STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI -...

61
Skripsi Fisika Medik STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI Oleh : ALFIATI H21110602 KONSENTRASI FISIKA MEDIK JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Transcript of STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI -...

Page 1: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

Skripsi Fisika Medik

STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI

Oleh :

ALFIATI

H21110602

KONSENTRASI FISIKA MEDIK JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI

Skripsi untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat

untuk mencapai gelar sarjana

OLEH :

A L F I A T I

H211 10 602

KONSENTRASI FISIKA MEDIK JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 3: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI

Oleh :

A L F I A T I

H211 10 602

Disetujui Oleh :

Pembimbing Utama

Dr. Dahlang Tahir, M.Si

NIP. 19750907 200003 1 001

Pembimbing Pertama

Sri Dewi Astuty Ilyas, S.Si, M.Si

NIP. 19750513 199903 2 001

Page 4: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang, Studi Efek Heel Pada Film Radiografi,

dengan tujuan menentukan kontras film pada perbedaan posisi peletakan obyek

terhadap tabung pesawat sinar-X serta menentukan distribusi efek heel terhadap

densitas radiografi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata – rata nilai densitas yang paling

tinggi adalah kea rah katoda sebab distribusi intensitas radiasi lebih besar ke arah

katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi tabung pesawat sinar-

X yang tepat dapat meningkatkan densitas dan kontras film.

Kata Kunci : Efek Heel, Densitas, Kontras, Anoda, Katoda

Page 5: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

ABSTRACT

The research on study of determining distribution of the Heel Effect on

Radiographic film, the aim is to determine the film contrast at the difference

position of an object on x-tube and also to determine distribution of heel effect ton

radiographic density.

The results of this study indicate that the average value of the hinghest

density is in the cathode because distribution radiation intensity is greater to the

cathode than to anode so that the right position ofvthe x-ray tube devices can

increase the density and contrast of the film.

Page 6: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW

beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu membantu perjuangan

beliau dalam menegakkan dinullah di muka bumi ini.

Penyusunan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk mencapai

gelar sarjana di Jurusan Konsentrasi Fisika Medik, Program Studi Fisika,

FMIPA Universitas Hasanuddin. Dalam penulisan skripsi ini, tentunya

banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil,

untuk itu saya ucapkan terima kasih khususnya keluarga penulis. Penulis

juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada hingganya

kepada :

1. Bapak Dr. Dahlang Tahir, M.Si dan Ibu Sri Dewi Astuty Ilyas, S.Si,

M.Si selaku pembimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. H. Halmar Halide, M.Sc, selaku ketua jurusan fisika.

3. Ibu Dra.Nurlaela Rauf, M.Sc, Bapak Prof.DR.rer.nat Wira Bahari

Nurdin dan Bapak Dr. Tasrief Surungan, selaku dosen dan penguji

skripsi.

4. Bapak dan ibu dosen serta seluruh staf akademik jurusan fisika.

5. Rekan-rekan fisika medik angkatan V 2010.

Page 7: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

6. Sdr. Mulyadin, S.Si, sdr. Muh. Qadri, SKM dan sdr(i) Jumriah, S.Si

Serta Seluruh staf BPFK Makassar.

7. Rekan-rekan kerja di RSUD H. Padjonga Dg. Nagalle Takalar.

8. Terkhusus kepada Ibunda dan suami serta anak – anak tercinta

(Sakti, Aim dan Fakhira) yang telah memberikan dukungan dan

motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi

penyempurnaan selanjutnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan

semua urusan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,

khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT

meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, amin.

Makassar, Mei 2013

Penulis,

Page 8: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………… i

ABSTRAK …………………………………………………………………….. . ii

ABSTRACT ……………………………………………………………….….....iii

KATA PENGANTAR ……………………….. ……………………………….. iv

DAFTAR ISI …………………………………………………………………... vi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. viii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………... x

BAB 1 PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang………………………………………………..……. 1

I.2. Ruang Lingkup ……………………………………………..……… 2

I.3. Tujuan Penelitian…………………………………………..……….. 2

BAB II DASAR TEORI

II.1 Proses Terjadinyan Sinar-X…………………………………….... 3

II.2 Sifat – sifat Sinar – X……………………………………………. 6

II.3 Tabung Sinar-X ………………………………………………… 7

II.4 Intensitas Sinar-X ………………………………………………. 9

II.5 Pengaruh Attenuasi Terhadap Radiograf ………………………. 9

II.6 Kemiringan Anoda…………………………………………….... 10

II.7 Efek Heel…………………………………………………………11

BAB III METODE PENELITIAN

III.1 Waktu dan Tempat Penelitian ……… …………………………. 16

III.2 Alat dan Bahan……………………………….…………………..16

Page 9: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

III.3 Prosedur Penelitian ……………………………………………... 17

III.4 Alur Penelitian …………………………………………………. 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengukuran Densitas Film Radiografi 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan ……………………………………………… …… 42

V.2 Saran- saran …………………………………………………… 43

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar II.1. Proses terjadinya sinar – X Bremstrahlung …………………... 4

2. Gambar II.2. Proses terjadinya sinar – X Karakteristik …………………….. 5

3. Gambar II.3. Diagram Tabung Roentgen …………………………………... 8

4. Gambar II.4. Distribusi intensitas radiasi …………………………………... 9

5. Gambar II.5. Distribusi sinar-X akibat efek absorbsi ……… ……………... 10

6. Gambar II.6. Distribusi sinar-X akibat efek jarak ……… ………………… 11

7. Gambar II.7. Ilustrasi proyaksi fokal spot …….…………………………... 12

8. Gambar III.1a Posisi obyek tebal searah denga anoda… …..…………….. 19

9. Gambar III.1b Posisi obyek tebal searah dengan katoda …………... …….. 19

10. Gambar III.2 Posisi katoda anoda melintang terhadap obyek ……………. 20

11. Gambar III.3 Posisi anoda katoda sejajar obyek ………………………….. 21

12. Gambar III.4 Posisi katoda anoda melintang terhadap obyek……….…….. 22

13. Gambar III.5 Posisi anoda katoda sejajar dengan film ……………………. 22

14. Gambar III.6 Posisi katoda anoda melintang terhadap film ……………… 23

15. Gambar IV.1 Grafik hubungan step wedge dan nilai densitas untuk obyek

tebal searah ………………………………………………………………… 28

16. Gambar IV.2 Grafik hubungan step wedge dan nilai densitas unrtuk obyek

tebal searah katoda ………………………………………………………… 29

17. Gambar IV .3 Grafik hubungan step wedge dan nilai densitas unrtuk obyek

melintang terhadap tabung sinar-X ……………………………………….. 30

Page 11: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

18. Gambar IV.4 Grafik hubungan step wedge dan nilai densitas untuk obyek

sejajar dengan tabung sinar-X …………………………………………….. 33

19. Gambar IV.5 Grafik hubungan step wedge dan nilai densitas unrtuk obyek

melintang terhadap tabung sinar-X ……………………………………..… 33

20. Gambar IV.6. Metode Pembagian Sel Dalam Pengukuran Nilai Densitas

Pada Film Radiografi ……………………………………………………... 34

21. Gambar IV.7. Titik – titik pengukuran pada sel yang telah ditentukan sesuai

gambar IV.6 ………………………………………………………………. 35

22. Gambar IV.8. Grafik hubungan step wedge dan nilai densitas unrtuk

obyek / film sejajar dengan tabung sinar-X ………..…………………….. 37

23. Gambar IV.7 Grafik hubungan step wedge dan nilai densitas unrtuk

obyek / film melintang terhadap tabung sinar-X ……………………….. 38

Page 12: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 4.1 Nilai densitas untuk obyek yang mempunyai ketebalan yang

berbeda ………………………………..……………………………………. 26

2. Tabel IV.2 Nilai densitas untuk obyek yang mempunyai ketebalan yang

sama ………………………………………………………………………… 31

3. TabelIV4.3 Nilai densitas untuk obyek yang menggunakan film ………... 35

4. Tabel IV.4 Selisih nilai densitas untuk obyek sejajar dengan tabun

sinar-X ……………………………………………………………………... 39

5. Tabel IV.5 Selisih nilai densitas untuk obyek sejajar dengan tabung

sinar-X ............................................................................................................ 40

Page 13: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang.

Sejak ditemukannya sinar X oleh Wilhem Conrad Rontgen pada tahun 1895,

dunia kedokteran mengalami perubahan yang sangat besar. Berbagai penyakit

yang semula hanya dapat diamati dari gejala – gejalanya saja kemudian dapat

diamati langsung secara fisik dengan bantuan sinar X. Di bidang kedokteran,

khususnya pada bidang radiologi pemanfaatan sinar X bertujuan untuk

mencitrakan organ tubuh dalam mendiagnosa suatu penyakit.

