SKRIPSI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4019/1/TP161585 Rozi.pdf · PROGRAM...

87
PROGRAM PELAKSANAAN SHOLAT DHUHA DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK DI MADRASAH ALIYAH SWASTA NURUL FALAH KOTA JAMBI SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (1) Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam ROZI SUSANTO TP.161585 PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHANTHAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Transcript of SKRIPSI - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/4019/1/TP161585 Rozi.pdf · PROGRAM...

  • PROGRAM PELAKSANAAN SHOLAT DHUHA DALAM

    MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK

    DI MADRASAH ALIYAH SWASTA

    NURUL FALAH

    KOTA JAMBI

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (1)

    Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

    ROZI SUSANTO

    TP.161585

    PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHANTHAHA SAIFUDDIN

    JAMBI

    2020

  • KEMENTERIAN AGAMA RIUIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBIT.AKULTAS TARBTYAH I}AI\[ KEGURUAI\

    Hal : NotaDinasLampiran' ' ; -

    S.epada -

    Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan{IIN Sulthan Thdha Saifuddin Jambidi

    Tempati

    As salamu' alaikum wr.w b.Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakanperbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara;

    Nama : Rozi SusantoNIM : TP.161585Judul Skripsi : Program pelaksanaan sholat dhuha dalam meningkatkan

    kedisiplinan anak di madrasah aliyah nurul falah kota jambi.

    Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan/ProgramStudi Pendidikan Agama Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satusyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Pendidikan Agami Islam.

    Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat segeradimunaqasyahkan. Atas Perhatiannya kami ucapkan terlpa kasih.

    Jambi,Pembi

    Dr. M.

    PERSETUJUA}I SKRIPSI/TUGAS AKTIIR

    Nl-rP. 197501I 2006

  • II

    KEMENTERIAN AGAMA RI

    UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

    Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No.

    Revisi

    Tgl.

    Revisi

    Halama

    n

    In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 2

    Hal : Nota Dinas

    Lampiran : -

    Kepada

    Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    di

    Tempat

    Assalamu’alaikum wr.wb.

    Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan

    perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara;

    Nama : Rozi Susanto

    NIM : TP.161585

    Judul Skripsi : Program pelaksanaan sholat dhuha dalam meningkatkan

    kedisiplinan anak di madrasah aliyah nurul Falah Kota Jambi.

    Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan/Program

    Studi Pendidikan Agama Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu

    syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Pendidikan Agama Islam.

    Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat segera

    dimunaqasyahkan. Atas Perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

    Jambi, 15 Juni 2020

    Pembimbing I

    Dr. Hj. Armida, M.Pd.I

    NIP. 1912231990032001

  • KEMENTRIAN AGAMA RI

    UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    Alamat: Jl. Jambi – Ma. BulianKM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36365

    PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

    Kode

    Dokumen

    In. 08-PP- In.08-FM-PP-05-07

    05-01

    Kode Formulir Berlaku tgl No.

    Revisi

    R-0

    Tgl.

    Revisi

    -

    Halaman

    - -

    Nomor: B, /D.1.1 /PP.00.9/V/2020

    Skripsi/Tugas Akhir dengan judul : Program pelaksanaan sholat sunnah dhuha dalam meningkatkan kedisiplinan anak di madrasah aliyah swasta nurul falah kota jambi

    Nama/NIM

    Telah di munaqasyahkan pada

    Nilai Munaqasyah

    : Rozi Susanto / TP 161585

    : Hari senin, 29 juni 2020

    : 81,91 Dan telah dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    TIM MUNAQASYAH

    Ketua Sidang Sekretaris Sidang

    Yudi Kurniawan, M.Pd,

    NIP.

    Penguji I Penguji II

    Pembimbing I

    Dr. Hj Armida, M.Pd

    NIP. 196212231990032001

    Jambi, 29 juni 2020

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    Sekretaris Prodi Pendidikan Agama Islam

    Habib Muhammad, M.Ag

    NIP. 19691114199401 1001

  • III

    PERNYATAAN ORISINALITAS

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun

    sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan

    Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya

    sendiri.

    Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari

    hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

    norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

    Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan

    hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian

    tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-

    undangan yang berlaku.

    Jambi, 2020

    Rozi Susanto

    TP. 161585

    Materai 6.000.-

  • IV

    PERSEMBAHAN

    ِحيم ْحَمنِ الرَّ بِْسمِ َللاَّ الرَّ

    Sujud syukurku kusembahkan kepadaMu ya Allah. Atas takdirMu saya bisa

    menjadi pribadi yang berpikir, berilmu, beriman dan bersabar. Semoga

    keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk masa depan dalam meraih cita-

    cita saya.

    Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk, Ayahanda Ibnu Hajar dan ibunda

    Nurlaila. Terima kasih atas kasih sayang yang berlimpah dari mulai saya lahir,

    hingga saya sudah sebesar ini. atas limpahan doa yang tak berkesudahan.

    Terima kasih selanjutnya kakak saya Abdul Kodir yang luar biasa, dalam

    memberi dukungan dan doa yang tanpa henti.

    Terimakasih juga buat sahabat saya Nurhalimah, Ardian Humaiza, welli

    angga berta dan teman-teman yang telah mendukung dan menemani saya dalam

    situasi apapun.

    Untuk semua pihak yang tidak saya sebutkan, terima kasih atas semuanya.

    Semoga Tuhan senantiasa membalas setiap kebaikan kalian. Serta kehidupan

    kalian semua juga dimudahkan dan diberkahi selalu oleh Allah SWT.

    Saya menyadari bahwa hasil karya skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,

    tetapi saya harap isinya tetap memberi manfaat sebagai ilmu dan pengetahuan

    bagi para pembacanya.

  • V

    MOTTO

    ٰكىةَ لَُهْم ٰلىةَ َوٰاتَُىا الصَّ ِلٰحِت َواَقَاُمىا الصَّ نَّ الَِّرْيَه ٰاَمىُْىا َوَعِملُىا الصّٰ ِِ ا

    اَْجُسُهْم ِعْىَد َزبِِّهْم ۚ َوََل َخْىٌف َعلَْيِهْم َوََل ُهْم يَْحَصوُْىَن ﴿انبقشة : ۷۲۲﴾

    Artinya : Sungguh, orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan,

    melaksanakan salat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi

    Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.

    (QS.Al-Baqarah:277)

  • VI

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahi Robbil „Alamin, segala puji dan syukur senantiasa saya

    ucapkan kehadirat Allah Swt. Karena telah melimpahkan rahmat dan karunianya

    sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir/ karya ilmiah saya.

    Shalawat dan salam penulis do‟a kan semoga tetap dilimpahkan kepada

    Nabi Muhammad Saw. Sebagai pembawa rahmat bagi semua umat seluruh alam.

    Penulisan skripsi ini bertujuan sebagai satu syarat untuk meraih sarjana

    program S.I Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan

    Keguruan UIN STS Jambi, dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari

    bahwa masih jauh dari kesempurnaan.

    Namun berkah dari Allah Swt. Serta usaha-usaha penulis, skripsi ini juga

    dapat diselesaikan. Selama pembuatan skripsi ini banyak halangan dan rintangan

    yang penulis hadapi. Tetapi berkat kerja keras, bantuan dan dorongan dari

    berbagai pihak, sehingga semuanya masih bisa di atasi. Pada kesempatan kali ini

    penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA, Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi

    2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    3. Bapak Mukhlis, S.Ag, M.Pd. I, Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

    Islam

    4. IBU Dr. Hj. Armida,M.Pd.I sebagai pembimbing I yang telah meluangkan

    waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh

    keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat

    diselesaikan dengan baik.

    5. IBU Dr. Tuti Indriyani, M. Pd. I sebagai pembimbing II yang telah

    meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan

    penuh keikhlasan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini

    dapat diselesaikan dengan baik

  • VII

    6. Kepala Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi dan Pengelola Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan serta

    karyawan yang telah membantu penulis dalam melengkapi referensi dalam

    penulisan skripsi ini.

    7. Kepada teman-teman sejawat dan seperjuangan yang tidak dapat penulis

    sebutkan satu persatu, terkhusus kepada kawan-kawan PAI-f, PPL, KKN.

    Semoga kesuksesan senantiasa mengiringi langkah kita semua, dan juga

    kakak angkatan maupun adik angkatan yang turut serta memberikan

    semangat dan dukungan.

    8. Kepada kepala sekolah Madrasah aliyah nurul falah kota jambi yang telah

    rela mmemberikan izi dan meluangkan waktunya dalam membantu

    penyelesaian tugas akhir saya.

    Kemudian dari pada itu, sebagai karya manusia tentu dalam skripsi ini ada

    terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kepada seluruh pembaca

    diharapkan kesediaannya untuk mengkritik skripsi ini yang sifatnya membangun,

    seterusnya mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan maanfaat bagi para

    pembaca dan umumnya kita semua, dalam pepatah mengatakan “tiada gating yang

    tak retak kritik dan saran yang kami harapkan”.

    Amin yaarabbalalamin.

    Jambi, 15 Juni 2020

    Penulis

    Rozi Susanto

    TP.161585

  • VIII

    ABSTRAK

    Nama : Rozi Susanto

    Nim : TP. 161585

    Jurusan : Pendidikan Agama Islam

    Judul :Program Pelaksanaan Sholat Dhuha Dalam Meningkatkan

    Kedisiplinan Anak Di Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota

    Jambi.

    Skripsi ini memiliki latar belakang, terlihat bahwa Pertama, adanya perilaku menyimpang

    seperti adanya siswa yang kurang patuh. Kedua kurangnya disiplin terhadap waktu. Ketiga

    kurang perhatian terhadap pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    metode deskriptif kualitatif, dan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

    lapangan (field recearch). Sumber data dari penelitian ini terdiri dari data primer yaitu:

    guru Pendidikan Agama Islam, data skunder yaitu: siswa. Sedangkan teknik

    pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan wawancara, data

    yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan cara reduksi data, penyajian data dan

    penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk perhatian guru dalam

    pelaksanaan program sholat sunnah dhuha dalam menbentuk kedisiplinan anak dengan

    cara memberi nasihat atau memotivasi anak dan memberikan kegiatan-kegiatan

    keagamaan lainya seperti menghafal alqur‟an, muhadaroh, belajar bahasa ingris, bahasa

    arab, yasinan di setiap hari jumat pagi dan pembiasaan pelaksanaan sholat dhuha dan

    kemudian di ajarkan sopan santun yang baik dengan tutur kata yang lemah

    lembut.Kendala yang di hadapi guru Pembina program pelaksanaan sholat sunnah dhuha

    dalammeningkatkan kedisiplinan anak di madrasah aliyah nurul Falah Kota Jambi.

