SKRIPSI RESPONSIBILITAS PELAYANAN IMUNISASI DI …
Transcript of SKRIPSI RESPONSIBILITAS PELAYANAN IMUNISASI DI …
SKRIPSI
RESPONSIBILITAS PELAYANAN IMUNISASI DI PUSKESMASPASITALLU DALAM PERSPEKTF GOOD EXECUTIVE GOVERNANCE
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
Oleh:
ALIMUDDIN
Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11020 16
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
SKRIPSI
RESPONSIBILITAS PELAYANAN IMUNISASI DI PUSKESMASPASITALLU DALAM PERSPEKTF GOOD EXECUTIVE GOVERNANCE
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh GelarSarjana Iimu Administrasi Negara
Disusun dan Diajukan Oleh:
ALIMUDDIN
Nomor Stambuk: 10561 11020 16
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGERA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iii
iv
v
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Alimuddin
Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11020 16
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa benar skripsi penelitian ini adalah karya saya sendiri dan bukan
hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan
apabila dikemudian hari pemyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima
sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Makassar, 20 November 2020
Alimuddin
vi
Abstract
Alimuddin, Andi Rosdianti Razak dan Hafiz Elfiansya Parawu.Responsibilitas Pelayanan Imunisasi Di Puskesmas Passitallu DalamPerspektif Good Executive Governance Kabupaten Kepulauan Selayar.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ResponsibilitasPelayanan Imunisasi Di Puskesmas Passitallu Dalam Perspektif Good ExecutiveGovernance Kabupaten Kepulauan Selayar pendekatan penelitian menggunakandeskriptif Kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi,wawancara,dan dokumentasi, Informan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang yang dipilihsecara purposive ,Teknik analisis data mengunakan model interaktif miles .
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responsibilitas pelayananimunisasi di Puskesmas Passitallu Dalam Perspektif Good Executive Governancemelalui 3 tahap yaitu pertama memiliki komitmen untuk melaksanakan tanggungjawab dan wewenang dengan memiliki tanggung masing – masing dan tupoksisetiap anggota di puskesmas dalam pelayanan imunisasi, kedua memilikikebijakan pengelolaan SDM (sumber daya manusia) Pengelolaan dilakukandengan setiap anggota diberikan tanggung masing di setiap desa untukmelakukan imunisasi di setiap desa, dan ketiga memiliki kebijakan pengelolaansarana dan prasarana sudah memadai dalam hal perlengkapan alat imunisasi.
Kata kunci : Responsibilitas Pelayanan Imunisasi Di Puskesmas
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan yang Maha Kuasa yang telah
memberikan pertolongan kepada hambanya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal ini.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW. serta keluarga-Nya dan para sahabat-sahabat-Nya dan orang-
orang yang mengikuti beliau. Dalam penulisan proposal ini, penulis menghadapi
berbagai hambatan dan kesulitan. Namun hal tersebut dapat teratasi berkat kerja
keras dan tekad yang bulat serta adanya bantuan dari semua pihak.
Penulis telah berusaha untuk menjadikan skripsi ini sebagai sebuah karya
yang bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Namun dibalik semua itu,
kesempurnaan tiada milik manusia kecuali milik yang Maha Sempurna.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dari dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat Dr. Andi Rosdianti Razak, M.Si selaku pembimbing 1 dan
Dr. Hafiz Elfiansya Parawu, M.Si selaku pembimbing 11 yang selama ini
memberikan banyak arahan dan masukan kepada penulis, yang sabar dan tulus
membimbing penulis dengan segala kekurangannya, baik itu dalam bentuk
diskusi, arahan, kritik dan saran yang sangat konstruktif sejak usulan seminar
viii
proposal penelitian hingga berlangsungnya ujian skripsi, serta menjadikan penulis
sebagai mahasiswa yang mampu menggapai gelar sarjananya
Penulis juga menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat
1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar
2. Dr. Hj. Ihyani Malik, S. Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Nasrul Haq., MPA selaku Ketua Jurusan Ilmu Administarsi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univwersitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. Hj. Fatmawati, M,Si selaku Penasehat Akademik Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang senantiasa
membimbing sejak penulis menduduki bangku perkuliahan di Universitas
Muhammadiyah Makassar hingga sekarang.
5. Bapak dan ibu Dosen Program Ilmu Administrasi Negara dan Staf Tata
Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah banyak membimbing
dan membantu penulis selama mengikuti perkuliahan di Universitas
Muhammadiyah Makassar.
6. Kepada Kedua Orang Tuaku Ayahanda penulis Demma ngonjok, Ibunda
penulis Ati, yang tidak ada henti-hentinya memberikan motivasi dan
membantu penulis berupa materi maupun non materi.
7. Seluruh saudara penulis Syaripuddin dan syahrini yang telah menjadi orang
tua penulis yang terus memberikan nasehat, motivasi dan bantuan kepada
ix
penulis berupa materi dan non materi, serta keluarga yang tidak bisa
disebutkan satu per satu, penulis ucapkan banyak terima kasih.
Semoga bantuan dari semua pihak senantiasa mendapatkan pahala yang
berlipat ganda di sisi Allah SWT, Amin. Skripsi ini telah penulis sussun
sedemikian rupa, namun penulis sadar bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan sumbangsih dari
para pembaca baik itu berupa kritik maupun saran yang sifatnya membangaun,
demi perbaikan ke depannya. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Billahi fii Sabililhaq, Fastabiqul Khairat
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, 20 November 2020
Alimuddin
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii
HALAMAN PENERIMAAN TIM…………………………………………. iv
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 9
A. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 9
B. Teori Pelayanan Publik .............................................................................. 12
C. Konsep Pelayanan Publik ........................................................................... 13
D. Konsep Responsibilitas Pelayanan Publik ................................................. 18
E. Tinjauan Good Governance ....................................................................... 19
F. Konsep Pelayanan Imunisasi ..................................................................... 21
G. Kerangka Pikir ........................................................................................... 25
H. Fokus Penelitian ......................................................................................... 27
I. Deskripsi Fokus Penelitian ........................................................................ 27
BAB IIIMETODE PENELITIAN ................................................................. 29
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................... 29
B. Jenis dan Tipe Penelitian ........................................................................... 28
xi
C. Informan .................................................................................................... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 30
E. Teknik Analisis Data ................................................................................. 31
F. Teknik Pengabsahan Data ......................................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN DAN PEMBAHASAN ................... 34
A. Gambaran Umum ..................................................................................... 34
B. Responsibilitas Pelayanan Imunisasi Di Puskesmas Passitallu dalam
Prespektif Good Governance ................................................................... 43
1. Memiliki Komitmen Untuk Melaksanakan Tugas
Tanggung Jawab dan Wewenang ...................................................... 44
2. Memiliki Kebijkan Pengelolaan SDM ............................................. 50
3. Memiliki Kebijakan Pengelolaan Sarana Dan Prasarana .................. 56
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 62
A. Kesimpulan ......................................................................................... 62B. Saran ................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 64
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Informan Penelitian ......................................................................... 30
Tabel 4.1 Kelompok Umur dan Jumlah Penduduk ......................................... 36
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Taka Bonerate
Kabupaten Kepulauan Selayar 2020 ............................................... 37
Tabel 4.3 Laporan Desa Uci Puskesmas Pasitallu 2020 ................................. 38
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian ............................................................ 26
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ...................................................................... 39
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan unsur dalam kesejahteraan umum yang perlu
diimpelemntasikan sesuai dengan amanat institusi yang dimaksud dalam undang-
undang dasar 1945 melalui pembangunan nasional yang terstruktur berdasar pada
pancasila dan undang-undang dasar 1945. Indikator kesuksesan dalam
pembangunan kesehatan itu dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia
yang baik, memiliki keterampilan, serta dirancan dalam suatu program kesehatan
dengan rencana yang berbasis data dan informasi yang tidak diragukan.
Salah satu metode pembangunan kesehatan nasional dalam mewujudkan
“indonesia sehat 2010” ialah penerapan pembangunan nasional kesehatan, yang
mempunyai arti setiap langkah program pembangunan harus memiliki dampak
fositif akan terbentuknya lingkungan sehat serta sikap sehat, sebagai landasan
dalam pembangunan kesehatan berpatokan pada konsep “paradigma sehat” yaitu
pembangunan kesehatan yang berikan priosristas utama pada upaya pelayanan
peningkatan kesehatan (Promotif) dan pencegahan penyakit (preventif)
diabandingkan upaya pelayanan penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif) secara menyeluruh terpadu dan berkesinambungan.
Menurut Undang-Undang tentang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992,
“paradigma sehat” diimplementasikan melalui beberapa tahapan kegiatan seperti
memberantas penyakit. Upaya dalam memberantas penyakit yang menular ialah
2
langkah peningkatan (imunisasi). Menurut undang-undang kesehatan nomor 36
tahun 2009, imunisasi merupakan salah satu cara dalam mencegah terjadinya
penyakit yang dapat menular dan merupakan salah satu agenda utama kementrian
kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata keseriusan pemerintah dalam
menggapai Millennium Development Goals khusunya untuk menurunkan angka
kematian pada anak.
Imunisasi adalah suatu program pemerintah yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat. Rohman, dkk (2015:87) dalam jurnal
katalogis (2019: 13) menyampaikan bahwa imunisasi adalah suatu upaya untuk
mendaptkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman
atau produk kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan kedalam tubuh dan
diharapakan tubuh dapat menhasilkan zat anti bodi yang pada saatnya digunakan
tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh.
Maka dari itu kualitas pelayanan pada hakekatnya berkaitan dengan
pelayanan yang maksimal, yakni bagaimana sikap seorang pelayan dalam
melayani masyarakat. Dalam lingkungan birokrasi pemerinthan, kualitas
pelayanan tidak hanya di ukur dari kepuasan masyarakat tetapi juga dilihat dari
aspek efesiensi dan efektivitas pelayanan. Pelayanan yang memuaskan masyarakat
dengan mengorbangkan sumber daya yang besar atau terjadi pemborosan yang
sangat besar bukan sebuah kualitas pelayanan. Di kesempatan Pekan Imunisasi
Dunia, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, drg. Oscar Primadi, MPH
dalam sambutannya sebagai Menteri Kesehatan RI bahwa kita harus
mengupayakan dalam memberikan pelayanan imunisasi yang berkualitas tinggi
3
serta merata di seluruh nusantara. Kemudian, Indonesia terbebas dari polio
menuju tercapainya eradikasi polio skala global, Eliminasi Tetanus Neonatorum
dan Eliminasi Campak serta mewujudkan terkendalinya penyakit Rubella tahun
2020 itu harus dipertahankan.
“Kita merasa bangga sebab dalam 40 tahun belakangan terakhir berhasil
menggapai eradikasi cacar tahun 1974, eradikasi Polio tahun 2014, dan eliminasi
Tetanus Maternal dan Neonatal pada tahun 2016. Tentunya suatu kesyukuran
sebab Program Imunisasi telah lengkap dengan antigen yang mampu menangani
berbagai macam penyakit yang dapat ditangani dengan imunisasi (PD3I),
Campak, Tetanus, Difteri, Pertusis, Polio, Hepatitis B, Meningitis, Pneumonia
serta Japanese Encephalitis. Tetapi kita harus bekerja keras dan cerdas dalam
meningkatkan cakupan, jangkauan, dan kualitas pelayanan imunisasi yang baik
agar tidak didapatkan lagi kasus-kasus atau Kejadian Luar Biasa PD3I, kata
Menkes
Cakupan imunisasi di Puskesmas Pasitallu Kabupaten Kepulauan Selayar
sudah memenuhi indikator Univesal Child Immunization (100%), tetapi masih
ada enam desa yang cakupan imunisasinya kurang dari indikator Universal Child
Immunization yaitu Desa Jinato (9,1%), Rajuni (5,8%), Latondu (0%) Tarupa
(0%) Tabuna (0%) dan Passitallu (0%). Untuk meningkatkan cakupan imunisasi
di Puskesmas Pasitallu Kabupaten Kepulauan Selayar perlu diperadakan
peningkatan kualitas imunisasi melalui tahapan edukasi, kredibilitas petugas
imunisasi dan keamanan penyimpanan vaksin (Dinkesprov Jatwa timur, 2016).