Sejalan dengan perkembangan teknologi kedokteran yang semakin maju, serta

semakin banyaknya pelayanan yang harus diberikan baik dari segi kualitas

maupun dari segi kuantitas, maka dalam bidang radiologi juga dituntut suatu

penerapan ilmu pengetahuan yang praktis yang bukan hanya berisi teori – teori

sebagai perwujudan nyata dari keberadaan ilmu tersebut.

Untuk menghasilkan citra radiodiagnostik yang optimal, maka diperlukan

teknik pencitraan yang tepat, sehingga radiograf yang dihasilkan dapat

memberikan informasi yang akurat. Untuk mendapatkan kualitas radiograf

tersebut memerlukan perangkat pendukung yang baik meliputi posisi pasien,

faktor eksposi, proses pencucian dan karakteristik tabung sinar X yang digunakan.

Salah satu karakteristik tabung sinar X yang digunakan adalah kemiringan anoda

yang dirancang untuk mengarahkan berkas sinar-X, tetapi kemiringan anoda akan

mengakibatkan fluktuasi paparan intensitas sinar-X. Penyebaran intensitas sinar-X

yang tidak merata akan berpengaruh pada kualitas radiograf yang dihasilkan, hal

Page 14: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

ini menimbulkan kerugian karena terjadi fluktuasi densitas pada radiograf meski

obyek mempunyai ketebalan yang sama. Hal tersebut dinamakan efek heel.

Seiring dengan itu pula sering di jumpai dalam praktek sehari – hari, berdasarkan

pengalaman yang penulis dapatkan sering dilakukan pemeriksaan tanpa

memperhatikan letak pengaturan tabung rontgen dalam hal ini penempatan anoda

katoda dalam usaha mendapatkan densitas radiograf yang merata.

I.2. Ruang Lingkup.

Penelitian ini dibatasi pada pengamatan pengaruh efek heel terhadap densitas

film radiografi akibat posisi diastribusi intensitas radiasi dari arah anoda dan

katoda. Metode penelitian yang digunakan adalah membandingkan distribusi

densitas pada peletakan posisi anoda dan katoda yang berbeda.

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menentukan kontras film pada perbedaan posisi peletakan obyek terhadap

tabung pesawat sinar-X.

2. Menentukan efek heel terhadap densitas film radiograf.

Page 15: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

BAB II

DASAR TEORI

II.1. Proses Terjadinya Sinar-X

Sinar -X adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang

gelombang 0,01 – 10A°. Dengan panjang gelombang yang pendek ini

mengakibatkan sinar-X mampu menembus materi yang dilaluinya. Sinar-X dapat

terjadi jika suatu elektron dipercepat melalui suatu beda potensial dalam tabung

sinar-X kemudian membentur sasaran. Ketika membentur sasaran tersebut,

elektron diperlambat sehingga terjadi bremstrahlung yang meradiasikan sinar-X

dengan energi :

E = ��

� (2.1)

Dengan E adalah energi, h adalah ketetapan planck, c adalah laju cahaya dan λ

adalah panjang gelombang.

Apabila filamen diberi daya listrik hingga mencapai panas lebih dari 2000º

celcius maka filamen akan berpijar. Elektron akan terlepas dari atom – atom

filamen sehingga membentuk awan elektron. Produksi elektron akan terjadi bila

antara anoda dan katoda diberikan beda potensial yang tinggi sehingga elektron

dalam filamen akan bergerak dan dipercepat menuju anoda dengan kecepatan

yang sangat tinggi. Elektron yang dipercepat ini akan dipusatkan menuju bidang

permukaan anoda dan menumbuk target sehingga energi gerak elektron berubah

menjadi sinar-X dan panas dengan perbandingan 1% : 99% (Hoxter,1973)

Page 16: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

Ada dua tipe kejadian yang terjadi di dalam proses menghasilkan foton sinar-

X yaitu, sinar-X Bremstrahlung dan sinar-X Karakteristik. Dimana interaksi itu

terjadi saat elektron proyektil menumbuk target ( Carlton ,1992:165 )

Sinar-X Bremstrahlung

Sinar-X bremstrahlung terjadi ketika elektron dengan energi kinetik yang

terjadi berinteraksi dengan medan energi pada inti atom. Karena inti atom ini

mempunyai energi positif dan elektron mempunyai energi negatif, maka terjadi

hubungan tarik menarik antara inti atom dengan elektron. Proses terjadinya sinar-

X bremsrtahlung dapat dilihat pada gambar II.1

Gambar II.1. Proses terjadinya sinar-X Bremstrahlung

Ketika elektron ini cukup dekat dengan inti atom dan inti atom mempunyai

medan energi yang cukup besar untuk ditembus oleh elektron proyektil, maka

medan energi pada inti atom ini akan melambatkan gerak dari elektron proyektil.

Melambatnya gerak dari elektron proyektil ini akan mengakibatkan elektron

Page 17: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

proyektil kehilangan energi dan berubah arah. Energi yang hilang dari elektron

proyektil ini dikenal dengan photon sinar – X bremstrahlung.

Sinar-X Karakteristik

Sinar-X karakteristik terjadi ketika elektron proyektil dengan energi kinetik

yang tinggi berinterkasi dengan elektron dari tiap-tiap kulit atom. Elektron

proyektil ini harus mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi untuk melepaskan

elektron pada kulit atom tertentu dari orbitnya. Saat elektron dari kulit atom ini

terlepas dari orbitnya maka akan terjadi transisi dari orbit luar ke orbit yang lebih

dalam. Proses terjadinya sinar-X karakteristik ini dapat dilihat pada gambar II.2.

Gambar II.2. Proses terjadinya sinar-X Karakteristik

Energi yang dilepaskan saat terjadi transisi ini dikenal dengan photon sinar-X

karakteristik. Energi photon sinar-X karakteristik ini bergantung pada besarnya

energi elektron proyektil yang digunakan untuk melepaskan elektron dari kulit

Page 18: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

atom tertentu dan bergantung pada selisih energi ikat dari elektron transisi dengan

energi ikat elektron yang terlepas tersebut. (gudangmateri.com]

II.2. Sifat – Sifat Sinar-X

Bidang radiodiagnostik secara khusus memanfaatkan sinar-X untuk

mendiagnosa suatu penyakit. Pemanfaatan ini didasarkan atas sifat – sifat yang

dimiliki yaitu dapat menembus bahan, mengalami attenuasi (perlemahan) setelah

menembus bahan, menimbulkan radiasi sekunder pada semua bahan yang

ditembusnya dan menghitamkan emulsi film (Sjahriar, 1998)

Sinar-X dapat menembus bahan yang, yang besarnya tergantung dari

besarnya energi sinar-X.Makin tinggi tegangan tabung, semakin besar daya

tembus sinar-X.Sinar-X mengalami atenuasi setelah menembus bahan.Atenuasi

adalah berkurangnya jumlah intensitas radiasi yang disebabkan oleh kerapatan,

ketebalan dan nomor atom bahan yang dilalui. Adanya atenuasi sinar-X yang

berbeda pada masing – masing organ akan menimbulkan perbedaan kehitaman

pada film yang dikenal dengan kontras radiografi.

Sinar-X dapat menimbulkan radiasi sekunder pada semua bahan yang

dilaluinya.Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film. Dengan menggunakan bahan

perekam yang terbuat dari emulsi film, maka dapat diperoleh gambaran perbedaan

kehitaman ( kopntras ) yang berbeda sebagai akibat organ yang mempunyai

kerapatan atom yang berbeda. Inilah yang digunakan dalam dunia kedokteran

untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit (Hoxter,1973)

Page 19: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

II.3. Tabung Sinar-X

Untuk pembuatan sinar –X diperlukan sebuah tabung rontgen hampa udara di

mana terdapat elektron – elektron yang diarahkan dengan kecepatan tinggi pada

suatu sasaran ( target ). Dari proses tersebut di atas terjadi suatu keadaan dimana

energi elektron sebagian besar diubah menjadi panas ( 99% ) dan sebagian kecil

(1%) dirubah menjadi sinar-X. Suatu pesawat sinar rontgen mempunyai beberapa

persyaratan yaitu : mempunyai sumber elektron, gaya yang mempercepat gerakan

elektron, lintasan elektron yang bebas dalam ruang hampa udara, alat pemusat

berkas elektron ( focusing cup ) dan penghenti gerakan elektron.

1). Sumber elektron.

Sumber elektron adalah kawat fijar atau filamen ( katoda ) di dalam tabung

sinar rontgen. Pemenasan filamen dilakukan dengan suatu transformator

khusus.

2). Gaya yang mempercepat gerakan elektron.

Gaya tersebut tergantung pada tegangan yang dipasang pada tabung rontgen.

3). Lintasan bebas untuk elektron – elektron.

