SKRIPSI POTENSI PROBIOTIK PADA KEMELIMPAHAN DAN ...

12
SKRIPSI POTENSI PROBIOTIK PADA KEMELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN PLANKTON PADA KOLAM BIOFLOK Oleh YULAN HARDIAS PUTRI (21601061032) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATAMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISALAM MALANG 2020

Transcript of SKRIPSI POTENSI PROBIOTIK PADA KEMELIMPAHAN DAN ...

Page 1: SKRIPSI POTENSI PROBIOTIK PADA KEMELIMPAHAN DAN ...

SKRIPSI

POTENSI PROBIOTIK PADA KEMELIMPAHAN DAN

KEANEKARAGAMAN PLANKTON PADA KOLAM BIOFLOK

Oleh

YULAN HARDIAS PUTRI

(21601061032)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATAMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISALAM MALANG

2020

Page 2: SKRIPSI POTENSI PROBIOTIK PADA KEMELIMPAHAN DAN ...

SKRIPSI

POTENSI PROBIOTIK PADA KEMELIMPAHAN DAN

KEANEKARAGAMAN PLANKTON PADA KOLAM BIOFLOK

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S1) Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Malang.

Oleh:

YULAN HARDIAS PUTRI

(21601061032)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Page 3: SKRIPSI POTENSI PROBIOTIK PADA KEMELIMPAHAN DAN ...

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2020

Page 4: SKRIPSI POTENSI PROBIOTIK PADA KEMELIMPAHAN DAN ...

ABSTRAK

Yulan Hardias Putri (21601061032) Potensi Probiotik pada Kemelimpahan dan

Keanekaragaman Plankton pada Kolam Bioflok

Pembimbing (1) Drs.Hari Santoso, M.Biomed. (2) Ir.Ahmad Syauqi, M.Si.

Salah satu alternatif untuk mengatasi kualitas (pH) air dalam akuakultur dengan

menggunakan probiotik. Kualitas (pH) air dan tingkat kesuburan perairan di tambak

budidaya salah satu parameter biologis adalah plankton. Plankton merupakan organisme

yang hidup melayang di perairan, berperan penting terhadap kehidupan biota lainnya sebagai

sumber pakan alami. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa kelimpahan dan keragaman

plankton di tambak budidaya yang diberi probiotik. Hasilnya menunjukkan ada 10 kelas dan

26 spesies fitoplankton, yaitu Kelas Cyanophyceae 6 genus meliputi Synechococcus,

Oscilatoria, Choococcus, Spirulina, Microcystis, Scytonema. Kelas Chlorophyceae 6 genus

yaitu Haematococcus, Chlorella, Stigeoclonium, Calodophora, Tetraedon, Pyrobotrys.

Kelas Bacillariophyceae 5 genus yaitu Navicula, Eunotia, Cartuicula, Melosira,

Rhaicosphera. Kelas Trebouxiophyceae 2 genus yaitu Botryococcus, Dictyosphaerium.

Kelas Euglenoidea 1 genus yaitu Euglena. Kelas Cryptophyceae 1 genus yaitu

Rhodomonas. Kelas Charophyceae 2 genus Mougeotia dan Cryptomonas. Kelas

Zygnematophyceae terdapat spesies Closterium. Kelas Cyanophyta terdapat spesies

Anacystis. Kelas Chrysophyceae terdapat spesies Dinobryon. Dari hasil identifikasi

Zooplankton terdapat 3 kelas dan 3 spesies yaitu kelas Branchiopoda yaitu spesies

Holopedium. Kelas Maxillopoda yaitu spesies Copepod. Kelas Monogononta yaitu spesies

Ascomorpha. Dari hasil indeks keanekaragaman plankton tertinggi pada waktu siang hari

dengan nilai indeks 2.95575 dan keanekaragaman Plankton terendah pada perlakuan pagi

hari dengan nilai indeks 2.0099. Hasil uji statistika menunjukan terdapat keragaman pada

setiap ulangan berbeda nyata.

Kata Kunci: Plankton, Probiotik, Bioflok.

Page 5: SKRIPSI POTENSI PROBIOTIK PADA KEMELIMPAHAN DAN ...

ABSTRACT

Yulan Hardias Putri (21601061032) Potential Probiotics in Plankton Abundance and

Diversity in Aquaculture Farms

Pembimbing (1) Drs.Hari Santoso, M.Biomed. (2) Ir.Ahmad Syauqi, M.Si.