    Kedisiplinan waktu karena kurang nya motivasi dari dalam diri siswa dan kesadaran

    beragama.pencapaian keberhasilan dalam program pelaksanaan sholat sunnah dhuha

    dalam meningkatkan kedisiplinan anak di madrasah aliyah nurul falah kota jambi yaitu:

    dalam pelaksanaan program sholat sunnah dhuha di awal waktu, di situ di tanamkan nilai-

    nilai disiplin yang tinggi, seperti amana, istiqomah, sabar, berani dan tawadhu.

    Kata Kunci: Sholat Dhuha dan Disiplin.

  • IX

    ABSTRACT

    Name : Rozi Susanto

    Nim : TP. 161585

    Major : Islamic Religious Education

    Title : Duha prayer program in improving child discipline in madrasa aliyah

    nurul falah jambi city.

    This thesis has a background that, it is seen that First, the existence of deviant behavior

    such as students who are less obedient. Second, the lack of discipline in time. Third, lack

    of attention to the moral education of morality.The method used in this research is

    descriptive qualitative method, and the type of research used is field research (field

    recearch). Data sources from this study consist of primary data, namely: Islamic

    Religious Education teachers, secondary data, namely: students. While the data collection

    techniques used are observation, documentation and interviews, the data that has been

    collected is then processed by means of data reduction, data presentation and drawing

    conclusions.The results showed that the form of teacher's attention in the implementation

    of the Duha Sunnah Prayer Program in shaping children's discipline by giving advice or

    motivating children and providing other religious activities such as memorizing the

    Koran, Muhadar, learning English, Arabic, yasinan on a daily basis Friday morning and

    habituation of the Duha prayer and then taught good manners with gentle speech.The

    obstacle faced by the teacher coaches is the implementation of the Duha Sunnah prayer

    program in increasing the discipline of children in Madrasah Aliyah Nurul Falah, Jambi

    City. Discipline of time due to lack of motivation from students and religious awareness.

    Achievement of success in the implementation of the Duha Sunnah Prayer program in

    improving the discipline of children in Madrasah aliyah Nurul Falah Jambi City, namely:

    in the implementation of the Duha Sunnah Prayer Program at the beginning of time, there

    are instilled values -the high discipline, such as amana, istiqomah, patient, brave and

    tawadhu.

    Keywords: The Implementation Of The Duha Sunnah Prayer, and Discipline

  • X

    DAFTAR ISI

    Halaman judul

    NOTA DINAS ................................................................................................. I

    PENGESAHAN .............................................................................................. II

    PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... III

    PERSEMBAHAN .......................................................................................... IV

    MOTTO .......................................................................................................... V

    KATA PENGANTAR .................................................................................... VI

    ABSTRAK ...................................................................................................... VIII

    ABSTRACK ................................................................................................... IX

    DAFTAR ISI ................................................................................................... X

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... XII

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

    B. Fokus Penelitian ............................................................................ 7

    C. Rumusan Masalah ......................................................................... 7

    D. Tujuan Masalah ............................................................................. 7

    E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8

    BAB II KAJIAN TEORI DAN STUDI RELEVAN

    A. Sholat Dhuha................................................................................ 9

    1. Pengertian Sholat ............................................................... 9

    2. Pengertian Sholat Sunnah .................................................. 11

    3. Pengertian Sholat Dhuha .................................................... 12

    4. Hukum Shalat Dhuha ......................................................... 14

    5. Waktu Pelaksanaan Sholat Dhuha ..................................... 16

    6. Jumlah Rakaat Sholat Dhuha ............................................. 16

    7. Tata Cara Pelaksanaan Sholat Dhuha ................................ 19

    8. Keutamaan Shalat Dhuha ................................................... 20

    9. Hikmah Sholat Dhuha ........................................................ 22

    10. Disiplin Sholat…………………………………….24

  • XI

    11. Studi Relevan .......................................................................... 25

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan Dan Desainpenelitian .................................................. 28

    B. Populasi Dan Tehnik Pengambilan Sampel ................................... 28

    1. Populasi .................................................................................... 28

    C. Setting Dan Subjek Penelitian ....................................................... 30

    1. Setting Penelitian ..................................................................... 31

    2. Subjek Penelitian ..................................................................... 31

    D. Jenis Dan Sumber Data .................................................................. 31

    1. Jenis Data ................................................................................. 30

    a. Data Primer ........................................................................ 30

    b. Data Skunder ...................................................................... 30

    c. Sumber Data ....................................................................... 31

    E. Tehnik Pengumpulan Data ............................................................. 32

    a. Observasi ............................................................................ 31

    b. Wawancara ......................................................................... 32

    c. Dokumentasi ...................................................................... 32

    F. Tehnik Analisis Data ...................................................................... 33

    a. Reduksi Data ...................................................................... 34

    b. Penyajian Data ................................................................... 34

    c. Verifikasi/ Penarikan Kesimpulan ..................................... 34

    G. Uji Keterpercayaan Data ................................................................ 34

    a. Perpanjang Keikutsertaan .................................................. 34

    b. Ketekunan Pengamatan ...................................................... 35

    c. Triangulasi ......................................................................... 35

    H. Tabel Jadwal Penelitian ................................................................. 36

    BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum .............................................................................. 38

    1. Letak Historis Geografis .......................................................... 38

    2. Profil Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi .................... 39

    3. Visi-Misi Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi .............. 40

    4. Struktur Organisasi .................................................................. 40

    5. Keadaan Guru Dan Siswa/I Di Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota

    Jambi ........................................................................................ 42

    B. Temuan Khusus Dan Pembahasan ................................................. 50

    a. Proses Pelaksanaan Program Sholat Sunnah Dhuha Di Madrasah

    Aliyah Nurul Falah Kota Jambi ............................................... 50

  • XII

    b. Siswa Telah Melakukan Rukun Sholat Sesuai Dengan Tata Cara

    Yang Telah Di Tentukan .......................................................... 51

    c. Problematika Yang Di Hadapi Siswa Di Madrasah Aliyah Nurul

    Falah Kota Jambi, Dalam Melaksanakan Sholat Dhuha.

    .................................................................................................. 52

    d. Hasil Yang Di Capai Siswa Dalam Pelaksanaan Sholat Sunnah

    Dhuha…………………………………………………………. 53

    e. Kebijakan Kepala Sekolah Dalam Pelaksanaan Program Sholat

    Dhuha ....................................................................................... 54

    f. Metode Yang Di Gunakan Telah Sesuai Dengan Pelaksanaan

    Sholat Dhuha Di Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi.

    .................................................................................................. 55

    g. Tanggapan Kepala Sekolah Terhadap Program Pelaksanaan Sholat

    Sunnah Dhuha. ......................................................................... 55

    h. Tanggapan Siswa Dengan Di Adakanya Program Sholat Sunnah

    Dhuha. ...................................................................................... 56

    i. Kendalah Yang Di Hadapi Siswa Dalam Pelaksanaan Sholat

    Dhuha…………….. ................................................................. 56

    j. Siswa/I Madrasah Aliyah Nurul Falah Dapat Melaksanakan Sholat

    Dhuha Dengan Baik Dan Benar. .............................................. 57

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................... 59

    B. Saran ............................................................................................. 60

    C. Kata Penutup .................................................................................. 60

    D. Daftar Pustaka ................................................................................ 62

    Daftar Lampiran

    1. Instrument Pengumpulan Data ....................................................... LXIV

    2. Curriculum Vitae (Cv) ................................................................... LXVI

    3. Daftar Tabel

  • XIII

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Sholat Sunnah Muakad .......................................................... 10

    Tabel 2. Sholat Sunnah Goiru Muakad ................................................ 10

    Tabel 3. Jumlah Siswa Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi ..... 27

    Tabel 4. Tehnik Pengambilan Sampel Dari Jumlah Populasi .............. 28

    Table 5. Jadwal Penelitian ................................................................... 34

    Table 6. Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi

    .............................................................................................................. 39

    Table 7. Keadaan Tenaga Pengajar Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota

    Jambi .................................................................................................... 41

    Table 8. Kualitas Pendidikan Status,Jenis Kelamin Dan Jumlah Guru

    Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi .......................................... 41

    Table 9. Jumlah Guru Dengan Tugas Mengajar Sesuai Dengan Latar

    Belakang Pendidikan .......................................................................... 43

    Table 10. Tenaga Pendidik Dan Tenaga Pendukung Madrasah Aliyah

    Nurul Falah Kota Jambi ....................................................................... 44

    Table 11. Sara Dan Prasarana Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jam

    .............................................................................................................. 46

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Al-Qur‟an dalam konteks pendidikan menjelaskan pengertian anak dalam

    dua tipologi yaitu: Al-Aulad dan al-Banun. Tafsir Al-Misbah karya Muhammad

    Quraish Shihab menyatakan bahwa istilah aulad biasanya dikaitkan dengan

    konotasi makna anak secara pesimis yaitu anak dan harta adalah sebagai cobaan,

    sehingga anak memerlukan perhatian yang khusus.

    Sedangkan istilah al-Banun mengandung pemahaman anak secara optimis

    yaitu anak sebagai perhiasan kehidupan dunia, sehingga menimbulkan

    kebanggaan dan ketentraman khusus dalam hati. Orang tua sebagai pemegang

    amanah haruslah memproteksi anak agar pemaknaan anak tidak

    berkonotasi negatif, maka sebagai orang tua harus bijak menjaga amanah putra-

    putrinya supaya tetap di koridornya Allah SWT.

    Anak adalah anugerah terbaik bagi orang tua dan merupakan amanah yang

    akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah SWT. Sebagaimana kita

    ketahui bahwa Allah SWT menerangkan di dalam Al-Qur‟an tentang petuah sang

    bijak Luqman yang merupakan bentuk pendidikan kepada anak-anaknya.

    Upaya mencapai kualitas ibadah yang sempurna pada masa dewasa maka

    sebaiknya pembinaan ibadah dilakukan sejak dini atau sejak kanak-kanak. Karena

    pembinaan ibadah sendiri merupakan penyempurna dari pembinaan aqidah.

    Menurut Syekh Jamaludin Mahfudz menyatakan bahwa sejak dini seorang anak

    sudah dilatih ibadah, diperintah melakukannya dan diajarkan hal-hal yang haram

    serta yang halal. Islam menekankan kepada kaum muslim untuk memerintahkan

    anak-anak mereka menjalankan ibadah shalat ketika mereka berusia tujuh tahun.

    Anak pada usia tujuh sampai sembilan tahun, akan mengalami masa

    imitasi (masa mencontoh) apa yang mereka lihat. Pada usia tujuh sampai sembilan

    tahun masa terbaik untuk menanamkan perilaku yang baik dan kedisiplinan

    beribadah. Islam menekankan kepada kaum muslim untuk memerintahkan anak-

    anak mereka menjalankan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, seperti yang

  • 2

    dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu melatih anak untuk taat beribadah.

    Sabda Rosulullah SAW:

    “Suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat, sedang mereka berusia tujuh tahun.

    Dan pukullah mereka karena meninggalkannya, sedang mereka berusia sepuluh

    tahun. Dan pisahlah di antara mereka itu dari tempat tidurnya” (HR. Abu Daud).