Lintasan yang berguna untuk mempercepat elektron yang berupa ruangan

yang praktis hampa udara ( kira – kira 10�� sampai 10� mm Hg ) antara

katoda dan anoda.

4). Alat pemusat berkas elektron.

Alat pemusat elektron ini menyebabkan elektron – elektron, tetapi terarah ke

bidang focus.

Page 20: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

5). Benda penghenti ele

Benda penghenti elektron ini berupa keeping wolfram yang ditanamkan di

dalam tembaga pada tabung rontgen anoda diam dan piring wolfram

campuran alloy wolfram /rhenium pada tabung biangulix

molybdenum pada tabung rontgen anoda

terdapat rotor motor listrik. Wolfram adalah bahan focus yang mempunyai

titik lebur yang sangat tinggi yaitu mencapai 3400ºC dan mempunyai nomor

atom 74 (Sjahriar, 1998)

mencapai 3000 rpm ( revolution per minute ) atau lebih.

Diagram tabung sinar

1. Katoda 6. Selubung dari kaca keras

2. Filamen

3. Bidang focus 8. Diafragma primer

4. Keping wolfram

5. Ruang hampa

Gambar II

5). Benda penghenti elektron.

Benda penghenti elektron ini berupa keeping wolfram yang ditanamkan di

dalam tembaga pada tabung rontgen anoda diam dan piring wolfram

campuran alloy wolfram /rhenium pada tabung biangulix-rapid di atas tangkai

ada tabung rontgen anoda putar.Pada ujung tangkai ini

terdapat rotor motor listrik. Wolfram adalah bahan focus yang mempunyai

titik lebur yang sangat tinggi yaitu mencapai 3400ºC dan mempunyai nomor

(Sjahriar, 1998). Anoda putar ini berputar dengan kecepatan

rpm ( revolution per minute ) atau lebih.

Diagram tabung sinar-X dapat dilihat pada gambar II.3 di bawah ini

1. Katoda 6. Selubung dari kaca keras

2. Filamen 7. Anoda

3. Bidang focus 8. Diafragma primer

m 9. Berkas kerucut sinar guna (diarsir)

5. Ruang hampa

r II.3 Diagram tabung rontgen (Hoxter,1973)

Benda penghenti elektron ini berupa keeping wolfram yang ditanamkan di

dalam tembaga pada tabung rontgen anoda diam dan piring wolfram

rapid di atas tangkai

Pada ujung tangkai ini

terdapat rotor motor listrik. Wolfram adalah bahan focus yang mempunyai

titik lebur yang sangat tinggi yaitu mencapai 3400ºC dan mempunyai nomor

. Anoda putar ini berputar dengan kecepatan

rpm ( revolution per minute ) atau lebih.

di bawah ini

1. Katoda 6. Selubung dari kaca keras

9. Berkas kerucut sinar guna (diarsir)

oxter,1973)

Page 21: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

II.4. Intensitas Sinar-X.

Intensitas sinar-X dapat diartikan sebagai besarnya energi sinar-X yang

mengalir melalui penampang seluas 1 cm² persatuan waktu.Intensitas sinar-X

dipengaruhi oleh tegangan tabung dan kuat arus tabung. Tegangan tabung

merupakan beda potensial antara katoda dan anoda di dalam tabung yang

diperlukan untuk memindahkan satu satuan muatan, yaitu untuk menarik elektron

dari filamen ke permukaan target yang tertanam dalam anoda. Intersitas sinar-X

kira – kira sebanding dengan kuadrat beda potensial, sehingga bila beda potensial

dinaikkan dua kali lipat, maka intensitas sinar-X akan bertambah empat kali lebih

banyak intensitas sinar-X sebelumnya. Semakin tinggi tegangan tabung yang

digunakan maka sinar-X yang dihasilkan akan mempunyai panjang gelombang

yang semakin pendek sehingga sinar-X tersebut mempunyai daya tembus yang

lebih besar. Penambahan tegangan tabung juga akan menambah jumlah pancaran

radiasi dari target atau meningkatkan intensitas radiasi dari target atau

meningkatkan intensitas radiasi yang dipancarkan. Kuat arus tabung

(milliampere) didefenisikan sebagai muatan listrik yang mengalir persatuan waktu

melalui penampang.Pada tabung sinar-X kuat arus merupakan arus yang mengalir

dari anoda ke katoda, arus ini menyatakan jumlah elektron.

II. 5. Pengaruh Attenuasi Terhadap Radiograf.

Attenuasi adalah berkurangnya intensitas radiasi sinar-X setelah menembus

bahan. Jika radiasi sinar –X menembus medium maka hubungan antara intensitas

sinar-X yang datang dengan intensitas sinar yang diteruskan yaitu

Page 22: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

� = �e-µx

Dengan � adalah intensitas setelah menembus medium ( watt/m² ), � adalah

intensitas mula – mula ( watt/m² ), µ adalah koefisien attenuasi medium ( m¹) dan

x adalah ketebalan medium.

Intensitas radiasi sinar-X tergantung pada kuantitas ( jumlah foton ) dan

kualitas ( daya tembus / energi ) sinar-X. Pada radiasi monokromatik kualitas

sinar-X tidak berubah setelah menembus obyek sedangkan kuantitasnya akan

berkurang. Proses ini terjadi akibat interaksi foton sinar-X dan obyek yang berupa

efek fotolistrik dan efek Compton.

II. 6. Kemiringan Anoda

Kemiringan anoda biasanya berkisar antara 7º sampai 20º, dan dengan

adanya perbedaan sudut dari anoda ini akan mengakibatkan :

a. Semakin besar sudut anoda akan mengakibatkan semakin besarnya luas

lapangan yang terjadi. Semakin kecil sudut anoda akan semakin kecil luas

lapangan yang terjadi pada FFD yang sama.

b. Semakin besar sudut anoda semakin besar effektif focus yang dihasilkan.

Semakin kecil sudut anoda semakin kecil effektif focus yang dihasilkan.

c. Dengan adanya kemiringan dari anoda tersebut akan menghasilkan

perbedaan intensitas radiasi sepanjang garis pusat yang disebut Efek Heel.

(2.2)

Page 23: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

II.7. Efek Heel.

Efek heel didefenisikan sebagai bentuk penyebaran intensitas sinar-X yang

tidak merata dari sisi anoda ke sisi katoda yang disebabkan oleh kemiringan

permukaan anoda.Hal ini menyebabkan intensitas sinar-X yang menujun kearah

anoda lebih sedikit dibandingkan dengan intensitas sinar-X yang menuju kearah

katoda. Ini dapat dilihat pada gambar II. 4

Heel

CR

a (Anoda) b c (Katoda)

75% 80% 90% 100% 105% 110% 120%

Gambar II.4. Distribusi intensitas radiasi

Ada beberapa sebab mengapa intensitas radiasi tidak sama sepanjang garis pusat

antara lain :

- Titik a dan c terletak lebih jauh dari target ( sasaran ) dibanding titik b,

sehingga intensitasnya lebih kecil pada titik a dan c.

- Radiasi yang melalui titik seperti a dan c telah melalui penyerapan

yang berbeda – beda seperti penyerapan oleh dinding tabung rontgen,

Page 24: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

minyak isolasi, filter dan lain – lain pada saat terjadi sinar-X, hal ini

akan menyebabkan penurunan intensitas radiasi pada daerah yang

lebih jauh dari pusat sinar.

- Sinar-X tidak diemisikan kesegala arah dari target, tapi intensitasnya

agak diarahkan ke titik a(anoda) dan cenderung lebih besar diarahkan

kearah titik c (katoda) dan lebih besar lagi kearah titik b.

- Sinar-X yang diemisikan kearah antara a dan b cenderung akan lebih

diserap oleh target daripada yang diemisikan kearah c dan b, yang

menyebabkan intensitas pada titik a akan menjadi lebih berkurang

dibanding dengan titik b dan c.

Sedangkan efek heel dipengaruhi oleh 3 buah faktor yaitu : efek absorbsi, faktor

jarak dan efek focal spot.

a). Efek Absorbsi.

Faktor absorbsi ini terjadi setelah elektron menumbuk target sebagian

akan diserap oleh target dan sebagian lagi akan dihamburkan sehingga

menghasilkan intensitas sinar-X yang berbeda.