4
Program pelayanan imunisasi termasuk kedalam pelayana birokrasi
pemerintah, karena menyangkut kepentingan masyarakat luas, namun dalam
penyelenggaraan pelayanan imunisasi belum menunjukan responsibilitas yang
cukup untuk memenuhi keinginan masyarakat.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Selayar tahun
2010, cakupan desa Universal Child Immunization menggapai 64% yang
mengalami grafik penuruan 3,7% sejak tahun 2009 (67,7%) dan 20,7% pada
ditahun 2011 (44,7%). Kepala Bidang P2PL berpendapat bahwa, banyaknya
imigran lokal dibeberapa wilayah serta ibu rumah tangga yang datan ke posyandu
tetapi tidak menetap disatu tempat tanpa pemberitahuan kepada petugas posyandu
sebelumnya, ini merupakan salah satu masalah tidak meratanya imunisasi di
Magetan (Dinkes Magetan, 2015)
Pelayanan prima merupakan indikator utama dalam terselenggaranya
pemerintahan yang berbasis kerakyatan. langkah membangun suatu kesadaran
dalam mencapai pelayanan yang maksimal sesuai dengan good government
dengan memprioritaskan prinsip demokrasi, transparansi, responsif dengan
pandangan baru dalam transformasi birokrasi sebagai penguasa menjadi abdi
pelayan masyarakat perlu dilakukan internalisasi terhadap setiap insan birokrat.
Salah satu kendala yang dialami oleh petugas puskesmas pasitallu
kecamatan taka bonerate kabupaten kepulauan selayar adalah banyaknya desa-
desa yang ada diluar dari pulaua kecamatan sehingga sulit untuk dijangkau karena
berbatasan dengan laut, sehingga pengngiriman vaksin dan rantai vaksin juga ikut
terhambat.
5
Masalah kesehatan berbeda untuk setiap orang atau kelompok dan
masyarakat dibagi menjadi tiga yaitu: karakteristik manusia, tempat dan waktu.
Semakin tinggi jenjang pendidikan keluarga maka balita yang akan mendapatkan
imunisasi semakin tinggi dan semakin tinggi angka pengeluaran perkapita
semakin tinggi juga anak akan mendapatkan imunisasi dasar (Riskesdas 2010).
Menurut Azheri (2012:86), responsibilitas ialah hal yang perlu
dipertanggungjawabkan terhadap kewajiban dalam keputusan, kredibilitas, skill,
dan kecakapan berkewajiban dan bertanggungjawab terhadap aturan yuridis
apabila melakukan kesalahan sesuai dengan apa yang telah diperbuat.
Dalam hasil kajian ditahun 2006 tentang pengembangan ukuran penilaian
GEG (Good Eksekutif Governance) yang memiliki indikator dalam prinsip
responsibilitas memaparkan ada tiga indikator, yakni:
1. Memiliki komitmen untuk melaksanakan tanggung jawab dan
wewenang.
2. Memiliki kebijakan pengelolaan SDM (sumber daya manusia).
3. Memiliki kebijakan pengelolaan sarana prasarana.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil tema
responsibilitas pelayanan imunisasi di puskesmas yang bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan cakupan
imunisasi yang terjadi di Puskesmas Pasitallu Kabupaten Kepulauan Selayar
dengan judul “Responsibilitas Pelayanan Imunisasi di Puskesmas Pasitallu
Dalam Perspektif Good Executive Gevernance Kabupaten Kepulan Selayar”.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang disusun di atas dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana responsibilitas pelayanan imunisasi tentang pelaksanaan
komitmen dan tanggung jawab serta wewenang di puskesmas
pasitallu ?
2. Bagaimana responsibilitas pelayanan imunisasi dalam pegelolaan
SDM di puskesmas pasitallu ?
3. Bagaimana responsibilitas pelayanan imunisasin dalam sarana dan
prasarana ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan masalah yang perlu diketahui serperti apa yang telah
dipapar diatas adalah untuk mengetahui responsibilitas terhadap pelayanan
imunisasi di Puskesmas Pasitallu Kabupaten Kepulauan Selayar?
1. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis bagaimana kejelasan
tanggung jawab dan wewenang dalam pelayanan imunisasi di
Puskesmas Pasitallu Kabupaten Kepulauan Selayar
2. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis bagaimana kebijakan
pengelolan sumber daya manusia dalam pelayanan imunisasi di
puskesmas pasitallu kabupaten kepulauan selayar
3. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis bagaimana responsibilitas
tentang kebijakan pengelolan sarana dan prasaranan
7
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah serta rumusan masalah dan tujuan
penelitian diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi kontribusi pengetahuan :
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumber informasi yang jelas kepada masyarakat tentang
responsebilitas pelayanan imunisasi di Puskesmas Pasitallu.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dalam
menambah khasana keilmuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya pada jurusan Ilmu Administrasi Negara dan sebagai acuan
terhadap peneliti selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyrakat umum
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai
responsibilitas pelayanan imunisasi di puskesmas pasitallu kabupaten
kepulauan selayar serta faktor-faktor penghambat terhadap pelayanan
imunusasi di Puskesmas Pasitallu Kabupaten Kepulauan Selayar
dengan kelengkapan imunisasi yang digunakan dalam pelayanannya.
b. Bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Sebagai informasi untuk membantu peningkatkan program imunisasi
yang dilakukan oleh bidan serta kader imunisasi di setiap desa.
c. Bagi Peneliti lain
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya
terkait responsibilitas pelayanan imunisasi di puskesmas dengan
8
faktor-faktor penghambat terhadap pelayanan imunisasi dengan
kelengkapan pelayanan imunisasi yang ada di setiap desa.
9
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian dengan judul Responsibilitas Pelayanan Imunisasi di Puskesmas
sebelumnya sudah pernah dilakuakan. Berikut beberapa peneliti yang
berhubungan dengan Responsbilitas Pelayanan.
1. Syarifah Muslimah (2016) dengan judul Responsibilitas Pelayanan Publik
pada RSUD Salewangan Kabupaten Maros. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa berdasarkan objektivitas responsibilitas ada tiga indikator. Pertama,
bertanggung jawab terhadap pimpinanan dalam hukum yang berlaku hal ini
sudah terlaksana dengan baik. Kedua, bertanggung jawab terhadap atasan dan
bawahan hal ini masih tidak terlaksana dengan baik. Ketiga, bertanggung
jawab terhadap masyarakat hal ini terlaksana dengan professional akan tetapi
masih terkendala oleh sarana dan prasarana.
Berdasarkan subjektif responsibilitas ada tiga indikator penelitian
diantaranya loyal, nilai, dan karakter. Penelitian ini menujukkan bahwa
petugas RSUD Salewangan memiliki loyalitas yang tinggi. Kemudian nilai
yang diterapkan petugas secara moralitas dan professional. Selain itu,
karakter yang ditampilkan sesuai dengan prosedur pelayanan yaitu 5S
(senyum, salam, sapa, santun, dan sopan).
Perbedaan penelitian saya dengan judul Responsibilitas Pelayanan
Imunisasi Di Puskesmas Passitallu Dalam Perspektif Good Executive
Governance Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu hasil penelitian ini
10
menunjukkan bahwa berdasarkan objektivitas responsibilitas ada tiga
indikator
1. Memiliki komitmen untuk melaksanakan tanggung jawab dan wewenang.
2. Memiliki kebijakan pengelolaan SDM (sumber daya manusia).
3. Memiliki kebijakan pengelolaan sarana prasarana.
3. A.H. Rahadian dan Bambang Rusantono (2015) dengan judul Pengaruh
Responsibilitas dan Sikap Kerja Terhadap Kualitas Pelayanan di Putri.
Kelurahan Tengah Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. hasil penelitian
menunjukkan bahwa Terdapat Pengaruh Positif dan Signifikan
Responsibilitas terhadap Kualitas Pelayanan di Kelurahan Tengah Kecamatan
Cibinong Kabupaten Bogor; Terdapat Pengaruh Positif dan Signifikan Sikap
Kerja terhadap Kualitas Pelayanan di Kelurahan Tengah Kecamatan Cibinong
Kabupaten Bogor dan Terdapat Pengaruh Positif dan Signifikan
Responsibilitas dan Sikap Kerja secara bersama-sama terhadap Kualitas
Pelayanan di Kelurahan Tengah Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor.
Perbedaan penelitian saya dengan judul Responsibilitas Pelayanan
Imunisasi Di Puskesmas Passitallu Dalam Perspektif Good Executive
Governance Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa berdasarkan objektivitas responsibilitas ada tiga
indikator, yaitu:
1. Memiliki komitmen untuk melaksanakan tanggung jawab dan wewenang.
2. Memiliki kebijakan pengelolaan SDM (sumber daya manusia).
3. Memiliki kebijakan pengelolaan sarana prasarana.
11
4. Septi Rindawati dan Marjoyo (2017) dengan judul Responsibilitas
Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Apbd) Kota
Bengkulu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rendahnya responsibilitas
pengelolaan APBD mengakibatkan oleh 6 (enam) faktor: Yaitu struktur
administrasi yang memusat, Sistim Administrasi yang ketinggalan zaman,
Pembengkakan Birokrasi, Kompleksitas dan kekakuan peraturan, Struktur
Gaji dan perpindahan pegawai, Kurangnya pelatihan dan pendidikan bagi
aparat. Selanjutnya berkenaan dengan temuan penelitian, dapat diajukan
sebuah konsep baru bagi pengembangan Ilmu Pemerintahan yakni : perilaku
pejabat publik dalam pengelolaan anggaran
Perbedaan penelitian saya dengan judul Responsibilitas Pelayanan
Imunisasi Di Puskesmas Passitallu Dalam Perspektif Good Executive
Governance Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa berdasarkan objektivitas responsibilitas ada tiga
indikator
1. Memiliki komitmen untuk melaksanakan tanggung jawab dan wewenang.
2. Memiliki kebijakan pengelolaan SDM (sumber daya manusia).
3. Memiliki kebijakan pengelolaan sarana prasarana
B. Konsep Responsibilitas Pelayanan Publik
Responsibilitas berarti tanggapan. Jika ada seseorang yang membutuhkan
sesuatu lantas kita membantunya atau menolongnya dengan cepat dan tepat serta
sesuai dengan apa yang dia butuhkan maka itu bisa dikatakan langkah responsif.
Responsif sangat dibutuhkan dalam langkah yang tepat dan cepat dalam
12
menyelesaikan persoalan secara efektif dan mepunyai nilai. Responsibilitas erat
kaitanya tentang tanggung jawab atau akuntabilitas.
Pengertian responsibilitas menurut kamus administrasi ialah tugas
seseorang yang wajib dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Kemudian
akuntabilitas berati walaupun seseorang memiliki kebebasan untuk menjalankan
amanah yang diberikan,tetapi ia tidak bisa bebas dari akibat perbuatannya.
Menurut Azheri (2012: 86), responsibilitas ialah hal yang perlu
dipertanggungjawabkan terhadap kewajiban dalam keputusan, kredibilitas, skill,
dan kecakapan. berkewajiban dan bertanggungjawab terhadap aturan yuridis
apabila melakukan kesalahan sesuai dengan apa yang telah diperbuat.
Dalam hasil kajian ditahun 2006 tentang pengembangan ukuran penilaian
GEG (Good Eksekutif Governance) yang memiliki indikator dalam prinsip
responsibilitas memaparkan ada tiga indikator, yakni:
1. Memiliki komitmen untuk melaksanakan tanggung jawab dan
wewenang.
2. Memiliki kebijakan pengelolaan SDM (sumber daya manusia).
3. Memiliki kebijakan pengelolaan sarana prasarana.
Dwiyanto (2014: 143-144) mengatakan dalan menilai kualitas pelayanan
publik, ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan. Menurut Levine,
pelayanan publik di suatu Negara yang menganut sistem demokrasi yang memiliki
responsiveness, responsibility, dan accountability.
1. Responsivitas ialah respon terhadap tuntutan dari masyarakat dalam
pelayanan kepada masyarakat.
13
2. Responsibilitas, ialah tolak ukur yang memperlihakan seberapa efektif
proses pelayanan publik dalam penerapannya sesuai dengan ketentuan
dari aturan dan landasan dalam melakukan pelayanan.
3. Akuntabilitas, ialah ukuran yang memperlihatkan berapa grafik proses
dalam pelaksanaan pelayanan.
C. Teori Dan Konsep Pelayanan Publik
1. Teori Pelayanan Publik
Pada penelitian yang dilakukan oleh Rully, menyatakan bahwa menurut
A.S Moenir (1995:17), pada hakikatnya manusia dalam upaya dalam memenuhi
kebutuhan kehidupannya juga tidak lepas dari orang lain. Langkah dalam
memenuhi kebutuhan selalu ada campur tangan orang lain yang secara
langsung biasa disebut dengan pelayanan. Maka dari itu pelayanan ialah suatu
proses kegiatan yang memiliki tujuan untuk membantu mempersiapkan serta
mengurus apa yang dibutuhkan oleh orang lain. Supaya pelayanan tidak lepas
dari kepentingan masyarakat banyak.
Dalam Moenir (1995:10), kepentingan umum ialah suatu kepentingan
yang berkaitan dengan masyarakat, tidak bertolak belakang dalam norma-
norma serta peraturan yang berasal dari beberapa kebutuhan dari masyarakat.
