaksanaan agenda dan materi kegiatan dari alat kelengkapan DPRD.

d. Menjadi juru bicara DPRD e. Melaksanakan dan memasyarakatkan keputusan DPRD f. Mewakili DPRD dalam berhubungan dengan

lembaga/instansi lainnya.

Page 69: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

57

g. Mengadakan konsultasi dengan kepala daerah dan pimpinan lembaga./instansi lainnya sesuai dengan keputusan DPRD;

h. Mewakili DPRD di pengadilan. i. Melaksanakan keputusan DPRD berkenaan dengan

penetapan sanksi atau rehabilitasi anggota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

j. Menyusun rencana anggaran DPRD yang pengesahannya dilakukan dalam rapat paripurna; dan

k. Menyampaikan laporan kinerja pimpinan DPRD dalam rapat paripurna DPRD yang khusus diadakan untuk itu.

Namun pada Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba Pasal 41 ayat

(1) tentang tugas Pimpinan DPRD hanya berisi 8 (delapan) huruf

sebagai berikut:

“(1)Pimpinan DPRD mempunyai tugas: a. Memimpin sidang-sidang dan menyimpulkan hasil sidang untuk

mengambil keputusan. b. Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja

antara ketua dan wakil ketua. c. Menjadi juru bicara DPRD d. Melaksanakan dan memasyarakatkan keputusan DPRD e. Mengadakan konsultasi dengan bupati dan instansi pemerintah

lainnya sesuai dengan keputusan DPRD f. Mewakili DPRD dan atau alat kelengkapan DPRD di pengdilan. g. Melaksanakan keputusan DPRD berkenaan dengan penetapan

sanksi atau rehabilitasi anggota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

h. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya dalam rapat paripurna DPRD.

Menurut analisis penulis, materi muatan Pasal 41 Peraturan Tatib

DPRD tidak sesuai dengan materi muatan PP No. 16 Tahun 2010

karena tidak memuat secara utuh isi dari ayat tersebut diatas yang

mana ketentuan diatas merupakan tugas yang artinya adalah suatu

kewajiban yang harus dilakukan oleh Pimpinan DPRD. Sebaiknya

Page 70: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

58

Pasal 41 Peraturan Tatib ini segera disesuaikan dengan PP No. 16

Tahun 2010.

6) Ketentuan Mengenai Tugas Badan Musyawarah:

Pasal 47 ayat (1) PP No. 16 Tahun 2010 mengenai tugas Badan

Musyawarah terdiri dari 7(tujuh) huruf sebagai berikut:

“(1)Badan Musyawarah mempunyai tugas: a. Menetapkan agenda DPRD untuk 1(satu) tahun sidang, 1(satu)

masa persidangan, atau sebagian dari suatu masa sidang, perkiraan waktu penyelesaian suatu masalah, dan jangka waktu penyelesaian rancangan peraturan daerah, dengan tidak mengurangi kewenangan rapat paripurna untuk mengubahnya;

b. Memberikan pendapat kepada pimpinan DPRD dalam menentukan garis kebijakan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan wewenang DPRD;

c. Meminta dan/atau memberikan kesempatan kepada alat kelengkapan DPRD yang lain untuk memberikan keterangan/penjelasan tugas masing-masing;

d. Menetapkan jadwal acara rapat DPRD; e. Memberi saran/pendapat untuk memperlancar kegiatan; f. Merekomendasikan pembentukan panitia khusus; dan g. Melaksanakan tugas lain yang diserahkan oleh rapat paripurna

kepada Badan Musyawarah”.

sedangkan pada pasal 43 ayat (1) terdiri dari 6(enam) huruf sebagai

berikut:

“(1)Badan Musyawarah mempunyai tugas: a. Memberikan pertimbangan tentang penetapan program kerja

DPRD, diminta atau tidak diminta; b. Menetapkan kegiatan dan jadwal acara rapat DPRD; c. Memutuskan pilihan mengenai isi risalah rapat apabila timbul

perbedaan pendapat; d. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pimpinan

