SKRIPSI -...

147
SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU MAKAN MAKANAN BERAGAM SESUAI GIZI SEIMBANG DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA GURU SEKOLAH MENENGAH DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2017 LIA NURMILATUN SAIDAH K211 13 302 Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Gizi PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Transcript of SKRIPSI -...

Page 1: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

SKRIPSI

HUBUNGAN PERILAKU MAKAN MAKANAN BERAGAM SESUAI GIZI

SEIMBANG DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA GURU

SEKOLAH MENENGAH DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2017

LIA NURMILATUN SAIDAH

K211 13 302

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Gizi

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar
Page 3: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar
Page 4: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

RINGKASAN

Universitas Hasanuddin

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Program Studi Ilmu Gizi

Lia Nurmilatun Saidah

“Hubungan Perilaku Makan Makanan Beragam Sesuai Gizi Seimbang

dengan Kejadian Hipertensi pada Guru Sekolah Menengah di Kota

Makassar Tahun 2017”

Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku

dalam pemilihan makanan dan selanjutnya akan berpengaruh pada keadaan gizi

individu yang bersangkutan. Pola makan yang baik dapat mengoptimalkan

keadaan gizi yang berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan menghindari

resiko penyakit tidak menular Di Indoesia, prevalensi penyakit tidak menular

yaitu hipertensi masih cukup tinggi di kalangan pegawai. Hipertensi adalah suatu

keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis yang

dapat mengakibatkan keadaan berbahaya bagi organ-organ vital.

Penelitian ini bersifat kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

perilaku makan makanan beragam sesuai gizi seimbang dengan kejadian

hipertensi pada guru sekolah menengah di Kota Makassar tahun 2017. Populasi

dari penelitian adalah guru yang mengajar di 12 Sekolah di Kecamatan

Biringkanaya, Tamalanrea, dan Manggala sebanyak 661 orang. Metode

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive dengan karakteristik

guru berusia ≥40 tahun dan hadir pada saat pelaksanaan skrining. Jumlah sampel

ditentukan menggunakan rumus Lameshow yaitu sebanyak 252 orang. Data

diambil dengan menggunakan kuesioner dan data tekanan darah dengan

pengukuran langsung. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis

bivariat yang diolah menggunakan program SPSS dan disajikan dalam bentuk

tabel disertai narasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan

dengan kejadian hipertensi (p-value=0,332), tidak ada hubungan sikap dengan

kejadian hipertensi (p-value=0,538), dan ada hubungan antara praktik makan

makanan beragam dengan kejadian hipertensi (p-value=0,000). Berdasarkan hasil

penelitian menyarankan dan merekomendasikan kepada setiap guru untuk

menerapkan makan makanan beragam sesuai gizi seimbang karena sudah

memiliki pengetahuan yang cukup baik dan sikap yang positif.

Daftar Pustaka: 49 (2003-2016)

Kata Kunci: Makanan beragam, Gizi Seimbang, Pengetahuan, Sikap, Praktik,

Hipertensi

iv

Page 5: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puji hanya milik Allah Subhana Wa

Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Perilaku Makan Makanan

Beragam dengan Kejadian Hipertensi Pada Guru Sekolah Menengah di Kota

Makassar Tahun 2017”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi Strata I

(satu) guna meraih gelar Sarjana Gizi. Atas segala bantuan dan dukungan yang

diberikan untuk penyusunan skripsi ini, maka penulis menyampaikan rasa terima

kasih kepada:

1. Kedua orang tua dan keluarga tercinta atas curahan kasih sayang, doa, dan

dorongan baik moril maupun materil kepada penulis.

2. Rektor, Universitas Hasanuddin yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk menempuh pendidikan di Universitas Hasanuddin.

3. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi dan studi dengan baik.

4. Ketua Program Studi Ilmu Gizi, Universitas Hasanuddin yang telah

memberikan izin kepada penyusun untuk melakukan penelitian.

5. Ibu Dr. Nurhaedar jafar Apt, M.Kes, dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi yang sangat bermanfaat

selama penyusunan skripsi ini.

v

Page 6: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

6. St Fatimah DCN, M.Kes., dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan dan motivasi yang sangat bermanfaat selama penyusunan

skripsi ini.

7. dr. Djunaedi M. Dachlan, MS., dosen penguji pertama yang telah

memberikan masukan yang sangat berharga untuk menambah bobot dan

kualitas skripsi ini.

8. Healthy Hidayanti SKM, M.Kes, dosen penguji kedua yang telah

memberikan masukan yang sangat berharga untuk menambah bobot dan

kualitas skripsi ini.

9. Muhammad Rachmat, SKM, M.Kes., dosen penguji ketiga yang telah

memberikan masukan yang sangat berharga untuk menambah bobot dan

kualitas skripsi ini.

10. Semua dosen dan pegawai Program Studi Ilmu Gizi, FKM Universitas

Hasanuddin yang telah memberikan bekal pengetahuan yang sangat

berharga.

11. Bapak/Ibu Guru ang telah bersedia menjadi responden.

12. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan motivasi dan bantuan dalam setiap

proses perkuliahan Nur Istiqomah Rahmah, Ulfa Kurniati, Suryanti konna,

Maysuri Ali, Nur Hikmawaty dan Tri Sofiatun.

13. Tim Penelititian besar edukasi gizi seimbang pada guru sekolah menengah

di Kota Makassar tahun 2017.

14. Rekan-rekan seperjuangan gizi angkatan 2013.

vi

Page 7: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan

menambah wawasan pengetahuan bagi semua pihak.

Makassar, Agustus 2017

Penulis

vii

Page 8: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN. .................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN. ..................................................................... iii

RINGKASAN ............................................................................................ vi

KATA PENGANTAR. .............................................................................. v

DAFTAR ISI. ............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL. .................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR. ................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah. ..................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian. ....................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian...................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. .............................................................. 10

A. Tinjauan Umum tentang Gizi Seimbang. ................................... 10

B. Tinjauan Umum tentang Hipertensi. .......................................... 18

C. Tinjauan Umum tentang Perilak. ................................................ 27

D. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan. ...................................... 29

E. Tinjauan Umum tentang Sikap. .................................................. 34

F. Tinjauan Umum tentang Praktik. ................................................ 37

G. Tinjauan Umum tentang Guru. .................................................. 38

BAB III KERANGKA KONSEP. ............................................................ 41

A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian. ........................................ 41

1. Kerangka Teori....................................................................... 43

2. Kerangka Konsep. .................................................................. 44

B. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif. ............................... 44

C. Hipotesis. .................................................................................... 46

BAB III METODE PENELITIAN. ......................................................... 48

A. Jenis Penelitian. .......................................................................... 48

B. Lokasi dan Waktu Penelitian. ..................................................... 48

C. Populasi dan Sampel. ................................................................. 48

D. Besar sampel. ............................................................................. 50

E. Instrument Penelitian. ................................................................. 52

F. Pengumpulan data. ...................................................................... 52

G. Penyajian Data............................................................................ 55

viii

Page 9: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ................................................. 56

A. Hasil. .......................................................................................... 56

B. Pembahasan. ............................................................................... 72

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 91

A. Kesimpulan. ............................................................................... 91

B. Saran. .......................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA. ................................................................................ 93

LAMPIRAN

ix

Page 10: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 klasifikasi tekanan darah dewasa diatas 18 tahun. ...................... 20

Tabel 2.2 klasifikasi tekanan darah ............................................................. 20

Tabel 5.1 Hasil Skrining. ............................................................................ 60

Tabel 5.2 Distribusi Hipertensi. .................................................................. 61

Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik Umum berdasarkan kejadian hipertensi. 62

Tabel 5.4 Distribusi Pengetahuan. .............................................................. 63

Tabel 5.5 Distribusi Sikap. .......................................................................... 64

Tabel 5.6 Distribusi Praktik. ....................................................................... 65

Tabel 5.7 Distribusi Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Praktik................... 66

Tabel 5.8 Distribusi Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Praktik berdasarkan

Jenis Kelamin. ............................................................................ 67

Tabel 5.9 Distribusi Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Praktik berdasarkan

Umur. .......................................................................................... 68

Tabel 5.10 Distribusi Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Praktik berdasarkan

Pendidikan. ................................................................................. 69

Tabel 5.11 Hubungan pengetahuan dengan Sikap. ..................................... 70

Tabel 5.12 Hubungan Sikap dengan Praktik. .............................................. 70

Tabel 5.13 Hubungan Pengetahuan, sikap dan praktik kejadian hipertensi.. 71

x

Page 11: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Teori Bloom. ............................................................... 29

Gambar 2.2 Skema Teori Bimo Walgito..................................................... 35

Gambar 3.1 Skema Kerangka Teori. ........................................................... 43

Gambar 3.2 Skema Kerangka konsep. ........................................................ 44

xi

Page 12: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk.

Gizi yang tidak baik adalah faktor risiko PTM, seperti penyakit

kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi dan

stroke), diabetes serta kanker adalah penyebab utama kematian di

Indonesia. Lebih separuh dari semua kematian di Indonesia merupakan

akibat PTM (Depkes, 2008).

Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat

mempengaruhi keadaan gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan

kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi

tingkat kesehatan individu dan masyarakat. Agar tubuh tetap sehat dan

terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular (PTM)

terkait gizi, maka pola makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah

konsumsi gizi seimbang. Salah satu prinsip yaitu mengonsumsi makanan

beraneka ragam (Kemenkes, 2014).

Ketidakseimbangan antara konsumsi karbohidrat dan kebutuhan

energi, dimana konsumsi terlalu berlebihan dibandingkan dengan

kebutuhan atau pemakaian energi akan menimbulkan kegemukan atau

obesitas. Kelebihan energi dalam tubuh disimpan dalam bentuk jaringan

lemak. Pada keadaan normal, jaringan lemak ditimbun dalam beberapa

tempat tertentu, diantaranya di jaringan subkutan dan didalam jaringan

1

Page 13: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

2

usus (omentum). Jaringan lemak subkutan didaerah dinding perut bagian

depan (obesitas sentral) sangat berbahaya daripada jaringan lemak di

pantat. Karena menjadi resiko terjadinya penyakit kardiovaskuler

(Yuniastuti, 2007). Menurut Nugraheni, et al., (2008) dalam

Widyaningrum (2012) menyatakan bahwa berat badan dan Indeks Massa

Tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama

tekanan darah sistolik. Resiko relatif untuk menderita hipertensi pada

orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang berat

badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20%-30%

memiliki berat badan lebih.

Hipertensi merupakan salah satu penyakit paling mematikan

didunia. Sebanyak 1 milyar orang didunia atau 1 dari 4 orang dewasa

menderita penyakit ini. Bahkan, diperkirakan jumlah penderita hipertensi

akan meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025 (Utaminingsih,

2009). Menurut WHO dan the International Society of Hypertension

(ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan

3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10

penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat. WHO

memperkirakan, pada tahun 2020 penyakit tidak menular (PTM) akan

menyebabkan 73% kematian dan 60% seluruh kesakitan di dunia.

Diperkirakan negara yang paling merasakan dampaknya adalah negara

berkembang termasuk Indonesia. Salah satu PTM yang menjadi masalah

Page 14: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

3

kesehatan yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut

sebagai the silent killer (Rahajeng dan Tuminah, 2009)

Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2007 sebanyak

31,7% dan mengalami penurunan jumlah kasus pada tahun 2013 menjadi

26,5%. Di wilayah Sulawesi Selatan pada tahun 2007 sebanyak 25% dan

tahun 2013 meningkat menjadi 28,0% diatas rata-rata Indonesia yaitu

25,8%. Menurut tempat tinggalnya prevalensi hipertensi diperkotaan lebih

banyak yaitu 26,1% dibandingkan pedesaan sebanyak 25,5% (Depkes,

2013).

Berdasarkan hasil riskesdas 2007 prevalensi hipertensi di Kota

Makassar sebesar 23,5%. Dan berdasarkan jenis pekerjaan prevalensi

hipertensi pada pegawai sebesar 24,9%. Di pertengahan tahun 2014 hingga

juni 2015, hipertensi menjadi kasus dan penyebab kematian penyakit tidak

menular urutan pertama dan diikuti oleh diabetes mellitus pada urutan

kedua.

Sebanyak 50% penderita tidak menyadari diri sebagai penderita

hiperten si. Karena itu mereka cenderung menderita hipertensi yang lebih

berat karena penderita tidak berupaya mengubah dan menghindari faktor

resiko (Bustan, 2007). Vitahealth (2005) mengatakan bahwa faktor

makanan yang merupakan penentu dari tingginya tekanan darah

adalah kelebihan lemak dalam tubuh, intake garam yang tinggi dan

konsumsi alkohol berlebihan (Wijaya, 2011).

Page 15: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

4

Sehingga hipertensi yang merupakan salah satu faktor risiko

terjadinya penyakit kardiovaskuler, perlu dicegah dan diobati dengan

merubah pola makan menjadi pola makan sehat yang berpedoman pada

aneka ragam makanan yang memenuhi gizi seimbang (Rismayanthi,

2009). Sedangkan salah satu faktor resiko yang tidak bisa di kendalikan

yaitu usia. Seiring dengan bertambahnya usia, tekanan darah sistolik

biasanya menurun, akan tetapi tekanan darah diastolik umumnya

meningkat (Wijaya, 2011).

Prevalensi hipertensi di Sulawesi Selatan menurut Riskesdas 2007

meningkat berdasarkan kelompok umur yaitu pada kelompok umur 45 - 54

tahun prevalensi hipertensi yaitu 38,3%, pada kelompok umur 55 - 64

tahun prevalensi hipertensi yaitu 47,8%, pada kelompok umur 65 - 74

tahun prevalensi hipertensi yaitu 52,7%, dan pada kelompok umur ≥ 75

tahun prevalensi hipertensi yaitu 53,5%. Semakin bertambahnya umur

maka prevalensi hipertensi juga semakin meningkat (Depkes, 2009).

Pola kegiatan kelompok usia dewasa saat ini yaitu persaingan

tenaga kerja yang ketat, ibu bekerja diluar rumah, tersedianya berbagai

makanan siap saji dan siap olah, dan ketidak-tahuan tentang gizi

menyebabkan keluarga dihadapkan pada pola kegiatan yang cenderung

pasif atau “sedentary life”, waktu di rumah yang pendek terutama untuk

ibu, dan konsumsi pangan yang tidak seimbang dan tidak hygienis. Oleh

karena itu, perhatian terhadap perilaku konsumsi pangan dengan gizi

Page 16: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

5

seimbang perlu diperhatikan untuk mencapai pola hidup sehat, aktif dan

produktif (Kemenkes, 2014).

Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap

dan perilaku dalam pemilihan makanan dan selanjutnya akan berpengaruh

pada keadaan gizi individu yang bersangkutan. Pengetahuan gizi yang

kurang atau kurangnya menerapkan pengetahuan gizi dalam kehidupan

sehari–hari dapat menimbulkan masalah gizi (Aditianti, 2016).

Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang akan cenderung

memilih makanan yang murah dengan nilai gizi yang lebih tinggi

sesuai dengan jenis pangan yang tersedia dan kebiasaan makan sejak

kecil, sehingga kebutuhan gizinya terpenuhi. Hal ini sesuai dengan

Sanjur (1982) yang menyebutkan bahwa pengetahuan gizi menentukan

atau membentuk praktek secara langsung. Praktek adalah respon

seseorang terhadap suatu rangsangan (stimulus). Setelah seseorang

mengetahui stimulus atau objek, kemudian mengadakan penilaian atau

pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan

ia akan melaksanakan apa yang diketahui atau disikapinya/dinilai baik

(Notoatmodjo 2003).

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan tentang manfaat

makanan pokok terihat lebih tinggi (40%–53%) dibandingkan dengan

manfaat lauk hewani, nabati sayur dan buah. Diatas 80% responden

menyatakan setuju untuk mengkonsumsi lauk, sayur dan buah. Namun

demikian perilaku mengkonsumsi makanan beragam setiap hari pada

Page 17: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

6

umumnya masih rendah yaitu di bawah 20% berdasarkan kelompok usia

responden maupun berdasarkan provinsi (Aditianti, dkk, 2016).

Menurut Natalia dan Candra (2011) dalam Nurjhani dkk (2009)

mengatakan bahwa pendidikan gizi mempunyai tujuan akhir mengubah

sikap dan tindakan ke arah kesadaran untuk melakukan pemenuhan

kebutuhan gizi agar hidupnya sehat. Upaya pendidikan gizi di sekolah

berpeluang besar untuk berhasil meningkatkan pengetahuan tentang

gizi di kalangan masyarakat karena siswa sekolah diharapkan dapat

menjadi jembatan bagi guru dalam menjangkau orang tuanya. Guru

sebagai tenaga pendidik dalam proses belajar-mengajar mempunyai

pengaruh terhadap siswanya.

Berdasarkan penjelasan diatas, bahwa hipertensi merupakan penyakit

yang salah satu penyebabnya adalah perilaku gizi. Guru memiliki peran

penting dalam mendidik, tidak hanya mengenai materi pembelajaran

namun juga mengenai perilaku guru disekolah akan dilihat sebagai role

model bagi anak didiknya. Oleh sebab itu, dilakukanlah penelitian ini

untuk mengetahui hubungan perilaku gizi seimbang dengan kejadian

hipertensi pada guru sekolah menengah di Kota Makassar tahun 2017.

Penelitian ini adalah rangkaian dari penelitian besar yang dilakukan oleh

Dr.Nurhaedar Jafar Apt, M.Kes tentang dampak edukasi gizi seimbang

berbasis sekolah terhadap pencegahan sindrom metabolik pada guru di

Kota Makassar.

Page 18: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dikemukakan masalah yaitu:

1. Bagaimana hubungan pengetahuan makan makanan beragam sesuai

gizi seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah

di Kota Makassar .

2. Bagaimana hubungan sikap makan makanan beragam sesuai gizi

seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di

Kota Makassar .

3. Bagaimana hubungan praktik makan makanan beragam sesuai gizi

seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di

Kota Makassar .

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan perilaku makan makanan beragam sesuai gizi seimbang dengan

hipertensi pada guru sekolah menengah di Kota Makassar tahun 2017

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan makan makanan

beragam sesuai gizi seimbang dengan kejadian hipertensi pada

guru sekolah menengah di Kota Makassar.

Page 19: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

8

b. Untuk mengetahui hubungan sikap makan makanan beragam

sesuai gizi seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah

menengah di Kota Makassar.

c. Untuk mengetahui hubungan praktik makan makanan beragam

sesuai gizi seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah

menengah di Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan di atas maka diharapkan mendapatkan

manfaat, yaitu:

1. Manfaat Bagi Peneliti

Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di perguruan

tinggi serta menambah wawasan ilmiah dan pengalaman.

2. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

gizi seimbang yang meliputi pengetahuan, sikap, dan praktik makan

makanan beragam sesuai gizi seimbang sebagai faktor risiko terjadinya

hipertensi di Kota Makassar dan dapat menajdi acuan bagi penelitian

selanjutnya.

3. Manfaat Bagi Masyarakat

Sebagai informasi dan pengetahuan bagi masyarakat, terutama

kelompok berisiko untuk selalu menerapkan makan makanan beragam

sesuai gizi seimbang guna mencegah terjadinya hipertensi.

Page 20: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

9

4. Manfaat Bagi Pemerintah

Sebagai referensi dan alternatif dalam menyusun kebijakan

mengenai kesehatan yang sehubungan dengan penanganan penyakit

hipertensi di Kota Makassar.

Page 21: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Gizi Seimbang

a. Definisi Gizi Seimbang

Istilah “gizi” berasal dari bahasa Arab “ghidza” yang berarti

makanan, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang

berarti bahan makanan atau zat gizi. Zat gizi adalah ikatan kimia yang

diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan

energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur prose-

proses kehidupan (Almatsier, 2001).

Gizi seimbang yaitu susunan pangan sehari-hari yang mengandung

zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan

tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan,

aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan

berat badan normal untuk mencegah masalah gizi (Kemenkes, 2014).

Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi individu dalam satu

hari yang beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangun

dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan (Sibagariang, 2010).