Page 25: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

Ilustrasi ini dapat dilihat p

Gambar II.5. D

Pada gambar II.5

arah yang mendekati atau tegak lurus permukaan anoda akan sedikit atau

tidak mengalami perlemahan. Sedangkan sinar

dengan arah yang mendekat

akan mengalami penyerapan lebih besar atau terserap sama sekali oleh bahan

anoda seluruhnya. Dari peristiwa

menuju kearah katoda akan mempunyai intensitas yang lebih be

banding intensitas sinar

Ilustrasi ini dapat dilihat pada gambar II. 5

X(m)

Distribusi sinar-X akibat efek absorbsi (Meredith,1977)

II.5 menunjukkan sinar-X yang menuju titik c ( R3 ) dengan

arah yang mendekati atau tegak lurus permukaan anoda akan sedikit atau

tidak mengalami perlemahan. Sedangkan sinar-X yang menuju titik a ( R1 )

dengan arah yang mendekati atau sejajar dengan bidang kemiringan anoda

akan mengalami penyerapan lebih besar atau terserap sama sekali oleh bahan

anoda seluruhnya. Dari peristiwa tersebut maka intensitas sinar

menuju kearah katoda akan mempunyai intensitas yang lebih be

banding intensitas sinar-X yang menuju kearah anoda.

(Meredith,1977)

X yang menuju titik c ( R3 ) dengan

arah yang mendekati atau tegak lurus permukaan anoda akan sedikit atau

X yang menuju titik a ( R1 )

i atau sejajar dengan bidang kemiringan anoda

akan mengalami penyerapan lebih besar atau terserap sama sekali oleh bahan

tersebut maka intensitas sinar-X yang

menuju kearah katoda akan mempunyai intensitas yang lebih besar di

Page 26: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

b). Faktor jarak.

Jarak fokus dengan film dan posisi film yang mendatar, akan

menyebabkan efek perlemahan sinar

Ilustrasi ini dapat dilihat pada gambar

Gambar II.6. D

Pada gambar

berjalan miring

(R2). Sesuai dengan hu

berkurang bila menjauhi fokus. Hasilnya pengurangan intensitas di titik a dan

c lebih banyak dari pada di titik b.

fokus dengan film dan posisi film yang mendatar, akan

menyebabkan efek perlemahan sinar –X yang tidak merata.

Ilustrasi ini dapat dilihat pada gambar II. 6.

X(m)

. Distribusi sinar-X akibat efek jarak (Meredith,1977)

ambar II.6 menunjukkan bahwa radiasi di titik a (R1) dan c (R3)

berjalan miring sehingga jaraknya lebih jauh dibanding yang me

Sesuai dengan hukum kuadrat terbalik bahwa intensitas sinar

berkurang bila menjauhi fokus. Hasilnya pengurangan intensitas di titik a dan

c lebih banyak dari pada di titik b.

fokus dengan film dan posisi film yang mendatar, akan

X(m)

(Meredith,1977)

radiasi di titik a (R1) dan c (R3)

banding yang menuju ke b

terbalik bahwa intensitas sinar-X akan

berkurang bila menjauhi fokus. Hasilnya pengurangan intensitas di titik a dan

Page 27: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

c). Efek Focal Spot.

Sudut kemiringan anoda menyebabkan proyeksi

beda. Ilustrasi ini dapat dilihat pada gambar

Gambar II

Pada gambar

berbagai sudut yang diproyeksikan dari target. Proyeksi fokal spot yang

mendekati atau tegak lurus permukaan target paling besar (4) . Proyeksi focal

spot dibelakangnya (3) akan lebih kecil. Proyeksi focal spot di sumbu s

akan lebih kecil dibanding di (3) dan proyeksi focal spot yang paling kecil ada

di (1). Proyeksi focal spot yang besar menyebabkan intensitas sinar

besar.Hasilnya proyeksi focal spot yang mendekati atau tegak lurus

permukaan target (4) i

Focal Spot.

Sudut kemiringan anoda menyebabkan proyeksi focal spot yang berbeda

beda. Ilustrasi ini dapat dilihat pada gambar II.7 berikut:

Gambar II.7. Ilustrasi proyeksi fokal spot

ambar II.7. menunjukkan ukuran proyeksi focal spot dengan

berbagai sudut yang diproyeksikan dari target. Proyeksi fokal spot yang

mendekati atau tegak lurus permukaan target paling besar (4) . Proyeksi focal

spot dibelakangnya (3) akan lebih kecil. Proyeksi focal spot di sumbu s

akan lebih kecil dibanding di (3) dan proyeksi focal spot yang paling kecil ada

di (1). Proyeksi focal spot yang besar menyebabkan intensitas sinar

besar.Hasilnya proyeksi focal spot yang mendekati atau tegak lurus

permukaan target (4) intensitasnya paling besar.

focal spot yang berbeda–

ukuran proyeksi focal spot dengan

berbagai sudut yang diproyeksikan dari target. Proyeksi fokal spot yang

mendekati atau tegak lurus permukaan target paling besar (4) . Proyeksi focal

spot dibelakangnya (3) akan lebih kecil. Proyeksi focal spot di sumbu sinar (2)

akan lebih kecil dibanding di (3) dan proyeksi focal spot yang paling kecil ada

di (1). Proyeksi focal spot yang besar menyebabkan intensitas sinar-X menjadi

besar.Hasilnya proyeksi focal spot yang mendekati atau tegak lurus

Page 28: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan oktober 2012 di bagian Radiologi RSUD

H. Padjonga Dg Ngalle Kab.Takalar.

III.2. Alat dan Bahan.

Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini terdiri dari :

1. Satu unit pesawat sinar-X

a. Pesawat sinar-X general purpose

Merk : HYUNDAI MEDICAL X-RAY

Model : HDMC-5125R

No Seri : 2k75017

b. Spesifikasi tabung sinar-X

Merk tabung : Tosiba Rotanode

Model : E7239X

No. Seri : 7A0359

Insert Model : E7239

Max Voltage : 129 kV

Focal Spot : 2,0 / 1,0mm

Permanent Filtration : 0,9 Al / 75

2. Kaset yang dilengkapi dengan Intensifying Screen

Page 29: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

3. Film radiografi

4. Satu unit alat pencuci film otomatis

5. Densitometer digital

6. Obyek Penelitian berupa phantom

7. Stepwedge

III.3. Prosedur Penelitian

Penentuan distribusi efek heel dilakukan dengan menggunakan obyek yang

mempunyai ketebalan yang berbeda dan obyek yang mempunyai ketebalan yang

homogen. Pengujian ini dilakukan dengan posisi penempatan obyek terhadap

tabung pesawat sinar-X yang berbeda, meliputi 3 tahapan :

1. Obyek dengan ketebalan yang berbeda dengan posisi :

a. Posisi I : obyek tebal searah dengan anoda

b. Posisi II : obyek tebal searah dengan katoda

c. Posisi III : obyek melintang terhadap tabung sinar-X

2. Obyek dengan ketebalan yang sama dengan posisi :

a. Posisi I : obyek sejajar dengan anoda – katoda

b. Posisi II : Obyek melintang terhadap anoda – katoda

3. Obyek yang berupa film Rontgen

a. Posisi I : obyek / film sejajar dengan anoda – katoda

b. Posisi II ; obyek / film melintang terhadap anoda – katoda

Adapun prosedur yang dilakukan adalah :

1. Pengaturan terhadap setiap posisi yang telah ditentukan

Page 30: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

2. Penyinaran terhadap setiap posisi yang telah ditentukan

3. Pencucian film dengan menggunakan Automatic Processing

4. Pengukuran densitas film radigrafi dengan menggunakan densitometer

5. Penetapan posisi yang optimal berdasarkan ketebalan obyek

6. Menentukan hubungan densitas film terhadap urutan stepwedge

Dalam penelitian ini tiap lembar foto yang dihasilkan dari tiap – tiap percobaan

menghasilkan satu deretan angka – angka yang menunjukkan nilai densitas

masing–masing step yang ada. Dengan demikian tiap deretan terdiri dari sebelas

angka pada bagian anoda dan sebelas angka pada bagian katoda.

Sedangkan cara pengukuran densitas yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Menentukan lokasi yang diukur.

Pada percobaan ini dilakukan mengukur densitas pada daerah step wedge

yang tergambar pada foto rontgen.

b. Alat.

Alat yang digunakan untuk mengukur densitas pada percobaan ini adalah

densitometer.

c. Cara pengukuran densitas.

Setelah gambaran step wedge yang akan diukur diletakkan di atas

densitometer, maka alat pada densitometer ditekan sehingga nantinya akan

keluar angka. Angka yang tertera pada densitometer tersebut bukan

merupakan hasil akhir densitas, karena harus dikurangi dengan fog level

yang terdapat pada film tersebut. Setelah dikurangi dengan fog level, maka

baru terdapat angka densitas yang sebenarnya.

Page 31: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

Posisi – posisi yang dilakukan pada penelitian ini :

Percobaan I : Untuk obyek yang mempunyai ketebalan yang berbeda

Posisi I : Anoda (A) Katoda (K) sejajar dengan obyek

Tabung Sinar-X

Katoda (K) Anoda (A)

Berkas Sinar-X

(a)

Film

Obyek

(b) Film

Obyek

Gambar III. 1a. Obyek tebal searah dengan Anoda dan gambar III.