DPRD dalam menentukan garis kebijaksanaan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan wewenang DPRD;

e. Merekomendasikan pembentukan Panitia Khusus; f. Melakukan musyawarah dengan Bupati mengenai hal-hal

yang berkenaan dengan penetapan acara serta pelaksanaannya apabila dianggap perlu oleh DPRD atau Bupati;

Page 71: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

59

Menurut analisis penulis, dari kedua Pasal tersebut diatas jelas

bahwa materi muatan Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba belum

sepenuhnya sesuai dengan yang tertuang dalam PP No. 16 Tahun

2010 sebagai peraturan dasarnya. Pasal ini memuat tugas Badan

Kehormatan yang merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh

Badan Kehormatan yang diperintahkan oleh PP No. 16 Tahun 2010,

peraturan ini merupakan peraturan dasarnya yang kemudian

dijabarkan kembali oleh Peraturan Tatib DPRD Bulukumba sebagai

pedoman bagi DPRD Bulukumba dan semestinya sesuai dengan yang

diperintahkan oleh PP tersebut. Pasal 43 Peraturan Tatib ini perlu

disesuaikan dengan peraturan dasarnya.

7) Ketentuan Mengenai Badan Kehormatan:

(1) Pasal 57 dan Pasal 58 huruf (a-c) PP No. 16 Tahun 2010 memuat

tentang tugas dan wewenang Badan Kehormatan. Pasal 57 ayat

(1) sebagai berikut:

“(1)Badan Kehormatan mempunyai tugas: a. Memantau dan mengevaluasi disiplin dan/atau kepatuhan

terhadap moral, kode etik, dan/atau peraturan tata tertib DPRD dalam rangka menjaga martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas DPRD;

b. Meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota DPRD terhadap peraturan tata tertib dan/atau kode etik DPRD;

c. Melakukan penyelidikan, verifikasi,dan klarifikasi atas pengaduan pimpinan DPRD,anggota DPRD, dan/atau masyarakat;dan

d. Melaporkan keputusan badan kehormatan atas hasil penyelidikan, verifikasi,dan klarifikasi sebagaimana di maksud dalam huruf c kepada rapat paripurna DPRD.

Page 72: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

60

Pasal 58 PP No. 16 Tahun 2010 sebagai berikut:

“Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57, Badan Kehormatan berwenang; a. Memanggil anggota DPRD yang diduga melakukan

pelanggaran kode etik dan/atau peraturan tata tertib DPRD untuk memberikan klrifikasi atau pembelaan atas pengaduan dugaan pelanggaran yang dilakukan;

b. Meminta keterangan pengadu, saksi, dan/atau pihak-pihak lain yang terkait, termasuk untuk meminta dokumen atau bukti lain; dan

c. Menjatuhkan sanksi kepada anggota DPRD yang terbukti melanggar kode etik dan/atau peraturan tata tertib DPRD.

Pasal 53 Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sebagai berikut:

“Badan Kehormatan mempunyai tugas: a. Mengamati, mengevaluasi disiplin, etika dan moral para

anggota DPRD dalam rangka menjaga martabat dan kehormatan sesuai dengan kode etik DPRD.

b. Meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota DPRD terhadap peraturan perundang-undangan, kode etik, dan peraturan tata tertib DPRD

c. Melakukan penyelidikan, verifikasi dan klarifikasi atas pengaduan pimpinan DPRD, masyarakat dan/atau pemilih.

d. Menyampaikan laporan atas keputusan Badan Kehormatan kepada rapat paripurna DPRD.dan

e. Dapat menjatuhkan sanksi kepada anggota DPRD yang terbukti melanggar kode etik DPRD.