Kepentingan itu sifatnya general dan bisa juga bersifat spesifik. Kepentingan
umum itu ada karena berasal dari kepentingan seseorang, jadi kepentingan
individual dari seseorang bertranformasi menjadi kepentingan umum.
Budiman Rusli dalam Sinambella (2006:3) mengatakan bahwa selama
manusia dalam menjalani kehidupannya pasti membutuhkan pelayanan, yang
14
anggapannya sesuai dengan life cycle theory of leadership (LCTL) bahwa diawal
kehidupan seorang manusia pelayanan yang nyata sangat tinggi, usia manusia pun
berpengaruh yang bisa mengakibatkan kebutuhan pelayanan jadi menurun.
Moenir dalam buku ilmu administrasi (2008) menyampaikan pelayanan itu
ialah:
a. Efektifnya dalam suatu pengurusan kepentingan dalam pelayanan yang
responsif.
b. Mendapatkan pelayanan yang sesuai, yakni pelayanan yang maksimal
tanpa embel-embel atau kalimat yang menyinggung.
c. Mendapatkan pelayanan yang adil, tanpa harus melihat siapa orang
yang membuthkan pelayanan.
d. Mendapatkan perlakuan yang jujur dan transparan. Ini berkaitan
transparansi pihak yang melayani contohnya apabila mendapat kendala
dalam proses pelayanan maka harus disampaikan secara terbuka tanpa
ada yang ditutup-tutupi.
Pelayanan ialah proses melayani, membantu, mempersiapkan, dan
menyelesaikan keperluan, serta kebutuhan sesorang atau sekelompok orang lain,
artinya obyek yang dilayani seseorang, kelompok organisasi (Sianipar,1998),
kemudian dalam Ahmad Ainur Rohman, (2010:25) publik dapat didefinisikan
sebagai rakyat atau masyarakat.
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik,
pelayanan publik ialah agenda atau proses kegiatan dalam upaya dalam
memenuhi kebutuhan pelayanan sesuai dengan amanat institusi peraturan
15
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh pemerintah.
Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003, pelayanan publik ialah semua agenda yang berkaitan
dengan pelayanan yang dilakukan oleh instansi publik sebagai langkah dan usaha
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pelayanan atau pun pelaksanaan dalam
aturan perundang-undangan. Pada dasarnya, pelayanan publik ialah memberikan
pelayanan prima terhadap masyarakat sesuai tugas dari instansi public dalam
melayani masyarakat.
Kurniawan dalam Sinambella (2006:5) menyampaikan bahwa Pelayanan
publik ialah proses pemberian layanan untuk memenuhi keperluan masyarakat
yang memiliki kepentingan pada instansi sesuai dengan amanat undand-undang
dasar. Pelayanan publik ialah bentuk pelayanan terhadap masyarakat yang
berwujud fasilitas- fasilitas umum, baik jasa ataupun sebaliknya, yang dilakukan
oleh instansi publik.
Masysarakat yang mengharapkan pelayanan publik dapat
memberikanpelayanan dengan jujur serta pengelolaan sumber penghasilan secara
efektif, dan dapat akuntabilitas. Pelayanan publik, adil dan dapat berakuntabilitas
memberikan kepercayaan kepada masyarakat. Diperlukan etika pelayanan publik
sebagai pondasi kepercayaan publik sebagai dasar untuk mewujudkan good
government.
Kepuasan pelanggan sudah menjadi ketetapan yang harus dimaksimalkan
baik oleh individu atau pun organisasi. Dari bentuk pelayanan yang diberikan
16
tercermin kualitas individu atau organisasi yang memberikan pelayanan.
Pelayanan publik dapat diartikan sebagai kegiatan pelayanan yang dilakukan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap
warga negara dan penduduk atas suatu barang, jasa dan atas pelayanan
administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang terkait dengan
kepentingan publik. Pelayanan publik merupakan pemberian layanan (melayani)
keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi
itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Dalam kamus
besar bahasa indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan
orang lain sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa
yang diperlukan seseorang.
Pemerintahan pada hakekatnya adalah melayani masyarakat serta
menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat
mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama
(Rasyid,dalam Frederik Mote,2008). Oleh karena itu birokrasi berkewajiban dan
bertanggung jawab serta memberikan pelayanan yang baik dan profesional.
Berdasarkan defenisi di atas maka dapat diketahui ciri pokok dari
pelayanan adalah serangkaian aktivitas dari interaksi yang melibatkan karyawan
atau peralatan yang disediakan oleh instansi/lembaga penyelenggara pelayanan
dalam menyelesaikan masalah yang menerima pelayanan.
Tidak jauh berbeda pada organisasi publik bahwa kegiatan pelayanan yang
terjadi juga akibat adanya interaksi masyarakat publik dengan aparat pelayanan
(birokrasi) menggunakan peralatan yang disediakan oleh instansi sebagai
17
perwujud andari salah satufung siapa ratu rnegarasebagaiabdi masyarakat dan abdi
negara.Pelayanan publik (public service) oleh birokrasi publik untuk
mensejahterakan masyarakat (warga negara) dari suatu negara kesejahteraan .
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25
Tahun 2004, pelayanan umum (publik) merupakan segala bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan instansi pemerintah di pusat,di daerah dan di
lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dalam bentuk barang dan atau
jasa, baik dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang undangan.Kondisi masyarakat yang
semakin kritis, birokrasi publik dituntut harus dapat mengubah posisi dan peranan
(revitalisasi) untuk memberikan pelayanan publik. Masyarakat semakin sadar, apa
yang menjadi hak dan kewajibannya sebagai warga negara dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Masyarakat semakin berani untuk mengajukan tuntutan
keinginan dan aspirasinya kepada pemerintah. Masyarakat semakin kritis dan
semakin berani untuk melakukan kontrol terhadap apa yang dilakukan oleh
pemerintah. Menurut Rasyid (dalam Frederik Mote ,2008), fungsi pelayanan yang
dijalankan oleh pemerintah saat iniadalah untuk melayani masyarakat. Hal ini
berarti pelayanan merupakan sesuatu yang terkait dengan peran dan fungsi
pemerintah yang harus dijalankan. Peranan serta fungsinya itu dimaksudkan selain
untuk melindungi juga memenuhi kebutuhan dasar masyarakat secara luas guna
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Hal yang terpenting adalah sejauh mana
pemerintah mengelola fungsi-fungsi tersebut agar dapat menghasilkan barang dan
18
jasa (pelayanan) yang ekonomis, efektif, efisien dan akuntabel untuk seluruh
masyarakat yang membutuhkannya.
D. Konsep Kualitas Pelayanan Publik
Konsep kualitas pada dasarnya merupakan kata yang menyandang arti
relative karna bersifat abstrak, kualitas dapat digunakan untuk menilai atau
menentukan tingkat penyesuaian suatu hal terhadap persyaratan atau
spesifikasinya. Bila persyaratan atau spesifikasi itu terpenuhi berarti kualitas
sesuatu hak yang dimaksud dapat dikatakan baik, sebaliknya jika persyaratan
tidak terpenuhi maka dapat dikatakan tidak baik. Pasolong (2011:132) adalah 1)
kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan, 2) kecocokan pemakaian, 3) perbaikan
atau penyempurnaan berkelanjutan, 4) bebas dari kerusakan, 5) pemenuhan
kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat, 6) melakukan secara sesuatu
secara benar semenjak awal, 7) sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.
Kata kualitas dalam Sinambela (2011:6) memiliki banyak definisi yang berbeda
dan bervariasi mulai dari yang konvensional hingga yang lebih strategis.
Pelayanan publik yang berintegritas, ialah pelayanan publik yang memiliki
akuntabilitas dan responsibilitas dari pegawai. Dengan aspek sebagai berikut :
1. Efektif, yaitu memprioritaskan terhadap capaian dari tujuan secara
maksimal.
2. Sederhana, yaitu mengandung proses yang mudah, efisien serta tidak
berbelit-belit yang jelas kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
3. Transparan, yang artinya adanya kejelasan dan kepastian mengenai
a. Prosedur dalam pelayanan;
19
b. Persyaratan pelayanan.
c. Pejabat yang bertanggung jawab.
d. Biaya/tarif pembiayaan
e. Waktu pelayanan.
4. Keterbukaan, Prosedur dalam pelayanan, persyaratan pelayanan,
pejabat yang bertanggung jawab, biaya/tarif pembiayaan, waktu
pelayanan yang berkaitan dengan proses pelayanan harus disampaikan
secara transparan supaya mudah dipahami oleh masyarakat. Efisiensi
artinya :
a. Persyaratan pelayanan yang dibutuhkan harus sesuai dengan target
pelayanan;
b. Mencegah tidak adanya persyaratan yang sama, dalam proses
pelayanan masyarakat yang satuan kerja/instansi pemerintah lain
yang terkait.
5. Ketepatan waktu, artinya proses dalam pemberian pelayanan itu tidak
lama dan pemenuhannya dilakukan secara tepat.
6. Responsif ialah berkaitan dengan langkah cepat dalam melakukan
pelayanan terhadap masyarakat.
7. Adaptif yaitu mampu bermanuper secara efektif sesuai dengan apa yang
dibutuhkan masyarakat.
E. Tinjauan Good Executive Governance
Pengertian Good Governance Arti good dalam istilah Good Governance
mengandung dua pengertian: pertama, nilai-nilai yang menjunjung tinggi
20
keinginan/kehendak rakyat dalam pencapaian tujuan kemandirian, pembangunan
berkelanjutan dan keadilan sosial. Kedua, aspek-aspek fungsional dari
pemerintahan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dari segi fungsional, aspek governance dapat
ditinjau dari apakah pemerintah telah berfungsi secara efektif dan efisien dalam
upaya mencapai tujuan yang telah digariskan, atau justru sebaliknya dimana
pemerintah tidak berfungsi secara efektif dan terjadi efesiensi. United Nations
Development Programme (UNDP) mendefinisikan Good Governance sebagai
“the exercise of political, economic, andadministrative authority to manage a
nation’s affair at all levels”.
Berdasarkan definisi terakhir, Sedarmayanti (2003: 4-5) menyatakan
bahwa governance mempunyai tiga kaki, yaitu .Economic governance meliputi
proses pembuatan keputusan yang memfasilitasi terhadap equity, poverty, dan
quality of live. Poloitical governance adalah proses keputusan untuk formulasi
kebijakan Administrative governance adalah sistem implementasi proses
kebijakan. Oleh karena itu, institusi dari governance meliputi tiga domain, yaitu
state (negara atau pemerintah), private sektor (sektor swasta), dan society
(masyarakat) yang saling berinteraksi dan menjalankan fungsinya masing-masing.
State berfungsi menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif, private
sector menciptakan pekerjaan dan pendapatan, sedangkan society berperan positif
dalam interaksi sosial, ekonomi, politik, termasuk mengajak kelompok dalam
masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi, sosial, dan politik.
21
F. Konsep Pelayanan Imunisasi
Imunisasi asalnya dari kata “imun” yang artinya kebal. Menurut Lisnawati
(2011). Imunisasi merupakan pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan suatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit
yang sedang mewabah atau brbahaya bagi sesorang.
Imunisasi adalah upaya dalam peningkatkan kekebalan tubuh manusia
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpapar virus maka bisa dinetralisir.
Kekebalan yang didapatkan dari imunisasi ialah kekebalan pasif ataupun aktif.
Tujuan imunisasi ialah untuk memberikan pencegahan terhadap penyakit tertentu
serta mampu menyembuhkan dari penyakit pada masyarakat.
Program imunisasi memiliki tujuan yaitu mengurangi angka orang yang
terpapar penyakit, cacat dan yang paling parah kematian diakibatkan yang dapat
diyangani oleh imunisasi (PD3I). Tujuan dari program tersebut ialah:
1. Tercapainya target Universal Child Immunization yaitu mencakup
imunisasinya minimal 80% pada bayi di seluruh desa/kelurahan ditahun
2014.
2. Validasi eliminasi tetanus maternal dan neonatal dalam insiden di bawah
1 per 1.000 kelahiran yang hidup dalam satu tahun pada tahun 2013.
3. Global eradikasi polio tahun 2018.
4. Tergapainya eliminasi campak tahun 2015 serta pengendalian penyakit
rubella 2020.
5. Terlaksananya pemberian imunisasi dan pengelolaan limbah medis.
(Kemenkes RI, 2015).
22
Nilai vaksin terbagi tiga yakni perorangan, sosial serta keuntungan dalam
meningkatkan sistem kesehatan skala nasional. Dalam perorangan, jika anak
sudah mendapatkan vaksin, maka 80%-95% penyakit infeksi yang ganas akan
terhindar.