1b. Obyek tebal searah dengan Katoda (K) untuk obyek yang

mempunyai ketebalan yang berbeda

Page 32: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

Posisi II : Obyek melintang terhadap tabung sinar - X

Anoda (A)

Tabung Sinar-X

Katoda (K)

Berkas sinar-X

Film

Obyek

Gambar III.2. Katoda – Anoda melintang terhadap obyek untuk obyek yang

mempunyai ketebalan yang berbeda

Page 33: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

Percobaan II : Untuk obyek yang mempunyai ketebalan yang sama

Posisi I : Anoda (A) Katoda (K) sejajar dengan obyek

Anoda (A)

Tabung Sinar-X Katoda (K)

Berkas Sinar-X

Film

Obyek

Gambar III.3. Anoda – Katoda sejajar obyek untuk obyek yang mempunyai

ketebalan yang sama

Page 34: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

Posisi II : Obyek melintang terhadap tabung sinar - X

Anoda (A)

Tabung Sinar-X

Katoda (K)

Berkas sinar-X

Film

Obyek

Gambar III.4. Katoda – Anoda melintang terhadap obyek untuk obyek yang

mempunyai ketebalan yang sama

Percobaan III : Untuk obyek yang berupa film Rontgen

Posisi I : Anoda (A) Katoda (K) sejajar dengan obyek

Anoda (A)

Tabung Sinar-X Katoda (K)

Berkas Sinar-X

Film

Gambar III.5. Anoda – Katoda sejajar obyek untuk obyek yang berupa film

Page 35: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

Posisi II : Obyek melintang terhadap tabung sinar -X

Anoda (A)

Tabung Sinar-X

Katoda (K)

Berkas sinar-X

Film

Gambar III.6. Katoda – Anoda melintang terhadap obyek untuk obyek yang

berupa film

Page 36: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

III.4. Alur Penelitian.

Berikut merupakan alur penelitian

Mulai

Persiapan alat dan bahan

Pengaturan posisi obyek –

tabung sinar-X

Obyek dengan

ketebalan

berbeda

Obyek dengan

ketebalan

homogen

Pengukuran

densitas film

radigraf

Analisis

Selesai

Penyinaran film radiografi

Page 37: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1.Hasil Pengukuran Densitas Film Radiografi

Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan pada setiap posisi obyek terhadap

penempatan arah anoda – katoda tabung sinar-X dengan menggunakan obyek

yang mempunyai ketebalan berbeda dan obyek yang mempunyai ketebalan sama (

homogen ). Sedangkan pengukuran rata – rata densitas dilakukan pada tiap

lembar foto yang dihasilkan dari tiap – tiap percobaan yang menghasilkan satu

deretan angka – angka yang menunjukkan nilai densitas masing–masing step yang

ada. Dengan demikian tiap deretan terdiri dari sebelas angka pada bagian katoda

dan sebelas angka pada bagian anoda. Data selengkapnya dapat dilihat pada

halaman lampiran.Dan hasil pengukuran densitas tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut :

Page 38: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

IV.1.1. Hasil pengukuran densitas Untuk obyek yang mempunyai ketebalan

yang berbeda.

Tabel IV.1. Nilai densitas untuk obyek yang mempunyai ketebalan

yang berbeda

Daerah

Pengukuran

Step

wedge

Obyek tebal

searah anoda

(A)

Obyek tebal

searah katoda

(K)

Obyek

melintang

terhadap

tabung

Nilai densitas Nilai densitas Nilai densitas

Arah

Katoda

( A )

11 0,16 0,16 0,16

10 0,18 0,17 0,17

9 0,19 0,19 0,18

8 0,30 0,26 0,24

7 0,52 0,46 0,38

6 0,90 0,83 0,67

5 1,45 1,38 1,18

4 1,47 1,92 1,77

3 2,31 2,30 2,21

2 2,49 2,49 2,46

1 2,59 2,59 2,55

Arah

Anoda

( B )

1 2,54 2,53 2,56

2 2,44 2,44 2,49

3 2,20 2,19 2,33

4 1,77 1,77 1,98

5 1,23 1,20 1,45

6 0,68 0,68 0,89

7 0,37 0,38 0,48

8 0,22 0,23 0,28

9 0,16 0,17 0,19

10 0,16 0,16 0,17

11 0,15 0,15 0,15

Pada tabel IV.1 diperoleh hasil pengukuran densitas yaitu :

Pada penempatan obyek tebal searah anoda.

Untuk daerah pengukuran arah katoda nilai densitas tertinggi sebesar

2,59 dan nilai densitas terendah sebesar 0,16, arah anoda nilai densitas

tertinggi sebesar 2,54 dan nilai densitas terendah sebesar 0,15. Sedangkan

Page 39: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

kontras film masing masing bagian yang iukur dapat diambil dari nilai

densitas tertinggi di kurangi dengan nilai densitas terendah yaitu pada arah

katoda sebesar 2,43, arah anoda sebesar 2,39.

Pada penempatan obyek tebal searah katoda.

Untuk daerah pengukuran arah katoda nilai densitas tertinggi sebesar

2,59 dan nilai densitas terendah sebesar 0,16, arah katoda nilai densitas

tertinggi sebesar 2,53 dan nilai densitas terendah sebesar 0,15 Sedangkan

kontras film masing masing bagian yang diukur dapat diambil dari nilai

densitas tertinggi di kurangi dengan nilai densitas terendah yaitu pada arah

katoda sebesar 2,43, arah anoda sebesar 2,38.

Pada penempatan obyek melintang terhadap tabung sinar-X.

Untuk daerah pengukuran arah katoda nilai densitas tertinggi sebesar

2,55 dan nilai densitas terendah sebesar 0,16, arah katoda nilai densitas

tertinggi sebesar 2,56 dan nilai densitas terendah sebesar 0,15. Sedangkan

kontras film masing masing bagian yang diukur dapat diambil dari nilai

densitas tertinggi di kurangi dengan nilai densitas terendah yaitu pada arah

katoda sebesar 2,39, arah anoda sebesar 2,41.

Jadi pada percobaan inikita bisa melihat bahwa nilai densitas minimum untuk

arah katoda (K) mempunyai nilai yang sama yaitu sebesar 0,16 dan arah anoda

(A) sebesar 0,15, dengan demikian perbedaan densitas minimum antara daerah

katoda (K) dan daerah anoda (A) untuk tiap – tiap penelitian sebesar 0,01.

Sedangkan nilai densitas maksimum untuk daerah katoda (K) sebesar 2,59 dan

nilai densitas maksimum daerah anoda (A) berbeda – beda yaitu sebesar 2,54 dan

Page 40: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

2,53 dengan demikian perbedaan nilai densitas maksimum pada daerah katoda (K)

dan daerah anoda (A) pada percobaan ini sebesar 0,01 dan 0,02.

Pada percobaan ini juga terlihat bahwa distribusi intensitas radiasi hampir

merata antara daerah katoda (K) dan daerah anoda (A) tetapi cenderung lebih

besar ke arah katoda (K).

Hasil pengukuran densitas dapat digambarkan pada grafik di bawah ini :

Gambar IV. 1 Grafik Hubungan Stepwedge dan Nilai Densitas untuk obyek

tebal searah anoda

Pada gambar IV.1 grafik nilai densitas untuk obyek tebal searah anoda

menggambarkan bahwa grafik yang berwarna biru, menunjukkan densitas

maksimum daerah katoda (K) sedikit lebih tinggi dari daerah anoda (A) yang

digambarkan dengan grafik berwarna merah.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Katoda

Anoda

Page 41: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

Gambar IV. 2 Grafik Hubungan Stepwedge dan Nilai Densitas untuk obyek

tebal searah katoda

Pada gambar IV.2 grafik nilai densitas untuk obyek tebal searah anoda

menggambarkan bahwa grafik yang berwarna biru, menunjukkan densitas

maksimum daerah katoda (K) sedikit lebih tinggi dari daerah anoda (A) yang

digambarkan dengan grafik berwarna merah.

/

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Katoda (K)

Anoda (A)

Page 42: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

Gambar IV. 3 Grafik Hubungan Stepwedge dan Nilai Densitas untuk obyek

melintang terhadap tabung sinar-X

Gambar IV.3 menggambarkan bahwa grafik berwarna merah menunjukkan

bahwa densitas maksimum daerah anoda (A) sedikit lebih tinggi dari daerah

katoda (K) yang digambarkan dengan grafik berwarna biru.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Katoda (K)

Anoda (A)

Page 43: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

IV.1.2. Hasil Pengukuran Densitas Untuk Obyek Yang Mempunyai

Ketebalan Yang Sama

Tabel. IV. 2. Nilai densitas untuk obyek yang mempunyai ketebalan yang

sama

Daerah

Pengukuran

Step

wedge

Obyek sejajar

dengan Katoda

(K) – Anoda (A)

Obyek

melintang

terhadap tabung

Nilai densitas Nilai densitas

Arah

Katoda

( A )

11 0,48 0,18

10 0,50 0,19

9 0,53 0,19

8 0,66 0,31

7 0,90 0,56

6 1,24 0,97

5 1,70 1,51

4 2,11 2,03

3 2,37 2,31

2 2,49 2,49

1 2,55 2,55

Arah Anoda

( B )

1 2,54 2,54

2 2,49 2,48

3 2,35 2,35

4 2,06 2,00

5 1,60 1,49

6 1,05 0,95

7 0,58 0,55

8 0,33 0,31

9 0,21 0,21

10 0,18 0,18

11 0,17 0,16

Pada tabel IV. 2 diperoleh hasil pengukuran densitas yaitu :

Pada penempatan obyek searah tabung sinar-X.