Pasal 54 Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sebagai berikut:

“Untuk melaksanakan tugasnya, Badan Kehormatan berwenang:

a. Memanggil anggota DPRD yang bersangkutan untuk memberikan penjelasan dan pembelaan terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan.

b. Meminta keterangan pelapor, saksi dan/atau pihak-pihak lain yang terkait, termasuk untuk meminta dokumen atau bukti lain. Menurut analisis penulis, materi muatan Pasal 53 Peraturan

Tatib DPRD Bulukumba tentang tugas Badan Kehormatan yang

berisi 5 huruf dan Pasal 54 tentang wewenang Badan Kehormatan

Page 73: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

61

yang terdiri atas 2 huruf tidak sesuai dengan materi muatan dari

Pasal 57 ayat (1) dan Pasal 58 PP No. 16 Tahun 2010. Pada Pasal

53 Peraturan Tatib mengenai tugas Badan Kehormatan berisikan 5

huruf yang mana semestinya hanya 4 huruf, akan tetapi pada

Pasal ini ditambahkan 1 huruf yang mana materinya merupakan

ketentuan yang seharusnya ada pada Pasal 54 Peraturan Tatib

DPRD Bulukumba yakni tentang wewenang Badan Kehormatan.

Dengan demikian jelas bahwa tatib menempatkan materi yang

seharusnya ada pada wewenang tetapi diletakkan pada tugas, hal

ini jelas berbeda karena tugas merupakan suatu kewajiban yang

harus dilakukan sementara wewenang merupakan hak. Sebaiknya

materi muatan dari pasa 53 dan 54 Peraturan Tatib ini diadakan

penyesuaian dengan peraturan dasarnya yakni PP No. 16 Tahun

2010.

(2) Mengenai pengaduan kepada Badan Kehormatan yaitu Pasal 60

ayat (2) PP No. 16 Tahun 2010 menentukan sebagaimana berikut:

“(2)Pimpinan DPRD wajib menyampaikan pengaduan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Badan

Kehormatan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak

tanggal pengaduan diterima”.

Pasal 55 ayat (1) huruf c menentukan sebagai berikut:

“(c)Pimpinan DPRD dapat menyampaikan pengaduan / pelaporan kepada Badan Kehormatan untuk ditindaklanjuti”.

Sebagaimana ketentuan pada Pasal 60 ayat (2) diatas secara

jelas tertulis bahwa Pimpina DPRD wajib menyampaikan

Page 74: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

62

pengaduan kepada badan kehormatan, namun pada ketentuan

Pasal 55 ayat (1) menuliskan kata dapat, yang mana ke dua kata

itu (wajib dan dapat) memiliki makna yang berbeda yaitu wajib

artinya harus dalam istilah hukumnya adalah kewajiban yakni

sesuatu yang harus dilakukan. Sedangkan kata dapat tidak

bermakna harus.

8) Ketentuan Mengenai Alat Kelengkapan

Pasal 63 PP No. 16 Tahun 2010 bagian ke-delapan tentang alat

kelengkapan lain, dalam hal ini Panitia Khusus yang mana dalam

ketentuan Pasal tersebut menegaskan bahwa Panitia Khusus dibentuk

oleh DPRD yang ditetapkan dalam rapat paripurna dengan keputusan

DPRD. Namun pada Pasal 57 Peraturan Tatib hanya menyebutkan

Pimpinan DPRD dapat membentuk Pansus, tanpa menjabarkan lebih

lanjut seperti pada PP No.16/2010 dan adapun ketentuan pada PP

yang menyebutkan Pansus dalam melaksanakan tugasnya dibantu

oleh sekretariat DPRD. Namun pada Peraturan Tatib ketentuan ini

tidak dimuat. Sebagaimana hasil penelitian penulis, Pansus dalam

pembahasan Peraturan Tatib DPRD Bulukumba tidak dibantu oleh

sekretariat DPRD dalam hal ini pegawai Pemda. Pansus menunjuk

sekretaris sendiri yang bukan pegawai, yaitu anggota DPRD sendiri.

Menurut penulis, ini berarti materi muatan dari PP No.16 Tahun

2010 tidak termuat secara jelas dan utuh dalam Pasal 57 Peraturan

Tatib DPRD Bulukumba. Sehingga sekretariat DPRD tidak ikut dalam

Page 75: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

63

pembahasan yang dilakukan oleh pansus, karena pansus

menggunakan sekretaris Pansus tersendiri.