One alternative to overcome the quality (pH) of water in aquaculture is by using probiotics.

Water quality (pH) and water fertility level in aquaculture ponds, one of the biological

parameters is plankton. Plankton is an organism that lives in the waters, plays an important

role in the life of other biota as a source of natural food. The purpose of this study was to

analyze the abundance and diversity of plankton in aquaculture ponds that were given

probiotics. The results showed that there were 10 classes and 26 species of phytoplankton,

namely the 6 genus Cyanophyceae including Synechococcus, Oscilatoria, Choococcus,

Spirulina, Microcystis, Scytonema. Chlorophyceae class 6 genus namely Haematococcus,

Chlorella, Stigeoclonium, Calodophora, Tetraedon, Pyrobotrys. Bacillariophyceae class 5

genus namely Navicula, Eunotia, Cartuicula, Melosira, Rhaicosphera. Class

Trebouxiophyceae 2 genus, namely Botryococcus, Dictyosphaerium. The Euglenoidea class

1 genus is Euglena. Cryptophyceae class 1 genus is Rhodomonas. Class Charophyceae 2

genus Mougeotia and Cryptomonas. The Zygnematophyceae class contains the Closterium

species. The Cyanophyta class contains the Anacystis species. The Chrysophyceae class

contains Dinobryon species. From the results of Zooplankton identification, there are 3

classes and 3 species, namely Branchiopoda class, namely the Holopedium species. The

Maxillopoda class is the Copepod species. The Monogononta class is the Ascomorpha

species. From the results of the highest plankton diversity index at noon with an index value

of 2.95575 and the lowest Plankton diversity in the morning treatment with an index value

of 2.0099.

Keywords: Plankton, Probiotics, Bioflok.

Page 6: SKRIPSI POTENSI PROBIOTIK PADA KEMELIMPAHAN DAN ...

BAB I

PENDAHULAN

1.1 LATAR BELAKANG

Probiotik merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kualitas air dalam

akuakultur yang diadaptasi dari teknik pengolahan limbah domestik secara konvensional

(Avnimelech, 2009). Merurut Kuhn (2009) bahwa aplikasi teknologi probiotik berperan dalam

perbaikan kualitas air, peningkatan biosekuriti, peningkatan produktivitas, peningkatan efisiensi

pakan serta penurunan biaya produksi melalui penurunan biaya pakan.

Dalam usaha budidaya tambak kesuburan perairan dan tanah tambak memiliki pengaruh

yang sangat besar. Kesuburan perairan dapat mempengaruhi produktivitas hasil budidaya yang

berupa pakan alami (plankton). Perairan tambak yang subur sangat menguntungkan bagi

organisme konsumen (ikan, udang dan lain-lain), sehngga organisme konsumen dapat hidup

dengan baik dan akan melakukan pertumbuhan secara maksimal.

Plankton adalah organisme yang hidup melayang di perairan dengan kemampuan

pergerakan yang rendah. Organisme ini merupakan salah satu parameter biologi yang

memberikan informasi mengenai kondisi kualitas dan tingkat kesuburan perairan. Plankton di

perairan tambak berperan penting terhadap kehidupan biota lainnya karena menjadi sumber

pakan alami (Nontji, 2006).

Keragaman plankton menunjukkan tingkat kompleksitas dari struktur komunitas biota

perairan. Keragaman akan berkurang bila suatu komunitas biota didominasi oleh satu atau

sejumlah kecil spesies. Bila terjadi demikian terdapat gangguan terhadap lingkungan, pada

kondisi tersebut hanya satu atau beberapa spesies yang mampu bertahan dan berkembang lebih

baik menggantikan spesies lainnya yang tidak mampu bertahan. Penurunan indeks diversitas

dapat terjadi akibat pencemaran dan eutrofikasi (Soedarti , 2006).

Keberadaan plankton di tambak berfungsi sebagai pakan alami ikan dan udang dan

sebagai salah satu dari parameter ekologi yang menggambarkan kondisi suatu perairan (Amin

dan Hendrajat, 2015). Lingkungan perairan tambak yang stabil ditandai dengan keragaman

plankton yang tinggi, jumlah individu setiap spesies tinggi dan merata dan kualitas air yang

sesuai untuk pertumbuhan organisme budidaya, termasuk plankton sebagai pakan alami.

Page 7: SKRIPSI POTENSI PROBIOTIK PADA KEMELIMPAHAN DAN ...

Komonitas plankton sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan baik yang bersifat

fisika maupun kimia (Pirzan, 2012).