    Hadits tersebut menjelaskan bahwa kewajiban mendidik anak untuk

    melakukan sholat itu harus dilakukan sejak dini atau ketika berusia tujuh tahun,

    jangan sampai anak sudah berusia sepuluh tahun tidak mau melaksanakan shalat

    atau bahkan belum bisa melakukan sholat .

    Anak usia sepuluh sampai tiga belas tahun pada umumnya telah

    menguasai gerakan gerakan sholat dan bacaannya. Hal ini dikarenakan sejak dini

    mereka sudah dikenalkan dengan ibadah sholat melalui keteladanan langsung dari

    orang tua, bimbingan dari guru atau melalui berbagai media. Tidak terlupakan

    pula peran TPQ yang membantu memberi pelajaran praktikpraktik sholat ataupun

    bacaan-bacaan dalam sholat. Perlu diingat pula pada masa ini disebut masa

    persiapan, latihan dan pembiasaan untuk menyambut masa pembebanan

    kewajiban (taklif) ketika ia baligh nanti.

    Selain itu, ditinjau dari perkembangan mental intelektual anak, mereka

    sudah dapat mereaksikan rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas

    belajar yang menurut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif

    (membaca, menulis, atau menghafal). Dan ditinjau dari perkembangan

    psikomotoriknya, gerakan motorik mereka sudah dapat terkoordinasi dengan baik.

    Tentu saja perkembangan ini berbeda pada anak yang mengalami gangguan

    pemusatan perhatian disertai hiperaktif.

    Bagi umat Islam, sholat adalah bentuk ibadah yang paling utama. Seluruh

    ucapan dan gerakan didalam sholat berisi kandungan dzikir (ingat) kepada sang

    Khalik. Sholat berasal dari bahasa Arab yang mengandung makna doa. Sedangkan

    secara syara‟, sholat adalah aktivitas ibadah seorang hamba yang terdiri dari

    perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam

    dengan syarat dan rukun tertentu. Sholat sebagaimana yang diketahui ada dua,

    yaitu sholat fardhu dan sholat sunnah, sholat fardhu (wajib) yaitu ibadah sholat

  • 3

    yang ditetapkan Allah kepada manusia sebanyak lima kali sehari semalam yaitu

    subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isyak. Sholat nafilah (sunnah) yaitu sholat

    yang telah ditetapkan Allah dan Rasulnya kepada manusia, tetapi bersifat sunnah,

    jika ditunaikan mendapat pahala dan ganjaran dan jika ditinggalkan tidak berdosa.

    Salah satu sholat sunnah diantaranya yaitu sholat dhuha. Waktu sholat

    dhuha merupakan peluang emas bagi seorang muslim untuk menyandarkan

    ketidakberdayaan kelemahannya kepada Allah. Serta meyakini bahwa Allah akan

    mendukung semua usahanya untuk meraih bahagia dan kesuksesan dunia akhirat.

    Dengan penuh kekhusyukan dan ketundukan, jiwa dan pikiran tersambung dengan

    zat yang menggenggam hari ini dan hari depan, hingga Allah berkenan

    menentukan mana yang terbaik untuk kehidupannya.

    Pendidikan Islam adalah system pendidikan yang dapat memberikan

    kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupanya sesuai dengan cita-cita

    Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak

    kepribadiannya. Dengan demikian maka akan terbentuklah di dalam dirinya sikap

    beriman dan bertakwa dengan kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan

    dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan kesejahteraan hidup di dunia dan

    kebahagiaan di akhirat.

    Proses pendidikan ini bisa melalui lembaga-lembaga pendidikan yang

    banyak kita temui di mana-mana, seperti lembaga-lembaga pendidikan formal dan

    non formal. Meskipun pendidikan itu tidak hanya terbatas dalam satu lembaga

    tertentu, namun lembaga pendidikan merupakan suatu tempat dimana seseorang

    bisa mengembangkan kemampuanya.

    Seiring dengan perkembangan zaman lembaga-lembaga pendidikan yang

    ada sekarang bentuk dan peruntukanya pun mulai beragam, mulai dari paud untuk

    anak usia 4-5 tahun, taman kanak-kanak yang diperuntukan anak usia 6

    tahunsekolah dasar (SD) untuk anak umur 6-12 tahun, sekolah dasar islam

    terpadu,sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA),

  • 4

    madrasah tsanawaiyah (MTS), madrasah aliyah (MA), sampai kepada perguruan

    tinggi. Semua nya itu bisa kita temuai.

    Sekolah adalah sebagai lembaga pendidikan kedua setelah keluarga.

    Keluarga memiliki peranan penting dalam menumbuhkan budi pekerti luhur,

    pengetahuan, keterampilan dan menananmkan karakter kepada peserta didik.

    Begitu juga di madarasah aliayah Nurul Falah Kota Jambi adalah sebagai salah

    satu pendidikan formal.

    Siswa adalah elemen penting dari satu lembaga pendidikan formal maupun

    non formal di madrasah aliayah Nurul Falah Kota Jambi siswa akan di bekali

    dengan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum, tujuanya adalah tidak lain supaya

    ketika siswa lulus dari madrasah para siswa diharapkan tidak hanya menjadi orang

    yang berintelektual tinggi tetapi juga beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang

    maha Esa.

    Siswa yang belajar di madrasah aliyah ini berbeda-beda rentang usia

    dengan berbagai macam karakteristik dan permasalahan masing-masing,

    permasalahan yang sering dihadapi oleh tenaga pengajar di Madrasah adalah

    masalah kepatuhan, kedisiplinan, terhadap aturan-aturan dan tata tertib madrasah.

    Madrasah Aliyah Nurul Falah adalah salah satu madrasah yang

    menerapkan kedisiplinan kepada para siswanya, madrasah Aliyah Nurul Falah ini

    berada di daerah Kebun Jeruk Kota Jambi, sekolah ini menerima siswa laki-laki

    dan perempuan semua siswa yang masuk ke madrasah ini ada yang berdiam di

    asrama dan ada juga yang pulang pergi (PP) dari rumah sendiri karena siswa/I di

    madrasah tidak hanya berasal dari Kota Jambi saja ada juga yang berasal dari luar

    daerah Kota Jambi. Sebagian ada yang berasal dari kabupaten Muaro Jambi, dari

    Sarolangun, Bangko. (Observasi, 10 desember 2019)

    Sebagai suatu lembaga pendidikan formal sudah barang tentu madrasah

    Aliyah Nurul Falah memiliki aturan-aturan atau tata tertib yang harus di taati oleh

    semua siswa/siswinya, setiap yang tercatat sah sebagai siswa/siswi di madrasah

    Aliyah Nurul Falah harus tunduk dan patuh pada aturan-aturan dan tata tertib yang

    telah dibuat sebagai patokan dalam bertingkah laku supaya para siswa/siswi

  • 5

    terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan selama menuntut ilmu di madrasah

    Aliyah Nurul Falah.

    Siswa-siswi yang bersekolah di madrasah Aliyah Nurul Falah akan di

    didik dengan kedisiplinan dengan aturan-aturan yang ada di madrasah untuk

    mengatur segala tingkah laku dan tindak tanduk yang dilakukan siswa/I menjalani

    aktivitas sehari-hari bagi yang di asrama dan bagi siwa yang berulang dari rumah

    setiap aturan-aturan yang di buat akan di iringi pula dengan sangsi-sangsi yang

    beragam yang akan di berikan kepada siswa yang melanggar peraturan. sanksi

    yang diberikan kepada siswa bertujuan agar siswa merasa jera dan tidak akan

    melakukan pelanggaran lagi.

    Peraturan yang telah di buat oleh sekolah akan di sosialisasikan dan

    diberikan kepada siswa ketika pertama kali siswa menginjakan kakinya di

    madrasah aliyah, dan menyatakan diri sebagai siswa madrasah aliyah Nurul Falah

    hal ini dilakukan supaya siswa mengetahui apa yang boleh di lakukan dan apa

    yang dilarang untuk dilakukan selama menjadi siswa/I di madrasah bahkan setelah

    mereka lulus dari madarasah pun mereka di anggap sebagai alumni dan ketika

    mereka datang kembali ke madrasah para alumni diminta untuk selalu

    menerapkan disiplin ilmu yang telah di ajarkan. (Observasi, 10 desember 2019)

    Ada berbagai macam tata tertib yang telah dibuat beserta sanksinya dalam

    menunjang kedisiplinan siswa/I di Madrasah Aliyah Nurul Falah ini memiliki

    jadwal kegiatan yang padat mulai dari jam masuk sekolah sampai jam pulang bagi

    siswa/I yang pulang pergi dari rumah dan bagi siswa/I yang menginap di asramah,

    memiliki kegiatan yang lebih ekstra padat mulai dari bangun tidur hingga tidur

    kembali.

    kegiatan bagi yang tidak menginap di asrama di tuntut untuk mengikuti

    kegiatan belajar bahasa Arab dan bahasa Inggris yang di luar jam pelajaran

    sekolah. Dan bagi siswa/I yang menginap di asrama memiliki kegiatan mulai dari

    bangun Subuh, setelah sholat subuh mereka melakukan kegiatan rutin muhadatsah

    dari selesai sholat subuh berjamaah hingga jam 6.30 dari jam 6.30 siswa/I yang

    menginap/berdiam di asramah bersiap-siap untuk kesekolah, sesampainya

    disekolah sebelum siswa/I memulai pelajaran wajib sekolah mereka di haruskan

  • 6

    melaksanakan sholat sunnah dhuha terlebih dahulu, setelah selesai sholat sunnah

    dhuha siswa/I masuk kekelas masing-masing.

    Program pelaksanaan sholat sunnah dhuha di madrasah aliyah Nurul

    Falah Kota Jambi ini sudah diadakan sejak tahun 2014 hingga saat sekarang ini,

    program pelaksanaan sholat sunnah dhuha ini diberlakukan dalam meningkatkan

    kedisiplinan siswa di madrasah aliyah Nurul Falah Kota Jambi, dan setiap ada tata

    tertib dan aturan yang di buat oleh suatu lembaga pastilah ada sanksi bagi

    pelanggarnya.

    Dalam buku Elizabeth bergener Hurlock yang berjudul: child growth

    development, bahwa pengertian disiplin adalah “to most people, discipline

    meanphunisment. But the standard dictionaries define it as,” training in selfcontrol

    and obedience” or education” it also mean training that molds, strengthens, or

    ferfec”. Artinya :bagi sebagian orang disiplin adalah hukuman. Tetapi menurut

    standar kamus disiplin adalah latihan pengendalian diri dan ketaatan atau

    pendidikan. Yang dimaksud latihan disiplin disini adalah pembentukan karakter.

    Memperkuat karakter, atau menyempurnakan karakter, dan disiplin dapat juga

    diartikan ta‟at/ patuh terhadap aturan-aturan yang telah di tentukan.