Gizi yang optimal harus didapatkan seseorang mulai awal

kehidupannya. Status gizi yang baik dan optimal terjadi bila tubuh kita

memperoleh cukup zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga

memungkinkan tubuh kita untuk mendapatkan pertumbuhan fisik,

10

Page 22: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

11

perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum

dengan optimal (Almatsier, 2001).

Berbagai definisi atau pengertian mengenai Gizi Seimbang

(Balanced Diet) telah dinyatakan oleh berbagai institusi atau kelompok

ahli, tetapi pada intinya definisi Gizi Seimbang mengandung

komponen-komponen yang lebih kurang sama, yaitu: cukup secara

kuantitas, cukup secara kualitas, mengandung berbagai zat gizi

(energi, protein, vitamin dan mineral) yang diperlukan tubuh untuk

tumbuh (pada anak-anak), untuk menjaga kesehatan dan untuk

melakukan aktivitas dan fungsi kehidupan sehari-hari (bagi semua

kelompok umur dan fisiologis), serta menyimpan zat gizi untuk

mencukupi kebutuhan tubuh saat konsumsi makanan tidak

mengandung zat gizi yang dibutuhkan (Kemenkes, 2014).

b. Pedoman Gizi Seimbang (PGS)

Pedoman Gizi Seimbang yang telah diimplementasikan di

Indonesia sejak tahun 1955 merupakan realisasi dari rekomendasi

Konferensi Pangan Sedunia di Roma tahun 1992. Pedoman tersebut

menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna” yang telah diperkenalkan

sejak tahun 1952 dan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi serta

masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan mengimplementasikan

pedoman tersebut diyakini bahwa masalah gizi beban ganda dapat

teratasi (Kemenkes, 2014). Berbagai zat gizi saling berinteraksi. Oleh

Page 23: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

12

karena itu, perlu upaya suatu keseimbangan zat gizi yang dikonsumsi.

Semakin bervariasi hidangan yang dikonsumsi. Semakin bervariasi

hidangan yang dikonsumsi, maka semakin mudah tercapai

keseimbangan (Achadi, 2007).

c. Pesan Gizi Seimbang

Pesan ini berlaku untuk masyarakat umum dari berbagai lapisan

yang dalam kondisi sehat (Kemenkes, 2014):

1) Syukuri dan nikmati anekaragam makanan

Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi

oleh keragaman jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam

jenis pangan yang dikonsumsi semakin mudah untuk memenuhi

kebutuhan gizi. Setiap orang diharapkan selalu bersyukur dan

menikmati makanan yang dikonsumsinya. Bersyukur dapat

diwujudkan berupa berdoa sebelum makan.

2) Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan

Secara umum sayuran dan buah-buahan merupakan sumber

berbagai vitamin, mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin,

mineral yang terkandung dalam sayuran dan buah-buahan berperan

sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh.

Berbeda dengan sayuran, buah-buahan juga menyediakan

karbohidrat terutama berupa fruktosa dan glukosa. Sayur tertentu

juga menyediakan karbohidrat, seperti wortel dan kentang sayur.

Sementara buah tertentu juga menyediakan lemak tidak jenuh seperti

Page 24: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

13

buah alpukat dan buah merah. Oleh karena itu konsumsi sayuran dan

buah-buahan salah satu bagian penting dalam mewujudkan gizi

seimbang.

3) Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi

Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan

pangan sumber protein nabati, tetapi masing-masing kelompok

pangan tersebut mempunyai keunggulan dan kekurangan. Pangan

hewani mempunyai asam amino yang lebih lengkap dan mempunyai

mutu zat gizi yaitu protein, vitamin dan mineral lebih baik, karena

kandungan zat-zat gizi tersebut lebih banyak dan mudah diserap

tubuh. Tetapi pangan hewani mengandung tinggi kolesterol (kecuali

ikan) dan lemak.

4) Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok

Makanan pokok adalah pangan mengandung karbohidrat yang

sering dikonsumsi atau telah menjadi bagian dari budaya makan

berbagai etnik di Indonesia sejak lama. Disamping mengandung

karbohidrat, dalam makanan pokok biasanya juga terkandung antara

lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin) dan beberapa mineral.

Mineral dari makanan pokok ini biasanya mempunyai mutu biologis

atau penyerapan oleh tubuh yang rendah.

5) Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak

Peraturan Menteri Kesehatan nomor 30 tahun 2013 tentang

pencantuman informasi kandungan gula, garam dan lemak serta

Page 25: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

14

pesan kesehatan untuk pangan olahan dan pangan siap saji

menyebutkan bahwa konsumsi gula lebih dari 50 g (4 sendok

makan), natrium lebih dari 2000 mg (1sendok teh) dan

lemak/minyak total lebih dari 67 g (5 sendok makan) per orang per

hari akan meningkatkan risiko hipertensi, stroke, diabetes, dan

serangan jantung. Informasi kandungan gula, garam dan lemak serta

pesan kesehatan yang tercantum pada label pangan dan makanan

siap saji harus diketahui dan mudah dibaca dengan jelas oleh

konsumen.

6) Biasakan Sarapan

Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan

antara bangun pagi sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian

kebutuhan gizi harian 15-30% (kebutuhan gizi) dalam rangka

mewujudkan hidup sehat, aktif, dan produktif.

7) Biasakan minum air putih yang cukup dan aman

Air diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang

optimal sehingga keseimbangan air perlu dipertahankan dengan

mengatur jumlah masukan air dan keluaran air yang seimbang.

Persentase kadar air dalam tubuh anak lebih tinggi dibanding dalam

tubuh orang dewasa. sehingga anak memerlukan lebih banyak air

untuk setiap kilogram berat badannya dibandingkan dewasa.

Page 26: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

15

8) Biasakan membaca label pada kemasan pangan

Semua keterangan yang rinci pada label makanan yang

dikemas sangat membantu konsumen untuk mengetahui bahan-

bahan yang terkandung dalam makanan tersebut. Selain itu dapat

memperkirakan bahaya yang mungkin terjadi pada konsumen yang

berisiko tinggi karena punya penyakit tertentu. Oleh karena itu

dianjurkan untuk membaca label pangan yang dikemas terutama

keterangan tentang informasi kandungan zat gizi dan tanggal

kadaluarsa sebelum membeli atau mengonsumsi makanan tersebut.

9) Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir

Tanggal 15 Oktober adalah hari cuci tangan sedunia pakai

sabun yang dicanangkan oleh PBB sebagai salah satu cara

menurunkan angka kematian anak usia di bawah lima tahun serta

mencegah penyebaran penyakit. Penggunaan sabun khusus cuci

tangan baik berbentuk batang maupun cair sangat disarankan untuk

kebersihan tangan yang maksimal.

10) Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan

normal

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang

meningkatkan pengeluaran tenaga/energi dan pembakaran energi.

Aktivitas fisik dikategorikan cukup apabila seseorang melakukan

latihan fisik atau olah raga selama 30 menit setiap hari atau

minimal 3-5 hari dalam seminggu. Beberapa aktivitas fisik yang

Page 27: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

16

dapat dilakukan antara lain aktivitas fisik sehari – hari seperti

berjalan kaki, berkebun, menyapu, mencuci, mengepel, naik turun

tangga dan lain-lain. Latihan fisik adalah semua bentuk aktivitas

fisik yang dilakukan secara terstruktur dan terencana, dengan

tujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Beberapa latihan

fisik yang dapat dilakukan seperti berlari, jogging bermain bola,

berenang, senam, bersepeda dan lain-lain.

d. Empat Pilar Gizi Seimbang

Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada

dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara

zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat

badan secara teratur. Empat pilar tersebut adlah sebagai berikut

(Kemenkes, 2014):

1) Mengonsumsi makanan beragam.

Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua

jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan

dan mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI)

untuk bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan. beranekaragam dalam

prinsip ini selain keanekaragaman jenis pangan juga termasuk

proporsi makanan yang seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak

berlebihan dan dilakukan secara teratur.

2) Membiasakan perilaku hidup bersih

Page 28: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

17

Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi status gizi seseorang secara langsung, terutama anak-

anak. Seseorang yang menderita penyakit infeksi akan mengalami

penurunan nafsu makan sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang

masuk ke tubuh berkurang. Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh

membutuhkan zat gizi yang lebih banyak untuk memenuhi

peningkatan metabolisme pada orang yang menderita infeksi

terutama apabila disertai panas. Dengan membiasakan perilaku

hidup bersih akan menghindarkan seseorang dari keterpaparan

terhadap sumber infeksi.

3) Melakukan aktivitas fisik.

Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh

termasuk olahraga merupakan salah satu upaya untuk

menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi

utamanya sumber energi dalam tubuh.

4) Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal

Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunjukkan

bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah

tercapainya berat badan yang normal, yaitu berat badan yang sesuai

untuk tinggi badannya. Indikator tersebut dikenal dengan Indeks

Masa Tubuh (IMT). Oleh karena itu, pemantauan berat badan normal

merupakan hal yang harus menjadi bagian dari pola hidup dengan

gizi seimbang, sehingga dapat mencegah penyimpangan berat badan

Page 29: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

18

dari berat badan normal, dan apabila terjadi penyimpangan maka

dapat segera dilakukan langkah-langkah pencegahan dan

penanganannya.

B. Tinjauan Umum tentang Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Tekanan darah brarti tekanan dalam sistem peredaran darah

ketika jantung memompakan darah ke dalam sistem tersebut

(Adiiyoto, 2004). Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu

peningkatan tekanan darah didalam arteri (Utaminingsih, 2009).

Peningkatan tekanan darah yang memberi gejala akan berlanjut ke

suatu organ target, seperti strok (untuk otak), penyakit jantung koroner

(untuk pembuluh darah jantung dan hipertrofi ventrikel kanan left

ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ otak

yang berupa strok, hipertensi menjadi penyebab utama strok yang

membawa kematian yang tinggi (Bustan, 2007).

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka

yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik),

angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi

(diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring

tekanan diastolik (Utaminingsih, 2009).

Page 30: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

19

2. Klasifikasi Hipertensi

Berikut adalah berbagai pengelompokkan hipertensi (Bustan,

2007):

a. Menurut kausanya

1) Hipertensi esensil (hipertensi primer); hipertensi yang tidak jelas

penyebabnya.

2) Hipertensi sekunder; hipertensi kausa tertentu.

b. Menurut gangguan tekanan darah

1) Hipertensi sistolik; peninggian tekanan darah pada sistolik saja.

2) Hipertensi diastolik; peninggian tekanan darah pada diastolik

saja.

c. Menurut beratnya atau tingginya peningkatan tekanan darah

1) Hipertensi ringan

2) Hipertensi sedang

3) Hipertensi berat

d. Menurut WHO hipertensi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu

(Suiraoka, 2012):

1) Normotensi: sistol <140 mmHg dan diastol <90 mmHg

2) Hipertensi (Border line): sistol < 140-159 mmHg dan diastol 91-

94 mmHg

3) Hipertensi berat: sistol >160 dan >95 diastol

Page 31: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

20

Tabel 2.1

Klasifikasi Tekanan Darah Dewasa diatas 18 tahun

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Sistolik dan Diastolik

(mmHg)

Normal <120 dan <80

Prehipertensi 120-139 atau 80-89

Hipertensi Stadium 1 140-159 atau 90-99

Hipertensi Stadium II >160 atau >100

Sumber: JNC7 (The Seventh Repoert of the Joint National Committee

on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood

Pressure) dalam Utaminingsih (2009)

Tabel 2.2

Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi tekanan

darah

Tekanan darah Sistol

(mmHg)

Tekanan darah

Diastol (mmHg)

Optimal <120 <80

Normal 120-129 80-84

Normal tinggi 130-139 84-89

Hipertensi derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi derajat 2 160-179 100-109

Hipertensi derajat 3 >180 >110

Hipertensi sistolik

terisolasi

>140 <90

Sumber: PERKI, 2015 (disadur dari A Statement by the American

Society of Hipertension and The International Society of Hipertension

2013)

3. Komplikasi Hipertensi

Hipertensi harus dikendalikan, sebab semakin lama tekanan yang

berlebihan pada dinding arteri dapat merusak banyak organ vital dalam

tubuh. Tempat-tempat utama yang dipengaruhi hipertensi adalah

sebagai berikut (Suiraoka, 2012):

a. Sistem Kardiovaskuler

1) Arterosklerosis

Hipertensi dapat mempercepat penumpukan lemak didalam dan

dibawah lapisan arteri. Ketika dinding dalam arteri rusak, sel-sel

Page 32: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

21

darah yang disebut trombosit akan menggumpal pada daerah yang

rusak, timbunan lemak akan melekat dan lama kelamaan dinding

akan menjadi terparut dan lemak menumpuk disana sehingga

terjadi penyempitan pembuluh darah.

2) Aneurisma

Adanya pengggelembungan pada arteria akibat dari

pembuluh darah yang tidak elastic lagi, sering terjadi pada arteri

otak atau aorta bagian bawah. Jika, terjadi kebocoran atau pecah

sangat fatal akibatnya. Gejalanya yaitu sakit kepala hebat.

3) Gagal jantung

Jantung tidak kuat memompa darah yang kembali ke

jantung dengan cepat, akibatnya cairan terkumpul diparu-paru,

kaki, dan jaringan lain sehingga terjadi odema. Akibatnya yaitu

sesak nafas.

b. Otak

Hipertensi secara signifikan meningkatkan kemungkinan

terserang stroke.stroke disebut juga serangan otak, merupakan

sejenis cedera otak yang disebabkan tersumbatnya atau pecahnya

pembuluh darah dalam otak sehingga pasokan darah ke otak

terganggu.

Dimensia dapat terjadi karena hipertensi. Dimensia adalah

penurunan daya ingat dan kemampuan mental yang lain. Resiko

Page 33: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

22

untuk dimensia meningkat tajam pada usia 70 tahun keatas.

Pengobatan hipertensi dapat menurunkan resiko dimensia.

c. Ginjal

Jika pembuluh darah dalam ginjal mengalami arterosklorosis

karena tekanan darah yang tinggi, maka aliran darah ke nefron kan

menurun sehingga ginjal tidak dapat membuang semua produk sisa

dalam darah. Lama kelamaan produk sisa akan menumpuk dalam

darah, ginjal akan mengecil dan berhenti berfungsi.

d. Mata

Hipertensi mempercepat penuaan pembuluh darah halus dalam

mata, bahkan bisa menyebabkan kematian.

4. Faktor-faktor Resiko Hipertensi

Faktor penyebab hipertensi ada yang dapat dikontrol dan tidak

dapat dikontrol (Suiraoka, 2012):

a. Faktor yang dapat dikontrol:

Faktor penyebab hipertensi yang dapat dikontrol pada umumnya

berkaitan dengan gaya hidup dan pola makan. Faktor-faktor

tersebut antara lain:

1) Kegemukan (Obesitas)

Dari hasil penelitian, diungkapkan bahwa orang yang

kegemukan mudah terkena hipertensi. Wanita yang sangat

gemuk pada usia 30 tahun mempunyai resiko terserang

Page 34: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

23

hipertensi 7 kali lipat dibandingkan dengan wanita langsing

pada usia yang sama.

Mac Mahon S. et al (2004) dalam Artiyaningrum (2015)

menyatakan bahwa obesitas adalah keadaan dimana terjadi

penimbunan lemak berlebih didalam jaringan tubuh. Jaringan

lemak tidak aktif akan menyebabkan beban kerja jantung

meningkat. Pada kebanyakan kajian, kelebihan berat badan

berkaitan dengan 2-6 kali kenaikan risiko hipertensi. Dan

berdasarkan data pengamatan, regresi multivariat tekanan darah

menunjukkan kenaikan TDS 2-3 mmHg (0,13-0,2 kPa) dan

TDD 1-3 mmHg (0,13-0,4 kPa) untuk kenaikan 10 Kg berat

badan.

2) Kurang olahraga

Orang yang kurang aktif melakukan olahraga pada

umumnya cenderung mengalami kegemukan dan akan

menaikkan tekanan darah. Dengan olahraga kita dapat

meningkatkan kerja jantung. Sehingga darah bisa dipompa

dengan baik ke seluruh tubuh.

3) Konsumsi garam berlebihan

Susanto (2010) mengatakan pengaruh asupan garam

terhadap hipertennsi adalah melalui peningkatan volume plasma

atau cairan tubuh dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti

oleh peningkatan ekskresi (pengeluaran) kelebihan garam

Page 35: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

24

sehingga kembali pada kondisi keadaan sistem hemodinamik

(pendarahan) yang normal. Pada hipertensi primer (esensial)

mekanisme tersebut terganggu, disamping kemungkinan adanya

faktor lain yang berpengaruh.

4) Merokok dan mengonsumsi alkohol

Nurkhalida (2003) dalam Artiyaningrum (2015)

menyatakan bahwa okok mengandung ribuan zat kimia

berbahaya bagi kesehatan tubuh, diantaranya yaitu tar, nikotin,

dan karbon monoksida. Zat kimia tersebut yang masuk kedalam

aliran darah dapatr merusak lapisan endotel pembuluh darah

arteri dan mengakibatkan proses aterosklerosis dan hipertensi.

Nikotin yang terdapat dalam rokok sangat membahayakan

kesehatan selain dapat meningkatkan penggumpalan darah

dalam pembuluh darah, nikotin dapat menyebabkan pengapuran

pada dinding pembuluh darah. Mengkonsumsi alkohol juga

membahayakan kesehatan karena dapat meningkatkan sintesis

katekholamin. Adanya ketekholamin memicu kenaikan tekanan

darah.

5) Stres

Sutanso (2010) mengatakan dalam keadaan stres maka

terjadi respon sel-sel saraf yang mengakibatkan kelainan

pengeluaran atau pengangkutan natrium. Hubungan antara stres

dengan hipertensi diduga melalui aktifitas saraf simpatis (saraf

Page 36: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

25

yang bekerja ketika beraktifitas) yang dapat meningkatkan

tekanan darah secara bertahap. Stres berkepanjangan dapat

mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi hal tersebut belum

terbukti secara pasti namun binatang percobaan yang diberikan

stress pemicu binatang tersebut menjadi hipertensi.

b. Faktor yang tidak dapat dikontrol

1) Keturunan (Genetika)

Dari hasil penelitan diungkapkan bahwa jika seseorang

mempunyai orang tua yang salah satunya menderita hipertensi

maka orang tersebut mempunyai resiko lebih besar untuk

terkena hipertensi daripada orang yang kedua orang tuanya

normal. Namun demikian, bukan berarti bahwa semua yang

mempunyai keturunan hipertensi pasti akan menderita penyakit

hipertensi.

2) Jenis Kelamin

Pada umumnya pria lebih terserang hipertensi

dibandingkan dengan wanita. Hal ini disebabkan pria banyak

mempunyai faktor yang mendorong terjadinya hipertensi seperti

kelelahan, perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan,

pengangguran dan makan tidak terkontrol. Biasanya wanita akan

mengalami peningkatan resiko hipertensi setelah masa

menopause.

Page 37: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

26

3) Umur

Pada umumnya hipertensi pada pria terjadi di atas usia 31

tahun sedangkan pada wanita terjadi setelah berumur 45 tahun.

Susanto (2010) mengatakan dengan semakin bertambahnya usia,

kemungkinan seseorang menderita hipertensi juga semakin

besar. Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul

akibat adanya interaksi dari berbagai faktor risiko terhadap

timbulnya hipertensi. Hilangnya elastisitas jaringan dan

arterosklorosis serta pelebaran pembluh darah adalah faktor

penyebab hipertensi pada usia tua.

5. Cara Mengukur Hipertensi

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan

menggunakan stigmomanometer air raksa atau dengan menggunakan

tensimeter digital. Saat ini penggunaan tensimeter digital dianggap

lebih praktis. Tensimeter digital sebelum digunakan divalidasi terlebih

dahulu dengan menggunakan standar baku pengukuran tekanan darah

(stigmomanometer air raksa manual). Setiap pengukuran dilakukan

minimal 2 kali, jika hasil pengukuran ke dua berbeda dengan lebih

dari 10 mmHg dibanding pengukuran pertama, maka dilakukan

pengukuran ketiga. Dua data pengukuran dengan selisih terkecil

dihitung reratanya sebagai hasil ukur tensi (Depkes, 2008).