Kekebalan seseorang akan berefek terhadap memutuskan rantai penularan
penyakit dari orang lain ke orang lain. Konsep pelayanan imunisasi yang
dikemukakan oleh Niken Ayu (2009) meliputi:
a. Persiapan
1) Inventarisasi sasaran
2) Daftar nama bayi serta ibu hamil yang dilaksanakan kader, dukun,
petugas KB dan bidan yang di desa.
3) Daftar murid sekolah sd.
4) Daftar WUS di selruh wilayah kerja puskesmas
5) Pengadaan vaksin dan peralatan
Imunisasi yang dilakukan petugas kesehatan perlu menyediakan vaksin.
Besaran jumlah vaksin dikalkulasi sesuai berapa banyak sasaran yang akan
diimunisasi. Selain itu juga perlu dipersiapkan peralatan yang akan dimanfaatkan
dikalangan masyarakat yakni termos dan wadah dingin. Petugas juga perlu
menyediakan ADS serta safety box.
b. Pemberian pelayanan imunisasi
Kegiatan dalam pelayanan imunisasi terdapat beberapa item kegiatan
imunisasi secara bertahap dan rutin.
23
c. Pencacatan dan pelaporan
Pencacatan dan pelaporan imunisasi ialah pencacatan serta pelaporan
program imunisasi, meliputi hasil cakupan imunisasi, data logistic, data
inventaris palat imunisasi dan kasus diduga KIPI.
Dalam bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan materi
penelitian yaitu: kelengkapan status imunisasi, dukungan keluarga serta kerangka
teori.
a. Kelengkapan Status Imunisasi.
Pengertian kelengkapan status imunisasi adalah jika balita telah
mendapatkan imunisasi BCG 1x, HB< 7 hari 1x, DPT -HB 3 x, Polio 4x, dan
Campak 1x dibuktikan dengan catatan KMS/Kartu Kesehatan. (Kemen Kes RI,
2015). Dengan demikian status imunisasi pada balita dibagi 2 yaitu: a. imunisasi
lengkap, apabila diberikan imunisasi sesuai usia balita dan sesuai petunjuk
imunisasi dasar balita. b. imunisasi tidak lengkap, apabila pemberian imunisasi
tidak sesuai petunjuk dasar atau ada salah satu imunisasi yang belum diberikan.
Pengertian imunisasi suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpapar
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
(Kemen Kes RI, 2015)
b. Macam-macam imunisasi
Menurut Atika (2010) macam imunisasi terbagi menjadi dua, yaitu:
a. imunisasi aktif, imunisasi aktif merupakan pemberian bibit penyakit
yang telah dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh
24
berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini,
sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan meresponnya.
Dalam imunisasi aktif, terdapat beberapa unsur vaksin yaitu :1) Vaksin
dapat berupa organisme yang secara keseluruhan dimatikan. 2)
Pengawet, stabilisator atau antibiotik. Merupakan zat yang digunakan
agar vaksin tetap dalam keadaan lemah atau menstabilkan antigen dan
mencegah timbulnya mikroba. Cairan pelarut dapat berupa air steril
atau juga berupa cairan kultur jaringan yang digunakan sebagai media
tumbuh anti gen.
b. imunisasi pasif, imunisasi pasif merupakan pemberian zat
(imunoglobulin), yaitu suatu zat yang dihasilkan melaui suatu proses
infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan didapat bayi
dari ibunya melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan
untuk mangatasi mikroba yang sudah masuk kedalam tubuh yang
terinfeksi.
c. Tujuan Pemberian Imunisasi
Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal
terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbilitas dan mortalitas.
Dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Menghilangkan penyakit tertentu pada kelompok masyarakat (Ramuh,
2011).
25
5. Manfaat Imunisasia.
Untuk anak mencegah penderita yang disebabkan oleh penyakit dan
kemungkinan cacat dan kematian.b.Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan
dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga
apabila orang tua yakin bahwa anak akan menjalani masa kanak-kanak yang
nyaman
G. Kerangka Pikir
Pengertian Good Governance arti good dalam istilah Good Governance
mengandung dua pengertian: pertama, nilai-nilai yang menjunjung tinggi
keinginan/kehendak rakyat dalam pencapaian tujuan kemandirian, pembangunan
berkelanjutan dan keadilan sosial. Kedua, aspek-aspek fungsional dari
pemerintahan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dari segi fungsional, aspek governance dapat
ditinjau dari apakah pemerintah telah berfungsi secara efektif dan efisien dalam
upaya mencapai tujuan yang telah digariskan, atau justru sebaliknya dimana
pemerintah tidak berfungsi secara efektif dan terjadi efesiensi.
Imunisasi adalah upaya dalam peningkatkan kekebalan tubuh manusia
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpapar virus maka bisa dinetralisir.
Kekebalan yang didapatkan dari imunisasi ialah kekebalan pasif ataupun aktif.
Tujuan imunisasi ialah untuk memberikan pencegahan terhadap penyakit tertentu
serta mampu menyembuhkan dari penyakit pada masyarakat. Program imunisasi
memiliki tujuan dalam membentuk kekebalan tubuh terhadap bayi untuk menekan
angka kematian bayi dalam menangani penyakit. Program imunisasi memiliki
26
tujuan yaitu mengurangi angka orang yang terpapar penyakit, cacat dan yang
paling parah kematian diakibatkan yang dapat diyangani oleh imunisasi (PD3I).
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui responsibilitas pelayanan
imunisasi di puskesmas pasitallu. Responsibilitas menurut Frederick merupakan
konsep yang berkenaan dengan standar profesional dan kompetensi teknis yang
dimiliki administrator publik untuk menjalankan tugasnya.
Adapun kerangka pikir pada penelitian ini dapat digambarkan seperti di
bawah ini:
Gambar 2.1Kerangka Pikir Penlitian
Gambar 2.1Kerangka Pikir Penelitian
Ukuran penilaian GEG (Good Eksekutif Governance) yangmenghasilkan indikator dalam prinsip responsibilitasmenyebutkan tiga indikator, yaitu:
1. Memiliki komitmen untuk melaksanakan tanggungjawab dan wewenang.
2. Memiliki kebijakan pengelolaan SDM (sumber dayamanusia).
3. Memiliki kebijakan pengelolaan sarana dan prasarana.
Responsibilitas Pelayanan Imunisasi di Puskesmas Pasitallu DalamPerspektf Good Executive Governance Kabupaten Kepulauan Selayar
Kabupaten Kepulauan Selayar
Peningkatan Responsibilitas dalam pelayanan imunisasi diPuskesmas Pasitallu Kabupaten Kepulauan Selayar
27
H. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus tehadap responsibilitas pelayanan imunisasi di
Puskesmas Passitellu.
1. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis bagaiamana kejelasan
tanggung jawab dan wewenang dalam pelayanan imunisasi di
puskesmas pasitallu kabupaten kepulauan selayar
2. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis bagaimana kebijakan
pengelolan sumber daya manusia dalam pelayanan imunisasi di
puskesmas pasitallu kabupaten kepulauan selayar
3. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis bagaimana responsibilitas
tentang kebijakan pengelolan sarana dan prasaranan
I. Dekripsi Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini lebih berfokus terhadap indikator penelaian tentang
responsibilitas diantaranya :
1. Mempunyai komitmen untuk menjalankan tanggung jawab dan
wewenang dalam memberikan pelayanan. Karena pada dasarnya setiap
pegawai harus memiliki komimen terhadap tugas dan disiplin kerja
2. Memiliki kebijakan pengelolaan SDM (sumber daya manusia) dalam
memberikan pelayanan. Untuk memberikan pelayanan yang maksimal
kepada masyarakat sangat dibutuhkan aparatur-aparatur pemerintah
yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang handal.
3. Memiliki kebijakan pengelolaan sarana prasarana dalam pelayanan.
Oleh karena itu perlu ada sarana dan prasarana yang yang beraneka
28
ragam jenis dan fungsinya dan dapat membantu pelayanan pada
masyarakat lebih efektif dan efisien.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pasitallu Kecamatan Taka Bonerate
Kabupaten Kepulauan Selayar, pilihan lokasi sebagai subjek penelitian karena
mempunyai beberapa alasan tertentu, antara lain :
1. Walaupun telah banyak tulisan mengenai responsibilitas pelayanan
imunisasi di puskesmas, namum demikian dapat dipastikan bahwa masih
banyak yang perlu di perhatikan dalam pelayanan imunisasi yang di setiap
desa.
2. Pengaruh kesadaran keluarga terhadap pelayanan imunisasi yang
dilaksanakan pada setiap bulan di posyandu pada masing-masing desa
yang di kecamatan taka bonerate.
Kemudian waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini kurang lebih dua
bulan mulai dari tanggal 12 agustus sampai 12 oktober 2020
B. Jenis dan Tipe Penelitian
Jenis yang digunakan penulis sebagaimana yang dijelaskan dalam
Sugiyono (2017), Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif yang
dalam pengumpulan datanya menggunakan metode deskriftif, yaitu pengumpulan
data dari informasi yang diperoleh, dalam perkataan yang tertulis maupun lisan
dari seseorang atau pelaku yang dapat diamati.
30
C. Informan Penelitian
Informan yang dipilih adalah pemerintah dan masyarakat. Informan
ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling artinya informan
dalam penelitian ini ditentukan secara sengaja, dimana hanya yang benar-benar
memahami dan dapat memberikan informasi yang benar berkaitan dengan
masalah penelitian.
Menentukan informan dapat dilakukan dengan cara memulai keterangan
orang yang berwewenang baik secara formal (pemerintah) maupun informan (non
pemerintah) pemimpin masyarakat seperti kepala posyandu dan tokoh
masyarakat.
Tabl 3.1Informan Penelitian
Sumber Data Penentuan Informan Di Puskesmas Pasitallu 2020No Nama Jabatan Inisial Jumlah
1 Andi Syahlan Kepala Pusksmas As 1
2 Andi Musyawwir Perawat Puskesmas Ms 1
3 Nurmi Kepala Posyandu Nm 1
4 Misna Bidan Mn 1
5 Intan Masyarakat It 1
6 Ina Masyarakat Ii 1
7 Ranti Masyarakat Rn 1
8 Lina Masyarakat In 1
D. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah penunjang yang sangat penting dalam sebuah penelitian.
Semakin banyak data yang diperoleh maka semakin bagus pula hasil akhir dari
31
suatu penelitian. Dalam penelitian mengenai responsibilitas pelayanan imunisasi
di puskesmas pasitallu kabupaten kepuluan selayar, yaitu sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi yaitu mengumpulkan data sesuai pengamatan secara langsung
ialah metode pengambilan data atas keperluan dan mempunyai kriteria
pengamatan dimanfaatkan dalam penelitian serta sudah disusun secara sistematik.
2. Wawancara
Wawancara ialah teknik mengumpulkan data yang dilaksanakan secara
langsung yang dilakukan pemeliti untuk mendapatkan informasi yang dibutukan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi berupa gambar dan juga foto. Salah satu kelebihan dari
dokumentasi ini adalah secara tidak langsung dapat mempresentasi realitas.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses analisis kualitatif yang berdasarkan pada
hubungan semantis terhadap variabel yang sedang teliti. Menurut Miles dan
Huberman terdapat tiga tenik analisis data yakni :
1. Reduksi data
Reduksi data ialah analisis yang menggolongkan, mengarahkan, dan
mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.
2. Penyajian data
Penyajian data adalah penyajian data ke dalam suatu bentuk tertentu
sehingga terlihat data yang secara utuh. Dalam penyajian data dilakukan secara
32
induktif, yakni menguraikan setiap permasalahan dalam permasalahan peneliti
dengan memaparkan secara umum kemudian secara spesifik.
3. Penarikan kesimpulan
Langkah terakhir dalam menganalisis data adalah penarikan kesimpulan,
setiap kesimpulan awal masih kesimpulan sementara yang akan berubah bila
diperoleh data baru dalam pengumpulan data berikutnya.
F. Teknik Pengabsahan Data
Salah satu cara yang sangat penting dan mudah pada uji keabsahan hasil
dalam penelitian ini adalah dengan cara melakukan triangulasi. Menurut
Sugiyono (2017) teknik pengumpulan data triangulasi dapat diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat mengumpulkan berbagai macam
teknik pengumpulan data dan asal data yang sudah ada. Menurut Sugiyono
ada 3 macam triangulasi meliputi :
a. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber artinya membandingkan dengan cara mengecek derajat
kepercayaan mengenai informasi yang didapatkan dari sumber yang
berbeda. Misalnya mengimbangkan hasil pengamatan dengan wawancara,
mengimbangkan antara apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan
secara pribadi, mengimbangkan hasil wawancara dengan dokumen yang
ada.