    Dalam bukunya yang lain yang berjudul: child development, Elizabeth

    Bergner Hurlock menjelaskan kedisiplinan adalah to mold behavior so that it will

    conform to the roles prescribed by the cultural group wich the individual is

    identified. Yang artinya : tujuan seluruh disiplin adalah membentuk perilaku

    sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan

    kelompok budaya individu di identifikasi.

    Islam sangat menganjurkan bagi pemeluknya untuk menerapkan disiplin

    dalam berbagai aspek baik dalam beribadah, belajar dan kehidupan lainya,

    perintah untuk berlaku disiplin secara implisit termaktub dalam firman Allah

    SWT dalam Al-qur‟an surat an-nisa ayat 59.

  • 7

    ِش َْي ٙ اْْل ُٔنِ أ َٔ َٕل سُ ٛعُٕا انشَّ َِط أ َٔ َ ٛعُٕا َّللاَّ َِط ُٕا أ ُ ٍَ آَي ٚ ِز َّ ن ا ا َٓ َُّٚ ا أ َ ٚ

    ُْى ت ُْ ٌْ كُ ِ ِٕل إ سُ انشَّ َٔ ِ نَٗ َّللاَّ ُ إِ دُِّٔ َُش ٍء ف ْٙ ُْى فِٙ شَ ت عْ َاَص َُ ٌْ ت ِ ئ َ ْى ۖ ف كُ ُْ ِي

    ًٚل ِْٔ َأ ٍُ ت سَ َْح أ َٔ ٌش ْٛ َك َخ نِ

    ََٰ ِش ۚ ر ِخ ْٜ ِو ا ْٕ َ ٛ نْ ا َٔ ِ اَّللَّ ٌَ بِ ُٕ ُ ِي ُْؤ ت

    Artinya : “Hai orang-orang beriman, ta‟atilah Allah dan rasulnya, dan ulil

    amri diantara kamu. Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka

    kembalikanlah ia kepada Allah (Al-qur‟an) rasulnya (sunnahnya), jika

    kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang

    demikian itu lebuh utama bagimu dan lebih baik akibatnya”. (Q.S An-

    nisa‟/4;59)

    Dengan disiplin yng kuat, maka itulah orang yang pada dirinya akan

    tumbuh sifat yang teguh dalam berprinsip. Disiplin adalah kunci kebahagiaan,

    dengan disiplin ketenangan hidup akan tercapai.

    Berdasarkan pendapat diatas tentang kedidiplinan tersebut.dapat diambil suatu

    pengertian bahwa kedisiplinan merupakan perilaku taat dan patuh terhadap tata

    aturan yang berlaku, yang di dasarkan atas kesadaran diri terhadap tanggung

    jawab untuk mencapai suatu tujuan.

    Meskipun peraturan yang demikian ketat dan jadwal yang amat padat tidak

    jarang juga siswa/I yang melanggar aturan dan tata tertib yang telah di buat mulai

    dari pelanggaran-pelanggaran ringan, sedang dan sampai kepada yang berat

    sekalipun, padahal tanpa mereka sadari pelanggaran yang mereka lakukan akan

    berdampak negatif bagi para pelakunya dan dikhawatirkan akan merugikan orang

    lain.

    Pelanggaran yang sering dilakukan oleh siswa/I seperti merokok,

    membawa elektronik, dan berbohong bahwa sudah melakukan sholat dhuha yang

    sebenarnya dia belum melakukan sholat dhuha, terlambat masuk.

    Berdasarkan Grand Tour awal Sholat dhuha merupakan salah satu sholat sunnah

    yang dilakasanakan minimal 2 rakaat dan mendapat pahala dan manfaat yang

    besar. Siswa siswi Madrasah Aliyah Nurul Falah semua diwajibkan melaksanakan

    sholat dhuha supaya bisa tertib dan disiplin, karena sholat dhuha dapat

    membentuk perilaku yang baik (akhlakul karimah). Namun disisi lain, masih

    banyak siswa yang kurang tertib, sering terlambat dalam mengikuti sholat dhuha.

  • 8

    Dari latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti fenomena tersebut

    dengan judul,” Program Pelaksanaan Sholat Dhuha Dalam Meningkatkan

    Kedisiplinan Anak Di Madrasah Aliyah Swasta Nurul Falah Kota Jambi”

    B. Fokus penelitian

    Penelitian ini akan membahas tentang bagaiman pelaksanaan

    program sholat sunnah dhuha dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di

    Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi. Agar penulis lebih fokus

    kepada pelaksanaan program sholat sunnah dhuha untuk meningkatkan

    kedisiplinan siswa/I di madrasah aliyah Nurul Falah Kota Jambi maka

    penulis membatasi fokus penelitian ini hanya sebatas pelaksanaan program

    sholat sunnah dhuha saja

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan batasan masalah di atas, dapat di rumuskan permasalahan

    yang di Pecahkan oleh peneliti mengenai penelitian ini yaitu:

    1. Bagaimana proses pelaksanaan sholat dhuha siswa/I di madrasah aliyah

    Nurul Falah Kota Jambi dalam melaksanakan program sholat sunnah

    dhuha.?

    2. Apa faktor penghambat dalam melaksanakan program sholat sunnah

    dhuha di madrasah aliyah Nurul Falah Kota Jambi.?

    3. Apa upaya yang di lakukan dalam menangani hambatan pelaksanaan

    program sholat sunnah dhuha di madrasah aliyah Nurul Falah Kota

    Jambi.?

  • 9

    D. Tujuan Masalah

    Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, adapun

    penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa/I dalam melaksanakan program

    sholat sunnah dhuha di madrasah aliyah Nurul Falah Kota Jambi.

    2. Untuk mengetahui apa-apa saja yang menjadi factor penghambat dalam

    pelaksanaan program sholatsunnah dhuha di madrasah aliyah Nurul Falah

    Kota Jambi.

    3. Untuk mengetahui apa saja upaya yang dilakukan dalam menangani

    faktor penghambat pelaksanaan program sholat sunnah dhuha di

    madrasah aliyah Nurul Falah Kota Jambi.

    E. Manfaat Penelitian

    Penelitian yang dilakukan dapat memberi manfaat teoritis maupun praktis.

    Adapun manfaat teoritis dan praktisnya adalah sebagai berikut:

    1. Manfaat teoritis:

    Untuk mengkaji dan mengetahui pembinaan sholat dhuha yang

    nantinya menjadikan disiplin ilmu pengetahuan dalam dunia

    pendidikan.

    2. Manfaat praktis:

    a. Untuk menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman bagi

    penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

    b. Untuk menambah referensi pustaka dan dapat digunakan dalam

    penelitian selanjutnya dalam kajian yang sama.

    c. Sebagai salah satu syarat untuk tugas ahir skripsi sarjana strata (1)

    SI pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan

    Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi

  • 10

    BAB II

    KAJIAN TEORI DAN STUDI RELEVAN

    A. Sholat Dhuha

    1. Pengertian Shalat

    Menurut bahasa Arab, shalat berarti doa. kemudian secara istilah

    yaitu ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan beberapa

    perbuatan yang dimulai dengan takbir disudahi dengan salam dan

    memenuhi beberapa syarat yang ditentukan. (H.Sulaiman Rasyid, 1980,

    hal, 64)

    Sholat adalah tangga bagi orang-orang beriman dan tempat untuk

    berkomunikasi kepada Allah, tiada perantara dalam sholat diantara

    hambanya yang mukmin dengan tuhannya, dengan sholat akan tampak

    bekas kecintaan seorang hamba dengan tuhanya, karena tidak ada yang

    lebih menyenangkan bagi orang (mukmin) yang mencintai melainkan

    berkhalwat kepada zat yang di cintainya, untuk mendapatkan apa yang

    dimintanya. (AL-Muqaddam Ahmad Ismail 2007 hal 30-31)

    Bahwasahnya Allah menganjurkan sholat lima waktu mulai dari

    terbitnya mata hari sampai gelapnya malam. Maksudnya Allah

    mewajibkan umatnya untuk melaksanakan sholat lima waktu dari sholat

    subuh, zuhur, asar, magrib, isya”

    Selain diwajibkannya sholat lima waktu ada juga sholat sunnah

    yang di anjurkan oleh Rosululah sholat sunnah terbagi menjadi tigabagian

    yaitu:

    2. Sholat Sunnah Rawatib

    Shalat rawatib adalah shalat sunnah yang dilakukan seebelum atau

    setelah shalat lima waktu, shalat yang dilakukan sebelum shalat lima

    waktu di sebut qobliyah dan yang setelah di sebut ba‟diyah shalat

    sunnah rawatib ini terbagi menjadi dua yaitu.

  • 11

    Tabel 1. Sholat Sunnah Muakad

    a. Sholat Sunnah Muakad.

    Shalat Lima

    Waktu

    Qobliyah Ba’diyah

    Subuh 2 raka‟at1 -

    Zuhur 4 raka‟at 2 raka‟at

    Asar - -

    Magrib - 2 raka‟at

    Isya - 2 raka‟at

    Tabel 2. Sholat Sunnah Ghoiru Muakad

    b. Sholat Sunnah Ghoiru Muakkad

    Shalat Lima

    Waktu

    Qobliyah Ba’diyah

    Subuh - -

    Zuhur - 2 raka‟at

    Asar 2/4 raka‟at -

    Magrib 2 raka‟at -

    Isya 2 raka‟at -

    Dari tabel di atas bersumber dari hadist.

    Dari aisyah r.a bahwa Nabi Muhammad SAW, bersabda dua rakaat

    fajar (sholat sunnah yang di kerjakan sebelum subuh) itu lebih baik dari

    pada dunia dan seisinya. “(HR Muslim)

    Dari ummu habibah radiallahu anha, ia berkata rosulullah

    shallallahualaihiwasallam bersabda,: barang siapa yang menjaga empat

    raka‟at sebelum zuhur dan empat raka‟at sesudahnya Allah

    mengharamkanya dari api neraka ,”(HR Abu daud dan at-tirmidzi ia

    mengatakan hadis ini hasan shahih). ( Drs, moh rifa‟I 1993)

  • 12

    ْهَِت دََخَم اْنَجَُّتَ، أَْسبَعًا قَبَْم انهَّٛ َٔ ِو ْٕ ْٙ َعْشَشةَ َسْكعَتً فِٙ اْنَٛ َ ٍْ ثَابََش َعهَٗ اثَُْت َي

    ًَ ٍِ بَْعذَ اْن ْٛ َ َسْكعَت َٔ َْا، ٍِ بَْعذَ ْٛ َ َسْكعَت َٔ ِش ْٓ ٍِ بَْعذَ انِْعَشاِء، انظُّ ْٛ َ َسْكعَت َٔ غِْشِب،

    ٍِ قَبَْم اْنفَْجشِ ْٛ َ َسْكعَت َٔ “Barang siapa mengerjakan shalat dua belas rakaat secara terus-menerus

    pada malam dan siang, dia akan masuk surga. Empat rakaat sebelum

    zhuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat

    setelah isya, dan dua rakaat sebelum fajar.” (Sahih, HR. at-Tirmidzi,

    dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani)

    ُ لَهُ قَْصًرا ِمْن َذَهٍب فِي اْلَجنَّةِ . َمْن َصلَّى الضَُّحى ثِْنتَْي َعْشَرةَ َرْكعَةً بَنَى َّللاَّ

    “Barangsiapa yang shalat dhuha 12 rakaat, Allah buatkan baginya satu

    istana di surga.” Namun hadis ini termasuk hadis dhaif. Hadis ini

    diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibn Majah, dan Al-Mundziri dalam Targhib

    wat Tarhib. Tirmidzi mengatakan, “Hadis ini gharib (asing), tidak kami

    ketahui kecuali dari jalur ini.” Hadis ini didhaifkan sejumlah ahli hadis,

    diantaranya Al-Hafidz Ibn Hajar Al-Asqalani dalam At-Talkhis Al-

    Khabir (2: 20), dan Syaikh Al-Albani dalam Al-Misykah“(1: 293).