Pengukuran sebaiknya dilakukan pada saat responden tidak

melakukan kegiatan aktivitas fisik seperti olah raga, merokok, dan

Page 38: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

27

makan minimal 30 menit sebelum pengukuran. Pastikan responden

duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak kaki

datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kanan responden di atas meja

sehingga mancet yang sudah terpasang sejajar dengan jantung

responden. Pasang mancet pada lengan kanan responden dengan

posisi kain halus/lembut ada dibagian dalam dan D-ring (besi) tidak

menyentuh lengan, masukkan ujung mancet terletak kira-kira 1-2 cm

di atas siku. Posisi pipa mancet harus terletak sejajar dengan lengan

kanan responden dalam posisi lurus dan relaks. Tekan tombol ’start’

pada layar akan muncul angka 888 dan semua simbol. Selanjutnya

semua simbol gambar hati ”♥” akan berkedip-kedip sampai denyut

tidak terdeteksi dan tekanan udara dalam mancet berkurang, angka

sistolik, diastolik dan penyut nadi akan muncul. Catat angka sistolik,

diastolik dan denyut nadi hasil pengukuran tersebut (Depkes, 2007).

C. Tinjauan Umum tentang Perilaku

Perilaku yaitu suatu respon seseorang yang dikarenakan adanya

suatu stimulus/ rangsangan dari luar (Notoatmodjo, 2010) Perilaku

terhadap makanan meliputi pengetahuan, sikap, dan praktek terhadap

makanan serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya (gizi, vitamin)

dan pengolahan makanan (Maulana, 2009).

Konsep umum yang digunakan untuk mendiagnosis perilaku

adalah konsep dari Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo

Page 39: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

28

(2010) menurut Lawrence Green perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor

utama yakni :

a) Faktor predisposisi (predisposing faktor)

Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap

masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat

terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai

yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi

dan sebagainya.

b) Faktor pemungkin (enabling faktor)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana

atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat.

c) Faktor penguat (reinforcing faktor)

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh

masyarakat, tokoh agama dan perilaku petugas termasuk

petugas kesehatan, suami dalam memberikan dukungannya

kepada ibu primipara dalam merawat bayi baru lahir.

Berdasarkan dari teori Bloom, perilaku dibagi menjadi tiga

yaitu pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan praktik (practice).

Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan

ditentukam oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya

dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu,

ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap

Page 40: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

29

kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku

(Notoatmodjo, 2007).

Gambar 2.1 skema teori Bloom

D. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pegindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penindraan

sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2010)

b. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan terdiri dari faktor

internal dan faktor eksternal, diantaranya (Wawan dan Dewi, 2011):

1) Faktor Internal

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita.

Pengetahuan

Sikap

Praktik

Perilaku

Page 41: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

30

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menujukearah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-

hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan

kualitas hidup.

b) Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003)

menyatakan bahwa pekerjaan adalah keburukan yang harus

dilakukan terutama untuk menunjang ekhidupannya dan

kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan,

tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosenkan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan

bekerja umumnya merupakan kegiatan yang yang menyita

waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap

kehidupan keluarga.

c) Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nuralam (2003)

mengatakan usia adlah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok

(1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

Page 42: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

31

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari

segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa

dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini

akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Munurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nuralam lingkungan

merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

c. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan. Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkat, yakni (Notoatmodjo, 2007):

Page 43: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

32

a) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan, tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh

sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa

yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain.

Page 44: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

33

d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan

materi atau objek ke dalam tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

e) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

f) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

d. Cara memperoleh pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

Page 45: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

34

kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan domain

diatas (Notoatmodjo, 2010).

E. Tinjauan Umum tentang Sikap

1. Pengertian Sikap

Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau

objek tertentu yang sudah melibatkan faktorpendapat dan emosi yang

bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik,

dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010)

Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (2010) salah seorang ahli

psikologi sosial menyatakan bahwa sikap adalah merupakan kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif

tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi

terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku

(tindakan) atau reaksi tertutup.

2. Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk

berdasarkan pengalaman dan latihan sepanjang perkembangan dan

individu. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak lepas dari pengaruh

interaksi dengan orang lain (eksternal) selain makhluk individual

(internal). Kedua faktor tersebut berpengaruh terhadap sikap (lihat

gambar) (Maulana, 2009):

Page 46: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

35

Gambar 2.2 Skema teori Bimo Walgito (2001) pengaruh sikap

terhadap diri individu

3. Tingkatan Sikap

Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat

berdasarkan intenistasnya, sebagai berikut (Notoatmodjo, 2007):

a) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang di berikan (objek). Misalnya sikap orang

terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu

terhadap ceramah-ceramah.

b) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

Faktor Internal

-Fisiologis (sakit,

lapar, haus)

-Psikologis (minat

dan perhatian)

-Motif

Faktor Eksternal

-Pengalaman

-Situasi

-Norma

-Hambatan

-Pendorong

Sikap

Objek

Sikap

Reaksi

Page 47: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

36

mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar

atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

c) Menghargai (Valving)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d) Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah di pilihnya

dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

4. Pengukuran Sikap

Menurut Suratin (2010) dalam Megawati (2012) menyatakan bahwa

pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap

seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan

sesuatu mengenai obyek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap

mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai obyek

sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada obyek

sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang favourable.

Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif mengenai

obyek sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap

obyek sikap. Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang tidak

favourable.

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Praktek

terjadi setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan,

kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang

Page 48: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

37

diketahui, dan selanjutnya ia akan melaksanakan dan mempraktekkan

apa yang sudah diketahuinya. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu

tindakan nyata diperlukan suatu faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain adalah fasilitas (Notoadmodjo 2007).

A. Tinjauan Umum Tentang Praktik

1. Pengettian Praktik

Seseorang yang telah mengetahui stimulus/obyek, kemudian

mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses

selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan/mempraktikkan apa yang

diketahui atau disikapinya (di nilai baik). Hal Inilah yang disebut praktik

(practice)(Notoatmodjo, 2010)

2. Tingkatan Praktik

Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi empat tingkatan

menurut kualitasnya, yaitu (Notoatmodjo, 2010):

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat

pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi

tinggi bagi anaknya.

b. Respons terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan

sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat

Page 49: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

38

dua, misalnya, seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar,

mulai dari cara mencuci dan memotong-motongnya, lamanya

memasak menutup pancinya dan sebagainya.

c. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan

benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan,

maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga. Misalnya seorang ibu

yang sudah mengimunisasikan bayinya pada umur-umur tertentu

tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.

d. Adaptasi (adaption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah di

modifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut

misalnya, ibu dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi

tinggi berdasarkan bahan–bahan yang murah dan sederhana.

F. Tinjauan Umum tentang Guru

Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar

mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan pemberdayaan

manusia (Sardiman 2004). Menurut Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 78 Tahun 2008 tentang Guru, guru adalah pendidik

professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

Page 50: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

39

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah. Sedangkan menurut Syah (1997) guru adalah salah

satu profesi sebagaimana profesi-profesi lainnya yang menuntut keahlian,

tanggung jawab dan kesetiaan. Depdiknas (2009) menguraikan beberapa

tugas guru, yaitu:

a) Merencanakan pembelajaran

Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

pada awal tahun atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja

sekolah/madrasah.

b) Melaksanakan Pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran merupakan kegiatan interaksi

edukatif antara peserta didik dengan guru. Kegiatan tersebut merupakan

kegiatan tatap muka sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 74 Tahun tentang guru.

c) Menilai hasil pembelajaran

Menilai hasil pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan

untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses

dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan. Melalui penilaian hasil pembelajaran diperoleh

informasi yang bermakna untuk meningkatkan proses pembelajaran

berikutnya serta pengambilan keputusan lainnya. Menilai hasil

pembelajaran dilaksanakan secara terintegrasi dengan tatap muka

Page 51: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

40

seperti ulangan harian dan kegiatan menilai belajar dalam waktu

tertentu seperti ujian tengah semester dan akhir semester.

d) Membimbing dan melatih peserta didik

Membimbing dan melatih peserta didik dibedakan menjadi tiga

kategori yaitu membimbing atau melatih peserta didik dalam proses

muka, intrakurikuler, dan ekstrakurikuler.

e) Melaksanakan tugas tambahan

Peraturan pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal

24 ayat (7) menyatakan bahwa guru dapat diberi tugas tambahan

sebagai kepala satuan pendidikan, wakil kepala satuan pendidikan,

ketua program keahlian satuan pendidikan, kepala perpustakaan, kepala

laboratorium, bengkel atau unit produksi.

Page 52: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

41

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian

Masalah gizi klinis merupakan masalah gizi yang erat hubungannya

dengan penyakit dan penanganannya memerlukan tindakan yang komprehensif.

Sehingga hipertensi yang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya

penyakit kardiovaskuler, perlu dicegah dan diobati dengan merubah pola

makan menjadi pola makan sehat yang berpedoman pada aneka ragam

makanan yang memenuhi gizi seimbang (Rismayanthi, 2009).

Berdasarkan dari teori Bloom, perilaku dibagi menjadi tiga

yaitu pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan praktik (practice).

Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan

ditentukam oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya dari

orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan

fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga

akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku (Notoatmodjo, 2007).

Mereka yang berpengetahuan gizi baik, cenderung akan memiliki sikap

gizi yang baik pula. Sikap terhadap gizi akan sangat berperan untuk mengubah

praktik atau perilaku gizi. Hanya saja perilaku konsumsi pangan seseorang

sering kali dipengaruhi oleh faktor yang lebih kompleks (Khomsan et al. 2009).

Pengetahuan dan sikap merupakan faktor pendorong dalam seseorang

berindak. Pengetahuan sebagai landasan seseorang dalam bersikap. Ketika

41

Page 53: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

42

pengetahuan yang diterima positif dan sikap merespon positif maka akan

mendorong seseorang untuk berperilaku positif. Perilaku positif mengenai gizi

seimbang akan mewujudkan derajat kesehatan yang lebih baik.

Perilaku guru yang baik sangat diperlukan untuk teruwujudnya kualitas

pendidikan yang baik. Perilaku gizi seimbang juga akan mempengaruhi

produktifitas guru dalam mengajar. Guru membangun kemajuan dan perubahan

menjadi lebih baik melalui generasi penerus bangsa. Oleh karena itu,

pengetahuan, sikap dan perilaku guru mengenai pendidikan gizi sangat penting

salah satunya mengenai gizi seimbang. Karena guru memiliki peran penting

untuk mendidik dan memberikan contoh yang baik bagi muridnya

dilingkungan sekolah.

Page 54: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

43

a. Kerangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka Teori

Tahu

Paham

Aplikasi

Analisis

Evaluasi

Sintesis

Pengetahuan

Konsumsi

makanan beragam

Menerima

Merespon

Menghargai

Tanggung Jawab

Sikap konsumsi

makanan beragam

Persepsi

Respon Terpimpin

Mekanisme Praktik konsumsi

makanan beragam

Perilaku

Faktor Internal:

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Umur

Faktor Internal:

- Fisiologis

- Psikologis

-Motif

Faktor Eksternal:

- Situasi

- Pengalaman

- Norma-norma

- Hambatan

- Pendorong

Faktor Eksternal:

1. Lingkungan

2. Sosial Budaya

Adopsi

Faktor yang dapat

terkontrol:

1. Obesitas

2. Kurang olahraga

3. Konsumsi garam

berlebih

4. Merokok

5. Konsumsi alkohol

6. Stres

Hipertensi

Faktor yang tidak dapat

terkontrol:

1. Genetika

2. Jenis kelamin

3. Usia

Sumber: Notoatmodjo, 2010; Wawan dan Dewi, 2011; Bloom

(1974) dan Bimo Walgito (2011) dalam Maulana, 2009 ;

Suiraoka, 2012.

Page 55: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

44

b. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

B. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

a. Pengetahuan

Pengetahuan konsumsi makanan beragam merupakan pemahaman

responden mengenai makanan beragam sesuai dengan gizi seimbang yang

diukur dengan nilai atas jawaban yang diajukan. Kuesioner pengetahuan

berjumlah 17 soal. Pengukuran variabel ini menggunakkan skala Guttman,

dimana jika responden menjawab benar diberi skor 1 dan jika jawaban salah

diberi skor 0. Adapun kriteria objektif dari pengetahuan sebagai berikut

(Riduwan, 2011) :

1) Cukup: Jika responden memperoleh skor jawaban > nilai median (9)

2) Kurang jika responden memperoleh skor jawaban ≤ nilai median (9)

b. Sikap

Sikap konsumsi makanan beragam merupakan reaksi atau respon guru

terhadap konsumsi makanan beragam sesuai gizi seimbang. Kuesioner

dengan skala Likert (1-4) yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat

Pengetahuan Gizi Seimbang

Praktik Gizi Seimbang

Hipertensi Sikap Gizi Seimbang

Page 56: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

45

tidak setuju. Jika pernyataan positif maka skor dimulai dari 4-0, sebaliknya

jika pernyataan negatif maka skor dimulai 0-4. Perhitungan skor standar:

Jumlah pertanyaan=17

Skor tertinggi = 4 x 17 = 68 = 100%

Skor terendah = 1 x 17 = 17 = 25%

Rasio = Skor tertinggi – skor terendah

= 100% - 25%

= 75%

Interval = Rasio : kategori

= 75% : 2

= 37,5%

Skor standar = 100% - 37,5% = 62,5%

Berdasarkan hasil perhitungan maka kriteria objektif dari pengetahuan

sebagai berikut:

1) Positif jika skor responden > 62,5%

2) Negatif jika skor responden ≤ 62,5%

c. Praktik

Praktik konsumsi makanan beragam merupakan tindakan yang

dipraktikkan atas dasar kesadaran mengenai penerapan konsumsi makanan

beragam sesuai gizi seimbang. Adapun kriteria objektif dari praktik makan

makanan beragam adalah sebagai berikut (Riduwan, 2011):

1. Diterapkan (61%-100%)

2. Cukup diterapkan (41%-60%)

Page 57: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

46

3. Kurang diterapkan (0%-40 )

d. Hipertensi

Suatu keadaaan tingginya tekanan darah dari batas normal berdasarkan

ukuran tensi. Standart hasil pengukuran menurut JNC7 dalam Utaminingsih

(2009) sebagai berikut:

1. Normal sistolik <120 dan diastolik <80

2. Pre hipertensi sistolik 120-139 dan diastolik 80-89

3. Hipertensi Stadium 1 sistolik 140-159 dan diastolik 90-99

4. Hipertensi Stadium II sistolik >160 dan diastolik >100

C. Hipotesis

1. Hipotesis Nol

a. Tidak ada hubungan pengetahuan konsumsi makanan beragam sesuai

gizi seimbang dengan hipertensi pada guru sekolah menengah di Kota

Makassar tahun 2017.

b. Tidak ada hubungan sikap konsumsi makanan beragam sesuai gizi

seimbang dengan hipertensi pada guru sekolah menengah di Kota

Makassar tahun 2017.

c. Tidak ada hubungan praktik konsumsi makanan beragam sesuai gizi

seimbang dengan hipertensi pada guru sekolah menengah di Kota

Makassar tahun 2017.

Page 58: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

47

2. Hipotesis Alternatif

a. Ada hubungan pengetahuan konsumsi makanan beragam sesuai gizi

seimbang dengan hipertensi pada guru sekolah menengah di Kota

Makassar tahun 2017.

b. Ada hubungan sikap konsumsi makanan beragam sesuai gizi seimbang

dengan hipertensi pada guru sekolah menengah Kota Makassar tahun

2017.

c. Ada hubungan praktik konsumsi makanan beragam sesuai gizi seimbang

dengan hipertensi pada guru sekolah menengah Kota Makassar tahun

2017.

Page 59: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

48

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Desain yang diterapkan adalah survei cross secsional. Survei cros

secsional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara

faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi, atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach)

(Notoatmodjo, 2010). Data dari variabel bebas perilaku makan makanan

beragam sesuai gizi seimbang (pengetahuan, sikap, dan praktik) maupun terikat

(hipertensi) diambil satu waktu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai 17 Mei sampai dengan 24 Juli 2017.

Penelitian ini dilaksanakan di 12 sekolah terdiri dari Sekolah Menengah

Pertama Negeri (SMPN) dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota

Makassar, yaitu SMAN 6, SMAN 7, SMAN 18, SMAN 21, SMAN 12, SMAN

10, SMPN 9, SMPN 25, SMPN 12, SMPN 30, SMPN 8, dan SMPN 19.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini merupakan populasi dari penelitian besar

yang berjudul dampak edukasi gizi seimbang berbasis sekolah terhadap

48

Page 60: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

49

pencegahan sindrom metabolic pada guru di Makassar tahun 2016, .semua

guru SMPN dan Guru SMAN dari 12 sekolah di Kota Makassar yang

berjumlah 661 orang.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel terbagi menjadi tiga tahap, yaitu:

1. Penentuan lokasi berdasarkan kecamatan

Kota Makassar terdiri dari 14 Kecamatan, dari 14 kecamatan

tersebut dipilih 3 kecamatan yang memiliki guru PNS terbanyak

berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Makassar. Penentuan

kecamatan ini juga melihat sebaran lokasi yang dapat mewakili daerah

urban dan sub urban. Kecamatan yang terpilih yaitu Kecamatan

Biringkanaya, Manggala, dan Tamalanrea.

2. Penentuan sekolah

Masing-masing kecamatan yang memiliki guru PNS terbanyak

dipilih dua Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) dan dua Sekolah

Menengah Atas Negeri (SMAN) tanpa memperhitungkan jumlah sekolah

dikecamatan tersebut. Adapun sekolah yang terpilih yaitu di Kecamatan

Biringkanaya (SMPN 25, SMPN 9, SMAN 18, dan SMAN 7),

Kecamatan Manggala (SMPN 8, SMPN 19, SMAN 10, dan SMAN 12),

dan Kecamatan Tamalanrea (SMPN 12, SMPN 30, SMAN 21, dan

SMAN 6).

Page 61: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

50

3. Penentuan responden

Responden adalah semua guru yang ada di 12 sekolah terpilih dan

memenuhi kriteria inkusi baik yang hipertensi maupun tidak.

3. Besar Sampel

Besar sampel ditarik dengan menggunakan rumus Lameshow sebagai

berikut:

n =

Keterangan :

n = Jumlah sampel dalam populasi

N = besarnya Populasi dalam penelitian

p = Proporsi sampel (23,5)

q = 1- p = 1-0,235= 0,765

Z = tingkat kepercayaan sebesar 95% dengan nilai 1,96

d = derajat kebebasan 5% = 0,05

Berdasarkan rumus pengambilan sampel, maka dari 2886 populasi

didapatkan jumlah sampel, sebagai berikut:

n =

n =

n =

n = 252

Page 62: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

51

distribusi sampel setiap sekolah dipilih berdasarkan rumus

berikut :

SMAN 7 MAKASSAR =

SMAN 18 MAKASSAR=

SMPN 25 MAKASSAR =

SMPN 9 MAKASSAR =

SMAN 10 MAKASSAR =

SMAN 12 MAKASSAR =

SMPN 8 MAKASSAR =

SMPN 19 MAKASSAR =

SMPN 12 MAKASSAR =

SMPN 30 MAKASSAR =

SMAN 21 MAKASSAR =

SMAN 6 MAKASSAR =

Semua guru yang ada di 12 sekolah tersebut dan memenuhi

kriteria inklusi baik yang pra hipertensi maupun yang normal.

Adapun kriteria inklusinya adalah sebagai berikut:

a. Guru yang mengajar di SMPN atau SMAN di Kota

Makassar dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS).

b. Umur mulai 40 tahun keatas.

Page 63: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

52

c. Bersedia untuk berpartisipasi sebagai sampel penelitian.

Adapun kriteria eksklusinya adalah apabila responden tidak

mengikuti semua rangkaian penelitian (tidak hadir dalam 2

kunjungan).