33
b. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik digunakan untuk menguji kreabilitas data dilakukan
dengan jalan memeriksa data kepada sumber yang serupa dengan
menggunakan cara yang berbeda. Misalnya data dapat diperoleh dengan
wawancara, kemudian dicek dengan cara observasi, dokumentasi atau
kuisioner.
c. Triangulasi waktu`
Waktu kadang sering mempengaruhi kreabilitas data. Data yang
dikelempokkan dengan menggunakan teknik wawancara di awal hari pada
saat informan masih segar, belum banyak masalah, akan menyerahkan
data yang lebih valid sehingga lebih terpercaya. Triangulasi dapat juga
dilaksanakan dengan memeriksa hasil penelitian, dari tim peneliti lain
yang diserahkan tugas melaksanakan pengumpulan data.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang gambaran umum kawasan Puskesmas
Pasitallu yang meliputi gambaran umum Wilayah Kecamatan Taka Bonerate Kepulau
Selayar .
A. Gambaran Umum
1. Gambaran lokasi penelitian
Puskesamas Pasitallu Terletak di Kecamatan Taka Bonerate yaitu salah
satu dari 12 Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Selayar, terletak 75 km arah
timur dari ibu kota Kabupaten Kepulauan Selayar dan 26 ke arah selatan dari ibu
kota Kota Benteng, yang merupakan pusak pengembangan kawasan Benteng,
Barat, Utara, Timur dan Selatan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Bontosikuyu
Sebelah Timur : Laut Flores
Sebelah selatan : Kecamatan Pasimasunggu, Pasimasunggu Timur dan
Kecamatan pasimarannu
Sebelah Barat : Laut Flores dan Selat Makassar
Luas wilayah kerja Puskesmas Pasitallu Kecamatan Taka Bonerate adalah
530.765 dan mencakup 9 desa dan tersebar ke pulau-pulau kecil.
Secara geografis Puskesmas Pasitallu mempunyai letak pada lokasi yang
strategi, yaitu berada pada dataran rendah dengan akses dengan jalan yang mudah
dilalui baik kendaraan roda dua maupun roda empat yang terletak di desa kayuadi
satu daratan dengan desa batang dan desa nyiur indah, terkecuali untuk desa-desa
35
kepulauan memerlukan waktu 1 jam sampai 4 jam dengan menggunakan perahu
Dengan adanya pembagian wilayah administrasi maka dilihat dibawah ini sebagai
berikut
Kecamatan : Taka Bonerate
Jumlah Desa : 9
Jumlah Dusun : 26
2. Jumlah Penduduk Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan
Selayar
Wilayah kecamatan taka bonerate dibagi menjadi 9 desa. Jumlah
penduduk di wilayah kerja puskesmas pasitallu sebanyak 13.802 jiwa (3.263 KK).
Jumlah penduduk di wilayah puskesmas pasitallu tahun 2020, menurut
data dari profil kecamatan taka bonerate sebanyak 13.802 jiwa. Sedangkan jumlah
kepala keluarga sebanyak 3.263 KK. Jumlah penduduk tertinggi di desa batang
yang berjumlah 2.634 jiwa, Sedangkan terendah di desa khusus pasitallu yaitu 718
jiwa
1. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk di wilayah puskesmas pasitallu tahun 2020 adalah
176 jiwa, dengan jumlah penduduk per KK rata-rata 4 orang.
2. Sex Ratio
Sex Ratio penduduk di wilayah kerja puskesmas pasitallu pada tahun
2020 bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak yaitu 7.491 jiwa
(54,28%) dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki 6.311 jiwa
(45,72%).
36
3. Jumlah penduduk menurut golongan umur
Melalui data yang tersaji, dapat diketahui proporsi penduduk yang
menjadi sasaran program dan pelayanan kesehatan. Jumlah tertinggi pada
kelompok umur wanita usia subur dengan jumlah 2.858 jiwa.
Tabel 4.1Kelompok Umur Dan Jumlah Penduduk Tahun 2020
Sumber Data Puskesmas Pasitallu Tahun 2020No Kelompok Umur Jumlah Penduduk1 Bayi < 1 tahun 2252 Anak 1- 5 tahun 9713 Anak usia sekolah (6-12
tahun )119
4 WUS 2.8585 PUS 2.5136 Bumil 5207 Bufas 192
4. Keadaan Ekonomi
Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja puskesmas pasitallu di
dominasi dengan nelayan kemudian petani
5. Lingkungan
Jumlah rumah yang dilakuakan pemeriksaan kesehatan lingkungannya
pada tahun 2020 di laporkan sebanyak 3.228 (100%) rumah ,dimana
39,48% masuk dalam kategori rumah yang memenuhi syarat atau
sebanyak 1.274 rumah.
37
Tabel 4.2Jumlah penduduk Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulau Selayar Tahun
2020Sumber data Puskesmas Pasitallu Jumlah Penduduk Tahun 2020
Jumlah penduduk Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulau selayar
desa kayuadi memiliki jumlah pemduduk laki-laki sebanyak 1.273 dan jumlah
penduduk perempuan sebanyak 1.196 orang, desa batang memiliki jumlah
pendudk laki-laki sebanyak 970 dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 1.664
orang, desa nyiur indah memiliki jumlah penduduk laki-laki sebanyak 729 dan
jumlah penduduk perempuan sebanyak 939 orang, desa jinato memiliki jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 558 dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 517
orang, desa rajuni memiliki jumlah penduduk laki-laki sebanyak 978 dan jumlah
penduduk perempuan sebanyak 1.070 orang.
No
Desa Jumlah Penduduk Total JumlahKk
Rata –RataRumahLaki-
lakiPerempuan
1 Kayaudi 1.273 1.196 2469 725 3,42 Batang 970 1.664 2634 557 4,73 Nyiur
indah729 939 1668 420 4,0
4 Jinato 558 517 1075 316 3,45 Rajuni 978 1.070 2048 323 8,86 Latondu 433 442 875 235 3,77 Tarupa 559 684 1243 309 4,08 Tambuna 458 587 1072 285 3,8
9 Khususpasitallu
326 392 718 184 3,9
Jumlah 6.311 7.491 13.802
3.263 4,2
38
Tabel 4.3Laporan Desa Uci Puskesmas Pasitallu Tahun 2020
Sumber Data Puskesmas 9 Desa Tahun 2020
Setelah dilihat gambar diatas kita bisa tahu bahwa dari ke 9 Desa yang ada
di kecamatan taka bonerate kabupaten kepulauan selayar ada 3 desa yang Uci dan
6 desa yang belum Uci.
No Nama Desa Sasaran Ril Cakupan Idl Keterangan
Jumlah %
1 Kayuadi 32 33 103,1 Uci
2 Batang 32 38 118,7 Uci
3 Nyiur Indah 35 35 100 Uci
4 Jinato 22 2 9,1 Tidak Uci
5 Tambuna 19 0 0 Tidak Uci
6 Pasitallu 11 0 0 Tidak Uci
7 Rajuni 34 2 5,8 Tidak Uci
8 Latondu 15 0 0 Tidak Uci
9 Tarupa 22 0 0 Tidak Uci
Jumlah 222 110 49,5 Tidak Uci
39
Struktur Organisasi Puskesmas Pasitallu Kecamatan Taka BonerateKabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2020
Gambar 4.1Struktur Organisasi Puskesmas Pasitallu Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten
Kepulauan Selayar Tahun 2020
40
3. Visi misi Puskesmas pasitallu
Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat, yang diselenggarakan dengan
pendekatan, pemeliharaan dan pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Usaha kesehatan
ditingkatkan dengan tujuan agar dapat menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat, terutama yang berpenghasilan
rendah dengan peran serta aktif masyarakat. Maka dengan ini visi Puskesmas
Pasitallu yaitu memberikan pelayanan yang lebuh baik kepada pengguna jasa atau
masyarakat
Misi Puskesmas Pasitallu dalam mewujudkan Indonesia Sehat antara lain :
a) Menjadikan tenaga Pelayanan Kesehatan yang profesional sesuai
dibidangnya dan merata.
b) Melengkapi sarana medis, non medis, dan daministrasi
c) Pelayan mengacu pada standart operasional yang disepakati
d) Menyediakan tempat pelayanan yang nyaman, bersih, rapi dan menarik.
e) Melayani pasien dengan suka cita.
f) Membina kepercayaan diri karyawan dan kerjasama yang baik, dengan
komunikasi dua arah.
g) Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
h) Pencegahan dan penaggulangan penyakit menular.
41
i) Meningkatkan pengetahuan masyarakat dibidang kesehatan.
j) Pertolongan kegawat daruratan.
k) Membina kerjasama lintas sektoral.
l) Membina kerjasama dengan organisasi kesehatan lain.
4. Mutu Puskesmas Pasitallu
a) Peningkatan mutu kami laksanakan.
b) Kerjasama kami lakukan.
c) Kesembuhan pasien kami upayakan
d) Kepuasan pelanggan kami harapkan.
5. Motto Puskesmas Pasitallu
a) Profesional
b) Akurat
c) Sosial
d) Terbuka
e) Informatif
6. Jenis Pelayanan Puskesmas Pasitallu melakukan beberapa jenis
pelayanan kesehatan bagi pasien melalui ;
a. Poliklik umum P2K2S Karangdowo
b. Pelayanan Poliklinik Puskesmas Pasitallu berupa rawat jalan.
Poliklinik gigi dibuka setiap hari.
c. Poliklinik Spesialis yang meliputi Mata, THT, Syaraf d. Kesehatan
Ibu dan anak P2K2S. Pelayanan kesehatan ibu dan anak melayani
ANC, imunisasi, Keluarga Berencana.
42
d. Penanganan Gizi Puskesmas Pasitallu.
e. Pelayanan Obat.
f. Laboratorium Puskesmas Pasitallu h. SP3 Puskesmas Pasitallu
g. Pelayanan rawat inap di Puskesmas hanya menyediakan ruang kelas II
dan kelas III.
7. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas Pasitallu
Tugas dan fungsi dokter Puskesmas Pasitallu sebagai tenaga strukrural
a. Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi Puskesmas dapat
diselenggarakan dengan baik.
b. Fungsi
1) Melaksanakan fungsi management
2) Sebagai seorang manager
3) Kegiatan Pokok
c. Melaksanakan fungsi management
1) Melakukan pemeriksaan dan pengobatan kepada pasien.
2) Melakukan rujukan penderita ke pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi.
3) Menerima rujukan konsultasi.
4) Mengkoordinir seluruh program yang dilaksanakan.
d. Kegiatan lain Menjalin kerjasama dengan instansi terkait. Tugas dan
fungsi petugas pemberantasan penyakit menular Puskesmas Pasitallu.
e. Tugas Pokok Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
f. Fungsi
43
1) Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan.
2) Melaksanakan active case finding, dengan bantuan kader
kesehatan.
3) Lain-lain tindakan penyakit menular.
8. Keadaan Pegawai di Puskesmas Pasitallu
Memiliki pegawai sebanyak 65 orang, perinciannya untuk tenaga medis
sebanyak 7 orang,yang terdiri dari 1 Kepala Puskesmas Andi Syahlan Rawat
Jalan Administrasi Perlaengkapan Petugas Fungsi Lab Petugas Fungsi Gizi
Petugas Fungsi HS Petugas Fungsi KIA Petugas Kesehatan Sosial Petugas, 1
orang dokter penyakit dalam, 1 orang dokter mata. Tenaga keperawatan sebanyak
9 orang, tenaga kefarmasian 4, tenaga gizi 6 orang, tenaga administrasi sebanyak
4 orang. Status kepegawaian di Puskesmas Pasitallu hanya terdiri dari dua status
kepegawaiannya, yaitu pegawai yang sudah jadi PNS dan pegawai yang masih
menjadi tenaga kontrak. Agar lebih jelasnya jumlah pegawai yang sudah PNS dan
masih tenaga kontrak.
B. Responsibilitas Pelayanan Imunisasi Di Puskesmas Passitallu Dalam
Perspektif Good Executive Governance Kabupaten Kepulauan Selayar.
Responsibilitas Pelayanan Imunisasi Di Puskesmas Passitallu Dalam
perspektif Good Executive Governance Kabupaten Kepulauan Selayar
terjabarkan dalam beberapa poin yaitu :
44
1. Memiliki Komitmen Untuk Melaksanakan Tanggung Jawab Dan
Wewenang
Mempunyai komitmen untuk menjalankan fungsinya dalam memberikan
pelayanan. Karena pada dasarnya setiap pegawai harus memiliki rasa tanggung
jawab yang besar terhadap pasien sekaligus menjaga keselamatannya serta
menjaga nama baik organisasi yang ditempati untuk bekerja dalam hal ini di
Puskesmas Pasitallu Kabupaten Kepulauan Selayar.