    Dan diriwayatkan dari anas secara marfu‟, barang siapa yang mengerjakan

    sholat dhuha sebanyak dua belas rakaat maka allah akan membangunkan sebuah

    ruma untuknya di dalam syurga.

    3. Pengertian Shalat Sunnah

    Shalat sunnah dalam bahasa syara‟nya disebut tathawwu‟ atau

    nawafil, yang artinya tambahan atau penambal. Ibarat pakaian, ada yang

    koyak atau robek, biasanya ditambal. Begitu pula amal-amal yang wajib.

    Jika ada yang tertinggal atau terlupakan mengerjakannya, maka haruslah

    ditambal dengan amal-amal yang sunnah. Umpamanya shalat wajib yang

    tertinggal, ditambal dengan shalat-shalat sunnah. Begitu pula puasa wajib

    yang tertinggal, ditambal dengan puasa-puasa sunnah. Demikianlah

    seterusnya terhadap amal-amal wajib yang lain. Sebaiknya ditambah

    dengan yang sunnahnya, agar dapat penuh juga ditimbangannya nanti

    dihari kiamat.

    Jadi shalat sunnah itu sebagai penambal dari shalat yang wajib.

    Dengan adanya shalat sunnah manusia dapat menambal amal ibadahnya.

  • 13

    Tidak hanya shalat sunnah yang mampu menambal amal-amal wajib,

    seperti yang dijelaskan diatas bahwa puasa sunnah pun dapat menambal

    puasa wajib. Manusia diharapkan memperbanyak amalannya. Selain

    amalan yang wajib yang sunnah pun diharapkan dilakukannya.

    4. Pengertian Sholat Dhuha

    Sholat dhuha adalah sunnah muakadah. Abu Hurairah r.a. dia

    bercerita, “Kekasihku Rasulullah SAW mewasiatkan tiga hal kepadaku

    (yang aku tidak akan meninggalkannya sampai aku mati kelak), yaitu

    puasa tiga hari pada tiap bulan, dua rakaat dhuha dan shalat witir sebelum

    tidur.”(HR.Bukhari).

    Sholat sunnah dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada

    waktu dhuha, namanya diambilkan dari waktunya. Dhuha artinya waktu

    pagi hari menjelang siang antara pukul 7 pagi sampai 11 siang.

    Shalat Dhuha adalah ibadah sunah. Orang yang menginginkan

    pahalanya dipersilahkan mengerjakannya, sedangkan orang yang

    meninggalkannya tidak dicela. Waktu pengerjaannya dimulai sejak

    naiknya matahari sekitar satu tombak hingga waktu tergelincirnya. Tapi,

    sunahnya dikerjakan setelah matahari naik agak tinggi dan panas kian

    mneyengat. Zaid bin Arqam menuturkan,”Nabi mengunjungi penduduk

    Quba ketika sedang mengerjakan shalat Dhuha. Maka beliau

    bersabda,”Shalat awwabin dikerjakan ketika persendian terasa panas

    karena sinar matahari di waktu Dhuha.”(HR Ahmad, Muslim, dan

    Tirmizi).

    5. Hukum Shalat Dhuha

    Berkaitan dengan persoalan status hukum Shalat Dhuha. Al-Qur‟an

    sendiri sebenarnya tidak mengemukakan secara eksplisit perintah atau

    anjuran yang tegas atau jelas berkenaan dengan pelaksanaan shalat tersebut.

    Ada beberapa kata dhuha yang bisa kita temukan dalam Al-Qur‟an, tetapi

  • 14

    kata-kata itu tampaknya tidak berkaitan dengan penetapan hukum shalat

    Dhuha. Oleh karena itu, secara eksplisit kita dapat menemukan dasar

    hukum yang tegas dan jelas dalam Al-Qur‟an berkenaan dengan shalat

    Dhuha tersebut.

    Namun, hal itu tidak mengurangi arti penting dalam shalat Dhuha. Karena

    penjelasan yang tegas tentang anjuran pengamalan shalat Dhuha ini dapat

    kita temukan dalam beberapa hadist. Berdasarkan hadist-hadist itulah kita

    dapat memberi pertimbangan status dasar hukum shalat Dhuha. Secara

    umum, status hukum shalat Dhuha, berdasarkan banyak hadist yang

    berkaitan, adalah sunnah. Beberapa hadist berikut dapat dijadikan sandaran

    status hukum shalat Dhuha. Kesunahan shalat Dhuha berdasarkan yang

    diriwayatkan oleh Abu Hurairah, sebagai berikut:

    Ulama empat madzhab sepakat bahwa shalat dhuha hukumnya sunnah.

    ٍْ أََحِذكُ ٛذَةٍ َصذَقَتٌ ُْٚصبُِح َعهَٗ ُكّمِ ُسلََيٗ ِي ًِ ُكمُّ تَْح َٔ ْى َصذَقَتٌ فَُكمُّ تَْسبَِٛحٍت َصذَقَتٌ

    َُْكِش ًُ ٍِ اْن ٌٗ َع ْٓ ََ َٔ عُْشِٔف َصذَقَتٌ ًَ أَْيٌش بِاْن َٔ ُكمُّ تَْكبَِٛشةٍ َصذَقَتٌ َٔ ِهٛهٍَت َصذَقَتٌ ْٓ ُكمُّ تَ َٔحَ ٍَ انضُّ ا ِي ًَ ُٓ ٌِ َْٚشَكعُ ٍْ رَِنَك َسْكعَتَا ُْٚجِضُا ِي َٔ َٗصذَقَتٌ

    “Di pagi hari ada kewajiban bagi seluruh persendian kalian untuk

    bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan

    tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap

    bacaan takbir adalah sedekah. Demikian juga amar ma‟ruf dan nahi

    mungkar adalah sedekah. Semua ini bisa dicukupi dengan melaksanakan

    shalat dhuha sebanyak dua raka‟at” (HR. Muslim no. 720).

    ُ قَاَل ُْٚصبُِح َعهَٗ ُكّمِ ُسَلَيٗ َسهََّى أَََّّ َٔ ِّ ْٛ ِ َصهَّٗ هللاُ َعهَ ّٙ ٍْ انَُّبِ ٍْ أَبِٙ رَّسٍ َع َع

    كُمُّ َٔ ِهٛهٍَت َصذَقَتٌ ْٓ َ كُمُّ ت َٔ ٛذَةٍ َصذَقَتٌ ًِ كُمُّ تَْح َٔ ٍْ أََحِذُكْى َصذَقَتٌ فَكُمُّ تَْسبَِٛحٍت َصذَقَتٌ ِي

    ٍْ رَِنَك ُْٚجِضُا ِي َٔ َُْكِش َصذَقَتٌ ًُ ٍْ اْن ٌٙ َع ْٓ ََ َٔ عُْشِٔف َصذَقَتٌ ًَ أَيْ ٌش بِاْن َٔ تَْكبَِٛشةٍ َصذَقَتٌ

    ٍْ انضَُّحٗ. )أخشجّ يسهى ا ِي ًَ ُٓ ٌِ َْٚشَكعُ .(َسْكعَتَا

    “Dari Abu Dzar, dari Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam bahwa beliau

    telah bersabda: “Di setiap pagi, ada kewajiban sedekah atas setiap

    persendian dari salah seorang kalian. Setiap tasbiih adalah sedekah, setiap

  • 15

    tahmiid adalah sedekah, setiap tahliil adalah sedekah, setiap takbiir adalah

    sedekah, amar makruf nahi mungkar adalah sedekah. Dan dapat memadai

    untuk semua itu, dua rakaat yang dilakukan pada waktu

    Dhuha”.(HR.Muslim)

    Juga hadits dari Abud Darda‟ radhiallahu‟anhu, ia berkata:

    ٍَّ َحتَّٗ أَُيَٕث ُٓ َصاَِٙ َخِهِٛهٙ بِثََلٍث ََل أَدَعُ ْٔ ُُّْ قَاَل أَ ُ َع َٙ َّللاَّ َْٚشةَ َسِض ٍْ أَبِٙ َُْش َع

    تٍْش. ِٔ ٍو َعهَٗ ْٕ ََ َٔ َصَلةِ انضَُّحٗ َٔ ٍش ْٓ ٍْ ُكّمِ َش ِو ثََلثَِت أََّٚاٍو ِي ْٕ (.سٔاِ انبخاس٘) َص

    “Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, “Kekasihku (Nabi Muhammad saw.)

    telah mewasiatkan kepadaku tiga hal yang aku tidak akan meninggalkannya

    sampai aku meninggal dunia. Yakni berpuasa tiga hari di setiap bulan,

    shalat Duha, dan tidur setelah menunaikan salat Witir.” (H.R. Al-Bukhari).

    Hadist-hadist mengenai shalat Dhuha yang dikemukakan di atas

    tidak sekedar menunjukan suatu hukum shalat Dhuha sebagai amalan

    sunah, melain juga mengabarkan bagaimana para sahabat menunjukan

    kecintaan mereka terhadap amalan itu.

    6. Waktu Pelaksanaan Shalat Dhuha

    “Waktu pelaksanaannya adalah dimulai ketika matahari meninggi setinggi

    tombak sampai sebelum zawal, yaitu ketika matahari tegak lurus. Dari

    Amr bin Abasah radhiallahu‟anhu, ia berkata:

    ٍْ ٍَ آدََو َلَ تَْعِجْض َع َجمَّ َٚا اْب َٔ ُ َعضَّ اِس أَْكِفَك آِخَشُِ قَاَل َّللاَّ َٓ ِل انَُّ َّٔ ٍْ أَ أَْسبَعِ َسَكعَاٍث ِي

    “Allah Ta‟ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau

    tinggalkan empat raka‟at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka

    itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5/286), Abu

    Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451 . Syaikh Al

    Albani dan Syaikh Syu‟aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits

    ini shahih)

  • 16

    Shalat Dhuha dilakukan pada setiap hari antara jam 06.30

    hingga jam 11.00 bilangan raka‟atnya dua raka‟at dan sebanyak-

    banyaknya delapan raka‟at. Caranya setiap dua raka‟at satu shalat. H.