Plankton terbagi dalam dua kelompok, yaitu: fitoplankton dan zooplankton (Sediadi,

1999). Kelimpahan fitoplankton dapat digunakan sebagai bioindikator kualitas perairan, jika

kelimpahan fitoplankton tinggi maka habitat tersebut dikatakan subur sehingga dapat memenuhi

kebutuhan hidup organisme lainnya. Beberapa spesies plankton mempunyai batasan toleransi

terhadap zat-zat limbah organik atau kimia.

Fitoplankton memiliki siklus hidup yang pendek, respon terhadap perubahan lingkungan

sangat cepat, dan sebagai produsen primer yang menghasilkan bahan organik serta oksigen

melalui fotosintesis bagi kehidupan perairan lain selain itu proses fotosintesis juga

menyebabkan distribusi fitoplankton secara horizontal yang menjadi indikator kualitas massa

air yang di ambil (Anggraini, 2016; Maresi, 2015). Ketika kondisi lingkungan serta ketersediaan

fitoplankton tidak memenuhi kebutuhan zooplankton dapat mengakibatkan zooplankton mati

atau mencari tempat yang lain yang kondisinya sesuai (Ruga, et al., 2014).

Dari uraian diatas peneliti lakuakan penelitian untuk mengetahui keanekaragaman dan

kemelimpahan plankton di tambak yang diberi perlakuan probiotik dengan melihat jenis,

keanekaragaman dan keseragaman plankton. Adapun masalah yang diajukan peneliti sebagai

berikut.

1. 2. Rumusan Masalah

1. Berapa besar kelimpahan plankton di tambak budidaya yang telah diberi probiotik?

2. Berapa indeks keragaman plankton ditambak budidaya yang telah diberi probiotik ?

1. 3. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisa kelimpahan plankton di tambak budidaya yang diberi probiotik.

2. Untuk menghitung banyaknya keragaman plankton pada tambak yang diberi probiotik.

1. 4. Batasan Penelitian

1. Penelitian ini hanya membahas tentang keanekaragaman yang meliputi keanekaragaman

jenis dengan variabel pendukung yaitu: Keseragaman, kelimpahan dan indeks dominansi

plankton pada tambak budidaya yang telah diberi perlakuan probiotik.

Page 8: SKRIPSI POTENSI PROBIOTIK PADA KEMELIMPAHAN DAN ...

2. Lokasi pengambilan sampel dilakukan di tambak budidaya di Kecamatan Dau, Kota

Malang

3. Parameter Biotik (plankton) kelompok mikroplankton yang berukuran 200 µm

4. Parameter kualitas air yang dianalisis diantaranya pH (Derajat Keasamaan), DO

(Oksigen Terlarut), Salintas, Suhu.

5. Melakukan identifikasi hingga tingkat Genus

6. Pengambilan sampel hanya dilakukan selama 5 hari

1. 5. Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan peneliti tentang keanekaragaman serta jenis spesies plankton

yang ada di tambak budidaya yang telah diberi perlakuan probiotik.

2. Sebagai bahan informasi bagi para pembudidaya tambak untuk melakukan pengelolaan

tambak yang baik sehingga dapat menghasilkan pembudidayaan ikan secara maksimal.

3. Mengetahui jenis plankton yang dapat digunakan sebagai pakan alami pada hewan akuatik.

4. Untuk mengetahui plankton yang baik sebagia pakan hewan akuatik

Page 9: SKRIPSI POTENSI PROBIOTIK PADA KEMELIMPAHAN DAN ...

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi plankton pada kolam budidaya yang

sudah diberi perlakuan probiotik didapatankan fitoplankton ditemukan 10 kelas dan 26 spesies

yaitu kelas Cyanophyceae dengan 6 genus Synechococcus, Oscilatoria, Choococcus, Spirulina,

Microcystis, Scytonema. Kelas Chlorophyceae dengan 6 genus Haematococcus, Chlorella,

Stigeoclonium, Calodophora, Tetraedon, Pyrobotrys.Kelas Bacillariophyceae dengan 5 genus,

Navicula, Eunotia, Cartuicula, Melosira, Rhaicosphera. Kelas Trebouxiophyceae dengan 2

genus Botryococcus dan Dictyosphaerium. Kelas Euglenoidea dengan genus Euglena. Kelas

Cryptophyceae dengan 3 genus Rhodomonas. Kelas Charophyceae dengan genus Mougeotia

dan Cryptomonas. Kelas Zygnematophyceae dengan spesies Closterium. Kelas Cyanophyta

dengan spesies Anacystis dan Kelas Chrysophyceae dengan spesies Dinobryon untuk

Zooplankton dengan 3 kelas dan 3 spesies yaitu kelas Branchiopoda dengan spesies

Holopedium. Kelas Maxillopoda dengan spesies Copepod dan kelas Monogononta dengan

spesies Ascomorpha.