9) Ketentuan Mengenai Rapat

Pasal 75 ayat (1) PP No. 16 Tahun 2010 Bab VIII Bagian Kedua yaitu

tentang Rapat, yang berbunyi sebagai berikut:

“(1)setiap anggota DPRD wajib menghadiri rapat DPRD, baik rapat paripurna maupun rapat alat kelengkapan sesuai dengan tugas dan kewajibannya”. Pada Peraturan Tata Tertib DPRD Bab VIII Bagian Kedua yaitu

tentang Rapat tidak ada 1 (satu) ayat pun yang memuat ketentuan

sebagaimana ketentuan di atas, sementara Pasal 75 ayat (1) ini

merupakan ketentuan yang seharusnya ada dan seharusnya dipatuhi,

sebagai suatu kewajiban bagi setiap anggota DPRD sebagai wakil

rakyat. Namun karena Peraturan Tatib DPRD Bulukumba tidak

memuat ketentuan Pasal 75 ayat (1) PP No. 16 Tahun 2010, maka

materi muatan Peraturan Tatib DPRD Bulukumba belum sepenuhnya

sesuai dengan peraturan dasarnya(PP No.16 Tahun 2010).

10) Ketentuan Mengenai Pengambilan Keputusan:

(1) Pasal 78 ayat (1) huruf b PP No. 16 Tahun 2010 sebagai berikut:

“(1) Rapat Paripurna memenuhi kuorum apabila: a. dihadiri oleh sekurang-kurangnya ¾ (tiga perempat) dari jumlah

anggota DPRD untuk mengambil persetujuan atas pelaksanaan hak angket dan hak menyatakan pendapat serta untuk mengambil keputusan mengenai usul pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah;

b.dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3(dua pertiga) dari jumlah anggota DPRD untuk memberhentikan pimpinan DPRD serta untuk menetapkan peraturan daerah dan APBD; atau

Page 76: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

64

c. dihadiri oleh lebih dari ½ (satu perdua) jumlah anggota DPRD untuk rapat paripurna DPRD selain rapat sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b.

Pasal 97 (2) huruf b Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba

sebagai berikut:

“(2) quorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpenuhi apabila:

a. sekurang-kurangnya ¾(tiga perempat) dari jumlah anggota DPRD untuk mengambil persetujuan atas pelaksanaan hak angket dan hak menyatakan pendapat serta untuk mengambil keputusan mengenai usul pemberhentian bupati dan/atau wakil bupati.

b. Sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota DPRD untuk memberhentikan Pimpinan DPRD, dan untuk menetapkan peraturan daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah”.

c. sekurang-kurangnya ½ (satu perdua) dari jumlah anggota DPRD ditambah 1 (satu) untuk Rapat Paripurna DPRD selain sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b”.

Menurut analisis penulis, digunakannya kata “dan” pada

ketentuan dalam Pasal 78 ayat 1 huruf PP No.16/2010 bermakna

bahwa yang ditetapkan adalah peraturan daerah tentang apa saja

termasuk APBD. Sementara pada Pasal 97 ayat 2 huruf b

Peraturan Tatib DPRD Bulukumba menggunakan kata “tentang”

yang artinya yang ditetapkan hanyalah peraturan daerah mengenai

APBD saja, Sehingga untuk menetapkan Peraturan Daerah

mengenai hal lain seolah-olah tidak diatur. Dengan demikian jelas

bahwa materi muatan Pasal 97 ayat 2 Tatib DPRD Bulukumba tidak

sesuai dengan materi muatan dari Pasal 78 ayat 1 huruf PP No. 16

Tahun 2010.

(2) Pasal 78 ayat 5 PP No. 16 Tahun 2010 menentukan sebagai

berikut:

Page 77: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

65

“(5)Apabila setelah penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum juga terpenuhi, terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dan b untuk pelaksanaan hak angket, hak menyatakan pendapat, dan memberhentikan pimpinan DPRD, serta menetapkan peraturan daerah, rapat tidak dapat mengambil keputusan dan rapat paripurna DPRD tidak dapat diulang lagi”.

Pasal 98 ayat 3 Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba

menentukan sebagai berikut:

“(3)apabila setelah penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), quorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum juga terpenuhi terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 ayat (2) huruf a terkait dengan pelaksanaan hak angket, hak menyatakan pendapat serta untuk mengambil keputusan mengenai usul pemberhentian Bupati atau Wakil Bupati dan pemberhentian Pimpinan DPRD, maka rapat sudah dapat mengambil keputusan dan Rapat Paripurna DPRD tidak dapat diulang lagi”.