    Abujamin Rohan, (1992, hal84.) Shalat Dhuha adalah shalat sunnah

    yang dilakukan seorang muslim ketika waktu Dhuha. Waktu Dhuha

    adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak

    terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dhuhur.

    Shalat Dhuha tidak bisa dilakukan disaat matahari sedang terbit,

    karena di saat itu kaum muslimin dilarang melakukan shalat apapun.

    Oleh karena itu, agar waktu pelaksanaan shalat Dhuha tidak terlalu

    berdekatan dengan saat-saat yang dilarangnya pelaksanaan shalat,

    waktu yang paling utama untuk melaksanakannya adalah ketika

    matahari terasa mulai panas atau ketika matahari cukup tinggi di

    sebelah timur atau matahari berada sekitar satu tombak, menjelang

    siang.

    Hal ini berdasarkan hadist dari Sa‟id bin Nafi” sebagai berikut:

    “janganlah kalian shalat pada saat matahari terbit karena

    sesungguhnya ia terbit di antara kedua tanduk setan.” (HR. Ahmad).

    Berikut ini keterangan dari Rasulullah SAW. Yang juga

    bisa dijadikan dasar dalam penentuan waktu pelaksanaan shalat

    Dhuha. Ali bin Abu Thalib ra. Berkata, “Rasulullah SAW.shalat

    Dhuha pada saat (ketinggian) matahari di sebelah timur sama

    dengan ketinggiannya pada waktu shalat Ashar di sebelah barat.

    (HR.Ahmad).

    Keterangan Ali bin Abi Thalib ini bisa menjadi salah satu

    penjelasan tentang tanda-tanda masuknya waktu Dhuha dan kapan

    shalat dhuha itu bisa dimulai. Dalam hadist itu di kemukakan bahwa

    shalat Dhuha dapat dilakukan ketika ketinggian matahari yang

  • 17

    mulai terbit pada pagi hari di sebelah timur sama dengan ketinggian

    matahari yang mulai terbenam pada sore hari di sebelah barat ketika

    masuk waktu Azhar.

    Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa waktu

    shalat Dhuha dimulai ketika matahari mulai naik sepenggalah atau

    setelah terbit matahari (sekitar jam 07.00 sampai sebelum masuk

    waktu Dzuhur ketika matahari belum naik sampai posisi tengah-

    tengah. Namun, lebih baik apabila dikerjakan setelah matahari terik.

    Dalam penjelasan waktu shalat dhuha dapat kita jumpai dalam beberapa

    ayat Al-Qur‟an:

    َها )3( َواللَّيِْل َوالشَّْمِس َوُضَحاَها )1( َواْلقََمِس إِذَا تَََّلَها )2( َوالىََّهاِز إِذَا َجَّلَّ

    إِذَا يَْغَشاَها )4( َوالسََّماِء َوَما بَىَاَها )5( َواْْلَْزِض َوَما َطَحاَها )6( َووَْفٍس َوَما

    اَها )7( فَأَْلَهَمَها فُُجىَزَها َوتَْقَىاَها )8( قَْد أَْفلََح َمْه َشكَّاَها )9( َوقَْد َخاَب َسىَّ

    (َمْه َدسَّاَها )11

    “Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari, demi bulan apabila

    mengiringnya, demi sinar yang menampakanya, demi malam apabila

    menutupinya, demi langit serta membinanya, demi bumi serta

    penghamparanyan, demi jiwa serta penyempurnaannya, maka dia

    mengilhamkan kepadanya kejahatan dan ketaqwaan, sungguh beruntung

    orang yang menyucikanya, dan sungguh rugi orang yang

    mengotorinya”.(QS,As-syams,1-10).

    أٌَ ُْٚحَشَش ٱنَُّاُط ُضًحٗ َٔ َُِٚت ُو ٱنّضِ ْٕ ِعذُُكْى َٚ ْٕ قَاَل َي

    Artinya : Berkata Musa: "Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu

    ialah di hari raya dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu

    matahari sepenggalahan naik".(QS-THAHA(20):59)

  • 18

    ٌَ ُْْى َْٚهعَبُٕ َٔ ُٓى بَأُْسَُا ُضًحٗ ٰٓ أٌَ َٚأْتَِٛ َٰٖ ُْْم ٱْنقَُش ٍَ أَ أَِي َٔ َ أ

    Artinya : “Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari

    kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari

    sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain. (QS. Al-A‟raf” (7):98)

    ا َٓ ْٔ ُضَحىَٰ ۟ا إَِلَّ َعِشَّٛتً أَ ٰٕٓ ُ ا نَْى َْٚهبَث َٓ ََ ْٔ َو ََٚش ْٕ ْى َٚ ُٓ َكأَََّ

    Artinya : “Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka

    merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar

    saja) di waktu sore atau pagi hari.(Qs An-Nazi‟at(79):46)

    َٓا أَْخَشَج ُضَحىَٰ َٔ ا َٓ أَْغَطَش نَْٛهَ َٔ Artinya : “Dan dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan

    siangnya terang benderang”. (Qs, An-Nazi‟at:79:29)

    ٗ حَٰ انضُّ َٔ

    Artinya : “Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah)” (QS,

    Ad-dhuha ayat 1)

    7. Jumlah Raka’at Shalat Dhuha

    Para ulama berbeda pendapat mengenai berapa raka‟at yang paling

    utama Shalat Dhuha itu dikerjakan. Ada yang mengatakan, delapan

    raka‟at. Dan ada pula yang mengatakan, empat raka‟at. Sebagian ulama

    mengatakan, bahwa shalat dhuha itu tidak ada batasnya. Artinya, orang

    bebas melakukan berapa raka‟at saja. Diantara mereka yang berkata

    seperti itu adalah Abu Ja‟far Ath-Thabari, Al-Hulaimi, dan Ar-Rauyani

    dari kalangan mazdhab Asy-Syafii. (Syaikh Hasan Ayyub,2002. hal,44)

    8. Tata cara pelaksanaan sholat dhuha

    Berkenaan tata cara pelaksanaannya, sholat dhuha dilakukan dua

    roka‟at dan memberikan salam disetiap akhir dua roka‟at tersebut.

    Melaksanakan sholat dhuha sama dengan sholat wajib, tata cara sholat

    dhuha adalah sebagai berikut:

    1. berwudhu terlebih dahulu sebelum melaksanakan sholat dhuha.

  • 19

    2. setelah berwudhu, kemudian berniat dalam hati atau lisan. Lalu

    meyakinkan diri bahwa sholat dhuha yang akan dilaksanakan

    ditujukan hanya kepada ALLAH SWT.

    3. membaca doa iftitah

    4. membaca surah Al-fatihah

    5. membaca surah yang dianjurkan yaitu surah asy-syamsi

    6. ruku‟ dan membaca do‟a tasbih tiga kali, atau yang sering dibaca

    ketika sholat wajib

    7. I‟tidal dan membaca bacaan I‟tidal

    8. sujud pertama sambal membaca tasbih tiga kali

    9. duduk diantara dua sujud

    10. sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali, sama seperti posisi

    sujud yang pertama.

    11. kemudian berdiri untuk mendirikan rokaat kedua.

    12. membaca surah Al-fatihah.

    13. membaca surah Al-lail.

    14. ruku seperti pada rokaat pertama

    15. I‟tidal seperti rokaat pertama

    16. sujud seperti rokaat pertama

    17. duduk diantara dua sujud dan membaca doa seperti rokaat pertama.

    18. sujud kebali dan membaca bacaan sujud.

    19. tasyahud akhir.

    20. salam (Ayuningtias:2013)

    9. Keutamaan Shalat Dhuha

    Shalat dhuha merupakan shalat sunnah yang mempunyai banyak

    keutamaan. Adapun keutamaan shalat dhuha adalah sebagai berikut:

    Shalat dhuha menggantikan kewajiban sedekah untuk semua persendian

    sebagaimana dalam hadits Abu Dzar dan Buraidah di atas.

  • 20

    Dari Nu‟aim bin Hammar Al Ghathafani, Rasulullah shallallahu ‘alaihi

    wa sallam bersabda:

    ِل َّٔ ٍْ أَ ٍْ أَْسبَعِ َسَكعَاٍث ِي ٍَ آدََو َلَ تَعِْجْض َع َجمَّ َٚا اْب َٔ ُ َعضَّ اِس أَْكِفَك قَاَل َّللاَّ َٓ انَُّ

    آِخَشُِ

    “Allah Ta‟ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau

    tinggalkan empat raka‟at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu

    akan mencukupimu di akhir siang” (HR. Tirmidzi no. 475, dishahihkan

    Al Albani dalam Shahih Al Jami‟ no. 4342).

    Shalat dhuha juga disebut sebagai shalat awwabin, yaitu shalatnya orang-

    orang yang banyak kembali kepada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi

    wa sallam bersabda:

    ٍَ حٍٛ تَشَيُض انِفَصالُ ابٛ َّٔ صلةُ اْل

    “Shalat awwabin adalah ketika anak unta merasakan terik matahari”

    (HR. Muslim no. 748).

    1. Pahalanya sama dengan sedekah sebanyak sendi dalam tubuh kita.

    Dari riwayat lain, dari Abu Dzar, Nabi shallallahu „alaihi wa salam

    bersabda, “Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian diantara

    kalian untuk bersedekah.

    Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap

    bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan

    tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir

    (Allahu Akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma‟ruf

    (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari

    kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti)

    dengan melaksanakan shalat dhuha sebanyak 2 raka‟at. (HR. Muslim

    no. 720)

    Padahal persendian yang ada pada seluruh tubuh kita sebagaimana

    dikatakan dalam hadits dan dibuktikan dalam dunia kesehatan adalah

    360.

  • 21

    2. Mengerjakan Shalat Dhuha dan menekuninya adalah merupakan salah

    satu perbuatan agung, mulia, dan utama. Oleh karena itulah, shalat

    Dhuha sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW). Beberapa keutamaan

    dalam shalat Dhuha adalah sebagai berikut:

    Shalat Dhuha memiliki nilai seperti nilai amalan sedekahyang

    diperlukan oleh 360 persendian tubuh dan orang-orang yang

    melaksanakannya akan memperoleh ganjaran pahala sebanyak jumlah

    persendian itu. Rasulullah SAW. Bersabdah: “pada setiap tubuh

    manusia diciptakan 360 persendian dan seharusnya orang bersangkuta

    (pemilik sendi) bersedekah untuk setiap sandinya.

    lalu para sahabat bertanya: „ya Rasulullah SAW., siapa yang

    sanggup melaksanakannya?‟ Rasulullah SAW. Menjawab:

    Membersihakan kotoran di masjid atau menyingkirkan sesuatu (yang

    mencelakakan orang) dari jalan raya. Apabila ia tdk mampu, shalat dua

    raka‟at dapat menggantikanya.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).