Penilaian diawali dengan mengetahui karakteristik bidan Puskesmas lokasi
penelitian yang berdinas di Puskesmas induk, pustu atau polindes dan
poskesdes di 3 kecamatan yaitu Kecamatan pasi marannu, Kecamatan
pasimasunggu dan kecamatan pasimasunggu timur. Karakteristik bidan di
Kecamatan pasimarannu menunj ukkan 22,9% pada kelompok umur muda (≤
30 tahun), sedang (31–40 tahun) sebanyak 45,7% dan tua (≥ 41 tahun)
sebanyak 31,4%. Masa kerja bidan terbanyak adalah yang ≤ 5 tahun sebanyak
17,1%, artinya bidan dengan pengalaman kerja yang masih sedikit. Bidan
dengan pengalaman kerja sedang yaitu 6–15 tahun sebanyak 34,3%, sedangkan
yang sudah sangat berpengalaman bekerja sebagai bidan (> 15 tahun) adalah
sebanyak 48,6%.
Gambaran ini menunjukkan bahwa sebagian besar bidan di Kecamatan
pasimarannu sudah berpengalaman sebagai bidan. Pendidikan bidan memberi
jaminan terkait kompetensinya dalam melaksanakan tugas pelayanan
kebidanan di puskesmas. Terdapat 91,4% bidan merupakan lulusan D3
kebidanan dan 5,7% lulusan D4 Kebidanan dan hanya 1 orang lulusan D1
45
kebidanan. Mereka 57,1% bekerja di puskesmas induk, sedang yang bekerja di
polindes atau desa sebanyak 25,7% dan sisanya sebanyak 17,1% bekerja di
pustu. Karakteristik bidan di Kecamatan pasimasunggu menunjukkan bahwa
sebagian besar adalah bidan yang sudah berpengalaman terlihat dari usia dan
masa kerja. Terdapat 51,4% bidan yang telah berusia di atas 40 tahun dan
48,7% memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun. Pendidikan bidan D1 masih
cukup banyak yaitu 21,6% dari seluruh bidan sampel penelitian sedangkan
bidan lulusan D3 adalah sebagian besar yaitu 75,2%.
Tempat bertugas terbanyak adalah di poskesdes yaitu sebanyak 48,6% dan
selanjutnya 35,1% bidan bekerja di puskesmas induk. Kecamatan
pasimasunggu memiliki motto “Bekerja dengan hati”. Bidan dalam diskusi
mengatakan bahwa mereka merasa termotivasi memanfaatkan buku pedoman
KIA karena adanya motto tersebut yang mendorong mereka untuk bekerja
dengan ikhlas. Mereka merasa senang jika melihat persalinan dapat dilakukan
dengan normal, serta ada perasaan bangga/puas ketika bayi keluar bisa
menangis menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Persalinan yang ibu dan bayi
selamat membuat, bidan merasa lega dan puas. Karakteristik bidan di
puskesmas penelitian di Kecamatan pasimasunggu timur menunjukkan
sebagian besar tergolong muda (≤ 30 tahun) yaitu sebanyak 51,2%. Bidan yang
tergolong berusia sedang (31–40 tahun) sebanyak 29,3% dan tergolong tua (≥
41 tahun) sebanyak 19,5%. Bila dilihat dari pengalaman kerja sebagai bidan
ada 60% yang tergolong berpengalaman sedang dan senior. Pendidikan bidan
46
hampir semua lulus D3 kebidanan yaitu 95,1%, sedangkan lokasi penugasan
terbanyak di desa yaitu polindes 46,3% dan poskesdes 29,3%
Komitmen menunjukkan kemauan bidan untuk melaksanakan suatu tugas
yaitu memanfaatkan buku pedoman pelayanan kia sebagai panduan dalam
melaksanakan tugas pelayanan kia. hasil penelitian di kecamatan pasimarannu
menunjukkan bahwa komitmen bidan di Kecamatan Pasimarannu 97,1%
tergolong baik dan 2,9 persen tergolong kurang. komitmen bidan dalam
memanfaatkan buku pedoman di Kecamatan Pasimasunggu dilihat dari hasil
penilaian menunjukkan bahwa 78,4% memiliki komitmen baik dan ada 21,6%
memiliki komitmen kurang. bila dilihat berdasar kelompok umur komitmen
baik cenderung banyak terjadi pada kelompok umur tua, sedang komitmen
kurang ada kecenderungan semakin banyak pada kelompok umur semakin
muda bidan koordinator di mengkubang, Kecamatan Pasimasunggu merasa
tidak bermasalah dengan komitmen bidan dalam melaksanakan atau
memanfaatkan buku pedoman kia yang diterima. mereka mau melakukan sop
yang ditetapkan di tingkat puskesmas dan dinkes Kabupaten karena bidan
merasa berkepentingan juga dalam pemanfaatan buku pedoman. ini
menunjukkan bahwa mereka telah melakukan pelayanan sesuai standar yang
ditetapkan. Adanya penjelasan yaitu dalam pelaksanaan responsibilitas
pelayanan imunisasi di puskesmas passitallu dalam perspektif good executive
governance kabupaten kepulauan selayar.
47
a. Komitmen terhadap Tugas
Komitmen pada tugas merupaka suatu kepedulian terhadap tugas yang
menunjukkan peran aktif, rasa tanggung jawab, dan loyalitas pegawai terhadap
tugas. Komitmen merupakan sesuatu yang menunjukkan tingkat perhatian
pegawai dalam melaksanakan fungsinya di kantor.
Adapun Hasil Wawancara Dengan Perawat Di Puskesmas Pasitallu
Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar
“Jadi kami disini sebagai perawat yang melayani pasien, berperangpenting untuk melaksanakan tugas sebagaimana bentuk dan tanggungjawab serta komitmen kami sebagai petugas puskesmas pasitallu”(Hasilwawancara Ms tanggal 17 september)
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat Puskesmas Pasitallu
Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar mengatakan bahwa
kami sebagai perawat melayani pasien secara aktif sebagai bentuk tanggung
jawab yang diberikan kepada kami untuk menangani program imunisasi di
Puskesmas Pasitallu.
b. Disiplin Kerja
Disiplin kerja menunjukkan kepatuhan dan ketaatan pegawai dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pegawai. Seorang
pegawai yang memiliki disiplin dapat dilihat dari prilaku yang ditampilkan
sehari-hari, seperti hadir tepat waktu, tidak mangkir, dan lain sebagainya.
Berikut Wawancara Dengan Kepala Puskesmas Pasittalu Kecamatan TakaBonerate Kabupaten Kepulauan Selayar
“penanggung jawab imunisasi yang diberikan kepada seorang perawatyang kompoten, kemudian pelaksanaannya didampingi oleh 3 0rang bidanjuga yang memiliki kompotensi, untuk pelaksanaanya imunisasi dikepulauan “( Hasil Wawancara As Tanggal 15 september 2020)
48
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Puskesmas Pasitallu
Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar. Maka Peneliti dapat
menyimpulkan bahwa setiap anggota Puskesmas memiliki ke ahlian khusus di
mana setiap komponen melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk
melayani masyarakat.
Berikut Wawancara Dengan Perawat Puskesmas Pasitallu Kecamatan
Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar
“masing-masing petugas puskesmas menjalangkan tugas masing perawatdalam melakukan imunisasi ada yang menberikan penyedian vaskin,adayang menimbang bayi adamelakukan pendtaan terhadap masyarakat yangmenbawa bayinya untuk di imunisasi” “( Hasil Wawancara Ms Tanggal 17september 2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat puskesmas pasitallu. Maka
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam melakukan imunisasi ada yang
menberikan penyedian vaskin ada yang menimbang bayi ada melakukan
pendataan terhadap masyarakat yang membawa bayinya untuk di imunisasi dan
ada juga petugas yang memberikan vitamin sekaligus penyuntikan bagi anak-
anak yang belun cukup umur 5 tahun.
Berikut wawancara dengan kepala posyandu pasitallu kecamatan taka
bonerate kabupaten kepulauan selayar
“Setiap masyarakat yang ingin melakukan imunisasi bagi anaknya kamimelakukan proses registrasi terlebih dahulu sebelum di timbang sehinggakami mengetahui berat badan setiap anak yang melakuakan imunisasi diposyandu” (hasil wawancara dengan Mn pada tanggal 20 september 2020)
Berdasarkan hasil wawancara kepala posyandu wilayah kerja puskesmas
pasitallu kecamatan taka bonerate kabuptaen kepulauan selayar. Maka Peneliti
dapat menyimpulkan bahwa setiap anak yang ingin melakukan imunisasi maka
49
harus registrasi terlebih dahulu agar kiranya tertib dalam pelayanan karena
biasanya masyarakat tidak tertip dalam registarasi terlebih dahulu maka
banyak ibu dari anak mau imunisasi baku rebutan untuk siapa yang terlebih
dahulu anaknya di timbang, jadi kami sebagai kader posyandu memiliki
tanggung jawab masing-masing mulai dari regis, menimbang sampai mengukur
tinggi anak-anak. Dan apa bila ada anak-anak yang tidak sempat hadir di
posyandu maka kami langsung bergerak ke rumaknya sehingga kami bisa
mengetahui bahwa bulan ini ada beberapa anak yang tidak terimunisasi,
sehiungga ada bahan evaluasi untuk bulan ini dan bisa di maksimalakan untuk
bulan yang akan datang.
Berikut wawancara dengan masyarakat di wilayah kerja PuskesmasPasitallu Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar.
“Kami sebagai masyarakat yang sedang menikmati program imunisasi,sangat terbantu dengan adanya program ini karena kami sebagai ibu darianak yang sedang terimunisasi tahu tentang kesahatan anak kami, mulaidari penimbangan, pemberian vitamin sampai penyuntikan camapak bagianak yang usia 5 tahun. Dan bukan hanya itu, kami juga bisa mengetahuiperkembangan anak dengan melakukan imunisasi setiap bulannya” ( hasilwawancara It pada tanggal 6 Oktober 2020)
Bedasarkan hasil wawancara dengan masyarakat. Maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa dalam program imunisasi itu sangat membantu dalam
hal kesehatan anak mulai dari penimbangan, pemberian vitamin dan
penyuntikan bayi yang di sebut campak. Oleh karena itu masyarakat sangat
terbantu dengan adanya program imunisasi yang dilaksanakan setiap bulan
oleh pihak penyelenggara dalam hal ini pegawai puskesmas pasitallu
kecamatan taka bonerate.
50
Berikut wawancara dengan bidan Puskesmas Pasitallu Kecamatan Taka
Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar
“Setiap kami turun melakukan sosialisasi terhadap masyarakat kamimemberikan penjelasan terhadap masyarakat betapa pentingnya imunisasibagi anak-anak untuk menjaga daya tahan tubuh ( wawancara dengan Mn17 september 2020)Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat puskesmas pasitallu Peneliti
dapat menyimpulkan bahwa kami selalu mengkoordinasi apa-apa yang
dilakukan oleh kader-kader posyandu untuk memberikan arahan serta sarang
bagi masyarakat tentang pentingnya imunisasi bagi anak di usia dini
2. Memiliki kebijakan pengelolaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses sistematis yang
digunakan untuk memprediksi permintaan dan penyediaan sumber daya
manusia dimasa yang akan datang. Sederhananya dalam proses analisis
kebutuhan dari seorang pegawai harus logis dan tersistematis agar sesuai
dengan kuantitas dan kualitas yang dibutuhkan dalam organisasi. Tujuannya
agar setiap pegawai pada semua unit organisasi mendapatkan pekerjaan yang
tepat dan bertanggung jawab. untuk menganalisis kebutuhan sumber daya
manusia perlu direncanakan di Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten
kepulauan selayar penelitian ini ialah penelitian kualitatif. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2020 di Puskesmas
Pasitallu Kecamatan Taka Bonerate. Informan untuk penelitian ini dipilih 8
orang ialah Kepala Puskesmas Pasitallu Kecamatan Taka Bonerate,
pegawaian program imunisasi di Puskesmas Pasitallu Kecamatan Taka
Bonerate, perawat di Puskesmas Pasitallu, ketua posyandu dan masyarakat.
51
Pengembangan sumber daya manusia kesehatan tidak pernah direncanakan,
pemeliharaan sumber daya manusia kesehatan tidak direncanakan setiap
bulan atau tahun, penggunaan sumber daya manusia kesehatan dalam
pengembangan karir tidak pernah dibuat.
Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses sistematis yang
dipakai guna mengantisipasi kebutuhan serta ketersediaan sumber daya
manusia dimasa yang akan datang. Peran dari perencanaan sumber daya
manusia kesehatan dialihkan ke pemerintah daerah dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan kesehatan secara holistik, terpadu serta berkelanjutan.
