SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

100
ANALIS PIUTANG USA FA SIS PROSEDUR PENGENDALIAN IN AHA PADA ASTRA CREDIT COMP CABANG MAKASSAR” Disusun Oleh: SULAEMAN A311 07 083 AKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS HASANUDDIN 2012 NTERN PANIES

description

sule

Transcript of SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

Page 1: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

“ANALISIS PROSEDUR PENGENDALIAN INTERN

PIUTANG USAHA PADA ASTRA CREDIT COMPANIES

CABANG MAKASSAR”

Disusun Oleh:

SULAEMAN

A311 07 083

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2012

“ANALISIS PROSEDUR PENGENDALIAN INTERN

PIUTANG USAHA PADA ASTRA CREDIT COMPANIES

CABANG MAKASSAR”

Disusun Oleh:

SULAEMAN

A311 07 083

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2012

“ANALISIS PROSEDUR PENGENDALIAN INTERN

PIUTANG USAHA PADA ASTRA CREDIT COMPANIES

CABANG MAKASSAR”

Disusun Oleh:

SULAEMAN

A311 07 083

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2012

Page 2: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

“ANALISIS PENGENDALIAN INTERN PIUTANG USAHA PADA

ASTRA CREDIT COMPANIES CABANG MAKASSAR”

:

SULAEMAN

A 311 07 083

Skripsi Sarjana Lengkap Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Hasanuddin

Makassar, 2012

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Yohanis Rura,SE, MSA Drs.Haerial, Ak

NIP. 196111281988111001 NIP.196310051981031002

Page 3: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083
Page 4: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

Abstrak

Sulaeman : Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha pada Astra CreditCompanies Cabang Makassar.

Piutang usaha merupakan urat nadi bagi sebuah perusahaan pembiayaan, olehkarena itu pengendalian intern terhadap piutang usaha merupakan suatu hal yangmutlak dilakukan. Pengendalian intern bertujuan untuk meningkatkan efektifitas danefisiensi suatu perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistempengendalian intern terhadap piutang usaha sudah efektif dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengendalian intern piutang usaha yang benar.

Penelitian ini dilakukan di Astra Credit Companies (ACC) Cabang Makassarmulai bulan Maret sampai Mei tahun 2012. Jenis penelitian yang digunakan adalahjenis penelitian berbentuk deskriptif, jenis data yang digunakan adalah data primerdan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptifyaitu metode analisis dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang ada kemudiandiklarifikasi, dianalisis, selanjutnya diinterpretasikan sehingga dapat memberikangambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti.

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwapengendalian intern piutang usaha yang diterapkan di Astra Credit CompaniesCabang Makassar sudah berjalan cukup efektif dimana manajemen perusahaan sudahmenerapkan konsep-konsep dasar dan prinsip-prinsip pengendalian intern.

Kata kunci : Pengendalian intern, Piutang Usaha, Metode Deskriptif, COSO

Page 5: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

ABSTRACK

Sulaeman: Analysis of Internal Controls in Accounts Receivable Astra CreditCompanies Chapter Makassar

Accounts receivable is the lifeblood for a finance company, therefore the

internal control of accounts receivable is an absolute thing to do. Internal control

aimed at improving the effectiveness and efficiency of a company. This study aims

to determine whether the internal control system of trade receivables is effective

and in accordance with the principles of internal control to correct accounts.

The research was conducted at Astra Credit Companies (ACC) Chapter

Makassar from March to May 2012. The type of study is descriptive of research, the

type of data is primary data and secondary data. Data analysis methods used is

descriptive method of analysis but before we collecting data and then clarified,

analyzed, then interpreted so as to provide a clear picture of the situation.

Based on the research can be concluded that internal controls are applied to

receivables in Makassar branch of Astra Credit Companies has been running quite

effective where management companies have to apply the basic concepts and

principles of internal control.

Key Words : Intern Control, Account Receivable, Descriptive method, COSO

Page 6: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083
Page 7: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan melimpahkan karunia serta hidayah-Nya kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan syarat untuk

memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas

Hasanuddin Makassar. Adapun skripsi ini berjudul “Analisis Prosedur Pengendalian

Intern Piutang Usaha pada Astra Credit Companies Cabang Makassar”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa apa yang telah

disajikan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, bimbingan, saran, serta

pengarahan dari semua pihak sangat penulis harapkan demi tercapainya penulisan

yang lebih baik. Skripsi ini penulis persembahkan terutama untuk keluarga tercinta,

kedua orang tuaku, Ladenna dan Hj. Hawati serta kedua adikku Muh. Yakub dan Nur

Asia, terimakasih atas doa, dukungan dan pengertiannya yang sangat membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada

pihak-pihak yang membantu baik atas bimbingan, bantuan, semangat, dorongan,

maupun doa dan kasih sayang yang sangat membantu dalam penyusunan skripsi ini :

1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Ali selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Hasanuddin

Page 8: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

2. Bapak Dr. H. Abdul Hamid Habbe, SE, M. Si dan bapak Drs. Syahrir

M.Si, Ak selaku Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Hasanuddin.

3. Bapak Dr. Yohanis Rura, SE, M.SA, Ak selaku dosen pembimbing satu

dan Bapak Drs. Haerial, Ak selaku dosen pembimbing dua yang telah

banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dan nasihat kepada penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Mushar Mustafa, MM, Ak, Bapak Drs. Muh. Ashari, M.SA,

Ak, dan Ibu Nadhirah Naghu, SE, M.SA, Ak selaku dosen penguji yang

telah banyak memberikan kritik dan sarannya bagi penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Misriadi Mise selaku Branch Manager Astra Credit Companies

Cabang Makassar yang telah memberikan kesempatan magang dan

penelitian kepada penulis serta memberikan kemudahan dalam

pengambilan data dan informasi yang dibutuhkan penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Adhi Sebayang selaku Operation Head (OH) Astra Credit

Companies Cabang Makassar serta segenap karyawan/karyawati Astra

Credit Companies Cabang Makassar yang telah membantu dan banyak

memberikan saran bagi penulis selama melakukan penelitian. Semoga

ACC Makassar tetap menjadi the 1st Financing Company With Total

Solution.

Page 9: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

7. Teman-teman akuntansi UNHAS angkatan 2007 (Pr07ezholic), seperti

baru kemarin kita semua bersama-sama mengikuti prosesi penerimaan

mahasiswa baru hingga sekarang sudah hampir menjadi alumni. Semoga

solidaritas ungu tetap terjalin meskipun tidak berstatus mahasiswa lagi

8. Sobat-sobatku di organisasi kemahasiswaan, LDK FKMKI UNHAS,

UKPM UNHAS, FoSEI UNHAS dan LMND chapter UNHAS.

Kebersamaan selama ini sungguh banyak memberikan pengalaman dan

pembelajaran yang sangat berharga.

9. Akbar, Mus, Ranto, Mappa dan Gunawan yang masih berjuang

menyelesaikan skripsi, semangat fren, semoga bisa cepat menyusul di

baruga..

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan

semua pihak yang membacanya.

Makassar, 28 Agustus 2012

Penulis

Sulaeman

Page 10: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

i

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR ISI ................................................................................................ i

DAFTAR TABEL……………………………………………………………….. iv

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………. iv

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………… iv

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 11.1 Latar Belakang Masalah………………………………..………. 1

1.2 Perumusan Masalah……………………………………………. 5

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………. 5

1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………… 6

1.5 Kerangka Pemikiran …………………………………………… 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….. 9

2.1 Piutang Usaha………………………………………………....... 8

2.1.1 Pengertian Piutang Usaha…………………………………. 8

2.1.2 Akuntansi Piutang Usaha…………………………………. 11

2.1.3 Penilaian Piutang Usaha……………………………. ……. 13

2.2 Konsep Pengendalian Intern…………………………………… 13

2.2.1 Pengertian Pengendalian Intern……………………. ......... 13

2.2.2 Prinsip Dasar Pengendalian Intern……………………….. 17

2.2.3 Tujuan Pengendalian Intern ………………………………. 19

2.2.4 Keterbatasan Pengendalian Intern.……………………….. 19

Page 11: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

ii

2.3 Konsep Pengendalian Intern Piutang

Usaha Menurut COSO………………………………………. 25

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………….. 35

3.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian Jenis Penelitian……………. 35

3.2 Jenis Data…………………………………………………….. 36

3.3 Metode Pengumpulan Data…………………………………. 36

3.4 Jenis Penelitian………………………………………………… 37

3.5 Metode Analisa Data………………………………………….. 37

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN …………………………… 38

4.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan ……………… 38

4.2 Visi dan Misi ………………………………………………….. 43

4.3 Struktur Organisasi dan Tugas ……………………………….. 44

4.4 Kinerja Usaha Terkini ………………………………………….. 45

4.4.1 Prosedur Penjualan dan Kebijaksanaan Pemberian

Kredit ……………………………………………………… 55

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………… 57

5.1 Pengendalian Intern atas Piutang Usaha pada Astra

Credit Companies Cabang Makassar ……………………………... 57

5.2 Analisa Hasil Penelitian ………………………………………… 71

5.2.1 Analisis dan Evaluasi Struktur Organisasi…………………. 71

5.2.2 Analisis dan Evaluasi Prosedur Pemberian

Kredit…………………………………………………….. 72

5.2.3 Analisis dan Evaluasi Prosedur Pengendalian Intern

Piutang Usaha……………………………………………. 73

Page 12: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

iii

BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………. 77

6.1 Kesimpulan …………………………………………………… 77

6.2 Saran ………………………………………………………….. 79

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………... 80

Page 13: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

iv

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Perkembangan jumlah piutang dan piutang tak tertagih Astra Credit

Companies cabang Makassar tahun 2007-2011 ………………………..…… 5

Daftar Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ………………………………………………………. 8

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Struktur Organisasi Astra Credit Companies Cabang

Makassar ……………………………………………………………… 82

Lampiran 2 Report Aging Schedule harian ARHO………………………………… 83

Lampiran 3 Report Aging Schedule Sales Officer………………………………….. 84

Lampiran 4 Report Aging Schedule Surveyor ………………………………………….. 85

Lampiran 5 Report Aging Schedule kompre …………………………………….... 86

Page 14: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penjualan barang ataupun jasa merupakan sumber pendapatan perusahaan.

Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat

melakukannya secara tunai ataupun secara kredit. Sudah barang tentu perusahaan

akan lebih menyukai transaksi penjualan yang dapat dilakukan secara tunai,

karena perusahaan akan segera menerima kas dan kas tersebut dapat segera

digunakan kembali untuk mendapatkan pendapatan selanjutnya. Di pihak lain,

para konsumen umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan

penjualan secara kredit, karena pembayaran dapat ditunda. Dalam kenyataannya,

penjualan kredit pada kebanyakan perusahaan biasanya jauh lebih besar dari

penjualan tunai. Dari penjualan kredit tersebut maka akan timbul akun piutang.

Dalam perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan (finance), fokus

utama perusahaan adalah melakukan penjualan secara kredit. Penjualan kredit

tidak akan segera menghasilkan penerimaan kas. Tapi menimbulkan piutang

kepada konsumen, atau yang biasa disebut dengan piutang usaha, dan barulah

kemudian pada hari jatuh temponya, terjadi aliran kas masuk (cash flow) yang

berasal dari pengumpulan piutang usaha tersebut.

Page 15: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

2

Piutang usaha sebuah perusahaan pembiayaan merupakan bagian terbesar

dari aktiva lancar serta menjadi salah satu bagian yang cukup besar dari total

aktiva perusahaan. Menurut Iwan Setiawan (2010:199) Piutang usaha merupakan

salah satu unsur terpenting dalam aktiva lancar karena biasanya hanya

membutuhkan satu tahapan lagi untuk dikonversi menjadi kas. Oleh karena itu,

pengendalian intern piutang ini sangat penting diterapkan. Kecurangan dalam

suatu siklus kerja sangat mungkin terjadi sehingga dapat merugikan perusahaan.

Kecurangan yang mungkin terjadi pada bagian piutang usaha adalah tidak

mencatat pembayaran pada debitur dan mengantongi uangnya, menunda

pencatatan piutang dengan melakukan cash lapping, melakukan pembukuan palsu

atas mutasi piutang, dan lain sebagainya.

Astra Credit Companies (ACC) merupakan salah satu anak perusahaan

grup Astra Internasional yang bergerak dibidang pembiayaan mobil, baik itu

pembiayaan mobil baru (new car) maupun pembiayaan mobil bekas (used car).

Berdasarkan data yang diperoleh dari situs resmi Astra Credit Companies, secara

nasional Astra Credit Companies (ACC) merupakan pembiayaan otomotif

pertama dan salah satu perusahaan pembiayaan otomotif yang terbesar di

Indonesia, hal ini didukung oleh fokus grup Astra Internasional yang menguasai

lebih dari 50% pangsa pasar otomotif di Indonesia (ACCelerate, 2011).

Di Sulawesi Selatan, Astra Credit Companies (ACC) memiliki dua kantor

cabang yang berada di kota Makassar dan kota Pare-Pare. Astra Credit Companies

Cabang Makassar berkantor di Jln. Jenderal Sudirman no. 68. Wilayah kerja Astra

Credit Companies Cabang Makassar meliputi sebagian besar Sulawesi Selatan

Page 16: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

3

dan Sulawesi Barat. Aktivitas usaha Astra Credit Companies Cabang Makassar

adalah melakukan pembiayaan mobil dari semua jenis dan tipe mobil. Dalam hal

ini penjualan perusahaan adalah pemberian kredit pemilikan mobil (KPM),

sehingga Astra Credit Companies Cabang Makassar memiliki piutang usaha yang

jumlahnya tergolong besar. Oleh karena itu, kebutuhan akan pengendalian intern

terhadap piutang usaha merupakan hal yang wajib karena piutang usaha

perusahaan menjadi urat nadi bagi perusahaan ini.

Dalam melakukan aktivitas penagihan piutang kepada customer, selain

melalui kolektor yang memang bertugas untuk menagih piutang, penagihan

piutang dapat pula dilakukan oleh sales officer atau surveyor. Sales officer dan

surveyor ini bertanggung jawab memantau pembayaran angsuran customer

mereka dari angsuran pertama sampai angsuran keenam.

Penagihan piutang usaha yang dilakukan oleh sales officer atau surveyor

kepada customer untuk angsuran pertama hingga angsuran keenam sangat

mungkin dilakukan penyimpangan. Penyimpangan tersebut berupa cash lapping.

Sebelum tanggal jatuh tempo, sales officer atau surveyor melakukan penagihan.

Uang yang telah diterima dari customer dikantongi. Biasanya perusahaan

memberi jangka waktu 7 hari bagi customer setelah dilakukan penyerahan mobil.

Jadi, selama 8 hari tersebut uang dimanfaatkan oleh sales officer ataupun

surveyor sebelum diserahkan kepada teller.

Kecurangan lain yang dapat terjadi dalam penagihan piutang adalah

melalui pencatatan palsu pada lembar kuitansi, yakni data kuitansi yang diberikan

Page 17: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

4

kepada customer tidak sama dengan rangkap kuitansi yang diserahkan kepada

bagian piutang usaha. Apabila kecurangan ini terjadi terus menerus, maka akan

sulit bagi masing-masing personil untuk mengingat tanggal jatuh tempo setiap

konsumen, yang pada akhirnya meningkatkan jumlah piutang tak tertagih yang

tentu saja sangat merugikan perusahaan.

Pada penelitian pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, terdapat

sejumlah piutang usaha yang sudah melewati tanggal jatuh tempo tetapi belum

dilunasi oleh customer . Tunggakan (overdue) piutang usaha di Astra Credit

Companies Cabang Makassar dibagi dalam beberapa range waktu, yaitu overdue

dibawah 7 hari, Overdue di bawah 30 hari, overdue dibawah 60 hari dan overdue

dibawah 120 hari. Tunggakan atau overdue ini jelas akan menyebabkan kerugian

pada perusahaan dan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.

Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari departemen piutang Astra

Credit Companies Cabang Makassar, peneliti mendapatkan data perkembangan

total jumlah piutang dan besaran piutang tak tertagih Astra Credit Companies

Cabang Makassar selama lima tahun terakhir sebagai berikut:

Tabel 1.1 Perkembangan jumlah piutang dan piutang tak tertagih Astra CreditCompanies Cabang Makassar tahun 2007-2011

Tahun Jumlah Piutang(Dalam Rupiah)

Jumlah Piutang taktertagih

(dalam rupiah)

Persentasepiutang taktertagih (%)

2011 350.570.000.000 12.367.570.000 8,032010 356.000.000.000 12.050.000.000 8,722009 300.471.000.000 11.000.000.000 7,462008 342.000.000.000 7.065.000.000 2,322007 340.576.000.000 6.342.800.000 2,83

Sumber : Astra Credit Companies Cabang Makassar

Page 18: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

5

Berdasarkan tabel ini dapat dilihat bahwa persentase piutang tak tertagih

Astra Credit Companies Cabang Makassar dari tahun 2007 sampai dengan tahun

2011 mengalami peningkatan meskipun pada tahun 2011 mengalami penurunan,

tapi secara persentase penurunannya tidak signifikan. Untuk mengantisipasi

terjadinya piutang tak tertagih ini, maka di departemen piutang Astra Credit

Companies Cabang Makassar selain ada tim yang khusus bertugas untuk menagih

piutang (collection), juga dibentuk tim yang disebut eks coll yang bertugas untuk

mencari dan menemukan aset Astra Credit Companies (dalam hal ini mobil) yang

sebelumnya dikredit oleh customer yang memiliki piutang tak tertagih di atas

seratus hari. Setiap penarikan satu mobil dari customer, maka dibutuhkan biaya

operasional sebesar Rp. 400.000 dan upah ex coll sebesar Rp 2.000.000 per 1

mobil tarikan. Hal ini jelas akan semakin menambah besar biaya operasional

(operational expenses) perusahaan.

Dari penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh guna

mengetahui bagaimana sebenarnya pengendalian intern piutang usaha yang

diterapkan pada Astra Credit Companies Cabang Makassar, sehingga peneliti

tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian skripsi dengan judul : “Analisis

Prosedur Pengendalian Intern Piutang Usaha pada Astra Credit Companies

Cabang Makassar”.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam skripsi ini dititikberatkan pada bagaimana pelaksanaan

pengendalian intern terhadap piutang usaha Astra Credit Companies Cabang

Page 19: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

6

Makassar dengan mendasarkan rumusan masalah pada apakah pengendalian

intern pada piutang usaha Astra Credit Companies Cabang Makassar sudah efektif

dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengendalian intern piutang usaha ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

pengendalian intern yang telah dilakukan oleh Astra Credit Companies Cabang

Makassar sudah efektif dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengendalian intern

piutang usaha.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, perusahaan, serta

pihak lain yang membaca hasil penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang

berkaitan dengan pengendalian intern terhadap piutang usaha.

2. Bagi Astra Credit Companies, sebagai bahan informasi bagi pihak

manajemen mengenai pengendalian intern terhadap piutang usaha.

3. Bagi pihak lain, memberikan sumbangan wawasan terhadap penelitian

akuntansi yang berhubungan dengan pengendalian intern terhadap

piutang usaha.

1.5 Kerangka Pemikiran

Aktifitas Astra Credit Companies adalah pembiayaan kredit mobil baru

dan mobil bekas sehingga menyebabkan jumlah piutang usaha tinggi. Piutang

Page 20: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

7

usaha tersebut harus berjalan lancar, dalam hal ini dapat ditagih sesuai dengan

jangka waktunya. Agar hal ini dapat berjalan lancar, maka pengendalian intern

terhadap piutang usaha harus dikelola dengan baik.

Kerangka pemikiran di bawah ini menggambarkan bahwa pengelolaan

piutang usaha dilakukan melalui pengendalian intern terhadap piutang usaha

dengan mengacu pada model COSO, sehingga diharapkan dengan adanya

pengendalian intern dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Gambar 1.1 kerangka pemikiran

ASTRA CREDIT COMPANIES

CABANG MAKASSAR

PENGENDALIAN INTERN:

1. Lingkungan Pengendalian

2. Penentuan resiko

3. Aktifitas Pengendalian

4. Informasi dan Komunikasi

5. Pengawasan atau Pemantuan

Piutang Usaha

Page 21: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Piutang Usaha

2.1.1 Pengertian Piutang Usaha

Piutang usaha (account receivable) timbul akibat adanya penjualan secara

kredit agar dapat lebih banyak menjual produk barang dan jasa. Istilah piutang

meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk

individu, perusahaan atau organisasi lainnya. Dalam kegiatan perusahaan yang

normal, biasanya piutang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu

tahun sehingga digolongkan dalam aktiva lancar.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan no. 1 (IAI:2007) suatu

aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut :

a. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakandalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan.

b. Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dandiharapkan akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 (dua belas)bulan dari tanggal neraca atau

c. Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.

Piutang usaha menurut Iwan Setiawan (2010:199) adalah “segala bentuk

tagihan atau klaim perusahaan kepada pihak lain yang pelunasannya dapat

dilakukan dalam bentuk uang, barang, maupun jasa”. Menurut IFRS

(International Financial Reporting Standart) IAS 1 (Revised 2009)

Page 22: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

10

Precentation of Financial Statement Account Receivable is amount owed to the

company for services performed or products sold but not yet paid for.

Sedangkan Kieso, dkk (2002:256) mendefinisikan piutang sebagai “Claims

held against costumers and other for money, goods, or services.”

Berdasarkan ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa piutang

adalah klaim atas uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak

lainnya. Piutang usaha pada umumnya adalah kategori yang paling signifikan

dari piutang dan merupakan hasil dari aktivitas normal perusahaan atau entitas,

yaitu penjualan barang atau jasa secara kredit kepada pelanggan. Piutang usaha

dapat diperkuat dengan janji pembayaran tertulis secara formal dan

diklasifikasikan sebagai wesel tagih (notes receivable). Piutang usaha

umumnya merupakan jumlah yang material di neraca bila dibandingkan

dengan piutang non usaha.

Piutang non usaha timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa

kepada pihak luar, seperti misalnya piutang kepada karyawan, piutang

penjualan saham, piutang klaim asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang

dividen dan bunga. Piutang non usaha biasanya disajikan secara terpisah. Jika

piutang non usaha tersebut diharapkan akan tertagih dalam jangka waktu satu

tahun, maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika

penagihannya lebih dari satu tahun, maka piutang ini diklasifikasikan sebagai

aktiva tidak lancar dan dilaporkan di bawah judul investasi.

Page 23: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

11

Prinsip-prinsip akuntansi piutang usaha menurut Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan no. 16 (IAI:2007) adalah :

a. Piutang usaha disajikan dalam neraca sebesar netto, yaitu piutang

usaha dikurangi penyisihan kerugian piutang

b. Metode penyisihan kerugian piutang usaha harus dijelaskan

secukupnya

c. Piutang usaha disajikan terpisah dengan piutang lain-lain

d. Piutang usaha yang bersaldo kredit disajikan sebagai kewajiban lancar

dalam akun uang muka penjualan

e. Piutang usaha yang dijadikan jaminan harus dijelaskan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 43

(IAI:2007) tentang akuntansi anjak piutang dijelaskan bahwa pengungkapan

piutang yang memadai harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan

mengenai hal-hal sebagai berikut :

a. Piutang usaha diakui sebagai kewajiban anjak piutang sebesar nilai

piutang yang dialihkan. Selisih antara nilai piutang yang dialihkan

dengan dana yang diterima ditambah retensi diakui sebagai beban

bunga selama periode anjak piutang.

b. Kewajiban anjak piutang disajikan dalam neraca sebesar nilai piutang

yang dialihkan dikurangi retensi dan beban bunga yang belum

diamortisasi.

Page 24: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

12

2.1.2 Akuntansi Piutang Usaha

Transaksi yang memengaruhi piutang usaha merupakan bagian dari siklus

pendapatan. Siklus pendapatan tersebut adalah transaksi penjualan kredit barang

dan jasa kepada pelanggan, transaksi retur penjualan, transaksi penerimaan kas

dari debitur, dan transaksi penghapusan piutang. Transaksi-transaksi tersebut

dicatat ke dalam jurnal sebagai berikut :

a. Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada pelanggan. Jurnal

untuk mencatat transaksi ini adalah :

Piutang usaha xxx

Penjualan xxx

b. Transaksi retur penjualan. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah :

Retur penjualan xxx

Piutang usaha xxx

c. Transaksi penerimaan kas dari debitur. Jurnal untuk mencatat transaksi

ini adalah :

Kas xxx

Piutang usaha xxx

Pendapatan bunga xxx

d. Transaksi penghapusan piutang. Jurnal untuk mencatat transaksi ini

adalah :

Cadangan kerugian piutang xxx

Piutang usaha xxx

Page 25: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

13

2.1.3 Penilaian Piutang Usaha

Menurut Kieso, dkk (2002:260) semua piutang dinilai dalam jumlah yang

mewakili nilai sekarang dari perkiraan penerimaan kas di masa datang. Oleh

karena piutang usaha berjangka pendek, biasanya ditagih dalam jangka waktu 30

hingga 90 hari, bagi piutang jangka pendek yang dikenakan bunga, bunganya

akan relatif lebih kecil dari jumlah piutangnya. Sebagai ganti dari penilaian

piutang usaha pada nilai sekarang yang didiskontokan, piutang usaha dlaporkan

sebagai nilai realisasi bersih (net realizable value), yaitu nilai kas yang

diharapkan. Hal ini berarti bahwa piutang usaha harus dicatat sebagai jumlah

bersih dari estimasi piutang tak tertagih dan potongan dagang. Tujuannya adalah

untuk melaporkan piutang sejumlah klaim dari pelanggan yang benar-benar

diperkirakan dapat diterima secara tunai.

Menurut Warren, dkk (2001:327), terdapat dua metode akuntansi untuk

mencatat piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih, yaitu :

a. Metode penyisihan akuntansi (allowance method)Perusahaan-perusahaan besar pada umumnya menggunakan metodepenyisihan untuk mengestimasi besarnya piutang tak tertagih. Metodeini mencatat beban atas dasar estimasi dalam periode akuntansi dimanapenjualan kredit dilakukan, untuk mendapat penandingan yang tepatatas beban atau pendapatan serta untuk mendapatkan nilai tercatatyang tepat untuk piutang usaha.

b. Metode penghapusan langsung (direct write method)Metode ini biasanya digunakan pada perusahaan-perusahaan kecil,perusahaan-perusahaan yang tidak dapat menafsirkan piutang tertagihdengan tepat atau perusahaan yang lebih banyak melakukan transaksipenjualan tunai maka jumlah piutang tak tertagih biasanya kecil.Dalam metode ini beban piutang tak tertagih tidak dicatat sampaipiutang tersebut diputuskan tidak akan tertagih lagi sehingga akunpenyisihan dan ayat jurnal penyesuaian tidak diperlukan pada akhirperiode.

Page 26: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

14

2.2 Konsep Pengendaian Intern

2.2.1 Pengertian Pengendalian Intern

Pengendalian intern merupakan kegiatan yang sangat penting dalam

pencapaian tujuan perusahaan. Demikian pula dunia usaha mempunyai perhatian

yang makin meningkat terhadap pengendalian intern. Sawyers (2005:58)

mendefinisikan pengendalian intern sebagai

suatu proses yang dipengaruhi oleh aktivitas dewan komisaris, manajemenatau pegawai lainnya yang didesain untuk memberikan keyakinan yangwajar tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini :a. Kehandalan pelaporan keuanganb. Efektivitas dan efisiensi operasic. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

Menurut Hery (2011:87) sistem pengendalian intern terdiri atas kebijakan

dan prosedur yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak bagi

manajemen, bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Manajemen

memiliki tiga tujuan umum dalam merancang sistem pengendalian intern yang

efektif, yaitu keandalan pelaporan keuangan, efisiensi, dan efektivitas operasi

serta ketaatan pada hukum dan peraturan.

Sistem pengendalian intern menurut Mulyadi (2006:167) meliputi struktur

organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikordinasikan untuk menjaga

kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi,

mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Sistem

pengendalian intern pada hakikatnya adalah suatu mekanisme yang didesain untuk

menjaga (preventif), mendeteksi (detektif), dan memberikan mekanisme

Page 27: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

15

pembetulan (korektif) terhadap potensi terjadinya kesalahan (kekeliruan, kelalaian,

error) maupun penyalahgunaan (kecurangan, fraud).

Menurut Mc Leod dan George (2008:67) yang diterjemahkan oleh Ali

akbar dan Afia Fitriani, pengendalian intern dapat dibedakan dalam berbagai

sudut pandang, yaitu :

a. Preventif controls, yaitu pengendalian intern yang dirancang denganmaksud untuk mengurangi kemungkinan terjadi kesalahan danpenyalahgunaan. Contoh jenis pengendalian ini ialah desain formulir yangbaik, itemnya lengkap, mudah diisi, serta user training atau pelatihankepada orang-orang yang berkaitan dengan input sistem, sehingga merekatidak melakukan kesalahan.

b. Detection control, adalah pengendalian yang didesain dengan tujuan agarapabila data direkam/dikonversi dari media sumber untuk ditransfer kesistem computer dideteksi bila terjadi kesalahan (maksudnya tidak sesuaidengan kriteria yang ditetapkan). Contoh jenis pengendalian ini adalahmisalnya jika seseorang mengambil uang di atm, maka seharusnyaprogram computer mendeteksi jika dana tidak cukup, atau saldo minimumtidak mencukupi, atau melebihi jumlah maksimal yang diijinkan untukpengambilan tiap harinya.

c. Corrective control, ialah pengendalian yang sifatnya jika terdapat datayang sebenarnya error tetapi tidak terdeteksi oleh detection control , ataudata yang error yang terdeteksi oleh program validasi, harus ada proseduryang jelas tentang bagaimana melakukan pembetulan terhadap data yangsalah dengan maksud untuk mengurangi kemungkinan kerugian kalaukesalahan/penyalahgunaan tersebut sudah benar-benar terjadi.

2.2.2 Prinsip Dasar Pengendalian Intern

Menurut Sanyoto (2007:250), ada beberapa asumsi dasar yang perlu

dipahami mengenai pengendalian internal bagi suatu entitas organisasi atau

perusahaan :

a. Sistem pengendalian intern merupakan management responsibility.Bahwa sesungguhnya yang paling berkepentingan terhadap sistempengendalian intern suatu entitas organisasi/perusahaan adalah

Page 28: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

16

manajemen, lebih tegasnya lagi adalah top manajemen/direksi), karenadengan sistem pengendalian intern yang baik itulah top manajemendapat mengharapkan kebijakannya dipatuhi, aktiva atau hartaperusahaan dilindungi, dan penyelenggaraan pencatatan berjalan baik.

a. Top manajemen bertanggung jawab menyusun sistem pengendalianintern, tentu saja dilaksanakan oleh para stafnya. Dalam penyusunantim yang akan ditugaskan untuk merancang sistem pengendalianintern, harus dipilih anggotanya dari para ahli, termasuk yangberkaitan dengan teknologi informasi (mengingat saat ini sistemlazimnya dibuat berbasiskan teknologi informasi).

b. Sistem pengendalian intern seharusnya bersifat generic, mendasar,dan dapat diterapkan pada semua perusahaan pada umumnya (tidakboleh jika hanya berlaku untuk satu perusahaan saja, melainkan harusada hal-hal yang bersifat dasar yang berlaku umum).

c. Sifat sistem pengendalian intern adalah reasonable assurance, artinyatingkat rancangan yang kita desain adalah yang paling optimal. Sistempengendalian intern yang paling baik ialah bukan yang palingmaksimal, apalagi harus dipertimbangkan cost benefitnya.

d. Sistem pengendalian intern mempunyai keterbatasan-keterbatasanatau constraints, misalnya adalah sebaik-baik control tetapi kalau parapegawai yang melaksanakannya tidak cakap, atau kolusi, maka tujuanpengendalian internal itu mungkin tidak tercapai.

e. Sistem pengendalian intern harus selalu dan terus menerus dievaluasi,diperbaiki, disesuaikan, dengan perkembangan kondisi dan teknologi.