D. Instrumen Penelitian

Alat bantu dalam penelitian ini antara lain:

1. Identitas responden diperoleh melalui wawancara langsung dengan

menggunakan formulir identitas responden.

2. Alat ukur untuk mengukur Tekanan Darah adalah tensi digital dengan merk

omron.

3. Kuesioner Kesehatan Mental terhadap Hipertensi diisi sendiri oleh

responden

4. Kuesioner Food Choice terhadap Hipertensi diisi sendiri oleh responden

5. Program komputer (SPSS dan Microsoft Excel)

6. Alat tulis dan kamera.

E. Pengumpulan data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan dalam proses penelitian

melalui pengukuran langsung tekanan darah terhadap responden yang

menjadi objek penelitian dengan menggunakan tensi meter digital dan

Page 64: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

53

pembagian kuesioner yang diisi langsung oleh responden. Data yang

diperoleh yaitu:

a. Pengetahuan mengenai makan makanan beragam,

b. Sikap mengenai makan makanan beragam.

c. Praktik mengenai makan makanan beragam.

d. Tekanan darah

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang dimiliki dan sudah tersedia dan

dapat digunakan oleh peneliti. Data sekunder dari penelitian ini diperoleh

dari setiap sekolah berupa data guru yang dilihat dari buku absen.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul yaitu kuesioner pengetahuan, sikap, dan

praktik makan makanan beragam sesuai gizi seimbang diteliti

kelengkapannya, jika terdapat data yang kurang dapat segera dilengkapi

dengan mendatangi kembali responden. Adapun langkah-langkah

pengolahan data pada program SPSS adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan Data (Editing)

Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan

dengan memeriksa kelengkapan data, apabila terdapat data yang belum

lengkap maka peneliti akan menanyakan kembali pada responden.

Page 65: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

54

b. Pemberian Kode (Coding)

Proses koding kuesioner dilakukan untuk memudahkan dalam

pengolahan data, semua hasil yang diperoleh disederhanakan dengan

memberi simbol tertentu pada setiap kriteria. Pengkodean dilakukan

dengan memberikan nama variabel dan kode sebelum dipindahkan ke

SPSS.

c. Mengentri Data (Entry)

Entry merupakan proses memasukkan data yang sudah diperoleh

kedalam komputer (aplikasi SPSS). Data kemudian diinput sesuai

dengan variabel masing-masing. Urutan inputan data berdasarkan nama

responden dalam kuesioner.

d. Membersihkan Data (Cleaning)

Proses cleaning bertujuan untuk membersihkan kesalahan yang

mungkin terjadi selama proses input data. Hal ini dilakukan melalui

analisis frekuensi pada semua variabel. Adapun data missing

dibersihkan dengan menginput data yang benar.

2. Analisi Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan distribusi

frekuensi pada variabel-variabel penelitian. Distribusi frekuensi dari

variabel bebas (perilaku makan makanan beragam sesuai gizi seimbang

meliputi tingkat pengetahuan, sikap dan praktik) dan variabel terikat

Page 66: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

55

(hipertensi). Variabel penunjang adalah karakteristik sampel meliputi

umur, jenis kelamin, dan pendidikan.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk membuktikan hipotesa

penelitian. Variabel independen dan dependen di analisis menggunakan

spss dengan uji chi-square dalam bentuk tabulasi silang.

G. Penyajian Data

Penyajian data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan

dijelaskan dalam bentuk narasi.

Page 67: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

56

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei – Juli 2017

(meliputi pengumpulan dan pengolahan data) pada sejumlah guru sekolah

menengah di kota Makassar diperolah data sebagai berikut:

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Makassar merupakan ibu kota dari Provinsi Sulawesi Selatan yang

terdiri dari 14 kecamatan yang tiga diantaranya merupakan lokasi penelitian

yaitu Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Manggala, dan Kecamatan

Tamalanrea, masing-masing terdiri dari dua sekolah menengah pertama

(SMP) dan dua sekolah menengah atas (SMA). Adapun sekolah menengah

pertama (SMP) yang termasuk dalam penelitian diantaranya:

a. SMP Negeri 9 Makassar

SMP Negeri (SMPN) 9 Makassar terletak di jalan Ir. SutamiNomor

26 Kelurahan Bulurokeng Kecamatan Biringkanaya danmerupakan salah

satu Sekolah Menengah Pertama Negeri yang adadi Provinsi Sulawesi

Selatan, Indonesia.Sama dengan SMP padaumumnya di Indonesia masa

pendidikan sekolah di SMPN 9Makassar ditempuh dalam waktu tiga

tahun pelajaran, mulai dariKelas VII sampai Kelas IX. Pada tahun 2007,

sekolah ini menggunakan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan

sebelumnya dengan KBK.

56

Page 68: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

57

b. SMP Negeri 25 Makassar

SMP Negeri 25 Makassar merupakan salah satu sekolah Menengah

Pertama Negeri yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan,I ndonesia yang

terletak Jalan Perintis Kemerdekaan, Km. 15, Makassar, Sulawesi

Selatan.Saat ini dipimpin oleh H. Noerhadi Taiya.

c. SMP Negeri 8 Makassar

SMP Negeri 8 Makassar" atau disebut juga "SPENDEL" adalah

salah satu Sekolah Menengah Pertama Unggulan di Makassar yang

menyandang status SSN yang pada tahun 2011 akan menjadi Rintisan

Sekolah Berbasis Internasional (RSBI). Sekolah ini terletak di jalan

Batua Raya Nomor 1.

d. SMP Negeri 19 Makassar

SMP Negeri 19 Makassar merupakan salah satu sekolah

MenengahPertama Negeri yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan,

Indonesia yang terletak terletak di jalan Tamangapa Raya III/35

Makassar.

e. SMP Negeri 12 Makassar

SMP Negeri 12 Makassar merupakan salah satu sekolah

MenengahPertama Negeri yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan,

Indonesia yang terletak terletak di Jl. Komplek Unhas, Tamalanrea,

Sulawesi Selatan.

Page 69: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

58

f. SMP Negeri 30 Makassar

SMP Negeri 30 Makassar merupakan salah satu Sekolah Menengah

Pertama Negeri yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia yang

terletak terletak di Kompleks Perumnas Bumi Tamalanrea Permai (BTP)

Makassar.

Adapun sekolah menengah Atas (SMA) yang termasuk dalam penelitian ini

diantaranya:

a. SMA Negeri 7 Makassar

SMA Negeri 7 Makassar merupakan salah satu sekolah Menengah

Atas Negeri yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia yang

terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan Km18.Sekolah ini pertama kali

dipimpin oleh Bapak Drs. Suharwoto,kemudian Bapak Drs. Muchtar

Abdul Rahim.

b. SMA Negeri 18 Makassar

SMA Negeri 18 Makassar terletak di kompleks Mangga Tiga Permai

Daya Makassar, Jl. Poros Barombong, Pacerakkang, Makassar, Sulawesi

Selatan. Sekolah-sekolah yang berada di Kecamatan Manggala, yaitu:

c. SMA Negeri 10 Makassar

SMA Negeri 10 Makassar merupakan salah satu Sekolah Menengah

Atas Negeri yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Sama

dengan SMA pada umumnya di Indonesia masapendidikan sekolah di

SMAN 10 Makassar ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai

Page 70: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

59

dari Kelas X sampai Kelas XII. Sekolah ini terletak di Jalan Tamangapa

Raya V/12.

d. SMA Negeri 12 Makassar

SMA Negeri 12 Makassar sebagai salah satu Lembaga Pendahuluan

tingkat menengah atas di Kota Makassar yangberoperasi sejak tahun

1988 berdasarkan SK nomor 12/0/1988tanggal 8 Februari 1988.SMA

Negeri 12 Makassar terletak di JalanMoha Lasuloro Nomor 57 Antang,

Kecamatan Manggala, KotaMakassar Provinisi Sulawesi Selatan.

e. SMA Negeri 6 Makassar

SMA Negeri 6 Makassar merupakan salah satu sekolah Menengah

Atas Negeri yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia yang

terletak terletak di jalan Prof. Dr. Ir. Soetami nomor4 yang memiliki visi

Unggul, Cerdas, dan Berakhlak Mulia.SMA Negeri 6 Makassar yang

didirikan pada tahun 1980 yang diresmikan penggunaanya oleh Menteri

Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia pada tanggal 17 Februari 1981.

Berdasar hasilpenilaian Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah tertanggal

24 Desember 2013 SMA Negeri 6 Makassar memperoleh akreditasi

dengan peringkat A (Amat Baik) dan berlaku hingga tahun ajaran 2018.

f. SMA Negeri 21 Makassar

SMA Negeri 21 Makassar merupakan salah satu Sekolah Menengah

Atas Negeri yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan,Indonesia. Sama

dengan SMA pada umumnya di Indonesia masapendidikan sekolah di

SMAN 21 Makassar ditempuh dalam waktutiga tahun pelajaran, mulai

Page 71: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

60

dari Kelas X sampai Kelas XII. Sekolah ini terletak di jalan Tamalanrea

Raya Blok A nomor 1.

2. Karakteristik Umum Responden

Penelitian ini mengikutsertakan 252 responden guru Pegawai Negeri Sipil

(PNS) dari masing-masing sekolah terpilih berdasarkan perhitungan dan

pembagian rumus. Berikut diagram proses penelitian:

.

Tabel 5.1 Hasil Skrining

No Sekolah Total

Guru

Jumlah Guru

Hadir

Skrining Sampel

1 SMA 7 47 25 20 18

2 SMA 18 47 26 18 18

3 SMA 10 55 29 21 21

4 SMA 12 52 30 23 20

5 SMA 21 63 35 24 24

6 SMA 6 60 33 23 23

7 SMP 25 50 35 20 19

8 SMP 19 62 37 24 24

9 SMP 8 65 36 28 25

10 SMP 30 54 35 25 20

11 SMP 12 58 32 25 22

12 SMP 9 48 48 30 18

Total 661 401 285 252

Sumber: Data Primer, 2017

Skrining tekanan darah

dan pencatatan (n=285)

Pembagian kuesioner

(n=252)

Analisis data (tabel dan

narasiI (n=252)

Pengambilan data sekunder (jumlah

guru setiap sekolah) n=661

Page 72: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

61

Adapun cara mengambil sampel pada penelitian ini yaitu pertama

kami datang ke setiap sekolah mengukur tekanan darah pada guru

menggunakan tensi digital merk Omron type HEM-7130, selanjutnya

pengambilan sampel dilakukan pada guru yang hadir pada hari

pelaksanaan dan bersedia menjadi sampel. Yang di utamakan menjadi

responden yaitu guru yang memiliki tekanan darah yang masuk dalam

kategori prehipertensi dan hipertensi. Apabila sampel tidak mencukupi

dalam satu sekolah maka guru yang memiliki tekanan darah normal di

jadikan sampel. Kemudian responden mengisi kuesioner sendiri, dan

sebelumnya peneliti menjelaskan petunjuk pengisian kuesioner.

Beberapa sekolah bertepatan dengan kegiatan ujian sekolah dan

pesantren kilat ramadhan sehingga hanya sedikit guru yang mengikuti

skrining tekanan darah. Selain itu, sebagian besar guru yang mengajar

kelas IX di SMP maupun kelas XII di SMA setelah selesai ujian akhir

nasional tidak datang ke sekolah.

3. Distribusi Kejadian Hipertensi

Tabel 5.2

Distribusi Kejadian Hipertensi pada guru Sekolah Menengah

di Kota Makassar Tahu 2017

Tekanan Darah n %

Normal 67 26,6

Pre Hipertensi 132 52,4

Hipertensi I 40 15,9

Hipertensi II 13 5,2

Jumlah 252 100

Sumber: Data Primer Terolah, 2017

Page 73: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

62

Berdasarkan tabel 5.2 pada umumnya guru memiliki tekanan darah

pre hipertensi sebanyak 132 responden (52,4%) dan yang terendah pada

tekanan darah Hipertensi II sebanyak 13 orang (5,2%).

Berikut adalah distribusi karakteristik umum responden berdasarkan

kejadian hipertensi yaitu:

Tabel 5.3

Distribusi Karakteristik Umum Berdasarkan Kejadian Hipertensi pada

Guru Sekolah Menengah di Kota Makassar

Tahun 2017

Karakteristik

Hipertensi Jumlah

Tidak Ya

n % n % n %

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

18

49

20,2

30,1

71

114

79,8

69,9

89

163

35,3

64,7

Umur

40-50 tahun

51-60 tahun

37

30

31,9

22,2

80

105

68,4

77,8

117

135

46,4

53,6

Pendidikan

Terakhir

Sarjana

Pascasarjana

53

14

25,9

29,8

152

33

74,1

70,2

205

47

85

18,7

Jumlah 67 26,6 185 73,4 252 100

Sumber: Data Primer Terolah, 2017

Berdasarkan tabel 5.3, karakteristik responden dibagi berdasarkan jenis

kelamin, umur, dan pendidikan terakhir. Responden yang paling banyak

yaitu perempuan 163 orang (64,7%) dan responden laki-laki hanya 89 orang

(35,3%). Presentasi hipertensi tertinggi pada perempuan yaitu 69,9%.

Karakteristik umur terbagi menjadi dua kelompok yaitu 51-60 tahun

lebih tinggi sebanyak 135 orang (53,6%) dari kelompok 40-50 tahun

sebanyak 117 orang (46,4%). Presentasi hipertensi tertinggi pada umur 51-

Page 74: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

63

60 tahun sebanyak 105 orang (77,8%). Sedangkan hipertensi tertinggi pada

umur 40-50 tahun sebanyak 37 orang (31,9%).

Pada umumnya pendidikan terakhir responden yaitu Sarjana 205 orang

(85%) dengan presentasi hipertensi sebanyak 152 orang (74,1%). Pada

pendidikan pasca sarjana yang tidak mengalami hipertensi hanya 14 orang

(29,8%).

4. Distribusi Pengetahuan dan Sikap Makan Makanan Beragam

Tabel 5.4

Distribusi Pengetahuan pada Guru Sekolah Menengah

Di Kota Makassar Tahun 2017

No. Pernyataan Salah Benar

n % n %

A1 Apa itu gizi seimbang 195 77,4 57 22,6

A2 Gambar gizi seimbang 222 88,1 30 11,9

A3 Empat kelompok pangan 76 30,2 176 69,8

A4 Beraneka ragam tidak sesuai porsi 54 21,4 198 78,6

A5 Makan beranekaragam dianjurkan 113 44,8 139 55,2

A6 Makan beragam dapat cegah PTM 149 59,1 103 40,9

A7 Semakin beragam semakin terpenuhi gizi. 60 23,8 192 76,2

A8 Sayur buah menjaga kadar gula dan

kolesterol darah

84 33,3 168 66,7

A9 Sayur buah tidak mempengaruhi tekanan

darah

34 13,5 218 86,5

A10 Tidak perlu mengonsumsi makanan

pokok lain selain nasi

183 72,6 69 27,4

A11 Pangan hewani memiliki banyak zat gizi

dan mudah diserap tubuh.

136 54 116 46

A12 Pangan hewani tinggi kolesterol 146 57,9 106 42,1

A13 Lemak meningkatkan jumlah energi 55 21,8 197 78,2

A14 Buah dikonsumsi sebagai penutup 215 85,3 37 14,7

A15 Konsumsi garam yang dianjurkan 81 32,1 171 67,9

A16 Gula pada buah dan madu tidak dibatasi 50 19,8 202 80,2

A17 gambar piring makanku 143 56,7 109 43,3

Sumber: Data Primer Terolah, 2017

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa soal dengan presentasi

jawaban salah tertinggi yaitu pada soal A2 88,1% dengan pertanyaan

Page 75: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

64

mengenai gambar gizi seimbang, soal A1 77,4% dengan pertanyaan secara

umum mengenai gizi seeimbang dan A14 85,3% mengenai buah yang hanya

dikonsumsi sebagai makanan penutup.

Presentasi soal yang banyak dijawab benar yaitu pada soal A4 78,6%,

dengan pertanyaan mengenai makan makanan beragam tidak harus sesuai

porsi, soal A9 86,5% dengan pertanyaan mengenai buah dan sayur tidak

mempengaruhi tekanan darah, dan empat kelompok pangan, dan soal A17

80,2% dengan pertanyaan mengenai gula pada buah dan madu tidak perlu

dibatasi.

Tabel 5.5

Distribusi Sikap pada Guru Sekolah Menengah

Di Kota Makassar Tahun 2017

No Pernyataan Positif Negatif

n % n %

B1 Lebih dari satu jenis untuk setiap

kelompok makanan lebih baik.

230 91,3 22 8,7

B2 Porsi nasi lebih banyak dari lauk dan sayur 88 34,9 164 65,1

B3 Mengonsumsi nasi dan mie instan secara

bersamaan tidak masalah

172 68,3 80 31,7

B4 Porsi sayur 3-4 porsi, buah 2-3 porsi 181 71,8 71 28,8

B5 Sayuran tidak perlu beragam 223 88,5 29 11,5

B6 Gula dapat digantikan dengan madu 86 34,1 166 65,9

B7 Umbi-umbian pengganti sarapan. 156 61,9 96 38,1

B8 Porsi sarapan biasanya lebih sedikit 106 42,1 146 57,9

B9 8 gelas air putih sehari terlalu banyak 222 88,1 30 11,9

B10 Minum ketika saya merasa haus saja 41 16,3 211 83,7

B11 Bumbu meningkatkan rasa makanan. 143 56,7 109 43,3

B12 Bumbu penyedap praktis dan enak. 98 38,9 154 61,1

B13 Perlu mengkonsumsi beragam 135 53,6 117 46,4

B14 Konsumsi daging sapi tidak perlu

mengonsumsi tempe atau tahu.

191 75,8 61 24,4

B15 Lemak berasal dari makanan digoreng 149 59,1 103 40,9

B16

Lemak berlebih tidak mengurangi

konsumsi makanan yang lain

171 67,9 81 32,1

B17 Gula murni aman dan tidak perlu dibatasi 137 54,4 115 46,6

Sumber: Data Primer terolah, 2017

Page 76: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

65

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat presentasi tertinggi jawaban positif

pada soal B1 91,3% dengan pernyataan lebih dari satu jenis untuk setiap

kelompok makanan lebih baik, soal B5 88,3% dengan pernyataan sayuran

tidak perlu beragam cukup satu jenis dalam sehari dan soal B9 dengan

pernyataan mengenai 8 gelas air putih dalam sehari terlalu banyak.

Tabel 5.6

Distribusi Praktik pada Guru Sekolah Menengah

Di Kota Makassar Tahun 2017

No. Pernyataan

Diterapkan Cukup

diterapkan

Kurang

diterapkan

N % n % n %

C1 Makan ketika lapar 95 37,7 141 56,0 16 6,3

C2 Kandungan gizi

pada label

101 40,1 105 41,7 46 18,3

C3 Sarapan 95 37,7 71 28,2 86 34,1

C4 Jam sarapan 79 31,3 112 44,4 61 24,2

C5 Makanan Jadi 47 18,7 112 44,4 93 36,9

C6 Penambahan garam 64 25,4 48 19,0 140 55,6

C7 Konsumsi sayur 46 18,3 96 38,1 110 43,7

C8 Sayur beragam? 6 2,4 64 25,4 182 72,2

C9 Konsumsi buah 17 7,1 94 39,5 127 53,4

C10 Buah beragam? 79 33,3 16 6,7 143 60,1

C11 Konsumsi Lauk 120 47,6 102 40,5 30 11,9

C12 Konsumsi nabati 64 26,9 95 39,9 79 33,2

C13 Minum air putih 111 46,6 95 39,9 32 13,4

C14 Minum selain air

putih

16 6,7 110 46,2 112 46,1

C15 Penggunaan bumbu

penyedap

32 13,4 63 26,5 143 60,1

C16 Penggunaan minyak 79 31,3 109 43,3 64 25,4

C17 Piring makanku 47 18,7 104 41,3 101 40,1

Sumber: Data Primer terolah, 2017

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa distribusi jawaban responden

dengan presentasi tertinggi yang sudah menerapkan yaitu pada soal C11 47,6%

mengenai konsumsi lauk hewani, C13 46,6% mengenai minum air putih, dan C2

40,1% mengenai kandungan gizi pada label.