    3. Shalat Dhuha seseorang diawal hari menjanjikan tercukupinya

    kebutuhan orang tersebut diakhir hari. Shalat Dhuha bisa membuat

    orang yang melaksanakannya (atas izin Allah SWT.) meraih

    keuntungan (ghanimah) dengan cepat.

    Orang yang bersedia meluangkan waktunya untuk melaksanakan

    shalat Dhuha delapan sampai dua belas rakaat akan diberi ganjaran

    oleh Allah SWT. Berupa sebuah rumah indah yang terbuat dari emas

    kelak di akhirat. Orang yang melaksankan shalat Dhuha mendapatkan

    pahala sebesar pahala haji dan umrah. Shalat Dhuha akan

    menggugurkan dosa-dosa orang yang senang melakukannya walaupun

    dosanya itu sebanyak buih di lautan. Keutamaan lain yang disediakan

    Allah SWT. Bagi Orang yang merutininkan shalat Dhuha adalah

    bahwa akan dibuatkan pintu khusus di surga kelak, yaitu pintu yang

    dinamakan pintu Dhuha.

  • 22

    10. Hikmah Shalat Dhuha

    Orang yang melakukan shalat Dhuha, maka hati menjadi tenang

    dalam melakukan aktivitas bekerja, kita seringkali mendapat tekanan dan

    terlibat persaingan usaha yang sangat tinggi. Akhirnya, pikiran menjadi

    kalut, hati tidak tenang, dan emosi tidak stabil.

    Oleh karena itu, pada saat itulah Shalat Dhuha sangat berperan

    penting. Meskipun dilaksanakan lima atau sepuluh menit, Shalat Dhuha

    mampu menyegarkan pikiran, menyenangkan hati, dan mengontrol emosi.

    Sholat dhuha juga dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah

    dalam tubuh manusia karena semua gerakanya sholat dhuha sangat

    lengkap. Mengangkat berbagai kedua tangan, membungkuk ketika gerakan

    busur, kemudian juga gerakan penyisihan dimana kepala lebih kecil dari

    tubuh dan darah juga mengalir ke kepala dan kemudian aliran darah di

    normalkan lagi ketika duduk.

    Sholat dhuha juga dapat menormalkan hormone produksi dalam

    tubuh manusia, jadi shalat dhuha adalah benar-benar cara yang sangat

    berguna dan efektif untuk menjaga kesehatan tubuh, baik untuk bagian

    tubuh, organ sampai beberapa cairan dan juga hormone dalam tubuh.

    Selain beberapa manfaat di atas sholat dhuha juga sangat bermanfaat untuk

    kecantikan yang saat ini, berwudhu akan di cuci dengan air murni

    sehingga kulit akan selalu akan tetap bersih, kemudian melakukan wudhu

    juga untuk mencuci wajah dengan khusus yang tepat akan membentang

    kulit sehingga tidak mudah rusak dan memberikan manfaat begitu muda.

    Menjalankan shalat dhuha maka keindahan alam akan bersinar

    dengan sendirinya sehingga setelah wudu dan doa biasanya wajah

    seseorang akan terlihat lebih bercahaya.

  • 23

    Manfaat sholat dhuha untuk sukses selain berusaha dan berdoa

    juga merupakan cara untuk mendapatkan kesuksesan bagi semua orang,

    bagi umat islam berdoa‟a sendiri adalah dengan menjalankan sholat,

    termasuk shalat dhuha.

    Dapat meningkatkan kecerdasan, Shalat Dhuha memang sangat

    mempengaruhi perkembangan kecerdasan seseorang. Utamakan

    kecerdasan fiksikal, emosional spiritual, dan intelektual. Hal ini mengingat

    waktu pelaksanaanya pada awal atau tengah aktivitas manusian mencari

    kebahagiaan hidup duniawi dan keajaiban gerakan shalat itu sendiri.

    Untuk kecerdasan fisikal, shalat Dhuha meningkatkan kekebalan

    tubuh dan kebugaran fisik karena dilakukan pada pagi hari ketika sinar

    matahari pagi masih baik untuk kesehatan. Untuk kecerdasan emossional

    spiritual, dalam beraktivitas kita sering kali mengalami kegagalan, karena

    itu kita sering mengeluh. Melaksanakan shalat Dhuha pada pagi hari

    sebelum beraktivitas dapat menghindarkan diri dari keluh kesah.

    Selain itu jika shalat Dhuha dilakukan secara rutin, keuntungan

    yang didapat adalah mudahnya meraih prestasi akademik dan kesuksesan

    dalam hidup. Dalam hadist dijelaskan bahwa Sholat Sunah Dhuha selain

    dapat menghapus dosa, juga dapat meningkatkan kedisiplinan, seperti

    yang dijelaskan dalam hadist berikut ini:

    artinya, siapa yang membiasakan (menjaga) sholat dhuha, dosanya akan di

    ampuni meskipun sebanyak buih di lautan. (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu

    Majah). Tentu setiap orang tidak ingin dianggap sebagai orang yang

    lengah ataupun lalai dalam hal mencari rahmat Tuhan. Salah satu cara agar

    terhindar dari sifat lalai adalah mengerjakan sholat dhuha. Rasululah

    bersabda sebagai berikut. Artinya orang yang mengerjakan sholat dhuha

    tidak termasuk orang lalai, (HR. Al-baihaqi dan An-Nasai).

    B. Kedisiplinan Sholat

  • 24

    Kedisiplinan sholat merupakan gabungan dua kata yaitu: kedisiplinan dan

    sholat. Kedisiplinan berasal dari kata disiplin berawalan ke- dan berahiran –

    an, yang berarti tata tertib ketaatan kepada peraturan “latihan batin dan watak

    dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib”

    (WJS.Purwadarminto, 1984) hlm. 254

    Sedangkan secara istilah disiplin oleh beberapa pakar diartikan sebagai

    berikut:

    a) Suharsini arikunto mengatakan disiplin merupakan suatu yang

    berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-

    bentuk aturan. Peraturan dimaksud dapat ditetapkan oleh orang-

    orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar. (suharsimi

    Arikunto, Manajemen pengajaran,1993). Hlm 144

    b) Wardiman Djojonegoro, disiplin adalah suatu kondisi yang

    diciptakan dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku

    yang menunjukan nilai-nilai kepatuhan, ketaatan, kesetiaan,

    keteraturan dan ketertiban. (wardiman, Djojonegoro, pelaksanaan

    pedoman disiplin nasional dan tata tertib sekolah, 1998). Hlm 20

    c) Nur Cholis Madjid, meninjau dari sudut keagamaan, disiplin ialah

    sejenis perilaku taat dan patuh yang sangat terpuji. (Nur Cholis

    Majid, Masyarakat Religius, 1997). Hlm. 87

    C. Studi Relevan

    Studi relevan adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu (penelitian-

    penelitian lain) terkait dengan penelitian ini pada aspek fokus/tema yang

    diteliti. Di bawah ini adalah penelitian yang memiliki keterkaitan dengan

    penelitian ini, yaitu :

    1. Skripsi Edi Ferdianto (2012) yang berjudul Implementasi Kegiatan

    Sholat Dhuha Siswa Kelas V Madrasah Ibtida’iyah Negeri Gedong Di

    Kota Blitar. Penelitian ini menemukan bahwa factor pendukung dan peng

    hambat dalam implementasi kegiatan ibadah sholat dhuha siswa kelas V

    min gedong di kota blitar, factor pendukung yaitu adanya pengadaan

    buku-buku tentang kegiatan sholat dhuha, adanya guru pembimbing shalat

  • 25

    dhuha dan adanya sarana masjid untuk melakukan kegiatan shalat dhuha:

    factor penghambatnya, yaitu mininya pendanaan, pendanaan yang minim

    ini dapat mempengaruhi ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran,

    khususnya pembelajaran kegiatan shalat dhuha, kurangnya kemauan siswa

    untuk melaksanakan kegiatan shalat dhuha , banyak siswa yang dating

    terlambat kerena musim penghujan, serta kurangnya dukungan dari orang

    tua.

    2. Skripsi Ika Praptining (2017) yang berjudul Pendidikan Akhlak Siswa

    Melalui Pembiasaan Shalat Dhuha Di Ma’arif NU 02 Bantarbarang

    Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini

    menyimpilkan bahwa pelaksanaan sholat sunnah dhuha di MI ma‟arif NU

    02 bantarbarang kecamatan rembang kabupaten purbalingga sudah

    berjalan kurang lebih 5 tahun shalat dhuha dilaksanakan mulai di hari

    selasa hingga sabtu pukul 07.00 WIB sampai pukul 07.30 WIB peserta

    terdiri dari siswa dan siswi mulai dari kelas satu hingga kelas enam.

    Pelaksanaan selalu di damping oleh dua orang guru. Melalui pembiasaan

    sholat dhuha siswa jadi hafal bacaan sholat, hafal surah al-qur‟an, hafal

    do‟a-do‟a seperti do‟a sesudah sholat dhuha, doa qunut, do‟a untuk arwah

    dan do‟a sesudah dzikir dengan begitu siswa dapat memperoleh sebuah

    pembinaan akhlak yaitu akhlak kepada Allah berupa keimanan dan

    ketaqwaan dan kepada diri sendiri berupa kedisiplinan, rasa syukur, dan

    siswa dapat melakukan amar ma‟ruf nahi mungkar, akhlak kepada sesame

    manusia berupa persamaan, persaudaraan antar teman, dan mempererat tali

    silaturrahmi antar umat muslim. Adapun kendala yang dirasakan oleh

    semua pihak baik guru maupun siswa yaitu jarak, kedatangan siswa, dan

    fasilitas sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai.

    3. Skripsi Ari Rubiyanti Ulfah (2015) yang berjudul Pembiasaan Sholat

    Dhuha Pada Siswa Di SMA Negeri Ajibarang Kabupaten Banyumas.

    Penelitian ini menyimpulakan bahwa dalam pelaksanaan sholat dhuha

    guru sma ajibarang tak henti-henti mengajak kepada para siswa untuk

    sering melaksanakan kegiatan ini, pemotivasian juga dilakukan dengan

  • 26

    berbagai pelaksanaan perlombaan guna menunjang danmenumbuhkan

    bakat dan minat serta kreativitas siswa dalam bidang keagamaan dan yang

    lainya. Siswa langsung melihat keseharian dan tingkah laku guru-guru dan

    karyawan, dengan harapan siswa dapat mencontoh dan meneladani apa

    yang mereka lihat dan mengaplikasikanya dalam keseharian mereka

    seperti menjaga kebersihan, beribadah tepat waktu, peka terhadap

    lingkungan dan kebersihan, serta menjaga perkataan dan sopan santun.