. Kemelimpahan plankton pada waktu pagi, siang dan sore didapatkan pada waktu pagi

hari 2,91 siang hari 2,78 dan sore hari 2,66 dan untuk kemelimpahan plankton tertinggi pada

waktu pagi hari

5.1 Saran

Berdasarkan penelitian ini, peneliti mesarankan untuk melakukan penelitian lanjutan

dengan konsentrasi probiotik yang berbeda-beda guna mengetahui konsentrasi probiotik

maksimal yang tepat untuk pertumbuhan plankton

Page 10: SKRIPSI POTENSI PROBIOTIK PADA KEMELIMPAHAN DAN ...

DAFTAR PUSTAKA

A'ayun, N. Q., Perdana, T. A. P., Pramono, P. A. & Laily, A. N., 2015. Identifikasi Fitoplankton

di Perairan yang Tercemar Lumpur Lapindo, Porong Sidoarjo. Jurnal Bioedukasi, 8(1),

pp. 48-51.

Afrianto, Eddy dan Evi Liviawaty. 2005. Pakan Ikan. Yogyakarta: Kanisius.

Aksiwi, D. H., 2017. Studi Keanekaragaman Zooplankton sebagai Bioindikator Kualitas

Perairan Sungai Anyar (Anak Sungai Bengawan Solo). In: Skripsi. Sleman: Unveristas

Negeri Yogyakarta.

Amin, M. dan H.S. Suwoyo. 2012. Jenis dan Komposisi Plankton Pada Budidaya

PolikulturUdang Windu, Udang Vaname, Ikan Bandeng dan Rumput laut di Tambak.

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011. Jilid 2. Pusat Penelitan dan

Pengembangan Perikanan Budidaya Tahun 2011. Jakarta. Hal : 773-778

Armanda, D. T., 2013. Pertumbuhan Kultur Mikroalga Diatom Skeletonema Costatum (Grevile)

Cleve Isolat Jepara pada Medium f/2 dan medium Conway. Jurnal Bioma, 2(1).

Aynimelech Y. & KºChba M. 2009. Evaluation of nitrogen uptake andexcretion by tilapia in

bio flºC tanks, using 15N tracing. Aquaculture 287:163-168.

Buckle, K. A. et al, 1978. Ilmu Pangan, Penerbit UI PRESS, Jakarta.

Campbell, N. A. & Reece, J. B., 2010. Biologi. 8th ed. Jakarta: Erlangga.

Contious Cultur: Coparison of Internal adn External Nutrient. Journal of Pycology, 6(13), pp.

25-29.

Davis, Charles. C. (1955). The Marine and Fresh Water Plankton. Michigan: Michigan State

University Press

Ekasari J. 2008. BioflºCs technology: the effect of different carbon source, salinity and the

addition of probiotics on the primary nutritional value of the bioflºCs. Thesis. Faculty

of Bioscience Engineering. Ghent University. Belgium.

Ermawanti, et al., 2013. Dampak Konsentrasi Fe dan Pb Terhadap Morfologi Zooplankton di

Tambak SºCah Bangkalan. Jurnal Kelauta, 6(1), pp. 1-8.

FAKUYO, Y. dan F.J.R. TAYLOR, 1989. Morphological characteristic of di- noflagellates.

Biology, Epidemilogy and Management of Pyrodinium red tide (G.M. Hallegraeff and

J.L. Maclean eds). ICLARM Conf. PrºC. 21:201-205.

Page 11: SKRIPSI POTENSI PROBIOTIK PADA KEMELIMPAHAN DAN ...

Frazier, W. C. dan D. C. Westhoff. 1988. Food Microbiology 4thedition. Mc Graw Hill Book

Company, New York.

Goldman, C. R. & Horne, A. J., 1983. Study States Growth of Phytoplankton in

Hari B, Kurup BM, Varghese JT, Schrama JW, & Verdegem MCJ. 2006. The effect of

carbohydrate addition on water quality and the nitrogen budget in extensive shrimp

culture sistems. Aquaculture 252, 248-263.