Page 77: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

66

Distribusi jawaban responden dengan presentasi tertinggi yang cukup

menerapkan yaitu pada soal C14 46,2% mengenai minum selain air putih, C4

44,4% mengenai jam sarapan, dan C5 44,4% konsumsi makanan jadi.

5. Distribusi Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Makan Makanan

Beragam

a. Distribusi Pengetahuan, Sikap, dan Praktik

Tabel 5.7

Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Makan Makanan Beragam

pada Guru Sekolah Menengah Di Kota Makassar Tahun 2017

Variabel Penelitian n %

Pengetahuan

Cukup Baik 195 77,4

Kurang Baik 57 22,6

Sikap

Positif 150 59,5

Negatif 102 40,5

Praktik

Diterapkan 86 34,1

Cukup Diterapkan 82 32,5

Kurang Diterapkan 84 33,3

Jumlah 252 100

Sumber: Data Primer terolah, 2017

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan guru

kategori cukup baik 77,4% dan kurang baik 22,6%. Sikap guru mengenai

makan makanan beragam secara umum positif sebanyak 59,5% dan sikap

negatif sebanyak 40,5%. Guru yang sudah menerapkan makan makanan

beragam 34,1% dan cukup menerapkan 32,5%, sedangkan guru yang

masih kurang menerapkan sebanyak 33,3%.

Page 78: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

67

b. Distribusi Pengetahuan Sikap dan Praktik Makan Makanan Beragam

terhadap Jenis Kelamin

Tabel 5.8

Distribusi Pengetahuan, Sikap dan Praktik Terhadap Karakteristik

Jenis Kelamin pada Guru Sekolah Menengah di Kota Makassar

Tahun 2017

Variabel Penelitian

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

n % n %

Pengetahuan

Cukup Baik 70 78,7 125 76,7

Kurang Baik 19 21,3 38 23,3

Sikap

Positif 47 52,8 103 63,2

Negatif 42 47,2 60 36,8

Praktik

Diterapkan 31 34,8 55 33,7

Cukup Diterapkan 28 31,5 54 33,1

Kurang Diterapkan 30 33,7 54 33,1

Jumlah 89 100 163 100

Sumber: Data Primer Terolah. 2017

Berdasarkan Tabel 5.8 dapat dilihat bahwa dari 89 orang laki-laki

21,3% diantaranya memilki pengetahuan yang kurang mengenai makan

makanan beragam sesuai gizi seimbang, dan 42% memiliki sikap yang

negatif.. Sedangkan dari 163 perempuan 76,7% diataranya memiliki

pengetahuan yang cukup dan 63,2% memiliki sikap yang positif. Dalam

praktik makanan beragam persentase antara responden yang sudah

menerapkan, cukup menerapkan, dan kurang menerapkan tidak terlalu

signifikan perbedaan baik pada laki-laki maupaun perempuan.

Page 79: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

68

c. Distribusi Pengetahuan Sikap dan Praktik Makan Makanan Beragam

berdasarkan Umur

Tabel 5.9

Distribusi Pengetahuan, Sikap dan Praktik Berdasarkan Karakteristik

Umur pada Guru Sekolah Menengah

di Kota Makassar Tahun 2017

Variabel Penelitian Umur

40-50 51-60

N % n %

Pengetahuan

Cukup Baik 94 19,7 101 74,8

Kurang Baik 23 80,3 34 25,2

Sikap

Positif 72 61,5 78 57,8

Negatif 45 38,5 57 42,2

Praktik

Diterapkan 47 40,2 39 28,9

Cukup Diterapkan 33 28,2 49 36,6

Kurang Diterapkan 37 31,6 47 34,8

Jumlah 117 100 135 100

Sumber: Data Primer Terolah, 2017

Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa 117 orang responden

pada umur 40-50 tahun 19,7% diantaranya memiliki pengetahuan yang

cukup, 61,5% memiliki sikap yang positif dan 40,2% sudah menerapkan

makan makanan beragam sesuai gizi seimbang. Sedangkan pada

responden umur 51-60 sebanyak 135 orang 74,8 diantaranya memiliki

pengetahuan yang cukup, 57,8% memiliki sikap positif namun 47%

belum menerapkan praktik makan makanan beragam sesuai gizi

seimbang.

Page 80: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

69

d. Distribusi Pengetahuan Sikap dan Praktik Makan Makanan Beragam

berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 5.10

Distribusi Pengetahuan, Sikap dan Praktik Berdasarkan Karakteristik

Umur pada Guru Sekolah Menengah

di Kota Makassar Tahun 2017

Variabel Penelitian

Pendidikan Terakhir

Sarjana Pasca Sarjana

n % n %

Pengetahuan

Cukup Baik 161 78,5 34 72,3

Kurang Baik 44 21,5 13 27,7

Sikap

Positif 120 58,5 30 63,8

Negatif 85 41,5 17 36,2

Praktik

Diterapkan 64 31,2, 22 25,6

Cukup Diterapkan 69 33,7 13 15,9

Kurang Diterapkan 72 35,1 12 14,3

Jumlah 204 81 47 252

Sumber: Data Primer Terolah, 2017

Pada tabel 5.10 menunjukkan bahwa pada jenjang pendidikan Strata

1 (S1) umumnya memiliki pengetahuan cukup yaitu 78,5% dan sikap

positif yaitu 58,5%, sama halnya dengan jenjang pendidikan pascasarjana

secara umum memilki pengatahuan cukup dan sikap positif mengenai

makan makanan beragam. Dalam praktiknya masih banyak pendidikan

S1 yang kurang menerapkan makan makanan beragam yaitu sebanyak

35,1%.

Page 81: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

70

6. Hubungan pengetahuan, sikap, dan praktik

a. Analisis hubungan pengetahuan dengan sikap

Tabel 5.11

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Makan Makanan Beragam

pada Guru Sekolah Menengah Di Kota Makassar Tahun 2017

Pengetahuan Sikap

Jumlah p-value Positif Negatif

n % n % n %

0, 015 Cukup 124 63,6 71 36,4 195 100

Kurang 26 45,6 31 54,4 57 100

Jumlah 150 59,5 102 40,5 252 100

Sumber: Data Primer terolah, 2017

Berdasarkan tabel 5.11 dapat dilihat dari 150 responden yang

bersikap positif terhadap makan makanan beragam sesuai gizi

seimbang, sebanyak 124 orang (63,6%) memiliki pengetahuan yang

cukup dan 26 orang (45,6%) memiliki pengetahuan yang kurang. Hasil

uji menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap (p-

value= 0,015).

b. Analisis hubungan sikap dengan praktik

Tabel 5.12

Hubungan Sikap dengan Praktik Makan Makanan Beragam pada

Guru Sekolah Menengah Di Kota Makassar Tahun 2017

Sikap

Praktik Jumlah p-

value Diterapkan Cukup

diterapkan

Kurang

diterapkan

n % n % n % n %

Positif 47 31,3 54 36 49 32,7 150 59,5 0,323

Negatif 39 38,2 28 27,5 35 34,4 102 40,5

Jumlah 86 34,1 82 32,5 84 33,3 252 100

Sumber: Data Primer terolah, 2017

Berdasarkan tabel 5.12 dari 86 orang yang sudah menerapkan praktik

makan makanan beragam 31,3% diantaranya memiliki sikap positif.

Responden yang cukup menerapkan praktik makan sebanyak 32,5%

Page 82: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

71

memiliki sikap positif 36%. Sedangkan responden yang kurang menerapkan

sebanyak 33,3% memiliki sikap negatif sebanyak 34,4%.

7. Analisis hubungan pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap

hipertensi

Tabel 5.13

Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Makan Makanan Beragam pada

Guru Sekolah Menengah Di Kota Makassar Tahun 2017

Variabel Penelitian

Hipertensi

P-value Tidak Ya

n % n %

Pengetahuan 0,332

Cukup Baik 49 25,1 146 74,9

Kurang Baik 18 31,6 39 68,4

Sikap 0,538

Positif 42 28 108 72

Negatif 25 24,5 77 75,5

Praktik

Diterapkan 47 54,7 39 45,3 0,000

Cukup Diterapkan 11 13,4 71 86,6

Kurang Diterapkan 9 10,7 75 89,3

Jumlah 67 26,6 185 73,4

Sumber: Data Primer terolah, 2017

Berdasarkan tabel 5.12 responden yang tidak hipertensi memiliki

pengetahuan kurang sebanyak 18 orang (31,6 %). Sedangkan responden

yang hipertensi pada umumnya memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak

146 orang (74,9%).

Responden yang tidak hipertensi dan memiliki sikap negatif sebanyak

25 orang (24,5 %). Sedangkan responden yang hipertensi pada umumnya

memiliki sikap yang positif yaitu sebanyak 108 orang (72 %).

Responden yang tidak hipertensi sebanyak 54,7% sudah menerapkan

makan makanan beragam sedangkan 10,7% masih kurang menerapkan.

Page 83: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

72

Responden yang hipertensi sebanyak 45,3% sudah menerapkan makan

makanan beragam sedangkan 89,3% masih kurang menerapkan.

B. Pembahasan

1. Karakteristik Umum Responden

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah semua guru

PNS di 12 sekolah terpilih yang termasuk dalam kriteria eksklusi yang

telah ditetapkan sebelumnya. Secara keseluruhan responden terdiri dari

252 orang. Penelitian ini dilaksanakan selama kurun waktu dari Bulan

Mei-Juli 2017. Guru yang bersedia untuk menjadi responden kemudian

diukur tekanan darah menggunakan tensi digital peneliti, kemudian

dilakukan pembagian kuesioner yang telah disediakan. Hasil penelitian

menunjukkan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan

sebanyak 64,7%. Pada distribusi kelompok umur, responden paling banyak

berumur 51-60 tahun yaitu 53,6%. Untuk tingkat pendidikan persentase

tertinggi ditemukan pada responden dengan tingkat pendidikan Strata 1

(S1) yaitu 81%.

2. Karakteristik Umum Responden Berdasarkan Kejadian Hipertensi

Brdasarkan tabel 5,9 dapat dilihat bahwa responden perempuan lebih

banyak memiliki tekanan darah tidak normal yaitu sebanyak 114 orang

(69,9%) dibandingkan responden laki-laki. Hipertensi berdasarkan jenis

kelamin (gender) dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis. Pada

Page 84: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

73

wanita seringkali dipicu oleh kebiasaan yang tidak sehat seperti

merokok, depresi dan juga status pekerjaan.Wanita memiliki

kemungkinan lebih besar untuk menderita hipertensi pada usia lebih

dari 40 tahun, karena sebagian besar wanita memasuki masa

menopause. Hal ini terjadi karena karena adanya perubahan hormon

setelah menopause pada wanita sehingga mudah menderita hipertensi

(Suiraoka, 2012).

Perempuan akan mengalami peningkatan resiko tekanan darah

tinggi (hipertensi) setelah menopouse yaitu usia diatas 45 tahun.

Perempuan yang belum menopouse dilindungi oleh hormon estrogen

yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein

(HDL). Kadar kolesterol HDL rendah dan tingginya kolesterol LDL

(Low Density Lipoprotein) mempengaruhi terjadinya proses aterosklerosis

dan mengakibatkan tekanan darah tinggi (Anggraini dkk, 2009).

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa tekanan darah tidak normal

(hipertensi) tertinggi pada umur 51-60 tahun sebanyak 105 orang (77,8%).

Sedangkan tekanan darah normal tertinggi pada umur 40-50 tahun

sebanyak 37 orang (31,9%).Semakin bertambahnya umur, prevaleansi

hipertensi semakin meningkat dikarenakan curah jantung akan

semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian hipertensi pada guru oleh Daniel R dkk

(2015) sebagian besar umur responden berkisar > 40 tahun yang mencapai

Page 85: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

74

22 orang (91.60%). Kemudian diikuti oleh golongan umur <40 tahun

berjumlah 2 orang (8.4%).

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat tekanan darah tidak normal

terbanyak pada pendidikan Strata 1 (S1) sebanyak 150 orang (73,9%).

Tingkat pendidikan secara tidak langsung juga mempengaruhi tekanan

darah. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap gaya hidup yaitu

kebiasaan merokok, kebiasaan minum alkohol, dan kebiasaan melakukan

aktivitas fisik seperti olahraga. Hasil Riskesdas tahun 2013 dalam

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2013) menyatakan

bahwa penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi) cenderung tinggi pada

pendidikan rendah dan menurun sesuai dengan peningkatan pendidikan.

Slameto (2002) menyebutkan semakin tinggi tingkat pendidikan atau

pengetahuan seseorang maka semakin membutuhkan pusat-pusat

pelayanan kesehatan sebagai tempat berobat bagi dirinya dan

keluarganya.Dengan berpendidikan tinggi, maka wawasan pengetahuan

semakin bertambah dan semakin menyadari bahwa begitu penting

kesehatan bagi kehidupan sehingga termotivasi untuk melakukan

kunjungan ke pusat-pusat pelayanan kesehatan yang lebih baik.Parera

(2004), bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan terhadap

kesehatan adalah tingkat pendidikan.Pendidikan dapat mempengaruhi

kesehatan yang bertujuan meningkatkan potensi diri yang ada untuk

memandirikan masyarakat dalam menjaga, mempertahankan dan

meningkatkan kesehatannya.

Page 86: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

75

3. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Makan Makanan

Beragam dengan Kejadian Hipertensi

a. Hubungan Pengetahuan dengan Hipertensi

Pengetahuan gizi mempunyai peranan penting dalam pembentukan

kebiasaan makan seseorang sebab hal ini akan mempengaruhi seseorang

dalam memilih jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Seseorang

yang didasari dengan pengetahuan gizi yang baik akan memperhatikan

keadaan gizi setiap makanan yang dikonsumsinya. Makanan yang

bergizi bukanlah suatu makanan yang mahal dan enak rasanya.Akan

tetapi makanan yang bergizi tersebut adalah makanan yang mampu

memenuhi gizi yang dibutuhkan.Dengan tujuan agar makanan tersebut

memberikan gizi yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh atau

sering disebut dengan gizi seimbang (Almatsier, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

pengetahuan dengan kejadian hipertensi (p-value= 0,332). Secara

umum pengetahuan guru mengenai makan makanan beragam cukup

baik yaitu 25.1% (49 orang) dengan tekanan darah normal dan 75,9%

(149 orang) dengan tekanan darah tidak normal (hipertensi). Responden

pada umumnya sudah mendengar mengenai gizi seimbang namun

beberapa responden tidak mengetahui bahwa makanan beragam

merupakan salah satu prinsip dari gizi seimbang. Hal ini dapat dilhat

dari distribusi jawaban mengenai pengertian gizi seimbang 77,4% (195

orang) dan gambar tumpeng gizi seimbang 88,1 % (222 orang) masih

Page 87: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

76

menjawab salah. Hampir semua responden memilih gambar berbentuk

kotak dengan alasan terlihat langsung pembagian porsi setiap makanan.

Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh

keragaman jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam jenis

pangan yang dikonsumsi semakin mudah untuk memenuhi kebutuhan

gizi (Kemenkes, 2014). Mengenai makanan beragam terdapat 5

pertanyaan, 2 diantaranya masih banyak dijawab salah oleh responden.

Menurut responden makanan beragam tidak perlu memperhatikan porsi

dan tidak dapat mencegah penyakit menular.

Mengenai makanan beragam responden menjawab benar 55,2%

sangat dianjurkan, 69,8% pada empat kelompok pangan, 78,6%

mengenai makanan beragam harus memperhatikan porsi, 76,2%

mengetahui bahwa makanan beragam dapat memenuhi kebutuhan zat

gizi, namun mengenai manfaat dari makan beraneka ragam dapat

mencegah penyakit tidak menular dijawab salah 59,1%, yang

dimaksudkan beranekaragam dalam prinsip ini selain keanekaragaman

jenis pangan juga termasuk proporsi makanan yang seimbang, dalam

jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur.

Anjuran pola makan dalam beberapa dekade terakhir telah

memperhitungkan proporsi setiap kelompok pangan sesuai dengan

kebutuhan yang seharusnya (Kemenkes, 2014). Keanekaragaman

makanan dalam hidangan sehari–hari yang dikonsumsi, minimal harus

berasal dari satu jenis makanan sumber zat tenaga, satu jenis makanan

Page 88: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

77

sumber zat pembangun dan satu jenis makanan sumber zat

pengatur.Dengan mengkonsumsi makanan sehari–hari yang

beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan

dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain

sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang (Aditianti, 2016).

Mengenai makan sayur dan buah responden mengetahui bahwa

sayur buah dapat mengendalikan kadar gula dan kolesterol darah 66,7%

dan 86,5% mengetahui bahwa sayur buah juga dapat mempengaruhi

tekanan darah. Responden menjawab salah 85,3% bahwa buah hanya

dijadikan sebagai makanan penutup. Serat pangan dapat membantu

meningkatkan pengeluaran kolesterol melalui feces dengan jalan

meningkatkan waktu transit bahan makanan melalui usus kecil. Selain

itu, konsumsi serat sayuran dan buah akan mempercepat rasa kenyang.

Keadaan ini menguntungkan karena dapat mengurangi pemasukan

energi dan obesitas, dan akhirnya akan menurunkan risiko hipertensi.

Responden pada umumnya menjawab salah 72,6% mengenai

makanan pokok di Indonesia selalu nasi jadi tidak perlu mengonsumsi

makanan pokok lainnya. Karbohidrat yang sering dikonsumsi atau telah

menjadi bagian dari budaya makan berbagai etnik di Indonesia sejak

lama. Contoh pangan karbohidrat adalah beras, jagung, singkong, ubi,

talas, garut, sorgum, jewawut, sagu dan produk olahannya. Indonesia

kaya akan beragam pangan sumber karbohidrat tersebut (Kemenkes,

2014)

Page 89: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

78

Mengenai pangan hewani responden menjawab 57,9% menjawab

salah bahwa pangan hewani mengandung tinggi kolesterol dan 54%

salah bahwa pangan hewani memiliki dan mudah diserap banyak zat giz

dibandingkan pangan nabati. Sedangkan mengenai lemak 78,2% sudah

mengetahui bahwa bukan hanya lemak yang dapat meningkatkan energi

sehingga perlu dikonsumsi lebih banyak. Hasil penelitian yang

mengaitkan kacang-kacangan dan risiko rendah penyakit jantung

koroner, juga diterbitkan dalam British Journal of Nutrition Dalam studi

ini, peneliti melihat empat besar studi epidemiologi Adventist

Health Study, studi Iowa Women’s, Nurses Health Study dan

Doctor’s Health Ketika hasil dari empat penelitian dikombinasikan,

subjek yang mengkonsumsi kacang minimal 4 kali seminggu

menunjukkan penurunan risiko 37% dari penyakit jantung

koroner dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah atau

jarang makan kacang. Kesimpulan lain adalah penurunan risiko

penyakit hipertensi sebesar rata-rata 8,3% (Widyaningrum, 2012).

Konsumsi garam yang dianjurkan maksimal 1 gram perhari sudah

dijawab benar oleh responden sebanyak 67,9% dan batasan konsumsi

gula pada buah dan madu dijawab juga sudah dijawab dengan benar

sebanyak 80,2%. Hal ini menandakan bahwa responden sudah

mengetahui bahwa garam dan gula perlu dibatasi. Menurut Cahyono

(2010) dalam Libri (2015) menyatakan bahwa makanan asin dan siap

saji dapat meningkatkan nafsu makan seseorang karena rasanya yang

Page 90: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

79

gurih, sehingga jika seseorang menyukai dan terbiasa mengkonsumsi

makanan sumber natrium seperti ikan asin maka akan cenderung

mengkonsumsinya secara terus menerus. Garam sebagai salah satu

sumber natrium memiliki kaitan erat dengan hipertensi, setengah

sendok teh garam saja bisa menaikkan tekanan sistolik sebesar 5 poin

dan tekanan diastolik naik 3 poin.