Menurut analisis penulis, pada ketentuan dalam materi muatan

Pasal 78 ayat (5) PP No. 16 Tahun 2010 diatas untuk pelaksanaan

hak angket, hak menyatakan pendapat, menetapkan peraturan

daerah serta pemberhentian pimpinan DPRD jika tidak kuorum

setelah penundaan selama 3 hari, maka rapat tidak dapat

mengambil keputusan dan rapat tidak dapat diulang lagi. Namun

karena ketentuan mengenai usul pemberhentian kepala daerah dan

wakil kepala daerah tidak disebutkan berarti ketentuan tersebut

diatas tidak berlaku untuk usul pemberhentian kepala daerah/wakil

kepala daerah. Sehingga dapat dirumuskan bahwa ketentuan

mengenai usul pemberhentian kepala daerah/wakil kepala daerah

tersebut dapat diambil keputusan dan rapat paripurna dapat diulang

Page 78: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

66

lagi atau tidak dapat diulang lagi, Sedangkan untuk ketentuan

mengenai pemberhentian pimpinan DPRD berlaku ketentuan yang

tidak dapat mengambil keputusan dan tidak dapat diulang lagi.

Namun karena demikian maka masalah ini menemui jalan buntu,

karena tidak ada lagi upaya yang dapat dilakukan untuk

memberhentikan Pimpinan DPRD yang sudah tidak mungkin untuk

menjabat. Selain itu pada Pasal 98 ayat (3) Peraturan Tatib DPRD

sebagaimana diatas tidak memuat ketentuan mengenai peraturan

daerah selain APBD dan menyebutkan usul pemberhentian Bupati

dan/atau Wakil Bupati dengan ketentuan apabila tidak kuorum

maka rapat sudah dapat mengambil keputusan dan rapat tidak

dapat diulangi. Dengan demikian jelas bahwa materi muatan dari

pasal 98 ayat (3) ini tidak sesuai dengan peraturan dasarnya yaitu

PP No. 16 Tahun 2010, seharusnya materi muatan Peraturan Tatib

ini tetap disesuaikan dengan materi muatan PP No 16 Tahun 2010,

namun untuk ketentuan mengenai usul pemberhentian kepala

daerah yang tidak disebutkan oleh Pasal 78 ayat (5) PP No. 16

Tahun 2010 cukup ditambahkan dalam Peraturan Tatib DPRD

dengan menambahkan 1 ayat lagi khusus mengenai hal tersebut,

sehingga materi muatan pasal 98 ayat (3) Peraturan Tatib DPRD

Bulukumba tetap sesuai dengan Pasal 78 ayat (5) PP No.16 Tahun

2010. Dengan demikian perlu kiranya Pasal 97 ayat (3) Peraturan

Tatib ini disesuaikan dengan peraturan dasarnya.

Page 79: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

67

Hal ini sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan dari

ketentuan ini, seperti halnya masalah yang terjadi pada beberapa

waktu lalu, yakni mengenai pemberhentian ketua DPRD

Bulukumba. Pasal 98 ayat (3) tatib ini menentukan bahwa jika tidak

terjadi kuorum setelah beberapa kali penundaan maka rapat sudah

dapat mengambil keputusan dan rapat tidak dapat diulang lagi,

jelas untuk hal ini Pasal 98 ayat (3) ini tidak sesuai dengan PP No.

16 Tahun 2010. Namun penulis berpendapat bahwa perlu kiranya

ada pemecahan atau jalan keluar mengenai ketentuan

Pemberhentian Pimpinan DPRD tersebut. Karena UU No.27 Tahun

2009 mengatur demikian sampai pada PP No. 16 Tahun 2010 pun

demikian, maka tidak terdapat jalan keluar. Pemecahan atau jalan

keluar yang dapat dilakukan adalah dengan menentukan bahwa

ketentuan mengenai pemberhentian Pimpinan DPRD jika tidak

tejadi kuorum setelah beberapa kali penundaan maka rapat tidak

dapat mengambil keputusan dan penyelesaiannya diberikan pada

gubernur.