Upaya peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan
menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan dalam rangka
mencapai sasaran pembangunan kesehatan (Hapsara, 2006)
Ada 2 bentuk dan metode dalam penyelenggaraan Sumber Daya Manusia
kesehatan, yaitu:
1. Tenaga kesehatan, ialah seluruh orang yang bekerja bidang kesehatan.
2. Sumber daya manusia kesehatan yaitu suatu struktur yang menggabungkan
berbagai aspek perencanaan, diklat guna mencapai kesehatan masyarakat
yang diinginkan.
Tujuan dari sumber daya manusia kesehatan, secara terkhusus supaya
mendapatkan sumber daya manusia dalam bidang kesahatan yang mempunyai
kompotensi:
52
1. Dapat memfunsikan dan mengembangkan suatu ilmu pengetahuan serta
teknologi di bidang kesehatan serta mapu menguasai metode serta teranpil
dalam menerapkannya.
2. Dapat memecahkan masalah serta mengidentifikasi melalui kegiatan
penelitian.
3. Memperkaya dan meningkatkan kinerja yang dibuktikan dalam
menganalisis masalah kesehatan serta memjabaarkan dan melaksanakan
suatu program advokasi serta kegiatan kesehatan.
Perencanaan sumber daya manusia Kesehatan ialah proses kalkulasi
terkait dengan jumlah sumber daya manusia berdasarkan tempat,
keterampilan, sikap yang diperlukan untuk mengupayakan kesehatan
memberikan upaya kesehatan.
Perencanaan dilaksanakan sesuai kebutuhan kesehatan secara lokal,
nasioanal maupun skala intrnasiaonal serta mempermantap komponen yang
lain dengan tujuan untuk melaksanakan tugas institusi
Wawancara Dengan Kepala Puskesmas Pasitallu Kecamatan Taka
Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar.
“ Kami masih mengalami kekurangan dalam hal tenaga keperawatandimana biasanya yang melakukan suatu pekerjaan seperti timbangmenimbang bayi juga di lakukan oleh pegawai sehingga tugas-tugas atautupoksi mereka menjadi beberapa bagian dalam hal pelayanan. Seperti diketahui bahwa wilayah kerja puskesmas pasitallu kecamatan taka boneratekabupaten kepulauan selayar sangat membutuhkan banyak pegawai karenaada enam Desa diluar dari pulau kecamatan yang memiliki jarak yangbegitu jauh dari pulau ke pulau harus naik perahu untuk sampai kepulaudengan jarak kurang lebih 3 jam itu pun kalau cuaca baik, akan tetapiketika cuaca lagi kurang baik maka vaksin dan rantai vaksin yang akandikirim kepulau akan terhambat dan biasanya butuh waktu berhari hari
53
untuk sampai kepulau. (wawanacara dengan As pada tanggal 15 september2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Puskesmas Pasitallu
Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar maka Peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kurangnya tenaga medis atau perawat membuat setiap
pegawai yang ada di puskesmas pasitallu memiliki 2 opsi setiap pegawai
melibatkan nilai ganda karena satu pegawai melakuakan dua pekerjaan untuk
saling membantu apalagi di wilayah kerja Puskesmas pasitallu itu memilik
beberapa pulau di luar pulau kecamatan dengan aksres perjalanan yang agak
susah atau lambat karena ada enam pulau atau desa yang bersimbangan dengan
lautan sehingga perlu banyak tenaga yang dibutuhkan oleh Puskesmas Pasitallu
Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar. Dalam hal pelayan
diluar pulau kecamatan memang kurang maksimal karena ada beberapa
kendala sala satunya ,masalah penyebrangan dari pulau ke pulau .
Wawancara dengan perawat Puskesmas Pasitallu Kecamatan Taka
Bonerate kabupaten kepulauan selayar
“ Kami menyadari bahwa kami ini tidak memiliki banyak tenaga medis,sehingga kami pegawai puskesmas melakukan dua tugas sekaligus dimanatugas kami admin dan sebagai tenaga medis oleh karena itu kami salingmembantu dalam hal pekerjaan karena, tidak menutup kemungkinan.Perawat juga ikut membantu dalam meregistrasi pasien dan bukan hanyaitu kami juga biasanya bergilirang dalam hal menemani pasien yangsedang di rujuk ke rumah sakit di kabupaten, dan biasanya ketika adapasien yang sedang di rujuk maka otomatis pegawai yang ikutmendampingi akan di alihkan pekerjaan ketika ada pasien yang barumasuk supaya pasien yang baru masuk akan mendapat pelayanan langsungdari pegawai atau perawat puskesmas pasitallu ( wawancara dengan Mspada tanggal 17 september 2020)
54
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat Puskesmas Pasitallu
maka peneliti dapat menyimpulakan bahwa perawat puskesmas pasitallu sangat
kewalahan dalam hal pelayanan terutama pelayanan imunisasi di puskesmas
pasitallu karena dimana setiap pegawai disana harus melakukan beberapa
pekerjaan sebagai tenaga medis dan juga admin dan itu terjadi oleh beberapa
kendala salah satunya ketika ada pasien yang mau di rujuk ke Rumah sakit di
kota. Dan biasanya di ikuti oleh satu atau dua orang pegawai yang stembai di
kapal, sehingga pasien yang di rujuk akan mendapat pelayanan yang baik
selama diperjalanan. Oleh karena itu tugas dari perawat akan di gantikan oleh
perawat yang lain jika ada pasien baru masuk, sehingga pasien yang baru
masuk akan mendapat pelayanan yang baik dan cepat.
Wawancara Dengan Bidan Puskesmas Pasitallu Kecamatan Taka Bonerate
Kabupaten Kepulaun Selayar
“Kami sebagai petugas dalam hal ini bidan di puskesmas pasitallukecamatan taka bonerate kepulaun selayar juga mengingkan ataumengusahakan dalam pelayanan imunisasi yang baik dan merata di seluruhwilayah kerja puskesmas pasitallu kecamatan taka bonerate kabupatenkepulauan selayar, akan tetapi kami sebagai petugas juga sangat terbatasdalam hal pelayanan pelayanan, seperti kita ketahui bahwa ada beberapadesa yang sulit di jangkau dalam pengiriman vaksin dan rante vaksin (wawancara dengan Mn pada tanggal 17 september 2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan Puskesmas Pasitallu
Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa petugas yang ada di Puskesmas Pasitallu Kecamatan
Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki beberapa kendala
dalam hal pelayanan karena selain kekurangan pegawai di Puskesmas dan juga
55
pegawai mengalami kewalahan karena di wilayah kereja Puskesmas Pasitallu
Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki 6 desa
diluar pulau kecamatan dengan akses perjalanan untuk sampai kepulau
memerlukan waktu yang ber jam-jam.
Wawancara dengan Kepala Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pasitallu Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar
“Kami sebagai kader posyandu hanya menunggu arahan dari pegawaipuskesmas pasitallu kecamatan taka bonerate kabupaten kepulauan selayarkarena kami hanya bertugas di wilayah teknis( wawancara dengan Mnpada tanggal 20 september 2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala posyandu di wilayah kerja
puskesmas pasitallu. Peneliti menyimpulkan bahwa kepala posyandu beserta
anggotanya hanya menunggu arahan atau intruksi dari pegawai puskesmas
pasitallu kecamatan taka bonerate kabupaten kepulauan selayar karena memang
fungsi dari kader posyandu itu hanya mengerjakan wilayah teknis dalam hal ini
meregistrasi setiap anak yang datang ke posyandu, menimbang dan mendatangi
rumahnya ketika ada anak-anak yang tidak sempat hadir di posyandu.
Wawancara Dengan Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pasitallu
Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar
“ Kami sebagai orang tua dari anak-anak yang sedang menikmati programimunisasi yang dilakuakan oleh kader posyandu dan petugas puskesmaspasitallu kecamatan taka bonerate kabupaten kepulauan selayar sangatberterima kasih karena tanpa adanya program ini kami tidak terlalu cemaslagi tentang kesahatan anak kami karena setiap bulan selalu diperiksa dankasi vitamin dan juga di beri obat bagi anak yang kurang berat badannya (wawancara dengan Rn pada tanggal 7 september 2020)
56
Berdasakan hasil wawancara dengan masyarakat. Peneliti bisa
menyimpulkan bahwa masyarakat yang ada di kecamatan taka bonerate sangat
terbantu dengan ada adanya program imunisasi yang dilaksanaka oleh kader
posyandu dan petugas puskesmas pasitallu kecamatan taka bonerate kabupaten
kepulauan selayar, oleh karena itu masyarakat juga mulai sadar bahwa
kesahatan anak jauh lebih penting dari segalanya, sehingga banyak masyarakat
berbondong-bondong mendatangi posyandu pada setiap bulanya
3. Memiliki kebijakan pengelolaan sarana dan persarana
Imunisai merupakan program nasional yang ada sejak dahulu dengan
tujuan utama adalah menurunkan kejadian penyakit yang dapat di cegah
dengan imunisasi (PD3I) yang ada di Indonesia. Berdasarkan data dari
Kabuaten Kepulaun Selayar dalam dua tahun terakhir masih terjadi kasus
PD3I. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kualitas vaksin yang dapat
dilihat dengan indikator pada sarana prasarana imunisasi. Berdasarkan alasan
diatas, evaluasi program dilakukan pada 25 puskesmas Kabupaten Kepulaun
Sealayar. Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengetahui sarana prasarana
imunisasi serta memberikan usulan perbaikan pada program imunisasi.
cakupan imunisasi yang tinggi berbanding terbalik dengan adanya kasus PD3I
yang ada Kabupaten Kepulauan Sealayar. Hal ini menjadi perhatian tersendiri
pada sarana prasarana imunisasi yang ada di puskesmas
Pada salah satu puskesmas dengan refrigerator yang rusak dan vaksin
diletakan pada lemari pendingin akan lebih baik meminjam refrigerator pada
dinas atau pada puskesmas yang mampunyai refrigerator lebih dari satu.
57
Sarana dan Prasarana kesehatan Sarana kesehatan merupakan tempat
yang difungsikan dalam penyelenggaraan kesehatan. Upaya kesehatan sendiri
dapat diartikan sebagai agenda mempertahankan dan menjaga kesehatan yang
telah dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat. Prasarana kesehatan
merupakan semua fasilitas utama yang memungkinkan sarana kesehatan
mampu hidup dan berkembang guna memberikan pelayanan terhadap
masyarakat. Prasarana kesehatan juga merupakan alah satu bagian dari
kesehatan nasional, karena prasarana kesehatan merupakan tempat untuk
masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan oleh karena itu prasarana
kesehatan harus didukung dengan sarana yang mendukung untuk
mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang
maksimal, mengingat pentingnya fungsi prasarana kesehatan itu sendiri.
Prasarana kesehatan juga merupakan sarana utama dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat akan kesehatan. Untuk itu sarana dan prasarana
kesehatan harus terletak pada posisi yang strategis dan tersebar merata
diseluruh daerah. Perkembangan wilayah permukiman dan kapasitas penduduk
yang terus bertambah menimbulkan beberapa masalah diantaranya, pesebaran
sarana dan prasarana kesehatan yang tidak merata, fasilitas pendukung yang
tidak lengkap, aksesibilitas yang sulit dan lain sebagainya.
Pelayanan Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan secara
permanen di suatu lokasi dalam wilayah kerja Pukesmas. Puskesmas pembantu
merupakan bagian integral Puskesmas, yang harus dibina secara berkala oleh
Puskesmas.
58
Wawancara Dengan Kepala Puskesmas Pasitallu Kecamatan Taka
Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar
“Untuk pengelolaan sarana dan prasarana di tingkat Pengelolaan sumberdaya manusia di puskesmas pasitallu itu, penanggung jawab imunisasidiberikan kepada seorang perawat yang kompoten, kemudianpelaksanaannya didampingi oleh 3 0rang bidan juga yang memilikikompotensi, untuk pelaksanaanya imunisasi di kepulauan yang enam desapulau itu diberikan tanggung jawab 1 orang di masing-masing pustunyauntuk menjalangkan imunisasi setiap desa di kepulauan. Prasarana yangada puskesmas itu berupa kulkas 1 yunik, tenaga surya 1 yunik di lengkapidengan fulboks sebanyak 3 dan untuk kelengkapan sarana prasaranaalhamdulillah memadai (wawancara dengan kepala puskesmas As padatanggal 15 september 20202)
Berdasarakan Hasil Wawancara Dengan Kepala Puskesmas Pasitallu
Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar. Peneliti
menyimpulkan bahwa pengelolan sarana dan prasarana yang ada di puskesmas
pasitallu kecamatan taka bonerate kabupaten kepulauan selayar itu sudah di
atur oleh kepala puskesmas tentang penanggung jawab di berikan kepada
seorang perawat yang memili kompotensi atau ke ahlian dibidang imunisasi
kemudian didampingi oleh 3 orang bidan yang juga memiliki ke ahlian di
bidang imunisasi. Untuk pelaksanaan imunisasi diluar pulau kecamatan dalam
hal ini 6 desa yang ada di kepulauan itu diberikan tanggung jawab oleh 1 orang
yang selalu stembai di pustunya masing-masing, kemudian prasarana yang ada
di puskesmas pasitallu kecamatan taka bonerate itu berupa kulkas 1 yunik,
tenaga surya 1 yunik di lengkapi dengan fulboks sebanyak 3 dan untuk
kelengkapan sarana dan prasarana yang ada di puskesmas pasitallu kecamatan
taka bonerate alhamdulillah memadai.