Untuk daerah pengukuran arah katoda nilai densitas tertinggi sebesar

2,55 dan nilai densitas terendah sebesar 0,48, arah anoda nilai densitas

tertinggi sebesar 2,54 dan nilai densitas terendah sebesar 0,17. Sedangkan

kontras film masing masing bagian yang diukur dapat diambil dari nilai

Page 44: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

densitas tertinggi di kurangi dengan nilai densitas terendah yaitu pada arah

katoda sebesar 2,07, arah anoda sebesar 2,37.

Pada penempatan obyek melintang terhadap tabung sinar-X.

Untuk daerah pengukuran arah katoda nilai densitas tertinggi sebesar

2,55 dan nilai densitas terendah sebesar 0,18, arah anoda nilai densitas

tertinggi sebesar 2,54 dan nilai densitas terendah sebesar 0,16. Sedangkan

kontras film masing masing bagian yang diukur dapat diambil dari nilai

densitas tertinggi di kurangi dengan nilai densitas terendah yaitu pada arah

katoda sebesar 2,37, arah anoda sebesar 2,38.

Pada percobaan ini terlihat bahwa nilai densitas maksimum pada daerah

katoda (K) yaitu sebesar 2,55 sedangkan nilai densitas maksimum pada daerah

anoda (A) sebesar 2,54 sehingga perbedaan nilai densitas maksimum antara

daerah katoda (K) dan daerah anoda (A) adalah sebesar 0,01. Sedangkan nilai

densitas minimum untuk arah katoda (K) mempunyai nilai sebesar 0,48 dan arah

anoda (A) sebesar 0,17, dengan demikian perbedaan densitas minimum antara

daerah katoda (K) dan daerah anoda (A) sebesar 0,31.

Pada percobaan ini juga terlihat bahwa distribusi intensitas radiasi

juga hampir merata antara daerah katoda (K) dan daerah anoda (A) tetapi

cenderung lebih besar ke arah katoda (K).

Page 45: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

Hasil pengukuran nilai densitas dapat digambarkan pada grafik di bawah ini :

Gambar IV. 4 Grafik Hubungan Stepwedge dan Nilai Densitas untuk obyek

sejajar Anoda - Katoda

Pada gambar IV.4 grafik nilai densitas untuk obyek sejajar anoda -

katoda menunjukkan bahwa baik grafik yang berwarna biru menunjukkan

densitas maksimum pada daerah katoda (K) lebih tinggi dari daerah anoda (A)

yang digambarkan dengan grafik berwarna merah.

Gambar IV. 5 Grafik Hubungan Stepwedge dan Nilai Densitas untuk obyek

yang melintang terhadap tabung sinar-X

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Katoda (K)

Anoda (A)

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Katoda (K

Anoda (A)

Page 46: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

Gambar IV.5 menggambarkan bahwa grafik berwarna merah menunjukkan

bahwa densitas maksimum daerah anoda (A) sedikit lebih tinggi dari daerah

katoda (K) yang digambarkan dengan grafik berwarna biru.

IV.1.3. Hasil pengukuran densitas untuk obyek yang berupa film

1 5 9 13

2 6 10 14

3 7 11 15

4 8 12 16

Arah Katoda (K) Arah Anoda (A)

Gambar IV.6. Metode pembagian sel dalam pengukuran nilai densitas pada

film radiografi

Gambar IV.6 merupakan gambar pengukuran nilai densitas yang langsung ke

film radigrafi, gambar ini terdiri dari 16 kotak di mana pada setiap kotak

dilakukan pengukuran nilai densitas sebanyak tiga ( 3 ) kali yaitu pada sisi depan,

sisi tengah dan sisi belakang kotak, kemudian penulis membagi kembali dari 16

kotak menjadi 6 kotak sehingga nilai densitas dapat penulis sajikan pada tabel

IV.3 di bawah ini, sedangkan hasil pengukurannya dapat dilihat pada halaman

lampiran..

Page 47: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6

Arah Katoda (K) Arah Anoda (A)

Gambar IV.7. Tititk – titik pengukuran pada sel yang telah ditentukan

sesuai gambar 4.10

Tabel. IV. 3. Nilai densitas untuk obyek yang menggunakan film

Pada tabel IV. 3 diperoleh hasil pengukuran densitas yaitu :

Pada penempatan obyek searah tabung sinar-X.

Untuk daerah pengukuran arah katoda nilai densitas tertinggi sebesar

2,30 dan nilai densitas terendah sebesar 2,24, arah anoda nilai densitas

Daerah

Pengukuran

Obyek searah

tabung sinar-X

Obyek melintang

terhadap tabung

Kotak Nilai

Densitas Kotak

Nilai

Densitas

Arah Katoda

6 2,30 6 2,32

5 2,28 5 2,30

4 2,27 4 2,28

3 2,27 3 2,28

2 2,26 2 2,27

1 2,24 1 2,23

Arah Anoda

1 2,22 1 2,23

2 2,20 2 2,21

3 2,19 3 2,18

4 2,13 4 2,06

5 2,09 5 2,02

6 2,00 6 1,96

Page 48: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

tertinggi sebesar 2,22 dan nilai densitas terendah sebesar 2,00. Sedangkan

kontras film masing masing bagian yang diukur dapat diambil dari nilai

densitas tertinggi di kurangi dengan nilai densitas terendah yaitu pada arah

katoda sebesar 0,06, arah anoda sebesar 0,22.

Pada penempatan obyek melintang terhadap tabung sinar-X.

Untuk daerah pengukuran arah katoda nilai densitas tertinggi sebesar

2,32 nilai densitas terendah sebesar 2,23, arah anoda nilai densitas tertinggi

sebesar 2,23 dan nilai densitas terendah sebesar 1,96. Sedangkan kontras film

masing masing bagian yang diukur dapat diambil dari nilai densitas tertinggi

di kurangi dengan nilai densitas terendah yaitu pada arah katoda sebesar

0,09, arah anoda sebesar 0,27.

Pada percobaan ini nilai densitas maksimum untuk arah katoda sebesar 2,32

dan arah anoda sebesar 2,23, dengan demikian perbedaan nilai densitas

maksimum antara arah katoda (K) dan arah anoda (A) adalah sebesar 0,09

sedangkan nilai densitas minimum untuk arah katoda (K) sebesar 2,23, arah

anoda (A) sebesar 1,96 sehingga perbedaarn nilai densitas minimum antara arah

katoda (K) dan arah anoda (A) sebesar 0,27. Pada percobaan ini juga mempunyai

pola distribusi intensitas radiasi hampir merata antara daerah katoda (K) dan

daerah anoda (A) tetapi cenderung lebih besar ke arah katoda (K).

Page 49: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

Hasil pengukuran nilai densitas dapat digambarkan pada grafik di bawah ini :

Gambar IV. 8 Grafik Hubungan Stepwedge dan Nilai Densitas untuk obyek

sejajar dengan tabung sinar-X

Pada gambar IV.8 grafik hubungan stepwedge dan nilai densitas untuk obyek

sejajar dengan tabung sinar-X yang menggambarkan bahwa pada grafik yang

berwarna biru menunjukkan bahwa densitas maksimum daerah katoda (K) lebih

tinggi dari pada densitas maksimum daerah anoda (A) yang digambarkan dengan

grafik berwarna merah..

1,85

1,9

1,95

2

2,05

2,1

2,15

2,2

2,25

2,3

2,35

1 2 3 4 5 6

Katoda (K

Anoda (A)

Page 50: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

Gambar IV. 9. Grafik Hubungan Stepwedge dan Nilai Densitas untuk obyek

melintang terhadap tabung sinar-X

Pada gambar IV.9 grafik nilai densitas yang menggambarkan bahwa pada grafik

yang berwarna biru menunjukkan bahwa densitas maksimum daerah katoda (K)

lebih tinggi dari pada densitas maksimum daerah anoda (A) yang digambarkan

dengan grafik berwarna merah.