(3) Pasal 78 ayat (6) PP No. 16 Tahun 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Peraturan DPRD tentang Tatib DPRD sebagai berikut:

“(6) apabila setelah penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum juga terpenuhi, terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b untuk menetapkan APBD, rapat tidak dapat mengambil keputusan dan penyelesaiannya diserahkan kepada Menteri Dalam Negeri untuk provinsi dan kepada Gubernur untuk kabupaten/kota”.

Page 80: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

68

Pasal 98 ayat (4) Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sebagai

berikut:

“(4) apabila setelah penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum juga terpenuhi terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 97 ayat (2) huruf b terkait dengan penetapan peraturan daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, maka rapat sudah dapat mengambil keputusan dan penyelesaiannya diserahkan kepada gubernur”.

Menurut analisis penulis, ketentuan diatas yakni Pasal 98 ayat

(4) Peraturan Tatib DPRD Bulukumba tidak sesuai dengan materi

muatan Pasal 78 ayat (6) PP No. 16 Tahun 2010 yakni diubahnya

kata “tidak dapat” mengambil keputusan dan penyelesaiannya

diserahkan kepada gubernur, menjadi kata “dapat” mengambil

keputusan dan penyelesaiannya diserahkan kepada gubernur pada

Pasal 98 ayat (4) Peraturan Tatib DPRD Bulukumba diatas. Selain

itu jika ketentuannya seperti pada Tatib, maka dapat mengambil

keputusan artinya sudah tidak ada masalah, lalu untuk apa

penyelesaiannya diserahkan kepada gubernur? Ini pulalah yang

menambah keyakinan penulis bahwa Pasal ini jelas tidak sesuai

dengan PP No.16 Tahun 2010. Dengan demikian ayat ini perlu

direvisi untuk disesuaikan dengan peraturan dasarnya yaitu Pasal

78 ayat (6) PP No. 16 Tahun 2010.

11) Ketentuan Mengenai Pembentukan Peraturan Daerah:

(1) Pasal 81 PP No. 16 Tahun 2010 tidak termuat secara utuh dalam

Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba terkait dengan

Page 81: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

69

Pembentukan Peraturan Daerah khususnya pasal 81 ayat (2) PP

No. 16 Tahun 2010 menentukan bahwa “Rangcangan Peraturan

Daerah yang berasal dari DPRD atau Kepala Daerah disertai

penjelasan atau keterangan dan/atau naskah akademik”, namun

dalam Peraturan Tatib DPRD yang terkait tidak terdapat ketentuan

mengenai hal tersebut. Dengan demikian materi muatan Peraturan

Tatib DPRD Bulukumba terkait mengenai ketentuan Pembentukan

Peraturan Daerah tidak sesuai dengan materi muatan Pasal 81 PP

No. 16 Tahun 2010.

(2) Pasal 82 PP No. 16 Tahun 2010 tidak termuat dalam ketentuan

mengenai Pembentukan Peraturan Daerah dalam Peraturan Tatib

DPRD Bulukumba, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa materi muatan Peraturan Tatib DPRD Bulukumba

tidak/belum sesuai dengan peraturan dasarnya yakni PP No. 16

Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan DPRD

tentang Peraturan Tata Tertib DPRD.

Page 82: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

70

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Mekanisme pelaksanaan penyusunan Peraturan Tata Tertib DPRD

Bulukumba tidak berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah

ditentukan oleh PP No. 16 Tahun 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Peraturan DPRD tentang Peraturan Tata Tertib DPRD

yang menjadi peraturan dasarnya, yakni waktu pemberlakuan

Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba yang terlambat, yakni sudah