Menurut Alvin (2001:290), terdapat empat konsep dasar yang mendasari

telaah atas struktur pengendalian intern dan penetepan risiko pengendalian,

diantaranya tanggung jawab manajemen, kepastian yang wajar, keterbatasan

yang melekat (inhern), dan metode pengendalian data.

a. Tanggung jawab manajemenManajemen, dan bukan auditor yang harus menyusun dan memonitorstruktur pengendalian internnya. Konsep ini sesuai dengan ketentuanyang menyatakan bahwa manajemen, dan bukan auditor yangbertanggung jawab dalam menyusun laporan keuangan sesuai denganprinsip akuntansi yang berlaku.

b. Kepastian yang wajarSuatu perusahaan harus mengusahakan struktur pengendalian intern yangmemberikan kepastian yang wajar tetapi bukan mutlak, bahwa laporankeuangannya telah disajikan dengan wajar. Struktur pengendalian interndisusun oleh manajemen setelah mempertimbangkan baik biaya maupunmanfaat pengendalian tersebut. Seringkali, manajemen enggan untuk

Page 29: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

17

menerapkan sistem pengendalian yang ideal karena biayanya mungkinterlalu tinggi. Sebagai contoh, auditor tidak selayaknya mengharapkanmanajemen dari perusahaan kecil untuk mempekerjakan beberapapersonil tambahan pada bagian akuntansi bila hanya untuk perbaikankecil saja pada penyediaan data akuntansi yang lebih terhandalkan.Adakalanya, jauh lebih murah jika auditor menyelenggarakanpemeriksaan yang lebih luas daripada harus mengeluarkan biayapengendalian intern yang tinggi.

c. Keterbatasan yang melekat (inhern)Struktur pengendalian intern tidak dapat dianggap sepenuhnya efektif,meskipun telah dirancang dan disusun dengan sebaik-baiknya. Bahkan,meskipun sistem yang ideal telah dirancang, keberhasilannya tetapbergantung pada kompetensi dan kehandalan oleh pelaksananya. Sebagaicontoh, misalkan prosedur penghitungan persediaan telah disusun denganseksama dan dibutuhkan dua orang karyawan yang harus menghitungsecara terpisah. Apabila kedua karyawan yang bertugas tidak memahamipetunjuk-petunjuk yang mereka terima, atau keduanya bekerja ceroboh,penghitungan persediaan itupun cenderung tidak benar. Bahkan apabilahasil penghitungan itu benar, manajemen mungkin mengabaikanprosedurnya dan memerintahkan karyawannya untuk menaikkan jumlahperhitungan barang-barang yang telah dibuat, untuk menaikkan laba yangdilaporkan. Sama halnya bila karyawan yang bersangkutan, mungkindengan sengaja menaikkan jumlah perhitungannya untuk menutupipencurian barang-barang tersebut oleh salah seorang ataukeduanya.Inilah yang disebut persekongkolan (collusion). Karenaketerbatasan yang melekat pada struktur pengendalian tersebut dan arenaauditor tidak dapat mengharapkan kepastian yang wajar darikeefektifannya, maka kepercayaan tidak dapat sepenuhnya diletakkanpada beberapa tingkat risiko pengendalian. Karena itu, untuk merancangsistem pengendalian intern yang efektif, auditor harus memperoleh buktiaudit yang cukup dalam menguji pengendalian intern. Selalu adakemungkinan bahwa sistem pengendalian tidak dapat melacak seluruhkesalahan yang material.

d. Metode pengolahan dataKonsep pengendalian intern berlaku sama dengan sistem maupun manualkomputerisasi (EDP). Terdapat perbedaan besar antara sistem manualyang sederhana bagi sebuah perusahaan kecil dan sistem EDP yangsangat rumit untuk perusahaan industri bertaraf internasional. Meskipundemikian, tujuan pengendalian intern adalah sama.

2.2.3 Tujuan Pengendalian Intern

Tujuan pengendalian intern menurut COSO (Committee of Sponsoring

Organization) (Moeller 2009:25) adalah :

Page 30: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

18

a. To provide realible data, included :1. Completeness, input/process/output2. Accuracy, input/process/input3. Uniqueness4. Reasonableness5. Errors are detected

b. To encourage adherence to prescribed accounting policies, included:1. Timeleness : captired/enter/process2. Valuation : calculation, summary, etc3. Classification

c. To safeguard assets and records, included :1. Transaction authorized2. Distribution of output3. Validity, no nonvalid data processed4. Security of data and records

Tujuan pertama dirancangnya pengendalian intern dari segi pandang

manajemen ialah untuk dapat diperolehnya data yang dapat dipercaya, yaitu

data yang lengkap, akurat, unik, reasonable, dan kesalahan-kesalahan data

dideteksi. Tujuan berikutnya adalah dipatuhinya kebijakan akuntansi, yang

akan dicapai jika data diolah tepat waktu, penilaian, klasifikasi dan pisah batas

waktu transaksi akuntansi tepat. Tujuan selanjutnya ialah pengamanan asset,

yaitu dengan adanya otorisasi, distribusi output, data valid dan diolah serta

disimpan secara aman.

Tujuan dirancangnya sistem pengendalian intern dari cara pandang terkini

dan yang sudah mencakup lingkup yang lebih luas pada hakekatnya adalah

untuk melindungi harta milik perusahaan, mendorong kecermatan dan

kehandalan data dan pelaporan akuntansi, meningkatkan efektifitas dan

efisiensi usaha, serta mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah

digariskan dan aturan-aturan yang ada.

Page 31: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

19

a. Pencatatan

Pengolahan data dan penyajian informasi yang dapat dipercaya

pimpinan hendaklah memiliki informasi yang benar/tepat dalam

rangka melaksanakan kegiatannya. Mengingat bahwa berbagai jenis

informasi digunakan untuk bahan mengambil keputusan sangat penting

artinya, karena itu suatu mekanisme atau sistem yang dapat

mendukung penyajian informasi yang akurat sangat diperlukan oleh

pimpinan perusahaan.

b. Mengamankan aktiva perusahaan

Pengamanan atas berbagai harta benda termasuk catatan

pembukuan/file/database semakin penting dengan adanya computer.

Data/informasi yang begitu banyaknya yang disimpan di dalam media

computer seperti disket dan USB dapat dirusak apabila tidak

diperhatikan pengamanannya.

c. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasional

Pengawasan dalam suatu organisasi merupakan alat untuk mencegah

penyimpangan tujuan/rencana organisasi, menghindari pemborosan

dalam setiap segi perusahaan dan mengurangi setiap jenis penggunaan

sumber-sumber yang ada secara tidak efisien.

d. Mendorong pelaksanaan kebijakan dan peraturan

Manajemen menyusun kebijakan dan peraturan yang dapat digunakan

untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem pengendalian intern berarti

Page 32: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

20

memberikan jaminan yang layak bahwa kesemuanya itu telah

dilaksanakan oleh karyawan perusahaan.

Tujuan pengendalian intern harus dilihat hubungannya dengan

orang/individu yang menjalankan sistem pengendalian tersebut. Sistem harus

dirancang sedemikian rupa sehingga para pegawai dapat merasakannya sendiri

dan yakin bahwa pengendalian intern bertujuan mengurangi kesulitan-kesulitan

dalam operasi organisasi, melindungi organisasi, merupakan persyaratan dalam

upaya tercapainya tujuan, dan dengan demikian mendorong dipatuhinya

kebijakan manajemen yang telah digariskan.

Suatu pengendalian intern yang baik dalam perusahaan akan memberikan

keuntungan yang sangat berarti bagi perusahaan itu sendiri, karena :

a. Dapat memperkecil kesalahan-kesalahan dalam penyajian data

akuntansi, sehingga akan menghasilkan laporan yang benar.

b. Melindungi atau membatasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan

penggelapan-penggelapan

c. Kegiatan organisasi akan dapat dilaksanakan dengan efisien.

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan.

e. Tidak memerlukan detail audit dalam bentuk pengujian subtantif atas

bahan bukti/data perusahaan yang cukup besar oleh akuntan publik.

Jika sistem pengendalian intern suatu perusahaan cukup baik dan auditor

cukup puas dalam melakukan test of control, maka pengujian subtantif dapat

dilakukan dengan sekecil mungkin jumlah bukti/data dari suatu teknik

Page 33: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

21

sampling. Dengan demikian, kegiatan audit tidak memerlukan biaya yang

terlalu besar. Tujuan didesainnya sistem pengendalian intern khusus (atau

tambahan) bagi sistem berbasis computer adalah untuk membantu manajemen

dalam mencapai pengendalian intern menyeluruh, termasuk kegiatan manual di

dalamnya, kegiatan dengan alat mekanis, maupun yang terkait dengan

pemrosesan data berbasis computer (teknologi informasi). Sistem pengendalian

tersebut dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil

lain/karyawan perusahaan atau seluruh anggota suatu organisasi, dan didesain

untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian-pencapaian tujuan

di atas.

Berbagai jenis transaksi dalam sistem informasi akuntansi, jenis kesalahan

pencatatan dapat terjadi. Sebagai contoh, transaksi pembayaran upah/gaji dapat

terjadi kesalahan kalau jam kerja yang salah dibebankan ke dalam kartu

pencatat waktu atau pembayaran gaji bruto didebet ke dalam nomor perkiraan

yang salah dalam jumlah pembayaran gaji.

Prosedur pencatatan transaksi menurut Sanyoto (2007:262) :

a. Setiap transaksi yang dicatat adalah sah (validitas). Suatu sistem tidakdapat memberikan transaksi-transaksi fiktif dan yang sebenarnya tidakterjadi dalam jurnal atau catatan akuntansi lainnya.

b. Setiap transaksi diotorisasikan dengan tepat (otorisasi). Kalau transaksiyang tidak dapat diotorisasi terjadi, hal ini dapat mengakibatkanadanya transaksi yang curang, dan juga dapat mengakibatkanpemborosan atau pengrusakan terhadap aktiva perusahaan.

c. Setiap transaksi yang terjadi dicatat (kelengkapan). Setiap proseduryang dimiliki klien harus memberikan pengendalian untuk mencegahpenghilangan setiap transaksi dari catatan.

d. Setiap transaksi dinilai dengan tepat (penilaian). Sistem yang memadaiselalu disertai dengan prosedur untuk menghindari kesalahan dalam

Page 34: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

22

penghitungan dan recording tiap transaksi pada berbagai langkah-langkah proses pencatatan.

e. Setiap transaksi diklasifikasikan dengan tepat (klasifikasi). Klasifikasiakun/perkiraan yang tepat, sesuai dengan kode perkiraan klien, harusditetapkan dalam jurnal kalau laporan keuangannya dinyatakan dengantepat. Klasifikasi ini juga mencakup berbagai kategori seperti divisidan hasil produk.

f. Setiap transaksi dicatat pada waktu yang tepat (ketetapan waktu).Pencatatan setiap transaksi baik sebelum atau sesudah saat terjadinya,selalu menimbulkan kemungkinan adanya kelalaian untuk mencatatnyaatau pencatatannya terjadi pada akhir periode maka laporan keuanganakan mengandung kesalahan.

g. Setiap transaksi dimasukkan dengan tepat ke dalam catatan tambahandan diikhtisarkan dengan benar posting & ikhtisar. Dalam beberapakeadaan, masing-masing transaksi diikhtisarkan (dirangkum menjadisatu) dan dijumlahkan sebelum dicatat ke dalam jurnal yangbersangkutan. Lalu jurnal tersebut diposting ke dalam buku besar, danbuku besar tersebut diikhtisarkan lagi dan digunakan untuk menyusunlaporan keuangan. Selain metode yang digunakan untuk memasukkansetiap transaksi ke dalam catatan tambahan selalu dibutuhkan untukmemastikan bahwa pengikhtisaran tersebut adalah benar.

2.2.4 Keterbatasan Pengendalian Intern

Perlu diingat bahwa sistem pengendalian intern yang terbaik adalah bukan

struktur pengendalian yang seketat mungkin secara maksimal, sistem

pengendalian intern juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan.

Menurut Boynton, dkk (2002:376) keterbatasan atau kelemahan yang melekat

pada sistem pengendalian intern antara lain :

a. Kesalahan dalam pertimbanganKadang-kadang, manajemen dan personel lainnya dapat melakukanpertimbangan yang buruk dalam membuat keputusan bisnis atau dalammelaksanakan tugas rutin karena prosedur lainnya.

b. KemacetanKemacetan dalam melaksanakan pengendalian dapat terjadi karenapersonel salah memahami instruksi atau membuat kekeliruan akibatkecerobohan, kebingungan, atau kelelahan. Perubahan sementara ataupermanen dalam personel atau dalam sistem atau prosedur juga dapatberkontribusi pada terjadinya kemacetan.

Page 35: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

23

c. KolusiIndividu yang bertindak bersama, seperti karyawan yangmelaksanakan suatu pengendalian penting bertindak bersama dengankaryawan lain, konsumen atau pemasok, dapat melakukan sekaligusmenutupi kecurangan sehingga tidak dapat dideteksi oleh pengendalianintern (misalnya, kolusi antara tiga karyawan mulai dari departemenpersonel, manufaktur, dan penggajian untuk membuat pembayarankepada karyawan fiktif, atau skedul pembayaran kembali antaraseorang karyawan dalam departemen pembelian dan pemasok atauantara seorang karyawan di departemen penjualan dengan pelanggan).

d. Penolakan manajemenManajemen dapat mengesampingkan kebijakan atau prosedur tertulisuntuk tujuan tidak sah seperti keuntungan pribadi atau presentasimengenai kondisi keuangan suatu entitas yang dinaikkan atau statusketaatan (misalnya, menaikkan laba yang dilaporkan untuk menaikkanpembayaran bonus atau nilai pasar dari saham entitas, ataumenyembunyikan pelanggaran dari perjanjian hutang atauketidaktaatan terhadap hukum dan peraturan). Praktik penolakan(override) termasuk membuat penyajian salah dengan sengaja kepadaauditor dan lainnya seperti menerbitkan dokumen palsu untukmendukung pencatatan transaksi penjualan fiktif.

e. Biaya versus manfaatBiaya pengendalian intern suatu entitas seharusnya tidak melebihimanfaat yang diharapkan untuk diperoleh. Karena pengukuran yangtepat baik dari biaya dan manfaat biasanya tidak memungkinkan,manajemen harus membuat baik estimasi kuantitatif maupun kualitatifdalam mengevaluasi hubungan antara biaya dan manfaat.

Menurut Hery (2011:103) Faktor manusia adalah faktor yang pentingsekali dalam setiap pelaksanaan sistem pengendalian intern. Sebuah sistempengendalian intern yang baik akan dapat menjadi tidak efektif oleh karenaadanya karyawan yang kelelahan, ceroboh, atau bersikap acuh tak acuh. Demikianjuga halnya dengan kolusi, dimana kolusi ini akan dapat secara signifikanmengurangi keefektifan sebuah sistem dan mengeliminasi proteksi yangditawarkan dari pemisahan tugas. Belum lagi adanya sebuah pandangan umumyang mengatakan bahwa pada prinsipnya di dunia ini tidak ada sesuatu yangsempurna, termasuk sistem pengendalian intern yang dijalankan perusahaan.

2.3 Konsep Pengendalian Intern Piutang Usaha Menurut COSO

Suatu komite yang diorganisir oleh lima organisasi profesi yaitu IIA,

AICPA, IMA, FEI, dan AAA pada bulan oktober 1987 menghasilkan kajian yang

dinamakan COSO framework of internal control. Pada tahun 1992 COSO

Page 36: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

24

mengeluarkan definisi tentang pengendalian intern, COSO memandang

pengendalian intern merupakan rangkaian tindakan yang menembus seluruh

organisasi. COSO juga membuat jelas bahwa pengendalian intern berada dalam

proses manajemen dasar, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring

(Boynton 2003:379).

Terdapat lima komponen pengendalian intern menurut COSO, yaitu

lingkungan pengendalian, penentuan risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan

komunikasi serta pengawasan atau pemantauan.

a. Lingkungan pengendalian

Komponen ini meliputi sikap manajemen disemua tingkatan

terhadap operasi secara umum dan konsep pengendalian secara khusus.

Hal ini mencakup etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan

terhadap kesejahteraan organisasi, juga tercakup struktur organisasi serta

kebijakan dan filosofi manajemen.

Kode etik merupakan upaya yang dapat dilakukan oleh entitas atau

perusahaan dalam mendorong efektifnya pengendalian intern. Kode etik

merupakan standar aturan mengenai etika yang harus dijalankan oleh

entitas. Implementasi dari kode etik ini akan sangat efektif jika memenuhi

dua syarat, yaitu pertama, entitas perlu menyatakan secara spesifik kepada

karyawan mengenai kode etik yang mereka jalankan. Syarat kedua, agar

kode etik ini bisa berjalan secara efektif adalah perlu adanya dukungan

dari tim manajemen puncak. Tanpa ada dukungan dari manajemen puncak,

kode etik ini akan sulit untuk diimplementasikan.

Page 37: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

25

Kompetensi adalah skill atau kecakapan yang dimiliki oleh

seseorang sebagai modal dalam melaksanakan tugas atau kewajiban serta

kemampuan bersaing dalam mencapai tujuan. Integritas adalah suatu sikap

dalam menyatakan keinginan atau kehendak, kejujuran dan keikhlasan

serta perbuatan antara orang-orang yang memiliki satu tujuan yang sama.

Kompetensi dan integritas merupakan dua sikap yang harus dimiliki oleh

setiap personil dalam suatu entitas. Tanpa kedua sikap tersebut,

perusahaan akan sangat sulit mencapai tujuannya.

b. Penentuan risiko

Penentuan risiko merupakan hal yang penting bagi manajemen. Penentuan

risiko mencakup penentuan risiko di semua aspek organisasi dan

penentuan kekuatan organisasi melalui evaluasi risiko. COSO juga

menambahkan pertimbangan tujuan di semua bidang operasi untuk

memastikan bahwa semua bagian operasi bekerja secara harmonis

.Komponen ini telah menjadi bagian dari aktivitas audit internal.

Penentuan risiko merupakan tanggung jawab yang tidak

terpisahkan (integral) dan terus menerus dari manajemen. Dikatakan

integral, karena manajemen tidak dapat menetapkan tujuan dan dengan

mudah mengasumsikan bahwa tujuan tersebut akan tercapai. Banyak

hambatan atau risiko yang datang, baik dari dalam maupun dari luar

entitas.