Hismayasari, I. B. & Nugraha, M. F. I., 2011. Copepoda: Sumbu Kelangsungan Biota Akuatik

dan Kontribusinya untuk Akuakultur. Jurnal Media Akuakultur, 6(1), pp. 13-20.

Hutabarat, S. dan S.M. Evans. 1986. Kunci Indentifikasi Zooplankton. Jakarta: Universitas

Indonesia.

Irianto, A. 2007. Potensi Mikroorganisma : di Atas Langit Ada Langit. Ringkasan Orasi Ilmiah

di Fakultas Biologi Universitas Jenderal Sudirman

Kuhn, DD, Boardman GD, Lawrence AL, Marsh L, & Flick Jr. GJ. 2009. Microbial flºC meal

as a replacement ingredient for fish meal and soybean protein in shrimp feed.

Aquaculture 296, 51-57.

Kuswanto, K.R., dan Slamet Sudarmadji. 1988. Proses-proses Mikrobiologi Pangan.

Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada.

Lind, O. (1979). Handbook Of Common Methods in Limnology (2 edition). Kendal: Hunt

Publishing Company Dubuque, Lowa

Maresi, R. S. P. dkk. (2015). Fitoplankton sebagai Bioindikator Saprobitas Perairan di Situ

Bulakan Kota Tangerang.[online]. Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 No.2,

Oktober 2015. Diakses tanggal 2 Februari 2017.

Michael, P., 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. Jakarta:

UI - Press.

Nontji, A., 2008. Plankton Laut. Jakarta: LIPI Press.

Nybakken, J. W, 1988, Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis, PT. Gramedia, Jakarta.

Odum, EP. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan,1993.Edisi

Ketiga.Yogyakarta : Universitas Gadjahmada.

Omori, Makoto & Ikeda, Tsutomu. 1984. Methods in Marine Zooplankton Ecology. John Wiley

& Sons. New York

Page 12: SKRIPSI POTENSI PROBIOTIK PADA KEMELIMPAHAN DAN ...

PARSONS, T.R., M. TAKAHASHI dan B. HARGRAVE 1984. Biological ºCeano-

graphicprºCesses. Third Ed., Pargamon Press, Oxord (U.K.): 330 pp.

Pirzan, A.M. dan P. R. Pong-Masak. 2007. Hubungan produktivitas tambak dengan keragaman

fitoplankton di Sulawesi Selatan. Jurnal Riset Akuakultur. Badan Riset Kelautan dan

Perikanan, Pusat Riset Perikanan Budidaya, Jakarta, 2(2):211-220.

Revelente, N., & E. Gilmartin. 1980. Microplankton diversity indecs as indicators of

eutrophication in the Northern Adriatic Sea. Hidrobiologia. 70 : 277-284 hal.

Sastrawijaya. 1991. Pencemaran Lingkungan. Bandung : Rineka Cipta.

SEDIADI. A. & L.F. WENNO, 1995. Tingkat kesuburan dan kondisi hidrologi perairan

mangrove Teluk Bintuni, Irian Jaya. Pros. Seminar V Ekosistem Mangrove.: 179-

189.

Soedarti, T., Aristiana, J., dan Soegianto, A. (2006), Diversitas Fitoplankton Pada Ekosistem

Perairan Waduk Sutami, Malang, Berk. Penel. Hayati, 11:97 – 103.

Sulaiman, T. G., 2012. Struktur Komunitas Bacillariophyta (Diatom) di Area Pertambakan

Marunda Cilincing, Jakarta Utara. In: Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

Susanto, P. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Taw N, Fuat J, Tarigan N, & Sidabutar K. 2008. Partial harvest/bioflºC sistem promising for

Pacific white shrimp. Global Aquaculture AdvºCate Magazine. September/ºCtober

2008: 84-86.

Wilson, B.R., 1998. Superfamily Cypraeoidea In Mollusca The Southern Synthesis Part B.

Fauna of Australia Vol : 5, CSIRO-Publisher. p: 780-786.

Yuliana, 2015. Distribusi dan Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan Jailolo, Halmahera

Barat. Jurnal Akuatika, 6(1), pp. 41-48.

Zulfiandi, Zainuri, M. & Widowati, I., 2014. Kajian Distribusi/Sebaran Fitoplankton dan

Zooplankton di Perairan dan Estuaria Banjir Kanal Barat Kota Semarang Jawa

Tengah. Surabaya, Universitas Hang Tuah.