lebih dari 60 hari sesuai ketentuan Pasal 118 ayat (2) PP No. 16

Tahun 2010, dan Pasal 118 ayat (4) PP No. 16 Tahun 2010 bahwa

sebelum Rancangan Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba

ditetapkan, terlebih dahulu dikonsultasikan kepada Gubernur. Namun

dari hasil penelitian penulis, ternyata surat DPRD Bulukumba kepada

Gubernur Cq. Biro Hukum & HAM untuk berkonsultasi dengan

gubernur tidak terdaftar dalam buku registrasi Biro Hukum dan HAM

Setda Prov. Sulsel, artinya DPRD Bulukumba tidak datang

membawa surat resmi untuk melakukan konsultasi dengan Gubernur

mengenai Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba tentang

kesesuaiannya dengan PP No. 16 Tahun 2010. Dengan demikian

Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba tidak memenuhi syarat

Page 83: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

71

formil Penyusunan Peraturan Tata Tertib DPRD sebagaimana

ketentuan yang diatur oleh PP No. 16 Tahun 2010.

2. Materi muatan Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba No.

03/KPTS-DPRD-BK/VII/2010 telah dianalisis dan ternyata belum

sepenuhnya sesuai dengan materi muatan PP No. 16 Tahun 2010

yang merupakan peraturan dasarnya, yaitu antara lain: soal kuorum;

tugas dan wewenang DPRD yang mengalami pengurangan dan

penambahan; dan lain-lain.

B. Saran

1. Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba yang ada saat ini

sebaiknya segera disesuikan kembali dengan PP No 16 Tahun

2010 dan dikonsultasikan kepada Gubernur terlebih dahulu

sebelum ditetapkan.

2. Peraturan Dasar Tata Tertib DPRD, seperti Peraturan Pemerintah

No. 16 Tahun 2010 dan Undang-undang No. 27 Tahun 2009 agar

kiranya memberikan jalan keluar terhadap ketentuan mengenai

pengambilan keputusan dalam hal Pemberhentian Pimpinan DPRD

jika tidak tercapai kuorum, dan juga memberikan definisi mengenai

peraturan Tata Tertib DPRD pada bagian ketetuan umum agar ada

batasan yang jelas mengenai pengertian Peraturan Tata Tertib

DPRD.

Page 84: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

72

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Ruslan, Teori Dan Panduan Praktik Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia, (Yogyakarta:

Rangkang Education, 2011).

A. Hamid S. Attamimi, Peranan Keputusan Presiden Dalam

Penyelenggaraan Pemerintahan Negara, (Jakarta : Disertasi

Pasca Sarjana Universitas Indonesia, 1990).

Aminuddin Ilmar, Privatisasi BUMN Di Indonesiia. (Cet.1 Makassar:

Hasanuddin University Press, 2004)

Bagir Manan, Teori dan Politik Konstitusi, Dirjen DIKTI

DEPDIKNAS: Jakarta, 2001

Bagir Manan, Beberapa Masalah Tata Negara Indonesia.

(Edisi II Cet 1 Alumni. Bandung, 1997)

Hans Kelsen, Teori Umum Tentang Hukun Dan Negara terjemahan

dariGeneral Theory of Law and State (Harvad University Press:

Cambridge - Massachusetts, 1971)diterjemahkan oleh Raisul

Muttaqien. Penerbit Nusa Media Bandung, 2011.

Jimly Asshiddiqie, Perihal Undang-Undang Di Indonesia, (Jakarta :

Sekjendan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2006).

Maria Farida Indrati, Ilmu Perundang-undangan; dasar-dasar dan

pembentukannya. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1998)

Page 85: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

73

Miriam Budiardjo, dasar-dasar ilmu politik, (Jakarta, Gramedia Edisi

Revisi, 2008 ).

Ridwan, HR, Hukum Administrasi Negara. (Jakarta: Raja Grafindo,

Persada, 2006).

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. (Jakarta, UI

Press,Cet. 3,1986)

Soerjono Soekanto dan Mustafa Abdullah, sosiologi hukum dalam

masyarakat,(Jakarta:Radjawali Press,1982)

Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum. (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, Cet.

6, 2006)

Peraturan Perundang – Undangan

Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,

Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah

Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 Tentang

Pedoman Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Tata tertib

DPRD

Page 86: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

74

Page 87: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

75

Page 88: SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYUSUNAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/... · Peraturan Tata Tertib DPRD Bulukumba sudah sesuai dengan peraturan

76