Risiko kredit adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah

diberikan kepada para pelanggan. Sebelum perusahaan memutuskan untuk

Page 38: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

26

menyetujui permintaan atau penambahan kredit oleh para pelanggan,

perlulah mengadakan evaluasi risiko kredit dari para pelanggan tersebut.

Menilai risiko kredit, cedit manager harus mempertimbangkan berbagai

faktor yang menentukan besar kecilnya kredit tersebut. Pada umumnya

bank atau perusahaan dalam mengadakan penilaian risiko kredit terhadap

debitur adalah dengan memerhatikan lima “C”. lima “C” tersebut adalah

character, capacity, collateral, capital dan conditions.

Character, menunjukkan kemungkinan atau profitabilitas dari

pelanggan untuk secara jujur memenuhi kewajibannya. Faktor ini sangat

penting, karena setiap transaksi kredit mengandung kesanggupan untuk

membayar. Capacity, adalah pendapat subyek mengenai kemampuan dari

pelanggan, ini diukur dengan record diwaktu yang lalu, disertai dengan

observasi fisik (survey) pada rumah dan kantor maupun usaha dari calon

debitur. Capital, diukur oleh posisi financial pelanggan secara umum,

dimana hal ini ditunjukkan oleh analisa ratio financial, yang khususnya

ditekankan “tangible net worth” dari perusahaan. Collateral, dicerminkan

oleh aktiva dari langganan yang diikatkan, atau dijadikan jaminan bagi

keamanan kredit yang diberikan kepada pelanggan tersebut. Condition,

menunjukkan pengaruh langsung dari trend ekonomi pada umumnya

terhadap perusahaan yang bersangkutan atau perkembangan khusus dalam

suatu bidang ekonomi tertentu yang mungkin mempunyai efek terhadap

kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.

Page 39: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

27

Setelah diuraikan berbagai faktor yang harus diperhatikan dalam

penilaian risiko kredit, maka selanjutnya perlu bagi perusahaan untuk

mengambil langkah-langkah tertentu di dalam usaha untuk memperkecil

risiko tidak terbayarnya piutang dengan mengadakan penyaringan atau

seleksi terhadap para pelanggan atau debitur.

1. Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus ditugaskan mengurus

piutang. Tugas pokok dari unit kerja ini meliputi kegiatan di bawah ini:

a. Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit

b. Menyeleksi calon debitur

c. Membukukan transaksi kredit yang terjadi

d. Melakukan penagihan piutang

e. Membukukan transaksi kredit/piutang

f. Menyusun dan mengklasifikasi piutang overdue berdasarkan

umurnya masing-masing

g. Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi

h. Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang

i. Membuat laporan tentang pengelolaan piutang bagi para pengambil

kebijakan tentang piutang

2. Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk dapat digunakan

sebagai pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang. Kebijakan

ini meliputi kegiatan di bawah ini :

a. Penentuan plafon kredit untuk berbagai jenis atau tingkatan debitur

Page 40: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

28

b. Penentuan jangka waktu kredit

c. Pedoman melakukan seleksi calon debitur berdasarkan lima “C”

d. Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat

dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang

ragu-ragu

e. Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk

mengadministrasi piutang

3. Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang.

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator pengelolaan

piutang :

a. Tingkat perputaran piutang

b. Persentase piutang tak tertagih yang sebenarnya. Tingkat

persentase ini perlu dibandingkan dengan rata-rata piutang tak

tertagih untuk industri ataupun usaha lain yang sejenis. Selama

tingkat persentase ini relatif sebanding, maka efisiensi pengelolaan

piutang oleh perusahaan masih dianggap dalam batas kewajaran.

Bilamana persentase ini melebihi industri atau usaha lain yang

sejenis, maka perlu dilakukan penganalisaan khusus untuk

mengetahui sebab-sebab secara jelas.

4. Usia piutang rata-rata. Daftar piutang yang ada dikelompokkan berapa

persen dari piutang masih dalam batas waktu piutang yang seharusnya,

berapa persen satu bulan terlambat/dua bulan terlambat/tiga bulan

terlambat dan sebagainya. Cara ini dapat diperkirakan berapa dari

Page 41: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

29

piutang outstanding sebenarnya masih memiliki nilai ekonomis

sebagai kekayaan dan berapa yang seharusnya perlu diragukan atau

bahkan perlu dihapuskan. Kemudian dapat dipisahkan kelompok

debitur yang masih bonafit, kelompok yang perlu memperoleh

perhatian yang lebih seksama, kelompok yang memerlukan

penanganan secara khusus, dan kelompok yang seharusnya dihapuskan

dari daftar debitur.

5. Biaya pengelolaan setiap Rp. 1.000.000 juta piutang. Piutang sebagai

salah satu bentuk investasi menimbulkan biaya berupa:

1. Biaya modal

2. Biaya administrsi piutang

3. Biaya yang berupa piutang tak tertagih

c. Aktivitas pengendalian

Komponen ini mencakup aktivitas-aktivitas yang dulunya

dikaitkan dengan konsep pengendalian internal. Aktivitas-aktivitas ini

meliputi persetujuan, tanggung jawab dan kewenangan, pemisahan tugas,

pendokumentasian, rekonsiliasi, karyawan kompeten dan jujur,

pemeriksaan internal dan audit internal. Aktivitas-aktivitas ini harus

dievaluasi resikonya untuk organisasi secara keseluruhan. Struktur

organisasi merupakan rerangka pembagian tugas kepada unit-unit

organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok

perusahaan.

Page 42: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

30

Menurut Mulyadi (2006:156), prosedur pemisahan tugas dalam

rangka memenuhi aktivitas pengendalian harus memenuhi syarat antara

lain :

1. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasional dan penyimpanandari fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yangmemiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan.Setiap kegiatan dalam perusahaan memerlukan otorisasi darimanajer. Fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpanaktiva perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yangmemiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuanganperusahaan.

2. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untukmelakukan semua tahap suatu transaksi. Untuk melaksanakantransaksi yang berhubungan dengan piutang usaha misalnya,fungsi-fungsi yang dibentuk adalah fungsi akuntansi, fungsipenerimaan, fungsi penjualan, dan sebagainya.

Tujuan pokok pemisahan fungsi ini adalah untuk mencegah dan

untuk mendeteksi kesalahan dan kecurangan dalam pelaksanaan tugas

yang dibebankan kepada seseorang.Transaksi yang terjadi dalam suatu

organisasi harus diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Oleh karena

itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian

wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.

Formulir merupakan media yang digunakan untuk merekam

penggunaan wewenang untuk memberikan otrisasi terlaksananya

transaksi dalam organisasi. Oleh karena itu, penggunaan formulir harus

diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi. Di lain

pihak, formulir merupakan dokumen yang digunakan sebagai dasar untuk

pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi. Prosedur pencatatan yang

baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat akuntansi

Page 43: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

31

dengan tingkat ketelitian dan kehandalannya yang tinggi. Dengan

demikian, sistem otorisasi, akan menjamin dihasilkannya dokumen

pembukuan yang dapat dipercaya bagi proses akuntansi.

Dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan sebagai dasar

pencatatan ke dalam kartu piutang adalah faktur penjualan, bukti kas

masuk, memo kredit dan bukti memorial.

1. Faktur penjualan. Dalam pencatatan piutang usaha, dokumen

ini digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya piutang

usaha dari transaksi penjualan kredit dimasukkan dalam jurnal

penjualan. Dokumen ini dilampiri dengan surat muat (bill of

lading) dan surat order pengiriman sebagai dokumen

pendukung untuk mencatat transaksi penjualan kredit.

2. Bukti kas masuk, dalam pencatatan piutang usaha, bukti kas

masuk ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya

piutang usaha dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur

yang dimasukkan ke dalam jurnal penerimaan kas.

3. Memo kredit. Dalam pencatatan piutang usaha, dokumen ini

digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan yang

dimasukkan ke dalam jurnal umum atau jurnal retur penjualan.

Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian order penjualan, dan jika

dilampiri dengan laporan penerimaan barang yang dibuat oleh

Page 44: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

32

bagian penerimaan, merupakan dokumen sumber untuk

mencatat transaksi retur penjualan.

4. Bukti memorial. Bukti memorial adalah dokumen sumber

untuk dasar pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum dan

kartu piutang. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kredit yang

memberikan otorisasi penghapusan piutang usaha yang tidak

dapat ditagih lagi.

d. Informasi dan komunikasi

Komponen ini merupakan bagian penting dari proses manajemen.

Manajemen tidak dapat berfungsi tanpa informasi. Komunikasi informasi

tentang operasi pengendalian internal memberikan substansi yang dapat

digunakan manajemen untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian dan

untuk mengelola operasinya.

Menurut Saefullah (2006:295), komunikasi adalah proses

seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan kepada

orang lain melalui pesan simbolis. Komunikasi bisa dilakukan secara

langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan berbagai media

komunikasi yang tidak tersedia.

e. Pengawasan dan pemantauan

Pengawasan atau pemantauan merupakan evaluasi rasional yang

dinamis atas informasi yang diberikan pada komunikasi informasi untuk

tujuan manajemen pengendalian. Menurut Saefullah (2006:297)

“pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan

Page 45: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

33

pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang

diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan”.

Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi dalam piutang menurut

Riyanto (2007:85) :

1. Volume penjualan kreditMakin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhanpenjualan memperbesar jumlah investasi dalam piutang.Makin besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnyaberarti bahwa perusahaan itu harus menyediakan investasi yanglebih besar lagi dalam piutang.Makin besarnya jumlah piutangberarti makin besar pula risiko, tetapi bersamaan dengan itumemperbesar pula profitability.

2. Syarat pembayaran penjualan kreditSyarat pembayaran penjualan kredit dapat bersipat ketat ataulunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaranyang ketat berarti bahwa perusahaan lebih mengutamakankeselamatan kredit dari pada pertimbangan profitabilitas.Syarat yang ketat misalnya dalam bentuk batas waktupembayarannya yang pendek, pembebanan bunga yang beratpada pembayaran piutang yang terlambat.

3. Ketentuan tentang pembatasan kreditDalam penjualan kredit, perusahaan dapat menetapkan batasmaksimal atau plafon bagi kredit yang diberikan padalangganaannya. Makin tinggi plafon yang ditetapkan bagimasing-masing langganan berarti makin besar pula dana yangdiinvestasikan dalam piutang. Demikian pula ketentuanmengenai siapa yang akan diberikan kredit. Makin selektif paralangganan yang diberikan kredit akan memperkecil jumlahinvestasi dalam piutang.

4. Kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutangPerusahaan dapat menjalankan kebijakannya dalammengumpulkan piutang secara aktif ataupun pasif. Perusahaanyang menjalankan kebijakan secara aktif ataupun pasif.Perusahaan yang menjalankan kebijakan secara aktif dalampengumpulan piutang akan mempunyai pengeluaran uang yanglebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutangtersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yangmenjalankan kebijakan secara pasif. Perusahaan yangdisebutkan terdahulu kemungkinan akan mempunyai investasidalam piutang yang lebih kecil daripada perusahaan yangdisebutkan kemudian.

Page 46: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

34

5. Kebiasaan membayar dari para langgananAda sebagian langganan yang mempunyai kebiasaan untukmembayar dengan menggunakan kesempatan mendapatkancash discount, dan ada sebagian lagi yang tidak menggunakankesempatan tersebut. Kebiasaan para langganan untukmembayar dalam cash discount period, atau sesudahnya akanmempunyai efek terhadap besarnya investasi dalam piutang.Apabila sebagian besar langganan membayar dalam waktuselama discount period, maka dana yang tertanam dalampiutang akan lebih cepat bebas, yang ini berarti makin kecilnyainvestasi dalam piutang.

Page 47: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan pada Astra Credit Companies Cabang Makassar

yang beralamat di Jalan Jend. Sudirman no. 68 Makassar. Penelitian dimulai pada

bulan Maret-Mei 2012.

3.2 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder

1. Data primer, berupa data yang diperoleh langsung dari perusahaan

melalui wawancara dengan manajer cabang, kepala bagian piutang,

dan karyawan yang terkait langsung dengan objek yang diteliti, dan

kegiatan observasi yang kemudian akan diolah peneliti.

2. Data sekunder, berupa data yang dikumpulkan melalui catatan

dokumen resmi perusahaan dan data yang telah diolah seperti sejarah

singkat perusahaan, memo internal, struktur organisasi, dan report

aging schedule.

Page 48: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

36

3.3 MetodePengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang perlu diuji kebenarannya, relevan dan

lengkap dalam penelitian ini, maka metode pengumpulan data dan informasi yang

digunakan adalah sebagai berikut :

1. Studi dokumentasi, yakni melalui pencatatan dan fotocopy data yang

diperlukan. Seperti pencatatan hasil wawancara dan foto copy Report

Aging Schedule.

2. Teknik wawancara, yakni dengan melakukan tanya jawab secara

langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan objek penelitian.

Seperti wawancara dengan manajer cabang (branch manager), kepala

bagian operasional (operation head), kepala bagian piutang, bendahara

perusahaan, sales officer dan ARHO

3. Tekni observasi, yakni dengan melakukan pengamatan terhadap

kegiatan ataupun prosedur kerja yang berhubungan dengan objek

penelitian. Seperti prosedur penginputan data. prosedur survey,

prosedur penagihan piutang, dan prosedur penarikan kendaraan.

3.4 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian berbentuk

deskriptif. Penelitian berbentuk deskriptif adalah penelitian dengan

pendekatan spesifik untuk mengungkapkan fakta dalam hubungan sebab

akibat, bersifat eksploratif untuk mencari keterangan apa sebab terjadinya

Page 49: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

37

masalah dan bagaimana memecahkannya. Akan tetapi, sifatnya hanyalah

mendalam pada satu unit peristiwa.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode analisis

dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang ada kemudian

diklarifikasi, dianalisis, selanjutnya diinterpretasikan sehingga dapat

memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti.

Page 50: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

Astra Credit Companies adalah salah satu perusahaan pembiayaan

terbesar dan terpercaya yang sudah berdiri sejak tahun 1982. Dengan misi utama

menunjang penjualan produk astra di bidang automobile, manajemen Astra

sepakat untuk mendirikan lembaga pembiayaan yang pada awalnya diberi nama

PT. Raharja Sedaya. PT. Raharja Sedaya ini merupakan cikal bakal Astra Credit

Companies.

PT. Raharja Sedaya berdiri berdasarkan notaris hukum pada tanggal 15

Juli 1982 dan mulai beroperasi dalam bidang consumer finance pada tahun 1983.

Pada saat itu konsumen cenderung membeli barang secara kredit, karena

meningkatnya harga barang-barang yang tidak seimbang dengan

pendapatan/penghasilan masyarakat.

PT. Raharja Sedaya adalah pelopor dibidang consumer finance sehingga

dari tahun ke tahun semakin banyak perusahaan yang terjun dibidang kredit

kendaraan bermotor. Kunci keberhasilan PT. Raharja Sedaya saat itu adalah

hubungan baik yang terjalin dengan dealer atau showroom kendaraan bermotor.

Seiring dengan perkembangan perusahaan yang bergerak di consumer

finance muncul pula beberapa perusahaan sejenis di Astra Grup karena :

Page 51: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

41

a. Limitation funding, pinjaman yang diberikan kepada perusahaan

terbatas.

b. Organization control, batas pengawasan jaringan kerja yang efektif

bagi suatu organisasi.

c. Nation wide retail to end user. Dimaksud adalah jaringan dapat lebih

luas menyebar ke seluruh Indonesia.

Pada tahun 1990, PT. Raharja Sedaya berubah menjadi PT. Astra Sedaya

Finance (ASF). Selama perjalanan bisnis PT. Astra Sedaya Finance, beberapa kali

terjadi perubahan dalam struktur kepemilikan saham. Pada tahun 1992, PT.

General Electric Services masuk sebagai salah satu pemilik PT. Astra Sedaya

Finance selain PT.Astra International, tbk. Yang berafiliasi dengan PT. Raharja

Sedaya digabungkan dalam satu manajemen di bawah brand “ACC yaitu Astra

Credit Company” dengan logo orang senyum yang sedang mengendarai mobil

dengan mengacungkan jempol.

Pada awalnya ACC merupakan singkatan dari Astra Credit Company,

nama ini kemudian diubah karena pemakaian nama Astra Credit Company

menimbulkan salah pengertian , sehingga banyak orang berpendapat Astra Credit

Company merupakan suatu badan hukum (PT). maka pada tahun 1994, ACC

berubah menjadi ASTRA CREDIT COMPANIES. Sekarang lembaga pembiayaan

ini menggunakan nama ACC sebagai brand.