IV.1.4. Hasil pengukuran selisih nilai densitas antara teori dengan percobaan

Hasil selisih pengukuran secara teoritis dengan percobaan didapatkan dengan

cara pengurangan antara nilai densitas secara teoritis dengan nilai densitas secara

pengukuran dimana nilai densitas secara teoritis didapatkan dengan cara

% Densitas Teori х Densitas titik 1

Densitas Teoritis =

100

1,7

1,8

1,9

2

2,1

2,2

2,3

2,4

1 2 3 4 5 6

Katoda

Anoda

Page 51: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

Tabel IV.4. Selisih nilai densitas untuk obyek sejajar dengan tabung sinar-X

Daerah

Pengukuran

Titik

ke

Pengukuran Teori Selisih

densitas Densitas % % Densitas

Katoda

1 2.3 102.7 125 2.80 22.3

2 2.28 101.8 120 2.69 18.2

3 2.27 101.3 115 2.58 13.7

4 2.27 101.3 110 2.46 8.7

5 2.26 100.9 105 2.35 4.1

6 2.24 100.0 100 2.24 0.0

Anoda

1 2.22 100.0 100 2.22 0.0

2 2.2 99.1 95 2.11 -4.1

3 2.19 98.6 90 2.00 -8.6

4 2.13 95.9 85 1.89 -10.9

5 2.09 94.1 80 1.78 -14.1

6 2 90.1 75 1.67 -15.1

Page 52: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

Tabel IV.5. Selisih nilai densitas untuk obyek melintangterhadap tabung

sinar-X

Daerah

Pengukuran

Titik

ke

Pengukuran Teori Selisih

densitas Densitas % % Densitas

Katoda

6 2.32 104.0 125 2.79 21.0

5 2.3 103.1 120 2.68 16.9

4 2.28 102.2 115 2.56 12.8

3 2.28 102.2 110 2.45 7.8

2 2.27 101.8 105 2.34 3.2

1 2.23 100.0 100 2.23 0.0

Anoda

1 2.23 100.0 100 2.23 0.0

2 2.21 99.1 95 2.12 -4.1

3 2.18 97.8 90 2.01 -7.8

4 2.06 92.4 85 1.90 -7.4

5 2.02 90.6 80 1.78 -10.6

6 1.96 87.9 75 1.67 -12.9

Dari tabel IV.4 dan tabel IV.5 dapat dilihat bahwa persentase nilai densitas

berdasarkan pengukuran berbeda dengan persentase nilai densitas berdasarkan

teori. Hal ini tidak konsisten dengan teori disebabkan karena pesawat yang

dipakai pada saat penelitian telah mengalami beberapa kali perbaikan sehingga

distribusi intensitas sinar-X yang dihasilkan telah berbeda dengan distribusi

intensitas sinarX yang sebenarnya. Akan tetapi distribusi intensitas sinar-X tetap

Page 53: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

sesuai dengan teoritis yaitu distribusi intensitas sinar-X lebih besar kearah katoda

dibandingkan kearah anoda.

Berdasarkan data – data tersebut di atas, grafik pada tiap – tiap percobaan

menunjukkan hasil yang sesuai dengan teori tentang efek heel di mana intensitas

radiasi ke arah katoda (K) lebih besar dibandingkan intensitas radiasi ke arah

anoda (A).Dan hal ini juga sesuai dengan teori pemanfaatan efek heel, yaitu untuk

mendapatkan hasil densitas antara bagian proksimal dan bagian distal relative

lebih merata dengan menempatkan arah katoda (K) pada daerah yang mempunyai

ketebalan obyek yang lebih tebal.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa :

Perbedaan nilai densitas yang terjadi pada daerah katoda lebih besar

dibandingkan pada daerah anoda. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan

bahwa intensitas radiasi pada daerah katoda lebih besar dibandingkan pada daerah

anoda. Ini dikarenakan terjadi sebagai akibat dari variasi atau perbedaan dari fokal

spot, di mana perbedaan ini timbul sebagai akibat perbedaan view point.

Dengan adanya perbedaan intensitas radiasi tersebut, maka densitas yang

terjadi pada sebuah foto rontgen juga akan berbeda sebanding dengan perbedaan

intensitas yang terjadi.

Karena perbedaan intensitas lebih banyak terjadi pada daerah katoda, maka

supaya sejalan dengan prinsip pemanfaatan efek heel dianjurkan untuk

meletakkan arah katoda pada bagian yang mempunyai ketebalan obyeknya lebih

tebal sehingga nantinya densitas yang dihasilkan lebih merata.

Page 54: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebagai penutup dari skripsi ini penulis memberikan kesimpulan yang

merupakan rangkuman secara keseluruhan dari skripsi ini, antara lain :

1. Perbedaan letak arah katoda dan arah anoda akan mengakibatkan

terjadi perubahan nilai kontras. Nilai kontras tertinggi untuk obyek

yang mempunyai ketebalan yang berbeda sebesar 2,43, untuk obyek

yang mempunyai ketebalan yang sama sebesar 2,38 , dan untuk obyek

yang berupa film sebesar 0,20 pada arah katoda.

2. Nilai densitas berdasarkan teori berbeda dengan nilai densitas

berdasarkan pengukuran, untuk obyak sejajar dengan tabung sinar-X

selisih nilai densitas maksimum sebesar 22,3% dan selisih nilai

densitas minimum sebesar -15,1% dan untuk obyek yang melintang

terhadap tabung sinar-X selisih densitas maksimum sebesar 21,0%dan

selisih nilai densitas minimum sebesar -12,9%.

Page 55: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

B. Saran – saran.

Sesuai dengan tujuan radiografi yaitu membuat foto dengan kualitas yang

optimum, maka penulis menyarankan agar dalam pembuatan foto rontgen

hendaknya selalu memperhatikan hal – hal berikut :

1. Untuk pembuatan satu foto rontgen, untuk obyek yang mempunyai

ketebalan yang berbeda hendaknya arah katoda diletakkan pada

bagian obyek yang lebih tebal dan arah anoda diletakkan pada bagian

obyek yang tipis.

2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya penentuan luas pengukuran

harus sesuai dengan kolimasi yang dibuat.

Page 56: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

DAFTAR PUSTAKA

Hoxter, E.A, 1989, Teknik Memotret Rontgen, diindonesiakan oleh S. Sombu,

Siemens, Jakarta.

// yosainto.files.wordpress.com/ 2011/11/3.jpg

Meredith, W J. Massey, J.B., 1977, Fundamental Physic of Radiology, Third

Edition, John Wright and Sons Ltd, Bristol

Sjahriar R., 1998, Radiologi Diagnostik, Penerbit Gaya Baru, Jakarta

Plaats, V.D., 1969, Medical X-ray Technique, The MamillkanPress, Third

Edition, Netherlands

Yuwono, L., 1990, Perlindungan Bagi Pasien Dan Dokter Gigi, Widya Medika,

Jakarta

Curry III, T.S. Dowdey, J.E and Murry, J.R, 1990, Cristensen’s Physich Of

Diagnostic Radiology, 4rd Edition , Lea and Febiger, Philadelphia

Gudang Materi.com, Proses terjadinya sinar X Bremsrtahlung Dan Karakteristik

Page 57: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

LAMPIRAN

Hasil Pengukuran Densitas Percobaan I ( Obyek menpunyai Ketebalan Yang

Berbeda

1. POSISI OBYEK : Obyek tebal searah Anoda (B)

a. Arah Katoda (A) b. Arah Anoda (B)

Step

Hasi Pengukuran

Densitas

Rata

Rata

Step Hasil Pengukuran

Densitas

Rata

-

Rata I II III I II III

1 0,36 0,33 0,35 0,36 1 0,34 0,34 0,33 0,34

2 0,38 0,37 0,36 0,37 2 0,35 0,35 0,35 0,35

3 0,39 0,38 0,38 0,38 3 0,37 0,35 0,35 0,36

4 0,50 0,49 0,49 0,49 4 0,41 0,40 0,41 0,41

5 0,71 0,70 0,72 0,71 5 0,55 0,55 0,58 0,56

6 1,07 1,09 1,13 1,09 6 0,86 0,86 0,88 0,87

7 1,60 1,64 1,67 1,64 7 1,41 1,42 1,42 1,42

8 2,15 2,16 2,17 2,16 8 1,92 1,97 2,00 1,96

9 2,48 2,50 2,53 2,50 9 2,35 2,41 2,43 2,39

10 2,66 2,68 2,69 2,68 10 2,62 2,63 2,64 2,63

11 2,78 2,78 2,79 2,78 11 2,72 2,73 2,73 2,73

POSISI OBYEK : Obyek Tebal Searah Katoda (A)