59
Wawanacara dengan perawat Puskesmas Pasitallu Kecamatan Taka
Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar
“Kami sebagai perawat puskesmas pasitallu selalu memberikan pelayanantentang hal imunisasi bagi masyarakat dalam hal sarana dan prasaranakami selalu memberian vitamin, susu, dan biskuit bagi anak-anak yangterimunisasi di posyandunya masing-masing (wawancara dengan petugaspuskesmas Ms pada tanggal 17 september 2020)
Berdasarkan wawancara dengan perawat Puskesmas Pasitallu Kecamatan
Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar. Maka peneliti menyimpulkan
bahwa petugas puskesmas pasitallu selalu memberikan pelayanan yang baik
bagi masyarakat yang ter imunisasai anaknya, dan juga dalam ha sarana dan
prasarana petugas puskesmas pasitallu selalu memberikan fasilitas yang baik
dalam hal pemberian susu, vitamin dan biskuit bagi anak-anak yang hadir di
posyandu pada setiap bulannya.
Wawancara Dengan Bidan Puskesmas Pasitallu Kecamatan Taka BonerateKabupaten Kepulauan Selayar
“Setiap kami menjalankan tugas kami sering mendapat kendala dimana,kendala tersebut berupa kurangnya tenaga medis sehingga kami kewalahandalam memberikan suntikan terhadap anak-anak balita untuk mendapatkansuntikan campak dan vitamin karena biasanya tenaga medis terkadanglambat datang di lokasi dalam hal ini di posyandu( wawancara denganperawat Mn pada tanggal 17 september 2020)
Berdasarkan wawancara dengan bidan puskesmas pasitallu Maka peneliti
menyimpulkan bahwa tenaga puskesmas atau pegawai puskesmas itu
mengalami sedikit kendala dalam hal pelayanannya terhadap masyarakat itu
sendiri dalam hal pemberian pelayanan berupa penyuntikan terhadap anak-anak
balita untuk mendapatkan suntikan campak dan vitamin karena biasanya
perawat yang di berikan tanggung jawab untuk memberikan vaksin itu biasa
terlambat atau biasa juga tidak sempat hadir di karenakan ada kesibukan yang
60
lain yang tidak bisa juga ditinggalkan seperti pergi ke pulaua atau ke kota
dalam hal ini kota benteng.
Wawancara Dengan Kepala Posyandu Di Puskesmas Pasitallu Kecamatan
Taka Bonerate Kabupaten Kepulaun Selayar
“Kami sebagai kader posyandu juga turut membantu dalam hal pemberianvitamin, susu dan biskuit dan juga kami melayani masalah penimbangandan pengukuran tinggi dan berat badan anak-anak, dan bukan hanya itukami juga ikut berpartisivasi dalam hal mengsosialisasikan masalahimunisasi di masyarakat (wawancara dengan Ms pada tanggal 17september 2020)Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala posyandu di wilayah kerja
puskesmas pasitallu kecamatan taka bonerate kabupaten kepulauan selayar.
Maka peneliti menyimpulkan bahwa kader posyandu itu juga ikut berperang
penting dalam hal pemberian obat-obtan seperti vaksin untuk anak yang akan
di imunisasi dan bukan hanya itu. Kader juga ikut berpartisivasi dalam hal
mengsosialisasikan masalah imunisasi kepada masyarakat setempat, sehingga
masyarakat juga tahu bahwa ada pelayalayanan imunisasi satu kali dalam
sebulan. Jadi tidak perlu lagi mendatangi masyarakat pada saat pelaksanaan
imunisasi, akan tetapi masih ada beberapa masyarakat yang belum pahan dan
tidak mengindahkan program imunisasi.
Wawancara Dengan Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasitallu
Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar
“Kami sebagai masyarakat sangat berterima kasih kepada pihakpenyelenggara program imunisasi karena, kami mendapat pelayannan yangbaik dari petugas puskesmas dan kader posyandu yang selalu hadir danmemberikan arahan kepada kami ketika ada masyarakat agak malasperiksa di posyandu, selanjutkanya kami juga merasa bahagia denganpemberian dari pihak puskesmas berupa obat-obatan, vitamin, susu danbiskuit sehingga anak-anak kami semangat untuk datang ke posyandu.Karena anak-anak berpikiran bahwa di posyandu itu adalah tempat
61
pemberian makanan ,oleh karena itu semangat serta niat untuk keposyandu itu meningakat (wawancara dengan masyarakat In pada tanggal7 september 2020)
Berdasarkan wawanacara di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa
masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang di berikana oleh petugas
puskesmas pasitallu serta kader-kader posyandu yang ikut berpartisivasi
dalam pelayanan imunisasi, kemudian kami selalu diberi arahan oleh kader
posyandu tentang pentingnyan program imunisasi. Selanjutnya kami juga
berterima kasih karena setiap kami datang ke posyandu, petugas puskesmas
selalu memberi obat, vitamin, dan biskuit sehingga anak-anak kami
mempunyai motivasi untuk rajin ke posyandu. Karena anak-anak kami
mengira posyandu itu selalu memberikan makanan jad itui salah satunya
membuat anak-anak menjadi rajin ikut imunisasi di posyandunya masing-
masing
62
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya
mengenai tentang Responsibilitas Pelayanan Imunisasi Di Puskesmas Passitallu
Dalam Perspektif Good Executive Governance Kabupaten Kepulauan Selayar.
1. penanggung jawab imunisasi yang diberikan kepada seorang perawat yang
kompoten, kemudian pelaksanaannya didampingi oleh 3 orang bidan juga yang
memiliki kompotensi, masing- masing setiap anggota memiliki tugas dan
tanggung jawab dengan tupoksi yang berbeda-berbeda dalam pelayanan
imunisasi sehingga pelayanan yang diberikan terhadap masyarakat maksimal
2. Memiliki kebijakan pengelolaan SDM (sumber daya manusia). Pengelolaan
dilakukan dengan setiap anggota diberikan tanggung masing di setiap desa
untuk melakukan imunisasi di setiap desa sehingga pelayanan yang diberikan
terhadap masyarakat khususnya masyarakat Kepulauan Selayar berjalan
dengan baik di mana setiap desa diberikan satu orang aggota medis di setiap
desa agar kiranya dalam pelayanan imunisasi masyarakat setempat bisa di data
sehingga petugas puskesmas mengetahui peserta akan ingin menbawa anaknya
untuk imunisasi
3. Memiliki kebijakan pengelolaan sarana dan prasarana sudah memadai dalam
hal perlengkapan alat imunisasi perlengkapan yang ada di puskesmas pasitallu
sudah baik dimana di puskesmas pasitallu sudah ada satu unit kulkas di mana
fungsi kulkas yang ada di puskesmas untuk menyimpan vaskin. Berdasarkan
63
indikator tersebut, peningkatan responsibilitas pelayanan imunisasi di
Puskesmas Pasitallu dalam perspektif good executive governance belum
maksimal di karena masih ada beberapa desa yang belum menenuhi standar
UCI (Universal Child Immunization) dengan target harus mencakup
imunisasinya 80% pada bayi diseluruh desa yang ada di Kecamatan Taka
Bonerate.
B. Saran-Saran
1. Masih minimnya tenaga medis yang di puskesmas pasitallu sehingga setiap
pegawai puskesmas memiliki dua opsi
2. Perlunya pengelolaan sarana prasarana seperti perahu kayu sehingga setiap
bantuan obat-obatan vaksin dan rante vaksin itu kecepat di kirim ke pulau-
pulau diluar pulau kecamatan taka bonerate
64
DAFTAR PUSTAKA
Ainur Rohman, Ahmad & dkk. (2010). Reformasi Pelayanan Publik. Malang: AverroesPress.
Atika. (2010). Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Azheri, Busyra. (2012). Corporate Social Responsibility. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.
Dwiyanto, Agus. (2004). Mewujudkan good governance melalui pelayanan publik.Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.
Hapsara. (2006). Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia di PuskesmasKabupaten Minahasa. JIKMU, Volume 5 (1), 44.
Lisnawati. (2011). Generasi Sehat Imunisasi. JMJ, Volume 6 (1), 47.
Moenir, H.AS. (2008). Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta: BumiAksara.
Moenir. (1995). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mote, Frederik. (2008). Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) TerhadapPelayanan Publik Di Puskesmas Ngesrep Semarang. Universitas Diponigoro,Semarang.
Muslimah, Syarifah. (2016). Responsibilitas Pelayanan Publik pada RSUDSalewangan Kabupaten Maros. Makassar, Universitas Hasanuddin.
Niken, dkk. (2019). Kebidanan Kominitas. Yogyakarta: Fitrayama.
Pasolong, Harbani. (2011). Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.
Pemerintah Indonesia. 2000. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992, Tentang Kesehatan.Surabaya.
Pemerintah Indonesia. 2003. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur NegaraNomor: 63/KEP/M.PAN//2003 Tentang Pedoman Umum PenyelenggaraanPelayanan Publik. Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 2004. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur NegaraNomor: KEP/25/M.PAN/2/2004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan IndeksKepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009Tentang Kesehatan. Kementrian Kesehatan RI 2009. Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009tentang Pelayanan publik. Jakarta: Kementrian Pendayagunaan AparaturNegara Republik Indonesia. Jakarta.
65
Pemerintah Indonesia. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Balitbangkes KementrianKesehatan Republik Indonesia 2010. Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 2015. Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
Pemerintah Indonsia. 2015. Jumlah Penderita TB Paru BTA Positif. Dinkes ProvinsiJawa Timur 2016. Jawa Timur.
Rahardian, A.H. & Rusantono, B. (2015). Pengaruh Responsibilitas dan SikapKerja Tehadap Kualitas Pelayanan di Kelurahan Tengah KecamatanCibinong Kabupaten Bogor. Transparansi Jurnal Ilmiah IlmuAdministrasi, Volume 7 (2), 123.
Ramuh dkk. (2011). Buku Imunisalsi di Indonesia. Jakarta: Satgas Imunisasi IDAI.
Rindawati, Septi & Marjoyo. (2017). Resposibilitas Pengelolaan AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bengkulu. Sosiohumaniora,Volume 19 (2), 121.
Royan Sari, Putri. (2017). Responsibilitas Pelayanan Publik Dalam Pengurusan KartuTanda Penduduk Elektronik (E-KTP) Dan Kartu Keluarga (KK) Di DinasKependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Mandailing Natal.UniversitasSumatera Utara, Medan.
Sinambela, L. P. (2006). Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan danImplementasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sinambella, Lijan Poltak. dkk. (2011). Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: BumiAksara.
Sugiono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:CV.Alfabeta.
Sedermayanti. (2003). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:Penerbit Ilham Jaya.
Selviani. Kualitas Pelayanan Imunisasi Di pusat Kesehatan Masyarakat KinovaroKecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi. Jurnal Katalogis, Volume 4 (2), 13.
L
A
M
P
I
R
A
N
Gambar I Dokumentasi wawancara dengan kepala puskesmas pasitallu
Gambar II Wawancara Dengan Perawat Puskesmas
Gambar III kegiatan imunisasi di posyandu puskesmas pasitallu
Gambar IV wawancara dengan masyarakat
Gambar V wawancara dengan kepala posyandu puskesmas pasitallu
RIWAYAT HIDUP
Alimuddin, lahir pada tanggal 21 Juni 1995 di
Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari
pasangan Dengma ngonjok dan Ati. Penulis
menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 4,
Kabupaten Kepulauan Selayar pada tahun 2008. Pada tahun 2011, menyelesaikan
Sekolah Menengah Pertama yakni di SMPN 15 Kabupaten Kepulauan Selayar,
lalu melanjutkan pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas yakni di SMAN 5
Kabupaten Kepulauan Selayar dan selesai pada tahun 2014. Pada tahun 2016,
melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi yakni di Universitas
Muhammadiyah Makassar Program S1 Reguler Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.