Dalam memperoleh modal pinjamannya, selain dari Astra Grup sendiri,

banyak di backup pula oleh beberapa perusahaan ternama Indonesia maupun

Page 52: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

42

dunia. Brand Astra Credit Companies sendiri menaungi enam PT yaitu, PT. Astra

Sedaya Finance (ASF), PT. Astra Multi Finance (AMF), PT. Astra Auto Finance

(AAF), PT. Swadharma Bakti Sedaya Finance (SBSF), PT. Pratama Sedaya

Finance (PSF), dan PT. Estaco Estika Sedaya Finance (EESF), melalui aliansi

partner strategis yang menciptakan sinergi usaha yang kokoh. Saat ini Astra

Credit Companies telah memiliki 61 kantor cabang yang tersebar di seluruh

Indonesia.

Astra Credit Companies Cabang Makassar sendiri terletak di Jln. Jend

Sudirman no. 68 Makassar, dengan wilayah kerja meliputi sebagian besar

Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Hingga saat ini Astra Credit Companies

Cabang Makassar telah menjalin kerjasama dengan 50 showroom dan 15 dealer

yang terletak di kota Makassar, Sungguminasa, dan Maros.

4.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi Astra Credit Companies adalah “Become the 1st choice financing

company with total solution” yaitu, menjadi perusahaan pilihan utama dalam

memberikan solusi pembiayaan otomotif yang paling mudah diakses, membantu

mewujudkan keinginan pelanggan untuk mencapai kehidupan yang lebih nyaman.

Misi Astra Credit Companies adalah “ To promote Credit for a better living”

dengan penjabaran sebagai berikut :

a. Memberikan jasa pembiayaan yang lengkap dan fleksibel kepada para

pelanggan

Page 53: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

43

b. Membangun jaringan yang luas dengan dukungan teknologi yang

memungkinkan pelanggan mudah berhubungan

c. Membentuk kemitraan yang saling menguntungkan dengan dealer

d. Mewujudkan kualitas pelayanan yang prima dengan mempersiapkan

sumber daya manusia yang berorientasi pada pelanggan

e. Memberikan nilai maksimal kepada stake holder termasuk pemilik

perusahaan, karyawan, pelanggan dan komunitas yang dilayani

perusahaan

Values (nilai-nilai) yang dimiliki oleh Astra Credit Companies adalah :

1. Integritas, integritas mencerminkan citra positif perusahaan yang

dinilai dari kejujuran, loyalitas, tanggung jawab, keadilan dan rasa

memiliki.

2. Kerjasama, bahwa untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan

kerjasama yang baik dan saling menghargai

3. Kepuasan pelanggan, bahwa semua aktivitas harus menuju kepada

kepuasan pelanggan. Pelanggan adalah setiap pihak yang menerima

hasil kerja dan pelayanan, termasuk diantaranya end user, dealer,

pemegang saham, karyawan dan kreditur.

4. Kualitas, bahwa semua proses harus benar dari awal untuk mencapai

six sigma.

Page 54: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

44

4.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi masing-masing dan tentu

mempunyai perbedaan antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari tujuan

organisasi, sumber daya yang dimilikinya dan lingkungan yang melingkupinya.

Namun, pada hakekatnya mempunyai prinsip yang sama, yaitu tercapainya tujuan

secara efektif dan efisien. Struktur organisasi suatu perusahaan memberikan

gambaran tentang posisi dan hubungan antara semua unit kerja yang ada dalam

perusahaan sehingga memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan

pengintegrasian segenap kegiatan organisasi, baik secara vertikal maupun

horizontal. Struktur organisasi perusahaan yang disusun secara tepat merupakan

salah satu unsur terpenting bagi terciptanya pengendalian intern yang baik.

Terciptanya suasana kerja yang terorganisir secara sistematis dan terpadu,

diperlukan adanya suatu rencana kerja yang terarah serta personil pelaksana

rencana yang benar-benar membidangi kerjanya masing-masing, sehingga

diperlukan struktur organisasi yang jelas dan nyata. Struktur organisasi tersebut

terdapat kerangka hubungan antar unit-unit yang memuat tugas serta tanggung

jawab untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebagaimana yang terdapat di

dalam lampiran.

Astra Credit Companies Cabang Makassar dipimpin oleh seorang kepala

cabang. Kepala cabang ini memiliki tugas sebagai berikut :

1. Memimpin operasi dan perencanaan perusahaan untuk mencapai

tujuan perusahaan

Page 55: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

45

2. Bertanggung jawab atas pencapaian target yang telah ditetapkan oleh

manajemen

3. Memberi pengarahan, negosiasi kepada kepala departemen berkaitan

dengan operasi departemen

4. Melakukan kebijakan dan strategi perusahaan

5. Memberikan motivasi kepada seluruh karyawan

6. Memantau pasar penjualan di berbagai dealer

7. Selalu membina hubungan yang baik dengan pihak dealer maupun

showroom.

Kepala cabang membawahi empat departemen, yaitu :

1. Departemen penjualan

2. Departemen underwriting

3. Departemen service

4. Departemen piutang usaha

Selain kepala cabang, Astra Credit Companies Cabang Makassar juga

mempunyai seorang operation head (OH) yang dalam aktivitas kesehariannya

memiliki fungsi sebagai penanggung jawab semua kegiatan operasional dalam

internal cabang. Tugas dan tanggung jawab operation head antara lain :

a. Menyusun, melaksanakan, dan mereview “activity plan operation”

cabang

b. Menyusun dan merevisi budget tahunan

c. Mewakili kepala cabang jika kepala cabang berhalangan

Page 56: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

46

d. Menjalankan dan mengawasi day to day operation berjalan dengan

baik, sesuai dengan sistem dan prosedur dan batas waktu yang

ditetapkan

e. Melakukan persetujuan pancairan dana di cabang

f. Mengatur dan memonitor cash flow cabang

g. Memastikan serta mengawasi kebenaran pencatatan ke laporan kas dan

bank harian serta batas waktu pelaporan antara cabang dengan kantor

pusat

Adapun tugas dan kewajiban masing-masing departemen di Astra Credit

Companies Cabang Makassar akan diuraikan di bawah ini :

1. Departemen penjualan

Departemen penjualan dipimpin oleh Sales Operation Head (SOH)

yang memiliki tugas-tugas sebagai berikut :

a. Memonitor aplikasi yang masuk via dealer system maupun walk in

dan dokumen pendukung kredit dari sales officer

b. Memonitor dan melakukan follow up atas data-data aplikasi yang

masuk, approve, reject, valid, dan backlog

c. Memonitor permintaan dokumen tambahan dari credit analyst ke

sales officer

d. Menyusun strategi penjualan dengan membuat paket dan promosi

dengan persetujuan kepala cabang dan kantor pusat

e. Ikut menjaga hubungan baik dengan pihak dealer/showroom

Page 57: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

47

Dalam menjalankan tugasnya, Sales Operation Head (SOH) dibantu oleh

Sales officer yang memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menerima aplikasi permohonan kredit dari calon debitur melalui

dealer/showroom yang telah menjalin kerjasama dengan cabang

b. Memberikan dan membantu calon debitur mengisi form aplikasi

permohonan pembiayaan (FAP)

c. Membantu calon debitur menghitung besarnya angsuran yang

diinginkan debitur pada struktur kredit yang terbaik bagi

perusahaan dan calon debitur

d. Melakukan pengecekan fisik kendaraan dengan STNK dan BPKB

asli, jika permohonan kredit untuk mobil bekas

e. Menyiapkan kelengkapan dokumen-dokumen dan data-data yang

dibutuhkan oleh surveyor.

2. Departemen Underwriting

Departemen underwriting adalah departemen yang bertugas untuk

menindaklanjuti aplikasi permohonan kredit yang diperoleh sales

officer. Departemen ini dipimpin oleh seorang Underwritng Head

yang dibantu oleh satu orang data entry, delapan surveyor, satu orang

credit analyst, dua orang staf validasi, dan satu orang staf asuransi.

Adapun pembagian tugas masing-masing bagian ini adalah sebagai

berikut :

Page 58: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

48

a. Data entry, memiliki tugas sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab terhadap input data calon debitur di sistem

dan kebenarannya serta pencetakan dokumen pendukung dalam

proses kredit.

2. Memeriksa kelengkapan data calon debitur (dokumen

persyaratan kredit)

3. Cetak dokumen kontrak, setelah aplikasi disetujui oleh komite

kredit

b. Surveyor, memiliki tugas sebagai berikut :

1. Melakukan survey langsung ke rumah dan tempat usaha calon

debitur sesuai dengan alamat yang ada dalam form pengajuan

aplikasi kredit

2. Memberikan laporan kapada credit analyst terkait dengan

kondisi calon debitur yang telah disurvey

c. Credit analyst, memiliki tugas antara lain :

1. Memeriksa kelayakan dokumen persyaratan kredit calon

debitur, beserta kekuatan legalitas dokumen persyaratan kredit

calon debitur

2. Melakukan kunjungan langsung ke lapangan atau survey ke

calon debitur jika credit analyst meragukan kebenaran dan

validitas data analisa sales officer dan surveyor

3. Memberikan masukan kepada sales officer dan marketing, hal-

hal menyangkut kriteria kelayakan kredit serta memberikan

Page 59: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

49

masukan kepada manajemen untuk memperbaharui kondisi

kebijakan kredit.

d. Staf validasi

Staf validasi bertugas untuk mengkonfirmasi pengambilan

kendaraan dan tanggal jatuh tempo ke customer sebelum dilakukan

pencairan ke dealer/showroom.

e. Staf asuransi

Adapun tugas-tugas dan tanggung jawab staf asuransi antara lain :

1. mengasuransikan unit pembiayaan kendaraan debitur dalam

rangka mengurangi risiko kerugian jika terjadi kehilangan

dengan tetap mengutamakan kepuasan pelanggan

2. menutup (cover) asuransi setiap unit pembiayaan kendaraan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku

3. melakukan pengecekan terhadap polis dan tagihan asuransi

yang dikirimkan oleh perusahaan asuransi

4. melakukan peng-input-an nomor polis ke dalam sistem

5. melakukan proses endorsement terhadap polis asuransi yang

terjadi kesalahan.

3. Departemen service

Departemen service berada di bawah control operation head, yang

memiliki tugas antara lain :

a. mengarahkan dan memberikan suvervise dalam aktivitas

pelanggan customer dan administrasi account

Page 60: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

50

b. melakukan improvement atas standar dan prosedur yang berlaku

di bagian service

c. membina hubungan kerjasama yang baik dengan pihak internal

maupun eksternal (perbankan, asuransi)

d. bertanggung jawab atas masalah pelayanan customer yang

muncul

e. memonitor pemasukan data-data angsuran customer setiap hari

service departemen ini dibantu oleh :

1. BPKB Custodian, memiliki tugas sebagai berikut :

a. Memonitor penyimpanan dan pengeluaran BPKB

b. Membuat report BPKB dan SP BPKB dan mendistribusikannya

c. Memastikan dan mengontrol pelaksanaan BPKB self audit

2. EDP/Inventory officer, memiliki tugas antara lain :

a. Melaksanakan penjualan terhadap kendaraan inventory yang

telah melewati batas waktu yang ditentukan

b. Melakukan admnistrasi pelelangan sampai kendaraan terjual

c. Melakukan pool manajemen

3. Finance/banking tugasnya adalah :

a. Membuat dan menganalisa performance opex cabang

b. Mengelola cash management cabang

c. Mengelola dan mengontrol pembukuan seluruh uang keluar

masuk cabang

Page 61: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

51

4. Teller, memiliki tugas antara lain :

a. Menerima pembayaran angsuran secara tunai dari debitur

b. Memasukkan data pembayaran tunai ke dalam sistem dengan

benar dan akurat sesuai dengan prosedur yang telah

ditentukan

c. Menerima setoran tunai dari ARHO dan remedial admin

dengan tanda terima setoran

d. Setiap hari seluruh penerimaan teller dilaporkan kepada staf

finance untuk disetorkan ke bank

e. Jika terjadi selisih penerimaan uang dengan input di sistem,

sepenuhnya menjadi tanggung jawab teller yang bersangkutan

f. Setiap penerimaan uang kertas wajib diperiksa dengan

menggunakan lampu ultraviolet karena jika terdapat uang

palsu, maka menjadi tanggung jawab teller.

4. Departemen piutang usaha

Departemen piutang usaha atau account receivable department

bertanggung jawab terhadap kelancaran pembayaran angsuran oleh

debitur. Depertemen ini dipimpin oleh kepala piutang usaha dan

dibantu oleh 5 orang desk call, 2 orang A/R admin, 20 orang ARHO,

1 orang remedial admin, dan 7 orang remedial officer. Adapun tugas

dari bagian-bagian ini adalah :

1. Desk call, adapun tugas-tugas dan tanggung jawab desk call

adalah :

Page 62: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

52

a. Mem-follow up debitur-debitur yang telah membuat janji

b. Membuat insentif performance desk call

c. Melaksanakan seluruh aktivitas-aktivitas yang berhubungan

dengan tugasnya sebagai desk call dengan baik dan

bertanggungjawab terhadap segala aktivitas yang

dilakukannya

d. Berkoordinasi dengan bagian-bagian terkait dalam

menunjang pelaksanaan aktivitasnya

2. A/R admin, adapun tugas-tugas dan tanggungjawab dari A/R

admin adalah :

a. Membuat, mencetak, dan mengirimkan surat peringatan I, II,

dan surat peringatan terakhir (SPT)

b. Memberikan laporan tentang SP I, II, dan SPT yang telah

dicetak kepada A/R head dalam bentuk rekap SP I, SP II, dan

SPT

c. Membuat tanda terima SP I, SP II, dan SPT

d. Mempersiapkan administrasi untuk tugas ARHO dalam

menangani debitur yang menunggak

e. Membuat dan mencetak daftar kunjungan harian ARHO

3. Account Receivable Handling Officer (ARHO), adapun tugas-

tugas dan tanggungjawab ARHO antara lain :

Page 63: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

53

a. ARHO bertanggungjawab atas terlaksananya kegiatan

penagihan A/R overdue yang ditugaskan kepadanya secara

tepat waktu di wilayahnya

b. Menyiapkan administrasi yang diperlukan dalam penagihan

seperti TTS, DKH ARHO,SP I/SP II/SPT

c. Mengirimkan surat peringatan I, surat peringatan II dan surat

peringatan terakhir (SPT) kepada debitur yang menunggak

d. Menerima uang angsuran, denda, dan biaya tagih dari debitur

dengan memberikan tanda terima setoran (TTS) sebagai bukti

penerimaan

e. Menyetorkan hasil tagihan ke teller/finance tepat waktu pada

sore hari atau maksimal keesokan harinya

4. Remedial admin, adapun tugas-tugas dan tanggungjawab dari

remedial admin adalah :

a. Membuat, mencetak, dan mengirimkan surat tugas penarikan

(SPT) buat remedial officer atau surat kuasa penarikan (SKP)

untuk eks call

b. Memberikan laporan tentang SPT/SKP yang telah dicetak

kepada A/R head dalam bentuk rekap SPT/SKP

c. Mempersiapkan administrasi untuk tugas remedial officer

dan eks call dalam melakukan penarikan unit

d. Membuat dan mencetak daptar kunjungan harian remedial

officer

Page 64: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

54

e. Membuat dan mencetak berita acara serah terima kendaraan

tarikan (BASTK)

f. Melakukan verifikasi/rekondisi terhadap kendaraan yang

berhasil ditarik

5. Remedial officer, adapun tugas-tugas dan tanggungjawab

remedial officer adalah :

a. Remedial officer bertanggungjawab atas terlaksananya

kegiatan penagihan atau penarikan terhadap unit kendaraan

debitur yang menunggak

b. Mengunjungi debitur yang menunggak untuk melakukan

penagihan atau penarikan unit sesuai dengan DKHR, bucket,

dan wilayahnya

c. Memberikan surat tugas penarikan kepada nasabah yang

menunggak

4.4 Kinerja Usaha Terkini

4.4.1 Prosedur Penjualan dan Kebijaksanaan Pemberian Kredit

a. Prosedur penjualan

Dalam melaksanakan aktivitas penjualan, Astra Credit Companies

Cabang Makassar bekerjasama dengan dealer-dealer dan showroom-showroom

resmi penjualan mobil, baik mobil baru maupun mobil bekas. Astra Credit

Companies menyebarkan brosur dan daftar harga ke setiap dealer yang telah

diajak bekerjasama. Jika konsumen ingin membeli secara kredit, dalam brosur

Page 65: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

55

tersebut telah disebutkan tipe kendaraan, jangka waktu kredit, uang muka yang

harus disetor dan angsuran perbulan yang harus dibayar.

Setelah konsumen menentukan pilihannya untuk membeli mobil secara

kredit melalui Astra Credit Companies, maka pihak sales dealer segera

menghubungi sales officer untuk memproses pengajuan kredit calon customer.