A. Arah Katoda ( A) b. Arah Anoda (B)

Step

Hasi Pengukuran

Densitas

Rata

Rata

Step Hasil Pengukuran

Densitas

Rata

-

Rata I II III I II III

1 0,36 0,35 0,35 0,35 1 0,33 0,34 0,34 0,34

2 0,35 0,36 0,37 0,36 2 0,35 0,35 0,35 0,35

3 0,38 0,38 0,38 0,38 3 0,37 0,35 0,35 0,36

4 0,45 0,45 0,46 0,45 4 0,42 0,41 0,42 0,42

5 0,65 0,63 0,66 0,65 5 0,56 0,55 0,59 0,57

6 1,03 1,00 1,02 1,02 6 0,86 0,88 0,88 0,87

7 1,55 1,58 1,57 1,57 7 1,36 1,40 1,43 1,39

8 2,10 2,10 2,12 2,11 8 1,90 1,97 2,01 1,96

9 2,47 2,49 2,50 2,49 9 2,35 2,40 2,41 2,38

10 2,66 2,68 2,69 2,68 10 2,61 2,63 2,65 2,63

11 2,77 2,77 2,78 2,77 11 2,71 2,72 2,72 2,72

Page 58: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

2. POSISI OBYEK : Obyek melintang terhadap tabung

a. Arah Katoda (A) b. Arah Anoda (B)

Step

Hasi Pengukuran

Densitas

Rata

Rata

Step Hasil Pengukuran

Densitas

Rata

-

Rata I II III I II III

1 0,35 0,35 0,35 0,35 1 0,35 0,34 0,34 0,34

2 0,36 0,36 0,35 0,36 2 0,36 0,36 0,35 0,36

3 0,37 0,37 0,37 0,37 3 0,38 0,37 0,38 0,38

4 0,44 0,43 0,43 0,43 4 0,48 0,45 0,47 0,47

5 0,56 0,58 0,57 0,57 5 0,69 0,65 0,67 0,67

6 0,84 0,88 0,86 0,86 6 1,07 1,07 1,11 1,08

7 1,31 1,39 1,40 1,37 7 1,61 1,64 1,67 1,64

8 1,92 1,97 1,98 1,96 8 2,17 2,17 2,20 2.18

9 2,34 2,43 2,43 2,40 9 2,50 2,51 2,54 2,52

10 2,62 2,66 2,66 2,65 10 2,68 2,68 2,69 2,68

11 2,74 2,74 2,74 2,74 11 2,75 2,75 2,74 2,75

Hasil Pengukuran Densitas Percobaan II ( Obyek mempunyai Ketebalan

Yang Sama )

1. Posisi Obyek : Obyek Searah Tabung

a. Arah Katoda (A) b. Arah Anoda (B)

Step

Hasi Pengukuran

Densitas

Rata

Rata

Step Hasil Pengukuran

Densitas

Rata

Rata I II III I II III

1 0,66 0,68 0,67 0,67 1 0,36 0,36 0,36 0,36

2 0,69 0,69 0.70 0,69 2 0,36 0,37 0,37 0,37

3 0,72 0,72 0,72 0,72 3 0,40 0,40 0,41 0,40

4 0,82 0,86 0,87 0,85 4 0,53 0,51 0,53 0,52

5 1,06 1,10 1,11 1,09 5 0,76 0,71 0,83 0,77

6 1,39 1,45 1,46 1,43 6 1,18 1,26 1,28 1,24

7 1,84 1,90 1,93 1,89 7 1,75 1,79 1,82 2,79

8 2,27 2,31 2,32 2,3 8 2,22 2,26 2,27 2,25

9 2,54 2,56 2,57 2,56 9 2,52 2,55 2,55 2,54

10 2,67 2,68 2,70 2,68 10 2,67 2,69 2,69 2,68

11 2,73 2,74 2,74 2,74 11 2,72 2,74 2,73 2,73

Page 59: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

2. POSISI OBYEK : Obyek Melintang Terhadap Tabung

a. Arah Katoda (A) b. Arah Anoda (B)

Step

Hasi Pengukuran

Densitas

Rata

Rata

Step Hasil Pengukuran

Densitas

Rata

-

Rata I II III I II III

1 0,38 0,36 0,36 0,37 1 0,35 0,35 0,35 0,35

2 0,38 0,39 0,38 0,38 2 0,38 0,37 0,37 0,37

3 0.39 0,38 0,38 0,38 3 0,40 0,39 0,41 0,40

4 0,50 0,50 0,51 0,50 4 0,50 0,50 0,49 0,49

5 0,72 0,75 0,77 0,75 5 0,72 0,71 0,79 0,74

6 1,14 1,15 1,18 1,16 6 1,13 1,14 1,16 1,14

7 1,70 1,71 1,70 1,70 7 1,66 1,70 1,67 1,68

8 2,21 2,22 2,22 2,22 8 2,17 2,20 2,21 2,19

9 2,43 2,52 2,55 2,50 9 2,52 2,54 2,56 2,54

10 2,68 2,68 2,69 2,68 10 2,67 2,68 2,68 2,67

11 2,74 2,74 2,75 2,75 11 2,72 2,74 2,73 2,73

Hasil Pengukuran Densitas Percobaan III ( Obyek Berupa Film Radiografi )

1. Posisi Obyek : Obyek Searah Tabung 2. Obyek melintang

terhadap tabung

Kotak

Hasil Pengukuran

Densitas Rata

-

Rata

Kotak

Hasil Pengukuran

Densitas Rata

-

Rata I II III I II III

1 2,49 2,44 2,46 2,46 1 2,52 2,48 2,33 2,44

2 2,43 2,47 2,43 2,44 2 2,53 2,51 2,52 2,52

3 2,42 2,38 2,32 2,37 3 2,51 2,50 2,50 2,50

4 2,22 2,15 1,99 2,12 4 2,52 2,50 2,50 2,51

5 2,53 2,50 2,45 2,49 5 2,50 2,43 2,26 2,39

6 2,50 2,49 2,48 2,49 6 2,49 2,48 2,48 2,48

7 2,38 2,42 2,44 2,41 7 2,48 2,49 2,41 2,46

8 2,27 2,20 1,92 2,13 8 2,49 2,49 2,47 2,48

9 2,51 2,50 2,43 2,48 9 2,41 2,33 2,23 2,33

10 2,49 2,48 2,46 2,48 10 2,42 2,40 2,41 2,41

11 2,45 2,40 2,40 2,42 11 2,42 2,42 2,42 2,42

12 2,38 2,35 2,37 2,37 12 2,46 2,45 2,45 2,45

13 2,45 2,45 2,40 2,43 13 2,14 2,06 1,96 2,05

14 2,43 2,42 2,46 2,44 14 2,18 2,11 2,08 2,12

15 2,38 2,39 2,38 2,38 15 2,32 2,28 2,25 2,28

16 2,40 2,42 2,46 2,43 16 2.40 2,37 2,34 2,37

Page 60: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

1. Posisi Obyek : Obyek Searah Tabung

a. Arah Katoda (K) b. Arah Anoda (A)

Kotak

Hasil Pengukuran

Densitas

Rata

Rata

Kotak

Hasil Pengukuran

Densitas

Rata

-

Rata I II III IV I II III IV

1 2,46 2,45 2,43 2,40 2,43 1 1,99 1,92 2,37 2,46 2,19

2 2,43 2,48 2,46 2,46 2,45 2 2,15 2,20 2,35 2,42 2,28

3 2,47 2,49 2,48 2,42 2,46 3 2,22 2,27 2,38 2,40 2,32

4 2,43 2,50 2,49 2,43 2,46 4 2,32 2,44 2,40 2,38 2,39

5 2,44 2,50 2,50 2,45 2,47 5 2,38 2,42 2,40 2,39 2,40

6 2,49 2,53 2,51 2,45 2,49 6 2,42 2,38 2,45 2,38 2,41

2. Posisi Obyek : Obyek melintang terhadap tabung

a. Arah Katoda (K) b. Arah Anoda (A)

Kotak

Hasil Pengukuran

Densitas

Rata

Rata

Kotak

Hasil Pengukuran

Densitas

Rata

-

Rata I II III IV I II III IV

1 2,26 2,48 2,48 2,49 2,42 1 1,96 2,08 2,25 2,34 2,15

2 2,50 2,49 2,41 2,47 2,46 2 2,06 2,11 2,28 2,40 2,21

3 2,43 2,48 2,49 2,49 2,47 3 2,14 2,18 2,32 2,37 2,25

4 2,33 2,53 2,50 2,52 2,47 4 2,23 2,41 2,42 2,45 2,37

5 2,48 2,51 2,50 2,50 2,49 5 2,35 2,40 2,42 2,45 2,40

6 2,52 2,52 2,51 2,50 2,51 6 2,41 2,42 2,42 2,46 2,42

Page 61: STUDI EFEK HEEL PADA FILM RADIOGRAFI - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/...katoda dari pada ke arah anoda sehingga penempatan posisi

Nilai Fog Level Film

Kotak

Hasil Pengukuran Densitas Rata

-

Rata I II III IV V VI VII VIII IX

1 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19