Piring makanku merupakan pembagian porsi setiap kelompok

makan. Sebgian besar responden belum mengetahui porsi yang

dianjurkan dalam piring makanku atau porsi setiap kali makan. Dapat

dilihat dari jawaban responden yang salah sebanyak 56,7%. Piring

makanku dimaksudkan sebagai panduan yang menunjukkan sajian

makanan dan minuman pada setiap kali makan (misal sarapan, makan

siang dan makan malam). Visual piring makanku menggambarkan

anjuran makan sehat dimana separoh (50%) dari total jumlah makanan

setiap kali makan adalah sayur dan buah, dan separoh (50%) lagi adalah

makanan pokok dan lauk-pauk. Piring Makanku juga menganjurkan

makan bahwa porsi sayuran harus lebih banyak dari porsi buah, dan

porsi makanan pokok lebih banyak dari porsi lauk-pauk (Kemenkes,

2014).

Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk

mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang

dihadapi. Pengetahuan yang dimaksud ialah pengetahuan mengenai gizi

seimbang khususnya konsumsi makanan beragam, dimana pengetahuan

Page 91: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

80

ini berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan

yang pada akhirnya akan berpengaruh pada status gizi individu yang

bersangkutan (Chatlin, 2010).

Nugroho (2000) menyatakan bahwa pengetahuan responden yang

baik kemungkinan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya

pengalaman, serta sarana informasi.Pengetahuan tidak hanya didapat

secara formal melainkan juga melalui pengalaman.Selain itu

pengetahuan juga didapat melalui sarana informasi yang tersedia di

rumah, seperti radio dan televisi.Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga sehingga penggunaan pancaindra

terhadap suatu informasi sangat penting.

Pada umumnya penderita hipertensi adalah orang-orang berusia

diatas 40 tahun, namun saat ini tidak menutup kemungkinan diderita

oleh orang usia muda. Sebagian besar hipertensi primer terjadi pada

usia 25-45 tahun dan hanya pada 20% terjadi dibawah usia 20 tahun dan

diatas 50 tahun.(Dhianningtyas & Hendrati, 2006).

Ditemukan kecenderungan peningkatan prevalensi menurut

peningkatan usia dan biasanya pada usia ≥ 40 tahun (Bustan, 1997).

Hal ini disebabkan karena tekanan arterial yang meningkat sesuai

dengan bertambahnya usia, terjadinya regurgitasi aorta, serta adanya

proses degeneratife, yang lebih sering pada usia tua. Seperti yang

dikemukakan oleh Muniroh, Wirjatmadi & Kuntoro (2007), pada saat

terjadi penambahan usia sampai mencapai tua, terjadi pula risiko

Page 92: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

81

peningkatan penyakit yang meliputi kelainan syaraf/kejiwaan, kelainan

jantung dan pembuluh darah serta berkurangnya fungsi panca indera

dan kelainan metabolisme pada tubuh.

Diperoleh data bahwa dari 252 responden, yang termasuk dalam

hipertensi sebanyak 79 responden dengan umur 40-50 tahun dan 105

responden dengan umur 51-60 tahun. Hasil penelitian ini juga didukung

oelh penelitian Sukamto (2007) pada 68 responden di poliklinik RSUD

Tugurejo Semarang bahwa responden yang menderita hipertensi paling

banyak yaitu pada usia >45 tahun, sebanyak 41 responden (89,1%).

Hasil penelitian ini juga didukung oleh teori Sugiharto, dkk. (2003)

menyatakan kejadian hipertensi berbanding lurus dengan usia,

pembuluh darah arteri kehilangan elastisitas atau kelenturan seiring

bertambahnya usia, kebanyakan orang tekanan darahnya meningkat

ketika usia >45 tahun ke atas. Sedangkan Nursalam (2002) menyatakan

bahwa semakin cukup usia seseorang dalam berpikir akan lebih baik.

Namun demikian tingkat kematangan dan berpikir sesorang juga

dipengaruhi oleh pengalaman dan informasi-informasi dalam kehidupan

sehari-hari (Agrina dan Hairitama, 2011)

b. Hubungan Sikap dengan Hipertensi

Teori yang mengatakan bahwa Khomsan (2003) mengungkapkan

bahwa sikap terhadap gizi merupakan tahapan lebih lanjut dari

pengetahuan gizi. Seseorang yang berpengetahuan gizi baik akan

Page 93: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

82

mengembangkan sikap gizi yang baik. Sikap akan mengarahkan

perilaku secara langsung. Dengan demikian sikap positif akan

menumbuhkan perilaku yang positif dan sebaliknya sikap negatif akan

menumbuhkan perilaku yang negatif, dalam hal ini lebih mengarah

pada perilaku menerapkan makan makanan beragam. Pernyataan

tersebut sesuai dengan hasil uji menunjukkan bahwa ada hubungan

antara pengetahuan makan makanan beragam dengan sikap makan

makanan beragam (p-value = 0,015).

Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak terhadap hal-hal

tertentu. Sikap ini dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif.

Dalam sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati,

menyenangi, mengharapkan objek tertentu, sedangkan sikap negatif

terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, tidak menyukai

objek tertentu, namun tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa guru-guru yang mengalami

hipertensi pada umumnya memiliki sikap positif terhadap makanan

beragam yaitu 72%, sedangkan yang memiliki tekanan darah normal

memiliki persentase sikap negatif terhadap makanan beragam yaitu

24,4%. Studi lain yang dilakukan oleh Sari (2009), mengatakan bahwa

responden yang mempunyai sikap positif terhadap perilaku makanan

seimbang sebesar 75% dan responden yang mempunyai sikap negative

sebesar 25%. Namun hasil uji menyatakan bahwa tidak ada hubungan

antara sikap makan makanan beragam dengan hipertensi (p-value

Page 94: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

83

0.538).Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Wijaya (2014) ada

hubungan antara sikap dengan kejadian hipertensi (p-value=0,022).

Berdasarkan hasil distribusi sikap responden pertanyaan mengenai

karbohidrat, secara umum sikap positif 91,3% ditunjukkan pada

pernyataan konsumsi makanan lebih dari satu jenis setiap kali makan,

sedangkan sikap negatif 65,1% mengenai pernyataan bahwa

mengonsumsi nasi lebih banyak dari porsi sayur dan lauk. Asupan

karbohidrat lebih dapat menyebabkan penyakit salah satunya

obesitas dan pada orang yang menderita obesitas atau kelebihan

berat badan akan beresiko meningkatkan prevalensi penyakit

kardiovaskular termasuk hipertensi (Achadi, 2007).

Pada pernyataan mengenai konsumsi sayur 71,8,8% responden

menunjukkan sikap positif terhadap porsi yang dianjurkan sedangkan

mengenai konsumsi sayur hanya 1 jenis dalam sehari 88,5%

menunjukkan sikap positif. mengonsumsi lebih banyak sayuran dan

buah-buahan dibandingkan dengan anjuran sebelumnya. Demikian

pula jumlah makanan yang mengandung gula, garam dan lemak yang

dapat meningkatkan resiko beberapa PTM, dianjurkan untuk dikurangi

(Kemenkes, 2014).

Pada pernyataan mengenai konsumsi sumber lemak 67,9%

responden menjawab bahwa konsumsi lemak tidak mengurangi

konsumsi sumber makanan lainnya dan 59,1% responden menunjukkan

sikap positif bahwa sumber lemak berasal dari makanan yang digoreng

Page 95: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

84

saja. Pernyataan mengenai lemak berlebih tidak mengurangi konsumsi

makanan yang lainnya sebanyak 67,9% menyatakan positif. Lemak

dalam bahan pangan yang dikonsumsi akan memberikan rasa kenyang,

karena lemak akan meninggalkan lambung secara lambat, yaitu sampai

3,5 jam setelah dikonsumsi tergantung dari ukuran dan komposisi

pangan. Hal ini akan memperlambat waktu pengosongan perut,

sehingga akan memperlambat timbulnya rasa lapar (Muchtadi, 2010).

Jauhari (2013) dalam Manawan (2016) menyatakan bahwa lemak di

dalam hidangan memberikan kecenderungan meningkatkan kolesterol

darah, terutama lemak hewani yang mengandung lemak jenuh.

Kolesterol yang tinggi bertalian dengan peningkatan prevalensi

penyakit hipertensi.

Pada pernyataan menganai minum air putih 88,1% menyatakan

positif, namun 83,7% hanya minum ketika haus saja. Air merupakan

kebutuhan pokok setiap mahluk hidup. Air merupakan sumber

kehidupan pertama bagi manusia. Air sangat dibutuhkan tubuh

sebagai nutrisi yang sangat vital untuk menjaga kesehatan dan

keutuhan setiap sel dalam tubuh dan menjaga tingkat cair aliran darah

agar lebih mudah mengalir melalui pembuluh darah. Jika tubuh minum

air bersuhu hangat, maka akan terjadi vasodilatasi pada pembuluh

darah karena udara panas yang dihasilkan oleh air hangat. Pada

saat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, terjadi peningkatan kecepatan

aliran darah melalui pembuluh-pembuluh, berkurangnya reaktivitas

Page 96: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

85

vaskular dan terjadi penurunan dalam resistensi aliran. Perubahan-

perubahan yang terjadi meningkatkan tekanan intravaskular, aliran

darah dan permeabilitas kapiler sehingga terjadi penurunan tekanan

darah (Syaifuddin, 2006).

Pada pernyataan mengenai bumbu tradisional untuk meningkatkan

rasa makanan 56,7% menyatakan positif dan mengenai bumbu

penyedap instan 61,1% menyatakan negatif. Penggunaan bahan

tambahan makanan pada industri pangan bertujuan untuk

memperpanjang umur simpan atau mengawetkan pangan,

meninggalkan kualitas pangan baik dari segi nilai gizi maupun sifat

organoleptik, membantu pengolahan dan membentuk mkanan menjadi

lebih baik, renyah, dan lebih enak dimulut. Namun pada praktiknya

dilapangan penggunaan bahan yang salah atau yang tidak memenuhi

persyaratan, menyembunyikan cara kerja bertentangan dengan cara

produksi yang baik untuk makanan yang menyembunyikan

kerusakanan makanan. Hal inilah yang harus diwaspadai oleh

konsumen bagi produsen hal ini mungkin dapat menguntungkan bagi

usahanya namun, tanpa mereka sadari atau tidak hal ini sangat

membahayakan kesehatan konsumen baik dalam waktu dekat maupun

jangka panajang (Murdiati dan Amaliah, 2013).

Pada pernyataan gula murni aman untuk dikonsumsi dan tidak

perlu dibatasi 54,4% menunjukkan sikap positif. Pemanis ini dapat

diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Selain itu,

Page 97: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

86

pemanis alami dapat pula diperoleh dari buah-buahan dan madu.

Pemanis alami berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma

manis, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki

sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh. Jika

mengonsumsi pemanis alami secara berlebihan, akan mengalami risiko

kegemukan. Orang-orang yang sudah gemuk badannya sebaiknya

menghindari makanan atau minuman yang mengandung pemanis alami

terlalu tinggi. Contoh pemanis alami antara lain: gula pasir, gula tebu,

gula merah, dan madu. Kementrian Kesehatan RI menganjurkan

pembatasan konsumsi gula sampai 5% dari jumlah kecukupan energi

atau sekitar 3-4 sendok makan/orang dewasa setiap hari (Murdiati dan

Amaliah, 2013).

c. Hubungan Praktik dengan Hipertensi

Berdasarkan hasil uji sikap dengan praktik mengenai makanan

beragam menunjukkan bahwa tidak ada hubungan (p-value=0,323)

tidak sesuai dengan pernyataan menurut Dewi (2013). Sikap terhadap

gizi secara positif dan nyata berkorelasi dengan pola konsumsi makan.

Hubungan yang nyata antara sikap terhadap gizi dengan pola konsumsi

makan terlihat dimana semakin baik sikap terhadap gizi maka semakin

baik pola konsumsi makan dan sebaliknya semakin kurang sikap

terhadap gizi maka akan semakin kurang pola konsumsi makan.

Page 98: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

87

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara praktik dengan hipertensi (p-value=0.000). Perilaku

konsumsi makan seperti halnya perilaku lainnya pada diriseseorang,

satu keluarga atau masyarakat dipengaruhi oleh wawasan dancara

pandang dan faktor lain yang berhubungan dengan tindakan yang

tepat.Oleh karena itu apabila ditelusuri lebih lanjut, sistem nilai

tindakan itudipengaruhi oleh pengalaman pada masa lalu, berkaitan

dengan informasi tentang makanan dan gizi yang diterimanya dari

berbagai sumber (Notoatmodjo 2007).

Berdasarkan hasil penelitian guru yang kurang menerapkan makan

makanan beragam dan hipertensi sebanyak 75 orang (89,3%) hal ini

juga menunjukkan bahwa pengetahuan guru mengenai gizi seimbang,

menurut teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo masih berada pada

tingkat pertama yaitu tahu (know) artinya guru-guru yang memiliki

kemampuan menjawab soal pengatahuan dengan benar atau dalam

skala cukup masih belum masuk pada tahap aplikasi.

Berdasarkan hasil distribusi praktik dapat dilihat responden pada

umumnya kurang menerapkan dalam mengonsumsi keanekaragaman

sayur 72,2% dan konsumsi keaneka ragaman buah 60,1%. buah dan

sayuran bermanfaat untuk mengatur pengolahan bahan makanan serta

menjaga keseimbangan cairan tubuh (Almatsier, 2001).

Buah-buahan dan sayuran merupakan makanan rendah kalori,

kaya serat, vitamin, dan mineral untuk menjaga kesehatan. Rendah

Page 99: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

88

kalori yang terdiri dari 80% air. Bagi anak-anak, buah dan sayuran

merupakan sumber vitamin, mineral dan nutrisi yang diperlukan dalam

masa perkembangan. Misalnya zat besi dan kalsium diperoleh dari buah

dan sayuran juga mengandung antioksidan, vitamin C, dan vitamin A

(Dewi, 2013). Kandungan vitamin dan mineral sayuran berbeda.

Perbedaan tidak hanya diantara berbagai varietas dan spesies, namun

juga berbeda dalam setiap bagian tanaman itu sendiri. Faktor-faktor

yang mempengaruhi antara lain iklim, cahaya, dan pupuk (Sirajuddin,

dkk., 2014).

Mengonsumsi lauk hewani yang beragam 47,1% sudah cukup

diterapkan sedangkan lauk nabati hanya 39,9% cukup menerapkan.

Yang lebih penting ialah komposisi lemak yang terdapat di dalam

daging, dibandingkan dengan lemak yang ada di dalam lauk-pauk

nabati. Lemak hewan, terutama yang terdapat atau berasal dari ternak,

mengandung asam-asam lemak yang terutama termasuk kelompok

asam lemak jenuh rantai panjang (long chain saturated fatty acids).

Asam lemak jenis ini cenderung meningkatkan kadar kolestrol di dalam

darah dan menurut konsensus para ahli, peningkatan kolestrol dalam

darah bersangkutan dengan peningkatan resiko untuk menderita

penyakit kardiovaskular (CVD), seperti atheroskerosis, hipertensi, dan

berbagai jenis penyakit jantung koroner (Sediaoetama, 2010).

Dalam membaca label informasi kandungan gizi 40,1% sudah

menerapkannya. Menurut kmenkes (2014) masyarakat perlu diberi

Page 100: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

89

pendidikan membaca label pangan, mengetahui pangan rendah gula,

garam dan lemak, serta memasak dengan mengurangi garam dan gula.

Di lain pihak para pengusaha pangan olahan diwajibkan mencantumkan

informasi nilai gizi pada label pangan agar masyarakat dapat memilih

makanan sehat sesuai kebutuhan setiap anggota keluarganya. Label dan

iklan pangan harus mengikuti Peraturan Pemerintah RI, nomor 69 tahun

1999.

Mengenai penambahan garam 55,6% kurang menerapkan, artinya

masih banyak responden yang menambahkan garam kembali pada

makanan yang dimakannya dan mengenai penggunaan bumbu 60,1%

juga kurang menerapkan, masih banyak responden yang menggunakan

bumbu instan untuk meningkatkan rasa makanan. Menurut Hardinsyah

(2011) dalam Hanum (2014) konsumsi garam tidak hanya berasal dari

garam yang dibubuhi pada makanan yang akan dihidangkan saja,

namun garam visible salt yang dibubuhi pada makanan olahan pabrik

sulit diperhitungkan. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan

konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat.

Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan

meningkatnya volume darah sehingga berdampak pada timbulnya

hipertensi.

Pada umumnya responden juga memiliki sikap positif terhadap

makan makanan beragam. Namun dalam penerapannya responden

jarang mengonsumsi makanan beragam. Dari jawaban respoonden

Page 101: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

90

mengenai piring makanku yang sudah menerapkan dengan baik

sebanyak 18,7% dan 40,1% responden masih kurang menerapkan

makanan beragam dalam piring makanku, selebihnya 41,3% cukup

menerapkan. Pada umunya porsi piring makanku saat sarapan hanya

terdapat karboohidrat dengan protein contohnya nasi dengan telur,

terkadang sedikit buah. Hal ini dikarenakan saat pagi hari tidak

memiliki waktu yang banyak untuk memasak serta pengolahan sayur

yang tidak mudah.

4. Keterbatasan Penelitian

a. Peneliti sulit menyesuaikan waktu dengan responden yang memiliki

aktifitas mengajar.

b. Responden saling mendiskusikan dalam pengisian kuesioner sehingga

jawaban relatif sama.

Page 102: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

91

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bulan Juni-Juli

2017 di dua belas sekolah menengah di Kota Makassar dengan jumlah

responden 252 orang, dapat disimpulkan bahwa:

1. Tidak ada hubungan antara pengetahuan makan makanan beragam dengan

kejadian hipertensi (p=0,332) pada guru sekolah menengah di kota

Makassar. Pengatahun responden pada umumnya sudah cukup baik namun

masih banyak yang mengalami pra hipertensi.

2. Tidak ada hubungan antara sikap makan makanan beragam dengan kejadian

hipertensi (p=0,538) pada guru sekolah menengah di kota Makassar. Secara

umum responden memberikan respon sikap positif terhadap makanan

beragam namun masih banyak yang mengalami pra hipertensi.

3. Ada hubungan antara praktik makan makanan beragam dengan kejadian

hipertensi (p=0,000) pada guru sekolah menengah di kota Makassar.

Responden yang kurang menerapkan maupun cukup menerapkan makan

makanan beragam mengalami hipertensi terbanyak.

91

Page 103: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

92

B. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menyesuaikan dengan kesibukan guru

dan melakukan penelitian bertahap sampai selesai setiap sekolah dalam

pengukuran hipertensi dan wawancara.

2. Bagi guru diharapkan dapat menerapkan makan makanan beragam sesuai

gizi seimbang karena sudah memiliki pengetahuan yang cukup baik dan

sikap yang positif.

Page 104: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

93

DAFTAR PUSTAKA

Achadi L. Endang. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Departemen Gizi

dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat,

Universitas Indonesia. Edisi I, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Aditianti, dkk. 2016. Pengetahuan, Sikacp dan Perilaku Individu Tentang

Makanan Beraneka Ragam sebagai Salah Satu Indikator Keluarga Sadar

Gizi (KADARZI). Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44, No. 2, Juni 2016 :

117 - 126

Adiwiyoto, Anton. 2004. Kolesterol. Bekasi: Kesaint Blanc.

Almatsier, Sunita. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Anggraini, dkk. 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Hipertensi Pada Pasien Yang Berobat Di Poliklinik Dewasa Puskesmas

Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008. Fakultas Kesehatan.

Universitas Riau. Files of DrsMed-FK UNRI: 1-41

Artiyaningrum, Budi. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Hipertensi Tidak Terkendali Pada Penderita Yang Melakukan Pemeriksaan

Rutin Di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Tahun 2014. Skripsi:

Jurusan Ilmu Kesehatan masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Universitas Negeri Semarang.

Bustan. 2007. Epidemoligi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Jaya.

Chatlin IB. Gambaran Status Gizi dan Tingkat Pengetahuan Gizi Seimbang Siswa

SDN 121 Manado. Manado: Fakultas Kedokteran Universitas Sam

Ratulangi; 2010.