Selanjutnya sales officer melengkapi berkas pengajuan kredit calon customer

yang meliputi fotocopy ktp dan kartu keluarga yang masih berlaku, slip gaji,

fotocopy rekening tabungan tiga bulan terakhir, rekening listrik dan air untuk

diserahkan ke data entry serta melakukan pra analisa awal untuk mengukur

kapasitas calon customer yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan order

survey ke departemen underwriting untuk segera diturunkan surveyor untuk

melihat langsung kondisi kelayakan calon customer. Dalam hal ini, departemen

underwriting memiliki wewenang penuh memilih surveyor mana yang akan

melakukan survey.

Kemudian surveyor yang telah mendapatkan tugas akan segera

mendatangi rumah dan tempat kerja calon customer. Tugas utama surveyor dalam

hal ini adalah mencari data-data yang akurat mengenai customer untuk dapat

memastikan apakah customer tersebut layak diberi kredit atau tidak. Setelah itu,

surveyor akan membawa data-data mengenai kondisi customer kepada komite

kredit yang diberi wewenang untuk memutuskan apakah customer tersebut layak

diberikan kredit atau tidak. Bila tidak terdapat kata sepakat dari komite kredit,

maka keputusan layak atau tidak ditentukan oleh operation head ataupun kepala

cabang.

Page 66: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

56

b. Kebijaksanaan pemberian kredit

Dalam menghadapi persaingan dari perusahaan pembiayaan lain, pihak

manajemen Astra Credit Companies Cabang Makassar menetapkan kebijakan

pemberian kredit yang ringan. Untuk jangka waktu kredit, customer ditawarkan

untuk membayar angsuran mulai dari jangka waktu 6 bulan sampai jangka waktu

4 tahun. Dan untuk setiap pengajuan kredit yang disetujui maka calon customer

minimal harus membayar uang muka sebesar 30% dari harga unit mobil.

Untuk customer perorangan hanya diperbolehkan memperoleh

pembiayaan kredit sebanyak 1 unit, dan boleh mengajukan pembiayaan unit yang

lain berdasarkan catatan pembayaran angsurannya setelah berjalan minimal 6

bulan. Khusus untuk customer perusahaan, Astra Credit Companies tidak

membatasi jumlah pengajuan kredit selama perusahaan tersebut dianggap layak

memperoleh kredit setelah dilakukan survey langsung oleh operation head dan

kepala cabang.

Page 67: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

57

Page 68: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Pengendalian Intern atas Piutang Usaha pada Astra Credit Companies

Cabang Makassar

Pengendalian internal terhadap piutang usaha pada Astra Credit

Companies Cabang Makassar dijelaskan dalam uraian berikut :

a. Lingkungan Pengendalian

Manajemen Astra Credit Companies menjunjung tinggi integritas

dan kompetensi. Antara bagian marketing, bagian Underwriting

dengan bagian service dan bagian piutang usaha di dalam perusahaan

merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. Setiap karyawan

Astra Credit Companies harus memiliki kompetensi sesuai dengan

kebutuhan perusahaan, yaitu tingkat pendidikan minimal diploma tiga

(D3) untuk posisi marketing dan surveyor serta minimal SMA untuk

posisi kolektor.

Perekrutan calon karyawan yang berkualitas merupakan tonggak

awal terciptanya kompetensi. Sistem kontrak bagi karyawan baru yang

diterapkan oleh perusahaan merupakan salah satu upaya manajemen

mendorong terciptanya SDM yang baik yang bertujuan meningkatkan

kinerja perusahaan. Perusahaan memiliki aturan-aturan yang harus

ditaati oleh setiap personil.

Page 69: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

59

Rutinitas kegiatan meeting dilakukan setiap pagi dari hari senin

sampai hari jum’at dan briefing bersama seluruh departemen pada hari

sabtu. Meeting dilakukan oleh satu bagian dan terpisah dengan bagian

lainnya. Misalnya, untuk bagian marketing, dipimpin oleh sales

operation head (SOH), dalam acara tersebut SOH juga berkoordinasi

dengan underwriting head memberikan pengarahan kepada sales

officer baik berupa informasi kondisi pasar maupun strategi yang harus

dijalankan oleh sales officer.

Bagian collection juga melakukan meeting yang dipimpin oleh

A/R head, A/R head memberikan pengarahan kepada ARHO,

disamping itu ARHO juga berhak memberikan tanggapan atau

masukan, intinya meeting yang dilakukan oleh masing-masing bagian

dapat dikatakan sebagai musyawarah.

Breafing merupakan rapat yang diikuti oleh semua karyawan yang

dipimpin oleh kepala cabang, namun jika kepala cabang berhalangan

hadir, misalnya sedang menghadiri review nasional yang dilaksanakan

setiap bulan, maka breafing dipimpin oleh operation head.

Dalam kegiatan tersebut, setiap kepala departemen memberikan

laporan akhir mengenai hasil pencapaian, sehingga akan diketahui

kinerja per bagian atau divisi, di samping itu setiap personil berhak

memberikan tanggapan, saran, atau masukan ke arah perbaikan,

sedangkan kepala cabang dan operation head bertugas untuk

mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan untuk tiap-tiap bagian

Page 70: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

60

untuk terus meningkatkan performance. Misalnya dalam hal

banyaknya customer yang menunggak, maka kepala cabang

memerintahkan agar penagihan dilakukan oleh ARHO ke rumah

customer jika memungkinkan hingga pukul sembilan malam, di

samping itu seleksi yang lebih ketat untuk calon debitur dengan cara

penambahan DP (Down Payment) yang lebih besar, atau syarat

pekerjaan calon debitur harus pegawai tetap dan tidak boleh kontrak

rumah, wajib memperlihatkan slip gaji bagi PNS dan karyawan swasta

dan wajib memperlihatkan SITU/SIUP bagi wiraswasta.

Dalam membantu karyawan melaksanakan tugas-tugasnya, maka

pihak manajemen telah menyediakan program computer yang

mempermudah manajemen melakukan pengendalian intern piutang.

Tiap karyawan diberikan password atau kata kunci untuk memasuki

program tersebut. Tiap departemen mempunyai program yang berbeda

dengan yang lainnya tetapi program-program tersebut saling

berhubungan dan terintegrasi. Misalnya data-data customer yang

dimasukkan oleh data entry di departemen underwriting akan secara

otomatis masuk ke program bagian piutang dan data pembayaran

piutang yang dilakukan oleh bagian finance akan masuk ke master data

bagian piutang. Untuk setiap perubahan data atau perbaikan data yang

telah diotorisasi hanya boleh dilakukan oleh kepala departemen dan

harus ada laporan kepada kepala cabang.

Page 71: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

61

Selain itu dengan adanya audit internal secara berkala yang

dilaksanakan oleh komite audit menjadikan pengawasan terhadap

pengendalian intern piutang menjadi lebih efektif. Secara struktur,

komite audit berada dibawah naungan dewan komisaris yang berada di

kantor pusat Astra Credit Companies sehingga independensinya bisa

dijaga sebab tidak masuk di dalam struktur organisasi Astra Credit

Companies Cabang Makassar. Audit operasional berjalan dengan baik

dan setiap kuartalan kegiatan audit dilaksanakan di seluruh kantor

cabang se-Indonesia.

Audit internal ini bertujuan untuk menilai apakah setiap personil

di masing-masing cabang telah melaksanakan prosedur pekerjaan

sesuai dengan standar perusahaan, serta mengukur apakah prosedur

pekerjaan tersebut mampu untuk meningkatkan pengendalian intern

perusahaan. Jika standar prosedur tersebut belum cukup mampu untuk

menciptakan pengendalian intern, maka auditor internal akan

memberikan rekomendasi kepada dewan komisaris dalam hal

meningkatkan pengendalian intern guna mencapai tujuan perusahaan

serta tujuan pengendalian intern seluruhnya.

b. Penentuan risiko

Penentuan risiko merupakan hal yang penting bagi manajemen.

Ketika di akhir tahun 2011 lalu terjadi krisis ekonomi global yang

menyebabkan perusahaan pembiayaan lain menerapkan strategi stop

selling karena kekurangan dana, manajemen Astra Credit Companies

Page 72: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

62

berupaya untuk menggunakan kesempatan ini. Kegiatan pembiayaan

perusahaan tetap berjalan karena penuh oleh para pemegang saham,

dengan adanya aliran dana yang cukup dan terus dibinanya hubungan

baik dengan dealer/showroom, sehingga hampir 80% penjualan kredit

produk otomotif Astra International (terutama merk Daihatsu dan

Toyota) saat itu hingga sekarang dibiayai oleh Astra Credit

Companies.

Akibatnya tidak sedikit juga customer yang kurang memenuhi

kriteria untuk dibiayai diproses oleh sales officer, yang pada akhirnya

menyebabkan customer tersebut menunggak. Apalagi dengan adanya

kebijakan override, yaitu memberikan kewenangan kepada sales

officer dengan otorisasi kepala cabang untuk tetap memberikan kredit

pembiayaan mobil ke customer meskipun pengajuannya sudah ditolak

oleh komite kredit, biasanya satu orang sales officer mendapatkan satu

jatah override per bulan.

Hal ini tentu saja menjadi tantangan baru bagi manajemen, karena

sales officer sudah mulai sedikit mengabaikan persyaratan-persyaratan

seperti tidak boleh kontrak rumah, harus memiliki pekerjaan tetap dan

tidak termasuk dalam blacklist Asosiasi Perusahaan Pembiayaan

Indonesia (APPI) yang harus dipenuhi oleh calon customer.

Manajemen perusahaan selalu berusaha untuk meminimalkan

risiko kredit, yang akan berpengaruh terhadap piutang usaha

perusahaan. Manajemen juga mengingatkan dan mengawasi prosedur

Page 73: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

63

kerja sales officer yang merupakan ujung tombak kelangsungan hidup

perusahaan, di samping itu perusahaan juga memberlakukan peraturan

yang mewajibkan sales officer dan surveyor bertanggungjawab

terhadap angsuran pertama sampai keenam dari masing-masing

customernya.

Sebagaimana yang tertulis di dalam report aging schedule per

sales officer dan surveyor yang berasal dari credit analyst yang terus

dimutakhirkan dan diterima sales officer dan surveyor setiap minggu

kedua setiap bulannya. Ini akan berpengaruh pada kegiatan penilaian

karyawan oleh manajemen. Semakin sering dan banyak customer

angsuran pertama hingga angsuran keenam yang menunggak, maka

performance sales officer dan surveyor akan semakin turun, yang

menyebabkan kesempatan untuk menjadi karyawan tetap bagi sales

officer yang masih berstatus kontrak semakin kecil, sedangkan bagi

sales officer yang telah menjadi karyawan tetap, maka kesempatan

dalam hal kenaikan jabatan akan semakin kecil.

Demikian juga dengan ARHO/collector, manajemen telah

menetapkan standar bagi ARHO dalam melakukan penagihan piutang

berupa persentase dari total piutang per debitur masing-masing ARHO,

setiap bulannya satu orang ARHO harus mampu menagih minimal 80%

piutang usaha dari customer yang ada di dalam bucketnya, misalnya

jika dalam satu bulan satu orang ARHO memiliki seratus customer

dalam bucketnya yang harus ditagih piutangnya, maka ARHO itu baru

Page 74: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

64

akan dianggap berhasil dan memperoleh insentif apabila dia berhasil

menagih piutang minimal 80 orang customernya. Apabila standar

persentase tersebut tidak tercapai, maka akan berpengaruh bagi

kelangsungan ARHO tersebut. Hal yang sama berlaku pula bagi sales

officer dan surveyor.

Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya risiko yang

diakibatkan karyawan sendiri dan risiko dari customer yang terkait

dengan piutang, manajemen mengidentifikasi beberapa kemungkinan

risiko, antara lain :

1. Pemberian kredit kepada calon customer yang secara financial

tidak layak untuk diberikan kredit. Untuk mengantisipasi hal

ini maka kepada surveyor diharapkan meminta salinan

rekening pembayaran listrik, air, dan rekening tabungan tiga

bulan terakhir. Diharuskannya surveyor untuk mendatangi

rumah dan tempat usaha calon customer secara langsung serta

untuk customer yang sudah berkeluarga akan selalu dilakukan

konfirmasi kepada istri atau suami mengenai pengajuan kredit

yang diajukan.

2. Kredit yang diberikan melewati batas yang ditentukan. Tugas

komite kredit untuk mengawasi hal ini, dan internal auditor

akan melakukan “cross check” terhadap penerimaan uang

muka oleh showroom/dealer

Page 75: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

65

3. Salah memasukkan data-data ke computer. Sebelum data-data

tersebut disimpan maka karyawan yang bertugas memasukkan

data harus diverifikasi oleh atasan masing-masing

4. Kolektor tidak menyetorkan hasil penagihan. Resiko ini

diantisipasi dengan laporan hasil tagihan dan secara berkala

account receivable controller akan melakukan konfirmasi

melalui telepon atau melalui internal audit. Bagi karyawan

yang melakukan pelanggaran, akan dikenakan sanksi misalnya

diturunkan golongannya atau bahkan mungkin akan

diberhentikan dari perusahaan.

5. Penghapusan piutang tanpa persetujuan kepala cabang. Internal

audit secara mendadak akan melihat memo penghapusan

piutang untuk melihat apakah penghapusan piutang tersebut

telah disetujui oleh kepala cabang.

6. Ketidakmampuan customer membayar angsuran. Apabila

customer menunggak lebih dari 3 (tiga) bulan maka bagian

remedial officer akan melakukan pendekatan persuasive

kepada customer yang menunggak. Apabila tidak berhasil,

maka akan dilakukan tindakan penarikan fisik kendaraan

customer, customer ini diberikan jangka waktu 2 (dua) minggu

untuk melakukan pelunasan terhadap piutangnya. Jika

customer tidak sanggup maka kendaraan tarikan akan dijual

dan dilakukan penghitungan pelunasan.

Page 76: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

66

7. Persekongkolan remedial officer dengan customer. Untuk

mengantisipasi risiko ini adalah tugas bagian internal auditor

dan bagian piutang untuk memastikan mengapa bagian

remedial tidak berhasil melakukan piutang. Untuk kasus-kasus

khusus maka pihak perusahaan akan meminta bantuan eks call

untuk menyelesaikan masalah dengan customer yang

bersangkutan.

c. Aktivitas pengendalian

Aktivitas pengendalian terhadap piutang usaha Astra Credit

Companies Cabang Makassar dibagi ke dalam beberapa aktivitas :

1. Aktivitas persetujuan kredit dilakukan oleh credit analyst,

sedangkan otorisasi persetujuan kredit dilakukan oleh kepala

cabang, bahkan dalam situasi tertentu (seperti pemotongan rate dan

BI checking) persetujuan kredit dilakukan oleh manajer area.

2. Aktivitas tanggungjawab dan kewenangan mutasi piutang

dilakukan oleh setiap personil dan collection head yang

berhubungan dengan piutang usaha, diantaranya tanggungjawab

sales officer dalam menambah piutang usaha, tanggungjawab

teller, dan ARHO yang menerima cash sebagai bukti pengurangan

piutang usaha, serta wewenang credit analyst dan collection head

dalam memimpin bawahannya untuk meningkatkan kinerja operasi

untuk mendapatkan profitability.

Page 77: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

67

3. Aktivitas pemisahan tugas oleh masing-masing bagian atau fungsi

yang berhubungan dengan piutang usaha. Antara lain: (a) bagian

penerimaan (teller) terpisah dengan bagian pencatatan (finance) (b)

bagian penagihan piutang terpisah dengan bagian pencatatan

(finance) (c) bagian penerimaan calon debitur terpisah dengan

bagian piutang. Hal ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya

penyimpangan, baik penyimpangan berupa kesalahan maupun

penyimpangan berbentuk kecurangan atau penggelapan uang atau

cash perusahaan.

4. Aktivitas pendokumentasian terhadap piutang usaha, yakni berupa

(a) bukti penerimaan yang dikeluarkan oleh ARHO menunjukkan

berkurangnya piutang usaha (b) kuitansi penerimaan yang

dikeluarkan oleh teller menunjukkan berkurangnya piutang usaha

(c) kuitansi penerimaan yang dikeluarkan oleh A/R admin

menunjukkan berkurangnya piutang usaha (d) laporan kas harian

yang dibuat oleh teller merupakan dokumen pembantu penerimaan

kas dari piutang usaha, (e) form persetujuan kredit yang telah

diotorisasi merupakan dokumen sumber bertambahnya piutang

usaha.

5. Rekonsiliasi. Kegiatan rekonsiliasi yang menyangkut piutang usaha

adalah : (a) mencocokan antara report aging schedule yang berasal

dari collection dengan saldo piutang usaha di bagian keuangan, (b)

mencocokkan rekapitulasi penerimaan angsuran harian dari teller

Page 78: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

68

dengan saldo piutang usaha di bagian keuangan, (c) melakukan

cross check antara rekapitulasi penerimaan angsuran dari teller

dengan report aging schedule di bagian collection secara harian.