    Dalam pelaksanaan pelatihan, di mulai dari pembagian jadwal shalat

    dhuha secara bergilir untuk masing-masing kelas X sehingga di harapkan

    akan berlanjut pada saat mereka naik ke tingkat kelas berikutnya tanpa

    terikat adanya penjadwalan bagi masing-masing kelas. Sangsi yang

    diberikan berupa teguran dan pembacaan ayat Al-Qu‟an saja karena

    kegiatan pembiasaan ini belum termasuk dalam kegiatan yang diwajibkan

    dari sekolah, sehingga belum ada sangsi yang mengikat.

    Sesuai dengan ringkasan data yang telah di analisis, maka dapat

    disimpilkan bahwa, pembiasaan sholat dhuha siswa merupakan program

    tidak terstruktur namun telah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh

    siswa-siswi sma negeri ajibarang dari tahun ke tahun. Kesadaran yang

    tinggi akan pentingnya beribadah kepada sang pencipta menjadi alasan

    utama. Kenapa mereka rajin mmelaksanakan shalat dhuha ini. Kebiasaan

    ini juga bisa menjadikan siswa berdisiplin dalam mengelola waktu mereka.

    Namun belum ada tindak lanjut dari sekolah dalam menjadikan kebiasaan

    ini sebagai kebiasaan wajib bagi guru dan siswanya.

  • 27

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Desain Penelitian

    Sesuai dengan judul penelitian yakni berada dalam batasan

    lingkungan Sekolah Mas Nurul Falah Kota Jambi. Penelitian ini

    dimaksudkan untuk mencari suatu dekskripsi gambaran terhadap masalah

    yang dikaji dan penelitian ini dikaji dan penelitian ini dilaksanakan

    melakukn pengamatan secara langsung sesuai dengan kaidah-kaidah

    penelitian lapangan. Maka dari itu peneliti menggunakan jenis penelitian

    dengan kualitatif.

    sebagaimana telah di nyatakan oleh Lexy J. Moleong penilitian

    kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiyah dengan

    maksud menafsirkan phenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan

    melibatkan berbagai metode (Lexy J. Moeleong, 2013).

    B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah wilayah genarelisasi yang terdiri atas objek

    atau/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulannya (Sugiyono,2009:117).

    Berdasarkan pengertian diatas, maka dalam penelitian ini yang

    menjadi populasi adalah seluruh siswa madrasah aliyah nurul Falah Kota

    Jambi. dari kelas X-XI-XII yang berjumlah 16-21-29 = 66. Sebagaimana

    tabel berikut:

  • 28

    Tabel 3

    Jumlah Siswa Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi. 2019/2020

    No. Kelas Jumlah Siswa

    1 Kelas X 16

    2 Kelas XI 21

    3 Kelas XII 29

    Jumlah 66

    (Sumber: Dokumen Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi)

    2. Teknik pengambilan Sampel

    Sehubungan dengan banyaknya populasi, menurut Suhartini

    Arikunto, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua

    sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika jumlah

    subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau

    lebih. Mengingat jumlah pipulasi penelitian ini kurang dari 100, penulis

    mengambil sampel seluruh dari jumlah siswa madrasah aliyah Nurul

    Falah Kota Jambi. Teknik penarikan sampel di sini menggunakan quota

    sampling, quota sampling merupakan cara pengambilan sampel yang

    dapat dilakukan secara keseluruhan karena mengingat populasi sampel

    yang kurang.

  • 29

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4

    Teknik Pengambilan Sampel Dari Jumlah Populasi

    Jumlah Siswa Madrasah Aliyah Nurul Falah 2020

    No. Kelas Jumlah Siswa

    Sampel 61% dari

    keseluruhan

    jumlah siswa

    1. X 16 16

    2. XI 21 21

    3. XII 29 29

    Jumlah 61

    (Sumber: Dokumen Madrasah Aliyah Nurul Falah Kota Jambi)

    Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa keseluruhan siswa

    madrasah aliyah nurul falah kota jambi yang berjumlah 61 siswa terdiri

    dari kelas X 16 siswa dan siswi kelas XI 21 siswa dan siswi dan kelas XII

    29 siswa dan siswi karena mengingat populasi sampling nya kurang dari

    100 maka peneliti disini mengambil keseluruhan dari jumlah populasi

    atau menggunakan quota sampling sehingga jumlah sampel seluruhnya 61

    C. Setting dan subjek penelitian

    1. Setting penelitian

    Lokasi penelitian di Mas Aliyah Nurul Falah Kota Jambi, karena

    permasalahan yang di ajukan dalam latar belakang masalah relevan

    dengan keadaan dilapangan, alasannya agar dalam penelitian serta

    hasil pengamatan ini sesuai dengan keadaan dan kondisi sebenarnya.

  • 30

    2. Subjek penelitian

    Subjek yang teliti adalah kepala sekolah, guru-guru dan para

    murid, teknik penelitian ini studi kasus. Maka selanjutnya ditetapkan

    informan kunci (key informans) kepala sekolah, guru dan para siswa di

    sekolah tersebut.

    Responden kepala sekolah. subjek dalam penelitian ini sebagian

    didatangi dan wawancarai, dan sebagian yang lain didatangi untuk di

    amati secara langsung. Hal ini dilakukan untuk penyesuaian informasi

    atau data yang diperoleh melalui wawancara dengan data yang

    diperoleh melaluai observasi melalui teknik tringulansi, sehingga data

    atau informasi sampai pada titik jenuh.

    D. Jenis Dan Sumber Data

    1. Jenis Data

    Data primer jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

    dari data primer dan skunder

    a. Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

    langsung dari peneliti kepada sumbernya, tanpa danya perantara.

    (Mukhtar, 2010, Hlm. 86) yaitu data yang di peroleh langsung dari hasil

    pengamatan (observasi) terhadap realita siswa/I di Nurul Falah Kota

    Jambi dalam mentaati tata tertib yang sudah di terapkan di sekolah

    tersebut.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

    pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari dokumentasi dan profil

    sekolah dan publikasi lainya, (Mukhtar. 2010, Hlm, 90) data sekunder

    yang penulisannya dimaksudkan dalam penelitian ini adalah data yang

    diperoleh dari data yang sudah terdokumentasi di sekoah madrasah aliyah

    Nurul Falah Kota Jambi.

  • 31

    2. Sumber Data

    sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh yaitu

    a. Sumber data berupa manusia, yakni kepala sekolah, guru-guru dan

    siswa/siswi di madrasah aliyah Nurul Falah Kota Jambi.

    b. Sumber data berupa suasasana, dan kondisi proses belajar mengajar

    dan suasana kehidupan masyarakat sekolah, madrasah aliyah Nurul

    Falah Kota Jambi.

    c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto dokumentasi kegiatan,

    arsip dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan

    sekolah baik jumlah siswa dan system yang di terapkan sekolah

    madrasah aliyah Nurul Falah Kota Jambi

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam pengumpulan data penelitian ini, penulis menggunakan

    yang lazim dipakai oleh para peneliti metode kualitatif, seperti observasi,

    wawancara dan dokumentasi.

    1. Observasi

    Observasi diartikansebagai pengamatan dari pencatatan secara

    sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian,

    pengamatan,dari pencatatan terhadap objek dari tempat terjadi atau

    berlangsungnya suatu peristiwa,sehingga observer berada bersama objek

    yang di selidiki. (Amirul Hadi & Haryono, 1998, hlm 129)

    Observasi adalah suatu cara telnik pengumpulan data data dengan

    mengadakan pengamatan secara langsung terhadapn suatu objek dalam

    suatu priode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis

    tentang hal-hal tertentu yang diamati. Pengamatan langsung disini

    maksudnya dapat kegiatan melihat, mendengar, atau kegiatan dengan alat

    indra lainnya.

    2. Wawancara

    Interview yang jugadisebut dengan wawancara atau kuisoner

    lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

  • 32

    (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. ( suharsimi

    arikunto,Hlm,156).

    Metode ini gunanya untuk memperoleh data melalui wawancara

    langsung secara terpimpin antara peneliti dengan yang memberikan

    informasi langsungb dengan menggunakan data wawancara, wawancara

    ini guna untuk mendalami data dan informasi hasil dari observasi dan

    memastikan keabsahan perolehan data. Adapun datanya meliputi

    1. Cara yang digunakan dalam pelaksanaan program pelaksanaan sholat

    sunnah dhuha

    2. Sanksi yang akan diberikan kepada siswa/I yang melanggar aturan

    pelaksanaan program sholat sunnah dhuha

    3. Sejauh mana madrasah aliyah Nurul Falah kota jambi melaksanakan

    program sholat dhuha

    3.Dokumentasi

    Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-hal

    seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

    majalah, agenda dan lain sebagainya. (Sugiono, 2012:hlm.138) Data tersebut

    antara lain :

    1) Historis dan geografis

    2) Struktur Organisasi

    3) Keadaan sekolah

    4) Keadaan sarana dan prasarana.

    F. Teknik Analisis Data

    Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui

    pendekatan kualitatif dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah

    suatu proses berfikir dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat

    umum kemudian dibahas kepada permasalahan yang bersifat khusus.

    Analisis data meliputi:

    1. Reduksi Data

  • 33

    Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

    tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan

    dokumentasi”.(Jam‟an Satori, 2009: hlm.219) Setelah dibaca, dipelajari,

    maka langkah selanjutnya adalah reduksi data.

    Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian

    pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data-data kasar

    yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data

    dilakukan selama penelitian berlangsung.

    1. Penyajian data

    Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisa data

    adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan

    peneliti melalukan penarikan kesimpulan.

    2. Verifikasi / penarikan kesimpulan

    Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan. Maka

    langkah terakhir dalam penganalisa data adalah menarik kesimpulan atau

    verifikasi dan analisanya menggunakan analisa model interaktif, artinya

    analisa ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama

    tersebut.

    G. Uji Keterpercayaan Data (Trushwortnines)

    Untuk menetapkan keterpercayaan data, maka diperlukan tehnik

    pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria

    tertentu, ada beberapa tehnik yang digunakan dalam pengecekan

    keabsahan temuan, diantaranya :

    1. Perpanjang Keikutsertaan

    Perpanjang keikutsertaan dalam artian memperpanjang waktu di

    lapangan sehingga kejenuhan pengumpilan data tercapai. Jika hal ini

    dilakukan maka membatasi membatasi gangguan dari dampak peneliti pada

    konteks, membatasikekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh

    dari kejadian atau peristiwa yang memiliki pengaruh sesaat. Perpanjangan

    waktu di lapangan akan memungkinkan penungkatan derajat kepercayaan

    data yang dikumpul. (Sugiono, 2012: hlm. 219)

  • 34

    2. Ketekunan Pengamatan

    Ket