Daniel .R, dkk. 2015. Gambaran Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kejadian Hipertensi Pada Guru Di Sd Gmim Iv Tomohon. GIZIDO Volume

7 No. 2 November 2015

Depdiknas Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Pedoman Pelaksanaan Tugas

Guru dan Pengawasan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan

Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional.

Depkes. 2006. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi. Jakarta:

Direktorat Jenderal PP & PL Departemen Kesehatan RI.

Page 105: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

94

______. 2007. Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan Riskesdas 2007, Tim Riset

Kesehatan Dasar, Balitbangkes, Jakarta.

Dewi, Yussica. 2013. Persepsi dan Perilaku Makan Buah dan Sayur Pada Anak

Obesitas dan Orang Tua. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya.

Vol 2(1).

Dewi, Shely Rosita. 2014. Hubungan Antara Pengetahuan Gizi, Sikap Terhadap

Gizi Dan Pola Konsumsi Siswa Kelas Xii Program Keahlian Jasa Boga Di

Smk Negeri 6 Yogyakarta.Program studi Tata Boga, fakultas Teknik,

Universitas Negeri Yogyakarta.

Dhianningtyas, Yunita dan Hendrati LY., 2006. Risiko Obesitas, Kebiasaan

Merokok, dan Konsumsi Garam terhadap Kejadian Hipertensi pada Usia

Produktif. The Indonesiasn Journal Of Public Health, Vol. 2, No. 3.

Hanum, Noer Herlina. 2014. Faktor Risiko Hipertensi Pada Pekerja Garmen

Wanita. Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut

Pertanian Bogor.

Kemenkes. 2014. Pedoman Gizi Seimbang.

Kementrian Kesehatan RI, 2007. Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) Laporan

Nasional 2007.Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,

KementerianKesehatanRepublik Indonesia.

Kementrian Kesehatan RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) Laporan

Nasional 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,

KementerianKesehatanRepublik Indonesia.

Khomsan, Ali. 2003. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT.Raja

grafindo. Persada

Libri, dkk. 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Konsumsi Natrium

Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Cempaka. Stikes Husada Borneo, Kalimantan selatan.

Rismayanthi, Cerika. 2009. Pengaturan gizi seimbang bagi penderita hipertensi.

Medikora Vol V, No 1, April 2009: 34-54

Maulana, Heri. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.

Manawan. 2016. Hubungan Antara Konsumsi Makanan Dengan Kejadian

Hipertensi Di Desa Tandengan Satu Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa.

Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi –Unsrat Vol. 5 No. 1 Februari 2016

ISSN 2302 -2493

Page 106: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

95

Megawati. 2012. Gambaran Pengetahuan, Sikap, Status Gizi, dan Tingkat

Kebugaran Atlet Olahraga Permainan di Pusat Pendidikan dan Latihan

Pelajar Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulawesi Selatan. Skripsi

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Muchtadi, Deddy. 2010. Pengantar Ilmu Gizi. Bogor: Alfabeta.

Murdiati, Agnes dan Amaliah. 2013. Panduan Penyiapan Pangan Sehat untuk

Semua. Jakarta: Kencana.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Nughroho, W, 2000 .Perawatan Lanjut Usia. Jakarta: EGC.

Nurjhani, dkk, 2009. Relevansi Keterampilan Mengajar Calon Guru Biologi

Dengan Penguasaan Konsep Gizi. Jurnal Biologi, Sains, Lingkungan, dan

Pembelajarannya dalam Upaya Peningkatan Daya Saing Bangsa

PERKI. 2015. Pedoman Tata Laksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular

edisi Pertama.

Riduwan. 2011. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Rahajeng dan Tuminah. 2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di

Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol 59 No. 12. Desember 2009.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Sari R. 2009. Pola Makan Gizi Seimbang. Universitas Gadjah Mada

Sediaoetomo, Achmad Jaelani. 2010. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi.

Jakarta: Dian Rakyat.

Sibagariang, Eva Ellya. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: CV.

Trans Info Media.

Page 107: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

96

Sirajuddin, dkk.. 2014. Pedoman Praktikum Analisis Bahan Makanan. Makassar:

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor –Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Sukamto. A., 2007. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Klien tentang

Hipertensi dengan kepatuhan dalam Menjalankan Diit Hipertensi.

Semarang: Universitas Diponegoro

Suiraoka. 2012. Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Nuha Medika.

Utaminingsih, Wahyu Rahayu. 2009. Mengenal dan Mencegah Penyakit

Diabetes, Hipertensi, Jantung dan Stroke untuk Hidup Lebih Berkualitas.

Yogyakarta: Media Ilmu

Syaiffudin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:

EGC.

Wijaya, Soni Ardhi. 2011. Hubungan Pola Makan Dengan Tingkat Kejadian

Hipertensi Pada Lansia Di Dusun 14 Sungapan Tirtorahayu Galur Kulon

Progo Yogyakarta. Skripsi: Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah, Yogyakarta

Wawan dan Dewi. 2011. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Wijaya, dkk. 2014. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, Dan Pola Makan

Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Juwana

Kabupaten Pati. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Widyaningrum, Sitti. 2012. Hubungan Antara Konsumsi Makanan Dengan

Kejadian Hipertensi Pada Lansia. Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Universitas Jember.

Yuniastuti, A. 2007.Gizi dan Kesehatan. Semarang: Graha Ilmu.

Page 108: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk menjawab dengan mengisi sesuai dengan pemahaman Anda:

No

A1

A2 Diantara gambar berikut, yang manakah yang paling tepat untuk

menggambarkan gizi seimbang? Mengapa? Jelaskan alasannya!

a.

c.

_____________________________________________________________

____________________________________________________

_____________________________________________________________

_________________________________________________________

No.

A3

Mengonsumsi empat kelompok pangan (makanan

pokok, lauk-pauk, sayuran, dan minuman) setiap hari

atau setiap kali makan termasuk keaneka ragaman

makanan.

A4 Mengonsumsi makanan beraneka ragam tidak harus

memperhatikan porsi yang di makan.

A5 Mengonsumsi makanan beranekaragam sangat

dianjurkan karena tidak satupun jenis makanan yang

1

Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk menjawab dengan mengisi sesuai dengan pemahaman Anda:

Pernyataan

Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang gizi seimbang?

___________________________________________

___________________________________________

___________________________________________

___________________________________________

____________________

Diantara gambar berikut, yang manakah yang paling tepat untuk

menggambarkan gizi seimbang? Mengapa? Jelaskan alasannya!

b.

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_________________________________________________________

Pernyataan Benar

Mengonsumsi empat kelompok pangan (makanan

pauk, sayuran, dan minuman) setiap hari

atau setiap kali makan termasuk keaneka ragaman

Mengonsumsi makanan beraneka ragam tidak harus

memperhatikan porsi yang di makan.

Mengonsumsi makanan beranekaragam sangat

dianjurkan karena tidak satupun jenis makanan yang

Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk menjawab dengan mengisi sesuai dengan pemahaman Anda:

Kode

(Diisi oleh

petugas)

Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang gizi seimbang?

___________________________________________

___________________________________________

___________________________________________

___________________________________________

( )

Diantara gambar berikut, yang manakah yang paling tepat untuk

_____________________________________________________________

_________

_____________________________________________________________

_________________________________________________________

( )

Benar Salah

Kode

(Diisi

oleh

petugas)

( )

( )

( )

Page 109: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

2

mengandung zat gizi lengkap kecuali ASI.

A6 Makan makanan beraneka ragam sesuai gizi seimbang

dapat mencegah penyakit tidak menular.

( )

A7 Semakin beragam jenis pangan yang dikonsumsi

semakin mudah untuk memenuhi kebutuhan gizi.

( )

A8 Konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup

menjaga kenormalan kadar gula dan kolesterol darah

( )

A9 Mengonsumsi buah dan sayur tidak mempengaruhi

tekanan darah

( )

A10

Umumnya makanan pokok di Indonesia adalah nasi

sehingga tidak diperlukan konsumsi makanan pokok

yang lainnya.

( )

A11 Pangan hewani memiliki lebih banyak zat gizi dan

mudah diserap tubuh.

( )

A12

Pangan hewani mengandung tinggi kolesterol

berbanding terbalik dengan pangan nabati yang dapat

menurunkan kadar kolesterol

( )

A13

Lemak makanan berguna untuk meningkatkan jumlah

energi sehingga harus dikonsumsi lebih banyak dari

pangan lainnya

( )

A14 Buah biasanya dikonsumsi setelah makan sebagai

penutup atau pencuci mulut

( )

A15 Konsumsi garam yang dianjurkan setiap hari maksimal 1

sendok makan (sdm)

( )

A16

Gula pada buah dan madu lebih baik daripada

kandungan gula tebu maupun gula aren sehingga tidak

perlu dibatasi

( )

A17

Diatas merupakan gambar piring makanku terdiri dari

makanan pokok (A), lauk-pauk (B), buah (C) dan sayur

(D).

( )

A

B

C

D

Page 110: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

3

Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda checklist (√)

pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan sikap Bapak/Ibu/Saudara. Terdapat empat

pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:

ST = Sangat Setuju. TS = Tidak Setuju.

S = Setuju. STS = Sangat Tidak Setuju.

No Pernyataan SS S TS STS

Kode

Diisi

oleh

petugas)

B1

Menurut saya, mengonsumsi lebih dari satu jenis

untuk setiap kelompok makanan (makanan pokok,

lauk pauk, sayuran dan buah-buahan) setiap kali

makan lebih baik.

( )

B2 Menurut saya, biasanya setiap makan, porsi nasi

lebih banyak dari lauk dan sayuran

( )

B3 Menurut saya, mengonsumsi nasi dan mie instan

secara bersamaan tidak masalah

( )

B4 Menurut saya, setiap makan porsi sayuran cukup 3-

4 porsi sedangkan buah-buahan adalah 2-3 porsi

( )

B5 Menurut saya, sayuran tidak perlu beragam, cukup

1 kali dalam satu hari.

( )

B6 Menurut saya, saat mengonsumsi teh gula dapat

digantikan dengan madu

( )

B7 Menurut saya umbi-umbian bisa digantikan sebagai

menu sarapan.

( )

B8 Menurut saya porsi sarapan lebih sedikit daripada

porsi makan siang atau makan malam

( )

B9 Menurut saya, minum 8 gelas air putih sehari terlalu

banyak

( )

B10 Saya akan minum ketika saya merasa haus saja

B11 Menurut saya, bumbu seperti jahe, bawang, kunyit,

kencur dapat meningkatkan rasa makanan.

( )

B12

Menurut saya, bumbu penyedap seperti kecap, saos

tiram, vetsin, tepung goring lebih praktis dan

membuat makanan lebih enak.

( )

B13

Menurut saya perlu mengkonsumsi beragam

makanan agar tubuh mendapatkan semua zat gizi

yang diperlukan..

( )

B14 Menurut saya, dengan mengonsumsi daging sapi

tidak perlu mengonsumsi tempe atau tahu.

( )

B15

Menurut saya kandungan lemak berasal dari

makanan yang digoreng saja.

( )

B16

Konsumsi makanan yang mengandung lemak dan

minyak berlebih tidak akan mengurangi konsumsi

makanan yang lain.

B17 Menurut saya, konsumsi gula murni aman dan tidak

perlu dibatasi, kecuali pemanis buatan.

( )

Page 111: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

4

Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk menjawab pertanyaan multiple choice dengan melingkari

pada salah satu jawaban dan menjawab pertanyaan essay sesuai dengan kebiasaan Anda:

No. Pernyataan Jawaban

Kode

(Diisi oleh

petugas)

C1 Apakah Bapak/Ibu l angsung makan ketika

merasa lapar?

1. Ya, selalu

2. Ya, tidak

3. Ya, Kadang-

kadang

4. Lain-lain

(sebutkan)

( )

C2 Apakah Bapak/Ibu biasa membeli makanan

kemasan?

1. Ya

2. Tidak �Lanjut

ke C4

( )

C3 Apakah Bapak/Ibu biasa membaca kandungan

zat gizi pada label kemasan pangan?

1. Ya, selalu

2. Ya, kadang-

kadang

3. Tidak pernah

4. Lain-lain

(sebutkan)

_____________

____

( )

C4 Apakah Bapak/Ibu biasa sarapan (makan pagi)? 1. Ya, selalu (tiap

hari)

2. Ya, tidak tiap

hari

3. Tidak pernah

4. Lain-lain

(sebutkan)

_____________

___

( )

C5 J am berapa biasanya Bapak/Ibu sarapan?

…………………

…….

( )

C6 D i mana biasanya Bapak/Ibu sarapan (makan pa

gi)?

1. Di rumah

2. Di kendaraan

3. Di kantor

4. Lain-lain

(sebutkan)

_______________

____

( )

C7 Apakah Bapak/Ibu biasa membeli makanan jadi? 1. Ya ( )

Page 112: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

5

2. Tidak �lanjut

ke C9

C8 Berapa kali Bapak/Ibu biasa membeli makanan

jadi?

1. Setiap hari

2. ………… kali/

minggu

3. ………… kali/

bulan

( )

C9 Jenis makanan apa yang sering Bapak/Ibu

konsumsi? Sebutkan jenisnya!

1. Makanan manis

(..........)

2. Makanan asin

(.............)

3. Makanan

gorengan (.....)

4. Tidak ada

( )

C10 Jenis minuman apa yang sering Bapak/Ibu

konsumsi? Sebutkan jenisnya!

1. Minuman manis

(........)

2. Minuman

bersoda (....)

3. Minuman energi

(........)

4. Tidak ada

( )

C11 Jika Bapak/Ibu makan, apakah biasa

menambahkan garam ke dalam makanan yang

akan dikonsumsi?

1. Ya, selalu

2. Ya, kadang-

kadang

3. Tidak pernah

( )

C12 Apakah Bapak/Ibu selalu mengonsumsi sayur-

sayuran?

1. Ya, selalu (tiap

hari)

2. Ya, tidak tiap

hari

3. Tidak

pernah�Lanjut

ke C15

( )

C13 Jenis pengolahan sayur apa yang Bapak/Ibu paling

sukai?

1. Sayuran segar

2. Sayuran di masak

3. Jus sayuran segar

4. Lain-lain

(sebutkan)

______________

___

( )

C14 Apakah Bapak / Ibu dalam satu hari mengonsumsi

sayur yang beragam?

1. Ya, selalu (tiap

hari)

2. Ya, tidak tiap hari

3. Tidak pernah

C15 Apakah Bapak/Ibu selalu mengonsumsi buah-

buahan?

1. Ya, selalu (tiap

hari)

2. Ya, tidak tiap

( )

Page 113: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

6

hari

3. Tidak

pernah�Lanjut

ke C18

C16 Jenis pengolahan buah-buahan apa yang

Bapak/Ibu paling sukai?

1. Buah-buahan

segar.

2. Jus buah segar.

3. Minuman buah

kemasan.

4. Buah kalengan,

manisan buah.

5. Lain-lain

(sebutkan)

______________

___

( )

C17 Apakah Bapak / Ibu dalam satu hari mengonsumsi

buah yang beragam?

1. Ya, selalu (tiap

hari)

2. Ya, tidak tiap hari

3. Tidak pernah

C18 Apakah Bapak/Ibu mengonsumsi lauk hewani? 1. Ya, selalu (tiap

hari)

2. Ya, tidak tiap

hari

3. Tidak pernah

4. Lain-lain

(sebutkan)

_____________

( )

C19 Apakah Bapak/ibu mengonsumsi lauk nabati? 1. Ya, selalu (tiap

hari)

2. Ya, tidak tiap

hari

3. Tidak pernah

4. Lain-lain

(sebutkan)

_____________

( )

C20 Berapa gelas air putih yang Bapak/Ibu minum

setiap hari?

(1 gelas = 200 cc)

1. 6-8 gelas

2. 4-5 gelas

3. 1-2 gelas ( )

C21 Berapa gelas air selain air putih (misal: sirup, teh,

kopi, susu) yang Bapak/Ibu minum setiap hari?

1. 6-8 gelas

2. 4-5 gelas

3. 1-2 gelas

4. Tidak ada

( )

Page 114: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

7

C22 Apakah Bapak Ibu menggunakan bumbu

penyedap dalam memasak?

1. Ya, selalu (tiap

hari)

2. Ya, tidak tiap

hari

3. Tidak pernah

( )

C23 Bumbu penyedap apa yang ibu gunakan? 1. Vetsin

2. Kecap

3. Saos

4. Bumbu racikan

(ikan goreng,

semur, sayur sop,

dll)

5. Tidak pernah

( )

C24 Apakah Bapak/Ibu menggunakan

mentega/margarin sebagai pengganti minyak

goreng?

1. Ya, selalu (tiap

hari)

2. Ya, tidak tiap

hari

3. Tidak pernah

( )

C25 Silahkan Bapak/Ibu gambarkan porsi jenis makanan terdiri dari (makanan pokok (a),

lauk-pauk (b), sayur (c) dan buah(d) dalam piring makan yang dikonsumsi dalam setiap

hari.

Sarapan

( )

Makan Siang

( )

Makan Malam

.

( )

Page 115: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

8

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PERILAKU MAKAN MAKANAN BERAGAM SESUAI GIZI SEIMBANG

DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA GURU SEKOLAH MENENGAH DI KOTA

MAKASSAR TAHUN 2017

IDENTITAS RESPONDEN

1 NO KUESIONER

2 NAMA RESPONDEN

3 UMUR

4 ALAMAT

5 NO TELPON / HP

6 PENDIDIKAN

TERAKHIR

7 JENIS KELAMIN

1. Laki-laki 2. Perempuan

HASIL PENGUKURAN RESPONDEN

1 Tekanan Darah

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu.

Silahkan mengisi kuesioner sesuai dengan situasi dan kondisi Bapak/Ibu.

Selamat Mengerjakan.