6. Karyawan yang kompeten. Karyawan yang kompeten membidangi

pengelolaan piutang usaha Astra Credit Companies Cabang

Makassar dapat dilihat dari kebijakan manajemen, yaitu berupa (a)

prosedur perekrutan calon karyawan dengan selektif melalui tahap-

tahap seleksi sesuai dengan bidangnya (b) pemberlakuan sistem

kontrak bagi karyawan baru dengan tiga alternatif pertimbangan,

yakni alternatif pertama apabila performance karyawan tersebut di

atas rata-rata, maka apabila telah habis masa kontrak akan diangkat

menjadi karyawan tetap, alternatif kedua adalah apabila

performance karyawan tersebut di bawah rata-rata tetapi tidak

buruk, maka kontraknya diperpanjang sampai waktu yang telah

ditentukan, alternatif ketiga adalah apabila performance karyawan

tersebut buruk, maka kontrak kerja diputus. Performance karyawan

perusahaan diukur melalui penilaian karyawan setiap tiga bulan

oleh kepala departemen masing-masing dan laporan auditor

internal mengenai prosedur kerja yang telah dijalankan setiap

karyawan

Page 79: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

69

d. Informasi dan komunikasi

Informasi mengenai piutang usaha pada Astra Credit Companies

Cabang Makassar adalah berupa informasi dari setiap bagian yang

membidangi piutang usaha, diantaranya :

1. Informasi dari surveyor mengenai kondisi calon debitur maupun

debitur saat ini. Informasi ini bertujuan apakah calon debitur

tersebut layak diberi kredit atau tidak, layak diperpanjang atau

tidak

2. Informasi dari sales officer mengenai kondisi penjualan

dealer/showroom saat ini. Informasi ini bertujuan untuk

mengetahui pangsa pasar dan seberapa besar minat orang untuk

memilih Astra Credit Companies Cabang Makassar sebagai

partner dalam pembiayaan otomotifnya.

3. Data tentang riwayat pembayaran calon debitur kepada

pembiayaan (finance) lain. Informasi ini bertujuan untuk

memastikan apakah calon debitur belum pernah melakukan

penunggakan pada pembiayaan lain selama periode pembayaran

angsuran.

Informasi-informasi tersebut diolah dan dijadikan sebagai alat

pengambil keputusan oleh setiap kepala departemen dan kepala

cabang dan dikomunikasikan kepada personil baik secara formal

maupun informal. Informasi di atas merupakan contoh informasi

eksternal perusahaan, sedangkan informasi internal perusahaan

Page 80: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

70

misalnya laporan temuan audit intern yang menyatakan adanya

ketidakberesan yang dilakukan oleh sales officer berupa merekayasa

penghasilan calon debitur menjadi lebih besar, selanjutnya dari

informasi ini manajemen langsung mengambil tindakan berupa

peringatan, teguran atau pemecatan.

e. Pengawasan atau pemantauan

Manajemen Astra Credit Companies Cabang Makassar telah

menggariskan tanggungjawab kepada masing-masing personil secara

jelas. Kelancaran piutang usaha menjadi tanggungjawab bagi tiap-tiap

personil yang membidangi piutang usaha. Karena memang antara

bagian yang satu dengan bagian lainnya saling berkaitan. Misalnya

sales officer dan surveyor ikut bertanggungjawab terhadap tunggakan

customernya dari angsuran pertama sampai angsuran keenam,

sehingga berkewajiban untuk menagih , begitu juga teller dan A/R

admin berkewajiban untuk selalu mengingatkan debitur agar

membayar dengan lancar sebelum jatuh tempo. ARHO yang memang

menjadi tugas pokoknya dalam melakukan penagihan piutang dituntut

untuk bekerja secara maksimal guna meminimalisir piutang tak

tertagih.

Pemantauan terhadap kelancaran piutang usaha menjadi

tanggungjawab collection head. Performance setiap personil selalu

dipantau berdasarkan informasi dari report aging schedule periode

sebelumnya, sehingga dari hasil pencapaian terhadap pengumpulan

Page 81: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

71

piutang usaha dilakukanlah evaluasi lebih lanjut oleh kepala bagian

piutang untuk menilai tingkat prestasi personil yang bersangkutan, hal

ini berkaitan dengan pemberian promosi dan insentif.

5.2 Analisis Hasil Penelitian

5.2.1 Analisis dan Evaluasi Struktur Organisasi

Secara umum struktur organisasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan

sudah baik, karena telah menunjukkan adanya pemisahan tugas dan tanggung

jawab serta adanya pendelegasian wewenang. Struktur organisasi perusahaan

disusun berbentuk garis lurus yang menyatakan adanya kesatuan perintah dan

kepemimpinan. Departementalisasi yang diterapkan oleh Astra Credit Companies

Cabang Makassar berdasarkan fungsi yang dijalankan oleh masing-masing bagian

saling menunjang satu sama lain.

Hal ini dapat kita lihat dengan adanya fungsi ini maka kegiatan

operasional menjadi lebih efisien dan ekonomis. Namun, adanya pemberian fungsi

penagihan piutang kepada sales officer di departemen marketing dan surveyor di

departemen underwriting untuk angsuran pertama hingga angsuran keenam dapat

menimbulkan salah pengertian dengan ARHO di departemen piutang yang

memang memiliki tugas untuk menagih piutang kepada customer.

Selain itu, tidak masuknya komite audit dalam struktur cabang, dan berada

langsung dibawah naungan dewan komisaris di kantor pusat memberikan

keuntungan tersendiri, yaitu manajemen puncak yang berada di kantor pusat di

Jakarta dapat memperoleh informasi yang lebih independent tentang aktivitas

Page 82: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

72

yang dilakukan dikantor cabang dari hasil audit internal yang dilakukan secara

berkala.

Sebagai perusahaan pembiayaan yang mana piutang usaha merupakan

jantung perusahaan, maka terlihat jelas adanya departemen khusus piutang

menunjukkan bahwa Astra Credit Companies Cabang Makassar mempunyai

komitmen kuat bahwa piutang usaha tersebut harus dikelola dengan baik.

Demikian juga dengan adanya bagian remedial yang membantu operasional

perusahaan dalam menangani customer-customer yang “nakal” dalam

melaksanakan kewajibannya.

5.2.2 Analisis dan Evaluasi Prosedur Pemberian Kredit

Prosedur pemberian kredit pada Astra Credit Companies Cabang Makassar

telah berjalan dengan baik. Adanya departemen underwriting yang manangani

semua permintaan kredit menunjukkan adanya prosedur order penjualan. Untuk

semua permohonan kredit, underwriting head telah menentukan surveyor untuk

melakukan survey untuk menentukan kelayakan calon customer. Setelah surveyor

melengkapi data calon customer maka akan dilanjutkan dengan persetujuan kredit.

Dalam prosedur pemberian kredit ini perusahaan telah membentuk sebuah

komite kredit yang berwenang untuk menentukan layak atau tidaknya calon

customer diberikan kredit. Kriteria utama untuk disetujui permohonan kredit

adalah pemohon memiliki sumber penghasilan tetap, tidak kontrak rumah,

mendapatkan persetujuan istri/suami bagi yang sudah berkeluarga dan pernyataan

bahwa kendaraan tidak akan dibawa keluar dari Provinsi Sulawesi Selatan serta

Page 83: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

73

bila customer akan pindah harus memberitahukannya kepada pihak perusahaan.

Prosedur penagihan piutang dilakukan oleh departemen piutang dan pelaksana

penagihan dilakukan oleh ARHO. Dalam prosedur ini terkait fungsi penerimaan

kas oleh teller. Setiap uang penagihan diterima oleh teller dan setiap harinya akan

dosetor ke bank.

Uraian diatas menunjukkan bahwa prosedur pemberian kredit, prosedur

penagihan, dan prosedur pencatatan piutang telah dimiliki oleh Astra Credit

Companies Cabang Makassar dalam praktek pemberian kredit mereka.

5.2.3 Analisis dan Evaluasi Prosedur Pengendalian Intern Piutang Usaha

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap prosedur

kerja, mulai dari mendapatkan calon debitur sampai pelunasan piutang usaha pada

Astra Credit Companies Cabang Makassar diketahui bahwa manajemen

perusahaan memberikan perhatian yang cukup baik terhadap pengendalian intern

piutang usaha, baik dari segi pengelolaan hingga pengawasan piutang usaha

tersebut.

Lingkungan pengendalian terhadap piutang Astra Credit Companies

Cabang Makassar telah berjalan dengan baik. Astra Credit Companies Cabang

Makassar merupakan perusahaan yang produknya adalah jasa pemberian kredit.

Dalam menyalurkan jasa kredit adalah dengan prinsip kehati-hatian. Hal ini

terlihat dengan adanya surveyor yang ditugaskan untuk mendapat informasi

sebanyak mungkin mengenai calon customer terutama masalah kemampuan

financial calon customer. Astra Credit Companies Cabang Makassar memiliki

Page 84: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

74

motto dalam menyalurkan jasa kredit kepada customer yaitu kredit yang sehat,

artinya bahwa perusahaan bukan mencari customer sebanyak-banyaknya

melainkan mencari customer yang mempunyai kemampuan membayar.

Astra Credit Companies Cabang Makassar menyadari bahwa faktor

sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

menjalankan operasional perusahaan. Sehingga dalam merekrut calon karyawan

perusahaan telah menetapkan langkah-langkah penyeleksian yang ketat sehingga

diharapkan karyawan yang diterima merupakan orang-orang yang memenuhi

kriteria yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

Perkembangan dan pelatihan karyawan yang diterima bekerja selalu

diperhatikan. Selain itu adanya tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya dan

bonus merupakan alat bagi perusahaan dalam membangkitkan motivasi kerja dan

rasa loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Apabila perusahaan telah

memberikan berbagai fasilitas kepada karyawan, perusahaan juga menuntut

tanggung jawab dari karyawan.

Adanya komite audit yang berada langsung dibawah naungan dewan

komisaris juga sangat mempengaruhi keefektifan pengendalian intern piutang

karena komite audit dapat melakukan pemeriksaan secara mendadak dan tanpa

pemberitahuan sebelumnya. Hal ini akan membuat orang di cabang selalu siap

untuk diaudit.

Kewajiban sales officer dalam mendapatkan calon debitur berkualitas

merupakan kekuatan dasar bagi manajemen dalam menghasilkan profit, karena

Page 85: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

75

semakin banyak jumlah piutang usaha perusahaan maka semakin besar bunga

yang akan diperoleh. Kenyataannya, hal tersebut belum berjalan dengan baik.

Banyaknya debitur yang kurang memenuhi syarat menyebabkan tingginya

tunggakan sehingga dapat menyebabkan jumlah piutang tak tertagih semakin

tinggi. Sehubungan dengan hal itu, maka manajemen menetapkan kebijakan

sebagai sanksi kepada sales officer, yaitu apabila ada debitur yang masih dalam

periode angsuran pertama hingga angsuran keenam dan telah menunggak sampai

diatas 14 hari, maka sales officer bertanggungjawab mengejar debitur tersebut

untuk melunasi kewajibannya, bahkan dalam jumlah piutang tertentu, sales officer

dilarang untuk mencari debitur baru dulu, sebelum tunggakan customer dilunasi.

Aktivitas pengendalian intern terhadap piutang usaha pada Astra Credit

Companies Cabang Makassar kurang efektif, diantaranya aktivitas tanggungjawab

ARHO dalam melakukan penagihan awal hingga keenam, dalam hal ini usaha

untuk menagih masih kurang maksimal, hal ini disebabkan karena adanya

tanggungjawab yang sama pula yang dibebankan kepada sales officer dan

surveyor, sehingga baik ARHO, sales officer maupun surveyor terkesan “lepas

tangan”.

Aktivitas pemisahan tugas belum efektif yaitu A/R admin dapat menerima

pembayaran debitur. Menurut konsep pengendalian intern, bagian piutang tidak

boleh merangkap menjadi bagian penerimaan. Hal ini dapat memungkinkan

terjadinya kecurangan, yakni berupa cash lapping atau adanya transaksi palsu atas

piutang usaha.

Page 86: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

76

Aktivitas pendokumentasian yang belum efektif, dimana bukti penerimaan

yang dikeluarkan oleh ARHO tidak diserahkan ke bagian collection pada hari itu

juga, hal ini dapat memungkinkan terjadinya kecurangan, yakni berupa cash

lapping. Selanjutnya, dalam melakukan penagihan oleh sales officer dan surveyor,

tidak disertai bukti penerimaan, sehingga memungkinkan terjadinya pencurian

cash dan terjadinya cash lapping.

Aktivitas rekonsiliasi terhadap piutang usaha telah efektif, begitu juga

dengan karyawan pada Astra Credit Companies Cabang Makassar yang telah

memiliki kompetensi yang cukup baik, namun untuk kejujuran memang masih

belum cukup, karena menyangkut hati nurani. Aktivitas audit intern yang

dilakukan setiap tiga bulan berjalan lancar dan telah efektif. Ini ditandai dengan

adanya peningkatan ke arah perbaikan pada bagian-bagian tersebut yang telah

mengalami perubahan perbaikan sesuai dengan tujuan pengendalian intern piutang

usaha.

Informasi dan komunikasi terhadap piutang usaha telah efektif, hal ini

ditandai dengan akses yang mudah dan cepat dalam memperoleh data mengenai

piutang usaha dan menghubungi pihak-pihak yang berhubungan dengan piutang

usaha. Pengawasan dan pemantauan terhadap piutang usaha telah berjalan dengan

baik dan efektif. Collection head selalu mengingatkan kepada ARHO dan sales

officer maupun surveyor atas segala informasi penting yang harus dilakukan

mereka. Disamping itu, collection head juga turun langsung menangani debitur

yang telah menunggak lebih dari 3 bulan.

Page 87: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

77

Page 88: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berikut ini beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian guna

menjawab permasalahan yang dihadapi :

1. Secara keseluruhan, prosedur pengendalian intern terhadap piutang

usaha pada Astra Credit Companies Cabang Makassar berjalan cukup

efektif, dimana manajemen perusahaan sudah menerapkan konsep

dasar dan prinsip-prinsip pengendalian intern, namun di sisi lain

terdapat beberapa prosedur yang belum mencerminkan konsep

pengendalian intern seperti masih diperbolehkannya A/R admin

menerima uang hasil tagihan dari ARHO dan dilibatkannya sales

officer dan surveyor dalam melakukan penagihan terhadap customer

yang menunggak angsuran pertama sampai keenam.

2. Lingkungan pengendalian terhadap piutang usaha Astra Credit

Companies Cabang Makassar sudah berjalan dengan efektif. Hal ini

ditandai salah satunya dengan adanya target tagihan piutang yang

dibebankan kepada ARHO yakni wajib menagih minimal 80 %

customer yang ada di dalam bucketnya.

Page 89: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

78

3. Penentuan risiko terhadap piutang usaha Astra Credit Companies

Cabang Makassar kurang efektif karena fungsi yang melakukan

penagihan piutang tidak diasuransikan oleh perusahaan.

4. Aktivitas pengendalian intern piutang usaha terhadap Astra Credit

Companies Cabang Makassar kurang efektif. Hal ini disebabkan antara

lain oleh :

a. Pengiriman barang dilakukan tanpa adanya otorisasi berupa tanda

tangan pada surat order pengiriman pada fungsi kredit..

b. Fungsi akuntansi tidak mengirimkan pernyataan piutang kepada

setiap debitur

c. Pemegang kartu piutang merangkap sebagai penerima kas pada

sore harinya

d. Fungsi penagihan dilakukan oleh tiga fungsi, yakni oleh ARHO,

sales officer, dan surveyor untuk angsuran pertama hingga

angsuran keenam.

e. Aktivitas pendokumentasian yang belum efektif, dimana bukti

penerimaan yang dikeluarkan oleh ARHO sebagai akibat

berkurangnya piutang usaha tidak diserahkan ke bagian collection

pada hari itu juga, hal ini dapat menyebabkan terjadinya

kecurangan, yakni berupa cash lapping. Tidak adanya bukti

penerimaan piutang yang diberikan pada sales officer dan surveyor

pada saat melakukan penagihan piutang untuk angsuran pertama

Page 90: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

79

hingga keenam dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya

kecurangan berupa penggelapan dana atau cash lapping.

5. Informasi dan komunikasi mengenai piutang usaha telah diterapkan

cukup efektif, baik informasi yang disampaikan oleh manajemen

kepada bawahannya maupun informasi yang berasal dari karyawan

kepada manajemen.