Hari/Tgl:

Page 116: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

9

ANALISIS UNIVARIAT

Kategori_umur

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

40-50

tahun 117 46.4 46.4 46.4

51-60

tahun 135 53.6 53.6 100.0

Total 252 100.0 100.0

Kategori_pendidikan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid D3 1 .4 .4 .4

Sarjana 204 81.0 81.0 81.3

Pasca Sarjana 47 18.7 18.7 100.0

Total 252 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

Laki-laki 89 35.3 35.3 35.3

Perempuan 163 64.7 64.7 100.0

Total 252 100.0 100.0

Tekanan darah

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Normal: <120/<80 67 26.6 26.6 26.6

Prehepertensi:

120=139/80-90 132 52.4 52.4 79.0

Hipertensi 1 140-

159/90-99 40 15.9 15.9 94.8

Page 117: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

10

Hipertensi 2 160 atau

>160/100 atau >100 13 5.2 5.2 100.0

Total 252 100.0 100.0

Kat_pengetahuan

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

Kurang 57 22.6 22.6 22.6

Cukup 195 77.4 77.4 100.0

Total 252 100.0 100.0

Kat_sikap

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

Positif 150 59.5 59.5 59.5

Negatif 102 40.5 40.5 100.0

Total 252 100.0 100.0

Kat_Praktik

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

Diterapkan 86 34.1 34.1 34.1

Cukup

diterapkan 82 32.5 32.5 66.7

Kurang

diterapkan 84 33.3 33.3 100.0

Total 252 100.0 100.0

ANALISIS BIVARIAT

Kategori_umur * Tekanan_darah1 Crosstabulation

Tekanan_darah1 Total

Page 118: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

11

Normal Tidak

Normal

Kategori_umu

r

40-50 tahun

Count 37 80 117

% within

Kategori_umur 31.6% 68.4% 100.0%

51-60 tahun

Count 30 105 135

% within

Kategori_umur 22.2% 77.8% 100.0%

Total

Count 67 185 252

% within

Kategori_umur 26.6% 73.4% 100.0%

Jenis Kelamin * Tekanan_darah1 Crosstabulation

Tekanan_darah1 Total

Normal Tidak

Normal

Jenis

Kelamin

Laki-laki

Count 18 71 89

% within Jenis

Kelamin 20.2% 79.8% 100.0%

Perempuan

Count 49 114 163

% within Jenis

Kelamin 30.1% 69.9% 100.0%

Total

Count 67 185 252

% within Jenis

Kelamin 26.6% 73.4% 100.0%

Kategori_pendidikan * Tekanan_darah1 Crosstabulation

Tekanan_darah1

Total Normal Tidak Normal

Kategori_pendidika

n

Sarjana Count 54 151 205

% within

Kategori_pendidikan 26.3% 73.7% 100.0%

Page 119: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

12

Pasca Sarjana Count 13 34 47

% within

Kategori_pendidikan 27.7% 72.3% 100.0%

Total Count 67 185 252

% within

Kategori_pendidikan 26.6% 73.4% 100.0%

Jenis Kelamin * Kat_sikap Crosstabulation

Kat_sikap

Total Positif Negatif

Jenis Kelamin Laki-laki Count 47 42 89

% within Jenis

Kelamin 52.8% 47.2% 100.0%

Perempuan Count 103 60 163

% within Jenis

Kelamin 63.2% 36.8% 100.0%

Total Count 150 102 252

% within Jenis

Kelamin 59.5% 40.5% 100.0%

Jenis Kelamin * Kat_Praktik Crosstabulation

Kat_Praktik

Total

Diterapkan

Cukup

diterapkan

Kurang

diterapkan

Jenis

Kelamin

Laki-laki Count 31 28 30 89

% within Jenis

Kelamin 34.8% 31.5% 33.7% 100.0%

Perempuan Count 55 54 54 163

% within Jenis

Kelamin 33.7% 33.1% 33.1% 100.0%

Page 120: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

13

Total Count 86 82 84 252

% within Jenis

Kelamin 34.1% 32.5% 33.3% 100.0%

Kategori_umur * Kat_pengetahuan Crosstabulation

Kat_pengetahuan

Total Kurang Cukup

Kategori_umur 40-50 tahun Count 23 94 117

% within

Kategori_umur 19.7% 80.3% 100.0%

51-60 tahun Count 34 101 135

% within

Kategori_umur 25.2% 74.8% 100.0%

Total Count 57 195 252

% within

Kategori_umur 22.6% 77.4% 100.0%

Kategori_umur * Kat_sikap Crosstabulation

Kat_sikap

Total Positif Negatif

Kategori_umur 40-50 tahun Count 72 45 117

% within

Kategori_umur 61.5% 38.5% 100.0%

51-60 tahun Count 78 57 135

% within

Kategori_umur 57.8% 42.2% 100.0%

Total Count 150 102 252

% within

Kategori_umur 59.5% 40.5% 100.0%

Kategori_umur * Kat_Praktik Crosstabulation

Page 121: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

14

Kat_Praktik

Total

Diterapk

an

Cukup

diterapkan

Kurang

diterapkan

Kategor

i_umur

40-50 tahun Count 47 33 37 117

% within

Kategori_umur 40.2% 28.2% 31.6% 100.0%

51-60 tahun Count 39 49 47 135

% within

Kategori_umur 28.9% 36.3% 34.8% 100.0%

Total Count 86 82 84 252

% within

Kategori_umur 34.1% 32.5% 33.3% 100.0%

Kategori_pendidikan * Kat_pengetahuan Crosstabulation

Kat_pengetahuan

Total Kurang Cukup

Kategori_pendidikan Sarjana Count 44 161 205

% within Kategori_pendidikan 21.5% 78.5% 100.0%

Pasca Sarjana Count 13 34 47

% within Kategori_pendidikan 27.7% 72.3% 100.0%

Total Count 57 195 252

% within Kategori_pendidikan 22.6% 77.4% 100.0%

Kategori_pendidikan * Kat_sikap Crosstabulation

Kat_sikap

Total Positif Negatif

Page 122: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

15

Kategori_pendidikan Sarjana Count 120 85 205

% within Kategori_pendidikan 58.5% 41.5% 100.0%

Pasca Sarjana Count 30 17 47

% within Kategori_pendidikan 63.8% 36.2% 100.0%

Total Count 150 102 252

% within Kategori_pendidikan 59.5% 40.5% 100.0%

Kategori_pendidikan * Kat_Praktik Crosstabulation

Kat_Praktik

Diterapkan Cukup diterapkan Kurang diterapkan

Kategori_pendidikan Sarjana Count 64 69

% within Kategori_pendidikan 31.2% 33.7%

Pasca Sarjana Count 22 13

% within Kategori_pendidikan 46.8% 27.7%

Total Count 86 82

% within Kategori_pendidikan 34.1% 32.5%

Kat_pengetahuan * Tekanan_darah1

Crosstab

Tekanan_darah1 Total

Normal Tidak

Normal

Kat_pengetahua Kurang Count 18 39 57

Page 123: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

16

n % within

Kat_pengetahuan 31.6% 68.4% 100.0%

Cukup

Count 49 146 195

% within

Kat_pengetahuan 25.1% 74.9% 100.0%

Total

Count 67 185 252

% within

Kat_pengetahuan 26.6% 73.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact

Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .940a 1 .332

Continuity Correctionb .639 1 .424

Likelihood Ratio .917 1 .338

Fisher's Exact Test .394 .211

Linear-by-Linear

Association .937 1 .333

N of Valid Cases 252

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.15.

b. Computed only for a 2x2 table

Kat_sikap * Tekanan_darah1

Crosstab

Tekanan_darah1 Total

Normal Tidak

Normal

Kat_sikap Positif

Count 42 108 150

% within

Kat_sikap 28.0% 72.0% 100.0%

Negatif Count 25 77 102

Page 124: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

17

% within

Kat_sikap 24.5% 75.5% 100.0%

Total

Count 67 185 252

% within

Kat_sikap 26.6% 73.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .379a 1 .538

Continuity Correctionb .221 1 .638

Likelihood Ratio .381 1 .537

Fisher's Exact Test .564 .320

Linear-by-Linear

Association .377 1 .539

N of Valid Cases 252

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 27.12.

b. Computed only for a 2x2 table

Kat_Praktik * Tekanan_darah1

Crosstab

Tekanan_darah1 Total

Normal Tidak

Normal

Kat_Prakti

k

Diterapkan

Count 47 39 86

% within

Kat_Praktik 54.7% 45.3% 100.0%

Cukup

diterapkan

Count 11 71 82

% within

Kat_Praktik 13.4% 86.6% 100.0%

Kurang

diterapkan

Count 9 75 84

% within

Kat_Praktik 10.7% 89.3% 100.0%

Total Count 67 185 252

Page 125: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

18

% within

Kat_Praktik 26.6% 73.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 52.834a 2 .000

Likelihood Ratio 51.544 2 .000

Linear-by-Linear

Association 42.145 1 .000

N of Valid Cases 252

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The

minimum expected count is 21.80.

Kat_pengetahuan * Kat_sikap Crosstabulation

Count

Kat_sikap

Total Positif Negatif

Kat_pengetahua

n

Kurang 26 31 57

Cukup 124 71 195

Total 150 102 252

Chi-Square Tests

Value df

Asymp.

Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 5.915a 1 .015

Continuity Correctionb 5.193 1 .023

Likelihood Ratio 5.828 1 .016

Fisher's Exact Test .021 .012

Page 126: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

19

Linear-by-Linear

Association 5.892 1 .015

N of Valid Casesb 252

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

23.07.

b. Computed only for a 2x2 table

Kat_sikap * Kat_Praktik Crosstabulation

Count

Kat_Praktik

Total

Diterapkan

Cukup

diterapkan

Kurang

diterapkan

Kat_sikap Positif 47 54 49 150

Negatif 39 28 35 102

Total 86 82 84 252

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 2.261a 2 .323

Likelihood Ratio 2.278 2 .320

Linear-by-Linear

Association .248 1 .619

N of Valid Cases 252

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The

minimum expected count is 33.19.

Page 127: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

20

Crosstab

Kategori_pendidikan

Total

Sarjana

Pasca

Sarjana

Kat_pengetahua

n

Kurang Count 44 13 57

% within

Kat_pengetahuan 77.2% 22.8% 100.0%

% within

Kategori_pendidikan 21.5% 27.7% 22.6%

Cukup Count 161 34 195

% within

Kat_pengetahuan 82.6% 17.4% 100.0%

% within

Kategori_pendidikan 78.5% 72.3% 77.4%

Total Count 205 47 252

% within

Kat_pengetahuan 81.3% 18.7% 100.0%

% within

Kategori_pendidikan 100.0% 100.0% 100.0%

Crosstab

Kategori_pendidikan

Total

Sarjana

Pasca

Sarjana

Kat_sikap Positif Count 120 30 150

Page 128: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

21

% within Kat_sikap 80.0% 20.0% 100.0%

% within

Kategori_pendidikan 58.5% 63.8% 59.5%

Negatif Count 85 17 102

% within Kat_sikap 83.3% 16.7% 100.0%

% within

Kategori_pendidikan 41.5% 36.2% 40.5%

Total Count 205 47 252

% within Kat_sikap 81.3% 18.7% 100.0%

% within

Kategori_pendidikan 100.0% 100.0% 100.0%

Crosstab

Kategori_pendidikan

Total

Sarjana

Pasca

Sarjana

Kat_Praktik Diterapkan Count 64 22 86

% within Kat_Praktik 74.4% 25.6% 100.0%

% within

Kategori_pendidikan 31.2% 46.8% 34.1%

Cukup diterapkan Count 69 13 82

% within Kat_Praktik 84.1% 15.9% 100.0%

Page 129: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

22

% within

Kategori_pendidikan 33.7% 27.7% 32.5%

Kurang

diterapkan

Count 72 12 84

% within Kat_Praktik 85.7% 14.3% 100.0%

% within

Kategori_pendidikan 35.1% 25.5% 33.3%

Total Count 205 47 252

% within Kat_Praktik 81.3% 18.7% 100.0%

% within

Kategori_pendidikan 100.0% 100.0% 100.0%

Apa itu gizi seimbang?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 57 22.6 22.6 22.6

Salah 195 77.4 77.4 100.0

Total 252 100.0 100.0

Gambar dan jelaskan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 30 11.9 11.9 11.9

Salah 222 88.1 88.1 100.0

Total 252 100.0 100.0

Mengonsumsi empat kelompok pangan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 76 30.2 30.2 30.2

Salah 176 69.8 69.8 100.0

Page 130: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

23

Mengonsumsi empat kelompok pangan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 76 30.2 30.2 30.2

Salah 176 69.8 69.8 100.0

Total 252 100.0 100.0

Makan beraneka ragam tidak harus perhatikan porsi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 198 78.6 78.6 78.6

Salah 54 21.4 21.4 100.0

Total 252 100.0 100.0

Makan beraneka ragam sangat dianjurkan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 113 44.8 44.8 44.8

Salah 139 55.2 55.2 100.0

Total 252 100.0 100.0

Makan beragam mencegah penyakit tidak menular

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 131: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

24

Valid Benar 103 40.9 40.9 40.9

Salah 149 59.1 59.1 100.0

Total 252 100.0 100.0

semakin beragam jenis pangan semakin mudah terpenuhi zat gizi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 192 76.2 76.2 76.2

Salah 60 23.8 23.8 100.0

Total 252 100.0 100.0

Konsumsi sayur buah tidak mempengaruhi tekanan darah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 218 86.5 86.5 86.5

Salah 34 13.5 13.5 100.0

Total 252 100.0 100.0

Konsumsi buah sayur dapat menjaga kadar gula dan kolesterol darah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 168 66.7 66.7 66.7

Salah 84 33.3 33.3 100.0

Total 252 100.0 100.0

tidak perlu mngonsumsi makanan pokok lainnya selain nasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 69 27.4 27.4 27.4

Page 132: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

25

Salah 183 72.6 72.6 100.0

Total 252 100.0 100.0

pangan hewani memiliki banyak zat gizi dan mudah diserap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 116 46.0 46.0 46.0

Salah 136 54.0 54.0 100.0

Total 252 100.0 100.0

pangan hewani lebih tinggi kolesterol dibandingkan pangan nabati

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 146 57.9 57.9 57.9

Salah 106 42.1 42.1 100.0

Total 252 100.0 100.0

lemak makanan berguna untuk meningkatkan energi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 197 78.2 78.2 78.2

Salah 55 21.8 21.8 100.0

Total 252 100.0 100.0

Buah dikonsumsi sebagai makanan penutup

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 37 14.7 14.7 14.7

Salah 215 85.3 85.3 100.0

Page 133: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

26

Buah dikonsumsi sebagai makanan penutup

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 37 14.7 14.7 14.7

Salah 215 85.3 85.3 100.0

Total 252 100.0 100.0

Mengonsumsi garam yang dianjurkan maksimal 1 sdm/hari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 171 67.9 67.9 67.9

Salah 81 32.1 32.1 100.0

Total 252 100.0 100.0

gula pada buah dan madu lebih alami sehingga tidak ada batasan dalam

mengonsumsinya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 202 80.2 80.2 80.2

Salah 50 19.8 19.8 100.0

Total 252 100.0 100.0

piring makanku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Benar 109 43.3 43.3 43.3

Page 134: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

27

Salah 143 56.7 56.7 100.0

Total 252 100.0 100.0

sikap 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Negative 22 8.7 8.7 8.7

Positif 91.3 91.3 100.0

Total 230 100.0 100.0

sikap 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Negative 164 65.1 65.1 65.1

Positif 88 34.9 34.9 100.0

Total 252 100.0 100.0

sikap3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif 80 31.7 31.7 31.7

positif 172 68.3 68.3 100.0

Total 252 100.0 100.0

sikap4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif 71 28.2 28.2 28.2

positif 181 71.8 71.8 100.0

Page 135: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

28

sikap4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif 71 28.2 28.2 28.2

positif 181 71.8 71.8 100.0

Total 252 100.0 100.0

sikap5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif 29 11.5 11.5 11.5

positif 223 88.5 88.5 100.0

Total 252 100.0 100.0

sikap6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif 166 65.9 65.9 65.9

positif 86 34.1 34.1 100.0

Total 252 100.0 100.0

sikap7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif 96 38.1 38.1 38.1

positif 156 61.9 61.9 100.0

Total 252 100.0 100.0

sikap8

Page 136: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

29

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif 146 57.9 57.9 57.9

positif 106 42.1 42.1 100.0

Total 252 100.0 100.0

sikap9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif 30 11.9 11.9 11.9

positif 222 88.1 88.1 100.0

Total 252 100.0 100.0

sikap10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif 211 83.7 83.7 83.7

positif 41 16.3 16.3 100.0

Total 252 100.0 100.0

sikap12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif 117 46.4 46.4 46.4

sikap11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif 109 43.3 43.3 43.3

positif 143 56.7 56.7 100.0

Total 252 100.0 100.0

Page 137: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

30

positif 135 53.6 53.6 100.0

Total 252 100.0 100.0

sikap13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif 154 61.1 61.1 61.1

positif 98 38.9 38.9 100.0

Total 252 100.0 100.0

sikap14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif 61 24.2 24.2 24.2

positif 191 75.8 75.8 100.0

Total 252 100.0 100.0

sikap15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif 103 40.9 40.9 40.9

positif 149 59.1 59.1 100.0

Total 252 100.0 100.0

sikap16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif 81 32.1 32.1 32.1

positif 171 67.9 67.9 100.0

Page 138: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

31

sikap16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif 81 32.1 32.1 32.1

positif 171 67.9 67.9 100.0

Total 252 100.0 100.0

sikap17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid negatif 115 45.6 45.6 45.6

positif 137 54.4 54.4 100.0

Total 252 100.0 100.0

Makan ketika lapar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang diterapkan 141 56.0 56.0 56.0

cukup diterapkan 95 37.7 37.7 93.7

diterapkan 16 6.3 6.3 100.0

Total 252 100.0 100.0

kandungan gizi kemasan

Page 139: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

32

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang diterapkan 46 18.3 18.3 18.3

cukup diterapkan 105 41.7 41.7 41.7

diterapkan 101 40.1 40.1 100.0

Total 252 100.0 100.0

sarapan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang diterapkan 86 34.1 34.1 34.1

cukup diterapkan 71 28.2 28.2 65.9

diterapkan 95 37.7 37.7 100.0

Total 252 100.0 100.0

jam sarapan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang diterapkan 61 24.2 24.2 24.2

cukup diterapkan 112 44.4 44.4 44.4

diterapkan 79 31.3 31.3 100.0

Total 252 100.0 100.0

makanan jadi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang diterapkan 93 36.9 36.9 36.9

Page 140: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

33

cukup diterapkan 112 44.4 44.4 44.4

diterapkan 47 18.7 18.7 100.0

Total 252 100.0 100.0

penambahan garam

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang diterapkan 140 55.6 55.6 55.6

cukup diterapkan 48 19.0 19.0 19.0

diterapkan 64 25.4 25.4 100.0

Total 252 100.0 100.0

Konsumsi sayur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang diterapkan 110 43.7 43.7 43.7

cukup diterapkan 96 38.1 38.1 38.1

diterapkan 46 18.3 18.3 100.0

Total 252 100.0 100.0

Sayuran beragam

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang diterapkan 182 72.2 72.2 72.2

Page 141: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

34

cukup diterapkan 64 25.4 25.4 25.4

diterapkan 6 2.4 2.4 100.0

Total 252 100.0 100.0

konsumsi buah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang diterapkan 127 53.4 53.4 53.4

cukup diterapkan 94 39.5 39.5 39.5

diterapkan 17 7.1 7.1 100.0

Total 252 100.0 100.0

Buah beragam

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang diterapkan 143 60.1 60.1 60.1

cukup diterapkan 16 6.7 6.7 6.7

diterapkan 79 33.3 33.3 100.0

Total 252 100.0 100.0

konsumsi hewani

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang diterapkan 30 11.9 11.9 11.9

cukup diterapkan 102 40.5 40.5 40.5

diterapkan 120 47.6 47.6 100.0

Total 252 100.0 100.0

konsumsi nabati

Page 142: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

35

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang diterapkan 79 33.2 33.2 33.2

cukup diterapkan 95 39.9 39.9 39.9

diterapkan 64 26.9 26.9 100.0

Total 252 100.0 100.0

air putih

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang diterapkan 32 13.4 13.4 13.4

cukup diterapkan 95 39.9 39.9 39.9

diterapkan 111 46.6 46.6 100.0

Total 252 100.0 100.0

selain air putih

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang diterapkan 112 46.1 46.1 46.1

cukup diterapkan 110 46.2 46.2 46.2

diterapkan 16 6.7 6.7 100.0

Total 252 100.0 100.0

bumbu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang diterapkan 143 60.1 60.1 60.1

cukup diterapkan 63 26.5 26.5 26.5

diterapkan 32 13.4 13.4 100.0

Page 143: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

36

bumbu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang diterapkan 143 60.1 60.1 60.1

cukup diterapkan 63 26.5 26.5 26.5

diterapkan 32 13.4 13.4 100.0

Total 252 100.0 100.0

minyak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang diterapkan 64 25.4 25.4 25.4

cukup diterapkan 109 43.3 43.3 43.3

diterapkan 79 31.1 31.1 100.0

Total 252 100.0 100.0

Total 252 100.0

piring makanku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang diterapkan 101 40.1 40.1 40.1

cukup diterapkan 104 41.3 41.3 41.3

diterapkan 47 18.7 18.7 100.0

Total 252 100.0 100.0

Page 144: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

37

LAMPIRAN FOTO KEGIATAN

Pemeriksaan Tekanan Darah Pemeriksaan Tekanan Darah

dan pengisian kuesioner

Pengisian Kuesioner

Page 145: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

38

Page 146: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

39

Page 147: SKRIPSI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OTg... · seimbang dengan kejadian hipertensi pada guru sekolah menengah di kota makassar

40

RIWAYAT HIDUP

Nama : Lia Nurmilatun Saidah

Alamat : Jl. Tun Abdul Razak Perumahan bumi Aroepala

Tempat, Tanggal lahir : Tangerang, 16 Oktober 1994

Agama : Islam

Suku : Sunda

Nama Orangtua : 1. H. Sitra

2. Hj. Mariam

Pendidikan : 1. SDN 1 Sukatani

2. SMPN 1 Cisoka

3. SMAN 1 Kab. Tangerang

Email : [email protected]