6. Pengawasan dan pemantauan terhadap piutang usaha telah berjalan

dengan baik dan efektif, baik pengawasan yang dilakukan oleh kepala

departemen maupun audit terhadap piutang usaha oleh komite audit

7. Kepala cabang dan komite kredit telah melaksanakan aktivitas

pemantauan (monitoring) terhadap aktivitas piutang dan kinerja

masing-masing karyawan. Terdapat kurangnya rotasi kerja sehingga

menimbulkan kejenuhan di kalangan surveyor dan ARHO

7.2 Saran

Berikut ini beberapa saran yang dikemukakan oleh peneliti :

1. Hendaknya setiap personil yang melakukan penagihan piutang usaha di

lapangan mendapatkan asuransi, baik asuransi pencurian maupun asuransi

kecelakaan. Hal ini dapat mengurangi risiko kerugian perusahaan apabila

terjadinya pencurian kas dan kecelakaan oleh personil tersebut

2. Perusahaan perlu mempertimbangkan bentuk pengecekan independent

terhadap saldo piutang dengan mengirimkan secara periodik daftar

Page 91: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

80

piutang kepada customer. Hal ini berkaitan dengan manfaat yang

diperoleh perusahaan (costs versus benefits).

3. Jika memungkinkan, sebaiknya ditetapkan pembagian wewenang antara

sales officer, surveyor dan ARHO dalam melakukan penagihan angsuran

pertama hingga angsuran keenam, sehingga antara sales officer, surveyor

dan ARHO tidak saling “menunggu” dalam melakukan penagihan. Jika

tidak memungkinkan, maka sales officer dan surveyor yang melakukan

penagihan diberi formulir bukti penerimaan khusus sales officer dan

surveyor bernomor cetak.

4. Sebaiknya sales officer dan surveyor dalam melakukan penagihan untuk

angsuran pertama hingga keenam disertai dengan bukti penerimaan,

supaya kemungkinan terjadinya cash lapping bisa diminimalkan.

5. Tanggung jawab penuh oleh A/R admin dalam menerima pembayaran

angsuran yang juga merangkap menjadi fungsi pencatat piutang usaha

sebaiknya tidak dijalankan, akan tetapi penerimaan angsuran menjadi

tanggung jawab teller dan ARHO

6. Sebaiknya dalam melakukan survey kepada calon debitur, surveyor lebih

memperhatikan kondisi calon debitur tersebut apakah memenuhi

persyaratan atau tidak sehingga layak dilakukan pembiayaan dengan

memperhatikan aspek lima “C”. diharapkan dengan debitur yang

berkualitas, maka jumlah piutang tak tertagih menjadi semakin kecil.

Page 92: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

81

7. Kebijakan pemberian override kepada sales officer perlu ditinjau ulang

sebab terdapat beberapa customer yang menunggak berasal dari customer

yang memperoleh kredit dari kebijakan override ini.

8. Perusahaan sebaiknya melakukan rotasi kerja secara berkala sehingga

dengan adanya rotasi kerja akan mengurangi rasa jenuh dalam bekerja,

selain itu juga merupakan tindakan untuk menilai apakah karyawan telah

bekerja sesuai dengan peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan

perusahaan.

Page 93: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

82

DAFTAR PUSTAKA

ACCelerate, 14 Agustus, 2011. ACCELERATE Edisi Kedelapan, hlm. 12

Arens, Alvin A, 2001. Auditing Suatu Pendekatan Terpadu, CetakanKeenam, Buku Satu, Edisi Indonesia, Terjemahan IlhamTjakrakusuma, Jakarta :Erlangga

Boynton William C, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell. 2003. ModernAuditing, Terjemahan Gina Gania dan Ichsan Setiyo Budi, EdisiKetujuh, Jakarta :Erlangga

Daryanto, S. S, 2000. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya :Apollo

Gondodiyoto, Sanyoto, 2007. Audit Sistem Informasi+Pendekatan Cobit,Edisi Revisi, Jakarta : Mitra Wacana Media

Hery, 2011. Auditing 1 Dasar-Dasar Pemeriksaan Akuntansi, CetakanPertama, Jakarta, Kencana

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta :Salemba Empat

Kieso E. Donald, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2002. AkuntansiIntermediate. Terjemahan Herman Wibowo. Jakarta :Erlangga

Kurniawan Saefullah. 2006. Pengantar Manajemen. Cetakan Kedua, EdisiPertama. Jakarta : Kencana

McLeod Raymond, George P. Schell. 2008, Sistem InformasiManajemen, Terjemahan Ali Akbar dan Afia Fitriani, EdisiKesepuluh. Surabaya, Salemba Empat

Moeller, Robert R, 2009. Brink’s Modern Internal Auditing, SeventhEdition, USA : John Wiley & Sons, Inc,

Mulyadi, 2001.Sistem Akuntansi, Cetakan Ketiga, Edisi Ketiga, Jakarta :Salemba Empat

Mulyadi, 2006. Auditing, Cetakan Pertama, Buku Satu, Edisi Keenam.Jakarta : Salemba Empat

Riyanto Bambang, 2007. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. EdisiKeempat, Jakarta : Salemba Empat

Page 94: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

83

Sawyer, Dittenhofer, S. Cheiner, 2005. Internal Auditing, Buku Satu, EdisiKelima, Jakarta : Salemba Empat

Setiawan Iwan, 2010. Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediateaccounting), Buku Satu, Bandung : Refika Aditama

Soemarso S.R., 2003. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku Dua, EdisiKelima, Jakarta : Salemba Empat.

Warren, Carl S., Reeve, James M., Fees, Philip E, 2002. Accounting,Edisike 20, Cincinnati Ohio, Thomson Learning

Page 95: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

84

Lampiran 1 Struktur Organisasi Astra Credit Company Cab. Makassar

BranchManager

OperationHead

UnderwritingDepartemen

ServiceDepartemen

ARDepartemen

MarketingDepartemen

SOH

SOUnderwriting

Head

DataEntry

SurveyorCreditAnalyst

StaffValidasi

StaffAsuransi

CustomerService

Teller EDP/Inventory Officer

EDP/Inventory Officer

BPKBCustodian

AR Head

DeskCall

ARAdmin

RemedialAdmin

ARHO RemedialOfficer

Page 96: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

Lampiran 2 Report Aging Schedule ARHO

No No. Kontrak Nama Customer Alamat Kota ovd angs ARHO Jml angsuran Merk1 0160080011467 Hariati Pondok Akik Hijau Makassar 12 13 Arya 4.200.000 toyota2 016008001365 Hasma Komp. Bumi Permata Hijau Makassar 12 9 Arya 2.200.000 daihatsu3 016008002316 Arifuddin Alim Jl. Je'netallasa Gowa 12 11 Arya 4.000.000 toyota4 016008003425 Nurwina Jl. Slt. Alauddin III Makassar 12 12 Arya 3.500.000 toyota5 016008001182 Zaenab Ramli Jl. Kumala 1 Makassar 12 9 Arya 6.500.000 toyota6 016008001265 Ali Jl. A. Tonro II Makassar 12 23 Arya 2.500.000 daihatsu7 016008001287 Kamaruddin Jl. Bajiminasa Makassar 12 23 Arya 2.700.000 daihatsu8 016008001292 A. Nafisah jl. Veteran Selatan Makassar 12 14 Arya 3.800.000 nissan9 016008001368 Gatot Triyadi Jl. Rusa Makassar 12 17 Arya 4.000.000 toyota

10 016008001398 Marthen. L Jl. Dg. Tata Makassar 12 27 Arya 2.500.000 daihatsu11 016008001642 Hj. Suhrah Komp. Citra Sudiang Indah Makassar 12 16 Akbar 5.200.000 toyota12 016008001779 H. Amiruddin Jl. Jend. Sudirman Maros 12 21 Akbar 3.000.000 daihatsu13 016008002467 Huzaima Jl. Ratulangi Maros 12 12 Akbar 7.000.000 isuzu14 016008002494 Nurdin. L Jl. Kapasa Raya Makassar 12 16 Akbar 4.500.000 toyota15 016008003642 Dg. Kebo Jl. Poros Maros-Makassar Maros 12 35 Akbar 3.500.000 daihatsu16 016008002451 Rustam BTN Asal Mula Makassar 12 27 Akbar 5.000.0000 toyota16 016008002451 Rustam BTN Asal Mula Makassar 12 27 Akbar 5.000.0000 toyota17 016008002347 H. Ambo Upe Jl. Goa Ria Makassar 12 17 Akbar 2.800.000 daihatsu18 016008001287 Mustakim BTN Mangga Tiga Makassar 12 25 Akbar 7.500.000 toyota19 016008002653 Dg. Nyompa Bumi Tamalanrea Permai Makassar 12 9 Akbar 3.500.000 daihatsu20 016008001287 Muh. Aswad Bumi Tamalanrea Permai Makassar 12 38 Akbar 4.000.000 toyota21 016008002463 Kartini Jl. Danau Towuti Soroako 12 15 Ikrawadi 4.500.000 isuzu22 016008003146 Musriani Jl. Gunung Batu Putih Soroako 12 20 Ikrawadi 3.500.000 daihatsu

Page 97: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083
Page 98: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

Lampiran 3 Report Aging Schedule Sales OfficerPER 20 Juli 2012

No No. Kontrak Nama Customer Alamat Kota ovd angs SO Jml angsuran Merk1 016008001 A. Fardal Saleh Jl. Slt. Alauddin Makassar 2 2 A. haris 4.200.000 Toyota2 016008001 Idrus BTN Minasa Upa Makassar 2 5 Amiruddin 2.500.000 Isuzu3 016008001 Amran Jl. Lanraki Makassar 2 5 Najamuddin 3.000.000 Toyota4 016008001 Hj. Nurhaeda Jl. Urip Sumoharjo Makassar 2 3 Zubair. M 4.200.000 Toyota5 016008001 Supriyanto Jl. Poros Barru Barru 2 4 Zubair. M 5.000.000 Toyota6 016008001 A. Afdal Jl. Jend. Sudirman Sidrap 2 3 Zubair. M 3.800.000 Toyota7 016008001 Eko Bumi Tamalanrea Permai Makassar 2 6 Muh. Abdillah 4.000.000 Toyota8 016008001 Sahabu Jl. Buntukunyi Luwu 2 4 Amiruddin 3.800.000 Ford9 016008001 Cekkong Jl. Arif Rahman Hakim Makassar 3 3 Syahruddin 4.800.000 Toyota

10 016008001 H. abd. Rahim Jl. Tinumbu Makassar 3 6 Amiruddin 2.500.000 daihatsu11 016008001 Jumran Ali Jl. Cakalang Makassar 3 4 Henra Halim 3.800.000 Isuzu12 016008001 Satong Jl. Kapasa Raya Makassar 3 2 Rendra Amin 4.200.000 Isuzu13 016008001 H. Syarifuddin Jl. Veteran Utara Makassar 3 6 Agussalim 3.900.000 daihatsu14 016008001 Irwan Jl. Poros takalar Takalar 3 5 Graha. P 4.700.000 daihatsu15 016008001 Nasrun BTN. Hamzy Makassar 3 2 Zubair. M 3.200.000 Toyota16 016008001 Arfah Bumi Permata Hijau Makassar 3 6 Syahruddin 5.000.000 Toyota16 016008001 Arfah Bumi Permata Hijau Makassar 3 6 Syahruddin 5.000.000 Toyota17 016008001 H. Muin Jl. persatuan raya sinjai 3 5 Asmirawaty 3.500.000 daihatsu18 016008001 Kartini Jl. Jend. Sudirman Bantaeng 3 2 Muh. Abdillah 4.700.000 Toyota19 016008001 Hasmawati Cendrawasih Residence Makassar 4 3 Najamuddin 3.100.000 daihatsu20 016008001 Zainab Jl. Sunu Makassar 4 5 A. haris 4.200.000 Toyota21 016008001 Mukhtar Jl. Maccini tengah Makassar 4 2 yulianti 2.900.000 daihatsu22 016008001 A. Besse Jl. Sultan alauddin Makassar 4 6 yulianti 4.200.000 Toyota23 016008001 Hj. Murni Jl. Hertasning Makassar 4 3 Henra Halim 4.000.000 Toyota24 016008001 Anto BTN Pao-Pao Makassar 5 4 Rendra Amin 5.700.000 Isuzu25 016008001 Kamaruddin Jl. Korban 40000 Jiwa Makassar 5 3 Henra Halim 2.900.000 nissan26 016008001 H. Muis jl. A. Cammi Sidrap 5 2 Syahruddin 4.000.000 Toyota27 016008001 Mammang Mandalle Pangkep 5 3 Najamuddin 3.000.000 daihatsu28 016008001 Massinau Jl. Rusa Makassar 6 3 Amiruddin 4.900.000 daihatsu29 016008001 Alimuddin BTN Minasa Upa Makassar 6 6 A. haris 6.800.000 Toyota30 016008001 Muh. Ansar Taman Telkomas Makassar 6 4 Henra Halim 4.200.000 Toyota

Page 99: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

Lampiran 4 Report Aging Schedule SurveyorPER 20 Juli 2012

No No. Kontrak Nama Customer Alamat Kota ovd angs surveyor Jml angsuran Merk1 016008001 A. Fardal Saleh Jl. Slt. Alauddin Makassar 2 2 Regy 4.200.000 Toyota2 016008001 Idrus BTN Minasa Upa Makassar 2 5 regy 2.500.000 Isuzu3 016008001 Amran Jl. Lanraki Makassar 2 5 Fahmi 3.000.000 Toyota4 016008001 Hj. Nurhaeda Jl. Urip Sumoharjo Makassar 2 3 A. Ristandi 4.200.000 Toyota5 016008001 Supriyanto Jl. Poros Barru Barru 2 4 Fahmi 5.000.000 Toyota6 016008001 A. Afdal Jl. Jend. Sudirman Sidrap 2 3 Misel. P 3.800.000 Toyota7 016008001 Eko Bumi Tamalanrea Permai Makassar 2 6 Fahmi 4.000.000 Toyota8 016008001 Sahabu Jl. Buntukunyi Luwu 2 4 Junaidi 3.800.000 Ford9 016008001 Cekkong Jl. Arif Rahman Hakim Makassar 3 3 A. Ristandi 4.800.000 Toyota

10 016008001 H. abd. Rahim Jl. Tinumbu Makassar 3 6 Syahril 2.500.000 daihatsu11 016008001 Jumran Ali Jl. Cakalang Makassar 3 4 Syahril 3.800.000 Isuzu12 016008001 Satong Jl. Kapasa Raya Makassar 3 2 Fahmi 4.200.000 Isuzu13 016008001 H. Syarifuddin Jl. Veteran Utara Makassar 3 6 A. Ristandi 3.900.000 daihatsu14 016008001 Irwan Jl. Poros takalar Takalar 3 5 A. Fisal 4.700.000 daihatsu15 016008001 Nasrun BTN. Hamzy Makassar 3 2 Fahmi 3.200.000 Toyota16 016008001 Arfah Bumi Permata Hijau Makassar 3 6 syahril 5.000.000 Toyota16 016008001 Arfah Bumi Permata Hijau Makassar 3 6 syahril 5.000.000 Toyota17 016008001 H. Muin Jl. persatuan raya sinjai 3 5 A. faisal 3.500.000 daihatsu18 016008001 Kartini Jl. Jend. Sudirman Bantaeng 3 2 A. faisal 4.700.000 Toyota19 016008001 Hasmawati Cendrawasih Residence Makassar 4 3 Junaidi 3.100.000 daihatsu20 016008001 Zainab Jl. Sunu Makassar 4 5 Junaidi 4.200.000 Toyota21 016008001 Mukhtar Jl. Maccini tengah Makassar 4 2 Syahril 2.900.000 daihatsu22 016008001 A. Besse Jl. Sultan alauddin Makassar 4 6 Fahmi 4.200.000 Toyota23 016008001 Hj. Murni Jl. Hertasning Makassar 4 3 A. faisal 4.000.000 Toyota24 016008001 Anto BTN Pao-Pao Makassar 5 4 Junaidi 5.700.000 Isuzu25 016008001 Kamaruddin Jl. Korban 40000 Jiwa Makassar 5 3 Regy 2.900.000 nissan26 016008001 H. Muis jl. A. Cammi Sidrap 5 2 Misel. P 4.000.000 Toyota27 016008001 Mammang Mandalle Pangkep 5 3 Misel. P 3.000.000 daihatsu28 016008001 Massinau Jl. Rusa Makassar 6 3 A. Ristandi 4.900.000 daihatsu29 016008001 Alimuddin BTN Minasa Upa Makassar 6 6 Syahril 6.800.000 Toyota30 016008001 Muh. Ansar Taman Telkomas Makassar 6 4 Fahmi 4.200.000 Toyota

Page 100: SKRIPSI - SULAEMAN- A31107083

Lampiran 5 Report Aging Kompreper 20 Juli 2012

No No. Kontrak Nama Customer Alamat Kota ovd angs RO Jml angsuran Merk1 01600801 Haryati Alauddin Residence Makassar 45 8 Buyung 4.700.000 toyota2 01600801 Hasmawati Pondok akik Hijau Makassar 65 19 Buyung 5.500.000 toyota3 01600801 Amran Jl. Sabutung Makassar 65 20 Nasir 4.200.000 daihatsu4 01600801 Basirun Jl. Poros Barru Barru 70 16 Ramli 5.000.000 toyota